1
DIABETES (KENCING MANIS) Oleh :
Prof. dr. Hans Tandra, MD, PhD, FACE WWW.DOMECLINIC.COM
“ Kenali Penyakitmu. Jangan dibiarkan, jangan pula dilawan. Ambil hikmah dari penyakit tersebut guna meningkatkan Kesadaran diri kita.” ( Ir. R. Serfianto Dibyo Purnomo )
Jember, 23 Juni 2011
2
BIODATA PENULIS :
Prof. dr. Hans Tandra, MD, PhD, FACE
Darmo Permai Timur 4/23 Surabaya – 60189 Telp : 031 731 4802 / Fax : 031 732 5263 HP : 081 3304 88888 Website : www.domeclinic.com Email :
[email protected] [email protected]
Education
- Airlangga University, Surabaya, Indonesia
Medical Doctor
1978
- Airlangga University, Surabaya, Indonesia
Internal Medicine (Internist)
1989
- Academisch Ziekenhuis Leiden, The Netherlands (Prof. H. M. Krans)
Training in Endocrinology
1993
- Indonesian Society of Endocrinology Endocrinology
Endocrinologist
1997
- Fellow of indonesian Society of Internal Medicine (FINASIM)
2010
- Fellow of the American College of Endocrinology (FACE)
2010
2
BIODATA PENULIS :
Prof. dr. Hans Tandra, MD, PhD, FACE
Darmo Permai Timur 4/23 Surabaya – 60189 Telp : 031 731 4802 / Fax : 031 732 5263 HP : 081 3304 88888 Website : www.domeclinic.com Email :
[email protected] [email protected]
Education
- Airlangga University, Surabaya, Indonesia
Medical Doctor
1978
- Airlangga University, Surabaya, Indonesia
Internal Medicine (Internist)
1989
- Academisch Ziekenhuis Leiden, The Netherlands (Prof. H. M. Krans)
Training in Endocrinology
1993
- Indonesian Society of Endocrinology Endocrinology
Endocrinologist
1997
- Fellow of indonesian Society of Internal Medicine (FINASIM)
2010
- Fellow of the American College of Endocrinology (FACE)
2010
3
Working Experience Experience
- Berau Hospital, Indonesia
1978 - 1981
- Balikpapan Municipal Hospital, Indonesia
1981 - 1984
- Dr. Soetomo Teaching Hospital, Indonesia
1985 - 2000
- Surabaya International Hospital, Indonesia
1998 - 2010
- Premier Hospital, Surabaya, Indonesia
2010 -
- Bethany Care Laboratory (CEO)
2010 -
- Bethany Care Hemodialysis Clinic (CEO)
2010 -
Teaching Experience
Airlangga University School of Medicine, Indonesia - Internal Medicine
1985 - 2000
- Endocrinology
1985 - 2000
4
Publications (In Indonesian) 1. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes (Everything You Should Know About Diabetes ). Gramedia, Jakarta, Indonesia, 2008. http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=ICfH3436&kat=3 2. Diabetes : Tanya Jawab Lengkap Lengkap Dengan Ahlinya (Diabetes : Question and Answer s). Gramedia, Jakarta, Indonesia, 2008. http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=ICRK3514&kat=3 3. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis (Everything You Should Know About Osteoporosis). Gramedia, Jakarta, Indonesia 2009. http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=JAUQ3333&kat=3 4. Jangan Mau Dikatakan Tua (Healthy Aging : The Secret of Longeviy ). JaringPena (JPBooks), Surabaya, Indonesia, 2009. h ttp://www.domeclinic.com/home/34-static-content/14-janganmau-dikatakan-tua.html 5. Kiss Diabetes Goodbye (7 Steps To Prevent Diabetes ). JaringPena (JPBooks), Surabaya, Indonesia, 2009. http://www.domeclinic.com/home/34-sta http://www .domeclinic.com/home/34-static-content/1-kiss-diabetestic-content/1-kiss-diabetesgoodbye.html 6. Tolong, Anakku Kena Diabetes, Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes Pada Anak Dan Remaja (Diabetes in Childhood And Adolescence). Gramedia, Jakarta, Indonesia, 2010. http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=KDGM5646&kat=3 7. Langsung Jadi Langsing (Fighting Obesity Obesity). JaringPena (JPBooks), Surabaya, Indonesia, 2010. http://www.domeclinic.com/home/34-static-content/7-langsung-jadi-langsing.html 8. 100 Mitos & Fakta Diabetes. JaringPena(JPBooks), Surabaya, Indonesia, 2011. http://www.domeclinic.com/home/34-static-content/16-100-mitos-a-fakta-diabetes.html 9. Mencegah dan Mengatasi Penyakit Tiroid Gramedia, Jakarta, Indonesia, 2011. http://www.gramedia.com/buku-detail/84632/Mencegah--Mengatasi-Penyakit-Tiroid
Memberships
American Association of Clinical Endocrinologist ( AACE) American Diabetes Association (ADA ) Indonesian Society of Endocrinology Indonesian Asociation of internal Medicine Asean Federation of Endocrine Societies
5
OBAT UNTUK DIABETES (KENCING MANIS)
www.domeclinic.com
Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar, olahraga yang teratur, kemudian dilanjutkan dengan obat-obatan yang diminum, atau suntikan insulin. Pada diabetes tipe 1, mutlak memerlukan suntikan insulin setiap hari; sedangkan pada diabetes tipe 2, kadang dengan diet dan olahraga saja glukosa darah bisa menjadi normal, namun umumnya perlu minum obat anti diabetes secara oral atau tablet, pada keadaan tertentu diabetes tipe 2 memerlukan suntikan insulin, atau bahkan perlu kombinasi suntikan insulin dan tablet. Di negara yang sudah maju, telah dipikirkan upaya cangkok pankreas untuk mengganti pankreas yang sudah rusak, hanya saja hasilnya sampai saat ini belum ada yang memuaskan. Kemajuan teknologi dewasa ini telah menemukan banyak obat tablet jenis baru dengan hasil yang cukup menggembirakan, demikian pula bermacam-macam insulin baru telah dipasarkan. Sehingga disamping angka kejadian diabetes yang terus meningkat, kemajuan dalam pengobatan diabetes juga terus berpacu untuk mengantisipasinya. Dalam Bab ini akan dibicarakan tentang bermacam-macam tablet oral untuk menurunkan glukosa darah. Obat tablet ini disebut sebagai Oral Anti Diabetes (OAD) atau Oral Hypoglycemic Agents (OHA). Hingga kini dikenal ada lima macam OAD yang dipasarkan, tiap macam OAD mempunyai susunan kimia yang berbeda dan cara menurunkan glukosa yang berlainan. Ada yang merangsang pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak, yang lain bekerja mengurangi resistensi terhadap insulin, sedangkan yang lainnya menghambat penyerapan karbohidrat dari usus. Pasien diabetes tipe 2, pada permulaan pengobatan biasanya memakai satu jenis OAD, namun untuk lebih efektif menurunkan glukosa darah, kadang diperlukan lebih dari satu macam OAD.
SULFONYLUREA Sulfonylurea adalah tablet OAD yang paling banyak dikenal dalam puluhan tahun terakhir ini. Untuk menurunkan glukosa darah, obat ini merangsang sel beta dari pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Jadi syarat pemakaian obat ini adalah apabila pankreas masih baik untuk membentuk insulin, sehingga obat ini hanya bisa dipakai pada diabetes tipe 2. Kebanyakan pasien diabetes mengenal obat golongan sulfonylurea ini, yaitu antara lain : * Chlorpropamide * Glibenclamide atau Glyburide
6
Saat ini yang paling banyak dipakai adalah glimepiride, glibenclamide, dan glipizide. Pemberian obat sulfonylurea biasanya 15 sampai 30 menit sebelum makan. Glibenclamide adalah OAD yang cukup kuat menurunkan glukosa darah, pada dosis yang tinggi bisa menyebabkan hipoglikemia. Obat ini di pasaran dikenal dengan nama dagang Daonil atau Euglucon, masih ada lagi buatan lokal, seperti Glimel, Renabetic, Prodiamel, atau yang generik Glibenclamide buatan Indo Farma. Glimepiride diberikan satu kali sehari, yang ada di pasaran bisa 1 mg, 2 mg, 3 mg, atau 4 mg. Obat ini aman bagi penderita dengan komplikasi ginjal, karena tidak mengganggu absorpsi maupun kerja obat. Obat orisinal adalah Amaryl, yang buatan lokal antara lain Metrix, Gluvas, Amadiab, atau Glamarol. Glipizide relatif lebih ringan dan lebih jarang menimbulkan hipoglikemia, tinggal dalam peredaran darah hanya beberapa jam, kecuali yang tipe XL, beredar dalam darah sampai 24 jam. Contoh yang orisinal adalah Minidiab atau Glucotrol dan Glucotrol XL, ada sediaan 5 mg atau 10 mg. Efek Samping
Sulfonylurea bisa menyebabkan hipoglikemia, terutama bila dipakai dalam 3 – 4 bulan pertama pengobatan akibat perubahan diet dan pasien mulai sadar berolahraga serta minum obat. Apabila ada gangguan fungsi ginjal atau hati, dosis perlu diperhatikan karena lebih mudah timbul hipoglikemia. Namun secara umum obat ini baik untuk menurunkan glukosa darah. Yang Harus Diperhatikan
Semua usaha menurunkan glukosa darah diluar obat seperti olahraga lebih dari biasanya, tidak makan atau makan terlalu sedikit, apabila dilakukan bersamaan dengan minum sulfonylurea, mudah menyebabkan hipoglikemia. Demikian bila menggunakan beberapa obat pilek decongestan, atau alkohol, bisa menurunkan glukosa. Sebaliknya pada pemakaian steroid, penyekat beta, niacin, atau obat jerawat retin-A, dapat mengurangi efek obat sehingga glukosa tidak mau turun. Anda dianjurkan membuat pencatatan semua data obat yang dipakai, semua copy resep dari semua dokter anda, serta catatan bila terjadi kemungkinan efek samping obat.
BIGUANIDES Obat biguanides memperbaiki kerja insulin dalam tubuh, dengan cara mengurangi resistensi insulin.
7
Pada diabetes tipe 2, terjadi pembentukan glukosa oleh hati yang melebihi normal. Biguanides menghambat proses ini, sehingga kebutuhan insulin untuk mengangkut glukosa dari darah masuk ke sel berkurang, dan glukosa darah menjadi turun. Karena cara kerja yang demikian, obat ini jarang sekali menyebabkan hipoglikemia. Satu-satunya biguanides yang beredar di pasaran adalah Metformin, contohnya Glucophage, masih ada lagi produk lokal misalnya Diabex, Glumin, Glucotika, Formell, Eraphage, Gludepatic, dan Zumamet. Ada satu keuntungan obat ini adalah tidak menaikkan berat badan, jadi sering diresepkan pada diabetes tipe 2 yang gemuk. Obat ini juga sedikit menurunkan kolesterol dan trigliserida. Obat ini biasanya diminum dua sampai tiga kali sehari sesudah makan. Ada kemasan Glucophage XR yang bekerja 24 jam, diminum sekali sehari. * Gliquidone * Gliclazide * Glipizide * Glimepiride. Efek Samping
Metformin biasanya jarang memberikan efek samping. Tetapi pada beberapa orang bisa timbul keluhan terutama pada saluran cerna, misalnya : * Gangguan pengecapan * Nafsu makan menurun * Mual, muntah * Kembung, sebah, atau nyeri perut * Banyak gas di perut, atau diare * Pada beberapa penderita, dilaporkan bisa menimbulkan ruam atau bintik-bintik di kulit. Efek samping di atas biasanya timbul pada beberapa minggu pertama penggunaan obat, yang akan berangsur berkurang. Untuk menghindari efek samping ini, dianjurkan minum obat bersama atau sesudah makan, dan dimulai dari dosis kecil yang kemudian dosis ditingkatkan. Bila dikombinasikan dengan obat lain, misalnya sulfonylurea, meglitinide, atau insulin, obat metformin bisa menimbulkan hipoglikemia. Yang Harus Diperhatikan
Hati-hati jangan minum alkohol, bila alkohol dan metformin diminum bersama, bisa terjadi penimbunan obat dalam tubuh dan timbul lactic acidosis, keadaan ini bisa berbahaya, dengan keluhan sebagai berikut: * Rasa capai
8
* Nyeri otot * Sukar bernafas * Nyeri perut * Pusing, mengantuk, sampai gangguan kesadaran. Keluhan perut akibat obat metformin bisa diatasi dengan obat simetidin atau obat perut lain untuk mengatasi keluhan mual, muntah, kembung, dan diare. Bila terjadi lactic acidosis (meskipun jarang), harus menghentikan obat metformin, dan dokter perlu memberi suntikan iv dye (obat kontras yang biasanya digunakan untuk pemeriksaan radiologi).
ALPHA-GLUCOSIDASE INHIBITORS Obat golongan ini bekerja di usus, menghambat enzim di saluran cerna, sehingga pemecahan karbohidrat menjadi glukosa atau pencernaan karbohidrat di usus menjadi berkurang. Hasil akhir dari pemakaian obat ini adalah penyerapan glukosa ke darah menjadi lambat, dan glukosa darah sesudah makan tidak cepat naik. Termasuk obat golongan ini kita kenal dengan Acarbose dan Miglitol. Acarbose ada di pasaran dengan nama Glucobay, dalam kemasan 50 mg dan 100 mg, yang diminum bersamaan dengan makanan, ditujukan terutama untuk mengatasi kenaikan glukosa darah sesudah makan. Efek Samping
Obat ini umumnya aman dan efektif, namun ada efek samping yang kadang mengganggu, yaitu perut kembung, terasa banyak gas, banyak kentut, bahkan diare. Keluhan ini biasanya timbul pada awal pemakaian obat, yang kemudian berangsur bisa berkurang. Bila diminum bersama dengan suntikan insulin atau tablet sulfonylurea, kadang bisa menyebabkan hipoglikemia. Apabila efek samping ini terjadi, maka dianjurkan minum susu atau suntik glukosa, karena makanan gula atau buah manis akan dihambat penyerapannya oleh acarbose. Yang Harus Diperhatikan Karena kerap timbul keluhan perut, maka acarbose jangan diberikan pada keadaan sebagai berikut : * Irritable bowel syndrome * radang usus kronis, ulcerative colitis atau Crohn’s disease * gangguan penyerapan usus yang kronis, chronic malabsorption disorder. Dosis yang tinggi dari acarbose dapat menggangu fungsi hati, tetapi bila dosis obat diturunkan atau dihentikan maka hati akan pulih (reversible).
9
MEGLITINIDES Obat ini secara susunan kimiawi berbeda dengan sulfonylurea, namun cara kerjanya sama. Obat ini menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas secara cepat dan dalam waktu singkat. Sehubungan dengan sifat cepat dan singkat ini, maka obat ini harus diminum bersama dengan makanan. Termasuk golongan obat ini adalah Repaglinide (Novonorm) dan Nateglinide (Starlix). Efek Samping Meskipun sama seperti sulfonylurea, efek samping hipoglikemia boleh dikatakan jarang terjadi, hal ini disebabkan oleh efek rangsangan pelepasan insulin hanya terjadi pada saat glukosa darah tinggi. Yang Harus Diperhatikan Seperti halnya dengan sulfonylurea, hati-hati bila minum alkohol atau efek interaksi dengan obat lain.
THIAZOLIDINEDIONES Obat ini baik bagi penderita diabetes tipe 2 dengan resistensi insulin, karena bekerja dengan merangsang jaringan tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, sehingga insulin bisa bekerja dengan lebih baik, glukosa darahpun akan lebih banyak diangkut masuk ke dalam sel, dan kadar glukosa darah akan turun. Selain itu, obat thiazolidinediones juga menjaga hati agar tidak banyak memproduksi glukosa. Efek menguntungkan lainnya adalah obat ini bisa menurunkan trigliserida darah. Termasuk kelompok obat ini adalah Pioglitazone (Actos) dan Rosiglitazone (Avandia). Dulu ada Troglitazone (Rezulin), yang ditemukan pada tahun 1997, namun beberapa tahun yang lalu telah ditarik dan dilarang beredar, karena menimbulkan kerusakan hati. Efek Samping
Beberapa efek merugikan yang mungkin timbul adalah bengkak, berat badan naik, dan rasa capai. Efek serius yang jarang terjadi adalah gangguan hati, sehingga pada pemakaian pioglitazone atau rosiglitazone, perlu pemeriksaan faal hati terutama pada tahun pertama pemakaian obat. Keluhan gangguan hati yang mungkin terjadi antara lain: * Mual dan muntah * Nyeri perut * Rasa capai * Nefsu makan turun * Warna urin kuning tua * Warna kulit kuning
10
Yang Harus Diperhatikan
Obat ini baik sekali diserap bila diminum bersama dengan makanan, dan tidak menyebabkan hipoglikemia. Akan tetapi bila dikombinasikan dengan sulfonylurea atau insulin, maka mungkin bisa menyebabkan hipoglikemia.
Tabel 24. Obat Anti Diabetes Oral
KOMBINASI OBAT Obat anti diabetes oral bisa dikombinasikan satu dengan kelompok yang lain, atau kadang perlu dikombinasikan dengan insulin. Tujuan kombinasi ini adalah agar efek obat lebih optimal dalam mengontrol glukosa darah. Apabila dua obat kombinasi masih belum berhasil baik, dokter bahkan boleh meresepkan tiga jenis obat sekaligus, karena cara kerjanya bisa bersama saling menguntungkan untuk menurunkan glukosa. Sulfonylurea dan Metformin
Golongan sulfonylurea paling banyak atau paling sering dikombinasikan dengan obat anti diabetes kelompok lain, karena efek kombinasi bisa memperbaiki dan menambah kerja insulin.
11
Kombinasi sulfonylurea dan metformin lebih baik daripada bila kedua obat dipakai secara terpisah sendiri. Metformin bahkan baik karena tidak menaikkan berat badan bahkan kadang menurunkannya. Efek samping kombinasi ini adalah gangguan perut seperti mual atau diare, kadang bisa menimbulkan hipoglikemia. Kini telah dipasarkan kombinasi dua kelompok obat ini, contohnya adalah tablet Glucovance, yang tersedia dalam tiga kemasan, yaitu mengandung metformin/glibenclamide 500 mg/5 mg, 500 mg/2.5 mg, dan 250 mg/1.25 mg. Dalam waktu dekat akan beredar pula kombinasi glimepiride dan metformin dalam satu tablet. Sulfonylur ea dan Alpha-Glucosidase Inhibitor
Pada kasus dimana glukosa darah meningkat banyak pada 2 jam sesudah makan, maka pemakaian sulfonylurea yang dikombinasikan dengan acarbose akan lebih berhasil baik. Efek samping yang bisa terjadi adalah kram perut, banyak gas atau diare. Kadang juga bisa timbul hipoglikemia. Sulfonylurea dan Thiazolidinediones
Bila penggunaan sulfonylurea sudah maksimal dan masih belum berhasil baik, mungkin penyebabnya adalah resistensi insulin karena kegemukan, bisa dicoba kombinasi baru ini dengan menambahkan thiazolidinediones. Sulfonylurea akan merangsang produksi insulin sedangkan thiazolidinediones memperbaiki kerja insulin. Metformin dan Alpha-Glucosidase Inhibitor
Penambahan acarbose atau miglitol pada metformin adalah lebih baik dalam menurunkan glukosa darah daripada pemakaian metformin secara tunggal. Efek samping adalah bisa menimbulkan keluhan pada perut. Metformin dan Thiazolidinediones
Telah diakui efek menguntungkan dari kombinsai pioglitazone atau rosiglitazone dengan metformin. Sekarang sudah beredar di pasaran satu obat yang berisikan kombinasi dua kelompok obat tersebut di atas, yaitu rosiglitazone (avandia) dengan metformin dalam bentuk Avandamet, dan pioglitazone (actos) dengan metformin dalam satu tablet Actos-met.
12
10 LANGKAH KONTROL DIABETES MANDIRI www.domeclinic.com
Jumlah pengidap diabetes kini terus meningkat, Indonesia telah tercatat sebagai negara urutan keempat dengan jumlah diabetes terbanyak di dunia. Penanganan diabetes butuh kerjasama suatu tim. Anda butuh bantuan dokter, perawat, ahli gizi, keluarga, teman, dan lain-lain. Anda juga harus aktif secara mandiri mengontrol diabetes, agar komplikasi tidak terjadi. Berikut ini adalah 10 langkah yang harus bisa anda kerjakan sendiri :
1. Kontrol Gula Darah dan General Check Up Gula darah anda harus selalu terkontrol dengan baik, artinya upayakan tiap hari dalam batas normal. Di bawah 130 mg/dl pada saat puasa 10 jam, dan di bawa h 200 mg/dl setelah makan 2 jam. Tiga bulan sekali periksakan HbA1c darah, diabetes yang terkontrol baik akan mempunyai HbA1c di bawah 7 %. Anda juga harus melakukan general check up minimum setahun sekali, periksakan fungsi hati, ginjal, jantung, paru, serta organ tubuh atau sistem lainnya.
2. Periksa Kolesterol Darah Pada diabetes mudah diikuti dengan kenaikan lemak darah, yaitu kolesterol total meningkat, juga kolesterol LDL (lemak yang jahat) dan trigliserida darah yang lebih tinggi dari normal, sedangkan kadar kolesterol HDL (lemak yang baik) cenderung turun. Bagi orang diabetes, kolesterol total harus dibawah 200 mg/dl, kolesterol LDL dibawah 100 mg/dl, dan trigliserid harus dibawah 150 mg/dl; sedangkan untuk kolesterol HDL, harus diatas 40 mg/dl bagi pria atau diatas 50 mg/dl bagi wanita.
3. Kontr ol Tekanan Darah Pasien diabetes 2 kali lebih mudah terkena tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi pada diabetes meningkatkan risiko komplikasi penyakit jantung koroner, stroke, serta kerusakan ginjal. Hipertensi harus dipantau setiap hari, selain diet rendah garam, olahraga aerobik teratur, minumlah obat anti hipertensi dengan disiplin. Harus diupayakan tekanan darah selalu dibawah 130/80 mmHg. Apabila ada kerusakan ginjal, maka tekanan darah harus dibuat lebih rendah lagi.
4. Turunkan Berat Badan rang diabetes umumnya gemuk. Berat badan yang berlebihan ini bisa menyebabkan kontrol gula menjadi lebih sukar, karena insulin tidak dapat bekerja dengan baik. Turunkan berat badan yang berlebihan dengan diet yang sehat dan olahraga teratur.
13
5. Perhatikan Mata
Diabetes merupakan penyebab kebutaan pada orang dewasa yang paling sering. Begitu anda didiagnosa sebagai pengidap diabetes, perlu segera memeriksakan mata ke dokter spesialis mata. Selanjutnya setiap tahun perlu kontrol retina dan visus. Apabila gula darah tidak terkontrol dengan baik, ada tekanan darah tinggi, komplikasi ginjal, atau sedang hamil, maka pemeriksaan mata perlu dilakukan beberapa kali dalam setahun. 6. Kebersihan Mulut dan Gigi Gula darah yang tinggi menurunkan daya tahan tubuh, sehingga orang diabetes mudah terkena infeksi. Infeksi sering timbul pada rongga mulut dan gigi, yang dapat menjalar masuk peredaran darah bahkan menjadi infeski di jantung dan ginjal. Orang diabetes harus gosok gigi dengan bersih dua kali sehari. Anda juga harus datang periksa ke dokter gigi dua tahun sekali.
7. Rawat Kaki dengan Baik Kaki harus dicuci tiap hari dengan sabun lembut, disiram air, dibilas, kemudian dikeringkan, terutama sela-sela jari kaki. Kaki yang kering perlu krim pelembut satu dua kali sehari, tapi jangan di sela kaki, karena keadaan basah mempermudah infeksi. Selalu pakai kaos kaki untuk melindungi kuku dan jari. Jangan sembarang memotong kuku, hati-hati bila terjadi luka, pasien diabetes yang penglihatannya kabur perlu bantuan orang lain untuk memotong kuku. Hindari panas, misalnya rendam air panas atau kompres panas, karena gangguan saraf perasa bisa menyebabkan luka bakar dan infeksi. Jangan telanjang kaki, sekalipun berjalan dari kamar tidur ke kamar mandi. Ukuran sepatu harus pas dengan ukuran kaki, jangan membuat kaki anda jadi m erah nyeri karena terlalu ketat, kulit kaki bisa lecet dan infeksi. Anda dianjurkan memakai sepatu untuk jalan atau lari (walking or running shoes), karena lebih empuk dan ringan. Periksa sepatu jangan sampai kemasukan benda asing sebelum anda memakainya.
8. Jangan Mer okok Penderita diabetes harus berhenti merokok. Merokok menambah risiko terkena diabetes. Bila anda merokok 16 – 25 batang sehari, kemungkinan anda mengidap diabetes menjadi naik 3 kali lipat. Merokok juga menambah risiko komplikasi pada diabetes. Selain kontrol glukosa me njadi lebih sukar, nikotin merusak pembuluh darah, sehingga mudah terjadi stroke, penyakit jantung koroner, serta gangguan aliran darah kaki, dan mudah terjadi pembusukan kaki atau ganggren bila ada luka yang terinfeksi. Komplikasi pada ginjal dan saraf meningkat 2 kali lipat bila anda merokok. Impotensi juga mudah timbul.
9. Minum Aspirin Aspirin bisa mencegah risiko terserang sakit jantung dan stroke. Minum obat aspirin dosis kecil 80 – 100 mg sekali sehari, terutama bagi yang sudah berumur 40 tahun keatas, punya riwayat keluarga sakit jantung, tekanan darah tinggi, perokok, serta kolesterol tinggi. Aspirin jangan diberikan apabila ada sakit lambung, riwayat perdarahan, atau alergi terhadap aspirin.
14
10. Hindari Str es Sumber stres bisa dari fisik (cedera atau penyakit), dapat pula dari mental atau pikiran. Stres menaikkan adrenalin, yang mempunyai efek melawan insulin, sehingga kadar gula darah akan naik. Selain itu, orang stres tidak lagi menghiraukan diabetesnya, sehingga pengobatan menjadi makin kacau berantakan. Upayakan hidup relaks, olahraga teratur, tarik nafas dalam, berkonsultasi dengan orang lain yang bisa membantu dan memberi semangat, bila perlu datanglah ke dokter dan minumlah sedikit obat penenang dosis kecil.
M engenal Diabetes Anda Kenali Diabetes Anda lebih dari sekedar suatu penyakit Strategi dan jalan hidup baru meraih sukses
Bila anda mengidap diabetes, anda termasuk diantara 30 juta penderita yang berada di Asia Pasifik. Angka ini akan menjadi dua kali lipat pada tahun 2005, akibat kurang olah raga, gaya hidup, dan kurang sadar dalam konsumsi makanan yang sehat. Di Indonesia, kasus Diabetes Mellitus makin lama makin bertambah banyak. Di perkotaan, kemungkinan saat ini hampir 10% penduduk mengidap Diabetes. Gaya Hidup serba sibuk masa kini sering membuat kita lupa akan pentingnya berolahraga dan mengatur pola makan. Apalagi sekarang begitu mudah menikmati berbagai jenis makanan yang pada akhirnya menyebabkan pola makan menjadi "tidak seimbang". Jika tidak segera diantisipasi, gaya hidup seperti ini bisa memicu timbulnya penyakit diabetes. Bahkan dalam banyak kasus, tidak sedikit orang yang "tidak sadar" dirinya telah mengidap diabetes. Penderita diabetes yang tidak menjaga gaya hidupnya sangat berisiko terkena komplikasi berbagai penyakit mematikan seperti penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, gangguan penglihatan dan bahkan kebutaan. Penyakit ini awalnya tidak terasa, tetapi segera harus waspada jika timbul gejala-gejala seperti: - sering merasa haus - sering kencing - lemas dan pusing - kulit kering dan gatal - berat badan turun drastis atau gejala lain yang lebih serius seperti: - perut terasa sakit - penglihatan menjadi kabur
15
- pernafasan cepat - luka yang sukar sembuh.
Pada dasarnya penyakit diabetes dibagi atas 4 macam: Diabetes Mellitus Tipe 1 Merupakan 5-10% dari semua kasus diabetes, biasanya ditemukan pada anak atau dewasa muda. Pankreas mengalami kerusakan dan tidak ada pembentukan insulin, sehingga penderita memerlukan suntikan insulin setiap hari. Diabetes Mellitus Tipe 2 Merupakan 90-95% dari semua kasus diabetes. Biasanya ditemukan pada usia di atas 40 tahun, dengan berat badan berlebihan, yang menyebabkan insulin tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga pemecahan gula terganggu, dan kadar gula darah meningkat. Diabetes Mellitus Gestasi (Waktu Hamil) Diabetes yang didapatkan pada 2-5% wanita hamil, biasanya gula darah kembali normal bila sudah melahirkan, namun risiko si ibu untuk mendapatkan diabetes tipe 2 di kemudian hari cukup besar. Diabetes Mellitus Yang Lain Merupakan diabetes yang timbul akibat penyakit lain yang mengakibatkan gula darah meningkat, misalnya infeksi berat, pemakaian obat kortikosteroid, dan lain-lain.
Meski tak dapat disembuhkan, penderita diabetes dapat tetap hidup secara normal dan menikmati segala aktivitasnya. Kuncinya adalah disiplin dalam mengikuti langkah-langkah ‘pengelolaan diabetes’ seperti: - olahraga teratur sesuai kondisi - cek dan monitor selalu kadar gula darah - kontrol ke dokter secara rutin - pola makan yang seimbang. Sekali anda mengidap diabetes, berarti tubuh anda tidak dapat menggunakan makanan secara normal, umumnya makanan dalam tubuh akan diubah menjadi glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol, sedangkan kemampuan mengolah glukosa pada penderita diabetes menjadi berkurang, sehingga kadar gula darah meningkat. Ada dua penelitian penting yang berhasil menemukan betapa pentingnya kontrol gula darah teratur dan ketat yang secara bermakna dapat mencegah timbulnya komplikasi diabetes. Tahun 1993, penelitian Diabetes Control and Complication Trial (DCCT) selama 10 tahun,
16
mendapatkan 60% penderita diabetes tipe 1 dapat dihambat atau dicegah timbulnya komplikasi pada mata, ginjal dan saraf melalui terapi intensif mengontrol gula darah. atau dicegah timbulnya komplikasi pada mata, ginjal dan saraf melalui terapi intensif mengontrol gula darah. Tahun 1999, penelitian United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) selama 20 tahun, menyimpulkan kontrol ketat gula darah penderita diabetes tipe 2 dapat mengurangi risiko kebutaan, gagal ginjal, dan penyakit jantung.
Kadar Gula Darah Yang Optimal / Acceptable Kadar glukosa darah normal berkisar antara 70-110 mg/dl pada puasa 8 jam atau lebih, 2 jam setelah makan bisa mencapai lebih dari 140 mg/dl. Menurut American Diabetes Association 2003 Clinical Practice Recommendations for Adults with Diabetes, pasien diabetes harus diobati hingga kadar gula darah puasa 90 -130 mg/dl (5.07.2 mmol/l) dan 2 jam sesudah makan harus dibawah 180 mg/dl (<10 mmol/l). Menurut criteria WHO, IDF (International Diabetes Federation), serta Konsensus Perkeni (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia), maka glukosa darah orang normal adalah puasa di bawah 126 mg/dl, dan 2 jam sesudah makan di bawah 200 mg/dl.
Ada beberapa keadaan yang mempermudah terjadinya diabetes: Usia yang bertambah Makin bertambahnya usia, kemungkinan terkena diabetes makin besar. Diabetes tipe 2 terutama ditemukan pada orang di atas 40 tahun. Kurang olahraga dan kebiasaan makan banyak kalori Kebiasaan hidup santai, banyak makan terutama makanan kalori tinggi, kurang berolahraga, akan menimbulkan obesitas atau berat badan berlebihan, dan memicu timbulnya diabetes. Riwayat diabetes dalam keluarga Bila ada kakek, nenek, ibu, ayah, atau sanak saudara yang mengidap diabetes, maka risiko untuk terkena diabetes tipe 1 maupun tipe 2 bertam bah besar. Riwayat diabetes gestasi terdahulu Melahirkan anak dengan berat badan lebih dari 4 kg.
Bila tidak dirawat dengan baik, diabetes bisa menimbulkan beberapa komplikasi, antara lain: - koma atau tidak sadarkan diri - penyakit mata dan kebutaan - penyakit ginjal
17
- penyakit jantung - stroke - gangguan saraf, nyeri, linu, atau kehilangan rasa - bisul atau luka kaki, membusuk hingga berakhir dengan amputasi - impotensi. - koma atau tidak sadarkan diri.
Hipoglikemia Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah di bawah normal, hal ini dapat terjadi setiap saat, dan dapat fatal bila tidak segera ditangani. Hipoglikemia dapat timbul setelah: - minum obat diabetes atau suntik insulin; - tidak makan atau merubah jam makan; - olahraga berlebihan tanpa disertai makan; atau - minum alkohol pada saat perut kosong. Beberapa keluhan atau gejala yang terlihat adalah: - lemah; - pusing, sakit kepala; - gemetar, berkeringat dingin, lapar. Penderita hipoglikemia harus segera minum manis, disusul dengan makan berkalori, misalnya roti manis atau beberapa biskuit. Anjuran untuk penderita diabetes agar jangan terjadi hipoglikemia: - kenali dan waspadai tanda-tanda hipoglikemia; - selalu membawa permen atau biskuit saat bepergian; - buat rencana cermat untuk pengobatan diabetes bersama dokter anda; Segera datang ke rumah sakit atau hubungi dokter anda bila pemberian minuman manis dan biskuit tidak menolong.
Hiperglikemia Penderita diabetes selalu cenderung untuk mengalami kadar gula darah yang tinggi atau hiperglikemia, sekalipun sudah mendapatkan pengobatan insulin. Beberapa keluhan hiperglikemia adalah: - rasa capai tidak semestinya; - nafsu makan bertambah dan rasa haus; - sering kencing, terutama pada malam hari; - penglihatan kabur; - kulit kering; - luka yang sukar sembuh; dan - berat badan menurun.
18
Hipoglikemia Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah di bawah normal, hal ini dapat terjadi setiap saat, dan dapat fatal bila tidak segera ditangani. Apabila kadar gula darah terlalu tinggi, harus dipikirkan beberapa hal: - lupa minum obat? dosis kurang atau tidak tepat waktu minum obat? - makan berlebihan, atau makan sesuatu yang mengandung banyak gula? - kurang berolahraga? - stres berlebihan? - ada infeksi atau penyakit lain? Segera hubungi dokter anda, banyak keluhan akan hilang begitu gula darah kembali normal.
Ketoasidosis Diabetik Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan serius yang dapat berakhir dengan koma sampai kematian. Bila diabetes tidak terkontrol dengan baik, tubuh tidak dapat menggunakan gula dengan baik untuk kebutuhan energi, dan akan terbentuk banyak keton yang berbahaya bagi tubuh. KAD harus dirawat intensif di rumah sakit. Penderita diabetes perlu mengenal tanda-tanda KAD dan memeriksa urin dan darah adanya keton dan kadar gula yang sangat tinggi. Segera hubungi dokter anda bila ditemukan keluhan-keluhan berikut ini: - rasa haus yang berlebihan; - kencing yang terlalu sering; - mual, muntah, dan nyeri perut; - nafas yang cepat dan dalam, bau nafas keton / manis; atau - mengantuk dan gangguan kesadaran.
Faktor Stres Stres dapat berasal dari banyak hal, rasa takut, cemas, marah, dapat meningkatkan kadar gula darah. Penyakit demam, flu, infeksi serta penyakit lain juga dapat menyebabkan stres dan meningkatkan kadar gula darah. Pada umumnya penderita diabetes harus tetap minum obat diabetes atau suntik insulinnya apabila sedang mengidap sakit lain, gula darah harus tetap dipantau dengan baik. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang kronis atau menahun, sehingga memerlukan perhatian, pengobatan, serta perawatan yang berkesinambungan dan berlangsung seumur hidup. Kedisiplinan merupakan kunci utama dalam pengobatan diabetes, yang meliputi: - disiplin dalam mengatur makanan - disiplin dalam berolahraga - disiplin dalam penggunaan obat, baik tablet maupun suntikan
19
- disiplin dalam pemeriksaan gula darah - disiplin dalam kontrol atau konsultasi ke dokter.
Olahraga Teratur Olahraga teratur seiring dengan pengaturan diet serta pemberian obat yang cermat, dapat mengurangi risiko timbulnya komplikasi diabetes. Selain menurunkan kadar gula darah dan mengurangi resistensi insulin, olahraga mempertahankan berat badan yang ideal, ini berguna sekali dalam pengelolaan diabetes. Diskusikan dengan dokter anda, olahraga ringan sampai sedang 30 menit setiap hari sangat dianjurkan bagi penderita diabetes.
Diet Yang Tepat Mengidap diabetes bukan berarti anda tidak boleh menikmati makanan favorit anda. Silahkan mengkonsumsi makanan kesenangan anda namun hindari yang banyak mengandung lemak dan gula. - jadwal makanan selalu 3 kali sehari, dengan jarak 4-6 jam - banyak mengandung jenis sayuran, kaya serat, rendah karbohidrat dan lemak - jumlah makanan disesuaikan untuk mencapai berat badan ideal. - Berbeda dengan makanan biasa, diet diabetes harus tepat jadwal, tepat jenis, dan tepat jumlah. Tujuan diet diabetes adalah menyesuaikan makanan dengan kemampuan tubuh yang menggunakan dan memerlukannya, sehingga dapat: - menjaga kadar gula darah tetap normal - mencapai berat badan ideal - penderita dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa - menghindari komplikasi. Makan secara teratur sesuai dengan jumlah dan pembagian yang telah dianjurkan oleh dokter dan ahli gizi anda. Bahan makanan yang dihindari adalah: - gula murni dan bahan makanan yang diolah dengan memakai gula murni seperti gula pasir, gula jawa, madu, sirop, dan lain-lain; - makanan yang banyak mengandung lemak, seperti keju, mentega, kuning telor, susu fullcream, santan dan sebagainya; - buah-buahan manis seperti mangga, nangka, rambutan, sawo, sirsak, nanas, anggur, duku, durian, jeruk manis. Bahan makanan yang dibatasi adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat, seperti nasi, lontong, ketan, jagung, roti, ubi, singkong, talas, kentang, sagu, mie, dan bihun.
Obat Anti Diabetes Oral Selain olaharaga teratur dan diet yang benar, dokter akan meresepkan obat untuk diabetes anda. Cara kerja obat anti diabetes oral bermacam-macam: - mengurangi resistensi insulin, sehingga insulin bekerja lebih baik dan sel tubuh dapat menyerap
20
glukosa lebih efektif - memperbaiki produksi insulin di pankreas - mengurangi produksi glukosa di hati - mengurangi penyerapan glukosa dari makanan di usus. Penderita diabetes tipe 2, pengobatan pilihan adalah memakai tablet obat anti diabetes oral. Bermacam-macam obat oral mempunyai cara kerja yang berbeda, perhatikan cara penggunaannya, sebelum atau sesudah makan, sekali sehari atau dua-tiga kali sehari, baca dengan cermat apa yang tertera pada label obat yang anda terima dari apotik atau resep yang ditulis dokter.
Suntikan Insulin Insulin diberikan pada diabetes tipe 1, diabetes pada kehamilan, serta pada beberapa penderita diabetes tipe 2 yang khusus, misalnya yang tidak terkontrol baik dengan obat oral atau penderita yang kurus. Kerja insulin bisa cepat (beberapa menit), sedang (beberapa jam), atau panjang (sampai sehari). Sekarang tersedia pula insulin yang campuran (mixed), antara yang kerjanya cepat, sedang, atau panjang. Tempat suntik dapat pada lengan, bokong, atau perut. Penggunaan insulin dapat melalui suntikan dibawah kulit (subcutan) pada lengan, paha, atau perut; dapat pula dalam otot (intramuskuler), atau langsung ke pembuluh darah vena (intravena). Ada pula dipakai secara terus menerus dengan pompa (insulin pump) atau “tembak” (tekan semprot) ke dalam kulit (insulin medijector). Pemakaian insulin oral atau tetesan masih dalam penelitian.
Pencegahan dan Deteksi Dini Komplikasi Untuk mencegah dan mengetahui adanya komplikasi diabetes awal, perlu program monitoring yang baik, antara lain: - periksa gula darah tiap bulan - periksa tekanan darah tiap bulan - periksa HbA1c tiap 3-6 bulan - ukur berat badan tiap 3 bulan - periksa lemak darah tiap 3-6 bulan - periksa protein dalam urin tiap tahun - periksa fungsi ginjal tiap tahun - periksa mata tiap tahun - periksa kaki tiap hari, kontrol kesehatan kaki ke dokter tiap tahun.
21
Diabetes dan Stroke Isk emik Prof. Dr. Gunawan Budiarto, SpS(K) Pendahuluan Bila dilihat dari daftar risiko untuk stroke, diabetes menempati urutan ke 2, dibawah hipertensi yang men- duduki peringkat pertama. Dengan makin banyaknya orang diseluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang menderita diabetes, sudah pasti angka kejadian untuk stroke juga akan makin bertambah. Pasien stroke yang disertai peningkatan kadar glukosa darah, apapun se- babnya, berpeluang lebih besar untuk mengalami per- burukan dari stroke-nya dibandingkan dengan pasien stroke tanpa hiperglikemia. Non-modifiable
Modifiable, Controllable, Treatable
Age
Arterial hypertension
Race
Diabetes mellitus
Gender
Transient ischemic attack
Family history / (Gene (?) Prior stroke Lipoprotein abnormalities Increased fibrinogen and other hemorrheological changes. Cigarette smoking Alcohol consumption Hyperhomocysteinemia Infection : Clamydia pneumoniae, helicobacteri pylori, Cylomegalovirus virus, herpes and hepatitis virus. * Stroke, Februari 2001 Oral contraceptives, phenyl propanololamine and other drugs. Obesity/snoring/sleep apnea
22
Inactivity.
Makalah akan membicarakan peran diabetes mellitus pada stroke iskemik: 1. Mengapa pasien dengan diabetes lebih mudah terserang/mengalami stroke? 2. Bagaimana upaya terbaik untuk mencegah terjadinya stroke pada pasien yang mengidap diabetes mellitus? 3. Bagaimana sikap/penanganan terbaik bila pasien stroke ternyata mempunyai kadar glukosa darah yang tinggi?
Perlekatan platelet serta thrombosis pada dinding arteri yang mengalami kerusakan juga selalu terjadi pada awal dari perkembangan suatu artherosclerosis pada manusia maupun binatang. Setelah menempel terjadi aktivasi platelet dengan pelepasan granules yang terisi cytokines dan growth factors. Semua ini bersama dengan trombin ikut mendorong migrasi dan proliferasi sel otot halus dan monocytes. Aktivasi platelets menyebabkan terbentuknya asam arachidonik bebas yang bisa berobah menjadi prostaglandin seperti thromboxane A2, suatu zat penyebab vasokonstriksi dan agregasi platelet yang paling kuat. Prostaglandin juga bisa melahirkan leukotrienes yang bisa memperkuat respons inflamatorik. Pecahnya plaque yang terbentuk adalah komplikasi utama dari suatu lesi trombotik yang telah "matang".(Gambar 3) Kejadian ini mengakibatkan sindroma koroner atau stroke, tergantung pada arteri mana yang terkena. Disintegrins, atau yang juga dikenal sebagai matrix metalloproteinase, ikut berperan pada proses terjadinya disintegrasi plaque. Termasuk dalam kelompok ini misalnya yang dikenal dengan nama collagenases, elastases, stromelysins, dsb. Reaksi sel pada atherogenesis ini pada dasarnya tidak berbeda dengan yang terjadi pada penyakit inflamatorik kronis lain atau fibroproliferative diseases seperti cirrhosis, rheumatoid arthritis, glomerulosclerosis, pulmonary fibrosis, dan chronic pancreatitis. Respons masing-masing jaringan atau organ tergantung pada karakteristik sel serta susunan "arsitekturnya", suplai darah serta aliran lymphe, dan sifat zat penyebabnya. Jadi pada arteri akan terjadi atherosklerosis, pada hepar terjadi cirrhosis, pada sendi rheumatoid arthritis, dan sebagainya.
Mengapa pasien diabetes lebih mudah terserang stroke Peran diabetes pada terjadinya stroke iskemik Seperti telah dikatakan diatas, diabetes, seperti juga beberapa penyakit lain seperti hipertensi, dislipidemia (LDL-cholesterol!), merokok, obesitas, pola hidup yang kurang aktivitas, adanya radang kronik, dan sebagainya, memicu terbentuknya radikal bebas yang mendorong/ mempercepat proses atherosklerosis. Pasien dengan diabetes umumnya juga mengidap hipertensi, dislipidemia dan faktor risiko lainnya. Terkumpulnya beberapa faktor risiko ini menciptakan kondisi yang subur untuk terjadinya artherosklerosis. Kagansky mengatakan bahwa diabetes sendiri terkait dengan kemungkinan stroke dan penyakit jantung koroner yang lebih besar. Bahkan stress hyperglycemia pada pasien bukan diabet juga berprognosa lebih buruk pada infark. Pada semua jenis stroke, kadar glukosa darah yang tinggi
23
saat masuk rumah sakit terbukti memperburuk keadaan. Weir dkk membenarkan hal ini setelah memeriksa 750 pasien non-diabetik yang saat masuk dirawat kadar glukosa darahnya tinggi. Weir telah memperhitungkan adanya semua faktor risiko lain, seperti hipertensi, merokok, usia, serta jenis kelamin. Pasien yang sebelum stroke sudah menderita diabetes (walaupun anamnesanya tidak jelas, dapat diperkirakan dari adanya peningkatan kadar glycosylated hemoglobin). Kaitan hiperglikemia dengan stroke hemoragik sedikit lebih kontroversial Copenhagen Stroke Study menyimpulkan terjadinya ICH lebih jarang pada diabetes. Sebaliknya beberapa studi lain menyimpulkan sebaliknya. Dikatakan bahwa adanya diabetes memperbesar kemungkinan terjadinya transformasi stroke infark ke perdarahan otak: hemorrhagic transformation. Hiperglikemia juga terkait dengan kemungkinan terjadinya komplikasi perdarahan pada pasien stroke iskemik yang diberikan r-tPA. Kadar glukosa darah > 200 mg% (11.1 mmol/L) terasosiasi dengan kemungkinan perdarahan sebesar 25%. Cara bagaimana kadar glukosa tinggi menyebabkan prognosa jelek mungkin secara sederhana, dapat dijelaskan dengan model binatang percobaan sebagai berikut :
Selama iskemia terjadi penambahan glikolisis anerobik pada lokasi itu yang berakibat asidosis intrasel dalam waktu singkat. Binatang dengan hiperglikemia akut akan mengalami penurunan pH di area korteks yang lebih berat dibandingkan dengan yang lain. Bersama dengan penurunan pH terjadi juga penimbunan asam laktat setempat, yang akan menambah kerusakan jaringan neuron maupun glia. Peningkatan asidosis juga akan memperberat kerusakan akibat iskemia karena mekanisme lain seperti penambahan radikal bebas, aktivasi endonucleases dan ganguan transduksi sinyal. Korteks binatang percobaan bila diberi suntikan asam laktat, akan terjadi perobahan histologis yang mirip dengan infark serebri. Hiperglikemia juga mempengaruhi asam amino eksitatorik, terutama glutamat, yang berperan pada kematian sel karena mengaktivasi reseptor glutamat post synaptic. Keadaan ini mengakibatkan pemasukan ion kalsium (calcium influx) secara berlebihan lewat saluran ion, mengakibatkan kerusakan mitokhondria, dan akhirnya kematian sel. Akhirnya hiperglikemia menambah terjadinya edema otak, merusak blood brain barrier dan transformasi infark iskemik menjadi hemoragik. Pada binatang percobaan adanya hiperglikemia meningkatkan kemungkinan terjadinya perubahan infark menjadi infark hemoragik 5x lebih besar dan kemungkinan perluasan area perdarahan tersebut 25 kali lebih besar. Hasil pada binatang percobaan menyimpulkan bahwa pengobatan dengan insulin mengurangi kerusakan otak akibat iskemia. Insulin bahkan mungkin mempunyai efek neuroprotektif, terutama pada iskemia yang luas. Pada iskemia lokal, sebagian besar efek positif dari pemberian insulin akan ditiadakan bila pada saat sama juga diberikan glukosa! Pemberian dizocilpine, suatu NMDA antagonis non- kompetitif, akan memberi efek sinergistik dengan insulin.
24
Upaya pencegahan terjadinya stroke pada pasien dengan diabetes mellitus
Gaede dkk menyimpulkan (NEJM, Jan. 2003) bahwa dengan mengadakan intervensi multifaktorial pada pasien diabetes type 2, terjadinya komplikasi kardiovaskuler dapat sangat diperkecil. Karena pembuluh darah otak termasuk juga dalam tatanan pembuluh darah diseluruh tubuh, maka kiranya dapat ditarik kesimpulan yang sama untuk stroke: suatu pengobatan yang dini, yang mencakup semua faktor risiko yang ditemukan pada pasien, akan mampu memperkecil kemungkinan terjadinya stroke, khususnya stroke iskemik. Honolulu Heart Program yang menyelidiki kaum pria Jepang yang tinggal di Hawaii, menyimpulkan bahwa risiko terjadinya thromboembolic stroke meningkat pada terjadinya intoleransi terhadap glukosa, tanpa terkait pada faktor risiko lain. Suatu penyelidikan lain di Rancho Bernardo menemukan bahwa faktor risiko untuk stroke adalah 1.8 pada pria dan 2.2 pada wanita walaupun telah disingkirkan faktor risiko lain. Study Framingham juga menemukan hasil yang sama. (Barnett dan Mohr, Stroke, 1998). Disamping regulasi optimal dari diabetes, beberapa penyelidikan dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke pada diabetes. Suatu studi yang ingin saya kutip adalah yang dilaporkan pada Primary Prevention Program (Diabetes Care, December 2003), oleh Sacco dkk. Percobaan ini melibatkan 4495 pasien, dari kelompok ini 1031 pasien menderita diabetes. Kelompok dibagi sebagai berikut: * 519 diberi 100 mg aspirin/hari * 509 diberi 300 mg vitamin E/hari. Pada akhir studi harus disimpulkan bahwa tidak ada pengurangan angka kejadian untuk komplikasi kardiovaskuler, baik yang diberikan aspirin maupun yang diberikan vitamin E. Pada kelompok pasien tanpa diabetes memang terdapat pengurangan angka kejadian yang bermakna. Jadi sebagai upaya primary prevention aspirin 100 mg/hari pada pasien dengan diabetes tidak bermanfaat. Berbagai sebab dikemukakan, antara lain karena lebih cepatnya terjadi peremajaan (turnover) platelet pada penderita diabetes, jadi mungkin diperlukan dosis aspirin lebih tinggi pada kelompok ini. Alasan lain adalah sering terdapatnya faktor risiko lain yang memperbesar kemungkinan stroke seperti dislipidemia dan hipertensi pada kelompok diabetes. Penanganan pasien diabetes sebelum stroke umumnya dilakukan oleh para sejawat internis, atau bahkan dokter umum. Dokter ahli saraf secara umum tidak mempunyai peran apapun. Sebagai himbauan, penanganan secara optimal, dengan berbagai cara yang para sejawat sudah pasti lebih mengetahui, akan menjauhkan mereka dari stroke.
Heart Protection Study menganjurkan pemberian statin secara rutin pada semua pasien dengan diabetes tanpa melihat kadar lemaknya! Menurut mereka juga pasien dengan diabetes tipe 2 bisa diberi perlakuan yang sama. Yang dianjurkan adalah simvastatin yang harganya relatif
25
terjangkau karena tidak merupakan produk patent lagi, dengan dosis 40 mg sehari. Abhimanyu Garg dari Divisi Nutrisi di Texas Southwestern Medical Center, Dallas menganjurkan agar mempertimbangkan setiap kasus secara individual sebelum memberi statin. Pada ALLHAT-LLT, dan ASCOT-LLA tidak dijumpai adanya manfaat yang bermakna guna penurunan kematian akibat penyakit jantung koroner dengan pemberian 40 mg pravachol untuk pasien dengan diabetes. HPS menyimpulkan bahwa penurunan LDL-choleterol sebanyak 1mmol/L saja akan mengurangi relative risk untuk kejadian vaskuler (CHD ataupun stroke), dengan 25%. Pada subgrup lain, misalnya pada mereka dengan usia > 75 tahun, wanita, mereka yang LDL-cholesterolnya < 2.5 mmol/L (< 100 mg/dL), pasien diabetes tanpa gangguan vaskuler, dan mereka yang mengidap gangguan darah perifer dan pernah stroke, juga diyakini akan mendapat manfaat dari penggunaan statin.
Penanganan pasien diabetes yang mengalami stroke Pada fase akut biasanya saya langsung melibatkan seorang internis, sejak awal pasien masuk dirawat. Saya sepenuhnya menyerahkan manajemen diabetes pada mereka, tapi dengan permintaan agar kadar glukosa darah secara cepat diturunkan hingga ke level aman. Ini berarti kadar glukosa darah sekitar 120 - 140 mg/dL saja. Penggunaan insulin pada taraf awal ini saya sangat setujui. Mengandalkan turunnya glukosa dengan pengaturan makanan padahal kadarnya melebihi 200 mg/dL, akan mengundang bencana terjadinya perluas- an area infark secara sangat cepat. Bila ini telah terjadi, intervensi apapun tidak akan membawa hasil baik bagi kesembuhan defisit neurologiknya. The Glucose Insulin in Stroke Trial mengevaluasi keamanan pemberian infus dengan glukosainsulin dengan tujuan mempertahankan kadar glukosa darah antara 72 hingga 120 mg/dL ( 4 hingga 7 mmol/L) saja. Kesimpulannya adalah bahwa cara ini aman, tanpa risiko hipoglikemia yang bermakna dan penambahan mortalitas. Kagansky menyarankan pada situasi di klinik sebaiknya kadar glukosa darah pasien stroke ditargetkan menjadi sekitar 100 hingga maksimal 200 mg% ( 5.5 hingga 11 mmol/L). Yang juga perlu ditekankan adalah kewaspadaan para perawat untuk memonitor kadar glukosa darah ini!. Tatacara seperti yang dianjurkan pada Guidelines untuk Stroke terbaru yang diterbitkan Perdossi tahun 2004, tentang penggunaan insulin sliding scale untuk pengendalian hiperglikemia pada stroke akut menurut saya tidak mencukupi. Cara ini masih memberi peluang untuk timbulnya kerusakan otak lebih besar karena pengendalian glukosa berlangsung lambat. Berikut ini adalah tatacara regulasi glukosa yang disarankan oleh Perdossi Pusat.
Insuline Reguler dengan cara Skala Luncur* Glukosa (mg/dL) Insuline tiap 6 jam subkutan < 80 mg
Tidak diberikan insulin
80 – 150 mg
Tidak diberikan insulin
150 - 200 mg
2 unit
201 - 250 mg
4 unit
251 - 300 mg
6 unit
26
301 - 350 mg
8 unit
351 - 400 mg
10 unit
>400 mg
12 unit
* Guidelines Stroke 2004, Perdossi Pusat, hal.20. Sebagai pedoman sasaran terapi pasien pasca stroke dengan diabetes mungkin dapat diusahakan supaya:
Glycosylated hemoglobin < 6.5%. Pasien yang berat tubuhnya berlebihan diusahakan agar turun ke berat tubuh ideal. Hipertensi diobati dengan ACE-inhibitor atau angiotensin II receptor antagonist, terutama bila pasien mengalami mikro-albuminuria. Obat lain seperti thiazides, calcium-channel blockers, beta-blockers boleh ditambahkan sesuai kebutuhan. Dislipidemia di obati dengan statins, dosis maksimum yang dianjurkan adalah 80 mg atorvastatin/hari. LDL-kholesterol diharapkan turun hingga < 100mg/dL. Hypertriglyceridemia di obati dengan fibrates. Kadar triglyceride yang dianggap perlu pengobatan adalah bila > 350 mg per ml. Semua pasien diberikan aspirin dosis rendah. Metformin diberikan pada pasien diabet yang gemuk, kecuali bila ada kontraindikasi. Gliclazide diberikan untuk pasien yang kurus atau mereka yang tidak cocok dengan metformin. Bila dengan dosis OAD maksimal kadar glycosylated hemoglobin masih > 7 %, disarankan penambahan insulin saat akan tidur (NPH insuline) pada saat itu hanya satu OAD yang tetap digunakan: gliclazide dihentikan pada pasien obe- sitas, metformin dihentikan pada pasien kurus. Perubahan dosis dan macam insuline disesuaikan secara individual oleh dokter.
Table 2. Target Levels of Risk Factors in Patients with Diabetes* Blood pressure below 130/80 m Hg Low-density lipoprotein cholesterol below 100 mg/dl (2.6 mmol/liter) Triglycerides below 150 mg/dl (1.7 mmol/liter) High-density lipoprotein cholesterol above 40 mg/dl (1.1 mmol/liter)… Glycosylated hemoglobin below 7 percent * The recommendations are from the American Diabetes Association To achieve targets, lifestyle interventions (diet and exercise) are recommended first, followed by pharmacologic interventions, if necessary. In women, a level above 50 mg per deciliter (1.3 mmol per liter) may be appropriate).
Tatacara singkat dan praktis pengelolaan pasien stroke iskemik akut
27
Pasien stroke iskemik yang datang dalam waktu 1-2 jam pasca stroke. Kelompok pasien ini, bila fasilitas rumah sakit anda memadai, boleh dipersiapkan untuk penggunaan r-tPA atau alteplase. Protokol tentang penggunaan obat yang sangat poten ini umumnya telah dimiliki oleh semua neurolog yang berkecimpung dalam perawatan stroke akut. Yang perlu ditekankan adalah untuk tidak menyimpang sedikitpun dari protokol ini. Semua jenis pemeriksaan yang diperlukan harus selesai dalam waktu tidak lebih dari 1 jam, supaya target untuk memulai terapi sebelum lewat 3 jam dapat dipernuhi. Sayangnya hampir tidak ada pasien yang bisa memenuhi persyaratan ini. Rumah sakit terkait harus mempunyai staf terlatih yang siap setiap saat. Dokter ahli saraf harus bersedia untuk datang sendiri segera setelah pasien tiba di UGD, dimana proses evaluasi telah dimulai oleh staf UGD, sesuai protap yang telah tersedia disana. Saat pemberian obat dokter ahli saraf harus mendampingi. Tidak dibenarkan untuk memberi instruksi pemberian r-tPA pada perawat sedangkan dokternya tidak ada ditempat itu. CT-scan sebelum tindakan mutlak perlu. Bila diragukan terjadinya komplikasi, ulangan CTkepala harus segera dibuat. Tatacara selengkapnya dapat dibaca pada Guidelines Stroke 2004, bab IV, yang dikeluarkan oleh Perdossi pusat. Ada baiknya juga untuk menjelaskan pada keluarga pasien kisaran harga obat yang kini makin sering dipakai ini.
Pasien stroke iskemik (yang datang) setelah 3 jam Kelompok ini merupakan yang terbanyak. Tiap dokter saraf mempunyai tata cara pengobatan yang unik untuknya sendiri. Secara umum, pedoman tata cara pengobatan stroke dimuat pada buku Stroke Guidance 2004 dari Perdossi yang di-update secara berkala. Karena itu makalah tidak membicarakannya secara rinci.
Kontroversi sekitar penggunaan LMWH Pemakaian LMWH untuk stroke iskemik hingga kini masih menimbulkan polemik antara yang setuju dan tidak setuju. Pedossi Stroke Guidance menerbitkan tatacara penggunaan heparin dan derivat-derivatnya untuk stroke iskemik: Guidelines Stroke 2004, bab III. Saya pribadi tentang LMWH mempunyai anggapan sebagai berikut:
Obat ini tidak digunakan secara rutin untuk stroke iskemik akut. Perkecualiannya adalah pada stroke iskemik yang disertai gangguan irama jantung, yang pada CT-scan belum nampak infark yang luas (misalnya yang menyangkut seluruh area satu cabang arteri otak). Tensi tidak melebihi 180/100 mmHg, tidak ada riwayat perdarahan lambung, tidak sedang menggunakan obat antiplatelet, kadar gula darah < 200 mg%, usia tidak > 75 tahun. Penggunaan LMWH mungkin lebih terindikasi bila terdapat plaque pada karotis terkait. Obat diberikan selama 5-7 hari, dilanjutkan dengan clopidogrel atau warfarin, tergantung pada kesepakatan antara tim dokter yang merawat. Bila terdapat AF atau kelainan jantung
28
lain yang memperbesar kemungkinan terjadinya stroke baru biasanya dipilih penggunaan derivat heparin oral seperti warfarin, dengan mengarah ke INR 2-3.
Manajemen pasca stroke Pasien pasca stroke sangat perlu tetap ditangani segala faktor risikonya secara ketat. Pengendalian diabetes sebaiknya tetap dilakukan secara cermat oleh endocrinologist yang mempunyai visi yang benar. Disamping obat yang terarah secara khusus untuk pengendalian kadar gula darah masih diperlukan juga beberapa usaha lain, misalnya:
Perubahan pola hidup, terutama perobahan pola makan. Hindari obesitas. Bila sudah terlanjur gemuk upayakan penurunan berat badan dengan tujuan tercapai berat badan yang lebih ideal. Hindari rokok, minuman keras. Obati hipertensi, dislipidemia, hyperhomo- cysteinemia, kadar asam urat tinggi dsb. secara optimal dengan obat yang sesuai.
Problema pengobatan pasien pasca stroke menurut saya memerlukan dilibatkannya keluarga pasien. Mereka perlu diberi penjelasan secukupnya mengapa pengobatan dengan tujuan mencegah terulangnya stroke adalah sangat penting. Dengan makin meningkatnya usia, kemungkinannya untuk stroke akan meningkat, juga pada mereka yang tanpa risk factors! Makin banyak faktor risiko yang dimiliki, makin besar pula kemungkinannya terserang stroke baru. Sayangnya belum semua pasien, keluarga pasien, bahkan juga para sejawat yang sadar akan hal ini. Ikutilah guidelines untuk pengobatan hipertensi, dislipidemia dsb yang terkini. Tinggalkan anggapan bahwa pasien pasca stroke tidak boleh terlalu turun tekanan darahnya karena bisa memperburuk aliran darah otak. Sudah terbukti secara meyakinkan bahwa penurunan tensi pasca stroke dengan bijak sangat membantu menghindarkan terjadi- nya serangan stroke ulang. Kiranya tidak perlu ditekankan lagi bahwa pengendalian diabetes pasien pasca stroke adalah sangat penting. Bila pengendalian ini kurang optimal, kemungkinan terulangnya stroke dengan akibat yang lebih berat hampir dapat dipastikan akan terjadi. Keluarga pasien juga perlu diberi penjelasan yang cukup sehingga diharapkan bisa membantu dokter melakukan tugasnya secara optimal. Ringkasan Telah di bahas secara singkat kaitan diabetes dengan stroke, khususnya stroke iskemik. Pengobatan diabetes sebelum stroke dilakukan oleh dokter/spesialis penyakit dalam yang kompeten. Saat stroke penanganan biasanya dilakukan oleh seorang neurolog dengan dibantu seorang internis yang berpengalaman luas untuk pengobatan stroke. Dokter spesialis penyakit jantung sering perlu di ikut sertakan dalam program terapi pasien stroke. Pasca stroke pasien tetap memerlukan pengawasan para dokter terkait. Agar upaya ini lebih besar kemungkinannya berhasil, keluarga pasien perlu dilibatkan.
29
1. The ALLHAT officers and coordinators for the ALLHAT Collaborative Research Group. Major outcomes in moderately hypercholesterolemic, hypertensive patients randomized to pravastatin vs usual care: the Antihypertensive and Lipid-Lowering Treatment to prevent Heart Attack Trial (ALLHAT-LLT). JAMA 2002; 288: 2998-3007. 2. Sever PS, Dahlöf B, Poulter NR, for the ASCOT investigators. Prevention of coronary and stroke events with atorvastatin in hypertensive subjects who have average or lowerthan-average cholesterol concentrations, in the Anglo-Scandinavian Cardiac Outcomes Trial-Lipid lowering arm (ASCOT-LLA): a multicentre randomised controlled trial. Lancet 2003; 361: 1149-58. 3. Gaede P, Vedel P, Larsen N, Jensen GVH, Parving HH, Pedersen O. Multifactorial intervention and cardiovascular disease in patients with type-2 diabetes. N Engl J Med 2003; 348: 383-93. 4. American Diabetes Association. Standards of medical care for patients with diabetes mellitus. Diabetes Care 2002; 25: S33-S49. 5. Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults. Executive summary of the third report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) expert panel on detection, evaluation, and treatment of high blood cholesterol in adults (Adult Treatment Panel III). JAMA 2001; 285: 2486-97. 6. McIntosh A, Hutchinson A, Feder G, et al. Clinical guidelines and evidence review for type 2 diabetes: lipids management. 2002: http://www.shef.ac.uk/guidelines (accessed May 9, 2003). 7. American Diabetes Association. Management of dyslipidemia in adults with diabetes. Diabetes Care 2003; 26: S83-S86. 8. Lindholm LH, Ibsen H, Dahlöf B, et al. Cardiovascular morbidity and mortality in patients with diabetes in the Losartan Intervention For Endpoint reduction in hypertension study (LIFE): a randomized trial against atenolol. Lancet 2002; 359: 100410. 9. Heart Protection Study Collaborative Group. MRC/BHF Heart Protection Study of cholesterol lowering with simvastatin in 20536 high-risk individuals: a randomised placebo-controlled trial. Lancet 2002; 360: 7-22. 10. Heart Protection Study Collaborative Group. MRC/BHF Heart Protection Study of cholesterol-lowering with simvastatin in 5963 people with diabetes: a randomised placebo-controlled trial. Lancet 2003; 361: 11. 2005-16. 12. Franklin H. Epstein, M.D., Editor Russell Ross, PhD. Mechanisms of Disease: Atherosclerosis- An inflammatory disease. NEJM, 1999, January. 13. Barzilay J I, Spiekerman CF, Wahl PW, Kuller LH, Cushman M, Furberg CD, Dobs A, Polak JF, Savage PJ; Cardiovascular disease in older adults with glucose disorders: comparison of American Diabetes Association criteria for diabetes mellitus with WHO criteria. Lancet 1999; 354: 622-25. 14. Kelompok Studi Serebrovaskuler Perdossi: Guideline Stroke 2004 15. Sacco M, Pellegrini P, Roncaglioni MC, Avanzini F, Tognoni G, Nicolucci A, on behalf of the PPP collaborative group. Primary Prevantion of Cardiovascular Events with Lowdose Aspirin and Vitamin E in type 2 Diabetic Patients. Diabetes Care 26: 3264-3277, 2003.
30
Hipertensi pada Diabetes Dr. Sunoto Pratanu, SpJP(K) Hipertensi pada penderita diabetes mempunyai perjalanan penyakit yang berbeda dengan penderita non-diabetes. Pada penderita diabetes, hipertensi lebih dini menimbulkan penyulitpenyulit yang berupa kerusakan organ-organ sasaran. Untuk menghindari ini, penanganan hipertensi pada diabetes berbeda dengan penanganan hipertensi pada umumnya. Definisi Definisi hipertensi menurut JNC VII pada umumnya mengambil batas 140/90. Untuk penderita diabetes, batas yang diambil ialah 130/80 Prevalensi Prevalensi hipertensi pada penderita diabetes lebih tinggi daripada penderita non-diabetes.
Pemakaian obat-obat antihipertensi Pada masa yang lalu pernah dipakai cara pemakaian obat-obat antihipertensi dengan cara "stepped care therapy". Cara ini sekarang sudah tak dipakai lagi. Yang kini dipakai ialah pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan individual dari penderita, yang disebut "tailored care therapy". Untuk penderita diabetes pada umumnya dipakai obat-obat sebagai berikut : * ACE-Inhibitor * Angiotensin II-Receptor Blocker * Calcium Channel Blocker * Beta-blocker * Diuretik Sasaran tingkat tekanan darah yang dituju * Untuk penderita umum : kurang dari 140/80 * Untuk penderita diabetes :kurang dari 130/80 * Untuk penderita proteinuria : kurang dari 125/75
Gangguan fungsi seksual Untuk penderita diabetes, disfungsi seksual ialah penyulit yang umum dan kebanyakan penderita menyadarinya. Juga telah diketahui bahwa obat-obat antihipertensi bisa menyebabkan disfungsi seksual. Pada umumnya penderita diabetes curiga terhadap obat-obat antihipertensi tertentu yang telah menyebabkan gangguan fungsi seksualnya. Juga penderita-penderita non-diabetes curiga terhadap obat-obat antihipertensi tertentu. Menurut penelitian-penelitian terakhir telah didapat- kan kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
31
Gangguan fungsi seksual pada penderita-penderita [umum] yang memakai obat-obat antihipertensi hanya lk 20%, sebagian besar karena factor sugesti Obat antihipertensi yang jelas menyebabkan gangguan fungsi seksual ialah : 1. Chlortalidone, menyebabkan gangguan ereksi 2 X lipat dibandingkan placebo 2. Spironolactone, menyebabkan berkurangnya libido 3. Guanethine, menyebabkan ejakulasi lambat 4. Beta-blocker, ACE-inhibitor, Angiotensine II-blocker, hasilnya sama dengan placebo Pandangan masa kini tentang disfungsi seksual karena obat-obat antihiper- tensi Pada umumnya kini dianggap bahwa masalah disfungsi seksual karena obat-obat antihipertensi tidak penting dan tak perlu dipermasalahkan dengan penderita. Hal ini terutama karena telah ditemukannya obat sildenafil yang efektif untuk mengatasi disfungsi seksual tanpa efek samping yang berarti.
Meng atur Makanan yang Sehat Banyak orang beranggapan bahwa apabila terkena diabetes maka ia akan selalu berhadapan dengan makanan yang tawar, hambar, makanan yang tidak enak, atau tidak ada rasanya sama sekali. Mereka menjadi cemas, panik, bahkan takut menghadapi kenyataan bahwa ia telah mengidap diabetes dan beranggapan ia tidak dapat makan apa-apa lagi. Sebenarnya anda boleh menikmati semua makanan yang anda sukai, hanya saja harus disesuaikan dengan keadaan diabetesnya, kurangi jumlah makanan yang mengandung gula atau karbohidrat, ubah cara penyajiannya, atur kapan makannya. Mengatur makanan yang sehat bukan berarti dilarang ini dilarang itu, melainkan menyesuaikan kalori yang masuk sesuai dengan kebutuhan tubuh anda. Dengan diet atau makanan yang sehat, anda akan mendapatkan hidup yang sehat. TIDAK ADA FORMULA DIET KHUSUS UNTUK DIABETES ! Kalau kita bertemu orang diabetes, kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa makanan harus begini harus begitu, yang ini harus dibatasi sekian gram, yang lain boleh sampai sekian gram. Pengaturan yang begitu rumit dan sangat membosankan akan membuat anda putus asa dan akhirnya gagal berdiet. Sering pula kita mendengar anjuran dokter atau ahli gizi yang menyuruh anda mengkonsumsi makanan tertentu atau diet dengan ukuran jumlah tertentu. Sebenarnya tidak ada formula diet khusus untuk diabetes. Anda harus mengenal dulu
32
karbohidrat, lemak, dan protein, lalu tinggal membuat variasi dan mengatur makanan setiap harinya, sedikit mengkonsumsi karbohidrat dan lemak, banyak sayur dan buah yang tidak manis, serta kurangi makanan manis dan hewani. Semua bergantung kepada berapa kadar glukosa dalam darah, atau anda perlu menurunkan berat badan atau memang sudah kurus atau bahkan mau menaikkan berat badan, juga bergantung pada keadaan kesehatan anda, mungkin ada komplikasi atau penyakit lain yang sedang diderita. Maka anda bisa mengatur tiga bahan makanan utama yaitu karbohidrat, lemak, dan protein, bagaimana meramunya menjadi makanan yang menarik tidak membosankan.
KARBOHIDRAT: DASAR UTAMA Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Jaringan otak misalnya dan organ tubuh lainnya, memerlukan karbohidrat sebagai sumber bahan bakar atau energi. Kekuatan otot untuk melakukan aktivitas terutama juga bersumber dari karbohidrat. Gula adalah karbohidrat yang merangsang pankreas mengeluarkan insulin. Karbohidrat yang banyak bisa menaikkan trigliserida juga, terutama bila makan berlebihan dan glukosa darah tidak terkontrol baik. Karbohidrat yang sederhana adalah gula, karbohidrat yang kompleks adalah tepung. Dari makanan yang masuk, kompleks karbohidrat akan dicerna menjadi karbohidrat yang sederhana yaitu gula. Gula ini didapatkan dari makanan tepung, buah, susu, dan beberapa sayur; sedangkan kompleks karbohidrat ditemukan pada produk gandum dan beberapa sayur.
Tepung atau Gandum Termasuk dalam kelompok karbohidrat ini adalah beras, cereal, roti, buncis, dan beberapa sayur seperti jagung, kentang, labu, ketela, dan gambas.
Buah Semua jenis buah mengandung gula, dari yang relatif sedikit kadar gulanya seperti pisang, papaya, dan apel, sampai yang kaya gula seperti duren, mangga, dan rambutan.
Produk Susu Susu dan semua produk susu mengandung gula.
Sayur Selain kelompok sayur yang berisi tepung seperti kentang dan jagung, sayur non tepung lain juga mengandung gula, misalnya selada dan asparagus.
Kombinasi Karbohidrat
33
Sekitar separoh (50%) makanan kita terdiri dari karbohidrat, yang bisa terdiri daripada empat kelompok di atas, yaitu tepung atau gandum, buah, susu atau produk susu, dan sayur. Bila anda memilih kompleks karbohidrat, akan perlu waktu untuk mencernanya menjadi gula, yang kemudian masuk peredaran darah tubuh secara berangsur dan lebih lama, ini akan lebih baik daripada bila mengkonsumsi gula secara langsung. Utamakan pula yang kaya serat, sehingga selain baik untuk glukosa, juga baik untuk menurunkan kadar lemak anda.
Boleh Sedikit Gula Anggapan orang selama ini adalah orang diabetes sama sekali tidak boleh makan atau minum manis, bahkan dokter dan petugas kesehatan pada umumnya juga melarang demikian. Pendapat ini sekarang sudah berubah. Tergantung bagaimana kadar glukosa darah anda, makanan manis seperti kue, permen manis, minuman manis, madu, atau soda, masih diperbolehkan asalkan jumlahnya disesuaikan, untuk ini perlu periksa kadar glukosa darah anda setelah makan dan konsultasikan ke dokter. Perlu diingat bahwa makanan manis atau ekstra kalori akan menaikkan berat badan. Dan makanan dengan label low sugar atau sugar-free tetap mengandung karbohidrat dan kalori.
Macam Gula Sekarang kita mengenal bermacam-macam gula, tergantung darimana asalnya dan bagaimana pembuatannya. Ada gula pasir, gula coklat (brown sugar), gula jawa, gula bit, gula tebu, atau gula tepung (confectioner’s sugar). Yang dimaksud gula adalah sucrose, glucose atau dextrose. Ada pula gula lain yaitu lactose, maltose, sorbitol, xylitol, dan mannitol. Perhatikan label yang tidak menulis gula atau karbohidrat, tetapi mencantumkan nama-nama di atas yang berarti gula juga. Ada pula beredar berbagai pemanis bukan gula, diberikan kepada pasien diabetes yang ingin makan atau minum manis tapi tidak banyak menaikkan glukosa darah.
Glycemic Index (GI) Tidak semua karbohidrat mempunyai kemampuan menaikkan glukosa darah yang sama, karena hal ini bergantung pada seberapa cepat atau seberapa lama karbohidrat tersebut dicerna menjadi gula yang bisa diserap tubuh. Glycemic Index (GI) adalah ukuran kecepatan tubuh menyerap suatu karbohidrat dari makanan. Jadi GI tiap makanan akan berbeda-beda. Biasanya dipakai roti (white bread) sebagai patokan dengan GI 100, makanan karbohidrat lain yang kemampuan menaikkan glukosa darahnya hanya setengah dari roti akan bernilai GI 50, sedangkan yang lebih cepat sampai 1 ½ kali lipat maka GI nya 150.
34
Angka GI bagi satu karbohidrat bisa berubah, bergantung daripada apa dimakan sendirian atau dicampur dengan makanan lainnya. GI dipengaruhi juga oleh makanan protein atau lemak yang dikonsumsi bersamaan. Cara mengolah dan cara penyajian makanan juga akan mempengaruhi GI. Beberapa makanan dengan GI rendah, misalnya coklat, justru mengandung lemak yang tinggi. Bila anda mengganti makanan yang GI tinggi dengan makanan ber GI rendah, akan dapat mengurangi kemungkinan naiknya glukosa darah. Tabel berikut memberikan sedikit daftar makanan ber GI tinggi dan yang ber GI rendah, upayakan substitusi makanan ke yang ber GI rendah, diabetes anda akan lebih terkontrol.
Makanan GI Tinggi
Makanan GI Rendah
Roti putih (whole meal)
Roti gandum (whole grain)
Cereal dari jagung atau wheat
Cereal dari gandum, bubur
Biskuit
Biskuit dari gandum atau buah
Kue cake atau muffin
Cake atau muffin dari buah atau gandum
Buah yang dimasak atau dikupas banyak
Buah yang dikupas tipis
Jus buah
Jus buah dengan ampasnya
Buah tropis, seperti pisang, duren, mangga
Buah apel, plum
Kentang yang diolah
Kentang segar
Kentang
Sayur buncis, biji-bijian
Beras biasa
Beras Basmati
Hidup yang Lebih Ak tif Manusia diciptakan untuk bergerak, kita mempunyai tangan, lengan, paha, betis, dan kaki yang disebut anggota gerak, jadi sehari-hari manusia terus bergerak. Kehidupan manusia dunia modern cenderung membuat kita kurang aktif, anda lebih banyak duduk di belakang meja, di hadapan komputer, duduk di kursi sofa dan nonton tv, keluar rumah atau ke kantor dengan mobil, hanya sesekali berolahraga atau bahkan tidak ada sama sekali. Ketidak seimbangan antara kalori yang masuk melalui makanan dan minuman dengan pembakaran kalori oleh aktivitas fisik tubuh, membuat positive balance dengan akibat glukosa dan lemak darah meningkat serta berat badan naik. Anda mutlak harus mulai mengubah gaya hidup santai (sedentary life) menjadi hidup yang lebih
35
aktif. Olahraga yang ringan sampai derajat sedang membuat anda lebih bugar dan membantu anda mengontrol glukosa darah.
AKTIVITAS FISIK Aktivitas fisik adalah semua gerakan tubuh yang membakar kalori, misalnya menyapu, naik turun tangga, setrika, atau berkebun. Olahraga juga membakar kalori, tapi olahraga aerobik mengikuti serangkaian gerak yang berurutan untuk menguatkan dan mengembangkan otot dan semua bagian daripada tubuh. Termasuk didalamnya adalah jalan, berenang, bersepeda, jogging, atau senam. Semua aktivitas dan olahraga adalah berguna bagi kesehatan anda. Bila anda berolahraga dengan teratur, banyak manfaat yang akan anda peroleh, antara lain:
Menjadi lebih bugar, lebih mudah melakukan aktivitas sehari-hariJarang merasa capaiOtot dan sendi lebih lenturTonus otot lebih baikAnda tampak dan merasa lebih enakMengurangi stresLebih mudah berkonsentrasiLebih percaya diriNafsu makan bisa lebih terkontrol Mencegah tulang keropos atau osteoporosis.
Semua di atas adalah alasan mengapa anda harus hidup lebih aktif. Bagi seorang penderita diabetes, olahraga teratur akan lebih banyak keuntungannya, yaitu glukosa dan lemak darah turun, peredaran darah lebih baik, tekanan darah lebih stabil, serta berat badan menjadi turun.
Memperbaiki Kontrol Glukosa darah Pada saat anda berolahraga, otot mengadakan kontraksi dan relaksasi, glukosa akan dipakai atau dibakar untuk energi. Untuk kebutuhan energi, glukosa darah akan dipindahkan dari darah ke otot selama dan setelah berolahraga, sehingga glukosa darah akan turun. Disamping itu, olahraga membuat insulin menjadi lebih sensitif, insulin akan bekerja lebih baik membuka pintu masuk bagi glukosa ke dalam sel, dengan demikian selain glukosa darah turun, kebutuhan insulin juga berkurang. Selama melakukan olahraga dengan teratur, anda dapat mengurangi pemakaian obat anti diabetes atau suntikan insulin. Bahkan ada beberapa orang bisa mengontrol diabetesnya hanya dengan diet dan olahraga. Pada keadaan tertentu, terutama bila kadar glukosa darah lebih tinggi daripada 300 mg/dl, olahraga bisa menimbulkan efek yang malah berlawanan, glukosa darah bisa naik. Karena pada saat anda berolahraga, tubuh akan melepaskan atau membentuk glukosa ekstra untuk energi, sedangkan insulin tidak mencukupi untuk mengangkut glukosa yang lebih itu ke dalam sel, sehingga glukosa darah akan naik. Dalam keadaan ini, anda perlu menjalani diet yang benar, olahraga teratur, disamping menggunakan obat untuk menurunkan glukosa.
36
Mengurangi Risiko Sakit Jantung Olahraga memperbaiki peredaran darah, termasuk yang di pembuluh darah kecil di jantung. Olahraga juga menambah kekuatan pompa jantung. Bila dilakukan bersama dengan diet yang benar, olahraga dapat menurunkan kolesterol LDL, lemak “jahat” yang bisa menyebabkan aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah. Selain itu, olahraga bisa menaikkan kolesterol HDL, lemak “baik” yang bisa membersihkan dinding pembuluh darah. Olahraga juga dapat menurunkan dan menstabilkan tekanan darah.
Menurunkan Berat Badan Olahraga bisa menurunkan berat badan anda, serta mempertahankan berat badan anda yang sudah normal. Dengan membakar kalori dan meningkatkan metabolisme tubuh, berat badan akan turun. Dengan mengurangi resistensi insulin yang biasanya dijumpai pada orang gemuk, olahraga memperbaiki kerja insulin, dan glukosa darah akan turun pula.
Apakah Anda Merasa Fit ? Bila anda duduk sepanjang hari dan kurang melakukan aktivitas fisik, maka anda akan merasa kurang fit. Tanda-tanda lain dari seseorang yang kurang fit adalah : * Merasa capai sepanjang hari * Tidak sanggup bekerja seperti layaknya orang seusia anda * Makin malas berolahraga karena mudah capai Mudah capai atau nafas tersengal bila jalan sedikit atau naik tangga.
OLAHRAGA YANG BAGAIMANA ? Olahraga bagi penderita diabetes adalah olahraga aerobik. Yang dimaksud dengan olahraga aerobik adalah olahraga yang berirama teratur, aerobik (aerobics) artinya dengan oksigen, jadi aktivitas yang memakai oksigen secara teratur, sehingga tidak membebani jantung dan paru, bahkan melatih nafas paru dan denyut jantung, mengangkut oksigen dari paru ke jantung, terus ke pembuluh darah dan selanjutnya ke otot untuk aktivitas. Termasuk olahraga aerobik adalah : * Jalan * Jogging * Sepeda * Dansa aerobik * Senam * Renang * Juga tennis, golf, atau ski, bila dilakukan dengan cara aerobik.
37
Jalan Jalan adalah olahraga aerobik yang paling sederhana, aman, dan murah, tidak perlu peralatan, tidak perlu belajar atau menggunakan teknik tertentu. Dapat dilakukan sendiri atau berkelompok, di dalam maupun di luar rumah. Olahraga jalan yang dianjurkan cukup 30 menit dalam sehari, minimum 5 hari dalam seminggu, ini dapat memperbaiki resistensi insulin dan menurunkan glukosa darah. Kemudian ditingkatkan sampai 40 menit hingga satu jam per hari dan dilakukan setiap hari. Olahraga demikian dilakukan teratur bahkan bisa mencegah seseorang terkena diabetes tipe 2.
Peregangan Otot (Stretching) Melakukan peregangan otot sebelum dan sesudah olahraga aerobik akan membuat otot, sendi, dan ligamen menjadi lentur, serta mengurangi kemungkinan nyeri dan cedera sendi. Peregangan harus dilakukan secara perlahan-lahan dan lembut, sampai terasa otot sudah menjadi lemas. Masing-masing peregangan otot dilakukan selama 30 detik dan dilakukan beberapa kali. Peregangan otot dilakukan pada beberapa tempat, antara lain :
Peregangan Otot Betis Berdiri dan bersandar dengan kekuatan lengan menghadap pada tembok, kaki sebelah maju dan lutut ditekuk, kaki sebelah lurus ke belakang dan bertumpu pada ujung kaki, punggung tetap lurus, dilakukan selama 30 detik, kemudian bergantian dengan betis sebelahnya.
Peregangan Otot Punggung Berbaring terlentang dengan kedua lutut ditekuk, perlahan-lahan dengan kedua menarik lutut ke arah bahu, kemudian bergantian dengan lutut sebelah.
Peregangan Otot Paha Berbaring terlentang di atas meja atau tempat tidur, kaki sebelah mengantung ke bawah, kaki lainnya ditekuk dengan menarik lutut ke arah dada dibantu oleh kedua tangan, punggung tetap lurus, kemudian bergantian dengan kaki atau lutut sebelahnya.
Peregangan Otot Dada Gandengkan kedua tangan dan diletakkan di belakang kepala, tarik kedua siku ke arah belakang, seiring dengan gerakan menarik dan mengeluarkan nafas dengan kuat dan dalam.
Pelatihan Kekuatan Otot (Strengthening)
38
Selain membuat otot bergaris menjadi lebih kuat, pelatihan kekuatan otot membuat postur tubuh lebih baik dan seimbang. Selain baik untuk kesehatan tulang, gerakan menguatkan otot juga memperbaiki metabolisme dan menormalkan berat badan.
Push-up Tembok Dengan telapak tangan ditempelkan dan tubuh berdiri menghadap ke tembok, lalu perlahan-lahan menekuk siku dan menyandarkan badan ke arah tembok, kedua lengan menahan berat badan, tahan, kemudian kembali ke posisi berdiri lurus seperti semula. Berdiri dan Berjongkok Berdiri dengan kedua telapak tangan di atas meja, lakukan gerakan jongkok dengan menekuk lutut 30 – 60 derajat, tahan, kemudian kembali ke posisi berdiri.
Angkat Tumit Berdiri dengan berpegangan pada sandaran kursi, perlahan-lahan angkat tumit dan bertumpu pada ujung jari kaki, tahan, kemudian kembali ke posisi berdiri semula.
Angkat Betis Berdiri dengan berpegangan pada meja atau sandaran kursi, perlahan-lahan angkat kaki dengan menekuk lutut, kemudian diturunkan, selanjutnya ulangi gerakan yang sama pada kaki sebelahnya.
BERAPA LAMA BEROLAHRAGA ? Olahraga bagi diabetes tidak perlu berjam-jam, cukup secara rutin dilakukan 30 menit sehari selama 5 – 7 hari dalam seminggu. Mulailah dengan 10 menit per hari, kemudian tiap minggu ditingkatkan 5 menit sampai akhirnya mencapai 30 menit. Lakukan juga peregangan (stretching) dan olahraga kekuatan otot (strengthening) beberapa menit, disamping olahraga aerobik rutin anda. Jangan sampai anjuran olahraga ini mengganggu rutinitas pekerjaan. Anda bisa membagi waktu olahraga dalam beberapa kali per hari, misalnya 1 jam setelah sarapan pagi melakukan senam 10 menit, kemudian 1 jam setelah makan siang jalan kaki 10 menit, lalu 1 jam setelah makan malam melakukan olahraga naik sepeda statis sembari menonton tv selama 10 menit. Jadi bagi orang dengan diabetes tidak diperlukan olahraga sepakbola atau tinju, juga tidak perlu sepanjang hari minggu bersepeda atau jalan sehat selama 3 – 4 jam, hingga bersimbah peluh dan kecapaian, melainkan dianjurkan olahraga kira-kira satu jam setelah makan makanan utama, lakukan gerakan olahraga ringan cukup 10 menit, namun dilakukan secara rutin setiap hari.
39
Tabel 23. Lama Latihan Fisik
Aktivitas Fisik
Lama Aktivitas Untuk Membakar 150 kal
(Berat Badan 70 kg)
(menit)
Cuci mobil
45 – 60
Bersihkan jendela dan lantai
45 – 60
Main voli
45
Main bola sepak
30 – 45
Berkebun
30 – 45
Jalan (5 km/jam)
30 – 40
Sepeda (15 km/jam)
30
Dansa
30
Renang (laps)
20
Jogging (8 km/jam)
20
Lari (10 km/jam)
15
JANGAN TERLAMBAT Begitu anda sadar telah mengidap diabetes, segera mulai dengan program olahraga rutin, jangan terlambat, bila perlu berkonsultasi dengan dokter anda untuk memilih olahraga mana yang sesuai. Jangan sampai timbul komplikasi seperti sakit jantung atau kerusakan ginjal, pada saat itu anda sudah tidak dianjurkan melakukan banyak gerak badan lagi dan justru harus berbaring dan beristirahat.
Pilih Olahraga Yang Disukai Pilihlah olahraga yang membuat anda merasa enjoy dan anda tidak menjadi bosan. Bila anda
40
suka menyendiri dan olahraga di luar rumah, pilihlah jalan atau bersepeda; apabila anda suka berkelompok, maka coba untuk berenang, senam, atau dansa; apabila anda suka nonton tv di rumah, lakukan olahraga sepeda statis atau treadmill di depan tv. Perhatikan bila ada komplikasi yang telah timbul, bila ada gangguan saraf perasa di kaki, maka berenang lebih baik daripada jalan atau jogging; bila ada gangguan sendi lutut, mungkin anda lebih baik memilih peregangan atau melatih kekuatan otot tanpa banyak menggunakan otot sendi lutut.
Buat Jadwal dan Harus Taat Buat jadwal olahraga setiap hari, catat dengan baik di kalender anda, tepati dan lakukan dengan taat. Tidak ada alasan untuk menghindari olahraga dengan berkata “hari ini saya sibuk” atau “besok saja bila ada waktu” atau “ada acara tv yang sangat bagus dan jangan sampai terlewatkan”. Bila anda sebelumnya tidak pernah, atau memang anda tidak suka olahraga, biasanya sukar untuk memulai gerakan fisik rutin ini. Beberapa perkataan mungkin akan muncul dalam benak anda : Aku sudah terlalu sibuk
Menyediakan waktu 30 menit sehari untuk olahraga cukup mengganggu kesibukan pekerjaan anda, mulailah dengan porsi yang kecil misalnya hanya 10 menit, namun dilakukan tiga kali sehari satu jam sesudah makan. Aku sudah terlalu tua
Olahraga tidak mengenal batas umur. Olahraga bahkan bisa mencegah proses penuaan. Terdapat bermacam-macam olahraga yang sesuai untuk usia yang berbeda. Aku sudah terlalu gemuk
Lihat sekeliling anda, orang yang rajin melakukan olahraga akan memperoleh bentuk tubuh yang lebih kencang dan kekar. Aku sudah terlalu lemah Mulai dengan olahraga ringan, kemudian berangsur intensitasnya ditingkatkan, anda akan merasa lebih fit.
Sakitku sudah terlalu parah Anda tidak mau berolahraga karena glukosa darah terlalu tinggi? Adanya diabetes justru mengharuskan anda untuk rutin berolahraga. Buat variasi olahraga tiap saat dan tiap hari apabila anda mudah merasa bosan, misalnya hari ini
41
jalan, besok sepeda, hari berikutnya berenang. Sesuaikan dengan kebiasaan atau pekerjaan anda, juga selaraskan dengan gaya hidup anda. Jangan sampai karena perubahan cuaca lalu ada alasan menghentikan olahraga. Bagi diabetes, adalah lebih baik tiada hari tanpa olahraga. Setiap Gerakan Berarti Bagi Anda Olahraga rutin sangat baik bagi diabetes, banyak manfaat akan diperoleh bagi kesehatan anda. Termasuk pekerjaan atau aktivitas sehari-hari juga akan membakar kalori, misalnya naik turun tangga, berkebun, atau pekerjaan rumah, selain dapat menurunkan glukosa darah, juga bisa menurunkan lemak dan tekanan darah. Setiap gerakan akan sangat berarti bagi anda, usahakan banyak gerak dan lebih aktif dalam kegiatan hidup sehari-hari, ubah gaya hidup santai ke hidup yang lebih aktif, misalnya : * Mengubah channel tv dengan berdiri dan jalan menuju tv daripada menggunakan remote control * Bersihkan mobil sendiri * Lebih banyak jalan kaki daripada naik mobil * Parkir mobil lebih jauh dan kemudian jalan * Lebih baik naik tangga daripada naik lift * Mengerjakan pekerjaan rumahtangga sendiri daripada menyuruh orang lain.
HINDARI CEDERA Bagi penderita diabetes, sedikit cedera dapat berakibat buruk bahkan fatal, oleh karena itu perhatikan keamanan dalam melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. Pakai Tanda Pengenal
Tanda pengenal atau identitas diperlukan bagi setiap penderita diabetes yang melakukan olahraga, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2, terutama bila melakukan aktivitas fisik jauh diluar rumah, misalnya mendaki gunung, camping, dan lain-lain. Bila timbul sesuatu hal, pertolongan cepat bisa diberikan apabila orang lain mengetahui anda adalah pengidap diabetes. Pakaian dan Sepatu
Pilih pakaian dan sepatu yang benar untuk berolahraga. Ingat olahraga dan pembakaran kalori menghasilkan panas, jangan pakai pakaian tebal dan berat. Pada udara dingin bisa tambah jaket training. Bila berkeringat banyak dan kepanasan, jangan pakai pakaian berat dan warna gelap. Berkeringat banyak tidak akan menghilangkan lemak dalam tubuh tetapi hanya air, yang bisa menambah panas. Pakailah krim sunscreen dan topi bila berolahraga di udara panas.
42
Harus pakai sepatu, ukurannya harus pas dan tidak terlalu ketat, pakailah kaos kaki yang lembut. Sebelum digunakan sepatu harus dibersihkan dulu terutama bagian dalamnya, jangan ada benda asing, pasir, atau kerikil yang bisa melukai. Periksa Kaki
Sebelum berolahraga perlu memeriksa kaki, jangan ada luka gores, lecet, atau iritasi, bersihkan dan obati dulu dengan krim antibiotika dan dibalut. Setelah berolahraga juga harus periksa kaki kembali, mungkin ada bengkak, merah, mengelupas, atau menggelembung, cepat diobati dan dibalut. Minum Banyak Air
Keringat yang banyak keluar harus diganti dengan minum banyak air. Bila olahraga lama, perlu tambahan kalori dan elektrolit atau mineral, ini bisa diperoleh dari berbagai minuman untuk olahraga. Minum air sebelum, selama, dan sesudah berolahraga. Makin panas cuaca harus makin banyak minum air. Jangan menunggu kehausan baru minum air. Perhatikan Temperatur Sekitarnya
Udara terlalu panas dan lembab tidak baik bagi kesehatan, pindah tempat olahraga ke dalam gedung atau rumah (indoor), atau pindah jam ke lebih pagi atau malam hari. Perlu Pemanasan
Sebelum anda mulai berolahraga, siapkan tubuh anda dengan pemanasan. Misalnya sebelum jalan cepat atau jogging, pemanasan dulu dengan jalan perlahan-lahan untuk mengatur denyut nadi dan aliran oksigen di paru. Begitu juga ketika selesai olahraga, perlahan-lahan kurangi kecepatan untuk mengatur denyut nadi berangsur-angsur kembali normal, kemudian lakukan peregangan otot beberapa kali untuk mencegah kekakuan atau kram otot.
Perhatikan Tanda-Tanda Bahaya Segera berhenti olahraga dan minta bantuan tenaga medis apabila dijumpai tanda-tanda atau keluhan sebagai berikut : * Pusing atau terasa mau pingsan * Rasa sakit pada uluhati * Dada terasa sesak * Nafas pendek * Nyeri dada
43
* Nyeri dada menjalar ke bahu, lengan, atau rahang kiri * Jantung berdebar terlalu cepat.
Perlu Kontrol Glukosa Darah Biasakan untuk memeriksakan glukosa darah ketika berolahraga beberapa kali. Glukosa darah bisa turun akibat pembakaran oleh olahraga, yang bisa berlangsung sampai beberapa jam lamanya, ini disebabkan oleh cadangan glukosa pada otot dan hati dikeluarkan untuk dibakar, sedangkan glukosa dalam darah dipakai dan diangkut ke dalam sel. Seperti pernah disebutkan sebelumnya, glukosa darah kadang bisa naik pada saat berolahraga, terutama bila glukosa darah sebelumnya di atas 300 mg/dl. Untuk mengetahui, menghindari dan mengatasinya, perlu pemeriksaan glukosa darah sebelum, selama, dan sesudah anda berolahraga. Olahraga dan minum obat atau suntik insulin bisa menurunkan glukosa darah. Untuk menghindari hipoglikemia setelah olahraga, tidak perlu makan dulu sebelum gerak, tapi atur dosis suntikan atau obat yang diminum, dan kontrol glukosa darah lebih sering untuk mengetahui gambaran keadaan glukosa darahnya.
KOLESTEROL ANDA, BAI K ATAU J AHAT ?
Kolesterol ada yang jahat dan ada yang baik, anda perlu mengenal dan memahaminya, serta tahu bagaimana mengatur agar dapat terhindar dari bahaya sakit jantung dan stroke.
Kolesterol Total Kolesterol adalah lemak yang terdapat dalam aliran darah atau berada dalam sel tubuh, yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon, namun apabila kadar kolesterol dalam darah berlebihan, akan mengakibatkan penyakit jantung koroner dan stroke. Kolesterol secara alami bisa dibentuk oleh tubuh sendiri, selebihnya didapat dari makanan hewani, seperti daging, unggas, ikan, margarin, keju, dan susu. Makanan yang berasal dari nabati, seperti buah, sayur, dan beberapa biji-bijian, tidak mengandung kolesterol. Kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk itu perlu berikatan dengan pengangkutnya yaitu lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau high-density l ipoprotein (HDL). Kolesterol yang normal harus di bawah 200 mg/dl. Apabila di atas 240, anda berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke.
Kolesterol LDL atau Lemak yang “Jahat”
44
Kolesterol LDL adalah lemak yang “jahat”, karena bisa menimbun pada dinding dalam dari pembuluh darah, terutama pembuluh darah kecil yang mensuplai makanan ke jantung dan otak. Timbunan lemak itu makin lama makin tebal dan makin keras, yang dinamakan arteriosklerosis, dan akhirnya menyumbat aliran darah. Kolesterol LDL yang optimal adalah bila kadarnya dalam darah di bawah 100 mg/dl. Kolesterol LDL 100 – 129 mg/dl dimasukkan kategori perbatasan (borderline), apabila di atas 130 dan disertai faktor risiko lain seperti merokok, gemuk, diabetes, tidak olahraga, apalagi jika sudah mencapai 160 atau lebih, maka segera perlu diberi obat.
Kolesterol HDL atau Lemak yang “Baik” Kolesterol HDL disebut sebagai lemak yang “baik”, lantaran dapat membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati. Kolesterol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk pria, atau di atas 50 mg/dl untuk wanita. Penyebab kolesterol HDL yang rendah adalah kurang gerak badan, terlalu gemuk, serta kebiasaan merokok. Selain itu hormon testosteron pada pria, steroid anabolik, dan progesteron bisa menurunkan kolesterol HDL; sedangkan hormon estrogen wanita menaikkan HDL.
Kolesterol Lp(a) Kolesterol Lp(a) adalah suatu variasi dari kolesterol LDL. Lp(a) yang tinggi berbahaya bagi jantung. Penyebab peningkatan Lp(a) belum jelas, mungkin berkaitan dengan faktor genetik.
Trigliserida Trigliserida adalah bentuk lemak lain yang bisa berasal dari makanan atau dibentuk sendiri oleh tubuh. Punya trigliserida yang tinggi sering diikuti juga oleh kolesterol total dan LDL yang tinggi, serta kolesterol HDL yang rendah. Orang yang sakit jantung, diabetes, atau obesitas, biasanya mempunyai kadar trigliserida yang tinggi. Trigliserida dalam darah yang normal harus di bawah 150 mg/dl. Beberapa orang mempunyai trigliserida yang tinggi lantaran penyakit lain atau keturunan. Bila memang ada faktor keturunan, maka anda harus mengubah gaya hidup, mulai diet rendah lemak, olahraga teratur, turunkan berat badan, tidak merokok, juga tidak minum alkohol, bahkan dianjurkan mengurangi konsumsi karbohidrat (misalnya nasi, mie, atau roti) sampai kurang dari 50 % dari jumlah kalori total.
Rasio Kolesterol Yang dimaksud dengan Rasio Kolesterol (Cholesterol Ratio) adalah perbandingan dari kolesterol total dibagi dengan kolesterol HDL. Misalnya bila kolesterol total anda 200 mg/dl, kolesterol HDL 50 mg/dl, maka Rasio Kolesterol adalah 200 : 50 = 4 : 1. Upayakan Rasio selalu di bawah 5 : 1, rasio yang optimal adalah 3.5 : 1.
Kolesterol pada Wanita