1 " Laporan Konstruksi Acuan dan Perancah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaanNya penulis dapat mengikuti praktek Konstruksi Acuan dan Perancah.
Adapun hasil-hasil yang penulis dapatkan saat praktek dirangkum dalam laporan ini yang berjudul "Laporan Praktikum Acuan & Perancah".
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing karena telah mengayomi,menuntun selama praktek berlangsung.Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan TPJJ B karena membantu penulis selama praktek dan dalam penyusunan laporan ini.
Besar harapan penulis jikalau laporan ini dapat berguna di waktu yang akan datang. Terima kasih.
Kupang, 29 Oktober 2017
Fenny Monicha Bandaso
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN 3
LATAR BELAKANG 3
TUJUAN PRAKTEK 3
MANFAAT PRAKTEK 3
BAB II : PEMBAHASAN 4
2.1 JOB 1 : PEMASANGAN BOUWPLANK 4
2.2 JOB 2 : ACUAN & PERANCAH KOLOM 8
2.3 JOB 3 : ACUAN & PERANCAH BALOK 13
2.4 JOB 4 : ACUAN & PERANCAH LANTAI 19
2.5 JOB 5 : ACUAN & PERANCAH TANGGA 24
2.6 JOB 6 : PEMBONGKARAN 31
BAB III : TABEL PEKERJAAN PENEMPATAN ACUAN 34
BAB IV : PENUTUP 35
4.1 KESIMPULAN 35
4.2 SARAN 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung, jembatan maupun lainnya mayoritas komponen bangunannya terbuat dari beton. Beton merupakan struktur utama pada sebuah bangunan yang terdiri dari campuran semen,air dan agregat kasar yang berfungsi untuk mrnopang beban yang terjadi. Pada asalnya beton merupakan bahan yang elastis, tetapi setelah umur tertentu akan mengeras dan mempunyai kekuatan tertentu pula, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk membentuk beton menjadi yang diinginkan diperlukan suatu alat bantu yang biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah/Bekisting/Form Work yang berupa cetakan,atau suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang berfungsi untuk mendapatkan konstruksi beton yang diinginkan sesuai dengan porsinnya sebagai bangunan pembantu.
Acuan Perancah bersifat sementara yang harus kuat dan kokoh, namun udah dibongkar agar tidak menimbulkan kerusakan pada beton. Baik buruk dari pekerjaan Acuan dan Perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti kehilangan material,perubahan dimensi beton,perubahan struktur bangunan dan juga dapat mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli dibidang tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang Acuan dan Perancah.
1.2 TUJUAN PRAKTEK
Menyelesaikan target materi perkuliahan semester tiga jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Kupang.
Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori tentang pekerjaan beton yang mana harus menggunakan acuan ataupun perancah.
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pekerjaan acuan dan perancah secara nyata di lapangan.
Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengerti manajemen waktu,biaya,dan mutu dalam pekerjaan beton khususnya pada bagian pekerjaan acuan dan perancah.
1.3 MANFAAT PRAKTEK
Mahasiswa dapat memperkaya diri guna bekal dikemudian hari mengenai konstruksi Acuan dan Perancah serta dapat mengetahui teknik pengerjaan acuan perancah yang baik dan benar.
Mahasiswa dapat menyadari akan keberadaan potensi dirinya serta kondisi lingkungan yang menunjang untuk dapat dikembangkan dan berupaya menjadikan diri sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.
BAB II
PEMBAHASAN
JOB. 1 PEMASANGAN BOUWPLANK
PENGERTIAN DASAR
Bouwplank berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan gambar denah bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi dan juga sebagai dasar ukuran tinggi/level/peil penentuan ketinggian lantai dalam rumah dengan permukaan jalan.
Pembuatan bowplank biasanya dilakukan setelah observasi lapangan dan setelah dilakukan pemetaan. Syarat pembuatan bowplank yaitu :
Harus kuat dan kokoh.
Jarak antara bowplank dengan dinding kerja tidak terlalu rapat.
Bowplank harus berhadapan dengan bangunan.
Semua elevasi harus sama.
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pemasangan papan duga dilapangan.
Mahasiswa dapat menetukan kedataran dan kesikuan suatu konstruksibangunan.
Mahasiswa dapat menentukas as bangunan.
GAMBAR KERJA
ALAT
Palu
Benang
Unting-unting
Gergaji potong
Linggis
Pensil
Selang Plastik
Waterpass
Alat ukur
Siku
BAHAN
Usuk (5/7)
Papan (5/7)
Paku 7 cm
PERHITUNGAN BAHAN
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar
Kaso 5/7 x 400 cm
Diketahui :
Panjang 1 Batang Kaso 5/7 = 4 m
Jumlah Gelagar = 12 batang
Panjang 1 Batang Gelagar = 1 m
Lebar Kaso ( l ) = 0.07 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.05 m
Panjang Kaso untuk Pekerjaan Gelagar Papan Duga ( p )
= Panjang 1 Batang gelagar x Jumlah gelagar
= 1 m x 12 batang
= 12 m
Volume Kaso 5/7 untuk pekerjaan Papan Duga
V = p x l x t
= 12 m x 0.07 m x 0.05 m
= 0.042 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk pekerjaan Papan Duga
= Panjang kaso 5/7 untuk pekerjaan patok papan duga
Panjang 1 batang kaso 5/7
= 12 m
4 m
= 3 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan duga adalah 3 batang.
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan
Papan Borneo 3/2
Diketahui :
Panjang 1 Lembar Papan Borneo 3/20 = 4 m
Jumlah Papan Acuan = 8 lembar
Panjang 1 Lembar Papan Duga = 1 m
Lebar Papan Borneo ( l ) = 0.20 m
Tebal Papan Borneo ( t ) = 0.03 m
Panjang Papan Borneo untuk Pekerjaan Papan Acuan ( p )
= Panjang 1 lembar Papan Acuan x Jumlah Papan Acuan
= 1 m x 8 lembar
= 8 m
Volume Papan Borneo 3/20 untuk pekerjaan Papan Duga
V = p x l x t
= 8 m x 0.20 m x 0.03 m`
= 0.048 m3
Jumlah lembar Papan Bormeo 1.2/20 untuk pekerjaan Papan Duga
= Panjang papan borneo untuk pekerjaan papan acuan
Panjang 1 lembar papan 3/20
= 8 m
4 m
= 2 lembar
Jadi jumlah Papan Borneo 3/20 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan duga adalah 2 lembar.
K3
Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya.
Berdoalah sebelum melakukan praktek.
Pakailah pakaian praktek, helm praktek, sepatupengaman dan sarung tangan.
Fungsikan peralatan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Jangan bercanda gurau sewaktu praktek.
Apabila pekerjaan ragu-ragu sebaiknya tanyakan pada instruktur.
LANGKAH KERJA
Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja.
Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
Tancapkan gelagar pertama pada sebagai acuan ( apabila tanah mempunyaikemiringan, maka gelagar pertama harus ditancapkan di aera tanah yangpaling tinggi).
Ukur dan berilah tanda menggunakan pensil 30 cm dari permukaan tanah pada gelagar pertama sebagai penanda tinggi pondasi dari muka tanah.
Isi penuh slang plastik dengan air, lalu tanam gelagar lainya sesuai gambar kerja.
Dalam memasang gelagar usahakan harus lurus dan siku menggunakan rumus Phitagoras c = a2+b2.
Gunakan slang plastik yang telah terisi air sebagai pengatur elevasi tanah untuk mengukur tinggi pondasi dari muka tanah pada gelagar lainyadengan gelagar pertama sebagai acuan.
Setelah semua gelagar telah diberi tanda pasang papan duga pada gelagar-gelagar tersebut.
Tentukan as bangunan menggunakan benang sesuai gambar kerja dengan penyetelan menggunakan unting-unting.
Ukur kesikuan sudut dengan menggunakan perbandingan 3:4:5.
Tunjukan hasi kerja kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi.
HASIL KERJA
Hasil Kerja Job 1
Papan Duga / Stake Out
(Bowplank)
Job 2.Acuan Dan Perancah Kolom
Teori Dasar
Bekisting kolom segi empat merupakan bentuk kolom yang sering dilaksanakan karena mudah dalam pelaksanaan baik pembuatan bekistingnya maupun pekerjaan finishingnya. Berikut adalah bagian-bagian bekisting kolom segi empat :
Acuan merupakan bagian bekisting yang berhubungan dan membentuk
langsung terhadap kolom beton yang dibuat
Klam .Klam merupakan bagian bekisting yang berfungsi untuk merangkai
papan-papan acuan agar menjadi satu kesatuan.
Penguat atau pengaku tegak Penguat atau pengaku tegak merupakan bagian bekisting yang menempel langsung pada klam di sisi luar acuan.
Penguat atau pengaku mendatar Pengaku mendatar berfungsi untuk menyatukan acuan kolom sekaligus menopang tekanan samping oleh beton.
Tujuan Praktek
Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam bentuk kolom.
Mahasiswa dapat membuat acuan kolom segi empat
Mahasiswa dapat merangkai bekisting kolom segi empat
Mahasiswa dapat menyetel bekisting dalam satu garis lurus
Gambar Kerja
4. Daftar bahan yang diperlukan
Multipleks 15 mm
Kaso 5/7 x 400
Paku 3 cm
Paku 5 cm
5.Daftar peralatan yang diperlukan
Meteran Baja
Pensil
Selang Plastik
Gergaji Tangan
Gergaji Mesin
Benang
Palu Cakar
Unting-Unting
Waterpass
Mistar Siku
6. PERHITUNGAN BAHAN
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Kolom
Multipleks 15 mm
Diketahui :
Panjang 1 lembar multipleks (p) = 2.44 m
Lebar 1 lembar multipleks (l) = 1.44 m
Tebal 1 lembar multipleks (t) = 0.015 m
Tinggi Kolom = 2.44 m
Dimensi Kolom = 0.20 m x 0.20 m
Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Kolom
Sisi A = 0.20 m x 2 irisan = 0.40 m
Sisi B = 0.20 m x 2 irisan = 0.40 m
Sisi A+B = 0.40 m + 0.40 m = 0.80 m
Kebutuhan Multipleks Untuk 2 Kolom
= 0.80 m x 2 kolom
= 1.60 m
Jumlah lembar Multipleks untuk pekerjaan Bekisting Kolom
= Kebutuhan Multipleks Untuk 2 Kolom
Lebar 1 lembar multipleks
= 1.60 m
1.44 m
= 1.1 lembar2 lembar multipleks
Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan acuan kolom adalah 2 Lembar.
6.2 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Klam Perangkai Bekisting Kolom
Kaso 5/7
Diketahui :
Panjang 1 Batang Kaso 5/7 = 4 m
Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 kolom = 8 batang
Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 kolom = 5 batang
Panjang 1 Klam Horisontal = 0.14 m
Panjang 1 Klam Horisontal Untuk 1 kolom = 0.14 m x 5 batang
= 0.7 m x 4 sisi
= 2.8 m x 2 kolom = 5.6 m
Tinggi kolom = 2.44 m
Lebar Kaso ( l ) = 0.07 m
Tebal Kaso( t ) = 0.05
Panjang Kaso untuk pembuatan Klam Perangkai Bekesting Klom ( p )
= ((Tinggi 1 Kolom x Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Kolom) + Panjang Klam Horisontal )
= (( 2.44 m x 8 batang ) + 5.6 m )
= ((19.52 m x 2 kolom) + 5.6 m )
= 39.04 m + 5.6 m
= 44.64 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Tiang Klam Bekisting Kolom
V = p x l x t
= 44.64 m x 0.07 m x 0.05 m`
= 0.156 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Tiang Klam Bekisting Kolom
= Panjang Kaso untuk Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom
Panjang 1 lembar papan 3/20
= 44.64 m
4 m
= 11.16 batang 12 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan klam perangkai kolom adalah 12 batang.
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar Bekisting Kolom
Kaso 5/7
Diketahui :
Panjang 1 batang Kaso 5/7 = 4 m
Panjang 1 batang Gelagar = 2.1 m
Jumlah Gelagar pada 1 Kolom = 8 batang
Lebar Kaso ( l ) = 0.07 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.05 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 1 Kolom
= Panjang 1 batang Gelagar x Jumlah Gelagar Pada 1 Kolom
= 2.1 m x 8 batang
= 16.8 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 2 Kolom ( p )
= Panjang Gelagar untuk 1 kolom x Jumlah Kolom
= 16.8 m x 2 kolom
= 33.6 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom
V = p x l x t
= 33.6 m x 0.05 m x 0.07 m`
= 0.1176 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom
= Panjang Kaso untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom
Panjang 1 batang kaso 5/7
= 33.6 m
4 m
= 8.4 batang 9 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan gelagar kolom adalah 9 batang.
7. Langkah Kerja
Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja
Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
Pelajari gambar kerja secara seksama
Pilihlah dan perhitungkanlah kebutuhan bahan yang diperlukan
Potonglah bahan sesuai ukuran yang tertera pada gambar kerja dan
rangkailah bahan-bahan tersebut
Rangkaikan papan-papan acuan dengan menggunakan klam dari kaso yang telah
di potong
Rangkaikanlah papan-papan acuan pada langkah 5 menjadi cetakan kolom
segi empat dan kontrol kesikuannya mengunakan penyiku.
Pasangkanlah gelagar kaso 5/7 di setiap sisi luar acuan, yaitu pada kedua
bagian tepi dan tengah sepanjang acuan kolom
Setel-lah acuan tersebut menggunakan unting-unting
Jika sudah mempunyai jarak yang sama, maka pakukan sekur dengan
blok-blok atau balok kayu, dengan demikian kedudukannya telah vertikal
Periksalah sekali lagi semua hubungan maupun sambungan kayu yang ada
agar didapat kedudukan bekisting yang betul betul kokoh.
Tunjukan hasi kerja kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi.
8. Keselamatan Kerja
Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya
Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya
Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar
Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja
Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung
Ikuti arahan atau petunjuk instruktur
Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak
9. HASIL KERJA
Hasil Kerja Job 2
Acuan dan Perancah Kolom
Job 3 Acuan dan Perancah Balok
Teori Dasar
Balok beton adalah bagian dari struktur bangunan atau konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menopang lantai diatasnya,balok juga berfungsi sebagai penyalur momen menuju kolom-kolom.Balok dikenal sebagai elemen lentur,yaitu elemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur dan juga geser. Berikut adalah bagian-bagian bekisting balok :
Papan acuan dan papan perangkai klam Seperti halnya dengan papan acuan kolom, maka acuan balok ini tidak ada perbedaan teknik penyambungan maupun perangkaiannya. Yang membedakan adalah kedudukan dari acuan balok yang mendatar. Papan acuan balok terdiri dari 2 macam :
Papan acuan samping
Papan acuan bawah
Gelagar Gelagar adalah bagian pendukung langsung dari papan acuan bagian bawah
Penjepit Penjepit berfungsi untuk menjaga agar acuan samping balok bagian bawah tidak bergeser keluar akibat tekanan beton segar sewaktu pengecoran
Sekur acuan Sekur acuan berfungsi untuk memprtahankan agar acuan samping tetap tegak walaupun mendapat gaya yekan dari dalam acuan
Sekur tiang preancah Sekur ini akan memperkokoh kedudukan bekisting balok. Sekur tiang perancah ada 2 macam yaitu :
Sekur miring
Sekur horizontal
Tujuan Praktek
Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah pembuatan acuan dan perancah balok
Mahasiswa dapat melakukan penyetelan acuan dan pereancah balok
Mahasiswa dapat memperhitungkan kebutuhan bahan dalam membuat acuan dan perancah balok
Mahasiswa mengetahui bagian-bagian acuan dan perancah balok
3. GAMBAR KERJA
Daftar bahan yang diperlukan
Multipleks 15 mm
Kaso 5/7 x 400
Paku 3 cm
Paku 5 cm
5 Peralatan Daftar peralatan yang diperlukan
Meteran Baja
Pensil
Selang Plastik
Gergaji Tangan
Gergaji Mesin
Benang
Palu Cakar
Unting-Unting
Waterpass
6. PERHITUNGAN BAHAN
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Balok
Multipleks 15 mm
Diketahui :
Panjang 1 lembar multipleks (p) = 2.44 m
Lebar 1 lembar multipleks (l) = 1.44 m
Tebal 1 lembar multipleks (t) = 0.015 m
Panjang Balok = 2.80 m
Dimensi Balok = 0.20 m x 0.30 m
Kebutuhan Multipleks Untuk Balok
Sisi A = 0.30 m
Sisi B = 0.20 m
Sisi C = 0.15
Sisi A+B + C = 0.30 m + 0.20 m + 0.15 m = 0.65 m
Kebutuhan Multipleks Untuk 2 Balok
= 0.65 m x 2 balok
= 1.30 m
Jumlah lembar Multipleks untuk pekerjaan Bekisting Balok
= Kebutuhan Multipleks Untuk 2 Balok
Lebar 1 lembar multipleks
= 1.30 m
1.44 m
= 0.90 lembar 1 lembar multipleks
Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan acuan kolom adalah 1 Lembar.
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Klam Perangkai Bekisting Kolom
Kaso 5/7
Diketahui :
Panjang 1 Batang Kaso 5/7 = 4 m
Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Balok = 6 batang
Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 Balok = 5 batang
Panjang Klam Horisontal untuk 2 Balok
Sisi A = 0.24 x 5 batang = 1.2 m
Sisi B = 0.14 m x 5 batang = 0.7 m
Sisi A + Sisi B = 1.2 m + 0.7 m
= 1.9 m x 2 balok = 3.8 m
Panjang 1 Klam Vertikal = 2.80 m
Panjang Klam Vertikal Untuk 1 Balok = 2.80 m x 6 batang
= 16.8 m x 2 balok
= 33.6 m
Panjang 1 Balok = 2.80 m'
Lebar Kaso ( l ) = 0.07 m
Tebal Kaso( t ) = 0.05
Panjang Kaso untuk pembuatan Klam Perangkai Bekesting Balok ( p )
= (( Panjang 1 Balok x Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Balok ) + ( Panjang Klam Horisontal untuk 2 Balok))
= (( 2.80 m x 6 batang ) + ( 3.8 ))
= ( 16.8 m + 3.8 m )
= 20.6 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Balok
V = p x l x t
= 20.6 m x 0.07 m x 0.05 m`
= 0.0721 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Klam Bekisting Balok
= Panjang Kaso untuk Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Balok
Panjang 1 Batang Kaso 5/7
= 20.6 m
4 m
= 5.15 batang 6 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan klam perangkai bekesting balok adalah 6 batang.
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar Bekisting Balok
Kaso 5/7
Diketahui :
Panjang 1 batang Kaso 5/7 = 4 m
Panjang 1 batang Gelagar = 0.50 m
Jumlah Gelagar pada 1 Kolom = 5 batang
Lebar Kaso ( l ) = 0.07 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.05 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 1 Balok
= Panjang 1 batang Gelagar x Jumlah Gelagar Pada 1 Balok
= 0.50 m x 5 batang
= 2.5 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 2 Balok ( p )
= Panjang Gelagar untuk 1 Balok x Jumlah Balok
= 2.5 m x 2 Balok
= 5 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Gelagar Bekisting Balok
V = p x l x t
= 5 m x 0.05 m x 0.07 m`
= 0.0175 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Balok
= Panjang Kaso untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Balok
Panjang 1 batang kaso 5/7
= 5 m
4 m
= 1 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan gelagar bekisting balok adalah 1 batang.
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Sekur Bekisting Balok
Kaso 5/7
Diketahui :
Panjang 1 batang Kaso 5/7 = 4 m
Panjang 1 batang Gelagar = 0.50 m
Jumlah Gelagar pada 1 Kolom = 5 batang
Lebar Kaso ( l ) = 0.07 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.05 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Sekur 1 Balok
= Panjang 1 batang Sekur x Jumlah Sekur Pada 1 Balok
= 0.50 m x 5 batang
= 2.5 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Sekur 2 Balok ( p )
= Panjang Sekur untuk 1 Balok x Jumlah Balok
= 2.5 m x 2 Balok
= 5 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Gelagar Bekisting Balok
V = p x l x t
= 5 m x 0.05 m x 0.07 m`
= 0.0175 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Sekur Bekisting Balok
= Panjang Kaso untuk Pembuatan Sekur Bekisting Balok
Panjang 1 batang kaso 5/7
= 5 m
4 m
= 1 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan sekur bekesting balok adalah 1 batang.
7. K3
Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya.
Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya.
Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar.
Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja.
Tempatkan bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu.
Ikuti arahan atau petunjuk instruktur.
Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak
8. LANGKAH KERJA
Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja.
Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
Pelajari gambar kerja secara seksama.
Pilihlah dan perhitungkanlah kebutuhan bahan yang diperlukan.
Potonglah bahan sesuai ukuran yang tertera pada gambar kerja danrangkailah bahan-bahan tersebut.
Rangkaikan papan-papan acuan dengan menggunakan klam dari kaso yangtelah di potong.
Rangkaikanlah papan-papan acuan pada langkah 5 menjadi cetakan balokdan kontrol kesikuannya mengunakan penyiku.
Rencanakan jarak tiang perancah agar didapat jarak yang sama dan segarislurus dengan tiang perancah kolom jika ada.
Pasanglah papan landasan tiang perancah yang membujue diatas tanah/lantai sepanjang bawah acuan balok.
Dirikan tiang perancah pertama yang berkedudukan dekat dengan bekistingkolom.
Agar tiang perancah bisa berdiri, maka pasanglah sekur mendatar dan miringsepanjang balok yang akan dibuat acuannya.
Pada bagian atas kedua tiang perancah yang berdekatan dengan kolom dipasang papan gelagar horisontal melintang terhadap balok dengan elevasi sama dengan sisi bawah papan acuan balok.
Tentukan elevaasi gelagar yang berdekataan dengan kedua kolom yang dibuat pada langkah 8 dengan mengggunakan selang plastik berisi air.
Tariklah dengan kencang dua helai benang pada sisi atas kedua gelagar tersebut dan ikatkan pada sebuah paku.
Pasanglah gelagar-gelagar dari papan yang berpedoman pada benang yang telah ada pada setiap pasangan tiang perancah.
Pasanglah acuan bagian bawah balok di atas gelagar, berpedoman pada benang yang ada dan perkuat memakai paku secukupnya terhadaap gelagar.
Pasanglah rangkaian papan acuan samping pada kedua sisi samping balok.
Pasanglah papan penjepit pada bagian baah acuan.
Pada tepi luar atas acuan samping dipasang gelagar/pengaku memanjang dan dipaku di atas klam.
Papan acuan samping diukur kesikuannya dan diperkokoh dengan sekur-sekur dari bahan kaso menghubungkan pengaku sisi tau dengan tiang perancah.
Pasanglah papan dengan panjang secukupnya di atas acuan balok agar lebar balok beton dab kelurusan acuan tetap terjaga.
Periksalah sekali lagi semua hubungan maupun sambungan kayu yang ada agar didapat kedudukan bekisting yang betul betul kokoh.
Tunjukan hasi kerja kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi.
9. HASIL KERJA
JOB. 4 ACUAN DAN PERANCAH LANTAI
PENGERTIAN DASAR
Pelat beton bertulang sangat banyak digunakan pada bangunan teknik sipil, baik sebagai lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada kasus balok).
Papan acuan lantai merupakan bagian bekisting yang mempunyai kontak langsung dengan beton pada sisi bawah lantai. Dengan adanya kontak langsung ini perlu dipersiapkan secara khusus terhadap permukaan acuan agar didapat hasil yang memuaskan.
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pembuatan bekisting plat lantai.
Mahasiswa dapat mengetahui fungsi lantai.
Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian bekisting lantai.
Mahasiswa dapat melakukan penyetelan acuan dan perancah lantai.
3. GAMBAR KERJA
4. BAHAN
Kaso 5/7 x 400
Papan Borneo 3/20 x 400
Paku 3 cm dan 7 cm
Multipleks 15 mm
5. ALAT
Gergaji tangan
Meteran
Pensil
Selang plastik
Benang
Palu cakar
Waterpass
Unting – unting
PERHITUNGAN BAHAN
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Lantai
Multipleks 15 mm
Diketahui :
Panjang 1 lembar multipleks (p) = 2.44 m
Lebar 1 lembar multipleks (l) = 1.44 m
Tebal 1 lembar multipleks (t) = 0.015 m
Luas 1 lembar Multipleks = 2.44 m x 1.44 m = 3.51 m2
Luas lantai = 2.80 x 2.80 = 7.84 m2
Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Balok
= Luas Lantai
Luas 1 lembar Multipleks
= 7.84 m2
3.51 m2
= 2.23 lembar 3 lembar
Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan acuan lantai adalah 3 Lembar.
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Tiang Penopang Papan Acuan Lantai
Kaso 5/7
Diketahui :
Panjang 1 Batang Kaso 5/7 ( p ) = 4 m
Lebar 1 Batang Kaso 5//7 ( l ) = 1.44 m
Tinggi 1Batang Kaso 5/7 ( t ) = 0.015 m
Tinggi 1 Tiang Penopang = 2.30 m
Jumlah Tiang Penopang = 25 batang
Panjang Seluruh Tiang = 2.30 m x 25 batang = 57.5 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Tiang
V = p x l x t
= 57.5 m x 0.07 m x 0.05 m`
= 0.201 m3
Kebutuhan Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Tiang Penopang
= Panjang seluruh tiang
Panjang 1 Batang Kaso
= 57.5 m
4 m
= 14.375 lembar 15 lembar
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan acuan lantai adalah 15 lembar.
7. K3
Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya.
Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya.
Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar.
Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja.
Tempatkan bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu.
Ikuti arahan atau petunjuk instruktur.
Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak.
LANGKAH KERJA
Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja.
Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
Pelajari gambar kerja secara seksama.
Pilihlah dan perhitungkanlah kebutuhan bahan yang diperlukan.
Ukur dan potong bahan sesua dengan gambar kerja.
Dirikan tiang perancah.
Buatlah gelagar untuk menahan atau menopang cetaakaan plat lantai.
Pasang bekesting lantai di atas gelagar yang telah dibuat.
HASIL KERJA
JOB. 5 ACUAN DAN PERANCAH TANGGA
PENGERTIAN DASAR.
Tangga pada masa lampau mempunyai kedudukan sangat penting karena membawa prestise bagi penghuni bangunan tersebut. Tetapi sekarang bila membuat bangunan disertai tangga sudah bukan barang kemewahan lagi. Ini tidak lain karena tanah yang dipunyai tidak luas maka pengembangannya harus ke atas dan pasti memerlukan tangga.
Bagian – Bagian Tangga
Fondasi tangga
Sebagai dasar tumpuan agar tangga tidak mengalami penurunan dan pergeseran
Anak tangga (trede)
Berfungsi untuk memijakkan atau melangkakan kaaki pada arah horizontal dan vertikal.Bagian anak tangga yaitu :
Antrede merupakan anak tangga yang mendatar, maka mempunyai ukuran sesuai dengananjang telapak kaki orang dewasa.
Optrede merupakan bagian anak yang tegak atau vertikal, maka ukurannya tergantung dari jenis tangga yang berkaitan dengan fungsi gedungnya.
Ibu tangga ( boom )
Ibu tangga merupakan bagian tangga yang berfungsi mendukug anak tangga
.
Bordes
Adalah bagian tangga yang berfungsi untuk beristirahat sebentar setelah mendaki atau menuruni sejumlah anak tangga.
Tiang Sandaran dan Pagar Tangga
Tiang sandaran merupakan pelengkap pada tangga yang berfungsi untuk mendukung sandaran
Bentuk – bentuk tangga
Tangga lurus
Tangga miring ( membilut )
Tangga lengkung
Tangga siku
Tangga lingkar atau tangga poros
Perencanaan Anak Tangga ( Trede )
Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lainnya pada suatu bangunan. Sudut tangga yang mudah dijalani dan efisien sebaiknya mempunyai kemiringan ± 40º. Jika mempunyai kemiringan lebih dari 45º pada waktu menjalani akan berbahaya terutama dalam arah turun. Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani, ukuran optrade (tegak) dan aantrede (mendatar) harus sebanding.
RUMUS TANGGA:
1ANTRADE + 2 OPTRADE = 57 SAMPAI DENGAN 60 CM
Pertimbangan :
Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu rata-rata 57– 60 cm. Menurut penelitian pada saat mengangkat kaki dalam arah vertikal untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat pada saat melangkah dalam arah horizontal.
Misal sebuah bangunan bertingkat dengan tinggi lantai 2,25 m anak tangga tegak (optrade) ditaksir 14 cm.
Jadi jumlah optrade = 225 : 14= 16,07 buah dibulatkan = 17 buah sehingga optradenya menjadi 225: 17 = 13,23 cm serta lebar aantradenya adalah 24cm dan mencari besar sudut dari tangga tersebut adalah :
Tan a = o ÷ a
Tan a = 14 ÷ 24 = 0,583
Jadi, a = 30,02 º
Ukuran ini harus diteliti benar sampai ukuran dalam milimeter.
Menurut rumus tangga:
aantrade + 2 optrade = 57 – 60 cm
Lebar aantrade (57 a' 60 ) – 2 x 18,4 = 20, 2 a' 23,2 cm dalam ini ukurannya boleh dibulatkan menjadi antara 20 dan 23 cm.
Lebar Anak Tangga
Sebuah tangga yang memungkinkan:
Dilalui 1 orang lebar ± 80 cm
Dilalui 2 orang lebar ± 120 cm
Dilalui 3 orang lebar ± 180 cm
Tangga pada rumah tinggal mempunyai lebar 80 cm - 120 cm
Tangga untuk umum berkisar antar 120 cm – 200 cm
Bekisting Tangga
Bekisting tangga mempunyai kesulitan yang lebih tinggi dari bekisting lainnya. Secara umum, bekisting tangga menyerupai bekisting balokndan bekistin lantai.
Bagiaan – bagian bekisting tanggaa anatra lain :
Papan acuan
Papan acuan samping
Pengaku, penjepit, dan sekur acuan
Papan optrede
Pengaku papan optrede
Gelagar
Tiang perancah dan sekur
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pembuatan bekisting tangga.
Mahasiswa dapat mengetahui fungsi tangga.
Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian bekisting tangga.
Mahasiswa dapat melakukan penyetelan acuan dan perancah tangga.
Mahasiswa dapat merencanakan bordes tangga.
Mahasiswa dapat merencanakan tata letak tangga.
Mahasiswa dapat memilih bahan yang tepat dalam membuat bekisting tangga.
GAMBAR KERJA
BAHAN
Kaso 5/7 x 400
Papan Borneo 3/20 x 400
Paku 3 cm dan 7 cm
Multipleks 15 mm
ALAT
Gergaji tangan
Meteran
Pensil
Selang plastik
Benang
Palu cakar
Waterpass
Unting – unting
PERHITUNGAN BAHAN
perhitungan perencanaan anak tangga
Sebagai dasar perencanaan digunakan rumus sebagai berikut :
a + 2O = 60 - 65 cm
Diketahui :
Tinggi Lantai 230 cm
Perencanaan
Antrade ( a ) 30 cm
Optrade ( o ) 17 cm
a + 2O = 30 + (2 x 17 cm) = 64 cm, anak tangga layak dilalui, boleh dipakai
Jumlah Optrade = 230 cm : 17 cm = 13.52 dibulatkan 14 buah
Dikoreksi Ukuran Optrade = 230 cm : 14 buah = 16.42 cm
a + 2O = 30 + (2 x 16.42 cm) = 63 cm OK
Jadi dipakai Optrade
Ukuran = 16.42 cm 17 cm
Jumlah = 14 buah
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Acuan Tangga
Multipleks 15 mm
Diketahui :
Panjang 1 lembar Multipleks (p) = 2.44 m
Lebar 1 Lembar Multipleks (l) = 1.44 m
Tebal 1 lembar Multipleks (t) = 0.015 m
Tinggi Lantai = 2.3 m
Dinding cetakan = 0.2 m x 2 sisi
= 0.4 m
Cetakan bawah = 0.6 m
Lebar Anak Tangga = 0.6 m
Kebutuhan Multipleks Untuk Acuan Tangga
= Dinding cetakan + Cetakan bawah + Lebar Anak Tangga
= 0.4 m + 0.6 m + 0.6 m
= 1.6 m
Volume multipleks untuk pekerjaan acuan tanggaa
V = p x l x t
= 2.3 m x 1.44 m x 0.015 m`
= 0.04968 m3
Jumlah lembar Multipleks untuk pekerjan Acuan Tangga
= Kebutuhan Multipleks Untuk Acuan Tangga
Lebar 1 lembar multipleks (l)
= 1.6 m
1.44 m
= 1.1 lembar 2 lembar.
Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan acuan tangga adalah 2 Lembar.
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Tiang Penopang Papan Acuan Lantai
Kaso 5/7
Diketahui :
Panjang 1 Batang Kaso 5/7 ( p ) = 4 m
Lebar 1 Batang Kaso 5//7 ( l ) = 1.44 m
Tinggi 1Batang Kaso 5/7 ( t ) = 0.015 m
Tinggi 1 Tiang Penopang = 1 m
Jumlah Tiang Penopang = 5 batang
Panjang Seluruh Tiang = 1 m x 5 batang = 5 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Tiang
V = p x l x t
= 5 m x 0.07 m x 0.05 m`
= 0.0175 m3
Kebutuhan Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Tiang Penopang
= Panjang seluruh tiang
Panjang 1 Batang Kaso
= 5 m
4 m
= 1.25 batang 2 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan acuan tangga adalah 2 batang.
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Klam Perangkai Acuan Tangga
Kaso 5/7
Diketahui :
Panjang 1 Batang Kaso 5/7 = 4 m
Jumlah Klam Vertikal untuk Tangga = 2 batang
Jumlah Klam Horisontal untuk Tangga = 5 batang
Panjang Klam Horisontal untuk Tangga
Sisi A + Sisi B = 0.2 + 0.2 m x 5 batang = 1.2 m
= 0.4 m x 5 batang = 2 m
Panjang 1 Klam Vertikal untuk Tangga = 2.30 m x 2 batang
= 4.60 m
Panjang Tangga = 2.30 m
Lebar Kaso ( l ) = 0.07 m
Tebal Kaso( t ) = 0.05
Panjang Kaso untuk pembuatan Klam Perangkai Acuan Tangga ( p )
= (( Panjang Tangga x Jumlah Klam Vertikal ) + ( Panjang Klam Horisontal ))
= (( 2.30 m x 2 batang ) + ( 2 m ))
= ( 4.60 m + 2 m )
= 6.60 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Balok
V = p x l x t
= 6.60 m x 0.07 m x 0.05 m`
= 0.0231 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Klam Acuan Tangga
= Panjang Kaso untuk Pembuatan Klam Perangkai Acuan Tangga
Panjang 1 Batang Kaso 5/7
= 6.60 m
4 m
= 1.65 batang 2 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan klam perangkai acuan tangga adalah 2 batang.
K3
Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya.
Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya.
Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar.
Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja.
Tempatkan bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu.
Ikuti arahan atau petunjuk instruktur.
Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak
LANGKAH KERJA
Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja.
Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
Pelajari gambar kerja secara seksama.
Pilihlah dan perhitungkanlah kebutuhan bahan yang diperlukan.
Ukur dan potong bahan sesuai dengan gambar kerja.
Dirikan tiang perancah.
Buatlah gelagar.
Timbanglah gelagar.
Memasang cetakan bawah dan samping.
Memasang penjepit dan sekur atas.
Sebelumnya dicek ketegakan dan kesikuan cetakan.
Melukis antrdade dan optrade pada cetakan samping.
Memasang klos untuk optrade
Memasang cetakan optrade.
Memasang penguat cetakan optrade.
HASIL KERJA
JOB. 6 PEMBONGKARAN
PENGERTIAN DASAR
Pada konstruksi tertentu kita bisa membongkarnya lebih awal, misalnya pada pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom, dll; biasanya pada konstruksi yang tidak menggantung. Pembongkaran terpaksa dilakukan karena waktu yang diperlukan oleh pekerjaan lain yang tergantung dari pekerjaan beton tersebut untuk konstruksi yang menggantung jangan sekali– kali dilakukan pembongkaran acuan / perancah sebelum beton cukup umur, misalnya pada balok, lantai, konsol, luifel, dll. Apabila hal ini dilakukan, maka akan berakibat buruk, misalnya retak pada beton, atau lepasnya ikatan beton dengan tulangan.
Syarat-syarat Pembongkaran Acuan dan Perancah :
Syarat Ekonomis
Pada saat acuan dibongkar usahakan bekas bahan bongkaran supaya bisa dipergunakan kembali agar dapat mnghemat biaya seminimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan apabila dalam pembongkaran dilakukan secara hati –hati.
Syarat Keamanan
Selain syarat ekonomis harus juga diperhatikan syarat–syarat keamanan. Hal ini penting sekali, jangan sampai di dalam pembongkaran urutan pembongkaran tidak diperhatikan sehingga bagian yang belum terbongkar ataupun yang sudah terbongkar dapat mencelakakan pekerja yang sedang bekerja. Misalnya di dalam pembongkaran acuan dan perancah lantai. Pertama dibongkar dahulu skur–skurnya kemudian tiang-tiangnya. Dalam pembongkaran tiang, harus hati–hati karena tiang ini yang menyangga seluruh beban di atasnya. Kalau tidak hati–hati maka apa–apa yang ada di atasnya bisa rubuh dan menimpa pekerja yang sedang berada di bawahnya. Gunakan pakaian keamanan ( sepatu safety, helm, tali, sarung tangan, dan kaca mata ).
Syarat Konstruktif
Pembongkaran tiang secara teoritis perlu diperhatikan bidang momen yang timbul harus sama dengan bidang momen yang direncanakan. Jadi pada pembongkaran tiang perancah lantai harus dimulai dari tengah dulu kemudian ke arah tepi. Hal ini dimaksudkan agar bidang momen yang timbul akan sama dengan bidang momen yang direncanakan. Sedang pada pembongkaran konsol ( balok kantilever ), dimulai dari ujung. Dengan maksud untuk mendapatkan bidang momen yang sama. Syarat konstruktif untuk pembongkaran acuan dan perancah dibagi menjadi dua, yaitu :
Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu pembongkaran dibagi menjadi dua, yaitu :
Untuk cetakan samping atau yang tidak menahan momen, acuan ini boleh dibongkar setelah bentuk beton stabil (cetakan dinding balaok, cetakan dinding) ± > 24 jam.
Untuk penyangga datar yang menahan momen : boleh dibongkar setelah beton mencapai kekuatan penuh, dibuktikan dengan hasil uji kubus di laboratorium, untuk beton konvensional ± 28 hari ( beton tanpa bahan tambahan )
Berdasarkan Metode
Urutan-urutan pembongkaran acuan dan perancah harus sesuai dengan momen yang telah direncanakan..
Metode-metode yang digunakan dalam pembongkaran acuan dan perancah adalah :
Urutan-urutan pembongkaran acuan dan perancah harus sesuai dengan momen yang telah direncanakan, sehingga momen yang terjadi akibat pembongkaran sama dengan momen yang telah direncanakan.
Pembongkaran acuan dan perancahnya dimulai dari ujung untuk mendapatkan bidang momen yang sama.
Pembongkaran tiang perancahnya harus dimulai dari tengah dan diteruskan di kiri kanannya sampai ke tepi.
Kesimpulannya adalah ketika melakukan pembongkaran, tidak merusak konstruksi yang telah jadi.
TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan teknik pembongkaran bekisting dengan baik.
Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting kolom.
Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting balok.
Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting lantai dan tangga.
3. ALAT
Palu cakar
Linggis kecil
Palu
4. K3
Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya.
Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya.
Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar.
Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja.
Tempatkan bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu.
Ikuti arahan atau petunjuk instruktur.
Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak.
LANGKAH KERJA
Pembongkaran acuan dan perancah
Persiapkan peralatan yang dibutuhkan.
Bongkarlah sekur-sekur yang ada.
Lepaskanlah tiang-tiang perancah yang ada.
Cabutlah gelagar-gelagar yang terpasang.
Bongkarlah papan acuan satu persatu.
Cabutlah paku yang masih tertancap pada kayu atau papan acuan.
Simpanlah bahan kerja acuan dan perancah yang masih layak dipakai pada tempatnya.
Bersihkan tempat kerja dari bahan bekas bekisting tadi.
PROSES PEMBONGKARAN
BAB 3
TABEL PEKERJAAN PENEMPATAN ACUAN
No
Bagian-Bagian
Panjang
Lebar
Tebal
Jumlah
Volume
Total
1.
BOUWPLANK :
Gelagar
12 m
0.07 m
0.05 m
3 batang
kaso 5/7
0.042 m3
3 batang
kaso 5/7
+
2 lembar Papan 3/20
Papan Acuan
8 m
0.20 m
0.03
2 lembar
Papan 3/20
0.048 m3
2.
KOLOM :
Papan Acuan
2.44 m
0.20 m
0.015 m
2 lembar
Multipleks
0.00732 m3
2 lembar
Multipleks
+
21 batang
kaso 5/7
Klam
44.64 m
0.07 m
0.05 m
12 batang kaso 5/7
0.156 m3
Gelagar
33.6 m
0.07 m
0.05 m
9 batang
kaso 5/7
0.1176 m3
3.
BALOK :
Papan Acuan
2.80 m
0.65 m
0.015 m
1 lembar multipleks
0.0273 m3
1 lembar
multipleks
+
8 batang
kaso 5/7
Klam
20.6 m
0.07 m
0.05 m
6 batang
kaso 5/7
0.0721 m3
Gelagar
5 m
0.07 m
0.05 m
1 batang
kaso 5/7
0.0175 m3
Sekur
5 m
0.07 m
0.05 m
1 batang
kaso 5/7
0.0175 m3
4.
PLAT LANTAI :
Papan Acuan
2.80 m
2.80 m
0.015 m
3 lembar multipleks
0.0527 m3
3 lembar multipleks
+
15 batang
kaso 5/7
Tiang Penopang
57.5 m
0.07 m
0.05 m`
15 batang kaso 5/7
0.201 m3
5.
TANGGA :
Anak Tangga, Dinding cetakan, Cetakan bawah
2.30 m
1.44 m
0.015 m
2 lembar multiplkes
0.04968 m3
2 lembar multipleks
+
4 batang
kaso 5//7
Tiang Penopang
5 m
0.07 m
0.05 m
2 batang
kaso 5/7
0.0175 m3
Klam
6.60 m
0.07 m
0.05 m
2 batang
kaso 5/7
0.0231 m3
TOTAL BAHAN YANG DIPAKAI
51 batang
kaso 5/7, 2 lembar papan 3/20, 8 lembar multipleks
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari laporan ini penulis menyimpulkan bahwa baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian bagi siapa saja terutama perusahaan yang menangani bangunan tersebut. Dengan kegiatan ini,mahasiswa dapat mengerti hal-hal baru yang berkembang dalam proyek,mendapatkan pengalaman,dapat memahami situasi nyata di lapangan,dan mengetahui aplikasi mata kuliah yang telah diajarkan.
4.2 SARAN
Sebaiknya praktikum dilakukan oleh pengawasan dosen mata kuliah itu sendiri dan dosen pembimbing praktek.
Dalam pembagian job sebaiknya dilakukan oleh 2-4 orang untuk mengantisipasi mahasiswa yang tak peduli dengan praktikum.
Dalam pelaksanaan praktek mahasiswa diharapkan tetap fokus agar tidak tertinggal ilmu praktek apapun.
Mahasiswa sebaiknya menjaga kebersihan alat yang akan digunakan selama praktek berlangsung.