DAFTAR ISI
Daftar Isi Pendahuluan
........................ .................................... ......................... ......................... ......................... ......................... ......................... ......................... ........................ ..............1 ..1 ....................... ................................... ......................... ......................... ......................... ......................... ........................ ......................... .....................2 ........2
Job I Papan Duga / Bouwplank Bouwplank
...................... ................................... ......................... ......................... ......................... ......................... ...............14 ..14
Job II Bekisting Kolom ........................ .................................... ........................ ......................... ............................ ............................ ......................... ............19 19 Job III Bekisting Balok ........................ ..................................... ......................... ......................... ......................... ........................ ........................ ................23 ....23 Job IV Bekisting Pelat Lantai ......................... ...................................... ......................... ........................ ........................ ........................ .................27 .....27 Job V Bekisting Tangga ....................... .................................... ......................... ........................ ........................ ........................ ........................ ...............30 ...30 Lampiran ....................... .................................... ......................... ......................... ......................... ........................ ........................ ........................ ........................ ...............36 ...36
ACUAN DAN PERANCAH / FORM WORK / BEKISTING 1 1
Pendahuluan
A. Pengertian
Acuan dan perancah perancah (Bekisting) adalah adalah suatu konstruksi konstruksi yang bersifat sementara pada praktik kerja beton sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Dari namanya acuan dan perancah, terbagi menjadi dua fungsi, yaitu fungsi acuan dan fungsi perancah. Acuan yang dimaksud adalah sebagai cetakan atau patokan untuk ukuran maupun bentuk beton yang diinginkan diinginkan,, sedangkan sedangkan perancah adalah sebagai sebagai penyokong penyokong tegak dan lurusnya acuan tersebut. Acuan dan perancah harus kuat memikul beban sendiri, berat beton basah, beban hidup, dan beban peralatan kerja selama proses pengecoran. Suatu konstruksi acuan dan perancah harus dapat memungkinkan melakukan kegiatan-kegiatan: 1. Memasang Memasang atau merangkai merangkai tulangan tulangan beton. 2. Mengeca Mengecatt adukan adukan beto beton. n. 3. Mudah melepask melepaskan an cetakan cetakan sehingga sehingga beton tidak tidak rusak. rusak. Sebuah bangunan tidak dapat berdiri dengan kuat ataupun kokoh tanpa pembuatan bekisting yang sesuai aturan. Maka dari itu, dalam praktik acuan dan perancah 1 ini dijelaskan tentang pedoman perancanagan dan pembuatannya.
B. Syarat-Syarat Acuan dan Perancah 2
Perencanaan acuan dan perancah harus dapat memenuhi persyaratan aspek bisnis dan teknologi. Agar konstruksi dapat berfungsi dengan baik harus memenuhi: •
Kualitas 1.
Ukuran sesuai dengan yang diinginkan,
2.
Hasil akhir permukaan beton harus baik dan benar,
3. Posisi atau letak letak acuan dan perancah perancah harus sesuai dengan dengan yang direncanak direncanakan. an. •
Keamanan 1. Harus Harus stab stabil il tidak tidak goyah, goyah, 2.
Acuan dan perancah harus kuat menahan beban,
3. Acuan Acuan dan peran perancah cah harus harus kaku. kaku. •
Ekonomis 1.
Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja,
2.
Mudah dipasang untuk menghemat waktu,
3. Mudah dibongk dibongkar ar dengan dengan tidak tidak merusak merusak beton. beton.
C. Tipe-Tipe Acuan dan Perancah
3
Pesatn Pesatnya ya perkem perkemban bangan gan dan banyak banyaknya nya tuntutan tuntutan yang yang harus harus dipenuh dipenuhii agar agar hasil hasil dari dari suatu suatu konstr konstruksi uksi baik baik dan ekonomis, maka saat ini tipe-tipr formwork berkembang menjadi tiga, yaitu: 1. Formwo Formwork rk Konven Konvensia sial/T l/Trad radisi isiona onall •
Bahan dasarnya dikerjakan secara tradisional.
•
Bahan acuan adalah papan.
•
Bahan perancahnya adalah dolken (kayu hutan), kasau, dan bambU.
2. Formwo Formwork rk Semi Semi Sistem Sistem •
Bahan dasarnya dibuat dengan sistem pabrikasi yang ukurannya sesuai dengan bentuk beton yang diinginkan.
•
Bahan acuan adalah multiplek dan plat.
•
Bahan perancahnya adalah scaffolding atau baja yang dipabrikasi.
3. Formwo Formwork rk Full Full Sistem Sistem •
Bersifat full universal, digunakan secara berulang kali.
•
Bahan acuan dan bahan perancah dirangkai secara pabrikasi.
Jenis bekisting sistem ini sudah dikenal di Indonesia, sebagai berikut:
4. Form Formwo work rk Pea Pearl rl 4
Dibuat dari kayu plywood dan profil baja. Pada selasarnya, panel formwork ini dipakai untuk semua jenis struktur beton (kolom, dinding, plat, dan balok). Komponennya terdiri dari:
Balok penahan,
Plywood,
Pengikat melintang dari profil baja. Keuntungan penggunaan bekisting pearl:
Singkatnya masa konstruksi.
Mutu permukaan beton cukup baik.
Kebersihan proyek dapat dijaga.
Tingkat pengulangan bahan bekinting cukup tinggi.
5.
Formwork Do Doka Pada dasarnya sama dengan pearl, bedanya pada balok penahannya berupa profil tersusun. Dua-duanya mengandalkan
kekuatan lem khusus.
D. Pembebanan Formwork 5
1. Beba Bebann Vert Vertik ikal al
Beban tetap: berat sendiri formwork, baja tulangan, dan beton basah.
Beban tidak tetap: berat peralatan, tenaga kerja, dan barang lain diatasnya. Beban tersebut harus dapat dipikul
formwork. 2. Beba Bebann Horizo Horizont ntal al Biasanya pada dinding formwork pada saat pengecoran akibat tekanan hidrostatis dari beton basah dan gaya getar berpengaruh pada pengecoran beton. Pada saat beton mulai mengeras, tekanan horizontal semakin berkurang. Gaya horizontal dipengaruhi oleh:
Mortar beton
a. Bera Beratt volu volume me bet beton on b. Plastis Plastisita itass mortar mortar c. Kecepata Kecepatann pengera pengerasan san mort mortar ar
Proses pengecoran
a. Temper Temperat atur ur loka lokasi si b. Kecepata Kecepatann pengeco pengecoran ran c. Cara Cara pema pemada datan tan beto betonn
Formwork a.
Tinggi fo formwork 6
b.
Jarak dinding ing formwork
c.
Bentuk fo formwork
Kondisi tulangan
E. Pelaksanaan Formwork
Bahan yang digunakan pada acuan dan perancah diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bahan Organik Bahan yang digunakan sebagai bahan pembuatan komponen formwork yang dipakai dalam pencetakan komponen beto. Bahan ini dalam bentuk alami berupa bamboo, dolken, dan galam serta bahan buatan berupa papan dan balok, biasanya terdiri dari papan tebal 2 - 3 cm yang dirangkai dan diperkuat dipe rkuat dengan papan dan balok. Jenis bahan organik:
7
1.
Balok dan papan
2.
Plywood
3.
Hardboard
4.
Papan serpih
5.
Papan serat
6.
Kayu lapis
7.
Plywood
8.
Papan buatan
8
Kelemahan pemakaian bahan ini adalah: a. Kemampuannya Kemampuannya terbatas terbatas untuk untuk digunak digunakan an secara secara berulang. berulang. b. Volume bahan bahan yang banyak banyak terbuang terbuang akibat proses proses penggergajia penggergajian. n. c. Perlu tenaga tenaga yang cukup cukup terampil terampil dalam dalam pembuatan pembuatan bekisting. bekisting. Kelebihan pemakaian bahan tersebut adalah: a. Kua Kuali lita tass serag seragam am.. b. Tidak Tidak mudah mudah retak. retak. c. Dapat digunakan digunakan berulang-b berulang-berulan erulangg dan tidak mudah menyusut menyusut atau mengembang. mengembang. Bahan plywood untuk konsumsi dalam negeri dapat dapat digunakan 3 - 5 kali. Ukuran balok dapat digunakan 6 - 12 kali. Papan dapat digunakan 3 - 5 kali tergantung kualitas kayu yang digunakan. Kayu kualitas rendah dapat digunakan 2 - 3 kali. Pemakaian plywood harus diperhatikan arah serat permukaan karena berpengaruh terhadap besarnya lendutan yang terjadi arah balok perkuatan harus tegak lurus terhadap arah serat. 2. Bahan Pasangan Bahan yang digunakan untuk percetakan beton yang terbuat dari pasangan bata atau batako. Bahan ini digunakan untuk pekerjaan pekerjaan bangunan bawah seperti pondasi dan kepala kepala pondasi. pondasi. Bahan ini tidak dapat digunakan digunakan untuk pekerjaan pekerjaan secara berulang kali, rentan getaran dan memerlukan ketelitian pekerjaan tulangan yang akan dimasukan. 3. Bahan Logam Jenis bahan logam yang digunakan: 9
a. Alumunium Bahan pengembangan dari material baja dan memiliki keunggulan karena ringan untuk digunakan dan tidak berkarat. Umumnya penguat untuk formwork ini menggunakan profil baja. Formwork ini diproduksi berupa panel. b. Baja Material ini diproduksi pabrik dalam bentuk dan desain tertentu. Formwork ini digunakan untuk plat lantai karena mampu menahan beton basah. Material menjadi satu kesatuan dan struktur beton lantai yang memikul beton konstruksi sehingga tidak memerlukan perancah. Perancah pendukung langsung menumpu pada balok. Kelebihan bahan logam untuk pekerjaan bekisting yaitu: •
Dapat digunakan berulang-ulang.
•
Mudah dibongkar pasang.
•
Dapat menghasilkan permukaan beton yang baik.
•
Dapat memiliki nilai sisa sebagai besi tua.
Bahan ini dapat mencapai usia 20 tahun bila dipelihara dengan baik. Dengan penurunan bobot komponen perancah secara otomatis akan menurunkan biaya mobilitas selama pembangunan. c. Logam Campuran d. Bahan Lain Dengan pesatnya perkembangan teknologi, maka saat ini telah dikembangankan bahan acuan dan perancah dengan bahan dasar petro kimia, seperti: 10
•
Bahan thermoplast
•
Bahan thermohardener (Fend Formaldehyde)
•
Elastamer
•
PVC
Pipa PVC dapat digunakan sebagai bahan alternative bahan formwork untuk kolom bulat, biasanya pipa tipis. Oleh karena itu pengunaannya diperkuat dengan kayu sehingaa dapat dipakai berulang kali. •
Fiberglass Cocok untuk pelaksanaan beton arsitektural atau beton precast karena akan menghasilkan beton dengan
permukaan halus. Pada umumnya ketebalan bahan 3 sampai 15 mm. Pengunaan formwork jenis ini memiliki keunggulan: 1. Fleksi Fleksibil bilita itass dalam dalam pemben pembentuka tukanny nnya. a. 2. Dapat mencetak mencetak tekstur yang yang beraneka beraneka ragam. ragam. 3. Dapat Dapat dipaka dipakaii berula berulangng-ula ulang. ng. 4. Ringan Ringan dan dan mudah mudah diangka diangkat. t. 5. Tida Tidakk berka berkara rat. t. 6. Pemasangan Pemasangan dan pembong pembongkaran karan mudah mudah dilakuka dilakukan. n.
F. Persyaratan Bahan yang Digunakan untuk Bekisting 11
1. Bahan bekisting tidak berdetormasi secara berlebihan karena air atau semen dan gelembung udara sehingga tidak terjadi patahan beton. 2. Permukaan bekisting tidak menyerap air semen secara berlebihan agar mutu beton dapat dijaga 3. Lembaran papan yang digunakan harus tertutup tabal, awet, dan kaku karena bekisting bersifat sementara, maka untuk mempermudah pembongkaran diperlukan: a. Untuk bahan cetakan dari papan kayu dilakukan: •
Penyiraman dengan air
•
Dilapisi dengan plastik
•
Dicat dengan cat dasar
•
Dilapisi dengan oli bekas atau solar b. Untuk bahan cetakan dari multiplek multip lek dilakukan:
•
Dilapisi dengan plastik
•
Pengecatan
•
Dilapisi dengan oli bekas
G. Peralatan Formwork
1. Palu 12
Palu dibuat dari besi baja agar keras dan tidak lembek sebab palu besi sering dipakai untuk memukul benda keras. Bagiannya adalah kepala dan tangkai. Salah satu tangkai berguna untuk memukul benda yang keras dan bagian tangkai yang lain berbentuk cakar yang berguna untuk mencabut paku.
2. Palu Palu Goda Godam m Untuk palu kayu diperlukan kayu yang berat dan liat serta besar urat-urat kayunya. Kayu yang baik untuk palu ini adalah adalah waliku walikukan kan dan sonoke sonokelin lingg sedang sedangkan kan tangka tangkainy inyaa dibuat dibuat dari dari kayu kayu waru waru ata atauu waliku walikukun kun.. Diguna Digunakan kan untuk untuk membongkar konstruksi kayu dan untuk menyetel pasak-pasak siar atau penahan pada bangku kerja.
13
3. Paku Alat yang umum digunakan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan kayu. Berfungsi untuk menempelkan ataupun menghubungkan kayu satu dengan yang lainnya. Paku terbuat dari besi dengan berbagai ukuran.
14
4. Gerga ergaji ji Digunakan untuk menyayat melintang jaringan serat kayu dari tepi potongannya. Gergaji potong mempunyai 5 sampai sampai 7 pucuk gigi. Pada setiap 25 mm panjang panjang gigi berkisar berkisar 550 sampai sampai 700 mm. Gigi-giginya Gigi-giginya dimiringka dimiringkann di bagian tepi potong menyebabkan laju perpotongan seperti yang dilakukan sederet pisau yang menyayat serat-serat kayu.
5. Rol Rol Met Meter er 15
Rol Meter berfungsi sebagai pengukur bahan kerja. Meteran terdiri dari dua jenis yaitu meteran 30 m dan meteran 3 meter.
6. Wate Waterp rpas asss Waterpass Waterpass digunakan digunakan untuk mengukur keadaan keadaan horizontal, horizontal, vertical, dan diagonal diagonal sewaktu sewaktu konstruksi konstruksi sehingga konstruksi tersebut lurus dan rata. Menggunakan sifat kedataran air.
16
7. Untin Untingg-Un Untin tingg Berfungsi Berfungsi untuk menandakan menandakan tegaknya konstruksi. konstruksi. Terbuat dari logam atau baja yang ujungnya ujungnya lancip. Dengan berat ¼ atau ½ kilogram.
8. Bena enang Berfungsi dalam menandai batas pembuatan perancah.
17
9. Sela Selang ng Pla Plast stik ik Berfungsi Berfungsi untuk mengukur mengukur kedataran suatu bahan (tiang) dengan menggunakan menggunakan sifat air yaitu selalu selalu datar dan sejajar.
18
10. Kapur Kapur Berfungsi untuk member tanda pada bahan yang dibuat.
11. Mesin
Potong / Sirculer Mesin ini merupakan gergaji mesin yang dijalankan dengan menggunakan listrik. Alat ini merupakan alat otomatis.
12. Siku Siku Siku terdiri dari daun yang badannya badannya terbuat dari baja. Siku dengan dengan pembagian pembagian segitiga yang berguna berguna karena karena merupakan gabungan dari penyikuan dengan pengukuran sudut yang benar antara keduanya adalah 90 ⁰. 19
13. Linggis Linggis Linggis Linggis terbua terbuatt dari dari baja baja yang yang telah telah dibent dibentuk uk di tiap-ti tiap-tiap ap ujungujung-uju ujungn ngnya ya dimana dimana di salah salah satu ujungn ujungnya ya digunakan untuk mencabut paku dan ujung yang lainnya untuk membuka bahan yang salah.
14. Tangga Digunakan untuk memudahkan pekerja menjangkau tempat yang tinggi.
20
14. Steger Steger Steger merupakan alat berjalan (dijalankan dengan menggunakan roda). Digunakan untuk membantu pengerjaan konstruksi pada bagian atas.
21
22
Job Pada Praktik Kerja Acuan dan Perancah
Job I Papan Duga/ Bouw Plank
Pendahuluan
Pembuatan bouwplank ini merupakan hal terpenting dalam langkah awal pembuatan bangunan. Bouwplank bertujuan untuk menentukan letak rumah, mengatur as bangunan, menentukan ketinggian, dan lain-lain. Bouwplank akan berpengaruh banyak untuk bangunan, penempatan pondasi, dan slump. Karena dari itu, pembuatan Bouwplank harus sesuai dengan kaidah agar tidak terjadi kekeliruan pada proses pembuatannya.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktik pembuatan bouwplank ini yaitu: 1.
Dapat menggunakan alat-alat yang digunakan dalam praktek acuan dan perancah secara benar.
2.
Dapat merencanakan papan duga yang akan dibuat dengan baik.
3.
Dapat melaksanakan pembuatan papan duga secara benar dan menghasilkan konstruksi yang kaku.
4.
Dapat menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan untuk membuat papan duga secara tepat. 23
5.
Dapat melakukan pembongkaran papan duga dengan baik.
1.3 Instruksi Umum
Papan duga dibuat untuk menentukan as bangunan, letak bangunan, dan ketinggian bangunan yang merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan konstruksi di lapangan. Bentuk konstruksi papan duga ada dua macam, yaitu: 1. Papan duga duga tertutup digunakan digunakan pada pada bangunan bangunan yang memiliki memiliki jumlah jumlah as bangunan bangunan banyak. banyak. 2. Papan duga terbuka digunakan pada pada bangunan yang memiliki jumlah as bangunan bangunan relative sedikit. sedikit. Fungsi papan duga (bouwplank) adalah: 1. Menentukan Menentukan elevasi elevasi sudut sudut ketinggian ketinggian bangunan. bangunan. 2. Menent Menentuka ukann as bangun bangunan. an. 3. Menent Menentuka ukann letak bangu bangunan nan.. Jenis-jenis elevasi atau ketinggian (suatu bangunan gedung), yaitu: 1. Sama Sama tinggi tinggi dengan dengan lantai lantai bangun bangunan. an. 2. Lebih tinggi dari lantai lantai bangunan. bangunan. 3. Lebih rendah rendah dari dari lantai lantai bangunan bangunan.. Dalam menentukan ketinggian lantai banguanan (gedung) diperlukan perti mbangan, diantaranya yaitu: 1. Keting Ketinggia giann permukaa permukaann jalan terdek terdekat. at. 2. Ketinggian Ketinggian lantai lantai bangunan bangunan terdekat. terdekat. 24
3. Keting Ketinggia giann air air hujan hujan.. 4. Ketinggian Ketinggian permukaan permukaan tanah setempat. setempat.
1.4 Alat dan Bahan yang Digunakan
Adapun alat yang digunakan adalah: 1.Palu godam 2. Palu 3. Sela Selang ng air air 4. Gerg Gergaj ajii 5. Mete Metera rann 6. Ling Linggi giss 7. Kapur
Adapun bahan yang digunakan adalah: 1.
Papan Borneo 2/20 x 400 cm
2.
Kaso 4/6 x 400 cm 25
3. Benang 4. Paku
1.5 Langkah Kerja
1. Menentukan Menentukan ukuran ukuran rencana bangunan. bangunan. Tancapkan Tancapkan patok patok pada salah satu titik as bangunan bangunan lalu buat as bangunan sesuai sesuai ukuran. Untuk menentukan kesikuan tiap sudutnya menggunakan perbandingan rumus phytagoras, yaitu 3 : 4 : 5, cek pula diagonalnya. 2. Pasang Pasang tiang-tiang tiang-tiang untuk bouwplank bouwplank antara 1 - 1,5 m dari as bangunan bangunan kke arah luar, jarak antar antar tiang maksimal maksimal 1 m. Setelah tiang-tiang terpasang, tentukan ketinggian atau elevasi bouwplank menggunakan selang air. 3. Pasang Pasang papan sesuai dengan ketinggian ketinggian bouwplank bouwplank dan pakukan pada tiang bouwplank bouwplank,, lalu tarik benang yang kedua ujungnya diberi pemberat dan letakkan pada bouwplank segaris dengan as bangunan. 4. Cek titik sudut sudut benang harus tepat diatas diatas titik sudut as bangunan bangunan menggunakan menggunakan unting-untin unting-unting. g. 5. Pada papan duga, beri tanda panah/segiti panah/segitiga ga dengan warna mencolok mencolok tepat di as atau diberi tanda dengan dengan menggunakan menggunakan dua buah paku yang ditancapkan ditancapkan berbentuk V atau dengan menggergaji menggergaji papan duga sedalah sedalah 1 mm, jika as yang dibuat banyak, dapat diberi nomor serta ketinggian masing-masing nomor.
1.6 Gambar Kerja
26
1000 cm
800 cm
150 cm
Gambar Penampang Tampak Atas Pekerjaan Bouwplank dengan Skala 1:100
27
1.7 Dokumentasi Hasil Kerja
28
29
Job II Bekisting Kolom 2.1 Pendahuluan
Bekisting kolom adalah bekisting yang digunakan untuk pengecoran beton kolom. Bekisting kolom akan menghasilkan beton kolom yang dapat menahan beban yang ada di atasnya. Berebentuk persegi maupun bentuk lainnya. Didalamnya akan di cor sebuah beton dan diletakkan pembesian untuk sebuah pondasi bangunan. Pemasangan bekisting kolom harus tegak lurus dan tidak boleh miring, karena hal tersebut berpengaruh pada pembebanan bangunan yang ada diatasnya. Bekisting kolom biasanya dipasang di tiap-tiap sudut suatu bangunan. 30
2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktik pembuatan bekisting kolom, yaitu: 1.
Dapat menggunakan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan bekisting kolom secara benar.
2.
Dapat merencanakan bekisting kolom yang akan dibuat dengan benar.
3.
Dapat melaksanakan pembuatan konstruksi kolom secara benar dan menghasilkan konstruksi yang kuat dan kaku.
4.
Dapat menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan untuk membuat bekisting kolom secara tepat.
5.
Dapat melakukan pembongkaran bekisting kolom dengan baik dan benar.
2.3 Instruksi Umum
Bekisting kolom berfungsi untuk menahan beban di atasnya. Bentuk penampang kolom ada yang berbentuk bulat, persegi panjang, panjang, atau bentuk sisi yang tidak beraturan. beraturan. Pada pekerjaan pekerjaan pembuatan bekisting bekisting kolom kali ini dibuat dalam dalam bentuk persegi. Kolom yang dibuat kemudian diberi klem penjepit yang berfungsi untuk pengakuan kolom. Pada umumnya, kolom tidak dapat dicor pada waktu yang bersamaan dengan bak-lok lantai yang berada di atasnya melainkan mendahului beberapa hari. Untuk mempermudah penuangan dan pemadatan adukan beton pada pengecoran kolom, biasanya dibuatkan jendela penuangaan pada tempat-tempat tertentu terutama pada struktur kolom tinggi dengan menggunakan pipa atau selang pengantar untuk menghindari terjadinya segregasi dan agregatnya. 2.4 Alat dan Bahan 31
Adapun alat yang digunkan dalam pembuatan bekisting kolom ini, yaitu : 1. Palu 2. Gerga Gergaji ji tan tanga gann 3. Untin Untingg-un untin tingg 4. Meter eteran an 5. Klem Klem penj penjep epit it 6. Kapur 7. Stege tegerr Dan bahan yang digunkan adalah: 1.
Papan Borneo 2/20 x 400 cm
2.
Kaso 4/6 x 400 cm
3. Paku 4. Benang
2.5 Langkah Kerja
1. Menentukan letak kolom dan dan membuat bouwplank untuk menentukan as kolom. As yang digunakan adalah as pinjaman. 2. Merangkai papan untuk cetakan samping yang terbuat dapi papan dan kaso. Untuk penyambungan papan digunakan klem.
32
3. Rangkai Rangkai keempat sisi kolom dan dipaku dipaku mamakai kaso sebagai sebagai penjepit dengan dengan memastikan bahwa bahwa tulangan kolom kolom sudah terselubungi dan bentuk penampang sudah sesuai dengan rencana. 4. Tegakkan Tegakkan cetakan cetakan kolom kolom pada as as yang sudah sudah ditentukan. ditentukan. 5. Pasang Pasang kaso penjepit cetakan cetakan tepat pada klemnya klemnya yang saling mengikat mengikat keempat keempat sisi. 6. Cek ketegakan menggunakan unting-unting, lalu pasang skur diagonal dan dan horizontal agar konstruksinya kokoh dan kaku.
2.6 Gambar Kerja
33
Axonometry Bekisting Kolom
2.7 Dokumentasi Hasil Kerja
34
35
Job III Bekisting Balok 3.1 Pendahuluan
Bekisting balok adalah cetakan untuk membuat suatu balok pada bangunan. Balok itu sendiri artinya, beton yang dibentuk sedemikian rupa dengan arah horisontal yang menghubungkan kolom satu dengan yang lainnya. Berfungsi untuk menahan beban yang ada diatasnya dan tempat melekatnya partisi pada bangunan. Beton yang dihasilkan dari bekisting kolom mempunyai mempunyai bentuk yang berbeda. Perbedaan bentuk tergantung tergantung dari bentuk balok yang akan dibangun dibangun pada suatu bangunan, biasanya diperhitungkan dari bentuk bangunan dan beban yang akan ditahan balok dan gaya-gaya yang bekeja.
3.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktik pembuatan bekisting balok adalah: 1.
Dapat menggunakan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan bekisting balok secara benar.
2.
Dapat merencanakan bekisting balok yang akan dibuat dengan benar.
3.
Dapat melaksanakan pembuatan konstruksi balok secara benar dan menghasilkan konstruksi yang kuat dan kaku.
4.
Dapat menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan untuk membuat bekisting secara tepat.
5.
Dapat melakukan pembongkaran bekisting balok dengan baik dan benar. 36
3.3 Instruksi Umum
Struktur balok beton adalah konstruksi yang menghubungkan satu kolom dengan kolom lainnya untuk menopang lantai dan beban-beban yang ada di atasnya. Bentuk penampang balok beton umumya persegi panjang dengan posisi berdiri. Bagian-bagian dari acuan terdiri dari: 1. Dindin Dindingg atau atau papan papan acua acuann Bagian ini terdiri dari bahanmultiplek atau papan kayu yang disambung rapat. 2. Gelag elagaar Bagian Bagian ini terbuat terbuat dari papan kayu atau kayu kaso, berfungsi sebagai penahan penahan atau pemberi pemberi ketinggian ketinggian pada acuan di atasnya. 3. Balo Balokk Ala Alass Bagian ini menggunakan bahan balok agar tekanan merata atas permukaan tanah. 4. Tiang Tiang penyok penyokong ong atau atau peranca perancah h Bagian ini menggunakan bahan kayu 4/6, 5/7, 5/10, atau dolkan dipasang dengan jarak antar tiang 40 - 60 cm. 5.
Pengaku tiang/ Skur Bagian ini berfungsi sebagai pengaku diagonal agar konstruksi lebih kaku. Bahan yang digunakan adalah papan kayu atau kayu kaso. 37
3.4 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah: 1. Palu 2. Gerga Gergaji ji mesin mesin 3. meter eteran an 4. Klem Klem penj penjep epit it 5. Ling Linggi giss 6. Kapur Dan bahan yang digunakan, yaitu: 1.
Papan Borneo 2/20 x 400 cm
2.
Kaso 4/6 x 400 cm
3. Balok Balok alas alas 6/12 6/12 x 400 400 cm 4. Paku 5. Bena enang
3.5 Langkah Kerja
1. Menentukan Menentukan dan mengukur mengukur ketinggian ketinggian dasar dasar cetakan balok balok lalu menarik dua buah benang benang dengan ketinggia ketinggiann sama dan sejajar untuk patokan memasang dasar cetakan balok. 38
2. Memasang Memasang balok atas atas sebagai tempat tempat berdirinya berdirinya perancah perancah atau atau tiang. 3. Mendirikan Mendirikan tiang-tian tiang-tiangg perancah diatas diatas balok alas alas dengan jarak jarak antara 50 - 80 cm. 4. Memasang Memasang skur horizontal horizontal atau diagonal diagonal untuk untuk pengaku tiang dari dari papan 2/20 cm/kaso cm/kaso 4/6 5. Memasang Memasang gelagar gelagar dengan posisi posisi bagian bagian atas menyentuh menyentuh benang. benang. 6. Memasang Memasang cetakan cetakan balok mulai dari dari cetakan atas lalu lalu cetakan sampingnya sampingnya.. 7. Memasang skur untuk cetakan samping samping tepat pada klemnya dan memasang balok pengapit untuk menjepit alas cetakan.
3.6 Gambar Kerja
39
Potongan Depan Bekisting Balok 3.7 Dokumentasi Hasil Kerja
40
41
Job IV Bekisting Pelat Lantai 42
4.1 Pendahuluan
Pembuatan gedung bertingkat tentunya harus ada pembuatan lantai berikutnya. Tentu saja lantai tersebut harus dicetak dicetak agar hasilnya sesuai dengan perhitungan perhitungan awal. Maka dari itu dibentuklah dibentuklah bekisting bekisting untuk pelat lantai setelah membuat bekisting balok. Bekisting pelat lantai trerdiri dari beton yang pipih yang sebelumnya diletakkan pembesian. Digunakan papan triplek ataupun multiplek sebagai acuan beton tersebut.
4.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktik kerja pembuatan bekisting pelat lantai adalah 1. Mahasiswa Mahasiswa dapat menggunakan menggunakan alat-alat alat-alat yang digunakan digunakan dalam dalam pembuatan bakisting bakisting plat lantai secara secara benar. 2. Mahasiswa Mahasiswa dapat merencanaka merencanakann bekisting plat lantai lantai yang akan dibuat dengan benar. benar. 3. Mahasiswa Mahasiswa dapat melaksanakan melaksanakan pembuatan pembuatan konstruksi konstruksi plat lantai secara benar dan menghasilkan menghasilkan konstruksi konstruksi yang kuat dan kaku. 4. Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan untuk membuat bekisting plat lantai secara tepat. 5. Mahasiswa Mahasiswa dapat melakukan melakukan pembongkaran pembongkaran bekisting bekisting plat lantai lantai dengan baik dan benar.
4.3 Instruksi Umum
43
Pada umumnya lantai dicor bersama-sama dengan balok. Bekisting lantai harus dapat menahan beban yang bekerja di atasnya agar memenuhi syarat sebagai acuan dan perancah dan tidak melebihi lendutan yang diizinkan. Bagian pada acuan lantai yang menerima baban terdiri dari balok kayu yang dihubungkan satu dengan yang lainnya dibantu oleh papan pengokoh dan skur yang terdiri dari kayu papan agar konstruksi stabil. Tebal lantai beton untuk lantai umumnya bekisting antara 12 - 15 cm. Tipe struktur plat lantai beton antara lain: •
Plat lantai yang didukung oleh struktur balok.
•
Plat lantai rata, tidak sama dengan tanpa balok.
•
Plat lantai system waffle atau grid.
•
Plat lantai rata, tebal, dan didukung oleh struktur baja.
Pada umumnya struktur plat lantai dan balok menjadi satu kesamaan yang monolit, maka formwork balok yang menjadi satu kesatuan dengan plat lantai. Terdapat dua elevasi yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Eleva Elevasi si dasa dasarr balo balokk 2. Elevas Elevasii dasa dasarr plat plat
4.4 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu
2. Gerga Gergaji ji mesi mesinn
1. Palu
3. Gerga Gergaji ji tan tanga gann 44
4. Ling Linggi giss
2. Kaso Kaso 4/6 4/6 x 400 400
5. Meter eteran an
3.
6. Kapur
4. Paku
Sedangkan bahan yang digunkan:
5. Bena enang
1.
Multiplek 12 mm 125 x 225 cm
Papan Borneo 2/20 x 400 cm
4.5 Langkah Kerja
1. Memasang Memasang tiang untuk patokan patokan tinggi lantai lalu ratakan ratakan dengan menggunaka menggunakann waterpass dan tarik benang. benang. 2. Memasang Memasang balok alas lalu lalu mendirikan mendirikan tiang di atasnya dengan dengan jarak antar tiang tiang 50 sampai 80 cm, tingginya tingginya tidak boleh boleh melebihi tinggi tiang patokan. 3. Memasang Memasang skur untuk mendukun mendukungg berdirinya berdirinya tiang. tiang. 4. Memasang Memasang gelagar gelagar dengan posisi posisi gelagar bagian bagian atas menyentuh menyentuh benang patokan. patokan. 5. Memasang Memasang cetakan cetakan alas dari multiplek multiplek yang diletakan diletakan di atas gelagar. gelagar. 6. 4.6 gamb gambar ar Kerja Kerja
45
Potongan Depan Bekisting Pelat Lantai 4.6 Dokumentasi Hasil Kerja
46
Job V Bekisting Tangga 47
5.1
Pendahuluan
Tangga merupakan bangunan yang menghubungkan lantai satu dengan lantai yang lainnya. Bentuk tangga bermacammacam. Namun semua itu haruslah mengikuti kaidah yang telah ditentukan, agar tangga tersebut nyaman digunakan. Seperti tinggi dan lebar anak tangga terdapat ukuran minimum dan maksimum sesuai tempat kegunaannya. Dalam proses pembuatannya pembuatannya kita harus terlebih dahulu membuat membuat perencanaan perencanaan dan penggambaran penggambaran.. Yang kemudian cetakan tangga tersebut di cor dengan beton.
5.2
Tujuan
1.
Dapat menggunakan alat-alat yang digunakan dalam peembuatan bekisting tanggga secara benar.
2.
Dapat merenanakan bekisting tangga yang akan dibuat dengan benar dan ideal.
3.
Dapat melaksanakan pembuatan konstruksi tangga secara benar dan menghasilkan konstruksi yang kuat dan kaku.
4.
Dapat membuat cetakan dan acuan balok tangga dan menentukan jumlah optride dan antride.
5.
Dapat menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan untuk membuat bekisting tangga secara tepat.
6.
Dapat melakukan pembongkaran bekisting tangga dengan baik dan benar.
5.3
Instruksi Um Umum
48
Di dalam pembuatan cetakan dan acuan tangga, kita harus mengetahui bentuk tangga yang ideal. Syarat-syarat tangga yang ideal antara lain: 1. 2 oprtide oprtide + 1 antride antride ~ 64 langkah langkah (satu (satu langkah). langkah). 2. Optride Optride untuk bangunan bangunan tempat tempat tinggal tinggal maksimum maksimum 20 cm. 3. Optride Optride untuk bangunan bangunan umum maksimum maksimum 17 cm. cm. 4. Antrid Antridee minimu minimum m 25 cm. cm. 5. Lebar tangga tangga untuk bangunan bangunan tempat tempat tinggal tinggal 80 sampai 120 cm. Lebar Lebar tangga ideal ideal 90 cm. 6. Lebar tangga tangga untuk untuk bangunan bangunan umum 120 cm cm atau lebih lebih besar dari dari 120 cm.
5.4 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah 1. Kapur 2. Siku 3. Untin Untingg-un untin tingg 4. Alat Alat ukur ukur (metera (meteran) n) 5. Gerga Gergaji ji tan tanga gann 6. Gerj Gerjag agii mesin mesin 7. Ling Linggi giss 49
8. Palu Sedangkan bahan yang digunakan adalah 1.
Multiplek 12mm 125 x 225
2.
Papan 2/20 x 400 cm
3. Kaso Kaso 4/6 4/6 ata atauu 5/7 5/7 4. Balok Balok Alas Alas 6/12 6/12 x 400 400 cm 5. Paku 6. Bena enang
5.5 Langkah Kerja
1. Taha Tahapp Peren Perenca cana naan an a.
Mengambil data mengenai perbedaan tinggi lantai, bentuk, dan luas lokasi yang dibuat tangga.
b. Menghitung Menghitung jumlah jumlah anak tangga, yaitu yaitu jumlah optride optride dan antride serta ukur ukurannya annya::
∑ Optride = Beda tinggi lantai (∆H) Ukuran optride
•
tinggi optride untuk rumah tinggal maksimal 20 cm. 50
•
tinggi optride untuk bangunan umum maksimal 17 cm.
•
ukuran antride minimal untuk bangunan umum dan rumah tinggal adalah 25 cm.
Beda tinggi ∆H = 283 cm Ukuran optride untuk bangunan pribadi = 17 - 20 cm
∑ Optr Optrid idee = 283 283 cm
= 16,6 16,6 buah buah ≈ 17 buah
17 cm Ukuran Optride = 283 cm = 16,6 cm 17 buah
c. Mengontrol Mengontrol ukuran ukuran tangga tangga dengan dengan memasukan memasukan ke dalam dalam rumus: 2 optride + 1 antride = 58 - 64 cm (satu langkah). 2 x 16,6 + 1 x 25 = 58,2 cm ( tangga ideal: 58 - 64 cm) Peletakan bordes: 16,6 x 11 = 182,6 cm d. Mengon Mengontrol trol kemiri kemiringa ngann tangga arc tan α = Ukuran opteride ≤ 45 o Ukuran antride 51
arc tan α = 16,6 cm = 33,6o 25 cm e.
Menentukan Menentukan lebar tangga yang akan dibuat. dibuat. Untuk rumah tinggal antara antara 60 sampai 120 cm sedangkan untuk
bangunan umum ≥ 120 cm. Pada perencanaan = 90 cm. 2. Tahap Tahap Pengga Penggamba mbaran ran Menggambar tampak atas, tampak samping, serta potongan membujur sesuai dengan ukuran optride, antride, dan bordes pada tahap perencanaan. 3. Tahap Tahap Pelaks Pelaksana anaan an a. Memasa Memasang ng balok balok landas landasan an tempat tempat berdiriny berdirinyaa peranc perancah ah ata atauu tiang tiang pada pada lokasi lokasi yang akan akan dibuat dibuat konstr konstruks uksii bekisting tangga. b. Membuat Membuat cetakan bordes dengan dengan mendirikan mendirikan tiang perancah dan gelagarnya gelagarnya sesuai dengan elevasi elevasi yang telah ditentukanpada tahap perencanaan. c. Membuat kemiringan tangga dengan cara menarik benang dari lantai lantai bawah ke bordes bordes dan bordes ke ke lantai atas. d. Memasang gelagar arah melintang di setiap tiang dengan mengacu kepada elevasi kemiringan kemiringan tangga. e. Memasang Memasang acuan atau atau cetakan dasar dasar tangga sesuai sesuai lebar tangga tangga yang akan akan dibuat. dibuat. f. Memasang Memasang acuan acuan samping samping dengan dengan diperkua diperkuatt skur. 52
g. Menggambar Menggambar anak tangga (optride (optride dan antride) pada acuan samping samping dengan memperhatikan memperhatikan ketegakan ketegakan optride dan kedataran antride. h. Memasang Memasang cetakan optride optride yang diperkuat diperkuat dengan klos pada kedua ujungnya ujungnya dan pada tengah-tengah tengah-tengah cetakan cetakan optride. i.
Memasang skur di tempat-tempat yang dianggap perlu agar acuan dan perancah kuat dan kaku.
5.6 Gambar kerja
BORDES 53
Antride 54
Potongan Tampak Atas Bekisting Tangga
5.7 Dokumentasi Hasil Kerja
55
ANALISA KEBUTUHAN BAHAN
56
Pekerjaan : Praktik "Form Work 1" Lokasi
: Workshop Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta
NO . I
SAT .
URAIAN
VOL.
HARGA SATUAN (Rp)
JUMLAH (Rp)
KET .
Peke Pekerj rjaa aann Pap Papan an Duga Duga// Bow Bow Plan Plankk
4. 1
Kaso Kaso uk. uk. 4/6 4/6 x 400 400
btg btg
00
2
Papan Borneo Borneo uk. 2/20 2/20 x 400
btg
00
3
Paku
kg
00
4
Benang ang
rol
00
28,000. 00
4.
112,000.0 0
45,000. 00
1.
180,000.0 0
15,000. 00
1.
15,000.0 0
5,000. 00
5,000. 00 312,00 0.00
Sub Total I
Pekerjaan Bekisting 3 Kolom uk. 30 x 30
II
33. 1
Kaso Kaso uk. uk. 4/6 4/6 x 400 400
btg btg
00
2
Papan Borneo Borneo uk. 2/20 2/20 x 400
btg
00
3
Paku
kg
00
28,000. 00
18.
924,000. 00
45,000. 00
1.
810,000.0 0
15,000. 00
15,000.0 0 57
1. 4
Benang ang
rol
00
5,000. 00
1,754,00 0.00
Sub Total II
III III
Pekerj Pekerjaan aan Beki Bekisti sting ng 3 Balo Balokk Lanta Lantaii
44. 1
Kaso Kaso uk. uk. 4/6 4/6 x 400 400
btg btg
00
28,000. 00
12. 2
Papan Borneo Borneo uk. 2/20 2/20 x 400
btg
00
3
Balok Balok untuk untuk Alas Alas uk. 6/12 6/12 x 400
btg
00
4
Paku
kg
00
00
00
00
00
15,000.
15,000.0 0
5,000. 00
5,000. 00 2,392,00 0.00
Sub Total III
IV
600,000. 00
00 1.
rol
540,000.
100,000.
1.
Benang ang
1,232,000.0 0
45,000.
6.
5
5,000. 00
Peke Pekerj rjaa aann Pela Pelatt Lant Lantai ai
12. 1
Kaso Kaso uk. uk. 4/6 4/6 x 400 400
btg btg
00
2
Papan Borneo Borneo uk. 2/20 2/20 x 400
btg
00
3
Multip Multiplek lek 12 mm uk. 122 x 244
lbr
00
4
Balok Balok untuk untuk Alas Alas uk. 6/12 6/12 x 400
btg
00
28,000. 00
3.
336,000. 00
45,000. 00
2.
135,000.0 0
125,000. 00
2.
250,000. 00
100,000. 00
200,000. 00 58
1. 5
Paku
kg
00
15,000. 00
15,000.0 0 936,00 0.00
Sub Total IV
V
Peke Pekerj rjaa aann Bek Bekis isti ting ng Tang Tangga ga
18. 1
Kaso Kaso uk. uk. 4/6 4/6 x 400 400
btg btg
00
28,000. 00
8. 2
Papan Borneo Borneo uk. 2/20 2/20 x 400
btg
00
45,000. 00
2. 3
Balok Balok untuk untuk Alas Alas uk. 6/12 6/12 x 400
btg
00
4
Multip Multiplek lek 12 mm uk. 122 x 244
lbr
00
kg
00
Benang ang
rol Sub Total V TOTAL
00
200,000. 00
125,000. 00
250,000. 00
15,000. 00
1. 6
00
00
1. Paku
360,000.
100,000.
2.
5
504,000. 00
15,000.0 0
5,000. 00
5,000. 00 1,334,00 0.00 6,728,00 0.00
59