BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah sebuah bagian penting yang harus
dilaksanakan di sebuah Perguruan Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu:
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat. Salah satu dari
bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah Pengabdian kepada Masyarakat,
salah satu implementasi dari pengabdian masyarakat adalah kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN).
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk implementasian pendidikan yang
dilaksanakan di kampus dan kemudian diterapkan dan dipraktekan dimasyarakat
dalam bentuk pengabdian kepada Masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN)
memberikan pengalaman kerja dimasyarakat dan juga sebagai sebuah
laboratorium besar yang ada di dunia masyarakat. Pengabdian yang
dilaksanakan dimasyarakat sangat diperlukan untuk memberikan pengalaman,
dan juga mahasiswa dapat mengabdikan kemampuannya kepada masyarakat.
Pelaksanaan KKN UNHI tahun 2015 adalah dari tanggal 31 Juli s.d 29
September 2015. Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata UNHI Denpasar tahun
2015 adalah di desa-desa yang ada di Kecamatan Tampak Siring, jumlah
dinasnya adalah 8, Desa Adat berjumlah 36. Pada Kegiatan Kuliah Kerja Nyata
UNHI tahun 2015 ini mahasiswa dibagi atas 36 kelompok yang disebar
diseluruh Desa Adat yang ada di kecamatan Tampaksiring.
Salah satu dari 36 kelompok KKN UNHI adalah Kelompok 25, kelompok 25
ditempatkan di Desa Dinas Pejeng Kaja, tepatnya di Desa Adat Belusung. Kami
kelompok 25 berada dikawasan Desa Adat Belusung yang terdiri dari 5 Banjar
Adat yaitu: Br. Adat Petulu, Br. Adat Petak, Br. Adat Ubud, Br. Adat
Belusung Kaja, Br. Adat Sembuwuk.
Selama di lapangan, kami kelompok 25 akan mengadakan kegiatan-kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan disiplin ilmu kami masing-
masing. Kami dari berbagai disiplin Ilmu yaitu: Pendidikan Agama dan Seni,
Ekonomi, Teknik. Kegiatan yang akan kami rencanakan sebagai program kerja
berbentuk penyuluhan, pembinaan, ngayah, kerja nyata dan lain sebagainya.
Kuliah kerja nyata merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat yang merupakan pengamalan IPTEK
yang dilakukan oleh Perguruan tinggi secara melembaga melalui metode ilmiah
langsung kepada masyarakat (di luar kampus yang tidak terjangkau oleh
program pendidikan formal) yang membutuhkan, dalam upaya mensukseskan
pembangunan dan mengembangkan manusia pembangunan. Salah satu bentuk
pengabdian masyarakat itu adalah melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau
yang disingkat dengan KKN.
Dasar kebijakan KKN UNHI adalah:
1. Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003, Bab IV Pasal 20 ayat 2.
2. Peraturan Pemerintah No 60 tahun 1999 bab I Pasal 2 ayat 1 (b).
3. Kurikulum di masing-masing Fakultas.
4. SK Rektor UNHI Nomor 291/SKP/UNHI/V/2015, tanggal 11 Mei 2015 tentang
Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (KKN)
KKN UNHI berparadigma Humanis Religius. Titik tekannya pada pemerdayaan
masyarakat yang mana antara mahasiswa, masyarakat dan stakeholders ada
kesetaraan dengan dukungan sumber daya manusia yang memiliki religius mampu
untuk menunjang kegiatan KKN yang berdaya guna dan berhasil guna, dengan
pijakan pola ilmiah pokok UNHI yaitu agama dan kebudayaan.
2 Tujuan KKN UNHI
Secara umum Kuliah Kerja Nyata, mempunyai 4 (empat) tujuan yaitu :
a) Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga, melalui
keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan,
memecahkan dan menangulangi permasalahan pembangunan.
b) Mahasiswa dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi dan
seni dalam upaya menumbuhkan, mempercepat gerak serta mempersiapkan
kader-kader pembangunan.
c) Supaya perguruan tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi
teknostruktur dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi, gerak
dan permasalahan yang kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan. Dengan demikian hasil perguruan tinggi
secara relatif menjadi siap pakai dan terlatih dalam menanggulangi
permasalahan pembangunan secara lebih pragmatis dan interdisiplener.
d) Meningkatkan hubungan antar perguruan tinggi dengan pemerintah daerah,
instansi dan masyarakat, sehingga perguruan tinggi dapat lebih
berperan dan menyesuaikan kegiatan pendidikan serta penelitiannya
dengan tuntutan nyata dari masyarakat yang membangunan.
BAB II
PENYUSUNAN PROGRAM
1.
3 Tahapan -Tahapan Penyusunan Program Kegiatan
1 Observasi ke Lokasi KKN Desa Adat Belusung ( 2 Agustus 2015)
Observasi ke lokasi KKN dilaksanakan pada hari Minggu, 2 Juli 2015
untuk mengetahui keadaan masalah maupun apa yang diinginkan oleh pihak desa
terhadap mahasiswa KKN. Observasi ini dilaksanakan di Kantor Desa Pejeng
Kaja yang diterima langsung oleh Bapak Perbekel Pejeng Kaja yaitu bapak I
Dewa Gede Artha Putra.
Pada observasi ini diperoleh gambaran umum mengenai Desa Belusung
khususnya wilayah Desa Adat Belusung yang akan menjadi tempat wilayah
Kuliah Kerja Nyata. Pada kesempatan tersebut Bendesa Adat Pakraman Desa
Belusung, Anak Agung Gede Oka Jaya menyatakan menerima dengan baik maksud
dan tujuan KKN UNHI yang akan dilaksanakan di Desa Pejeng Kaja khusunya di
wilayah Desa Adat Belusung. Program yang diharapkan adalah kegiatan –
kegiatan yang berhubungan dengan Adat, Agama, dan Budaya yang memiliki
manfaat kepada masyarakat di Desa Pakraman Belusung.
2 Serah - Terima Mahasiswa KKN dari Dosen Pembimbing Kepada Perbekel Desa
Pejeng Kaja dan Selanjutnya Diserahkan Kepada Desa Adat Belusung ( 31 Juli
2015 )
Serah - terima dilaksanakan setelah dilaksanakannya pembukaan KKN
2015 di Kantor Camat Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Penyerahan dihadiri
oleh dosen pembimbing yang menyerahkan mahasiswa KKN kepada Perbekel Desa
Pejeng Kaja dan selanjutnya diserahkan kepada Bendesa Adat Desa Pakraman
Belusung.
Pada serah - terima mahasiswa oleh Desa Pejeng Kaja kepada Desa Adat
Pakraman Belusung, Bendesa Adat Belusung dalam sambutannya menyatakan
bahwa ada beberapa hal yang berkaitan dengan :
1. Bidang Agama, Adat Istiadat, Seni dan Budaya
2. Bidang Pendidikan
3. Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup
4. Bidang Kesehatan
5. Bidang Ekonomi
Pengumpulan data, identifikasi masalah, pengolahan data, analisis
data dan penyususnan program (Senin, 3 Agustus s/d 7 Agustus 2015)
a. Senin, 3 Agustus 2015 bertemu Bendesa Adat Desa Pakraman Belusung
mengenai posko dan masalah pengumpulan data.
Pada pertemuan ini dibicarakan mengenai potensi dan harapan Desa Adat
Belusung secara khusus yang disampaikan oleh Bendesa Adat Desa
Pakraman Belusung. Bendesa Adat Desa Pakraman Belusung menyambut baik
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Bidang Agama, Adat Istiadat,
Seni dan Budaya,Bidang Pendidikan, Bidang Pembangunan dan Lingkungan
Hidup, Bidang Kesehatan,Bidang Ekonomi maupun kegiatan – kegiatan
sosial lainnya yang memberikan manfaat kepada Desa Adat Belusung.
b. Selasa, 4 Agustus 2015 bertemu dengan Perbekel Desa Pejeng Kaja
terkait dengan posko dan masalah pengumpulan data.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang
dilaksanakan oleh mahasiswa dengan Bendesa Adat untuk
mengkoordinasikan kepada Perbekel Desa Pejeng Kaja. Pada pertemuan
ini juga disampaikan mengenai potensi maupun masalah - masalah yang
terjadi atau ada di sekitaran Desa Belusung, dan juga apa yang perlu
diberikan di Desa Pejeng Kaja khususnya di Desa Adat Belusung.
c. Rabu, 5 Agustus 2015 rapat identifikasi masalah, pengolahan data,
analisis data dan penyususnan program di posko sementara.
Rapat ini mendiskusikan tentang masalah - masalah, harapan yang
ada di wilayah Desa Adat Belusung dan kemudian mengidentifikasi,
mengelola dan menganalisis untuk menyususun rencana program apa saja
yang akan dilaksanakan di Desa Adat Belusung. Sesuai dengan masalah –
masalah maupun harapan dirumuskan menjadi 5 bidang yang dijabarkan
dalam bentuk : Bidang Agama, Adat Istiadat, Seni dan Budaya , Bidang
Pendidikan, Bidang Kebersihan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup , Bidang
Ekonomi, Bidang Pembangunan dan Bidang Program Tambahan.
d. Kamis, 6 Agustus 2015 mahasiswa KKN bertemu Bendesa Adat Desa Pakraman
Belusung, Perbekel Desa Pejeng Kaja bersama pembimbing 1 dan 2,
terkait dengan penawaran rencana program kerja dan penandatanganan.
Mahasiswa KKN kelompok 25 di wilayah Desa Adat Belusung
menawarkan 15 rencana program kerja yang disusun berdasarkan masalah –
masalah maupun harapan yang telah disampaikan yang berhubungan dengan
Bidang Agama, Adat Istiadat, Seni dan Budaya , Bidang Pendidikan,
Bidang Kebersihan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup , Bidang Ekonomi dan
Bidang Program Tambahan.
Program kerja yang sudah disusun kemudian dikoordinasikan kepada
dosen pembimbing 1 dan 2 untuk diberikan bimbingan dalam bentuk
masukan maupun saran – saran tentang rencana kegiatan yang akan
diajukan kepada pihak Desa Belusung. Program kerja yang sudah disusun
kemudian disosialisasikan kepada Perbekel untuk disetujui sebelum
direalisasikan oleh mahasiswa KKN. Pada kesempatan itu, program –
program tersebut disetujui oleh Perbekel dan akan disosialisasikan
juga kepada unsur – unsur yang ada di Desa Belusung oleh Perbekel
sendiri. Setelah mendapat persetujuan Perbekel, kemudian dilanjutkan
bertemu dengan Bendesa Adat Desa Pakraman Belusung untuk menawarkan
program yang akan dilaksanakan.
e. Jumat, 7 Agustus 2015 mencari tanda tangan dan persiapan pengumpulan
program kerja.
Untuk memenuhi persyaratan dalam program kerja terdapat tanda
tangan Bendesa Adat Belusung sebagai perwakilan yang mewakili 5 banjar
di wilayah Desa Adat Belusung. Selain mencari tanda tangan
dipersiapkan mengenai rencana program kerja yang akan diserahkan
kepada panitia KKN di rektorat UNHI.
3 9 Agusutus 2015 pengumpulan rencana program kerja di rektorat
UNHI.
Setelah program kerja memenuhi segala persyaratan yang sesuai
dengan pedoman KKN UNHI 2015 maka pada tanggal 9 Agustus 2015 sebagai hari
pengumpulan rencana program kerja KKN diserahkan berkas rencana program
kerja kelompok 25 KKN UNHI wilayah Desa Adat Belusung. Program kerja ini
merupakan gambaran mengenai rencana kerja yang akan dilaksanakan di
wilayah Desa Adat Belusung.
4 Data situasi Desa
5 Sejarah Singkat Desa Pejeng Kaja
Berbicara masalah sejarah Desa Pejeng Kaja, dalam hal ini penulis
lebih banyak mengacu pada sejarah keberadaan Desa Pejeng Kaja oleh karena
sejak dahulu Desa Pejeng disebut-sebut sebagai salah satu desa tua di Bali.
Desa Pejeng Kaja yang dulunya disebut Desa Belusung merupakan salah satu
Desa yang termasuk dalam wilayah Desa Pejeng, karena luasnya Pemerintahan
Desa Pejeng maka secara administrasi Belusung disiapkan sebagai Desa
mandiri namun secara territorial tetap sewilayah Desa Pejeng sehingga dalam
konteknya dengan pembicaraan soal sejarah masih tetap bertalian erat antara
Desa Pejeng dengan Desa Pejeng Kaja.
Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Gianyar per 1 April 1980, dengan nomor : 07/414.13/G.82/Pem/1980 yang isi
pokoknya antara lain menyebutkan tentang pemekaran Desa Pejeng menjadi 5
(lima) Desa Persiapan dimana Desa Pejeng sebagai Desa Induk dan 4 (empat)
Desa Persiapan dimana Desa Pejeng Kaja termasuk salah satu diantaranya
dengan pusat pemerintahan di Belusung. Pemekaran antara Desa Pejeng dengan
Desa Pejeng Kaja hanyalah pemisahan secara administratif saja sedangkan
hubungan secara sosial budaya masih tetap terjalin.
Sehubungan dengan adanya pertalian sejarah masa lampau antara kedua
desa, dalam uraian berikut ini akan dicoba untuk mengambil beberapa bukti
peristiwa masa lampau kehidupan budaya manusia yang telah berkreatifitas di
Desa Pejeng Kaja dengan mengangkat beberapa peninggalan arkeologi yang ada
di Desa Pejeng Kaja dan penunjang juga dipandu oleh cerita-cerita tradisi
masyarakat yang masih hidup sampai saat ini dan layak dipercaya. Sehingga
kejadian masa lampau tentang Desa Pejeng Kaja tidak sepenuhnya
menggantungkan diri dari fakta peninggalan budaya yang ada di Desa Pejeng,
namun ada beberapa peninggalan arkeologi yang ada di Desa Pejeng Kaja cukup
memberi andil pula untuk menyusun sejarah masa lampau Desa Belusung sebagai
Desa tua di Bali.
Adapun peninggalan purbakala yang terdapat di Desa Pejeng Kaja
tempatnya tersebar dibeberapa tempat yaitu : di Pura Penataran Belusung,
Pura Dalem Sembuwuk, Pura Bintang Kuning dan di Pura Subak Raja Suta
Tarukan.
Dalam sejarah perkembangannya Desa Pejeng Kaja telah dilantik 5
(lima) orang Kepala Desa/Perbekel dan 2 (dua) kali dijabat Pjs yaitu masing-
masing :
1. Dewa Made Besar dari 1980 s/d 1985
2. Cok Gede Putra Kayana dari 1985 s/d 1989
3. Dewa Nyoman Oka (Pjs) dari 1989 s/d 1993
4. I Dewa Made Rai dari 1993 s/d 1998
5. I Nyoman Semadi (Pjs) dari 1998 s/d 2000
6. Cok. Gede Putra Kayana dari 2000 s/d 2006
7. I Wayan Jana dari 2006 s/d 2012
8. I Dewa Gede Artha Putra dari 2012 s/d sekarang
Jadi dengan demikian dapat kami uraikan bahwa eksistensi atau
keberadaan Desa Pejeng Kaja secara administratif yang ada sekarang ini
masih relative muda yaitu kurang lebih berumur 31 tahun sejak Pemekaran
dari Desa Pejeng.
6 Letak Orbitasi Desa
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 6 Km
b. Lama tempuh ke ibukota kecamatan terdekat : 10 Menit
c. Kendaraan umum ke ibukota kecamatan terdekat : Ada/Lancar
d. Jarak dari pusat pemerintahan kota administratif : 10 Km
e. Jarak dari ibukota kabupaten / kotamadya : 10 Km
f. Lama tempuh ke ibukota kabupaten terdekat : 30 Menit
g. Kendaraan umum ke ibukota kabupaten terdekat : Ada/Lancar
h. Jarak dari ibukota provinsi : 34 Km
7 Luas Desa
a. Lahan :
Luas lahan menurut Ekosistem di Desa Pejeng Kaja terdiri dari :
1. Lahan Persawahan : 201.87 Ha
2. Lahan Kering : 177.13 Ha
b. Penggunaannya :
Luas lahan menurut penggunannya adalah :
1. Pekarangan : 28.87 Ha
2. Tegal/Kebun/lading : 71.35 Ha
3. Lain-lain : 77.58 Ha
4. Sawah : 201.87 Ha yang terbagi atas 9 (Sembilan)
8 Keadaan Penduduk
a. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Jumlah penduduk Desa Belusung setiap tahun ada kecenderungan
meningkat sedangkan luas wilayah tetap, sehingga kepadatan penduduk terus
meningkat dan akan menjadi besar bila tidak ditangani secara tepat dan
cepat. Penduduk mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan pembangunan disegala bidang sehingga penduduk merupakan
sumber daya manusia sebagai salah satu faktor penentu dalam pembangunan.
Jumlah penduduk Desa Belusung yaitu :
Laki – Laki : 1.255 jiwa
Perempuan : 1.246 jiwa
Jumlah : 2.501 jiwa
b. Keadaan penduduk menurut umur
Kelompok Pendidikan
1) 00 – 03 tahun : 370 orang
2) 04 – 06 tahun : 415 orang
3) 07 – 12 tahun : 350 orang
4) 13 – 15 tahun : 441 orang
5) 16 – 18 tahun : 305 orang
6) 19 – keatas : 620 orang
Kelompok Tenaga Kerja
1) 10 – 14 tahun : 94 orang
2) 15 – 19 tahun : 225 orang
3) 20 – 26 tahun : 778 orang
4) 27 – 40 tahun : 532 orang
5) 41 – 56 tahun : 234 orang
6) 57 – keatas : 127 orang
c. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan
1. Banjar Petulu
- Belum Sekolah : 39 orang
- Sekolah Dasar : 116 orang
- SMP/SLTP : 63 orang
- SMA/SLTA : 61 orang
- Akademi / D1 - D3 : 6 orang
- Sarjana (S1 – S3) : 4 orang
2. Banjar Petak
- Belum Sekolah : 77 orang
- Sekolah Dasar : 138 orang
- SMP/SLTP : 62 orang
- SMA/SLTA : 128 orang
- Akademi / D1 - D3 : 17 orang
- Sarjana (S1 – S3) : 9 orang
3. Banjar Ubud
- Belum Sekolah : 59 orang
- Sekolah Dasar : 250 orang
- SMP/SLTP : 88 orang
- SMA/SLTA : 134 orang
- Akademi / D1 - D3 : 40 orang
- Sarjana (S1 – S3) : 8 orang
4. Banjar Belusung Kaja
- Belum Sekolah : 54 orang
- Sekolah Dasar : 142 orang
- SMP/SLTP : 74 orang
- SMA/SLTA : 100 orang
- Akademi / D1 - D3 : 31 orang
- Sarjana (S1 – S3) : 7 orang
5. Banjar Sembuwuk
- Belum Sekolah : 141 orang
- Sekolah Dasar : 94 orang
- SMP/SLTP : 87 orang
- SMA/SLTA : 218 orang
- Akademi / D1 - D3 : 15 orang
- Sarjana (S1 – S3) : 25 orang
d. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian
Pegawai Negeri Sipil : 25 orang
ABRI/TNI : 4 orang
Swasta : 528 orang
Wiraswasta / Pedagang : 72 orang
Petani : 220 orang
Buruh : 364 orang
Lainnya : 197 orang
e. Keadaan penduduk menurut Agama
Jumlah penduduk Desa Belusung pada umumnya sangat homogen sehingga
adat istiadat yang dianutnya masih cenderung sangat tradisional begitu
juga dengan agama yang dianutpun sama yaitu sebagian besar Agama Hindu,
adapun diluar Agama Hindu itu bukan penduduk asli dari Desa Belusung
(pendatang).
Penduduk berdasarkan Agama dapat dirinci sebagai berikut :
Hindu : 2.501 orang
Islam : -
Kristen : -
Budha : -
Katholik : -
f. Jumlah Rohaniawan
1. Sulinggih
2. Pemangku
- Kahyangan Tiga : 4 orang
3. Sarati : 28 orang
4. Dalang : 1 orang
5. Balian : 3 orang
9 Sarana dan Prasarana Desa
a. Sarana Sosial
1) Panti Asuhan : -
2) Panti Werda : -
3) Panti Laras : -
4) Panti Pijat Tuna Netra : -
5) Rumah Jompo : -
b. Sarana Tempat Suci / Tempat Ibadah
1) Tempat suci Geneologis : -
2) Tempat suci Umum : 1
3) Tempat suci Fungsional : 1
10 Perumusan Kebutuhan
1 Bidang Agama, Adat – Istiadat, Seni dan Budaya
a. Pengaruh budaya asing terhadap kelestarian adat dan budaya Hindu
dirasakan sangat besar dan perlu adanya pelestarian.
Di Era globalisasi dan modernisasi pengaruh budaya asing sangat
terasa diberbagai bidang kehidupan masyarakat di Bali. Pengaruh ini
tidak hanya terjadi di daerah kota tetapi juga sangat mempengaruhi
kehidupan masyarakat di Desa. Desa Belusung terletak di Kecamatan
Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Sesuai dengan letak geografis Desa
Belusung memiliki keindahan alam, budaya dan adat istiadat.
b. Meningkatkan pemahamana keagamaan generasi muda
Mahasiswa peserta KKN memerlukan kerjasama dalam merealisasikan
kegiatan sehingga diperlukan kerjasama antara mahasiswa dengan
sekaa taruna yang ada di Desa Belusung. Terkait dengan pelaksanaan
kegiatan Generasi Muda di era modernisasi diperlukan sebuah wawasan
keagamaan yang menyangkut tentang makna dan filosofi unsur-unsur
keagamaan yang ada di masyarakat. Sesuai dengan hal itu maka
diperlukan adanya saling tukar pikiran, pengalaman mengenai wawasan
keagamaan.
Generasi muda juga membutuhkan pengetahuan mengenai informasi
tentang keberadaan Universitas Hindu Indonesia (UNHI) sebagai
Universitas yang bergerak dibidang pelestarian Agama dan Budaya.
Pandangan di masyarakat lebih cenderung menyatakan UNHI
menghasilkan calon mangku atau sulinggih, sehingga hal tersebut
perlu diluruskan agar generasi muda khususnya anggota sekaa taruna
mengetahui keberadaan UNHI tidak hanya sehingga pencetak pemangku
ataupun sulinggih, tetapi juga menghasilkan sarjana-sarjana
dibidangnya, baik bidang ekonomi, agama, sosial dan bidang ilmu
lainnya.
c. Menambah wawasan keagamaan masyarakat
Wawasan keagamaan merupakan hal yang mutlak, wawasan keagamaan
adalah hal yang penting dalam setiap pelaksanaan keagamaan agar
tidak terjadi kesalah pahaman tentang makna dan filosofi setiap
kegiatan keagamaan baik yang menyangkut tentang upacara maupun
upakara.
2 Bidang Pendidikan
1. Kualitas Pendidikan PAUD, TK, SD, dan SMP Belum Standar.
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengubah orang yang dari
tidak tau menjadi tau. Unsur-unsur pendidikan yang ada instansi
lembaga pendidikan seperti lembaga pendidikan SD, TK, SMP dan SMA
perlu perhatian dari pemerintah terkait dengan kwalitas pendidikan
maupun sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Sesuai dengan
letak geografis Desa Belusung ada satu TK dan Satu SD berada di Desa
ini, lembaga sekolah tersebut masing-masing memiliki kekurangan baik
dari segi sarana dan prasarana tenaga pengajar maupun yang terkait
dengan proses belajar mengajar.
2. Perlu Adanya Diskusi Keagamaan Bagi Generasi Muda.
Di Desa Belusung banyak dijumpai kegiatan –kegiatan pemuda yang
dilakukan, kegiatan – kegiatan tersebut memberikan manfaat bagi semua
kalangan di desa Belusung. Jika dilihat dari letak geografis Desa
Belusung, dapat dikatakan desa ini masih menjujung asas kebersamaan
dan gotong royong antar warga desa tua maupun muda. Kebersamaan saat
kegiatan-kegiatan keagamaan dibanjar maupun dipura tampak terlihat
sangat tradisional.
3. Pentingnya Pendidikan Karakter yang Dilaksanakan Di Sekolah Harus
Bersinergi dengan Pendidikan yang Ada Dimasyarakat.
Berbicara masalah pendidikan di masyarakat sangat penting
diperlukan pendidikan - pendidikan berbasis karakter. Pendidikan
berbasis karakter ini penting untuk membangun karakter –karakter yang
positif yang tumbuh seiring dengan usia. Membangun pendidikan sangat
penting diberikan termasuk kegiatan masyarakat Desa Belusung
memerlukan sebuah usaha untuk membangun karakter. Kehidupan di desa
dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh yang berasal dari kelompok besar,
sehingga perubahan sikap seseorang di tentukan oleh mayoritas kelompok
dan diperlukan pendidikan karakter tersebut.
4. Pendidikan dan Ketrampilan Agama Pada Usia Anak- Anak.
Diperlukan pendidikan dan keterampilan agama bagi anak-anak sebagai
sebuah bagian proses pendidikan anak-anak yang merupakan sasaran
penting dalam proses pendidikan. Hal ini di karenakan anak-anak
memiliki semangat belajar yang tinggi dan pada masa anak-anak sangat
penting diperlukan pemahaman dan makna yang terkandung dalam kegiatan
keagamaan untuk menanamkan pengalaman keagamaan dan usia dunia sampai
kehidupan kedewasaanya.
3 Bidang Kesehatan, Pembangunan dan Lingkungan Hidup
1. Diperlukan Penataan Lingkungan Hidup
Dimana lingkungan ini merupakan unsur palemahan dari Desa Adat,
penataan lingkungan ini sangat penting kurang kesadaran dan perhatian
masyarakat dalam kebersihan lingkungan banyak masalah di antaranya :
kebersihan yang kurang terjaga dan kurangnya pembuangan sampah pada
tempatnya, sehingga banyak dijumpai pula sampah di area sungai,
saluran irigasi maupun selokan. Pada dasarnya kesadaran diri yang
timbul dari hati nurani akan makna kebersihan sangatlah penting
ditumbuhnkan sejak dini.
2. Perlunya Penghijauan Tanaman Upakara
Tanaman upakara diperlukan dan dibutuhkan setiap kegiatan
keagamaan, sehingga di Desa Belusung memerlukan pohon-pohon yang ada
kaitanya dengan alat-alat pelaksanaan upacara keagamaan, selain untuk
upacara keagamaan pohon tersebut digunakan untuk penghijauan secara
tidak langsung hal tersebut dapat mewujudkan lingkungan yang sesuai
dengan motto pemerintahan yaitu Clean and Green.
3. Sarana dan Prasarana Kesehatan Sedikit
Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Belusung terdapat satu
puskesmas, Dimana puskesmas ini berada sebagai perwakilan dari
tindakan pemerintah tentang kesehatan untuk masyarakat yang berada
disekitar Belusung, Pejeng Kaja dan daerah Tampaksiring.
4. Masyarakat Kurang Mengetahui Manfaat dari Tanaman Obat yang Ada
Disekitarnya.
Tanaman – tanaman obat yang ada di pekarangan rumah masyarakat
kurang diketahui manfaatnya dan banyak tanaman obat keluarga (Toga)
hanya dijadikan tanaman penghias pekarangan rumah keluarga.
5. Kesehatan Masyarakat dalam Bidang Olahraga.
Olahraga sangat penting terutama kepada anak – anak sebagai
sebuah pengenalan kegiatan olahraga. Olahraga Hindu yaitu Yoga harus
diperkenalkan dan diajarkan kepada anak – anak sejak dini. Karena
kebanyakan anak- anak zaman sekarang lebih cenderung melakukan
olahraga berat seperti Sepakbola, Bola Volly, Bulutangkis yang
membutuhkan tenaga yang besar tanpa mengetahui secara jelas manfaat
kesehatannya. Beda halnya dengan Yoga, Yoga adalah olahraga yang
sangat sederhana tetapi menyehatkan karena dalam olahraga Yoga lebih
banyak melakukan kegiatan olah pernafasan sehingga penting dilakukan
pengenalan dan pengajaran kepada anak – anak.
6. Kesadaran Akan Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang sehat menumbuhkan jiwa yang kuat. Karena lingkungan
yang sehat akan memberikan kesan yang indah terhadap orang yang
melihatnya. Kurangnya kesadaran tentang kebersihan lingkungan
misalnya, masih banyak terdapat sampah – sampah yang berserakan di
tempat – tempat umum ataupun tempat – tempat yang strategis
keberadaannya. Hal ini memerlukan sebuah sikap yang menunjukkan
kepedulian terhadap lingkungan dengan cara menjaga kesehatan
lingkungan yaitu membersihkan lingkungan.
4 Bidang Ekonomi
1. Masyarakat Kurang Memahami Bagaimana Peranan LPD Terhadap Lalu Lintas
Keuangan Masyarakat.
Masyarakat pada umumnya kurang memahami apa sebenarnya yang
menjadi peranan LPD. Pandangan masyarakat khususnya yang masih awam
pengetahuannya hanya memandang LPD sebagai tempat menabung, tanpa
mengetahui terlebih terinci bagaimana maksud dan tujuan dari program
tabungan tersebut.
2. Kurang pemahaman tentang perbedaan LPD dengan Koperasi
Lembaga keuangan yang terdapat dilingkungan Desa terdiri dari LPD
dan Koperasi. Masyarakat terkadang kurang pemahaman untuk membedakan
pengertian dari kedua lembaga keuangan ini. Sehingga perlunya
sosialisasi untuk membedakan LPD dengan Koperasi, meskipun pada
umumnya kelihatan sama sebagai simpan – pinjam uang namun ada beberapa
hal yang dapat membedakan LPD dan Koperasi.
BAB III
PENYUSUNAN RENCANA KERJA
2.
3.1. Alternatif Mencapai Tujuan
1 Dengan Cara Motivasi
Motivasi ini diperlukan untuk mendorong semangat masyarakat dalam
melaksanakan segala sesuatu yang berguna bagi kehidupannya. Motivasi sangat
diperlukan sebagai alternative untuk mencapai tujuan–tujuan yang diinginkan
terkait dengan masalah–masalah yang ada di wilayah Desa Belusung.
Alternative motivasi bisa berbentuk forum diskusi, penjelasan,
pengajaran, pendidikan dan hal–hal yang menyangkut dengan dorongan untuk
memberikan semangat. Motivasi memberikan suntikan semangat dalam hal
menghadapi masalah–masalah yang ada di Desa Belusung maupun untuk menjaga
dan melestarikan potensi–potensi yang ada di Desa Belusung.
2 Dengan Cara Penyuluhan
Penyuluhan ini diperlukan untuk memberikan pemahaman mengenai suatu
hal yang berkaitan dengan kegiatan–kegiatan yang menyangkut tentang program
KKN, yang konteksnya pada pemahaman tentang agama, adat, dan budaya yang
diperlukan dimasyarakat khususnya umat beragama Hindu.
Selain penyuluhan yang bersifat agama, adat dan budaya, penyuluhan
tentang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalah-masalah lainnya
juga diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
masalah-masalah yang ada dimasyarakat, khususnya di Desa Belusung.
3 Dengan Cara Diskusi
Diskusi memberikan pengetahuan mengenai apa yang menjadi masalah
maupun apa yang seharusnya dilakukan dalam setiap mengahadapi masalah-
masalah yang terjadi di masyarakat. Dengan diskusi dapat diketahui mengenai
apa yang belum diketahui agar dapat dicarikan jalan keluar dari
permasalahan yang terjadi.
Diskusi ini memberikan jawaban mengenai apa yang perlu dipertanyakan
dan disini akan terjadi saling sering komunikasi terhadap kekurangan maupun
kelebihan. Diskusi memberikan kesempatan kepada seluruh peserta diskusi
untuk mengeluarkan pendapat. Saling tukar pendapat memberikan kesempatan
kepada yang tidak tahu utnuk menjadi tahu tentang suatu hal yang di
diskusikan.
12 Alternatif Pencapaian
1 Bidang Agama, Adat-istiadat, Seni dan Budaya
a. Ngayah Mereresik di Lingkungan Pura Penataran Belususng, Pura Desa lan
Puseh Desa Pekraman Belusung, Pura Prajapati Belusung dan Pura Beji
Br. Ubud. (Koordinator : I Desak Gede Eka Lestari)
b. Mengajar tari kepada siswi SD Negeri 1 Belusung, Pejeng Kaja
(Koordinator : Ana Yunita Wijaya)
c. Labelisasi pelinggih dan bangunan suci dengan dwi aksara (Koordinator
: I Made Winadhi Putra)
d. Pemberian bahan sembako untuk Karya Memukur di Desa Adat Belusung yang
diadakan di 4 (empat) banjar, yaitu Banjar Petulu, Banjar Petak,
Banjar Ubud, Banjar Belusung Kaja. (Koordinator : Dewa Ayu Erawati dan
I Putu Aristana)
2 Bidang Pendidikan
a. Mengadakan lomba mewarnai di TK Prama Kerti untuk melatih kreatifitas
anak dan melatih mentalnya. (Koordinator : I Gusti Ayu Noviyanthi)
b. Mengajar di TK Prama Kerti tentang baris-berbaris, menyayi, mewarnai,
dan belajar berinteraksi dengan teman sekelasnya. (Koordinator : Ni
Gusti Sayu Ratna Dewi)
3 Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup
a. Melaksanakan penghijauan (penanaman tanaman upakara). (Koordinator : I
Made Rai Suniantara)
b. Mengecat tapal batas (tembok perbatasan) di Banjar Sembuwuk Desa Adat
Belusung. (Koordinator : I Putu Aditya Mega Ishwara)
c. Pembuatan lubang biopori untuk penyerapan air di Pura Desa lan Puseh
Desa Adat Belusung. (Koordinator : I Dewa Gede Eka Budiawan)
d. Pengadaan tempat sampah di Pura Desa lan Puseh Desa Adat Belusung.
(Koordinator : Ade Ayu Wida Ningrum)
4 Bidang Kesehatan
a. Mengisi kegiatan Yoga Suryanamaskar kepada anak-anak di SD Negeri 1
Pejeng Kaja. (Koordinator : Ni Made Seni Dwinayanti)
b. Sosialisasi mengenai Demam Berdarah dengan datang ke rumah warga,
mengecek penampungan air dan pembagian Abate. (Koordinator : Ni Wayan
Puri Indahyani)
5 Bidang Ekonomi
a. Mengadakan kegiatan evaluasi kinerja LPD. (Koordinator : Ni Wayan Ria
Yunita)
6 Program Kerja Tambahan
a. Mengadakan sosialisasi menabung sejak dini di SD Negeri 1 Pejeng Kaja.
(Koordinator : Linda Puji Lestari)
b. Pengecatan dan perbaikan arena mainan di TK Prama Kerti. ( Koordinator
: Ida Bagus Wedha Raden Manuaba)
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
1. Pelaksanaan
3.
4.
5.
1.
13 Bidang Agama, Adat – Istiadat, Seni dan Budaya
a. Ngayah Mereresik di Lingkungan Pura Penataran Belususng, Pura Desa lan
Puseh Desa Pekraman Belusung, Pura Prajapati Belusung dan Pura Beji
Br. Ubud.
Program kerja ini di koordinasi oleh I Desak Gede Eka Lestari dari
Fakultas Ekonomi.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2015. Pura
yang pertama dalam kegiatan Pembersihan ini adalah Pura Penataran Desa
Pekraman Belusung. Lokasi Pura tersebut tidak jauh dari tempat Posko,
kami bersama-sama menuju lokasi Pura dengan menggunakan sepeda motor.
Pukul 08.30 wita kami tiba di Pura tersebut setelah memperoleh ijin
dari Jro Mangku dan Jro Bendesa Desa setempat, dengan membawa
peralatan kebersihan yang diperlukan kami langsung melaksanakan
kegiatan pembersihan baik sampah yang disebabkan karena daun-daun yang
berjatuhan, sampah canang, maupun rerumputan liar yang tumbuh di
tembok-tembok Pura.
Kegiatan ke- 2 dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2015. Pada
kegiatan ngayah hari ini dilaksanakan di Pura Penataran Desa Pekraman
Belusung pada pukul 08.00 wita. Kegiatan pagi ini kami Kelompok KKN
UNHI bersama-sama dengan warga Banjar Desa setempat. Hari ini kami dan
masyarakat melakukan kegiatan ngayah nampah bebek sebagai persembahan
upacara agama. Sekitar dua jam kami bersama-sama melaksanakan kegiatan
tersebut, pada pukul 10.00 wita kami akhiri kegiatan dan kembali ke
posko dan rumah masing-masing. Pada tanggal 5 Agustus 2015 kami dan
masyarakat melaksanakan kegiatan ngayah nampah, namun yang kali ini
kami tampah (sembelih) adalah hewan babi. Sama seperti sebelumnya,
kegiatan ini dipergunakan untuk upacara agama.
Kegiatan ke-3 dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2015. Pada
hari ini kami melaksanakan kegiatan ngayah di Pura Desa lan Puseh Desa
Pekraman Belusung yang berlokasi di Banjar Belusung Kaja dan sekaligus
sebagai pengempon Pura tersebut. Pada pukul 09.00 wita kami sudah
berada di lingkungan Pura Desa lan Puseh Desa Pekraman Belusung, hari
ini kami bersama- sama dengan Jro Mangku Khayangan Tiga ngayah
membersihkan lingkungan Pura dengan segala peralatan yang sudah
dibawa, ada yang menyapu, merambas rumput yang sudah tinggi, ada yang
mencabuti rumput-rumput yang tumbuh di tembok penyengker atau pada
pelinggih- pelinggih di lingkungan Pura tersebut.
Kegiatan ke-4 dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2015 yang
dilaksanakan di Pura Prajapati Desa Belusung. Pada pukul 15.00 wita
kami sudah berada di Pura, dengan alat yang sudah kami bawa kami
segera membersihkan area pura, setelah itu kami ke arah kuburan untuk
membersihkan dan mencabuti rumput yang sudah tinggi, sedangan di area
yang lebih luas kami menggunakan mesin pemotong rumput, sekitar pukul
17.30 kegiatan kami akhiri.
Kegiatan ke-5 dilaksanakan pada 29 Agustus 2015, pukul 09.00
wita kami melaksanakan kegiatan ngayah membersihkan lingkungan di Pura
Beji yang terletak di wilayah Banjar Belusung Kaja. Dengan peralatan
kebersihan yang dibawa ada yang menyapu, merambas rumput, mencabuti
rumput-rumput yang tumbuh dan membersihkan area tangga yang mengarah
ke pancoran Beji.
b. Mengajar tari kepada siswi SD Negeri 1 Belusung, Pejeng Kaja
Program kerja ini di koordinasi oleh Ana Yunita Wijaya dari Fakultas
Ekonomi.
Pada hari pertama (Sabtu, 22 Agustus 2015). Pada saat pertama
kali kami mengajar siswi - siswi menari yang bertempatkan di aula SD
Negeri 1 Belusung, Desa Pejeng Kaja, kami sampai dilokasi pukul 9.00
wita. Kami pun duduk sejenak sambil berbincang-bincang dan tidak lama
kemudian yang lain pun mulai berdatangan dan kami mulai menyiapkan
segala sesuatunya, disini kami menggunakan media tape recorder yang
telah disediakan oleh pihak sekolah untuk latihan menarinya. Setelah
semua perlengkapan siap, kami mengawali latihan dengan memperkenalkan
diri dan juga rekan-rekan kami, karena siswi-siswi yang hadir cukup
banyak yang terdiri dari kelas IV, V, dan VI. Kami mencoba untuk
mengusulkan agar mereka di bagi saja untuk lebih mudah, dengan kelas
IV sebanyak 20 orang , kelas V sebanyak 5 orang, dan kelas VI sebanyak
17 orang, yang dibagi 2 (dua) kelompok tari, kelas IV dan kelas V
digabung dengan kelas IV. Kemudian kami lanjutkan dengan tarian yang
pertama akan kami berikan dan ajarkan kepada siswi kelas IV yaitu Tari
Pendet, dan dilanjutkan dengan tarian yang kedua yang kami berikan
dan ajarkan kepada siswi kelas V dan VI yaitu Tari Panyembrahma.
Disini kami mengarahkan para siswi kelas IV agar membentuk lima
barisan, kemudian kami melakukan gerak pemanasan agar otot-otot tubuh
yang kaku menjadi lentur dan badan tidak menjadi sakit, setelah kurang
lebih 15 menit kami melakukan pemanasan kami lanjutkan dengan
tariannya. Setelah itu kami bersama-sama belajar menari pendet yang
sebelumnya memang sudah dikuasai oleh sebagian siswi tersebut, selang
waktu 30 menit mereka sudah mulai biasa menguasai gerak tarian pendet
tersebut. Setelah latihan berlangsung selama 30 menit dan kami
melakukan memberikan waktu istirahat sejenak kepada siswi kelas IV
yang kemudian digantikan dngan kelas V dan kelas VI. Sama seperti
kelas IV, kami mengarahkan para siswi agar membentuk lima barisan,
kemudian kami melakukan gerak pemanasan agar otot-otot tubuh yang kaku
menjadi lentur dan badan tidak menjadi sakit. Lalu dilanjutkan dengan
mengajarkan tarian panyembrahma yang kurang lebih memakan waktu
sekitar 45 menit dan kemudian kami istirahat. Disela-sela waktu
istirahat tersebut kami mengobrol dan kami menanyakan gerakan yang
mana yang dianggap susah, mereka menjawab tidak ada gerakan yang susah
bagi kami hanya saja kami yang kurang memperhatikan. Kami menjelaskan
kepada mereka bahwa latihan pada hari ini hanya setengahnya saja, agar
mereka mudah memahami dengan cepat. Sisanya akan dilanjutkan di
latihan hari berikutnya. Pada pukul 11.00 kami mengakhiri program
kerja mengajar tari ini, dikarenakan sudah mendekati waktu pulang
sekolah.
Pada hari kedua (Sabtu, 29 Agustus 2015) pukul 09.00 wita
latihan menari dilaksanakan dengan kondisi media yang kurang
mendukung, tape recorder yang disediakan oleh pihak sekolah mengalami
gangguan pada pengeras suaranya, akhirnya kami memutuskan untuk
meminjam di TK Pama Kerti yang letaknya tidak jauh dari sana, setelah
mendapatkan ijin dari TK Prama Kerti kami kembali menuju SD Negeri 1
Pejeng Kaja, untuk mempersingkat waktu kami langsung latihan, seperti
biasa kami melahkukan pemanasan untuk meregangkan otot, setelah
melakukan pemanasan kurang lebih 10 menit kami mulai latihan menari
yaitu tari pendet yang kami pelajari di pertemuan sebelumnya kepada
siswi kelas IV. Meskipun masih ada beberapa gerakan yang lupa atau
ragu untuk merekan gerakkan, kami rasa mereka sudah mulai bisa
menarikannya sendiri tanpa harus di contohkan di depan lagi. Walaupun
masih ada beberapa kekurangan di dalam gerakan latihan menari ini
sepeti mereka masih agak kaku, dan ada juga yang sudah lihai dalam
menggerakan tarian tersebut.
Setelah menurut kami latihan untuk kelas IV sudah cukup kami
melanjutkan dengan mengajar menari di kelas V dan kelas VI. Setelah 1
(satu) minggu tidak latihan ternyara mereka lupa tentang pengajaran
yang minggu lalu sudah diajarkan, sehingga kami harus melatih mereka
dari awal. Cukup lama melatih mereka, mereka pun pada akhirnya lihai
dengan tarian ini. Sekitar pukul 10.45 kami menyudahi latihan menari
ini. Setelah itu kami membagikan air mineral kepada seluruh siswi keas
IV, V, dan VI. Sambil beristirahat kami mengumumkan bahwa program
mangajar tarian ini kami akhiri hari ini. Kami mengucapkan banyak
terimakasih atas perhatian dan kerjasama yang sangat mendukung
kegiatan kami ini di program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNHI. Kami juga
tidak lupa meminta maaf apabila ada kesalahan baik kata maupun
perbuatan kami selama mengajar 2 (dua) hari tersebut. Setelah para
siswi bubar, kami pun ke ruang guru untuk berpamitan dan
berterimakasih atas ijin dan kerjasamanya. Pada pukul 11.30 kami
kembali ke Posko 25.
c. Labelisasi Pelinggih dan Bangunan Suci dengan Dwi Aksara
Program kerja ini di koordinasi oleh I Made Winadhi Putra dari
Fakultas Ekonomi.
Kami kelompok 25 KKN wilayah Desa Adat Belusung merencanakan
kegiatan labelisasi Pura sasarannya adalah Pura Penataran Belusung,
setelah melakukan observasi dan melakukan kordisasi dengan tokoh
masyarakat yaitu bapak Bendesa Adat tentang labelisasi pura,
diarahkanlah oleh bapak bendesa adat agar kegiatan labelisai pura
dapat dilakukan di Pura Puseh Desa, Desa Pekraman Belusung. Disamping
itu Bapak Bendesa menyuruh agar menghubungi Pemangku Khayangan Tiga
untuk memintai data-data tentang keberadaan nama pelinggih yang ada di
pura dan nama bangunan yang ada di pura tersebut.
Setelah mendapatkan keterangan dari bapak bendesa akhirnya kami
melakukan pendekatan kepada pemangku khayangan tiga untuk meminta
mengenai data-data pelinggih dan bangunan disana. Adapun nama-nama
pelinggih yang disebutkan adalah:
1. Padmasana
2. Pesimpangan Gunung Lebah
3. Pesimpangan Gunung Agung
4. Meru
5. Pesimpangan Ratu Kaler Mangening
6. Rambut Sedana
7. Gedong Keen
8. Manjang Seluang
9. Taksu
10. Pasari Pelinggih Arca
11. Penetegan
12. Pelinggih Betara Sri ( ada 2 pelinggih)
13. Pelinggih Tri Murti
14. Gedong Agung
15. Ratu Ngerurah Agung
16. Gedong Pesimpenan Ratu Mas
17. Pelinggih Apit Lawang ( ada 2 pelinggih)
18. Pelinggih Ratu Mas
19. Pelinggih Betara Agung
Setelah mendapat pengarahan dari bapak bendesa adat dan pemangku
khayangan tiga tentang labelisasi pura tentunya kami mahasiswa
melakukan persiapan dalam menunjang labelisasi pura tersebut adapun
persiapan itu yang kami lakukanya itu mengenai bahan dan alat .Bahan
yang dipakai dalam labelisasi ini adalah plat yang terbuat dari spons,
besi dan stiker dengan huruf latin dan aksara bali, sedangkan alatnya
adalah lem rajawali dan kuas. Setelah persiapan itu tersedia kami pun
melakukan kegiatan labelisasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 12
September 2015.
Setelah kami selesai melakukan kegiatan labelisasi tersebut, Jro
Mangku Khayangan Tiga mengatakan bahwa ada beberapa bangunan yang
kurang disebutkan pada waktu pertemuan sebelumnya, sehingga kami perlu
menambah kembali labelisasi ini. Akhirnya kami memutuskan untuk
melakukan labelisasi lagi minggu depan.
Dengan persiapan yang sama seperti sebelumnya, pada tanggal 20
September 2015 pukul 09.30 wita kami kembali datang ke Pura Puseh
Desa, Desa Pekraman Belusung untuk melakukan labelisasi di hari kedua,
adapun nama-nama pelinggih dan bangunan tersebut adiantanya adalah:
1. Panggung Bale Peselang
2. Bale Patokan
3. Bale Alit
4. Bale Pesoman Arum
5. Bale Pewedaan
6. Bale Gong
7. Bale Agung
8. Panggung (ada 3 bangunan panggung)
9. Bale Pengraosan
10. Bale Kulkul
11. Pamedalan
12. Wantilan
13. Perantenan / Dapur / Pewaregan
Setelah selesai pemasangan labelisasi, sekitar jam 11.30 wita
kami istirahat dan kembali ke Posko.
d. Pemberian bahan sembako untuk Karya Memukur di Desa Adat Belusung yang
diadakan di 4 (empat) banjar, yaitu Banjar Petulu, Banjar Petak,
Banjar Ubud, Banjar Belusung Kaja.
Program kerja ini di koordinasi oleh Dewa Ayu Erawati dan I Putu
Aristana dari Fakultas Ekonomi.
Kami kelompok 25 KKN UNHI wilayah Desa Adat Belusung
merencanakan program kerja sumbangan sembako kepada warga miskin di
Desa Adat Belusung, sasarannya adalah seluruh KK miskin di Desa Adat
Belusung, setelah melakukan observasi dan melakukan koordisasi dengan
bapak Bendesa Adat dan Bapak Kelian Banjar tentang sumbangan sembako
kepada warga miskin, diarahkan oleh bapak Bendesa Adat dan Bapak
Kelian Banjar agar program kerja sumbangan sembako sasarannya dirubah
menjadi sumbangan sembako ke banjar – banjar yang sedang mengadakan
Pengabenan Masal di Desa Adat Belusung. Hal ini dikarenakan jumlah KK
miskin di Desa Adat Belusung Mencapai 77 KK dan akan terjadi
kecemburuan social apabila tidak semua warga miskin di Desa Adat
Belusung mendapatkan bantuan. Setelah melakukan koordinasi dengan
Bapak Bendesa Adat, Banjar – banjar yang akan mendapatkan sumbangan
sembako ada 4 yakni, Br. Belusung Kaja, Br. Ubud, Br. Petak dan Br.
Petulu.
Pada hari sabtu tanggal 22 Agustus 2015 kami meminta ijin kepada
Bapak Klian ke - 4 banjar untuk melakukan kegiatan sumbangan sembako
ke banjar dan Bapak Klian ke – 4 banjar memberikan ijin. Pada program
dan rencana kerja sumbangan sembako akan dilaksanakan pada hari sabtu
tanggal 15 Agustus 2015, tetapi setelah melakukan koordinasi dengan
Bapak Klian Banjar maka pelaksanaan program kerja sumbangan sembako
diundur menjadi tanggal 30 Agustus 2015. Hal ini dikarenakan pada
tanggal 15 Agustus 2015 krama banjar belum melakukan kegiatan ngayah
di banjar.
Pada hari minggu tanggal 23 Agustus 2015, kami membeli bahan –
bahan untuk sumbangan sembako, yakni :
1. Beras 10 kg
2. Gula pasir 2 kg
3. Kopi bubuk 1 kg
4. Minyak goreng 1 liter
5. Dupa 1 bungkus
6. Kain kasa warna putih dan kuning @ 1 roll
Pada tanggal 30 Agustus 2015 pukul 09.00 wita kami berangkat
melaksakan program kerja sumbangan sembako ke – 4 banjar dan diakhiri
dengan membagi kelompok menjadi 4 kelompok dan melakukan kegiatan
ngayah ke setiap banjar.
14 Bidang Pendidikan
a. Mengadakan lomba mewarnai di TK Prama Kerti untuk melatih kreatifitas
anak dan melatih mentalnya.
Program kerja ini di koordinasi oleh I Gusti Ayu Noviyanthi
dariFakultas Pendidikan Agama dan Seni.
Dalam rangka menyambut HUT RI ke-70, kami sebagai mahasiswa/i
KKN menggelar acara lomba mewarnai. Lomba tersebut dilaksanakan pada
hari Sabtu, 15 Agustus 2015 dari jam 08.00 s/d selesai. Lomba ini
terselenggara atas kerjasama pihak TK Prama Kerti Desa Pejeng Kaja
dalam acara lomba tersebut. Dimana pada hari ini kami selaku
mahasiswa/i KKN telah mengirim surat terlebih dahulu.
Acara ini berupa prestasi mewarnai yang diikuti oleh siswa/i.
Disini kami akan mengajarkan bagaimana cara mewarnai yang baik dengan
menggunakan krayon. Kegiatan ini tidak dipungut biaya apapun.
Adapun maksud diadakan kegiatan ini adalah sebagai bentuk rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kegembiraan dalam menyambut Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70. Ada pun dari
tujuan di adakan acara ini:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
2. Menumbuhkembangkan daya kreatifitas dan imajinasi anak-anak
3. Meningkatkan perkembangan pola berpikir anak-anak
4. Ikut serta dalam peningkatkan kualitas pendidikan karakter
dilingkungan sekolah, pesertadidik
5. Memupuk jiwa sportifikasi dalam berlomba diantara anak-anak
6. Memupuk semangat kebangsaan antar generasi untuk memperkuat ketahanan
nasional menghadap tantangan global.
Dalam kesempatan ini, kami mahasiswa/I KKN menginformasikan
bahwa sedang mengadakan event yang bertajuk "LombaMewarnai Tingkat TK
dalam perayaan 17 Agustus". Event ini berlangsung pada hari Sabtu, 15
Agustus 2015. Dasar kegiatan ini dilaksanakan:
1. Pancasilasila ke-3,"Persatuan Indonesia"
2. Pentujukan dan arahan Bapak/Ibu tentang pelaksanaan kegiatan dalam
rangka peringatan Hut RI Ke-70 di TK Prama Kerti Desa Pejeng Kaja.
b. Mengajar di TK Prama Kerti tentang baris-berbaris, menyayi, mewarnai,
dan belajar berinteraksi dengan teman sekelasnya.
Program kerja ini di koordinasi oleh Ni Gusti Sayu Ratna Dewi dari
Fakultas Pendidikan Agama dan Seni.
Kami kelompok 25 KKN Universitas Hindu Indonesia melaksanakan
program kerja mengajar di TK Prama Kerti yang terletak di Desa Pejeng
yang bertempat bersebelahan dengan kantor perbrkrl desa Pejeng Kaja.
Adapun pelaksanaan mengajar ini kami lakukan selama 3 (tiga) hari,
sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama: Kamis, 20 Agustus 2015
- Mewarnai Jari Tangan
Pada kegiatan ini guru sudah menyediakan sebuah lembar kerja yang
akan dibagikan pada setiap anak. Kami membantu membagikan sebuah
lembar kerja tersebut yang terdiri dari kolom nama anak, dan
gambar jari tangan.
Pada tugas ini, anak diminta untuk mewarnai gambaran jari tangan.
Sebelumnya salah satu pengajar (salah satu anggota kelompok)
bertugas memberikan contoh cara mewarnai jari tangan tersebut dan
kami mengawasi anak-anak dalam mewarnai.
Kami menilai, kegiatan ini dapat mengasah kemampuan anak
berekspresi dengan kreativitasnya untuk mewarnai dan menghitung
jumlah jari tangan tersebut. Anak juga dilatih menuliskan angka
diatas masing-masing jari susuwai hitungan yang dimulai dari ibu
jari sampai jari kelingking, dan anak juga diajari untuk
mengetahui nama dari masing-masing jari tersebut.
- Mewarnai Gambaran Wajah
Pada kegiatan ini guru sudah menyiapkan lembar kerja dan kami
mebagikan lembar kerja yang berisi kolom nama, gambar wajah dan
titik-titik pada bagian mata, hidung, telinga, dan bibir.
- Pada kegiatan ini anak ditugaskan untuk mewarnai gambar wajah
tersebut. Kami membantu memberikan contoh dan mengawasi dalam
kegiatan mewarnai berlangsung. Kegiatan ini dapat mengasah
kemampuan anak berekspresi, membantu anak mengenal perbedaan
warna, anak juga dapat mengekspresikan emosi dan sifat dasar
mereka melalui warna yang mereka gunakan, membantu anak
meningkatkan konsentrasi, melatih anak mengenal garis batas
bidang, anak dilatih menebalkan titik-titik yang berbentuk mata,
hidung, telinga, bibir, dan anak juga diajari untuk mengetahui
bagian-bagian apa saja yang ada pada wajah.
2. Pertemuan Kedua: Jumat, 21 Agustus 2015
- Megambar mewarnai bebas
Pada kegiatan ini setiap anak diminta untuk mengambil buku gambar
di loker masing-masing anak. Anak ditugaskan untuk menggambar
bebas sesuwai apa yang anak inginkan. Dalam kegiatan ini kami
mengawasi dan membantu anak dalam kegiatan menggambar bebas.
Kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Lewat menggambar,
mereka bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala
mereka. Gambar-gambar yang mereka hasilkan juga dapat menunjukkan
tingkat kreativitas dan suasana hati masing-masing anak.
Tugas ini bertujuan untuk melatih gerakan motorik halus, yaitu
kegiatan yang banyak melibatkan gerak tangan dan jari –jari
tangan. Kegiatan ini juga dapat mengasah kemampuan anak
berekspresi dengan kreativitasnya untuk menggambar. Kegiatan ini
memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi artistik.
Diharapkan kegiatan ini mengembangkan kreativitas anak.
- Belajar Menebalkan Titik-Titik Yang Berbentuk Huruf
Kegiatan ini, anak di minta untuk menebalkan titik-titik yang
berbentuk huruf. Pada kegiatan ini anak-anak diminta untuk
mengambil buku pelajaran di loker masing-masing anak. Kemudian
anak diminta untuk membuka buku pelajran masing-masing yang
berisikan lembar kerja gambaran titik-titik yang berbentuk huruf A
smpai E.
Kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak dalam
mengetahui huruf, dan menuliskan huruf, dapat membantu anak lebih
terbiasa dalam memegang pensil, melatih anak mengenal garis batas
bidang, dan kegiatan ini juga dapat dapat mengembang daya fikir
dan daya ingat anak.
3. Pertemuan Ketiga: Sabtu, 22 Agustus 2015
- Olah Raga
Dalam kegiatan ini guru dan kelompok kkn sama-sama dalam melatih
anak-anak olah raga, salah satunya olah raga yang dilatih kepada
anak-anak adalah olah raga gerak tubuh, olah raga senam, olah raga
lari, dan olah raga menangkap bola.
Dalam kegiatan olah raga ini selalu di adakan setiap hari sabtu,
kegiatan ini diharapkan untuk memaksimalkan keterampilan motorik
dasar. Menginjak usia 4-5 tahun, anak-anak sudah menguasai
kecakapan motorik dasar, seperti berjalan,berlari, melompt,
melempar dan menangkap bola, berjalan di atas papan titian
(keseimbangan tubuh), berjalan dengan berbagai variasi (maju
mundur di atas satu garis), memanjat dan bergelantungan (berayun),
melompati parit atau guling, dan sebagainya, meski belum
sempurna. Sehubungan dengan itu, balita butuh berolahraga demi
memaksimalkan keterampilan motorik dasar tersebut. sehingga
diharapkan semua aspek perkembangan dapat berkembang secara
optimal.
15 Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup
a. Melaksanakan penghijauan (penanaman tanaman upakara).
Program kerja ini di koordinasi oleh I Made Rai Suniantara dari
Fakultas Ekonomi.
Pada hari pertama, Jumat, 14 Agustus 2015 kami membeli bibit
pohon pucuk rejuna dan pohon plawa di stand tanaman . Satu bibit
pohon pucuk rejuna seharga Rp.15.000,- dan satu bibit pohon plawa
seharga Rp.10.000,- dan kami membeli bibit pohon pucuk rejuna 10 dan
bibit pohon plawa sebanyak 15 pohon, jadi total pembelian semua bibit
adalah Rp.300.000,-.
Pada hari ke dua Minggu, 16 Agustus 2015 kami memulai penanaman
pohon di Pura Desa Lan Puseh Desa Pekraman Belusung sebelum kami
melakukan penanaman terlebih dahulu kami melakukan gotong royong di
area pura dan di dampingi oleh Bendesa Adat dan Pemangku Khayangan
Tiga . Kami memulai menanam pohon dari pukul 09.00 wita sampai
selesai, dengan membawa perlengkapan untuk menanam serta tidak lupa
membawa bibit pohonnya.
b. Mengecat tapal batas (tembok perbatasan) di Banjar Sembuwuk Desa Adat
Belusung.
Program kerja ini di koordinasi oleh I Putu Aditya Mega Ishwara dari
Fakultas Ekonomi.
Kami kelompok 25 KKN UNHI wilayah Desa Adat Belusung
merencanakan program kerja mengecat tapal batas (tembok batas) Desa
Adat Belusung. Saat pertama kali melakukan observasi kami melihat
kondisi tapal batas desa yang sudah rusak oleh karena itu kami ingin
memperbaiki dan melakuan pengecatan agar terlihat lebih baik. Namun
pada saat kordinasi dengan bendesa kami belum mendapatkan kepastian
tentang letak yang benar tapal batas tersebut dan bendesa meminta kami
untuk menanyakan kepastian letak batas antara Desa Belusung dan Desa
Tarukan ke Perbekel Desa Dinas Pejeng Kaja. Setelah bertanya ke
Perbekel kami belum juga mendapat kepastian tentang letak tapal batas
yang tepat dan kami kembali diminta bertanya ke bendesa untuk mendapat
kepastian tentang letak pastinya karena tapal batas yang terdahulu
letaknya jauh dari perbatasan desa Tarukan dan desa Belusung. Karena
tidak adanya kepastian yang diberikan kepada kami baik dari bendesa
maupun dari perbekel tentang kepastian tersebut pada akhirnya kami
memutuskan untuk menunda pelaksanaan program tersebut.
Setelah itu kami melakukan observasi kembali dan memutuskan
untuk mengecat tapal batas Banjar Sembuwuk yang berbatasan dengan Desa
Umahanyar. Kami langsung menemui kelian banjar Sembuwuk untuk meminta
persetujuan. Dengan disetujuinya program kami tersebut kami langsung
memutuskan untuk melangsanakanya secepat mungkin. Pada tanggal 11
September 2015 kami melaksanakan program tersebut. Peralatan yang kami
siapkan untuk melaksanakan program tersebut antara lain cat hitam dan
oranye, kuas dan tiner. Kami melakuan pengecatan dari pukul 9 pagi
sampai pukul 3 sore.
c. Pembuatan lubang biopori untuk penyerapan air di Pura Desa lan Puseh
Desa Adat Belusung.
Program kerja ini di koordinasi oleh I Dewa Gede Eka Budiawan dari
Fakultas Teknik.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam 1 tahap, yaitu dilakukan pada
hari minggu tanggal 16 Agustus 2015 di Desa Pakraman
Belusung,Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar. Seluruh anggota
kelompok KKN 25 berkumpul terlebih dahulu di posko untuk mempersiapkan
diri sebelum melaksanakan program ini. Setelah semua anggota sudah
hadir, kami semua berangkat bersama menuju ke Lokasi untuk
melaksanakan program tersebut.
Acara Pembuata Lubang Biopori di Pura Desa, Desa Pakraman
Belusung,Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar ini di hadiri
oleh Jero Pemangku Pengempon Pura Desa ,Desa Pakraman Belusung.
Program ini dilaksanakan pada pukul 09.00 Wita, yang bersamaan dengan
beberapa program kerja lainya, setelah acara tersebut selesai, kami
melakukan serah terima secara simbolis kepada Jero Mangku ,yang di
susul dengan dokumentasi program.
Kegiatan program Pembuatan Lubang Biopori Di Desa Pejeng Kaja di
di Desa Pakraman Belusung, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar,
di peroleh hasil bahwa masyarakat Desa Pakraman Belusung memberikan
respon positif terhadap kami serta memberi apresiasi yang di tandai
dengan dukungan-dukungan baik material maupun non material pada
program-program kerja kami selanjutnya.
d. Pengadaan tempat sampah di Pura Desa lan Puseh Desa Adat Belusung.
Program kerja ini di koordinasi oleh Ade Ayu Widaningrum dari Fakultas
Ekonomi.
Sampah kini menjadi hal yang tidak dikalangan masyarakat, sampah
itu limbah yang dihasilkan dari aktivitasnya setiap hari mulai dari
sampah yang paling ringan hingga sampah yang paling susah di uraikan.
Oleh karena itu smapah sering diabaikan masyarakat, sehingga
mengakibatkan sampah yang terkumpul akan menumpuk pada tempat yang
tidak semestinya. Sampah yang menumpuk dapat mengganggu aktivitas
manusia dan akan mengakibatkan pencemaran tanah serta udara.
Pada 16 Agustus 2015 pukul 09.00 Wita kami KKN UNHI 2015 dari
kelompok 25 mengadakan program kerja tentang pengadaan tempat sampah
di Pura Desa lan Puseh Desa Pakraman Belusung di sana kami
menyumbangkan 3 (tiga) tempat sampah yang di letakkan di areal pura,
karena menurut kami kesadaran akan sampah sangat kurang. Pada awalnya
kami mencari pemangku di Pura tersebut untuk melakukan persembahyangan
dan meminta ijin untuk membersihkan dan memberikan tempat sampah
tersebut untuk di letakkan di areal pura. Setelah itu kami melakukan
persembahyangan agar apa yang kami lakukan berjalan dengan lancar dan
tidak ada halangan, setelah proses persembahyangan selesai langkah
awal yang kami lakukan adalah menyerahkan tempat sampah yang sudah
kami persiapakan untuk di berikan kepada Pura Desa lan Puseh Desa
Pakraman Belusung yang diwakilkan oleh pemangku Pura Desa Lan Puseh.
Dan dilanjutkan dengan membersihkan areal pura, kami membersihkan
rumput-rumput dan sampah-sampah plastik yang banyak berserakan di
bagian pura. Sebagian besar memang kebanyakan adalah sampah organik
yang berasal dari tanaman yang ada di sekitar areal pura. Sampah
organik memang lebih mudah untuk diproses menjadi suatu bahan lain
yang lebih bermanfaat seperti pupuk dan lain sebagainya.
16 Bidang Kesehatan
a. Mengisi kegiatan Yoga Suryanamaskar kepada anak-anak di SD Negeri 1
Pejeng Kaja.
Program kerja ini di koordinasi oleh Ni Made Seni Dwinayanti dari
Fakultas Pendidikan Agama dan Seni.
Pada hari pertama (Kamis, 20 Agustus 2015), saat pertama kali
kami datang untuk mengajar ekstrakurikuler Yoga yang berlokasi di SD
Negeri 1 Pejeng Kaja, kami tiba di lokasi pukul 15.50 Wita, saat itu
kami tepat waktu dan tidak terlambat tapi anak-anak yang akan ikut
yoga yang terlambat datang ke lokasi mereka datang pukul 16.10 wita.
Setelah itu kami berangkat barengan menuju lapangan terbuka SD Negeri
1 Pejeng Kaja 1 karena disana tempatnya strategis. Para peserta pun
berbaris dan jadwal kegiatan pada hari ini adalah belajar yoga
Suryanamaskara seri A, dilanjutkan dengan meditasi. Diawali dengan
perkenalan kami sebagai mahasiswa KKN akan mengisi ekstrakurikuler
yoga, dimana kami akan melaksanakan KKN di wilayah Desa Adat Belusung
mulai tanggal 20 Agustus 2015 dan 22 Agustus 2015. Sebelum diajarkan
tentang praktek Yoga Suryanamaskara Seri A terlebih dahulu dijabarkan
atau diberikan penjelasan tentang pengertian yoga, apa yang dimaksud
dengan yoga, apa manfaat dan fungsi yoga dalam kehidupan, itu
dijelaskan terlebih dahulu sebelum melaksanakan latihan yoga agar anak-
anak tahu apa manfaat dari mereka mempelajari yoga Suryanamaskar.
Pada hari kedua (Sabtu, 22 Agustus 2015), latihan Yoga Asanas
dimulai pukul 16.00 wita, karena anak-anak terlambat datang sehingga
latihan yoga agak terlambat. Seperti biasa latihan Yoga dilakukan di
depan pura Dalem di Banjar Karang Dalem 1. Berhubung pada hari
sebelumnya (Kamis, 20 Agustus 2015) latihan Yoga Asanas hanya sampai
pada Suryanamasekar seri A dan beberapa Asanas lepas, maka kesempatan
ini kami gunakan untuk melatih lebih banyak jenis Asanas dan tentunya
memantapkan Suryanamaskar seri A. Latihan Yoga Asanas diawali dengan
Puja Gayatri Mantram,dilanjutkan dengan pengucapan Pranama "OM"
sebanyak 5 (lima) kali, Kemudian dilanjutkan dengan perenggangan otot-
otot dan persendian, dan diikuti dengan pemanasan dengan lari-lari
kecil di tempat yang diselangi dengan lari-lari cepat ditempat.
Setelah itu dilakukan pemanasan gerak dengan mengolah pernapasan
disertai beberapa Asanas awal, barulah kemudian dilanjutkan dengan
Suryanamaskar seri A yang dulakukan sebanyak dua kali bersama dengan
instruktur yang disertai dengan memperbaiki sikap Asanas siswa,
kemudian satu kali tanpa diberikan contoh oleh instruktur (hanya
diberikan instruksi) yang bertujuan untuk menguji keseriusan dan
konsentrasi siswa. Setelah itu, dengan perhatian penuh oleh siswa,
instruktur memberikan contoh rangkaian gerak Suryanamaskar seri B
sebanyak dua kali, yang kemudian dilakukan bersama-sama sebanyak dua
kali. Adapun gerakan Suryanamaskar seri B yang diajarkan yaitu:
Pranamasana (atur nafas normal,kedua tangan didepan dada), Utkattasana
(kayang), Padastasana (cium lutut), Sancalanggasana (lempar kaki kiri
kebelakang), Parwata (sikap gunung), Astangga (sikap belalang),
Pujangga (sikap kobra), Parvata (sikap gunung), Sancalanggasana (tarik
kaki kiri kedepan), Padastasana (keluarkan nafas,cium lutut),
Utkattasana (kayang) dan Pranamasana (atur nafas normal, kedua tangan
didepan dada).
b. Sosialisasi mengenai Demam Berdarah dengan datang ke rumah warga,
mengecek penampungan air dan pembagian Abate.
Program kerja ini di koordinasi oleh Ni Wayan Puri Indahyani dari
Fakultas Ekonomi.
Kegiatan sosialisasi demam berdarah diawali dengan beberapa
persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan. Adapun hal pertama yang kami
lakukan adalah dengan mengirimkan surat kepada bendesa adat belusung,
serta tembusan kepada kelian banjar yang ada di Desa Belusung dengan
tujuan untuk memberitahukan program yang akan kita laksanakan serta
memohon ijin untuk memberikan sosialisasi mengenai bahaya demam
berdarah. Setelah ijin diberikan hal selanjutnya yang kami lakukan
adalah dengan mengajukan surat permohonan abate dan kerjasama dengan
UPT kesmas tampak siring. Kegiatan Sosialisasi Demam Berdarah ini
dilakukan tanpa menggunakan dana, sarana yang kami gunakan yaitu
Abate, yang kami peroleh dengan bekerjasama dengan UPT Kesmas
Tampaksiring melalui surat yang kami ajukan.
Kegiatan ini merupakan langkah awal kegiatan dalam
pemberantasan sarang nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit demam
berdarah. Kegiatan ini kami pilih berdasarkan kondisi lingkungan
masyarakat Desa Belusung. Seperti yang kita ketahui penyakit demam
berdarah merupakan penyakit berbahaya yang bila tidak mendapatkan
penanganan khusus maka akan menyebabkan kematian. Sosialisasi demam
berdarah ini dilakukan dengan melakukan penyebaran bubuk abate dan
memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya penyakit demam
berdarah. Jenis penyakit ini merupakan jenis penyakit menular yang
dengan mudah dapat menyerang tubuh kita hanya dengan satu gigitan
nyamuk demam berdarah. Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini maka
masyarakat di Desa belusung akan lebih memperhatikan kebersihan
lingkungan, terutama kebersihan kamar mandi yang merupakan tempat
paling mudah tercemar. Jadwal kegiatan sosialisasi yang kami
laksanakan sebagai salah satu program KKN kami yaitu pada hari Minggu,
06 September 2015, pukul 09.00 Wita sampai selesai yang bertempat di
wilayah Desa Belusung Kaja.
Adapun cara kerja kami dalam melaksanakan kegiatan yaitu, dengan
membagi angggota kami menjadi lima bagian yang disesuaikan dengan
jumlah banjar yang ada di Desa Belusung kaja , yang terdiri dari
banjar Petulu, Petak, Ubud, Belusung Kaja, dan Sembuwuk. Kami memasuki
setiap rumah yang ada didesa belusung kaja, dan memberikan informasi
tentang demam berdarah serta cara pencegahan dengan menaburkan bubuk
abate kedalam tempat penampungan air. Bukan hanya informasi saja yang
kami berikan tetapi kami juga membagikan bubuk abate secara gratis dan
langsung menjelaskan cara penggunaannya.
Adapun hasil dari kegiatan sosialisasi demam berdarah ini
meliputi jumblah yang dapat kami jangkau yaitu sebanyak 136 KK dari
lima banjar yang ada di Desa Belusung Kaja. Dan terdapat 27 rumah yang
bak mandinya berisi jentik nyamuk.
17 Bidang Ekonomi
a. Optimalisasi Kinerja Karyawan LPD
Program kerja ini di koordinasi oleh Ni Wayan Ria Yunita dari Fakultas
Ekonomi.
Dalam program kerja KKN kelompok 25 pada hari Jumat tanggal 21
Agustus 2015 kami magang di LPD Belusung, Pejeng Kaja. Kami disambut
baik oleh Bapak Gusti Putu Raka selaku Bendahara di LPD Belusung. Hari
pertama kami melakukan pengenalan antara staf LPD yang terdiri dari 10
anggota yang di pimpin oleh A.A Gede Raka Tilem. Pengenalan tentang
sistem yang dipakai di LPD Belusung antar karyawan yang masih
menggunakan sistem kekeluargaan antar anggota. LPD Belusung merupakan
ujung tombak perekonomian Desa Belusung. Pada awal berdiri LPD mampu
menarik minat masyarakat sekitar untuk menabung dan dengan kerjasama
dengan BPD kabupaten Gianyar LPD lebih memudahkan masyarakat untuk
membayar listrik dan air melalui LPD tanpa harus jauh membayar ke
bank. Tahun ini LPD mengadakan kerja sama dengan Western Union yang
akan direalisasikan tahun depan agar memudahkan masyarakat Belusung
untuk mengirim uang.Adapun struktur organisasinya yakni :
KETUA : A. A. GEDE RAKA TILEM
TATA USAHA : A. A OKA KAMARIANI
BENDAHARA : GUSTI PUTU RAKA
PENABUNG : NI NYOMAN PUSPAWATI
GUSTI AYU YUSIARI
BAGIAN KREDIT : WAYAN SUPADMA
KOLEKTOR : JERO NYOMAN LAKSMI
WAYAN SUDARMANA
PUTU SRI ARDANI
KOMANG INDRAYANI
Di LPD Belusung sendiri nasabahnya masih sekitaran desa adat
Belusung dan di daerah Tarukan. Hari kedua Sabtu, 22 Agustus 2015
pukul 08.00 wita kami kembali ke LPD dimana pada hari itu kami menjadi
kolektor mendatangi rumah-rumah warga desa Belusung dan Tarukan yang
dimulai dari Br. Ubud, Br. Sembuwuk, Br. Belusung Kaja, Br. Petak, SD
Pejeng Kaja dan Tarukan Kaja. Ke depannya LPD Belusung berharap
nasabahnya semakin bertambah bukan hanya warga Belusung saja tapi
meluas ke wilayah sekitar Pejeng Kaja.
18 Mengadakan Program tambahan
a. Mengadakan sosialisasi menabung sejak dini di SD Negeri 1 Pejeng Kaja.
Program kerja ini di koordinasi oleh Linda Puji Lestari dari Fakultas
Ekonomi.
Pada tanggal 22 Agustus 2015 setelah diadakannya program kerja
mengecat mainan TK Prama Kerti dan program kerja LPD dimana program
kerja ini usai kami laksanakan pada pukul 14.00 Wita, dan selanjutkan
pada pukul 15.00 Wita kami bergegas kembali untuk mengadakan program
kerja sosialisasi menabung sejak dini. Program ini merupakan program
tambahan yang di koordinatori oleh Linda Puji Lestari. Menabung sejak
di tujukan dengan sasaran siswa-siswi kelas 5 SD Negeri 1 Pejeng Kaja
yang berjumlah 20 orang. Dengan izin Kepala Sekolah SD Negeri 1 Pejeng
Kaja yang sebelumnya telah bersurat untuk mengadakan program ini.
Program ini diadakan sebelum program yoga dalam pertemuan ke dua,
dimana yoga diadakan pukul 16.00 Wita.
Menabung merupakan suatu hal yang penting dilakukan, dengan
berbagai cara. Menabung identik dengan berhemat semaksimal mungkin,
karena dengan hemat kita dapat melatih kedisiplinan diri dan
kemandirian sejak dini. Dalam program ini dibagikan pula berupa
celengan yang dibagikan ke siswa untuk menambah semangat merka dalam
menabung. Tidak hanya itu menabung yang diharapkan tentunya tidak
hanya dapat menyisihkan uang saku mereka berupa uang kertas, namun
dapat juga menyisihkan uang koin yang meraka dapat dari sisa belanja.
Program ini sangat sederhana, kami tidak menggunakan media
apapun untuk menyampaikan pesan dan pengetahuan kami tentang menabung.
Dengan keterbatasan media, sosialisasi ini cukup sangat menarik karena
mereka dengan semangat menyampaikan nominal uang saku mereka setiap
hari.
b. Pengecatan dan perbaikan arena mainan di TK Prama Kerti.
Program kerja ini di koordinasi oleh Ida Bagus Wedha Raden Manuaba.
Kegiatan ini kami laksanakan karena pada pelaksanaan program
lomba mewarnai di TK Prama Kerti yang dilaksakan pada hari Sabtu
tangal 15 Agustus 2015, kami melihat wahana permainan anak-anak TK
cukup memprihatinkan, dimana kebanyakan wahana tersebut telah rusak
dan warnanya memudar sehingga bisa membahayakan anak-anak TK Prama
Kerti pada waktu bermain. Kegiatan ini kami laksanakan pada hari Sabtu
tanggal 22 Agustus 2015 pukul 10.00 wita atau setelah selesai program
mengajar di TK Prama Kerti. Wahana permainan yang akan diperbaiki
meliputi : Wahana permainan Kursi Putar, Ayunan, Jungkat-Jungkit, dan
wahana permainan atau ketangkasan Panjat Tambang. Persiapan awal
adalah membeli perlengkapan dan peralatan seperti:
1. Cat besi yang terdiri dari warna Merah, Hijau, Kuning, dan Hitam
2. Tiner
3. Kuas
4. Amplas
5. Kapi
6. Tali Tambang
Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah membersihkan seluruh
wahana permainan tersebut dari kotoran debu, tanah dan bekas cat yang
sudah mengelupas agar memudahkan kami untuk melakukan pengecatan ulang
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan bisa bertahan lama.
Setelah semua wahana selesai di Cat dan kering, selanjutnya kami
melakukan pemasangan tali tambang pada wahana permaianan ketangkasan
panjat tambang. Program kerja tambahan ini selesai pada pukul 15.00
wita.
2. Evaluasi
1. Luas wilayah desa Belusung yang terdiri dari lima banjar menyebabkan
kami kesulitan untuk membuat program yang dapat menjangkau
keseluruhan banjar dalam kegiatan KKN UNHI 2015.
2. Mahasiswa dalam pelaksanaan KKN masih terdapat banyak kekurangan,
hal ini terlihat banyak kegiatan yang terlaksana tanpa persiapan
yang matang.
3. Pendanaan dalam kegiatan ini sangat minim ini disebabkan, karena
semua biaya dibebankan pada mahasiswa KKN tanpa ada donatur.
4. Adanya upacara adat ngaben dan metatah masal yang berkelanjuatan
membuat program kerja Seminar Permodalan dan Kredit untuk
Pengembangan UMKM yang di koordinasi oleh Ida Bagus Wedha Raden
Manuaba tidak dapat dilaksanakan dan digantikan oleh Pogram Kerja
Pengecatan dan Pembenahan Wahana Mainan di TK Prama Kerti.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari rencana program kerja yang diajukan oleh mahasiswa KKN UNHI
kelompok 25 wilayah Desa Pekraman Belusung yang berjumlah 15 program kerja
yaitu, Ngayah Mereresik di Lingkungan Desa Pekraman Belusung, Mengajar tari
kepada siswi SD Negeri 1 Belusung, Pejeng Kaja, Labelisasi Pelinggih dan
Bangunan Suci di Pura, Pemberian bahan sembako untuk Karya Memukur di Desa
Adat Belusung yang diadakan di 4 (empat) banjar, yaitu Banjar Petulu,
Banjar Petak, Banjar Ubud, Banjar Belusung Kaja, Mengadakan lomba mewarnai
di TK Prama Kerti untuk melatih kreatifitas anak dan melatih mentalnya,
Mengajar di TK Prama Kerti tentang baris-berbaris, menyayi, mewarnai, dan
belajar berinteraksi dengan teman sekelasnya, Melaksanakan penghijauan
(Penanaman Pohon), Mengecat tapal batas (tembok perbatasan) di Banjar
Sembuwuk Desa Adat Belusung, Pembuatan lubang biopori untuk penyerapan air
di Pura Desa lan Puseh Desa Adat Belusung, Pengadaan tempat sampah di Pura
Desa lan Puseh Desa Adat Belusung, Mengisi kegiatan Yoga Surya namaskar
kepada anak – anak di SD Negeri 1 Pejeng Kaja, Sosialisasi mengenai Demam
Berdarah dengan dating kerumah warga, mengecek penampungan air dan
pembagian Abate, Mengadakan kegiatan evaluasi kinerja LPD. Semuanya bisa
terealisasi dengan baik dan ditambah 3 program tambahan yang disesuaikan
oleh permintaan dari pihak desa yaitu Mengadakan sosialisasi menabung sejak
dini di SD Negeri 1 Pejeng Kaja, Pengecatan dan perbaikan arena mainan di
TK Prama Kerti, Partisipasi Ngayah di 4 Banjar di Desa Pekraman Belusung
dalam rangka ngaben Masal
5.2 Saran
1. Pelestarian Agama, Adat dan Budaya merupakan hal yang sangat penting
sehingga unsur–unsur yang berkaitan dengan Desa Adat maupun Desa Dinas
memperhatikan pelestarian Agama, Adat dan Budaya.
2. Pemerintah Desa Pekraman Belusung diharapkan memperhatikan tentang
kebersihan lingkungan Desa agar dapat terciptanya lingkungan hidup
yang sehat dan baiik bagi warga masyarakat desa itu sendiri
3. Kegiatan seperti Gotong Royong sangat penting untuk dilakukan oleh
masyarakat selain untuk menciptakann lingkungan yang bersih, gotong
royong juga dapat memberikan dampak positif lain seperti mempererat
rasa solidaritas masyarakat di Desa
4. Sebagai sebuah aset yang merupakan penerus maka sangat penting Sekaa
Truna sebagai generasi muda harus diperhatikan oleh pemerintah Desa
Dinas maupun Desa Pekraman Belusung agar tercipta
intelektual–intelektual muda yang mengarah kepada kemajuan Desa.