kwashiorkor
pada anak
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata ajaran anak
oleh kelas santa teresa
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS 2010
1
KWASHIORKOR A. Penge Pengert rtia ian n Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu”. •
Kwashiorkor adalah suatu syndrome klinik yang timbul sebagai akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan. (Behrman, Richard E. 1994 : 299)
•
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. (http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/03/malnutrisi-energi-protein-mep-kwashiorkor/ http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/03/malnutrisi-energi-protein-mep-kwashiorkor/))
•
kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor))
•
Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
•
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor)) Jadi kwashiorkor, adalah suatu syndrome klinik yang timbul sebag ai akibat adanya
kekurangan protein dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) dengan beberapa karakteristik berupa edema d an kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis
B. Etio Etiolo logi gi Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain : 1. Pola ma makan Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein / asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak 2
memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu d ll) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI. 2. Fakto aktorr sos sosiial Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun temurun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor. 3. Fakto aktorr eko ekono nomi mi Kemiskinan keluarga / penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya. 4. Faktor Faktor infeks infeksii dan dan penya penyakit kit lain lain Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi. Seperti gejala malnutrisi protein disebabkan oleh gangguan penyerapan protein, misalnya yang dijumpai pada keadaan diare kronis, kehilangan protein secara tidak normal padaproteinuria (nefrosis), infeksi saluran pencernaan, serta kegagalan mensintesis protein akibat penyakit hati yang kronis
C. Epid Epidem emio iolo logi gi Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka.
D. Patofi Patofisio siolog logii 3
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah ganggu gangguan an metabo metabolik lik dan peruba perubahan han sel yang yang diseb disebabk abkan an edema edema dan perle perlemak makan an hati. hati. Karena Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati terganggu dengan akibat terjadinya terjadinya penimbunan lemak dalam hati.
E. Manife Manifesta stasi si Klinis Klinis •
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein beratKwashiorkor, antara lain : 1.
Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon face dari akibat terjadinya edema. 2.
Retardas dasi Pertumbuh buhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat. 3.
Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif. 4.
Ed e m a
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat. Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia, g angguan dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.
4
5.
Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita pe nderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata menjadi panjang. 6.
Kelainan Ku Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa politea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-bercak kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk menjadi hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang tidak mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi.
5
7.
Kel Kelainan nan Gi Gigi dan dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita. 8.
Kelainan Hati
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda fibrosis, nekrosis, da infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi faktor lipotropik. 9.
Kel Kelaina ainan n Dar Darah ah dan dan Sum Sumsu sum m Tul Tulan ang g
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit lain, terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan dari pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun. Defisiensi protein juga menyebabkan gangguan 6
pembentukan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya terjadi defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen. 10.
Kelai Kelainan nan Pan Pankr krea eass dan Kel Kelen enja jarr Lain Lain
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus halus terjadi perlemakan. 11. 11.
Kel Kelaina ainan n Jant antung ung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan hipokalemi dan hipmagnesemia. 12.
Kelai Kelainan nan Gast Gastro roin inte test stin inal al
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya dapat diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita. Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi garam empedu, konyugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa usus halus. Gambar Gambaran an klin klinik ik anta antara ra Mara Marasm smus us dan dan Kwas Kwashi hior orko korr seben sebenar arny nyaa berbe berbeda da walau walaupun pun dapat terjadi bersama-sama (Ngastiyah, 1997)
7
Perbedaan antara marasmus dan kwashiorkor tidak d apat didefinisikan secara jelas menurut perbedaan kurangnya asupan makanan tertentu, namun dapat teramati dari gejala yang ditunjukkan penderita.
Marasmus
Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang
Kwashiorkor
terbungkus kulit,
Edema di seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki
Wajah seperti orang tua
Wajah membulat dan sembab
Cengeng, rewel
Pandangan mata sayu
Perut cekung
Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis
Kulit keriput
Rambut berwarna kepirangan, kusam, dan mudah dicabut
Sering disertai diare kronik atau sembelit
Otot mengecil, teramati terutama saat berdiri dan duduk
Bercak merah coklat pada kulit, yang dapat berubah hitam dan mengelupas
menolak segala jenis makanan (anoreksia)
Sering disertai anemia, diare, dan infeksi.
8
F. Komp Kompli lika kasi si Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun. Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen.
G. Pengka Pengkajia jian n Fisik Fisik Melipu Meliputi ti pengkaj pengkajian ian pengkaj pengkajian ian kompos komposisi isi keluar keluarga, ga, lingku lingkungan ngan rumah rumah dan komuni komunitas tas,, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain. Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum umum dan dan stat status us kesa kesadar daran an,, tanda tanda-t -tan anda da vita vital, l, area area kepa kepala la dan wajah wajah,, dada, dada, abdo abdome men, n, ekstremitas dan genito-urinaria. Fokus pengkajian pada anak dengan Kwashiorkor adalah pengukuran antropometri (berat badan, badan, tinggi tinggi badan, badan, lingka lingkaran ran lengan lengan atas atas dan tebal tebal lipata lipatan n kulit) kulit).. Tanda Tanda dan gejala gejala yang yang mungkin didapatkan adalah: -
Penu Penuru runa nan n ukur ukuran an ant antro ropo pome metr trii
-
Perubahan Perubahan rambut rambut (defigment (defigmentasi, asi, kusam, kusam, kering, kering, halus, halus, jarang jarang dan dan mudah mudah dicabut) dicabut)
-
Gambar Gambaran an wajah wajah sepert sepertii orang orang tua (kehil (kehilang angan an lemak lemak pipi), pipi), edem edemaa palpebr palpebraa
-
Tanda-tanda Tanda-tanda gangguan gangguan sistem sistem pernapasan pernapasan (batuk, (batuk, sesak, sesak, ronchi, ronchi, retraksi retraksi otot intercosta intercostal) l)
-
Peru Perutt tamp tampak ak bunc buncit it,, hati hati teraba teraba membe membesa sar, r, bising bising usus dapat dapat meni mening ngkat kat bila bila terj terjadi adi diare.
-
Edema tu tungkai
-
Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha)
H. Pemeriksaan Pemeriksaan Penunjang Penunjang 9
Pada pemeri pemeriksa ksaan an labora laborator torium ium,, anemia anemia selalu selalu ditemu ditemukan kanter teruta utama ma jenis jenis normos normositi itik k 1. Pada normokrom karenaadanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati hati dan gangguan gangguan absorbsi. absorbsi. Selain Selain itu dapat dapat ditemu ditemukan kan kadar kadar albumin albumin serum serum yang yang menurun. 2. Pemeri Pemeriksa ksaan an radiologi radiologiss juga juga perlu perlu dilakukan dilakukan untuk menemuk menemukan an adanya adanya kelaina kelainan n pada pada paru.
I. Diag Diagno nosa sa Kepe Kepera rawa wata tan n Diagnos Diagnosaa keperaw keperawata atan n yang yang mungki mungkin n dapat dapat ditemu ditemukan kan pada anak anak dengan dengan Kwashi Kwashiork orkor or adalah:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.
Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan
akibat diare. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan protein yang tidak adekuat.
J. RENCANA KEPERAWATAN 1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare (Carpenito, 2000, hal. 645-655). Tujuan : Klien akan menunjukkan pening-katan status gizi. Kriteria hasil : Keluar Keluarga ga klien klien dapat dapat menjel menjelask askan an penyeb penyebab ab ganggua gangguan n nutris nutrisii yang yang dialam dialamii klien, klien,
kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang. Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet (per sonde/per oral) sesuai program dietetik.
10
Intervensi Rasional 1. Jela Jelask skan an kepa kepada da kelua keluarg rgaa tent tentan ang g penye penyeba bab b 1. Meningkatkan pemahaman keluarga tentang maln malnut utri risi si,, kebu kebutu tuha han n nutr nutris isii pemu pemuli liha han, n, pen penye yebab bab dan kebu kebutu tuha han n nutr nutris isii untuk untuk susunan menu dan pengolahan makanan sehat pemulihan klien sehingga dapat seim seimba bang ng,, tunj tunjuk ukka kan n cont contoh oh jeni jeniss sumb sumber er mener menerus uska kan n upaya upaya tera terapi pi diet dietet etik ik yang yang makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi telah diberikan selama hospitalisasi. klien 2. Meningka Meningkatka tkan n partis partisipa ipasi si keluar keluarga ga dalam dalam 2. Tunjukkan cara pemberian makanan per sonde, pem pemen enuh uhan an kebu kebuttuhan uhan nutr nutriisi klie klien, n, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya mempertegas peran keluarga dalam upaya sendiri. pemulihan status nutrisi klien. 3. Laksanakan pemberian roborans sesuai program 3. Robo Robora rans ns meni mening ngka katk tkan an nafs nafsu u maka makan, n, terapi. proses absorbsi dan memenuhi defisit yang 4. Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas menyertai keadaan malnutrisi. dan tebal lipatan kulit setiap pagi. 4. Menilai perkembangan masalah klien.
2). Kekura Kekurangan ngan volume volume cairan cairan tubuh tubuh b/d penuru penurunan nan asupan asupan perora perorall dan peningka peningkatan tan kehilangan akibat diare(Carpenito, 2000, hal. 411-419). Tujuan : Klien akan menunjukkan keadaan hidrasi yang adekuat. Kriteria hasil: Asupan cairan adekuat sesuai kebutuhan k ebutuhan ditambah defisit yang terjadi.
Tidak ada tanda/gejala dehidrasi (tanda-tanda vital dalam batas normal, frekuensi defekasi ≤ 1 x/24 jam dengan konsistensi padat/semi padat). Intervensi Rasional Lakukan Lakukan/ob /obser servas vasii pember pemberian ian cairan cairan per Upay Upayaa rehi rehidr dras asii perlu perlu dila dilakuk kukan an untuk untuk menga mengata tasi si infus/sonde/oral sesuai program rehidrasi. masalah kekurangan volume cairan. Jelask Jelaskan an kepada kepada keluar keluarga ga tentan tentang g upaya upaya Mening Meningkat katkan kan pemaha pemahaman man keluar keluarga ga tentan tentang g upaya upaya rehidrasi rehidrasi dan partisipas partisipasii yang diharapkan diharapkan rehidrasi dan peran keluarga dalam pelaksanaan terpi dari dari keluar keluarga ga dalam dalam pemeli pemelihar haran an patens patensii rehidrasi. pemberian infus/selang sonde. Menilai perkembangan masalah klien. Kaji Kaji perke perkemb mban angan gan keada keadaan an dehi dehida dara rasi si Penti enting ng untu untuk k menet enetap apka kan n prog progra ram m rehi ehidras drasii klien. selanjutnya. Hitung balans cairan. 3). Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak adekuat (Carpenito, (Carpenito, 2000, hal. 448-460). Tujuan : Klien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar usia. Kriteria Hasil: Pertumbuhan fisik (ukuran antropometrik) sesuai standar usia.
Perkembangan motorik, bahasa/ kognitif dan personal/sosial sesuai standar usia. 11
Intervensi 1. Ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugastugas perkembangan sesuai usia anak. 2. Lakukan pemberian makanan/ minuman sesuai program terapi diet pemulihan. 3. Lakukan pengukuran antropo-metrik secara berkala. 4. Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia klien. 5. Lakukan rujukan ke lembaga pendukung stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (Puskesmas/Posyandu)
Rasional 1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak. 2. Diet khusus untuk pemulihan malnutrisi diprogramkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan anak dan kemampuan toleransi sistem pencernaan. 3. Menilai perkembangan masalah klien. 4. Stimulasi diperlukan untuk mengejar keterlambatan perkembangan anak dalam aspek motorik, bahasa dan personal/sosial. 5. Mempertahankan kesinambungan program stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan memberdayakan sistem pendukung yang ada.
12
DAFTAR PUSTAKA
Markum, A.H. 1991. Buku 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak . Jilid 1. Jakarta : FKUI
Malnutrisi Energi Protein-MEP-Kwashiorkor [on-line]. Protein-MEP-Kwashiorkor [on-line]. Tersedia (http://idmgarut http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/0 .wordpress.com/2009/02/03/malnutrisi-energi-p 3/malnutrisi-energi-protein-mep-kwashiorkor rotein-mep-kwashiorkor//) [9
juni 2010]
Kwashiorkor. [on-line]. Tersedia http://id.wikipedia.org/wiki/Kwashiorkor [9 [9 juni juni 2010]
Rhamnosa. 2006. Gizi Buruk. [on-line]. Tersedia http://rhamnosa.wordpress http://rhamnos a.wordpress.com/2006/02/01/gizi .com/2006/02/01/gizi-buruk-bisa-karena -buruk-bisa-karena-biasa/ -biasa/ [10 Juni 2010]
13