ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DI USIA TUA DENGAN RIWAYAT PLASENTA PREVIA PADA Ny. S (G3P2A0) DI RUANG KIA PUSKESMAS NGESREP SEMARANG Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Maternitas Koordinator: Dwi Susilawati, M. Kep., Sp. Mat
Oleh: Yulia Nurlailla 22020110130086
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN DI USIA TUA DENGAN RIWAYAT PLASENTA PREVIA
A. KEHAMILAN DI USIA TUA
1. Definisi Kehamilan Resiko Tinggi Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan/atau meninggal, sebelum persalinan berlangsung. Banyak factor resiko ibu hamil dan salah satu factor yang penting adalah usia. Bayi meninggal atau cacat saat sa at persalinan sering terjadi terja di pada kehamilan usia 35 tahun ke atas. Namun resiko r esiko ini dapat dicegah atau ata u diperkecil dengan pemeriksaan perinatal yang teratur. (Sinsin, 2008)
2. Resiko kehamilan usia tua Factor usia tua menyebabkan resiko timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai umur jadi juga semakin meningkat. Terjadinya penyakit jantung dan kanker menjadi lebih besar. Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi. Bagi seorang perempuan, usia tua juga dapat menyebabkan kamampuan untuk melahirkan (fertilitas) menurun. Hal tersebut ditunjukkan dengan berkurangnya frekuensi ovulasi yang berpengaruh pada menurunnya frekuensi haid. Selain itu, kemungkinan munculnya endometriosis atau radang pada selaput rahim menjadi lebih tinggi. Pada endometriosis selaput yang melapisi dinding rahim melekat ke kandung telur (ovarium). Selain itu, selaput rahim juga bisa melekat ke saluran tempat sel telur dilepaskan dan dibuahi (tuba fallopii) sehingga mengganggu kahamilan. Kemungkinan bayi lahir kembar juga sangat tinggi terjadi pada kehamilan pertama yang terlambat, khususnya pada usia 35-39 tahun.
Selanjutnya, frekuensi bayi lahir kembar jadi menurun setelah usia 39 tahun,. Masalah-masalah yang lebih sering ditemukan pada kehamilan diatas usia 30 tahun adalah kehamilan yang diperberat oleh diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah plasenta. Kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah keguguran, kelahiran dengan seksio cesarean dan beresiko sedikit lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan abnormalitas genetic dan kromosom atau syndrom down.. Dimulai pada akhir usia 30 tahunan, wanita lebih sering mengalami kondisi medis yang berkaitan dengan organ-organ reproduksi seperti fibroid rahim. Setelah usia 40 tahun, wanita mungkin merasakan ketegangan fisik karena kehamilan, seperti wasir, inkontinensia, varises, nyeri dan pegal otot, dan nyeri pinggang. (Sinsin, 2008)
B. PLASENTA PREVIA
1. Pengertian Plasenta previa adalah keadaan plasenta berimplantasi rendah pada segmen bawah rahim, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan janin mampu hidup diluar rahim. Plasenta previa adalah komplikasi obstetri yang terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Hal itu dapat menyebabkan kematian yang serius baik bagi janin dan ibu. Ini adalah salah satu penyebab utama perdarahan vagina pada trimester kedua dan ketiga. 2. Etiologi Etiologi plasenta previa sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa teori dan faktor risiko yang berhubungan dengan plasenta previa, diantaranya: a. Ovum yang dibuahi tertanam sangat rendah di dalam rahim, menyebabkan plasenta terbentuk dekat dengan atau di atas pembukaan serviks.
b. Lapisan rahim (endometrium) memiliki kelainan seperti fibroid atau jaringan parut (dari previa sebelumnya, sayatan, bagian bedah caesar atau aborsi) c. Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil pada umur muda. d. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi. e. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium. f. Plasenta terbentuk secara tidak normal. g. Kejadian plasenta previa tiga kali lebih sering pada wanita multipara daripada primipara. Pada multipara, plasenta previa disebabkan vaskularisasi yang berkurang dan perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan masa lampau. Aliran darah ke plasenta tidak cukup dan memperluas permukaannnya sehingga menutupi pembukaan jalan lahir. h. Ibu merokok atau menggunakan kokain. i.
Ibu dengan usia lebih tua. Risiko plasenta previa berkembang 3 kali lebih besar pada perempuan di atas usia 35 tahun dibandingkan pada wanita di bawah usia 20 tahun. Hasil penelitian Wardana (2007) dalam Abdat (2010) menyatakan usia wanita produktif yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Diduga risiko plasenta previa meningkat dengan bertambahnya usia ibu, terutama setelah usia 35 tahun. Plasenta previa merupakan salah
satu penyebab serius
perdarahan pada periode trimester ke III. Hal ini biasanya terjadi pada wanita dengan usia lebih dari 35 tahun. Prevalensi plasenta previa meningkat 3 kali pada umur ibu > 35 tahun. Plasenta previa dapat terjadi pada umur diatas 35 tahun karena endometrium yang kurang subur dapat meningkatkan kejadian plasenta previa. Hasil penelitian Wardana (2007) dalam Abdat (2010) menyatakan peningkatan umur ibu merupakan faktor risiko plasenta previa, karena sklerosis pembuluh darah arteli kecil dan arteriole miometrium menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas
permukaan yang lebih besar,
untuk mendapatkan aliran darah yang
adekuat. 3. Patofisiologi Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili
tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel
berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast. Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan. Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat disebabkan : a. Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi b. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi janin c. Villi korealis pada korion leave yang persisten Sebuah penyebab utama perdarahan rimester ketiga, plasenta previa memiliki tanda yang khas, yaitu pendarahan tanpa rasa sakit. Pendarahan diperkirakan terjadi dalam hubungan dengan perkembangan segmen bawah uterus pada trimester ketiga. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila
plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saai itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitamhitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai. 4. Gambaran Klinik Gejala plasenta previa mencakup satu atau kedua hal berikut: a. Tiba-tiba, tanpa rasa sakit pendarahan vagina yang berkisar dari ringan sampai berat. Darah sering berwarna merah terang. Pendarahan dapat terjadi pada awal minggu ke-20 kehamilan tetapi yang paling umum selama trimester ketiga. b. Gejala persalinan prematur. Satu dari 5 wanita dengan tanda-tanda plasenta previa juga memiliki kontraksi rahim. Perdarahan plasenta previa mungkin taper off dan bahkan berhenti untuk sementara. Tapi itu hampir selalu dimulai lagi hari atau minggu kemudian. Beberapa wanita dengan plasenta previa tidak memiliki gejala apapun. Dalam kasus ini, plasenta previa hanya dapat didiagnosis oleh USG dilakukan untuk alasan lain. Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan di dapatkan belum masuk ke dalam pintu-atas panggul yang mungkin karena plasenta previa sentralis; mengolak ke samping karena plasenta previa posterior; atau bagian terbawah janin sukar ditentukan
karena plasenta previa anterior. Tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang. 5. Diagnosa a. Anamnesis Pada anamnesis dapat dinyatakan beberapa hal yang berkaitan dengan perdarahan antepartum seperti umur kehamilan saat terjadinya perdarahan, apakah ada rasa nyeri, warna dan bentuk terjadinya perdarahan, frekuensi serta banyaknya perdarahan. Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa rasa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida. b. Pemeriksaan luar 1) Inspeksi Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku dan sebagainya. Jika telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis. 2) Palpasi Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah, sering dijumpai kesalahan letak janin, bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul. 3)
Ultrasonografi Menegakkan diagnosa plasenta previa dapat pula dilakukkan dengan pemeriksaan ultrasonografi. Penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya, dan tidak rasa nyeri. USG kedua menunjukkan penempatan
abdomen
selama trimester
plasenta previa.
Transvaginal
Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100% identifikasi plasenta previa. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95%. Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang dari 5 cm disebut plasenta letak rendah. Bila tidak dijumpai plasenta previa,
dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk melihat sumber perdarahan lain. 4) Pemeriksaan inspekulo Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uetri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai.
(Sumapraja dan Rachimhadi, 2007; Manuaba, 2008; dan Oxorn, 2003)
C. MANAJEMEN KEHAMILAN BERESIKO
Pemeriksaan hamil (asuhan pranatal) bertujuan untuk mempersiapkan ibu hamil, baik fisik maupun mental dalam menghadapi kehamilan, persalinan, masa nifas, dan pemeliharaan bayi. Dengan pemeriksaan hamil yang teratur, pihak kesehatan dapat mengetahui apakah ibu termasuk golongan hamil normal atau golongan dengan resiko tinggi sehingga dapat ditentukan dimana pasien harus bersalin nantinya. Pemberian asuhan kebidanan yang continue memiliki manfaat positif bagi ibu dan sistem kesehatan. Kontinuitas asuhan kebidanan terbukti menurunkan intervensi dalam persalinan, terutama percepatan persalinan, penggunaan anlgesik dan alat pemantau janin elektronika selama kehamilan. Studi kecil terhadap 200 wanita kanada menunjukkan penurunan angka seksio secarea (Harvey, et al 1996) secara signifikan dan sebuah studi Australia melaporkan adanya kecenderungan penurunan angka seksio sesarea elektif pada wanita beresiko tinggi (Rowley et al 1995). Kehamilan beresiko sangat dianjurkan untuk rutin dalam memeriksakan kesehatan ibu dan janinnya. Hal ini agar dapat diketahui sedini mungkin kemungkinan resiko-resiko yang akan terjadi. Pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga sangat dianjurkan pada ibu hamil dengan resiko tinggi. USG dapat digunakan untuk mengetahui dan menentukan adanya kelainan congenital, posisi pasti kehamilan dan letak plasenta, usia kehamilan,
aktivitas janin dalam rahim, keadaan dan posisi air ketuban, dan plasenta (besarlebar plasenta, klasifikasi, perdarahan retroplasenter). (Syarifudin, 2009 dan Luanaigh & Carlson, 2008)
D. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Defisiensi pengetahuan a. Definisi: tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik tertentu. b. Batasan Karakteristik Subjektif: mengungkapkan masalah secara verbal. Objektif: tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat, performa uji tidak akurat, perilaku yang tidak sesuai atau berlebihan. c. Faktor yang berhubungan: keterbatasan kognitif, kesalahan dalam memahami informasi yang ada, kurang pengalaman, keterbatasan sumber informasi. d. NOC: pasien akan mendapatkan pengetahuan mengenai topik tertentu. e. NIC 1) Tentukan kebutuhan belajar pasien. 2) Tentukan penilaian terhadap tingkat pengetahuan pasien saat ini dan pemahaman terhadap materi. 3) Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari informasi khusus. 4) Tentukan motivasi pasien untuk mempelajari informasi tertentu. 5) Berikan penjelasan mengenai informasi yang ingin disampaikan sesuai dengan kemampuan pemahaman pasien. 6) Lakukan interaksi dengan pasien dengan cara tidak menghakimi. 2. Resiko gangguan hubungan ibu dan janin a. Definisi : beresiko terhadap diskontinuitas hubunga simbolik ibu-janin sebagai akibat kondisi komorbid atau kondisi terkait kehamilan b. Factor resiko : 1) Penyulit kehamilan (ketuban pecah dini, plasenta previa atau solusio plasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
2) Gangguan transport oksigen (anemia, penyakit jantung, asma, hipertensi, kejang, persalinan premature, hemoragi) 3) Gangguan metabolism glukosa (diabetes, penggunaan steroid) 4) Penganiayaan fisik 5) Penyalahgunaan zat (tembakau, alkohol, obat) 6) Efeksamping terkait terapi (medikasi, pembedahan)
(Wilkinson & Ahern, 2012)
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Abdat, Amirah Umar. 2010. Skripsi: Hubungan Antara Paritas Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. FK Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta.
http://eprints.uns.ac.id/34/1/170222311201010121.pdf (24 Juni 2013) 2. Luanaigh, Padraig O & Carlson, Cindy. 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC 3. Manuaba IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 4. Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC 5. Oxorn
H. 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Jakarta: Yayasan
Essentia Medika. 6. Sinsin, Iis. 2008. Seri Kesehatan Ibu & Anak: Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo 7. Sumapraja S dan Rachimhadi T. 2005. Perdarahan Antepartum dalam: Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.. 8. Syarifudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC 9. Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Ed. 9. Terjemahan oleh Esty Wahyuningsih. Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DI USIA TUA DENGAN RIWAYAT PLASENTA PREVIA PADA Ny. S (G3P2A0) DI RUANG KIA PUSKESMAS NGESREP SEMARANG
A. PENGKAJIAN UMUM
Tanggal Masuk
: 17 Juni 2013 pukul 11.00 WIB
Tanggal pengkajian
: 17 Juni 2013 pukul 11.00 WIB
1. Identitas Nama
: Ny. S
No. RM
: 01.0549
Tanggal Lahir
: 29 Maret 1972 (41 th)
Suku
: Jawa
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pedagang
Alamat
: Jati Luhur RT/RW: 2/3, Ngesrep
Nama suami
: Tn. K
Usia
: 45 tahun
Pendidikan
: SMK
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Jati Luhur RT/RW: 2/3, Ngesrep
2. Data Umum Kesehatan a. TB/BB
: 145,5 cm/50 kg
b. BB sebelum hamil
: 45 kg
c. Lila
: 26 cm
d. Masalah Kesehatan Khusus Klien mengatakan tidak pernah menderita DM, asma, hipertensi, dan penyakit jantung. e. Obat-Obatan Klien mengatakan selama hamil hanya mengonsumsi obat-obatan yang diberikan di puskesmas. f. Alergi Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi pada makanan atau obat-obatan tertentu.
3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Obstetri 1) Kehamilan Sekarang Pasien datang ke puskesmas untuk periksa rutin kehamilan. Pasien sudah 2 kali ini periksa ANC di Puskesmas Ngesrep. Selama hamil ini pasien merasakan gejala hamil biasa seperti mual dan muntah, tablet Fe dikonsumsi sesuai petunjuk, nafsu makan sudah membaik dan tidak ada keluhan. HB pada tanggal 18 April 2013: 13,0 gr%. 2) Riwayat Menstruasi Umur menarche
: 13 tahun.
Lama haid
: 7 hari.
Siklus haid
: teratur, 28 hari.
HPHT
: 13 Februari 2013
HPL
: 24 November 2013
Umur kehamilan
: 17 Minggu 6 Hari
3) Riwayat Pernikahan Pasien menikah 1 kali dengan usia saat menikah: 26 tahun. Lama pernikahan: 15 tahun 4) Riwayat Kehamilan dan Persalinan Status kehamilan
: G3P2A0
a) Anak pertama lahir dalam keadaan meninggal dalam kandungan (tidak diketahui sejak kapan) pada tanggal 8 November 2000 di RSUD, dengan BB: 2900 gr, jenis kelamin laki-laki. b) Anak ke dua lahir dalam keadaan hidup dan sehat pada tanggal 3 Juli 2003 di RS Karyadi dengan BB: 3500 gr, jenis kelamin lakilaki. Lahir secara cesarea di RSUD dengan kasus plasenta previa. 5) Masalah Kehamilan Sekarang Pada usia kehamilan trimester I, klien merasa nafsu makan menurun, mual, muntah, tetapi tidak terus menerus. Selama awal trimester II ini, nafsu makan mulai baik, klien tidak merasakan keluhan yang berarti. Klien mengatakan sebelumnya pernah melahirkan secara cesarean dengan plasenta previa. Saat ini pasien tidak merasakan keluhan apapun. 6) Riwayat KB Klien mengatakan sebelumnya KB spiral. b. Riwayat Penyakit Klien mengatakan tidak pernah mengalami hipertensi, DM, asma, penyakit jantung, dan riwayat operasi. c. Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan ibu klien menderita DM dan hipertensi
4. Pengkajian Fisiologis a. Sistem Kardiovaskuler Klien mengatakan tidak ada keluhan pada daerah jantung. Klien tidak pernah merasa nyeri dada, berdebar-debar, atau sesak. b. Sistem Pernapasan Klien mengatakan tidak sesak napas dan tidak ada keluhan lain dalam sistem pernapasan.
c. Nutrisi Klien mengatakan makan 3 kali sehari, dengan porsi 1 piring sekali makan. Makanan terdiri dari nasi, lauk, dan sayur serta buah. Nafsu makan klien menurun pada trimester I, tetapi tidak ada masalah pada trimester II. d. Cairan Klien mengatakan minum 6-8 gelas setiap hari, terdiri dari air putih, susu dan teh. Klien mengatakan tidak ada keluhan dalam mengonsumsi minuman tertentu. e. Eliminasi 1) BAK Klien mengatakan selama hamil, terutama mulai awal trimester II, frekuensi berkemih lebih dari 4 kali sehari. Frekuensi ini lebih sering daripada sebelum klien hamil. 2) BAB Selama hamil, klien mengatakan tidak mengalami konstipasi. Klien biasa BAB 1 kali sehari atau 2 hari sekali, konsistensi lunak, dan tidak keras. f. Pola Istirahat dan Tidur Klien mengatakan tidak ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan tidurnya. g. Mobilisasi Klien mengatakan selama antenatal masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi merasa cepat lelah, dan pegal. h. Psikososial Stressor
: kehamilan di usia tua
Koping
: tetap berpikir positif dan yakin dapat melahirkan calon bayinya dengan selamat
Konsep diri: 1) Citra Diri : klien menerima dengan baik keadaan tubuhnya
2) Ideal Diri : klien ingin dapat melahirkan bayi nya dalam keadaan sehat 3) Harga Diri : klien memandang dirinya sangat berharga karena setiap individu
pasti
memiliki
kemampuan
masing-masing
untuk
melakukan sesuatu dan orang lain pasti membutuhkannya 4) Penampilan Peran : klien dapat berperan sesuai identitas yang dimilikinya. 5) Identitas Diri : klien mengakui dirinya sebagai seorang ibu i.
Seksualitas Klien mengatakan mendapatkan kasih sayang yang utuh dari keluarga nya, klien bahagia.
j.
Spiritual Klien mengatakan rajin beribadah
k. Higiene Klien megatakan mandi dua kali sehari, keramas setiap dua hari sekali dan selalu menjaga kebersihan perineal. l.
Rekreasi Klien main ke rumah tetangga jika sedang suntuk
m. Informasi Klien mengatakan tidak tahu mengenai resiko kehamilan di usia tua dan tentang plasenta letak rendah. Klien mengatakan sudah pernah diberi penjelasan namun sedikit mengenai kehamilan di usia tua. Klien ingin tahu apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak ia inginkan. Klien tampak bingung dan takut mengenai kehamilan saat ini karena dulu pernah melahirkan dengan kondisi bayi telah
meninggal
dan
cesarean.
Klien
mampu
mengungkapkan
keingintahuannya kepada pihak kesehatan. n. Kenyamanan Klien mengatakan kehamilan ini merupakan kehamilan yang ke tiga. Klien mengatakan tidak terlalu terganggu dengan kehamilan sekarang karena bukan merupakan kehamilan pertama.
5. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum
: baik
b. Kesadaran : composmentis c. BB
: 50 kg
d. TB
: 145,5 cm
e. TTV
: TD: 100/80 mmHg, N: 88x/m, RR: 20x/m, S: 36,5 0C
f. LILA
: 25 cm
g. Kepala Kepala mesochepal, rambut klien hitam dengan sebaran merata, rambut tidak kotor, kulit kepala bersih, dan tidak ada lesi. h. Muka Tidak terlihat adanya closama gravidarum pada wajah klien. i.
Mata Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Klien mengatakan tidak ada gangguan penglihatan.
j.
Hidung Hidung klien bersih, tidak ada penumpukan sekret.
k. Mulut Gigi bersih, terdapat lubang pada salah satu geraham kanan, tidak ada stomatitis atau perdarahan gusi. l.
Telinga Telinga bersih, tidak ada penumpukan serumen.
m. Leher Tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis. n. Dada I
: dada simetris, ventilasi paru kanan dan kiri seimbang, payudara simetris, puting menonjol, aerola hiperpigmentasi.
P
: tidak teraba masa/benjolan pada payudara.
A : bunyi napas vesikuler.
o. Payudara I
: Simetris, putting menonjol, dalam batas normal
P
: Tidak ada pembengkakan, benjolan atau masa
p. Abdomen I
: terdapat striae dan luka post op cesare
A : DJJ P
: 156 x/menit
: TFU= 2 jari di atas pusat, letak janin ballotement
q. Ekstremitas Tidak ada varises, tidak ada lesi. Kaki klien tidak oedem.
B. ANALISA DATA No
Data Fokus
Etiologi
Maslah
Dx. Kep.
DS:
Keterbatasan
Defisiensi
- Klien mengatakan tidak
sumber
pengetahu pengetahuan:
informasi.
an:
kehamilan di
kehamilan
usia tua
di usia tua
dengan
sudah pernah diberi
dengan
riwayat
penjelasan namun
riwayat
plasenta
sedikit mengenai
plasenta
previa b.d.
kehamilan di usia tua
previa
Keterbatasan
.
1.
mengetahui resiko dari kehamilan di usia tua - Klien mengatakan
- Klien kurang paham mengenai plasenta letak rendah
DO: - Klien tampak ingin tahu - Klien asimptomatik.
Defisiensi
sumber informasi.
- Tampak bekas operasi cesarean pada abdomen
2.
DS:
Riwayat
- Klien mengatakan anak penyulit
Resiko
Resiko
gangguan
gangguan
pertama lahir dalam
persalinan
ibu dan
ibu dan janin
keadaan meninggal
(plasenta
janin
berhubungan
- Klien mengatakan anak previa dan ke dua lahir sehat
IUFD)
dengan riwayat
dengan cesare dan
penyulit
plasenta letak rendah
persalinan (plasenta
DO:
previa dan
- tampak bekas luka
IUFD)
cesarean pada adomen - Usia klien: 41 tahun - Terdapat riwayat plasenta previa, IUFD, dan cesarean - Jarak anak terakhir dengan kehamilan saat ini: 10 tahun
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisiensi pengetahuan: kehamilan di usia tua dengan riwayat plasenta previa b.d. Keterbatasan sumber informasi. 2. Resiko gangguan ibu dan janin berhubungan dengan riwayat penyulit persalinan (plasenta previa dan IUFD)
D. INTERVENSI KEPERAWATAN Dx. Kep.
Defisiensi
Tgl/Jam
17 Juni
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Setelah dilakukan
Tentukan kebutuhan
pengetahuan: 2013/
tindakan
belajar pasien.
kehamilan di
11.10
keperawatan
usia tua
WIB
selama 1x15
Tentukan penilaian
dengan
menit, klien akan
terhadap tingkat
riwayat
mendapatkan
pengetahuan pasien saat
plasenta
pengetahuan
ini dan pemahaman
previa b.d.
mengenai
terhadap materi.
Keterbatasan
kehamilan di usia
sumber
tua dengan riwayat
informasi
plasenta previa
Tentukan kemampuan
Dengan criteria
pasien untuk mempelajari
hasil
informasi khusus.
1. Mampu menyebutkan
Tentukan motivasi pasien
minimal 3
untuk mempelajari
resiko
informasi tertentu.
kehamilan di usia tua 2. Mampu
Berikan penjelasan mengenai resiko
menyebutkan
kehamilan di usia tua,
resiko
riwayat plasenta previa
kehamilan
dan cesarea termasuk
dengan riwayat
tanda dan gejala yang
plasenta previa
ditimbulkan sesuai dengan
3. Mampu
kemampuan pemahaman
TTD
menyebutkan
pasien.
minimal 3 tanda gejala
Informasikan pemeriksaan
plasenta previa
yang dapat dilakukan
4. Mampu menyebutkan
untuk mengetahui keadaan janin
minimal 3 apa yang harus
Lakukan interaksi dengan
dilakukan
pasien dengan cara tidak
untuk
menghakimi.
mencegah terjadinya kelahiran premature, perdarahan, dan kemungkinan terjadinya resiko yang lain 5. Klien tidak menunjukkan wajah kebingungan. Resiko
17 Juni
Setelah dilakukan
Observasi TTV
gangguan
2013,
tindakan
ibu dan janin
11.10
keperawatan
Observasi
berhubungan
WIB
selama 1x15
kenaikan/penurunan berat
dengan
menit, klien
badan ibu
riwayat
mampu menjaga
penyulit
kehamilannya
Kaji pola dan menu
persalinan
dengan criteria
makan ibu
(plasenta
hasil:
previa dan IUFD)
1. Klien dapat
Kaji pola istirahat ibu
merencanakan tempat
Observasi kesehatan janin
persalinan dan waspada
Anjurkan klien untuk rutin
terhadap
memeriksakan
kemungkinan-
kehamilannya sesuai
kemungkinan
anjuran bidan atau pihak
yang terjadi
kesehatan yang
2. Menyatakan
memeriksa
bersedia periksa rutin
Anjurkan klien untuk
kehamilan
melakukan USG untuk
minimal 4
mengetahui letak plasenta
minggu sekal
dan kondisi janin
3. Menyatakan bersedia
Motivasi ibu untuk
menjaga
memperhatikan lebih
kesehatan ibu
kehamilannya
dan janin 4. Menyatakan
Informasikan pada klien
bersedia
tentang perencanaan
melakukan
persalinan
USG
E. IMPLEMENTASI Tanggal/
No.
Jam
Diagnosa
17 Juni
2
Implementasi
Mengobservasi TTV
Respon Klien
TTD
S: -
2013
O:
11.10
- TD:
100/80
mmHg, N: 88x/m, RR:
20x/m,
S:
36,50C
11.15
11.16
2
2
Mengobservasi
S: -
kenaikan/penurunan berat
O:
badan ibu
- BB: 50 kg
Mengkaji pola dan menu
S: Klien
makan ibu
mengatakan makan 3 x sehari porsi 1 piring pas. Menu makanan: nasi, lauk, sayur, susu, buah O: - LILA: 25 cm
11.17
2
Mengkaji pola istirahat ibu
S: klien mengatakan kadang sering terbangun ketika tidur malam, namun ibu mampu tidur siang hari ±2 jam. O:
Tampak segar
11.20
2
Mengobservasi kesehatan
S: -
janin
O: - DJJ : 156 x/menit - TFU= 2 jari di atas pusat, letak janin ballotement
11.25
1
Menentukan kebutuhan
S:
belajar pasien.
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang resiko dari kehamilan di usia tua, riwayat plasenta previa dan cesarean terhadap kehamilan sekarang O: Klien terlihat kebingungan.
11.26
1
Menentukan penilaian
S:
terhadap tingkat
Klien mengatakan
pengetahuan pasien saat ini belum pernah dan pemahaman terhadap
memperoleh
materi.
informasi yang dapat dipercaya mengenai kehamilan di usia tua, riwayat plasenta previa dan
cesarean O: Klien terlihat bingung.
11.27
1
Menentukan kemampuan
S:
pasien untuk mempelajari
Klien mengatakan
informasi khusus.
pendidikan terakhir SMP. O: Klien terlihat bingung.
11.28
1
Menentukan motivasi klien
S:
untuk mempelajari
Klien mengatakan
informasi tertentu.
ingin tahu tentang apa yang tidak diketahuinya agar dapat memberikan yang terbaik untuk janinnya. O: Klien tampak ingin tahu
11.29
1
Memberikan penjelasan
S:
mengenai resiko kehamilan
Klien mengatakan
di usia tua, riwayat plasenta
mengerti bahwa
previa dan cesarea beserta
kehamilan diusia tua
tanda dan gejala yang
memiliki resiko
ditimbulkan sesuai dengan
yang cukup besar
kemampuan pemahaman
untuk calon bayinya,
pasien.
klien mengatakan akan menjaga pola dan menu makan untuk mencegah terjadinya hipertensi, diabetes, dll serta klien akan waspada dengan memahami tandatanda gejala yang abnormal disamping klien percaya tidak semua kehamilan di usia tua beresiko. -O: Klien mampu memahami informasi yang di dapat dan tampak lebih tenang
11.35
2
Menganjurkan klien untuk
S:
rutin memeriksakan
Klien akan patuh
kehamilannya sesuai
terhadap bidan atau
anjuran bidan atau pihak
pihak kesehatan
kesehatan yang memeriksa
yang memeriksa O: Klien tampak sungguh-sungguh
11.36
2
Menganjurkan klien untuk
S:
melakukan USG untuk
Klien mengatakan
mengetahui letak plasenta
akan melakukan
dan kondisi janin
USG O: Klien tampak sungguh-sungguh
11.37
2
Motivasi ibu untuk
S:
memperhatikan lebih
Klien mengatakan
kehamilannya
akan melakukannya O: Tampak yakin
11.39
2
Informasikan pada klien
S:
tentang perencanaan
Klien mengatakan
persalinan
bersedia bersalin di Rumah Sakit O: Tampak tenang
11.40
1, 2
Melakukan interaksi
S:
dengan pasien dengan cara
Klien berterima
tidak menghakimi.
kasih O: Klien tampak percaya
F. EVALUASI Dx. Kep.
Tanggal/
Evaluasi
Jam
Defisiensi
17 Juni
S:
pengetahuan:
2013
- Klien mengatakan sedikit paham
kehamilan di
11.41
tentang resiko kehamilan di usia
usia tua
tua, dan riwayat plasenta previa
dengan
beserta tanda gejala nya
riwayat
- Klien mengatakan paham apa
plasenta
yang harus dilakukan untuk
previa b.d.
mencegah terjadinya kelahiran
Keterbatasan
premature, perdarahan, dan
sumber
kemungkinan terjadinya resiko
informasi
yang lain O: - Klien tampak lebih lega - Klien mampu menyebutkan 5 resiko dari kehamilan di usia tua, riwayat plasenta previa dan cesarean - Klien mampu menyebutkan 3 tanda gejala dari plasenta previa - Klien mampu menyebutkan 5 hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko dari kehamilan usia tua, riwayat plasenta previa dan cesarea A: Masalah teratasi P:
TTD
Pertahankan Intervensi Resiko
17 Juni
S:
gangguan ibu
2013
- Klien mengatakan bersedia
dan janin
11.41
berhubungan dengan riwayat penyulit
periksa kehamilan rutin dan akan kembali lagi bulan depan - Klien mengatakan akan bersalin di RS - Klien mengatakan bersedia
persalinan
menjaga kesehatan ibu dan
(plasenta
janinnya serta akan melakukan
previa dan
USG untuk mengetahui kondisi
IUFD)
janinnya O: - Klien dapat merencanakan tempat persalinan - Klien bersungguh-sungguh A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi
Semarang,
Juni 2013
Pembimbing Klinik
Dina Retno Herawaty NIP. 19770329 200212 2 003