Askep ANEURISMA, RAYNAUD’S, THROMBOPHLEBITIS, BUERGER MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I
Oleh Paian Tua
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS 2009
BAB II TIJAUAN TEORETIS
Anatomi & Fisiologi Jantung & Pembuluh Darah DEFINISI
A. KONSEP PENYAKIT ANEURISMA 1. Penyakit Aneurisma a.
Pengertian
Aneurisma adalah pelebaran atau menggelembungnya dinding pembuluh darah, yang didasarkan atas hilangnya dua lapisan dinding pembuluh darah, yaitu tunika media dan tunika intima, sehingga menyerupai tonjolan/ balon. (http//asramamedikalkunhas.blogspot.com) Aneurysm adalah pembuluh darah biaasanya arteri ya ng trjadi akibat kelemahan dinding pembuluh draah karena defek, penyakit/cedera, sehingga berbentuk tonjolan yang berdenyut yang pada tonjolan tersebut bias terdengar mur-mur. (Kamus Keperawatan Edisi 17 ) Kesimpulan Kelompok :
Aneurisma yaitu penonjolan / dilatasi abnormal pada dinding pembuluh darah karena melemahnya dinding pembluh darah.
Dinding pembuluh darah pada aneurisma ini biasanya menjadi lebih tipis dan mudah pecah. Sebenarnya aneurisma dapat terjadi di pembuluh darah mana saja di tubuh kita. Aneurisma dikatakan hampir tidak pernah menimbulkan gejala kecuali terjadi pembesaran dan menekan salah satu saraf otak sehingga memberikan gejala sebagai kelainan saraf otak yang tertekan seperti pada trigeminal neuralgia. b. Anatomi Fisiologi Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah.
.
Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
FUNGSI JANTUNG
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
PEMBULUH DARAH
Pembuluh mempunyai 3 lapisan utama : • • •
Lapisan pertama disebut lapisan intima Lapisan kedua adalah lapisan media Lapisan ketiga adalah adventisia
Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu. Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.
c.
Etiologi
Aneurisma dapat disebabkan oleh berbagai faktor. • Melemahnya struktur dinding pembuluh darah arteri. Merupakan kasus yang paling sering terjadi. Kelemahan pada dinding pembuluh darah ini menyebabkan bagian pembuluh yang tipis tidak mampu menahan tekanan darah yang relatif tinggi sehingga akan menggelembung. • Hipertensi (tekanan darah tinggi) • Aterosklerosis (penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah arteri) dapat juga menyebabkan pertumbuhan dan pecahnya aneurisma. • Beberapa infeksi dalam darah • Bersifat genetik • Tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Gelembung semula kecil, dengan bertambahnya usia dan penurunan kekuatan pembuluh, dapat menjadi semakin besar hingga akhirnya pecah. Cedera kepala merupakan penyebab yang paling sering ditemukan pada penderita perdarahan intrakranial yang berusia dibawah 50 tahun. Penyebab lainnya adalah malformasi arteriovenosa, yaitu kelainan anatomis di dalam arteri atau vena di dalam atau di sekitar otak. Malformasi arteriovenosa merupakan kelainan bawaan, tetapi baru diketahui keberadaannya jika telah menimbulkan gejala. Perdarahan dari malformasi arteriovenosa bisa secara tiba-tiba menyebabkan pingsan dan kematian, dan cenderung menyerang remaja dan dewasa muda. Kadang dinding pembuluh darah menjadi lemah dan menonjol, yang disebut dengan aneurisma. Dinding aneurisma yang tipis bisa pecah dan menyebabkan perdarahan. Aneurisma di dalam otak merupakan penyebab dari perdarahan intrakranial, yang bisa menyebabkan stroke hemoragik (stroke karena perdarahan)
d.
Klasifikasi Klasifikasi berdasarkan bentuk: •
aneurisma sejati -aneurisma fusiformis -aneurisma sakular
•
aneurisma palsu / pseudoaneurisma
e.
PATOFISIOLOGI
Pada aneurisma ditemukan suatu kelainan pada lapisan pembuluh darah yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan tunika intima, media dan adventitia. Pada aneurisma terdapat penipisan tunika media dan tunika intima menjadi lebih elastis hal ini mengakibatkan kelemahan pada pembuluh darah di daerah aneurisma sehingga pembuluh darah membentuk tonjolan akibat tekanan pembuluh darah. Aneurisme intrakranial diklasifikasikan atas sakular, fusiform atau diseksi. Hampir 90 % adalah tipe sakular (Berry Aneurisma). Tempat yang biasanya timbul aneurisma adalah pada daerah : 1. Sirkulasi anterior : pembuluh darah arteri komunikans anterior dan arteri cerebri media 2. Sirkulasi posterior : pembuluh darah arteri komunikans posterior dan percabangan arteri basilaris (basilar tip aneurism) Aneurisma sakular berkembang dari defek lapisan otot (tunika muskularis) pada arteri. Perubahan elastisitas membran dalam (lamina elastika interna) pada arteri cerebri dipercayai melemahkan dinding pembuluh darah dan mengurangi kerentanan mereka untuk berubah pada tekanan intraluminal. Perubahan ini banyak terjadi pada pertemuan pembuluh darah, dimana aliran darah turbulen dan tahanan aliran darah pada dinding arteri paling besar. Aneurisma sakular biasanya berbentuk “first and second order arteries”, berasal dari siklus arteri serebral (siklus wllisi) pada dasar otak. Aneurisma multipel bekembang pada 30% pasien. Aneurisma fusiformis berkembang dari arteri serebri yang ektatik dan berliku-liku yang biasanya berasal dari sistem vertebra basiler dan bisa sampai beberapa sentimeter pada diameternya. Pasien aneurisme fisiformis berkarakter dengan gejala kompresi sel induk otak atau nervus kranialis tapi gejala tidak selalu disertai dengan perdarahan subarakhnoid. Aneurisma yang disebabkan oleh diseksi terjadi karena adanya nekrosis kista media atau trauma pada arteri., seperti aneurisma diseksi pada bagian tubuh (contoh: aneurisma diseksi aorta), berbentuk seperti gumpalan darah sepanjang lumen palsu, sedangkan lumen sebenarnya kolaps secara otomatis
PATOFLOW Arteri Media melemah
Membuat peregangan pada arteri intima & advertitia
DX :gangguan rasa nyaman nyeri Tekanan pada dinding arteri meningkat Pelebaran lebih lanjut disekitar
menekan organ
sehingga memperbesar aneurisma terjadi ruptur kematian
f.
perdarahan
Manifestasi kl klinis Sering tampak pembengkakan disertai massa yg berdenyut di daerah tempat aneurisme berada. Jika aneurisma pecah,akan timbul gejala tekanan darah rendah,denyut jantung yg cepat serta pusing.
g.
Insiden Di Amerika Serikat aneurisma mencapai rata-rata 5/100000 kasus,tergolong paling tinggi dibandingkan dengan gangguan / kelainan otak lainnya.Kasus ini dibanyak negara ditemui pada pasien berusia 3-50 th.Insiden dari aneurisma baik yg pecah maupun yg utuh pada otopsi ditemukan sebesar 5% dari populasi umum.Insiden pada wanita ditemukan lebih banyak dibanding pria.
h.
Komplikasi Aneurisma yang pecah dapat mengakibatkan : 1. Perdarahan subarachnoid saja. 2. Perdarahan subarachnoid dan perdarahan intra serebral (60%). 3. Infark serebri (50%). 4. Perdarahan subarachnoid dan subdural. 5. Perdarahan subarachnoid dan hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif (30%). 6. Aneurisma a. carotis interna dapat menjadi fistula caroticocavernosum.
7. Masuk ke sinus sphenoid bisa timbul epistaksis. 8. Perdarahan subdural saja. 4 Bahaya dari Aneurisma yang terbentuk, dapat dapa t menyebabkan terjadinya stroke atau kematian, karena pecahnya Aneurisma tersebut.
i.
Tes Diagnostik Pemeriksaan Fisik dan CT scan
j.
Penatalaksanaan Medis Tindakan Bedah dan pemberian pemberian obat analgetik
1.1 Aneurisma Aorta Abdominalis Aneurisma Aorta Abdominalis terjadi pada bagian dari aorta yang melewati perut. Penyakit ini cenderung terjadi pada suatu keluarga (diturunkan). Aneurisma ini sering terjadi pada penderita tekanan darah tinggi, ukurannya lebih besar dari 7,5 cm dan bisa pecah. (Diameter normal dari aorta adalah 1,8-2,5 cm).
Etiologi
Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi faktor resiko terjadinya aneurisma aorta abdominalis adalah aterosklerosis dan hipertensi. Aneurisma aorta abdominalis bisa disebabkan oleh: - Infeksi - Kelainan bawaan pada jaringan ikat yang membentuk dinding arteri - Trauma. Insiden
Aneurisma aorta abdominalis bisa terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering ditemukan pada pria usia 40-70 tahun. Pada anak-anak, aneurisma bisa terjadi akibat cedera tumpul pada perut atau akibat sindroma Marfan. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah pecahnya aneurisma an eurisma yang bisa menyebabkan perdarahan hebat ke dalam rongga perut. Aneurisma yang pecah lebih sering ditemukan pada penderita yang memiliki aneurisma lebih besar dari 5 cm. Manifestasi Klinis
Penderita sering merasakan denyutan di perutnya. Aneurisma bisa menimbulkan nyeri, terutama berupa nyeri yang menusuk dalam di punggung. Nyeri bisa menjadi berat dan biasanya menetap, tetapi perubahan posisi badan bisa mengurangi rasa nyeri ini. Pertanda awal dari pecahnya aneurisma biasanya adalah nyeri yang luar biasa di perut bagian bawah dan punggung dan nyeri tumpul di atas aneurisma. Pada perdarahan dalam yang berat, penderita bisa jatuh ke dalam keadaan syok. Pecahnya aneurisma abdominalis sering berakibat fatal.
Test Diagnostik
Banyak penderita yang tidak memiliki gejala dan terdiagnosis pada pemeriksaan fisik rutin atau pada pemeriksaan rontgen yang dilakukan untuk alasan lain. Pada pemeriksaan fisik, dokter bisa merasakan adanya massa yang berdenyut di garis tengah perut. Aneurisma yang berkembang dengan cepat dan hampir pecah, sering terasa nyeri atau menimbulkan nyeri tumpul bila ditekan. Pada penderita yang gemuk, aneurisma yang lebarpun sering tidak dapat ditemukan. Beberapa pemeriksaan laboratorium dapat membantu menegakkan diagnosis aneurisma
•
• •
•
Foto rontgen perut bisa memperlihatkan suatu aneurisma a neurisma yang memiliki endapan kalsium di dindingnya USG bisa menunjukkan dengan jelas ukuran dari aneuriisma CT scan yang dilakukan setelah penyuntikan zat warna secara intravena, bisa secara tepat menunjukan ukuran dan bentuk aneurisma MRI scan juga merupakan pemeriksaan yg akurat
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan aneurisma tergantung kepada ukurannya. Jika lebarnya kurang dari 5 cm, jarang pecah; tetapi jika lebih lebar dari 6 cm, sering pecah. Karena itu pada aneurisma yang lebih lebar dari 5 cm, dilakukan pembedahan. Pada pembedahan dimasukkan pencangkokan sintetik untuk memperbaiki aneurisma. Angka kematian karena pembedahan ini adalah sebesar 2%. Aneurisma yang pecah atau terancam pecah, perlu ditangani melalui pembedahan darurat. Resiko kematian selama pembedahan aneurisma yang pecah adalah sebesar 50%. Jika suatu aneurisma pecah, ginjal memiliki resiko untuk mengalami cedera karena terganggunya aliran darah ke ginjal atau karena syok akibat kehilangan darah. Jika setelah pembedahan terjadi gagal ginjal, harapan hidup penderita sangat tipis. Aneurisma yang pecah dan tidak diobati, selalu berakibat fatal.
Aneurisma Aorta Torakalis
Aneurisma adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri. Aneurisma Aorta Torakalis terjadi pada bagian dari da ri aorta yang melewati dada. 25% dari d ari aneurisma merupakan aneurisma torakalis. Pada salah satu bentuk aneurisma torakalis yang khusus, pelebaran aorta terjadi di tempatnya keluar dari jantung. Pelebaran ini bisa menyebabkan kelainan fungsi katup antara jantung dan aorta (katup aorta), sehingga pada saat katup menutup, darah kembali merembes ke jantung.
Etiologi
Sekitar 50% penderita memiliki sindroma Marfan atau variasinya. Pada 50% penderita lainnya, penyakit p enyakit ini tidak memiliki penyebab, meskipun banyak penderita yang memiliki tekanan darah tinggi.
Manifestasi Klinis
Aneurisma aorta torakalis dapat tumbuh sangat besar tanpa menyebabkan gejala. Gejala-gejala yang timbul merupakan akibat dari penekanan oleh aorta yang melebar terhadap struktur di sekitarnya. Gejalanya yang khas adalah nyeri (biasanya di punggung sebelah atas), batuk dan bunyi mengi. Penderita bisa mengalami batuk berdarah karena tekanan atau erosi pada pipa udara (trakea) maupun pada saluran pernafasan p ernafasan di sekitarnya. Penekanan terhadap kerongkongan bisa menyebabkan kesulitan menelan. Penekanan terhadap pita suara bisa menyebabkan suara penderita menjadi serak. Penderita bisa mengalami sindroma Horner yang terdiri dari: - pengkerutan pupil - penurunan kelopak mata - berkeringat hanya pada satu sisi wajah.
Jika aneurisma aorta torakalis pecah, biasanya akan aka n timbul nyeri yang luar biasa di punggung sebelah atas. Nyeri ini bisa menjalar ke punggung bawah dan ke dalam perut. Nyeri juga bisa dirasakan di dada dan lengan, menyerupai serangan jantung (infark miokardial). Penderita dengan cepat bisa jatuh ke dalam keadaan syok dan meninggal karena kehilangan banyak darah.
Tes Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya atau ditemukan secara tak sengaja pada suatu pemeriksaan. Pada pemeriksaan dada, dokter bisa merasakan adanya denyut yang abnormal pada dinding dada. Rontgen dada bisa menunjukkan pergeseran dari tabung udara (trakea). CT, MRI atau USG transesofageal digunakan untuk menentukan ukuran yang pasti dari aneurisma. Aortografi biasanya digunakan untuk membantu menentukan jenis pembedahan yang perlu dilakukan.
Penatalaksanaan Medis
Jika lebar dari aneurisma aorta torakalis mencapai 7,5 cm, biasanya dilakukan pembedahan perbaikan dengan pencangkokan buatan Pada penderita dengan sindroma Marfan meskipun aneurismanya lebih kecil, dianjurkan untuk dilakukan pembedahan perbaikan, karena cenderung pecah. Angka kematian selama pembedahan cukup tinggi, yaitu sekitar 10-15%. Terapi dengan obat (beta blocker) diberikan untuk mengurangi denyut jantung dan tekanan darah sehingga akan mengurangi resiko pecahnya aneurisma.
Aneurisma Otak
Aneurisma otak adalah benjolan yang terdapat pada pembuluh darah arteri otak. Jenis yang paling sering dijumpai adalah aneurisma yang tampak seperti anggur – yang melekat pada arteri dengan tangkai yang kecil. Etiologi Penyebab aneurisma ini karena infeksi,aterosklerosis atau kelemahan pada dinding pembuluh darah
Klasifikasi Aneurisma intra klanial diklasifikasikan atas sakular,fusiform / difeksi. Hampir 90% adalah tipe sakular. Manifestasi Klinis
Aneurisma yang belum pecah apat diketahui apabila timbul gajala-gejala gangguan syaraf (ada juga yang tiak menimbulkan gejala syaraf ). Gejala yang timbul tergantung dari lokasi dan ukuran aneurisma tersebut. Beberapa gejala yang dapat timbul adalah sakit kepala,penglihatan kabur,mual,kaku leher dan kesulitan berjalan. Komplikasi
Aneurisma yang pecah dapat mengakibatkan : 1. Perdarahan subarachnoid saja. 2. Perdarahan subarachnoid dan perdarahan intra serebral (60%). 3. Infark serebri (50%). 4. Perdarahan subarachnoid dan subdural. 5. Perdarahan subarachnoid dan hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif (30%). 6. Aneurisma a. carotis interna dapat menjadi fistula caroticocavernosum. 7. Masuk ke sinus sphenoid bisa timbul epistaksis. 8. Perdarahan subdural saja. Bahaya dari Aneurisma yang terbentuk, dapat menyebabkan terjadinya stroke atau kematian, karena pecahnya Aneurisma tersebut.
Tes diagnostik Pemeriksaan Fisik • •
CT scan
•
MRI
Penatalaksanaan
Untuk aneurisma yang belum pecah, terapi ditujukan untuk mencegah agar aneurisma tidak pecah, dan juga agar tidak terjadi penggelembungan lebih lanjut dari aneurisma tersebut. Sedangkan untuk aneurisma yang sudah pecah, tujuan terapi adalah untuk mencegah perdarahan lebih lanjut dan untuk mencegah atau membatasi terjadinya ''vasospasme'' (kontraksi pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan diameter pembuluh darah). Aneurisma biasanya diatasi dengan operasi, yang dilakukan dengan membedah otak, memasang klip logam kecil di dasar aneurisma, sehingga bagian dari pembuluh darah yang menggelembung itu tertutup dan tidak bisa dilalu$i oleh darah. Dengan operasi ini diharapkan kemungkinan aneurisma tersebut untuk pecah jauh
berkurang. Terapi lain adalah dengan memasukkan kateter dari pembuluh darah arteri di kaki, dimasukkan terus sampai ke pembuluh darah di otak yang terkena aneurisma, dan dengan bantuan sinar X, dipasang koil logam di tempat aneurisma pembuluh darah otak tersebut. Setelah itu dialirkan arus listrik ke koil logam tersebut, dan diharapkan darah di tempat aneurisma itu akan membeku dan menutupi seluruh aneurisma tersebut. Pembuluh yang menggelembung dapat dioperasi dengan tingkat keberhasilan 99,9 persen. Bila telah pecah dan koma, keberhasilan tinggal 50 : 50. Penderita segera dirawat dan tidak boleh melakukan aktivitas berat. Obat pereda nyeri diberikan untuk mengatasi sakit kepala hebat. Kadang dipasang selang drainase di dalam otak untuk mengurangi tekanan. Pembedahan bisa memperpanjang harapan hidup penderita, meskipun meninggalkan kelainan neurologis yang berat. Tujuan pembedahan adalah untuk membuang darah yang telah terkumpul di dalam otak dan untuk mengurangi tekanan di dalam tengkorak. Pembedahan untuk menyumbat atau memperkuat dinding arteri yang lemah, bisa mengurangi resiko perdarahan fatal di kemudian hari. , Pembedahan ini sulit dan angka kematiannya sangat tinggi, terutama pada penderita yang mengalami koma atau stupor. Sebagian besar ahli bedah menganjurkan untuk melakukan pembedahan dalam waktu 3 hari setelah timbulnya gejala. Menunda pembedahan sampai 10 hari atau lebih memang mengurangi resiko pembedahan tetapi meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan kembali. Pasien yang dicurigai atau datang dengan gejala asymptomatic atau simptomatik aneurisma intrakrnial harus dilakukan tindakan bedah. Dua pilihan untuk terapi invasif adalah kraniotomi terbuka dan terapi endovascular. J. Proses Keperawatan Pada Penderita Aneurisma a. Pengka gkajian:
Kaji adanya tekanan darah yang meningkat
Kaji adanya nyeri pada area arteri a rteri yang membesar
Dyspnea
Mual dan muntah
Output urine]
Adanya perdarahan
Adanya distensi vena
b. Diagnosa
Perubahan perfusi jaringan perifer b.d aliran darah d arah arteri yang menurun
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d iskemia jaringan
Tidak toleran terhadap aktivitas b.d sulplai o2 dengan kebutuhan
Potensi gangguan integritas kulit b.d iskemia, imobilisasi c. Intervens ensi
Kaji tekanan darah R : Identifikasi adanya peningkatan tekanan darah
Kolaborasi dengan dokter untukpemberian terapi obat anti hipertensi R : untuk menurunkan tekanan darah
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik R : Mengurangi rasa nyeri
Berikan penjelasan mengenai tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi aneurisma misaknya : operasi,serta hal-hal yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah operasi R : Meningkatkanpengetahuan pasien mengenai penyakitnya
d. Evaluasi Hasil yang diharapkan pasien / keluarga dapat :
Menjelaskan aneurisma
Mempertahankan stabilitas hemodinamik
Mempertahankan sirkulasi
Bebas dari komplikasi
Menjelaskan rencana-rencana untuk mempertahankan kesehatan oleh : pembatsan aktivitas, gun ,cara, dosis, waktu, & efek samping obat yang diberikan Menjelaskan rencana perawatan
B.konsep Pnyakit Raynaud’s 1.Penyakit Raynaud’s
a.Pengertian
•
Raynauds adalah serangan iskemia bilateral yang terputus- putus pada jari jari jari tangan tangan atau atau jari- jari jari kaki dan kadang kadang – kadang kadang pada telinga telinga atau hidu hidung ng yang yang dita ditand ndai ai denga dengan n geja gejala la amat amat puca pucatt dan dan seri sering ng dise disert rtai ai parestesi parestesiaa serta rasa nyeri. Fenomena Fenomena ini secara khas ditimbulka ditimbulkan n oleh rangsangan dinding atau emosional dan diredakan oleh panas. Sebabnya adalah kelainan anatomis atau penyakit yang ada di baliknya. ( Kamus kedokteran Dorlan, 1996, Jakarta: EGC )
•
Raynauds adalah iskemia vasospastik jari – jari yang bersifat episodik dan reversibel yang umumnya terjadi pada jari- jari tangan namun kadang mengenai jari – jari kaki. (doenges
M.E.
keperawatan.jakarta :EGC)
2000.Rencana
asuhan
•
Raynauds adalah suatu bentuk fasokonstriksi arteriolar mayor intermiten yang berakibat dingin, nyeri dan pucat pada ujung jari tangan, kaki dan ujung hidung (Bruner,Keperawatan Medikal Bedah,edisi 8,Vol.2)
Kesimpulan Raynaud’s merupakan gangguan vasokonstriksi pada arteri arteri kecil (arteriola (arteriola pada ekstremitas trauma tangan).
b. Etiologi Penyeba Penyebabny bnyaa tidak tidak diketa diketahui hui meskip meskipun un kebanya kebanyakan kan pasien pasien dengan dengan penyaki penyakitt ini memiliki kelainan imunologis. Penelitian terbaru menunjukan bahwa gejala ini adalah akibat akibat dari dari adanya adanya defek defek pembent pembentukan ukan panas panas basal basal yang yang selanj selanjutn utnya ya menuru menurunkan nkan kemamp kemampuan uan pembul pembuluh uh darah darah kulit kulit untuk untuk berdil berdilata atasi. si.sel selain ain itu stress stress,em ,emosi osi,ju ,juga ga mempengaruhinya.
c. Patoflow Raynauds unknown
defek pembentukan panas basal
kelainan imunologi
vasokonstriksi arterioral mayor intermiten
Pucat Dingin Nyeri sianosis
emosi
Aliran berkurang
Dx:
Nyeri Nyeri akut akut b.d vasosp vasospasm asmee atau atau gang gangguan guan perfus perfusii jarin jaringan gan yang yang sakit sakit
d. Insiden Penyakit Penyakit raynauds raynauds biasa biasa menyerang menyerang 60 – 90 % wanita wanita yang berumur berumur
16 – 40
tahun. Dan biasanya terjadi di daerah dingin.
e. Pemeriksaan Diagnostik Untu Untuk k
memb membed edak akan an
anta antara ra
peny penyum umba bata tan n
dan dan
keja kejang ng
arte arteri ri dila dilaku kuka kan n
pemeriksaan laboratorium sebelum dan setelah penderita terpapar oleh dingin.
f. Penatalaksanaan Menghindari Menghindari rangsangan rangsangan tertentu tertentu membangkitka membangkitkan n vasokontrik vasokontriksi si adalah tujuan tujuan utam utamaa dala dalam m meng mengont ontro roll penya penyaki kitt rayn raynaud auds. s. Tind Tindak akan an dila dilaku kukan kan untu untuk k menghindari situasi tidak nyaman. Di daerah yang musim gugur dan musim saljunya sangat dingin, pasien harus tinggal dalam rumah sebanyak mungkun dan mengenakan pakaian hangat apabila keluar. Benda tajam tajam harus digunakan digunakan
dengan hati- hati agar tidak mencederai jari. Memotong saraf simpatis dengan mengangkat ganglion atau memotong cabang- cabangnya ( simpatektomi ) dapat memberikan perbaikan pada [asien dengan penyakit raynauds.
2. Proses Keperawatan Raynauds 1 Pengk ngkajian
Tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita raynauds :
Pucat yang timbul akibat vasoknstriksi mendadak.
Kuli Kulitt kemu kemudi dian an menj menjad adii kebi kebiru ruan an ( siano sianosi siss ) akib akibat at dara darah h yang yang memasuki kapiler sangat sedikit
Terjadi vasodilatasi yang menimbulkan warna merah.
Jari tangan atau kaki bisa mengalami mati rasa
Rasa baal dan kesemutan seperti terbakar
2.
Diagnosa dan intervensi
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Nyer yeri Untuk akut
Catat karakteristik nyeri
•
b.d mengurangi mengurangi nyeri
fasospas me
•
s.d hilang
berat/
lamanya
dapat
mengidentifikasikan
atau Hasil:menyatakan
kemajuan
gangguan penurunan perfusi
Perubahan
proses
penyakit/ komlikasi
frek.episode nyeri
•
jaringan
Rendam area yang sakit
Metode
•
ini
menghangatkan
pd air hangat
yang
vasodilatasi,
sakit
menghentikan vasospasme
2. Perf Perfus usii
•
Lancarnya
•
Catat pe↓ nadi, pengisian pengisian
jaringan,
perfusi
kapiler
perubaha
jaringan.
per perub ubah ahan an
lambat, trof trofik ik
(tdk
b.d
berwarfna/mengkilat/tega
pe↓ pe↓
penghenti frek/beratnya
kemajuan atau proses
kuli kulitt
n perif perifer er Hsl : melaporkan/ menun menunju juka kan n
Perubahan ini mnjkn
•
kronis
ng)
an alir aliran an serangan
•
darah
faso fasosp spas asti tik k
arteri.
penyembuhan/ tdk
dgn dgn
Obse Observ rvas asii
warn warnaa
kuli kulitt
Slma Slma prbh prbhn n
•
bagian yang sakit.
bag.
warn warnaa
yang
sakit
pertama jd dingin dan
adanya lesi
bebas,
kemudian
berdenyut sens sensas asii
kese kesemu muta tan n
bengkak.
3. Kuran urang g
•
me↑
•
perta pertahan hankan kan
lingkun lingkungan gan
pengetah
pemahaman
pd
uan
progr program am medic medic
hilangkan aliran dingin.
suhu
diatas
20° 20°C,
•
me↓ resiko pencetus serangan
dan
berhubun gan
dan gejalanya
•
dgn Hsl : menyatakan
kondisi
pemahaman
kebutuha
kenu kenutu tuha han n
n
per perli lind ndun unga gan n
pengobat
dingin
Diskus Diskusika ikan n dan berika berikan n informasi
ttg
bgmn
mengakhiri serangan. untu untuk k dr
•
informasi
dp t
me↓k me↓kan an cema cemass bila bila pas pasie ien n
mela melaku kuka kan n
tindakan tindakan utk me↓kan nyeri
an 3.
Evaluasi a. Mengidentifikasi intervensi yang memberikan pengurangan kekambuhan b. b. Meng Mengid iden enti tifi fikas kasi/ i/ mela melakuk kukan an pola pola hidup hidup yang yang benar benar dan dan peru peruba baha han n perilaku untuk me↑ sirkulasi c. Menunjukan perubahan pola hidup/ perilaku untuk menurunkan menjadi sera seranga ngan. n. Pasie Pasien n lebi lebih h meng menget etah ahui ui dan dan mema memaham hamii tand tandaa dan geja gejala la penyakit ini.
C.
KONSEP THROMBOPHLEBITIS 1.Penyakit Thrombophlebitis a.
Pengertian Tromboplebitis adalah peradangan vena : peradangan endotel dinding vena akan mengasarkan permukaan endotel sehingga meningkatkan kecenderungan pembentukan bekuan darah atau trombosis. Jadi trombosis berarti peradangan vena disertai trombosis vena yang bersangkutan. Thrombophlebitis adalah radang urat darah (vena peradangan) yang berkaitan dengan gumpalan darah atau trombus. Ketika terjadi berulangulang di lokasi yang berbeda, dikenal sebagai "thrombophlebitis migrans" atau "bermigrasi thrombophlebitis". (wikipedia.com)
Thrombophlebitis adalah peradangan di pembuluh darah di area dimana gumpalan darah telah terbentuk." Sering kali istilah thrombophlebitis ini disingkat menjadi "radang urat darah." (healt.com) Kelompok : Trombophlebitis adalah kondisi dimana terbantuk bekuan dalam vena akibat inflamasi atau trauma dinding vena karena obstruksi vena sebagian
b.
Etiologi • • •
c.
Stasis darah Cidera pembuluh darah Gangguan bekuan darah
Patoflow Inflamasi dinding vena disertai bekuan darah
Mengenai vena ekstremitas
Vena dalam : DVT (vena iliofemoralis,popliteal,betis)
Tanda : edema,homan sign
Vena supervisial (vena safena)
Tanda : nyeri,merah,panas di sepanjang vena
Dx : Ggn Rasaa nyaman b.d nyeri Trombus bisa bertambah besar krn Terus di lapisi trombosit,leuko,eritrosit
fase akut : pecah trombus
emboli
masuk jantung
d.
arteri koronaria
Komplikasi Komplikasi .yg terjadi adalah emboli paru-paru dan sangat mengancam nyawa (wikipedia)
e.
Tes Diagnostik
Ultrasound. Venography. Blood test
f.
Penatalaksanaan Medis Tujuan penanganan medis tromboplebitis adalah mencegah perkembangan dan pecahnya thrombus serta resikonya. Terapi antikoagulasi dapat mencapai kedua tujuan itu.Heparin yang d berikan selama 10-12 hari dengan infuse intermiten IV atau infuse berkelanjutan dapt mencegah berkembangnya bekuan darah dan tumbuhnya bekuan baru.Dosis pengobatan diatur dengan memantau waktu tromboplastin parsial atau PTT.4-7 hari sebelum terapi h epatin IV berakhir,pasien mulai di berikan anti koagulan oral.pasien mendapat antikoagulan dapat diberikan 3 bulan atau lebih untuk pencegahan jangka panjang. Tidak seperti heparin pada 50% pasien terapi trombolitik menyebabkan bekuan mengalami dekomposisi an larut.terapi trombolitik diberikan diberikan dalam 3 hari pertama.setelah oklusi akut,dengan pemberian streptokinase,mokinase atau activator plasminogen jenis jaringan.kelebihan terapilitiik adalah tetep utuhnya katup vena dan mengurangi insiden syndrome paska flebotik dan insufisiensi vena kronis.
2.
Proses keperawatan
1. pengkaj kajian Aktivitas atau istirahat Gejala: tindakan yang memerlukan duduk atau berdiri lama Imobilisasi lama Nyeri karena aktivitas Tanda: kelemahan umum atau ekstremitas Sirkulasi Gejala: riwayat trombosis vena sebelumnya adanya varises. Adanya faktor pencetus lain hipertensi,DM dll. Tanda: takikardi Penurunan nadi perifer pada ekstremitas e kstremitas yang sakit. Nyeri Gejala: nyeri tekan
Tanda: melindungi ekstremitas yang sakit
2.
Diagnosa keperaawatan: 1.Pearfusi jaringan b.d aliran darah Intervensi: Lihat ekstermitas untuk warna kulit dan perubahan suhu,juga edema.catat simetrisitas betis;ukur dan catat lingkar betis.laporkan kemajuan proksimal proses inflamasi,penyebaran nyeri.
Rasional : Kemerahan,panaas nyeri dan edema lokal adalh karakteristik inflamasi superfisial.. Intervensi: Kaji pengisian kapiler dan periksa tanda homan. Rasional: Penurunan pengisian kapiler biasanya ada pada TVD.tanda homan positif (nyeri betis dalam pada kaki yang sakit pada posisi kaki dorsofleksi) tidak konsistan sebagai sebaga i manifestasi klinik yang dapat ada atau tak ada
Evaluasi : Menunjukkan perbaikan perfusi yg dibuktikan oleh adanya nadi perifer,warna kulit dan suhu normal,tidak ada edema. Peningkatan perilaku / tindakan yg meningkatkan perfusi jaringan
2.nyeri b.d penurunan sirkulasi dan oksigenasi jaringan dengan produksi asam laktat pada jaringan.
Intervensi : Kaji derajat ketidaknyamanan atau nyeri Rasional : Derajat nyeri secara langsung b.d luasnya kekurangan sirkulasi,derajat hipoksia,proses inflamasi dan edema luas sehubungan dengan terbentuknya trombus
Intervensi : Pertahankan tirah baring selama fase akut Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan kontraksi otot dan gerakan
Evaluasi : Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang Menunjukan tindakan relaks,mampu tidur/istirahat dan meningkatkan aktivitas yg di inginkan
3. Tujuan: 1. perfusi jaringan memperbaiki kaki yg sakit 2. nyeri/ketidaknyamanan hilang 3. komplikasi tercegah /teratasi
Bekuan darah di vena kaki
Bekuan darah di pembuluh darah kaki dapat menimbulkan rasa sakit, di daerah yang terkena. (mayoclinic.com)
(google.com)
D. Konsep Konsep Penyaki Penyakitt Buerg Buerger er 1. Peng Penger erti tian an Bue Buerg rger er a. Pengetian Penyakit Buerger Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri dan vena yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok. Penyakit Buerger adalah berulangnya inflamasi pada arteri dan vena sedang dan kecil pada ekstremitas bawah dan atas ( jarang ), dan mengakibatkan pembentukkan trombus serta penyumbatan pembuluh darah. Penyakit Buerger adalah penyakit optimum yang mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah distal. •
•
•
Penyaki Penyakitt Buerge Buergerr merupak merupakan an suatu suatu peradan peradangan gan pada pada pembul pembuluh uh darah darah arteri dan vena serta saraf pada tungkai yang menyebabkan gangguan aliran aliran darah. Jika tidak diobati diobati dapat menyebabkan menyebabkan gangren pada daerah yang ang dipe dipeng ngar aruh uhin iny ya. Peny Penyak akiit Buer Buerge gerr dike dikena nall juga juga sebag ebagai ai tromboangitis obliteran b. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi penyakit Buerger hanya menyerang perokok dan keadaan ini akan semakin memburuk jika penderita tidak berhenti merokok. Penyakit ini hanya terjadi pada sejumlah kecil perokok yang lebih peka. Meng Mengapa apa dan dan bagai bagaima mana na mero merokok kok siga sigare rett meny menyeb ebabk abkan an terj terjad adin inya ya penyakit ini, tidak diketahui. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara jelas. Penyakit ini sering diderita diderita pria dewasa dewasa muda hingga usia pertengahan pertengahan (20-40 tahun) tahun) terutama terutama perokok berat. berat. Penyakit Penyakit ini jarang jarang ditemukan ditemukan pada bukan bukan perokok, oleh sebab itu merokok merupakan suatu faktor penyebab timbul timbulnya nya penya penyakit kit ini. ini. Kira-k Kira-kira ira 40% pender penderita ita memili memiliki ki riway riwayat at peradang peradangan an pembuluh pembuluh vena (flebitis (flebitis)) yang berperan berperan penting penting dalam dalam perkemba perkembangan ngan penyakit penyakit Buerger. Buerger. Penyakit Penyakit ini terutama terutama terjadi terjadi pada pada tung tungka kai, i, teta tetapi pi dapa dapatt terj terjad adii pada pada leng lengan an.. Geja Gejala la awal awal beru berupa pa menur menurunn unnya ya alira aliran n darah darah (iske (iskemia mia pada pada arter arteri) i) serta serta perada peradanga ngan n pembuluh darah superfisial (di bawah permukaan kulit). Gejala utama adala adalah h rasa rasa sakit sakit pada pada daerah daerah yang yang dipeng dipengaru aruhin hinya. ya. Timbul Timbulnya nya penyak penyakit it ini secar secara a perla perlahan han-la -laha han n dan pertam pertamaka akali li timbul timbul pada pada tung tungka kaii dan dan leng lengan an.. Pera Perada dang ngan an terj terjad adii pada pada arte arteri ri dan dan vena vena berukura berukuran n sedang sedang dan kecil di permukaa permukaan n tubuh. tubuh. Pada kasus yang lebih lebih lanju lanjut, t, pembul pembuluh uh dara darah h pada pada bagian bagian lain lain tubuh tubuh dapa dapatt juga juga dipengar dipengaruhi. uhi. Terjadi Terjadi penuruna penurunan n aliran aliran darah darah secara secara progresi progresiff pada daerah yang dipengaruhi. Denyut nadi pada tungkai sangat lemah atau tidak teraba. Aliran darah yang sangat berkurang dapat menyebabkan gangren yaitu matinya jaringan tubuh akibat aliran darah yang sangat terbatas terbatas.. Penderit Penderita a mengeluh mengeluh rasa rasa dingin dingin pada ujung-uj ujung-ujung ung lengan lengan yang mirip dengan gejala penyakit Raynaud. Pada keadaan ini, warna kulit lengan berubah warna menjadi putih, biru dan merah jika terpapar dengan udara dingin.
c.. Manifestasi Klinik •
Adalah karena berkurangnya pasokan darah ke lengan atau tungkai terjadi secara perlahan, dimulai pada ujung-ujung jari tangan atau jari kaki dan menyebar ke lengan dan tungkai, sehingga akhirnya menyebabkan gangren (kematian jaringan). Sekitar 40% penderita juga mengalami peradangan vena (terutama vena permukaan) dan arteri dari kaki atau tungkai Penderita merasakan kedinginan, mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar. Penderita seringkali mengalami fenome Raynaud dan kram otot, biasanya di telapak kaki atau tungkai. Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih hebat dan berlangsung lebih lama. Pada awal penyakit timbul luka terbuka, gangren atau keduanya. Tangan atau kaki terasa dingin, berkeringat banyak dan warnanya kebiruan, kemungkinan karena persarafannya bereaksi terhadap nyeri hebat yang menetap.
Klaudikasi setelah melangkah Nyeri pada vena atau Arteri kecil pada kaki Eksterimitas dingin, cyanosis Sensitif terhadap dingin
Diagnosis Diagnosis dibuat berdasarkan gejala-gejala gejala-gejala klinis. Penderita sering mengeluh mati rasa rasa,, rasa rasa gata gatall atau atau rasa rasa pana panas s pada pada daer daerah ah yang yang dipe dipeng ngar aruh uhii sebe sebelu lum m peradangan pada pembuluh darah jelas terlihat. Terapi Tidak ada pengobatan atau pembedahan yang efektif untuk kelainan ini. Penderita harus berhenti merokok untuk mengurangi gejala-gejala yang dikeluhkan. Obatobat vasodilator yang melebarkan diameter pembuluh darah dapat diberikan pada penderit penderita, a, tetapi tetapi tidak tidak efektif. efektif. Hindaril Hindarilah ah daerah daerah tubuh tubuh yang terkena terkena terhada terhadap p papar paparan an panas panas dan dingin dingin.. Hinda Hindaril rilah ah daera daerah h yang yang dipeng dipengar aruhi uhi penyak penyakit it ini terhadap trauma dan jika terjadi infeksi harus segera diobati. Pencegahan Merokok merupakan satu-satunya penyebab yang diketahui dan harus dihindari
Tes Diagnosis Pada lebih dari 50% penderita, denyut nadi pada satu atau beberapa arteri di kaki maupun pergelangan tangan, menjadi lemah bahkan sama sekali tak teraba. Tangan, kaki, jari tangan atau jari kaki yang terkena seringkali tampak pucat jika diangkat ke atas jantung dan menjadi merah jika diturunkan. Mungkin ditemukan ulkus (luka terbuka, borok) di kulit dan gangren, biasanya pada satu atau lebih jari tangan atau jari kaki. Pemeriksaan USG menunjukkan penurunan yang hebat dari tekanan darah dan aliran darah di kaki, jari kaki, tangan dan jari tangan yang terkena. Angiogram bisa menggambarkan arteri yang tersumbat dan kelainan sirkulasi lainnya, terutama di tangan dan kaki.
PENATALAKSANAAN MEDIS Penderita harus berhenti merokok atau penyakitnya akan menjadi lebih buruk, sehingga akhirnya memerlukan tindakan amputasi. Penderita juga harus menghindari:
- pemaparan terhadap dingin - cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti iodine atau asam) yang digunakan untuk mengobati kutil dan kapalan - cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor - infeksi jamur - obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah. Berjalan selama 15 - 30 menit 2 kali/hari sangat baik. Penderita dengan gangren, luka-luka atau nyeri ketika beristirahat, perlu menjalani tirah baring. Penderita harus melindungi kakinya dengan pembalut yang memiliki bantalan tumit atau dengan sepatu boot yang terbuat dari karet. Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga gaya gravitasi membantu mengalirkan darah menuju arteri-arteri.
Pentoxifylline, antagonis kalsium atau penghambat platelet (misalnya Aspirin)) diberikan terutama jika penyumbatan disebabkan oleh kejang. Aspirin Penderita yang berhenti merokok tetapi masih mengalami penyumbatan arteri, mungkin perlu menjalani pembedahan untuk memperbaiki aliran darah, dengan memotong saraf terdekat untuk mencegah kejang. Jarang dilakukan pencangkokan bypass karena arteri yang terkena terlalu kecil.
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan Jadi penyakit anureisme,raynauds,tromboplebitis,dan buerger adalah penyakit pada pembuluh darah. Aneurisma adalah dilatasi pada dinding pembuluh arteri sehingga menonjol pada daerah dinding yang lemah.Raynouds adalah gangguan fasokontriksi pada arteri kecil (arteriola pada ekstremitas trauma tangan dan kaki). Trombophlebitis adalah peradangan pada vena karena terjadi inflamasi. Burger adalah penyumbatan / pembengkakan pada arteri dan vena.
B.Saran
Diharapkan setelah membaca materi ini,pembaca dapat menghindari factor-faktor resiko yang dapat menyebabkan menyebabkan penyakit tersebut.penuli juga juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca karena makalah ini sangat jauh dari sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan dan Pedoman Untuk perencanaan dan Pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta:EGC Hartanto,Huriawati.2009.Kamus saku mosby: kedokteran,keperawatan,kesehatan.Edisi 4 .EGC Hancock,Christin.1999.Kamus Keperawatan.Edisi 17. Jakarta : EGC http: // asramamedikalkunhas.blogspot.com http: // google.com http: // wikipedia.com http: // mayoclinic.com