ANALISIS UJI KUALITATIF BAHAN BAKU KAFEIN
COFFEINUM (Kofein)
Pendahuluan [Gambar Struktur Kafein] 1,3,7- Trimetil xantin C8H10N4! "#n#$i%rat &" 1'4,1' &" !1!,!1
K#fein #fein berbent berbentuk uk an$i%ra an$i%ratt atau atau $i%rat $i%rat (an) (an) men)an men)an%un %un) ) *atu *atu m#leku m#lekull air+ air+ "en)an%un) ti%ak kuran) %ari '8, %an ti%ak lebi$ %ari 101,0 C 8H10N4!, %i$itun) ter$a%a. /at an$i%rat+ emer emeria ian n Serb Serbu uk .ut .uti$ atau atau bent entuk aru arum m men) men)ki kila latt .uti$ uti$22 bia* ia*an( an(a men))um.al2 ti%ak berbau2 ra*a .a$it+ arutan ber*ifat netral ter$a%a. kerta* lakmu*+ &entuk $i%ratn(a mekar %i u%ara+ Kelar elarut utan an ) )ak ak *u *uka karr laru larutt %ala %alam m air, air, %ala %alam m etan etan#l #l22 mu%a mu%a$ $ laru larutt %ala %alam m kl#r#f#rm2 *ukar larut %alam eter+ &aku .emban%in) Kofein BPFI; lakukan .en)erin)an .a%a *u$u 80# *elama 4 am *ebelum %i)unakan+
Identi!a"i + S.ektrum *era era.an infra framer mera$ /at (an) tela$ %ikerin) in)kan %an %i%i*. %i%i*.er* er*ika ikan n %alam %alam minyak minyak mineral mineral menun menunukk ukkan an mak*im mak*imum um $an(a $an(a .a%a .anan) )el#mban) (an) *ama *e.erti .a%a Kofein BPFI. &+ arut arutk kan lebi lebi$ $ kura uran) m) %ala %alam m 1 ml asam asam klorid klorida a %alam 5a6an .#r*elen, .#r*elen, tamba$kan tamba$kan 0 m) kalium klorat , ua.kan %i ata* tan)a* ua. $in) $in))a )a kerin) erin)++ &ali &alikk kkan an 5a6a 5a6an n %i ata* ata* bean beana a beri* beri*ii beber bebera. a.a a tete tete* * amonium amonium hidroksida hidroksida N *i*a ber6arna lemba(un) (an) $ilan) %en)an .enamba$an larutan alkali kuat+ C+ 9ara 9arak k lebur lebur nt ntar ara a !3 !3# %an !37,#2 lakukan .eneta.an men))unakan /at (an) tela$ %ikerin)kan .a%a *u$u 80 # *elama 4 am+ :+ Si*a .emiaran .emiaran Ti%ak Ti%ak lebi$ lebi$ %ari %ari 0,1+ 0,1+ ;+ r*en r*en "et#% "et#%e e << Ti%a Ti%ak k lebi$ lebi$ %ari 3 b.+ b.+ =+ #)am #)am berat berat "et#%e "et#%e <<< <<< Ti%ak Ti%ak lebi$ lebi$ %ari %ari 10 b.
G+ >at mu%a$ teraran)kan arutkan 00 m) %alam ml a*am *ulfat 6arna larutan ti%ak lei$ inten*if %ari 6arna arutan .a%anan :+ H+ lkal#i% lain a%a ml larutan ?1 %alam 0@ tamba$kan kaliu rak*a ?<<@ i#%i%a ti%ak terbentuk en%a.an+ ?:e.ke* A<, 1''@+ :e.ke* A<+ 1''+ Farmakope Indonesia Edisi IV + 9akarta :e.ke* A<+
Kafein a%ala$ *en(a6a alkal#i% xantina berbentuk kri*tal %an bera*a .a$it (an) bekera *eba)ai .eran)*an) .*ik#aktif %an %iuretik rin)an ?Suriani, 1''7@+ Suriani+ 1''7+ nali*i* Kan%un)an K#feina :alam K#.i
ji Alkaloid Pada percobaan ini menggunakan pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorff sebagai pengidentifikasi terdapatnya alkaloid pada Kristal kafein yang dilarutkan air. Berdasarkan percobaan, dihasilkan positif untuk pereaksi Mayer dan Dragendorff. Pereaksi Mayer mengandung logam Hg dan K yang akan membentuk senya!a kompleks endapan kuning dengan alkaloid. Pereaksi Dragendorff mengandung bismuth dan K yang menghasilkan senya!a kompleks endapan jingga. "amun terdapat kekurangan pada hasil positif untuk penggunaan kedua peraksi ini dalam percobaan yang kami lakukan, yakni untuk pereaksi Mayer !arna kuning yang dihasilkan sedikit sekali dan pada pereaksi Dragendorff !arna jingga agak kecoklatan bukan jingga muda. Menurut kami, hal ini terjadi karena pada proses ekstraksi terdapat emulsi pada corong pisah sehingga kemungkinan besar banyak kafein yang masih tertinggal dan tidak terlarut di diklorometana. #. $ji Kromatografi %apis &ipis Dilakukan untuk mengetahui kristal kafein yang telah didapat dari ekstraksi
padat'cair tersebut telah murni atau belum.(emakin atas noda yang dihasilkan pada plat dalam uji K%& ini, maka semakin menunjukan ketidakpolaran )at tersebut. Karena plat yang dipakai dalam uji ini, menggunakan aluminium bersilika yang merupakan polar, sehingga akan susah untuk mengikat yang non polar dan akibatnya noda akan dibiarkan makin jauh dari titik asal. Dalam hal ini kita mendapatkan hasil *,+ yang menunjukkan kira'kira noda - f tersebut berada pada titik plat dari titik asal /lihat gambar 0 dan 12, sehingga menunjukkan non polar. Pada gambar 1 terlihat terdapat adanya !arna hijau yang berpendar saat disinari sinar $3 pada plat yang diberi pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorff bereaksi dengan alkaloid yang terkandung dalam teh, hal ini dikarenakan adanya ikatan rangkap terkonjugasi pada kafein. katan rangkap terkonjugasi pada kafein tersebut membuat ikatan rangkap tersebut satu sama lain dapat melakukan resonansi. (emakin banyak resonansi pada struktur kafein ini membuatnya makin stabil, sehingga energi yang dipakai oleh struktur kafein ini makin kecil. (esuai dengan rumus 4 , semakin kecil energi maka semakin besar panjang gelombang /52. Panjang gelombang yang besar ini mempengaruhi kafein /yang merupakan salah satu alkaloid2 dapat memberi sinar tampak /berpendar2 pada saat diberi sinar $3 dan ditambahkan pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorff. of 0*
%AP6-A" P-AK&K$M KMA 6-7A"K K'1*0 8A-MA( (9M9(&9- 1*00:1*01 P9-;6BAA" < P9M(AHA" (9"=A>A 6-7A"K 4 9K(&-AK( DA" (6%A( KA89" DA- DA$" &9H "ama 4 "M 4 &anggal Praktikum 4 &anggal Pengumpulan %aporan 4 P-67-AM 8A-MA( 8AK$%&A( MA&9MA&KA DA" %M$ P9"79&AH$A" A%AM $"39-(&A( A% ' 7H8A- 1*00 P9-;6BAA" < *# P9M(AHA" (9"=A>A 6-7A"K 4 9K(&-AK( DA" (6%A( KA89" DA- DA$" &9H . Pendahuluan (alah satu tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat ndonesia pada umumnya sebagai pereda dahaga dan banyak dikonsumsi adalah teh. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas manjadi salah satu daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk mangkonsumsinya. Daun dari tumbuhan ini yang diolah oleh banyak perusahaan'perusahaan sebagai produk minuman mereka . (eperti yang telah beberapa orang ketahui bah!a daun teh ini memiliki kandungan kafein yang dilihat dari segi psikologis dapat memberikan efek ketagihan, sehingga hal inilah yang menjadikan minuman yang berbahan teh ini disukai banyak kalangan. . Meskipun kafein aman dikonsumsi, )at ini dapat menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki seperti insomnia, gelisah, merangsang, delirium, takikardia, ekstrasistole, pernapasan meningkat, tremor otot, dan diuresis /Misra H et al, 1**?2. Maka dari itu perlu dilakukan pengurangan kadar kafein dalam teh agar aman untuk dikonsumsi setiap saat. "amun teh ini pula memiliki kandungan alkaloid yang membuatnya sebelum diolah dengan penambahan pemanis memberikan rasa pahit. 6leh karena itu pada percobaan ini akan dilakukan suatu uji alkaloid dan ekstraksi kafein serta uji kromatografi untuk menganalisis kandungan yang ada di teh. Alkaloid adalah suatu senya!a organik yang mengandung atom nitrogen dan bersifat basa /karena sifatnya yang basa inilah tumbuhan yang mengandung alkaloid biasanya terasa pahit2 dalam cincin heterosiklik, serta memiliki kemiripan dengan alkali. Pada tumbuhan, alkaloid merupakan suatu senya!a metabolit sekunder dimana alkaloid ini memiliki lebih banyak fungsi eologis daripada fungsi metabolismenya. Alkaloid sendiri berasal dari sedikit asam amino yakni ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid indol. Dari segi rekasi, reaksi utama yang mendasari biosintesis senya!a alkaloid adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu senya!a enol atau fenol. &ipe alkaloid yang digunakan dalam Percobaan'*# ini adalah kafein yang diekstraksi dari ;amellia sinensis sinensis /&eh2. Kafein itu sendiri adalah sejenis senya!a alkaloid yang termasuk golongan metil@anthine /0,#,+'trimethyl@antine2. Dalam segi struktur kafein terbangun dari system cincin purin, yang banyak ditemukan dalam asam nukleat atau D"A kita.Kafein memiliki cukup banyak kandungannya dalam teh yakni #*'+ mg:cangkir, selain itu daun teh juga mengandung tannin dan sejumlah kecil klorofil Pada percobaan kali ini akan dilakukan suatu ekstraksi. 9kstraksi adalah metode pemisahan suatu senya!a yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senya!a dari satu fasa ke fasa lain, serta didasarkan kepada prinsip kelarutan. &erdapat tiga jenis ekstraksi. Pertama ekstraksi cair'cair, yang memiliki prinsip bah!a suatu senya!a kurang larut dalam pelarut yang satu tapi sangat larut dalam pelarut lainnya /prinsip beda kelarutan2. Kedua ekstraksi padat'cair, yang digunakan untuk mengekstrak )at padat dari )at cair. &erakhir ekstraksi asam'basa merupakan jenis ekstraksi yang didasarkan pada sifat asam dan basa senya!a organik. Pada percobaan kali ini dilakukan ekstraksi padat'cair kafein dari teh dan ekstraksi cair'cair. Kromatografi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan senya!a organik dan anorganik sehingga senya!a tersebut dapat dianalisis dan dipelajari kandungannya, sehingga dapat diketahui apa saja unsur'unsur yang membentuknya. Metode kromatografi yang dilakukan pada percobaan ini memiliki prinsip untuk memisahkan dua atau lebih senya!a atau ion berdasarkan pada perbedaan migrasi dan distribusi senya!a atau ion tersebut dalam dua fasa yang berbeda. Dimana )at terlarut dalam suatu fasa gerak akan mengalir dalam suatu fasa diam. 6lah karena
itu, terdapat fasa gerak dan fasa diam dalam semua jenis kromatografi. Dalam hal ini, pada posisi yang berbeda'beda, senya!a atau ion ini tersebut akan tertahan dan terabsorpsi pada fasa diam, kemudian satu persatu akan terba!a kembali pada fasa gerak yang melaluinya. Pada percobaan ini, tipe kromatografi yang digunakan adalah kromatografi lapis tipis /K%&2. Metode ini sendiri menggunakan material adsorben pada pelat kaca, plastik atau alumunium tipis yang memiliki sifat polar. Metode ini merupakan metode untuk menguji kemurnian suatu senya!a organik secara cepat dan mudah. K%& itu sendiri dapat digunakan untuk memisahkan senya!a < senya!a yang memiliki sifat hidrofobik seperti hidrokarbon dan lipida'lipida yang sukar dikerjakan dengan menggunakan kromatografi kertas. $ntuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senya!a secara kromatografi, dan isolasi senya!a murni skala kecil, kita dapat menggunakan metode K%& ini. Dalam menggunakan metode K%& ini kita perlu memilih pelarut yang tepat sebagai pengembang yng disesuaikan dengan sifat kelarutan senya!a yang dianalisis. Dalam hal ini terdapat pula yang berbahan lapisan tipis seperti silika gel yang merupakan senya!a yang tidak bereaksi dengan pereaksi < pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat. Data yang diperoleh dari uji K%& ini adalah nilai -f yang digunakan untuk identifikasi suatu senya!a. "ilai -f untuk senya!a
mengekstraksi larutan teh tersebut agar terhindar dari adanya emulsi. 9kstraksi ini memakai diklorometana yang mengakibatkan akan terbentuknya dua lapisan, yakni lapisan ba!ah merupakan fasa organik dan lapisan atas merupakan fasa air. (etelah itu, setalah hasil ekstrak digabung,kemudian ditambahkan ;a;l1 anhidrat yang berfungsi sebagai drying agent yakni pengikat air karena sifatnya yang higroskopis. ni dilakukan karena mungkin masih adanya air yang tertinggal di larutan yang diekstraksi sebelumnya. Kemudian dipanaskan, hal ini dilakukan untuk menguapkan diklorometana sehingga nantinya kita hanya mendapat ekstrak pengotor kafein. (eperti yang kita tahu,diklorometana memiliki titik didih yang lebih rendah dari kafein, sehingga diklorometana akan menguap lebih dahulu sekitar #E;. Produk yang terbentuk ditambahkan n'heksana yang bersifat non polar untuk menjenuhkan dan mengendapkan kafein agar mendapatkan endapan kafein yang murni. 1. $ji Alkaloid Pada percobaan ini menggunakan pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorff sebagai pengidentifikasi terdapatnya alkaloid pada Kristal kafein yang dilarutkan air. Berdasarkan percobaan, dihasilkan positif untuk pereaksi Mayer dan Dragendorff. Pereaksi Mayer mengandung logam Hg dan K yang akan membentuk senya!a kompleks endapan kuning dengan alkaloid. Pereaksi Dragendorff mengandung bismuth dan K yang menghasilkan senya!a kompleks endapan jingga. "amun terdapat kekurangan pada hasil positif untuk penggunaan kedua peraksi ini dalam percobaan yang kami lakukan, yakni untuk pereaksi Mayer !arna kuning yang dihasilkan sedikit sekali dan pada pereaksi Dragendorff !arna jingga agak kecoklatan bukan jingga muda. Menurut kami, hal ini terjadi karena pada proses ekstraksi terdapat emulsi pada corong pisah sehingga kemungkinan besar banyak kafein yang masih tertinggal dan tidak terlarut di diklorometana. #. $ji Kromatografi %apis &ipis Dilakukan untuk mengetahui kristal kafein yang telah didapat dari ekstraksi padat'cair tersebut telah murni atau belum.(emakin atas noda yang dihasilkan pada plat dalam uji K%& ini, maka semakin menunjukan ketidakpolaran )at tersebut. Karena plat yang dipakai dalam uji ini, menggunakan aluminium bersilika yang merupakan polar, sehingga akan susah untuk mengikat yang non polar dan akibatnya noda akan dibiarkan makin jauh dari titik asal. Dalam hal ini kita mendapatkan hasil *,+ yang menunjukkan kira'kira noda -f tersebut berada pada titik plat dari titik asal /lihat gambar 0 dan 12, sehingga menunjukkan non polar. Pada gambar 1 terlihat terdapat adanya !arna hijau yang berpendar saat disinari sinar $3 pada plat yang diberi pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorff bereaksi dengan alkaloid yang terkandung dalam teh, hal ini dikarenakan adanya ikatan rangkap terkonjugasi pada kafein. katan rangkap terkonjugasi pada kafein tersebut membuat ikatan rangkap tersebut satu sama lain dapat melakukan resonansi. (emakin banyak resonansi pada struktur kafein ini membuatnya makin stabil, sehingga energi yang dipakai oleh struktur kafein ini makin kecil. (esuai dengan rumus 4 9 hc5, semakin kecil energi maka semakin besar panjang gelombang /52. Panjang gelombang yang besar ini mempengaruhi kafein /yang merupakan salah satu alkaloid2 dapat memberi sinar tampak /berpendar2 pada saat diberi sinar $3 dan ditambahkan pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorff. F. 9kstraksi cair'cair Pada percobaan ekstraksi cair'cair ini, dilakukan ekstraksi asam asetat glasial dengan etil asetat, kemudian hasil ekstraksi berupa fase cair dititrasi dengan "a6H *,#1 sebagai peniter. Didapat hasil data seperti pada tabel diatas. (esuai dengan persamaan efektiitas reaksi 4 ;n;o K30K30C 31n Dimana semakin sering ekstraksi dilakukan, maka efektifitas proses ekstraksi tersebut akan semakin meningkat. Dalam hal ini perlu dilakukan ekstraksi sebanyak n kali agar diperoleh hasil yang efektif daripada dengan melakukan hanya sekali saja dengan jumlah olume yang sama. Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikitsedikit /Khopkar, 1**# 4 +2. Dari data olume peniter makin lama makin rendah kacuali pada titrasi ketiga tinggi kembali olumenya. Hal ini disebabkan karena sudah terjadinya satu fasa tanpa fasa cair sehingga harus menggunakan fasa cair pada
ekstraksi pertama saja sehingga terjadi olume peniter berlebih dan tidak dilakukannya ekstraksi sebanyak tiga kali pada titrasi ketiga ini yang akibatnya olume peniter yang didapatkan sebanyak +,1 m%. "amun, apabila titrasi ketiga ini dilakukan ekstraksi triplo, akan terjadi rata'rata olume peniter sebanyak +,1:# m% atau 1,F0G+ m%. Pada percobaan seharusnya semakin menurun jumlah "a6H /olume peniternya2 untuk proses titrasi, hal ini mengartikan bah!a semakin sering diekstraksi maka semakin banyak pula jumlah asam asetat glasial yang larut pada etil asetat. . Kesimpulan 0. Berdasarkan uji alkaloid yang diakukan pada percobaan ini, didapat hasil positif dengan pereaksi Mayer /terdapat endapan kuning2 dan positif pula dengan pereaksi Dragendorff /terdapat endapan jingga2. 1. Pada uji K%&, didapat nilai noda -f untuk Kristal kafein sekitar *,+. #. 3olume peniter untuk titrasi pertama adalah 01,? m% olume peniter titrasi kedua adalah #,# m% dan olume peniter titrasi ketiga adalah +,1 m% dengan hanya terjadi 0 kali ekstraksi bukan # kali ekstraksi. . Daftar Pustaka Pera'$)unaliI, A., M. Jkerget, . Kne), B. >einreich, 8. 6tto, and (. 7rLner. 1**G. 9@traction of actie ingredients from green tea /;amellia sinensis24 9@traction efficiency of major catechins and caffeine. 8ood ;hem. G4 +'G*. Misra H, D. Mehta, B.K. Mehta, M. (oni, D.;. ain. 1**?. (tudy of 9@traction and HP&%; < $3 Method for 9stimation of ;affeine in Marketed &ea /;amellia sinensis2 7ranules. nternational ournal of 7reen Pharmacy 4 F+'0. http4::!!!.artikelkimia.info:ekstraksi'kafein'dari'daun' tehF11+0*#*1*00 /diakses tanggal 0 anuari 1*01 pukul 0.*G >B2 http4::!!!.chem'is' try.org:materiNkimia:kimia'industri:teknologiproses:ekstraksi: /diakses tanggal 0 anuari 1*01 pukul 0.1 >B2 Recommended
Ekstraksi Dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh
%AP6-A" P-AK&K$M KMA 6-7A"K K'1*0 8A-MA( (9M9(&9- 1*00:1*01 P9-;6BAA" < P9M(AHA" (9"=A>A 6-7A"K 4 9K(&-AK( DA" (6%A( KA89" DA- DA$" &9H "ama 4 "M 4 &anggalO
Ekstraksi Thein Dari Daun Teh
9K(&-AK( &9H9" DA- DA$" &9H . &$$A" P9-;6BAA" Mendapatkan thein dari daun the dengan cara ekstraksi mengguanakan pelarut air dan kloroform. Menentukan kadarO
PENENTUAN KANDUNGAN ALKALOID KAFEIN DALA DAUN TE! "E#ARA EK"TRAK"I PELARUT
Makalah Analisis 8armasi
Ekstraksi "ederhana Kafein Dalam Teh Dan Ko$i %&'
Ekstraksi Kafein dari Teh(doc)
EK"TAK"I KAFEIN DARI TE! GUNUNG "ATRIA DAN KOPI KAPAL API
0. 9kstaksi Kafein Dari&eh 7unung (atria Dan Kopi KapalApi.&6PK DA" &$$A" A. &6PK 9K(&AK( KA89" DA-&9H 7$"$"7 (A&-A DA" K6PKAPA% APB. &$$A" 0.Mendapatkan kafeinO
la$oran $erco*aan + isolasi kafein den,an ekstraksi
isolasi kafein dengan metode ekstraksi
I"OLA"I DAN KARAKTERI"A"I FLO-ANOID DARI DAUN "RIKA.A($df
Ekstraksi Teh Dan Ko$i
A. &9H &eh merupakan yang paling sering kita konsumsi sehari'hari. (enya!a'senya!a yang terkandung dalam teh adalah kafein. Kafein merupakan )at penikmat yang terdapat diO
La$oran Teta$ Ekstraksi Kafein Dari Ko$i
9K(&-AK( KA89" DA- K6P . &ujuan Percobaan • • Mendapatkan kafein dari kopi dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut air dan kloroform. Menentukan kadar kafein dariO
+( Isolasi "en/a0a Or,anik 1 Isolasi Kafein dari Teh($df
Isolasi Dan Ekstraksi Dna2noni
bioteknologi
Ekstraksi Dan Isolasi
9K(&-AK( DA" (6%A( hn ;61 7lucose /G carbons2 ;H16H ;H16H 6 6 6H 6 6 6H 6H 6 6 ;H16H 6 6H 6 6H ;H16H 6 6H 6H 6H 6H 6H 6H n photosynthesis ;H6 ;H6H ;H6H ;H16P erythroseF'phosphateO
Ekstraksi Dan Isolasi Tu,as
Ekstraksi Dan U3i Antioksidan "en/a0a Antosianin Dari Daun iana
Isolasi Pi,men Dari Daun 4a/am
solasi Pigmen dari Daun Bayam &ujuan Percobaan 4 Mengisolasi pigmen dari daun bayam dengan cara kromatografi kolom %atar belakang 8otosintesis dalam tumbuhan terjadi dalamO
&5kom*inasi Daun Teh Dan an,kokan2re6isi
K6MB"A( DA$" &9H DA" MA"7K6KA" (9BA7A P9"$MB$H -AMB$& ;6MB"A&6" 68 &9H A"D MA"7K6KA" %9A39( 9&-A;& &6 P-6M6&9 HA- 7-6>&H ndah Pur!antini0, -ima Muna!aroh1, "aniekO
Pro$osal 7at 8arna Alami Dari Daun Teh
Pembuatan Qat >arna Alam Menggunakan Daun &eh /;amellia sinensis2 Disusun 6leh (amba -amadhan /*+.KF**+#2 &eti Husniati /*+.KF**?12 >itri Aini (alis /*+.KF**??2 =olanda stiRomahO
Isolasi dan Identifikasi "en/a0a Antioksidan dari Ekstrak 4enalu Teh %"curulla oortiana' %"iman3untak et al &99:'
&he leaes of benalu teh !ere e@tracted by arious of solent. &he antio@idant actiity !ere measured by DPPH method. &he result sho!ed that the isolated compound has scaengingO