1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang pada hakeka hakekatny tnyaa mempuny mempunyai ai tujuan tujuan yang yang telah telah diteta ditetapkan pkan terleb terlebih ih dahulu dahulu.. Tujuan Tujuan utam utamaa dari dari peru perusa saha han n adala adalah h meng menghas hasil ilka kan n laba laba,, karen karenaa itu itu manaj manajem emen en perusahaan harus mampu menentukan tindakan yang harus dilakukan perusahaan baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Segala keputusan yang diambil oleh manajemen ditujukan untuk meningkatkan laba atau sekurang-kurangnya mempertahankan laba. Perusa Perusahaa haan n dalam dalam menjal menjalanka ankan n aktivi aktivitas tasnya nya untuk untuk mencapa mencapaii tujuan tujuan yang yang diharapkan diharapkan banyak menghadapi menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi dihadapi tidak hanya menjaga kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi permintaan pasar tetapi juga memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya penerimaan laba perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut adalah produktif atau tidaknya mesin yang terpasang di perusahaan . Penggantian aktiva mesin produksi merupakan investasi jangka panjang dan meme memerl rluka ukan n biay biayaa moda modall yang yang cukup cukup besa besarr dala dalam m pela pelaks ksana anaan anny nya, a, maka maka diperl diperlukan ukan perhit perhitunga ungan n yang yang seksam seksamaa sehing sehingga ga tidak tidak menimb menimbulk ulkan an kerugi kerugian an dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan perluasan usaha, perusahaan memerlukan alat untuk menganalisis, yaitu dengan menggunakan studi kelayakan. Studi Studi kelaya kelayakan kan merupa merupakan kan proses proses perenc perencanaa anaan n dan pengamb pengambila ilan n keputus keputusan an
2
menge mengena naii pela pelaks ksan anaan aan proy proyek ek dan dan meru merupak pakan an dasar dasar perti pertimb mban anga gan n untu untuk k memutu memutuska skan n apakah apakah invest investasi asi dalam dalam proyek proyek terten tertentu tu dapat dapat dilaks dilaksana anakan kan atau atau tidak. Seperti halnya pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan yang bergerak dibidang industri, akhir-akhir ini mulai merasakan adanya kendala yang bisa menghambat perkembangan perusahaan, yaitu mesin yang digunakan dala dalam m
pros proses es prod produk uksi si seri sering ng mang mangal alam amii
keru kerusa saka kan. n. Kead Keadaa aan n
ters terseb ebut ut
mengakibatkan meningkatnya biaya pemeliharaan mesin dan produksi perusahaan mengalami mengalami penurunan penurunan sehingga perusahaan perusahaan tidak dapat memenuhi memenuhi permintaan permintaan pasar. Hai ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini Tabel 1 Perbandingan Permintaan Pasar, Realisasi Produksi, dan Biaya Pemeliharaan Mesin Tahun
Permintaan Pasar Realisasi Produksi Biaya Es Batu (Balok) Es Batu (Balok) Pemeliharaan (Rp) 2001 281.500 278.850 22.260.150 2002 298.205 289.658 39.028.021 2003 325.261 301.261 43.004.000 2004 310.174 287.156 64.823.562 2005 323.831 296.550 80.091.165,5 Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kedudukan produk di pasar sangat kuat kuat,, dima dimana na perm permin inta taan an pasa pasarr teru teruss meni meningk ngkat at tiap tiap tahu tahunny nnya, a, sedan sedangk gkan an per perus usah ahaan aan tida tidak k dapat dapat meme memenu nuhi hi secar secaraa kese keselu luru ruhan han kare karena na mesi mesin n yang yang digun digunak akan an dala dalam m pros proses es prod produks uksii seri sering ng menga mengala lami mi keru kerusa sakan kan,, sehi sehingg nggaa membutuhkan biaya pemeliharaan mesin yang besar. Pada tahun 2005 perusahaan
3
telah telah mengel mengeluar uarkan kan biaya biaya yang yang cukup cukup besar besar untuk untuk pemeli pemelihar haraan aan mesin mesin yaitu yaitu sebes ebesar ar Rp 80.0 80.091 91.1 .165 65,5 ,5 tet tetapi api
mesi esin
yang ang
digu diguna naka kan n
hany hanyaa
mam mampu
mempro memproduk duksi si sebesa sebesarr 296.550 296.550 balok. balok. Hal ini dapat dapat disim disimpul pulkan kan bahwa bahwa pada tahun 2005 mesin produksi mengalami kerusakan yang cukup parah. Berd Berdas asar arka kan n
perm permas asal alah ahan an
ters terseb ebut ut,,
maka maka
untu untuk k
meng mengha hada dapi pi
dan dan
mengend mengendali alikan kannya nya perusa perusahaa haan n memerl memerlukan ukan kecepat kecepatan an dan ketepat ketepatan an dalam dalam pen penga gamb mbil ilan an kepu keputu tusa san. n. Sala Salah h satu satu cara cara yang yang digu diguna naka kan n yait yaitu u adan adanya ya penggantian mesin lama yang tidak efisien lagi dengan mesin baru yang lebih bes besar ar dan dan
lebi lebih h
efis efisie ien. n. Peng Pengga gant ntia ian n
mesi mesin n
ters terseb ebut ut diha dihara rapk pkan an dapa dapatt
menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya yang berkaitan dengan proses produksi, menghemat biaya pemeliharaan, dan dengan penggantian mesin itu pula dapat memanfaatkan peluang pasar yang dapat dimasuki, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya keputusan yang harus diambil oleh perusahaan, perusahaan, maka peneliti peneliti tertarik tertarik untuk mengadakan mengadakan penelitian penelitian dengan judul “Ana “Analis lisis is Ke Kela layak yakan an Atas Atas Pengg Penggan antia tian n Akti Aktiva va Mesin Mesin Produ Produks ksii unt untuk uk Meningkatkan Laba Pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri di Pandaan”. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan pada PT. PT. Panc Pancaa Wira Wira Usah Usahaa Unit Unit Pabr Pabrik ik Es Kasr Kasrii adal adalah ah:: Apak Apakah ah inve invest stas asii penggantian mesin produksi itu layak dilaksanakan?
4
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya aspek dalam studi kelayakan yang berhubungan dengan rencana perluasan usaha maka masalah yang ada dibatasi pada analisis layak atau tidaknya penggantian aktiva mesin produksi dilihat dari aspek pasar dan pemasaran serta aspek keuangan. Alasan kedua aspek tersebut yang dianalisis, karena dengan analisis aspek pasar dan pemasaran dapat diketahui berapa besar permintaan pasar akan produk tersebut dan dapat diketahui pasar potensial yang dapat dimasuki, sedangkan dengan analisis aspek keuangan dapat diketahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin tersebut. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui layak atau tidaknya investasi penggantian aktiva mesin produksi.
2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Perusahaan
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan rencana penggantian aktiva mesin produksi. b. Bagi Kreditur Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pinjaman dananya. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan mampu menjadi bahan kajian, referensi dan informasi serta menambah wawasan bagi pembaca khususnya dibidang studi kelayakan serta untuk penelitian lebih lanjut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
A. Tinjauan Teori
1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan penelitian terdahulu berasal penelitian dari Diah Retnaningtyas (2000) yang berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada C.V. Palapa
Lumajang”.
Penelitian
ini
merupakan
studi
kelayakan
atas
penambahan mesin produksi untuk perluasan Expansi). ( Adapun rencana mesin produksi yang akan ditambah yaitu mesin Multi Bor sebanyak 2 buah dan mesin Ossilating . Berdasarkan dari analisis data yang digunakan, penelitian ini diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini layak untuk dilakukan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada alat analisis data dan lama peramalan selama 5 tahun. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu penelitian sekarang merupakan analisis penggantian aktiva tetap, sedangkan penelitian terdahulu adalah analisis penambahan aktiva tetap. Perbedaan yang lain terletak pada obyek penelitian, yaitu penelitian terdahulu dilakukan pada CV. Palapa Lumajang, sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.
2.
Tinjauan Pustaka
1. Investasi
7
Dana
yang
ada
dalam
perusahaan
harus
dipergunakan
atau
diinvestasikan, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah, melakukan kegiatan promosi, membeli mesin baru, dan lain sebagainya., sedangkan investasi menurut Nasehatun (2000:64) adalah pembelian alatalat produksi (termasuk didalamnya barang-barang untuk dijual) dengan modal berupa uang. Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi antara lain, peningkatan
output yang
dihasilkan,
penyerapan
tenaga
kerja,
penghematan devisa, dan sebagainya. Apabila kegiatan investasi yang sehat meningkat, maka kegiatan ekonomi pun akan terpacu pula. Berdasarkan hal tersebut, maka tugas manajer keuangan selain kegiatannya untuk memperoleh dana, manajer keuangan juga perlu mengambil berbagai keputusan yang menyangkut tentang untuk apa dana yang ada akan dipergunakan. Penggunaan uang atau dana bermacam-macam dalam kaitannya dengan investasi. Penggunaan dana dapat dibagi menjadi dua, yaitu (Husnan dan Suwarsono, 2000: 93-99):
1) Penggunaan jangka pendek (investasi pada modal kerja)
8
Investasi yang mempunyai jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Misalnya membeli bahan baku, membayar upah buruh, memberi kredit kepada para pembeli dan sebagainya. 2) Penggunaan jangka panjang (disebut juga sebagai investasi modal atau capital investasi) Investasi yang diharapkan mempunyai jangka waktu pengembalian dana yang cukup lama (lebih dari satu tahun). Misalnya membeli mesin baru, mendirikan proyek baru, membuat produk baru, dan sebagainya. Perbedaan antara pengguna jangka pendek dengan pengguna jangka panjang adalah terletak dalam soal “waktu” dan “cara perputaran”dana yang tertanam didalamnya. Perusahaan dalam melakukan investasi mempunyai tujuan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam usaha memperoleh profit dimasa yang akan datang agar perusahaan tetap hidup (survival ) dalam menghadapi tantangan dari berbagai sektor, baik sektor intern maupun dari sektor ekstern perusahaan. a. Penggolongan Investasi Bentuk usulan proyek investasi selalu berbeda satu sama lain, namun cara atau teknik pengevaluasian yang dilakukan adalah sama. Penggolongan usulan proyek investasi menurut Weston dan Copeland (2000:144) adalah sebagai berikut: 1). Investasi penggantian ( Replacement Investment ).
9
Investasi penggantian aktiva adalah yang paling sederhana, misalnya penggantian aktiva karena sudah aus atau usang dan harus diganti agar efisiensi produksi dapat dipertahankan. Aktiva tetap yang digunakan dalam proses produksi lama kelamaan akan mengalami keausan atau rusak. Apabila aktiva tersebut tetap digunakan maka perusahaan akan menanggung biaya pemeliharaan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan penggantian selain dengan tujuan untuk menghemat biaya pemeliharaan, juga untuk meningkatkan mutu output yang dihasilkan sehingga kepercayaan konsumen terhadap perusahaan semakin
meningkat
dan
hasil
akhirnya
perusahaan
akan
mendapatkan kenaikan keuntungan atau laba dari tahun ke tahun. Hasil keputusan dari penggantian dapat diramalkan dengan cukup pasti. 2). Investasi Perluasan ( Expansion Investment ) Prospek yang cerah dari suatu usaha yang telah ada menimbulkan gagasan-gagasan untuk mengembangkan lebih jauh, sehingga
perlu
dilakukan
investasi
baru,
investasi
untuk
menambah kapasitas pada lini. Produk yang sudah ada, misalnya usulan untuk menambah lebih banyak lagi mesin dari jenis yang sekarang dipakai atau pembukaan cabang baru di tempat lain agar output yang dihasilkan
10
oleh perusahaan lebih dikenal oleh konsumen. Investasi ini mempunyai tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari pada investasi penggantian. 3). Investasi Pertumbuhan (Growth Investment ) Investasi
pertumbuhan
merupakan
investasi
untuk
menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk lama. Investasi usaha dibidang yang baru memerlukan pemecahan yang tepat, terutama yang menyangkut proyeksi dari keuntungan yang akan diperoleh, yang dapat menjamin pengembalian modal. Investasi jenis ini mempunyai tingkat ketidakpastian lebih besar dibanding dengan kedua investasi tersebut diatas. b. Sumber Dana Investasi Setelah penilaian kelayakan suatu proyek investasi dilakukan untuk memperoleh apakah suatu proyek layak dijalankan, kemudian menentukan cara pembiayaan yang terbaik. Sumber dana secara sederhana dapat diartikan dimana dana diperoleh untuk mendanai suatu investasi. Sumber dana yang baik adalah sumber dana yang mempunyai biaya modal yang minimum dan resiko yang minimum. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:42), sumber dana dapat dibedakan menjadi: 1). Sumber dana intern
11
Modal yang berasal dari sumber dana intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan. Sumber dana intern berasal dari: a). Laba ditahan Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau ditahan tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu dan juga tergantung pada kebijakan deviden (devidend policy) dan kebijakan penanaman kembali ( plowingback
policy)
yang
dijalankan
oleh
perusahaan
yang
bersangkutan. Makin besar laba atau cadangan yang disediakan perusahaan berarti makin besar pula sumber dana intern yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. b). Depresiasi Besarnya akumulasi depresiasi yang dibentuk dari depresiasi setiap tahunnya adalah tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan. Makin besar jumlah akumulasi depresiasi berarti makin besar pula sumber intern dari dana yang dihasilkan didalam perusahaan yang bersangkutan. 2). Sumber dana ekstern Sumber dana ekstern yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan, yang termasuk dalam sumber dana ekstern meliputi: a). Pinjaman
12
Dana yang berasal dari pinjaman yang diusahakan yaitu dari para kreditur, yang mana dana ini berasal dari badan atau organisasi diluar perusahaan, misalnya: I. Supplier Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit. Supplier sering menjual mesin atau barang hasil produksinya kepada perusahaan yang menggunakan mesin atau barang tersebut dalam jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan sebelumnya. II. Bank Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit disamping pemberian jasa-jasa lain dibidang keuangan III. Pasar modal Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan ( saving suplus unit ) kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan ( saving dificit unit ).
2. Studi Kelayakan Proyek
13
Masalah penentuan besar kecilnya investasi mesin merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kesalahan dalam investasi mempengaruhi operasi dalam perusahaan. Mengingat operasi dalam mesin menyangkut atas hasil di masa mendatang dari investasi ini memerlukan dana yang besar, maka studi kelayakan berperan sangat penting bagi suatu perusahaan. Perusahaan dalam melakukan investasi harus memiliki perencanaan yang matang disertai analisis yang memadai untuk mendukung usulan investasi tersebut. Biasanya bagi perusahaan, perencanaan tersebut dinamakan studi kelayakan proyek. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi kalayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas, juga ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih luas. Proyek-proyek yang diteliti bisa berbentuk proyek raksasa maupun sederhana. Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi, baik dampak ekonomis maupun dampak yang bersifat sosial. Oleh sebab itu peranan studi kelayakan menjadi sangat penting dalam sebuah proyek investasi. a. Tujuan dilakukannya Studi Kelayakan Proyek
14
Proyek pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena itu perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai proyek tersebut setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar, ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan. Banyak hal yang menyebabkan suatu proyek ternyata kemudian tidak menguntungkan. Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanaan, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, kesalahan dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendali akibatnya biaya pembangunan proyek menjadi bengkak dan sebagainya. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibangdingkan resiko kegagalan yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Proyek Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek perlu diperhatikan terlebih dahulu sebelum melakukan suatu proyek investasi, walaupun belum ada ketentuan secara pasti tentang aspek apa saja yang harus dianalisis. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000:17), terdapat lima
15
aspek yang harus diperhatikan apabila akan mengadakan suatu proyek investasi, kelima aspek tersebut adalah: 1). Aspek Pasar dan Pemasaran Dewasa ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang demikian, menurut Husnan (2000: 30) bahwa aspek pemasaran menempati kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan pendekatan yang digunakan oleh investor dalam memperebutkan konsumen mendasarkan diri pada “ Integrated Marketing Concept ”. Integrated Marketing Concept menurut Kotler (2000: 17) lebih memfokuskan diri dari kebutuhan atau kepuasan pelanggan. Alat yang digunakan adalah pemasaran terpadu dan sasarannya adalah laba melalui kepuasan pelanggan, untuk itu perlu berbagai macam
strategi
pemasaran
yang
dimulai
dengan
analisa
kesempatan, karena analisa kesempatan pasar ini penting sekali dilakukan sebelum perusahaan menentukan tujuannya. a). Peluang pasar Syarat
bagi
keberhasilan
perusahaan
dalam
mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari peluang peluang yang terbuka bagi diadakannya kegiatan pemasaran.
16
Pengertian peluang pasar atau kesempatan pemasaran menurut Kotler (2000: 151) adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang dapat
dicatat
dan
dipilih
menurut
daya tariknya, dan
kemungkinan keberhasilannya. Kemungkinan perusahaan akan sukses apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan kebutuhan sukses utama dalam pasar sasaran tersebut, namun juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang. b). Peramalan permintaan Tujuan dari peramalan
permintaan adalah untuk
mendapatkan gambaran mengenai permintaan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh pula gambaran mengenai peluang bagi perusahaan untuk memasuki pasar. Selain itu peramalan permintaan penting sebagai dasar dalam penetapan strategi pemasaran perusahaan. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 40) yang dimaksud
peramalan
permintaan
adalah
usaha
untuk
mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.
17
Hal
yang
perlu
diingat adalah bahwa
kegiatan
melakukan peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dikemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Besarnya permintaan dimasa yang akan datang dapat diketahui dengan beberapa metode peramalan, diantaranya adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini digunakan
untuk
meramalkan
tingkat
kenaikan
harga,
penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan datang. Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk jangka waktu menengah dan panjang. Sedangkan kelemahan metode ini penggunaannya harus didukung oleh data yang memadai, apabila menginginkan hasil peramalan yang optimal. Dalam metode trend terdapat tiga teknik peramalan, yaitu:
18
I). Metode Trend Linier , digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus, fungsi persamaan metode ini adalah: Y = a + bx
Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan: a=
b =
∑Y n
∑ xy ∑ x
2
x = 0 Jika ∑
Keterangan: Y = variabel permintaan x = variabel permintaan n = jumlah data a = jumlah permintaan b = kecenderungan perubahan permintaan II). Metode Trend Kuadratik , digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Fungsi persamaan dari metode ini adalah: Y = a + bx + cx2
19
Koefisien a, b, c dapat diperoleh dengan: a=
b =
c=
∑ y − c∑ x
2
n
∑ xy ∑ x
2
{n∑ x
( ∑ x )( ∑Y )} {n∑ x − ( ∑ x ) } 2
Y − 4
2
2 2
x = 0 Jika ∑
III). Metode Trend Simple Exponential , digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik. Fungsi persamaan dari metode ini adalah: Y = abx
Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma: Log Y1 = log a + (log b) x x = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari Jika ∑
dengan: Log a =
Log b =
∑log Y n
{∑ x( log Y )}
∑ x
2
20
Ketiga metode trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai untuk memprediksi suatu data dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format sebagai berikut: Tabel 2 Analisis Kuadrat Terkecil
Tahun
1 2 3 4 5 N
Metode Trend Linier (Yt – Yt1)2 Selisih Kuadrat (Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Yn1)2
Metode Trend Kuadratik (Yt – Yt1)2 Selisih Kuadrat (Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Yn1)2
Metode Trend Exponential (Yt – Yt1)2 Selisih Kuadrat (Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Yn1)2
∑
(XL/C)
(Xk )
(XE)
Sumber: Rumus metode trend 2). Aspek Sosial Ekonomi a). Analisa aspek sosial ekonomi Aspek ini melihat sejauh mana dampak proyek tersebut terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya serta pengaruhnya
terhadap
pembangunan
ekonomi
secara
keseluruhan. b). Manfaat sosial ekonomi Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran biaya ekonomi, karena disamping manfaat ekonomi yang
21
diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat diukur dengan satuan moneter, terdapat manfaat sekunder dan manfaat Intangiable yang sulit diukur dengan satuan moneter (Husnan & Suwarsono,2000: 323) Pengukuran manfaat ekonomi utama (primer) yang berupa output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan dengan penghasilan devisa. Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek yang kadang sulit diukur dalam satuan moneter adalah: 1) Menaikkan tingkat konsumsi 2) Membantu proses pemerataan pendapatan 3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 4) Mengurangi
ketergantungan
(menambah
swadaya
negara) 5) Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan kerja) 6) Manfaat sosial; semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, dan adanya penerangan listrik 3). Aspek Teknis Aspek ini membicarakan pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek
22
teknis terutama membahas masalah lokasi pabrik, luas produksi, dan layout pabrik.
a). Penentuan lokasi pabrik Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya, baik biaya investasi maupun biaya eksploitasi. Pada sektor
bisnis
jasa,
perbankan,
pusat-pusat
pelayanan
masyarakat, lokasi pabrik merupakan persoalan yang lebih kompleks. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 120), beberapa variabel utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam penentuan lokasi pabrik adalah: 1) Ketersediaan bahan mentah 2) Letak pasar yang dituju 3) Tenaga listrik dan air 4) Suplai tenaga kerja 5) Fasilitas transportasi b). Penentuan luas produksi Secara
sederhana,
kemungkinan
Market
luas
produksi
Share
yang
ditentukan diraih
oleh
dengan
23
mempertimbangkan kapasitas teknik dari peralatan yang dimiliki.
c). Layout pabrik Penentuan layout pabrik dan proses produksi meliputi pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesinmesin, personalia, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, penanganan bahan (Material Handling ), dan semua peralatan serta fasilitas-fasilitas untuk terlaksananya proses produksi dengan lancar dan efisien 4). Aspek Manajemen Manajemen menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 4) bahwa manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian
dan
pengendalian
yang
dilakukan
untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain. Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat aktivitas khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping
24
itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan seni dalam setiap pendekatan atau penyelesaian masalah.
a). Struktur organisasi Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas pembagian tugas dan wewenang antar atasan dan bawahan. Menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 108) bentuk-bentuk struktur organisasi adalah sebagai berikut: 1) Organisasi garis (line organization) Pada jenis
organisasi ini,
garis
bersama dari
keseluruhan dan tanggung jawab bercabang yang terbawah. Setiap atasan yang mempunyai sejumlah bawahan tertentu masing-masing memberi pertanggung jawaban tugasnya kepada
atasan
tersebut.
Disini
seseorang
hanya
bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja. Oleh karena itu, setaip atasan dituntut berpengetahuan yang serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli. 2) Organisasi garis dan staff (line-staff organization) Organisasi staff
ini banyak dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar yang luas daerah kerjanya
25
serta memiliki bidang tugas yang kompleks. Disini kesatuan perintah tetap dipertahankan, atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah dari seseorang atasan saja dan kepada atasan tersebut bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaannya. 3) Organisasi Fungsional ( Functional Organization) Struktur organisasi ini merupakan bentuk yang susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan, administrasi, dan lain-lain. Disini seiring karyawan tidak bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan berwewenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam garis pekerjaan tertentu. 5). Aspek Keuangan Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta
26
tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak layak untuk dilakukan. Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam penentuan diterima atau ditolaknya proyek investasi. a).
Arus kas (Cash flow) Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan
yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus kas. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
27
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut.
Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal (Capital Expediture) selalu mengandung dua macam aliran kas (Cash flow) (Sutojo, 2002: 113) yaitu: 1) Arus kas masuk (Cash inflow) Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap, penjualan saham. 2) Arus kas keluar (Cash outflow) Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan, penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga dan deviden.
28
Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu saat.
Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan. b). Laba Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas dari tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba menurut Sutojo (2002: 106) adalah selisih antara penjualan bersih produk yang dihasilkan selama satu periode tertentu misalnya satu tahun, dengan jumlah seluruh biaya yang ditanggung proyek tersebut selama waktu yang sama. c). Pajak Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak menjadi masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan yang berdiri di negara tersebut. Pajak menurut Mardiasmo (2003: 1) adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor
pemerintah)
berdasarkan
undang-undang
(dapat
29
dipaksakan) dengan tiada mendapat timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap setiap
kenaikan
seseorang bernegara.
atau
kemampuan badan
ekonomi
sebagai
yang
konsekuensi
diperoleh kehidupan
Laba yang diperoleh perusahaan merupakan
kenaikan kemampuan ekonomik perusahaan, maka sudah selayaknya kalau laba tersebut dikenai pajak. Pajak yang dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak penghasilan. Tarif pajak atas keuntungan penjualan aktiva menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 7, tahun 2000 adalah sebesar 10%. Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 17 tahun 2000 halaman 112 tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak badan adalah sebagai berikut: Tabel 3 Biaya Penghasilan Kena Pajak Besarnya Penghasilan Kena Pajak Sampai dengan Rp 50.000.000,00
Tarif Pajak 10 %
Diatas Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00
15 %
Diatas Rp 100.000.000,00 Sumber: Undang-undang Perpajakan Tahun 2000
30%
30
d). Biaya modal (Cost of capital ) Biaya modal menurut Sartono (2001: 31) adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan
untuk
keputusan jangka panjang. Keputusan jangka panjang itu khususnya menyangkut masalah keputusan investasi pada aktiva tetap. Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas. Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount rate yang memperhitungkan nilai sekarang ( present value) bila menggunakan metode NPV atau PI. Biaya modal dalam pembiayaan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu: 1). Biaya modal untuk perusahaan Go Public
31
Perusahaan yang sudah Go Public tentu saja sudah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut
: a).
Perusahaan berbadan hukum PT.
b).
Bertempat kedudukan Indonesia.
c).
Mempunyai
modal
di
sektor
penuh
Rp
200.000.000,00 d).
Laporan keuangan dua tahun terakhir harus
diperiksa oleh akuntan publik dengan unqualified opinion. e).
Khusus bank, selama tiga tahun terakhir harus
memenuhi
ketentuan:
dua
tahun
pertama
harus
tergolong cukup sehat dan satu tahun terakhir tergolong sehat. Biaya modal dari masing-masing sumber dana adalah sebagai berikut (Husnan & Suwarsono, 2000: 249): a).
Biaya utang (Cost of debt )
Biaya utang ini merupakan biaya yang ditanggung karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. Rumus:
32
k *d = k d (1-t)
Keterangan: k *d
= biaya utang setelah pajak
k d
= biaya utang sebelum pajak
t
= tarif pajak
b).
Biaya saham preferen
Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor saham
preferen (pemegang
saham
preferen). Rumus: Biaya saham preferen =
D p P n
Keterangan: D P = deviden perlembar saham Pn =
harga netto yang diperoleh dari penjualan selembar
c).
saham preferen baru
Biaya saham biasa
Biaya modal sendiri ini bisa didefinisikan sebagai tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu
33
investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri agar harga saham perusahan tersebut tidak turun. Rumus: k e =
D1 P D
+g
Keterangan: k e
= Biaya modal sendiri dari saham biasa
D1
= Deviden pada tahun ke-1
PD
= Harga saham saat ini
g
= pertumbuhan deviden (dan juga laba) pertahun
d).
Biaya laba ditahan
Biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan (Cost of retained earning ) adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa. Rumus: k r = k e (1-t) (1-b)
Keterangan:
34
t = Tingkat rata-rata pajak atas deviden income dari semua
pemegang
saham
(avarage
rate
of
stockholder )
b = Biaya rata-rata makelar (avarage broke rage cost )
2). Biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public
Apabila
investasi
baru
menghasilkan
tingkat
keuntungan yang lebih besar dari pada biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, apabila investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan menurun.
Seperti yang telah disebutkan bahwa tinggi rendahnya tingkat
keuntungan
yang
diminta
dipengaruhi
oleh
keuntungan bebas resiko (risk free rate), dan resiko premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat berharga itu. Dengan demikian maka (Sartono, 2001: 218):
Rumus:
35
R P = R f + Risk Premium
Keterangan:
Rp
=
tingkat keuntungan yang diminta
R f
=
tingkat sertifikat
Risk Premium =
bunga
berdasarkan
standar
Bank Indonesia
tingkat pengembalian bebas resiko (tarif sebesar 5% sampai dengan 7%)
Peneliti dalam hal ini menggunakan biaya modal point II karena perusahaan yang sedang diteliti saat ini belum Go Public.
e). Kriteria penilaian investasi
Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya suatu proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan investasi antara lain (Riyanto, 2001: 113):
36
I). Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Penelitian ini
menggunakan Payback period yang arus kasnya
didiskontokan dengan k (biaya modal) agar jumlah arus kas yang telah didiskontokan tersebut nilainya sama dengan nilai sekarang investasi.
Rumus:
arus kas yang di diskontokan =
Arus Kas (1 + k ) n
Rumus Payback Period adalah: PP =
Capital Outlays Proceeds Tahunan
X I Tahun
Kriteria: Bila PP ≤ umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul investasi diterima. Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul investasi ditolak. Kelebihan PP adalah:
37
(a) Mempertimbangkan
resiko
untuk
dapat
menutup
kembali resiko proyek (b) Perhitungannya digunakan Cash inflow dan bukunya Accounting income
Kelemahan PP adalah: (a)
Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu
uang (b)
Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk
setelah Payback .
II). Metode Avarage Rate of Return (ARR) ARR
adalah
metode
keuntungan rata-rata
yang
mengukur
tingkat
yang diperoleh dengan tingkat
investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini dinyatakan dengan prosentase. Rumus ARR adalah sebagai berikut: ARR =
Avarage EAT Avarage Investment
X 100%
Kriteria: Bila ARR ≥ tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi diterima.
38
Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak. Kelebihan ARR adalah: (a)
Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran tunggal
(b)
Dapat dihubungkan dengan bidang modal
(c)
Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi
Kelemahan ARR adalah: (a) Mengabaikan nilai waktu uang (b)
Digunakannya konsep laba menurut akuntansi
dan bukan kas
Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena metode depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan
III). Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun, dengan satu tingkat biaya modal yang digunakan. Sedangkan biaya modal adalah menghitung besarnya ongkos riil yang harus
39
dikeluarkan untuk menerima suatu usul proyek investasi yang berfungsi sebagai tingkat pembatas.
Urutan-urutan dalam metode NPV:
a). Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi yang akan dilaksanakan.
b). Mencari nilai sekarang (present value) dari cash flow dengan melibatkan tingkat doskonto (discount rate) tertentu yang ditetapkan.
c). Kemudian jumlah nilai sekarang (PV) dari cash flow selama umur investasi dikurangi dengan nilai investasi awal (initial investment ) akan menghasilkan NPV.
Rumus metode NPV adalah:
Present value dari proceeds
= xxx
Present value dari outlays
= xxx
NPV
= xxx
Kriteria:
NPV ≥ 0 , maka usul investasi diterima
40
NPV < 0, maka usul investasi ditolak
Secara
matematis
rumus
NPV
adalah
(Warsono,
2002:175):
n
NPV = (
∑ t =1
∆CF t
1(1 + k ) t
) - Io
Keterangan:
∆CFt = Cash flow pada periode t
I0
= Investasi awal
k
= Discount rate yang digunakan dari biaya modal
n
= Umur proyek
t
= 1,2,3,…..,n
Kelebihan NPV adalah:
(a)
Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit
memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki
(b)
Merupakan metode laba investasi majemuk
41
(c)
Langsung mengaikan
biaya modal dengan
nilainvestasinya
Kelemahan NPV adalah:
(a)
Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa
menyesatkan
(b)
Tidak
berkaitan
langsung
dengan
laporan
prestasi dari tahun ke tahun IV). Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR
adalah
tingkat
bunga
yang
bilamana
dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara NPV dengan IRR adalah konsep NPV mencari NPV pada discount rate tertentu. Sedangkan konsep IRR justru mencari discount rate yang diinginkan. Untuk menentukan discount rate yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut (Alwi, 2002: 170):
Outlays =
A1 (1 + r )
+
A2 (1 + r )
2
+ .......... +
An (1 + r )
n
42
Guna mencari besarnya ”r” dapat dilakukan dengan metode trial and error (coba-coba). Pertama kita menghitung PV proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat bung bungaa yang yang dipi dipili lih h seke sekehen henda dak k kita kita.. Kemu Kemudi dian an hasi hasill outlays-nya, kalau perhitungan perhitungan dibandingkan dibandingkan dengan PV outlays-nya, PV proceeds lebih besar dari PV outlays-nya, outlays-nya, maka harus meng menguna unaka kan n tingk tingkat at bunga bunga yang yangh h lebi lebih h rend rendah. ah. Cara Cara demiki demikian an dilaku dilakukan kan sampai sampai menemu menemukan kan tingkat tingkat bunga bunga yang yang dapat dapat menjad menjadika ikan n PV proceeds sama sama denga dengan n PV outlays. outlays. Pada tingkat bunga inilah NPV sama dengan nol atau atau mend mendeka ekati ti nol. nol. Besa Besarn rnya ya ting tingka katt bunga bunga ters terseb ebut ut menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi tersebut.
Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
IRR = i1 +
NPV 1 NPV 1
− NPV 2
(i2 – i1)
Keterangan: i1
= tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV1
i2
= tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2
NPV1 = positif NPV2 = negatif
43
Kriteria: Bila IRR ≥ COC, maka usulan investasi diterima
Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak
Kelebihan IRR adalah:
(a) (a)
Memp Memper erhi hitu tung ngka kan n nila nilaii wakt waktu u dari dari uang uang
(b)
Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
bunga yang sebenarnya
Kelemahan IRR adalah:
(a) Perhit Perhitung unganny annyaa lebih lebih sulit sulit bila bila debandi debandingka ngkan n dengan dengan NPV karena adanya cara coba-coba Timbul perhitungan untuk interpolasi V). Metode Profitability Metode Profitability Index (PI) PI
adal adalah ah
perb perban andi ding ngan an
anta antara ra
nila nilaii
seka sekara rang ng
penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang invest investasi asi.. PI yang yang digunak digunakan an untuk untuk memili memilih h bebera beberapa pa alternatif investasi, maka tentunya yang akan dipilih adalah
44
invest investasi asi yang yang member memberikan ikan keuntu keuntungan ngan riil riil yang yang lebih lebih besar. Rumus PI adalah sebagai berikut: PI =
PV of Proceeds PV of Outlays
\
Kriteria: Bila PI ≥ 1, maka usul investasi diterima. Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak. Sebena Sebenarny rnyaa semua semua aspek aspek terseb tersebut ut perlu perlu dipela dipelajar jari, i, tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertaman pad padaa
inve invest stas asii
atau atau proy proyek ek ters terseb ebut ut,,
maka maka bany banyak ak
sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi terseb tersebut ut mungki mungkin n berbeda berbeda.. Untuk Untuk proyek proyek-pr -proye oyek k besar, besar, semua semua aspek aspek terseb tersebut ut perlu perlu dipela dipelajar jarii secara secara mendal mendalam, am, teta tetapi pi untu untuk k proy proyek ek-p -pro roye yek k yang yang kecil kecil mungk mungkin in tida tidak k semua semua aspek aspek perlu perlu diteli diteliti. ti. Dalam Dalam hal ini peneliti peneliti akan meng menggun gunak akan an aspe aspek k pasa pasarr atau atau pema pemasa sara ran n dan aspe aspek k keuangan, sedangkan aspek-aspek lainnya dianggap tidak masalah.
45
VI). Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR) MIRR merupakan modifikasi atau perbaikan dari metode IRR. Asumsi yang digunakan pada metode IRR adalah bahwa tingkat pengembalian dari penginvestasian kembali sebesar IRR-nya, bukan sebesar biaya modalnya (COC). Hal inilah yang dianggap merupakan salah satu kelemahan dari metode IRR, jika dibandingkan dengan metode NPV. Untuk memperbaiki kelemahan inilah muncul metode MIRR, yang dianggap lebih baik, karena menggabungkan antara metode IRR dengan NPV. MIRR dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari terminal (terminal value) dengan investasi awalnya. Definisi ini dapat dituliskan dalam bentuk formula sebagai berikut (Warsono, 2002: 179): n
∑∆CF (1 + K t
a
t =1
(1 + MIRR ) n
) n −t = I 0
Keterangan: MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi CFt
= Arus kas pada tahun ke-t
46
K a
= Biaya modal proyek
t
= 1,2,3,…..,n
n
= Umur ekonomis
I0
= Investasi awal. Tolak ukur penerimaan suatu proyek investasi dengan
menggunakan metode MIRR adalah sebagai berikut: Jika MIRR ≥ COC, maka proyek diterima. Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak. Jika dalam evaluasi proyek dilakukan dengan pemilihan salah satu atas beberapa alternatif proyek, maka yang dipilih adalah proyek yang menghasilkan MIRR terbesar. 3. Aktiva Tetap Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan aktiva tetap, yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap sering diartikan sebagai salah satu benda yang bermanfaat dan memberikan faedah sangat besar dimasa yang akan datang. Pada dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang paling besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan investasi jangka panjang. Aktiva tetap menurut SAK, dalam PSAK (2002: No. 16.2) adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
47
dimaksudkan dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva dapat disebut sebagai aktiva tetap apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a.
Bersifat relatif permanen.
b.
Digunakan dalam operasi perusahaan.
c.
Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: a).
Aktiva tetap tak berwujud
Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud merupakan hal-hal yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan lebih dari 10 tahun. Contoh: hak paten, hak cipta, goodwill, dan trend mark. b).
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang mempunyai bentuk fisik yang sifatnya permanen dan digunakan dalam perusahaan secara normal. 1). Pengakuan Aktiva Tetap Suatu benda berwujud yang memiliki kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.
48
Biaya perolehan suatu aktiva menurut SAK dalam PSAK (2002: No.16.5) terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN masukan dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga beli.
2). Metode Penyusutan Penyusutan atau depresiasi menurut SAK, dalam PSAK (2002: No.17.1) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Aktiva yang dapat disusutkan adalah: a).
Aktiva yang diharapkan dapat digunakan selama lebih
dari satu periode akuntansi b).
Aktiva yang memiliki masa manfaat yang terbatas.
c).
Aktiva yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan
dalam suatu produksi atau memasok barang-barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi. Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain (Weston & Copeland, 2000:102):
49
a).
Metode Garis Lurus (The Straight Line Method ) Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti
dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap sebagai fungsi waktu dan
waktu yang
diserap dalam
menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi, sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah sama.
Rumus: Biaya penyusutan =
Harga perolehan - Nilai sisa Umur ekonomis
Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya. b).
Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit
Method ) Metode ini bila digunakan maka biaya penyusutannya akan semakin menurun setiap tahunnya, sehingga wajar jika biaya penyusutan pada awal periode dimulai besar dan kemudian menurun pada periode berikutnya.
50
Rumus:
n +1 2
Jumlah angka tahun = n
Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari besarnya biaya
penyusutan
dengan
cara
mengalikannya
dengan
depreciable value (harga perolehan dikurangi nilai sisa) atau sama dengan metode garis lurus. c).
Metode Unit Produksi ( Production Unit Method ) Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap yang
diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari aktiva tetap itu sendiri, sehingga agar alokasi kas menjadi biaya bersifat rasional (layak) maka jumlah hasil produksi yang akan diserap oleh pemakaian aktiva tetap dipertimbangkan secara seksama. Rumus: Harga perolehan
Biaya penyusutan =
- Nilai sisa
Estimasi satuan produksi
Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat sebelumnya. Perusahaan
harus
menunggu
harga
akhir
tahun
untuk
menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian menghitung biaya penyusutannya. d).
Metode Saldo Menurun ( Declining Balance Method )
51
Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya menurun menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang digunakan adalah: a). % depresiasi dengan cara garis lurus. b). % ini dikalikan 2. c). Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Rumus: Biaya penyusutan =
Nilai sisa tiap periode Umur ekonomis
Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus karena sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. 4. Pengawasan Peramalan Tidak selamanya teknik peramalan yang dilakukan akan selalu tepat, adakalanya hasil dari teknik peramalan tersebut menyimpang dari batas batas yang dapat “ditolerir”, untuk itu perlu diadakan pengawasan peramalan ( forecast control ). Hal yang perlu dicatat adalah seberapa besar penyimpangan itu telah terjadi tergantung pada yang melakukan peramalan dan si pemakai hasil peramalan tersebut, namun demikian beberapa patokan berikut ini dapat digunakan untuk melakukan pengawasan peramalan, yakni (Husnan & Suwarsono, 2000:69): a.
Kesalahan Absolut Rata-rata ( Average Absolute Error )
52
Yakni rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai senyatanya. Dicari dengan cara menjumlahkan selisih antara nilai peramalan dengan nilai riil tanpa memperhatikan tanda positif atau negatif dari selisih tersebut dibagi dengan banyaknya waktu data peramalan. Secara formula adalah sebagai berikut: Y −Y AAE = ∑
1
n
Keterangan: AAE
= Average absolute error
Y
= Data riil
Y1
= Data peramalan
n
= Banyaknya waktu data peramalan = Harga mutlak
b.
Kesalahan Kuadrat Mean Akar ( Root Mean Squared Error )
Dihitung dengan jalan menjumlahkan kuadrat kesalahan atau silisih antara nilai riil dan nilai peramalan, kemudian membagi jumlah tersebut dengan banyaknya waktu data peramalan dan kemudian menarik akarnya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑(Y −Y ) 1
RMSE =
n
2
53
RMSE = Root mean squared error Y
= Data riil
Y1
= Data peramalan
n
= Banyaknya waktu data peramalan
c.
Dapat juga digunakan test korelasi dengan rumus sebagai
berikut:
∑(Y −Y ) 1− ∑(Y −Y ) 1
r=
2
2
Keterangan : r
= Koefisien korelasi
Y
= Data riil
Y1
= Data peramalan
Y
= Means data riil
d.
Kontrol limit
Sering juga digunakan pengawasan teknik peramalan dengan cara kontrol limit, yakni ditentukan batas atas (upper control limits) dan juga batas bawah (lower control limit ). Jika selisih antara nilai riil dan nilai peramalan pada masing-masing waktu/tahun berada dalam range upper dan lower control limits, maka teknik peramalan yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Pedoman di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:
54
m arg inal (Y −Y ) (D of F) R = ∑ 1
n −1
Keterangan: (D of F) R
= Degree fo freedom
∑ marginal (Y-Y1)
= ∑ jarak bergerak
Y
= Nilai riil
Y1
= Nilai peramalan
n
= Banyaknya waktu data peramalan Jika misalnya digunakan tiga standar deviasi, maka:
Upper control limits = 2,66 X (D of F) R Lower control limits = -2,66 X (D of F) R Range + 2,66 (D of F) R sampai –2,66 (D of F) R C. Kerangka Pikir
Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh perusahaan pada saat perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan melakukan analisis kelayakan terhadap proyektersebut untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
55
1. Diah Retnaningtyas (Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV. Palapa Lumajang, 2000), berdasarkan dari analisis data yang digunakan, diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini layak untuk dilaksanakan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan. 2. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Studi Kelayakan Proyek
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek Keuangan
Layak atau tidak
BAB III METODE PENELITIAN A.
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri yang berlokasi di Jl. Pabrik es kasri No.12. Pandaan. B.
Jenis Penelitian
56
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, karena penelitian ini memusatkan pada suatu obyek tertentu atau permasalahan yang terjadi pada satu perusahaan saja. Hasil penelitian ini diusahakan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rencana proyek yang akan dilakukan oleh perusahaan. C.
Data dan Sumber Data
Data dan Sumber Data Penelitian ini mengambil data dari dua sumber yaitu 1.
Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yaitu data tentang jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan, data aktiva atau mesin yang rusak, data permintaan pasar, data reasilisasi produksi, data biaya pemeliharaan mesin, data penjualan, data harga pokok penjualan, dan data laporan keuangan. 2.
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari luar perusahaan atau sumber lain yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini. Data tersebut adalah data pinjaman dari bank, data harga beli mesin, dan data harga jual mesin serta suku bunga berdasarkan sertifikat Bank Indonesia dari internet. D.
Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Wawancara
57
Wawancara dilakukan secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan pihak-pihak
yang
berhubungan
dengan
bidang
yang
diteliti
untuk
mengumpulkan data berupa data aktiva mesin produksi yang rusak, metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan. 2.
Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat dokumendokumen perusahaan untuk memperoleh data yang berupa data produksi, biaya pemeliharaan mesin, data penjualan dan harga jual per balok, data permintaan pasar, data harga pokok penjualan dan laporan keuangan. E.
Definisi Operasional Variabel
Untuk
mengoperasionalkan
variabel-variabel
penelitian
yang
ada,
maka
digunakan indikator-indikator yang terkait langsung dengan penelitian ini yaitu: 1.
Analisis Pasar dan Pemasaran
Analisis aspek pasar dan pemasaran digunakan untuk meramalkan penjualan di masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk meramalkan penjualan di masa yang akan datang adalah metode Trend, antara lain sebagai berikut: a.
Metode Trend Linier
Digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus. Pengukurannya menggunakan satuan rupiah (Rp). b.
Metode Trend Kuadratik
58
digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik. Pengukurannya adalan menggunakan satuan rupiah (Rp). Metode Trend Simple Exponential
c.
Digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Pengukurannya adalan menggunakan satuan rupiah (Rp). d.
Pengawasan Peramalan
Dalam penelitian ini metode pengawasan peramalan yang digunakan adalah Kesalahan Absolut Rata-rata ( Average Absolute Error ). AAE adalah rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai senyatanya.
2.
Analisis Keuangan
Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa a.
Kebutuhan dan Sumber Dana Modal
Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.
59
Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri. Pengukurannya adalah menggunakan satuan mata uang (Rp). Arus Kas ( Cash Flow)
b. Aliran
kas
atau
kas
yang
berhubungan
dengan
suatu
proyek
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : 1)
Arus kas masuk, terutama datang dari hasil
penjualan produk, dan penjualan mesin lama 2)
Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek,
penggantian mesin, pembayaran angsuran, biaya operasional, dan pajak perseroan Pengukurannya adalah menggunakan satuan mata uang (Rp). c.
Biaya Modal (Cost Of Capital )
Apabila investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat, begitupun juga sebaliknya.
Tinggi
rendahnya
tingkat
keuntungan
yang
diminta
dipengaruhi oleh keuntungan bebas resiko (Risk free rate), dan resiko premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat berharga itu. Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public, dan pengukurannya adalah menggunakan satuan rupiah (Rp). d.
Studi Kelayakan Investasi
60
Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti menggunakan metode penilaian sebagai berikut: 1)
Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Satuan pengukurannya adalah jumlah tahun. 2)
Metode Avarage Rate of Return (ARR)
ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yag diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata. Satuan pengukurannya adalah prosentase (%). 3)
Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dank as yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun , dengan satu tingkat biaya modal yang digunakan. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).
4)
Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp). 5)
Metode Profitability Index (PI)
61
PI adalah perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa dating dengan nilai sekarang investasi. Satuan pengukurannya adalah menggunakan rupiah (Rp). 6)
Metode MIRR
MIRR didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari terminal (Terminal value) dengan investasi awalya. Satuan pengukurannya adalah menggunakan rupiah (Rp). F.
Teknik Analisis Data
Peneliti dalam menganalisa data menggunakan metode analisa kuantitatif adalah menganalisa data dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap masalah yang sedang diteliti. 1.
Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Metode yang digunakan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah metode trend yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya investasi. Metode trend terdiri dari tiga teknik peramalan yaitu: a. Metode Trend Linier Rumus: Y = a + bx
Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan: a=
∑ y
n
62
∑ xy
b =
∑ x
2
Dimana: Y = variabel permintaan
a
= jumlah permintaan
x = variabel tahun
b
= kecenderungan perubahan permintaan
n = jumlah data b. Metode Trend Kuadratik Rumus: Y = a + bx + cx2
Koefisien a, badan, dan c dapat diperoleh dengan:
(∑ y − c ∑ x ) 2
a=
b =
n
∑ xy ∑ x
{n∑ x Y − (∑ x )(∑Y )} {n∑ x − (∑ x ) } 2
c=
2
2
4
2
2
c. Metode Trend Simple Exponential Rumus: Y1 = abx
Yang dapat diperoleh dalam persamaan fungsi logaritma: Log Y1 = log a + (log b) x
63
Jika, ∑ x = 0 maka koefisien a dan b dapat dicari dengan: Log a =
Log b =
( ∑log Y ) n
{ ∑ x( log Y )} ∑ x 2
Ketiga trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai untuk memprediksi suatu data dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format sebagai berikut: Tabel 4 Selisih kuadrat Terkecil
Tahun
Metode trend linier (Yt – Yt1)2 Selisih kuadrat
Metode trend kuadratik (Yt – Yt1)2 Selisih kuadrat
Metode trend exponential (Yt – Yt1)2 Selisih kuadrat
1 2 3 4 5 7 N
(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Y13)2 (Yt – Yn1)2
(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Y13)2 (Yt – Yn1)2
(Yt – Y11)2 (Yt – Y21)2 (Yt – Y31)2 (Yt – Y13)2 (Yt – Yn1)2
∑
(XL)
(XK )
(XE)
Sumber: Rumus metode trend
d. Pengawasan Peramalan
Kesalahan Absolut Rata-rata ( Average absolute error ) Y −Y AAE = ∑ n
1
64
Keterangan: AAE
= Average absolute error
Y
= Data riil
Y1
= Data peramalan
n
= Banyaknya waktu data peramalan
2.
Analisis Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa: a.
Kebutuhan dan Sumber Dana Modal
Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru. Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri.
Arus Kas ( Csah Flow)
b. Aliran
kas
atau
kas
yang
berhubungan
dengan
suatu
proyek
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1)
Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan
produk, dan penjualan mesin lama.
65
2)
Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek,
penggantian mesin, pembayaran angsuran, biaya operasional, dan pajak perseroan. Biaya Modal (Cost Of Capital )
c.
Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus seperti dibawah ini karena perusahaan belum tercatat di Bursa Efek. Rumus: R P = R f + risk premium
Keterangan: R P
= tingkat keuntungan yang diterima
R f
= tingkat bunga berdasarkan standar Sertifikat Bank Indonesia
Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko d.
Kriteria Kelayakan Investasi
Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti menggunakan metode penilaian sebagai berikut:
Metode Payback Period (PP)
1) Rumus: PP =
Capital Outlays Proceeds Tahunan
X I Tahun
66
Metode Avarage Rate of Return (ARR)
2) Rumus:
Avarage EAT
ARR =
X 100%
Avarage Investment
Metode Net Present Value (NPV)
3) Rumus:
Present value dari proceeds = xxx
Present value dari outlays
NPV
= xxx
= xxx
Secara sistematis rumus NPV adalah: n
NPV = (
∑ t =1
∆CF t
1(1 + k ) t
) - Io
Keterangan: ∆CF
= Cash Flow pada periode t
t
I0
= Investasi awal
k
= Discount Rate yang digunakan dari biaya modal
n
= Umur Proyek Metode Internal Rate of Return (IRR)
4) Rumus:
IRR = i1 +
NPV 1 NPV 1
− NPV 2
(i2-i1)
67
Keterangan: i1
= tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV1
i2
= tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2
NPV1 = positif NPV2 = negatif Metode Profitability Index (PI)
5) Rumus: PI =
PV of Proceeds PV of Outlays
6)
Metode
Tingkat
Pengembalian
Internal
yang
Dimodifikasi (MIRR) Rumus: n
∑∆CF (1 + K t
a
t =1
(1 + MIRR ) n
) n −t = I 0
Keterangan: MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi
∆CFt = Arus kas pada tahun ke-t
G.
K a
= Biaya modal proyek
t
= 1,2,3,…..,n
n
= Umur ekonomis
I0
= Investasi awal.
Uji Hipotesis
68
1.
Metode Payback Period (PP)
Bila PP ≤ umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul investasi diterima. Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul investasi ditolak. 2.
Metode Avarage Rate of Return (ARR)
Bila ARR ≥ tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi diterima. Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak. 3. Metode Net Present Value (NPV) NPV ≥ 0 , maka usul investasi diterima NPV < 0, maka usul investasi ditolak 4.
Metode Internal Rate of Return (IRR)
Bila IRR ≥ COC, maka usulan investasi diterima Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak 5.
Metode Profitability Index (PI)
Bila PI ≥ 1, maka usul investasi diterima. Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.Metode MIRR
6.
Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)
Jika MIRR ≥ COC, maka proyek diterima. Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Industri
70
Perusahaan daerah propinsi daerah tingkat I Jawa Timur semula terdiri dari 18 perusahaan daerah
yang masing-masing memiliki perangkat direksi yang
membawahi beberapa. Pada bulan Maret 1985, telah ditetapkan menjadi lima direksi perusahaan daerah dan setiap direksi membawahi beberapa unit usaha dan beberapa sub unit yang sebelummnya adalah merupakan perusahaan daerah. Perusahaan daerah hasil penggabungan ini memiliki beberapa unit maupun sub unit, sebenarmua unit atai sub unit ini berfungsi sebagai unit atau sub unit produksi. Sub-sub unit tersebut memproduksi berbagai macam produk, yaitu PD. Aneka Pangan, PD. Aneka Kimia, PD. Sarana Bangunan, PD. Aneka Usaha, dan PD. Aneka Jasa. Sedangkan PD. Aneka Pangan itu sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu PD. Aneka Pangan ES, PD. Aneka Pangan Coklat Cendrawasih, dan PD. Aneka Pangan Nabatiyase. Lima unit dan tiga sub unit tersebut dibawah suatu pengendalian direktur utama yang berkedudukan di Daerah Tingkat I Jawa Timur, tetapi masing-masing unit diberi wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri dan masih dibawah pengawasan direksi.
B. Kondisi Umum Perusahaan
1.
Sejarah Singkat Perusahaan
71
Pabrik Es Kasri pada mulanya didirikan oleh belanda pada tahun 1918. Perusahaan ini telah berpindah tangan beberapa kali sehingga pada tahun 1945 perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia yaitu pada saat kemerdekaan dengan status perusahaan negara, dengan nama PNPR (Perusahaan Negara Perindustrian Rakyat). Kemudian pada tahun 1954 diganti
menjadi
PINDAMAMIN (Perusahaan
Industri
Makanan
dan
Minuman). Pada tanggal 4 Desember 1965, pabrik Es Kasri ini menjadi perusahaan daerah sesuai dengan Perda No. 23 tahun 1965, tanggal 15 Desember diberi nama Perusahaan Daerah Parawita Daerah Tingkat I Jawa Timur. Pada tahun 1985 menjadi perusahaan daerah “ANEKA PANGAN” sesuai Perda Tingkat I Jawa Timur No. 27 Tahun 1985, tanggal 20 Oktober 1985 sampai dengan Desember 1999. Pada 1 Januari 2000, perusahaan bubar dan berdiri menjadi PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri berdasarkan Perda No. 87 Tahun 1991, tanggal 25 Januari 1991. 2.
Lokasi Perusahaan Lokasi perusahaan yaitu tempat dimana perusahaan menjalankan
aktivitasnya, baik aktivitas produksi maupun aktivitas administrasi. Dalah hal ini memilih lokasi perusahaan merupakan persoalan yang sangat penting bagi perusahaan, karena keputusan untuk menempatkan perusahaan pada suatu tempan tertentu akan mempunyai akibat yang sangat menentukan bagi
72
keberhasilan atau kegagalan jalannya aktivitas perusahaan. Sebagai tempat kediaman perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksi dan administrasi mempunyai lokais yang sama yaitu berlokasi di Dusun Pateguhan, Desa Tawang Rejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan yang tepatnya di jalan Pabrik Es Kasri No. 12 Pandaan. 3.
Srtuktur Organisasi Struktur organisasi yang digunakan dalam system kerja pada PT.
Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah struktur organisasi garis atau lini. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan organisasi dapat dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Struktur organisasi lini ini diharapkan dapat diperoleh garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas serta hubungan kerja antar karyawan dapat terpelihara dengan baik. Peneliti dalam hal ini menggambarkan bentuk struktur organisasi PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan pada gambar 1 berikut ini:
Gambar 1 Struktur Organisasi PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
73
Kepala Unit
Kabag Produksi dan Pemeliharaan
Kasub Bag Produksi
Ka. Urusan Produksi
Kabag Kabag Pemasaran Pemasaran
Kabag Administrasi
Kasub Bag Pemeiharaan
Pelaksana Urusan Pemeliharaan
Kasub Bag Umun & Tata Usaha
Kasub Bag Gudang
Pelaksana Urusan Tata Usaha (Kasir)
Pelaksana Urusan Kendaraan
Pelaksana Urusan Umun & Keamanan
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
4.
Tugas dan Tanggung Jawab a.
Kepala Unit
Kasub Bag Kesehatan
Pelaksana Urusan Pelaksana Pemasaran
Urusan Pemasaran Pelaksana Urusan Pelaksana Pengiriman
Urusan Pengiriman
Pelaksana
Pelaksana Urusan Urusan Penagihan
Penagihan
74
1)
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada direktur utama. 2)
Menyusun anggaran tahunan unit dengan berpedoman
pada petunjuk direksi pada waktu yang telah ditetapkan. 3)
Membuat usulan untuk pembangunan dan peningkatan
unit kepada direksi. 4)
Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan unit
untuk mencapai target laba perusahaan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. 5)
Memberikan laporan secara berkala kepada direksi
tentang pelaksanaan produksi, pemasaran, keuangan, persediaan dan pemeliharaan barang-barang harta kekayaan perusahaan. b.
Kepala Bagian Administrasi 1)
Membantu kepala unit di perusahaan.
2)
Menyusun rencana anggaran perusahaan (RAP).
3)
Membuat laporan keuangan unit sampai dengan laporan
laba rugi dan neraca. 4)
Membuat laporanstok barang jadi, barang dalam proses,
bahan baku pada akhir tahun kerja
c.
Kepala Sub Bagian Umum dan Tata Usaha
75
1)
Membantu kepala bagian administrasi dalam rangka
menyelenggarakan hubungan dengan bank dan lembaga keuangan lainnya. 2)
Menyediakan gaji atau upah, premi, lembur, dan
sebaginya yang berkaitan dengan hak-hak karyawan. 3)
Menyusun harian kas dan bank.
4)
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada kepala bagian administrasi. d.
Kepala Sub Bagian Pergudangan 1)
Menerima, menyipan, mencatat, memelihara dengan
tertib terhadap suatu barang yang masuk dalam gudang. 2)
Mencatat, mengeluarkan dan mengawasi barang sesuai
dengan kebutuhan. 3)
Menyelenggarakan administrasi pergudangan bagian-
bagian bahan baku, bahan pembantu secara tertib dan seksama. 4)
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepadakepala bagian administrasi. e.
Kepala Sub Bagian Kesehatan 1)
Menerima laporan dari rumah sakit yang telah ditunjuk
oleh perusahaan terhadap jumlah karyawan dan keluarga yang berobat. 2)
Menjaga kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
dengan menyediakan P3K di perusahaan.
76
3)
Menyelenggarakan administrasi kesehatan secara tertib.
4)
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada kepala bagian administrasi. f.
Kepala Bagian Produksi dan Pemeliharaan 1)
Mengatur dan melaksanakan rencana produksi yang
telah ditentukan oleh kepala unit. 2)
Mengadakan pengawasan jalannya proses produksi
secara terus menerus untuk menjamin tercapainya produksi sesuai dengan ketentuan. 3)
Mengadakan
pemeliharaan
dan
perbaikan
sarana
produksi. 4) g.
Membuat laporan produksi secara periodik. Kepala Sub Bagian Produksi
1)
Menerima, mengukur, menyortir barang hasil proses
dari bagian produksi. 2)
Menyelenggarakan tugas-tugas atas petunjuk kepala
bagian produksi dan pemeliharaan. 3)
Melaksanakan administrasi pemakaian bahan baku dan
hasil proses produksi. 4) atasan.
Melaksanakan proses produksi sesuai dengan petunjuk
77
h.
Kepala Sub Bagian Pemeliharaan 1)
Melaksanakan
fungsi
pemeliharaan,
pencegahan,
perbaikan mesin-mesin dan sarana produksi lainnya. 2)
Menjaga kelancaran proses produksi.
3)
Memonitoring hal-hal yang berkaitan dengan produksi
meliputi tenaga kerja, PDAM, pengadaan bahan bakar. 4)
Membuat laporan mengenai hasil perbaikan atau
pemeliharaan secara periodik dan dilaporkan kepada kepala bagian produksi dan pemeliharaan. i.
Kepala Bagian Pemasaran 1)
Melaksanakan tugas pemasaran di daerah yang telah
ditentukan. 2)
Melaksanakan segala upaya yang dianggap perlu untuk
mencapai program pemasaran. 3)
Mengusahakan kelancaran pembayaran hasil penjualan
es tepat pada waktunya. 4)
Membuat laporan berkala tentang kegiatan pemasaran
dan data-data yang diperlukan sesuai administrasi pemasaran. 5.
Ketenaga Kerjaan a.
Jumlah Karyawan Karyawan adalah sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan
dalam perusahaan. Karyawan sebaiknya dianggap sebagai mitra kerja,
78
sehingga tidak ada jurang pemisah antara bawahan dengan atasan yang dapat mengurangi rasa kebersamaan dalam bekerja. Adapun jumlah karyawan berdasarkan bagiannya masing-masing dapat dilihat pada lampiran 1. b.
Kualitas Karyawan Kualitas kerja merupakan factor utama yang mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan perusahaan. Jumlah karyawan di PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri sesuai dengan kualitas karyawan yang ada. Sampai sekarang jumlah karyawan di perusahaan tersebut sebanyak 78 orang dengan tingkat pendidikan sebagai berikut: 1)
Sarjana
2)
SLTA atau Sederajat : 38 orang.
3)
SLTP atau Sederajat : 28 orang
4)
SD atau Sederajat Jumlah
c.
: 3 orang.
: 9 orang
: 78 orang
Upah dan Sistem Panggajian Menyusun suatu struktur upah yang memenuhi persyaratan adil
dan layak adalah suatu tugas yang sangat sulit dari manajemen personalia. Tidak ada suatu cara yang pasti untuk menentukan upah dan gaji yang tepat. Perusahaan dalam memberikan gaji dan upah mengambil kebikajan sebagai berikut:
79
1)
Sistem Bulanan
Penggaj Penggajian ian ini diberi diberikan kan kepada kepada karyaw karyawan an yang yang status statusnya nya sebagai sebagai kary karyawa awan n bula bulanan nan atau atau kary karyawa awan n teta tetap, p, yang yang pemb pembay ayar arann annya ya dilakukan setiap akhir bulan. 2)
Sistem Harian
Penggaj Penggajian ian ini diberi diberikan kan kepada kepada karyaw karyawan an yang yang status statusnya nya sebagai sebagai karyawan harian lepas, yang pembayarannya dilakukan setiap minggu tepatnya pada hari Sabtu. Selain mendapat upah dan gaji pokok, karyawan juga mendapat tunjangan kesejahteraan berupa makanan dan minuman pada hari kerja, tunjangan hari raya, dan pengganti biaya kesejahteraan serta pemberian bonus atau insentif (khusus bagian pemasaran atau penjualan) d.
Hari Kerja dan Jam Kerja 1)
Hari Kerja a)
Hari Kerja Kantor
(1). Hari Senin sampai dengan hari Sabtu (2). Hari besar libur b)
Hari Kerja Pabrik
(1). Hari Senin sampai dengan hari Minggu (2). Hari besar libur
80
2)
Jam Kerja a)
Jam Kerja Kantor
(1). (1). Hari Hari Senin Senin s/d hari hari Jumat Jumat : Jam Jam 07.30 07.30 – 16.00 16.00 (2). Hari Sabtu
: Jam 07.30 – 11.30
(3). Istirahat
: Jam 11.30 – 12.30
b)
Jam Kerja Pabrik
Terbagi menjadi tiga bagian yaitu: (1). Jam 07.30 – 15.30 (2). Jam 15.30 – 23.30 (3). Jam 23.30 – 07.30 e.
Sumber Tenaga Kerja Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri dalam
melaksanakan perekrutan tenaka kerja tidak mengalami kesulitan karena di daerah daerah sekita sekitarr adalah adalah merupak merupakan an sumber sumber tenaga tenaga kerja. kerja. Perekr Perekruta utan n tenaga kerja dilakukan jika terdapat jabatan yang kosong, untuk mengisi jabatan tersebut perusahaan mengutamakan mengangkat tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan. Langkah ini ditempuh dengan pertimbangan bahwa tenaga kerja yang sudah bekerja di dalam perusahaan sudah dapat diket diketah ahui ui meng mengen enai ai sifa sifatn tnya ya,, peril perilak aku, u, kara karakt kter er,, kete ketera ramp mpil ilan an dan dan keahli keahlianny annya. a. Sedangk Sedangkan an perekr perekruta utan n tenaga tenaga kerja kerja dari dari luar luar perusa perusahaan haan dila dilaku kukan kan kala kalau u tida tidak k ada ada yang yang cocok cocok atau atau mamp mampu u mengi mengisi si jabat jabatan an
81
terseb tersebut, ut, bagian bagian person personali aliaa akan akan menari menarik k tenaga tenaga kerja kerja melalu melaluii temantemanteman karyawan atau dari masyarakat sekitar. 6.
Prose oses Produk duksi dan Has Hasil Produksi a.
Proses Produksi Sistem proses produksi pada perusahaan ini adalah proses produksi
secara secara bertah bertahap ap sehing sehingga ga antara antara tahap tahap yang yang satu satu dengan dengan tahap tahap yang yang lainnya saling berkaitan dan apabila pada salah satu tahap terjadi kendala atau hambatan misalnya kerusakan mesin, maka proses produksi tidak dapat dijalankan atau macet. Perusa Perusahaa haan n ini dalam dalam proses proses produk produksin sinya ya menggu menggunaka nakan n bahan bahan baku dan peralatan sebagai berikut: 1)
Bahan Baku a)
Air sumur, merupakan bahan baku pembuatan
es. b)
Air PDAM, merupakan ba bahan ba baku cadangan
pembuatan pembuatan es. Air PDAM digunakan apabila air sumur berkurang berkurang atau airnya tidak memenuhi persyaratan. 2)
Bahan Pembantu a)
Garan,
berfungsi
untuk
mencapai
proses
pendinginan (sebagai mediator) karena air garam dengan kadar kurang kurang lebih lebih
19 % terlar terlarut ut paling paling sempur sempurna na dan tidak terjadi terjadi
82
endapan pada bak pendingin yang memiliki titik beku lebih rendah scan. dibanding dengan air murni yang diberikan ice scan. b)
NH3 atau amoniak, berfungsi sebagai pendingin
karena amoniak ini titik didihnya hanya -280 F. c)
Oli da dan so solar, be berfungsi se sebagai pe pelumas da dan
bahan bakar mesin-mesin produksi. 3)
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi
seperti terlampir pada lampiran 2. Proses Proses jalann jalannya ya produks produksii yang yang dilaks dilaksanak anakan an di PT. Panca Panca ira ira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2 Proses Produksi Es Balok Pengisian air pada ice scan
Proses pengangkatan ice scan ke dalam kuip Ya / Tidak Es membeku
Pros Proses es pere perend ndam aman an es balo balok k di air air normal untuk pelepasan dari ice scan
Produk (es balok)
83
Sumber Data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Proses pembuatan es balok pada gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Tahap I (Proses Pengisian)
Ice scan (cetakan es diisi dengan air murni sebagai bahan baku utama pembuatan es. 2.
Tahap II (Proses Pengangkatan)
Setelah proses pengisian kemudian ice scan diangkat oleh pesawat pengangkat dan diletakkan kedalam kuip (bak pendingin) yaitu dengan memasang ice scan pada rei (alat Bantu untuk mempermudah proses penempatan) yang terdapat pada kuip 3.
Tahan III (Proses Pendinginan)
Proses Proses pengangkatan pengangkatan tersebut tersebut berfungsi berfungsi agar ice scan terendam terendam di dalam brine (air garam). Brine berfungsi untuk mempercepat proses pendinginan. Proses pendinginan memakan waktu kurang lebih 24 jam agar es balok yang dihasilkan nantinya benar-benar matang. 4.
Tahap IV (Proses Perendaman)
Apabil Apabilaa es balok balok sedah sedah terben terbentuk tuk (membe (membeku) ku) proses proses selanj selanjutn utnya ya adalah pengangkatan ice scan dari kuip untuk direndam di air normal pada bak penampungan. Hal ini bertujuan agar sisi es balok terluar ice scan.. mencair, agar es balok tersebut mudah terlepas dari ice scan
84
5.
Tahap V (Proses Penyortiran)
Es balok yang sudah terlepas dari ice scan tadi disortir untuk memperoleh es balok yang layak untuk dijual kekonsumen.. b.
Hasil Produksi Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri hanya
menghasilkan satu jenis produk saja yaitu es balok atau lebih dikenal dengan es batu dan berat perbalok sebesar 25 kg. Pabrik es kasri ini dalam seharinya mampu memproduksi es balok sebanyak 22.000 kg atau 880 balok setiap hari. Angka ini berdasarkan kapasitas mesin dalam berproduksi. Tetapi pada akhir-akhir ini perusahaan mengalami kendala yaitu mesin yang digunakan dalam proses produksi mengalami kerusakan sehingga produksi tidak maksimal. Meskipun demikian perusahaan dalam memproduksi selalu berusaha menghasilkan produk yang terbaik dengan cara menghasilkan produk yang sempurna (matang) yaitu es balok tersebut berwarna putih bening atau tidak putih susu atau kekuning-kuningan. Sedangkan es balok yang telah diproduksi selama lima tahun terakhir yaitu dimulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah:
85
Tabel 5 Hasil Produksi Es Balok Tahun 2001
Produksi (Balok) 1.084.000
2002
952.765
2003
905.828
2004
858.325
2005
810.275
Sumber Data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan 7.
Pemasaran a.
Daeran Pemasaran Daerah pemasaran produk dari perusahaan ini seluruhnya untuk
memenuhi kebutuhan daerah Pandaan yang merupakan daerah industri yang sedang berkembang pesat, di mana diantaranya memerlukan es sebagai pengawet ikan agar agar tetap segar yang biasanya dikonsumsi oleh para nelayan dan untuk kebutuhan masyarakan di sekitar pabrik, yang biasanya dikonsumsi oleh para pemilik warung nasi dan es karena di sekitar pabrik es Kasri tersebut terdapat pabrik-pabrik sehingga banyak terdapat pula warung-warung nasi dan es. Namun dengan begitu tidak menutup kemungkinan bagi pabrik es Kasri untuk memasarkan produknya keluar dari daerah Pandaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya
86
petner kerja yang telah dijalin oleh pabrik es Kasri tersebut. Daerah pemasaran perusahaan ini terbagi menjadi tiga daerah yaitu: 1)
Daerah utara Pandaan, yaitu Surabaya, Sidoarjo, Gresik
dan Lamongan. 2)
Daerah
barat
Pandaan,
yaitu
Krian,
Mojosari,
Mojokerto, Krembung dan Prambon. 3)
Daerah
timur
Pandaan,
yaitu
Bangil,
Porong,
Probolinggo. Ngaling dan Pasuruan. b.
Pesaing Persaingan antar perusahaan itu selalu terjadi di dalam dunia
usaha. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memproduksi barang yang sama atau sejenis. Pada kondisi tersebut, maka perusahaan ini mengambil beberapa kebijakan, yaitu: 1)
Mempertahankan serta meningkatkan kualitas produk.
2)
Menjaga proses produksi serta penyaluran es balok
dalam tiap musim. 3)
Meningkatkan pelayanan kepada konsumen, yaitu
pengiriman es balok tepat pada waktunya. 4)
Bekerja sama dengan perusahaan sejenis dalam hal
produksi dan pemasaran. c.
Harga dan Hasil Penjualan
87
Perusahaan ini dalam menentukan harga jual berdasarkan atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, di samping itu juga didasarkan atas harga dari pesaing agar pelanggan tidak beralaih pada perusahaan lainnya. Adapun harga jual dan volume penjualan selama lima tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah sebagai berikut: Tabel 6 Data Penjualan Es Balok Tahun
Harga per Balok es
Total Penjualan
2001
Penjualan per balok es 1.011.124
1250
1.264.038.450
2002
949.047
1600
1.518.479.950
2003
892.913
1850
1.651.890.000
2004
755.462
2400
1.813.110.000
2005 748.132 2800 2.094.769 Sumber data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan. d.
Saluran Distribusi Distribusi adalah saluran dimana perusahaan menyalurkan hasil
produksinya ke konsumen akhir. Adapun saluran distribusi yang ditetapkan oleh PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah: 1)
PRODUSEN
AGEN
PENGECER
KONSUMEN AKHIR 2) 8.
PRODUSEN
Informasi Keuangan
AGEN
KONSUMEN AKHIR
88
Data keuangan yang akan peneliti sajikan dari rahun 2001 sampai dengan tahun 2005 terdiri dari:
a. b.
Harga Pokok Penjualan Laporan Laba Rugi
c.
Neraca
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
Perusahaan PT. PancaEira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan merencakan mengganti mesin produksi lama dengan mesin baru. Adapun mesin produksi yang diganti adalah mesin pendingin es balok Penggantian tersebut diharapkan dapat menjamin kelancaran jalannya proses produksi di perusahaan. Mesin produksi yang baru ini mempunyai umur ekonomis selama 10 tahun dengan nilai sisa sebesar 50.000.000 dan mempunyai kapasitas produksi sebesar 35.000 kg per hari atau mampu menghasilkan 1.400 es balok untuk sekali produksi. Sedangkan mesin produksi yang lama hanya mempunyai kapasitas produksi sebesar 22.000 kg atau mampu menghasilkan 880 balok es untuk sekali produksi. Berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, maka dalam pemecahan masalah perlu adanya suatu langkah-langkah pemecahan masalah yang sekaligus berfungsi sebagai alat analisis untuk menilai layak tidaknya penggantian mesin pendingin tersebut. Ditinjau dari kenaikan permintaan konsumen dan kurangnya
89
produksi yang disebabkan oleh kerusakan mesin, maka peneliti menggunakan analisis aspek pasar dan pemasaran serta aspek keuangan. Langkah-langkah untuk membuktikan pemecahan masalah tersebut adalah:
1.
Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis aspek pasar dan pemasaran perlu dilakukan untuk mengetahui peluan pasar dari produk yang dihasilkan. Dilihat dari kedudukan pasar dan keadaan pesaing dalam dunia usaha, maka untuk menganalisis peluang pasar dianalisis melalui penjualan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel penjualan es balok diatas. Pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa kedudukan produk dipasar sangat kuat, hal ini tercermin pada jumlah penjualan es balok yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Keadaan tersebut akan sulit dipertahankan atau ditingkatkan apabila tetap mempertahankan mesin lama yang sering mengalami kerusakan. Peneliti dalam hal ini menganalisis peluang pasar, perlu mengkaji jumlah penjualan es balok dimasa yang akan datang. Peramalan yang akan digunakan adalah metode trend, yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya investasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah menilai prospek penjualan dari PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri berdasarkan dari data tabel penjualan diatas.
90
a.
Metode Trend Linier
Tabel 7 Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Linier (Dalam rupiah) xYt
2
Tahun (n) 2001
Penjualan (Yt) 1.264.038.450
x
x
-2
4
- 2.528.076.900
2002
1.518.474.950
-1
1
- 1.518.474.950
2003
1.651.890.000
0
0
0
2004
1.813.110.000
1
1
1.813.110.000
2005 2.094.769.000 n 8.342.282.400 Sumber Data: Tabel 6 diolah
2 0
4 10
4.189.538.000 1.956.096.150
Persamaan garis lurus dalam metode trend linier yaitu Yt1 = a + bx, dimana nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: a=
a=
∑Y
t
b =
n 8.342 .282 .400 5
a = 1.668.456.480
b =
∑ xY ∑ x
t
2
1.956 .096 .150 10
b = 195.609.615
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dicari ramalan penjualan es balok setiap tahun dengan memasukkan nilai a dan b ke dalam rumus Yt1
91
= a + bx. Disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai pada tahun
yag
akan dicari ramalannya.
Persamaannya yaitu: Yt1 =
1.668.456.480 + 195.609.615 (x).
Tabel 8 Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Linier
Tahun A 2001 1.668.456.48
bx 195.609.615 (-2)
Y 1.277.237.250
(dalam rupiah) Yt – Yt1 -13.198.800
2002
0
195.609.615 (-1)
1.472.846.865
45.628.085
2003
1.668.456.48
195.609.615 ( 0 )
1.668.456.480
- 16.566.480
2004
0
195.609.615 ( 1 )
1.846.066.095
- 50.956.095
2005
1.668.456.48
195.609.615 ( 2 )
2.059.675.710
35.093.290
1 t
0 1.668.456.48 0 1.668.456.48 0 Sumber Data: Tabel 7 diolah b.
Metode Trend Kuadratik
Tabel 9 Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Kuadratik
Tahun 2001
Yt 1.264.038.45
x -2
x 4
x 16
xYt - 2.528.076.900
(dalam rupiah) x2Yt 5.056.153.800
2002
0
-1
1
1
- 1.518.474.950
1.518.474.950
2003
1.518.474.95
0
0
0
0
0
2004
0
1
1
1
1.813.110.00
1.813.110.000
2005
1.651.890.00
2
4
16
0
8.379.076.000
2
4
92
0
4.189.538.000
1.813.110.00 0 2.094.769.00 n
0 8.342.282.40
0
10
34
1.956.096.15
0 Sumber Data: Tabel 6 diolah
16.766.814.750
0
Persamaan garis lurus dalam metode trend kuadratik yaitu Yt1 = a + bx + cx2, dimana nilai a, b dan c dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
b =
=
c=
=
=
=
∑ xY ∑ x
t
2
1.956.096.
150
10
= 195.609.615
n ∑ x 2 Y t − (∑ x 2 )( ∑Y t ) n ∑ x 4 − (∑ x 2 ) 2
5 (16.766.81 4.750) - (10) (8.342.282 .400) 5(34 ) −10 2 83 .834 .073 .750 − 83 .422 .824 .000 170 −100
411 .249 .750
= 5.874.996,53.
70
Y − c ∑ x a= ∑ t
n
2
93
=
=
8.342.282. 400 - 5.874.996, 53 (10) 5 8.283 .532 .434 ,7 5
= 1.656.706.486,94
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dicari ramalan penjualan es balok tiap tahun dengan memasukkan nilai a, b dan c ke dalam rumus Yt1 = a + bx + cx2 disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai pada tahun yang akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu: Yt1 = 1.656.706.486,94 + 195.609.615 (x) + 5.874.996,53 (x)
Tabel 10 Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Kuadratik
Tahun
2
1 t
(dalam rupiah) Yt – Yt1
a
Bx
cx
Y
2001
1.656.706.486,9
195.609.615 (-2)
5.874.996,53 (4)
1.288.987.242
- 24.948.792
2002
4
195.609.615 (-1)
5.874.996,53 (1)
1.466.971.868
51.503.082
2003
1.656.706.486,9
195.609.615 ( 0 ) 5.874.996,53 (0) 1.656.706.486,94
- 4.816.487,06
2004
4
195.609.615 ( 1 ) 5.874.996,53 (1)
1.858.191.098
45.081.098
2005
1.656.706.486,9
195.609.615 ( 2 ) 5.874.996,53 (4)
2.071.425.702
23.343.298
4 1.656.706.486,9 4 1.656.706.486,9 4
Sumber Data: Tabel 9 diolah c.
Metode Trend Simple Exponential
Tabel 11
94
Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Simple Exponential
2
(dalam rupiah) x(Log Yt) Log Yt1 - 18,2036 9,11302
Tahun 2001
Yt 1.264.038.45
x -2
x 4
Log Yt 9,1018
2002
0
-1
1
9,1814
- 9,1814
9,16458
2003
1.518.474.95
0
0
9,2180
0
9,21614
2004
0
1
1
9,2584
9,2584
9,2677
2005
1.651.890.00
2
4
9,31211
18,6422
9,31926
0
10
46,0807
0,5156
-
0 1.813.110.00 0 2.094.769.00 n
0 8.342.282.40
0 Sumber Data: Tabel 6 diolah Persamaan garis lurus dalam metode trend simple exponential yaitu Log Yt1 = Log a + Log b (x), dimana nilai log a dan log b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: Log a =
=
Log b =
=
∑ LogY
t
n 46 ,0807
= 9,21614
5
∑ x( LogY t ) ∑ x 2
10 ,5156 10
= 0,05156
95
Berdasarkan perhitungan diata, maka dapat dicari ramalan penjualan es balok setiap tahun dengan nilai loh a dan log b ke dalam rumus Log Ytt = Log a + Log b (x), disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai pada tahun yang akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu: Log Yt1 = 9,21614 + 0,05156 (x)
Tabel 12 Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Simple Exponential
1 t
1 t
Tahun 2001
Log a 9,21614
Log b (x) 0,05156 (-2)
2002
9,21614
0,05156 (-1 ) 9,16458 = 1.460.763.807
2003
9,21614
0,05156 ( 0 )
9,21614 = 1.644.901.891
2004
9,21614
0,05156 ( 1 )
9,2677 = 1.852.251.691
2005 9,21614 0,05156 ( 2 ) Sumber Data : Tabel 11 diolah
Log Y = Y 9,11302 = 1.297.239.010
(dalam rupiah) Yt – Yt1 - 33.200.560 57.711.143 6.988.109 - 39.141.691
9,31926 = 2.085.739.183
9.029.817
Estimasi penjualan es balok dari masing-masing metode trend tersebut adalah: Tabel 13 Hasil Estimasi dari ketiga Metode Trend Penjualan (dalam rupiah) 1 t
1 t
1
Tahun
Y
Y
Yt
2001
(Trend Linier) 1.277.237.250
(Trend Kuadratik) 1.288.987.242
(Trend Simple Exponential) 1.297.239.010
2002
1.472.846.865
1.466.971.868
1.460.763.807
2003
1.668.456.480
1.656.706.486,94
1.644.901.891
2004
1.846.066.095
1.858.191.098
1.852.251.691
2005 2.059.675.710 2.071.425.702 Sumber Data : Tabel 8, 10, 12.
2.085.739.183
96
Berdasarkan hasil perhitungan ketiga metode trend diatas, kemudian dicari metode trend yang paling cocok untuk memprediksi peramalan penjualan es balok dengan menggunakan analisis selisih kuadrat terkecil yaitu dengan formula sebagai berikut: Tabel 14 Analisis Selisih Kuadrat Terkecil Tahun
Trend Linier
Trend Kuadratik
Trend Simple Exponential
(Yt – Yt1)2
(Yt – Yt1)2
(Yt – Yt1)2
2001
1742.208.321.400.000
622.442.222.300.000
190.359.482.700.000
2002
2.081.922.141.000.000
2.652.567.455.000.000
82.868.062.860.000.000
2003
274.448.259.600.000
23.198.547.600.000
1.048.083.823.000.000.000
2004
1.596.523.618.000.000
2.032.305.397.000.000
472.010.560.100.000.000
2005
1.231.539.003.000.000
544.909.561.500.000
307.100.907.600.000.000
4.358.641.343.300.000
6.108.912.321.000.000.000
∑
1.910.253.713.000.000.000
Sumber Data : Tabel 8, 10, 12 diolah Hasil perhitungan analisis selisih kuadrat terkecil menunjukkan bahwa metode trend linier mempunyai nilai estimasi terendah yaitu sebesar Rp 1.498.627.662.000.000.000. Karena selisih yang terendah menunjukkan peramalan yang mendekati kebenaran, maka metode trend linier akan digunakan untuk meramalkan penjualan es balok. Tabel 15 Estimasi Penjualan Es Balok
Tahun 2006
A 1.668.456.480
bx 195.609.615 ( 3 )
(dalam rupiah) Yt1 2.255.285.325
2007
1.668.456.480
195.609.615 ( 4 )
2.450.894.940
97
2008
1.668.456.480
195.609.615 ( 5 )
2.646.504.555
2009
1.668.456.480
195.609.615 ( 6 )
2.842.114.170
2010
1.668.456.480
195.609.615 ( 7 )
3.037.723.785
2011
1.668.456.480
195.609.615 ( 8 )
3.233.333.400
2012
1.668.456.480
195.609.615 ( 9 )
3.428.993.015
2013
1.668.456.480
195.609.615 (10)
3.324.552.630
2014
1.668.456.480
195.609.615 (11)
3.820.162.245
1015 1.668.456.480 Sumber data : Tabel 7 diolah
195.609.615 (12)
4.015.771.860
Jadi, berdasarkan aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau dari metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier, maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. d.
Pengawasan Peramalan
Dalam pengawasan peramalan metode yang dipakai adalah Kesalahan Absolut Rata-rata ( Average absolute error ), dengan rumus: Y −Y AAE = ∑
1
n
=
0 5
=0
Jadi,
berdasarkan
pengawasan
peramalan
dengan
metode
kesalahan absolut rata-rata dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini tidak ada kesalahan karena hasil dari AAE adalah nol (0). 2.
Analisis Aspek Keuangan
98
Analisis aspek keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang akan diterima sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dengan cara menganalisis: a.
Sumber Dana Investasi dan Kebutuhan Investasi Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri dalam
merealisasi
rencana investasi penggantian
aktiva
mesin
produksi
membutuhkan dana sebesar Rp 1.200.000.000 dengan perincian sebagai berikut: Mesin Pendingin
= Rp 1.170.000.000
Biaya Pemasangan
= Rp
Total Investasi
30.000.000 +
= RP 1.200.000.000
Mesin pendingin tersebut mempunyai umur ekonomis selama 10 tahun, dengan nilai residu sebesar Rp 50.000.000 dan metode penyusutan yang digunakan adalah metode penyusutan garis lurus. Depresiasi = Depresiasi =
Harga Perolehan − Nilai Residu Umur Ekonomis 1.200 .000 .000 − 50 .000 .000 10
= Rp 115.000.000 Dana yang digunakan untuk membiayai investasi penggantian tersebut berasal dari modal sendiri dan hutang jangka panjang serta hasil penjualan mesin lama yang diperkirakan terjual sebesar Rp 85.000.000. Mesin tersebut dibeli pada tahun 1990 seharga Rp 350.000.000 dan
99
mempunyai umur ekonomis 10 tahun
dan nilai residu sebesar Rp
20.000.000, dengan perhitungan nilai residu sebagai berikut: Tabel 16 Perhitungan Nilai Residu (Metode Garis Lurus) Tahun Biaya Penyusutan Akm. Penyusutan Nilai Residu 0 350.000.000 1 33.000.000 33.000.000 317.000.000 2 33.000.000 66.000.000 284.000.000 3 33.000.000 99.000.000 251.000.000 4 33.000.000 132.000.000 218.000.000 5 33.000.000 165.000.000 185.000.000 6 33.000.000 198.000.000 152.000.000 7 33.000.000 231.000.000 119.000.000 8 33.000.000 264.000.000 83.000.000 9 33.000.000 297.000.000 53.000.000 10 33.000.000 330.000.000 20.000.000 Sumber data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Perhitungan pajak penghasilan atas penjualan mesin lama adalah sebagai berikut: Harga jual mesin lama
= Rp 35.000.000
Harga beli mesin lama
= Rp 350.000.000
Akm. Penyusutan
= Rp 330.000.000 –
Nilai residu mesin lama
= Rp 20.000.000 –
Keuntungan
= Rp 15.000.000
Tarif pajak (10%)
= Rp 1.500.000
Perincian sumber dana yang berasal dari penjualan mesin lama adalah sebagai berikut: Pajak Penghasilan + Penjualan Mesin Lama
100
Rp 1.500.000 + Rp 35.000.000 = Rp 36.500.000 Adapun perhitungan besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin produksi adalah sebagai berikut: Harga beli mesin baru = Rp 1.170.000.000 Biaya pemasangan
= Rp
Harga perolehan
30.000.000 + = Rp 1.200.000.000
Penjualan mesin lama = Rp 35.000.000 Pajak atas keuntunganPenjualan mesin lama
= Rp 1.500.000 + = Rp
36.500.000 –
Unitial investasi (Investasi Awal) = Rp 1.163.500.000 Jadi, besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin produksi sebesar Rp 1.163.500.000. Dana tersebut dibiayai dengan modal sendiri sebesar Rp 763.500.000, dan sisanya sebesar Rp 400.000.000 dibiayai dengan hutang jangka panjang dari Bank Central Asia (BCA) dengan tingkat bunga sebesar 17 % tiap tahun dari sisa hutang selama 5 tahun. 1)
Bunga Perusahaan PT. Panca Wira UsahaUnit Pabrik Es Kasri Pandaan
dalam melaksanakan investasi penggantian mesin mendapat pinjaman dari BCA sebesar Rp 400.000.000 dengan bunga sebesar 17 % setiap tahunnya dari sisa hutang dalam jangka waktu 5 tahun. Berikut ini
101
peneliti akan menyajikan tabel angsuran dan bunga yang harus dibayar oleh perusahaan setai tahunnya. Tabel 17 Angsuran dan Bunga Yang Harus Dibayar Tiap Tahunnya (dalam rupiah) Kewajiban Membayar Tahun
Pinjaman Pokok
Angsuran
80.000.000
Bunga 17 % pertahun 68.000.000
2006
400.000.00
2007
Jumlah
148.000.000
0
80.000.000
54.400.000
134.400.000
2008
320.000.00
80.000.000
40.800.000
120.800.000
2009
0
80.000.000
27.200.000
107.200.000
2010
240.000.00
80.000.000
13.600.000
93.600.000
0 160.000.00 0 80.000.000 Sumber data: Data Primer diolah Keterangan a)
Besarnya angsuran tiap tahun
400 .000 .000 5
b)
= 80 .000 .000 Besarnya bunga yang harus dibayar tiap tahun
1)
17 % x Rp 400.000.000 = Rp 68.000.000
2)
17 % x Rp 320.000.000 = Rp 54.400.000
3)
17 % x Rp 240.000.000 = Rp 40.800.000
4)
17 % x Rp 160.000.000 = Rp 27.200.000
102
5) 2)
17 % x Rp 80.000.000 = Rp 13.600.000 Pajak
Pajak yang digunakan adalah pajak penghasilan menurut Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 hal. 122, dengan tariff pajak sebagai berikut: Tabel 18 Tarif Pajak Penghasilan No 1
Besarnya Penghasilan Kena Pajak Rp 0 s/d Rp 50.000.000
Tarif Pajak 10 %
2
Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000
15 %
3 Diatas Rp 100.000.000 Sumber data: UU Perpajakan No. 17 Tahun 2000
30 %
Perhitungan pajak perseroan disajikan pada lampiran 7
b.
Aliran Arus Kas 1)
Aliran Arus Kas Masuk (Cash In Flow) Aliran kas masuk meliputi semua pemasukan kas sebagai hasil
investasi yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan akan membeli aktiva mesin produksi yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi yang sekaligus dapat meningkatkan pandapatan. Arus kas masuk terutama datang dari hasil penjualan produk, penjualan mesin lama dan pendapatan lain-lain. 2)
Aliran Kas Arus Keluar (Cash Out Flow)
103
Aliran kas keluar meliputi semua pengeluaran yang berkaitan dengan pembelian aktiva mesin produksi. Arus kas keluar terdiri dari investasi proyek penggantian mesin, pembayaran angsuran, beban bunga dan pajak perseroan. Sebagai dasar dalam menghitung estimasi laba rugi (tabel 19) dan arus kas (tabel 20) terlebih dahulu membuat estimasi penjualan es, pendapatan jasa angkut es, pendapatan lain-lain, hpp, biaya operasional (pemasaran).
102
Tabel 19 Estimasi Laba Rugi 2006 – 2015 PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Keterangan
2006
2007
2008
2009
2010
Penjualan
2.255.285.325
2.450.894.940
2.646.504.555
2.842.114.170
3.037.723.785
3.233.333.400
3.428.993.015
3.624.552.630
3.820.162.245
4.015.771.860
Pendapatan Jasa
649.006.095
1.071.601.990
1.194.197.885
1.316.793.780
1.439.389.675
1.561.985.570
1.684.581.465
1.807.177.360
1.929.773.255
2.052.364.150
Angkut Jumlah
2.904.291.420
3.522.496.930
3.840.702.440
4.158.907.950
4.477.113.460
4.795.318.970
5.113.574.480
5.431.729.990
5.749.935.500
6.068.135.010
(1.187.477.452) 2.653.224.988
(1.261.339.202,8) 2.897.568.747,2
(1.335.200.853,1) 3.141.912.506,9
(1.409.062.703,4) 3.386.256.266,6
(1.482.924.454,7) 3.630.650.025,3
(1.556.786.204) 3.874.943.786
(1.630.647.954,4) 4.119.287.545,6
(1.704.509.705,8) 4.363.626.304,2
(649.556.625)
(713.468.944,2)
(777.381.263,4)
(841.293.582,6)
(905.205.901,8)
(969.118.221)
(1.033.030.540,2)
(1.096.942.859,4)
(1.160.855.179,6)
1.759.324.602,4
1.939.756.043,8
2.120.187.483,8
2.481.505.364,8
2.661.531.804,3
2.841.913.245,8
3.022.344.686,2
39.419.144,6 1.798.743.747
43.864.342,8 1.983.620.386,6
48.309.541 2.168.497.024,8
57.199.937,4 2.538.250.302,2
61.645.135,6 2.723.176.939,9
66.090.330,8 2.908.003.576,6
HPP Laba Kotor By Operasi (Pemasaran) Laba Operasi
(1.039.753.951,2) (1.113.615.702,6) 1.864.537.468,8 2.408.881.227,4 (585.644.305,8) 1.278.893.164
Pendapatan Lain-lain 34.973.946,4 EBIT 1.313.867.110,4
2.300.618.924,3
52.754.739,2 2.353.373.663,5
2011
2012
2013
2014
70.535.532 3.092.880.218,2
2015
3.202.771.124,6
74.980.730,2 3.277.751.854,8
Biaya Bunga
(68.000.000)
(54.400.000)
(40.800.000)
(27.200.000)
(13.600.000)
-
-
-
-
-
Depresiasi Msn.
(115.000.000)
(115.000.000)
(115.000.000)
(115.000.000)
(115.000.000)
(115.000.000)
(115.000.000)
(115.000.000)
(115.000.000)
(115.000.000)
Baru EBT
1.130.867.110,4
1.629.343.747
1.827.820.386,6
2.026.297.024,8
2.224.773.663,5
2.432.250.302,2
2.608.176.939,9
2.790.003.576,6
2.977.880.218,2
3.162.751.854,8
Pajak Perseroan EAT
(321.760.133) 809.106.977,4
(471.303.124,1) 1.157.040.622,9
(530.846.115,8) 1.296.974.270,8
(590.389.107,7) 1.435.907.917,1
(649.932.098,9) 1.574.847.564,6
(709.475.090,6) 1.713.775.211,6
(764.953.081,7) 1.843.223.850,2
(820.401.072,8) 1.969.602.503,6
(875.864.065,4) 2.102.016.152,8
(931.325.556,2) 2.231.426.298,6
Sumber Data: data Primer diolah
Tabel 20 Estimasi Arus Kas Bersih 2006 – 2015
103
Keterangan A.
2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan 2007 2008 2009 2010 2011
2006
2012
2013
2014
2015
Arus Kas Masuk
1. Penjualan
-
2.255.285.325
2.450.894.940
2.646.504.555
2.842.114.170
3.037.723.785
3.233.333.400
3.428.993.015
3.624.552.630
3.820.162.245
4.015.771.860
2. Pndptn. Js Agkt Es
-
649.006.095
1.071.601.990
1.194.197.885
1.316.793.780
1.439.389.675
1.651.985.570
1.684.581.465
1.807.177.360
1.929.773.255
2.052.364.150
3. Penj. Mesin Lama
36.500.000
-
-
-
-
-
-
-
43.864.342,8 3. 884. 556.782,8
48.309.541 4.207. 217.491
52.754.739,2 4. 529.868.199, 2
57.199.937,4 4.942. 518. 907,4
61.645.135,6 5.175.219. 615,6
66.090.330,8 5. 497.820.320,
4. Pndptn. Lain-lain Jumlah
36. 500.000
34.973.946,4 2. 939.265.384,4
39.419.144,6 3. 651.916.074
70.535.532 5.820.471.032
74.980.730,2 6.143.116.740,2
8 B. Arus Kas Keluar
1. Penggantian Mesin
-
-
2. Angsrn Kredit
1.200.000.000 -
80.000.000
80.000.000
-
-
-
-
-
-
-
80.000.000
80.000.000
80.000.000
-
-
-
-
3. HPP
-
1.039.753.951,2
4. By. Operasional
-
5. By. Bunga 6. Pajak Perseroan
-
1.113.615.702,6
1.187.477.452
1.261.339.202,8
1.335.200.953,
1.409.062.703,4
1.482.924.454,7
1.556.786.204
1.630.647.954,
1.704.509.705,8
585.644.305,8
649.556.625
713.468.944,2
777.381.263
1
905.205.901,8
969.118.221
1.033.030.540,2
4
1.160.855.179,6
-
68.000.000
54.400.000
40.800.000
27.200.000
841.293.582,6
-
-
-
1.096.942.859,
-
-
321.760.133
471.303.124,1
530.846.115,8
590.389.107,7
13.600.000
709.475.096,6
764.953.081,7
820.401.072,8
4
931.325.556,2
649.932.098,9
C.
Jumlah S el is ih Ka s
D.
Nilai Residu Mesin
1. 200.000.000 1. 163 .50 0. 00 0
2.095.157. 390 8 44 .1 06. 99 4, 4
Arus Kas Bersih
Sumber Data: data Primer diolah
2. 368.875.451, 7 1 .19 3. 04 0. 62 2, 9
2. 552. 592.512 1 .3 31. 964 .2 70 ,8
2.736. 309. 753,5 1 .47 0. 90 7. 91 7, 5
2.919.726. 634,6 1 .61 0. 14 1. 56 4, 6
-
3.023.743. 701,8 1. 91 8. 77 5. 20 5, 6
3.216.995. 757,4 3.410. 217.817 1. 958 .22 3. 85 8, 2 2. 087 .6 02 .5 03 ,8
875.864.065,4 3. 603. 454.879,2 2. 217 .01 6. 15 2, 8
3. 796.690.441, 6 2 .34 6. 42 6. 29 8, 6 50.000.000 2.396.426.298,6
104
Biaya Modal (Cost of Capital )
c.
Perhitungan biaya modal dilakukan dengan cara menambahkan bunga standar Sertifikat Bank Indonesia (suku bunga SBI tanggal 16 Mei 2001) dengan premi resiko (besarnya premi resiko antara 5 % sampai dengan 7 %). Biaya modal = suku bunga SBI + Premi Resiko = 12,15 % + 7 % = 19,15 % Jadi, besarnya biaya modal adalah 19,15 %, bunga ini akan digunakan dalam perhitungan NPV. d.
Kriteria Penilaian Investasi Metode Payback Period (PP)
1)
Metode untuk menghitung periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas bersih (net cash flow). Peneliti menggunakan Payback Period yang arus kasnya didiskontokan dengan k (biaya modal) agar jumlah arus kas yang didiskontokan tersebut nilainya sama dengan nilai sekarang investasi dengan rumus sebagai berikut: Diskonto arus kas =
Arus Kas (1 + k ) n
105
Tabel 21 Perhitungan Arus Kas yang Didiskontokan Tahun
Arus Kas
Diskonto 19,15 % (1 + 0,1915)n
(dalam rupiah) Arus Kas yang Didiskontokan Arus Kas (1 + 0,1915 ) n
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
844.106.994,5 1.193.040.622,9 1.331.964.270,8 1.470.907.917,5 1.610.141.564,6 1.918.775.205,6 1.958.223.858,2 2.087.602.503,8 2.217.016.152,8 2.346.426.298,6
1,1915 1,4197 1,6915 2,0155 2,4014 2,8613 3,4092 4,0621 4,8400 5,7669
708.440.616,4 840.346.990,2 787.445.622,2 729.798.023,8 670.501.192,6 670.595.605,1 574.393.951,1 513.921.986,9 458.061.188,4 406.878.270,5
Sumber Data: Tabel 20 diolah Arus kas keluar
= Rp 1.163.500.000
Arus kas masuk tahap ke-1
= Rp (708.440.616,4) –
Investasi belum tertutup PP =
=
Capital Outlays Proceeds Tahunan 455.059.38
3,6
840.346.99
0,2
= Rp 455.059.383,6
x 1 Tahun
x 1 Tahun
= 0,545 Tahun Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi diterima karena PP sebesar 2,08 tahun lebih kecil dari waktu pengembalian yang disyaratkan yaitu 10 tahun (0,545 > 10).
2)
Metode Avarage Rate of Return (ARR)
106
ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini dinyatakan dengan prosentase. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat estimasi Earning After Tax (EAT).
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
∑
Tabel 22 Estimasi Earning After Tax (EAT) (dalam rupiah) EAT 809.106.977,4 1.158.040.622,9 1.296.974.270,8 1.435.907.917,1 1.574.841.564,6 1.713.775.211,6 1.843.223.850,2 1.969.602.503,6 2.102.016.152,8 2.231.426.298,6 13.903.489.115,6
Sumber data: Tabel 14 diolah Rata-rata EAT
=
=
ARR
=
Jumlah EAT n
13.903.489
.115,6
10
1.390.348. 1.163.500.
911,56 000
= 1.390.348.911,56
x 100 %
= 119,5 % Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi penggantian mesin produksi layak dilaksanakan karena ARR sebesar 119,5 %lebih
107
besar dari tingkat bunga relevan yaitu sebesar 19,15 % (119,5 % > 19,15 %). Metode Net Present Value (NPV)
3)
NPV diperoleh dengan jalan mencari selisih antara jumlah kas yang masuk ke dalam dana proyek dengan kas yang keluar dari dana proyek tiap tahunnya, dengan tingkat biaya modal (cost of capital ) yang digunakan. Tabel 23 Net Present Value (NPV) (dalam rupiah) Tahun
Arus Kas Masuk ( ∆CF )
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
844.106.994,5 1.193.040.622,9 1.331.964.270,8 1.470.907.917,5 1.610.141.564,6 1.918.775.205,6 1.958.223.858,2 2.087.602.503,8 2.217.016.152,8 2.346.426.298,6 16.978.205.386,3
∑
19,15 % (1 + 0,1915)n
(1 + k a ) n
1,1915 1,4197 1,6915 2,0155 2,4014 2,8613 3,4092 4,0621 4,8400 5,7669 29.6591
708.440.616,4 840.346.990,2 787.445.622,2 729.798.023,8 670.501.192,6 670.595.605,1 574.393.951,1 513.921.986,9 458.061.188,4 406.878.270,5 6.360.383.447,2
∆CF t
Sumber data: Tabel 20 diolah
∆CF NPV = ∑ - I0 + k 1 ( 1 ) =1 n
t
t
t
a
NPV = 6.360.383.447,2 - 1.163.500.000 = 5.196.883447,2
108
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi diterima dan layak dilaksanakan karena nilai NPV (5.196.883447,2) Lebih besar dari nol ( 0 ). Metode Internal Rate of Return (IRR)
4) IRR
adalah
tingkat
bunga
yang
bila
digunakan
untuk
mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada keadaan ini NPV = 0. Tabel 24 Internal Rate of Return (IRR) Tahun
Arus Kas Masuk
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Total
844.106.994,5 1.193.040.622,9 1.331.964.270,8 1.470.907.917,5 1.610.141.564,6 1.918.775.205,6 1.958.223.858,2 2.087.602.503,8 2.217.016.152,8 2.346.426.298,6
DF 35 % 0741 0,549 0,406 0,301 0,223 0,165 0,122 0,091 0,067 0,050
Investasi
PV dari Arus Kas Masuk 625.482.282,9 654.979.301,5 971.309.992,1 442.743.283 359.061.568,8 316.997.908,8 238.903.310,7 189.971.827,8 148.540.082,2 117.321.314,9 3.764.910.872,7 1.163.500.000
NPV Sumber Data:Tabel 20 diolah
IRR = i1 -
DF 36 % 0,735 0,541 0,398 0,292 0,215 0,158 0,116 0,085 0,063 0,046
(dalam rupiah) PV dari Arus Kas Masuk 620.418.641 645.434.976,5 530.121.779,5 429.505.111,8 346.180.436,3 330.166.482,4 227.153.967,5 177.446.212,8 139.672.017,6 107.935.609,7 3.554.035.235,1 1.163.500.000
2.601.410.872,7
NPV 1 NPV 1
− NPV 2
(i2 – i1)
2.390.535.2
109
IRR = 35 % -
IRR = 35 % -
2.601.410.
872,7
2.601.410.
872,7 - 2.390.535.
2.601.410.
872,7
210 .875 .637 ,6
235,1
(35% - 36%)
(1%)
IRR = 35 % - 12,37 % IRR = 22,63 % Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi layak untuk dilaksanakan karena nilai IRR (22,63 %) lebih besar dari tingkat bunga relevan (19,15%). Metode Profitability Index (PI)
5)
Metode ini menghitung nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi. PI =
6.360.383.
447,2
1.163.500. 000
PI = 5,47 Berdasarkan
hasil
analisis
diatas,
maka
usul
investasi
penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena PI sebesar 5,47 lebih besar dari 1 (5,47 >1).
6) Dimodifikasi (MIRR)
Metode Tingkat Pengembalian Internal yang
110
MIRR merupakan merupakan suatu tingkat diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari nilai terminal (terminal value) dengan investasi awalnya. Tabel 25 Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR) Arus Kas Masuk (1 + k)n-t ∆CF (1 + 0,1915)n-t 2006 844.106.994,5 4,8400 2007 1.193.040.622,9 4,0621 2008 1.331.964.270,8 3,4092 2009 1.470.907.917,5 2,8613 2010 1.610.141.564,6 2,4014 2011 1.918.775.205,6 2,0155 2012 1.958.223.858,2 1,6915 2013 2.087.602.503,8 1,4197 2014 2.217.016.152,8 1,1915 2014 2.346.426.298,6 1,0000 16.978.205.386, 24,8922 ∑ 3 Sumber Data: Tabel 20 diolah Tahun
n
∑∆CF (1 + k ) t
n −1
a
= I0
t =1
(1 + MIRR ) 36.679.360
n
.943,58
(1 + MIRR ) 10
(1 + MIRR)10 =
= 1.163.500.000
36.679.360 .943,58 1.163.500.
000
(1 + MIRR)10 = 31,525 10 log((1 + MIRR) = log 31,525 10 log (1 + MIRR) = 1,4987
∆CF (1 + k)n-t
4.085.477.853,38 4.846.250.314,28 4.540.932.592,01 4.208.708.824,34 3.866.593.953,23 3.867.231.426,89 3.312.335.656,15 2.963.769.274,64 2.641.574.746,06 2.346.426.298,6 36.679.360.943,58
111
Log (1 + MIRR) =
1,4987 10
Log (1 + MIRR) = 0,04987 (1 + MIRR) = 1,4121 MIRR = 1,4121 – 1 MIRR = 0,4121 = 41,21 % Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena MIRR sebesar 41,21 % lebih besar dari tingkat biaya modal 19,15 % (41,21 % > 19,15 %) D. Pembahasan
Hasil dari analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau dari metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier, maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan metode Payback Period (PP), diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan layak untuk dilaksanakan karena PP sebesar 2,08 tahun lebih kecil dari waktu pengembalian yang disyaratkan yaitu 10 tahun (0,545 >10).
112
Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Avarage Rate of Return (ARR), diketahui bahwa penggantian mesin produksi layak dilaksanakan karena ARR sebesar 119,5 %lebih besar dari tingkat bunga relevan yaitu sebesar 19,15 % (119,5 % > 19,15 %). Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV), diketahui bahwa usul investasi diterima dan layak dilaksanakan karena nilai NPV (5.196.883447,2) Lebih besar dari n ol ( 0 ). Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena nilai IRR (22,63 %) lebih besar dari tingkat bunga relevan (19,15 %). Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Profitability Index (PI), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena PI sebesar 2,02 lebih besar dari 1 (5,47 > 1). Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian
113
aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena MIRR sebesar 41,21 % lebih besar dari tingkat biaya modal 19,15 % (41,21 % > 19,15 %).
114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdaasarkan hasil analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran yang
ditinjau dari metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier, maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 2.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Payback Period (PP), diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan layak untuk dilaksanakan. 3.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Avarage Rate of Return (ARR), diketahui bahwa penggantian mesin produksi layak untuk dilaksanakan. 4.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Net Present Value (NPV), diketahui bahwa usul investasi diterima dan layak dilaksanakan.
115
5.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan. 6.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Profitability Index (PI), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan. 7.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan
menggunakan metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan. B. Saran
Setelah diuraikan dari beberapa kesimpulan diatas tersebut, maka perlu dikemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan investasi yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan a. Mengingat analisis kelayakan investasi sangat penting terhadap keberhasilan suatu rencana investasi dan dapat berdampak terhadap aspekaspek yang lain, maka perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi hendaknya investasi tersebut dianalisis dengan cermat.
116
b. Perusahaan menggunakan
dalam
memperhitungkan
suku bunga
berdasarkan
biaya
modal
sebaiknya
Sertifikat Bank Indonesia
ditambah dengan premi resio karena perusahaan tersebut belum Go Public. c. Perusahaan dalam memperhitungkan arus kas bersih sebaiknya menggunakan pendekatan arus kas karena pendekatan tersebut telah mengcover adanya angsuran kredit dan bunga pinjaman. d. Hasil perhitungan analisis kelayakan investasi menunjukkan bahwa investasi penggantian mesin pendingin mendatangkan keuntungan, dengan demikian usulan investasi penggantian tersebut dapat diterima dan layak untuk dilaksanakan guna kelancaran kegiatan operasional perusahaan di masa yang akan datang. 2. Bagi Kreditur Sebaiknya investor dalam menginvestasikan dananya pada suatu proyek mempertimbangkan dengan cermat apakah proyek tersebut benar-benar layak atau tidak untuk dilaksanakan, karena dengan begitu resiko kerugian yang akan diderita oleh investor tersebut akan semakin kecil. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebaiknya peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan kelayakan suatu proyek atau bisnis hendaknya memperhatikan aspekaspek yang dapat mempengaruhi kelayakan proyek tersebut, sehingga hasil yang diperoleh nantinya benar-benar valid dan tidak menimbulkan dampak
117
yang negatif terhadap perusahaan atau organisasi yang melakukan proyek tersebut, serta tidak menimbulkan dampak yang negatif pula terhadap faktorfaktor lain yang berhubungan dengan perusahaan atau organisasi.
118
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Rindyah Hanafi. 2002. Pengantar Manajemen , Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Apandi, Nasehatun. 2000. Budget dan Control , Penerbit Grasindo, Anggota IKAPI, Jakarta. Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan , Edisi Keempat, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta. Husnan, Suad dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek , Edisi Keempat Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan , Jilid Lengkap, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran , Jilid I, Edisi Millenium, Penerbit PT. Prehallindo, Jakarta. Mardiasmo. 2003. Perpajakan , Edisi Lima, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta. Retnaningtyas, Diah. 2000. Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV. Palapa Lumajang . Riyanro, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan , Edisi Keempat, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi , Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Sutojo, Sisiwanto. 2002. Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknik dan Proses , Penerbit PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Syarafuddin, Alwi. 2002. Alat-alat Analisis Dan Pembelanjaan , Edisi Keempat, Penerbit Andi Ofset, Yogyakarta. Undang-undang Perpajakan. 2000. Penerbit Citra Umbara, Bandung. Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan , Jilid I, Edisi Kedua, Penerbit UMM Press, Malang.
119
Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas. 2000. Manajemen Keuangan , Jilid I, Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
120
Lampiran 1 Data Karyawan 2005 PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan No
Keterangan
Karyawan
Karyawan
Jumlah
Tetap 1
Harian -
1
1
Kepala Unit
2
Kepala Bag Administrasi
1
-
1
3
Kepala Sub Bag. Umum dan Tata Usaha
1
-
1
4
Pelaksana Urusan Ketatausahaan dan kasir
6
-
6
5
Pelaksana Urusan Kendaraan
7
-
7
6
Pelaksana Urusan Umum dan Keamanan
2
-
2
7
Kepala Sub Bag. Gudang
1
-
1
8
Kepala Sub Bag. Kesehatan
1
-
1
9
Kepala Bag. Produksi dan Pemeliharaan
1
-
1
10
Kepala Sub Bag, Produksi
1
-
1
11
Pelaksana Produksi
20
15
35
12
Kepala Sub Bag. Pemeliharaan
1
-
1
13
Pelaksana Urusan Pemeliharaan
4
-
4
14
Kepala Bag. Pemasaran
1
-
1
15
Pelaksana Pemasaran
4
-
4
16
Pelaksana Urusan Pengiriman
7
-
7
17
Pelaksana Urusan Penagihan 4 Jumlah 63 Orang 15 Orang Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
4 78 Orang
Lampiran 2
121
Data Mesin Produksi 2005 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan No 1 Turbin Air Merek Voith 2
Keterangan
Jumlah 2
Diesel, terdiri dari : a. Diesel Man Merek Turbo. Tipe W 6 V 17,5 / 22 B
2
b. Diesel Man Merek Turbo. Tipe W 8 V 17,5 / 22 B
2
3
Bak Pendingin atau Kuip
4
Mesin Pendingin
Jumlah Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit PAbrik Es Kasri Pandaan
4 4 14 buah
Data Mesin Produksi yang Rusak PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Jenis Mesin
: Mesin Pendingin
Tahun Pembelian
: 1990
Harga Perolehan
: Rp 350.000.000
Kapasitas Produksi
: 22.000 Kg atau 880 Balok Es untuk sekali produksi
Umur Ekonomis
: 10 Tahun
Nilai Residu : Rp 20.000.000 Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit PAbrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 3 Analisis Pendapatan Jasa Angkut Es 2001-2005 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
122
Tahun
Yt
2001 224.556.500 2002 497.162.300 2003 563.398.000 2004 769.734.250 2005 851.250.000 n 2.906.092.050 Sumber data: Data Primer diolah a= =
Y t
X
x2
xYt
-2 -1 0 1 2 0
4 1 0 1 4 10
- 449.113.000 - 797.162.300 0 769.734.250 1.702.500.000 1.225.958.950
b =
n 2.906.092.
050
=
5
= 581.218.410
xY t x 2 1.225.958.
950
10
= 122.595.895
Jadi persamaannya adalah Yt1 = 581.218.410 - 122.595.895 (x)
Estimasi Pendapatan Jasa Angkut Es 2006 - 2015 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Tahun
x
a
b (x)
Yt1
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
581.218.410 581.218.410 581.218.410 581.218.410 581.218.410 581.218.410 581.218.410 581.218.410 581.218.410 581.218.410
122.595.895 ( 3 ) 122.595.895 ( 4 ) 122.595.895 ( 5 ) 122.595.895 ( 6 ) 122.595.895 ( 7 ) 122.595.895 ( 8 ) 122.595.895 ( 9 ) 122.595.895 (10) 122.595.895 (11) 122.595.895 (12)
649.006.095 1.071.601.990 1.194.197.885 1.316.793.780 1.439.389.675 1.561.985.570 1.684.581.465 1.807.177.360 1.929.773.255 2.052.369.150
Lampiran 4 Analisis Pendapatan Lain-lain 2001-2005 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
123
Tahun Yt 2001 9.916.259 2002 11.230.500 2003 12.575.000 2004 33.425.000 2005 21.045.000 n 108.191.759 Sumber data: Data Primer diolah a= =
Y t
x2 4 1 0 1 4 10
X -2 -1 0 1 2 0
b =
n 108.191.75
9
5
= 21.638.351,8
=
xYt - 19.832.518 - 11.230.500 0 33.425.000 42.090.000 44.451.982
xY t x 2 44.451.982 10
= 4.445.198,2
Jadi persamaannya adalah Yt1 = 21.638.351,8 – 4.445.198,2 (x) Estimasi Pendapatan Lain-lain 2006 - 2015 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Tahun x a 2006 3 21.638.351,8 2007 4 21.638.351,8 2008 5 21.638.351,8 2009 6 21.638.351,8 2010 7 21.638.351,8 2011 8 21.638.351,8 2012 9 21.638.351,8 2013 10 21.638.351,8 2014 11 21.638.351,8 2015 12 21.638.351,8 Sumber data: Data Primer diolah
b (x) 4.445.198,2 ( 3 ) 4.445.198,2 ( 4 ) 4.445.198,2 ( 5 ) 4.445.198,2 ( 6 ) 4.445.198,2 ( 7 ) 4.445.198,2 ( 8 ) 4.445.198,26 ( 9 ) 4.445.198,2 (10) 4.445.198,2 (11) 4.445.198,2 (12)
Yt1 34.973.946,4 39.419.144,6 43.864.342,8 48.903.541 52.754.739,2 57.199.937,4 61.645.135,6 66.090.330,8 70.535.532 74.980.730,2
Lampiran 5 Analisis Harga Pokok Penjualan (HPP) 2001-2005 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
124
Tahun Yt 2001 689.554.055 2002 775.906.284 2003 797.802.213 2004 955.976.698 2005 970.963.160 n 4.190.204.410 Sumber data: Data Primer diolah a= =
Y t
x2 4 1 0 1 4 10
X -2 -1 0 1 2 0
b =
n 4.090.843.
500
=
5
= 818.168.700
xYt - 1.379.108.110 - 775.906.284 0 955.976.698 1.941.926.320 762.888.624
xY t x 2 738.617.50
4
10
= 73.861.750,4
Jadi persamaannya adalah Yt1 = 838.040.882 - 76.288.862,4 (x) Estimasi Harga Pokok Penjualan (HPP) 2006 - 2015 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Tahun x a 2006 3 838.040.882 2007 4 838.040.882 2008 5 838.040.882 2009 6 838.040.882 2010 7 838.040.882 2011 8 838.040.882 2012 9 838.040.882 2013 10 838.040.882 2014 11 838.040.882 2015 12 838.040.882 Sumber data: Data Primer diolah
Yt1 1.066.907.469,2 1.143.196.331,6 1.219.485.194 1.295.774.056,4 1.372.062.918,8 1.448.351.781,2 1.524.640.643,6 1.600.929.506 1.677.218.368,4 1.753.507.230,8
b (x) 76.288.862,4 ( 3 ) 76.288.862,4 ( 4 ) 76.288.862,4 ( 5 ) 76.288.862,4 ( 6 ) 76.288.862,4 ( 7 ) 76.288.862,4 ( 8 ) 76.288.862,4 ( 9 ) 76.288.862,4 (10) 76.288.862,4 (11) 76.288.862,4 (12)
Lampiran 6 Analisis Biaya Operasional (Pemasaran) 2001-2005 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Tahun
Yt
X
x2
xYt
125
2001
198.237.718
-2
4
- 396.475.436 - 402.481.972
2002
402.481.972
-1
1
2003
429.320.976
0
0
0
2004
440.911.550
1
1
440.911.550
2005 498.584.525 n 1.969.536.741 Sumber data: Data Primer diolah
2 0
4 10
997.169.050 639.123.192
a= =
Y t
b =
n 1.969.536.
741
xY t
=
5
= 393.907.348,2
x 2 639.123.19
2
10
= 63.912.319,2
Jadi persamaannya adalah Yt1 = 393.907.348,2 - 63.912.319,2 (x)
Lampiran 6 Estimasi Biaya Operasional (Pemasaran) 2006 - 2015 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Tahun
x
a
B (x)
Yt1
126
2006
3
393.907.348,2
63.912.319,2 ( 3 )
585.644.305,8
2007
4
393.907.348,2
63.912.319,2 ( 4 )
649.556.625
2008
5
393.907.348,2
63.912.319,2 ( 5 )
713.468.944,2
2009
6
393.907.348,2
63.912.319,2 ( 6 )
777.381.263,4
2010
7
393.907.348,2
63.912.319,2 ( 7 )
841.293.582,6
2011
8
393.907.348,2
63.912.319,2 ( 8 )
905.205.901,8
2012
9
393.907.348,2
63.912.319,2 ( 9 )
969.118.221
2013
10
393.907.348,2
63.912.319,2 (10)
1.033.030.540,02
2014
11
393.907.348,2
63.912.319,2 (11)
1.096.942.859,4
2015 12 393.907.348,2 Sumber data: Data Primer diolah
63.912.319,2 (12)
1.160.855.179,6
Lampiran 7
Tahun
Perhitungan Pajak Perseroan 2006 – 2015 PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Diatas Rp 50 – Diatas Rp 10jt ≥ Rp 50jt (10 %)
Rp 100jt (15 %)
(30 %)
Pajak Perseroan
127
(1)
(2)
(3)
(1)+(2)+(3)
2006
10 % x Rp 50 jt
15 % x Rp 50 jt
30 % x Rp 485.658.653,492
158.197.569,492
2007
= Rp 5.000.000 10 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000 15 % x Rp 50 jt
= Rp 145.697.569,048 30 % x Rp 516.510.975,886
167.453.292,766
2008
= Rp 5.000.000 10 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000 15 % x Rp 50 jt
= Rp 154.953.292,766 30 % x Rp 541.364.548,29
174.909.364,487
2009
= Rp 5.000.000 10 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000 15 % x Rp 50 jt
= Rp 162.409.364,487 30 % x Rp 569.217.503,674
183.265.251,102
2010
= Rp 5.000.000 10 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000 15 % x Rp 50 jt
= Rp 170.765.251,102 30 % x Rp 597.070.447
191.621.134,1
2011
= Rp 5.000.000 10 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000 15 % x Rp 50 jt
= Rp 179.121.134,1 30 % x Rp 624.923.390,362
199.977.017,109
2012
= Rp 5.000.000 10 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000 15 % x Rp 50 jt
= Rp 187.477.017,109 30 % x Rp 639.176.337,776
204.252.301,333
2013
= Rp 5.000.000 10 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000 15 % x Rp 50 jt
= Rp 191.752.301,333 30 % x Rp 653.429.286,15
208.528.785,845
2014
= Rp 5.000.000 10 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000 15 % x Rp 50 jt
= Rp 196.028.785,845 30 % x Rp 667.682.232,52
212.804.669,854
2015
= Rp 5.000.000 10 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000 15 % x Rp 50 jt
= Rp 200.304.669,854 30 % x Rp 681.935.179,9
217.080.553,97
= Rp 5.000.000
= Rp 7.500.000
= Rp 204.580.553,97
Lampiran 8 PT. PANCA WIRA USAHA Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Harga Pokok Penjualan 2001 – 2005 Keterangan
Tahun 2001
Tahun 2002
Tahun 2003
(dalam rupiah) Tahun Tahun 2004 2005
128
Bahan Baku Langsung 95.435.650
100.125.625
102.550.350
200.000.000
189.600.000
170.860.500
760.000
5.135.000
4.436.000
3.980.000
Jumlah Pembelian Bersih
266.046.036 219.849.225
205.135.250
194.036.000
174.840.500
Jml Bhn Baku Yg Tersedia utk Digunakan
269.320.286 299.718.925
300.570.900
294.161.625
277.390.850
95.435.650
100.125.625
102.550.350
108.462.040
1.
Persediaan Awal Bahan Baku
2.
Pembalian Bahan Baku
3.
Biaya Angkut
3.256.250
79.869.700
261.802.336 215.089.225 4.261.700
79.869.700
Persediaan Akhir Bahan Baku Jumlah Biaya Pemakaian Bahan Baku
(1)
89.450.586 204.283.275
200.445.275
191.611.275
168.748.810
Tenaga Kerja Langsung
(2)
195.838.800 142.857.284
235.842.343
264.789.371
276.825.000
180.209.719 191.359.200
196.639.665
244.785.690
250.060.500
108.728.000
110.578.250
117.112.500
Biaya Overhead Pabrik
1.
Tenaga Kerja Tak Langsung
2.
Listrik, Air dan telepon
99.897.750 102.452.500
3.
Pajak Bumi dan Bangunan
11.586.123
12.728.750
13.539.376
15.117.162
17.260.500
4.
Biaya Pemeliharaan Bangunan
4.442.400
5.248.350
7.322.350
10.578.250
13.975.250
5.
Biaya
80.526.927
87.486.925
93.524.700
95.498.100
98.525.000
Peralatan
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
6.
Depresiasi Bangunan
20.000.000
20.000.000
20.000.000
20.000.000
20.000.000
7.
Depresiasi Mesin dan Peralatan
406.662.919 429.365.725
449.754.095
506.147.752
526.935.750
691.952.305 776.506.284
886.041.713
962.548.398
972.509.560
8.925.000
97.164.500
103.739.200
894.966.713 1.059.712.098
1.076.248.760
Pemeliharaan
Jumlah Overhead Pabrik
Harga Pokok Produksi
Persediaan Awal Barang Jadi Persediaan Barang Siap Dijual
Persediaan Akhir Barang Jadi
Mesin
dan
(3)
(1) + (2) + (3)
5.926.750
8.325.000
697.879.055 784.831.284
8.325.000
8.925.000
97.164.500
103.739.200
105.285.600
689.554.055 775.906.284
797.802.213
955.976.698
970.963.160
Harga Pokok Penjualan
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Lampiran 9
Keterangan
PT. PANCA WIRA USAHA Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Laporan Laba Rugi 2001 – 2005 Tahun Tahun 2001 2002
Tahun 2003
Tahun 2004
Tahun 2005
129
Penjualan Es
1.264.038.450
1.518.474.950
1.651.890.000
1.813.110.000
2.094.769.000
224.556.500
497.162.300
563.389.000
769.734.250
851.250.000
Total Penjualan
1.488.594.950
2.015.637.250
2.215.279.000
2.582.844.250
2.946.019.000
Harga Pokok Penjualan
(689.554.055)
(775.906.284)
(797.802.213)
(955.976.698)
(970.963.160)
799.040.895
1.239.730.966
1.417.476.787
1.626.867.552
1.975.055.840
83.940.143
267.049.893
281.679.651
289.362.350
342.875.000
900.000
1.025.000
11.200.000
11.932.000
12.594.000
27.691.095
32.250.360
27.691.095
28.005.000
28.910.750
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
14.678.300
16.176.600
17.385.000
17.967.500
18.734.200
1.924.250
2.100.600
2.796.000
3.042.000
3.764.550
555.000
625.000
2.540.000
2.980.000
3.465.000
52.569.780
62.250.144
65.740.060
66.330.500
66.525.300
7.810.200
9.224.300
9.300.000
9.875.000
9.968.000
246.450
2.500.000
2.675.000
2.768.000
2.946.600
2.922.500
4.280.075
3.314.170
3.649.000
3.798.125
(198.237.718)
(402.481.972)
(429.320.976)
(440.911.550)
(498.584.525)
600.803.177
837.248.994
988.155.811
1.185.956.002
1.476.471.315
9.916.259
11.230.500
12.975.000
33.425.000
21.045.000
610.719.436
848.479.494
1.001.130.811
1.219.381.002
1.497.516.315
(165.715.830,8)
(237.043.848,2)
(282.839.243,3
(348.314.300,6
(431.754.894,5)
445.003.605,2
611.435.645,8
)
)
1.065.761.420,5
718.291.567,7
871.006.701,4
Pendapatan Jasa Angkut Es
Laba Kotor Biaya Oprasional (Pemasaran): a. Biaya Penjualan
1.
Biaya Personil
2.
Biaya Promosi (Iklan)
3.
By. Penjualan Dlm Negeri
4.
Depresiasi
Kendaraan
Angkut b. Biaya Administrasi dan Umum
1.
Pajak
Kendaraan 2.
Alat Tulis
3.
Komisi (discount)
4.
By.
Pemeliharaan Kndraan 5.
By. Perjalanan Setempat
6.
By. Perjalanan Dinas
7.
By. Umum dan Lain-lain
Jml. By. Operasional (Pemasaran) Laba Operasional
Pendapatan Lain-lain Laba Sebelum Pajak (EBT)
Pajak Laba Setelah Pajak (EAT)
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
130
Lampiran 10 PT. PANCA WIRA USAHA Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Neraca Per 31 Desember 2001 Keterangan A. AKTIVA LANCAR Kas Bank Central Asia (BCA) Deposit BCA Bank Rakyat Indonesia(BRI) Piutang Dagang (Piutang Usaha) Persediaan Bahan Baku Pembayaran Uang Muka Rekening Koran Jumlah Aktiva Lancar B. AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Akumulasi Depresiasi Bangunan Mesin dan Peralatan Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor Inventaris Kantor Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor Piutang Usaha Jangka Panjang Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar Jumlah Aktiva Tetap Jumlah Aktiva C. PASSIVA LANCAR Hutang dagang Hutang Pajak Hutang Gaji yang Belum Dibayar Hutang Lain-lain Listrik, Air dan Telepon Jumlah Passiva Lancar D. PASSIVA TETAP Hutang Jangka Panjang Jumlah Passiva Tetap
Jumlah 30.525.000 21.975.250 60.500.000 123.645.235 163.349.500 79.869.700 5.997.000 369.150.000 855.011.685
195.324.000 127.624.574 10.000.000 573.440.235 20.000.000 165.775.275 5.000.000 15.439.450 1.000.000 61.837.500 5.300.000 1.108.741.034 1.963.752.719
29.820.000 76.273.600 62.757.763,8 300.000.000 99.897.750 568.749.112,2
500.000.000 500.000.000
E. MODAL Modal Dasar 450.000.000 Laba Tahun Berjalan 445.003.605,2 Jumlah Modal 895.003.605,2 Jumlah Passiva 1.963.752.719 Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
131
Lampiran 10 PT. PANCA WIRA USAHA Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Neraca Per 31 Desember 2002 Keterangan A. AKTIVA LANCAR Kas Bank Central Asia (BCA) Deposit BCA Bank Rakyat Indonesia(BRI) Piutang Dagang (Piutang Usaha) Persediaan Bahan Baku Pembayaran Uang Muka Rekening Koran Jumlah Aktiva Lancar B. AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Akumulasi Depresiasi Bangunan Mesin dan Peralatan Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor Inventaris Kantor Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor Piutang Usaha Jangka Panjang Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar Jumlah Aktiva Tetap Jumlah Aktiva C. PASSIVA LANCAR Hutang dagang Hutang Pajak Hutang Gaji yang Belum Dibayar Hutang Lain-lain Listrik, Air dan Telepon Jumlah Passiva Lancar D. PASSIVA TETAP Hutang Jangka Panjang Jumlah Passiva Tetap E. MODAL Modal Dasar Laba Tahun Berjalan Jumlah Modal Jumlah Passiva
Jumlah 23.200.000 17.570.000 56.650.000 113.125.275 154.890.000 95.435.650 4.150.000 350.426.800 818.447.725 185.324.000 117.624.574 20.000.000 553.440.235 40.000.000 160.775.275 10.000.000 14.439.450 2.000.000 53.532.000 6.350.000 1.019.485.534 1.837.933.259
33.740.000 80.165.000 60.050.143,2 200.000.000 102.542.500 276.497.613,2
300.000.000 300.000.000 450.000.000 611.435.645,8 1.061.435.645,8 1.837.933.259
132
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 10 PT. PANCA WIRA USAHA Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Neraca Per 31 Desember 2003 Keterangan A. AKTIVA LANCAR Kas Bank Central Asia (BCA) Deposit BCA Bank Rakyat Indonesia(BRI) Piutang Dagang (Piutang Usaha) Persediaan Bahan Baku Pembayaran Uang Muka Rekening Koran Jumlah Aktiva Lancar B. AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Akumulasi Depresiasi Bangunan Mesin dan Peralatan Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor Inventaris Kantor Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor Piutang Usaha Jangka Panjang Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar Jumlah Aktiva Tetap Jumlah Aktiva C. PASSIVA LANCAR Hutang dagang Hutang Pajak Hutang Gaji yang Belum Dibayar Hutang Lain-lain Listrik, Air dan Telepon Jumlah Passiva Lancar D. PASSIVA TETAP Hutang Jangka Panjang Jumlah Passiva Tetap D. MODAL Modal Dasar Laba Tahun Berjalan Jumlah Modal Jumlah Passiva
Jumlah 18.125.700 15.375.100 53.350.000 110.768.450 148.749.500 100.125.625 5.845.000 337.430.000 789.769.375 175.324.000 107.624.574 30.000.000 533.440.235 60.000.000 155.775.275 15.000.000 13.439.450 3.000.000 51.875.400 9.275.000 938.753.934 1.728.523.309 35.876.000 82.500.000 83.127.413,3 200.000.000 108.728.000 510.231.741,3
50.000.000 50.000.000
450.000.000 718.291.567,7 1.168.291.567,7 1.728.523.309
133
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 10 PT. PANCA WIRA USAHA Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Neraca Per 31 Desember 2004 Keterangan
Jumlah
A. AKTIVA LANCAR Kas Bank Central Asia (BCA) Deposit BCA Bank Rakyat Indonesia(BRI) Piutang Dagang (Piutang Usaha) Persediaan Bahan Baku Pembayaran Uang Muka Rekening Koran Jumlah Aktiva Lancar
20.975.250 14.895.259 49.100.000 108.023.750 150.825.000 102.550.350 7.025.000 305.363.000 758.757.609
B. AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Akumulasi Depresiasi Bangunan Mesin dan Peralatan Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor Inventaris Kantor Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor Piutang Usaha Jangka Panjang Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar Jumlah Aktiva Tetap
165.324.000 97.624.574 40.000.000 513.440.235 80.000.000 158.775.275 20.000.000 12.439.450 4.000.000 750.000 9.000.000 658.353.534
Jumlah Aktiva C. PASSIVA LANCAR Hutang dagang Hutang Pajak Hutang Gaji yang Belum Dibayar Listrik, Air dan Telepon Jumlah Passiva Lancar D. MODAL Modal Dasar Laba Tahun Berjalan Jumlah Modal
1.609.111.143
46.643.250 67.725.000 4..157.911,6 110.578.250 267.804.411,6
450.000.000 871.006.701,4 1.321.006.701,4
Jumlah Passiva 1.609.111.143 Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
134
Lampiran 10 PT. PANCA WIRA USAHA Unit Pabrik Es Kasri Pandaan Neraca Per 31 Desember 2005 Keterangan
Jumlah
A. AKTIVA LANCAR Kas Bank Central Asia (BCA) Deposit BCA Bank Rakyat Indonesia(BRI) Piutang Dagang (Piutang Usaha) Persediaan Bahan Baku Pembayaran Uang Muka Rekening Koran Jumlah Aktiva Lancar
21.337.074 16.526.047 50.750.000 111.259.658 153.111.040 108.462.040 8.324.806 327.046.344 796.817.009
B. AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Akumulasi Depresiasi Bangunan Mesin dan Peralatan Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor Inventaris Kantor Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor Piutang Usaha Jangka Panjang Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar Jumlah Aktiva Tetap
155.324.000 87.024.574 50.000.000 493.440.235 100.000.000 145.775.275 25.000.000 11.439.450 5.000.000 41.640.080 8.481.000 763.124.614
Jumlah Aktiva C C. PASSIVA LANCAR Hutang dagang Hutang Pajak Hutang Gaji yang Belum Dibayar Listrik, Air dan Telepon Jumlah Passiva Lancar D. MODAL Modal Dasar Laba Tahun Berjalan Jumlah Modal
1.559.941.623
32.504.556,5 96.864.350 49.250.000 117.112.500 295.731.406,5
450.000.000 1.065.761.420,5 1.293.460.217,5
Jumlah Passiva 1.559.941.623 Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan