PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DI PT. NUTRIFOOD INDONESIA
Oleh SITI HUDAIYAH 4 TPHP 3 7675
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG Jalan Kadar Maron Kotak Pos 104, Telp. (0293) 4901639 Temanggung 56221
2014/2015
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman sehat, PT. Nutrifood Indonesia menggunakan tenaga mesin dalam sebagian besar proses produksi. Di dalam pelaksanaan proses produksi pada umumnya, pemeliharaan kadang-kadang kurang memperoleh perhatian yang cukup dari pimpinan perusahaan yang bersangkutan. Hal tersebut tidak mengherankan oleh karena manfaat dari pemeliharaan tersebut tidak dapat dirasakan secara langsung sehingga bagi pengelola perusahaan atau pelaksana produksi maintenance and repair menjadi menjadi terabaikan. Berdasarkan keadaaan seperti ini maka sebenarnya perusahaan atau harus
melaksanakan
perihal
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
pemeliharaan mesin misalnya penyusunan perencanaan pemeliharaan mesin, seperti kapan mesin harus diganti bagian-bagian yang aus kapan harus dilakukan perbaikan total. Selain itu, perlu kesadaran karyawan untuk mengadakan pemeliharaan yang baik pada mesin dan peralatan produksi yang digunakannya, bagaimana seharusnya para karyawan memperlakukan mesin dengan baik dan sebagainya. Pemeliharaan mesin yang baik akan menguntungkan banyak pihak yang terkait, seperti umur ekonomis mesin relatif lebih panjang, proses produksi menjadi lebih lancar, menekan terjadinya kerusakan yang fatal atau berat dari mesin produksi, kualitas produk akhir dapat dipertahankan, menekan biaya pengeluaran untuk penggantian mesin yang rusak, tidak terjadi
pemborosan
pemakaian
direncanakan dapat direalisasikan.
bahan
baku,
target
produksi
yang
A. Tujuan
1.
Memenuhi salah satu persyaratan pembelajaran mata diklat Satuan Operasi di SMK Negeri 1 Temanggung.
2.
Meningkatkan kemampuan siswa mengenai hubungan antara teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan), serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat menjadi bekal setelah terjun di masyarakat.
3.
Meningkatkan wawasan siswa tentang berbagai kegiatan di industri pengolahan hasil pertanian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teknik Perawatan Mesin Industri
Teknik perawatan mesin industri adalah sesuatu sistem kegiatan untuk
menjaga,
memelihara,
mempertahankan,
mengembangkan
dan
memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis. Ruang
lingkup
perawatan
sangat
tergantung
dari
besarnya/banyaknya sarana dan prasarana dalam suatu lembaga, institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala macam kegiatan produksi, non produksi yang ada dalam lembaga, intitusi,perusahaan tersebut. Perawatan pemakaian
bertujuan
alat-alat
untuk
produksi/mesin
memelihara perkakas
alat-alat, dan
kelancaran
perlengkapannya,
keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa unit produksi, memperpanjang umur teknis mesin – gedung, alat-alat lain, untuk menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya, sekaligus mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat, mesin dan perlengkapan agar pel aksanaan kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan dari bagian-bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik. Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan sarana prasarana tersebut.
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : 1.
Perawatan peralatan dan perlengkapan Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan, agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-prasarana) yang berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang baik. Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi
rasa
tanggung-jawabnya
serta
ketelitiannya
dan
kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan dibuat dalam bentuk berita acara kerusakan). 2.
Pergantian dan distribusi utilitas Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan antara
lain;
distribusi
air
pendingin,
komponen,
pelumas(oli).
Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran bekerja, akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh bagian perawatan. 3.
Inspeksi dan pelumasan Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan, sedangkan kegiatan
pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya. Kegiatan-kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi enam sebagai berikut: 1.
Perawatan rutin Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap hari dan sifatnya terus menerus dan sistematis.
2.
Perawatan periodic Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
3.
Perawatan berencana Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu singkat.
4.
Perawatan pencegahan Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata telah direncanakan sebelumnya.
5.
Tindakan perbaikan Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan.
6.
Overhaul Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.
Selain
perawatan
mesin
dan
perlengkapannya,
juga
untuk
memperlancar tugasnya guna menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan: 1.
Penyimpanan persediaan bahan dan alat
2.
Penyimpanan barang yang tidak terpakai
3.
Perlindungan dari bahaya kebakaran
4.
Pengurangan suara dan polusi
5.
Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.
6.
Pelayanan perawatan
BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktik Industri dilaksanakan di PT. Nutrifood Indonesia Plant Ciawi yang beralamatkan di Jalan Raya Ciawi 280A, Kota Bogor, Jawa Barat terhitung mulai tanggal 1 September s.d. 31 Desember 2014. B. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan magang di PT. Nutrifood Indonesia ini menggunakan pengambilan data dengan cara studi pustaka, observasi dan wawancara baik di perpustakaan maupun di perusahaan. 1.
Studi pustaka Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari materi terkait di internet dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menunjang data yang diperoleh dari perusahaan.
2.
Observasi Observasi merupakan pengamatan langsung yang dilakukan pada proses yang diijinkan oleh perusahaan untuk diamati.
3.
Wawancara Wawancara dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada staff perusahaan pada departemen terkait untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang dengan baik. Perbaikan sebaiknya dilakukan tanpa menganggu kegiatan produksi. Misalnya perbaikan mesin dilakukan pada saat tidak digunakan atau dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan perbaikan tidak menganggu keseluruhan aktifitas produksi. Karena itu inspeksi pada umumnya dilakukan pada saat mesin tidak beroperasi. A. Departemen Perawatan dan Pemeliharaan Fasilitas Pabrik
Perawatan dan pemeliharaan fasilitas pabrik di PT. Nutrifood Indonesia ditangani oleh departemen Plant Engineering dan Plant Sanitary Area. Departemen Plant Engineering sendiri terbagi menjadi 2, yaitu Plant Engineering A (PEA) dan Plant Engineering B (PEB). Setiap petugas pada departemen perawatan bertanggung jawab terhadap aktifitas perawatan, inspeksi, perbaikan, overhaul, dan lain-lain. Petugas merupakan orang-orang yang berpengalaman dan berwenang menentukan kapan waktu untuk inspeksi, overhaul dan tugas yang terkait dengan pemeliharaan fasilitas pabrik. B. Tugas Departemen Perawatan
Pekerjaan perawatan ini mencakup perbaikan seluruh fasilitas pabrik agar dapat berfungsi dalam kondisi kerja yang semaksimal mungkin. Jadi tugas departemen perawatan adalah memberikan pelayanan teknik yang dibutuhkan untuk keselamatan pengoperasian pabrik. Pada industri ini, perawatan yang didukung oleh sekelompok pekerja yang kemampuannya secara kolektif dapat menangani semua pekerjaan perawatan di industri.
Departemen perawatan di PT. Nutrifood Indonesia dibagi dalam 3 kelompok: 1.
Plant Engineering A (PEA) Bertugas untuk mengadakan perawatan dan perbaikan fasilitas pabrik. a.
Perawatan pabrik berikut peralatan dan gedungnya, seperti AC, kulkas, instalasi listrik, dan perkabelan.
b.
Perawatan kendaraan operasional produksi seperti forklift, genset dan sebagainya.
2.
Plant Engineering B (PEB) Bertugas untuk a.
Pemasangan dan penggantian mesin produksi, seperti: 1)
Instalasi peralatan pada pabrik yang baru.
2)
Instalasi pembangkit tenaga: listrik, air, uap, gas, udara dan tenaga lainnya.
3)
Instalasi pada pelayanan khusus: ruang hampa, gas industri, instalasi pipa untuk pekerjaan kimia, sistem pembersihan air, sistem udara tekan, tanda bahaya kebakaran dan lain-lain.
4) b.
Perubahan atau modifikasi pabrik, peralatan dan gedung.
Pengawasan pengoperasian fungsi pembangkit tenaga dan pelayanan khusus. 1)
Ruang operasi ketel, saluran uap danpembangkit tenaga.
2)
Pembangkit udara tekan dan distribusinya, sistem ventilasi dan pemanas.
c. 3.
Pengelolaan suku cadang mesin produksi
Plant Sanitary Area (PSA) Bertugas untuk a.
Pembangunan
kembali
atau
perlengkapannya yang sudah tua.
pembaruan
pabrik
serta
b.
Perawatan bangunan fisik pabrik: jalan-jalan, lantai, atap, pintu, jendela dan lain-lain.
c.
Penanganan sistem pembuangan limbah.
d.
Penyelamatan dan pemanfaatan bahan bekas atau sisa.
e.
Pelayanan pemadam kebakaran.
f.
Keamanan pabrik.
C. Cara Perawatan
Perawatan pada umumnya dilakukan dengan dua cara: 1.
Perawatan setelah terjadi kerusakan. Perbaikan dilakukan pada mesin ketika mesinnya telah mengalami kerusakan. Kerusakan pada mesin disebabkan antara lain karena: a.
Proses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak dpat dicegah.
b.
Kerusakan
yang
terjadi
berangsur-angsur
dan
berkurangnya
kekuatan komponen karena pemakaian/keausan. Kejadian ini dapat diatasi dengan adanya inspeksi yang teratur dan mengetahui cara pencegahannya. Dalam penanganan perawatan ini, perbaikan dilakukan ketida mesin sedang tidak berfungsi dan departemen menyetuji adanya perbaikan mesin tersebut. Cara perawatan ini memakan biaya yang lebih tinggi karena adanya biaya tambahan, membayar operator produksi yang menganggu, kemungkinan membayar lembur bagi tenaga perawatan yang melakukan kerja perbaikan. Perawatan ini merupakan perawatan yang tidak direncanakan. 2.
Perawatan Preventif. Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga kadang-kadang disebut sebagai ”perawatan yang direncanakan” atau ”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara perawatan jenis ini
adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak terjadwal. Pekerjaan
perawatan
preventif
ini
dilakukan
dengan
mengadakan inspeksi, pelumasan dan pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab yang menimbulkan
kerusakan,
dan
juga
untuk
mempermudah
usaha
perbaikannya melalui tahapan-tahapannya. Perawatan prefentif mempunyai tujuan sebagai berikut: a.
Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan mencegah kerusakan dan mengurangi periode waktu perbaikan menjadi seminimum mungkin.
b.
Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk yang berkualitas tinggi.
c.
Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.
d.
Menjamin keselamatan pekerja.
e.
menjaga industri pada tingkat efisiensi produksi yang maksimum.
f.
Mencapai semua tujuan tersebut dengan cara yang sangat ekonomis. Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan preventif adalah:
inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga perawatan, serta penyimpanan suku cadang. a.
Inspeksi. Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak
normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain. Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan terlalu
sering
diadakan
inspeksi
dapat
menyebabkan
mesin
kehilangan waktu produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman,
dan
jadwal
program
untuk
inspeksi
perlu
dipertimbangkan dengan matang. Inspeksi mesin di bagian produksi minuman ready to drink di PT. Nutrifood Indonesia, dilakukan secara berkala sesuai dengan Instruksi Kerja yang berjalan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Daily (harian) a)
Perawatan bagian dalam mesin produksi meliputi CIP (Clean in Process) dan SHW (Sanitary Hot Water ) di setiap awal shift
b)
Membersihkan bagian luar mesin produksi dan window menggunakan alkohol 96%
c)
Membersihkan bagian dumper (penahan udara) pada mesin homogenizer dengan air dingin
d)
Mengecek konsentrasi acid chemical dan caustic chemical yang digunakan untuk proses CIP
2)
Weekly (mingguan) a)
Membersihkan semua bagian tank luar dan dalam
b)
Membersihkan knife, filter, roller, dan conveyor waste
c)
Mengecek dan membersihkan sabuk mesin scanima
d)
Melakukan perawatan pada mesin yang bergerak 1.1. Membersihkan roller menggunakan compressed air (udara bertekanan), spons, dan alkohol 96% 1.2. Mengganti oli 1.3. Mengecek gasket (penghubung pipa) dan water supply filter
e)
Merefresh acid chemical dan caustic chemical yang digunakan untuk proses CIP
3) Monthly (bulanan) a)
Membersihkan bagian luar tank
b)
Membuang acid chemical yang digunakan untuk proses CIP, dan mengganti dengan acid chemical yang baru
c) 4)
Membersihkan semua alat produksi secara manual
3 bulanan a)
Membuang caustic chemical yang digunakan untuk proses CIP, dan mengganti dengan caustic chemical yang baru
b)
Mengkalibrasi conductivity chemical (alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi chemical pada proses CIP) untuk memastikan kepresisian atau nilai pengukuran instrumen yang digunakan dalam kondisi benar atau dapat dipercaya
5)
6 bulanan a)
6)
Pengelasan bagian mesin yang bocor
Tahunan a)
Penggantian seal
b)
Penggantian spare part
c)
Pengecekan umur pakai mesin
Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan menjadi dua macam: 1)
Kategori mesin yang penting. Mesin-mesin
dalam
kelompok
ini
sangat
besar
pengaruhnya terhadap jalannya produksi secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu yang lama untuk memperbaikinya. Untuk itu perlu diberikan penekanan yang lebih kepada inspeksi mesin-mesin tersebut. 2)
Kategori mesin biasa. Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya produksi.
b.
Pelumasan. Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.
c.
Perencanaan dan Penjadwalan. Jadwal program perawatan yang berlaku di PT. Nutrifood Indonesia dibuat secara lengkap dan teperinci di dalam Instruksi Kerja yang berlaku menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, dan setiap tahun.
d.
Pencatatan dan Analisis. Catatan-catatan yang dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan mesin adalah: 1)
Buku manual operasi.
2)
Manual instruksi perawatan.
3)
Kartu riwayat mesin.
4)
Daftar permintaan suku cadang.
5)
Kartu inspeksi.
6)
Catatan kegiatan harian.
7)
Catatan kerusakan, dan lain-lain. Analisis yang dibuat berdasarkan catatan-catatan tersebut
akan membantu dalam hal:
e.
1)
Melakukan pencegahan kerusakan yang terjadi.
kerusakan
daripada
memperbaiki
2)
Mengetahui tingkat kehandalan mesin.
3)
Menentukan umur mesin.
4)
Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk memperbaikinya sebelum terjadi kerusakan.
5)
Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi.
6)
Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok berdasarkan pengalaman masa lalu.
Latihan Bagi Tenaga Perawatan. Untuk berhasilnya program perawatan preventif dengan baik, ada latihan yang mendasar bagi tenaga perawatan. Karena baik teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan pekerjaan perawatan, inspeksi dan perbaikan-perbaikan dengan cara yang sistematis.
f.
Penyimpanan Suku Cadang. Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan penting yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi. Namun demikian berdasarkan pertimbangan dan pengalaman, untuk order dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang yang benar-benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang yang terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program perawatan preventif yang dilaksanakan dengan baik. a.
Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.
b.
Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga pera watan.
c.
Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.
d.
Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.
e.
Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu.
f.
Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan. Metode yang efektif dalam mengevaluasi perawatan preventif
adalah dengan pendekatan secara analitis. Pada dasarnya evaluasi ini melibatkan hubungan rangkaian inspeksi yang diselesaikan, banyaknya hasil pekerjaan, dan banyaknya kerusakan. 3.
Perawatan Korektif Perawatan korektif adalah tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan atau kemacetan yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu
dapat
rusak.
Dalam
kaitan
ini
perlu
dipelajari
penyebabnya-penyebabnya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan tidak terulang lagi. Pada umumnya usaha untuk mengatasi kerusakan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.
merubah proses
b.
merancang kembali komponen yang gagal
c.
mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik
d.
meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi.
e.
Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus. Perawatan
korektif
tidak
dapat
menghilangkan
semua
kerusakan, karena bagaimanapun juga suatu alat atau mesin-mesin yang dipakai lambat laun akan rusak. Namun demikian, dengan adanya tindakan perbaikan yang memadai akan dapat membatasi terjadinya kerusakan. Dalam pelaksanaan kerjanya, untuk mengatasi kerusakan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan adalah tanggung jawab bersama dari bagian teknik, produksi dan perawatan. Secara umum, pengelolaan dan pengkoordinasian untuk penerapan program perawatan preventif adalah tanggung jawab manajer teknik dan perawatan. Gambar 6, menunjukkan skema untuk prosedur perawatan korektif. Urutan prosedur untuk pelaksanaan perawatan korektif adalah sebagai berikut: a. bagian pengoperasian membuat laporan kerusakan dengan deskripsi mengenai perawatan korektif yang diperlukan. Sebagai penanggung jawab pengelolaan dan pengkoordinasian fungsi perawatan preventif, manajer teknik dan perawatan menerima serta memeriksa semua laporan kerusakan. Sementara itu, aspek dari perawatan korektif perlu mendapat perhatian dari bagian teknik dan perawatan. b.
Laporan kerusakan diarsip oleh departemen untuk dikonsultasikan dengan manajer departemen secara khusus.
c.
Setelah perencanaan dan penjadwalannya disetujui bersama oleh perencana dan manajer departemen, kemudian langkah selanjutnya adalah mengkoordinasikan pelaksanan perawatan korektif yang mencakup persiapan lembar kerja yang diperlukan, dan apabila dibutuhkan menentukan pula prioritas tugas pada pekerjaan.
d.
Pada akhir bulan, laporan analisis kerusakan bulanan harus dibuat dan didistribusikan sepuluh hari sebelum bulan berikutnya.
Program perawatan preventif perlu dikoordinasikan untuk mempermudah pengontrolan dan evaluasinya pada setiap waktu. Tugas pengontrolan dan evaluasi ini menuntut tanggung jawab dengan pembagian yang jelas di antara kedua departemen, yaitu produksi dan perawatan. Bagaimanapun baiknya suatu program direncanakan, hanya dapat efektif apabila dijalankan oleh para personil yang berpengetahuan dan sangat teliti. Dalam hal ini manajer perawatan mengetahui jelas bagaimana program tersebut harus dilaksanakan, apa hasilnya, dan bagaimana efektivitasnya. Untuk melaksanakan pengontrolan program perawatan preventif ini, maka perlu diadakan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Pemeriksaan Perawatan Preventif Secara Periodik. Disamping adanya pemeriksaan kerusakan setiap minggu, perlu diambil kebijaksanaan untuk meninjau seluruh program perawatan preventif tiap setengah tahun sekali. Pada dasarnya, peninjauan program ini mencakup beberapa hal yaitu : 1)
Peninjauan pada seluruh catatan, termasuk kartu-kartu order inspeksi dan kartu historis peralatan.
2)
Peninjauan biaya perbaikan.
3)
Peninjauan
'kerugian
produksi'
karena
adanya
pekerjaan
perawatan. 4)
Peninjauan untuk jaminan order pekerjaan perbaikan dan pengaturan kembali mengenai prioritas kerja yang diutamakan.
5)
Peninjauan terhadap alternatif apa yang didahulukan atau dijadwalkan terlebih dahulu, 'penggantian' atau 'pembongkaran'.
b.
Tinjauan Laporan Tinjauan laporan ini termasuk kegiatan pokok dalam inspeksi perawatan preventif bulanan. Laporan ini disiapkan seefektif mungkin, karena merupakan alat manajemen dalam mengungkapkan pelaksanaan program perawatan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang ditinjau dalam laporan bulanan. 1)
Banyaknya inspeksi yang tidak sesuai. Apabila ada beberapa pekerjaan inspeksi yang tidak selesai, ini menunjukkan kurangnya prioritas yang diberikan pada perawatan preventif. Dalam keadaan ini diperlukan bantuan
dari
departemen
perawatan
untuk
pelaksanaan
inspeksinya, terutama pada unit-unit yang tidak terawasi. Menurut ketentuan, banyaknya inspeksi yang tidak terselesaikan ini maksimum hanya diperbolehkan 10 persen dari inspeksi yang telah dijadwalkan. 2)
Banyaknya pekerjaan yang berhasil. Selama peran inspeksi sebagai kekuatan dalam program perawatan preventif, maka banyaknya pekerjaan inspeksi yang dapat diselesaikan menunjukkan keberhasilan inspeksi yang dilakukan. Pada umumnya, melalui inspeksi ini dapat dicapai hasil kerja antara sekitar 20 sampai 30 persen dari banyaknya pekerjaan yang harus diinspeksi, dan hal ini disebut sebagai faktor 'R'. Apabila frekuensi yang dilakukan itu tepat, maka faktor 'R' yang terjadi pada program perawatan tersebut cukup konstan dan baik hasilnya. Kalau terjadi ketidaktepatan (fluktuasi) secara drastis pada hasil pekerjaan, maka perlu diadakan penelitian untuk mencari penyebabnya. Pekerjaan inspeksi ini harus diselesaikan dalam bulan yang sedang berlangsung.
3)
Pekerjaan yang tidak selesai. Pekerjaan perbaikan harus dilaporkan paling lambat pada bulan penyelesaiannya. Apabila hasil pekerjaan yang segera dilaporkan masih belum selesai sampai akhir bulan, maka dapat diatasi dengan meningkatkan program perencanaan dan penjadwalannya.
4)
Banyaknya kemacetan. Kelebihan waktu terjadinya kemacetan ini harus dikurangi. Apabila terjadi pertambahan waktu, maka harus segera dilakukan pemeriksaan. Walaupun jumlah kerusakan yang terjadi sangat kecil, kondisi ini tetap perlu dilaporkan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Perawatan dan pemeliharaan mesin industri di PT. Nutrifood Indonesia sudah dimanajemen dan ditangani dengan baik. Perawatan dilakukan secara berkala dengan menggunakan dua cara yaitu perawatan setelah terjadi kerusakan ( Breakdown maintenance) dan perawatan preventif ( preventive maintenance). Pemeliharaan mesin dilakukan mulai dari mesin mesin pengolahan, lingkungan industry, fasilitas industry, dan suku cadang, dan listrik. Pemeliharaan ini digunakan untuk memastikan tentang keamanan dan melakukan perbaikan pada mesin atau lingkungan yang mengalami kerusakan sehingga tidak berpengaruh pada proses pengolahan produk. B. Saran
1. Sebaiknya pekerja di bagian produksi diberikan pelatihan mendetail tentang perawatan dan pemeliharaan fasilitas pabrik.
REFERENSI
Anonima. 2014. Jual Beli Mesin. http://www.vibrasindo.com/ Diakses tanggal 23 November 2014 Anonimb. 2014. Teknik Perawatan Mesin Industri. http://mesin.jetpackindonesia.com/ Diakses tanggal 15 Oktober 2014