Tugas Akhir Akuntansi Manajemen (EMA 323 CP) SAP 12 Dosen Pengampu : Drs. Ketut Muliartha RM., MM.,Ak, CPA
Oleh : R. Egi Pradnya Putra 1506305040 / 21
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Jimbaran 2016
ompeti titi tive ve Adv Advanta antagges Cara Menciptakan dan Mepertahankan C ompe Ketika suatu perusahaan menopang keuntungan yang melebihi rata-rata industri, perusahaan dikatakan memiliki keunggulan kompetitif atas pesaingnya. Tujuan dari banyak strategi bisnis adalah untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Michael Porter mengidentifikasi dua jenis dasar keunggulan kompetitif:
keuntungan biaya
diferensiasi keunggulan Sebuah keunggulan kompetitif ada ketika perusahaan dapat memberikan manfaat yang
sama sebagai kompetitor tetapi dengan biaya yang lebih rendah (keunggulan biaya), atau memberikan manfaat yang melebihi orang-orang produk yang bersaing (keunggulan diferensiasi). Dengan demikian, keunggulan kompetitif memungkinkan perusahaan untuk menciptakan nilai yang superior bagi pelanggan dan keuntungan superior untuk dirinya sendiri. Biaya dan diferensiasi keuntungan yang dikenal sebagai keuntungan posisional karena karena mereka menggambarkan posisi perusahaan di industri sebagai pemimpin ba ik dalam biaya atau diferensiasi. Sebuah pandangan Sebuah pandangan berbasis sumber daya menekankan daya menekankan bahwa perusahaan memanfaatkan sumber daya dan kemampuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang pada akhirnya menghasilkan penciptaan nilai unggul. Diagram berikut menggabungkan pandangan berbasis sumber daya dan posisi untuk menggambarkan konsep keunggulan kompetitif:
Model Keunggulan Kompetitive
Sumber daya dan Kapabilitas Menurut pandangan berbasis sumber daya, dalam rangka untuk mengembangkan keunggulan kompetitif perusahaan harus memiliki sumber daya dan kemampuan yang unggul daripada pesaingnya. Tanpa keunggulan ini, para pesaing hanya bisa meniru apa yang perusahaan lakukan dan keuntungan apapun d engan cepat akan menghilang. Sumber daya perusahaan spesifik aset berguna untuk menciptakan keunggulan biaya atau diferensiasi dan bahwa beberapa pesaing bisa mendapatkan dengan mudah. Berikut ini adalah beberapa contoh sumber daya seperti:
Paten dan merek dagang
Proprietary tahu-bagaimana
Dipasang basis pelanggan
Reputasi perusahaan
Ekuitas merek Kemampuan merujuk kepada kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya
secara efektif. Sebuah contoh dari kemampuan adalah kemampuan untuk membawa produk ke pasar lebih cepat daripada pesaing. Kemampuan seperti yang tertanam dalam rutinitas organisasi
dan tidak mudah didokumentasikan sebagai prosedur dan dengan demikian sulit bagi pesaing untuk meniru. Sumber daya dan kemampuan perusahaan bersama-sama membentuk kompetensi yang khas. Kompetensi ini memungkinkan inovasi, efisiensi, kualitas, dan respon pelanggan, yang semuanya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan keunggulan biaya atau keunggulan diferensiasi. Biaya Keuntungan dan Keunggulan Diferensiasi Keunggulan kompetitif dibuat dengan menggunakan sumber daya dan kemampuan untuk mencapai baik struktur biaya yang lebih rendah atau produk dibedakan. Sebuah perusahaan memposisikan dirinya dalam industri melalui pilihan dari biaya rendah atau diferensiasi. Keputusan ini merupakan komponen utama dari strategi bersaing perusahaan. Keputusan lain yang penting adalah seberapa luas atau sempit segmen pasar target. Porter membentuk matriks menggunakan keunggulan biaya, keunggulan diferensiasi, dan fokus yang luas atau sempit untuk mengidentifikasi seperangkat strategi seperangkat strategi generik bahwa generik bahwa perusahaan dapat mengejar untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Penciptaan Nilai Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan serangkaian kegiatan yang Porter diidentifikasi sebagai rantai sebagai rantai nilai . Selain perusahaan sendiri nilai-menciptakan kegiatan, perusahaan beroperasi di sistem di sistem nilai kegiatan nilai kegiatan vertikal termasuk orang-orang dari pemasok hulu dan anggota saluran hilir. Untuk mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus melakukan satu atau lebih nilai menciptakan kegiatan dengan cara yang menciptakan nilai lebih secara keseluruhan daripada pesaing. Nilai unggul diciptakan melalui biaya yang lebih rendah atau manfaat yang superior kepada konsumen (diferensiasi). Sedangkan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan,
Menciptakan Menciptakan “parit ekonomi”. Manfaatkan kebijak an an pembatasan memasuki pasar untuk menghalangi kompetitor beroperasi di pasar yang sama. Dalam beberapa kasus, kemampuan perusahaan dalam memanipulasi batasan untuk memasuki dan bersaing dalam pasar menjadi
sarana yang efektif untuk melawan kompetisi baru, membentengi bisnis dan mempertahankan potensi keuntungan yang dapat diramalkan. Misalnya, mungkin Anda memiliki restoran Thailand di mal. Ini dapat menyediakan parit ekonomi karena kemungkinan mal tidak akan membuka beberapa restoran Thailand sekaligus dalam area yang sama. Ini mencegah bisnis lain bersaing dengan Anda.
Pertahankan posisi Anda. Setelah mendapatkan keunggulan bisnis, kerja Anda masih jauh dari selesai. Untuk menggapai kesuksesan, Anda harus terus mempertahankan keunggulan kompetitif melalui penetapan harga, fitur produk, dan pemasaran. Misalnya, jika Anda memiliki perusahaan teknologi, Anda harus terus merancang produk baru yang lebih cepat, lebih murah, dan memiliki fungsionalitas lebih. Bagaimanapun ju ga kompetitor Anda tidak akan duduk diam dan membiarkan Anda mencuri pasar mereka.
Terkadang Anda harus mengambil peluang untuk tetap menjadi yang terdepan dan membedakan bisnis Anda dengan yang lain, tetapi risiko besar biasanya diiringi oleh kesuksesan besar. Ingatlah selalu untuk melakukan riset sebelum terjun menerapkan ide baru.
Ramalkan tren masa depan di industri Anda. Cara yang tepat untuk meramalkan tren adalah bergabung dengan asosiasi profesional setempat yang menawarkan pembicara dengan keahlian di bidang Anda serta konferensi tahunan. Anda akan mendapatkan gambaran dan melihat apa yang dilakukan kompetitor dalam industri Anda.
Pelajari dan awasi kompetitor Anda secara konstan. Carilah pembaruan di situs web mereka, masuklah ke milis mereka, saksikan peluncuran produk baru dan awasi perubahan harga mereka.
Beradaptasilah dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Mintalah pendapat pelanggan secara teratur dengan survei daring dan dewan penasihat pelanggan. Tenaga pemasaran Anda harus memberi informasi terbaru dengan umpan balik yang mereka dengar dari pelanggan dan calon pelanggan.
V alue C hai hai n Ana A nalys lysii s Porter (1980) berpendapat bahwa suatu perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitifnya dengan mengembangkan salah satu dari dua strategi umum yaitu low cost strategy dan differentiation strategy.
Low-cost strategy Fokus utama dari low - cost strategy adalah mencapai cost yang lebih rendah secara relatifnya dibandingkan dengan kompetitor (cost leadership). Cost leadership dapat dicapai dengan beberapa pendekatan, antara lain economic of scale in production, experience curve effects, high cost control, dan cost minimization dalam area research and development, sales, atau advertizing. Differentiation strategy Fokus utama differentiation strategy adalah menciptakan suatu produk yang unik bagi konsumen atau memiliki atribut yang berbeda secara signifikan dengan produk pesaing dan atribut tersebut penting dan bernilai bagi konsumen. Keunikan produk dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain brand royalty, superior customer service, dealer network product design, atau technology. Perusahaan akan dapat mengembangkan cost leadership ataudifferentiation tergantung pada bagaimana perusahaan mengelola value chainyang dimiliki. Competitive advantage akan dicapai bila perusahaan dapat memberikan customer value yang lebih tinggi daripada kompetitor untuk cost yang sama atau customer value yang sama untuk cost yang lebih rendah daripada kompetitor. Metode Analisis Value Chain Metode analisis value chain meliputi langkah-langkah seba gai berikut: Identifikasi value chain industri, pembebanan cost, pendapatan dan aset untuk nilai aktivitas Langkah ini harus dilakukan dengan ide untuk mendapatkancompetitive advantage. Penilaian competitive advantage tidak dapat diuji sepenuhnya pada level industri secara keseluruhan. Value chain suatu industri indu stri dibagi dalam aktivitas yang berbeda sehingga starting point analisis cost didefinisikan dalam value chain industri kemudian menetapkan cost, pendapatan dan aset dalam berbagai nilai aktivitas. Aktivitas ini untuk membangun blok perusahaan dalam industri untuk manciptakan produk yang bernilai bagi pembeli. Aktivitas-aktivitas harus diisolasi dan dipisahkan jika sesuai dengan kondisi-kondisi berikut. Aktivitas-aktivitas tersebut tersebut menggambarkan persentase yang signifikan dengan cost operasional, perilaku cost ak-tivitas(cost driver) berbeda, aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan oleh kompetitor dalam cara yang berbeda. Setelah mengidentifikasi value chain, cost operasional, pendapatan dan aset harus dibebankan pada nilai aktivitas secara individual. Untuk nilai aktivitas intermediate, pendapatan harus ditetapkan dengan menyesuaikan harga transfer internal dengan harga pasar. Mendiagnosis Cost Driver Dalam akuntansi manajemen konvensional fungsi utama suatu cost driver adalah volume output. Konsep cost berhubungan dengan volume input, cost tetap versus cost variabel,
cost rata-rata versus cost marginal, cost volume analisis profit, analisis break event, budget fleksibel, dan margin kontribusi. Dalam rerangka kerja value chain sangat berbeda, volume output dipandang untuk menangkap sejumlah kccil variasi perilaku biaya. Oleh karena itu, biasanya digunakan cost driver multiple, yaitu cost driver yang berbeda untuk berbagai nilai aktivitas yang berbeda. Cost driver dibagi dalam dua kategori, yaitu struktural cost driver dan executional cost driver. Hitt, Ireland, Hoskisson (2001:127) menjabarkan kembali potensi penciptaan nilai dari aktivitas primer dan pendukung. Aktivitas Primer 1) Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima, menyimpan, dan menyebarkan input-input ke produk. Termasuk di dalamnya penanganan bahan baku, gudang dan kontrol persediaan. 2) Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonv ersi input-input yang disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir. Termasuk di dalamnya permesinan, pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan peralatan. 3) Outbound Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final kepada para pelanggan. Meliputi penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bah an baku, dan pemrosesan pesanan. 4) Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), penju alan), aktivitas-aktivitas yang diselesaikan untuk menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk melakukannya. Untuk secara efektif memasarkan danmenjual produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanye professional, memilih jaringan distribusi yang tepat, dan memilih, mengembangkan, dan mendukung tenaga penjualan mereka. 5) Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan jasa, termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan, dan penyesuaian. Aktivitas Pendukung 1) Procurement (pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk membeli input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk perusahaan. Input-input pembelian meliputi item-item yang semuanya dikonsumsi selama proses manufaktur produk. produk. 2) Technology development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan untuk memproduksinya. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya peralatan proses, desain riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur pemberian servis.
3) Human resources management (manajemen sumber daya manusia), aktivitas-aktivitas yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada semua personel. 4) Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration (administrasi umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas seperti general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui infrastruktur ini, perusahaan berusaha den gan efektif dan konsisten mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman, mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti. Michael E. Porter (1998:43-44) menjelaskan mengenai tipe aktivitas. Dalam setiap kategori aktivitas primer dan pendukung, terdapat tiga tipe aktivitas yang memainkan peranan yang berbeda dalam keunggulan kompetitif: 1) Langsung: aktivitas yang secara langsung terlibat dalam menciptakan nilai kepada pembeli, seperti perakitan, bagian mesin, operasi tenaga penjualan, periklanan, desain produk, rekrutmen, dll. 2) Tidak Langsung: aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas langsung secara terus menerus, seperti pemeliharaan, penjadwalan pengoperasian fasilitas, tenaga administrasi penjualan, administrasi penelitian, catatan vendor. 3) Jaminan Kualitas: aktivitas yang menjamin kualitas kegiatan lain, seperti pemantauan, inspeksi, pengujian, meninjau, memeriksa, menyesuaikan dan pengerjaan ulang. Jamina kualitas tidak identik dengan manajemen mutu, karena banyak aktivitas nilai memberikan kontribusi terhadap kualitas. Pengaruh J ust ust i n Tim Ti me M anufact nufacturi uring ng and Purch Pur cha asing Terhadap Manajemen Biaya
Just in time (JIT) adalah (JIT) adalah suatu filosofi filosofi yang memusatkan pada pengurangan aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan h anya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi. Sistem JIT akan menimbulkan dampak yang signifikan pada operasi perusahaan manufaktur yang memiliki tiga kelas persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Bahan baku ( raw materials ) adalah bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan untuk membuat suatu produk. Barang dalam proses ( work in process ) adalah persediaan barang yang proses produksinya baru diselesaikan sebagian dan masih membutuhkan pekerjaan lebih lanjut sebelum siap untuk di pasarkan. Barang jadi ( finished good ) adalah unit produk yang telah selesai sepenuhnya tetapi belum dijual kepada pelanggan Tujuan strategis JIT adalah meningkatkan laba dan memperbaiki posisi persaingan perusahaan. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara: (1) mengurangi persediaan, (2) meningkatkan mutu, (3) mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat), dan (4) memperbaiki kinerja pengiriman.
Manfaat dari sistem JIT banyak dirasakan oleh perusahaan baik besar maupun kecil. Adapun manfaat yang diperoleh dangan menerapkan JIT menurut Garrison antara lain : 1) Modal kerja yang semula terikat dalam bentuk persediaan dapat digunakan untuk tujuan lain 2) Lokasi yang semula digunakan untuk menyimpan persediaan dapat digunakan untuk aktivitas lain sehinggga produktivitas meningkat 3) Waktu untuk melakukan aktivitas produksi berkurang, sehingga dapat menghasllkan jumlah produk lebih banyak dan lebih cepat merespon pelanggan 4) Tingkat produk cacat berkurang sehingga mengurangi limbah dan meningkatkan kepuasan pelanggan. JIT pemanukfaturan didasarkan pada konsep: 1. Hanya memproduksi produk sesuai dengan jumlah yang diminta konsumen 2. Memproduksi produk bermutu tinggi 3. Memproduksi produk dengan buaya rendah 4. Memproduksi produk berdaur waktu yang cepat 5. Mengirimkan produk peda konsumen tepat waktu Sedangkan JIT pembelian didasarkan pada konsep: 1. Hanya membeli barang sejumlah sejumlah yang diperlukan untuk diproduksi 2. Membeli barang bermutu tinggi 3. Membeli barang berharga murah 4. Pengiriman barang yang dibeli tepat waktu JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut: 1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau kepuasan konsumen harus dieliminasi. Hal ini perlu dilakukan untuk memproduksi produk bermutu dengan biaya rendah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu, misalnya persediaan, sehingga sedapat mungkin nol. 2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu menjadi lebih tinggi. Komitmen ini perlu dilakukan agar dapat mengerjakan sesuatu dengan benar sejak saat pertama (doing things right the first) sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol, tidak memerlukan waktu dan biaya pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli meningkat. 3. Selalu diupayakan penyempurnaan berkesinambungan. Komitmen ini dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas aktivitas sehingga dapat dihasilkan produk yang bermutu tinggi dengan biaya rendah.
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan pemahaman terhadap aktivitas. Komitmen ini untuk mengetahui aktivitas bernilai tambah dan tid ak bernilai tambah. Aktivitas bernilai tambah sedapat mungkin diefisienkan melalui penyederhanaan aktivitas. Pengidentifikasian aktivitas tidak benilai tambah diperlukan agar aktivitas ini dapat dieliminasi. Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang barang milik perusahaandengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang- barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salahsatu aset paling mahal (40% dari total investasi). Harus ada keseimbangan antara investasi persediaan persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.Maka dari itulah timbul yang namanya konsep Just In Time. Just In Time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atausuplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangatmenghemat bahkan meniadakan bia ya persediaan barang/penyimpanan barang/stocking cost. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi po sisi persaingan perusahaanyang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.Perhitungan serta kerja sama yang baik antara penyalur, pemasok dan bagian produksiharuslah baik. Keterlambatan akibat salah perhitungan atau kejadian lainnya dapatmenghambat proses produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dal am manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yangdiminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konseparus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerjasama dengan komponen-komponen lainnya.Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruangdan waktu produksi.