BAB I PENDAHULUAN
A. LATA LATAR R BEL BELAK AKAN ANG G Wilayah Kabupaten Kabupaten Sleman Sleman meliputi 17 kecamatan kecamatan terdiri atas 86 desa sebagian besar berada pada kawasan rawan bencana baik yang berasal dari Gunung Merapi, gempa bumi, banjir lahar maupun oleh angin ribut. Kawasan rawan bencana Gunung Merapi meliputi 7 kecamatan, kecamatan, baik baik bahaya bahaya primer (erupsi (erupsi Merapi) Merapi) maupun
sekunder sekunder
(banjir lahar dingin). Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang teraktif di duni dunia. a. Peri Period ode e ulan ulang g aktiv aktivita itas s erup erupsi si berk berkis isar ar anta antara ra 2–7 2–7 tahu tahun. n. Aktivitas erupsi gunung Merapi dengan ciri khas mengeluarkan lava pijar dan awan panas, tanpa membentuk kaldera (kawah). Arah letusan Merapi selalu berubah-ubah. Sejak tahun 1961 arah letusan Merapi mengarah ke baratdaya menuju hulu Kali Batang dan Kali Senowo. Puncak letusan terjadi pada tanggal 8 Mei 1961 membuat bukaan kawah mengarah ke baratdaya dan memuntahkan material sebanyak 42,4 juta m 3. Letusan selanjutnya terjadi pada tahun 1967, 1968 dan 1969 arah letusan ke hulu Batang, Bebeng dan Krasak dengan jarak luncur 9-12 km. Selanjutnya letusan tahun 1984 terjadi tanggal 15 Juni 1984 yang disertai awan panas mengarah ke hulu Sun Sungai
Blo Blongke ngken ng,
Putih utih,,
bata batan ng
dan
kras rasak. ak.
Mate Materi ria al
yang ang
dimuntahkan sebesar sebesar 4,5 juta m3. Letusan terjadi kembali pada tahun 1986, 1992, 1994, 1997, 2001, dan 2005.
Letusan 1994 mengarah menuju ke hulu Kali Krasak, Bebeng dan Boyong dengan jarak luncur mencapai 5 km di hulu Kali Boyong. Erups Erupsii Merapi Merapi yang yang disert disertai ai luncur luncuran an awan awan panas panas menela menelan n korban korban manu manusi sia a seba sebany nyak ak 63 oran orang g di Dsn Dsn Turg Turgo o Desa Desa Purw Purwob obin inan angu gun n Pakem, memporakporandakan memporakporandakan harta benda masyarakat, fasilitas dan sarana sarana serta prasarana prasarana umum, umum, kawasan kawasan wisata, wisata, hutan lindung lindung dan beban psikologis masyarakat yang masih dirasakan sampai sekarang. Sementara itu sejak aktivitas erupsi Merapi tahun 2006 bukaan kawah berubah ke arah tenggara dan timur, sehingga arah aliran lahar panas dan awan panas menuju ke hulu Kali Gendol dan Opak di wilayah Sleman serta Kali Woro di wilayah Klaten. Setelah runtuhnya “geger boyo” pasca erupsi 14 Juni 2006 yang selama ini berfungsi menahan aliran lahar panas maka ancaman bahaya luncuran lahar panas yang disertai awan panas menuju hulu Kali Gendol dan Kali Opak semakin semakin besar, besar, apalagi apalagi alur sungai Kali Kali Gendol pada radius radius 6 km dari puncak sebagian besar sudah terisi endapan lahar panas Perist Peristiwa iwa terseb tersebut ut menjad menjadii pelaja pelajaran ran Pemeri Pemerinta ntah h Kabupa Kabupaten ten Sleman untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat yang lebih baik dengan menyusun kebijakan dalam mitigasi bencana. Kesiagaan bencana Pemerintah Kabupaten terhadap adanya ancaman bahaya Erup Erups si
Gun Gunung ung
Mera Merapi pi
men menjad jadi
sala alah
satu atu
keran erangk gka a
das dasar
penanggulangan bencana. Kerangka dasar penanggulangan bencana dengan paradigma pengurangan resiko bencana menjadi salah satu dasar penyusunan dokume dokumen n perenc perencana anaan an kontij kontijens ensii yang yang dapat dapat diguna digunakan kan sebag sebagai ai
Letusan 1994 mengarah menuju ke hulu Kali Krasak, Bebeng dan Boyong dengan jarak luncur mencapai 5 km di hulu Kali Boyong. Erups Erupsii Merapi Merapi yang yang disert disertai ai luncur luncuran an awan awan panas panas menela menelan n korban korban manu manusi sia a seba sebany nyak ak 63 oran orang g di Dsn Dsn Turg Turgo o Desa Desa Purw Purwob obin inan angu gun n Pakem, memporakporandakan memporakporandakan harta benda masyarakat, fasilitas dan sarana sarana serta prasarana prasarana umum, umum, kawasan kawasan wisata, wisata, hutan lindung lindung dan beban psikologis masyarakat yang masih dirasakan sampai sekarang. Sementara itu sejak aktivitas erupsi Merapi tahun 2006 bukaan kawah berubah ke arah tenggara dan timur, sehingga arah aliran lahar panas dan awan panas menuju ke hulu Kali Gendol dan Opak di wilayah Sleman serta Kali Woro di wilayah Klaten. Setelah runtuhnya “geger boyo” pasca erupsi 14 Juni 2006 yang selama ini berfungsi menahan aliran lahar panas maka ancaman bahaya luncuran lahar panas yang disertai awan panas menuju hulu Kali Gendol dan Kali Opak semakin semakin besar, besar, apalagi apalagi alur sungai Kali Kali Gendol pada radius radius 6 km dari puncak sebagian besar sudah terisi endapan lahar panas Perist Peristiwa iwa terseb tersebut ut menjad menjadii pelaja pelajaran ran Pemeri Pemerinta ntah h Kabupa Kabupaten ten Sleman untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat yang lebih baik dengan menyusun kebijakan dalam mitigasi bencana. Kesiagaan bencana Pemerintah Kabupaten terhadap adanya ancaman bahaya Erup Erups si
Gun Gunung ung
Mera Merapi pi
men menjad jadi
sala alah
satu atu
keran erangk gka a
das dasar
penanggulangan bencana. Kerangka dasar penanggulangan bencana dengan paradigma pengurangan resiko bencana menjadi salah satu dasar penyusunan dokume dokumen n perenc perencana anaan an kontij kontijens ensii yang yang dapat dapat diguna digunakan kan sebag sebagai ai
pedoman
pada
saat
darurat
bencana
bagi
semua
pelaku
penanggulangan bencana. Dengan demikian pada saat tanggap darurat bencana semua sumber daya yang ada di Kabupaten Sleman dapat dimobilisasi untuk member memberika ikan n perlin perlindun dungan gan bagi bagi masyar masyaraka akatt yang yang terken terkena a dampak dampak bencana.
B.
PENGERTIAN RENCANA KONTIJENSI Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan akan segera segera terjad terjadi, i, tetapi tetapi mungki mungkin n juga juga tidak tidak akan akan terjad terjadii . Rencana Kontinjens Kontinjens adalah suatu proses proses identifikas identifikasii dan penyusun penyusunan an rencana rencana
yang yang dida didasa sark rkan an pada pada kead keadaa aan n kont kontinj injen ensi si atau atau yang yang belum belum tent tentu u ters terseb ebut ut.. Suat Suatu u renc rencan ana a kont kontin inje jens nsii
mung mungki kin n tida tidak k sela selalu lu pern pernah ah
diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi. Rencana Rencana kontinjen kontinjensi si lahir dari proses proses perencan perencanaan aan kontinjen kontinjensi. si. Pros Proses es pere perenc ncan anaa aan n
ters terseb ebut ut melib melibat atka kan n
seke sekelo lomp mpok ok oran orang g
atau atau
organisas organisasii yang bekerjasa bekerjasama ma secara secara berkelan berkelanjutan jutan untuk untuk merumusk merumuskan an dan mensepakati tujuan-tujuan bersama, mendefinisikan tanggung jawab dan tindakan-t tindakan-tindak indakan an yang harus harus diambil diambil oleh masing-ma masing-masing sing pihak. pihak. Rencana kontijensi disusun dalam tingkat yang dibutuhkan. Perencana Perencanaan an kontinjens kontinjensii merupaka merupakan n pra-syarat pra-syarat bagi bagi tanggap tanggap daru darura ratt
yang yang
cepa cepatt
dan dan
efek efekti tif. f.
Tanp Tanpa a
pere perenc ncan anaa aan n
kont kontin inje jens nsii
sebelumnya, banyak waktu akan terbuang dalam beberapa hari pertama menangga menanggapi pi keadaan keadaan darurat darurat tersebut. tersebut. Perencana Perencanaan an kontinjen kontinjensi si akan
membangun kapasitas sebuah organisasi dan harus menjadi dasar bagi rencana operasi dan tanggap darurat.
C. TUJUAN Doku Dokume men n
renc rencan ana a
kont kontije ijens nsii
ini ini
disu disusu sun n
bert bertuj ujua uan n
seba sebaga gaii
pedoman penanganan bencana letusan G. Merapi pada saat tanggap daru darura ratt benc bencan ana a yang yang cepa cepatt dan dan efek efekti tiff sert serta a seba sebaga gaii dasa dasar r memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder) yang mengambil peran dalam penyusunan kontijensi plan.
D. SIFAT SIFAT RENCAN RENCANA A KONTIJE KONTIJENSI NSI Dokumen rencana kontijensi letusan G Merapi bersifat : 1.
Partisipatif, disusun oleh multi sektor dan multi pihak
2. Dina Dinami mis s dan dan sela selalu lu ter terba baru ruka kan n
E. RUAN RUANG G LING LINGKU KUP P Ruan Ruang g ling lingku kup p caku cakupa pan n luas luasan an anca ancama man n
Erup Erupsi si Gunu Gunung ng
Merapi dalam rencana kontijensi ini dibatasi oleh batas administrasi di wilayah Kabupaten Sleman yang meliputi 3 kecamatan (Cangkringan, Pakem , Turi), 7 Desa dan 23 Dusun.
F. TAHAPAN TAHAPAN PENYUS PENYUSUNAN UNAN RENCANA RENCANA KONTIJENS KONTIJENSII Kegiat Kegiatan an penyus penyusuna unan n rencan rencana a kontije kontijensi nsi ini dilaku dilakukan kan dengan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Peny Penyam amaa aan n pers persep epsi si terh terhad adap ap semu semua a pela pelaku ku pena penang nggu gula lang ngan an bencana Merapi tentang pentingnya kontingensi plan.
2. Pengumpulan data dan updating 3. Pengumpulan data dilakukan pada semua sektor penanganan bencana dan lintas administratif. 4. Verfikasi data 5.
Analisa data sumberdaya yang ada dibandingkan proyeksi kebutuhan penanganan bencana saat tanggap darurat.
6. Penyusunan rancangan awal kontinjensi plan. 7. Penyusunan naskah akademis, pembahasan dan perumusan dokumen kontingensi plan yang disepakati. 8. Publik hearing/konsultasi public hasil rumusan kontingensi plan. 9. Penyebaran/disemenasi dokumen kontigensi plan kepada semua pelaku penanggulangan bencana (multi stake holder).
G. Aktivasi Rencana Kontijensi Aktivasi rencana kontijensi dilaksanakan setelah terdapat tandatanda peringatan dini akan datangnya ancaman G. Merapi dari hasil kajian lembaga
teknis
Merapi”SIAGA”.
”BPPTK”
Yogyakarta
pada
saat
status
aktivitas
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH Karakteristik Wilayah
A.
Secara geografis wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 107°15'03” sampai dengan 100°29'30” BT dan 7°34'51” LS. Di sebelah utara, berbatasan dengan Kabupaten Magelang,
di sebelah timur berbatasan
dengan dengan Kabupaten Klaten, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kota 574,82 km2 atau
Yogyakarta. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah
sekitar 18% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang seluas 3.185,80 km2. 414000
423000
432000
441000
450000
U
1
0
1
2 Km
Skala 1 : 100.000 Proyeksi : Transverse Mercator Sistem Grid : Grid Universal TransverseMercator Zone : 49 South Equator LEGENDA : 0 0 0 2 6 1 9
9 1 6 2 0 0 0
Ibukota Kabupaten Ibukota Kecamatan Batas Propinsi Batas Kabupaten Batas Kecamatan Jalan Arteri satu jalur, dua jalur atau lebih Jalan Kolektor dan tonggak kilometer Jalan Kereta Api Kemiringan lereng 0 - 2 % Kemiringan lereng 2 - 8 % Kemiringan lereng 8 - 15 % Kemiringan lereng 15 - 25 % Kemiringan lereng 25 - 40 % Kemiringan lereng > 40 %
% [ a %
#
DESA KEPUHARJO DESAWONOKERTO #
DESA UMBULHARJO
#
#
DESA GIRIKERTO #
DESAMERDIKOREJO
DESAHARGOBINANGUN #
DESALUMBUNGREJO # a %
KECAMATAN TEMPEL
0 0 0 3 5 1 9
DESAGLAGAHARJO
DESAPURWOBINANGUN # DESABANGUNKERTO a DESA DONOKERTO % #
#
DESA WUKIRSARI DESAPAKEMBINANGUN #
#
KECAMATAN TURI
#
DESA MARGOREJO
DESA PONDOKREJO
#
#
KECAMATAN PAKEM
a# %
KECAMATAN CANGKRINGAN
a %
DESAMOROREJO
9 1 5 3 0 0 0
DESA ARGOMULYO
#
#
DESA CANDIBINANGUN
DESASUMBERREJO
#
KECAMATAN SLEMAN #
#
a %
#
DESAUMBULMARTANI
# #
DESA SINDUMARTANI
DESADONOHARJO
#
DESA TRIHARJO
KECAMATAN NGEMPLAK
#
DESABANYUREJO
#
#
PROVINSI DAERAH IS TIMEWA YOGYAKARTA #
DESA SUMBERADI
#
DESA MARGOMULYO
KECAMATAN MINGGIR
#
#
#
#
#
DESA PURWOMARTANI
#
#
DESA SINDUADI
#
#
DESANOGOTIRTO
DESA SIDOKARTO #
#
#
DESA SIDOARUM
DESASIDOMULYO #
a %
#
#
DESA TRIHANGGO
#
a# DESA SIDOLUHUR % a %
KECAMATAN MOYUDAN
DESATITOMARTANI
DESACONDONGCATUR
DESASIDOAGUNG
a %
#
a %
DESACATURTUNGGAL
DESABOKOHARJO
KECAMATAN KALASAN
KECAMATAN DEPOK
DESAMAGUWOHARJO
DESA SAMBIREJO
#
#
DESABANYURADEN
DESASUMBERSARI
#
DESA KALITIRTO
KECAMATAN GAMPING
#
DESA AMBARKETAWANG
#
#
DESAGAYAMHARJO
a %
DESABALECATUR
DESASUMBERHARJO
#
DESATEGALTIRTO
# #
DESA SENDANGTIRTO
0 0 0 5 3 1 9
DESAJOGOTIRTO
#
423000
#
KECAMATAN PRAMBANAN
KECAMATAN BERBAH
#
#
DESA MADUREJO
a %
DESASUMBERRAHAYU
414000
9 1 4 4 0 0 0
DESATAMANMARTANI
KODYAYOGYAKARTA
#
#
#
DESA WEDOMARTANI #
KECAMATAN GODEAN DESA SIDOMOYO
#
DESA SIDOREJO
#
DESA SENDANGADI
DESAMARGOLUWIH
DESASUMBERAGUNG DESA SUMBERARUM
#
#
KECAMATAN MLATI DESA TIRTOADI
#
DESASELOMARTANI
DESA MINOMARTANI
#
#
DESASENDANGARUM
DESASE NDANGMULYO
a %
# a %
#
DESA SARIHARJO
DESATLOGOADI DESAMARGODADI
0 0 0 4 4 1 9
KECAMATAN NGAGLIK
KECAMATAN SEYEGAN
DESASENDANGREJO
DESASENDANGAGUNG
DESA SINDUHARJO DESASARDONOHARJO #
[ %
DESA TRIDADI
#
# a %
#
a % #
#
DESABIMOMARTANI DESASUKOHARJO DESAWIDODOMARTANI #
#
KABUPATEN SLEMAN
DESA MARGOAGUNG DESA MARGOKATON
#
a %
DESA PANDOWOHARJO
#
DESASENDANGSARI
#
DESAHA RJOBINANGUN
DESATRIMULYO
DESA TAMBAKREJO DESA CATURHARJO
432000
441000
Gambar 1. Wilayah Kabupaten Sleman
DESA WUKIRHARJO
9 1 3 5 0 0 0
#
450000
Topografi Kabupaten Sleman keadaan tanahnya di bagian selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan di bagian tenggara dan sebagian bagian barat daya. Semakin ke utara relatif miring dan di bagian utara terdapat Gunung Merapi dengan lereng relatif terjal. Ketinggian Kabupaten Sleman berkisar antara ±100 meter sampai dengan ±2.500 meter di atas permukaan laut Wilayah Sleman terdiri atas 17 kecamatan, 86 desa. Sebanyak 4 kecamatan masuk kawasan rawan bencana Erupsi Gunung Merapi, yaitu Pakem, Cangkringan, Turi, dan Tempel, dan untuk kawasan rawan bencana banjir lahar dingin selain 4 kecamatan tersebut ditambah kec.Ngaglik, Ngemplak, dan Kalasan.
Gambar 2. Luncuran Awan Panas di kawasan Kalidem ( radius 7 km dari puncak), Dinas P3BA , 2006
Arah erupsi Gunung Merapi tahun 2006 sebagian besar menuju ke selatan dan tenggara dikawasan Kabupaten Sleman, sebagian mengarah ke barat daya kawasan Magelang, arah timur di kawasan Klaten dan arah utara di kawasan Boyolali. Erupsi Merapi tahun 2006 puncaknya terjadi pada tanggal 14 Juni 2006 dengan jarak luncur 7 km kearah alur kali Gendol dan kali Opak dan memimbulkan korban jiwa 2 orang,. Aliran lahar panas ( piroklastik ) hasil erupsi Merapi memiliki perilaku yang unik, yaitu tidak selalu mengikuti alur sungai sebagaimana aliran biasa, tetapi pergerakan material lahar panas erupsi Merapi yang menuju ke arah Kali Gendol keluar dari alur sungai.
Sebenarnya palung kali Gendol masih
mampu menampung material aliran lahar panas meskipun demikian akibat fenomena aliran material, kawasan Wisata Kaliadem dan Bunker Kaliadem yang selama ini dianggap aman, ternyata tertimbun material lahar panas yang cukup besar diperkirakan mencapai volume 240.000 m 3. Manajemen erupsi Gunung Merapi dipandang sebagai sistem paling baku dibanding
manajemen
bencana
yang lain
karena karakteristik
letusannya sebagian besar dapat diprediksi oleh kerapatan jaringan alat pengukur, program-program pra bencana yang sudah berjalan, sarana prasarana penanggulangan bencana yang memadai. Pertimbangan tersebut membuat erupsi gunung merapi dapat dibuat rencana kontijensi.
Gambar 3. Kawasan Wisata Kaliadem sebelum erupsi Gunung Merapi 2006
Gambar 4. Kawasan Wisata Kaliadem setelah erupsi Gunung merapi 2006 B. Kawasan Rawan Bencana (KRB) Kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Merapi berdasarkan Sistim Informasi Penanggulangan Bencana (SIPBA) Kabupaten Sleman yang telah disusun oleh Dinas P3BA bersama Pusat Studi Bencana UGM pada tahun
2004 dikelompokkan menjadi KRB III, KRB II dan KRB I, sebagaimana digambarkan Gambar 5. B.1. Kawasan Rawan Bencana (KRB) - III Kawasan rawan bencana III adalah kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava pijar (guguran/lontaran material pijar), gas beracun, meliputi tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Cangkringan, Kecamatan Pakem dan
Kecamatan
Turi.
Desa
dan
dusun wilayah Kecamatan
Cangkringan yang termasuk KRB III yaitu Desa Glagaharjo meliputi dusun Kali Tengah Lor dan Kali Tengah Kidul, Desa Kepuharjo meliputi Dusun Kaliadem sedangkan Desa Umbulharjo meliputi Dusun Pelemsari/Kinahrejo, dan
Pangukrejo.
Sedangkan
Kecamatan
Pakem
meliputi
Desa
Purwobinangun yaitu Dusun Turgo dan Desa Hargobinangun meliputi satu dusun yaitu Kaliurang Barat. Kecamatan Turi meliputi Desa Girikerto tepatnya di dusun
Tritis/Ngandong
dan Desa Wonokerto di dusun
Tunggularum.
B.2. Kawasan Rawan Bencana (KRB)- II Kawasan rawan bencana II yang berpotensi terlanda aliran awan panas, gas racun, guguran batu (pijar) dan aliran lahar, terdiri atas 7 wilayah desa di 3 kecamatan. KRB II di Kecamatan Cangkringan meliputi Desa Glagaharjo (Dusun (Dusun Desa
Srunen, Singlar,Ngancar, Besalen), Desa Kepuharjo
Jambu, Petung, Kopeng, Batur, Pagerjurang, Kepuh, Manggong), Umbulharjo
(Dusun Gondang, Gambretan,
Karanggeneng, Plosokerep,Pentingsari)
Balong,
Plosorejo,
Gambar 5. Peta rawan bahaya Erupsi Gunung Merapi Wilayah desa dan dusun KRB II di Kecamatan Pakem meliputi Desa Hargobinangun (Dusun
Kaliurang Barat & Timur, Ngipiksari, Boyong),
Desa Purwobinangun (Dusun Ngepring, Kemiri, Jamblangan, Glondong). Desa dan dusun pada KRB II di Kecamatan Turi meliputi Desa Girikerto (Dusun Nganggring, Keloposawit, Kemirikebo, Sokorejo), Desa Wonokerto (Dusun Gondoarum, Sempu, Ledoklempong, Manggungsari). B.3. Kawasan Rawan Bencana (KRB) I Kawasan rawan bencana I adalah kawasan yang rawan terhadap lahar/banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas, meliputi : Sepanjang aliran sungai Gendol dan Opak, sungai Boyong disebelah hilir disebut sungai Code, sungai Krasak dan Sungai Kuning. C. MITIGASI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM Sistem penanggulangan bencana alam di Sleman memadukan mitigasi (penjinakan) fisik dan mitigasi non fisik. Mitigasi fisik adalah pengurangan
resiko bencana dengan struktur bangunan tertentu yang dapat melindungi masyarakat dari ancaman bahaya alam. Pada umumnya mitigasi fisik berupa struktur pelindung kawasan pemukiman, struktur penahan di alur sungai, maupun perangkat early warning sistem. Mitigasi non fisik adalah upaya peningkatan kapasitas lembaga dan masyarakat agar memiliki sumber daya lebih sehingga selalu siap siaga dan waspada terhadap kejadian bencana alam. Pada umumnya mitigasi non fisik dilakukan
dalam
bentuk
pelatihan-pelatihan,
pembuatan
dokumen
kebencanaan.
C.1. Mitigasi Fisik Penanggulangan bencana alam, diupayakan dengan mitigasi fisik berupa bangunan teknis, dengan harapan dapat menurunkan resiko kerugian akibat kejadian bencana. Sarana prasarana penanggulangan bencana alam yang dikelola oleh Dinas P3BA Sleman disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Mitigasi fisik penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman No
Sarana/Prasarana
1
Bunker
2
Barak Pengungsian
3
Jalan Evakuasi
4
EWS Awan panas
5
EWS bajir lahar dingin Sumber: Dinas P3BA, 2008
Jumlah 2
17
117,3
3
7
Satuan
Lokasi
Buah
Tunggularum, Kaliurang
Buah
Kec. Tempel, Ngaglik,Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak
Km
Kec. Cangkringan, Pakem, Turi, Ngemplak,Kalasan, Tempel
Unit sirine
1 Master control (pakem), Wara-Gumuk Bol, Kinahrejo
Unit sirine
1 Master control (Pakem), Kaliadem, Manggong, Bronggang, Jambon, Turgo, Kalireso, Kemiri
C.2. Mitigasi Non fisik Upaya penanggulangan bencana yang sudah dilakukan melalui mitigasi fisik, tidak akan berhasil baik tanpa diimbangi oleh mitigasi non fisik. Dinas P3BA membuat program mitigasi non fisik untuk penanganan bencana alam seperti tersebut pada Tabel 2. Tabel 2. Mitigasi non fisik penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman
no 1
Program mitigasi non fisik Sosialisasi
Volume
Hasil
20 pertemuan kecamatan kawasan /tahun
Pengetahuan masy. Tentang bencana semakin terbuka Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan
2
Gladi Lapang
1 gladi /tahun
3
Pelatihan SAR
1 latihan /tahun
4
Dokumen 1 dokumen Perencanaan /tahun Penanganan Bencana Pelatihan 2 kelas/tahun kesiapsiagaan dan mitigasi bencana alam
5
Lokasi
Sumber : Dinas P3BA, 2008
rawan bencana kecamatan kawasan rawan bencana kecamatan kawasan rawan bencana
Dinas P3BA
Dinas P3BA
Meningkatkan kemampuan assessor, evakuator dalam menolong masy. Rawan bencana Hazard Map, Protap, Renop
Pengetahuan masy. tentang bencana semakin komprehensif dan dapat mentransfer ilmu kepada orang lain.
BAB III SIMULASI
1. SKENARIO KEJADIAN Kabupaten Sleman menetapkan beberapa kawasan rawan bencana yaitu KRB III, KRB II, dan KRB I, tetapi pada rencana kontijensi ini kawasan yang akan dijadikan simulasi
adalah kawasan yang terancam awan panas
dengan skenario luncuran awan panas sejauh 12 km di alur sungai Gendol, dan 7 – 8 km untuk alur sungai Kuning, Boyong, Bedog, dan Krasak. Kawasan yang diskenariokan pada simulasi rencana kontijensi pada dokumen ini meliputi 3 Kecamatan, 7 desa dan 23 dusun, adapun perinciannya disajikan pada Tabel 3 berikut dibawah ini. Tabel 3. Kawasan terancam awan panas berdasarkan skenario Radius
Kecamatan
12 km 1
di alur Sungai
Cangkringan
Gendol
7-8 km Sungai 2
Boyong dan Pakem Kuning 7-8 km Sungai
3
Turi Bedog
Desa
Dusun Kalitengah Lor Kalitengah Kidul Glagaharjo Singlar Srunen Kaliadem Petung Manggong Kepuharjo Kopeng Jambu Batur Kepuh Pelemsari Umbulharjo Pangukrejo Kaliurang Barat Boyong Hargobinangun Kaliurang Timur Ngipiksari Turgo Purwobinangun Kemiri Ngepring Wonokerto Tunggularum Ngandong/Tritis Girikerto Kemirikebo
Pada skenario kejadian ini disimulasikan kemungkinan bencana erupsi Gunung Merapi berdasarkan letusan tahun 1961. Masa pengungsian yang dimulai oleh status siaga sampai dengan puncak erupsi dan kembali pada status waspada terjadi selama 4 bulan. Sebagai dampak dari bencana Erupsi Gunung Merapi kerusakan yang ditimbulkan adalah timbulnya pengungsian penduduk kawasan rawan bencana yang diskenariokan adalah 12.660 orang selama 4 bulan. Skenario kejadian tersebut juga didasari analisa resiko letusan oleh BPPTK-Vulkanologi yang memperkirakan kejadian awan panas jika bukaan kawah mengarah ke selatan, seperti peta di bawah ini.
Gambar 6. Peta Prakiraan arah letusan G. Merapi (BPPTK, 2006)
2. SIMULASI KEJADIAN Skenario yang ditetapkan menjadi awal gambaran untuk membuat simulasi kejadian. Pada dasarnya simulasi dapat ditentukan mulai dari tingkat minimal, medium, sampai dengan tingkat maksimal. Pemkab Sleman membuat rencana kontijensi ini dengan kerangka kebijakan maksimal. Berdasarkan skenario yang ditetapkan,
kerusakan dan kerugian yang
diperkirakan terjadi akan berdampak pada: a.
Penduduk Dari hasil skenario diatas diperkirakan
gambaran kondisi
penduduk
saat terjadi erupsi Gunung merapi terjadi gelombang pengungsian yang fluktuatif setiap harinya selama 4 bulan. Berdasarkan pengalaman tahun 2006 bahwa kisaran pengungsi yang berada di barak adalah 30% yang kebanyakan terdiri dari lansia, ibu-ibu, anak-anak dan difabel. Kebanyakan laki-laki dewasa tetap melakukan aktifitas mencari nafkah dan melakukan pengamanan di kampungnya, tetapi pada tabel perkiraan dampak, disepakati bahwa penduduk di 23 dusun (tabel 3) 100% menjadi pengungsi. Gambaran data penduduk pada kawasan terancam awan panas dan perkiraan dampak letusan Gunung Merapi pada penduduk tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Data penduduk di kawasan rawan awan panas letusan Gunung Merapi
L
P
JML
L
P
JML
H A L M U J N A N A T N E R E K
L
P
JML
26
20
46
0
2
2
143
194
147
341
11
352
34
7
11
18
5
1
6
81
1 10
120
2 30
5
3
8
238
31
29
33
62
1
2
3
1 17
85
70
155
14
12
26
181
10
39
16
21
37
2
1
3
95
90
96
186
10
12
22
208
72
160
78
85
163
8
6
14
436
479
433
912
35
32
67
979
30
29
59
22
36
58
2
1
3
163
129
136
265
10
8
18
283
23
20
25
45
26
38
64
1
2
3
1 40
82
97
179
9
8
17
196
14
17
15
32
8
14
22
3
2
5
85
75
90
1 65
4
6
10
175
10
22
22
22
44
16
30
46
2
1
3
127
131
125
256
6
10
16
272
11
22
21
19
40
17
21
38
0
1
1
102
107
98
205
7
8
15
220
JIWA
NO
KEC
KK
DUSUN
DESA
PRIA
KELOMPOK RENTAN
WANITA
JML
BUMIL
BAYI
L KALITENGAH LOR
O J R A H A G A L G
1
KALITENGAHKIDUL SINGLAR SRUNEN JUMLAH
N A G N I R K G N A C
2
KALIADEM PETUNG MANGGONG
O J R A H U P E K
KOPENG JAMBU BATUR KEPUH JUMLAH
O J R A H L U B M U
3
PELEMSARI PANGUKREJO JUMLAH
JUMLAH(CANGKRINGAN)
4 M E K A P 5
N U G N A N I B O G R A H
KALIURANG BARAT
N U G N A N I B O W R U P
TURGO
BOYONG KALIURANG TIMUR NGIPIKSARI JUMLAH KEMIRI NGEPRING JUMLAH
JUMLAH (PAKEM) O T R E K I R I G
I R U T
6
7 JUMLAH (TURI)
NGANDONG/Tritis KEMIRIKEBO JUMLAH
R E K O N O W T
TUNGGULARUM JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK terancam awan panas
158 96 101 105 460 133 105 80 123 103 130 122 796 80 166 246 1502 305 248 299 285 1137 242 175 254 671 1808 184 177 361 161 161 522 3832
266 1 56 158 154 734 220 160 1 23 191 163 245 272 1154 1 08 304 412 2300 545 439 532 396 1912 346 286 439 1071 2983 457 281 738 265 265 1003 6286
229 163 140 149 681 226 176 137 208 159 259 306 1245 125 275 400 2326 567 428 551 454 2000 384 300 455 1139 3139 367 264 631 278 278 909 6374
495 319 298 303 1415 446 336 260 399 322 504 578 2399 233 579 812 4626 1112 867 1083 850 3912 730 586 894 2210 6122 824 545 1369 543 543 1912
1266
BALITA
L
P
L
P
1
3
4
13
22
35
26
30
56
7
5
4
9
8
6
14
16
18
1
3
0
3
9
8
17
17
14
0
0
1
1
7
8
15
29
8
9
8
17
37
44
81
88
0
5
2
7
22
14
36
0
5
0
5
17
6
0
6
6
12
10
4
4
2
6
8
12
0
0
1
1
11
1
10
9
JML
JML
LANSIA
0
5
P
ANAK-ANAK
38
JML
DIFABEL
1
1
2
USIA 13-16 TH/SMP
DEWASA
155
139
159
298
PRIA
JML
BAYI
BUMIL L
P
L
23
15
23
25
48
22
30
52
4
5
9
11
20
16
3
5
147
197
211
408
9
14
23
431
57
139
119
236
52 18
2
82
38 12
90
41
11 11
27
18
312
9
10
19
756
731
780
1511
63
69
132
1643
0
2
1
3
11
9
20
16
17
33
19
35
54
1
0
1
1 11
55
60
1 15
4
3
7
122
0
9
6
15
19
16
35
25
43
68
22
37
59
1
2
3
180
215
164
379
13
7
20
399
0
11
7
18
30
55
41
2
4
291
270
224
494
275
248
497
588
19
18
37
1483
1480
1437
2917
10 11
521
149
17 11
27
76
72 34
2
33
41 24
113
43
60 24
101
17
25 12
22 6
3 14 3
2
4
2
6
42
45
87
59
73
132
60
62
122
6
1
7
356
353
360
713
21
22
43
756
5
6
3
9
23
34
57
61
41
102
45
28
73
8
2
10
256
279
301
580
17
14
31
611
2
3
2
5
40
41
81
59
73
132
55
59
114
6
1
7
341
348
351
699
21
22
43
155
14
25
17
77
7
328
144
201
345
521
406
23
8
31
1281
1124
1213
2337
90 14
522
256
87 14
177
262
40 18
4
122
57 21
3
45
78 26
97
21
20 14
37
24
29 4
2 63 1
0
2
4
6
28
26
54
38
32
70
15
57
72
4
0
4
206
245
255
500
14
10
24
524
3
4
6
10
15
21
36
41
44
85
25
35
60
4
6
10
204
193
174
367
4
11
15
382
0
4
5
9
35
41
76
47
79
3
8
335
266
271
537
10
12
22
559
15
25
78
166
126
234
91 18
5
10
72 11
163
3
32 10
295
13
9
22
745
704
700
1404
33 18
61
1465
37
35 5
4 09 6
8
19
572
19
34
36
70
200
88 22
428
382
37
755
32
701
36
17
53
2026
1828
1913
3741
3
8
11
19
22
17
39
47
60
107
34
41
75
4
5
9
252
331
222
553
28 17 4 11
0
10
5
15
25
20
45
46
88
12
17
29
0
0
0
177
179
166
345
9
14
23
368
3
18
16
34
47
37
84
93
42 10
195
46
58
104
4
5
9
429
510
388
898
20
22
42
940
4
6
4
10
20
18
38
39
46
85
44
24
68
1
0
1
206
139
170
309
16
12
28
337
4
6
4
10
20
18
38
39
85
44
24
68
1
0
1
206
139
170
309
16
12
28
337
7
24
20
44
67
122
132
280
5
10
635
649
558
1207
416
825
762
77
1532
1461
60
40
100
4144
3957
3908
7865
34 32
1277
190
36 32
70
89
82 79
5
101
90 66
172
43
55 40
46 14
65 1
8 51 6
1
N A T N E R P L E K
P
ANAK-ANAK
JML
L
P
LANSIA
JML
L
P
DIFABEL
JML
L
P
POTENSI
H A L M U J
JML
USIA 13-16 TH/SMP
DEWASA L
P
I S N E T O P
JML
L
P
H A L M U J
JML
2983
3139
6122
19
34
36
70
200
228
428
382
373
755
329
372
701
36
17
53
2026
1828
1913
3741
174
181
355
1502
2300
2326
4626
17
43
33
76
149
126
275
248
249
497
246
342
588
19
18
37
1483
1480
1437
2917
115
111
226
3143
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN PANAS – TURI
522
1003
909
1912
7
24
20
44
67
55
122
132
148
280
90
82
172
5
5
10
635
649
558
1207
36
34
70
1277
3832
6286
6374
12660
43
101
89
190
416
409
825
762
770
1532
665
796
1461
60
40
100
4144
3957
3908
7865
325
326
651
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
4096
8516
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL – PAKEM
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL – CANGKRINGAN
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL - TURI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
JUMLAH PENDUDUK SAKIT – PAKEM
181
298
314
612
2
3
4
7
20
23
43
38
37
76
33
37
70
4
2
5
203
183
191
374
17
18
36
410
JUMLAH PENDUDUK SAKIT – CANGKRINGAN
150
230
233
463
2
4
3
8
15
13
28
25
25
50
25
34
59
2
2
4
148
148
144
292
12
11
23
314
52
100
91
191
1
2
2
4
7
6
12
13
15
28
9
8
17
1
1
1
64
65
56
121
4
3
7
128
383
629
637
1266
4
10
9
19
42
41
83
76
77
153
67
80
146
6
4
10
414
396
391
787
33
33
65
852
JUMLAH PENDUDUK SAKIT – TURI JUMLAH PENDUDUK SAKIT
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – PAKEM
1808
2983
3139
6122
19
34
36
70
200
228
428
382
373
755
329
372
701
36
17
53
2026
1828
1913
3741
174
181
355
4096
JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – CANGKRINGAN
1502
2300
2326
4626
17
43
33
76
149
126
275
248
249
497
246
342
588
19
18
37
1483
1480
1437
2917
115
111
226
3143
522
1003
909
1912
7
24
20
44
67
55
122
132
148
280
90
82
172
5
5
10
635
649
558
1207
36
34
70
1277
%MENGUNGSI
JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – TURI
742
11
1808
% SAKIT (ISPA, DIARE, SAKIT MATA)
349
7
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN PANAS – CANGKRINGAN
% MENINGGAL
51
16
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN PANAS – PAKEM
JUMLAH PENDUDUK terancam awan panas
23
JML
1
BALITA JML
28
5
23
KELOMPOK RENTAN
WANITA
P
6
9
TABEL PERKIRAAN DAMPAK LETUSAN GUNUNG MERAPI TERHADAP PENDUDUK
KK
L
H A L M U J
0
Rencana kontijensi Sleman, 2009
JIWA
I S N E T O P
POTENSI
TABEL PERKIRAAN DAMPAK LETUSAN GUNUNG MERAPI TERHADAP PENDUDUK
JIWA KK
PRIA
N A T N E R P L E K
KELOMPOK RENTAN
WANITA
JML
BAYI
BUMIL L
P
BALITA JML
L
P
ANAK-ANAK
JML
L
P
LANSIA
JML
L
P
DIFABEL
JML
L
P
POTENSI
H A L M U J
JML
USIA 13-16 TH/SMP
DEWASA L
P
I S N E T O P
JML
L
P
H A L M U J
JML
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN PANAS – PAKEM
1808
2983
3139
6122
19
34
36
70
200
228
428
382
373
755
329
372
701
36
17
53
2026
1828
1913
3741
174
181
355
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN PANAS – CANGKRINGAN
1502
2300
2326
4626
17
43
33
76
149
126
275
248
249
497
246
342
588
19
18
37
1483
1480
1437
2917
115
111
226
3143
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN PANAS – TURI
522
1003
909
1912
7
24
20
44
67
55
122
132
148
280
90
82
172
5
5
10
635
649
558
1207
36
34
70
1277
3832
6286
6374
12660
43
101
89
190
416
409
825
762
770
1532
665
796
1461
60
40
100
4144
3957
3908
7865
325
326
651
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
JUMLAH PENDUDUK terancam awan panas
0.01
8516
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL – PAKEM
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL – CANGKRINGAN
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL - TURI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
% MENINGGAL
0.01
4096
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
JUMLAH PENDUDUK SAKIT – PAKEM
181
298
314
612
2
3
4
7
20
23
43
38
37
76
33
37
70
4
2
5
203
183
191
374
17
18
36
410
JUMLAH PENDUDUK SAKIT – CANGKRINGAN
150
230
233
463
2
4
3
8
15
13
28
25
25
50
25
34
59
2
2
4
148
148
144
292
12
11
23
314
52
100
91
191
1
2
2
4
7
6
12
13
15
28
9
8
17
1
1
1
64
65
56
121
4
3
7
128
383
629
637
1266
4
10
9
19
42
41
83
76
77
153
67
80
146
6
4
10
414
396
391
787
33
33
65
852
% SAKIT (ISPA, DIARE, SAKIT MATA)
JUMLAH PENDUDUK SAKIT – TURI JUMLAH PENDUDUK SAKIT
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – PAKEM
1808
2983
3139
6122
19
34
36
70
200
228
428
382
373
755
329
372
701
36
17
53
2026
1828
1913
3741
174
181
355
4096
JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – CANGKRINGAN
1502
2300
2326
4626
17
43
33
76
149
126
275
248
249
497
246
342
588
19
18
37
1483
1480
1437
2917
115
111
226
3143
522
1003
909
1912
7
24
20
44
67
55
122
132
148
280
90
82
172
5
5
10
635
649
558
1207
36
34
70
1277
3832
6286
6374
12660
43
101
89
190
416
409
825
762
770
1532
665
796
1461
60
40
100
4144
3957
3908
7865
325
326
651
%MENGUNGSI
JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – TURI JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI
Rencana kontijensi Sleman, 2009
8516
1
Rencana kontijensi Sleman, 2009
b. Sarana dan Prasarana Bencana Erupsi Gunung Merapi diperkirakan juga akan mengancan fasilitas atau prasarana serta aset yang berada di wilayah kawasan rawan bahaya
c.
Ekonomi Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana erupsi Gunung merapi yang
1
b. Sarana dan Prasarana Bencana Erupsi Gunung Merapi diperkirakan juga akan mengancan fasilitas atau prasarana serta aset yang berada di wilayah kawasan rawan bahaya
c.
Ekonomi Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana erupsi Gunung merapi yang terjadi selama 2 bulan akan mempunyai dampak berupa : KERUSAKAN Kecamatan pakem
KEGIATAN EKONOMI 2 Kegiatan perekonomian
KELUMPUHAN 2 bulan
Kecamatan turi
(Tlogoputri &Kaliurang) 1 kegiatan ekonomi masy.
2bulan
Kecamatan Cangkringan
(desa wisata) 1 Kegiatan ekonomi masy.
2 bulan
( lava tour Kaliadem)
d. Pemerintahan Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap pemerintahan, terutama terganggunya fungsi administrasi karena sebagian besar aparat pemerintah menyelenggarakan tanggap darurat dan lokasi kantor untuk pengungsian.
e. Lingkungan Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan berupa Hutan, kebun, peternakan dan Pertanian. Berikut skenario yang ditimbulkan:
BAB IV KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Dalam rencana kontijensi bencana Erupsi Gunung merapi Pemerintah Kabupaten Sleman
mengambil beberapa kebijakan yang merupakan
penetapan landasan kegiatan untuk mencapai penanggulanagan bencana yang efektif dan strategi untuk dikoordinasikan ke segenap jajaran yang terkait, dengan perincian sebagai berikut : a. Kebijakan 1.
Minimalisasi korban meninggal ( road to zero victim)
2. Penanganan bencana alam berbasiskan komunitas masyarakat. 3. Titik berat kegiatan penanganan bencana banyak dilakukan pada fase pra bencana (pengurangan resiko bencana) 4. Memadukan mitigasi fisik dan mitigasi non fisik. 5. Memberikan perlindungan perhatian khususnya kelompok rentan, serta memenuhi kebutuhan dasar secara realistis. 6. Memberikan penyelamatan dan perlindungan kepada masyarakat sesuai skala prioritas tanpa diskriminasi 7. Memberdayakan segenap potensi yang ada dan menghindari terjadinya ego sektor
8. Melakukan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat dan anatar negara dalam menggalang bantuan, dengan tetap memperhatikan etika kebangsaan
b. Strategi Membentuk Posko Utama di Pakem sebagai fungsi manajemen
1.
dan koordinasi penanganan bencana. 2.
Memenuhi pelayanan logistik dengan mendirikan posko-posko, tenda
pengungsian
dilengkapi
dapur
umum
dengan
tetap
memperhatikan kelompok rentan. 3.
Memenuhi
pelayanan
kesehatan dengan
menyelenggarakan
posko kesehatan di setiap barak pengungsian dan balai kesehatan lain. 4.
Memenuhi pelayanan sarana-prasarana kehidupan (transport, tempat tinggal sementara, sanitasi) di barak/tenda pengungsian (MCK, air bersih), dengan tetap memperhatikan kelompok rentan.
5.
Mengidentifkasi jenis-jenis bantuan, menghimpun bantuan serta mendistribuikannya
6.
Memberikan
informasi
yang
jelas
kepada
pihak
yang
membutuhkan 7.
Memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal dan nilai-nilai kebajikan dalam penanganan bencana
8.
Evakuasi korban, meninggal dunia dan yang masih hidup melalui relawan, tim SAR, LSM, dll
9.
Penanganan Pengungsi (tenda, logistik, sarana dan prasarana lainnya), lembaga terkait
10.
Mengidentifikasi negara-negara yang memungkinkan memberikan bantuan secara sukarela
11.
Menyebarluaskan informasi tentang bencana yang terjadi melalui, media cetak, elektronik dan telematika
BAB V PERENCANAAN SEKTORAL
Perencanaan sektoral ditujukan untuk mencapai penanganan bencana alam yang dapat melindungi segenap masyarakat. Perencanaan sektoral dilakukan sebagai fungsi manajemen penanganan bencana yang telah melakukan evaluasi terhadap tingkatan ancaman yang terjadi, prinsip evakuasi pengungsian untuk perlindungan masyarakat sementara, dan akan menata kembali kehidupan setelah pasca bencana. Perencanaan sektoral terdiri atas: 1. Sektor manajemen dan koordinasi 2. Sektor kesehatan 3.
Sektor sarana prasarana
4. Sektor logistik
1. Sektor Manajemen dan Koordinasi a. Situasi Bencana erupsi Gunung Merapi, diperkirakan akan membuat keadaan dan situasi daerah tidak terkendali sehingga memerlukan penanganana bencana alam yang efisien dan terpadu. Dalam simulasi dampak diperkirakan terjadi gelombang pengungsian sebanyak 12660 orang yang terdiri atas 4144 kelompok rentan dan 8516 kelompok usia produktif. Beberapa mekanisme penanggulangan harus diperhitungkan, karena adanya sistem yang tidak berfungsi akibat bencana. Oleh karena itu harus ada upaya untuk mengendalikan, mengatur dan mengkoordinasikan semua kegiatan penanggulangan.
Sektor manajemen selaku wadah koordinasi pelaksana penanggulangan bencana di Kabupaten dan sistim POSKO yang dilakukan dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat kelurahan. Sektor manajemen dan koordinasi melakukan tindakan berdasarkan Prosedur Tetap Erupsi Gunung Merapi
yang
telah
ditetapkan
dalam
Keputusan
Bupati
Sleman
No.83/kep.KDH/A/2006 tentang Mekanisme Penanganan Bencana Gunungapi Merapi a.
Sasaran
Mengadakan koordinasi dengan seluruh instansi terkait
Terkendalinya penanganan bencana
Terkendalinya
pelaksanaan
evakuasi
mandiri
secara
efektif dan efisien sehingga dicapai: a.
Terselamatkannya dan terevakuasinya korban bencana sejumlah 12660 orang.
b.
Terevakuasinya serta teridentifikasinya korban yang meninggal dunia.
c. Terkoordinasikannya kegiatan pencarian dan penyelamatan korban yang hilang.
Terkendalinya
sistim keamanan lingkungan kawasan
rawan bencana
Terkendalinya logistik pengungsi
Terkendalinya upaya penanganan kesehatan pengungsi
Terkoordinirnya upaya penanggulangan bencana dan bantuan yang mengalir
Terdatanya kerugian dan korban akibat bencana
c.
NO
Kegiatan KEGIATAN
PELAKU
WAKTU Setelah adanya
1
DINAS P3BA Mendirikan Posko Aktivasi manajemen
2 dan koordinasi
3
5
Jika terjadi tandatanda bencana
Setiap hari
Membuat laporan
DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos
Setiap hari
Memberikan arah
BUPATI, SEKDA, ASISTEN, DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos
Setiap hari
DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos
Setiap saat
Mengkoordinasikan
kelaksanaan
6
DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos
kegiatan sektoral untuk
4
tanda-tanda bencana
Menerima dan menyampaikan
Proyeksi Kebutuhan
d.
NO
JENIS
SATUAN
KEBUTUHAN
JUMLAH YANG DIBUTUHKA N
100 78 573 125 70 90 351
1
2
3
4
Personil/relawan
Mobil
Sepeda Motor
Repeater
orang
unit
unit
unit
1266 terlatih =1:10
100
133
LOKASI
PERSEDIAAN
105 180 34 34 34 48 88 150 0 30 20 20 10 70 85 1050 15 3360 5 5 3 14 1 3 2 5 2 3 1 2 46 23 20 10 50 5 10 50 168 1 1
KETERANGAN KEKURANGAN/ KECUKUPAN
FUNGSI
KODIM 0732 PMI Sleman POLRES Pol PP dan Tibmas SAR kaliurang Dinas P3BA Linmas/Pamong Pakem Linmas/Pamong Cangkringan Linmas/Pamong Turi Kec. Cangkringan kec. Pakem Kec. Turi Tagana
cukup
Pasag Merapi
Manajemen, Asesor, evakuator, pengamanan,
Komunitas Lereng Merapi Kappala Dinas kimpraswilhub Dinas nakersos KB Cakra ORARI Pakem SKSB Pramuka Aktivis Pramuka Telematika Jumlah Dinas P3BA Dinas Pol PP dan Tibmas kec. Rawan bencana kec. lain Bappeda
54
Transportasi manajemen/ relawan
cukup
Transportasi manajemen/ relawan
CUKUP
komunikasi
Sekretariat BPKKD Dinkes Sleman Dinas Kimpraswilhub KODIM 0732 SAR kaliurang telematika jumlah Polres Sleman Dinas P3BA Dinas Pol PP KODIM 0732 Telematika Kelurahan rawan bencana milik pribadi jumlah Telematika Dinas P3BA
5
Rig HT
6
7 8
unit
HT
megaphone Computer
unit
RASIO 1 REPETAER 80 HT
unit
5
unit
8
9
Senter Besar
unit
4
10
internet
unit
1
11
Papan data
unit
1
12
Peta
unit
5
13
Filing Cabinet
unit
2
14
Kamera
unit
2
15
Telepon -fax (PABX dan PSTN)
line
1 1 1 5 2 2 17 21 20 8 19 4 18 17 15 10 11 15 8 43 20 15 4 24 1 1 30 19 31 46 23 31 433 5 8 4 1 1 5 2 2 9 4 10 28 5 18 9 9 14 16 7
Rakom Kec. Dinas Pol PP SKSB/Jambu jumlah Posko Pakem Posko bayu Kecamatan
CUKUP
komunikasi
Cukup; dengan catatan bahwa harus ada pembagian saluran frekuensi
komunikasi
Jumlah Dinas P3BA DinasPol PP dan Tibmas Dinas Kimpraswilhub Dinas Nakersos Kec. Cangkringan Kec. Pakem Kec. Turi Kec. Tempel Kec. Prambanan Telematika PMI Sleman kec. Lain KODIM 0732 Polres Dinkes Sleman Puskesmas kwarcab Sleman RS Panti Nugroho KLM SKSB Milik Masy Turi - KRB III,II Milik Masy Pakem - KRB III,II Milik Masy Cangkringan- KRB III,II SAR kaliurang jumlah Dinas P3BA
Dinas P3BA Dinas P3BA Dinas P3BA Dinas P3BA Dinas P3BA Dinas P3BA Dinas P3BA kantor bupati Muspida Sekretariat Daerah Bagian sekretariat Sekretariat DPRD DPRD Dinas Kimpraswilhub Dinas P3BA Dinas Pertanian - Kehutanan Dinas P2KPM Dinas Kesehatan
Cukup
komunikasi
Cukup
manajemen
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
sarpras sarpras sarpras sarpras sarpras sarpras komunikasi
14 18 12 8 8 7 19 6 18 4 31 10 1 285
Dinas pendidikan Dinas Nakersos KB Dinas Pol PP dan Tibmas Dinas Budpar Bappeda Bawasda BPKKD BPPD BKD RSUD Murangan Milik Masy Pakem - KRB III,II milik masy Turi - KRB III,II SAR kaliurang Jumlah
Sektor Kesehatan
2.
Apabila terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, diperkirakan akan terdapat penduduk yang menderita luka bakar, penyakit ISPA, Conjuctivitis, Diare , diperkirakan jumlah pasien 10% dari jumlah pengungsi, yaitu sekitar 1266 orang. Di samping korban, bencana juga akan mengakibatkan prasarana dan sarana pelayanan kesehatan yang hancur atau rusak, sehingga pelayanan kesehatan tidak dapat dilakukan secara optimal.
b. Sasaran
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi pengungsi
Terlaksananya rujukan kesehatan secara optimal
c. Kegiatan NO.
KEGIATAN
PELAKSANA
WAKTU
1
2 3
4
5 6 7
Menyiapkan Tim Kesehatan a. Tim reaksi cepat pelayanan kesehatan b. Tim penilaian cepat kesehatan
Hari pertama kejadian
Dinkes Kab. RSUD, PMI
Menyiapakan paket obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan
Dinkes Kab., RSUD
s.d.a
Membentuk pos kesehatan
Dinkes, PMI, RSUD
Hari kedua dan ketiga
Mengaktifkan Puskesmas dan pos pelayanan kesehatan barak selama 24 jam
Dinkes Kab
Hari pertama kejadian
Menyiapkan ambulance
Dinkes Kab., RSUD
s.d.a
Menyiapkan rumah sakit lapangan
RSUD
s.d.a
Pelayanan rujukan
Dinkes Kab., RSUD
s.d.a
+
+
+
Pos PPPK Turi
Pos PPPK Cangkringan
Pos PPPK Pakem
+
+
+
+ RSUD Sleman
+RS Ghrasia
+
RS Panti Nugroho
+
RS Swasta Wilayah Sleman
+
+ +
+
+
RS Sardjito
Gudang Penerimaan bantuan Obat,Alkes,PMTdi Ex BKKBN (Pj.Suprihanto, B.Sc)
Gambar 6. Alur Pelayanan Kesehatan c. Proyeksi Kebutuhan
NO
JENIS
SATUAN
KEBUTUHAN Pos Kesehatan (Puskesmas, Pustu
1
Pos Kesehatan barak; bekerja secara 3 shift tersebar di 10 pos kesehatan)
JUMLAH YANG DIBUTUHKA N
PERSEDIAAN 1
Puskesmas Turi
1
Puskesmas Pakem Puskesmas Cangkringan Pusk kec. Lain sebagai unit poskes barak
1 unit
LOKASI
32 21
4 2
pustu pakem pustu Turi
KETERANGAN KEKURANGAN/ KECUKUPAN
FUNGSI
CUKUP; rasio 1:40
Pusat pelayanan kesehatan
2
Rumah sakit rujukan
3
unit
5
Dokter Umum
orang
73
4
Dokter spesialis
orang
6
5
Perawat/bidan
orang
150
6
Sanitarian
orang
48
7
Ahli gizi
orang
35
8
Petugas Obat
orang
1.125
9
Fisioterapi
orang
2
10
Paket Obat (ISPA, Diare, Obat Mata
orang
1266
11
Ambulance
buah
49
12
Stetoscop
Buah
35
13
Tensimeter
Buah
35
14
dragbar
Buah
35
15
Sarung Tangan
Buah
1266/pasang
2 32 1 1 1 1 1 5 2 2 2 60 7 73 6 6 375 17 392 48
Pustu Cangkringan jumlah RSUD Sleman RS Pantinugroho RSUP Sardjito RS Pantirapih RS Bethesda jumlah Pusk Pakem Pusk Turi Pusk Cangkringan Pusk. Kec. Lain RS Panti Nugroho jumlah RSUD Sleman jumlah Dinkes Sleman RS Panti Nugroho jumlah Dinkes Sleman
48 35 35 36
jumlah Puskesmas jumlah Puskesmas
36 2 2
jumlah RSUD Sleman jumlah
3000 3000 2 2 1 39 2 3 49 35
Dinkes jumlah Pusk Pakem Pusk Turi Pusk Cangkringan Puskesmas kec.lain PMI RS Panti Nugroho jumlah Dinkes/Puskesmas
0
Pusat pelayanan kesehatan
Cukup; rasio 1 dokter:24 pasien
Pelayanan kesehatan
0
Rujukan
cukup CUKUP; rasio 1 barak 3 sanitarian
paramedis
Cukup; rasio 1 barak 2 ahli gizi Cukup; rasio 1 barak 1 petugas obat cukup 1:2 UNTUK 4 BLN Cukup; dengan asumsi pengguna ambulan 10% dari pasien Rasio 1 ambulan 3 pasien
Selimut
Buah
52
35 35
jumlah Dinkes/Puskesmas
Cukup
35 25 25 50
jumlah Dinas nakersos KB Puskesmas jumlah
cukup Cukup; rasio 1 pos kes 1 tandu
Sarana prasarana kesehatan
0
0 52
17
Bantal
Buah
52
Sarana prasarana kesehatan
Sarana prasarana kesehatan Sarana prasarana kesehatan
1266/pasang 16
rujukan
0 52
Sarana prasarana kesehatan Sarana prasarana kesehatan Sarana prasarana kesehatan
5 45 19
mobil bak terbuka
Buah
4
20
kantong mayat
Buah
1
21 22
Kantong darah Hygiene Kit
Buah Buah
126 52
4 11 11 500 500
Dinas P3BA jumlah
velbed untuk pos kesehatan
pasien dan petugas
cukup
Angkutan logistik kesehatan
Dinkes Dinkes Jumlah PMI PMI
cukup
3. Sektor Sarana Prasarana
a. Situasi Apabila terjadi erupsi Gunung merapi akibatnya adalah terjadinya gelombang pengungsian karena kepadatan penduduk di kawasan lereng Merapi. Pengungsi sejumlah 12660 orang dengan perincian 4144 termasuk kelompok rentan, dan 8516 usia produktif harus dicakup dalam operasi transpor evakuasi. Berdasarkan beberapa kejadian sebelumnya erupsi Gunung Merapi terjadi dalam selang waktu bulanan, dan menyebabkan bangunan, jalan, jembatan, serta fasilitas umum lainnya menjadi rusak tertutup material vulkanik. Evakuasi warga juga merupakan kegiatan utama dalam tanggap darurat, dan selanjutnya menyediakan barak pengungsian yang dapat memenuhi syarat minimal. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat dan relawan harus bahu membahu melakukan penanggulangan bencana b. Sasaran
Terangkutnya semua pengungsi ke lokasi penampungan sementara yang telah disiapkan.
Terangkut/terdistribusikannya bantuan pangan dan non pangan untuk pengungsi sampai ke lokasi penanmpungan sementara.
Terpulihkannya Sarana dan Prasarana seperti :
o o o o
Transportasi Kesehatan Gedung Pemerintahan / Sekolah MCK
Dukungan sarana-prasaran pada areal pengungsian yang memadai seperti : Air Bersih o Sandang dan Pangan o Sanitasi Lingkungan o
c. Kegiatan
NO
KEGIATAN
1
Menyiapkan evakuasi
2
Saat bencana
Staffing (personil) Dan pengarahan
Dinas Kimpraswilhub
Setiap waktu
3
Persiapan BBM, oli, Suku cadang
Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub
Setiap waktu
4
Pemulihan fungsi sarana-prasarana umum Sarana-prasarana Areal Pengungsian : - Air Bersih - Penerangan - Sanitasi - Sandang Pangan - MCK - Tenda
Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub
Sesaat terjadi bencana Setelah adanya tanda-tanda bencana
Rehabilitasi Sarana dan Prasarana - Transportasi - Kesehatan - Gedung Pemerintahan / Sekolah
Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub
Pasca Bencana
6
transport
WAKTU
Dinas Kimpraswilhub
5
armada
PELAKU
d. Proyeksi kebutuhan NO
JENIS KEBUTUHAN
SATUAN
JUMLAH YANG DIBUTUHKAN/
PERSEDIAAN
LOKASI
KEKURANGAN
FUNGSI
3
1
Mobil
unit
Dapat mengangkut 1374 org
11
P olres S leman
39
Milik masy turi KRB III, II
1 107 68 229
2
Truk
unit
4
Polres Sleman
7
29 88
3
Unit
Dapat mengangkut 440 org
15
Milik masy Turi KRB III, II
506 Sepeda motor
Unit
Dapat mengangkut 5822 orang
1501 904 2911
5
6
barak pengungsian
MCK
Unit
Unit
633
1 3
purwobinangun hargobinangun, S MP Pakem, SD
325
1
pakembinangun
294
1
argomulyo
1
glagaharjo
225
1
kepuharjo/kantor desa
225
1
umbulharjo/kantor desa
294
1
wukirsari
185
1
wonokerto
346
2
girikerto/ (SD Somoitan)
3884
14
1
7
8
jumlah
392
4
1
cukup
8776 pengungsi tidak tertampung/ Kekurangan pakai tenda pleton
Sarpras pengungsian
jumlah tiap barak jumlah central pakem/master control
1
sirine/WARA sirine/Gardu Pandang Kaliurang
1
Sirine/Gumuk Bol/CKR
1
1
Sirine/Kinahrejo master control/Pakem/gendolboyong
1
sirine/kaliadem
1
sirine/manggong
1
sirine/bronggang
1
sirine/jambu
1
sirine/turgo
1 1
sirine/kemiri sirine/kalireso
EWS Lahar Dingin
cukup
Milik masy turi KRB III, II Milik masy Pakem KRB III, II Milik Masy cangkringan KRB III,II
C andibinangun
56
EWS awan panas
jumlah
1
375
cukup
Jumlah transpor evakuasi dapat mengankut 9836 orang, sehingga untuk 12660 pengungsi diperkiakan butuh 2 rit transport dengan ketentuan rit pertama untuk kelompok rentan dan rit kedua untuk kelompok tidak rentan
Dinas P3BA
245
978
12660 pengungsi
Milik masy turi KRB III, II Milik masy Pakem KRB III, II Milik Masy cangkringan KRB III,II
27
2
cukup
paguyuban Merapi Jaya
jumlah Milik masy Pakem KRB III, II
44
4
jumlah K impraswilhub
13
Mobil bak Terbuka
R S Panti Nugroho Milik masy Pakem KRB III, II Milik Masy cangkringan KRB III,II
10
25
Dapat mengangkut 2200 orang
KODIM 0732
Kekurangan 577 Rasio 1:20
Sarpras pengungsian
1 1 1 37.7 9
Jalan evakuasi
53
km
26.6 117.3 13
10
titik kumpul
Unit
6
52
12
13
14
15
tenda pleton
Tenda regu
Tenda Kanvas
Tenda Besar
Deklit/Terpal
40 org/unit
10 org/unit
100
20 org/Unit
24
20 org/Unit
24
Unit
132
Velbeld
Unit
18
Tikar
Karpet
Unit
Unit
2000 m2
2200
48
jumlah
20
Dinas P3BA
20
21
22
Kasur
Masker
kacamata debu
Shinsaw
Unit
Unit
Unit
Unit
4144
16160
120
8
K warcab S leman
24
jumlah
20
Dinas P3BA
20
jumlah
30
Dinas P3BA
30
jumlah
101
Dinas Nakersos KB
100
Dinas P3BA
201
jumlah
Dinas P3BA
Dinas Nakersos KB
1200
600
PMI
1636 m2
818
jumlah Dinas Nakersos KB/ uk 2 x 1.2 m Dinas Nakersos KB/uk 30 x 2m
59
300
5 64
4 Rasio 1:2
0
Menampung pengungsi 4000 orang, jika dikorelasikan dengan kapasitas barak, maka tampungan pengungsi = 7884 masih ada 4776 pengungsi tidak tertampung Tenda pelengkap sarana pengungsian Tenda pelengkap sarana pengungsian Tenda pelengkap sarana pengungsian
0
Deklit untuk titik kumpul 1:2; deklit untuk barak 1:2
7
Velbed petugas; pos kesehatan barak
364 m2
1559 m2
Jml pengungsi 12660 = 126 60m2; jika 30%nya untuk tidur = 4220 m2. Total alas tidur 2077 m2
jumlah
8
Dinas Nakersos KB/kapuk
5
Dinas Nakersos KB/busa
74
Dinas Nakersos KB/lantai
87
jumlah
2000
Dinas P3BA
2000
jumlah
120
Dinas P3BA
120
jumlah
3
Dinas P3BA
5
Dinas Kimpraswil
unit 8
28 Rasio 1 barak: 3 tenda regu
Titik koordinasi; titik transportasi evakuasi Rasio 1 barak : 3 titik kumpul
jumlah
218
141
52
Dinas Nakersos KB
436
441 m2
19
K warcab S leman
Dinas Nakersos KB
5
23
Dinas P3BA
17
45
17
jumlah masjid, rumah pamong, gedung serbaguna/Pemdes Hargobinangun SD Kloposawit, Masjid, Rumah
jumlah
4
52
Turi
29
40 16
cangkringan
10
1
52
pakem
Pamong/Pemdes Girikerto Ngancar, kepuh, pamong, mesjid, sekolah, wil cangkringan
30
11
curah hujan S Gendol/petit opak curah hujan S Gendol/klangon curah hujan S. Boyong/Turgo
jumlah
4057
Kasur untuk kelompok rentan, terutama bayi, anak, lansia
14160
Pelindung dari abu vulkanik
0
Petugas sarpras
0
Sarpras PB
23
Mobil tanki
24
Tanki air
Unit
Unit
3
Dinas Kimpraswil
2
PDAM
10
14
5
5
jumlah
5 2
Dinas nakersos KB/500 liter Dinas Nakersos KB/1000 liter
7
jumlah
25
Excavator
Unit
1
0
26
Dump Truck
Unit
7
9
K impraswilhub
27
Mobil Pickup
2
Dinas P3BA
2
Kimprswilhub
Backhoe
28
29
Genset
unit Unit
unit
4 1
0 2
Dinas P3BA
1
Dinas Kesehatan
3
Jumlah
15
7 Rasio 1 barak : 1 tanki
Rasio air bersih 1:60 liter = 759600 liter Mobil tanki kapasitas 3000 lt = 250 droping, dibagi 3 rit
Sarpras pengungsian
1 cukup cukup 1 12 Barak + manajemen
4. Sektor Logistik
a. Situasi Terjadi erupsi Gunung merapi akibatnya
adalah mengakibatkan
banyaknya pengungsian masyarakat. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut perlu didirikan posko-posko pengungsian. Pada kondisi tersebut masyarakat sangat membutuhkan bantuan berupa pangan, sandang, dan papan, serta kebutuhan harian lainnya. Rencana kontijensi ini berupaya menghitung kebutuhan pangan dan non pangan. b. Sasaran
Terlayaninya semua kebutuhan dasar pengungsi, mulai dari balita sampai kepada orang tua dan petugas.
Terlaksananya penerimaan, penyortiran dan pendistribusian logistik dengan baik.
c. Kegiatan
Kegiatan
dapur
umum
bertugas
untuk
melayani
para
petugas
pertolongan kedaruratan dalam bencana Erupsi Gunung Merapi terdiri dari: Sakorlak, Satlak, Sektor terkait, Relawan, dan Korban bencana. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah :
no
Kegiatan
1
Dapur umum
Penanggungjawab Dinas Nakersos
waktu 120 hari
2
Menghimpun barang/mobilisasi
Dinas Nakersos
120 hari
barang 3
Menyortir jenis bantuan
Dinas Nakersos
120 hari
4
Distribusi bantuan
Dinas Nakersos
120 hari
a. Proyeksi Kebutuhan
KEBUTUHAN PANGAN volume no 1 2 3 4 5 6
jenis kebutuhan Beras lauk susu bayi makanan bayi Makanan ibu hamil gula/ teh/kopi
satuan 0.4 3000 0.01 0.01 0.1 0.01
kg/org/hari rp/org/hari kg/bayi/hari kg/bayi/hari kg/org/hari kg/org/hari
jumlah pengungsi 12660 12660 108 108 43 12660
kebutuhan 5064 37980000 1 1 4 127
waktu/hari 120 120 120 120 120 120
harga satuan (Rp) 3000 3000 1000 1000 1000 6000
Jumlah 1,823,040,000 4,557,600,000 129,600 129,600 516,000 91,152,000 6,472,567,200
KEBUTUHAN NON PANGAN volume no
jenis kebutuhan
jumlah masyarakat
satuan
1
masker
1
2
Selimut
3
kebutuhan
frekuensi/kali
Jumlah
Harga per unit/rp
buah/org/bulan
16160
16160
1
16160
2000
1.1
lb/org
12660
13926
1
13926
10000
sarung
1
lb/org
12660
12660
1
12660
10000
4
sabun mandi
1
bh/org/bln
12660
12660
4
50640
2000
5 6
sabun cuci sikat
kg/org/bulan bh/org/bulan
12660 12660
6330 12660
4 1
25320 12660
3000 2000
0.5 1
Rencana kontijensi Sleman, 2009
36
7
pasta gigi
1
bh/org/bulan
8
pakaian dewasa
4
9
pakaian anak handuk Pakaian dalam wanita
10 11 12
12660
12660
4
50640
2000
bh/orang/4 bln
5482
21928
1
21928
20000
4
bh/orang/4 bln
1205
4820
1
4820
20000
1
lb/org
12660
12660
1
12660
15000
2
lb/org/ bulan
5116
10232
4
40928
5000
2
lb/org/bulan
5005
10010
4
40040
5000
2
lb/org/bulan
1278
2556
4
10224
5000
14
pakaian dalam laki2 pakaian dalam anak wanita pakaian dalam anak laki-laki
2
lb/org/bulan
1261
2522
4
10088
5000
15
pembalut
8
bh/org/bln
4559
36472
4
145888
500
16
senter
1
bh/org
12660
12660
1
12660
2000
13
Total (rp) 32,320,00 0 139,260,00 0 126,600,00 0 101,280,00 0 75,960,00 0 25,320,00
J u m l a h
0 101,280,00 0 438,560,00 0 96,400,00 0 189,900,00 0 204,640,00 0 200,200,00 0 51,120,00 0 50,440,00 0 72,944,00 0 25,320,00 0 1,931,544,00 0
7
pasta gigi
1
bh/org/bulan
8
pakaian dewasa
4
9
pakaian anak handuk Pakaian dalam wanita
10 11 12
12660
12660
4
50640
2000
bh/orang/4 bln
5482
21928
1
21928
20000
4
bh/orang/4 bln
1205
4820
1
4820
20000
1
lb/org
12660
12660
1
12660
15000
2
lb/org/ bulan
5116
10232
4
40928
5000
2
lb/org/bulan
5005
10010
4
40040
5000
2
lb/org/bulan
1278
2556
4
10224
5000
14
pakaian dalam laki2 pakaian dalam anak wanita pakaian dalam anak laki-laki
2
lb/org/bulan
1261
2522
4
10088
5000
15
pembalut
8
bh/org/bln
4559
36472
4
145888
500
16
senter
1
bh/org
12660
12660
1
12660
2000
13
J u m l a h
Rencana kontijensi Sleman, 2009
37
BAB VI EVALUASI Evaluasi
rencana
kontijensi
dimaksudkan
untuk
melihat
secara
komprehensif dukungan sumber daya yang ada untuk menangggulangi bencana dibandingkan jumlah masyarakat yang terancam bencana di kawasan gunung Merapi. Perhitungan yang dilakukan didasarkan pada beberapa priorotas kebutuhan mendasar agar penanggulangan bencana dapat berjalan normal. Berdasarkan perhitungan berbagai sektor didapatkan rekapitulasi sebagai berikut:
0 101,280,00 0 438,560,00 0 96,400,00 0 189,900,00 0 204,640,00 0 200,200,00 0 51,120,00 0 50,440,00 0 72,944,00 0 25,320,00 0 1,931,544,00 0
BAB VI EVALUASI Evaluasi
rencana
kontijensi
dimaksudkan
untuk
melihat
secara
komprehensif dukungan sumber daya yang ada untuk menangggulangi bencana dibandingkan jumlah masyarakat yang terancam bencana di kawasan gunung Merapi. Perhitungan yang dilakukan didasarkan pada beberapa priorotas kebutuhan mendasar agar penanggulangan bencana dapat berjalan normal. Berdasarkan perhitungan berbagai sektor didapatkan rekapitulasi sebagai berikut:
no
Sektor
Sumber Daya
1
Manajemen dan Koordinasi
Manajemen & koordinasi
Analisis Petugas vs pengungsi di lokasi kecamatan terlihat rasio
285 orang
sebagai berikut:
SKPD
Pakem = 1: 16 Cangkringan = 1:33
Kecamatan 385
Linmas/pamong Pakem
139
Linmas/pamong cangkringan
214
Linmas/pamong Turi
2629 Turi
Jml pengun gsi 6122 Jumlah pengun gsi 4626 Jumlah pengun gsi 1912
Turi = 1:10 Berdasarkan
kondisi
tersebut,
manajemen
mengarahkan relawan ke kecamatan dengan komposisi = Pakem : Cangkringan : Turi = 27 : 56 : 17
relawan Berbagai ormas dan elemen masy 1 Puskesmas 2 ambulance 2 dokter umum 6 perawat 5 bidan
Rencana kontijensi Sleman, 2009
sebaiknya
37
Cangkringan
2
3
Sarpras
Logistik
Pakem
1 puskesmas 1 ambulance 2 dokter umum 7 perawat 8 bidan
Jml pengungsi 6122; daya tampung barak 1940 orang
Cangkringan
Jumlah pengungsi 4626; daya tampung barak 1413 orang
Turi
Jumlah pengungsi 1912; daya tampung barak 531 orang
non pangan.
Rp. 1.931.544.000
Non Pangan
4
Transpor Evakuasi
Perhitungan logistik dilakukan dengan kategori pangan dan
Rp. 6.472.567.200
Pangan
Jumlah barak pengungsian dan tenda peleton yang masih belum mencukupi daya tampung harus diperhatikan pengembangannya. Dan jika akan dikembangkan sebaiknya perlu pemetaan sebaran pengungsi. MCK sebagai sarpras pengungsian juga perlu diperhatikan pengembangannya
Pakem
Mobil
Cangkringan
Pakem Truk/Bus
Turi Cangkringan
Pakem Sepeda Motor
Cangkringan Turi
107 68 13
Jml pengungsi pakem 6122 = kap. 3969, rasio = Jumlah pengungsi cangkringan 4626 = kap. 2941 Jumlah pengungsi 1912 = kap. 1187 Berdasarkan profil tersebut, sumberdaya transpor evakuasi dari sumber lainharus didistribusikan ke kecamatan pakem : cangkringan = 50% : 50%
7
29 1501 904
506
Pakem 3969 orang
Kapasitas transpor Masy.
Cangkringan Turi
5
BBM
2941 orang 1187 orang
Sektor manejemen dan koordinasi
100 mobil x 20 literX 120 hari = 240.000 liter 133 motor x 2 liter x 120 hari =31920 liter
Transpor Evakuasi
317 mobil X 40 liter X 60 hari =760.800 liter
Rencana kontijensi Sleman, 2009
BBM merupakan kebutuhan yang perlu diperhitungkan dalam kontijensi, terutama untuk mobilitas pendukung kebutuhan hidup misalnya droping logistic, droping air, transport evakuasi yang menyangku
38