Bahasa Arab Arab “sebarkan” “sebarkan” 5
I
===============================================================================
II
Ilmu Nahwu – Nahwu – Tematik Tematik
===============================================================================
III
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAHASA ARAB
NAHWU – TEMATIK SERIAL V ILMU BAHASA METODE SEBARKAN
BUAH PENA
DAUD ABDU ROBBIL HAQ
PENERBIT
PUSTAKA SAIN
‘sebarkan’ apa yang shahih menurut al -Qur’an dan as-Sunnah dalam buku ini dan cantumkan sumbernya
IV
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
V
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Seri V
– Panduan
NAHWU
Ilmu Bahasa Arab
– TEMATIK
METODE SEBARKAN
SEmangat BelajAR & menyenangKAN (Tema Menarik dan Unik dalam Ilmu Nahwu)
Penyusun
Abu Umar Daud Abdu Robbil Haq bin Suharyono bin Satimin al-Jawawy Muraja’ah Isi
Habli Anwar & Miqdad al-Kindi Cover
@Faruq Muhammad Afif Setting & Layout
Abu Umar Daud al-Jawawy Terbit Perdana
Sya’ban 1439 H – April 2018 M Penerbit
Pustaka SAIN – Sekolah Islam Online Perum Ungaran Baru, Ungaran Timur, Kab. Semarang Phone : 085785497780 (WA) Email :
[email protected] Fanspage : fb.com/sekolahislamonline
“tertulis di dalam buku ini sebagian dari al -Quran dan hadits-hadits Rasulullah shal lallahu ‘alaihi wa sallam, karena itu harap diperhatikan penempatannya”
VI
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
DUSTUR
"
" “Sungguh Kami telah menurunkan kitab tersebut berupa kumpulan bacaan yang berbahasa Arab, agar Kalian dapat memahaminya”
(Quran Surat Yusuf : 2 )
"
" “Pelajarilah oleh Kalian bahasa Arab karena dia merupakan bagian agama kalian (Islam) ”
(Umar Bin Khattab)
VII
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Yang dengan ni’matNya sempurnalah segala kebaikan, dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Alhamdulillah, buku ‘‘nahwu – tematik ’’ telah hadir di hadapan para pembaca yang budiman. Buku yang merupakan bagian dari serial panduan ilmu bahasa Arab ini semoga dapat menjadi sarana untuk kemudahan belajar dan memenuhi hasrat kaum muslimin Indonesia khususnya dimanapun dalam mengkaji disiplin ilmu-ilmu Islam.
Seputar Buku
Pembaca yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah ‘azza wa jalla, Buku dengan judul yang cukup panjang ini, dan penyusun lebih senang menyebutnya ‘’buku nahwu – tematik’’ merupakan kesinambungan kajian untuk buku seri kedua yaitu ‘’buku nahwu – i’rab’’, yang keduanya sama-sama fokus membahas ilmu i’rab. Bila seri ‘’nahwu – i’rab’’ fokus pada dasar-dasar ilmu nahwu, maka seri ‘’nahwu – tematik’’ ini membahas tema-tema menarik dan unik dalam ilmu nahwu. Dimulai dari kekayaan arti yang ada pada huruf jar, fa’il yang bisa majrur, hakikat ism isyarah, dan lain sebagainya. Walaupun tidak tersusun secara sistematis namun tetap terklasifikasi berdasar pokok bahasan. Dan itulah ilmu nahwu, yang saling berkaitan antar satu tema dengan tema lainnya. Dan penyusun memberi judul buku ini dengan ‘’nahwu – tematik’’.
Secercah Harapan
Penyusun mengharap kepada Allah ‘azza wa jalla semata, semoga buku yang fokus pada disiplin ilmu nahwu tematik ini tetap dapat dikaji oleh kaum muslimin dalam kelas pembelajaran yang beragam. Baik dari kelas tatap muka, les privat, kelas formal, non formal, homeschooling, bahkan online jarak jauh sekalipun. Dimana pembelajarnya juga tidak dibatasi usia dari mulai usia SMP, SMA, pekuliahan, dewasa dengan segala kesibukan dan aktivitas hariannya, lansia, berumur, seluruhnya, semoga mereka semua memiliki kapasitas dan kemampuan untuk dapat melakoni belajar ilmu nahwu. Aamiin …
VIII
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Rasa Syukur dan Hadiah
Penyusun ucapkan syukur Alhamdulillah berkat taufiq dan hidayahNya, selesailah penyusunan buku ini. Kemudian terima kasih kepada kedua orang tua penyusun, Abu Daud dan Ummu Abdillah di kota kelahiran penyusun nun jauh di sana atas doa dan motivasinya agar penyusun terus semangat dalam belajar, semoga Allah menjaga mereka berdua. Begitu pun penyusun ucapkan terima kasih kepada istri tersayang, Ummu Umar yang telah memotivasi penyusun dalam upaya penyelesaian buku ini, juga waktunya yang direlakan untuk buku ini. Kemudian kepada dua saudaraku Habli Anwar dan Miqdad al-Kindi, dimana mereka berdua telah berjasa besar dalam mengoreksi serta memuraja’ah apa yang tertulis dalam buku ini berupa materi pembelajaran, semoga Allah menjaga mereka. Dan juga rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam hal ini, terkhusus para peserta kursus ilmu bahasa SAIN – sekolah Islam online, yang mana semangat mereka belajar menjadikan penyusun terinspirasi dan termotivasi untuk terus melakukan yang terbaik dalam penyusunan buku ini. Dan tidak lupa, kepada putra-putri penyusun, abang Umar al-Faruq dan dedek Asma’ Afifah, - semoga Allah senantiasa menjaga mereka berdua -, buku sederhana ini kuhadiahkan untuk mereka. Kemudian yang terpenting dari itu semua, semoga amaliyah ini diterima oleh Allah ‘azza wa jalla, dan menjadi pemberat timbangan kebaikan penyusun di akherat kelak. Aamiin. Akhirul kalam, penyusun sadari buku ini akan tetap sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penyusun nantikan secara terbuka di alamat :
[email protected] atau ke nomor 085785497780 (wa). Semoga Allah merahmati mereka yang mau menegur penyusun terkait kesalahankesalahan dalam buku ini. Wa shallallahu ‘ala Muhammad …..
Ungaran Timur, Sya’ban 1439 H Penyusun
IX
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
METODE SEBARKAN
Berbicara mengenai metode ‘’sebarkan’’ tak ubahnya berbicara tentang banyak metode yang telah digunakan oleh para penulis buku di bidang ilmu nahwu umumnya. Hanya saja penyusun dalam buku ini lebih sedikit menekankan kepada beberapa aspek pembelajaran seperti yang akan dikemukakan nanti insyaAllah. Penamaan Metode ‘’Sebarkan’’
Penamaan dengan istilah ‘’sebarkan’’ untuk metode belajar dalam buku ini adalah menyingkat sebuah ungkapan ‘’semangat belajar dan menyenangkan’’, dengan harapan penyusun adalah semoga semangat dalam pembelajaran yang dilakoni oleh para pengkaji buku ini akan senantiasa ada dalam jiwa-jiwa mereka, aamiin. Alur Pembelajaran Metode ‘’Sebarkan’’
Seperti tertuang pada halaman ‘’isi buku’’, tampak disana bahwa tema atau materi telah disusun berdasar klasifikasi masalah. Upaya ini sengaja penyusun lakukan karena ingin mengangkat tema-tema menarik dan unik sebagai bahan kajian buku ini. Semoga dengan itu bisa menambah khazanah keilmuan, serta menumbuhkan semangat dan rasa ingin tahu yang lebih dari para pelajar terhadap ilmu-ilmu Islam dan bahasa Arab yang nantinya bermanfaat untuk agama ini, aamiin. Kemudian yang menjadi khas metode ini adalah bahwa dalam setiap bahasan tema, terdapat beberapa poin berikut sebagai titik berat pengkajian : Pengenalan atau Pendahuluan
Dengan tujuan mengenalkan tema bahasan secara sederhana menggunakan pengertian dan contoh singkat. Judul-judul Tematik, Kaidah, Hukum, dan Aturan
Bertujuan menjelaskan tema bahasan secara terperinci dan sederhana lengkap dengan aplikasi berupa susunan kalimat dan rumus. Catatan Kaki
Dengan tujuan memberikan garis bawah serta catatan penting akan beberapa ma’lumat yang kiranya membutuhkan penjelasan khusus dan lebih.
X
Ilmu Nahwu – Tematik
=============================================================================== Praktik I’rab
Dengan tujuan memahamkan tema bahasan melalui praktik merinci status kata per kata yang berada dalam sebuah atau kumpulan kalimat menggunakan redaksi full bahasa Arab namun berharakat. Dan penyusun sengaja menuangkan dengan teks Arab agar pelajar terbiasa dalam mengucapkan kosakata berbahasa Arab, sehingga lidah lentur dan tidak kaku di kemudian hari, aamiin. Latihan
Dengan macam-macam bentuk latihan secara praktik menurut isi dari tema bahasan yang sedang dikaji, bertujuan melatih dan memantapkan isi materi untuk mengantarkan kepada pemahaman yang benar. Kesimpulan Ulasan
Demikian sedikit gambaran tentang metode pembelajaran dalam buku sederhana ini. Semoga dapat membantu serta mengantarkan para pengkaji buku ini kepada ‘’siap untuk praktik baca kitab kuning’’ di kemudian hari, aamiin.
XI
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
ISI BUKU
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... III DUSTUR .............................................................................................................................. VI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. VII METODE SEBARKAN ........................................................................................................... IX ISI BUKU ............................................................................................................................. XI BAB 1 : MASAIL AL-MAJRURAT .......................................................................................... 1 Al-Mudhaf li al-Ya’ ..................................................................................................
3
Qisma Huruf al-Jar ..................................................................................................
7
Aqsam Huruf al-Jar ................................................................................................. 10 Ma’ani Huruf al-Jar ................................................................................................. 13
BAB 2 : MASAIL AL-MARFU’AT ........................................................................................... 17 Jar al-Fa’il Lafzhan .................................................................................................. 19 Nawaib al-Fa’il ........................................................................................................ 22 Taqdima al-Mubtada’ wa al-Khabar ....................................................................... 25 Inna wa Anna ......................................................................................................... 29
BAB 3 : MASAIL AL-MANSHUBAT ....................................................................................... 33 Zhanna wa Akhawatuha ......................................................................................... 35 Ta’addud al-Maf’ul Bih ........................................................................................... 39 Halat al-Maf’ul Lahu ............................................................................................... 42 Adawat al-Istitsna’ ................................................................................................. 45 Laa al-‘Amilah ‘Amal Inna ...................................................................................... 49
BAB 4 : MASAIL I’RAB AL-FI’L ............................................................................................. 53 Izhharu An wa Idhmaruha ...................................................................................... 55 Jazm Jawab ath-Thalab .......................................................................................... 59
XII
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
BAB 5 : MASAIL AT-TAWABI’ .............................................................................................. 63 An-Na’t as-Sababi ................................................................................................... 65 ‘Athaf al-Bayan ....................................................................................................... 69
BAB 6 : AL-ISM .................................................................................................................... 73 Al-Ism al-Muannats ................................................................................................ 75 Ifadah at-Ta’ ........................................................................................................... 79 Ismu al-Isyarah ....................................................................................................... 82
BAB 7 : AL-‘ADAD ............................................................................................................... 87 Al-‘Adad wa al-Ma’dud .......................................................................................... 89 Al-‘Adad at-Tartibi .................................................................................................. 95
BAB 8 : AL-MAUSHUL ......................................................................................................... 99 Al-Ism al-Maushul ................................................................................................ 101 Shilah al-Maushul ................................................................................................. 104
BAB 9 : TA’KID AL-FI’L........................................................................................................ 107 Al-Fi’l al-Muakkad ................................................................................................ 109 I’rab al-Fi’l al-Muakkad ......................................................................................... 113
KALIMAT PENUTUP .......................................................................................................... 117 DAFTAR REFERENSI .......................................................................................................... 118
Bahasa Arab “sebarkan” 5
1
===============================================================================
BAB 1 ________________________________ MASAIL AL-MAJRURAT ________________________________
2
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
3
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-MUDHAF LI AL- YA’
I
_____________________________________________________
Pendahuluan Maksud dari judul di atas adalah keadaan dimana suatu idhafah terdiri dari ism zhahir sebagai mudhaf dan ya’ al-mutakallim sebagai mudhaf ilaih. Itu pena milikku
Hukum-hukum untuk al-Mudhaf Li al- Ya’ Hukum untuk al-mudhaf li al-ya’ adalah menyesuaikan jenis dan bentuk ism : 1. Wajib kasrah untuk akhir mudhaf
(1)
dan boleh sukun atau fathah untuk ya’
(2)
,
berlaku apabila mudhaf berupa : a. Ism Shahih ( mufrad ) Buku milikku Sepeda milikku
b. Ism Syabih bi ash-Shahih
(3)
Ember milikku Payudara milikku
c. Jama’ Taksir Rumah-rumah milikku Ustadz-ustadzku __________________________________________ 1.
Apapun i’rab dan statusnya baik marfu’, manshub, atau majrur seperti tampak pada tabel -tabel.
2.
Seperti tampak pada keterangan tabel-tabel, walaupun lebih terkenal dengan harakat sukun.
3.
Ini adalah ism dengan akhiran huruf wawu atau ya’ yang huruf sebelumya berharakat sukun.
4
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
d. Jama’ Muannats Salim Buku-buku milikku Surat-suratku
2. Wajib sukun untuk akhir mudhaf dan wajib fathah untuk ya’ al-mutakallim
(1)
,
berlaku apabila mudhaf berupa : a. Ism Maqshur Budak milikku Tongkat milikku
b. Ism Manqush Qadhi milikku
2
Pengacara milikku
2
c. Ism Mutsanna
Dua pena milikku 2
d. Jama’ Mudzakkar Salim Guru-guruku
2
Panutan-panutanku
2
__________________________________________ 1.
Perhatikan dengan teliti untuk perubahan dan perbedaan ism-ism di atas tatkala sebelum dan sesudah idhafah.
2.
Tanda tasydid
menunjukkan adanya idgham untuk huruf ya’ kepada ya’ mutakallim.
Bahasa Arab “sebarkan” 5
5
===============================================================================
Aplikasi dan Praktik I’rab Aku telah membaca buku milikku (ini)
Ini adalah ember milikku
Aku melewati para Ustadzku
Ini adalah buku-buku tulis milikku
Aku memukul maling (itu) dengan tongkatku
Aku mendidik pengacaraku
Ini adalah dua buah pena milikku
Mereka adalah guru-guruku
6
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan 1. Sebutkan idhafah dari kalimah berikut kepada ya’ mutakallim dan terjemahkan ! Dua buah sandal milikku
2. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk i’rab dan syakal ! Aku melewati guru-guruku
Ini adalah kantorku
Telah tiba sang muftiku
Aku mengunjungi murid-muridku
7
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
I
QISMA HURUF AL-JAR
__________________________________________________________
Huruf Jar Terbagi kepada Dua Kelompok Pembagian tersebut adalah melihat kepada bentuk atau macam ism majrurnya, sebagaimana keterangan berikut : A. Huruf Jar yang Khusus Masuk kepada Ism Zhahir
Demi (sumpah) Demi (sumpah)
Sejak, pada Hingga
2
Terkadang/banyak
Seperti
Contoh Aplikasi
Zaid tidak makan sejak dua hari Zaid makan ikan hingga kepalanya Waktu (itu) bagaikan pedang
“ demi matahari dan cahayanya di pagi hari” (asy -Syams : 1) Seringkali contoh lebih mengena daripada ucapan Demi Rabb (pemilik) Ka’bah ….
__________________________________________ 1.
Khusus masuk kepada ism-ism zaman.
2.
Khusus masuk kepada lafazh :
.
1
8
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
B. Huruf Jar yang Masuk kepada Ism Zhahir dan Ism Dhamir
Kepada Ism Zhahir
Ahmad safar dari Jepang menuju Saudi Arabia dalam sehari Hadiah-haidah ini untuk para siswa dari para guru Aku melewati Zaid dan kami berada di atas kapal Kepada Ism Dhamir
Semoga Allah ridha kepada mereka Semoga keselamatan atas kalian Selamat datang untuk kalian Terima kasih untuk kalian Semoga Allah memberi keberkahan kepada kalian Ya Rabb kami, terimalah (amalan) dari kami .. Lihatlah kepadanya ..
Praktik I’rab Zaid tidak makan sejak dua hari
Seringkali contoh lebih mengena daripada ucapan
9
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
1
Demi Allah, …..
Semoga Allah memberi keberkahan kepada kalian
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
__________________________________________ 1.
Kejelasan akan perihal i’rab kalimah pada sub tema berikutnya insyaAllah.
sebagai harf jar dan juga i’rab ism setelahnya, diulas
10
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
AQSAM HURUF AL-JAR
I
__________________________________________________________
Huruf Jar Terbagi kepada Tiga Kelompok Pembagian di atas adalah melihat kepada keaslian huruf jar sebagaimana keterangan berikut : 1. Harf Jar Asli, memiliki arti khusus, keberadaannya dalam suatu jumlah amatlah penting, dan men-jar ism secara lafazh plus jabatan. Ketergesaan (itu) dari setan Aku menulis surat (ini) dengan pena
2. Harf Jar Zaid
(1)
, tidak memiliki arti khusus karena sekedar penguat,
keberadaanya atau tidak adanya dalam suatu jumlah adalah sama saja, dan men jar ism secara lafazh tanpa jabatan. Tak seorang pun bicara kepadanya Cukuplah Allah sebagai saksi
3. Harf Jar Syabih bi az-Zaid
(2)
, memiliki arti khusus, keberadaannya dalam suatu
jumlah amatlah penting, dan men-jar ism secara lafazh tanpa jabatan. Terkadang kawan lebih beri manfaat daripada saudara kandung
__________________________________________ 1.
Beberapa huruf dari huruf-huruf jar dapat berperan demikian (harf jar zaid atau huruf jar tambahan) lantaran ma’na yang terkandung di dalamnya.
2.
Ada sedikit saja untuk harf jar dan diantaranya adalah kelompok ketiga saja (harf jar syabih bi az-zaid).
, yang hanya masuk kepada
11
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Muta’allaq al-Jar wa al-Majrur Maksudnya adalah sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan al-jar wa al-majrur Sesuatu tersebut berupa fi’l atau apa yang terkandung padanya ma’na fi’l
(1)
(2)
.
Zaid tiba dari Kairo Zaid berada di kelas
3
Zaid lebih tua dari Ali
Aplikasi dan Praktik I’rab
(4)
Mahmud tiba dari Saudi Arabia
Tak seorang pun bicara kepadanya
Terkadang kawan lebih beri manfaat ….
__________________________________________ 1.
Hanya harf jar asli dan ismnya, selainnya (baik harf jar zaid atau syabih bi az-zaid berikut ismismnya) tidak membutuhkan muta’allaq.
2.
Bisa berupa ism al-fail, ism al-maf’ul, mashdar, shifat musyabbahah, atau ism tafdhil.
3.
Contoh muta’allaq yang dihilangkan dari sebuah jumlah mufidah.
4.
Perhatikan praktik i’rab kaidah muta’allaq, dan praktik i’rab untuk ism majrur lafzhan.
.
12
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Ilmu (itu) berada di dalam dada-dada
Jangan bicara kepada seorang pun
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
13
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
MA’ANI HURUF AL-JAR
I
__________________________________________________________
Pendahuluan Setiap kalimah bahasa Arab berjenis al-harf memiliki arti pokok. Namun terkadang, mereka dapat digunakan kepada arti yang beragam
(1)
. Dan hal ini berlaku pula untuk
huruf al-jar.
Ma’na-ma’na Huruf al-Jar berikut Aplikasinya 1. Kalimah
, diantara peruntukan ma’nanya adalah :
Aku tiba dari Jakarta Aku ambil sebagian dinar
2
Apa yang telah kau pelajari di sekolah ? Apakah seseorang bicara kepadamu ?
2. Kalimah
3
, diantara peruntukan ma’nanya adalah : Banyak ikan di laut
“Allah berfirman: "Masuklah kamu sekalian (ke dalam neraka) bersama umat-umat ..” (al - A’raf : 38) Fulan telah mati sebab racun yang dimakannya
__________________________________________ 1.
Itulah mengapa al-harf berdefinisi “kalimah yang tidak dapat difahami arti sebenarnya kecuali berada dalam suatu jumlah mufidah bersama kalimah- kalimah lainnya”.
2.
Bila ism ghairu munsharif dimasuki dengan kasrah, seperti :
3.
atau diidhafahkan kepada ism setelahnya maka ia majrur atau
.
Bersyarat : masuk kepada ism nakirah dan didahului oleh nafiyah/istifham/nahiyah.
14
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
3. Kalimah
, diantara peruntukan ma’nanya adalah :
Mahmud telah berjalan jauh dari desa (itu) Telah tiba sebuah surat dari seseorang “dan Tiadalah yang diucapkannya itu dengan hawa nafsunya” (an-Najm : 3)
4. Kalimah
, diantara peruntukan ma’nanya adalah :
Rumah (itu) kepunyaan Mahmud Pena (itu) untuk menulis Aku datang karena (ingin) belajar Bakr aku pukul
5. Kalimah
, diantara peruntukan ma’nanya adalah :
Gelas (itu) di atas meja makan Aku masuk ma’had pada saat ketika turun hujan
6. Kalimah
, diantara peruntukan ma’nanya adalah :
Aku memukulnya dengan tongkat Zaid menjual buku ganti 1 dinar Aku bertemu Hindun di Madinah Mahmud tidak duduk
15
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
7. Kalimah
, diantara peruntukan ma’nanya adalah :
Zaid seperti seekor singa “tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia” (asy -Syura : 11)
8. Kalimah
, peruntukan ma’nanya adalah :
Aku tak melihatnya dari sejak hari sabtu Aku tak melihatnya pada hari kita ini
9. Kalimah
1
2
, diantara peruntukan ma’nanya adalah :
Aku berjalan hingga ke laut (itu) “ .. dan keputusan milik mu ..” (an-Naml : 33)
10. Kalimah
, peruntukan ma’nanya adalah :
Zaid makan ikan hingga kepalanya
11. Kalimah
, peruntukan ma’nanya adalah :
Terkadang isyarat lebih fasih daripada perkataan Wahai, amat banyak orang berpakaian di dunia … (al -Hadits)
____________________________________ ______ 1.
Bila untuk waktu lampau.
2.
Bila untuk waktu sekarang (saat bicara).
16
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
12. Kalimah
, peruntukan ma’nanya adalah :
“mereka berkata: " Demi Allah, Senantiasa kamu mengingati Yusuf .." (Yusuf : 85) Demi Allah, aku akan memerangi Quraisy .. (al-Hadits)
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan sebut ma’na !
Bahasa Arab “sebarkan” 5
17
===============================================================================
BAB 2 ________________________________ MASAIL AL-MARFU’AT ________________________________
18
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
19
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
JAR AL-FA’IL LAFZHAN
I
________________________________________________________
Pendahuluan Al-fail merupakan diantara status kalimah bahasa Arab dengan i’rab marfu’. Namun terkadang, kondisi dalam suatu jumlah mengharuskan fa’il dibaca secara majrur. Kendatipun majrurnya terbatas secara lafazh saja tanpa kedudukan, karena sejatinya fa’il senantiasa masuk dalam kelompok al-marfu’at.
Jar al-Fa’il secara Lafazh Majrurnya al-fa’il adalah apabila terjadi : 1. Idhafah mashdar atau ism mashdar kepada fa’ilnya
(1)
Menggembirakan aku Bakr memulikan para tamu (itu) Aku kagum akan Mahmud membantu orang-orang fakir
2. Masuknya
atau
sebagai harf jar zaid kepada fa’il
Apakah sesuatu menimpa Zaid ? Tak seorangpun hadir Cukuplah Allah sebagi saksi Alangkah mulianya Zaid
2
__________________________________________ 1.
Dalam kondisi ini mashda r atau ism mashdar berfungsi seperti fungsi fi’lnya, seperti tampak bahwa
manshub sebagai maf’ul bih untuk
sebagai maf’ul bih untuk 2.
Ma’nanya adalah
, dan juga
manshub
. , dan ini merupakan salah satu dari dua model uslub ta’ajjub atau
gaya ungkapan akan kekaguman terhadap sesuatu, yaitu
.
20
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Hukum at-Tawabi’ untuk al-Fa’il al-Majrur Lafzhan Bilamana datang at-tawabi’
(1)
setelah fa’il majrur, maka at-tawabi’ mengambil
hukum berikut : 1. Boleh dibaca majrur mengikuti fa’il yang majrur secara lafazh Tak ada siswa pemalas yang lulus
2. Boleh dibaca marfu’ mengikuti fa’il yang marfu’ secara jabatan Tak ada siswa pemalas yang lulus
Praktik I’rab Aku kagum akan orang sakit (itu) makan roti
Senangkan aku Zaid menolong si lemah (itu)
Jangan ada seorangpun marah
__________________________________________ 1.
Baik berupa na’t, ‘athf, taukid, maupun badal .
Bahasa Arab “sebarkan” 5
21
===============================================================================
Bantuan seorang muslim kepada saudaranya merupakan hal terpuji
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
22
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
NAWAIB AL-FA’IL
I
_________________________________________________
Pendahuluan Asal suatu jabatan naib al-fa’il adalah dari maf’ul bih
(1)
. Namun demikian, terkadang
naib fa’il dapat berasal dari jabatan- jabatan selain maf’ul bih. Dan berikut adalah penjelasan dan keterangan ringkasnya.
Nawaib al-Fa’il Terdapat 4 jabatan yang berpotensi menjabat sebagai naib fa’il, yaitu : 1. Al-Maf’ul Bih, telah jelas urusannya. Buku (itu) telah dibaca Jam telah dicuri
2. Al-Jar wa al-Majrur, dengan syarat harf jar tidak berma’na untuk at-ta’lil. Perkara (itu) sudah difikirkan Zaid telah dilewati
3. Azh-Zharf
(2)
, syaratnya berupa zharaf mutasharrif
(3)
sekaligus mukhtash
(4)
.
Hari kamis telah dipuasai Malam (ini) telah dibegadangi
__________________________________________ 1.
Inilah masyhur dan sering jumpa, sehingga naib fa’il bernama alias :
2.
Bernama alias :
3.
Berpotensi untuk berubah jabatan, tidak terbatas fungsi sebagai
4.
Bersifat khusus, baik berupa mudhaf, man’ut, ism ‘alam, atau dilekati
.
. . .
23
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
4. Al-Mashdar
(1)
, syaratnya berupa mashdar mutasharrif
(2)
sekaligus mukhtash
Bacaan yang bagus telah dilakukan Penulisan yang bagus telah dilakukan
Praktik I’rab Zaid telah dilewati
Malam (ini) telah dibegadangi
4
Penulisan yang bagus telah dilakukan
__________________________________________ 1.
Ada hubungan bahasan dengan
2.
Berpotensi untuk berubah jabatan, tidak terbatas fungsi sebagai
3.
Bersifat khusus, berupa mashdar mudhaf, man’ut, atau mashdar menunjuk bilangan.
4.
Zharaf mempunyai kemiripan terhadap j ar majrur dalam hal membutuhkan muta’allaq, perhatikanlah i’rabnya.
. .
(3)
.
24
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Tanbih dan Catatan Terkait Sejatinya hubungan fi’l majhul kepada selain maf’ul bih, baik berupa jar majrur, zharaf, atau mashdar, merupakan perkara majaz
(1)
. Karena hakikat sebenarnya bahwa
tidaklah fi’l itu dihubungkan atau disandarkan melainkan kepada apa yang karenanya fi’l dibentuk. Artinya, bila fi’l ma’lum maka untuk jabatan al-fa’il, dan bila fi’l majhul maka untuk jabatan al-maf’ul bih yang dengan tanpa al-fa’il. Kemudian, selama terdapat al-maf’ul bih dalam sebuah jumlah, maka ia lebih diutamakan untuk menjabat sebagai naib fa’il daripada yang lain manakala fa’il tidak disebut
(2)
.
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
__________________________________________ 1.
Yaitu sesuatu melebihi apa yang seharusnya sesuai ma’na sebenarnya.
2.
Karena naib fa’il tidak boleh lebih dari satu dalam sebuah jumlah, seperti halnya fa’il tidak boleh lebih dari satu dalam sebuah jumlah.
25
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
I
TAQDIMA MUBTADA & KHABAR
_______________________________________________________________
Wajib didahulukannya Mubtada’ atas Khabar Mubtada’ wajib mendahului khabarnya bilamana : 1. Mubtada’ khawatir dianggap sebagai fa’il Bakr telah duduk
1
Mahmud telah berdiri
2. Mubtada’ khawatir dianggap sebagai khabar Musuhmu itu adalah temanku Zaid itu saudara (laki-laki) mu
3. Membatasi mubtada’ kepada khabar
(2)
Tidaklah Muhammad melainkan seorang utusan Zaid hanyalah seorang pelajar
4. Mubtada’ berupa lafazh yang wajib di depan
(3)
Siapa berada di kelas ? Barangsiapa menanam dia menuai
__________________________________________ 1.
Andaikata
mendahului
2.
Biasanya dengan lafazh
3.
Lafazh-lafazh yang wajib disebut di awal kalam diantaranya adalah ism-ism istifham dan syarth.
atau
maka status
adalah sebagai al- fa’il.
.
26
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Wajib didahulukannya Khabar atas Mubtada’ Khabar wajib mendahului mubtada’nya bilamana : 1. Khabar khawatir dianggap sebagai shifat Padaku sekeping dinar
1
Di dalam rumah itu ada seorang lelaki
2. Membatasi khabar kepada mubtada’
(2)
Pemberani (itu) hanyalah si Zaid
Tidak ada yang menghadap kecuali Said
3. Khabar berupa lafazh yang wajib di depan Kapankah ujian ? Bagaimana keadaan ?
4. Mubtada’ bersambung dengan dhamir yang kembali kepada sebagian khabar Di mobil itu ada sopirnya
3
Di dalam rumah itu ada pemiliknya
__________________________________________ 1.
Andaikata
mendahului
maka status
kondisional, bisa sebagai khabar
bisa juga sebagai shifat sesuai konteks jumlah. 2.
Biasanya dengan lafazh
3.
Dhamir
kembali kepada
atau
. yang merupakan bagian dari khabar
.
27
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Praktik I’rab
(1)
Tidaklah Muhammad melainkan seorang utusan
Siapa berada di kelas ?
2
Zaid hanyalah seorang pelajar 3
Padaku sekeping dinar
4
__________________________________________ 1.
Beberapa contoh jumlah untuk masalah terkait sudah diulas i’rabnya dalam diktat nahwu i’rab .
2.
Dapat dikatakan
3.
Lantaran
4.
Dapat dikatakan
berdasarkan pembagian khabar berupa syibh jumlah.
bersambung dengan
maka hilanglah fungsi
.
berdasarkan pembagian khabar berupa syibh jumlah.
28
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Kapankah ujian ?
Pemberani (itu) hanyalah si Zaid
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
29
Bahasa Arab Arab “sebarkan” “sebarkan” 5
===============================================================================
INNA WA ANNA
I
_____________________________________________ __________________________ ___________________
Pendahuluan Sub bab ini membahas tentang penggunaan antara kalimah kapan dan dimana
dan
secara tepat
(1)
. Dimana keduanya sama-sama berfungsi sebagai harf taukid atau
penguat, namun berbeda cara guna.
Penggunaan Anna al-Maftuhah Kalimah
dengan hamzah ber-fathah bersama objeknya
dita’wil kepada mashdar, dan diantara tempat gunanya
(2)
adalah apa yang dapat
(3)
adalah :
1. Bila ber-mahal ber-mahal sebagai fa’il
Kelulusanmu membuatku kagum
2. Bila ber-mahal ber-mahal sebagai naib fa’il
Kelulusanmu telah terdengar
3. Bila ber-mahal ber-mahal sebagai maf’ul bih
Aku suka akan kelulusanmu ________________________ ____________ ________________________ __________________ ______ 1.
Penyusun sebutkan sebagian saja, selebihnya lihat dalam Audhah al-Masalik Ibnu Hisyam.
2.
Yaitu ism anna dan khabar anna.
3.
Maka
wajib ber-fathah pada tempat-tempat di atas dan tidak boleh dibaca kasrah
.
30
Ilmu Nahwu – Nahwu – Tematik Tematik
===============================================================================
4. Bila ber-mahal sebagai majrur bi al-harf
Aku mencintaimu karena kelulusanmu
Penggunaan Inna al-Maksurah Adapun
dengan hamzah ber-kasrah bersama objeknya tidak dapat dita’wil dita’wil
kepada mashdar
(1)
, dan diantara tempat gunanya
(2)
adalah :
1. Berada di awal kalam Sungguh Bakr itu orang yang gemuk
2. Di awal jumlah haaliyah Aku bertemu Mahmud dan sungguh dia adalah orang yang gemuk
3
3. Di awal jumlah ber-mahal sebagai shifat Aku bertemu lelaki yang sungguh dia adalah orang yang gemuk 4. Di awal jumlah mahkiyyah bi al-qoul
4
(5)
Dia berkata : “sungguh aku orang yang gemuk” ________________________ ____________ ________________________ __________________ ______ 1.
Dan sejatinya
akan senantiasa mengawali jumlah mufidah dengan segala jenis dan keadaan
jumlah mufidah tersebut dalam suatu kalam seperti tampak pada tempat dan contoh di atas. 2.
Maka
wajib ber-kasrah pada tempat-tempat di atas dan tidak boleh dibaca fathah
3.
Jumlah setelah ism ma’rifah (seperti (se perti :
4.
Jumlah setelah ism nakirah (seperti :
5.
Diawali oleh kalimah
) adalah ber-mahal sebagai haal. ) adalah ber-mahal ber- mahal sebagai shifat atau na’t.
dan turunan tashrifnya.
.
31
Bahasa Arab Arab “sebarkan” “sebarkan” 5
===============================================================================
Praktik I’rab Aku suka akan kelulusanmu
1
Aku bertemu lelaki yang sungguh dia adalah adalah orang yang gemuk
2
Dia berkata : “sungguh aku orang yang gemuk”
3
________________________ ____________ ________________________ __________________ ______ 1.
Lihat lagi ulasan tentang ap a itu mashdar muawwal dan cara i’rabnya dalam diktat Nahwu I’rab .
2.
Adapun bila jumlah ini berada setelah ism ma’rifah maka
3.
Sedikit perkenalan tentang al-Hikayah, ulasan lengkapnya dapat merujuk ke kitab-kitab induk.
.
32
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
Bahasa Arab “sebarkan” 5
33
===============================================================================
BAB 3 ________________________________ MASAIL AL-MANSHUBAT ________________________________
34
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
35
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
I
ZHANNA WA AKHAWATUHA
___________________________________________________________
Pendahuluan Kelompok ketiga daripada nawasikh mubtada’ khabar
(1)
adalah fi’l
dan
koleganya. Bersama fa’il-fa’ilnya, mereka merubah jabatan mubtada’ dan khabar menjadi maf’ul bih ganda. Kusangka si Bakr duduk
Klasifikasi dan Aplikasi 1. Fi’l-fi’l dengan faidah persangkaan
(2)
, diantaranya :
Kusangka bulan (itu) gerhana Kusangka langit (itu) cerah Kukira lulus (itu) mudah
2. Fi’l-fi’l dengan faidah keyakinan
(2)
, diantaranya :
Kulihat pelajaran (itu) mudah Kutahu dusta (itu) merugikan Kudapati jujur (itu) menyelamatkan
__________________________________________ 1.
Kelompok pertama adalah
dan koleganya, merafa’kan mubtada dan menashbkan khabar
menjadi ism dan khabar mereka. Sedangkan kelompok kedua adalah
dan koleganya,
menashbkan mubtada dan merafa’kan khabar menjadi ism dan khabar mereka . 2.
Masuk dalam kategori
, yang merupakan kata kerja batin.
36
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
3. Fi’l-fi’l dengan faidah perubahan, diantaranya : Kubuat perak (itu) menjadi sebuah cincin Kujadikan si Khalid sebagai kawan
Kaidah dan Hukum 1. Mereka adalah fi’l-fi’l nawasikh untuk mubtada’ khabar Zaid berdiri
Kusangka Zaid berdiri
2. Mereka beroperasi sebagai nawasikh bersama dengan fa’il-fa’ilnya Dia sangka perkara (itu) mudah
Kusangka perkara (itu) mudah
3. Banyak diantara mereka yang bertashrif sempurna, sehingga selain shighah fi’l madhi pun dapat beroperasi sebagai nawasikh Jangan kau kira lulus (itu) mudah ! Aku melihat amanah (itu) langka Buatlah tanah (itu) menjadi sebuah rumah !
Bahasa Arab “sebarkan” 5
37
===============================================================================
Praktik I’rab Kusangka bulan (itu) gerhana
Kulihat pelajaran (itu) mudah
Buatlah tanah (itu) menjadi sebuah rumah !
Latihan 1. Ubahlah jumlah berikut kepada tarkib yang berbeda seperti contoh !
38
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
2. Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
39
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
TA’ADDUD AL-MAF’UL BIH
I
___________________________________________________________
Pendahuluan Lain halnya dengan fa’il, adapun maf’ul bih dapat ditemukan lebih dari satu buah dalam sebuah jumlah mufidah. Untuk mengetahuinya, diperlukan kajian tentang pembagian dan ragam fi’l muta’addi.
Aqsam al-Fi’l al-Muta’addi Fi’l muta’addi terbagi kepada tiga kelompok : 1. Fi’l muta’addi yang butuh kepada 1 maf’ul bih Zaid telah menulis sebuah surat
2. Fi’l muta’addi yang butuh kepada 2 maf’ul bih, mereka terbagi kepada : a. Dua maf’ul bih nya berasal dari mubtada khabar
(1)
Zaid menyangka Ali berdiri
b. Dua maf’ul bih nya tidak berasal dari mubtada khabar Zaid memberi si fakir (itu) sekeping dirham Zaid minta kepada ustadz sebuah penjelasan 3. Fi’l muta’addi yang butuh kepada 3 maf’ul bih Zaid mengabarkan pada kawankawan ujian (itu) sulit Ustadz beritakan pada para siswa kalau soal-soal (itu) mudah __________________________________________ 1.
Telah diulas pada sub bab “zhanna wa akhawatuha” .
40
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Fi’l muta’addi bi al -harf , inilah fi’l lazim yang butuh kepada maf’ul bih
dengan bantuan huruf jar. Zaid berpaling dari orang-orang jahil Zaid duduk di atas mimbar
Praktik I’rab Mahmud memakaikan mushaf (itu) kain sutra
Bakr memberi si fakir (itu) sekeping dinar
Zaid kabarkan si Khalid kalau bukunya dicuri
Bahasa Arab “sebarkan” 5
41
===============================================================================
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
42
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
HALAT AL-MAF’UL LAHU
I
___________________________________________________________
Ragam Kondisi al-Maf’ul Lahu Ada 3 keadaan untuk al-maf’ul lahu
(1)
sebagaimana keterangan berikut :
1. Tanpa imbuhan al dan tanpa idhafah, maka ia seringkali manshub dan terkadang majrur
(2)
Aku berdiri karena menghormati guru (itu) Aku datang karena cintaku padamu 2. Dengan imbuhan al, maka ia seringkali majrur
(2)
dan terkadang manshub
Kupukul anakku karena untuk mendidik Zaid belajar karena takut gagal 3. Sebagai mudhaf, maka ia sama frekuensi dalam hal boleh manshub dan majrur
(2)
Ku bersedekah karena mencari keridhaan Allah
__________________________________________ 1.
Diakui sebagai al-maf’ul lahu bila telah terpenuhi syarat -syaratnya, seperti berupa mashdar, amalan qolbi, dan seragam terhadap fi’l inti dalam hal waktu terjadi dan pelaku kejadian. Lihat lagi diktat Nahwu I’rab halaman 135.
2.
Dan manakala majrur, maka statusnya adalah sebagai al-majrur bil harfi.
43
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Urgensi Syarat al-Maf’ul Lahu Bila salah satu dari syarat-syarat al-maf’ul lahu tidak terpenuhi, maka ism ter sebut wajib majrur
(1)
dengan huruf jar yang berma’na ta’lil
(2)
Zaid pergi karena urusan harta Zaid duduk karena untuk menulis Zaid bersiap untuk safar
Zaid mendatangiku karena cintaku padanya
Praktik I’rab Kupukul anakku karena untuk mendidik
Ku bersedekah karena mencari keridhaan Allah
__________________________________________ 1.
Sehingga statusnya adalah sebagai al-majrur bil harfi.
2.
Huruf jar yang diantara ma’nanya adalah untuk
yaitu :
.
44
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan 1. Buatlah 6 buah jumlah mufidah yang terdapat di dalamnya kalimah berstatus sebagai maf’ul lahu dengan keadaan yang beragam seperti tertera dalam kolom berikut dan i’rab berbeda !
2. Harakatilah jumlah berikut dan sebutkan alasan kenapa ism-ism cetak tebal berikut tidak dapat berstatus sebagai maf’ul lahu ! Karena bukan mashdar
***
45
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
ADAWAT AL-ISTITSNA’
I
_________________________________________________________
Pendahuluan Ada beberapa kalimah yang dapat digunakan sebagai alat pengecualian
(1)
Kecuali, selain
Mustatsna bi Ghair wa Siwa Kaidah ringkas mustatsna bi ghair wa siwa adalah : 1. Ism setelah
dan
adalah wajib majrur sebagai mudhaf ilaih
Para guru telah hadir kecuali Said
2. Untuk kalimah
dan
sendiri berhukum seperti hukum ism setelah
Para siswa tidur selain Zaid Tidak ada siswa tidur selain Zaid Tidak ada yang tidur selain Zaid
__________________________________________ 1.
Untuk bahasan mustatsna bi illa telah diulas dalam diktat Nahwu I’rab, walhamdulillah.
2.
Lihat lagi bahasan ragam bentuk istitsna’ dalam diktat Nahwu I’rab halaman 144.
(2)
46
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Mustatsna bi ‘Ada wa Akhawatiha Kaidah ringkas mustatsna bi ‘ada wa akhawatiha adalah : 1. Ism setelah
dan koleganya adalah boleh majrur sebagai majrur bi harf atau
manshub sebagai maf’ul bih
(1)
Para siswa lulus kecuali Zaid
2. Kecuali bilamana
dan koleganya dimasuki
mereka wajib manshub sebagai maf’ul bih
, maka ism setelah
(2)
Para pasukan berdiri kecuali Zaid
Praktik I’rab Para guru telah hadir kecuali Said
Tidak ada para guru hadir kecuali Said
3
4
__________________________________________ 1.
Majrur bila
dkk dianggap sebagai huruf jar, dan manshub bila
dkk dianggap sebagai fi’l.
2.
Karena maa al-mashdariyah tidaklah masuk melainkan kepada kalimah berjenis fi’l.
3.
Contoh istitsna’ taam mujab (mustatsna minhu disebut dan dalam kalimat positif).
4.
Contoh istitsna’ taam manfi (mustatsna minhu disebut d an dalam kalimat negatif).
47
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Tidak ada yang hadir kecuali Said
Aku tidak melewati para siswa selain Said
1
2
Para siswa lulus kecuali Zaid
3
Para pasukan berdiri kecuali Zaid
____________________________________ ______ 1.
Contoh istitsna’ mufarragh (mustatsna minhu tidak disebut dan dalam kalimat negatif).
2.
Contoh istitsna’ taam manfi (mustatsna minhu disebut dan dalam kalimat negatif), dan lihat bagaimana perbedaan harakat antara
3.
dan
dengan status keduanya yang ganda.
Lihat bagaimana I’rab adat istitsna’ yang sehingga berpengaruh kepada status ism setelahnya.
48
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
***
49
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
LAA AL-‘AMILAH
I
______________________________________________
Pengenalan Dialah huruf
yang merupakan saudara
(1)
. Berfungsi menashbkan ism dan
merafa’kan khabar. Tidak ada orang alim yang sombong
Syarat Fungsi Laa al-‘Amilah Huruf
berfungsi sebagai ‘amilah amal
bila terpenuhi hal-hal berikut :
1. Merupakan nafiyah dan bukan zaidah 2. Menafikan khabar dari seluruh jenis ism 3. Menafikan secara pasti tanpa kemungkinan lain 4. Tidak ada huruf jar yang mengawalinya 5. Ism laa berupa ism nakirah dan bersambung langsung dengan laa tanpa pemisah 6. Khabar laa juga berupa ism nakirah Tidak ada budak seorang pun yang hadir
Hukum I’rab untuk Ism Laa Adapun ism laa terbagi kepada dua macam hukum i’rab : 1. Ism laa mu’rab, yaitu ism laa yang manshub secara lafazh dan kedudukan. Ism laa demikian bilamana berupa : a. Mudhaf, tepatnya mudhaf kepada ism nakirah Tidak ada pelaku keburukan yang dicintai Tidak ada orang banyak malu yang dibenci
__________________________________________ 1.
Karena harf
ada banyak macam dan fungsi, seperti saudara
, harf zaid, dan lainnya.
50
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
b. Syabih bil mudhaf
(1)
Tak ada pengusaha kebaikan yg tercela Tidak ada penjaga ucapan yang berdusta
2. Ism laa mabni , yaitu ism laa yang manshub secara kedudukan dan lafazhnya mabni dengan tanda manshubnya. Ism laa demikian bilamana berupa :
Mufrad, yaitu kalimah tunggal, bukan mudhaf atau syabih bil mudhaf
(2)
Tidak ada orang terpaksa yang ditindak Tak ada dua orang bersatu yang terkalahkan
Praktik I’rab Tak ada pengusaha kebaikan yang tercela
3
Tidak ada pelaku keburukan yang dicintai
__________________________________________ 1.
Syabih bil mudhaf adalah ism yang memiliki kaitan dengan apa yang datang setelahnya, baik berupa fail, maf’ul, atau naib fail. Juga bisa berupa apa y ang datang setelah ism berkaitan dengan ism tersebut, baik berupa jar majrur atau zharaf. Dan bentuk ism semacam ini biasa ditemukan dalam bahasan ragam munada dan ragam ism laa.
2.
Sehingga ism mufrad, mutsanna, dan jama’ masuk dalam kategori mufrad selama tidak sebagai mudhaf atau syabih bil mudhaf.
3.
Contoh muta’allaq jar majrur berupa ism fa’il. Lihat lagi ba hasan aqsam huruf al-jar di buku ini.
51
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Tidak ada orang alim yang sombong
1
Tak ada dua orang bersatu yang terkalahkan
2
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
__________________________________________ 1.
Karena ism mufrad manshub dengan tanda harakat fathah.
2.
Karena ism mutsanna manshub dengan tanda huruf ya’.
52
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Bahasa Arab “sebarkan” 5
53
===============================================================================
BAB 4 ________________________________ MASAIL I’RAB AL-FI’L ________________________________
54
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
55
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
I
IZHHARU AN WA IDHMARUHA
________________________________________________________________
Keistimewaan An Diantara keistimewaan
adalah berikut :
1. Dapat dita’wil kepada mashdar bersama fi’lnya Kelulusanmu menggembirakanku
2. Dapat berfungsi baik dalam kondisi tampak maupun tersembunyi Aku datang karena untuk belajar
An yang Wajib Tersembunyi Harf
wajib tersembunyi pada 5 posisi berikut :
1. Setelah lam al-juhud
(1)
(2)
, dan jumlah biasa diawali dengan
atau
Zaid tidaklah bermaksud untuk memukul Zaid tidaklah bermaksud untuk marah
2. Setelah harf
yang berma’na
atau berma’na
Bacalah sampai kamu faham Pemalas itu lulus kecuali tampak keculasannya __________________________________________ 1.
Perhatikan contoh-contoh jumlah yang disebutkan, didapati bahwa harf apalagi terucap, namun tetap berfungsi menashbkan fi’l mudhari’.
2.
Berfungsi untuk pengingkaran.
tidak tertulis
56
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
3. Setelah harf
yang berma’na
atau berma’na
Bacalah sampai kamu faham Belajarlah supaya kamu lulus
4. Setelah fa’ as-sababiyah
(1)
, sebagai jawaban untuk kalimat negatif atau kalimat
permintaan Tidaklah dia belajar hingga dia bisa lulus Belajarlah maka kamu akan lulus
5. Setelah waw al-ma’iyyah
(2)
, sebagai jawaban untuk kalimat negatif atau kalimat
permintaan Dia tidak menyuruh amanah bersamaan dia berkhianat Jangan kamu makan ikan bersamaan dengan minum susu
An yang Boleh Tersembunyi dan Terlihat Harf
boleh tampak dan boleh tersembunyi pada posisi berikut :
Setelah lam at-ta’lil, dimana bukan berada dalam kalimat negatif
Aku datang karena untuk belajar Aku hadir karena untuk mendengar
__________________________________________ 1.
Apa yang disebut sebelumnya merupakan sebab terjadinya apa yang disebut setelahnya.
2.
Apa yang disebut sebelumnya dan apa yang disebut setelahnya terjadi secara bersamaan.
57
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
An yang Wajib Terlihat Harf
wajib terlihat pada posisi berikut :
Terletak diantara lam al-jar dan laa an-nafiyah atau laa az-zaidah Aku mendatangimu untuk agar kamu tidak memukul Mahmud (kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli kitab mengetahui (al-Hadid : 29)
Praktik I’rab Zaid tidaklah bermaksud untuk memukul
Aku datang karena untuk belajar
Bacalah sampai kamu faham
58
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Aku mendatangimu untuk agar kamu tidak memukul Mahmud
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
59
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
JAZM JAWAB ATH-THALAB
I
__________________________________________________________________
Pendahuluan
(1)
Bila ternyata tidak ditemukan fa’ as-sababiyah setelah kalimat permintaan, maka fi’l mudhari’ yang ada dihukumi majzum sebagai jawab ath-thalab dan tidak lagi manshub. Belajarlah maka kamu akan lulus Belajarlah, kamu akan lulus
Syarat Jazm untuk Jawab ath-Thalab Ada 3 syarat yang harus terpenuhi untuk jazmnya jawab ath-thalab, yaitu : 1. Ada dalam sebuah kalam yang didahului kalimat permintaan
(2)
2. Berupa fi’l mudhari’ yang merupakan akibat/balasan dari kalimat permintaan 3. Fi’l mudhari’ tersebut bebas dari fa’ as-sababiyah Ucapkanlah kebaikan, kamu beruntung Jangan bicara, kamu selamat Apakah kamu belajar ? kamu akan lulus
__________________________________________ 1.
Masih ada hubungan dengan tema dalam sub bab sebelumnya, yaitu Perhatikan pula i’rab yang berbeda untuk dua kalimah
2.
Permintaan atau pertanyaan.
dalam dua jumlah di atas.
ada banyak macam, diantaranya adalah perintah, larangan, dan
.
60
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Amil Jazm untuk Jawab ath-Thalab Adapun sebab jazmnya jawab ath-thalab adalah dengan adat syarth dan fi’l syarth yang dihilangkan dari jumlah.
(1)
Masuk islamlah kamu, (jika kamu masuk islam) kamu selamat Jangan kamu kufur, (jika kamu tidak kufur) kamu masuk surga Apakah kamu muliakan Zaid, (jika kamu muliakan Zaid) dia akan muliakan kamu
Praktik I’rab Ucapkanlah kebaikan, kamu beruntung
Jangan bicara, kamu selamat
Belajarlah kalian, kalian akan lulus
__________________________________________ 1.
Lihat lagi bahasan d alam diktat Nahwu I’rab halaman 181 – 183 tentang fi’l mudhari’ majzum, khususnya terkait pengenalan jazim fi’lain atau adawat syarth.
61
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Latihan 1. Rincilah adat syarth dan fi’l syarth untuk setiap jumlah berikut seperti contoh !
2. Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
***
62
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Bahasa Arab “sebarkan” 5
63
===============================================================================
BAB 5 ________________________________ MASAIL AT-TAWABI’ ________________________________
64
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
65
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AN-NA’T AS-SABABI
I
____________________________________________________
Dua Macam Na’t dan Perbedaanya Na’t terbagi kepada dua macam sebagaimana keterangan berikut : 1. Na’t haqiqi, mensifati kalimah yang diboncengi
(1)
Telah hadir lelaki yang alim
2. Na’t sababi, mensifati apa yang memiliki hubungan dengan kalimah yang diikuti Telah hadir lelaki yang alim saudaranya
Tentang contoh jumlah untuk na’t sababi : Hakikatnya
bukan
. Namun karena
memiliki hubungan dengan
dapat dikatakan sebagai sifat atau na’t untuk
adalah sifat untuk
.
Kaidah dan Aturan Na’t Sababi Kaidah yang berlaku untuk na’t sababi, yaitu : 1. Na’t sababi mengikuti man’ut dalam dua hal berikut : a. I’rabnya (rafa’, nashb, atau jar) Ini lelaki yang berbakti kawannya Aku melihat lelaki yang berbakti kawannya Aku melewati lelaki yang berbakti kawannya
__________________________________________ 1.
Penjelasan lengkapnya dapat dilihat dalam diktat Nahwu I’rab halaman 192 - 194.
maka
66
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
b. Ta’yinnya (ma’rifah atau nakirah) Telah hadir siswa yang berakal bapaknya Telah hadir siswa (itu) yang berakal bapaknya 2. Dalam hal jenis (mudzakkar atau muannats), na’t sababi mengikuti apa yang datang setelahnya tanpa mengikuti man’utnya Telah datang ustadz (itu) yang berakal putrinya Telah datang ustadzah (itu) yang berakal putranya 3. Dalam hal bilangan (mufrad, mutsanna, atau jama’), na’t sababi senantiasa dan selamanya mufrad, walaupun man’ut atau apa yang datang setelahnya berupa mutsanna atau jama’ Telah tiba dua anak (itu) yang berakal bapak mereka berdua Telah tiba anak-anak (itu) yang berakal bapak mereka Telah datang guru (itu) yang rajin kedua muridnya Telah datang guru (itu) yang rajin para muridnya
Kaidah dan Status Ism di belakang Na’t Sababi Adapun ism zhahir yang datang setelah na’t sababi, maka : 1. Statusnya adalah sebagai fa’il untuk na’t sababi Kulihat siswa (itu) yang berakal kawannya 1
__________________________________________ 1.
Ismu al-fail, ismu al-maf’ul dan semisalnya berpotensi layaknya fungsi fi’l, yaitu merafa’kan fa’il atau menashbkan maf’ul bih.
Bahasa Arab “sebarkan” 5
67
===============================================================================
2. Bersambung dengan dhamir yang menunjuk kepada man’ut Mereka para lelaki yang berbakti kawan mereka
Praktik I’rab Telah datang ustadz (itu) yang berakal putrinya
Aku melihat anak-anak (itu) yang berilmu bapak mereka
Aku melewati guru (itu) yang rajin para muridnya
Telah datang guru (itu) yang rajin kedua muridnya
68
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan 1. Berilah syakal dan terjemahkan !
2. I’rablah tiga jumlah yang kamu suka dari jumlah-jumlah di atas ke dalam tabel !
***
69
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
‘ATHF AL-BAYAN
I
_________________________________________________
Dua Macam ‘Athf ‘Athf terbagi kepada dua macam sebagaimana keterangan berikut : 1. ‘Athf an-nasaq, menghubungkan antar kalimah dengan huruf ‘athf
(1)
Said dan Mahmud telah hadir
2. ‘Athf al-bayan , kalimah pembonceng yang menyerupai sifat
(2)
dalam
memperjelas kalimah yang diboncenginya Berkata Abu Hafsh Umar
Diantara Formula ‘Athf al-Bayan Banyak kalimah yang dapat dirangkai untuk menjadi ‘athf al-bayan, diantaranya
(3)
:
1. Ism al-isyarah plus ism zhahir Lihatlah ke itu masjid
2. Kunyah
(4)
plus ism (nama)
Aku melihat Abu Zaid Muhammad
__________________________________________ 1.
Penjelasan lengkapnya dapat dilihat dalam diktat Nahwu I’rab halaman 197 - 199.
2.
Menyerupai saja dan bukan sebagai sifat, seh ingga bukan na’t.
3.
Tentu saja status ‘athf bayan ada pada kalimah -kalimah yang kedua.
4.
Kunyah atau panggilan adalah rangkaian idhafah yang biasa diawali dengan
atau
.
70
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
3. Ism (nama) plus laqab
(1)
Telah terbunuh Utsman pemilik dua cahaya
4. Sifah plus maushuf
(2)
Al-khalil Ibrahim telah meninggikan fondasi
5. Mufassar
(3)
plus tafsirnya
Buku (itu) terjual seharga asjad , yaitu sebuah emas
Kaidah dan Catatan untuk ‘Athf al-Bayan Sebagai ma’lumat tambahan untuk ‘athf bayan, yaitu bahwa : 1. Sebagaimana tawabi’ lainnya, ‘athf bayan juga mengikuti matbu’nya dalam hal i’rab, jenis, dan bilangan Bacalah ini surat ! Lihatlah ini buku !
2. Kalimah dengan status ‘athf bayan adalah mirip dengan dan boleh di-i’rab sebagai badal muthabiq
(4)
Berkata Abu Hafsh Umar
__________________________________________ 1.
Laqab adalah julukan yang disematkan karena ketinggian atau kerendahan.
2.
Maushuf adalah yang disifati.
3.
Mufassar adalah yang ditafsir atau diterangkan.
4.
Lihat definisi badal muthabiq dan contoh apl ikasinya dalam diktat Nahwu I’rab halaman 206.
Bahasa Arab “sebarkan” 5
71
===============================================================================
Praktik I’rab Aku melihat Abu Zaid Muhammad
Al-khalil Ibrahim telah meninggikan fondasi
Lihatlah ke itu masjid
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
72
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
73
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAB 6 ________________________________ AL-ISM ________________________________
74
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
75
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-ISM AL-MUANNATS
I
______________________________________________________
Alamatu at-Ta’nits Berikut adalah ciri-ciri ism muannats yang membedakannya dari ism mudzakkar : 1. Ta’ muharrakah, melekat di akhir ism, berharakat hidup, dan ditulis secara terikat mirip ha’ dengan titik dua
(1)
2. Alif maqshurah , melekat di akhir ism, seringkali mirip ya’ tanpa titik, deng an tanpa harakat
3. Alif mamdudah , melekat di akhir ism, berupa hamzah berharakat hidup, dan sebelumnya alif
(2)
Andaikata tidak ditemukan tanda-tanda ta’nits di atas pada ism-ism yang diduga
merupakan ism muannats, maka alternatif identifikasinya adalah melalui mu’amalah ism muannats secara sama’i.
__________________________________________ 1.
Atau biasa disebut ta’ marbuthah, atau ha’ ta’nits lantaran dibaca sebagai huruf ha’ ketika waqaf, dan ia khusus untuk ism saja. Temannya adalah ta’ sakinah, khusus untuk fi’l, tertulis secara terbuka dengan harakat sukun, seperti dalam kalimah
2.
.
Maka sejatinya yang dimaksud sebagai alif mamdudah adalah huruf hamzah itu sendiri yang asalnya adalah huruf alif kemudian berubah menjadi hamzah.
76
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Mu’amalah al-Ism al-Muannats
(1)
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai mua’amalah terhadap ism muannats : 1. Menunjuknya dengan ism isyarah yang khusus untuk ism muannats Ini adalah si Khadijah Ini adalah dua orang guru Itu adalah si Hasna
2. Menggunakan dhamir yang sesuai sebagai kata ganti Surat (itu), ku telah membaca nya Para siswi (itu), ku telah mengajari nya
3. Menyambungnya dengan ism maushul yang khusus untuk ism muannats Guru (pr) (itu) yang …. Dua siswi (itu) yang ….
4. Memberikan ta’ ta’nits sakinah untuk fi’l yang disandarkan Aisyah telah menulis … Salma telah memakan ...
__________________________________________ 1.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan pula sebagai mu’amalah terhadap ism muannats amatl ah banyak, diantaranya adalah kaidah na’t man’ut, ‘adad ma’dud untuk bilangan 3 sampai 10, dan ism tashghir.
Bahasa Arab “sebarkan” 5
77
===============================================================================
Taqsim Ism Muannats menurut Alamat dan Mu’amalah Berdasarkan ciri dan hukum yang berlaku, ism muannats terbagi kepada : 1. Muannats ma’nawi , berlaku padanya mu’amalah ism muannats namun tidak terdapat alamat ta’nits
2. Muannats lafzhi , tidak berlaku padanya mu’amalah ism muannats namun terdapat alamat ta’nits
3. Muannats lafzhi wa ma’nawi , berlaku padanya mu’amalah ism muannats dan terdapat alamat ta’nits
Taqsim Ism Muannats menurut Zhahir Kalimah Adapun secara zhahir kalimah, ism muannats terbagi kepada : 1. Muannats haqiqi , yaitu ism muannats yang dapat dibedakan dari ism mudzakkar secara mudah
(1)
2. Muannats majazi , ism muannats yang sulit dibedakan dari ism mudzakkar
(2)
__________________________________________ 1.
Banyak disebutkan bahwa muannats haqiqi adalah untuk setiap yang berjenis kelamin perempuan baik dari manusia maupun binatang.
2.
Berlaku padanya mu’amalah ism muannats, namun mengetahuinya adalah secara sama’i.
78
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan Lakukanlah seperti contoh untuk mu’amalah terhadap ism-ism berikut sesuai judul dalam baris pertama !
***
79
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
IFADAH AT-TA’
I
____________________________________________
Pendahuluan Harf ta’ yang datang di akhir ism tidak selamanya sebagai tanda ta’nits. Bahkan terkadang ditemukan ism dengan akhiran ta’ marbuthah namun tidak berlaku padanya mu’amalah ism muannats dan bukan sebagai ism muannats.
Beberapa Fungsi Ta’ Marbuthah 1. Membedakan mana mudzakkar dan mana muannats antara sifat-sifat
2. Menunjuk bentuk tunggal dari ism jenis 1
3. Mubalaghah, yaitu untuk kelebihan dalam sifat Penyeru/da’i Pengganti/khalifah
4. Ta’kid mubalaghah, menguatkan ism mubalaghah Yang benar-benar berilmu Yang benar-benar memahami __________________________________________ 1.
Bentuk tunggal dari
adalah
, dan seterusnya untuk contoh aplikasi di atas.
80
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
5. Pengganti huruf lain, seperti fa’ fi’l dan lam fi’l 1
Mu’amalah untuk Ism-Ism dengan Akhiran Ta’ Marbuthah Mu’amalah untuk ism-ism dengan akhiran ta’ marbuthah di atas terbagi kepada dua kelompok : 1. Mu’amalah ism muannats, berlaku untuk ism muannats dan ism wahdah.
2. Mu’amalah ism mudzakkar, berlaku untuk ism mubalaghah dengan ta’ dan ism mubalaghah muakkad bi at-ta’
2
__________________________________________ 1.
Karena mashdar secara qiyas wazan atau mashdar asli untuk
2.
Muannats untuk kalimah
adalah
.
sejatinya adalah
.
81
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Latihan Coret kalimah yang tidak perlu dan sebutkan hasil tarkibnya lengkap berharakat seperti contoh !
***
82
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
ISM AL-ISYARAH
I
_________________________________________________
Pendahuluan Dalam sub bab ini diulas tentang hakikat dan sejatinya kalimah-kalimah yang disebut sebagai ism al-isyarah. “ … dan yang demikian Itulah agama yang lurus” (al -Bayyinah : 5) “ … yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku …” (Yusuf : 37) “mereka berkata: " Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" ..” (adz-Dzariyat : 30)
Sejatinya Ism al-Isyarah Berikut adalah kosakata ism isyarah dan klasifikasi guna.
1 2
2
__________________________________________ 1.
Ada sekitar 10 lafazh kalimah ism isyarah untuk mufrad muannats, dan penyusun sebutkan seperlunya saja.
2.
Untuk
dan
bilamana beri’rab marfu’, sedangkan
dan
bilamana beri’rab
manshub atau majrur. Adapun selain mereka dari ism-ism isyarah adalah berhukum mabni.
83
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Kata Bantu untuk Kinerja Ism al-Isyarah Berikut adalah kata bantu yang digunakan untuk memaksimalkan fungsi ism isyarah : 1. Haa at-Tanbih, meminta perhatian dari pendengar, datang di awal ism isyarah
2. Kaf al-Khithab , sesuai kepada yang diajak bicara, datang di akhir ism isyarah
3. Lam al-Bu’d, menunjuk sesuatu yang jauh, tersisip antara ism dan kaf
(3) (4)
Boleh menggabungkan antara haa tanbih dengan kaf khithab yang tanpa lam
bu’d pada ism isyarah
__________________________________________ 1.
Maka kalimah
adalah rangkaian
, dan seterusnya demikian.
2.
Maka kalimah
adalah rangkaian
, dan seterusnya demikian.
3.
Berlaku untuk beberapa saja dari kosakata ism isyarah.
4.
Maka kalimah
adalah rangkaian
, dan seterusnya demikian.
(2)
(1)
84
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Tashrif Kaf al-Khithab
(1)
dan Aplikasinya
Cara guna : ism isyarah disesuaikan menurut jenis dan bilangan sesuatu yang
ditunjuk, sedangkan kaf khithab disesuaikan menurut jenis dan bilangan orang yang diajak bicara. 1. Al-musyar ilaih berupa ism mudzakkar
(2)
Itulah kantorku wahai siswa Itulah kantorku wahai dua siswa Itulah kantorku wahai para siswa Itulah kantorku wahai siswi
3
Itulah kantorku wahai dua siswi Itulah kantorku wahai para siswi
2. Al-musyar ilaih berupa ism muannats
(4)
Itulah ruanganku wahai pak guru Itulah ruanganku wahai dua pak guru Itulah ruanganku wahai para pak guru Itulah ruanganku wahai bu guru Itulah ruanganku wahai dua bu guru Itulah ruanganku wahai para bu guru
__________________________________________ 1.
Kaf al-khithab di sini merupakan kalimah berjenis harf. Berbeda dengan kaf al-khithab dari kelompok dhamir yang berjenis ism. Walaupun demikian, mereka sama-sama boleh untuk ditashrif.
2.
Al-musyar ilaihi yaitu kalimah
3.
Kalimah
.
untuk muannats, mudzakkarnya adalah
munada dengan huruf nida yang dibuang. 4.
Al-musyar ilaihi yaitu kalimah
.
, dan status mereka disini sebagai
85
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Latihan Berikanlah ism isyarah ber-kaf al-khithab, yang sesuai dengan jenis dan bilangan almusyar ilaih serta mukhathabnya seperti contoh, kemudian berilah syakal dan terjemah ! Itulah penaku wahai lelaki Itulah penaku wahai perempuan Itulah kacamataku wahai dua lelaki Itulah kacamataku wahai dua perempuan
***
86
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
87
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAB 7 ________________________________ AL-‘ADAD ________________________________
88
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
89
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-‘ADAD WA AL-MA’DUD
I
___________________________________________________________
Pendahuluan Ism ‘adad adalah ism yang menunjuk kepada ma’na bilangan atau jumlah. Aku punya 15 buah buku Aku punya 5 buah buku
(1)
Aku punya 25 buah buku
Ragam Bentuk Ism ‘Adad Ada tiga macam bentuk ism ‘adad : 1. ‘Adad Mufrad, berupa kalimah tunggal 3
1000
100
3
20
2
10
6
5
2. ‘Adad Murakkab, bilangan untuk 11 sampai 19
16
15
11
12
3. ‘Adad Ma’thuf ‘alaih, dengan menggunakan wawu sebagai huruf ‘athaf
64
42
25
__________________________________________ 1. 2. 3.
berarti bilangan contoh : Kalimah
, sedangkan
merupakan muannats untuk kalimah dan seterusnya disebut
berarti angka contoh : 5 yang berasal dari kalimah
. .
yang berarti bilangan puluhan.
90
Ilmu Nahwu – Nahwu – Tematik Tematik
===============================================================================
Hukum Tamyiz untuk ‘Adad Kalimah berstatus tamyiz untuk ‘adad berhukum berikut : 1. Berupa ism jama’ dengan i’rab majrur bil idhafah, berlaku untuk tamyiz ‘adad 3 sampai 10 Aku punya 3 buah buku Aku punya 6 orang guru Aku punya 10 buah majalah
2. Berupa ism mufrad dengan i’rab manshub, berlaku untuk tamyiz bilangan 11 sampai 99 Aku punya 11 buah buku Aku punya 30 buah buku Aku punya 99 buah pena
3. Berupa ism mufrad dengan i’rab majrur bil idhafah, berlaku untuk tamyiz ‘a dad 100 dan 1000 Aku punya 100 buah pena Aku punya 1000 buah buku
Tamyiz ‘adad 1 dan 2 : kedua bilangan tersebut tidak perlu ditamyiz, lantaran
terdapat apa yang disebut ism mufrad dan ism mutsanna yang masing-masing sudah terkandung ma’na ‘adad. Aku punya sebuah buku Aku punya dua buah buku Aku punya sebuah pena Aku punya dua buah pena
91
Bahasa Arab Arab “sebarkan” “sebarkan” 5
===============================================================================
Hukum ‘Adad terhadap Ma’dud Maksudnya adalah dalam hal tadzkir dan ta’nits, yaitu : 1. Berlawanan jenis antara ‘adad dan ma’dud, berlaku untuk : a. ‘Adad 3 sampai 9 dalam ketiga bentuk ismnya
1
b. ‘Adad 10 dalam bentuk mufradnya
2. Sama jenis antara ‘adad dan ma’dud, ma’dud, berlaku untuk : a. ‘Adad 1 sampai 2 dalam ketiga bentuk ismnya
b. ‘Adad 10 dalam bentuk murakkabnya
________________________ ____________ ________________________ __________________ ______ 1.
Yang dilihat adalah jenis ism mufradnya yaitu
yang merupakan ism mudzakkar.
92
Ilmu Nahwu – Nahwu – Tematik Tematik
===============================================================================
3. Lafazh tetap, tidak berubah apapun jenis ma’dud, berlaku untuk : a. Alfazhul ‘uqud atau bilangan puluhan
b. ‘Adad 100 dan 1000
Aplikasi dan Praktik I’rab Aku punya buku satu buah
Aku melewati 7 orang guru
Aku melihat 12 orang siswi
Telah tiba 15 orang lelaki
Telah hadir 60 orang guru perempuan
93
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Aku telah menyembelih 57 ekor onta
Latihan 1. Sebutkan angka untuk ism ‘adad berikut !
43 50
14
2. Terjemahlah dengan memperhatikan hukum tamyiz dan jenis ‘adad ! 5 buah buku
54 butir telur
3 buah pena
100 helai rambut
8 keping dinar
17 buah kursi
10 buah apel
50 ekor kambing
6 eks majalah
86 buah rumah
13 lbr kertas
1000 keping dirham 19 ekor ikan
70 ekor onta
94
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
3. Berilah syakal, terjemah dan i’rablah !
***
95
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-‘ADAD AT -TARTIBI
I
________________________________________________________
Pendahuluan ‘Adad tartibi merupakan ism ‘adad yang dimaksudkan u ntuk mensifati suatu kalimah dengan dibangun di atas wazan
.
(1)
Pelajaran kedua Jam pelajaran kedua
Isti’mal ‘Adad Tartibi Diantara ragam penggunaan ‘adad tartibi adalah : 1. Secara mufrad Pak guru ketiga Bu guru ketiga
2. Dalam bilangan belasan Murid (lk) ke-14 Murid (pr) ke-14
3. Bersama lafazh-lafazh ‘uqud atau bilangan puluhan Bab ke-25 Masalah ke-25
__________________________________________ 1.
Mereka juga menyesuaikan terhadap maushuf dalam hal tadzkir dan ta’nits .
96
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
4. Bersama bilangan aslinya
(1)
, menunjukkan bahwa yang disifati adalah salah satu
dari jumlah yang ada Ustadz anggota dari 3 ustadz Ustadzah anggota dari 3 ustadzah
5. Bersama bilangan asli di bawahnya
(2)
, berfungsi untuk menyempurnakan atau
menambah dari jumlah bilangan sebelumnya Siswa ke-6 menambah 5 siswa Siswi ke-6 menambah 5 siswi
Aplikasi dan Praktik I’rab Telah lulus siswi yang ke-14 (itu)
Aku telah membaca bab ke-25
Siswa (itu) adalah orang ke-6 menambah 5 siswa yang ada
Ustadzah (itu) adalah salah satu dari 3 ustadzah yang ada
__________________________________________ 1.
Bilangan asli untuk
2.
Bilangan
adalah kalimah
.
adalah di bawah atau lebih sedikit dari
.
Bahasa Arab “sebarkan” 5
97
===============================================================================
Latihan 1. Terjemalah ke bahasa Arab ! Siswa ke-4 Siswa ke-14 Siswa ke-44 Siswa salah satu dari 4 siswa Siswa ke-4 (sebelumnya 3 siswa)
2. Terjemalah ke bahasa Indoneisa !
3. Berilah syakal, terjemah dan i’rablah !
98
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
99
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAB 8 ________________________________ AL-MAUSHUL ________________________________
100
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
101
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-ISM AL-MAUSHUL
I
________________________________________________________
Pendahuluan Dalam sub bab ini diulas tentang kalimah yang berfungsi sebagai kata sambung, yaitu apa yang disebut ism maushul. “ Apakah kamu merasa aman terhadap Yang di atas langit ..” (al -Mulk : 16) “ … Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik …” (Fushshilat : 34)
Grup Ism Maushul Berikut adalah kosakata ism maushul dan klasifikasi guna.
1
1
2
2 3
Catatan : Hampir seluruh ism maushul di atas dapat digunakan untuk yang
berakal dan non berakal
(4)
tempat-tempat tertentu
(5)
, walaupun sebagiannya memiliki ketentuan dan .
__________________________________________ 1.
Untuk
dan
bilamana beri’rab marfu’, sedangkan
dan
manshub atau majrur. Selain mereka dari ism-ism maushul (kecuali
bilamana beri’rab ) adalah mabni.
2.
Khusus untuk yang berakal saja.
3.
Maksudnya adalah boleh untuk mufrad, mutsanna, jama’, baik mudzakkar atau muannats.
4.
Berakal seperti manusia dan malaikat, non berakal seperti binatang dan benda mati.
5.
Lihat audhah al-masalik oleh Ibnu Hisyam tentang rincian kegunaan ism-ism maushul.
102
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Shilah Maushul Shilah maushul merupakan penyempurna yang disebutkan setelah ism maushul sehingga ma’na ism maushul semakin jelas. Dan syarat shilah maushul yaitu : 1. Khabariyah, yaitu berupa informasi atau berita
(1)
Hormatilah orang yang telah mengajarimu
2. Ma’hudah, dapat dimengerti oleh pendengar secara terperinci Beruntung orang yang telah bersabar
3. Terdapat padanya dhamir ‘a-id yang menunjuk kepada ism maushul Fahamilah apa yang kamu pelajari
Aku memuliakan orang yang telah memuliakanku
Aplikasi dalam Jumlah A. Berakal Telah datang orang yang lanjut usianya Hormati dua wanita (itu) yang telah mengajarimu Aku melewati orang-orang yang bersabar atas gangguan Berilah makan orang yang telah memberimu makan Siapa yang (bisa) menulis ?
__________________________________________ 1.
Sehingga bisa jadi jujur atau benar dan bisa jadi dusta. Adapun lawan khabariyah adalah insya’iyyah, seperti perintah, larangan, dan semisalnya.
103
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
B. Non berakal Telah tiba hari yang kita mencintainya Aku melewati dua kambing yang saling menanduk Hafalkan apa yang kamu pelajari Apa yang kamu buat ? “ … Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya … ” (an-Nur : 45)
1
Latihan 1. Isilah titik-titik dengan dhamir yang sesuai terhadap ism maushul !
2. Isilah dengan ism maushul yang tepat !
__________________________________________ 1.
Syarat
menjadi sebagai ism maushul adalah dengan diawali
atau
.
104
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
SHILAH AL-MAUSHUL
I
______________________________________________________
Ragam Shilah Maushul Shilah maushul dapat berupa : 1. Jumlah, baik berupa jumlah : a. Fi’liyyah Telah menang orang yang berlatih (itu)
b. Ismiyyah Telah lulus orang-orang yang mereka adalah para pesungguh 2. Syibh jumlah , baik berupa : a. Jar majrur Aku melihat orang yang berada di kantor (itu)
b. Zharaf makani Telah wafat orang yang berada di sisimu
Apakah Status Shilah Maushul dalam I’rab ? Ketahuilah bahwa ada dua keadaan I’rab untuk jumlah-jumlah : 1. Mu’rab mahallan , dimana suatu jumlah berkedudukan dengan status tertentu Gajah (itu) belalainya panjang
105
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
2. La mahal min al- I’rab, dimana suatu jumlah tidak memiliki status yang merupakan unsur jumlah
(1)
Telah lulus orang yang dia adalah pesungguh
Praktik I’rab Telah datang orang yang lanjut usianya
Hormati orang yang berada di sisimu
Aku melewati orang-orang yang mereka mujtahid
Telah lulus dua orang yang belajar (itu)
Aku melihat orang yang berada di kantor (itu)
__________________________________________ 1.
Salah satunya adalah jumlah yang menjadi shilah m aushul.
106
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan 1. Buatlah jumlah mufidah yang terdapat ism maushul di dalamnya dengan shilah maushul yang beragam bentuk sesuai judul dalam kolom dan baris tabel !
2. Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
107
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
BAB 9 ________________________________ TA’KID AL-FI’L ________________________________
108
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
109
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
AL-FI’LU AL-MUAKKAD
I
____________________________________________________
Pendahuluan Ulasan sub bab ini adalah tentang hukum dan kaidah dasar fi’l muakkad menggunakan nun taukid tsaqilah atau khafifah
(1)
dengan
(2)
.
Bersabarlah engkau secara sungguh-sungguh dalam belajar !
Hukum Nun Taukid untuk Fi’l Berikut adalah penjelasan tentang hukum taukid fi’l dengan menggunakan nun : 1. Fi’l madhi, tidak boleh mentaukidnya menggunakan nun
(3)
Zaid benar-benar telah menulis sebuah surat
2. Fi’l amr, boleh mentaukidnya menggunakan nun kapan dan dimanapun Tulislah olehmu dengan betul-betul sebuah surat ! Bersabarlah kamu dengan sungguhsungguh dalam ketaatan kepada Allah ! Makanlah olehmu dengan betul-betul daging (itu) !
__________________________________________ 1.
Kata kerja yang ma’nanya dikuatkan, dikeraskan, ditekankan .
2.
Kata bantu sebagai penguat untuk fi’l bisa berupa
3.
Taukid fi’l madhi adalah dengan kalimah
, maka menjadi
. .
110
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
3. Fi’l mudhari’ , ada tiga hukum berbeda untuk mentaukidnya menggunakan nun : a. Wajib, bilamana sebagai jawab qasam dan terpenuhi syaratnya
(1)
Demi Allah, sungguh aku akan benar-benar safar esok hari Demi Allah, sungguh aku akan benar-benar membaca al-Quran b. Mamnu’, bilamana sebagai jawab qasam namun tidak terpenuhi syaratnya Demi Allah, aku tidak akan duduk
3
Demi Allah, aku akan duduk
4
Demi Allah, aku duduk sekarang juga
c. Boleh, bilamana bukan sebagai jawab qasam
5
(6)
Sungguh hendaklah dia membaca / betul-betul membaca buku (itu) Jangan kamu baca / benar-benar membaca buku (itu) ! Apakah kamu akan membaca / benarbenar membaca buku (itu) ?
__________________________________________ 1.
Syaratnya : (a) bersambung dengan lam jawab qasam, (b) berupa kalimat positif, dan (c) untuk waktu mendatang. Dan itu ada pada kalimah yang disebutkan dalam contoh jumlah
2.
Yaitu berlawanan dengan tiga syarat yang ada pada hukum wajib taukid.
3.
Berupa kalimat negatif, berarti lawannya kalimah positif.
4.
Terdapat kalimah yang memisahkan antara fi’l dengan lam jawab qasam yaitu lafazh
5.
Untuk waktu saat bicara, dimana ditunjukkan dengan kalimah
6.
Dan seringkali diaplikasikan dalam kalimat-kalimat permintaan dengan segala macamnya.
.
.
.
(2)
111
Bahasa Arab Arab “sebarkan” “sebarkan” 5
===============================================================================
Kaifiyah Taukid Fi’l Hal penting dalam taukid fi’l mudhari’ adalah membuang tanda i’rab rafa’
(1)
. Dan hal
selanjutnya adalah berkaitan dengan harakat nun taukid serta apa yang terletak sebelum nun taukid dan lain sebagainya
3
(2)
.
3
________________________ ____________ ________________________ __________________ ______ 1.
Penjelasan untuk praktik kaidah tersebut diringkas melalui tabel tashrif al- furu’ di atas untuk kemudahan, dengan menggunakan fi’l bina’ salim untuk pengenalan.
2.
Baik berupa harakat ataupun huruf.
3.
Untuk tanda strip ( - ) berarti tidak dapat dihasilkan taukid dengan nun khafifah untuk kalimah terkait, lantaran terdapat alif yang bersukun sebelum nun taukid khafifah (yang bersukun pula) diimbuhkan.
112
Ilmu Nahwu – Nahwu – Tematik Tematik
===============================================================================
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk taukid fi’l !
***
113
Bahasa Arab Arab “sebarkan” “sebarkan” 5
===============================================================================
I
I’RAB AL-FI’LI AL-MUAKKAD
_____________________________________________________ _______________________ _________________________________________ ___________
Hukum I’rab untuk Fi’l Muakkad bin Nun Fi’l mudhari’ yang bersambung dengan nun taukid terbagi kepada dua kelompok i’rab : 1. Mabni ‘ala al -fathi, untuk fi’lfi’l -fi’l yang selain amtsilah khamsah, dimana mereka bersambung langsung dengan nun taukid tanpa disela oleh dhamir bariz.
2. Mu’rab dengan tanda i’rab yang sesuai
(1)
, untuk fi’lfi’l -fi’l yang berupa amtsilah
khamsah, dimana mereka bersambung dengan nun taukid namun terdapat dhamir bariz
(2)
yang menengahi.
3
3
3
3
3
Tentang fi’l mudhari’ berber-nun niswah dan fi’l amr, untuk fi’l mudhari’ ini sudah
berhukum mabni sedari awal lantaran bersambung dengan nun niswah, demikian juga fi’lfi’l-fi’l amr seluruhnya mabni.
________________________ ____________ ________________________ __________________ ______ 1.
Apakah marfu’, manshub, ataukah majzum.
2.
Lihat lagi bahasan dhamir muttashil bil fi’l, diktat tahsrif dasar halaman 123.
3.
Tartibnya :
.
114
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Praktik I’rab Sungguh Zaid akan benar-benar menulis sebuah surat
Demi Allah, sungguh aku akan benar-benar safar esok hari
Apakah kamu berdua betul-betul akan mendengarkan nasihat (itu) ? 1
Demi Allah, sungguh kalian pasti akan benar-benar dibangkitkan
1 2
__________________________________________ 1.
Tawali al-amtsal adalah berurutannya huruf hijaiyyah yang sama, seperti
berasal dari
, disini terdapat 3 buah nun yaitu nun tanda rafa’ dan nun taukid double, oleh karenanya dibuanglah nun tanda rafa’ agar tidak terjadi tawali al -amtsal. 2.
Wawu al- jama’ah yang berstatus sebagai naib fail pada kalimah
dihilangkan lantaran
pertemuan dua sukun, yaitu sukun pada wawu dan sukun pada nun taukid double yang pertama :
.
115
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
Apakah kamu benar-benar akan makan daging ?
Belajarlah dengan sungguh-sungguh wahai putraku !
Para siswi sungguh akan benar-benar hadir
Jangan kamu benar-benar memukul si Zaid !
***
116
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
Latihan Lakukanlah seperti tabel sebelumnya untuk syakal, terjemah, dan i’rab !
117
Bahasa Arab “sebarkan” 5
===============================================================================
KALIMAT PENUTUP
Segala puji bagi Allah, dengan segala limpahan karunia Nya … kebaikan apapun dapat terlaksana dengan sempurna …. Para pembaca - yang semoga Allah mulyakan -, Dengan selesainya pembahasan yang ada pada buku panduan bahasa Arab seri kelima ini, penyusun ingin kembali mengajak dan memotivasi khususnya kepada diri penyusun sendiri dan umumnya seluruh pembaca dimanapun berada – terutama yang masih menapaki langkah awal belajar bahasa Arab -, bahwa apa yang telah kita peroleh berupa ilmu dari tulisan sederhana ini hanya sebagai langkah awal untuk mempelajari bahasa Arab pada jenjang-jenjang lanjutan di atasnya. Ibarat orang ingin membangun rumah atau sebuah bangunan, maka dia memulainya dengan menata pondasi yang benar-benar kuat dan kokoh. Oleh karenanya, sudah selayaknya bagi pemula dalam belajar apa pun, untuk memperkuat dasar dan alat-alat utama menuju kemudahan pada tingkat berikut dan berikutnya. Termasuk salah satunya adalah belajar bahasa Arab. Dan hal lain yang ingin penyusun himbau kepada pembaca sekalian agar tidak meninggalkan daripada mengulang – ulang pelajaran yang sudah dilewati. Karena dengan semakin sering mengulang, ilmu ini akan terjaga di dalam hati-hati kita. Dan lakukanlah muroja’ah ini secara rutin tanpa mengesampingkan pelajaran-pelajaran penting lainnya di jenjang selanjutnya. Akhir kata pada penutupan ini, jangan lupa untuk selalu memohon kepada Allah Yang telah menciptakan kita, dari kita tidak mengetahui apa-apa, kemudian mengajarkan kepada kita bagaimana membaca dan berucap, agar kita dimudahkan dalam belajar dan menghafal. Juga mengamalkan dan mengajarkan apa yang bermanfaat. Karena manusia tidak bisa terlepas dari kehendak Allah, dan semua yang terjadi tidak lain kecuali berdasarkan keinginanNya. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan ….
118
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
DAFTAR REFERENSI
Al-Quran al-Karim Audhah al-Masalik ila Alfiyyah Ibni Malik , Ibnu Hisyam al-Anshari al-Mishri, Beirut : Dar Ibnu Hazm, cet. I, 1429 H – 2008 M. Iddah as-Salik ilaa Tahqiq Audhah al-Masalik, Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, Kairo : Dar ath-Thalaa-i’, 2009 M. Ad-Durus an-Nahwiyyah, al-‘Allamah Hifni Nashif Dkk, ta’liq oleh Abu Anas Asyraf Bin Yusuf Bin Hasan, Iskandariyah : Dar al-Aqidah, cet. I, 1428 H – 2007 M. Jadwal ash-Sharf , Hasyim Isma’i, Surabaya : Syirkah Bonggol Indah, 1996 M. Kamus Arab – Indonesia, Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Jakarta : PT. Hidakarya Agung, cet. VIII, 1411 H – 1990 M. Al-Mu’jam al-Wasith, Jumhuriyyah Mishr al-Arabiyyah Majma’ Lughoh alArabiyyah, Mesir : Maktabah asy-Syuruq ad-Dauliyyah, cet. V, januari 2011 M. Silsilah Ta’lim al-Lughah al-Arabiyyah Edisi Nahwu Mustawa 3 (diktat Jami’ah Muhammad Bin Su’ud al-Islamiyah), tim ahli di bawah bimbingan Dr. Abdullah alHamid, KSA : Pustaka Jami’ah, t.th. Silsilah Ta’lim al-Lughah al-Arabiyyah Edisi Nahwu Mustawa 4 (diktat Jami’ah Muhammad Bin Su’ud al-Islamiyah), tim ahli di bawah bimbingan Dr. Abdullah alHamid, Jakarta : Lembaga Da’wah dan Ta’lim, t.th. At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah al-Ajurumiyyah, Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, Dimasyq : Maktabah Dar al-Fiha’ & Riyadh : Maktabah Dar as-Salam, cet. I, 1414 H – 1994 M. Al-Ikhtishor wa at-T akmil li Syarh Ibni ‘Aqil ‘Ala Alfiyyah Ibni Malik Juz 3 & 4 , Dr. Mu’min Bin Shabri Ghonam, Riyadh : Maktabah ar-Rusyd, cet. I, 1425 H – 2004 M. Bahasa Arab Sebarkan Seri 1 (Tashrif-Dasar), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran : Pustaka SAIN, cet. III, 1438 H – 2017 M. Bahasa Arab Sebarkan Seri 2 (Nahwu- I’rab ), Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran : Pustaka SAIN, cet. II, 1438 H – 2017 M.
Bahasa Arab “sebarkan” 5
119
===============================================================================
Bahasa Arab Sebarkan Seri 3 (Baca Kitab) , Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran : Pustaka SAIN, cet. II, 1438 H – 2017 M. Bahasa Arab Sebarkan Seri 4 (Tashrif Menengah) , Daud Abdu Robbil Haq, Ungaran : Pustaka SAIN, cet. I, 1439 H – 2018 M. Mushaf al-Burhan Edisi Ummahatul Mukminin Terjemah Per-Kata Tajwid , H. Nandang Burhanudin, Lc., M.Si., Bandung : Cv. Media Fitrah Rabbani, t.th.
Kamus al-Ma’any , Kamus Online, www.almaany.com
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Online, www.kbbi.web.id
Referensi-referensi lain daripada bangku kuliah, internet, TIM SAIN, dan lainnya.
120
Ilmu Nahwu – Tematik
===============================================================================
CATATAN
……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………….