DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA FILARIASIS
SOP
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
: 02-01-2016
Halaman
: 1/2
UPT PUSKESMAS HARAPAN
SANTS N!". N!". 1#6$1010 1##001 1 002
1. Pengertian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbu menimbulka lkan n cacat cacat meneta menetap p berupa berupa pembes pembesaran aran kaki,l kaki,leng engan an dan alat alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Peny Penyak akit it kaki kaki gaja gajah h dise diseba babk bkan an oleh oleh tiga tiga spes spesie ies s caci cacing ng fila filari ria a yait yaitu u Wucheria banc bancrof rofti ti,, Brug Brugia ia mala malayi yi dan Brugia Brugia timori timori . !ekt !ektor or penu penula larr di "ndonesia hingga saat ini telah diketahui ada #$ spesies nyamuk dari genus %nopheles, &ule', ansonia, %edes, dan %rmigeres yang dapat berperan sebagai ektor penular penyakit kaki gajah. *o. "&P& "" + Skin infection other *o. "& /01 Filariasis /01.2 Filariasis due to Wuchereria bancrofti /01.3 Filariasis due to Brugia malayi /01.# Filariasis due to Brugia timori 2. Tuju ujuan emberikan panduan tatalaksana pada pasien dengan Filariasis. 3. Kebi Kebija jaka kan n +urat +urat Keputus Keputusan an Kepala Kepala 4P5 Puskesmas Puskesmas 6arapan 6arapan *omor *omor 322 322 7 PK.6 7 54-2373#.#231 5entang 8enis Pelayanan 9ang %da di Puskesmas 6arapan. 4. Refe Refere rens nsii P:;:*K:+ *o. < tahun #231 tentang Panduan Praktik Klinis okter di Fasilitas Pelayanan Primer. 5. Alat Alat dan dan Baha Bahan n
%lat pengukur tanda ital =up
6. Prosedur asil Ana!nesis "Subjective) Keluhan Gejala filariasis bancrofti sangat berbeda dari satu daerah endemik dengan daerah endemik lainnya. 6al ini mungkin disebabkan oleh perbedaan intensitas paparan terhadap ektor infektif didaerah endemik tersebut. anifestasi akut, berupa a. emam berulang ulang selama $-< hari. emam dapat hilang bila istirahat dantimbul lagi setelah bekerja berat. b. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,ketiak(lymphadentitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit. c. ;adang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (retrograde lymphangitis ). d. Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening,dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah. e. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, kantong >akar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (:arly "mphodema). anifestasi kronik, disebabkan oleh berkurangnya fungsi saluran limfe terjadi beberapa bulan sampai bertahun-tahun dari episode akut. Gejala kronis filariasis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai,lengan, buah dada, buah >akar (elephantiasis skroti) yang disebabkan oleh adanya cacing de?asa pada sistem limfatik dan oleh reaksi hiperresponsif berupa occult filariasis. Perjalanan penyakit tidak jelas dari satu stadium ke stadium berikutnya tetapi bila diurut dari masa inkubasi maka dapat dibagi menjadi a. asa prepaten, yaitu masa antara masuknya lara infektif hingga terjadinya mikrofilaremia berkisar antara $0 bulan. 6anya sebagian saja dari penduduk di daerah endemik yang menjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremik ini pun tidak semua kemudian menunjukkan gejala klinis. 5erlihat bah?a kelompok ini termasuk kelompok yang asimptomatik amikrofilaremik dan asimptomatik mikrofilaremik. b. asa inkubasi, masa antara masuknya lara infektif sampai terjadinya gejala klinis berkisar antara @-3A bulan. c. Gejala klinik akut merupakan limfadenitis dan limfangitis disertai panas dan malaise. Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat amikrofilaremik maupun mikrofilaremik. d. Gejala menahun, terjadi 32-3< tahun setelah serangan akut pertama. ikrofilaria jarang ditemukan pada stadium ini, sedangkan adenolimfangitis masih dapat terjadi. Gejala menahun ini menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu aktiitas penderita serta membebani keluarganya.
asil Pe!eriksaan #isik dan Pe!eriksaan Penunjang $ederhana (Objective) Pemeriksaan Fisik Pada manifestasi akut dapat ditemukan adanya limfangitis dan limfadenitis yang berlangsung $-3< hari, dan dapat terjadi beberapa kali dalam setahun. =imfangitis akan meluas kedaerah distal dari kelenjar yang terkena tempat cacing ini tinggal. =imfangitis dan limfadenitis berkembang lebih sering di ekstremitas ba?ah dari pada atas. +elain pada tungkai,dapat mengenai alat kelamin, (tanda khas infeksi W. bancrofti ) dan payudara. anifestasi kronik, disebabkan oleh berkurangnya fungsi saluran limfe. /entuk manifestasi ini dapat terjadi dalam beberapa bulan sampai bertahuntahun dari episode akut. 5anda klinis utama yaitu hidrokel,limfedema,elefantiasis dan chyluria yang meningkat sesuai bertambahnya usia. anifestasi genitaldi banyak daerah endemis, gambaran kronis yang terjadi adalah hidrokel. +elain itu dapat dijumpai epedidimitis kronis, funikulitis, edem karena penebalan kulit skrotum, sedangkan pada perempuan bisa dijumpai limfedema ula. =imfedema dan elefantiasis ekstremitas, episode limfedema pada ekstremitas akan menyebabkan elefantiasis di daerah saluran limfe yang terkena dalam ?aktu bertahun-tahun. =ebih sering terkena ekstremitas ba?ah. Pada W.bancrofti , infeksi didaerah paha dan ekstremitas ba?ah sama seringnya, sedangkan B.malayi hanya mengenai ekstremitas ba?ah saja. Pada keadaan akut infeksi filariasis bancrofti , pembuluh limfe alat kelamin laki-laki sering terkena disusul funikulitis,epididimitis dan orkitis. %denolimfangitis inguinal atau aksila, sering bersama dengan limfangitis retrograd yang umumnya sembuh sendiri dalam $-3< hari dan serangan terjadi beberapa kali dalam setahun. Filariasis brugia , limfadenitis paling sering mengenai kelenjar inguinal, sering terjadi setelah bekerja keras. Kadang-kadang disertai limfangitis retrograd. Pembuluh limfe menjadi keras dan nyeri dan sering terjadi limfedema pada pergelangan kaki dan kaki. Penderita tidak mampu bekerja selama beberapa hari. +erangan dapat terjadi 3# '7tahun sampai beberapa kali perbulan. Kelenjar limfe yang terkena dapat menjadi abses, memecah, membentuk ulkus dan meninggalkan parut yang khas, setelah $ minggu $ bulan. Pada kasus menahun filariasis bancrofti , hidrokel paling banyak ditemukan. =imfedema dan elefantiasis terjadi di seluruh tungkai atas, tungkai ba?ah, skrotum,ula atau buah dada, dan ukuran pembesaran di tungkai dapat $ kali dari ukuran asalnya. &hyluria terjadi tanpa keluhan, tetapi pada beberapa penderita menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan. Filariasis brugia , elefantiasis terjadi di tungkai ba?ah di ba?ah lutut dan lengan ba?ah, dan ukuran pembesaran ektremitas tidak lebih dari # kali ukuran asalnya.
Gambar . Filariasis +umber http77???.indonesian-publichealth.com7#23$72#7epidemiolodi-filariasis.html
Pemeriksaan Penunjang a. "dentifikasi mikrofilaria dari sediaan darah. &acing filaria dapat ditemukan dengan pengambilan darah tebal atau tipis pada ?aktu malam hari antara jam 32 malam sampai jam # pagi yang dipulas dengan pe?arnaan Giemsa atau Bright. ikrofilaria juga dapat ditemukan pada cairan hidrokel atau cairan tubuh lain (sangat jarang). b. Pemeriksaan darah tepi terdapat leukositosis dengan eosinofilia sampai 32-$2C. engan pemeriksaan sediaan darah jari yang diambil pukul mulai #2.22 malam ?aktu setempat. c. /ila sangat diperlukan dapat dilakukan Diethylcarbamazine provocative test . Penegakan %iagnosis "Assessment & iagnosis Klinis iagnosis ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan penunjang identifikasi mikrofilaria. idaerah endemis, bila ditemukan adanya limfedema di daerah ekstremitas disertai dengankelainan genital laki-laki pada penderita dengan usia lebih dari 3< tahun, bila tidak ada sebablain seperti trauma atau gagal jantung kongestif kemungkinan filariasis sangat tinggi. Ren'ana Penatalaksanaan Ko!(rehensif "Plan) Penatalaksanaan 5erapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki perjalanan penyakit, antara lain dengan a. emelihara kebersihan kulit. b. Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedema kronis. c. Dbatantifilaria adalahDiethyl carbamazine citrate (:&) dan "ermektin. d. :& dapat membunuh mikrofilaria dan cacing de?asa, "ermektin merupakan antimikrofilaria yang kuat, tetapi tidak memiliki efek makrofilarisida.
e. osis :& A mg7kg//, $ dosis7hari setelah makan, selama 3# hari, pada TropicalPulmonary osinophylia (5P:) pengobatan diberikan selama tiga minggu. f. :fek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap :& atau reaksi terhadap cacing de?asa yang mati. ;eaksi tubuh terhadap protein yang dilepaskan pada saat cacingde?asa mati dapat terjadi beberapa jam setelah pengobatan, didapat # bentuk yang mungkin terjadi yaitu reaksi sistemik dan reaksi lokal 3. ;eaksi sistemik berupa demam,sakit kepala, nyeri badan,pusing,anoreksia,malaise danmuntah-muntah. ;eaksi sistemik cenderung berhubungan dengan intensitas infeksi. #. ;eaksi lokal berbentuk limfadenitis,abses,dan transien limfedema. ;eaksi lokal terjadi lebih lambat namun berlangsung lebih lama dari reaksi sistemik. $. :fek samping :& lebih berat pada penderita onchorcerciasis, sehingga obat tersebut tidak diberikan dalam program pengobatan masal didaerah endemis filariasis dengan ko-endemis !nchorcercia valvulus . g. "ermektin diberikan dosis tunggal 3<2 ug7kg // efektif terhadap penurunan derajat mikrofilaria W.bancrofti , namun pada filariasis oleh /rugia spp. penurunan tersebut bersifat gradual. :fek samping iermektin sama dengan :&, kontraindikasi iermektinyaitu ?anita hamil dan anakkurang dari < tahun. Karena tidak memiliki efek terhadap cacing de?asa, iermektin harus diberikan setiap A bulan atau 3# bulan untuk menjaga agar derajat mikrofilaremia tetap rendah. h. Pemberian antibiotik dan7atau antijamur akan mengurangi serangan berulang, sehingga mencegah terjadinya limfedema kronis. i. %ntihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk mengatasi efek samping pengobatan. %nalgetik dapat diberikan bila diperlukan. j. Pengobatan
operatif,
kadang-kadang
hidrokel
kronik
memerlukan
tindakan operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak membaik dengan terapi konseratif. Konseling dan :dukasi emberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit filariasis terutama dampak akibat penyakit dan cara penularannya. Pasien dan keluarga juga harus memahami pencegahan dan pengendalian penyakit menular ini melalui a. Pemberantasan nyamuk de?asa. b. Pemberantasan jentik nyamuk. c. encegah gigitan nyamuk. ;encana 5indak =anjut +etelah pengobatan, dilakukan kontrol ulang terhadap gejala dan mikrofilaria, bila masih terdapat gejala dan mikrofilaria pada pemeriksaan darahnya, pengobatan dapatdiulang A bulan kemudian. Kriteria ;ujukan Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila gejala tidak membaik dengan pengobatan konseratif.
). *nit Terkait a. b.
Poli 4mum =aboratorium
+. Reka!an historis (erubahan No
%ang &iruba'
!si "eruba'an
Tgl.mulai &iberlakukan