Pengolahan Sampah Organik dengan cara "Pengomposan"
Sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990). Sumber sampah bisa bermaam! maam, diantaranya adalah " dari rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, dan #alan. $erkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. padat. $eningkatan akti%itas manusia, lebih lan#ut menyebabkan bertambahnya berta mbahnya sampah. &aktor yang mempengaruhi #umlah sampah selain akti%itas penduduk antara lain adalah " #umlah atau kepadatan penduduk, sistem pengelolaan sampah, keadaan geografi, geografi, musim dan waktu, kebiasaan penduduk, teknologi teknologi serta tingkat sosial ekonomi ('epkes ., 19*+). $engolahan sampah garbage (organik) seara biologis dan berlangsung dalam suasana aerobi dan anaerobi. 'ekomposisi sampah dengan bantuan bakteri, diperoleh kompos atau humus. 'ekomposisi anaerobi ber#alan sangat lambat dan menimbulkan bau, tetapi dekomposisi aerobi ber#alan relati%e epat dari dekomposisi anaerobi dan kurang menimbulkan bau. erdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi men#adi sampah organik dan sampah anorganik. $enelitian mengenai sampah padat di ndonesia menun#ukkan bahwa *0merupakan sampah organik, dan diperkirakan +*- dari sampah tersebut dapat digunakan kembali. enurut urtadho dan Said (19*+), sampah s ampah organik di bedakan men#adi sampah organik yang mudah membusuk (misal" sisa makanan, sampah sayuran dan kulit buah) dan s ampah organi yang tidak mudah membusuk (misal " plastik dan kertas). /egiatan atau akti%itas pembuangan sampah merupakan kegiatan yang tanpa akhir. leh karena itu diperlukan system pengelolaan sampah yang baik. Sementara itu, penanganan sampah perkotaan mengalami kesulitan dalam hal pengumpulan sampah dan dan upaya mendapatkan tempat atau lahan yang benar!benar aman (Soeryani et al, 199+). aka pengelolaan sampah dapat dilakukan seara pre%enti%e, yaitu memanfaatkan sampah salah satunya seperti usaha pengomposan ('amanhuri, 19**). 19**). Pengertian Kompos
/ompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki memiliki nisbah 23 yang rendah. ahan yang yang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah 23 sekitar 40, sedangkan kompos yang dihasilkan memiliki nisbah 23 5 60. ahan organik yang memiliki nisbah 23 #auh lebih tinggi di atas 40 akan terombak dalam waktu yang lama, sebaliknya #ika nisbah tersebut terlalu rendah akan ter#adi kehilangan 3 karena menguap selama sela ma proses perombakan berlangsung. /ompos yang dihasilkan dengan fermentasi menggunakan teknologi mikrobia efektif dikenal dengan nama bokashi. 'engan ara ini proses pembuatan kompos kompos dapat berlangsung lebih singkat dibandingkan ara kon%ensional.
$engomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia agar mampu memperepat proses dekomposisi bahan organik. 7ang dimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan #asad renik lainnya. ahan organik disini merupakan bahan untuk baku kompos ialah #erami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan2 ternak dan sebagainya. ara pembuatan kompos bermaam‐maam tergantung" keadaan tempat pembuatan, buaday orang, mutu yang diinginkan, #umlah kompos yang dibutuhkan, maam bahan yang tersedia dan selera si pembuat. $erlu diperhatikan dalam proses pengomposan ialah kelembaban timbunan bahan kompos. /egiatan dan kehidupan mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang ukup, tidak terlalu kering maupun basah atau tergenang. Aerasi timbunan. Aerasi berhubungan erat dengan kelengasan. Apabila terlalu anaerob mikrobia yang hidup hanya mikrobia anaerob sa#a, mikrobia aerob mati atau terhambat pertumbuhannya. Sedangkan bila terlalu aerob udara bebas masuk ke dalam timbunan bahan yang dikomposkan umumnya menyebabkan hilangnya nitrogen relatif banyak karena menguap berupa 384. emperatur harus di#aga tidak terlampau tinggi (maksimum :0 0). Selama pengomposan selalu timbul panas sehingga bahan organik yang dikomposkan temparaturnya naik; bahkan sering te mperatur menapai :0 0. $ada temperatur tersebut mikrobia mati atau sedikit sekali yang hidup.
$ada dasarnya kompos dapat meningkatkan kesuburan kimia dan fiisik tanah yang selan#utnya akan meningkatkan produksi tanaman. $ada tanaman hortikultura (buah ‐ buahan, tanaman hias, dan sayuran) atau tanaman yang sifatnya perishable ini hampir tidak mungkin ditanam tanpa kompos. 'emikian #uga di bidang perkebunan, penggunaan kompos terbukti dapat meningkatkan produksi tanaman. 'i bidang kehutanan, tana man akan tumbuh lebih baik dengan kompos. Sementara itu, pada perikanan, umur pemeliharaan ikan berkurang dan pada tambak, umur pemeliharaan + bulan men#adi =‐: bulan. /ompos membuat rasa buah‐ buahan dan sayuran lebih enak, lebih harum dan lebih masif. 8al inilah yang mendorong perkembangan tanaman organik, selain lebih sehat dan aman karena tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia rasanya lebih baik, lebih getas, dan harum. $enggunaan kompos sebagai pupuk organik sa#a akan menghasilkan produkti%itas
yang terbatas. $enggunaan pupuk buatan sa#a (urea, S$, $, 3$/) #uga akan memberikan produkti%itas yang terbatas. 3amun, #ika keduanya digunakan saling melengkapi, akan ter#adi sinergi positif. $rodukti%itas #auh lebih tinggi dari pada penggunaan #enis pupuk tersebut seara masing‐masing. Selain itu, air lindi yang dianggap menemarkan sumur di lingkungan $A dapat di#adikan pupuk air atau diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke saluran umum. /euntungan lainnya dengan dihilangkannya $A (tempat pembuangan akhir) dan diganti dengan $/ (tempat pengolahan kompos) alias pabrik kompos, lahan untuk sampah ini tidak berpindah‐ pindah, ukup satu tempat untuk kegiatan yang berkesinambungan. agaimana /ompos er#adi> Sampah organik seara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai #enis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan #amur. $roses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban. akin ook kondisinya, makin epat pembentukan kompos, dalam ? @ : minggu sudah #adi. Apabila sampah organik ditimbun sa#a, baru berbulan ‐ bulan kemudian men#adi kompos. 'alam proses pengomposan akan timbul panas krn akti%itas mikroba. ni pertanda mikroba mengunyah bahan organik dan merubahnya men#adi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah ?=‐:=.ika terlalu panas harus dibolak ‐ balik, setidak ‐tidaknya setiap + hari. Pengelolaan Sampah Dengan Membuatnya Menjadi Kompos
Salah satu dari pola hidup hi#au yang dapat kita laksanakan adalah mengelola sampah organik rumah tangga, dengan membuatnya men#adi kompos. /ompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik. $embuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas dan tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya. 8anya memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin, tidak merepotkan bahkan selain mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli.
1. $ilahkan sampah organik ( sampah dapur dan halaman ) dan sampah non organik, komposisi terbesar dari sampah rumah tangga sekitar +0- sebenarnya adalah sampah organik dan ini bisa ditahan di rumah, dan diolah men#adi kompos. enis sampah organik yang bisa diolah men#adi kompos itu adalah sampah sayur baru sisa sayur basi, tapi ini harus diui dulu, peras, lalu buang airnya sisa nasi sisa ikan, ayam, kulit telur sampah buah ( anggur, kulit #eruk, apel dll ). 'alam keadaan terpotong6. tidak termasuk kulit buah yang keras seperti kulit salak.
6. Sampah organik yang tidak bisa diolah " protein seperti daging, ikan, udang, #uga lemak, santan, susu (karena mengundang lalat sehingga tumbuh belatung ) bi#i!bi#i yang utuh atau keras seperti bi#i salak, asam, lengkeng, alpukat dan se#enisnya. uah utuh yang tidak dimakan karena busuk dan berair seperti pepaya, melon, #eruk, anggur.
/ompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. ikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. anah akan men#adi lebih gembur. anaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. $engomposan merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah padat organik (organik solid waste) yang dapat diterapkan di ndonesia, mengingat bahan baku terutama sampah perkotaan (muniipal waste) tersedia berlimpah, dan teknologi tepat guna untuk proses pengomposan pun telah ukup dikuasai.
'ari sisi kepentingan lingkungan, pengomposan dapat mengurangi %olume sampah perkotaan yang dibuang ke empat $embuangan Akhir ($A), karena sebagian di antaranya khususnya sampah padat organik dimanfaatkan ‐ulang dan diolah men#adi kompos. 'ari sisi ekonomi, pengomposan sampah padat organik mengan‐dung arti, bahwa barang yang semula tidak memiliki nilai ekonomis dan bahkan memerlukan biaya yang ukup mahal untuk menangani ‐ nya serta akhir ‐akhir ini sering menimbulkan masalah sosial, ternyata dapat diubah men#adi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis ukup men#an#ikan.
Spesifikasi Kompos
A. /andungan 8ara /ompos yang baik mengandung unsur hara makro 3itrogen B 1,= - , $6= ($hosphat) B 1 - dan /60 (/alium ) B 1,= -, disamping unsur mikro lainnya. 23 ratio antara 1= ‐60 , diatas atau dibawah itu kurang baik.
6. /ompos plus mikroba (pengikat 3 dan pelepas $). $upuk yang telah diperkaya ini #uga diperuntukkan untuk lahan pertanian organik, namun #uga dapat digunakan untuk lahan pertanian nonorganik (biasa). 4. /ompos plus pupuk buatan. $upuk ini hanya dapat digunakan untuk lahan pertanian non organi.
/ompos apabila dilihat dari proses pembuatannya dapat dibagi men#adi 6 maam, yaitu " /ompos yang diproses seara alami, dan /ompos yang diproses dengan ampur tangan manusia. 7ang dimaksud dengan pembuatan kompos seara alami adalah pembuatan kompos yang dalam proses pembuatannya ber#alan dengan sendirinya, dengan sedikit atau tanpa ampur tangan manusia. anusia hanya membantu mengumpulkan bahan, menyusun bahan, untuk selan#utnya proses omposting 2 pengomposan ber#alan dengan sendirinya. /ompos yang dibuat seara alami memerlukan waktu pembuatan yang lama, yaitu menapai waktu 4 @ ? bulan bahkan ada yang menapai : bulan dan lebih. 7ang dimaksud dengan pembuatan kompos dengan ampur tangan manusia adalah pembuatan kompos yang se#ak dari penyiapan bahan (pengadaan bahan dan pemilihan bahan), perlakuan terhadap bahan, penampuran bahan, pengaturan temperatur, pengaturan kelembaban dan pengaturan konsentrasi oksigen, semua dilakukan dibawah pengawasan manusia.
$roses pembuatan kompos yang dibuat dengan ampur tangan manusia biasanya dibantu dengan penambahan bio ‐akti%ator pengurai bahan baku kompos. Akti%ator pembuatan kompos terdapat bermaam‐maam merk dan produk, tetapi yang paling penting dalam menentukan akti%ator ini adalah bukan merk akti%atornya, akan tetapi apa yang terkandung didalam akti%ator tersebut, berapa lama akti%ator tersebut telah diu#i obakan, apakah ada pengaruh dari unsur akti%ator tersebut terhadap manusia, terhadap ternak, terhadap tumbuh‐ tumbuhan maupun pengaruh terhadap organisme yang ada di dalam tanah atau dengan kata lain pengaruh terhadap lingkungan hidup disamping itu #uga harus dilihat hasil kompos seperti apa yang diperoleh.
u#uan dari pembuatan kompos yang diatur seara ermat seperti sudah disinggung diatas adalah untuk mendapatkan hasil akhir kompos #adi yang memiliki standar kualitas tertentu. 'iantaranya adalah memiliki nilai 23 ratio antara 10 @ 16. /elebihan dari ara pembuatan kompos dengan ampur tangan manusia dan menggunakan bahan akti%ator adalah proses pembuatan kompos dapat diperepat men#adi 6 @ ? minggu.
etode $embuatan /ompos erdapat beberapa metoda pembuatan kompos yang umum dilakukan, yaitu
1. Dind ow system 6. Aerated Stati $ile 4. n Eessel /etiga sistem ini telah banyak dioperasionalkan seara luas. 'ari ke tiga sistim ini mana yang dapat menghasilkan kompos yang terbaik tidaklah penting, karena masing ‐masing sistim mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing ‐masing.
Sistem Dindrow Dindrow sistim adalah proses pembuatan kompos yang paling sederhana dan paling murah. ahan baku kompos ditumpuk meman#ang , tinggi tumpukan 0.: sampai 1 meter, lebar 6 ‐= meter. Sementara itu pan#angnya dapat menapai ?0 @ =0 meter. Sistim ini memanfaatkan sirkulasi udara seara alami. ptimalisasi lebar, tinggi dan pan#ang nya tumpukan sangat dipengaruhi oleh keadaan bahan baku, kelembaban, ruang pori, dan sirkulasi udara untuk menapai bagian tengah tumpukan bahan baku. dea lnya adalah pada tumpukan bahan baku ini harus dapat melepaskan panas, untuk mengimbangi pengeluaran panas yang ditimbulkan sebagai hasil proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Dindrow sistim ini merupakan sistim proses komposting yang baik yang telah berhasil dilakukan di banyak tempat untuk memproses pupuk kandang, sampah kebun, lumpur selokan, sampah kota dll.
Sistem n Eessel Sistim yang ke tiga adalah sistim n Eessel omposting. 'alam sistim ini dapat mempergunakan kontainer berupa apa sa#a, dapat silo atau parit meman#ang. /arena sistim ini dibatasi oleh struktur kontainer, sistim ini baik digunakan untuk mengurangi pengaruh bau yang tidak sedap seperti bau sampah kota. Sistim in %essel #uga mempergunakan pengaturan udara sama seperti sistim Aerated Stati $ile. Sistim ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu pengeluaran kompos #adi yang berbeda. Standarisasi $embuatan /ompos 'engan mengetahui bahwa kualitas kompos sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan, sedangkan proses pengolahan kompos sendiri sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan perbandingan dan 3 bahan baku, maka untuk menentukan standarisasi kompos adalah dengan membuat standarisasi proses pembuatan kompos serta standarisasi bahan baku kompos, sehingga diperoleh kompos yang memiliki standar tertentu. Setelah standar ampuran bahan baku kompos dapat dipenuhi yaitu kelembaban ideal =0 @ :0 persen dan mempunyai perbandingan 2 3 bahan baku 40 " 1, masih terdapat hal lain yang harus sangat diperhatikan selama proses pembuatan kompos itu berlangsung, yaitu harus dilakukan pengawasan terhadap temperature, kelembaban, odor atau aroma, dan p8. $engamatan emperatur emperatur adalah salah satu indikator kuni di dalam pembuatan kompos. 1. Apakah panasnya naik > 6. Sampai temperatur berapa panas yang dapat diapai > 4. 'alam berapa lama panas tersebut dapat diapai > ?. erapa lama panas tersebut dapat berlangsung > =. Apa arti dari keadaan‐keadaan tersebut > :. ampuran bahan‐ bahan seperti apa yang dapat mempengaruhi profil temperatur > $anas ditimbulkan sebagai suatu hasil sampingan proses yang dilakukan oleh mikroba untuk mengurai bahan organik. emperatur ini dapat digunakan untuk mengukur seberapa baik sistim pengomposan ini beker#a, disamping itu #uga dapat diketahui se#auh mana dekomposisi telah ber#alan. Sebagai ilustrasi, #ika kompos naik sampai temperatur ?0F @ =0F, maka dapat disimpulkan bahwa ampuran bahan baku kompos ukup mengandung bahan 3itrogen dan arbon dan ukup mengandung air (kelembabannya ukup) untuk menun#ang pertumbuhan miroorganisme. $engamatan temperatur harus dilakukan dengan menggunakan alat http"22syahdianto.blogspot.om260142092pengolahan!sampah!organik!dengan!ara.html diakses pada abu,1* aret 601=, :"6* D