1. Pengertian Tunarungu Tunarungu Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran. Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan dari segi pendengaran sehingga memerlukan pelayanan khusus. khusus. Menurut Menurut Dwidjosumar Dwidjosumarto to (Soemantr (Soemantri, i, 199!1"#$ 199!1"#$ bahwa %seseorang %seseorang yang tidak atau kurang kurang mampu mampu menden mendengar gar suara suara dikata dikatakan kan tunaru tunarungu ngu&. &. Sedang Sedangkan kan Soeman Soemantri tri (199! (199!1" 1"$$ mengatakan mengatakan bahwa bahwa %tunarung %tunarungu u adalah adalah sebagai sebagai suatu suatu keadaan keadaan kehilanga kehilangan n pendengara pendengaran n yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya&. pendengarannya&. 'etunarunguan tidak saja terbatas pada kehilangan pendengaran sangat berat, melainkan seluru seluruh h tingka tingkatt kehila kehilanga ngan n pende pendenga ngaran ran dari dari tingka tingkatt ringan ringan,, sedang sedang berat, berat, sanga sangatt berat. berat. Selanjutnya Moores (Depdikbud, ##)!$ mende*inisikan ketunarunguan yaitu! Seseorang dikatakan tuli (deaf $ apabila kehilangan kemampuan mendengar pada tingkat +# d -S atau atau lebih lebih sehingga sehingga ia tidak tidak dapat dapat mengar mengartik tikan an pembi/a pembi/araa raan n orang orang lain melalui melalui pendengarannya pendengarannya baik dengan ataupun tanpa alat bantu mendengar. Sedangkan seseorang dikata dikataka kan n kurang kurang dengar dengar (hard hard of hearin hearing g $ bila bila kehila kehilanga ngan n penden pendengar garan an pada pada ) d -S sehi sehing ngga ga ia meng mengal alam amii kers kersul ulit itan an untu untuk k mema memaha hami mi pemb pembi/ i/ar araa aan n oran orang g lain lain mela melalu luii pendengarannya pendengarannya baik dengan ataupun ataupun tanpa alat bantu mendengar mendengar Dari Dari pendap pendapat at di atas atas dapat dapat didesk dideskrip ripsik sikan an bahwa bahwa ketuna ketunarun rungua guan n seseor seseorang ang diukur diukur berdasarkan tingkat kemampuan mendengar. Seseorang dikatakan tunarungu apabila kehilangan kemamp kemampuan uan mende mendenga ngarr pada pada tingka tingkatt +#0) +#0) d -S. -S. Dengan Dengan kata kata lain lain bahwa bahwa kehila kehilanga ngan n kemampuan mendengar pada tingkat kurang dari ) d -S tidak dikategori tunarungu atau pendengarannya pendengarannya normal. Semantara itu, eward 2 rlansky (Depdikbud, ##)!$ memberikan batasan mengenai ketunarunguan sebagai berikut. Tuli (deaf (deaf $ diartikan sebagai kerusakan sensori yang menghambat seseorang untuk menerima rangsangan semua jenis bunyi dan sebagai suatu kondisi dimana suara0suara tidak dipahami walau dibantu dengan alat bantu dengar. Sedangkan kurang dengar ( hard of hearing $ adalah seseorang seseorang kehilanga kehilangan n pendengar pendengaran an se/ara se/ara nyata nyata yang memerluka memerlukan n penyesuaia penyesuaian0pen n0penyesu yesuaian aian khusus. erdasarkan batasan di atas, dapat dipaparkan bahwa seseorang disebut tuli apabila sara* penerima rangsangan bunyi3suara mengalami kerusakan sedemikian rupa sehingga tidak mampu mendengar bunyi3suara walaupun dibantu alat dengar bantu, sedangkan seseorang disebut kurang dengar apabila kurang mampu memahami bunyi sehingga memerlukan penyesuaian khusus. Selanjuntya allahan 2 'au**man (ernawati, ##+!1#1) mengemukakan bahwa
rang yang tuli (a deaf person$ adalah orang yang mengalami ketidakmampuan mendengar, sehingga mengalami hambatan dalam memproses in*ormasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau tanpa menggunakan alat bantu dengar ( hearing aid $. Sedangkan orang yang kurang dengar (a hard of hearing person$ adalah seseorang yang biasanya menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya /ukup memungkinkan untuk keberhasilan memproses in*ormasi bahasa, artinya apabila orang yang kurang dengar tersebut menggunakan hearing aid , ia masih dapat menangkap pembi/araan melalui pendengarannya. atasan di atas dapat diuraikan bahwa seseorang yang tuli adalah mereka yang tidak bisa lagi mendengar suara walaupun telah dibantu dengan alat bantu dengar, sedangkan orang yang kurang dengar adalah mereka yang masih memiliki kemampuan mendengar bunyi pada *rekuensi tertentu dan apabila dibantu dengan alat bantu dengar kemampuan mendengarnya semakin baik. 4onni5 (Depdiknas, ##)!$ se/ara rin/i mengemukakan bahwa anak tunarungu adalah &anak yang kehilangan seluruh atau sebagian pendengarannya sehingga tidak mampu berkomunikasi se/ara 6erbal walaupun dibantu dengan alat bantu mendengar mereka tetap membutuhkan pelayanan khusus&. Sedangkan menurut 7otoatmojo (1989! )$ mengemukakan bahwa anak tunarungu adalah yang sudah tuli total, mereka yang tidak mendengar sama sekali atau mereka yang pendengarannya demikian rusak&. Senada pula batasan yang dikemukakan Salim (Soemantri:199!1"#$ bahwa! Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak ber*ungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. -a memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk men/apai kehidupan lahir batin yang layak. Dari berbagai batasan yang dikemukakan beberapa pakar ketunarunguan maka dapat disimpulkan bahwa ketunarunguan adalah suatu keadaan atau derajat kehilangan pendengaran yang meliputi seluruh gradasi ringan, sedang, berat dan sangat berat yang dikelompokkan dalam dua golongan besar yaitu tuli (lebih dari 9# d$ dan kurang dengar (kurang dari 9# d$ yang walaupun telah diberikan alat bantu mendengar masih tetap memerlukan pelayanan khusus.
2. Klasifikasi Ketunarunguan ;ada umumnya klasi*ikasi anak tunarungu dibagi atas dua golongan atau kelompok besar yaitu tuli dan kurang dengar. 'lasi*ikasi anak tunarungu menurut Samuel A. 'irk (Somad dan ernawati!199
<=+# db ! anya bisa mendengar suara dari jarak yang dekat, masih punya sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bi/ara dengan menggunakan alat bantu dengar serta dengan /ara yang khusus (tergolong tunarungu berat$ +1 = 9# db ! anya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat kadang0kadang dianggap tuli, membutuhkan pendidikan khusus yang intensi*, membutuhkan alat bantu dengar dan latihan bi/ara se/ara khusus (tergolong tunarungu berat$ 91 db ! Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuk proses menerima in*ormasi dan yang bersangkutan diangap tuli (tergolong tunarungu berat sekali$. Dari pendapat di atas dapat deskripsikan bahwa ketunarunguan diklasi*ikasikan menjadi tunarungu ringan dengan tara* pendengaran +="# d, tunarungu sedang dengan tara* pendengaran "10 d, tunarungu berat dengan tara* pendengaran <=9# d serta tunarungu sangat berat dengan tara* pendengaran <=9# d serta tunarungu sangat berat dengan tara* pendengaran lebih dari 91 d. >angguan pada organ pendengaran bisa terjadi pada telinga luar, tengah, maupun telinga bagian dalam. Smith 2 7eisworth (ernawati, ##+!11#$ mengklasi*ikasi tunarungu berdasarkan tempat terjadinya kerusakan pendengaran yaitu! 1. Tunarungu tipe kondukti* yaitu hilangnya pendengaran diakibatkan adanya gangguan pada telinga luar dan tengah,sehingga menghambat jalannya suara ke telinga bagian dalam .
Tunarungu sensorineural diakibatkan gangguan pada telinga bagian dalam serta syara* pendengaran.
).
Tunarungu /ampuran merupakan perpaduan antara tipe kondukti* dan sensorineural. Myklebust (Abdurra/hman dan Sudjadi, 199
tingkat kehilangan pendengaran dengan menggunakan pendengaran de/iel (d$ sebagai hasil pengukuran dengan alat audiometer standar -S ( International Standart Organization), yaitu! %sangat ringan (+0"# d$, ringan ("10 d$, sedang (<0+# d$, berat (+109# d$, sangat berat (91 d ke atas$&. Selanjutnya Myklebust (Abdurra/hman dan Sudjadi, 199
. Anak yang kurang dengar atau anak yang mengalami kehilangan sebagian kemampuan mendengar, akan tetapi ia masih mempunyai sisa pendengaran dan penggunaan alat bantu dengar memungkinkan keberhasilan serta membantu proses in*ormasi bahasa melalui pendengaran. 'lasi*ikasi anak tunarungu sesuai dengan tara* ketunarunguannya (Somad dan ernawati, 1. . ). ".
. <.
199allagher (ernawati, ##+!11#$ mengelompokkan ketunarunguan berdasarkan waktu terjadi pada masa prabahasa dan pas/a bahasa yaitu! 1. 'etunarunguan prabahasa ( prelingual deafness$, merupakan kehilangan pendengaran yang terjadi sebelum kemampuan bi/ara dan bahasa berkembang. .
'etunarunguan pas/a bahasa (post lingual dea*ness$, merupakan kehilangan pendengaran yang terjadi setelah berkembangnya kemampuan bi/ara dan bahasa se/ara spontan. erdasarkan klasi*ikasi di atas, maka dapat dideskripsikan bahwa ketunarunguan terjadi
sebelum anak memiliki kemampuan berbahasa. -ni berarti ketunarunguan terjadi sejak sebelum lahir hingga masa kanak0kanak, sedangkan ketunarunguan terjadi sesudah anak memiliki kemampuan berbahasa artinya bahwa ketunarunguan terjadi setelah masa kanak0kanak hingga dewasa. Adapun klasi*ikasi yang berman*aat bagi pelayanan pemberian pendidikan ialah klasi*ikasi menurut pengukuran audimetris, hal itu sesuai dengan pendapat Sastrawinata (199+! 1)$ sebagai berikut ! 1. Tunarungu tara* ringan (1 0 d$
Anak tunarungu pada tara* ini masih dapat belajar bersama0sama anak0 anak pada umumnya dengan menggunakan alat bantu pendengaran, penempatan yang keempat yaitu anak harus disuruh duduk dipaling depan. . Tunarungu tara* sedang (< 0 # d$ Anak tunarungu pada tara* ini sudah memerlukan pendidikan khusus dengan latihan bi/ara, memba/a ujaran3memba/a bibir dan latihan mendengar dengan memakai alat bantu pendengaran. ). Tunarungu tara* berat (1 0 + d$ Anak tunarungu pada tara* ini sudah harus mengikuti program pendidikan di sekolah luar biasa dan dengan mengutamakan pelajaran bahasa, bi/ara dan memba/a ujaran, penggunaan alat tetapi masih bisa dipakai di jalan jalan raya untuk bunyi klakson maupun untuk bunyi yang bernada tinggi. ". Tunarungu tara* berat sekali (+ d ke atas$ Anak tunarungu pada tara* ini lebih mengutamakan program pendidikan kejuruan meskipun pelajaran bahasa dan bi/ara masih dapat diberikan kepadanya. ;enggunaan alat bantu pendengaran biasanya tidak memberikan man*aat baginya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua kelompok tunarungu yaitu tuli dan kurang dengar. Tuli adalah kehilangan kemampuan mendengar sehingga indera pendengaran dan alat bi/ara tidak ber*ungsi sama sekali, sedangkan kurang dengar adalah indera pendengaran kurang baik begitu pula alat bi/aranya, tetapi masih ber*ungsi baik menggunakan alat bantu maupun terapi bi/ara. 3. Karakteristik Tunarungu
'arakteristik anak tunarungu merupakan /iri khas bagi semua anak tunarungu. 'ekhasan /iri *isik, psikis, dan sosial pada anak tunarungu merupakan merupakan akibat langsung dari kelainan
yang
disandangnya.
Menurut
Sastrawinata (199+!$
bahwa
karakteristik
tunarungu sebagai berikut. (1$ egosentrisme yang melebihi anak normal ($ mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas, ()$ ketergantungan terhadap orang lain ("$ perhatian mereka lebih sukar dialihkan ($ mereka umumnya memiliki si*at yang polos, sederhana dan tanpa banyak masalah, (<$ mereka lebih mudah marah dan /epat tersinggung. Depdiknas (##):)$ menguraikan karakteristik kognisi anak tunarungu adalah sebagai berikut. 1. 'emampuan 6erbal anak tunarungu lebih rendah dibandingkan kemampuan 6erbal anak mendengar . Performance -? anak tunarungu sama dengan anak mendengar ). Daya ingat jangka pendek anak tunarungu lebih rendah daripada anak mendengar terutama pada in*ormasi yang bersi*at suksesi3berurutan ". 7amun pada in*ormasi serempak antara anak tunarungu dan anak mendengar tidak ada perbedaan . Daya jangka panjang hampir tidak ada perbedaan, walau prestasi akhir biasanya lebih rendah. Sedangkan 7ur@aeni (199+!119$ mengemukakan beberapa karakteristik anak tunarungu, yakni!
(1$sering tampak bingung atau melamun, ($ sering bersi*at a/uh tak a/uh ()$ kadang bersikap agresi* ("$ perkembangan sosialnya terhambat ($ keseimbangan kurang, (<$ kepalanya sering miring (+$ sering meminta agar orang mau mengulang kalimatnya (8$ jika berbi/ara sering membuat suara0suara tertentu (9$ jika bi/ara sering menggunakan tangan (1#$ ika bi/ara sering keras, lemah, sangat monoton, tidak tepat, dan kadang0kadang menggunakan suara hidung. Somad 2 ernawati (199
memiringkan
kepala
dalam
usaha
mendengar.
7amun
memiliki
persamaan
dalam performance -? dan daya ingat jangka panjang. d. Penyebab Ketunarunguan
rown seperti dikutip oleh eward 2 rlansky (Abdurra/hman dan Sudjadi,199
Materna Cubella (/ampak$ pada waktu ibu mengandung mudah terkena penyakit /ampak sehingga dapat menyebabkan rusaknya pendengaran anak:
.
aktor keturunan yang tampak dari adanya beberapa anggota keluarga yang mengalami kerusakan pendengaran.
).
Ada komplikasi pada saat dalam kandungan dan kelahiran prematur, berat badan kurang, bayi lahir biru dan sebagainya.
".
Meningitis (radang otak$ sehingga ada sema/am bakteri yang dapat merusak sensiti6itas alat dengar dibagian dalam telinga.
.
'e/elakaan3trauma atau penyakit.
erdasarkan paparan di atas dapat dideskripsikan bahwa ketunarunguan disebabkan oleh *aktor keturunan, *aktor penyakit dan *aktor ke/elakaan. -ni berarti keluarga yang mempunyai riwayat ketunarunguan, kemungkinan mempunyai anak yang mengalami kelainan ketunarunguan. Sedangkan ketunarunguan yang disebabkan penyakit maupun ke/elakaan kemungkin tidak diturunkan kepada anak. Menurut oothroyd (Abdurra/hman dan Sudjadi, 199
'arena keturunan, ada *a/tor0*aktor yang dibawah oleh orang tua.
.
'arena penyakit, yaitu ibu pada waktu mengandung mudah menderita suatu penyakit seperti rubella
).
'arena obat0obatan, kadang0kadang ibu yang sakit banyak meminum obat sehingga dapat berpenagaruh pada perkembangan alat dengar anak yang masih dalam kandungan, dan juga pada anak yang terlalu banyak minum obat atau salah ukurannya dapat mengganggu alat denagranya.
".
'arena kondisi traumatis seperti kurang giEi, radiasi, kekurangan oksigen, pada saat kelahiran premature, atau karena mendengar ledakan yang terlalu kuat dan kebisingan.
Abdurra/hman dan Sudjadi (199
$ aktor luar diri anak, *aktor penyebab ketunarunguan yang berasal dari luar diri anak adalah! a. -n*eksi saat kelahiran b. Meningitis atau radang selaput otak /. titis media (radang telinga bagian tengah$ menimbulkan nanah dan nanah tersebut menggumpal dan mengganggu hantaran bunyi d. ;enyakit lain atau ke/elakaan yang dapat Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ketunarunguaan disebabkan oleh *aktor dari dalam diri anak maupun disebabkan oleh *aktor dari luar atau lingkungan anak yang waktu terjadinya pada saat sebelum lahir, saat lahir dan setelah lahir. erbagai *aktor penyebab ketunarungun disebabkan karena penyakit atau karena ke/elakaan.
Diposkan oleh anggitosaputra di #.1) 'irimkan -ni lewat BmaillogThisFerbagi ke Twittererbagi ke a/ebook http://anggitosaputra.blogspot.com/2012/06/konsep-tunarungu.html Me nu r u tEd j aSa j a ahd anDa r j oSu k a r j a( 1 99 5,h al .4 8) ,” Pa dau mu n y ap en de ng a r a n a na kt u nar u ng ub e r p en ga r a uht e r h ad apk e ma pu anb er b ah s an y a ,a na t a r al a i n :Mi s k i nd al a m k o s ak a t a ,s u l i tme ng ar t i k a nu ng k ap an u ng k ap any a ng me ng an du ng k i a s an ,s u l i tme ng ar t i k a n k a t a -k a t aab s t r a kk ur a ngme ng ua s ai i r a made ng anga y aba ha s a” .
Dari ketunarunguan terjadi hambatan pada anak dalam pendidikannya, yaitu! Pertama, konsekuensi akibat gangguan pendengaran atau tuna rugu tersebut bahwa penderitaannya akan mengalami kesulitan dalam menerima segala ma/am rangsang atau peristiwa bunyi yang ada di sekitrnya. Kedua, akibat kesulitan menerima rangsang bunyi, konsekuensinya penderita tuna rungu akan mengalami kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat di sekitarnya. (Mohammad B*endi, ##<, hal. +$. Dari uraian di atas, maka kehilangan pendengaran bagi seseorang sama halnya mereka telah kehilangan sesuatu yang berarti, sebab pendengaran merupakan kun/i utama pembuka tabir untuk dapat meniti tugas perkembanganya se/ara optimal. Atas dasar itulah anak tuna rugu yang belum terdidik dengan baik, tampak pada dirinya seperti terbelakang, walaupun hal itu sebenarnya masih semu, serta tampak tidak komunikati*. Memperhatikan keterbatasan kemampuan anak tuna rungu dari aspek kemampuan bahasa dan bi/aranya, maka sejak awal masuk sekolah pengembangan kemampuan bahasa dan bi/ara menjadi skala prioritas program pendidikannya. ;endekatan yang laEim digunakan untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan bi/ara anak tuna rungu, yaitu oral dan isyarat. Selama ini pendekatan yang digunakan dalam pendidikan se/ara kontro6ersial, sebab masing0masing institusi punya dasar *iloso*i yang berbeda. Menurut Sunaryo 'artadinata (199<, hal. 8#$, dampak tuna rungu wi/ara sehubungan dengan karakteristik anak tuna rungu yaitu! %miskin dalam kosakata, sulit memahami kata0kata abstrak, sulit mengartikan kata0kata yang mengandung kiasan, adanya gangguan bi/ara maka hal ini merupakan sumber masalah pokok bagi anak tuna rungu wi/ara.& Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kehilangan pendengaran bagi seseorang sama halnya mereka telah kehilangan sesuatu yang berarti, sebab pendengaran merupakan kun/i utama pembuka tabir untuk dapat meniti tugas perkembanganya se/ara optimal. Gsaha yang
mungkin akan mendorong anak tuna rungu dapat bersekolah dengan /epat adalah mengikuti pendidikan pada sekolah normal3biasa dan disediakan program0program khusus bila mereka tidak mampu mempelajari bahan pelajaran seperti anak normal.
................................................................................................................................... Anak Tunawicara
Bicara dan bahasa merupakan alat komunikasi. Komunikasi sendiri merupakan prosesenconding
( m engirim
pesan
dalam
bentuk yang
dapat
dipahami)
dan
proses deconding (menerima dan memahami pesan). Komunikasi aelalu melibatkan pengiriman dan penerimaan berita, namun tidak selalu melibatkan bahasa.
Secara umum kelainan bicara dan bahasa adalah hambatan dalam komunikasi verbal yang eekti, sedemikian rupa sehingga pemahaman akan bahasa yang diucapkan berkurang. !aniestasi kelainan bicara dapat dalam bentuk"bentuk yang berbeda seperti terlambat berbicara, pemakaian bahasa dibawah usia, kegan#ilan dalam artikulasi , penggunaan bahasa yang aneh, gagap. $ntonasi suara atau kualitas suara yang lain dari biasanya, ketidakmampuan menggunakan kata"kata yang tepat, ekspresi diri yang buruk, sedikit Berbicara.
A. BATASAN KELAINAN BICARA DAN BAHASA
Berdasarkan kategori yang dikemukakan oleh American Speech-Language Hearing Association ( dalam halaman dan Kauman, %&&'), kelainan bicara dapat digolongkan sebagai berikut
. kelainan Komunikasi, meliputi a.
Kelainan bicara, yaitu
•
kelainan suara
•
Kelainan artikulasi
•
*angguan kelancangan berbicara
b.
Kelainan bahasa
Bentuk bahasa
$si bahasa +ungsi bahasa
%.
ariasi
dalam
komunikasi,
meliputi a. -erbedaan
komunikasi
dialek b. Komunikasi tambahan (augmentative communication systems) I. Kelainan Suara Salah satu aspek dari ekspresi verbal adalah kualitas suara pembicara. Bicara normal memliki variasi dalam nada (tone), alunan dan volume suara yang sesuai. -ada beberapa orang, pola kontrol dan variasinya terganggu sehingga kualitas suara terlalu keras atau lembut, terlalul rendah atau terlalu tinggi nadanya atau tampak Sstereotipi.
II. Kelainan Artikulasi /artwright, dan 0ard, 12 (dalam 0oololk, 112) mengatakan bahwa kelainan artikulasi meliputi kesalahan"kesalahan dimana anak mendistrosikan bunyi kata (shup untuk
sup), mensubsitusikan
bunyi
suatu
kata
dengan
lainya (cenang
untuk
senang,menambahkan bunyi yang tidak relevan terhadap suatu kata (ider untuk ide), atau menghilangkan suatu bunyi pada sebuah kata ( sa-it untuk sakit). !asalah artikulasi lain yang sering ter#adi adalah 3alling, dimana bunyi r dan l didistrosikan.
!asalah"masalah dalam artikulasi adalah karakteristik umum yang muncul dalam perkembangan bicara. Semua anak memproduksikan sewaktu bela#ar bericara. !isalnya, sebagian besar anak yang berbhasa inggris baru berhasil membunyikan semua bunyi ahasa inggris pada usia ' sampai 2 tahun (dalam 0oololk, 112). Bila masalah ini menetap esmentara usianya semakin besar maka ini akan mengganggu, karena menghambat komunikasi yang #elas dapat menyebabkan rustasi, baik pada pembicara maupun pendengar.
III. Gangguan Kelainan Bicara !asalah yang paling dikenal adalah ketidak teraturan dalam “timing” bicara. 4al ini biasanya disebabkan ketidak mampuan dalam mengontrol pernapasan saat berbicara. /ontoh stuttering (gagap).
IV. Kelainan Bahasa
Sering dikenal dengan e5spressive aphasia atau severe language delay. Suatu kelainan bahasa biasanya disebabkan oleh disungsi susunan syara pusat yang menghalangi pemahaman atau penggunaan kata"kata. Aphasia adalah suatu istilah yang menun#ukan ketidakmampuan dalam mengguanakan kata"kata. Aphasia reseptif , bila kemampuan tersebutn menghalangi pemahaman bahasa lisan. Aphasia ekspresif bila tidak mampu menemukan kata yang tepat untuk mengekspresiakan suatu ide atau berkomunikasi secara verbal. Kedua tipe aphasia ini dapat ter#adi pada orang yang sama dan dapt ter#adi tanpa disadari oleh orang yang bersangkutan.
*angguan ini bisa bersiat luas dan melibatkan gangguan a)
bentuk bahasa (onologi, morologi, sintaks)
b)
isi bahasa (semantic)
c)
ungsi bahasa dalam komunikasi (pragmatic)
B. KARAKTERISTIK
-revalensi kelainan bicara dan bahasa sulit dihitung karena #enis gangguan dan #enos kelainanya sangat bervariasi dan luas, sulit diidentiikasi, serta seringkali te#adi sebagai bagian dari kelainan lainya (4allahan dan Kauman, %&&', p. %21). 6amun mereka mengestimasi bahwa sekitar &"78 anak"anak pra sekolah dan ' 8 siswa sekolah dasar dan menengah pertama mengalami gangguan bicara, sedangkan gangguan bahasa dialami oleh 98 anak usia pra sekolah 8 anak usia sekolah. :oorlag dan 3ewis (11) #uga mengatakan bahwa sebagian besar masalah bicara terdeteksi pada usia dini, misalnya gangguan artikulasi umum ditemukan ter#adi pada anak"anak di usia sekolah awal. 3alu, gangguan bahasa #uga diidentiikasikan ter#adi pada anak"anak yang lebih muda tetapi dapat bertahan selama usia sekolah dasar dan menengah pertama.
Karakteristik"karakteristik menurut Sheridan (1;9, dalam. Telord dan Sawrey, 12) •
ter#adi pada anak"anak yang lahir premature
•
kemungkinan empat kali lipat pada anak yang belum ber#alan pada usia 2 bulan
•
belum bisa bicara dalam entuk kalimat pada usia % tahun
•
memiliki gangguan penglihatan
•
sering dikategorikan sebagai anak yang kikuk oleh gurunya
•
dari segi perilaku kurang bisa menyesuaikan diri
•
sulit membaca
•
banyak te#adi pada anak laki"laki daripada perempuan C. ETIOLOGI Secara spesiik, dikemkakan aktor"aktor yang berkaitan dengan kelainan bicra dan bahasa yaitu
+aktor
sentral
+aktor perieral
+aktor lingkungan dan emosional, dikarenakan oleh aktor lingkungan isik dan
psikologik enelantaran dan penganiyayaan asalah perkembangan perilaku dan emosi idak adekuat dalam mempela#ari bahasa di rumah
+aktor"aktor campuran, yaitu aktor"aktor kombinasi di atas
(6elson, 119 dalam 4allahan Kuman, 11=> 0oololk, 112)
. ?tiologi dan Kelainan Suara !asalah
kualitas
suara
dapat
disebabkan
oleh
suatu
penyakit,
misalnya aryngitis, dimana suara men#adi serak> adanya tumor pada pita suara. Kelainan dalam pitch (tinngirendahnya nada), yakni suara bernada terlalu tinggi atau terlalu rendah, atau monoton, dapat disebabkan oleh konlik emosional, kebiasaan yang salah dalam menggunakn suara atau mengunakan secara berlebihan, kondisi isik yang lemah dan hilang pendengaran.
%. ?tiologi dari Kelainan Artikulasi Seringkali kelainan artikulasi sulit dibedakan dengan kelainan suara. 6amun secara spesiik, kelainan suara merupakan kelainan karena seseorang tidak mengguankan suara wicara secara semestinyasesuai dengan aturan standar. Sedangkan kelainan artikulasi merupakan keadaan dimana suara bahasa doganti, dihilangkan,ditambah atau didistorsikan.
-enyebab"penyebanya •
Kesalahan dalm memproduksi bunyi, yang akhirnya men#adi kebiasaan
•
+aktor biologis, misalnya karena adanya luka otak atau kerusakan pada syara yang mengendalikan otot bicara.
•
4asil deisiensi dalam bela#ar 9.?tiologi dan *angguan Kelancaran Bicara -enyebab dari gagap
•
*angguan emosi
•
Kerusakan otak dan syara yang menyebabkan gangguan berbcara !asalah kelancaran ini sering teridentiikasikan pada usia lima tahun. :an masalah ini akan semakin parah apabila guru dan orangtua tidak menaruh perhatian khusus. /onture (%&& dalam 4allahan dan Kauman, %&&') #uga mengatakan bahwa mereka yang dianggap lebih dari satu setengah atau dua tahun berisiko menderita gagap kronis. @ika mereka tidak ditangani lebih lan#ut maka anaka akan mengalami ketidak mampuan
berkomunikasi, mengembangkan perasaan diri yang negati, serta mengalami masalah dalam mengambil keempatan ker#a atau pendidikan.
=. ?tiologi Kelainan Bahasa Kelainan"kelainan yang disebabkan oleh disungsi susunan syara pusat atau kerusakan syara pusat, secara medis sukar diperbaiki. Akibatnya mereka mengalami masalah dalam program pendidikan, perawatan psikologis dan latihan bahasa. Anak dengan hambatan bahasa biasanya adalah anak celebral palsy, anak yang aphasia dan anak yang tidak mampu atau mengalami kesulitan dalam mengemmbangkan kemampuan konseptual untuk mengunakan bahasa (bukan cacat mental).
Klasiikasi kelainan bahasa sebagaimana dikemukakan oleh AS4A meliputi kelainan onologi (suara), morologi (bentuk kata), sintaks (aturan struktur kalimat) semantik (arti kalimat) dan pregmatik (penggunaan bahasa secara sosial). Berdasarkan etiologinya, kelainan bahasa dibedakan men#adi dua suptipe, yaitu primer dan skunder. Kelainan bahasa primer tidak diketahui penyebabnya, sedangkan kelainan ahasa skunder disebabkan kondisi lain, seperti retardasi mental, kerusakan pendengaran, gangguan spekturm sutistik, atau kecelakan otak yang traumatis.
:. :A!-AK -?K?!BA6*A6 Konsekuensi kelainan bicara menyangkut tuntutan sosial dan pendidikan yang dihadapi anak. Kelainan artikulasi mungkin tidak menimbulkan konsekuensi yang negati, sebaliknya kelainan bahasa akan mempengaruhi setiap aspek perkemangan dan mempengaruhi pendidikan, emosi dan hubungan interpersonalnya. :alam mengamati konsekuensinya kelainan bicara, tampak bahwa tiptipe tertentu dari kelainan bicara, terlepas
dari
dera#at
beratnya,
mempunyai
eek
yang
lebih
besar
terhadap
perkembangan. Sebagai contoh kelainan bahasa yang sedang mempunyai eek yang lebih serius terhadap perkembangan pendidikan dari pada kelainan artikulasinya atau kelancaran bicara yang tergolong berat. Konsekuensi perkembangan kelainan bicara menyangkut
. Ke!a!"uan k#nse"tual $an "restasi "en$i$ikan Keterlambatan perkembangan bahasa dan aphasia ekspresi akan mempengaruhi perkembangan pendidikan dan kogniti, karena perkembangan pendidikan dan kogniti sangat tergantung pada pemahaman
dan
pengguana
bahasa.
4al
ini
akan
mempengaruhi lagi kemampuan verbal dan ninverbalnya. Sebaliknya kelainan artilkulasi,
kelancaran
suara
dan !timing! tidak
menun#ukan
eek
uruk
pada
perkembangan pendidikan dan kogniti.
%. &akt#r "ers#nal $an s#sial Kelainan artikulasi, !timing! dan suara menyebabkan konsekuensi negati dalam relasi interpersonal dan perkembangan konsep diri pada anak. -andangan ekspresi, ketidakpahaman orang lain ketika erkomunikasi, dapat menyeabkan rasa rendh diri, merasa terisolasi, tidak berani berbicara di depan umum dan bisa menimbulkan kecemasan tersendiri bagi abak tunawicara ini.
E. INTERVENSI !ebantu anak seperti ini tidak dapat men#adi tanggung #awab satu idang sa#a, melainkan intervensinya haruslah ker#a sama dengan guru kelas, ahli patologi bicara, serta orangtua. Ashman dan ?lkins (112) mengunakn beberapa prinsip umum penting dalam intervensi komunikasi yaitu, Komunikasi merupakan aktiitas interakti Kemampuan komunikasi seharusnya dipela#ari dan dilatihkan dalm konteks sekolah dan
rumah. Ahli klinis harus mampu berperan secara leksibel, dan meneruskan kemampuan serta
inormasi"inormasi yang relevan kepada orangtua,guru, dan klien sendiri. Anak yang sebaliknya mendapatkan intervensi adalah mereka yang menun#ukan #arak
usia antara kronologis atau mental dengan kemampuan komunikasinya. Semua orang yang terlibat dengan klien harus bicara bersama untuk mengembangkan
sebuah program yang terkoordinasi. Tuuan intervensi dibuat berdasarkan perkemangan normal atau kebutuhan komunikasi
yang terlihat. Apabila memilih dasar yang kedua, harus memiliki pemahaman tentang siat alami komunikasi dan perkembangan normalnya, serta alasan yang bagus mengapa tidak mengkuti urutan perkembangan normal. Anak bela#ar melalui observasi dan melakkan langsung. !aka, intervensi perlu
menggunakan
kombinasi socia
earning dan operant
earning" Anak harus
dilihat
sebagai pela#ar akti yang perlu mengobservasi lingkunan kemampuan target yang kaya, dimana motivasi bela#ar sangat penting.
Tu#uan
intervensi
sebaiknya
lebih
banyak
ke
produktiitas
daripada maestry (penguasaan). Kelainan"kelainan
dalam
gangguan
komunikasi
berbeda"beda
siat
maupun
penyebabnya. 6amun, perlu untuk diingat ahwa beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain
. Secara '#$is -erawatan kelainan bicara selain dilakukan oleh seorang speech pathoogist #uga dilakukan oleh seorang ahli T4T. -enanganan medis penting dalam perawatan kelainan bicara yang disebabkan kerusakan saluran pernaasan, otot wa#ah dan mulut. !isalnya pada kasus anak yang mengalami ce#t paate, maka upaya operasi perlu dilakukan sedini mungkin, sehingga mungkinkan anak untuk bela#ar bahasa secara tepat.
%. Secara (sik#l#gis Adanya kelainan bicara dapat menyebabkan problem penyesuaian diri. $ntervensi secara psikologis lebih banyak digunakan untuk menolong anak"anak gagap dan anak" anak dengan kelainan bahasa. $ntervensi secara psikologis ini tampak kurang eekti pada kelainan bahasa dibandingkan pada kasus gagap.
). Dala! (en$i$ikan -ada beberapa kasus, usaha intensi dilakukan dengan menga#arkan anak bunyi"bunyi spesiik dan kemudian melalui pengulangan membentuk kata yang dihubungkan dengan ob#ek stimulus tertentu. 0alaupun demikian anak dengan kelainan bahasa yang berat mungkin hanya sedikit menun#ukkan kemampuannya.
Keluarga perlu banyak menyediakan kegiatan bermain yang memungkinkan anak menggunakan verbalisasi. rangtua, dalam hal ini paling berperan untuk menga#arkan anak untuk menguasai bahasa. Sedangkan pada masa prasekolah, guru bisa menga#arkan anak keterampilan bercakap" misalnya bela#ar mencetitakan pengalaman dan mensceritakan mengapa sesuatu ter#adi. /oba awali dengan membicarakan hal"hal yang diminati anak, #angan terlalu banyak bertanya, #adikan anak sebagai pemimpin, dan tanggapi setiap pendapat anak. Kemudian dorong anak untuk bertanya, #angan terlalu cepat menilai apalagi menganggap lucu bahasa anak, gunakan nada dan suara yang menyenangkan. 3alu berikan waktu yang cukup utuk merespon, #angan menginterpretasi ia bicara.
@adi, keteampilan yang dikembangkan bukan hanya menambah perbendaharaan kata. *uru seagai tokoh panutan #uga harus menggunakan ahasa yang pantas untuk ditiru, misalnya dengan cara inormati, relekti menawarkan pemecahan dalam berespons terhadap siswa (dalam 4allahan dan Kauman,%&&').
Apabila anak tampak bermasalah, maka guru harus beker#asama dengan speech anguage pathoogist dalam lingkungan alamiah anak, sehingga anak bela#ar dari lingkunganya secara tepat dan terarah.
(en$i$ikan Inklusi* -endidikan bagi anak kebutuhan khusus selama ini diasilitas dalam tiga macam lembaga, yaitu sekolah khusus (S3B), Sekolah :asar 3uar Biasa (S:3B), dan pendidikan terpadu. S3B menampung anak, dengan #enis kelamin yang sama, Sedangkan S:3B menampung anak dengan #enis kelamin yang berbeda"beda. -endidikan terpadu adalah sekolah biasa yang #uga menampung anak berkelainan dengan kurikulum, guru, sarana, dan kegiatan bela#ar menga#ar yang sama . http://psikologisukanitha.blogspot.com/2011/12/anak-tuna-wicara.html