TERAPI WICARA (COMMICATION SKILL THERAPY) PADA RETARDASI MENTAL DENGAN TEKNIK TERAPI METODE MODELING
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN
INDIKASI
1. Terapi wicara dipergunakan untuk memberikan terapi pada penderita gangguan perilaku komunikasi dalam hal gangguan keterlambatan bicara, yaitu kelainan kemampuan bahasa, bicara, suara, irama/kelancaran, sehingga penderita tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan secara wajar. 2. Terapi wicara merupakan tindakan yang diberikan kepada individu yang mengalami gangguan komunikasi, gangguan berbahasa bicara. 3. Terapi modeling merupakan terapi berbahasa dengan pendekatan linguistik. 1. Mengidentifikasi dan analisa data penyebab 2. Meningkatkan kemampuan anak berbicara dan berbahasa sesuai kemampuan sendiri atau ekspresif. 3. Untuk memberi dukungan dan perhatian pada anak untuk meningkatkan kualitaas hidupnya dalam berkomunikasi. berkomunikasi. 4. Memberikan pendidikan dan pelatihan untuk eningkatkan keterampilan interpersonaldalam berbicara. 5. Membantu mempercepat penyembuhan 6. Sebagai fasilitas komunikasi 1. Pasien dengan retardasi mental 2. Anak yang mengalami keterlambatan bicara, perubahan suara, tidak mampu memahami pembicaraan atau berbicara berbicara dengan baik seperti: a. Apraksia verbal pada anak b. Gagap c. Gangguan artikulasi atau bicara tidak jelas d. Disartria atau gangguan artikulasi karena kerusakan saraf pusat pusa t e. Gangguan otot orofasial f. Kesulitan belajar, dalam membaca, mengeja, atau menulis g. Mutisme
Afasia atau gangguan berbahasa i. Gangguan irama bicara j. Lisp atau tidak mampu melafalkan huruf dengan baik Seorang terapis menyediakan dirinya untuk menjadi model berbahasa bagi klien dengan mengurai kompleksitas atau kerumitan bahasa sehingga klien dapat menemukan pola dasar dan aturan berbahasa yang benar. Serta memahami informasi atau pesan yang terkandung dalam sebuah inti kalimat, dan diharapkan klien mampu mengembangkan kemampuan pola berbahasa yang lebih baik secara reseptif maupun ekspresif. Perawat/mahasiswa/terapis h.
Metode
Petugas
Peralatan
PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Bersiul, untuk meningkatkan penguasaan otot-otot mulut, tenggorokan, dan lidah b. Mainan dan boneka tangan c. Pemadu suara d. Teknologi asistif e. Permainan berbicara f. Kartu bergambar A. Tahap Pra Interaksi 1. Melakukan kontrak waktu 2. Melakukan verifikasi program terapi 3. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel, keadaan umum membaik/kondisi yang memungkinkan). 4. Melakukan identifikasi masalah kesehatan yang berkaitan dengan terapi wicara. 5. Melakukan identifikasi masalah kesehatan yang berkaitan dengan terapi wicara B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 3. Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan C. Tahap Kerja Langkah-langkah Metode: Modelling merupakan metode terapi berbahasa yang sederhana, dimana seorang terapis wicara menyediakan dirinya sebagai model berbahasa bagi klien dalam menguraikan kerumitan bahasa dengan rangkaian kata atau kalimat dengan sedemikian cara. Sehingga klien dengan mudah memahami makna dalam sebuah inti kalimat dan perlahan terbentuk pola bahasa yang baik baik dalam segi reseptif ataupun ekspresif. Rangkaian kata atau kalimat yang diucapkan oleh terapis wicara bukan sekedar rangkaian kata atau kalimat yang diucapkan dengan serta merta, tetapi suatu rangkaian kata atau kalimat yang telah
dirancang sedemikian rupa yang dengan itu diharapkan klien bisa memahami. Dalam penerapan metode modeling ini klien dituntut untuk turut mengalami sebuah bentuk kegiatan yang merupakan proses terangkainya kata sekaligus maknanya dengan mudah. a. Memberi petunjuk pada anak cara bermain b. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri atau dibantu c. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga d. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan e. Mengobservasi emosi, hubungan inter-personal, psikomotor anak saat bermain f. Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan/dibuatnya g. Menanyakan perasaan anak setelah bermain h. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan D. Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi hasil tindakan 2. Membereskan alat-alat 3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga kegiatan dalam lembar catatan keperawatan dan kesimpulan hasil bermain meliputi emosional, hubungan inter-personal, psikomotor dan anjuran untuk anak dan keluarga