Pola
asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi, membimbing, membina, dan mendidik
anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan menjadikan anak sukses menjalani kehidupan ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Euis (2004:18) “Pola asuh merupakan serangkaian interaksi yang intensif, orangtua mengarahkan anak untuk memiliki kecakapan hidup”. Sedangkan
(Maccoby dalam Yanti, 2005:14) mengemukakan istilah pola asuh orangtua untuk menggambarkan interaksi orangtua dan anak-anak yang didalamnya orangtua mengekspresikan sikap-sikap atau perilaku, nilai-nilai, minat dan harapan-harapanya dalam mengasuh dan memenuhi kebutuhan anakanaknya. Sedangkan Khon Mu’tadin ( 2002) menyatakan bahwa pola asuh merupkan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan yang berarti orangtua mendidik, membimbing
dan mendisiplinkan mendisiplinkan serta melindungi anak sehingga memungkinkan anak untuk
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orangtua adalah proses interaksi orangtua dengan anak dimana orangtua mencerminkan sikap dan perilakunya dalam menuntun dan mengarahkan perkembangan anak serta menjadi teladan dalam menanamkan perilaku. Menurut Baumrind (dalam Santrock 2002: 257-258) ada empat macam bentuk pola asuh adalah sebagai berikut: Pola asuh otoriter adalah suatu jenis bentuk pola asuh yang menuntut agar anak patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat oleh orangtua tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat sendiri.. Anak dijadikan sebagai miniatur hidup dalam pencapaian misi hidupnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Shapiro(1992:27) bahwa “Orangtua otoriter berusaha menjalankan rumah tangga yang didasarkan pada struktur dan tradisi,
walaupun dalam banyak hal tekanan mereka aka n keteraturan dan pengawasan membebani anak. Baumrind juga mengatakan bahwa pola asuh otoritatif atau demokrasi, pada pola asuh ini orangtua yang mendorong anak-anaknya agar mandiri namun masih memberikan batas-batas dan pengendalian
atas
tindakan-tindakan
mereka.
Musyawarah
verbal
dimungkinkan
dengan
kehangatan-kehangatan dan kasih sayang yang diperlihatkan. Anak-anak yang hidup dalam keluarga demokratis ini memiliki kepercayaan diri, harga diri yang tinggi dan menunjuk perilaku yang terpuji. Shapiro (1999:28) mengemukakan “Dalam hal belajar orangtua otoritatif menghargai
kemandirian, memberikan dorongan dan pujian. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan penerapan pola asuh autoritatif indentik dengan penanaman nilainilai demokrasi yang menghargai dan menghormati hak-hak anak, mengutamakan diskusi ketimbang interuksi, kebebasan berpendapat dan selalu memotivasi anak untuk menjadi yang l ebih baik. Pola asuh penelantaran adalah pola asuh dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak, orangtua pada pola asuh ini mengembangkan perasaan bahwa aspek-aspek lain kehidupan orangtua lebih penting dari pada anak-anak. Dimana orangtua lebih cenderung membiarkan anak-anaknya dibesarkan tanpa kasih saying dan pemenuhan kebutuhan fisik yang cukup. Sedangkan yang dimaksud dengan pola asuh orang tua permisif dimana pada pola asuh ini orangtua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, namun menetapkan sedikit batas atau kendali terhadap anak mereka. Orangtua cenderung membiarkan anak-anak mereka melakukan apa saja, sehingga anak tidak dapat mengendalikan perilakunya serta tidak mampu untuk menaruh hormat pada orang lain. Selanjutnya Shapiro (1999:127-128) mengemukakan bahwa “orangtua permisif berusaha menerima dan mendidik anaknya sebaik mungkin tapi cenderung sangat pasif ketika sampai pada
masalah penetapan batas- batas atau menanggapi ketidak patuhan”. Orangtua permisif tidak begitu menuntut juga tidak menetapkan sasaran yang jelas bagi anaknya, karena yakin bahwa anak-anak seharusnya berkembang sesusai dengan kecenderungan alamiahnya. Sedangkan Covey (1997:45) menyatakan bahwa “orangtua yang menerapkan pola asuh permisif cenderung ingin selalu disukai
dan anak tumbuhdewasa tanpa pengertian mendalam mengenai standar dan harapan, tanpa komitmen peribadi untuk disiplin dan bertanggungjawab. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua yang permisif, tidak dapat menanamkan perilaku moral yang sesuai dengan standar sosial pada anak. Karena orangtua bersifat longgar dan menuruti semua keinginan anak. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa masing- masing dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tua juga akan menghasilkan macam- macam bentuk perilaku moral pada anak. oleh karena itu orang tua harus memahami dan mengetahui pola asuh mana yang paling baik dia terapkan dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya.
Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Secara epistimologi kata pola diartikan sebagai cara kerja, dan kata asuh berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu, melatih, dan sebagainya) supaya dapat berdiri sendiri, atau dalam bahasa populernya adalah cara mendidik. Secara terminologi pola asuh orang tua adalah cara terbaik yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari tanggung jawab kepada anak. Menurut Gunarsa Singgih dalam bukunya Psikologi Remaja, Pola asuh orang tua adalah sikap dan cara orang tua dalam mempersiapkan anggota keluarga yang lebih muda termasuk anak supaya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga mengalami perubahan dari keadaan bergantung kepada orang tua menjadi berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri. Menurut Kohn yang dikutip Chabib Thoha bahwa pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberi peraturan pada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian dan tanggapan terhadap keinginan anak Menurut Broumrind yang dikutip oleh Dr. Yusuf mengemukakan perlakuan orang tua terhadap anak dapat dilihat dari : 1) Cara orang tua mengontrol anak. 2) Cara orang tua memberi hukuman. 3) Cara orang tua memberi hadiah. 4) Cara orang tua memerintah anak. 5) Cara orang tua memberikan penjelasan kepada anak.
Sedangkan menurut Weiton dan Lioyd yang juga dikutip oleh Dr. Yusuf menjelaskan perlakuan orang tua terhadap anak yaitu : 1) Cara orang tua memberikan peratuaran kepada anak. 2) Cara orang tua memberikan perhatian terhadap perlakuan anak. 3) Cara orang tua memberikan penjelasan kepada anak. 4) Cara orang tua memotivasi anak untuk menelaah sikap anak. Jadi yang dimaksud dengan pola asuh orang tua adalah pola yang diberikan orang tua dalam mendidik atau mengasuh anak baik secara langsung maupun tidak secara langsung
Pengasuhan
merupakan bagian terpenting dalam kehidupan setiap individu. Davenport (1994)
mengatakan salah satu aspek dari orang tua yang memiliki pengaruh utama terhadap perkembangan anak adalah "child rearing", dalam penelitian ini diartikan sebagai pola pengasuhan "Child rearing style refers to the general approach taken by the caregiver toward child" (Davenport, 1994). Pola asuh adalah cara orang tua
membesarkan anak dengan memenuhi kebutuhan anak, memberi
perlindungan, mendidik anak, serta mempengaruhi tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari (Baumrind dalam Papalia, 2004) Sejalan
dengan pengertian di atas, Brooks (1991) mengatakan pengasuhan adalah suatu proses
yang di dalamnya terdapat unsur memelihara, melindungi, dan mengarahkan anak selama masa perkembangannya. Martin dan Colbert (1997) mendefinisikan hal sama bahwa pengasuhan sebagai suatu proses berkaitan dengan orang dewasa yang melahirkan, menjaga, mengasuh dan mengarahkan anak. Sedangkan
Hamner dan Turner (1990) menyatakan pengasuhan sebagai hubungan timbal balik
yang kompleks dan menimbulkan perubahan perkembangan bagi setiap individu yang terlibat dengan proses tersebut.
Bentuk-Bentuk Pola Asuh
Bagi setiap orang tua, jenis pola asuh yang diterapkan itu sebagai jenis pola asuh paling baik untuk mengasuh anak. Baumrind (dalam Bee & Boyd, 2004) membagi pola asuh dalam 3 jenis, yaitu: Authoritarian, Permissive dan Authoritative. a. Authoritarian / otoriter. Pola asuh authoritarian adalah cara orang tua mengasuh anak dengan menetapkan standar perilaku bagi anak, tetapi kurang responsif pada hak dan keinginan anak. b.Permissive / permisif. Pola pengasuhan ini berbeda dengan pola asuh authoritarian. Pada pola pengasuhan permisif orang tua hanya membuat sedikit perintah dan jarang menggunakan kekerasan dan kuasa untuk mencapai tujuan pengasuhan anak. (Bee & Boyd, 2004).
c. Authoritative / Demokratik. Pola asuh Authoritative adalah cara orang tua mengasuh anaknya dengan menetapkan standar perilaku bagi anak dan sekaligus juga responsif terhadap kebutuhan anak (Bee & Boyd,2004). Pada bentuk pola asuh ini orang tua menggunakan pendekatan rasional dan demokratis. Orang tua menawarkan keakraban dan menerima tingkah laku asertif anak mengenai peraturan, norma dan nilai-nilai.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pola asuh
Adapun faktor yang mempengaruhi pola asuh anak adalah: (Edwards, 2006), 1. Pendidikan orang tua 2. Lingkungan 3. Budaya
Pengasuhan merupakan bagian yang penting dalam sosialisasi, proses dimana anak belajar untuk bertingkah laku sesuai harapan dan standar sosial. Dalam konteks keluarga, anak mengembangkan kemapuan mereka dan membantu mereka untuk hidup didunia (Martin & Colbert, 1997). Menurut Darling (dalam prasetawati, 2000), Pola asuh merupakan aktivitas kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individual dan serentak dalam memengaruhi tingkah laku anak