BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan sub kutan. Kulit merupakan rgan tubu! yang terletak paling luar dan merupakan prteksi ter!adap rgan"rgan yang terdapat diba#a!nya dan membangun sebua! barier yang memisa!kan rgan"rgan internal dengan lingkungan luar. Dalam menjalankan akti$itas, seringkali kita mengalami ke%elakaan baik ringan ataupun berat. &ala! satunya adala! luka bakar. bakar. Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk"bentuk luka lainnya karna luka tersebut meliputi sejumla! besar jaringan mati 'eskar( yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka #aktu yang lama. Dengan %epat %epat luka bakar akan didiami didiami le! bakteri pat!gen, mengalami eksudasi dengan perembasan sejumla! besar air, prtein serta elektrlit dan kerapkali memerlukan pen%angkkan kulit dari bagian tubu! yang lain untuk meng!asilkan penutupan luka yang permanen. Luka bakar disebabkan le! pengali!an energi dari suatu sumber panas kepada tubu!. Luka bakar dapat dikelmpkkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. Nekrsis dan kegagalan rgan dapat terjadi. Untuk meng!ilangkan nekrsis inila! dilakukan tindakan pembersi!an dan debridemen pada luka l uka bakar. bakar. Pada bab berikutnya akan diba!as tentang debridemen se%ara rin%i. BAB II PE)BAHA&AN A. Pengertian Debridemen merupakan suatu tindakan eksisi pada luka bakar yang bertujuan untuk membuang jaringan nekrsis maupun debris yang meng!alangi me ng!alangi prses penyembu!an luka dan ptensial terjadi*berkembangnya in+eksi se!ingga merupakan tindakan pemutus rantai respn inamasi sistemik dan maupun sepsis. -indakan ini dilakukan sea#al mungkin, dan dapat dilakukan tindakan ulangan sesuai kebutu!an. B. -ujuan Debridemen merupakan sisi lain pada pera#atan luka bakar. bakar. -indakan ini memiliki dua tujuan Untuk meng!ilangkan jaringan yang terkntaminasi le! bakteri dan benda asing. &e!ingga pasien dilindungi ter!adap kemungkinan in$asi bakteri. Untuk meng!ilangkan jaringan yang suda! mati atau eskar dalam persiapan bagi gra+ dan kesembu!an luka.
/. 0enis"0enis Debridemen &esuda! terjadi luka bakar derajat dua dan tiga, bakteri yang terdapat pada antarmuka jaringan yang terbakar dan jaringan $iabel yang ada diba#a!nya se%ara berangsur"angsur akan men%airkan serabut"serabut klagen yang mena!an eskar pada tempatnya selama minggu pertama atau kedua pas%a luka bakar. &emua en1im prtelitik dan en1im alami lainnya menyebabkan +enmena ini. 2.
Debridemen alami.
Pada peristi#a debridemen alami, jaringan mati akan memisa!kan diri se%ara spntan dari jaringan $iabel yang ada diba#a!nya. Namun, pemakaian preparat tpi%al antibakteri %enderung memperlambat prses pemisa!an eskar yang alami ini. -indakan memper%epat prses ini akan menguntungkan bagi pasien dan dapat dilakukan dengan %ara"%ara lain seperti debridemen mekanis atau beda! se!ingga #aktu antara terjadinya in$asi bakteri dan timbulnya masala! iatrgenik yang lain dapat dikurangi. 3.
Debridemen mekanis
Debridemen mekanis meliputi penggunaan gunting beda! dan +rsep untuk memisa!kan dan mengangkat eskar. -eknik ini dapat dilakukan le! dkter atau pera#at yang berpengalaman, dan biasanya debridemen mekanis dikerjakan setiap !ari pada saat penggantian balutan serta pembersi!an luka. Debridemen dengan %ara"%ara ini dilaksanakan sampai tempat yang masi! terasa sakit dan mengeluarkan dara!. Preparat !emstatik atau balutan tekan dapat digunakan untuk meng!entikan perdara!an dari pembulu!"pembulu! dara! yang ke%il. Kasa balutan merupakan alat debridemen yang berman+aat pula. Kasa beranyaman kasar yang ditaru! pada luka bakar dalam keadaan kering 'ditaru! dalam keadaan basa! dan dibiarkan mengering sendiri( akan menimbulkan e+ek membersi!kan luka 'debridemen( se%ara perla!an"la!an dari eksudat dan eskar ketika kasa pembalut tersebut dilepas. Preparat debridemen en1imatik tpi%al seperti sutilains '-ra$ase(, yang merupakan en1im prtelitik dari Ba%illus subtilis dan tersedia dengan ba!an dasar $aselin, dapat pula membantu membersi!kan luka. Karna preparat ini sendiri tidak bersi+at antibakteri, pemakaiannya !arus dikmbinasikan dengan terapi antibakteri tpi%al untuk melindungi pasien ter!adap in$asi bakteri. /ara mera#at luka bakar 4 Periksa 5D& sebelum melakukan tindakan 4 Li!at kndisi luka pasien, apaka! luka dalam keadaan ktr atau tidak, ada pus atau ada jaringan nekrtik 'mati( atau tidak 4 Lakukan pera#atan luka dengan menggunakan Na/l dan kasa steril 4 0ika ada jaringan nekrtik, sebaiknya dibuang dengan %ara digunting sedikit demi sedikit sampai kndisi luka mengalami granulasi
4 Li!at kedalaman luka, apaka! terdapat sinus atau tidak. Bila terdapat sinus, ada baiknya disemprt ' irigasi( dengan Na/l sampai pada kedalaman luka. 4 Keluarkan semua pus yang ada. 4 &etela! bersi!, pasang tampn dengan betadine yang suda! dien%erkan dengan Na/l 22 4 Ditutup kembali dengan kassa steril yang kering untuk selanjutnya dibalut. 4 Lakukan setiap !ari, jika perlu pagi dan sre 4 &etela! luka bersi! lakukan pera#atan dengan pemberian salep untuk penumbu! jaringan 6.
Debridemen beda!
Debridemen beda! merupakan tindakan perasi dengan melibatkan eksisi primer seluru! tebal kulit sampai +asia 'eksisi tangensial( atau dengan mengupas lapisan kulit yang terbakar se%ara berta!ap !ingga mengenai jaringan yang masi! $iabel dan berdara!. -indakan ini dapat dimulai beberapa !ari pas%a luka bakar atau segera setela! kndisi !emdinamik pasien stabil dan edemanya berkurang. Kemudian lukanya segera ditutup dengan gra+ kulit atau balutan. Balutan bilgik temprer atau balutan bisintetik dapat digunakan da!ulu sebelum gra+ kulit dipasang pada pembeda!an berikutnya. a.
Indikasi 7perasi
Debridement luka bakar diindikasikan pada luka bakar yang dalam misalnya luka bakar deep"dermal dan subdermal. Luka bakar yang dalam ini ditandai dengna permukaan yang keputi!an, mera!, ke%klatan, kuning atau ba!kan ke!itaman dan tidak adanya %apillary re8ll ataupun sensibilitas kulit. b.
Kntraindikasi 7perasi
4 Kndisi 8sik yang tidak memungkinkan 4 5angguan pada prses pembekuan dara! 4 -idak tersedia dnr yang %ukup untuk menutup permukaan terbuka 'ra# sur+a%e( yang timbul. %.
-e!nik 7perasi debridement
4 In+rmed %nsent 4 Psisi terlentang dalam pembiusan 4 /u%i luka dengan Nrmal &aline 'P9( sambil dilakukan nekrtmi : bullektmi !ingga bersi! 'debridement( 4 Bilas dengan sa$ln, kemudian bilas kembali dengan P9
4 Keringkan dengan kasa steril 4 Beri betadine 'ke%uali daera! #aja!(, ditutup tulle dan diatasnya diberi &il$er &ul+adia1in '&&D( 4 Bebat tebal diseluru! area luka bakar d.
Kmplikasi perasi
4 Pembentukan kista. Hal ini dapat disebabkan le! sumbatan dari duktus atau kelenjar adneksa. Kista sebaseus ini dapat mun%ul sekitar ; minggu pstperasi dan dapat tumbu! !ingga diameternya 3