14
PROPOSAL PENELITIAN
"ANALISIS FASILITAS TEMPAT BERMAIN ANAK DI KOMPLEKS PABRIK KERTAS GOWA (PKG)"
NAMA : NUR ZHAFIRA MAHDI
NIM : D51113510
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
ABSTRAK
Bermain merupakan kegiatan yang sering dilakukan dan menjadi kebutuhan bagi setiap anak. Bermain juga berperan penting dalam tumbuh kembang fisik, sosial, kecerdasan serta emosial anak. Untuk itu dalam sebuah pengembangan pembangunan maupun perencanaan tata ruang pada sebuah kawasan, seyogyanya kebutuhan anak pun harus dipenuhi. Kebutuhan tempat bermain untuk anak sekaligus menjadi ruang sosial untuk masyarakat menjadi sangat penting untuk dipenuhi melihat dampaknya terhadap anak yang cukup besar.
Tujuan pengembangan fasilitas tempat bermain untuk anak dilakukan untuk menyediakan fasilitas yang layak bagi setiap anak serta menarik minat anak-anak di era modern yang saat ini lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain gadget. Dengan adanya fasilitas tempat bermain, anak-anak dapat bermain di tempat yang semestinya dengan aman dan nyaman.
Permasalahan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana aspek fasilitas tempat bermain anak telah terpenuhi khususnya pada wilayah kompleks pabrik kertas gowa (PKG). Penelitian ini dilakukan secara kualitatif yang diperoleh melalui survei lapangan di Kompleks PKG, wawancara serta melakukan studi literatur teori terkait penelitian ini.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan konsep fasilitas bermain anak yang sesuai dengan standar, untuk itu anak dapat bermain dengan nyaman dan aman.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bermain merupakan kebutuhan yang penting dalam proses perkembangan motorik dan psikomotorik anak. Dewasa ini, bermain tidak lagi menjadi momok yang buruk bagi orang tua terhadap anaknya sebab bermain sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi pertumbuhan anak-anak. Bermain dapat memberikan kesempatan anak untuk melatih keterampilan dan kreatifitas.
Untuk memenuhi kebutuhan anak untuk bermain, area ruang terbuka hijau sebagai fasilitas tempat bermain anak sangatlah diperlukan. Taman bermain anak sebagai salah satu sarana publik sangat penting adanya dan menjadi kebutuhan masyarakat sebab fungsinya sebagai tempat pembentuk karakter anak terutama terhadap kemampuan kognitif dan fisik anak (Medha, 2011).
Di tengah pentingnya fungsi tempat bermain bagi anak-anak dalam proses tumbuh kembangnya, terdapat permasalahan yang membuat area terbuka hijau yang tersedia jarang digunakan. Lapangan yang luas disediakan untuk bermain tidak jarang hanya menjadi pajangan semata dan tidak digunakan semestinya. Hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas bermain khusus untuk anak dan area bermain kurang nyaman dan aman bagi anak. Menurut Nina, et all, 2012 yang meneliti tentang pengadaan ruang bermain anak di lingkungan rumah susun menyatakan bahwa pengadaan ruang bermain masih kurang memenuhi standar kebutuhan bermain. Beberapa permainan juga dibuat dengan tidak memperhatikan aspek keamanan serta jumlah jenis permainannya pun terbatas.
Hal ini membuat anak-anak lebih cenderung bermain ditempat yang tidak semestinya seperti di jalan. Anak-anak yang bermain di jalan dapat menggganggu aksesibilitas pengguna jalan sekaligus membahayakan anak itu sendiri. Menurut Senda (1992:1) (dalam Ratna et all) Semua orang menyadari bahwa bermain dibutuhkan oleh anak, akan tetapi banyak orang tidak menyadari bahwa dibutuhkan suatu tempat untuk aktivitas bermain tersebut. Kenyataannya anak-anak bermain dijalan-jalan, atau menonton televisi, atau bermain permainan televisi. Hal ini timbul akibat ketersediaan ruang untuk anak bermain semakin berkurang atau hampir tidak ada, karena ketidaksadaran orang dewasa akan pentingnya sebuah tempat bermain bagi anak.
Berkaitan dengan pemaparan di atas, kondisi inilah yang terjadi di Kompleks Pabrik Kertas Gowa (PKG). Kompleks Pabrik Kertas Gowa (PKG) merupakan kompleks perumahan karyawan pabrik kertas gowa yang saat ini telah berubah menjadi kampus dua Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Kompleks PKG ini tidak termasuk dalam permukiman padat penduduk, sebab dilihat dari kondisi sekitar kompleks PKG ini, masih banyak terdapat ruang terbuka hijau seperti lahan kosong yang belum dimanfaatkan dan lapangan yang sangat luas. Namun jika diperhatikan, anak-anak di sore atau siang hari banyak bermain di jalan atau dipinggir rumah mereka dan sebagian lainnya memilih untuk bermain di dalam rumah mereka. Lapangan yang cukup luas yang tersedia, biasanya digunakan oleh para mahasiswa dan para remaja untuk bermain bola sepak voli serta adapun yang memanfaatkan lapangan tersebut sebagai arena latihan mengendarai motor.
Berdasarkan pemaparan diatas, perlu dilakukan peninjauan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan ruang terbuka hijau untuk dijadikan sebagai fasilitas tempat bermain anak sehingga anak-anak dapat bermain ditempat yang semestinya yang lebih nyaman dan aman.
(b)
(c) (d)
Gambar 1. (a), (b), (c) da (d) menunjukkan kondisi di lokasi penelitian, beberapa anak sedang bermain di jalan dan di dekat rumah mereka.
RUMUSAN MASALAH
Melihat pemaparan latar belakang diatas, penulis menyimpulkan bahwa rumusan masalah dari penelitian ini adalah sejauh mana pemanfaatan ruang terbuka hijau sebagai fasilitas tempat bermain anak.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum : Untuk mengetahui pemanfaatan ruang terbuka hijua sebagai fasilitas tempat bermain anak di Kompleks Pabrik kertas Gowa (PKG).
1.3.2 Tujuan Khusus : Untuk menganalisis konsep penataan ruang terbuka hijau sebagai fasilitas tempat bermain anak yang sesuai dengan standar-standar keamanan dan kenyamanan serta sesuai dengan fungsi yang semestinya.
1.4 LINGKUP PENELITIAN
Mengingat banyaknya jumlah Kompleks perumahan yang ada di daerah Gowa, maka penulis dalam penelitian ini hanya akan menggunakan Kompleks PKG Gowa sebagai lokasi penelitian.
Lingkup faktor yang mempengaruhi adalah faktor internal dan faktor eksternal dari anak-anak kompleks PKG Gowa lebih suka bermain ditempat yang tidak semestinya.
Faktor Internal merupakan faktor yang terkait dengan keinginan diri anak pribadi, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang terkait dengan penyediaan fasilitas yang kurang memadai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN TAMAN BERMAIN ANAK
Taman bermain anak (Children Playground) adalah tempat yang dirancang bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas bermain dengan bebas untuk memperoleh keriangan, kesenangan dan kegembiraan serta sebagai sarana mengembangkan kemampuan kognitif. (Medha, 2011).
Tuan (1997:31-32) (dalam Ria : 2014) menyatakan tentang ruang, tempat, dan anak-anak bahwa di lingkungan manapun terjadi keterikatan emosional anak-anak terhadap ruang bermain. Anak-anak dapat segera merasakan keterikatan terhadap lingkungan dimanapun mereka berada dan melakukan kegiatan. Perasaan keterikatan yang kuat tersebut memungkinkan anak-anak untuk melakukan gerakan bebas, perpindahan aktif dan interaksi tinggi dalam ruang fisiknya.
Berebrapa fakta tentang taman bermain diruang publik Menurut US CPS, 2010 (dalam Medha, 2011) adalah :
Taman bermain dibangun oleh pemerintah, perusahaan swasta, maupun komunitas masyarakat untuk segera memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi lingkungannya.
Taman bermain publik merupakan fasilitas umum, untuk memasukinya tidak dipungut biaya (taman bermian di taman kota).
Tama bermain yang bersifat bisnis (fasilitas sosial), untuk memasukinya dipungut biaya
Taman bermain yang merupakan bagian dari bisnis yang diperuntukkan bagi pelanggan perusahaan (misal milik restauran)
Mampu diakses dan digunakan oleh semua anak-anak termasuk yang mempunyai keterbatasan fisik dan mental.
2.2 JENIS PERMAINAN ANAK
Menurut Woolfson, 2001 (dalam Wonoseputra, 2007) menyatakan bahwa anak-anak dapat dikategorikan dalam beberapa lapisan usia, yaitu :
Usia 0-1 tahun, disebut masa bayi
Usia 1-3 tahun, disebut masa balita
Usia 3-5 tahun disebut masa balita
Usia 5-12 tahun usia pendidikan dasar atau usia sekolah
Usia 12-14 tahun disebut sebagai usia pra remaja
Perkembangan anak-anak melalui tahapan-tahapan berbeda yang ditandai dengan cara bermain yang berkembang saat mereka tumbuh. Saat kita butuh untuk mengerti setiap tahapan untuk menciptakan ruang bermain yang nyaman untuk setiap kelompok umur, juga penting untuk mengingat bahwa semua anak-anak itu berbeda dan pilihan-pilihan dibuat sesuai kebutuhan yang beragam terutama setiap kelompok umur (Medha, 2011).
Berdasarkan lapisan usia dan cara bermain sesuai dengan fase perkembangan anak, jenis mainan yang diakomodasi dalam taman bermain anak dapat dikategorikan sebagai berikut (Alamo, 2002 dalam Medha, 2011).
Permainan Fisik (Physical Games)
Permainan Kreatif (Creative Games)
Permainan Sosial (Social Games)
Permainan Indra (Sensorial Games)
Permainan dan keterangan
2.3 RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI TEMPAT BERMAIN ANAK
Didalam dunia arsitektur, ruang tidak hanya dipahami dari segi matematisnya saja, namun ruang dapat juga dirasakan, dihayati dan diselami. Dalam arsitektur, ruang memiliki jiwa sehingga ruang memepengaruhi keberadaan individu atau manusia yang berada di dalamnya.Ruang merupakan interaksi antara jiwa ruang secara fisik dan metafisik dengan batin manusia yang terlibat dalam eksistensinya (Menurut Bachelard, 2005 dalam Wonoseputro, 2007).
Ruang publik dipahami sebagai ruang yang diperuntukkan sebagai sebuah ruang kota yang dapat diakses secara umum dan cuma–cuma oleh masyarakat kota dari berbagai lapisan (Menurut Shirvani,1985 dalam Wonoseputro, 2007). Ketika eksistensi ruang bermain terbuka bagi kota menjadi sempit dan terbatas, ruang terbuka tidak lagi dikatakan sebagai hal yang penting karena keberadaannya telah tergusur oleh bangunan-bangunan baru.
Mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1997 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan Kepada Pemerintah Daerah, maka terlihat jelas bahwa setiap pengembang yang mengembangkan kawasan perumahan (perumahan formal/teratur) diwajibkan juga untuk membangun sarana dan prasarana diantaranya adalah : Fasilitas Tempat Bermain. Kenyataan yang sering terjadi saat ini adalah hampir semua Tempat Bermain, khususnya yang berada di perumahan rumah sederhana keberadaanya di gabung dengan fasilitas lainnya, misalnya : olah raga, Taman Kanak Kanak, Fasilitas Ibadah dalam satu ruang terbuka ( open space ) .
Bahkan tidak jarang, lokasi ruang terbuka tersebut disediakan pada lahan-lahan sisa. Minimnya fasilitas bermain ternyata mempunyai dampak terhadap anak-anak. Sebagai fasilitas umum, kadang mereka menggunakan ruang terbuka tersebut sebagai tempat bermain, dan tidak jarang meraka menghindari ruang terbuka sebagai tempat bermain.
Pada kondisi lokasi penelitian, ruang terbuka hijau dapat dikatakan masih banyak tersedia. Pada lokasi kompleks ini pula lapangan-lapangan bola masih banyak terdapat di sekitar rumah warga. Namun sayangnya anak-anak disekitar lokasi lebih memilih bermain di jalanan dari pada di lokasi bermain yang lebih tepat. Hal ini dapat diasumsikan bahwa fasilitas bermain anak tidak disediakan dengan baik sehingga anak-anak tidak tertarik untuk bermain dilapangan. Konsep taman bermain yang baik untuk anak tidak hanya untuk menarik perhatian anak untuk main di tempat itu dan juga dapat berpengaruh pada kreatifitas dan keterampilan mereka. Konsep taman bermain yang mempertimbangkan aspek keamanan pun membuat orang tua tidak lagi merasa was-was ketika anaknya bermain.
2.4 FASILITAS TEMPAT BERMAIN ANAK
Senda (1992, h.1) mengatakan bahwa bagi seorang anak, bermain pastilah menjadi seluruh kehidupannya, atau minimal, ini harus menjadi pusat kehidupan mereka. Anak-anak belajar, memperoleh teman, dan mengasah kreativitas mereka melalui bermain. Lebih lanjut Senda mengatakan bahwa bermain merupakan permulaan dari rutinitas dan kebiasaan. Karena itulah kita harus menyediakan sebuah lingkungan yang baik yang dapat memperlihatkan kecerdasan mereka.
Menurutnya, pengalaman keruangan anak-anak dalam lingkungan memicu tiga emosi, yaitu perasaan: (i) Suatu kebutuhan akan ruang yang dicerap sesuai dengan skalanya, ditandai oleh timbulnya rasa nyaman bla berada dalam ruang berskala anak-anak; (ii) Suatu keberadaan dalam ruang yang dipengaruhi oleh pengetahuan tentang ciri-ciri khas suatu tempat, misal apakah tempat tersebut natural ataukah artifisial, besar ataukah kecil, lapang ataukah sempit; dan, (iii) Suatu perasaan keterikatan kuat terhadap ruang tertentu sebagai satu tempat personal yang dipengaruhi oleh persepsi tentang kesesuaian atau kompatibilitas ruang tersebut terhadap diri serta kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan di dalamnya.
Ruang yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas tempat bermain anak diharapkan dapat menarik perhatian anak untuk main di tempat tersebut sehingga anak dapat memiliki tempat bermain yang baik dan anak-anak yang lebih menyukai permainan modern seperti bermain gadget juga ikut bermain. Anak harus melakukan aktifitas fisik dalam proses pertumbuhannya agar terjadi respon terhadap kedua bagian otak. Saat ini dunia globalisasi serta kurangnya pemenuhan ruang bermain telah menggeser pentingnya kegiatan bermain dan aktivitas fisik pada anak.
Adapun faktor penting dalam perancangan taman bermain anak yang aman dan nyaman adalah:
1. Aspek keamanan, bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi anak yang bermain dengan mudahnya orang tua atau pendamping yang mengawasi (Alamo, 2002).
Komponen aspek keamanan, yaitu:
a. Lokasi, terlindungi dengan pagar.
b. Tata letak, mudah dalam pengawasan; pemisahan zonasi aktivitas; kelompok umur dan jenis permainan.
c. Peralatan permainan, material permukaan yang aman.
d. Konstruksi, sambungan peralatan bermain dipasang dengan aman.
e. Material/ bahan, bahan yang bersentuhan langsung dengan kulit anak bertekstur halus.
2. Aspek kenyamanan, bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas bermain (Alamo, 2002). Komponen aspek kenyamanan, yaitu:
a. Lokasi, mempunyai iklim mikro yang nyaman dengan memanfaatkan area ternaungi oleh vegetasi/struktur bangunan.
b. Tata letak, anak bebas memilih jenis permainan; bebas bergerak; pembagian permainan yang ternaungi dan terbuka; tersedianya fasilitas rest area.
c. Peralatan permainan, mampu digunakan dengan nyaman oleh semua anak termasuk dengan keterbatasan fisik.
d. Konstruksi, tercipta kesatuan estetika dengan fasilitas bermain lainnya.
e. Material/ bahan, mempunyai daya tahan tinggi; higienis dan mudah secara pemeliharaan.
(a)
(b)
Gambar 2. (a) dan (b) menunjukkan beberapa contoh fasilitas bermain anak yang nyaman dan aman sehingga menarik perhatian anak untuk datang bermain di tempat tersebut.
Konsep Pembagian Pada Taman Bermain Anak
Menurut Hutapea, Christofer et all, 2014, Ada beberapa penempatan permain dan zona bermain karena kebiasaan bermain pada anak-anak berbeda-beda. beberapa anak suka bermain sendiri, ada juga yang bermain dalam kelompok kecil, ataupun kelompok besar. Oleh karena itu, area bermain dipisah menjadi empat bagian yaitu active play area, quiet play area, creative play area dan natural area.
1. Active play area (playground, kolam renang anak). Berguna untuk mengembangkan kekuatan fisik, keseimbangan, koordinasi, dan rasa percaya diri anak.
2. Quiet play area (taman bacaan anak, tamiya dan video game). Berguna untuk membantu anak mengembangkan fantasi dan imajinasi anak. Selain itu jenis permainan ini juga menuntut ketekunan anak.
3. Creative play area (seni lukis dan kerajinan tangan). Berguna untuk mengembangkan kreativitas anak di bidang seni lukis dan kerajinan tangan, sehingga dari situ akan meningkatkan jiwa mereka menjadi aktif.
4. Natural area (kolam pasir). Berguna untuk membantu anak mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dengan adanya unsur alam yang membuat area bermain menjadi lebih teduh dan nyaman.
Selain beberapa pembagian area bermain anak sesuai dengan kebiasaan anak yang berbeda-beda, ada pula faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam
Pengawasan
Anak sering mengalami cedera saat bermain. Oleh sebab itu, anak yang bermain membutuhkan pengawasan dari orang dewasa. Desain taman bermain dapat memfasilitasi kebutuhan ini, misalnya dengan cara mendekatkan area istirahat dengan area bermain.
Pengawasan pada taman bermain terbagi menjadi dua titik yang letaknya di arena playground dan kolam renang anak.
Lingkungan Taman yang Nyaman dan Aman
Aspek kenyamanan bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas bermain, antara lain pemandangan dan penggunaan bahan yang sesuai. Selain aspek kenyamanan, masalah keselamatan anak juga perlu diperhatikan. Masalah keselamatan ini meliputi pemilihan material/ bahan permukaan. beberapa lingkungan taman yang nyaman juga dapat dibentuk oleh tata letak dan fasilitas yang tersedia yaitu sebagai berikut.
Tata letak memungkinkan anak-anak bebas bergerak dari satu area permainan ke area permainan lainnya dan memilih permainan yang berbeda.
Terdapat pembagian lokasi permainan yang ternaungi dan yang terbuka sehingga terkena sinar matahari secara langsung.
Tersedianya fasilitas rest area yang dapat digunakan untuk beristirahat setelah bermain maupun area tunggu bagi orang tua dan pendamping lainnya.
Tersedianya fasilitas berlindung saat terjadi kondisi hujan dan gangguan alam lainnya.
Kemudahan Dalam Bermain
Aspek kemudahan bertujuan untuk memberikan kemudahan bergerak dan beraktivitas bagi semua anak-anak, maupun anak dengan keterbatasan fisik. Sehingga semua fasilitas permainan dapat dengan mudah digunakan, dimengerti, dan dijangkau oleh semua anak.
2.5 KERANGKA PIKIR
Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
KEBUTUHAN BERMAIN ANAKKEBUTUHAN BERMAIN ANAK
KEBUTUHAN BERMAIN ANAK
KEBUTUHAN BERMAIN ANAK
RTH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHANRUANG BERMAIN RTH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHANRUANG BERMAIN
RTH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
RUANG BERMAIN
RTH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
RUANG BERMAIN
- BERMAIN DI JALAN- BERMAIN DI GANG- BERMAIN DI DALAM RUMAH- BERMAIN DI JALAN- BERMAIN DI GANG- BERMAIN DI DALAM RUMAH
- BERMAIN DI JALAN
- BERMAIN DI GANG
- BERMAIN DI DALAM RUMAH
- BERMAIN DI JALAN
- BERMAIN DI GANG
- BERMAIN DI DALAM RUMAH
DIBUTUHKAN SEBUAH KONSEP DESAINDIBUTUHKAN SEBUAH KONSEP DESAINANAK BERMAIN DI TEMPAT BERMAIN ANAKANAK BERMAIN DI TEMPAT BERMAIN ANAKTERSEDIA TERSEDIA
DIBUTUHKAN SEBUAH KONSEP DESAIN
DIBUTUHKAN SEBUAH KONSEP DESAIN
ANAK BERMAIN DI TEMPAT BERMAIN ANAK
ANAK BERMAIN DI TEMPAT BERMAIN ANAK
TERSEDIA
TERSEDIA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 PARADIGMA PENELITIAN
Penelitian termasuk dalam penelitian kualitatif dan menggunakan paradigma rasionalistik yaitu menganalisis fenomena di lapangan dan dibandingkan dengan kerangka teoritik yang dibangun dari pemaknaan hasil penelitian terdahulu, teori yang dikenal, buah pikiran para pakar dan dikonstruksikan menjadi sesuatu yang problematik yang kemudian diteliti.
3.2 METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan terhadap kebiasaan anak-anak ketika bermain di kompleks PKG Gowa. Pada metode ini dilakukan pencarian data-data mengenai karakteristik perkembangan anak, kegiatan bermain dan perilaku anak, kriteria taman bermain anak yang aman dan nyaman. Serta studi komparasi yang didapat langsung dari pengamatan fakta yang ada di lapangan, maupun data-data sekunder yang didapat melalui studi yang mendukung. Setelah itu, dilakukan analisis aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam membuat konsep desain tempat bermain anak.
Diambil beberapa orang anak yang dijadikan sampel secara acak dengan varian jenis kelamin, karakter fisik dan non fisik, sedangkan jenjang usia anak berkisar antara 3-14 tahun yang mana umur 3 tahun merupakan fase balita dan umur 14 tahun merupakan jenjang umur pra remaja. Selanjutnya dilakukan survei lapangan dan wawancara terhadap beberapa anak secara langsung selama 5 hari. Fokus utama dari pengamatan ini adalah kebiasaan anak-anak ketika bermain di sekitar lokasi dan melihat kondisi lapangan secara langsung, serta mencari beberapa informasi dari masyarakat atau orang tua anak tersebut.
3.3 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi penelitian ini adalah anak-anak di Kompleks PKG Gowa dengan rentang umur 0-14 tahun. Sedangkan untuk sampel penelitian terdiri atas 30 orang anak secara acak yang sedang bermain. Pengumpulan data primer dilaksanakan melalui survei lapangan dengan perpanjangan pengamatan dan wawancara menggunakan beberapa pertanyaan yang telah disediakan.
3.4 LOKASI PENELITIAN
Penelitian kualitatif ini didasarkan pada data kualitatif dan kuantitatif (berupa jumlah penduduk) yang diperoleh melalui studi literatur dan survei lapangan di kompleks PKG, sebagai salah satu kompleks permukiman masyarakat Gowa yang jumlah populasinya sebanyak 424 Jiwa terdiri dari 191 rumah.
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data melalui survei lapangan dan melakukan observasi lalu dianalisis. Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).
Untuk sumber data yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari lapangan melalui kuesioner dan wawancara terhadap warga sekitar kompleks, sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada melalui jurnal dan karya ilmiah lainnya terkait penelitian ini.