MAKALAH “KEMISKINAN”
Dosen pembimbing pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sonny Sonny Leksono, Leksono, SE., Ms.
Disusun Oleh :
Nama NPM
: :
Heriyanto 1002040006
Fakultas Ekonomi /Prodi Akuntansi Universitas Wisnuwardhana Malang Jl. Danau sentani 99 Malang 2013 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang… Belakang………… ………………… ………………… ………………… …………………… …………………… …………
1.2
Rumusan Rumusan Masalah Masalah ……… ………………… ……………….… …….…………… …………………… ………………… ………
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian .…………………… .……………………………… …………………… …………………… …………… …
BAB II : PEMBAHASAN 2.1 Kemiskinan …………………………...............………………………… …………………………...............……………………………... …... 2.2 Penyebab Terjadinya Kemiskinan …………………………………………. …………………………………………. 2.3 Cara Penanggulangan Kemiskinan....................…………………………… 2.4 Dampak Kemiskinan ……………….……………………………………….. ……………….……………………………………….. a) Pengangguran ....................... ..................... ........................ .................. b) Kekerasan ..................... ........................ ......................... ...................... c) Pendidikan ....................... ........................ ........................... ................ d) Kesehatan .................... ........................... ......................... .................... e) Konflik Sosial Bernuansa SARA ...................... ........................... .........
BAB III : PENUTUP 3.1 Kesimpulan …………………………………… …………………………………………………………… ………………………....... ....... 3.2 Saran …………………………………………………………………….....
DAFTAR FUSTAKA ...................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan berhubungan dengan dengan warga negaranya. Terlebih pada pada negara negara - negara yang yang memiliki memiliki jumlah
penduduk
yang tinggi
seperti
Indonesia. Masalah
ketenagakerjaan, ketenagakerjaan,
pengangguran, dan kemiskinan Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia untuk menjadi mengara yang lebih maju. Indonesia sebenarnya sempat menjadi tempat favorit bagi para pengusaha dari luar negeri untuk membangun usaha mereka disini. Ya, dengan alasan murahnya biaya tenaga kerja merupakan salah satu faktor mengapa Indonesia diincar oleh para pengusaha asing. Namun, Namun, ternyata ternyata hal terseb tersebut ut tidak diimban diimbangi gi dengan dengan dukungan dukungan positif positif dari dari pemerinta pemerintah h tentang tentang pengatura pengaturan n Undang Undang - Undang Undang inves investasi tasi dan ketenagak ketenagakerjaa erjaan n sehingga malah memunculkan banyak masalah baru sehingga mengakibatkan dampak terparah berupa relokasi tempat usaha ke negara lain. Banyak yang harus dibenahi untuk
menyelesaikan
masalah
ketenagakerjaan.
Diantaranya
adalah
dengan
membekali berbagai macam ketrampilan bagi para tenaga kerja usia produktif supaya lebih mampu bersaing di dunia kerja tidak hanya dalam bursa tenaga kerja lokal namun juga bursa tenaga kerja dunia.
Dampak terbesar dari terjadinya relokasi tempat usaha adalah meningkatnya angka pengangguran pengangguran di Indonesia. Jumlah pengangguran pengangguran di Indonesia telah mencapai titik dimana memerlukan penanganan dari pemerintah dengan sangat serius. Ternyata langkah pemerintah untuk membuka banyak lapangan kerja baru tidak banyak membantu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Langkah yang dianggap paling tepat adalah dengan membekali ketrampilan kepada para tenaga kerja produktif yang masih belum medapatkan pekerjaan dengan harapan mereka bisa membuka lapangan kerja baru, tidak hanya untuk diri mereka sendiri namun juga untuk masyarakat di sekitar mereka. Oleh karena itu, dukungan penuh dari pemerintah terhadap para wiraswasta sangat sangat diharapkan supaya supaya angka angka pengangguran pengangguran bisa jauh berkurang.
3
Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan dianggap sebagai akar dari segala permasalahan sosial kependudukan yang memiliki efek luar biasa bagi Indonesia. Harus diakui bahwa hingga saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sangat tinggi. Upaya pemerintah untuk menurunkan jumlah penduduk miskin adalah dengan memberikan fasilitas rusunawa yang pada kenyataannya banyak salah sasaran, memberikan BLT (bantuan langsung tunai) yang ternyata tidak banyak membantu masyarakat, hingga pemberian aneka subsidi untuk masyarakat miskin. Berbagai langkah tersebut pada kenyataannya tidak bisa membuat jumlah penduduk miskin di Indonesia menjadi berkurang. Karena solusi idealnya adalah dengan memberikan mereka pekerjaan tetap dengan gaji yang memadai sehingga mereka bisa hidup lebih layak. Ini bukan perkara yang mudah bagi pemerintah.
Meski kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang setua peradaban manusia
tetapi
pemahaman
kita
terhadapnya
dan
upaya-upaya
untuk
mengentaskannya belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Para pengamat ekonomi pada awalnya melihat masalah kemiskinan sebagai “sesuatu” yang hanya selalu dikaitkan dengan faktor-faktor ekonomi saja.
Hari Susanto [2006] mengatakan umumnya instrumen yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat tersebut miskin atau tidak bisa dipantau dengan memakai ukuran peningkatan pendapatan pendapatan atau tingkat konsumsi konsumsi seseorang atau sekelompok sekelompok orang. Padahal Padahal hakikat hakikat kemiskinan kemiskinan dapat dilihat dari berbagai faktor. Apakah itu sosial-budaya, ekonomi, politik, maupun hukum.
Menurut Koerniatmanto Soetoprawiryo menyebut menyebut dalam Bahasa Latin ada istilah esse [to be] atau [martabat manusia] dan habere [to have] atau [harta atau kepemilikan]. Oleh sebagian besar orang persoalan kemiskinan lebih dipahami dalam konteks habere. Orang miskin adalah orang yang tidak menguasai dan memiliki sesuatu. Urusan kemiskinan urusan bersifat ekonomis semata.
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari latarbelakang diatas penulis mengambil beberapa rumusan masalah diantaranya : a) Apakah Apakah yang yang dimaksut dimaksut dengan dengan kemisk kemiskinan inan ? b) Mengapa kemiskinan kemiskinan itu bisa terjadi? c) Bagaimana cara menangani kemiskinan? d) Bagimana dampak kemiskinan kemiskinan terhadap kehidupan kehidupan masarakat? masarakat?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan tujuan dari pada pada artikel ini adalah: a) Untuk mengetah mengetahui ui apa yang yang di di maksut maksut dengan dengan kemisk kemiskinan inan.. – faktor b) Untuk Untuk menge mengetah tahui ui faktor faktor – faktor penyebab kemiskinan. c) Untuk mengetah mengetahui ui bagaiman bagaimanaa cara cara mengatas mengatasii kemiskinan kemiskinan.. d) Untuk mengeta mengetahui hui dampak dampak dari kemiskinan kemiskinan terhadap terhadap kehidupa kehidupan n masarakat. masarakat.
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos, 2002:3).
Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang yang berada berada di bawah garis garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002:4).
Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan kesehatan kesehatan yang buruk, kekurangan kekurangan transportasi yang dibutuhkan dibutuhkan oleh masyarakat (SMERU dalam Suharto dkk, 2004). Beberapa tahun ke belakang, kemiskinan di Indonesia dan penanggulangannya penanggulangannya telah menjadi prioritas pembangunan dan menjadi agenda pokok yang mengerahkan berbagai sumber daya pembangunan. Selama itu pula, dinamika kemiskinan dan penanggulangannya penanggulangannya di Indonesia juga turut berkembang. Sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan telah turun menjadi 11.96 persen (29.13 juta jiwa). Sebelumnya, sampai dengan Maret 2011, tingkat kemiskinan nasional menurun hingga 12,49 persen, dari 13,33 persen pada tahun 2010. Selanjutnya, pada periode September 2011, tingkat kemiskinan menurun lagi menjadi 12,36 persen. “Diharapkan tingkat kemiskinan nasional nasional akan akan dapat diturunkan diturunkan lagi pada pada kisaran 9,5-10,5 persen persen pada tahun
2013,”
ungkap
ibu
Armida,
dalam
Konferensi
Pers
Kementerian
PPN/Bappenas, pada hari Senin, (13/8), bertempat di Ruang Serba Guna, Gedung Bappenas. Bappenas. Hal ini, menurut Menteri PPN/ Kepala Kepala Bappenas, Bappenas, mencerminkan bahwa bahwa
6
pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan jangka pendek sudah berjalan dengan baik. Diakui oleh Ibu Armida dalam paparannya, penduduk miskin di Indonesia tersebar tidak merata. Jumlah terbesar dari penduduk miskin sebesar 57,8 persen berada di pulau Jawa. Lalu sebanyak 21 persen di Sumatera, 7,5 persen di Sulawesi, 6,2 persen di Nusa Tenggara, 4,2 persen di Maluku dan Papua dan angka terkecil sebesar 3,4 persen tersebar di Kalimantan. Angka kemiskinan tidak dapat turun dengan signifikan karena inflasi yang dirasakan oleh masyarakat miskin juga tinggi. Kondisi global yang berimbas pada situasi nasional, mendorong kenaikan hargaharga, kenaikan bahan-bahan pokok yang tertinggi di antara kelompok pengeluaran untuk bahan-bahan lainnya. Pengeluaran rumah tangga miskin untuk bahan pokok ini rentan terhadap kenaikan harga pangan. Bahkan pada tahun 2005, meski terjadi pertumbuhan, tetapi dengan poverty basket inflation tercatat sampai dengan 12,78 persen karena adanya kenaikan harga BBM, yang memicu kenaikan harga bahan pokok sehingga berdampak pada kenaikan angka kemiskian. Oleh karenanya, stabilitas harga pangan harus dijaga.Tercatat pada tahun 2006, angka kemiskinan naik dari 15,97 persen menjadi 17,75 persen. Selanjutnya, berdasarkan series status kemiskinan kemiskinan selama 4 tahun, tahun, terlihat bahwa jumlah penduduk sangat miskin semakin berkurang setiap tahunnya. Hal ini terlihat pada tahun 2010 jumlah penduduk sangat miskin sebesar 4,56 persen turun menjadi 4,37 persen pada tahun 2011. Sebaliknya, penduduk hampir miskin bertambah sebagai akibat adanya penduduk miskin yang keluar dari garis kemiskinan, tetapi masih rentan untuk jatuh lagi ke dalam garis kemiskinan. Tercatat pada tahun 2011, jumlah penduduk penduduk hampir miskin sebesar sebesar 11,28 persen dari dari jumlah 9,88 persen pada tahun 2010. Kemiskinan adalah masalah yang telah ada selama berabad-abad umat manusia hidup. Bahkan sebelum adanya peradaban yang maju, kemiskinan sudah ada. Permasalahan kemiskinan saat ini menimpa hampir semua negara, bahkan negara maju sekalipun memiliki memiliki masalah kemiskinan. kemiskinan. Masyarakat Masyarakat miskin itu sendiri adalah adalah satu golongan masyarakat yang tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, yakni sandang atau pakaian, pangan atau makanan dan papan atau tempat tinggal. Pada setiap negara tentu saja memiliki standar kemiskinan yang berbeda-beda. Hal ini juga menyebabkan tingkat kemiskinan berbeda di setiap negara. Negara maju 7
tentu memiliki standar hidup yang lebih baik daripada negara berkembang, sehingga standar kemiskinannya pun berbeda. Negara dikatakan sebagai berkembang jika memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi sesuai standar yang ditetapkan secara internasional. Masyarakat miskin terjadi karena banyak faktor seperti populasi yang terlalu padat, kekeringan bahkan peperangan. Pada dasarnya kemiskinan itu dibagi menjadi tiga kelompok, yakni: Tiga Kelompok Kelompok Kemiskinan Kemiskinan
Kemiskinan karena kurangnya pemenuhan materi kebutuhan dasar seperti bahan makanan, pakaian dan tempat tinggal, ada juga yang menyatakan termasuk fasilitas kesehatan.
Kemiskinan karena ketidakmampuan dalam berpartisipasi pada kegiatan masyarakat
termasuk
ketidakmampuan
mendapatkan
pendidikan
dan
informasi.
Kemiskinan yang meliputi pendapatan yang tidak layak dan memadai.
Masyarakat miskin terbesar terbesar umumnya umumnya ada di perkotaan, di daerah-daerah daerah-daerah kumuh. Mereka berkembang sangat cepat sehingga perkampungan kumuh tersebut meluas dan dihuni oleh mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini diperparah dengan adanya urbanisasi oleh mereka yang tidak memiliki keahlian maupun pendidikan yang cukup. Mereka hidup di daerah kumuh karena enggan pulang kembali ke desa. Umumnya mereka menempati daerah yang tidak layak dan tidak seharusnya dijadikan tempat tinggal, seperti kolong jembatan dan bantaran sungai. Masyarakat miskin kota umumnya tidak mendapatkan mendapatkan fasilitas fasilitas yang layak seperti air bersih, listrik dan lainnya. Tentu saja mereka tidak bisa bercocok tanam karena tidak ada lahan. Akhirnya satu-satunya jalan terbaik adalah menjadi pemulung dan pengemis, pengemis, yang buruk adalah menjadi pencuri dan pencopet. Ini Ini disebabkan disebabkan karena mereka tidak memiliki ketrampilan dan pendidikan yang memadai untuk mendapatkan pekerjaan. Kemiskinan ini akan diturunkan terus pada generasi selanjutnya karena orang tua mereka tidak mampu membiayai pendidikan mereka. 8
2.2 Penyebab Terjadinya Kemiskinan
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan pelayanan kesehatan, kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern. Penyebab kemiskinan Kemiskinan banyak dihubungkan dengan: a) penyebab penyebab individua individual, l, atau patologis patologis,, yang melihat kemiski kemiskinan nan sebaga sebagaii akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin b) penyebab keluarga, yang menghubungkan menghubungkan kemiskinan kemiskinan dengan pendidikan keluarga; c) penyebab penyebab keluarga keluarga,, yang menghubun menghubungkan gkan kemiskin kemiskinan an dengan dengan pendidikan pendidikan keluarga; d) penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan menghubungkan kemiskinan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar; e) penyebab agensi, yang yang melihat melihat kemiskinan kemiskinan sebagai sebagai akibat akibat dari aksi orang orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi; f) penyebab penyebab struktu struktural, ral, yang yang memberika memberikan n alasan alasan bahwa kemiski kemiskinan nan merupak merupakan an hasil dari struktur sosial
Di sisi lain ada dua kondisi yang menyebabkan menyebabkan kemiskinan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan “buatan” terjadi karena lembaga lembaga-lembaga -lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan. Di Indonesia, para pelaku pembangunan banyak yang melakukan kecurangan. Praktik kolusi dan nepotisme juga merajalela. Sehingga pembangunan yang selama
9
ini dilakukan menjadi menjadi suatu hal yang tidak berarti. Apalagi Indonesia Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menjalankan roda pembangunan dengan baik. Sementara itu, hasil-hasil pembangunan di Indonesia juga tidak sampai pada penduduk yang tinggal di daerah pedesaan. Pada akhirnya para penduduk desa banyak yang tergiur dengan kehidupan di daerah perkotaan. Padahal pekerjaan di perkotaan menuntut para pekerja yang terampil. Penduduk yang berpindah dari desa ke kota semakin meningkat. Permasalahan sosial di daerah perkotaan juga semakin banyak dengan bermuculannya para pedagang kaki lima, pengemis, gelandangan, dan berbagai kasus kriminalitas lainnya. Ditengah hiruk pikuk pembangunan yang dilakukan, daerah pedesaan pun tetap saja berada pada kondisi kemiskinan dan ketidakberdayaan hal ini menggambarkan kegagalan pembangunan. Pembangunan seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan perubahan kondisi kondisi kepada kepada masyarakat luas, luas, tentunya tentunya perubahan perubahan dari kondisi yang buruk kepada kondisi yang lebih baik. Secara ideal, pembangunan yang dilakukan seharusya dapat memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk keluar dari kondisi serba kekurangan dan meraih kualitas hidup yang baik. negara pun dapat mencapai kondisi kesejahteraan sosial Berbagai persoalan kemiskinan penduduk memang menarik untuk disimak dari berbagai aspek, sosial, ekonomi, psikologi dan politik. Aspek sosial terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi. Aspek ekonomi akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya tawar rendah, tabungankecil, lemah mengantisipasi peluang. Dari aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil keputusan. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: a) Kemi Kemisk skin inan an abso absolu lut, t, Seseorang
termasuk
golongan
miskin
absolut
apabila
hasil
pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan.
10
b) Kemis Kemiski kina nan n rel relat atif if Seseorang yang yang tergolong miskin relatif sebenarnya sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. c) Kemi Kemisk skin inan an kult kultur ural al.. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya. m embantunya.
Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut: a)
Ketida Ketidakma kmampu mpuan an memen memenuhi uhi kebu kebutuh tuhan an konsu konsumsi msi dasa dasarr (sanda (sandang ng,, panga pangan n dan papan).
b) Tidak adanya adanya akses akses terhadap terhadap kebutuhan kebutuhan hidup hidup dasar lainnya lainnya (kesehatan (kesehatan,, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi). c) Tidak adany adanyaa jaminan jaminan masa depa depan n (karena (karena tiadanya tiadanya investa investasi si untuk pendidikan dan keluarga). d) Kerentana Kerentanan n terhadap terhadap goncang goncangan an yang yang bersifat bersifat individua individuall maupun maupun massa. massa. e) Rendahny Rendahnyaa kualitas kualitas sumber daya daya manusia manusia dan terbatasny terbatasnyaa sumber daya daya alam. f) Kurangny Kurangnyaa apresia apresiasi si dalam dalam kegia kegiatan tan sosial sosial masyaraka masyarakat. t. g) Tidak adany adanyaa akses dalam dalam lapangan lapangan kerja kerja dan mata mata pencaharia pencaharian n yang berkesinambungan. h) Ketidakma Ketidakmampua mpuan n untuk berusaha berusaha karena karena cacat cacat fisik maupun maupun mental. mental. i) Ketidakma Ketidakmampua mpuan n dan ketidakte ketidaktergan rgantunga tungan n sosial sosial (anak-anak (anak-anak terlanta terlantar, r, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil). Lebih Lebih lanjut, garis garis kemiskina kemiskinan n merupakan merupakan ukuran ukuran rata-rata rata-rata kemampuan kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. Melalui pendekatan sosial, masih sulit mengukur mengukur garis kemiskinan masyarakat, masyarakat, tetapi dari indikator ekonomi secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Sementara ini yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) untuk menarik garis kemiiskinan adalah pendekatan pengeluaran.
11
Selama ini masyarakat masyarakat miskin sering masih dianggap dianggap sebagai sebagai beban dalam dalam suatu sistem ekonomi, sehingga bagaimana merubah total posisi masyarakat miskin yang tadinya sebatas beban dalam sistem ekonomi tersebut, menjadi kontributor dalam pertumbuhan ekonomi. Inilah permasalahan yang harus dipecahkan oleh pemerintah khususnya dalam dalam menghadapi kegiatan ekonomi ekonomi yang semakin global. Dikutip dari Badan Pusat Statistik, Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2011 sebesar 29,89 juta orang (12,36 persen). Diihat dari jumlahnya penduduk miskin merupakan merupakan jumlah jumlah yang tidak tidak sedikit. Untuk Untuk mengurangi mengurangi angka angka kemiskinan ini pemerintah harus mengambil langkah yang tepat dalam mengambil kebijakan. Tetapi dalam dalam kenyataannya kenyataannya Kebijakan Pemerintah Pemerintah yang yang ingin menuntaskan menuntaskan kemiskinan seringkali seringkali tidak sesuai dengan dengan implementasi dalam masyarakat. masyarakat.
2.3 Cara penanggulangan kemiskinan
Kemiskinan dapat ditanggulangi dengan berbagai cara mulai dari pembagian bantuan bantuan secara secara langsung langsung atau atau penyediaa penyediaan n lapangan lapangan pekerjaan pekerjaan yang yang padat karya. karya. Bantuan langsung haruslah bersifat sementara karena tidak akan mendidik masyarakat dan membuat mereka menjadi malas. Penyediaan lapangan pekerjaan yang cocok bagi mereka serta bantuan untuk relokasi supaya mendapatkan fasilitas yang lebih baik tentu saja lebih cocok untuk solusi jangka panjang. Solusi yang lain adalah transmigrasi, yakni merelokasi ke pulau lain dan memberikan sebidang tanah untuk digarap. Dengan begitu diharapkan mereka bisa mengubah nasib. Sudah banyak cerita tentang orang yang tadinya gelandangan sekarang menjadi kaya raya karena hidup di daerah transmigrasi. Namun tak sedikit pula yang kembali kembali ke daerah asal dan kembali menjadi gelandangan. (iwan) Saat iniIndonesia masih masih harus menghadapi menghadapi tiga masalah mendasar mendasar dalam upaya upaya mengangk mengangkat at sebagian sebagian besa besarr penduduk penduduk yang yang masih terhimpit terhimpit kemiskin kemiskinan an yaitu: yaitu: a) Mempe Memperce rcepa patt pertumb pertumbuha uhan n ekonom ekonomi. i. Jumlah penduduk penduduk miskin tidak akan dapat dikurangi dikurangi secara signifikan signifikan tanpa adanya adanya pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi orang miskin. Untuk menurunkan menurunkan tingkat kemiskinan kemiskinan lebih jauh jauh lagi, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi merupakan suatu keharusan. 12
b) Peningka Peningkatan tan pelayan pelayanan an sosial sosial bagi bagi masyaraka masyarakatt miskin. miskin. Indonesia harus dapat menyelesaikan menyelesaikan masalah dalam bidang pelayanan pelayanan sosial
agar manfaat
dalam efektifitas dicapai dengan
dari pembangunan pembangunan
dan
efisiensi
mengusahakan mengusahakan
dan kerangka hukum,
lebih
pemberian
perbaikan perbaikan
termasuk
dirasakan.
pelayanan sosial,
dalam
dalam
Peningkatan
sistem
aspek-aspek aspek-aspek
dapat
kelembagaan kelembagaan yang yang
terkait terkait
dengan desentralisasi. Hal ini akan membuat membuat penyedia jasa mengenali mengenali tanggungjawab
mereka
diberikan, disamping
dalam
menjaga
memberikan memberikan
kualitas
kesempatan kesempatan
bagi
pelayanan pemerintah
yang dan dan
masyarakat untuk mengawasi mengawasi aktifitas aktifitas tersebut. tersebut.
c) Perlid Perlidung ungan an bagi bagi si si misk miskin. in. Kebanyakan Kebanyakan
penduduk
Indonesia
rentan terhadap
kemiskinan kemiskinan.. Perubaha Perubahan n sedikit saja saja dalam tingkat tingkat harga, harga, pendapata pendapatan n dan kondisi
kesehatan, kesehatan,
dapat
menyebabkan menyebabkan
mereka
berada berada dalam
kemiskinan, setidaknya untuk sementara waktu. Program Program perlidungan sosial yang ada tidaklah mencukupi mencukupi dalammenurunkan dalammenurunkan tingkat resiko bagi keluarga keluarga miskin, walaupun memberikan memberikan manfaatpada manfaatpada keluarga yang lebih berada. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan dengan menyediakan program program perlindungan sosial yang lebih bermanfaat bermanfaat bagi penduduk miskin serta serta masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan.
Kesulitan-kesulitan tersebut memang masih belum dapat diatasi oleh pemerintah, oleh sebab itu berbagai kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatasi kemiskinan seringkali mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan yang lain diantaranya Pertama, program-program penanggulanga penanggulangan n kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin. Hal tersebut antara lain berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan. Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan kedermawanan pemerintah ini justru justru dapat dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan 13
ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga j uga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. penyalurannya. Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sendiri sehingga sehingga program-program pembanguna pembangunan n yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal. Sebagaimana diketahui, data dan informasi yang digunakan untuk programprogram penanggulangan kemiskinan selama ini adalah data makro hasil Survei Sosial dan Ekonomi Ekonomi Nasional oleh BPS dan data mikro hasil pendaftaran keluarga prasejahtera dan sejahtera I oleh BKKBN. Kedua data ini pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan perencanaan nasional yang sentralistik, dengan asumsi yang menekankan
pada
keseragaman
dan
fokus
pada
indikator
dampak.
Pada
kenyataannya, data dan informasi seperti ini tidak akan dapat mencerminkan tingkat keragaman dan kompleksitas yang ada di Indonesia sebagai negara besar yang mencakup banyak wilayah yang sangat berbeda, baik dari segi ekologi, organisasi sosial, sifat budaya, maupun bentuk ekonomi yang berlaku secara lokal. Bisa saja terjadi bahwa angka-angka kemiskinan tersebut tidak realistis. Pada menjad menjadika ikan n
prinsipnya, kemisk kemiskina inan n
pemerintah sebaga sebagaii
dalam salah salah
program satu
fokus fokus
pembangunannya utaman utamanya ya..
telah
Program Program
umum pembangunan pembangunan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Dalam kondisi ideal, maka peningkatan pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan perluasan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. Namun keadaan riil tidak selalu seperti yang diharapkan. Adapun hal-hal yang mungkin terjadi adalah :
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diikuti dengan pengurangan kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi yang yang tinggi tetapi tidak lantas memperluas lapangan kerja.
Lapangan kerja yang luas akan tetapi pertumbuhan ekonomi tetap rendah. Dalam mengatasi masalah kemiskinan harus bertumpu pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya pertumbuhan ekonomi yang memadai maka 14
lapangan kerja kerja yang tersedia tidak akan cukup cukup atau bisa jadi tersedia lapangan lapangan kerja yang luas namun tidak sanggup untuk menyediakan tatanan upah yang memadai sehingga tetap tidak sanggup mengatasi masalah kemiskinan. Namun sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga tidak dengan sendirinya akan menyediakan lapangan kerja yang berkualitas dan langsung menyelesaikan masalah kemiskinan. Secara umum, kebijakan yang dirancang untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia umumnya umumnya akan selalu berhadapan berhadapan dengan tiga tantangan penting yaitu:
Tantangan untuk menyediakan lapangan kerja yang cukup.
Tantangan untuk memberdayakan masyarakat.
Tantangan untuk membangun sebuah kelembagaan jaminan sosial yang akan menjamin masyarakat ketika terjadi ketegangan ekonomi. Sehingga untuk untuk lebih mengefektifkan mengefektifkan kinerja program program yang telah telah ada, maka maka
perlu
dirancang
sebuah
rekomendasi
kebijakan
yang
akan
sanggup
untuk
mengakselerasi mengakselerasi capaian dari program-program tersebut. Rekomendasi kebijakan pertama diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Program kerja yang dapat dilakukan antara lain: (1) mempercepat belanja negara yang dialokasikan pada sejumlah proyek infrastruktur dan memberdayakan usaha kecil menengah sektor-sektor produksi, (2) mendukung dan memfasilitasi gerakan nasional penanggulangan kemiskinan dan krisis BBM melalui rehabilitasi dan reboisasi 10 juta hektar lahan kritis dengan tanaman yang menghasilkan energi pengganti BBM kepada masyarakat luas, diantaranya jarak pagar, tebu, kelapa sawit, umbi-umbian, sagu. Rekomendasi kedua adalah kebijakan penguatan sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja. Kebijakan pendidikan harus diintegrasikan dengan kebijakan yang mengatur industri, ketenagakerjaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bentuk program kerja yang dapat dilakukan antara lain: keberadaan kredit mikro bagi para individu miskin yang dirancang dengan skema yang sedemikian sehingga memacu produktifitas dan daya saing dari individu miskin tersebut. Program ini dilakukan dengan koordinasi Bank Indonesia melalui berbagai program keuangan mikro bersama bank-bank pembangunan daerah (BPD) dan bankbank perkreditan rakyat (BPR) bekerja-sama dengan lembaga-lembaga keuangan milik masyarakat seperti Lembaga Dana dan Kredit Perdesaan (LDKP) dan 15
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Program kerja lainnya adalah membuka akses tanah olahan bagi para individu miskin. Untuk keberhasilan program kerja ini, diperlukan suatu kebijakan land reform yang kondusif. Rekomendasi ketiga adalah kebijakan yang mengatur pembangunan suatu kelembagaan kelembagaan perlindungan sosial bagi warga negara. Bentuk program kerjanya antara lain adalah jaminan asuransi, jaminan penanganan khusus untuk pemberikan kredit bagi para cacat untuk wira usaha dan regulasi lainnya terkait dengan upah minimum dan fasilitas minimum bagi para para pekerja. pekerja. Rekomendasi keempat adalah kebijakan yang memungkinkan adanya akses untuk menyuarakan aspirasi dan pendapat dari kalangan miskin. Bentuk program kerjany yaitu yaitu pada terbentuknya terbentuknya forum-forum masyarakat masyarakat miskin yang difasilitasi oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat atau memberdayakan forumforum sejenis yang telah terbentuk.
2.4 Dampak Kemiskinan
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks. a) pengang penganggura guran. n.
Sebagaimana kita ketahui jumlah pengangguran pengangguran terbuka tahun 2007 saja saja sebanyak 12,7 juta orang. Jumlah yang cukup “fantastis” mengingat krisis multidimensional yang sedang dihadapi bangsa saat ini. Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat ti ngkat pengeluaran rata-rata. Dalam konteks daya saing secara keseluruhan, belum membaiknya pembangunan manusia di Tanah Air, akan melemahkan kekuatan daya saing bangsa. Ukuran daya saing ini kerap digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu bangsa dalam bersaing dengan bangsa-bangsa lain secara global. Dalam konteks daya beli di tengah melemahnya daya beli masyarakat kenaikan harga 16
beras akan berpotensi meningkatkan angka kemiskinan. Razali Ritonga menyatakan perkiraan itu didasarkan atas kontribusi pangan yang cukup dominan terhadap penentuan garis kemiskinan yakni hampir tiga perempatnya [74,99 persen]. Meluasnya
pengangguran
sebenarnya
bukan
saja
disebabkan
rendahnya tingkat pendidikan seseorang. seseorang. Tetapi, juga juga disebabkan kebijakan pemerintah yang terlalu memprioritaskan ekonomi makro atau pertumbuhan [growth]. Ketika terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia tahun 1997 silam misalnya banyak perusahaan yang melakukan perampingan jumlah tenaga kerja. Sebab, tak mampu lagi membayar gaji karyawan kar yawan akibat defisit anggaran perusahaan. Akibatnya jutaan orang terpaksa harus dirumahkan atau dengan kata lain meraka terpaksa di-PHK [Putus [ Putus Hubungan Kerja]. b) Kekeras Kekerasan. an.
Sesungguhnya Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan j aminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak. c) Pendid Pendidika ikan. n.
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Bagaimana seorang penarik becak misalnya yang memiliki anak cerdas bisa mengangkat dirinya dari kemiskinan ketika biaya untuk sekolah saja sudah sangat mencekik leher. Sementara anak-anak orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-perguruan tinggi mentereng dengan fasilitas lengkap. Jika ini yang terjadi sesungguhnya negara sudah melakukan “pemiskinan struktural” terhadap rakyatnya.
17
Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang.
Dengan
mendapatkan
begitu
pekerjaan
akan
yang
mengurangi
lebih
layak.
kesempatan Ini
akan
seseorang
menyebabkan
bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang. d) Kesehatan. Kesehatan.
Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin. e) Konflik Sosial Bernuansa Bernuansa SARA. SARA.
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan “keamanan” “keama nan” dan perlindungan hukum dari negara, persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjektif. subjektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia. Baik Baik di perdesaan maupun perkotaan. perkotaan.
18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemiskinan di indonesia, sampai saat sekarang masih banyak dan masih belum bisa ditangani secara keseluruhan. Tapi semoga dengan adanya penangulangan penangulangan kemis kemiskin kinan an yang yang diadak diadakan an pemeri pemerinta ntah, h, kemisk kemiskina inan n akan akan lebih lebih berkur berkurang ang dan dan warga warga masyarakat akan lebih sejahtera dan makmur. Berdasar uraian di atas dapat dikemukakan, bahwa dalam mengatasi masalah kemiskinan diperlukan kajian yang menyeluruh sehingga dapat dijadikan acuan acuan dalam merancang program pembangunan pembangunan kesejahteraan sosial yang lebih menekankan pada konseppemberdayaan dan pengentasan, pengentasan, bukan pertolongan. Pada konsep pemberdayaan, pemberdayaan, pemberdayaan pemberdayaan dapat diartikan sebagai sebagai upaya untuk menggerakkan menggerakkan masyarakat masyarakat yang lemah atau tidak tidak berdaya berdaya untuk berusa berusaha ha agar mampu mampu baik baik secara secara fisik, fisik, mental dan dan pikiran pikiran untuk mencapai kesejahteraan sosial hidupnya. Dalam konteks ini, mereka dipandang sebagai aktor yang mempunyai peran penting untuk mengatasi masalahnya.
3.2 Saran
kebijakan pemerintah hendaknya diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang disertai pemerataan, penguatan sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja, mengatur pembangunan suatu kelembagaan perlindungan sosial bagi warga negara, dan kebijakan yang memungkinkan memungkinkan adanya akses untuk menyuarakan aspirasi dan pendapat dari kalangan miskin.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://andist.wordpress.com/2008/03/21 http://andist.wordpress.com/2008/03/21/pengertian-kemiskina /pengertian-kemiskinan/ n/ http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:PelakuPelaku_Ekonomi_Dalam_Sistem_ Pelaku_Ekonomi_Dalam_Sistem_Perekonomian_I Perekonomian_Indonesia_8.2_ ndonesia_8.2_%28BAB_15%29 %28BAB_15%29 http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan-01jul11.pdf http://www.scribd.com/doc/40227855/MAK http://www.scribd.com/do c/40227855/MAKALAH-Masalah-Kemiskina ALAH-Masalah-Kemiskinan-Din-DiIndonesia http://carapedia.com/masalah_ke http://carapedia.com/masalah_ketenagakerjaan tenagakerjaan_penganggura _pengangguran_kemiskinan_ind n_kemiskinan_indonesia onesia _info3017.html http://www.bappenas.go.id http://semangatku.com/239/sosial-buday http://semangatku.com/239/sosial-budaya/berbicara-tentang-masy a/berbicara-tentang-masyarakat-miskin-diarakat-miskin-diindonesia/ :http://us.suarapembaca.detik.co http://us.suarapembaca.detik.com/read/2010/02/22/08 m/read/2010/02/22/081829/1303963 1829/1303963/471/indonesia/471/indonesiadan-problem-kemiskinan http://carapedia.com/masalah_ke http://carapedia.com/masalah_ketenagakerjaan tenagakerjaan_penganggura _pengangguran_kemiskinan_ind n_kemiskinan_indonesia onesia _info3017.html
20