Clinical Prosedur Retensio Plasenta Apabila plasenta belum lahir dalam setengah sampai satu jam setelah bayi lahir, apabila terjadi perdarahan maka plasenta harus segera dikeluarkan. Penatalaksaan retensio plasenta 1. Pemasangan Pemasangan infus infus dengan dengan kateter kateter berdiamete berdiameterr besar serta pemeber pemeberian ian cairan cairan kristaloid kristaloid (sodium klorida isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat apabila memungkinkan). ranfusi ranfusi dara apabila diperlukan yang dikonfirmasikan dengan hasil pemeriksaan darah. !. "rip oksitosin oksitosin 1# 1# $i dalam dalam %## ml ml larutan larutan ringer laktat laktat atau &acl &acl #,' (persalinan (persalinan normal) sampai uterus berkontraksi . idak idak diper diperbo boleh lehka kan n melak melakuk ukan an prasat prasat crede crede yang yang sekara sekarang ng ini tidak tidak bany banyak ak digunakan karena memungkinkan terjadinya in*ersio uteri, perlukaan pada otot uterus dan rasa nyeri yang keras dengan kemungkinan syok. +encoba melahirkan plasenta dengan prasat randt-Andres, yaitu salah satu tangan penolong memegang tali pusat didekat *ul*a. angan lain diletakan pada dinding perut diatas sympisis sehingga permukaan palmar jari-jari tangan terletak dipermukaan depan rahim. /ira pada perbatasan regmen baah dan badan rahim. "engan melakukan penekanan kearah belakang, maka badan rahim terangkat. Apabila plasenta telah lepas maka tali pusat tidak tertarik ke atas. /emudian tekanan di atas simfisis diarahkan kebaah belakang *ul*a. Pada saat inilah dilakukan tarikan ringan pada tali pusat untuk membantu mengeluarkan plasenta. 0ika berhasil lanjutkan drip oitosin untuk mempertahankan uterus 2.
0ika plasent plasentaa tidak lepas dicoba dicoba tindakan tindakan manual manual plasenta plasenta
%. 0ika tindakan tindakan manual manual plasent plasentaa tidak memung memungkinka kinkan, n, jaringan jaringan dapat dapat dikeluarkan dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan dengan kuretase sisa plasenta. 3. 4etelah 4etelah selesai tindakan tindakan pengelua pengeluaran ran sisa plasenta, plasenta, dilanjutka dilanjutkan n dengan pemberi pemberian an obat uterotonika melalui suntikan atau per oral. 5. Pemberian Pemberian antibiotik antibiotik apabila apabila ada tanda-tan tanda-tanda da infeksi infeksi dan untuk untuk pencegahan pencegahan infeksi infeksi skunder