LAPORAN PENDAHULUAN RETENSIO PLASENTA
A. DEFENISI Retens Retensio io plasen plasenta ta adalah adalah plasent plasentaa yang yang belum belum lahir lahir ½ jam sesudah sesudah bayi lahir lahir (Sastrawinata, 2008). Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam. eadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banya, artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan tindakan plasenta manual dengan segera. !ila retensio plasenta tidak diikuti perdarahan maka perlu diperhatikan ada kemungkinan terjadi plasenta adhesi"e, plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta (#anuaba (2008). $lasenta $lasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter %& sampai 20 'm dan tebal lebih kurang 2.& 'm. !eratnya ratarata &00 gram. alipusat berhubungan dengan plasenta biasanya di tengah (insertio sentralis). *mumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang %+ minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh ka"um uteri. !ila diteliti benar, maka plasenta sebenarnya berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu "ili koriales yang berasal dari korion, dan sebagian ke'il dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis. arah ibu yang berada di ruang inter"iller inter"iller berasal dari spiral arteries yang berada di desidua basalis. $ada sistole darah disemprotkan dengan tekanan -080 mmg seperti air man'ur ke dalam ruang inter"iller inter"iller sampai men'apai 'horioni' 'horioni' plate, pangkal dari kotiledonkotiledon janin. arah tersebut membasahi semua "ili koriales dan kembali perlahanlahan dengan tekanan 8 mmg ke "ena"ena "ena"ena di desidua. $lasenta ber/ungsi sebagai alat yang memberi makanan pada janin, mengeluarkan sisa metabolisme janin, memberi 1at asam dan mengeluarkan 32, membentuk hormon, serta penyalur berbagai antibodi ke janin. B. ETIOLOGI
$enyebab Retentio $lasenta menurut Sastrawinata (2008) adalah Se'ara /ungsional %. is is kuran kurang g kuat kuat (pen (penye yebab bab ter terpe pent ntin ing) g) 2. $lasenta $lasenta sukar sukar terlepas terlepas karena karena tempatn tempatnya ya (insersi (insersi di di sudut sudut tuba)4 tuba)4 bentuk bentuknya nya (plasen (plasenta ta membranasea, plasenta anularis)4 dan ukurannya (plasenta yang sangat ke'il). $lasenta yang sukar lepas karena penyebab di atas disebut plasenta adhesi"e. Se'ara patologi 5 anatomi %. $lasent enta akret reta 2. $lasent enta in inkreta 6. $lasent enta perk perkrreta eta Sebabsebabnya plasenta belum lahir bisa oleh karena %. $las $lasen enta ta belu belum m lepas lepas dari dari dind dindin ing g uter uterus us 2. $lasen $lasenta ta sudah sudah lepas, lepas, akan akan tetapi tetapi belu belum m dilah dilahirk irkan. an. 7pabil 7pabilaa plasen plasenta ta belum belum lahir lahir sama sama sekali sekali,, tidak tidak terjadi terjadi perdara perdarahan han44 jika jika lepas lepas sebagian, terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. $lasenta
belum lepas dari dinding uterus karena kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesi"a), plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab "ili korialis menembus desidua sampai miometrium sampai di bawah peritoneum (plasenta akretaperkreta). $lasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala , sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta). #enurut #anuaba (2008) kejadian retensio plasenta berkaitan dengan %. 9randemultipara dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adhesi"e, plasenta akreta, plasenta inkreta, dan plasenta perkreta 2. #engganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan %. arah penderita terlalu banyak hilang 2. eseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi 6. emungkinan implantasi plasenta terlalu dalam $lasenta manual dengan segera dilakukan %. erdapat riwayat perdarahan postpartum berulang 2. erjadi perdarahan postpartum berulang 6. $ada pertolongan persalinan dengan narkosa :. $lasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam C. JENIS RETENSIO PLASENTA ;enis dari retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 60 menit setelah bayi lahir ($rawirohardjo, 200&). ;enis retensio plasenta %. $lasenta adhesi"a adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi /isiologis. 2. $lasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miomentrium. 6. $lasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga men'apai
d. $erdarahan sedang 5 banyak e. ali pusat terjulur sebagian /. 3stium uteri terbuka g. Separasi plasenta lepas sebagian h. Syok sering 2. $lasenta nkarserata a. onsistensi uterus keras b. =* 2 jari bawah pusat '. !entuk uterus globular d. $erdarahan sedang e. ali pusat terjulur /. 3stium uteri terbuka g. Separasi plasenta sudah lepas h. Syok jarang 6. $lasenta nkreta a. onsistensi uterus 'ukup b. =* setinggi pusat '. !entuk uterus dis'oid d. $erdarahan sedikit < tidak ada e. ali pusat tidak terjulur /. 3stium uteri terbuka g. Separasi plasenta melekat seluruhnya h. Syok jarang sekali, ke'uali akibat in"ersio oleh tarikan kuat pada tali pusat ($rawirohardjo, S 200&).
E. PATOFISIOLOGI Setelah bayi dilahirkan, uterus se'ara spontan berkontraksi. ontraksi dan retraksi otototot uterus menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan. Sesudah berkontraksi, sel miometrium tidak relaksasi, melainkan menjadi lebih pendek dan lebih tebal. engan kontraksi yang berlangsung kontinyu, miometrium menebal se'ara progresi/, dan ka"um uteri menge'il sehingga ukuran juga menge'il. $enge'ilan mendadak uterus ini disertai menge'ilnya daerah tempat perlekatan plasenta. etika jaringan penyokong plasenta berkontraksi maka plasenta yang tidak dapat berkontraksi mulai terlepas dari dinding uterus. egangan yang ditimbulkannya menyebabkan lapis dan desidua spongiosa yang longgar memberi jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu. $embuluh darah yang terdapat di uterus berada di antara seratserat otot miometrium yang saling bersilangan. ontraksi seratserat otot ini menekan pembuluh darah dan retaksi otot ini mengakibatkan pembuluh darah terjepit serta perdarahan berhenti. $engamatan terhadap persalinan kala tiga dengan menggunakan pen'itraan ultrasonogra/i se'ara dinamis telah membuka perspekti/ baru tentang mekanisme kala tiga persalinan. ala tiga yang normal dapat dibagi ke dalam : /ase, yaitu %) =ase laten ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas tempat plasenta, namun dinding uterus tempat plasenta melekat masih tipis. 2) =ase kontraksi ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat plasenta melekat (dari ketebalan kurang dari % 'm menjadi > 2 'm). 6) =ase pelepasan plasenta /ase dimana plasenta menyempurnakan pemisahannya dari dinding uterus dan lepas. idak ada hematom yang terbentuk antara dinding uterus dengan plasenta. erpisahnya plasenta disebabkan oleh kekuatan antara plasenta yang pasi/ dengan otot uterus yang akti/ pada tempat melekatnya plasenta, yang mengurangi permukaan tempat melekatnya plasenta. 7kibatnya sobek di lapisan spongiosa. :) =ase pengeluaran imana plasenta bergerak melun'ur. Saat plasenta bergerak turun, daerah pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah ke'il darah terkumpul di dalam rongga rahim. ni menunjukkan bahwa perdarahan selama pemisahan plasenta lebih merupakan akibat, bukan sebab. ?ama kala tiga pada persalinan normal ditentukan oleh lamanya /ase kontraksi. engan menggunakan ultrasonogra/i pada kala tiga, 8@A plasenta lepas dalam waktu satu menit dari tempat implantasinya. andatanda lepasnya plasenta adalah sering ada semburan darah yang mendadak, uterus menjadi globuler dan konsistensinya semakin padat, uterus meninggi ke arah abdomen karena plasenta yang telah berjalan turun masuk ke "agina, serta tali pusat yang keluar lebih panjang. Sesudah plasenta terpisah dari tempat melekatnya maka tekanan yang diberikan oleh dinding uterus menyebabkan plasenta melun'ur ke arah bagian bawah rahim atau atas "agina. adangkadang, plasenta dapat keluar dari lokasi ini oleh adanya tekanan interabdominal. Bamun, wanita yang berbaring dalam posisi terlentang sering tidak dapat mengeluarkan plasenta se'ara spontan. *mumnya,
dibutuhkan tindakan arti/isial untuk menyempurnakan persalinan kala C. #etode yang biasa dikerjakan adalah dengan menekan se'ara bersamaan dengan tarikan ringan pada tali pusat. =aktor/aktor yang mempengaruhi pelepasan plasenta adalah kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau ser"iks4 kelemahan dan tidak e/ekti/nya kontraksi uterus, kontraksi yang kuat dari uterus, serta pembentukan 'onstri'tion ring. elainan dari plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau plasenta pre"ia dan adanya plasenta akreta. esalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta menyebabkan kontraksi yang tidak ritmik, pemberian uterotonik yang tidak tepat waktunya yang juga dapat menyebabkan ser"iks kontraksi dan menahan plasenta4 serta pemberian anestesi terutama yang melemahkan kontraksi uterus. F. PENATALAKSANAAN $enanganan retensio plasenta atau sebagian plasenta adalah %. Resusitasi. $emberian oksigen %00A. $emasangan Cline dengan kateter yang berdiameter besar serta pemberian 'airan kristaloid (sodium klorida isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat, apabila memungkinkan). #onitor jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen. rans/usi darah apabila diperlukan yang dikon/irmasi dengan hasil pemeriksaan darah. 2. rips oksitosin (oDyto'in drips) 20 * dalam &00 ml larutan Ringer laktat atau Bal 0.@A (normal saline) sampai uterus berkontraksi. 6. $lasenta 'oba dilahirkan dengan !randt 7ndrews, jika berhasil lanjutkan dengan drips oksitosin untuk mempertahankan uterus. :. ;ika plasenta tidak lepas di'oba dengan tindakan manual plasenta. ndikasi manual plasenta adalah $erdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih :00 '', retensio plasenta setelah 60 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti /orsep tinggi, "ersi ekstraksi, per/orasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus. &. ;ika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan tang ('unam) abortus dilanjutkan kuretage sisa plasenta. $ada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. uretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hatihati karena dinding rahim relati/ tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus. +. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral. -. $emberian antibiotika apabila ada tandatanda in/eksi dan untuk pen'egahan in/eksi sekunder. G. KOMPLIKASI $lasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya %. $erdarahan erjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit perlepasan hingga kontraksi memompa darah tetapi bagian yang melekat membuat luka tidak menutup.
2. n/eksi arena sebagai benda mati yang tertinggal di dalam rahim meningkatkan pertumbuhan bakteri dibantu dengan port dEentre dari tempat perlekatan plasenta. 6. erjadi polip plasenta sebagai massa proli/erati"e yang mengalami in/eksi sekunder dan nekrosis engan masuknya mutagen, perlukaan yang semula /isiologik dapat berubah menjadi patologik (displastikdiskariotik) dan akhirnya menjadi karsinoma in"asi/. Sekali menjadi mikro in"asi"e atau in"asi"e, proses keganasan akan berjalan terus. Sel ini tampak abnormal tetapi tidak ganas. $ara ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada selsel ini merupakan langkah awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan kanker. arena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan prekanker, yang bisa berubah menjadi kanker. Syok haemoragik. H. TERAPI erapi yang dilakukan pada pasien yang mengalami retensio plasenta adalah sebagai berikut %. !ila tidak terjadi perdarahan perbaiki keadaan umum penderita bila perlu misal in/us atau trans/usi, pemberian antibiotika, pemberian antipiretika, pemberian 7S. emudian dibantu dengan mengosongkan kandung kemih. ?anjutkan memeriksa apakah telah terjadi pemisahan plasenta dengan 'ara lein, ustner atau Strassman. 2. !ila terjadi perdarahan lepaskan plasenta se'ara manual, jika plasenta dengan pengeluaran manual tidak lengkap dapat disusul dengan upaya kuretase. !ila plasenta tidak dapat dilepaskan dari rahim, misal plasenta in'reta
ASUHAN KEPERAWATAN RETENSIO PLASENTA
7. Pengkajian !eberapa hal yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan pada ibu dengan retensio pla'enta adalah sebagai berikut a. dentitas klien ata biologis
ujuan 7gar tidak terjadi de/i'it "olume 'airan, seimbang antara inteks dan output baik jumlah maupun kualitas. nter"ensi a. aji kondisi status hemodinamika, R< #emberikan pengukuran lebih langsung dari "olume sirkulasi dan kebutuhan penggantian. b. $antau pemasukan dan pengeluaran 'iran harian R< !erman/aat dalam memperkirakan luas
R< lien dan keluarga mengerti tentang penyebab panas b. 7njurkan kompres air hangat R< 7ir hangat bias mendilatasi pori 5 pori '. 7njurkan klien memakai pakaian yang tipis R< $akaian yang tipis bias meningkatkan e"aporasi d. olaborasi dengan dokter dalam pemberian antibioti' R< 7ntibioti' akan membunuh bakteri dan kuman :. iagnosa : 9angguan akti/itas berhubungan dengan penurunan sirkulasi, kelemahan. ujuan lien dapat melakukan akti/itas tanpa adanya komplikas nter"ensi a. kaji tingkat kemampuan klien untuk berakti/itas b. kaji pengaruh akti/itas terhadap kondisi uterus '. bantu klien untuk memenuhi kebutuhan akti/itas seharihari d. bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai kondisi klien e. e"aluasi perkembangan kemampuan klien melakukan akti/itas &. iagnosa & e'emasan berhubungan dengan tindakan in"asi"e. ujuan klien mampu beradaptasi dengan tindakan yang dilakukan nter"ensi a. ?ibatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan R< $endekatan awal pada pasien melalui keluarga b. indari persepsi yang salah pada perawat dan RS R< mengurangi rasa takut pasien terhadap perawat dan lingkungan RS '. !erikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan R< menambah rasa per'aya diri pasien akan keberanian dan kemampuannya d. ?akukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik "erbal maupun non "erbal (sentuhan, belaian dll) R< asih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien
LAPORAN PENDAHULUAN RETENSIO PLASENTA
Di&&n o'e( S). NAJMI RI*K)AH ASSAGAF +,+-+/0
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA 1+2
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN GINEKOLOGI PADA DENGAN G3..P3A3 Ha4i'3333
Te'a( Dia(kan
Pa5a $angga'6
Menge$a(&i 6
Pe47i47ing Aka5e4ik
8333333333..9
Pe47i47ing K'inik
83333333333339
PROGAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU TAHUN 1+2 DAFTAR PUSTAKA
;oseph, . dan Bugroho, #. 20%0. Catatan Kuliah Ginekologi Dan Obstetri (Obsgyn). Gogyakarta Buha #edika. #anuaba, .7.. dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Bidan. ;akarta F9. $rawihardjo, Sarwono. 200&. Ilmu Kandungan. ;akarta Gayasan !ina $ustaka Sarwono $rawihardjo. Sastrawinata, dkk. 2008. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri atologi. ;akarta F9.
DAFTAR PUSTAKA
allahan ##$$. 200&. Benign Dissorders o! "he Upper Genital "ra# in Blueprins Obstetri# dan Ginekologi. !oston !la'kwell $ublishing. helmo. 200&. 9yne'ologi' #iome'tomy http:$$www%emedi#ine%#om%$med$topi#&&' (%html rum #. 2006. "umors o! "he )iometrium In Diagnosti# Gyne#ology and Obstetri# athology. !oston Fl'e"ier Saunders. ;oedosapoetro #S. 200-. Ilmu Kandungan *disi ke +. ;akarta Gayasan $ustaka. ;uanto . 200&. "erapi GnR, -gonis Sebelum ,isterektomi atau )iomektomi% .arma#ia% /ol% III 0o% '+% 1uli +223% ;akarta. #anuaba. 2006. enuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri# dan 4ginekologi% *disi +. ;akarta F9. #oore ;9. 200%. *ssensial Obstetry dan Ginekologi. Fdisi 2. ;akarta ipokrates. $arker H. 200-. *tiologi Symptomatology and Diagnosis o! Uterine )ioma% /ol% 56% Departemen o! Obstetri# and Gyne#ology UC7- S#hool o! )edi#ine. ali/ornia 7meri'an So'iety /or Reprodu'ti"e #edi'ine