CRITICAL BOOK REPORT
DASAR ELEKTRONIKA
OLEH:
NAMA
: Dwi putri yosanda
NIM
: 5182131010
KELAS
: PTE REGULER A
Dosen Pengampuh
:
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGRI MEDAN 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan critical book report ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah untuk mengkrtitik buku “Elektronika Dasar ” yang telah ditulis oleh penulisnyayaituRichard Blocher, Dipl. Physdan dari buku tersebut dapat kita jadikan sebagai referensi untuk membuat buku yang lebih baik kedepannya dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan buku lain.Critical book report ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimipinan. Penyusun berharap critical book report ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan keluarga penyusun yang telah membantu dalam proses penyusunan critical bok report ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih juga penyusun sampaikan kepada dosen pengampu, yaitu MARWAN AFFANDI , ST,M.T yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Penyusun
Medan 16 November 2018
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………..…..…...............….…i DAFTAR ISI…………………………….............…………………...…......…...ii
BAB I PENDAHULUAN …………………........................................................ 1 A. B. C. D.
LATAR BELAKANG............................................................................ 1 RUMUSAN MASALAH........................................................................ 1 TUJUAN................................................................................................. 1 MANFAAT...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………...……........................2
A. B. C. D.
IDENTITAS BUKU.................................................................................. 2 RINGKASAN ISI BUKU UTAMA......................................................... 3 RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING ..............................................7 PENILAIAN TERHADAP BUKU.......................................................... 10
BAB III PENUTUP……………………………..……...………....................... 12
A. KESIMPULAN....................................................................................... 12 B. KRITIK DAN SARAN.......................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13
3
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mempelajari tentangELEKTRONIKA DASAR merupakan hal yang menarik, hal ini dapat disebabkan dengan semakin berkembangkan kemajuan teknologi yang tentunya sangat mempengaruhi dunia perindustrian di bidang kelistrikan. Perkembangan pemahaman tentang dunia kelistrikan yang tentunya sangat terkait denganpengetahuan yang dimiliki oleh para insinyur teknik elekrto. Pengetahuan yang lebih seimbang sangat dibutuhkan dalam berbagai kemajuan diarahkan untuk hal ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Kurangnya pengetahuan penyusun tentang bagaimana cara membuat buku yang efektif dan sesuai dengan keperluan para pembaca. 2.Adanya tugas individu dari dosen pengampuElektronika Dasar yaitu membuat critical book report.
C. TUJUAN
1. Sebagai pembelajaran suapaya kedepannya penyusun dapat membuat buku yang efektif dan sesuai dengan keperluan para pembacanya. 2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika dasar “Critical Book Report”.
D. MANFAAT
1. Untuk mengetahui konsep tentangElektronika dasar melalui critical book. 2. Untuk menambah wawasan penyusun tentang bagaimana cara mengkritik buku. 3. Sebagai referensi tentang critical book report bagi para pembacanya.
4
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Identitas Buku Buku Utama
1.Nama Buku :DASAR ELEKTRONIKA 2. Pengarang : Richard Blocher, Dipl. Phys 3.Penerbit : AN Dl Yogyokorto 4. Tahun Terbit: 2004 5. Kota Terbit : Yogyakarta 6.Teks Buku : Indonesia Buku Pembanding
1. Nama Buku : Elektronika dasar 2. Pengarang : Hari Wibawanto 3.Penerbit : E media solusindo 4. Tahun Terbit: 2009 5. Kota Terbit : Jakarta 5
6.Teks Buku : Indonesia 7.Jenis Buku : Elektrik buku 2
B. RINGKASAN ISI BUKU UTAMA Sumber: Pengantar Teknik Elektro karangan Budi Astuti
Buku ini dibagi menjadi tujuh bab. Pembahasan dalam masing-masing bab adalah sebagai berikut, yaitu: Bab I :SisteMDasar-Dasar Fisika Bab II : Sifat dari Beberapa Komponen Elektronika
Bab III
: Pembedaan Bentuk Voltase dan Arus
Bab IV
: Teori Rangkaian
Bab V
: Kapasitansi dan Induktansi
Bab VI
: Teori Semikonduktor
Bab VII
: Transistor
Bab VIII
:Transistor Sebagai Sakelar Bab
Bab IX
: Pokok Khusus Mengenai Penguat
Bab X : Dasar Mengenai Penguat Operasional Bab XI: Penguat Operasional Bab XII: TransistorEfek Medan Bab XIII : Umpan Balik Negatif Bab : XIV : 15. Osilasi Bab XV : Sumber Daya BAB XVI : Pendingin Bab XVII : Elektronika Digital
6
BAB I : Dasar-Dasar Fisika
2.1. Dasar Tentang Arus dan Voltase 2.1.1. Muatan dan Medan Listrik Dalam eksperimen sederhana kita bisa melihat adanya muatan listrik: Kalau kita menggosok suatu batang plastik dengan wol, maka satu jenis muatan akan timbul pada batang plastik. Kalau kaca digosok dengan sutra, maka muatan yang berlawanan akan timbul pada kaca. Jumlah muatan yang timbul dapat dilihat lewat Elektroskop, ditunjukkan dengan naiknya jarum. Terdapat dua jenis muatan, yang satu disebut muatan positif dan yang satunya disebut muatan negatif. Antara dua muatan terdapat gaya elektrostatik F sesuai dengan rumus berikut: n- 1 Q,Qr i t --; '-;-'- (2.1) 4ltEo r' r di mana: ee : konstanta dielektrik hampa udara Qt, Qz : besar dari muatan pertama dan muatan kedua r : jarak antara kedua muatan tersebut Voltase dalam Satu Loop (dalam Rangkaian Seri) Jumlah voltase dalam lingkaran tertutup (voltase), maka jelas bahwa voltase pada komponen ialam lingkaran tertutup jika dijumlatrkan 'ak3n menjadi nol. Satu contoh aiplrlihatkan ialam gambir- 2.4. Jumlah nol hanya bisa didapatkan kalau ada minimal satu tambahan yang negatif. Voltase yang negatif terdapat pada sumber tegangan seperti baterai 'ui"J.u.i a"ya. Maka denlan iduttyu sumber tegangan jumlah nol' V, +V, +V, +Vo =g BAB II: Sifat dari Beberapa Komponen Elektronik
3.1. Prinsip-PrinsipDasar Di atas telah dijelaskan mengenai voltase sebagai ukuran untuk besar energi dari muatan yang bergerak dalam medan listrik, di mana medan listrik tersebut menghasilkan gaya ya\g menggerakkan muatan. Berarti medan listrik menghasilkan arus listrik. Dari penjelasan ini sudah jelas bahwa bila tidak ada voltase maka tidak akan ada arus listrik; bila ada voltase, berarti terdapat medan listrik dan ada kemungkinan terdapat arus lisrik, di mana besar arus tergantung pada besar voltase tersebut dan dari bahan atau komponen yang dikenai voltase itu. Dalam pasal ini hubungan antara besar voltase dan besar arus akan dibicarakan. Kalau mengingat situasi dalam mekanika, kecepatan gerak dari suatu benda dihasilkan oleh gaya yang bekerja pada benda tersebut; tetapi menurut hukum Newton, gaya berbanding lurus dengan percepatan, bukan dengan kecepatan. Kalau membandingkan hal ini dengan situasi listrik, harusnya dengan voltase yang tetap maka arus bertambah besar dengan waktu. Tetapi temyata tidak demikian. Ternyata besar arus tidak ditentukan oleh suatu percepatan yang tergantung dari voltase, tetapi kecepatan muatan tergantung voltase. Itu berarti besar arus tergantung secara langsung dari besar voltase. Kenyataan ini bisa dimengerti dengan adanya sejenis "gesek41"4 antara muatan yang bergerak dan bahan yang dialiri sehingga kecepatan gerak muatan sebanding dengan gaya dalam hal ini berarti voltase - yang menggerakkannya. Situasinya seperti dalam selang yang dialiri air. Kalau tekanan besar maka arus akan besar, dan kalau tekanan kecil maka arusnya akan kecil. Tetapi selain dari tekanan, arus air juga tergantung dari selang itu sendiri. Kalau diameter selang besar maka arus akan besar, dan kalau selang panjang maka arus akan kecil sementara dalam selang pendek maka arus akan besar. Kalau dalam selang dipasang alat lain, BAB III : Pembedaan Bentuk Voltase dan Arus
4.1. Arus Searah dan Arus Bolak-balik 4.1.1. Definisi DC (Searah) dan AC (Bolak-balik) 7
Mengenai perubahan voltase terhadap waktu, ada berbagai kemungkinan yang perlu dibedakan. Kalau voltase itu konstan dan tidak berubah-ubah, berarti setiap saat memiliki nilai yang sama, voltase itu disebut voltase DC. DC adalah singkatan dari kata Direct Current (arus tetap) dalam bahasa Inggris. Arus yang dihasilkan voltase DC pada resistor disebut arus DC, berarti arus DC adalah arus yang konstan dan tidak berubah dengan waktu. Kalau menggambarkan arus atau voltase DC dalam grafik voltase/arus terhadap waktu, maka akan didapatkan gambar seperti dalam gambar 4.1. Voltase yang berubah pada setiap perubahan waktu, menjadi positif dan kemudian kembali menjadi negatif lagi sehingga terdapat voltase rata-rata nol, disebut voltase AC (Alternating Current) atau voltase bolak-balik. Kalau voltase ini digambarkan dalam grafik voltase terhadap waktu, maka terdapat suatu garis yang berosilasi antara atas dan bawah dari garis nol. Bentuk garis itu (bentuk dari fungsi voltase) bisa bermacam-macam. Dalam gambar 4.2 diperlihatkan beberapa bentuk voltase/arus AC. Arus AC didefinisikan sesuai dengan voltase BAB IV : Teori Rangkaian
5.1. Beberapa Rangkaian Dasar 5.1.1. Rangkaian Seri 5.1.1.1. Arus dan Voltase dalam Rangkaian Seri Kita akan menyelidiki rangkaian seri dengan dua komponen yang disambung dengan sumber tegangan (berarti dengan sumber tegangan terdapat tiga komponen dalam rangkaian ini) seperti diperlihatkan dalam gambar 5.1. Karena ini rangkaian seri, maka hukum Kirchhoff mengenai voltase menyatakan bahwa jumlah voltase pada semua komponen (termasuk sumber tegangan) nol, atau dengan kata lainjumlah voltase dari dua komponen yang kita perhatikan sebesar (harga mutlak dari) voltase sumber tegangan: Vs =V, +V,. Sinyal dapat berupa fungsi dari satu atau dua atau N variabel bebas. Ucapan adalah sinyal dengan satu dimensi sebagai fungsi waktu, citra adalah sinyal dengan dua dimensi sebagai fungsi ruang, sedangkan vidio adalah sinyal tiga dimensi dengan fungsi ruang dan waktu. BAB V: Kapasitansi dan lnduktansi
Kapasitansi Satu komponen yang sering dipakai dalam elektronika adalah kondensator. Dalam gambar 6. I beberapa contoh komponen kondensator diperlihatkan. Lambang kondensator adalah dua garis yang paralel dan tegak lurus dengan sambungan kabel seperti diperlihatkan dalam gambar 6.2. Lambang ini menunjukkan bahwa kondensator pada dasarnya dibentuk oleh dua plat logam yang terpisah oleh isolator seperti diperlihatkan dalam gambar 6.3. Ketika belum ada muatan pada plat logarrl di antara plat logam belum ada medan listrik, maka belum ada Gambar 6.1: Beberapa contoh untuk komponen kondensator. voltase (, =ir-) antara kedua plat logam itu. Karena belum ada voltase antara kedua plat logarrl maka jelas belum ada voltase antara kedua kaki sambungannya. Kalau kondensator ini dihubungkan dengan suatu rangkaian, maka akan ada arus yang mengalir. Tetapi karena di antara plat logam dipasang sebuah 8
isolator, arus tidak akan dapat lewat di situ, sehingga muatan yang bergerak (arus) hanya bisa bergerak sampai ke plat logam saja. Di situ muatan berkumpul, berarti pada plat logam akan ada semakin banyak muatan. Karena ada muatan pada plat logarn, maka timbul medan listrik di antara plat logarn, sehingga akan ada voltase antara dua plat logam. Karena ada voltase antara dua plat logam, berarti ada voltase antara kaki sambungan kondensator. --lF Gambar 6.22 Lambang kondensator untuk rangkaian elektronik. BAB VI : Sifat Transistor
8.1.1. Definisi Istilah yang Dipakai Satu transistor adalah satu komponen elektronik yang memiliki tiga sambungan. Beberapa contoh komponen diperlihatkan dalam gambar 8.1. Ketiga sambungan tersebut memiliki nama kolektor, basis dan emitor. Supaya selalu jelas arus atau voltase mana yang sedang dibicarakan, beberapa istilah perlu didefinisikan. Untuk transistor npn dipakai definisi sbb. (lihat juga pada gambar 8.2): . Arus kolektor 16'adalah arus yang masuk ke dalam kolektor. . Arus basis 13 adalah arus yang masuk ke dalam basis. , Arus emitor 16 adalah arus yang keluar dari emitor. . Voltase kolektor atau voltase kolektoremitor, Vg6 adalah voltase antara kolektor dan emitor. ' Voltase basis atau voltase basisemitor, Vse adalah voltase antara basis dan emitor. Untuk transistor pnp semua arus dihitung terbalik dan voltase-voltase harus menjadi terbalik, berarti Ves dan Vs6 menjadi negatif atau Bab IX : Pokok Khusus Mengenai Penguat . Distorsi pada Penguat Dalam semua perhitungan amplifier untuk hubungan antara arus kolektor dengan dipakai, yaitu persamaan: A,Is = g7 .A,VB1 (r0.1) Di mana g/merupakan satu konstanta ya*g dihitung sebagai kemiringan yang terdapat dari grafik fungsi arus kolektor terhadap voltase basis-emitor dan disebut kemiringan transistor:Perhitungan dalam (10.1) hanya benar dengan persis kalau perubahan N6 dan L,vs6 sangat kecil. Dalam persarnaan (10.1) hubungan antara arus kolektor dan voltase basis-emitor dianggap linear. Sebenarnya hubungan tersebut tidak linear, tetapi terdapat hubungan eksponensial antara dua besaran tersebut. Besarnya 97 sebenamya bukan merupakan satu konstanta, tetapi besar 97 tergantung dari besar arus kolektor dan ketika arus kolektor berubah sejauh A15.. Jadi jelas bahwa perubahan arus kolektor menyebabkan kemiringan gl juga akan ikut berubah. Jadi hubungan antara arus kolektor dan voltase basis-emitor tidak lineaq sehingga bentuk sinyal masuk yang sebanding dengan voltase basisemitor akan berbeda dengan bentuk sinyal keluar yang sebanding dengan arus kolektorBab X : Dasar Mengenai Penguat Operasional Penguat Operasional yang Ideal Satu penguat operasional atau operational amplifier dalam bahasa Inggris, sering disingkat sebagai Op-Ar.rp, biasa dikenal sebagai sebuah IC, di mana banyak transistor digabungkan dalam satu kristal semikonduktor. Dengan memakai teknologi IC banyak transistor dan komponen elektronik lain bisa digabungkan menjadi satu komponen dengan berbagai sambungan dan sifat tertentu yang cukup canggih. Rangkaian Op-Amp dalam IC modern merupakan pendekatan yang baik untuk sifat Op-Amp ideal. Sifat dari suatu Op-Amp ideal bisa dijelaskan sbb.: Satu Op-Amp merupakan suatu penguat diferensial dengan penguatan yang tak berhingga. Satu penguat diferensial adalah suatu penguat yang mempunyai dua masukan dan voltase pada keluaran tergantung dari perbedaan potensial antara kedua masukannya. Berarti terdapat persamaan sbb.: Vor*u: (Vnp* r - Vnp* z)'A (ll.]) Di mana A adalah faktor penguatan. Karena penguatan A dari Op-Amp tak berhingga, maka terdapat persamaan untuk Op-Amp: Vor,pr,: (Vnp* t - Virprt z) ' Bab XI: Penguat Operasional 9
Penguatan yang Terbatas pada Penguat Membalik Kalau penguatan terbatas, maka voltase keluaran baru memiliki nilai yang berbeda dari nol ketika terdapat voltase antara kedua masukan op-Amp. Hal ini berarti dengan voltase v,u, tertentv terdapat voltase selisih v, antaia kedua masukan op-Amp. Karena adanya voltase selisih z" tersebut prinsip bumi semu tidak lagi berlaku secara sempurna. Terdapat hubungan antara voltase pada resistor vp; dan vRrt voltase inplt v;,, voltase selisih z, dan voltase keluararr vo,, sbb.: V^, =V, -Vr; V*, : -Vnf +V, (12.8) Arus dalam kedua resistor Ri dan Ri tetap sama sehingga perbandingan voltase pada kedua resistor tersebut dan perbandingan resistivitas tetap sama. Hubungan antara besar voltase selisih z, dan voltase keluaran vou, sesvai dengan persamaan (12.1) Bab XII: TransistorEfek Medan Arti FET (Field Effect Transistor) FET adalah satu komponen semikonduktor di mana fungsi komponen tidak ditentukan oleh persambungan pn seperti dalam transistor biasa, tetapi satu saluran dari semikonduktor n saja atau satu saluran dari semikonduktor p saja yang menentukan sifat komponen. Berarti hanya terdapat satu jenis pembawa muatan mayoritas. oleh sebab itu FET juga disebut sebagai transistor unipolar. Sifat dari saluran arus tersebut tidak dikendalikan oleh arus, tetapi oleh satu medan listrik. Karena yang mengendalikan FET adalah medan listrik dan bukan arus, maka pada sambungan pengendalian (dalam transistor biasa yang dibentuk oleh basis) tidak ada arus, tetapi hanya dibutuhkan voltase tertentu. Supaya tidak ada arus yang mengalir pada sambungan pengendali maka sambungan tersebut harus diisolasi terhadap saluran arus. Terdapat tiga jenis isolasi, yaitu isolasi oleh sambungan pn yang dibias balik, isolasi oleh isolator (paling sering oksida logam) dan isolasi oleh sambungan logam - semikonduktor yang dibias balik12. Oleh sebab itu terdapat tiga jenis FET yang umumnya dipakai, yaitu: JFET, MOSFET, dan MeSFET. Dalam JFET (Junctior FET) terdapat isolasi oleh sambungan pn (junction) dan dalam MOSFET (Metal-oxitresemiconductor FET) terdapat isolasi oleh oksida logam. Sedangkan dalam MeSFET (Metalsemiconductor FET) terdapat isolasi oleh sambungan semikonduktor logam Bab XIII : Umpan Balik Negatif Prinsip Kerja Umpan balik$eedbaclr) berarti sebagian keluaran dari rangkaian dikembalikan ke dalam masukannya. Berarti satu sinyal campuran, yaitu sinyal masukan asli dari rangkaian seluruhnya dan bagian yang dikembalikan dari keluaran akan dimasukkan ke dalam masukan penguat. Yang dikembalikan bisa merupakan arus keluaran atau voltase keluaran dan bisa dimasukkan ke dalam masukan sebagai arus atau sebagai voltase tertentu. Buku ini hanya membahas penguat voltase, yaitu voltase keluaran yang dikembalikan pada masukan sebagai voltase. Prinsip umpan balik ini bisa digambarkan seperti dalam diagram blok dalam gambar 14.1. Masukan Yirpada penguat dikuatkan dengan penguatan sebesar I/e sehingga mendapatkan keluaran sebesar V*,:I/o.Vio. Keluaran ini melewati satu rangkaian pengembali yang mana sinyal dikalikan dengan faktor t yang lebih kecil dari satu, yang berarti sinyal keluaran dikurangi. Hasil v, dari redaman ini sebesar Y, =Y*,.r . Sinyal ini digabungkan dengan masukan V;n dairangkaian keseluruhan dengan membuat selisih antara vn dan v, agar menghasilkan masukan I!, sebesar V,o =V,n -Y,yang dimasukkan ke dalam masukan penguat. Dengan rangkaian melingkar ini terdapat umpan balik negatif, karena besar sinyal pada input dikurangi oleh umpan balik. Kalau seandainya sinyal pada masukan penguat bertambah, maka akan ada proses melingkar yang membuat sinyal pada masukan berkurang kembali. Dalam situasi stabil masukan vi, yang dihasilkan melalui rantai melingkar ini sama dengan v;o padt awal rangkaian. 10
Bab XVII : Elektronika Digital Prinsip Dasar Elektronika digital tidak menunjuk pada besar dari voltase atau arus pada suatu tempat dalam rangkaian, tetapi suatu keadaan yang berkaitan dengan voltase atau arus tertentu. Hanya terdapat dua keadaan, yaitu keadaan yang diartikan satu dan keadaan yang diartikan nol. Misalnya voltase "ada" diartikan sebagai 1 dan voltase "tidak ada" diartikan sebagai 0. Dalam praktek kata "voltase ada" atau "voltase tidak ada" harus dijelaskan lebih rinci. Misalnya "voltase ada" terdapat kalau voltase pada sambungan tersebut antara 3V dan 5V dan "tidak ada voltase" berarti voltase pada sambungan tersebut lebih kecil dari 0.4V. Dengan cara ini voltase tidak perlu terlalu tepat, tetapi cukup kalau voltase tersebut memiliki kira-kira suatu nilai tertentu. Dengan ketentuan ini rangkaianrangkaian digital menjadi kurang peka terhadap derau atau perubahan voltase supply atau gangguan yang lain. Dengan mengartikan keadaan pada suatu rangkaian listrik sebagai angka 0 atau angka l, maka suatu rangkaian listrik digital dapat dianalisis menggunakan bilangan dalam sistem dual. Dengan aljabar boolean transformasi-transformasi tertentu bisa dilakukan dengan bilangan-bilangan tersebut. Hal ini yang dilakukan dalam komputer. 18.2. Bilangan dalam Sistem Dual/Biner Dalam sistem desimal yang biasa kita pakai terdapat sepuluh angka dasar yang berbeda, yaitu angka 0 sampai 9. Angka itu diurutkan dan diartikan dengan nilai sesuai dengan posisi dalam urutannya. Kalau memakai bilangan dengan beberapa angka, nilai dari angka masing-masing diartikan sesuai dengan posisinya dalam urutan angka yang disebut bilangan. Angka yang ditulis sebelah kiri dari koma diartikan sesuai dengan besar nilai dasar dari angka itu. Angka kedua dari koma diartikan sebagai besar nilai dasarnya dikalikan dengan 10, angka ketiga dikalikan dengan 100, angka keempat dikalikan dengan 1000 dst..
C. RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING Sumber:b. buku pembanding : Elektronika dasar,cara pengenalan praktis, Hari Wibawanto E media solusindo Jika kita lihat dari isinya, selain memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kelemahan/ kekurangan seperti kurangnya materi/teori pengantar tentang topik-topik yangdibahas sehingga menyulitkan pembaca dalam menyelesaikan soal tanpa refrensi buku lain., gambar maupun simbol-simbol sehingga membuat pembaca lebih cepat bosan dan sulit membayangkan gambar yang sebenarnya secara lebih detail terkecuali pada sampulnya saja. Bab I Konsep Dasar Elektronika 1.
Komponen Pasif
a.
Resistor
b.
Kapasitor
c.
Induktor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). 11
Untuk menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan dayanya. Berbagai macam resistor di buat dari bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang berbeda. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100Ω5W. Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi. Kapasitor Kapasitor ialah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electronelektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor, besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad. Pengertian lain Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnyaSebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik. Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
12
Bab II Transistor 1 Transistor Transistor adalah komponen elektronika multitermal, biasanya memiliki 3 terminal. Secara harfiah, kata ‘Transistor’ berarti ‘ Transfer resistor’, yaitu suatu komponen yang nilai resistansi antara terminalnya dapat diatur. Secara umum transistor terbagi dalam 3 jenis : 1.Transistor Bipolar 2.Transistor Unipolar 3.Transistor Unijunction Transistor bipolar bekerja dengan 2 macam carrier, sedangkan unipolar satu macam saja, hole atau electron. Beberapa perbandingan transistor bipolar dan unipolar : Bipolar Unipolar Dimensi Besar Kecil Daya Besar Kecil BW Lebar Sempit Respon Tinggi Sedang Input Arus Tegangan Impendansi In Sedang Tinggi Pada transistor bipolar, arus yang mengalir berupa arus lubang (hole) dan arus electron atau berupa pembawa muatan mayoritas dan minoritas. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat tegangan, penguat arus, penguat daya atau sebagai saklar. Ada 2 jenis transistor yaitu PNP dan NPN. Transistor di desain dari pemanfaatan sifat diode, arus menghantar dari diode dapat dikontrol oleh electron yang ditambahkan pada pertemuan PN diode. Dengan penambahan elekdiode pengontrol ini, maka diode semi-konduktor dapat dianggap dua buah diode yang mempunyai electrode bersama pada pertemuan. Junction semacam ini disebut transistor bipolar dan dapat digambarkan sebagai berikut : Dengan memilih electrode pengontrol dari type P atau type N sebagai electrode persekutuan antara dua diode, maka dihasilkan transistor jenis PNP dan NPN Transistor dapat bekerja apabila diberi tegangan, tujuan pemberian tegangan pada transistor adalah agar transistor tersebut dapat mencapai suatu kondisi menghantar atau menyumbat. Baik transistor NPN maupun PNP tegangan antara emitor dan basis adalah forward bias, sedangkan antara basis dengan kolektor adalah reverse bias.
13
Dari cara pemberian tegangan muka didapatkan dua kondisi yaitu menghantar dan menyumbat seperti pada gambar transistor NPN dibawah ini.
Pemberian tegangan pada transistor Tegangan pada Vcc jauh lebih besar dari tegangan pada Veb. Diode basis-emitor mendapat forward bias, akibatnya electron mengalir dari emitor ke basis, aliran electron ini disebut arus emitor (IE). Elektron electron ini tidak mengalir dari kolektor ke basis, tetapi sebaliknya sebagian besar electron-elektron yang berada pada emitor tertarik ke kolektor, karena tegangan Vcc jauh lebih besar dari pada tegangan Veb dan mengakibatkan aliran electron dari emitor menuju kolektor melewati basis
Bab III Multivibrator Multivibrator adalah suatu rangkaian yang mengeluarkan tegangan bentuk blok. Sebenarnya MV adalah merupakan penguat transistor dua tingkat yang dikopel dengan kondensator, dimana output dari tingkat yang terakhir akan dikopelkan dengan pertama, sehingga kedua transistor itu akan saling menyumbat. MV ada yang berguncang bebas (free running) dan tersulut (triggering) ada 3 jenis MV : 1.
Astabil Multivibrator
2.
Monostabil Multivibrator
3.
Bistabil Multivibrator
Rangkaian lain yang mampu menghasilkan bentuk gelombang kotak yang berasal dari suatu inputan ialah SCHMITT TRIGGER. Pada dasarnya merupakan komparator yang memiliki nilai hysterisis, dimana nilai ini dibatasi oleh UTP dan LTP. Rangkaian ini banyak dipakai pada saklar elektronik, pembangkit gelombang asimetris. 3.1Astabil Multivibrator Tidak memiliki kondisi yang “mantap” jadi akan selalu berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Disebut sebagai multivibrator astable apabila kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah quasistable. Disebut quasistable apabila rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar. Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1), yang lamanya ditentukan oleh komponenkomponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian tersebut hanya mengubah
14
keadaan tingkat tegangan keluarannya di antara 2 keadaan, masing-masing keadaan memiliki periode yang tetap. Jika sirkit dihubungkan seperti ditunjukkan gambar 2.5 (pins 2 dan 6 dihubungkan). Itu akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas sebagai multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi memerlukan pemicu. Multivibrator adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya mempunyai satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa transisi.Multivibrator astabil merupakan rangkaian penghasil gelombang kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain (free running).
Bab IV Amplifier Amplifier adalah rangkaian yang berfungsi sebagai penguat arus dan tegangan. Kelompok penguat : 1.
Penguat depan (pre-amp mic, head, phonografh)
2.
Penguat tengah (tone dan volume)
3.
Penguat akhir (power-amp)
4.1 Penguat Depan Rangkaian yang fungsinya sebagai penguat sinyal input yang disesuaikan dengan sifat frekuensinya atau karakter yang terdiri dari : 1.
frekuensi konstan / linier
2.
frekuensi dinamis / berubah-ubah Rangkaian :
Fungsi komponen : R1 R2 R3,6,7 R4,5,9 R10,11 dan C7,C8
: mempertinggi impendansi input (Zi) : umpan balik (feedback) : tahanan bias : tahanan bias : untuk frekuensi linier/stabil
15
R12 C1,5,10 C2,9 C3 C4,6 TR1 TR2
: umpan balik frekuensi dinamis : sebagai penahan sinyal DC : sebagai filter tegangan : sbg filter frekuensi tinggi : by pass (penshort sinyal AC) : penyesuai impendansi : penguat
Analisa DC : Pengujian penguat pada saat C terbuka (open) Fungsi analisa DC : 1. menetapkan titik kerja 2. menentukan pergeseran titik kerja karena pengaruh suhu Bab V Op-Amp
KARAKTERISTIK OP-AMP Operational Amplifier merupakan amplifier multiusage dangan dua masukan (inverting dan noninverting) dan satu keluaran. Sebagai amplifier ideal op-amp mempunyai karakteristik sbb: Ditentukan oleh umpan balik dan mempunyai sifat : 3.3Penguatan tegangan besar (Av) 3.4Penguatan arus besar (Ai) 3.5Penguatan daya besar (Ap) 3.6Impendansi input besar (Zin) 3.7Impendansi output kecil (Zout) 3.8Band Width besar (BW) Cirinya mempunyai tegangan +, tegangan – dan ground. Mempunyai input inverting dan non inverting OFFSET NULL
Menjaga agar tegangan keluaran dari OP-AMP tetap bernilai nol. Rangkaian ini dirangkai dalam rangkaian inverting yang menghubungkan R1 sebagai tahanan input ke ground. RF yang berfungsi sebagai tahanan umpan balik merupakan selisih antara output dan input sebagai gain. Pin 1dan 5 sebagai offset null terhubung oleh suatu tahanan variable. Output VR ini terhubung dengan VCC. Dimana pada saat VR diputar kekiri tahanan akan membesar dan merupakan tegangan offset negative , sedangkan pada saat diputar ke kanan ini merupakan tegangan offset positive. COMPARATOR Cara kerja Open-Loop Gain dari suatu OP-AMP dimana dengan adanya perbedaan tegangan inputinputnya akan menyebabkan tegangan output berada dalam keadaan saturasi yaitu ± Vsat sama dengan ± 90% tegangan catu.
16
E. PENILAIAN TERHADAP BUKU Perbandingan: Kelebihan dan Kekurangan Kedua Buku 1. Kelebihan Buku a. Buku Utama Sumber : Pengantar Teknik Elektro karangan Budi Astuti
Jika kita lihat dari tampilan luarnya, ukuran, warna dan tebal buku sudah sesuai dan cukup baik sehingga mudah dibawa kemana-mana tanpa merepotkan pembacanya. Sedangkan jika kita lihat dari isinya pun buku ini sudah sangat baik, karena dilengkapi dengan materi-materi beserta contoh soalnya sehingga mempermudah pembaca untuk melatih pemahamannya. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar pendukung guna mempermudah pembaca untuk memahami maksud dari isi buku tersebut. Selain itu, buku ini juga menggunakan bahasa yang sederhana dan sopan dalam penyampaiannya. b. Buku Pembanding
Jika kita lihat dari tampilan luarnya, buku ini juga cukup menarik karena ukurannya yang agak kecil dan mudah dibawa kemana saja. Buku ini juga dilengkapi dengan banyak contoh soal dan soal latihan beserta kunci jawabannya pada halaman-halaman akhir buku. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar dan bahasa yang baik guna mempermudah pemahaman permbaca 2. Kelemahan Buku a. Buku Utama
Dilihat dari segi isi selain memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kelemahan seperti selain pada sampulnya, tidak ada warna baik pada tulisan, gambar maupun simbolsimbol sehingga membuat pembaca lebih cepat bosan dan sulit membayangkan gambar yang sebenarnya secara lebih detail. Selain itu, pada isi buku terdapat daftar pustaka pada setiap akhir bab yang terlihat sedikit mengganggu pembaca dan juga membuat pemborosan halaman buku.
17
11
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penyusun berikan adalah bahwa tidak ada satu buku pun yang sempurna secara keseluruhan karena seperti kita lihat contohnya dari kedua buku tersebut, buku utama memuat materi yang lebih banyak dari kedua buku pembanding walaupun dalam buku utama tidak membahas seperti yang dibahas pada buku pembanding. Sedangkan buku pembanding memuat materi yang sedikit namun contoh yang banyak, sehingga pembaca lebih susah memahami apa yang diajarkan dari buku tersebut.
B.
Kritik dan saran
Saran dari penyusun supaya sampul dari kedua buku sebaiknya dipercerah agar tampak lebih menarik dan sebaiknya memuat warna setidaknya pada gambar sehingga pembaca lebih mudah memahami isi yang ingin disampaikan pada buku tersebut. Juga mungkin akan jauh lebih baik apabila isi buku mengunakan bahasa yang baik, sederhana dan mudah dimengerti oleh semua kalangan guna mencapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan Menyelidiki suatu . Muatan dan Medan Listrik Dalam eksperimen sederhana kita bisa melihat adanya muatan listrik: Kalau kita menggosok suatu batang plastik dengan wol, maka satu jenis muatan akan timbul pada batang plastik. Kalau kaca digosok dengan sutra, maka muatan yang berlawanan akan timbul pada kaca. Jumlah muatan yang timbul dapat dilihat lewat Elektroskop, ditunjukkan dengan naiknya jarum. Mengetahui Kapasitor mika mampu menerima tegangan sampai ribuan volt pada rangkaian frequency tinggi. Kapasitor untuk rangkaian frekuensi tinggi electron-elektron harus mengisi plat-plat logam dan mengisi dielektrikumnya. Pada saat arus berubah arah electron-elektron harus meningkatkan dielektrikum. Perubahan arah arus yang terjadi pada kapasitor terhalangi oleh rintangan yang disebut hysterisis kapasitif Dan dpat memahami ujung negative dan ujung positif baterai ini dihubungkan dengan lampu hingga menjadi rangkaian tertutup, maka mengalir arus dari rangkaian tersebut. Arus ini disebut dengan arus baterai. Jumlah tegangan yang terdapat dalam baterai disebut Gaya Gerak Listrik (GGL) baterai, dengan symbol E. Jumlah hambatan dalam baterai disebut resistansi (hambatan dalam) baterai. Jika jumlah unsure (sel) baterai yang dipasang seri rangkaian yang berfungsi sebagai penguat arus dan tegangan. Memahami Rangkaian diferensiator merupakan rangkaian yang dapat mengubah sinyal segitiga menjadi sinyal kotak atau pulsa dan sinyal kotak menjadi gelombang cerat, sinyal
18
DAFTAR PUSTAKA DASAR ELEKTRONIKA ,Richard Blocher, Dipl. Phys, AN Dl Yogyokort,2004,Yogyakarta ,Indonesia, Elektronika dasar,Hari Wibawanto, E media solusindo 2,Jakarta,Indonesia,Elektrik buku
19