Kementerian Negara Riset dan Teknologi Teknologi Republik Indonesia
INDONESIA INDON ESIA 2005 - 2025 B UKU PUTIH PUTIH
Peneli Pe neliti tian, an, Pengembang Pengembangan an dan Penerapan Penerapan Ilmu Penge engetahuan tahuan dan d an Tekno Teknolog logii Bidang Bid ang Sumb Sumber er Energi Energi Baru B aru dan Terbarukan Terbarukan untuk unt uk Me Mendu ndukun kung g Ke K eama amanan nan Ketersediaan Ketersediaan Energi Tahun 2025
Jakarta, 2006
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN Dalam tata informasi, informasi, terdapat terdapat 9 dokumen dan produk produk hukum yang berkaitan dengan kebijakan penyelenggaraan pembangunan Iptek di Indonesia, yaitu UUD 1945, UU No. 18 tahun 2002, Inpres No. 4 tahun 2003, Peraturan Pemenrintah No. 20 tahun 2005, Visi Misi Iptek 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009, Visi Misi Lembaga Lembaga Litbang dan yang terakhir adalah Naskah akademik dalam dalam bentuk “Buku “Buku Putih”. Muara dari seluruh informasi, dokumen dan arahan itu adalah Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009), yang merupakan pedoman arah, prioritas dan kerangka kebijakan pembangunan pembangunan
ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi
tahun 2005-2009. Mengikuti arahan pembangunan sebagaimana digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2005-2009 dan dirumuskan strateginya secara mendalam dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009, maka naskah akademik “buku putih” disusun dalam dalam 6 bidang fokus yaitu pangan, energi, energi, transportasi, teknologi teknologi informasi, teknologi pertahanan dan kesehatan. Tujuan penting yang hendak dicapai dengan penyusunan naskah akademik ”buku putih” adalah memberikan dukungan informasi dan landasan akademik setiap bidang fokus dan juga memberikan
tahapan pencapaian atau
” roadmap” dari
strategi pembangunan Iptek sebagaimana direncanakan dalam RPJM 2005-2009 atau dirumuskan sebagai kebijakan strategis di dalam JAKSTRANAS IPTEK 20052009.
i
Diharapkan melalui Buku Putih Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Energi Baru Dan Terbarukan Untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 - 2025 ini seluruh pihak yang berkepentingan dengan pembangunan Iptek di Indonesia, baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun lembaga litabang dapat memanfaatkan sebaikbaiknya informasi yang yang disampaikan, untuk diterapkan sebagai sebagai bagian strategi yang disusun oleh masing-masing institusi.
Jakarta,
Agustus 2006
Menteri Negara Riset dan Teknologi
Kusmayanto Kadiman
ii
DAFTAR ISI Hal Sambutan i Daftar isi ............................................................................................................... iii Daftar Singkatan dan Gambar ............................................................................. ii I. PENDAHULUAN............................................................................................... 1 II. KONDISI SEKARANG ..................................................................................... 2 2.1 Ketersediaan Energi Saat Ini ................................................................. 2 2.2 Antisipasi Terhadap ”Doomsday” Energi dan Usulan 4 untuk Menyelesaikannya ...................................................................... 2.3 Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) .............................. 10 III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS ....................................................... 12 3.1 Kekuatan dan Kelemahan ..................................................................... 12 3.2 Peluang dan Tantangan ........................................................................ 12 3.3 Solusi ........................................................................... 13 IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN 15 PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENDUKUNG KETERSEDIAAN ENERGI 2025 .................................................................... 4.1 Visi ......................................................................................................... 15 4.2 Misi ........................................................................................................ 15 4.3 Tujuan .................................................................................................... 15 4.4 Sasaran ................................................................................................. 15 4.5 Metodologi ............................................................................................. 16 4.6 Roadmap ............................................................................................... 17 4.7 Strategi .................................................................................................. 17 4.8 Rekomendasi Kebijakan ........................................................................ 20 4.9 Prakondisi dan Indikator Keberhasilan .................................................. 20 V. PENUTUP ....................................................................................................... 22 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 23 Anggota Gugus Tugas Energi dan Nara Sumber .............................. .................. 24 Lampiran Roadmap Sektor Energi........................................................................ 28 1 Roadmap sektor energi Bio-Diesel .............................................................. 29 2 Roadmap sektor energi Bio-Ethanol ............................................................ 34 3 Roadmap sektor energi Bio-Oil .................................................................... 39 4 Roadmap sektor energi Pure Plant Oil ........................................................ 42 5 Roadmap sektor energi Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa ............ 45 6 Roadmap sektor energi Panas Bumi ........................................................... 48 7 Roadmap sektor energi Angin / Bayu .......................................................... 53 8 Roadmap sektor energi Mikro Hidro ............................................................ 56 9 Roadmap sektor energi Surya (Fotovoltaik) ................................................ 59 10 Roadmap sektor energi Surya / Thermal ..................................................... 63 11 Roadmap sektor energi Arus Laut ............................................................... 67 12 Roadmap sektor energi Gelombang ............................................................ 70 13 Roadmap sektor energi Hidrogen/Fuel Cell ................................................. 73 14 Roadmap sektor energi Nuklir ..................................................................... 77 15 Roadmap sektor energi Batubara ................................................................ 83 16 Roadmap sektor energi Gas Bumi ............................................................... 87 17 Roadmap sektor energi Minyak Bumi .......................................................... 93 18 Roadmap konservasi energi .................................... .................................. 97 iii
DAFTAR SINGKATAN No
Singkatan
Kepanjangan
1
SBM
Setara Barel Minyak
2
BOE
Barrels of Oil Equivalent
3
TWh
Terra Watt-hours (Terrawatt-jam =TWjam)
4
TWth
Terra Watt-tahun
5
GWth
Gega Watt tahun
6
MMBTU
Millions British Thermal Unit
7
TSCF
Trillion Standard Cubic Feet
8
NPV
Net Present Value
9
FOB
Free on Board
10
PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batubara, Minyak, Gas)
11
PLTB
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
12
PLTS
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
13
PLTMH
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
DAFTAR GAMBAR No.
iv
Nama Gambar
Hal
1
Proyeksi kebutuhan energi final Nasional per sektor
5
2
Proyeksi penyediaan energi nasional
6
3
Proyeksi produksi pembangkitan listrik Nasional
6
4
Produksi listrik Jamali sesuai jenis bahan bakarnya
7
5
Grafik proyeksi ekspor-impor minyak mentah dan BBM
7
6
Grafik emisi gas buang sektor energi
8
7
NPV tahunan sektor energi
8
I. PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan unsur kemajuan peradaban manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupannya. Kemajuan IPTEK juga mendorong terjadinya globalisasi budaya kehidupan manusia karena manusia semakin mampu mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya. Penguasaan Iptek suatu bangsa akan sangat mempengaruhi posisi tawar dalam persaingan global. Beberapa indikasi sering diungkapkan di media ataupun dalam pembicaraan di masyarakat, yaitu bahwa masyarakat Indonesia secara umum masih tertinggal tingkat kesejahteraan dan pendidikannya, lemah dalam menghasilkan karya yang inovatif dan kurang kreatif . Oleh karena itu bangsa Indonesia belum sepenuhnya mandiri di tengah persaingan dengan bangsa lain di dunia. Sudah diakui dunia, bahwa salah satu faktor penting penentu daya saing suatu negara adalah penguasaan teknologi. Semua hal tersebut di atas mendasari visi penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (litbangrap IPTEK) bidang energi, yaitu: ”Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK” yang mengacu pada amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Undang-undang No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek, Inpres No. 4/2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi , dan Perpres No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Mengingat bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai keterbatasan dalam sarana dan pra-sarana yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka langkah yang fokus dan strategis sangat diperlukan, sehingga pencapaian tujuan dari Visi IPTEK 2025 Kementerian Ristek dapat berhasil. Dalam sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek, ada langkah yang dipandang sangat mendesak, yaitu langkah yang harus dilakukan segera (urgent) untuk kelangsungan hidup (survival) bangsa; dan ada langkah yang penting ( important), yaitu langkah yang strategis dan jangka panjang untuk kemandirian bangsa, dengan tetap mengindahkan pengaruh dan konvensi internasional.
1
II. KONDISI SEKARANG 2.1. Ketersediaan Energi Saat Ini
Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per kapita rerata negara SE!. "ua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan secara tradisional #non$komersial%. Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga belum terjangkau dengan sistem elektri&ikasi !asional. "ata dari dokumen '"I #Human Development Index % tahun ())* menyebutkan bah+a konsumsi tenaga listrikorang di Indonesia masih -3 k/hcap. ngka ini masih di ba+ah negara tetangga kita Malaysia, #3.(3- k/hcap%, 0hailand #1.2) k/hcap%, ilipina #1) k/hcap%, dan Singapura #4.51 k/hcap%. Sumberdaya energi primer baik energi &osil maupun energi terbarukan yang ada di Indonesia saat ini dapat ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Sumber energi terbarukan, antara lain panas bumi, biomasa, energi surya dan energi angin relati& cukup besar. Penggunaan energi sampai saat ini secara ekonomi juga belum optimal, hal ini ditunjukkan oleh elastisitas penggunaan energi yang masih di atas 1 #satu% dan intensitas pemakaian energi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas rerata dari negara SE!. Indonesia memerlukan energi sekitar -,1 kg setara minyak untuk menghasilkan setiap 6 1 7"P #GDP per unit of energy use 2000 PPP US$ per kg of oil euivalent %. Sedangkan negara$negara lainnya memerlukan kurang dari angka tersebut untuk menghasilkan 7"P yang sama. 0abel 1. Sumber Energi Primer di Indonesia #0ahun ())*% ( JENIS ENERGI FOSIL
Minyak 7as Batubara
SUMBER DAYA
CADANGAN
2,5 5,1 miliar barel miliar barel 32-,4 12*,2 0S8 0S8 #P19P(% *2 15,3 miliar ton miliar ton
RODUKSI !"er #a$%n&
324 juta barel (,54 0S8 13( juta ton
RASIO CAD'ROD !tan"a e(")*rasi& #a$%n
(3 ( 1-
2
ENERGI NON FOSIL
0enaga ir Panas Bumi Minimicro hydro Biomassa
SUMBER DAYA
2-*,) juta B:E (15,) juta SBM ),- 7/
0enaga Surya 0enaga ngin ;ranium <%hanya
(-.11( ton
<%
SE#ARA
EMAN FAA#AN
KAASI#AS #ERASANG
4*,4 7/
.22*1,) 7/h
-,( 7/
(4,1- 7/
(.*53,*) 7/h
),2*( 7/
),- 7/ -5,21 7/ -,2) k/hm(hari 5,(5 7/ 33,) 7/<%
),)2- 7/ ),3)( 7/ ),))2 7/ ),)))* 7/
di daerah Kalan, Kalimantan Barat
1%
PPP tahun ())) D!SD"
(%
Kita harus bersyukur bah+a negara kita dikaruniai dengan berbagai jenis sumber energi, meskipun tidak banyak dibandingkan dengan cadangan dunia. !amun apabila diperhatikan bah+a jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka cadangan per$kapita ternyata tidak cukup besar. :leh karena itu kita harus cermat dalam mengelola sumber energi tersebut. Penggunaan BBM meningkat pesat, terutama untuk transportasi, yang sulit digantikan oleh jenis energi lainnya. Ketergantungan kepada BBM masih tinggi, lebih dari ) persen dari konsumsi energi &inal. Pembangkitan tenaga listrik di beberapa lokasi tertentu masih mengandalkan BBM karena pada +aktu yang lalu harga BBM masih relati& murah #karena di subsidi%, jauh dari sumber batubara, jaringan pipa gas bumi masih terbatas, lokasi potensi tenaga air yang jauh dari konsumen dan pengembangan panas bumi serta energi terbarukan lain yang relati& masih lebih mahal. Kebutuhan energi dalam negeri selama ini dipasok dari produksi dalam negeri dan sebagian dari impor, yang pangsanya cenderung meningkat. Komponen terbesar dari impor energi adalah minyak bumi dan BBM. Kemampuan produksi lapangan minyak bumi semakin menurun sehingga membatasi tingkat produksinya. "alam satu dekade terakhir, kapasitas produksi kilang BBM dalam negeri tidak bertambah, sedangkan permintaan BBM di dalam negeri meningkat dengan cepat. Pada tahun ())* peranan minyak bumi impor untuk kebutuhan bahan baku kilang BBM sudah mencapai -) persen sedangkan peranan BBM impor untuk pemakaian dalam negeri mencapai 3( persen. Ekspor minyak dan kondensat cenderung semakin menurun sejalan dengan produksi minyak dalam negeri yang cenderung terus menurun karena penuaan sumur yang ada dan juga keterlambatan in=estasi untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber minyak baru. Bilamana tidak segera ditemukan sumber minyak baru, Indonesia akan semakin menjadi negara >net oil importer country ? seperti yang sudah terjadi saat ini. Suatu gejala yang cukup merisaukan bagi keberlanjutan penyediaan energi jangka panjang, apalagi di tengah harga minyak internasional yang semakin tinggi seperti sekarang ini. Penggunaan energi terbarukan belum besar, kecuali tenaga air, karena biaya produksinya belum kompetiti& dibandingkan dengan energi kon=ensional. Pada umumnya harga listrik yang dibangkitkan dari P@0S, P@0B, 7eothermal dan P@0 energi terbarukan lainnya masih lebih tinggi daripada yang dibangkitkan dengan 3
BBM #bersubsidi% kecuali P@0M'. Sampai dengan tahun ())*, kapasitas terpasang energi baru dan terbarukan hanya sekitar 3,) A dari potensi yang tersedia. Kapasitas terpasang dari P@0S sebesar 2 M/, dari P@0B sebesar ),* M/, dari P@0M' sebesar *- M/ dan dari P@0 terbarukan lainnya #biomassa% sebesar 3)(,* M/. Sedangkan energi nuklir belum dapat diman&aatkan meskipun sudah dapat mencapai nilai keekonomiannya, karena adanya hambatan dari aspek penerimaaan masyarakat dan besarnya in=estasi a+al yang dibutuhkan. 2.2. Antisi"asi ter$ada" +Doomsday + Energi dan %s%)an %nt%( ,en-e)esai(ann-a
Kondisi kehidupan yang bergantung pada BBM import yang semakin besar, harga minyak yang cenderung meningkat, subsidi yang sulit dihentikan, dan penggunaan energi yang sangat boros, serta pertumbuhan penduduk masih tinggi, akan memba+a kehidupan ke berbagai permasalahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. pabila kondisi buruk ini #doomsday % terjadi, maka akan sulit untuk memperbaikinya. Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari monopoli$ sentralisasi ke arah terbuka$desentralisasi. 0antangan globalisasi dan re&ormasi telah membentuk restrukturisasi sektor energi agar dapat meningkatkan e&isiensi dan transparansi. Penggunaan energi nasional meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan salah satu prasyarat penting untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. ;ntuk itu diperlukan suatu kebijakan nasional jangka panjang di bidang energi yang dapat menja+ab beberapa tantangan utama yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia dalam me+ujudkan penyediaan energi yang berkelanjutan #energy sustaina#ility %. Penyediaan energi berkelanjutan meliputi antara lain memperluas akses kepada kecukupan pasokan energi, andal dan terjangkau dengan memperhatikan seluruh saranaprasarana yang diperlukan #energy security % dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. ;ntuk itu perlu dibuat suatu studi perencanaan energi jangka panjang yang dapat memberikan kepastian jaminan pasokan energi yang berkelanjutan. Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional dapat disebut sebagai Doomsday Scenario% yaitu keterpurukan di bidang penyediaan energi yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik, ekonomi dan lingkungan di Indonesia. Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun ())3())- terdiri atas empat tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik, membuat proyeksi kebutuhan #demand %, membuat rencana pengembangan pembangkit listrik, membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan pasokan #supply % berdasar prinsip market eCuilibrium. Studi ini memperkirakan pertumbuhan penduduk rerata 1,-A per tahun atau dari (1( juta tahun ())( menjadi (43 juta pada tahun ()(). Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata sekitar A pertahun. 'arga minyak bumi diasumsikan (* ;S6barrel di a+al studi dan meningkat menjadi (2 6barrel, harga batubara (- ;S6ton dan meningkat menjadi (4 ;S6ton, harga gas adalah (.( ;S6MMB0; #:B% dengan peningkatan sesuai harga minyak dan dengan discount rate 1)A. "alam perkembangannya, pada tahun ())* asumsi$asumsi yang digunakan dalam studi ini telah mengalami banyak perubahan terutama asumsi mengenai harga 4
energi. Pada tahun ())* harga minyak dunia rata$rata sebesar *3 ;S6barel, harga$harga energi &osil biasanya menyesuaikan dengan harga minyak bumi. "engan kondisi seperti ini, permasalahan energi di Indonesia menjadi semakin berat. Mengingat +ilayah Indonesia sangat luas, maka untuk dapat lebih mere&leksikan perkembangan masing$masing daerah dalam studi ini +ilayah Indonesia dibagi menjadi empat +ilayah, yaitu Da+a, Madura dan Bali #Damali%, Sumatra, Kalimantan, dan Pulau @ain #Sula+esi, Maluku, Papua, !0B dan !00%. Pada bahasan tentang permasalahan yang terkait dengan Doomsday Scenario, yang sering dimunculkan adalah disparitas antara Da+a, Madura dan Bali #Damali% dan @uar Da+a, karena di kedua sisi +ilayah tersebut muncul perbedaan besar hampir di semua sektor, khususnya di sektor energi, baik dari sisi kebutuhan maupun dari sisi penyediaan. 'asil proyeksi kebutuhan energi #demand % dan hasil proyeksi penyediaan energi #supply %
3*).))
16080 Juta SBM 3)).)) (*).)) ()).)) 1*).)) 673 Juta SBM 1)).)) *).)) ).)) ())( Industry
())* reight transp.
()1) Passenger transp.
()1* 'ouseholds
()() Ser=ices
7ambar 1. Proyeksi Kebutuhan Energi inal !asional per Sektor #7/th%
5
K SMB 1,-)),))) 1,()),))) 1,))),))) 2)),))) )),))) -)),))) ()),))) $ ( ) ) (
) ) (
. ) ) (
2 ) ) (
) 1 ) (
Minyak Batubara Panas Bumi,'idro
( 1 ) (
1 ) (
. 1 ) (
2 1 ) (
) ( ) (
7as Biomassa,E. Matahari !uklir
7ambar (. Proyeksi Penyediaan Energi !asional #KSBM%
'asil proyeksi kapasitas pembangkitan listrik nasional
0/h -)) 3*) 3)) (*) 86,3 Twh
()) 1*) 1)) *) $ ( ) ) (
3 ) ) (
) ) (
* ) ) (
. ) ) (
4 ) ) (
Da+a
2 ) ) (
5 ) ) (
) 1 ) (
Sumatra
1 1 ) (
( 1 ) (
3 1 ) (
Kalimantan
1 ) (
* 1 ) (
. 1 ) (
4 1 ) (
2 1 ) (
5 1 ) (
) ( ) (
Pulau lain
7ambar 3. Proyeksi Produksi Pembangkitan @istrik !asional #0/jam%
6
Produksi @istrik Menurut Denis Bahan Bakar Pembangkit Duta SBM 3))
(*)
P@0!
())
0E!7 I P!S B
1*)
7S MI!FK
1))
B0;B
*)
$ ( ) ) (
. ) - ) ) ) ( (
2 ) ) 1 ) ) ( (
( 1 1 ) ) ( (
. 1 ) (
2 ) 1 ( ) ) ( (
( ( ( ) ) ( (
7ambar -. Produksi @istrik Damali sesuai Denis Bahan Bakarnya #Duta SBM%
'asil proyeksi ekspor$impor energi dan hasil proyeksi emisi gas buang
KSBM
1,()),))) 1,))),))) 2)),))) )),))) -)),))) ()),))) $ ( . 2 ) ( . 2 ) ) ) ) ) 1 1 1 1 1 ( ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ( ( ( ( ( ( ( ( ( (
Impor Minyak Mentah G BBM Ekspor Minyak Mentah 7ambar *. 7ra&ik Proyeksi Ekspor$Impor Minyak Mentah dan BBM
7
J%,)a$ E,isi #a$%nan. Ri/% #*n 1)))))) 1))))) 1)))) 1))) 1)) 1) ( . 2 ) ( . 2 ) ) ) ) ) 1 1 1 1 1 ( ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ( ( ( ( ( ( ( ( ( (
8:(
!: H
S: H
8'-
PM1)
7ambar . 7ra&ik Emisi gas buang sektor energi
'asil proyeksi nilai ekonomi sektor energi #!P% N0 #a$%nan 3*,))).)) 3),))).)) (*,))).)) r a ) ) (),))).)) * D a 1*,))).)) t % J
1),))).)) *,))).)) ).)) ( ) ) (
) ) (
. ) ) (
2 ) ) (
) 1 ) (
( 1 ) (
1 ) (
. 1 ) (
2 1 ) (
) ( ) (
#a$%n Skenario "asar
Skenario$B
Selisih
7ambar 4. !P tahunan sektor energi.
"ari beberapa contoh tabel dan gra&ik di atas, dapat disimpulkan bah+a %Doomsday% di bidang energi dapat terjadi bilamana di=ersi&ikasi energi dan peningkatan e&isiensi penggunaan energi tidak diperhatikan dengan serius, khususnya di Da+a. angkuman kesimpulan studi tersebut adalah sebagai berikut
8
1. K ebutuhan energi nasional akan meningkat dari 1(( 7/th #4- juta SBM% pada tahun ())( menjadi 3)- 7/th #12) juta SBM% pada tahun ()(), meningkat sekitar (,* kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar *,(A. Sekitar *1 A dari kebutuhan energi nasional ini akan digunakan di +ilayah Da+a$ Madura$Bali #Damali%. (. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dari 11(,( 0/jam pada tahun ())( menjadi 3*,2 0/jam pada tahun ()(), mening kat sekitar 3.( kali lipat, atau dengan pertumbuhan rerata ,A per tahun. Sekitar 2 A dari kebutuhan listrik nasional ini akan digunakan di +ilayah Damali. 3. "alam +aktu dekat Indonesia sudah akan menjadi net importer untuk total minyak mentah dan BBM. Pada tahun ())( import BBM mencapai sebesar 1(,2 juta B:E dan akan meningkat menjadi 454,4 juta B:E #,3 kali lipat%. Sedangkan net importer hanya minyak mentah baru akan terjadi pada tahun ()11, dimana pada tahun ()() jumlah impor minyak mentah diperkirakan mencapai ()4,( juta barel per tahun atau sekitar 1,4 kali lipat dari impor pada tahun ())( yang berjumlah 1(3,5 juta barel. 1 -. Konsumsi total batubara pada tahun ())( mencapai ((,2 juta ton. "ari jumlah tersebut 42,4A digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Sampai dengan tahun ()() akan terjadi peningkatan penggunaan energi batubara secara besar$ besaran di bidang pembangkitan listrik dari *) 0/jam menjadi 3() 0/jam #-, kali lipat%. Pasokan batubara akan terus meningkat sehingga pada tahun ()() akan dibutuhkan batubara sebanyak 1)2,3 juta ton, dan sekitar 2-,(A dari total produksi tahunan batubara akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Da+a. *. Sampai tahun ()() total produksi gas di proyeksikan mencapai 3,*2 0S8, sebagian berasal dari cadangan gas yang telah terikat dalam kontrak jangka panjang #committed %, sisanya berasal dari cadangan gas yang belum terikat kontrak #non committed %. Pada tahun ()() masih cukup tersedia sisa cadangan sebesar 1(3,-1 0S8 atau lebih dari setengah total cadangan gas # proven, pro#a#le, possi#le% sebesar 12* 0S8. . Peningkatan emisi gas buang hasil pembakaran berupa 8:( dari 123,1 juta 0on pada tahun ())( menjadi *2-,5 juta 0on pada tahun ()() #3,( kali lipat%, !: J dari *1,* ribu 0on pada tahun ())( menjadi (.(5(,* ribu 0on pada tahun ()() #3,* kali lipat%, S:H dari 15(,* ribu 0on pada tahun ())( menjadi )) juta 0on pada tahun ()() #3,1 kali lipat%, 8' - dari 131,4 ribu 0on pada tahun ())( menjadi (2,4 juta 0on pada tahun ()() #(,( kali lipat%, abu terbang dari 21,( ribu 0on pada tahun ())( menjadi (32,1 ribu 0on pada tahun ()() #(,5 kali lipat%. 4. "engan harga energi yang lebih tinggi #Skenario B%, maka perbandingan nilai uang # net present value $!P% yang dibelanjakan di sektor energi akan menjadi lebih tinggi sekitar 15 A. 'al ini akan mempersulit neraca keuangan negara dan masyarakat, karena akan menyebabkan peningkatan subsidi yang selanjutnya akan menurunkan daya saing bangsa, sehingga akan dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi nasional dan akhirnya akan berdampak pada program pembangunan nasional. Perkembangan tentang ketersediaan energi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi internasional, terutama terkait dengan harga minyak mentah internasional. Sejak akhir tahun ())- pada saat studi tentang kondisi >doomsday scenario? selesai, 1
Data dalam &lue'Print P!( 200)'202) *Dep+ !SD", menye#utkan #a-.a produksi minyak menta- *"", Indonesia di ta-un 200/ adala- se#esar +2) ri#u #arel per -ari *1&PH, ekspor "" se#esar )/ 1&PH penggunaan dalam negeri +034 1&PH impor "" se#esar /45 1&PH+ Sedangkan produksi &&" dalam negeri se#esar 422 1&PH ke#utu-an &&" dalam negeri +06/ 1&PH se-ingga diperlukan impor se#esar 22 1&PH+
9
harga minyak mentah telah bergejolak dan bahkah sampai saat ini masih memperlihatkan situasi yang belum kembali ke harga yang semula digunakan sebagai re&erensi dalam kajian tersebut. Perkembangan ini juga sangat berpengaruh terhadap konsep pengelolaan energi !asional. Blue$print Pengelolaan Energi !asional yang dibuat pada a+al tahun ())* selalu harus dire=isi untuk mengakomodasikan kondisi perubahan harga minyak mentah yang akhirnya juga mempengaruhi harga energi &osil lainnya. Sampai akhirnya pada a+al tahun ()), Kebijakan Energi !asional dituangkan dalam bentuk Perpres !o. * tahun ()), yang pada prinsipnya, isinya menekankan pada 1. 2. 3.
4. 5.
6.
7.
Mengoptimalkan penggunaan bauran energi #di=ersi&ikasi% Melakukan penghematan dan meningkatkan e&isiensi energi #konser=asi% Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan yang sudah siap secara teknis maupun ekonomis serta ramah lingkungan, seperti • Bahan Bakar !abati #biodiesel, bio$ethanolgasohol, bio$oil dan Pure Plant 7il % • Bahan bakar sintetis # Batubara 8air, 70@, "ME,dll% • Panas Bumi • Mini dan mikro hidro • !uklir • Surya • nginbayu • 'idrogen #fuel cell %. • Energi arus G gelombang samudera Meningkatkan eksplorasi energi &osil #intensi&ikasi% Meningkatkan pengembangan dan pembangunan in&rastruktur energi, baik disisi hulu maupun disisi hilir, seperti • Industri pengilangan minyak dan sarana transportasinya • Instalasi pemipaan atau terminal @!7 dan sarana distribusinya • Sarana transportasi dan pelabuhan batubara • Pembangkit listrik dan sarana transmisi serta distribusinya. Memperhatikan permasalahan lingkungan, khususnya di Da+a yang mempunyai populasi sekitar 5-* orangkm (, antara lain • Pengembangan teknologi energi &osil bersih • Melakukan penelitian daya dukung lingkungan #lokasi, populasi, sos$bud, dll% • Melakukan penelitian dan kajian tentang dampak lingkungan dan biaya kerugian yang ditimbulkannya #eksternalitas%. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sektor tersebut di atas, serta melibatkan industri nasional dalam rangka peningkatan kemampuan nasional.
2.. andangan e,ang(% Ke"entingan ! Stakeholder &
"ata sumber energi yang tersedia di Indonesia, serta kebijakan yang menjadikan sumber daya energi sebagai suatu komoditas untuk mendapatkan de=isa guna menunjang pembangunan perlu dicermati. Ekspor sumber energi yang dilakukan dengan suatu mekanisme kontrak jangka panjang, menimbulkan kekha+atiran tentang prinsip terjaminnya pasokan energi nasional #security of energy supply % yang diperlukan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. 0erjaminnya 10
pasokan energi lebih mendasarkan pada prinsip penguasaan sumber energi dan bukan kepemilikan sumber energi tersebut. 'al ini sudah dibuktikan kebenarannya oleh beberapa negara yang tidak memiliki sumber energi, tetapi mempunyai kemampuan menguasai sumber energi sehingga pertumbuhan industrinya terjamin dan berlangsung dengan baik sehingga menjadi negara maju. Berbagai pendapat dari ahli kebijakan energi telah mengingatkan masalah tersebut. Beberapa diantaranya telah menuangkan pendapatnya dalam beberapa tulisan yang menyarankan perlunya dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumber energi, termasuk diantaranya adalah langkah di=ersi&ikasi, pengembangan dan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.
11
III. ANAL ISIS LINGKUNGAN STRATEGIS 3.1. Kekuatan d an Kelemahan a. Letak Indonesia di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang di sepanjang garis khatulistiwa. Posisi ini memberikan intensitas sinar matahari yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi surya. b. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang bermacam-macam, diantaranya mempunyai prospek dalam pengembangan Energi Angin (Bayu). Demikian pula adanya potensi dinamika lautan dapat dijadikan sebagai sumber energi samudera. c. Limpahan energi surya hampir sepanjang tahun serta kecukupan air memberikan jaminan terjadinya proses fotosintesa atau asimilasi untuk produksi biomassa yang dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan energi biomassa. d. Indonesia mempunyai struktur geologi yang memiliki potensi sumber energi seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi (kecuali panas bumi) sehingga jumlah cadangannya sudah mulai menyusut, namun eksplorasi masih membuka peluang untuk mendapatkan sumber energi. e. Indonesia terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan penanganan yang tidak mudah. f. Indonesia tergolong negara berpenduduk padat. Jumlah penduduk tahun 2005 telah mencapai sekitar 220 juta. Lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa. Jumlah dan sebaran penduduk tersebut memerlukan sumber energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. g. Emisi gas CO2 dan CH4 berperan penting dalam gejala pemanasan global atau dikenal sebagai gejala rumah kaca (green house effect) yang diikuti oleh penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan ketidak-teraturan iklim dunia. Dampak ini dapat berpengaruh terhadap pola iklim di Indonesia, mengganggu ekosistem, merusak SDA hayati yang merupakan sumber energi berbasis biomassa. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan energi yang berbasis pada sumber energi terbarukan (seperti antara lain biomassa, panas bumi, surya, angin dll.) harus menjadi pertimbangan yang utama dalam pengelolaan dan pemakaian sumber energi dimasa datang. h. Tingkat kesejahteraan dan daya beli sebagian masyarakat Indonesia masih rendah sehingga menuntut penyediaan energi yang terjangkau dan rasional. i. Pola hidup sebagian besar masyarakat yang bersifat konsumtif dan budaya tidak hemat memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi. j. Budaya masyarakat yang kurang mencintai produk bangsa sendiri dapat menghambat pengembangan litbangrap di bidang energi. k. Sistem transportasi umum yang tidak kondusif memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi.
12
3.2. Peluang dan Tantang an a. Potensi iklim tropis basah dan sinar matahari merupakan “dapur” yang sangat produktif untuk produksi biomassa melalui proses asimilasi yang merupakan keunggulan komparatif terhadap negara lain. b. Indonesia dengan penduduk yang demikian besar merupakan pangsa pasar yang potensial. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan ketersediaan energi. c. Penyebaran penduduk Indonesia di berbagai pulau dan tidak merata memberikan dampak terhadap distribusi penyediaan energi. d. Pelaksanaan otonomi daerah yang konsisten diharapkan dapat memacu pengembangan sumber energi sesuai dengan potensi dan kompetensi daerah. e. Keberhasilan IPTEK bidang energi di negara maju dapat merupakan peluang untuk alih teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi. f. Terbukanya kerjasama dengan pihak asing di bidang IPTEK dapat memberikan peluang untuk kegiatan litbangrap di bidang energi. Kerja sama ini sangat menguntungkan ditengah minimnya anggaran pemerintah untuk penelitian masih sangat minim. g. Banyaknya komponen impor untuk kegiatan produksi dan distribusi sumber energi dari luar (impor). Hal ini merupakan peluang untuk dapat disubstitusi dengan hasil litbangrap nasional. h. Issue global yang dihembuskan negara maju seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup, Trades-related Intellectual Properties Rights (TRIPs), penerapan standar internasional (ISO 14000 tentang menejemen lingkungan hidup) dapat merupakan tantangan bagi dunia usaha Indonesia yang bergerak di bidang energi. i. Pengaruh kepentingan negara maju terhadap negara produsen minyak di Timur Tengah masih merupakan faktor yang dominan dalam penciptaan fluktuasi harga minyak dunia. Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi pasar energi di dalam negeri, dan dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada lit bangrap energi. j. Masih rendahnya minat investor untuk melakukan kegiatan investasi di bidang energi. k. Meningkatnya pembangunan di sektor industri dan transportasi meningkatkan kebutuhan energi. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan energi. l. Tingginya kebutuhan energi memerlukan inovasi dalam berbagai sumber energi sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi, m. Banyak hasil litbangrap dalam negeri bidang energi belum dapat didayagunakan secara maksimal, karena masih banyak yang belum berorientasi ekonomi dan pasar kurangnya kerja sama antara lembaga litbang dengan dunia usaha. 3.3. Solusi Dari tinjauan kondisi saat ini dan analisa lingkungan stratejik SWOT tersebut di atas, Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak mungkin kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka 13
pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, harus diterapkan konsep bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya ( resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK bidang energi menjadi semakin jelas untuk mendukung kebijakan energi ke depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, skenario terburuk di bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tidak terjadi.
14
IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG KEAMANAN KETERSEDIAAN ENERGI 2005 - 2025 4.1. Visi Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK. 4.2. Misi 1. Menyusun kebijakan dan strategi litbangrap IPTEK di tingkat pusat dan daerah untuk mendukung dan menjamin ketersediaan energi. 2. Meningkatkan kemampuan litbangrap dalam bidang energi. 3. Mengoptimalkan litbangrap untuk mendapatkan energi dengan nilai tambah tinggi. 4. Melakukan litbangrap untuk mendorong diversifikasi sumber daya energi dan pemanfaatannya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi. 5. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangrap dalam pengelolaan energi secara etis (energy ethics) dan berkelanjutan. 6. Meningkatkan peran litbangrap dalam penyediaan energi yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 4.3. Tujuan a. Mempersiapkan arah dan tahapan pencapaian pembangunan IPTEK yang mempertimbangkan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumber energi nasional. b. Menjadi acuan bagi penyusunan strategi pembangunan IPTEK di tingkat pusat, daerah dan masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi nasional. c. Mewujudkan peran litbangrap IPTEK pada pembangunan energi yang berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing nasional. d. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan bauran energi (energy mix) di Indonesia yang memenuhi nilai keekonomian dan ramah lingkungan. e. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan sumber daya energi lokal spesifik berkelanjutan. 4.4. Sasaran a. Terwujudnya peran teknologi dan infrastruktur energi bangsa sendiri guna mendukung bisnis energi. b. Terwujudnya peran litbangrap untuk mencapai rasio elektrifikasi sektor rumah tangga sebesar 90%. c. Terwujudnya peran litbangrap dalam meningkatkan pangsa energi terbarukan1 (selain panas bumi) menjadi sekurang-kurangnya 5%. d. Digunakannya hasil litbangrap dalam pemanfaatan energi nuklir dengan pangsa sekitar 4% dari produksi listrik nasional. e. Digunakannya hasil litbangrap dalam penyediaan bio-fuels sektor transportasi sebesar 10 %. 1
Hidro skala besar tidak diperhitungkan sebagai energi terbarukan
15
f.
Digunakannya hasil litbangrap dalam penggunaan gas untuk sektor industri & pembangkitan listrik, transportasi, dan rumah tangga g. Terwujudnya peran Litbangrap untuk pemakaian energi perkapita sebesar 10 SBM. h. Digunakannya hasil litbangrap dalam mendukung terwujudnya infrastruktur energi yang mampu memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi dan pemanfaatannya untuk ekspor. i. Digunakannya hasil litbangrap untuk mencari sumber energi di dalam dan luar negeri. j. Digunakannya hasil litbangrap konservasi energi untuk menurunkan elastisitas energi lebih kecil dari 1. k. Digunakannya hasil litbangrap dalam meningkatkan penggunaan kandungan lokal dan meningkatnya peran sumber daya manusia nasional dalam industri energi. l. Digunakannya hasil litbangrap untuk memenuhi 100% kebutuhan listrik masyarakat yang tidak terjangkau jaringan nasional. 4.5. Metod olog i Penetapan langkah strategis Buku Putih Litbangrap Energi Nasional adalah menggunakan metodaTechnology Roadmapping (Peta Jalan) sebagai salah satu alat stratejik dalan Technology Foresight (peramalan teknologi) untuk pencapaian keberhasilan penyediaan energi. Peta jalan tersebut digunakan untuk membantu mengidentifikasi teknologi dan kebijakan kunci yang harus dibuat dan langkahlangkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi untuk keberhasilan penyediaan energi nasional. Penetapan Peta Jalan Litbangrap energi diharapkan dapat menimbulkan: -
Komunikasi: interaksi antar berbagai kelompok pemangku kepentingan Konsentrasi atau fokus: untuk perencanaan jangka panjang Koordinasi: menyatukan pemaham umum dari permasalahan Konsensus: membentuk gambaran yang jelas tentang arah atau tindakan yang harus dilakukan Komitmen: yang lebih berupa tindakan/aksi, bukan hanya teori. Komprehensif: pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan perubahan lingkungan yang dapat terjadi.
Metodologi dan Langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta jalan litbangrap energi nasional adalah sebagai berikut: 1. Konsultasi dengan para pakar dan berbagai pihak pemangku kepentingan. 2. Scenario planning sederhana: dengan memakai skenario “Keterpurukan Energi” (Doomsday Scenario) nasional sebagai dasar. 3. Critical technology: pemilihan teknologi penentu yang dapat mempengaruhi litbangrap IPTEK energi nasional. Diharapkan dengan peta jalan tersebut timbul teknologi yang market driven yang dapat dilakukan oleh industri Indonesia, perencanaan yang pasti dalam jangka menengah-panjang, dan membuat dasar yang kuat bagi pengambil keputusan
16
maupun investor. Semua itu membutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga riset dan industri. 4.6. Roadmap Transformasi penguasaan IPTEK perlu diupayakan agar dapat mencapai nilai ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya kemandirian dalam upaya menciptakan pembaharuan sumber daya RIPTEK secara keseluruhan. Untuk mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat “membuktikan” bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbangrap IPTEK bidang energi pasti akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan negara. Oleh karena itu diperlukan waktu yang panjang (15 – 25 tahun) untuk melakukan investasi secara berkelanjutan sebelum teknologi potensial dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan pembuatan peta jalan IPTEK Energi sampai tahun 2025, sehingga dapat : Diprediksi dengan cermat capaiannya, dengan menggunakan indikator yang jelas, menggunakan asumsi dasar yang sahih. b. Diidentifikasi critical enabling technology dan jarak yang ada antara teknologi yang ada saat ini dan yang akan dikembangkan kemudian. c. Ditingkatkan kerja sama dan kemitraan melalui tukar menukar pengetahuan dan teknologi. d. Diwujudkan suatu konsensus nasional untuk bergerak maju dalam litbangrap IPTEK Energi. a.
4.7. Strategi Dengan tahapan pencapaian yang jelas, maka dapat ditetapkan Ilmu pengetahuan dan teknologi Energi yang strategis dari berbagai cabang Iptek yang memiliki keterkaitan yang luas dengan kemajuan iptek secara menyeluruh, atau berpotensi memberikan dukungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa, keamanan dan ketahanan bagi perlindungan negara, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta peningkatan kehidupan kemanusiaan. Menyadari jalan panjang yang ditempuh, dalam Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Energi Baru dan terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi 2025, akan ditempuh sesuai dengan kerangka perioritas waktu yang bertahap, yaitu: 1. Pertam a – Jang ka Pendek (2005-2010) Tahap ketahanan nasional yang dilakukan pada 5 tahun pertama dengan indikator utama menjadikan IPTEK sebagai elemen kunci dalam tahap mencapai kemandirian dalam pengelolan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan secara terkendali dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi di bidang energi. Tahap Pertama untuk mencapai kemandirian mencakup: a. Penguasaan litbangrap IPTEK bidang energi b. Litbangrap IPTEK dalam penyediaan sumber energi nasional mencakup teknologi Energi dari sumber nabati/Biofuel , mikro/minihidro, teknologi fuel cell, teknologi energi panas bumi, persiapan pembangunan PLTN, 17
penyusunan master plan gas alam, teknologi angin, teknologi energi surya hibrida dan teknologi pembangkit listrik dan uap panas ( cogeneration) berbahan bakar biomassa, serta teknologi pemanfaatan batubara kualitas rendah/ teknologi batubara bersih. c. Penguasaan dan penerapan IPTEK bagi pengelolaan lingkungan hidup. d. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dan teknologi pencairan batubara, f uel cell dan infrastruktur gas. 2. Kedua – Jangka Menengah (2011-2015) Tahap kreasi kekayaan berbasis IPTEK ( wealth creation) dalam periode 10 tahun pertama, dengan indikator utama tercapai kemandirian dan daya saing di bidang energi. Tahap Kedua untuk mencapai IPTEK yang mandiri sekaligus memiliki daya saing pasar yang ekonomis mencakup: a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi biomassa dan biogas, teknologi intensifikasi gas bumi, teknologi mikro/ minihidro, hidrogen dan biodiesel/bioetanol/bio-oil, teknologi pemanfaatan batubara berkualitas rendah, teknologi energi surya, teknologi energi angin, dan teknologi energi panas bumi. b. Peningkatan litbangrap IPTEK untuk menunjang pemenuhan infrastruktur energi. c. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dan teknologi pencairan batubara, Fuel Cell dan infrastruktur gas 3. Keti ga – Jangk a Panjang (2016-2025) Tahap percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan IPTEK dalam pencapaian waktu 20 tahun, dengan indikator utama tumbuh dan berkembangnya kehidupan sosial, ekonomis dan budaya berbasis IPTEK (Knowledge Based Economy-KBE) dan masyarakat yang inovatif (innovative society). Penguatan pilar ’Knowledge Based Economy-KBE’ menjadi tumpuan dalam jangka panjang, yaitu: a. Sistem Penyediaan Energi, yang menjamin masyarakat dapat memanfaatkan IPTEK secara luas, b. Sistem Inovasi, (termasuk sistem HKI) yang memungkinkan para peneliti dan kalangan bisnis menerapkan secara komersial hasil RIPTEK, c. Infrastruktur ICT, yang menjamin masyarakat dapat melakukan akses secara efektif terhadap informasi sistem energi nasional, d. Kerangka kelembagaan, peraturan perundang-undangan dan suasana yang kondusif, yang menjamin kemantapan lingkungan makro ekonomi, persaingan, lapangan kerja dan keamanan sosial. Untuk mencapai sasaran ditetapkan strategi, yaitu: Pentahapan litbangrap IPTEK Pentahapan struktur litbangrap IPTEK yang kompetitif sesuai dengan aturan dan permintaan pasar yang berlaku secara konsisten untuk mewujudkan industri energi yang efisien 18
Pentahapan skema pendanaan, rezim fiskal, perpajakan dan insentif lainnya yang kondusif untuk meningkatkan investasi. Pemanfaatan IPTEK mandiri dengan memperhatikan kelompok masyarakat tidak mampu; Pemanfaatan IPTEK mandiri yang dapat bersaing sesuai dengan mekanisme pasar agar dicapai harga yang paling menguntungkan bagi konsumen dan produsen. Pemanfaatan IPTEK mandiri yang menjadi pilihan yang kompetitif pada sisi produsen untuk melayani kepentingan konsumen sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan Pemanfaatan IPTEK mandiri untuk menciptakan open access pada sistem penyaluran energi khususnya untuk BBM, gas dan listrik (mandiri bisa diganti dengan “berbasis kemampuan bangsa sendiri”) Pemberdayaan Daerah dalam pengembangan IPTEK Mengembangkan perencanaan pengembangan IPTEK berbasis daerah sebagai bagian dari perencanaan energi nasional dengan memprioritaskan energi terbarukan Pengembangan infrastruktur IPTEK Mengembangkan infrastruktur IPTEK yang terpadu terutama di daerah yang tingkat konsumsi energinya tinggi. Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan infrastruktur IPTEK. Litbangrap IPTEK untuk peningkatan efisiensi energi Litbangrap IPTEK dalam Demand Side Management (DSM) melalui peningkatan efisiensi pemanfaatan listrik, penerapan standar dan pengendalian pemakaian energi Litbangrap IPTEK dalam Supply Side Management (SSM) melalui peningkatan kinerja pembangkit yang sudah ada, jaringan transmisi dan distribusi listrik Pemanfaatan IPTEK dalam meningkatkan peran industri energi nasional Menyiapkan sumber daya manusia dalam negeri yang andal di bidang energi Meningkatkan penguasaan teknologi energi yang mengutamakan industri manufaktur nasional Meningkatkan kemampuan perusahaan nasional dalam industri energi Peningkatan kegiatan litbangrap untuk investasi oleh dunia usaha (industri dan jasa) di bidang energi baru dan terbarukan: Peningkatan litbangrap untuk pendayagunaan dan peningkatan nilai tambah gas bumi: Peningkatan keberdayaan masyarakat dengan pengembangan kapasitas IPTEK-nya. Melembagakan kemampuan IPTEK dalam pemberdayaan masyarakat; Menciptakan kelembagaan IPTEK secara kemitraan dalam rangka pengembangan sarana dan industri energi Meningkatkan kelembagaan IPTEK terhadap peranan swadaya masyarakat, usaha kecil menengah dan koperasi dalam industri energi
4.8. Rekomendasi Kebijakan Agar sasaran dan strategi pencapaian Buku Putih energi dapat tercapai langkah kebijakan yang ditempuh adalah melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan dan pemanfaatan IPTEK yang beriorientasi pada intensifikasi,
19
diversifikasi, dan konservasi energi di segala bidang, serta diikuti oleh langkah pendukung yang antara lain: Meningkatkan dukungan iptek pada kelompok usaha kecil, menengah dan • koperasi, terutama di bidang material dan manufaktur. Mempermudah akses bagi dunia usaha/industri ke fasilitas penyedia IPTEK, • termasuk pemanfaatan kapasitas untuk peningkatan keterampilan tenaga kerja. Menajamkan prioritas kegiatan litbang pada sektor energi. • Mengembangkan atau memperkuat hubungan antara industri besar dan industri • kecil dan menengah, khususnya yang berdampak pada peningkatan penguasaan IPTEK. Menyusun skema insentif untuk mempercepat difusi IPTEK khususnya dari hasil • litbang dalam negeri bidang energi Meningkatkan dukungan IPTEK untuk menunjang daya saing sektor produksi • energi, serta sektor yang berpotensi untuk memberikan dampak ekonomi yang luas. Meningkatkan peran lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai • mitra dunia usaha/industri untuk mengembangkan kemampuan inovasi pelaku usaha/industri, serta mendorong pembangunan kelembagaan iptek di daerah. Mempersiapkan prasarana untuk pengembangan HKI, standar mutu, keamanan • produksi dan lingkungan, serta membina sumber daya manusia dan memberdayakan organisasi profesi ilmiah. 4.9. Prakondisi dan Indikator Keberhasilan Prakondisi 1. Tercapai kesamaan persepsi dan adanya dukungan dari seluruh sektor terkait/pemangku kepentingan terhadap pemanfaatan hasil litbangrap. 2. Komitmen pemerintah dalam mengalokasikan anggaran yang memadai untuk kegiatan litbangrap. 3. Adanya komitmen dari pihak swasta untuk meningkatkan rasio kontribusi anggaran non pemerintah untuk kegiatan litbangrap. 4. Komitment pelaku riset dan lembaga litbang untuk melaksanakan program litbangrap secara terencana, sungguh-sungguh, konsisten dan tepat waktu. 5. Adanya kebijakan fiskal, moneter dan peraturan perundangan yang berpihak pada masyarakat dan UKM bidang energi. 6. Meningkatnya budaya masyarakat cinta produksi dalam negeri, hemat energi dan tidak konsumtif. Indikator Input 1. Tersusun perencanaan litbangrap yang saling mendukung/komplemen antar kelembagaan IPTEK. 2. Alokasi anggaran yang memadai dari setiap unit penelitian yang terkait dengan bidang energi di atas 20 % untuk pelaksanaan Buku Putih. 3. Alokasi dana penelitian melalui program insentif, program kompetitif dan sejenisnya untuk pelaksanaan litbangrap yang mendukung Buku Putih, minimal sebesar 15 %. 4. Tersedia sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan Buku Putih. 5. Tersedia SDM yang kompeten dan memadai untuk mendukung pelaksanaan Buku Putih.
20
Indikator Proses 1. Tercipta iklim yang kondusif kondusif terhadap pelaksanaan litbangrap 2. Ada motivasi yang kuat dari SDM dalam pelaksanaan litbangrap. 3. Terealisasi inovasi inovasi dalam litbangrap litbangrap yang mengacu mengacu pada Buku Putih. 4. Terlaksana monitoring monitoring dan evaluasi evaluasi terhadap pelaksanaan Buku Putih 5. Terdokumentasikan Terdokumentasikan dengan baik hasil pelaksanaan Buku Putih. Indikator Output 1. Peningkatan kuantitas dan kualitas kualitas hasil litbangrap. 2. Peningkatan jumlah publikasi publikasi dan jumlah patent. patent. 3. Paket teknologi dan model implementasi implementasi yang mendukung ketersedian energi energi meningkat jumlahnya. 4. Diseminasi hasil hasil litbangrap yang mendukung ketersediaan ketersediaan energi energi terjadi. 5. Akses informasi informasi terhadap hasil litbangrap ke seluruh stakeholder meningkat. meningkat. Indikator Outcome 1. Tersedia dan dipakai hasil litbangrap (teknologi, inovasi, dan kebijakan) kebijakan) pada tingkat pengguna. 2. Tersedia lapangan lapangan kerja baru baru di bidang produksi dan distribusi energi. 3. Terwujudnya budaya cinta produk dalam negeri dan hemat energi. 4. Meningkatnya kualitas lingkungan lingkungan hidup dan kesejahteraan kesejahteraan masyarakat. masyarakat. 5. Tersedia energi untuk untuk seluruh lapisan masyarakat. masyarakat.
21
V. PENUTUP Letak Indonesia yang berada di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang di sepanjang garis khatulistiwa memberikan intensitas sinar matahari yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi surya. Indonesia dengan iklim tropis nya menjadikan suatu rahmat dengan tumbuh suburnya tanaman yang dapat menjadi sumber energi terbarukan yang potensial. Indonesia yang mempunyai struktur geologi memiliki potensi sumber energi seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi dieksploitasi dan sudah sudah mulai menyusut menyusut jumlah cadangannya (kecuali (kecuali panas bumi), namun hasil eksplorasi masih membuka peluang untuk mendapatkan sumber energi. Indonesia yang terdiri atas 17 ribu lebih pulau pulau besar dan kecil. Kondisi alam alam demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan penanganan yang cermat. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang bermacam-macam, yang diantaranya mempunyai prospek pengembangan Energi Bayu. Indonesia yang tergolong negara berpenduduk padat memerlukan pasokan energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak memungkinkan kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, maka harus diterapkan konsep bauran energi ( energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK untuk energi menjadi semakin jelas dalam mendukung kebijakan energi ke depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, Skenario terburuk di bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tak terjadi. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan litbangrap IPTEK yang mendukung pencapaian ketersediaan energi adalah: Anggaran yang tersedia jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan Minat investor masih relatif kecil Sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan ketrampilan dan dan kompetensi kompetensi masih masih sangat sangat kurang.
22
DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA 1. Kebijakan Energi Energi Nasional 2003 2003 – 2020, 2020, Departemen Energi Sumber Daya Mineral, 24 Februari 2004. 2. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 – 2025, Departemen Energi Sumber Daya Mineral 3. Kajian Kebutuhan Kebutuhan dan Penyediaan Penyediaan Energi Energi di Indonesia Tahun 2020, Kementerian Negara Riset dan Teknologi – Komite Nasional Indonesia-World Energy Council (KNI-WEC) 4. Kebijakan Strategis Strategis Pembangunan Pembangunan Nasional IPTEK 2005 – 2009, Kementerian Kementerian Negara Riset dan Teknologi Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi
23
An gg ot a Gug us Tug as En erg i (GTE) Tim Koordin asi Gugus Tugas Bid ang Prioritas Pencip taan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru d an Terbaruk an Tahun An ggaran 2006, Kepmen Nomor:17/M/Kp/II/2006 No.
Nama
Jabatan/Instans i
Tugas
Sesmenegristek
Ketua Gugus Tugas
Dep. Perkemb. Riptek
Penanggung Jawab
Asdep. Rekayasa, KNRT
Sekretaris Gugus Tugas
Staf Ahli Energi
Anggota Gugus Tugas
Dep. ESDM
Anggota Gugus Tugas
BATAN
Anggota Gugus Tugas
BPPT
Anggota Gugus Tugas
1.
Dr. Hudi Hastowo
2.
Dr. Bambang S. Pratomosunu
3.
Dr. Agus Rusyana Hoetman
4.
Prof. Dr. Martin Djamin
5.
Ir. Nenny Sri Utami
6.
Dr. Arnold Y. Soetrisnanto
7.
Ir. Aris Subarkah, MT
8.
Dr. Widodo W. Purwanto
UI
Anggota Gugus Tugas
9.
Dr. Mesdin K. Simarmata
BAPPENAS
Anggota Gugus Tugas
10. Dr. Tatang Hernas Surawidjaja
ITB
Anggota Gugus Tugas
11. Dr. Ing. Harwin Saptoadi, MSE
UGM
Anggota Gugus Tugas
IPB
Anggota Gugus Tugas
BPPT
Anggota Gugus Tugas
BAPETEN
Anggota Gugus Tugas
15. Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng
BPPT
Anggota Gugus Tugas
16. Dr. Agus Eko Tjahyono
BPPT
Anggota Gugus Tugas
17. Dr. Unggul Priyanto
BPPT
Anggota Gugus Tugas
18. Ir. Soni Solistia Wirawan M.Eng
BPPT
Anggota Gugus Tugas
19. Ir. Adiwardojo
BATAN
Anggota Gugus Tugas
20. Ir. Maryono Ismail, MSc.
LAPAN
Anggota Gugus Tugas
21. Drs. Suripno
LAPAN
Anggota Gugus Tugas
22. Dr. Priyo Sardjono
LIPI
Anggota Gugus Tugas
23. Ir. Raharjo Binudi
LIPI
Anggota Gugus Tugas
24. Dr. Djedi Widarto
LIPI
Anggota Gugus Tugas
25. Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng
ITB
Anggota Gugus Tugas
26. Dr. Ing. Putu M. Santika
KNRT
Anggota Gugus Tugas
27. Dr. Ir. Erie Sandhita G, MsAe, DEA
KNRT
Anggota Gugus Tugas
LIPI
Anggota Gugus Tugas
12. Dr. Ir. Erliza Hambali 13. Dr. Arief Yudiarto 14. Dr. Khoirul Huda, M.Eng
28. Dr. Herry Haeruddin
24
Daftar An ggot a Narasumber Gugus Tugas Energi 2006
No.
Nama
Instans i
Tugas
1.
Dr. Bukin Daulay
P3 Tekmira
Narasumber
2.
Dr. Arya Rezavidi
BPPT
Narasumber
3.
Ir. Endah Agustina, MS
IPB
Narasumber
4.
Ir. Novi Irawati
BPPT
Narasumber
5.
Dr. Hadi Punomo
Lemigas
Narasumber
6.
Ir. Endang Lestari, MSc
P3TK - EBT
Narasumber
7.
Dra. Nenen Rusnaeni
LIPI
Narasumber
8.
Ir. Ismail Zaini, M.Sc
BPPT
Narasumber
9.
Dr. M.A.M Oktaufik
BPPT
Narasumber
10.
Dr. Adiarso
BPPT
Narasumber
11.
Dra. Yenny Sofaeti, M.Si
P3 TEKMIRA
Narasumber
12.
Dr. Djedi Widarto
LIPI
Narasumber
13.
Ir. Jatmiko P. Atmojo, M.Eng.
BPPT
Narasumber
14.
Dr. Rustiono
BPPT
Narasumber
15.
Ir. Yusep K. Caryana
Lemigas
Narasumber
Sekretariat Ang gota Gugus Tugas Energi: No. Fax (021) 3102014 Email:
[email protected] 1. Ir. Ramlan Mamentu Telp. 3169288 , Hp. 08128654395 Email:
[email protected] 2. Drs. Wawan Gunawan Telp. 3169288 , Hp. 081318643323 Email:
[email protected] 3. Yuli Sulastri Telp. 3169286, Hp. 0816908016 Email:
[email protected]
25
ANGGOTA GUGUS TUGAS ENERGI 2005 Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi No : 115/M/Kp/IX/2005 No
Nama
Instansi
1
Dr. Hudi Hastowo
2
Prof. Dr. Ir. Bambang Sutjiatmo
3
Dr. Bambang Setiadi, MS
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
4
Ir. Hari Purwanto, MSc.DIC
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
5
Soekarno Suyudi
6
Dr. Neni Sintawardani
LIPI
7
Dr. Ir. Bambang Prasetya, APU
LIPI
8
Prof. Lillik Hendrajaya, MSc
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
9
Dr. Ing. Raldi Artono Koestoer
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
10
Ir. Adiwardoyo
BATAN
11
Dr. Arnold J. Sutrisnanto
BATAN
12
Dr. Agus Rusyana Hoetman
BPPT
13
Drs. Ajat Sudradjat, MSc
BPPT
14
Drs. Suripno
15
Drs. Arjuno Brojonegoro
LIPI
16
Dr. Achiar Oemry
LIPI
17
Drs. Bambang Supriyo Utomo
BSN
18
Ir. Nenny Sri Utami
19
Dr. Ir. As Natio Lasman
20
Dr. Agus Salim Dasuki, MEng
BPPT
21
Ir. Soni Solistia Wirawan, MEng
BPPT
22
Dr. Rahayu Dwi Hartati
ESDM
23
Dr. Verina J. Wargadalam
ESDM
24
Dr. Totok M.S. Soegandi, MSc. APU
LIPI
25
Anjar Susatyo, ST
LIPI
26
BATAN Kementerian Negara
Riset dan Teknologi
BATAN
LAPAN
ESDM BAPETEN
NARA SUMBER NO
NAMA
INSTANSI
1
Suryadarma PhD
Pertamina
2
Dr. Tatang H. Surawidjaja
ITB
3
Dr. Evita Legowo
Departemen ESDM
4
Noke Kiroyan
Kaltim Prima Coal (KPC)
5
Dr. Rinaldy Dalimi
UI
6
Mukaiyama Takehiko
Japan Atomic Industrial Forum (JAIF)
7
Dr.Ir. Hardiv Situmeang
KNI-WEC
8
Dr. Ir. Nur Pamuji
KNI-WEC
9
Gene Baranowski
BP Indonesia
10
Sujiastoto MA
Departemen ESDM
11
Dr. Emmy Perdanahari
Departemen ESDM
12
Dr. Ir. M. Arif Yudiarto MEng
BPPT
13
Dr. Ir. Unggul Priyanto MSc
BPPT
14
Ir. Rohmadi Ridlo MEng
BPPT
15
Dr. M.A.M. Oktaufik
BPPT
16
Drajat Pandjawi
KPC
17
Amir Fauzi
Pertamina
Sekretariat GUGUS TUGAS ENERGI 1. Drs. Sjaeful Irwan (Kementerian Negara Riset dan Teknologi) 2. Mustapa, S.Sos (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)
27
LAMPIRAN ROADMAP SEKTOR ENERGI
28
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerint ah
Penelitian dan pengembangan intensifikasi teknologi produksi biodiesel dari bahan baku sawit, kelapa, jarak pagar dan tumbuhan lain. Penelitian dan pengembangan konversi gliserol menjadi etanol dan produk turunan lainnya seperti surfaktan Peningkatan kualitas tanaman jarak pagar dan bahan baku potensial lainnya Rekayasa dan konstruksi pabrik biodiesel secara bertahap skala 5.00020.000 ton/tahun Uji karakteristik, unjuk kerja,uji jalan, pemutakhiran standar dan pembentukan lembaga sertifikasi mutu biodiesel (LSPro) serta Laboratorium Uji Biodiesel di beberapa propinsi
•
•
•
•
•
•
Penelitian dan pengembangan proses produksi biodiesel berbiaya rendah
Pemanfaatan gliserol menjadi produk turunan lainnya (surfaktan, monomer plastik, dll) Penyediaan bibit unggul tanaman jarak pagar dan bahan baku potensial lainnya Rekayasa dan Konstruksi pabrik biodiesel berbiaya produksi rendah 20.000100.000 ton/tahun Pemutakhiran uji karakteristik, unjuk kerja, uji jalan, standar dan pembentukan Laboratorium Uji Biodiesel di seluruh propinsi
Penelitian dan pengembangan aditip biodiesel berkualitas tinggi
•
Pemanfaatan produk turunan gliserol dalam produk akhir (polimer, consumer goods, dll)
•
Penyediaan bibit unggul tanaman jarak pagar skala besar dengan teknik in vitro Formulasi biodiesel berkualitas tinggi
•
•
•
•
•
•
•
Jangka Pendek (2005-2010)
Mendukung penelitian dan pengembangan perbaikan proses produksi biodiesel di Perguruan Tinggi dan lembaga litbang melalui cost sharing dan kerjasama kemitraan Peningkatan kandungan lokal mesin dan peralatan pabrik biodiesel sampai minimum 50% Pengembangan teknologi engine agar dapat mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel Membantu dalam pemutakhiran standar biodiesel nasional 30
Peran Industr i Jangk a Menengah (2011-2015)
Pemutakhiran uji karakteristik, unjuk kerja, uji jalan, standar dan pembentukan Laboratorium Uji Biodiesel di setiap kabupaten
Jangka Panjang (2016-2025)
Komersialisasi hasil penelitian teknologi produksi biodiesel berbiaya rendah
Komersialisasi hasil penelitian teknologi formulasi biodiesel berkualitas tinggi
Peningkatan mesin dan kandungan lokal peralatan pabrik biodiesel sampai minimum 75% Pengembangan teknologi engine lanjutan agar dapat mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel Membantu dalam pemutakhiran standar biodiesel nasional
Mesin dan peralatan biodiesel dengan kandungan lokal 100% Pengembangan teknologi engine lanjutan agar dapat mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel Membantu dalam pemutakhiran standar biodiesel nasional
Peluang Pasar Peran Pemerint ah
Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global Pengurangan subsidi solar untuk transportasi umum
Jangka Pendek (2005-2010)
Sosialisasi penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat Sosialisasi penggunaan biodiesel pada kendaraan operasional di instansi pemerintah dan transportasi umum maksimum 10% (B10) Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) oleh industri biodiesel di Indonesia Sebesar 10% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 1.5 juta kL
•
Sebesar 600 ribu kL dipenuhi dari biodiesel jarak pagar
•
Peningkatan target Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global Penghapusan subsidi solar dan pengenaan pajak lingkungan terhadap solar sebesar 10 % Peran Industr i Jangka Menengah (2011-2015)
Peningkatan target Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global Pengenaan pajak lingkungan terhadap solar sebesar 25%
Sosialisasi lanjutan penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat Penggunaan pada transportasi umum di seluruh Indonesia maksimum 20% (B20)
Sosialisasi lanjutan penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat Penggunaan pada transportasi umum di seluruh Indonesia sampai 100% (B100)
Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia Sebesar 15% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 3 juta kL
Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia Sebesar 20% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 7.5 juta kL
•
Sebesar 1.5 juta kL dipenuhi dari biodiesel jarak pagar
•
Jangka Panjang (2016-2025)
•
•
Sebesar 3 juta kL dipenuhi dari biodiesel jarak pagar
Peran Industr i
Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000 Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 10% Sosialisasi penggunaan bahan bakar biodiesel oleh industri otomotif
Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000 Peran Industr i Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 20% Peningkatan peran industri otomotif dan alat berat dalam penggunaan biodiesel
Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000 Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 50% Peningkatan peran industri otomotif dan alat berat dalam penggunaan biodiesel 31
Kebijakan Peran Pemerint ah
Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 1.5 juta hektar Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi Penetapan target 10% dari kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel
Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 3.4 juta hektar
Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial skala komersial Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 7.5 juta hektar Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku di seluruh kota
•
•
•
•
•
•
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri biodiesel : Harga biodiesel kompetitif dibanding solar Pinjaman lunak (bunga lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih panjang) bagi pengembang industri biodiesel Pengurangan pajak bagi industri yang menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar Pemberian tax holiday bagi usaha perkebunan jarak pagar Bagi perkebunan tanaman jarak pagar diberikan Hak Guna Usaha (HGU) selama 50 tahun
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku terutama di kota-kota besar Penetapan target 15% dari kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel Kebijakan Peran Pemerint ah Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri biodiesel : Harga biodiesel lebih murah dibanding solar Pinjaman lunak (bunga lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih panjang) bagi pengembang industri biodiesel
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pengurangan berbagai jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri biodiesel yang digunakan di dalam negeri. Kewajiban industri biodiesel memasok kebutuhan dalam negeri
•
•
•
•
32
Pengurangan pajak bagi industri yang menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar Pemberian tax holiday bagi usaha perkebunan jarak pagar Bagi perkebunan tanaman jarak pagar diberikan Hak Guna Usaha (HGU) selama 50 tahun Pengurangan berbagai jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri biodiesel yang digunakan di dalam negeri Kewajiban industri biodiesel memasok kebutuhan dalam negeri
Penetapan target 20% dari kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri biodiesel : Harga biodiesel lebih murah dibanding solar Pinjaman lunak (bunga lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih panjang) bagi pengembang industri biodiesel Pengurangan pajak bagi industri yang menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar Pemberian tax holiday tahun bagi usaha perkebunan jarak pagar Bagi perkebunan tanaman jarak pagar diberikan Hak Guna Usaha (HGU) selama 50 tahun Pengurangan berbagai jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri biodiesel yang digunakan di dalam negeri Kewajiban industri biodiesel memasok kebutuhan dalam negeri •
•
•
•
•
•
•
•
Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku, intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel
Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku,intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel
•
Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku, intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel
•
Peran Industr i
Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 10% untuk transportasi Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) oleh industri biodiesel di Indonesia
Kerjasama petani/perkebunan dengan produsen biodiesel dalam bentuk skema inti plasma
Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 15% untuk transportasi Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia Peran Industr i Kerjasama kelompok petani/pekebun untuk memiliki pabrik biodiesel
Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 20% untuk transportasi Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia Kerjasama kelompok petani/pekebun untuk memiliki pabrik biodiesel
33
2. Roadmap Sektor Energi Bi o-Etanol Tahun
Market
Pasar
Produk
2005 – 2010
2011-2015
Pasokan Bio etanol 1,85 jt kl (10% tot al konsumsi bensin)
Pasokan Bioetanol 3,08 jt kl ( 15% total konsumsi bensin)
Gasohol E-10 (Bioetanol dari pati &molases)
Gasohol/ FGE (Bioetanol dari pati , nira dan molases)
2016-2025 Pasokan Bioetanol 4,99 jt kl ( 20 % total konsumsi bensin)
Gasohol/ FGE (Bioetanol dari lignoselulosa, nira dan pati )
STANDAR FUELGRADE ETHANOL (FGE) & GASOHOL NASIONAL Technology Teknologi
Litbang R&D
Produksi bioetanol 99,5% (FGE) dengan teknik dehidrasi kimiawi dan molecul ar sievin g berbahan baku molases dan skala komersial
Dehidrasi bioetanol dg adsorben
Teknologi. membran utk dehidrasi
Sumber daya karbohidrat untuk bahan baku bioetanol
34
Produks i bi etanol 99,5% (FGE) dg laju produksi dan rasio energi tinggi berbahan baku pati dan nira pada skala komersial
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknolo gi
Teknologi proses fermentasi
Perbaikan strain yeast
Produk si bioetano l 99,5% (FGE) dari serat lignoselulosa (limbah pertanian/kehutanan) nira dan pati (termasuk algae) pada skala komersial
serat lignoselulosa sbg bahan baku bietanol & bahan bakar
Millestones B io Etanol Demo plant BPPT 8 kL/hari
Pembangunan 104 plant @ 60kL/hari
2005
2007
2009
2010
Pembangunan 62 plant @ 60kL/hari
2013
Pembangun an 114 plant @ 60kL/hari
2015
2018
2020
2023
202 5
Catatan : 1). Kapasitas 60 kL/hari merupakan kapasitas terendah plant bioetanol komersial dengan bahan baku ubikayu. Diperlukan modal sekitar Rp 150 milyar per-plant. 2). Agar lebih efisien, investor perlu didorong untuk membangun plant 2-3 kali lipat dari kapasitas di atas. 3). Pengembangan plant komersial di bawah 60 kL/hari dimungkinkan dengan bahan baku lokal (khususnya nira-nira aren, lontar, nipah, tebu dan sorgum manis) untuk kawasan terpencil dengan harga BBM yang tinggi
35
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerint ah
Litbang teknologi produksi bioetanol dengan bahan baku molases dan pati serta perbaikan strain yeast Pengkajian dan produksi FGE skala 200 L/hari dengan molecular sieve dan penambahan unit dehidrasi pada demo-plant 8 kL/hari
Litbang teknologi fermentasi: perbaikan galur yeast tahan temperatur tinggi dan penerapannya pada fermentasi berbahan baku nira (tebu dll) dan pati. Litbang teknologi dehidrasi etanol dengan teknologi membran zeolit dan penambahan unit dehidrasi membran pada demo plant 8 kL/hari. Pengembangan teknologi utilitas (steam dan listrik) secara co-generation.
Uji karakteristik gasohol dan kinerja kendaraan berbahan bakar gasohol E-10 serta penyusunan standar gasohol nasional Penyuluhan dan pelatihan Asistensi teknis rancang budidaya bahan baku bangun pabrik bioetanol bioetanol secara skala komersial. berkelanjutan (ramah lingkungan). Studi kelayakan Pembangunan dua pabrik pembangunan pabrik percontohan di Sulawesi bioetanol di wilayah Selatan & Papua berbahan Indonesia timur. baku lokal kaps. 60 kL/hari. Peran Industr i Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam rancang Kerjasama dalam penerapan bangun pabrik bioetanol & teknologi utilitas (steam dan peningkatan penggunaan listrik) secara co-generation bahan industri lokal untuk pembangunan pabrik bioetanol. Pengembangan formula bahan bakar gasohol untuk mesin otomotif dengan spesifikasi tertentu. Membantu dalam penyusunan standar gasohol nasional. Peluang Pasar Peran Pemerint ah Persyaratan kandungan oksigen yang tinggi pada bahan bakar bensin 36
Litbang teknologi produksi bioetanol menggunakan selulase dan bahan baku lignoselulosa. Penerapan teknologi utilitas (steam dan listrik ) secara co-generation pada demo plant 8 kL/hari berbahan baku lignoselulosa. Uji karakteristik gasohol dan kinerja kendaraan berbahan bakar gasohol dengan kandungan etanol > 10% . Asistensi teknis rancang bangun pabrik bioetanol skala komersial.
Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam rancang bangun pabrik bioetanol berbahan baku lignoselulosa.
Jangka Pendek (2005-2010)
Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap. Sosialisasi penggunaan gasohol pada kendaraan berbahan bakar bensin di kawasan padat lalu lintas (Jakarta, dll) bekerjasama dengan Pemda setempat. Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol Konsumsi premium tahun 2004 sebesar 15 juta kL, dan pada tahun 2009 akan mencapai sekitar 21 juta kL (laju konsumsi 7% per tahun). Ditargetkan penggunaan bioetanol 1,85 jt kL (10% dari total konsumsi bensin)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap. Penggunaan gasohol untuk transportasi umum di berbagai kota besar di Indonesia.
Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap. Penggunaan gasohol untuk transportasi umum di seluruh wilayah Indonesia.
Ditargetkan pada tahun 2015 penggunaan bioetanol mencapai 3,08 jt kL (15% dari total konsumsi bensin)
Ditargetkan pada tahun 2025 penggunaan bioetanol mencapai 4,99 juta kL (20% dari total konsumsi bensin)
Peran Industr i
Kawasan industri yang harus memenuhi persyaratan lingkungan secara global. Meningkatnya peran investasi dan industri bioetanol lokal untuk memenuhi kebutuhan gasohol, khususnya di daerah terpencil/pulaupulau kecil. Sosialisasi penggunaan bahan bakar gasohol oleh industri otomotif Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerint ah Mendorong budidaya dan Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial produksi bahan baku skala komersial potensial skala komersial Pemberlakuan peraturan Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku, standar yang berlaku, terutama di kota-kota besar terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi berpolusi tinggi Mendorong dan Mendorong dan memberikan Kebijaksanaan Energi memberikan contoh dalam contoh dalam penggunaan Nasional mentargetkan 5% penggunaan gasohol yang gasohol yang ramah (2025) dari kebutuhan ramah lingkungan lingkungan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan 37
Jangka Pendek (2005-2010)
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bioetanol : Pemberian subsidi dengan menyamakan harga gasohol E-10 dengan harga premium yang disubsidi Pemberian kredit lunak untuk produksi bioetanol skala kecil-menengah. Pemberian kredit lunak untuk petani produsen bahan baku etanol.
•
•
•
Jangk a Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bioetanol : Pemberian subsidi dengan menyamakan harga gasohol E-10 dengan harga premium yang disubsidi Pemberian kredit lunak untuk produksi bioetanol skala kecil-menengah. Pemberian kredit lunak untuk petani produsen bahan baku etanol •
•
•
Peran Industr i
Menerapkan kebijakan penggunaan bahan bakar yang memenuhi standar lingkungan Partisipasi Industri dalam Partisipasi Industri dalam implementasi program implementasi program CDMCDM-Kyoto Protocol Kyoto Protocol Kerjasama Kerjasama petani/perkebunan dengan petani/perkebunan dengan produsen bioetanol produsen bioetanol
38
3. Roadmap Sektor Energi Bio-oil (Pirolisa) Tahun
2005 - 2010
2011-2015
2016-2025
Market
Sosialisasi dan Penggunaan Bio Oil di Jawa Barat
Penggunaan Bio Oil Konsumsi Minyak Bakar
Penggunaan Bio Oil sebesar 2,5% konsumsi Minyak Bakar & IDO
Product Produk
Bio Oil (Crude)
Pasar
Bio Oil (treated)
Standar Bio Oil untuk keperluan Panas
Technology Teknologi
R&D
Litbang
Produksi bio oil untuk keperluan panas dengan teknologi pirolis a cepat skala semi komersial 8 ton/hari s/d Skala komersial 100 ton/hari Konversi 20-60%
Model Reaktor Pirolisa Cepat
Standar Bio Oil untuk keperluan panas dan mesin
Produksi dan upgrading bio oil pada skala komers ial 50-100 ton/hari Konvers i 60-80%
Penambaha n Solvent
Emulsifikasi Teknologi Piro- lisa Cepat
Bio Oil (treated)
Standar Bio Oil untuk keperluan panas dan transportasi
Produksi dan upgrading bio oil pada skala komersi al 50-100 ton/hari
Catalytic vapor cracking dan hydrotreating biooil
Sumber daya limbah biomassa sebagai baku bio oil
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
39
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerint ah
Litbang teknologi produksi bio oil dengan teknologi pirolisa cepat dan pemetaan potensi bahan baku, produsen bio oil, kerjasama dengan pihak lain, dan diseminasi produk. Pengkajian dan produksi bio oil skala 8 -100 ton/hari,konversi perolehan 10-40%
Litbang teknologi pirolisa cepat bio oil
Litbang teknologi produksi bio oil dan upgrade bio oil untuk keperluan mesin penggerak.
Litbang teknologi pirolisa cepat dan upgrade bio oil dengan skala 50-100 ton/hari dengan konversi 60%
Uji karakteristik bio oil di boiler industri untuk keperluan panas
Pengujian bio oil plus aditif sebagai bahan campuran dengan minyak diesel untuk penggunaan mesin diesel stasioner. Rancang bangun pabrik bio oil dan sistem upgrade bio oil skala komersial.
Penerapan teknologi pirolisa cepat secara komersial untuk keperluan bahan bakar campuran minyak diesel. Pengujian bio oil sebagai campuran minyak disel untuk penggunaan mesin disel untuk keperluan transportasi. Rancang bangun pabrik bio oil dan sistem upgrade bio oil skala komersial.
Pengkajian reaktor pirolisa cepat dan perangkat utilitasnya, skala semi komersial Studi kelayakan dan pembangunan pabrik bio oil di industri berbasis biomasa. Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam rancang bangun pabrik bio oil dan pemanfaatan bio oil skala semi komersial untuk produksi komponen dan sistem pendukung pabrik bio oil. Pengembangan bio oil untuk industri untuk keperluan panas.
Sosialisasi penggunaan bio oil di industri mengganti minyak berat (marine fuel oil) untuk keperluan panas.
40
Studi kelayakan dan Studi kelayakan dan pembangunan pabrik bio oil pembangunan pabrik bio oil di industri berbasis biomassa. di industri berbasis biomassa. Peran Industr i Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam teknologi dan rancang penerapan teknologi dan bangun teknologi pirolisa rancang bangun teknologi cepat dan upgrade bio oil pirolisa cepat dan upgrade juga mendukung bio oil skala komersial juga memperbanyak komponen penyedia komponen dan lokal. sistem pendukung pabrik bio oil. Pengembangan bio oil untuk Pengembangan bio oil mesin disel stasioner untuk mesin disel transportasi Peluang Pasar Peran Pemerint ah Penggunaan bio oil untuk Penggunaan bio oil untuk bahan bakar campuran keperluan panas dan bahan mesin penggerak dan bakar campuran untuk keperluan panas. mesin disel transportasi.
Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol dan kesempatan pasar luar negeri dalam program Renewable Portfolio Standar di beberapa negara.
Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan bio oil
Peran Industr i
Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa. Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan terutama yang terbarukan. Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan bio oil di PTPN Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil
Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa. Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerint ah Mengutamakan komponen lokal
Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa. Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil Peran Industr i Partisipasi Industri dalam implementasi program CDMKyoto Protocol Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil
Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil
Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5 % (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan
Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil
41
4. ROAD-MAP PURE PLANT OIL Tahun Pasar
Produk
2005 – 2010
2011-2015
Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk konsumsi Minyak Solar disekitar industri & transportasi Kend. Berat & Kerosin
Pure Plant Oil d ar i Saw it d an J ar ak
Teknologi
Produksi PPO untuk keperluan industri dari berbagai bahan baku
PPO dari Bermacam bahan baku
High grade Pure Plant Oil Dar i Saw i t J ar ak a ar d ll
Standar PPO untuk keperluan Industri dan transportasi
Produ ksi PPO skala komersial untuk keperluan Industri dan transportasi
Optimasi Teknologi Pembuatan PPO
Pengembangan teknologi pembuatan PPO Teknologi Pembuatan PPO
Litbang Pencampuran, Pengujian, standardisasi
42
Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk subtitusi Minyak Solar di sektor industri & transp. dan kerosin
a ar
Standar PPO untuk Keperluan Industri
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
2016-2025 Peningkatan Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk subtitusi Minyak Solar di sektor industr i& Tranp. & Kerosin
High grade Pure Plant Oil Sawit, Jarak Pagar, dll
Standar PPO untuk keperluan Industri dan transportasi
Produksi dan upgrading PPO pada skala komersial
Pengembangan bahan baku lain menjadi PPO
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerint ah
Litbang teknologi produksi PPO dengan teknologi murah dan pemetaan potensi bahan baku, produsen PPO, kerjasama dengan pihak lain, dan diseminasi produk. Uji karakteristik PPO untuk keperluan diesel engine industri dan keperluan panas Standarisasi karakteristik produksi PPO untuk keperluan diesel engine industri dan keperluan panas Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO di industri berbasis sawit dan jarak pagar. Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam rancang bangun pabrik PPO dan pemanfaatan dalam skala semi komersial untuk produksi komponen dan sistem pendukung pabrik PPO. Pengembangan PPO untuk industri untuk diesel engine industri , transportasi berat, dan keperluan panas.
Litbang optimasi teknologi produksi PPO dalam rangka upgrade kualitas untuk keperluan transportasi.
Litbang teknologi produksi PPO dalam rangka upgrade kualitas untuk keperluan transportasi.
Uji karakteristik PPO untuk keperluan diesel engine transportasi
Uji karakteristik PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi Standarisasi karakteristik produksi PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi.
Standarisasi karakteristik produksi PPO untuk keperluan diesel engine transportasi. Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO di industri berbasis bahan biomassa lain. Peran Industr i Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi proses dan upgrade PPO juga mendukung memperbanyak komponen lokal. Pengembangan PPO untuk mesin diesel transportasi
Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO di industri berbasis bahan biomassa lain. Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam penerapan teknologi dan rancang bangun teknologi proses dan upgrade PPO skala komersial juga penyedia komponen dan sistem pendukung pabrik PPO. Pengembangan PPO upgrade kualitas untuk mesin diesel transportasi
Peluang Pasar Peran Pemerint ah
Sosialisasi penggunaan PPO di industri untuk mengganti solar diesel industri, transportasi berat, minyak berat (marine fuel oil) untuk keperluan panas dan kompor rumah tangga.
Penggunaan PPO untuk transportasi
Penggunaan PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi.
43
Jangka Pendek (2005-2010)
Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol dan kesempatan pasar luar negeri dalam program Renewable Portfolio Standar di beberapa negara.
Jangk a Menengah (2011-2015)
Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan PPO
Jangka Panjang (2016-2025)
Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan PPO
Peran Industr i
Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati. Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri untuk keperluan panas
Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan terutama yang terbarukan. Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan PPO di PTPLN, PTPN Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO
44
Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati. Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri transportasi Kebijakan dan Inisi atif Peran Pemerint ah Memberlakukan pengutamakan penggunaan komponen lokal Mendorong dan memberikan contoh penggunaan PPO untuk sektor transportasi Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO Peran Industr i Menerapkan pengunaan komponen lokal dalam industri PPO Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO
Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati. Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri transportasi
Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5 % (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan Mendorong pertumbuhan penggunaan PPO untuk sektor transportasi Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO Menerapkan pengunaan komponen lokal dalam industri PPO Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO
5. Roadmap Sektor B ahan Bakar Padat & Gas d ari Bi omassa
Tahun
Pasar
Reduction of environmental impacts Improvement of efficiency
20052010 Rumah tangga
Industri kecil
Industri menengah dan besar
20112015
Reduction of environmental impacts Improvement of efficiency Increase of economy
20162025
PLN
Energi listrik Energi mekanis
Produk
Ener i termal
Briket biomassa
High quality solid fuel
New Fuel Type Fuel gas
Biogas (CH4)
co eneration
Tungku pembakaran (Fluidized bed, stoker, stove)
Teknologi Briquette machine
Gasifier
Reaktor karbonisasi
Desain Sistem
Digester
Desain dan rancang bangun komponen
New Conversion Technology
embakaran
Litbang
briquetting
karbonisasi karakterisasi
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
gasifikasi
Anaerobic digestion
Kontrol Sistem
Material science
Inventions & Improvements
45
Jangka Pendek
Jangka Menengah
(2005-2010) Fokus : Efisiensi & Lingkungan
(2011-2015) Fokus : Efisiensi, Lingkungan & Ekonomi
Jangka Panjang (2016-2025) Fokus : Efisiensi, Lingkungan, Ekonomi, Inovasi & Ekspor
Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerint ah
Mendukung karakterisasi Mendorong penyempurnaan berbagai macam biomassa berkelanjutan litbang di seluruh propinsi Teknologi Pembriketan, Karbonisasi, Gasifikasi dan Anaerobic Digestion macam macam biomassa, serta pembuatan prototipenya Mendorong Mendorong penyempurnaan penyempurnaan berkelanjutan litbang berkelanjutan litbang Teknologi Pembakaran Teknologi Pembriketan, berbagai macam biomassa, Karbonisasi, Gasifikasi dan serta pembuatan prototipenya Anaerobic Digestion berbagai macam biomassa, Mendorong litbang untuk serta pembuatan penemuan jenis bahan bakar rototi en a dan teknologi konversi baru Mendorong Mendorong penyempurnaan penyempurnaan berkelanjutan litbang desain berkelanjutan litbang dan rancang bangun Teknologi Pembakaran komponen dan sistem bebagai macam biomassa, pendukung serta pembuatan prototipenya Mendorong Bekerjasama dengan industri penyempurnaan nasional dalam semua langkah berkelanjutan litbang desain tersebut dan rancang bangun komponen dan sistem pendukung Peran Industri
Memberikan informasi kemampuan & fasilitas manufaktur untuk pembuatan prototipe peralatan
46
Peningkatan kemampuan SDM untuk menunjang kegiatan manufakturnya
Mengembangkan kapasitas industri komponen & sistem energi nasional
Bekerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan & penggunaan peralatan konversi energi biomassa
Bekerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan & penggunaan peralatan konversi energi biomassa
Peluang Pasar Peran Pemerint ah
Memberikan insentif finansial / pajak / subsidi kepada industri yang menggunakan briket / gas biomassa
Memberikan insentif finansial / pajak / subsidi kepada industri yang menggunakan briket / Membuka kesempatan gas biomassa ekspor bahan bakar biomassa (sejauh kebutuhan dalam negeri sudah Memberikan subsidi kepada Memberikan subsidi kepada tercukupi) rumah tangga yang rumah tangga yang menggunakan briket / gas menggunakan briket / gas biomassa biomassa Peran Industr i
Investasi untuk fasilitas manufakturing Memanfaatkan insentif pemerintah untuk pengembangan kekuatan bisnis
Meningkatkan kemampuan manufacturing Mengembangkan model bisnis di bidang pembangkitan energi Mengembangkan pasar dan penyediaan bahan bakar domestik dan internasional Memanfaatkan insentif pemerintah untuk pengembangan kekuatan bisnis Kebijakan Peran Pemerint ah
Mendorong dan mengarahkan pemakaian bahan bakar biomassa di rumah tangga & industri
Mendorong program untuk mengutamakan produksi bahanbakar biomassa dari Indonesia yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan
Mendorong peningkatan teknologi dan kapasitas produksi bahan bakar biomassa, apabila memungkinkan untuk diekspor
Peran Industr i
Kesediaan untuk diversifikasi energi, terutama pemakaian energi dari biomassa yang ekonomis dan ramah lingkungan
Kesediaan untuk diversifikasi energi, terutama pemakaian energi dari biomassa yang ekonomis dan ramah lingkungan Mengoperasikan peralatan pembakaran / gasifikasi skala besar
Meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar biomassa, apabila memungkinkan untuk diekspor Mengoperasikan peralatan pembakaran / gasifikasi skala besar
47
6. Roadmap Sektor Energi Panas Bu mi Tahun
2005
2010 2011
Badan Usaha Pemerintah / Swasta bidang Eksplorasi & Eksploitasi Panasbumi
Pasar
• G-G-G Explorations SOP • Processing & Modeling Softw ares • Reservoir Image and/or Model • Tracer Types
Produk
• Reservoir Modeling & Simulation Softwares
• Reservoir Monitoring SOP • Re-injection SOP
1 2
Teknologi
• Data Acquisition & Processing Technology (softw are) • Data Modeling (soft- and hard-wares) • Down-hole Imaging Technolog y (soft- & hard-wares) • Tracer Technology
Exploration Science & Engineering
• Monitoring Technology • Re-injection Technology • Modeling & Simulation Technology
Geothermal Reservoir Engineering
GEOLOGY
• Remote sensing
Litbang
Resources
48
& mapping • Volcanogeothermy • Petrology & Mineralogy • Hydrogeology • Fluid Inclusion
GEOPHYSICS
GEOCHEMISTRY
• Electromagnetics
• Geothermometry • Geochronology /
(MT/CSAMT, TDEM) • Electrical Resistivity • Self Potential • Gravity & Magnetic • Borehole geophysics
Abso lut e datin g
• Isotope Geochemistry
RESERVOIR SYSTEM • Characterization • Modeling & Simulation • Monitoring • Re-injection
• Others
Investment (Instru mentations & L aboratories, Human Res Dev)
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Expertise
6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi 2015 - 2016
Tahun
Pasar
Produk 1 2
Teknologi
Litbang
Badan Usaha Negara / Swasta bidang Eksplorasi & Eksploitasi Panasbumi
• Drilling SOP (big hole & directional) • Mud mixing SOP • Cementation SOP • Safety SOP • Piping & Separator SOP
• Big hole drilling technology • Directional drilling technology • Mud drilling technology • Cementation technology • Safety drilling technology • Pi i n & Se a ra to r t ec h.
DRILLING ENGINEERING • Big-hole type • Directional • Drilling Mud • Casing & Cementation • Safety PIPING SEPARATOR
Resource
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
2025 Badan Usaha Negara / Swasta di bidang Pembangkitan Tenaga Listrik / Ag ro -Ind us tr i
Small-scale [<10 MWe] Binary PLTP & Direct Use Related-Industries
Binary PLTP Engr. Design & Direct Use
FLUIDS UTILIZATIONS & ECONOMIC • Heater & Dryer System • Direct Use of Steam • Heat Exchanger • Fluids Utilization • Industrial Partnerships • Economic Analyses
PLTP (55 MWe)
PLTP Design & Engineering
POWER PLANT
• Turbine • Generator • Condenser • Cooling Tower • Control Panels • Materials & Scaling
Competence/ Expertise
49
Jangka Pendek
Jangk a Menengah
Jangka Panjang
(2005-2010)
(2011-2015)
(2016-2025)
Kebijakan, Penelitian d an pengembangan (litbang) dan Teknolo gi Peran Pemerint ah
Menyiapkan perangkat kebijakan di bidang litbang sains dan teknologi panasbumi, khususnya eksplorasi panasbumi untuk meningkatkan local content di bidang industri jasa eksplorasi pemanfaatan langsung
Menyiapkan perangkat kebijakan litbang sains dan teknologi pemanfaatan panasbumi, khususnya di bidang eksploitasi panasbumi untuk meningkatkan local content dalam pengusahaan uap panasbumi dan pembangkit listrik panasbumi
Menyiapkan perangkat kebijakan di bidang litbang sains dan teknologi pemanfaatan panasbumi untuk meningkatkan local content di bidang industri pembangkit tenaga listrik
Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang sains dibidang panasbumi dan teknologi eksplorasi panasbumi yang masih belum tersedia . Bidang Geologi:
Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang sains dan teknologi simulasi reservoir dan eksploitasi panasbumi, di antaranya:
Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang teknologi pemanfaatan energi panasbumi, di antaranya:
•
Absolute dating (K-Ar, Ar Ar, Zircon-Apatite)
Fluid inclusion technology Bidang Geofisika: •
•
•
•
Reservoir simulator and modeling
Artificial reservoir simulator
• • •
Fracture imaging Teknologi sistem pembangkit listrik skala kecil.
Disain dan rekayasa sistem pembangkit listrik tenaga panasbumi
•
•
Material & Scaling technology
Electromagnetic/ magnetotelluric exploration system (natural source dan controlledsource) Multi-electrode resistivity meter
Borehole geophysics Bidang Geokimia: •
•
• •
•
X-Ray diffraction clay mineralogy Isotope hydrology Gas detector/ monitoring system Rekayasa pemanfaatan langsung (direct use) panasbumi
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang sains & teknologi eksplorasi,eksploitasi dan pemanfaatan panasbumi, 50
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang sains & teknologi simulasi reservoir dan eksploitasi panasbumi,dan teknologi pemanfatan
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang teknologi pemanfaatan energi panasbumi melalui pendidikan di dalam maupun
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2005-2010)
(2011-2015)
(2016-2025)
melalui pendidikan di dalam maupun luar negeri
panasbumi melalui pendidikan luar negeri di dalam maupun luar negeri
Melaksanakan litbang sains dan teknologi di bidang eksplorasi sumberdaya energi panasbumi, yang terdiri dari berbagai studi, yakni: Geologi: Remote sensing
Melaksanakan litbang sains dan teknologi di bidang eksploitasi sumberdaya energi panasbumi, yang menyangkut:
•
• •
•
Reservoir characterization, Reservoir simulation and modeling Reservoir monitoring and reinjection
•
Volcano-geothermy
•
Petrology & mineralogy
•
Drilling technology
•
Hydrogeology
•
Piping
•
Fluid inclusion
•
Separator
•
Fracture imaging
Geofisika: •
Electromagnetics (MT/CSAMT, TDEM)
•
Electrical resistivity
•
Self potential
•
Gravity & magnetic
•
Borehole geophysics
•
Melaksanakan litbang teknologi di bidang pemanfaatan energi panasbumi, yakni menyangkut, •
Fluid utilizations,
•
Heater & dryer system,
•
Direct use system,
•
Heat exchanger,
•
Power plant systems,
•
Material & scaling technology.
Teknologi pemanfaatan panasbumi untuk listrik
Geokimia: •
Chemical geothermometry
•
Isotope hydrology
•
Thermodynamics
Serta teknologi pemanfatan panas bumi untuk skala kecil dan pemanfaatan langsung Peran Industri/Swasta
Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang litbang sains dan teknologi eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya panasbumi
Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang litbang sains dan teknologi eksploitasi dan pemanfaatan untuk tenaga listrik dari sumberdaya panasbumi
Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang teknologi pembangkitan energi panasbumi
Peluang Pasar Peran Pemerint ah
Mendorong pengusahaan di Mendorong pengusahaan di bidang eksplorasi & bidang eksplorasi & eksploitasi eksploitasi sumberdaya sumberdaya energi panasbumi energi panasbumi
Mendorong pemanfaatan energi panasbumi sebagai pembangkit listrik maupun penggunaan secara langsung (direct use) 51
Memberikan insentif kepada industri di bidang pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi
Memberikan insentif kepada industri di bidang pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi
Memberikan insentif kepada industri di bidang pemanfaatan sumberdaya energi panasbumi agar tercapai harga keekonomian
Peran Industri/Swasta
Meningkatkan kegiatan Meningkatkan kegiatan pengusahaan eksplorasi dan pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya eksploitasi sumberdaya energi energi panasbumi dan panasbumi dan pemanfaatannya pemanfaatannya
52
Meningkatkan pemakaian sumberdaya energi panasbumi untuk pembangkit listrik dan pemanfaatan secara langsung (direct use)
7. Roadmap Sektor Energi Bayu
2005-2010 Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
600 kW of grid dan 10 MW on grid terpasang US$ 15.9 juta
SKEA skala s/d 300 kW
SKEA skala menengah 300 kW (kandungan lokal tinggi)
generator magnet permanen putaran rendah, advanced airfoil, struktur ringan & kuat serta sistem kontrol
Pembuatan peta potensi energi angin global berdasarkan titik pengukuran
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
2011-2015 1 MW off grid, 25 MW on Grid terpasang US$ 39 juta
SKEA skala s/d 750 kW
SKEA skala menegah/besar, 750 kW (kandungan lokal tinggi)
2016-2025 5 MW off grid 125 MW on Grid terpasang US $ 195 juta
SKEA skala s/d > 1 MW
SKEA skala besar s/d > 1 MW (kandungan lokal tinggi)
generator magnet permanen, advanced airfoi , strukturl ringan & kuat serta sistem kontrol
advanced airfoil , struktur ringan dan kuat serta sistem kontrol efisien
Pembuatan peta potensi energi angin regional dan peta pengguna
Pembuatan peta potensi energi angin perwilayah berdasarkan titik pengukuran dan en una
53
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerin tah
Melaksanakan litbang dengan mengoptimasi sistem kendali, rotor SKEA pada regim kec. angin rendah, pemilihan material ringan dan kuat untuk daya s/d 300 kW Meningkatkan partisipasi masyarakat daerah dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA
Melaksanakan litbang untuk meningkatkan performance terhadap sistem kendali advanced air foil dan generator dan material yang ringan, kuat dan tahan korosi untuk daya s/d 750 kW Meningkatkan kemampuan analisis desain dan rancang bangun SKEA
Melanjutkan litbang dalam material, system control, rancang bangun dan rekayasa komponen SKEA dengan teknologi tinggi untuk daya s/d 1 MW. Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEA untuk penyediaan Hidrogen
Peran Industr i
Menurunkan biaya produksi Memproduksi komponen dengan meningkatkan volume yang inovatif, handal dan produksi efisien dengan tingkat perawatan yang rendah Mengurangi biaya konstruksi Mendukung pemerintah komponen dan instalasi SKEA dalam pembiayaan risetdengan optimasi penggunaan riset komponen SKEA komponen bahan baku Mengembangkan peralatan Meningkatkan kehandalan dan proses untuk kegiatan sistem melalui pemilihan produksi SKEA material yang ringan dan kuat namun relatif murah Peluang Pasar Peran Pemerin tah Melaksanakan pemetaan Melanjutkan pemetaan potensi energi angin dan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan pengguna untuk SKEA pemanfaatan SKEA Menyelenggarakan Meningkatkan informasi openhouse, pameran, dan dan pendidikan (sekolah workshop dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEA Menerbitkan / Mendukung mekanisme mempublikasikan hasil – hasil pasar dalam efektifitas litbang dan produk SKEA distribusi komponen komponnen pembangkit listrik Melaksanakan diseminasi Membuat / mengadopsi hasil – hasil litbang melalui standar – standar dan proyek percontohan menerbitkan sertifikat SKEA Peran Industr i Melaksanakan promosi produk Mengembangkan SKEA yang ada di pasaran kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEA 54
Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEA Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEA Menyiapkan infrastruktur pemanfaatan teknologi SKEA untuk penyediaan Hidrogen
Melanjutkan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEA
Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA
Melaksanakan optimasi dalam Mengembangkan dan proses produksi komponen memproduksi berbagai SKEA model dan kapasitas SKEA untuk berbagai segmen pasar Melaksanakan produksi Melaksanakan pabrikasi massal komponen SKEA komponen SKEA skala skala kecil s/d 10 kW kecil - menengah Berkembangnya peluang Makin bertambahnya peran usaha swasta produsen listrik usaha swasta produsen yang berbasis SKEA baik listrik (IPP) yang berbasis untuk off-grid (stand alone) SKEA dengan kapasitas maupun grid connected besar baik untuk off-grid (stand alone) maupun grid connected Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerin tah Menciptakan kebijakan yang Mendorong pembangunan mendukung pengembangan infrastruktur teknologi pasar dengan pemberian SKEA (standar, sertifikat) insentif pajak dan regulasi lainya Mendukung dan memberikan Mendukung standar kemudahan kredit untuk nasional dan international program listrik pedesaan yang yang relevan untuk produk menggunakan teknologi SKEA SKEA Meningkatkan koordinasi antar Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA bidang teknologi SKEA Membuat kerangka kerja Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang peraturan dan kebijakan lebih mendukung usaha listrik yang mendukung usaha yang memanfaatkan teknologi listrik yang memanfaatkan SKEA teknologi SKEA agar dapat menjadi perusahaan publik Peran Industr i Mendukung terciptanya pasar Membangun infrastruktur yang kompetitif jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEA Meningkatkan pengertian dan Bersama sama pemerintah kepedulian masyarakat melanjutkan kegiatan terhadap pelaku bisnis dan penyuluhan, training pengguna SKEA kepada masyarakat dan pengguna
Menyiapkan dana untuk pembangunan infrastruktur pabrik SKEA skala besar Melaksanakan pabrikasi komponen SKEA skala menengah - besar Banyaknya usaha swasta produsen listrik (IPP) yang berbasis SKEA dan dapat go public (perusahaan public)
Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA Mendorong usaha listrik yang memanfaatkan teknologi SKEA agar dapat menjadi perusahaan publik
Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEA yang kompetitif dan terbuka Bersama sama pemerintah melanjutkan kegiatan penyuluhan, training kepada masyarakat dan pengguna
55
8. Roadmap Sektor Mikro Hidro
2005-2010 PASAR
PRODUK
TEKNOLOGI
LITBANG
56
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
2010-2015
2015-2025
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerin tah
Percontohan PLTMH yang lengkap dan berskala komersial
Mengembangkan generator Melanjutkan pengembangan dan sistem kendali PLTMH generator dan sistem kendali PLTMH produk lokal produk lokal
Pengembangan Turbin Low head
Pengembangan turbin PLTMH yang efisien dan pengembangan sistem kapasitas 750 kW Updating data potensi PLTMH di daerah dan pembuatan Feasibility Study PLTMH
Melakukan studi-studi kelayakan di daerah yang berpotensi untuk penerapan PLTMH
Melanjutkan pengembangan turbin PLTMH yang efisien dan pengembangan sistem kapasitas 1 MW Updating data potensi PLTMH di daerah dan melanjutkan pembuatan Feasibility Study PLTMH
Peran Industr i
Memberi dukungan pendanaan pada proyek percontohan PLTMH yang lengkap dan berskala komersial
Mengusahakan pabrikasi hasil pengembangan turbin, generator dan sistem kendali PLTMH
Mengusahakan pabrikasi hasil pengembangan turbin, generator dan sistem kendali PLTMH
Peluang Pasar Peran Pemerin tah
Membentuk Pusat data dan informasi terpadu pada level nasional sebagai bagian promosi
Membentuk Pusat data dan informasi terpadu pada level propinsi/ kabupaten sebagai bagian promosi
Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluaskan penggunaan PLTMH yang berkesinambungan
Bekerjasama dengan industri perbankan dan finansial untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTMH Peran Industr i
Melakukan investasi untuk manufakturing sistem PLTMH guna memenuhi pasar domestik dengan target 60 MW on-grid, 15 MW off-grid terpasang
Menciptakan model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTMH baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) bekerjasama dengan lembaga perbankan dan finansial untuk mencapai target pemanfaatan PLTMH 150 MW on-grid, 50 MW off-grid terpasang.
Mengintegrasikan seluruh Pusat data dan informasi terpadu yang ada dengan sistem jaringan informasi regional maupun internasional sebagai bagian promosi Mengembangkan inovasi sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTMH
Melakukan inovasi-inovasi untuk model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTMH baik yang off grid (stand alone ) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) untuk mencapai target pemanfaatan PLTMH 500 MW on-grid, 330 MW off-grid terpasang.
57
Jangka Pendek (2005-2010)
Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,02% energy mix nasional
Jangk a Menengah (2011-2015) Kebijakan dan Inisi atif Peran Pemerintah
Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,06% energy mix nasional Peran Industr i Memberikan masukan kepada Memberikan masukan pemerintah dan legislatife kepada pemerintah untuk tentang kebijakan yang harus mendorong dikeluarkannya dibuat untuk mendorong kebijakan sistem dukungan dikeluarkannya kebijakan financial yang lebih insentif untuk investasi industri kondusif untuk usaha komponen PLTMH kelistrikan berbasis PLTMH
58
Jangka Panjang (2016-2025)
Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,22% energy mix nasional Menciptakan inovasi-inovasi sistem financial untuk mendukung perluasan pasar PLTMH
9. Roadmap Sektor Energi Surya (Fotovoltaik) Tahun
2005-2010
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknolog i
59
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah
Melaksanakan litbang Pemurnian silikon hingga ke ’electronic grade’
Melanjutkan pelaksanakan litbang pemurnian silikon hingga ke ’electronic grade’
Melaksanakan litbang untuk bahan metal-organic gases
Melanjutkan melaksanakan litbang bahan metalorganic gases
Melaksanakan penelitian material dasar sel surya lain selain silikon
Melanjutkan melaksanakan litbang metalorganic gases untuk mendukung industri sel surya thin-film Melaksanakan litbang teknologi Melaksanakan litbang Melanjutkan litbang pembuatan sel surya silikon teknologi pembuatan sel teknologi pembuatan sel monokristal dan silikon surya silikon monokristal dan surya silikon monokristal polykristal silikon polykristal dengan dan silikon polykristal tujuan untuk meningkatkan dengan tujuan untuk kualitas dan umur sel dan meningkatkan kualitas modul surya dan umur sel dan modul surya Melaksanakan koordinasi Melaksanakan litbang Melanjutkan litbang seluruh balitbang dan teknologi pembuatan modul teknologi pembuatan modul perguruan tinggi untuk surya dan pengembangan surya dan pengembangan melakukan pemilihan jenis aplikasinya (hybrid, gridaplikasinya (hybrid, gridteknologi sel surya yang sudah connected, building connected, building siap diproduksi secara integrated, dll) integrated, dll ) komersial Membangun pilot proyek Memberikan dukungan Melanjutkan memberikan pabrikasi sel dan modul surya litbang kepada industri sel dukungan litbang kepada untuk kebutuhan dalam negeri dan modul surya lokal industri sel dan modul surya lokal Peran Industri/Swasta Mendukung kegiatan litbang Mengembangkan model Menciptakan bahan baru modul surya untuk volume produksi yang dan peralatan dengan monocrystal/polycrystal dengan tinggi dengan melihat efisiensi tinggi dan harga menyiapkan dana pasokan bahan mentah yang murah tersedia Menggalang kerjasama Mengembangkan produk Mengembangkan metoda kegiatan litbang PLTS skala kecil yang quality assurance/quality mudah diinstalasi control untuk pengujian di pabrik Mengembangkan sistem Mengembangkan teknologi Mengembangkan industri aplikasi PLTS yang handal dan komponen sistem-sistem komponen sistem-sistem murah PLTS (misalnya hybrid, grid PLTS yang diintegrasikan connected) pada bangunan. Mengembangkan pilot proyek Melanjutkan pengembangan Mengembangkan industri sistem PLTS untuk sistem PLTS untuk komponen sistem-sistem dihubungkan ke jala-jala PLN dihubungkan ke jala-jala PLN PLTS untuk dihubungkan ke jala-jala PLN 60
Peluang Pasar & Produk Peran Pemerint ah
Melaksanakan penerapan dan pengkajian sistem PLTS secara terus menerus dan bertahap yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Melakukan pelatihan , dan melaksanakan “public awarness” tentang PLTS secara terus menerus Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluasan penggunaan PLTS yang berkesinambungan Memfasilitasi pengembangan infrastruktur distribusi untuk penjualan retail Menetapkan SNI sistem dan komponen PLTS agar terjadi persaingan yang lebih sehat dalam upaya mendukung diversifikasi sistem PLTS sebagai pilihan konsumen
Melakukan pengkajian penerapan sistem-sistem PLTS hasil litbang
Melanjutkan pengkajian penerapan sistem-sistem PLTS hasil litbang
Melanjutkan training dan “public awareness ” tentang PLTS di Indonesia.
Melanjutkan training dan “public awareness ” tentang PLTS di Indonesia. Bekerjasama dengan industri Mengembangkan inovasi perbankan dan finansial untuk sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk mendorong pendanaan industri kelistrikan yang untuk industri kelistrikan berbasis pada PLTS yang berbasis pada PLTS Memfasilitasi pengembangan Memfasilitasi infrastruktur distribusi untuk pengembangan penjualan retail infrastruktur distribusi untuk penjualan retail Menetapkan SNI komponen Menetapkan SNI dan sistem PLTS hasil inovasi komponen dan sistem baru PLTS hasil inovasi baru
Peran Industri / Swasta
Menyiapkan pendanaan untuk pembangunan industri dan melaksanakan promosi secara intensif tentang pasar domestik dan internasional. Melakukan investasi untuk manufakturing sistem PLTS guna memenuhi pasar domestik, dengan target pasar rata-rata 50 MW per tahun
Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem PLTS
Menciptakan model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTS baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) bekerjasama dengan lembaga perbankan dan finansial untuk mencapai target pemanfaatan PLTS rata-rata 50 MW per tahun
Melakukan inovasi-inovasi untuk model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTS baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected)
61
Kebijakan Peran Pemerint ah
Mengeluarkan kebijakan insentif seperti keringanan pajak bagi usaha PLTS dan mendorong lembaga keuangan dan perbankan menciptakan inovasi “kredit” untuk mendorong pemanfaatan sistem PLTS Membuat Standard Nasional Indonesia untuk semua sistemsistem PLTS
Mengeluarkan kebijakan insentif (misalnya fiskal, moneter dan kolateral) untuk mendorong usaha kelistrikan yang berbasis pada PLTS
Mendorong pengembangan infrastruktur, seperti laboratorium uji untuk sertifikasi Mengeluarkan kebijakan tariff Menerapkan standard porto listrik khusus yang diarahkan folio energi terbarukan bagi pada pencapaian pemanfaatan produsen listrik/ energi sebesar PLTS sesuai target yang 5% dari total pembangkitan ditetapkan dalam Perpres 05/2006 Mendorong keluarnya Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk yang lebih kondusif untuk penerapan sistem PLTS penerapan sistem PLTS
Menerapkan kewajiban sertifikasi bagi penjualan sistem-sistem PLTS Mewajibkan standard porto folio energi terbarukan bagi produsen listrik/ energi sebesar 5% dari total pembangkitan Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem PLTS
Peran Industri / Swasta
Memberikan masukan kepada pemerintah dan legislative tentang kebijakan yang harus dibuat untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri komponen PLTS Bersama-sama pemerintah membuat Standard Nasional Indonesia untuk semua sistemsistem PLTS
62
Memberikan masukan kepada pemerintah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan sistem dukungan finansial yang lebih kondusif untuk usaha kelistrikan berbasis PLTS Mendorong penggunaan standar nasional Indonesia untuk produk-produk komponen dan sistem yang dihasilkan
Menciptakan inovasiinovasi system finansial untuk mendukung perluasan pasar PLTS
Memproduksi komponenkomponen sistem PLTS sesuai SNI dan bersertifikat
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah Menengah (2011-2015) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerint Pemerint ah
Jangka Panjang (2016-2020)
Melaksanakan litbang Melanjutkan litbang Teknologi Surya Termal skala Teknologi Surya Termal skala aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen pertanian, rumah tangga, klinik/puskesmas desa, industri aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen kecil-menengah-Besar: pertanian, rumah tangga, Adsorption Cooling, Cooling, Absorption Absorption Cooling, Cooling, Recirculation klinik/puskesmas desa, industri Solar Drying, Konsentrator, Sterilisator , Desalinasi, kecil-menengah: Industrial Solar Process Heat, OTEC Pendingin Adsorbsi ( Adsorption Adsorption Cooling Cooling), Pendingin Absorpsi ( Absorption Absorption Cooling Cooling), Pengering Surya Resirkulasi (Recirculation Recirculation Solar Drying ), Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi Percontohan dan aplikasi Pengembangan aplikasi Pengembangan aplikasi semi-komersial teknologi komersial teknologi Surya komersial : Solar Dryer, Surya Termal: Solar Dryer Termal: Solar Dryer, Solar Solar Cooker, Solar (Multi-produk), (Multi-produk), Solar Cooker, Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Cooler/Refrigerator, Solar Solar Cooler/Refrigerator, Cooler/Refrigerator, Cooler/Refrigerator, Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Solar Water Heater, Solar Water Heater, Solar Still/Desalination, Still/Desalination, EcoStill/Desalination, Still/Desalination, Eco-House, Still/Desalination, Still/Desalination, EcoHouse, Cool-Storage Cool-Storage System, Solar House, Cool-Storage System, Solar Collector, Collector, Solar Concentrator, System, Solar Collector, Solar Concentrator, Solar Solar Thermal Pump, Solar Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator Thermal Pump, Sterilisator, Sterilisator, Industrial Industrial Solar Process Solar Process Heat, OTEC Heat Penelitian & Pengembangan Penelitian & Pengembangan Teknologi Surya Termal & Komponen Teknologi Surya Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Cooiling, Heat Pipe, Heat Termal: Kolektor Temperatur Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Tinggi (Heat Pipe, dll), Thermal Pengering Multiproduk, Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Storage, Konsentrator Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC, Absorber Coating Coating (Thermal Material), Material), Kolektor & Penelitian & Pengembangan Konsentrator Surya Termal sistem Teknologi Surya Termal: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Pompa Air
Mengembangkan Standar Peralatan & Sistem Surya Termal untuk aplikasi komersial Pengembangan Fasilitas Lab. Uji Terakreditasi Survei Potensi Energi Surya, Pengembangan Basis Data potensi aplikasi teknologi Potensi Hasil Pertanian & Surya Termal Kelautan Daerah berbasis lokasi 64
Kajian /Pengembangan Material & Komponen: Material Baru untuk Thermoelectric Cooling, Material Plastik UV Stabilized, Material Transparent, Kolektor Tabung Hampa, Thermal Storage, etc. Partisipasi dalam kegiatan Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan Litbang terapan terkait inisiatip melakukan investasi untuk produksi Initiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang dan Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target Bauran energi Nasional Market Opportunities (Peluang Pasar) Peran Peran Pemerint ah Sosialisasi:
Sosialisasi: Kampanye, Konsultasi, Pelatihan, Pendidikan, Penghargaan Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen sebagai teknologi energi alternatif untuk substitusi BBM •
•
Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluasan penggunaan teknologi Surya Termal yang berkesinambungan
Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen
Bekerjasama dengan Mengembangkan inovasi industri perbankan dan sistem pendanaan untuk finansial untuk mendorong mendorong pendanaan pendanaan untuk industri untuk industri produk produk teknologi Surya teknologi Surya Termal Termal Peran Peran Indust ri Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem teknologi Surya Termal
Menyiapkan pendanaan untuk pembangunan industri dan melaksanakan promosi secara intensif tentang pasar domestik dan internasional. Initiative procurement (Promosi peralatan Surya Termal) Kebijakan Peran Peran Pemerint ah Membuat Standar Nasional Mendorong pengembangan Menerapkan kewajiban Indonesia untuk semua infrastruktur, seperti sertifikasi/Labelisasi bagi sistem-sistem Surya Termal laboratorium uji untuk penjualan sistem-sistem dan Labelisasi sertifikasi & Labelisasi Surya Termal Mendorong keluarnya Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk tingkat pusat maupun daerah penerapan sistem sistem energi surya yang lebih kondusif untuk penerapan sistem energi surya Kebijakan Insentif: Insentif: mendorong penerapan teknologi energi surya termal yang bersih lingkungan Kebijakan Transformasi Pasar: Pasar: meningkatkan penggunaan produk yang memanfaatkan sumber energi surya termal di masyarakat
65
Kebijakan Informasi:
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sumber-sumber energi terbarukan Peran Industr i Partisipasi aktif dalam Memberikan masukan untuk pelaksanaan kebijakan meningkatkan efektivitas pemerintah dan memberikan kebijakan pemerintah masukan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pemerintah Bersama-sama pemerintah Mendorong penggunaan Memproduksi komponenmembuat Standar Nasional standar nasional Indonesia komponen sistem Indonesia untuk semua untuk produk-produk teknologi energi surya sistem-sistem teknologi energi komponen dan sistem termal sesuai SNI dan surya termal aplikasi bersertifikat Memberikan masukan kepada Memberikan masukan Menciptakan inovasipemerintah dan legislative kepada pemerintah untuk inovasi system finansial tentang kebijakan yang harus mendorong dikeluarkannya untuk mendukung dibuat untuk mendorong kebijakan sistem dukungan perluasan pasar teknologi dikeluarkannya kebijakan finansial yang lebih kondusif energi surya insentif untuk investasi industri untuk usaha produksi komponen energi surya teknologi energi surya
66
11. Roadmap Sektor Energi Arus Laut Tahun Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
2005 – 2010
2011 – 2015
Pengguna Khusus
12 x 25 kW off Grid
SKEAL Skala Kecil (Penelitian)
SKEAL Skala Kecil 1 kW (Konstruksi Terapung, Terbenanm)
Struktur terapung, struktur terbenam, generator kecp. Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor /Inverter, Material
Pembuatan Peta Potensi Energi Arus Laut di Wilayah Indonesia (Survey & Simulasi Numerik)
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
2016 - 2025 10 x 1000 mW of Grid
SKEAL Skala 4 x 25kW
SKEAL Skala > 500 kW (5 x 100kW)
SKEAL Skala 25kW (terapung) SKEAL Skala 50 kW (terbenam) (Kandungan Lokal Tinggi)
SKEAL Skala > 500 kW (terapung dan terbenam) (kandungan lokal tinggi)
Struktur terapung, struktur terbenam, generator kecp. Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, SistemKendali, SIstem Kapasitor /Inverter, Material, SistemInsfeksi & Sertifikasi
Struktur terapung, struktur terbenam, generator kecp. Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, SistemKendali, SIstem Kapasitor /Inverter, Material, SistemInspeksi& Sertifikasi
Pemetaan Rinci EnergiArus Laut di Daerah Potensial
67
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan potensi arus laut untuk SKEAL ( survey dan simulasi numerik) di Indonesia Melaksanakan litbang berbagai sistim konversi energi Arus Laut ( SKEAL ) yakni konversi SKEAL sumbu turbin horisontal dan vertikal
Melaksanakan pemetaan lebih rinci untuk daerahdaerah yang potensial untuk SKEAL
Melaksanakan Litbang untuk SKEAL skala menengah dalam jumlah banyak (Marine Curent Turbin Tidal Farm) Melaksanakan litbang kinerja Meningkatkan litbang dalam SKEAL terhadap lingkungan rancang bangun dan tropis dan sksla menegah rekayasa komponen SKEAL terhadap lingkungan laut dengan teknologi tinggi yang bergelombang
Melakasanakan litbang rotor daun turbin yang cocok dengan perairan Indonesia dan meningkatkan performance dan efisiensi SKEAL Darieus turbine blade tidak simetris skala kecil Meningkatkan kinerja dan efisiensi sistem SKEAL skala kecil dengan mempertimbangkan pengaruh gelombang dan lingkungan sekelilingnya serta mengoptimumkan sistem kendalinya.
Meningkatkan kemampuan rancang bangun rekayasa sistem Darieus turbine blade tidak simetris skala kecil dan analisis disain rancang bangun sistem SKEAL skala menengah. Meningkatkan kinerja dan efisiensi sistem SKEAL skala menengah dengan mempertimbangkan pengaruh gelombang dan lingkungan sekelilingnya serta mengoptimumkan pengembangan sistem kendalinya. Membuat Prototipe SKEAL Membuat prototipe SKEAL skala 1 kW skala 25 kW dan meningkatkan kemampuan rancang bangun SKEAL skala menengah (50-300 kW) Peran Industr i Menurunkan biaya produksi Menurunkan biaya dengan meningkatkan volume perawatan dengan pemilihan produksi komponen yang handal Mengurangi biaya konstruksi Mendukung pemerintah tower dan instalasi serta dalam pembiayaan riset-riset komponen lainya komponen SKEAL Mengembangkan peralatan dan proses untuk kegiatan produksi SKEAL
Melaksanakan pemetaan 68
Meningkatkan kehandalan sistem melalui pemilihan material yang sesuai namun relatif murah Peluang Pasar Peran Pemerintah Melanjutkan pemetaan
Meningkatkan litbang rancang bangun sistem kendali SKEAL
Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEAL untuk berbagai keperluan
Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEAL Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEAL
Melanjutkan pemetaan
Jangka Pendek (2005-2010)
potensi energi Arus Laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL Menyelenggarakan openhouse, pameran, dan workshop
Jangk a Menengah (2011-2015)
potensi energi arus laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL Meningkatkan informasi dan pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEAL Menerbitkan / Mendukung mekanisme mempublikasikan hasil – hasil pasar dalam efektifitas litbang dan produk SKEAL distribusi komponen komponnen pembangkit listrik Melaksanakan diseminasi Membuat / mengadopsi hasil – hasil litbang melalui standar – standar dan proyek percontohan menerbitkan sertifikat SKEAL Peran Industr i Melaksanakan promosi produk Mengembangkan SKEAL yang ada di pasaran kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEAL
Jangka Panjang (2016-2025)
potensi energi Arus Laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEAL
Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEAL Melaksanakan optimasi dalam Mengembangkan dan Menyiapkan dana untuk proses produksi komponen memproduksi berbagai pembangunan infrastruktur SKEAL model dan kapasitas SKEAL pabrik SKEAL skala besar untuk berbagai segmen pasar Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerin tah Menciptakan kebijakan yang Mendorong pembangunan Membuat kerangka kerja mendukung pengembangan infrastruktur teknologi peraturan dan kebijakan pasar dengan pemberian SKEAL (standar, sertifikat) yang mendukung insentif pajak dan regulasi pengembangan dan lainya pemanfaatan teknoloogi SKEAL Mendukung dan memberikan Mendukung standar nasional Mendukung pemberian kemudahan kredit untuk dan international yang insentif pajak dan komponen program listrik menggunakan relevan untuk produk SKEAL biaya lainya dalam teknologi SKEAL pengembangan dan pemanfaatan energi hijau Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEAL Peran Industr i Mendukung terciptanya pasar Membangun infrastruktur Mendorong berlakunya yang kompetitif jaringan distribusi untuk mekanisme pasar SKEAL memasarkan produk SKEAL yang kompetitif dan terbuka Meningkatkan pengertian dan Melanjutkan kegiatan kepedulian masyarakat penyuluhan kepada terhadap pelaku bisnis dan masyarakat dan memberikan pengguna SKEAL training 69
12. Roadmap Sektor Energi Gelombang 2005-2010
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
70
Gugus Tugas Energi Kementerian Ne ara Riset dan Teknolo i
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah (2011-2015) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerin tah
Melaksanakan litbang berbagai Melaksanakan litbang untuk sistim konversi energi meningkatkan performance gelombang selain OWC Berbagai Sistem Konversi Energi Gelombang (SKEG) Meningkatkan performance dan Meningkatkan kemampuan efisiensi SKEG metode OWC rancang bangun rekayasa skala kecil sistem OWC Meningkatkan partisipasi masyarakat daerah dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEG
Meningkatkan kemampuan analisis desain dan rancang bangun SKEG
Jangka Panjang (2016-2025)
Meningkatkan litbang dalam rancang bangun dan rekayasa komponen SKEG dengan teknologi tinggi Meningkatkan litbang rancang bangun sistem kendali SKEG interkoneksi Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEG untuk berbagai keperluan
Peran Industr i
Menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan volume produksi Mengurangi biaya konstruksi tower dan instalasi serta komponen lainya
Menurunkan biaya perawatan dengan pemilihan komponen yang handal Mendukung pemerintah dalam pembiayaan riset-riset komponen SKEG
Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEG Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEG
Mengembangkan peralatan dan Meningkatkan kehandalan proses untuk kegiatan produksi sistem melalui pemilihan SKEG material yang sesuai namun relatif murah Peluang Pasar Peran Pemerin tah
Melaksanakan pemetaan potensi energi angin dan pengguna untuk pemanfaatan SKEG Menyelenggarakan openhouse , pameran, dan workshop
Melanjutkan pemetaan potensi energi gelombang dan pengguna untuk pemanfaatan SKEG Meningkatkan informasi dan pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEG Menerbitkan / mempublikasikan Mendukung mekanisme pasar hasil – hasil litbang dan produk dalam efektifitas distribusi SKEG komponen komponnen pembangkit listrik Melaksanakan diseminasi hasil – hasil litbang melalui proyek percontohan
Melanjutkan pemetaan potensi energi gelombang dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEG
Membuat / mengadopsi standar – standar dan menerbitkan sertifikat SKEG
71
Jangka Pendek (2005-2010)
Melaksanakan promosi produk SKEG yang ada di pasaran Melaksanakan optimasi dalam proses produksi komponen SKEG
Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan pasar dengan pemberian insentif pajak dan regulasi lainya Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program listrik menggunakan teknologi SKEG
Jangka Menengah (2011-2015) Peran Industr i
Jangka Panjang (2016-2025)
Mengembangkan kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEG
Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEG Mengembangkan dan Menyiapkan dana untuk memproduksi berbagai model pembangunan dan kapasitas SKEA untuk infrastruktur pabrik SKEG berbagai segmen pasar skala besar Kebijakan dan Inisi atif Peran Pemerintah Mendorong pembangunan Membuat kerangka kerja infrastruktur teknologi SKEG peraturan dan kebijakan (standar, sertifikat) yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknoloogi SKEG Mendukung standar nasional Mendukung pemberian dan international yang relevan insentif pajak dan untuk produk SKEG komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau
Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEG Peran Industr i
Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif
Membangun infrastruktur jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEG
Meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna SKEG
Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan memberikan training
72
Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEG yang kompetitif dan terbuka
13. Roadmap Sektor Energi Hidrogen/Fuel Cell
Tahun
2010
2005
2015
2025
Pasar 1 MW
50 MW
250 MW
Produk
Teknologi
Litbang
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
73
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Peran institusi Litbang :
Peran institusi Litbang :
Peran institusi Litbang :
Disain dan pengembangan stack Proton Exchange Fuel Cell (PEFC) dan unit portable PEFC kapasitas per unit 2 – 5 kW dengan kandungan lokal hingga 70%. Sasaran untuk pembangkit listrik mikro di rumah tangga, unit emergency, penggunaan khusus, dan telekomunikasi.
Disain dan pengembangan sistem PEFC kapasitas hingga 50 kW, dengan kandungan lokal 70-90 % . Sasaran untuk pembangkit listrik mikro di rumah tangga, unit emergency, penggunaan khusus, telekomunikasi, dan utk alat transportasi.
Disain dan pengembangan system power generator PEFC dengan kapasitas modular 50 kW untuk digunakan sebagai unit utilitas, di Rumah sakit, maupun hotel. Sasaran kandungan lokal hingga 90 %.
Peran Pemerintah :
Peran Pemerintah :
Peran Pemerintah :
- Keringanan pajak dan dukungan kemudahan import sistem/komponen fuel cell untuk pengembangan dan penguasaan teknologi fuel cell di dalam negeri. - Mendorong penggunaan sistem portable fuel cell di fasilitas-fasilitas yang dipunyai oleh pemerintah. - Pembuatan regulasi dan standarisasi yang diperlukan. - Menetapkan persentase kontribusi pembangkit energi ramah lingkungan dan terbarukan. - Sosialisasi Penggu-naan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell
- Insentif pajak dan dukungan kemudahan untuk pengembangan industri fuel cell di dalam negeri. - Penggunaan sistem portable fuel cell di fasilitasfasilitas yang dipunyai oleh pemerintah dan mendorong penggunaannya di masyarakat luas. - Mendukung penyiapan sarana pendukung penggunaan teknologi fuel cell - Menetapkan tahapan persentase penggunaan komponen yang dikembangkan dengan teknologi bangsa sendiri dalam industri manufaktur di Indonesia. - Pembuatan dan penyesuaain regulasi dan standarisasi bila diperlukan. - Sosialisasi Penggunaan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell
- Insentif pajak dan dukungan kemudahan untuk pengembangan industri fuel cell di dalam negeri. - Secara konsisten dan dukungan penuh untuk meningkatkan peran serta dan kesadran publik dalam penggunaan teknologi fuel cell. - Mendukung pengembngan sarana pendukung penggunaan teknologi fuel cell - Pembuatan dan penyesuaain regulasi dan standarisasi bila diperlukan. - Sosialisasi Penggunaan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell
74
Jangka Pendek (2005-2010) Peran Swasta :
Bekerjasama dan membuat jaringan dengan institusi litbang dalam negri dalam pertukaran informasi, pengembangan prototipe untuk komponen subsitusi, dan manufucturing. Mengembangkan unit perakitan dengan multi sourcing components , dan dengan sasran terus meningkatkan kandungan komponen lokal. Meningkatkan kapasitas produk dan dana investasi serta menciptakan kerjasama dengan investor luar negeri.
Jangka Menengah (2011-2015) Peran Swasta :
Mengembangkan instalasi produksi, penyimpanan dan pendistribusian gas hidrogen. Mendukung aktif dalam pengembangan standar industri untuk peralatan fuel cell. Membangun dan mengembangkan kemampuan industri manufucturing fuel cell di dalam negeri. Pengembangan dan diversifikasi produk komponen fuel cell.
Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 1 Mega Watt
Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 50 Mega Watt
•
•
•
•
•
•
•
2005 : s.d 15 kW, jenis portable, ±10 unit digunakan di rumah tangga (rt) kls menengah keatas sbg back-up sistem 2006 : s.d 50 kW, portable,± 20 unit digunakan di rumah tangga kls menengah keatas sbg back-up sistem 2007 : s.d 100 kW, ±50 unit portable, digunakan juga di industri parawisata. 2008 : s.d 250 kW, ±125 unit portable di rt dan industri parawisata 2009 : s.d 500 kW, ±200 unit, diperkirakan mulai digunakan juga pada sistem telekomunikasi sbg catu daya dan back up system 2010 : s.d 1000 kW, ±400 unit, digunakan di rt, unit parawisata, dan telekomunikasi
Peran Swasta :
•
Jangka Panjang (2016-2025)
•
•
•
•
•
•
Sistem dengan kapasitas hingga 50 kW mulai di gunakan, khususnya untuk komplek industri pariwisata, back up sistem pada instalasi khusus. Terintegrasi dengan jenis EBT lain ( PV dan Wind) menjadi sistem pembangkit tersebar yang digunakan pada daerah terpencil untuk keperluan khusus, a.l daerah wisata, pangkalan militer, telekomuni-kasi, industri budidaya perikanan. 2011 : s.d 5 MW , ± 2500 unit* 2012 : s.d 10 MW , ± 5000 unit* 2013 : s.d 20 MW , ± 10 000 unit* 2014 : s.d 35 MW , ± 17 500 unit* 2015 : s.d 50 MW ,
•
Pengembangan dan diversifikasi produk fuel cell. Melakukan investasi manufaktur untuk menigkatkan kemampuan dan pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan peluang export. Meningkatkan pengembangkan instalasi produksi, penyimpanan dan pendistribusian gas hidrogen.
Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 250 Mega Watt •
•
•
•
Teknologi sistem Portable telah sangat maju dan teruji keandalannya. Harga investasi per kW telah sangat kompetitif dengan pembangkit portable konvensional menggunakan bahan bakar non-EBT. Mekanisme perkembangan penggunaan telah memasuki tahap mengkuti mekanisme pasar. Diperkirakan penggunaan untuk sistem transportasi dimulai. Biaya per kW utk transportasi sudah mendekati US$ 100 s.d US $50.
75
( 1kg Hidrogen ekivalen dengan 3,93 liter bahan bakar minyak, ekivalen dengan 33,5 kWjam listrik )
Penggunaan 5 jam per hari selama 1 tahun : 2005 ; 1,6 ton Hidrogen 2005 ; 5,4 ton Hidrogen 2007 ; 10,8 ton Hidrogen 2008 ; 27,2 ton Hidrogen 2009 ; 54,5 ton Hidrogen 2010 ; 108,9 ton Hidrogen 2011 ; 544,8 ton Hidrogen 2012 ; 1089,5 ton Hidrogen 2013 ; 2179,1 ton Hidrogen 2014 ; 3813,4 ton Hidrogen 2015 ; 5447,7 ton Hidrogen 2016-2020 ; 68.097 ton Hidrogen
76
Penggunaan 7 jam per hari selama 1 tahun : 2005 ; 2,2 ton Hidrogen 2005 ; 7,6 ton Hidrogen 2007 ; 15,3 ton Hidrogen 2008 ; 38,1 ton Hidrogen 2009 ; 76,3 ton Hidrogen 2010 ; 152,5 ton Hidrogen 2011 ; 762,7 ton Hidrogen 2012 ; 1525,4 ton Hidrogen 2013 ; 3050,7 ton Hidrogen 2014 ; 5338,8 ton Hidrogen 2015 ; 7626,9 ton Hidrogen 2016-2020 ; 95.335 ton Hidrogen
Penggunaan10 jam per hari selama 1 tahun : 2005 ; 3,2 ton Hidrogen 2005 ; 10,9 ton Hidrogen 2007 ; 21,8 ton Hidrogen 2008 ; 54,5 ton Hidrogen 2009 ; 109,5 ton Hidrogen 2010 ; 217,9 ton Hidrogen 2011 ; 1089,5 ton Hidrogen 2012 ; 2179,1 ton Hidrogen 2013 ; 4358,2 ton Hidrogen 2014 ; 7626,9 ton Hidrogen 2015 ; 10.896,5 ton Hidrogen 2016-2020 ; 136.194 ton Hidrogen
14. R RO A DM A P S SEK TOR IINDUSTRI E ENERGI N NUK L IR Tahun
2011-2015
2005-2010
2016-2025 PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasi Tahun
Pas arr
Pr o d u k
2016, 2017, 2023 & 2024 4-5% list rik Jamali
Desain pabrik pengolahan bahan dan elemen bakar nuklir
Tek n o l o g i /Ek s p l o r as i
Konstruksi PLTN 3 & 4 Tahun 2018 dan 2019
Konstruksi PLTN 1 & 2 Tahun 2010 dan 2011
Basis data untuk pengambilan kebijakan pengelolaan energi nuklir jangka panjang
Eksplorasi daerah potensial di Indonesia
Pemilihan teknologi daur
Desain sistem dan komponen PLTN
Teknologi reaktor dan sistem PLTN
Desain dan rancang-bangun Sistem & komponen PLTN
Rancang-bangun pabrikasi BBN dan en elolaan limbah
Pabrikasi BBN dan proses pengolahan limbah
Litbang teknologi daur BBN
Persiapan pembangunan & operasi
Litbang industri komponen PLTN
Litbang operasi dan perawatan
L i t b an g
Peta Cadangan Uranium di seluruh Indonesia
Litbang keselamatan PLTN
Kajian teknoekonomi bahan bakar nuklir (BBN)
Pemetaan cadangan uranium di seluruh wilayah Indonesia
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknolog i
77
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif
Jangka Panjang (2016-2025)
Basis data untuk pengambilan kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan Uranium jangka panjang.
Updating data sebagai bagian dari pengembangan kapasitas pasokan Uranium jangka panjang.
Data terbukti tentang pasokan Uranium jangka panjang untuk mengamankan operasi PLTN.
Explorasi Uranium di daerah Kalimantan, serta pengembangan pabrik Uranium Oksida (Yellow Cake) skala pilot. Kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir yang disesuaikan dengan jenis PLTN yang akan dikembangkan di Indonesia. Kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
Eksplorasi Uranium di daerah Cadangan Uranium di Sumatera dan daerah lainnya seluruh wilayah Indonesia. di Indonesia. Desain pabrik bahan dan elemen bakar nuklir.
Produksi bahan dan elemen bakar nuklir.
Desain pabrik pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
Proses pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
Penyiapan laboratorium Science & technology base bidang teknologi PLTN, khususnya nuklir
Dukungan litbang untuk operasi dan perawatan serta desain komponen dan sistem PLTN.
Penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN.
Penerimaan masyarakat terhadap pengoperasian PLTN.
Sistem perizinan untuk Pembangunan dan pengoperasian PLTN.
Perizinan pembangunan PLTN ke 3, 4 dan izin pengoperasian PLTN ke 1, 2, 3, 4.
Penyiapan tapak dan draf
Penyiapan studi tapak
Teknolog i Reaktor dan Sistem PLTN
Dukungan untuk persiapan pembangunan (Pre-project activities), penyiapan URD, BIS, PSAR, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional. Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000Mwe Public information & education, program
penerimaan masyarakat terhadap PLTN. UU dan aturan pelaksanaannya, penyiapan dan penyelesaian sistem perizinan nasional, perizinan konstruksi PLTN ke 1 & 2. Penyiapan tapak dan draf 78
Jangka Pendek (2005-2010)
dokumen pendukung URD, PSAR, BIS serta pendanaan dan pembentukan pemilik (owner) untuk PLTN 1 & 2. Litbang pembangunan dan pengoperasian PLTN, serta transfer teknologi dan partisipasi industri nasional (parnas). Litbang keselamatan untuk mendukung perizinan pembangunan dan pengoperasian PLTN, serta dikuasainya karakteristik keselamatan calon reaktor.
Jangk a Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
dokumen pendukung URD, terpilih lainnya di Wilayah PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4. Jamali. Transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Panas mencapai >30 %.
Analisis keselamatan untuk dokumen izin konstruksi.
Jaminan keselamatan operasi PLTN berikutnya.
Peran Industr i Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi produksi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen peralatan pabrik dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi PLTN, khususnya bagian kenukliran (nuclear island ) dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen PLTN dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing.
Teknolog i Reaktor dan Sistem PLTN
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan dalam rangka persiapan pembangunan PLTN, rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
79
Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000Mwe
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS serta pendanaan dan pembentukan pemilik (owner) untuk PLTN 1 & 2. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan dalam rangka persiapan pembangunan PLTN, rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pelaksanaan studi detil tapak terpilih lainnya di Wilayah Jamali.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi PLTN, khususnya bagian kenukliran (nuclear island) dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen PLTN dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing.
Peluang Pasar Peran Pemerintah Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif
Membantu BUMN dalam mengusahakan transfer teknologi tentang komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Membantu BUMN dalam mengembangankan desain komponen dan sistem pabrikasi, serta pembangunan pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Membantu BUMN dalam mengembangankan desain dan manufacturing komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Teknolog i Reaktor dan Sistem PLTN
Membantu BUMN/Swasta dalam mengushakan transfer Membantu BUMN/Swasta teknologi dan pengembangan dalam pengembangan desain desain komponen dan sistem komponen dan sistem PLTN. PLTN. Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Membantu BUMN/Swasta dalam program penyiapan pembangunan PLTN 1 & 2, termasuk penyiapan partisipasi industri nasional.
80
Membantu BUMN/Swasta dalam proses pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
Membantu BUMN/Swasta dalam pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
Membantu BUMN/Swasta dalam proses pembangunan PLTN 3 & 4.
Peran Industr i Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif
Mengusahakan transfer teknologi tentang komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Mengembangkan desain komponen dan sistem pabrikasi, serta pembangunan pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Mengembangkan desain dan manufacturing komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Mengusahakan transfer teknologi serta pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
Mengusahakan transfer teknologi serta pengembangan desain dan manufacturing komponen dan sistem PLTN.
Berperan aktif pada proses pembangunan PLTN 1 & 2, khususnya partisipasi industri nasional dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
Berperan aktif pada proses pembangunan PLTN 3 & 4, khususnya partisipasi industri nasional.
Teknolog i Reaktor dan Sistem PLTN
Mengusahakan transfer teknologi yang terkait dengan komponen dan sistem PLTN.
Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan program penyiapan pembangunan PLTN 1 & 2, khususnya partisipasi industri nasional.
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerin tah Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif
Bersama BUMN merencanakan dan mengusahakan sendiri pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif, karena sifatnya yang strategis secara politis dan keamanan nasional.
Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam transfer teknologi dan pengembangan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pengembangan/desain komponen dan sistem serta manufakturing pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam transfer teknologi dan pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
Menetapkan sistem insentif dan disinsentif serta pengembangan desain komponen dan sistem PLTN.
Teknolog i Reaktor dan Sistem PLTN
Merencanakan dan melaksanakan program transfer teknologi, pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN, serta mengusahakan partisipasi industri nasional
81
Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe
Mendorong penggunaan energi nuklir dalam program diversifikasi energi nasional, serta menetapkan persentase kontribusi energi nuklir terhadap penyediaan energi nasional, dan kontribusi prosentasi parnas.
Mendukung dan menetapkan sistem insentif dan disinsentif pada proses penyiapan dan pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
Mendukung dan menetapkan sistem insentif dan disinsentif pada proses pembangunan PLTN 3 & 4.
Peran Industr i Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif
Merencanakan dan mengusahakan pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Mengusahakan transfer teknologi dan pengembangan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Mengusahakan pengembangan/desain komponen dan sistem serta manufakturing pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif.
Melaksanakan program transfer teknologi dan pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN.
Melaksanakan program pengembangan/ desain dan manufakturing komponen dan sistem PLTN.
Teknolog i Reaktor dan Sistem PLTN
Merencanakan dan melaksanakan program transfer teknologi, pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN, serta mengusahakan partisipasi industri nasional. Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe
Mengusahakan proses Mengusahakan pembentukan Mengusahakan proses pemilik (owner) PLTN dan penyiapan dan pembangunan pembangunan PLTN 3 & 4. proses pendanaannya. PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
82
15. Roadmap Sektor Energi Batubara 2005 - 2010
Pasar
Coal Co. , Ekspor
Produk
Marketable Coal
Teknologi
Upgrading
2011 - 2015
Industri ( tekstil, semen, kimia,dll) , Daerah, PLN
Mesin Briket
Briket
Polution Control
Pulverizer
Polution Control
Pulverizing
PLTU
Boile r
Boiler
Integrasi Sistem
Industri (petrokimia),
Transportasi
Kemampuan Nasional PLTU
Sistem Proses/pembangkit Efisien, Ramah Lingkungan
B.B. Cair Chemicals
Teknologi Liquefaksi, Separasi, B.B. Alternatif
Disain Konsep
Disain Komp.
Mill Fire
Fine CB
PLN, Daerah, Industri
2016 - 2025
DeSOx Tek. Karboni sasi
Upgrading
Litbang
Chemical Anal ysi s
Tek. Pembakaran
Karakterisasi Mapping
Bio-Coal
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Teknologi Gasifikasi
Teknologi Hidrogenas
83
Jangka Pendek
Jangk a Menengah
Jangka Panjang
(2005-2010)
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerint ah
Finalisasi mapping dan karakterisasi (sifat kimia dan fisik) batubara Meningkatkan litbang Teknologi up-grading (blending, peningkatan nilai kalor, pencucian, bio-coal mixed fuel, pembriketan batubara) serta pembuatan prototipe berdasarkan kemampuan bangsa sendiri
Melakukan kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk peningkatan ke skala komersial
Meningkatkan litbang di bidang teknologi pembakaran dan gasifikasi batubara peringkat rendah, serta disain sistemnya
Melakukan litbang di bidang teknologi pembakaran & gasifikasi batubara peringkat rendah yang terintegrasi dengan lebih memperhatikan aspek lingkungan dan efisiensi. Meningkatkan litbang di bidang Menjembatani kerjasama rekayasa rancang bangun antar industri nasional dan gasifier , peralatan/komponen internasional untuk pem-bangkit listrik (boiler, pembuatan skala komersial, BOP, dll), modifikasi boiler serta melaksanakan integrasi industri (fuel switching) serta sistem pembuatan prototipenya. Meningkatkan litbang di bidang Melakukan kerjasama antar teknologi desulfurisasi pada industri untuk peningkatan ke sistem pembangkit dan skala komersial pencegahan kebakaran spontan batubara Meningkatkan litbang di bidang Melakukan kerjasama optimalisasi teknologi fines dengan industri dan coal briquetting atau briket perusahaan tambang limbah batubara halus batubara untuk pembuatan skala komersial Melakukan litbang di bidang Melanjutkan litbang teknologi karbonisasi pembuatan skala prototipe (pembuatan kokas briket dan dan mendorong kerjasama karbon aktif) dan hidrogenasi dengan industri untuk skala untuk penyediaan bahan bakar komersial terutama untuk alternatif dan produk kimia briket kokas dan karbon aktif Mendorong kerjasama antar industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan industri 84
Peningkatan kapasitas teknologi nasional di bidang pemanfaatan batubara peringkat rendah
Mendorong investor nasional dan internasional untuk peningkatan ke skala komersial, serta melaksanakan integrasi sistem
Mendorong kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan skala komersial Mendorong tercapainya kontribusi batu bara cair sedikitnya 2 % terhadap bauran energi nasional pada
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2005-2010)
(2011-2015)
(2016-2025)
pencairan batubara dalam tahun 2025 skala demonstrasi/ komersial Peran Industr i
Memberikan informasi kemampuan & fasilitas manufaktur untuk pembuatan prototipe peralatan up-grading batubara (blending, bio-coal mixed fuel, peningkatan nilai kalor, pencucian, pembriketan batubara) serta sistem PLTU dan boiler industri.
Peningkatan kemampuan SDM untuk menunjang kegiatan manufaktur dan peluang pasar
Mengembangkan kapasitas industri komponen & sistem energi nasional
Peluang Pasar Peran Pemerint ah
Memberikan insentif finansial maupun pajak kepada pengusaha dan fabrikator teknologi nasional Memberikan kesempatan kepada fabrikator untuk memproduksi komponen & sistem
Investasi untuk fasilitas manufakturing Menghimpun kemampuan manufakturing Memanfaatkan insentif pemerintah seoptimal mungkin untuk pengembangan kekuatan bisnis
Investasi untuk peningkatan infrastruktur, serta jejaring untuk distribusi Memberikan fasilitas untuk pengembangan SDM
Membuka kesempatan pengembangan usaha di dalam negeri maupun luar negeri
Memberikan kemudahan keterlibatan swasta nasional dalam program PLN, Industri lain, dll Peran Industr i Meningkatkan kemampuan manufakturing Mengembangkan model bisnis di bidang pembangkit listrik, industri, penyediaan bahan bakar, dan produk kimia serta jaringannya
Mengembangkan pasar domestik dan internasional.
Kebijakan Peran Pemerint ah
Mengarahkan pemakaian batubara peringkat rendah baik digunakan sebagai bahan bakar langsung maupun tidak langsung melalui proses konversi di PLTU dan industri
•
•
•
Mendorong industri untuk mengutamakan produksi bangsa sendiri
Meningkatkan kapasitas teknologi dan industri pemanfaatan energi batubara peringkat rendah nasional
Mendorong perusahaan tambang batubara untuk meningkatkan produksi 85
•
Jangka Pendek
Jangk a Menengah
Jangka Panjang
(2005-2010)
(2011-2015)
(2016-2025)
Meningkatkan litbang untuk peningkatan kandungan lokal yang tinggi (≥ 68 %) dalam pembangunan PLTU skala kecil Peran Industr i
Mengkonsentrasikan pada kebijakan peningkatan kemampuan untuk dapat mandiri
86
Meningkatkan kemampuan SDM dan fasilitas produksi
Meningkatkan kapasitas dan daya saing produk
16. Roadmap Sektor Gas Bum i 2005 - 2010 Pasar
Produk
Teknologi
Konsumen Gas : •Pembangkit Listrik • Industri •Rumah Tangga & Komersial •Transportasi
2011-2015
2016-2025
Penggunaan Gas domestik minimal 15 % dalam Energi Mix. Kandungan lokal meningkat dalam peralatan gas
Penggunaan Gas domestik Mencapai 30,6 % dalam Energi Mix. Kandungan lokal tinggi dalam peralatan gas
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), LPG, LNG
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), BBG, LPG Hidrat, LNG, Syngas, listrik
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), BBG, LPG Hidrat, LNG, Syngas, listrik
Teknologi Infrastruktur (Pipa, BBG/SPBG, LPG) Teknologi CNG/LGV Teknologi PLTG
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), Teknologi Small Scale : GTL, LNG, Hidrat, GTW, Fuel Cell
Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), Teknologi Small Scale : GTL, LNG, Hidrat, GTW, Fuel Cell (Kandungan Lokal Tinggi)
Kelayakan Teknologi : Pipa, CNG/BBG, LPG, PLTG (Small Scale) GTL, LNG, Hidrat, reduksi flare gas, combustion, Fuel Cell
Pilot Proyek Teknologi : (Small Scale) GTL , LNG, Hidrat, Natural gas based Fuel Cell
Optimasi antara : •Sumber Energi Gas •Penggunaan Gas Domestik •Infrastruktur •Kandungan/Komponen Lokal
Litbang
Pemetaan Sumber Energi Gas : Lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, Hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam.
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
87
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerint ah
Penyusunan Peta/Pemetaan Nasional Sumber Energi Gas: lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam Persiapan dan Penyusunan Master Plan Gas: Alokasi, Harga, Pengembangan/ litbang, Standarisasi diversifikasi sumber (fosil maupun energi terbarukan) Kajian Optimasi & Studi Kelayakan sumber-sumber gas/stranded gas, peningkatan teknologi produksi gas bumi,
Evaluasi/Review Kebijakan Evaluasi & Review Energi, Peta Nasional Kebijakan Energi Sumber Energi Gas: lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam. Evaluasi/Review Master Plan Gas: Alokasi, Harga, Pengembangan / litbang, Standarisasi diversifikasi sumber (fosil maupun energi terbarukan, dll.) Kajian Optimasi/Studi Kelayakan pengembangan stranded gas, peningkatan teknologi produksi gas bumi.
Kajian Teknologi Pengawasan/monitoring Inspeksi/Monitoring Pipa Gas Transmisi dan Distribusi Gas (Kehandalan sistem pipa) Bumi Kajian teknologi kendaraan BBG, SPBG, tangki BBG Kajian kelayakan teknologi konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat.) Peningkatan status cadangan gas dari kategori probable / possible menjadi kategori proven melalui pemboran sumur-sumur pengembangan di lapanganlapangan gas yang telah ditemukan. Upaya peningkatan nilai keekonomian cadangan gas dari lapangan-lapangan marjinal melalui strategi pengembangan yang tepat Pembangunan infrastruktur produksi gas secara terpadu dalam upaya optimasi pengembangan lapanganlapangan gas. 88
Peningkatan kandungan teknologi lokal pada Pemanfaatan BBG transportasi. Peningkatan kandungan lokal pada konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat.) Upaya penemuan cadangan gas baru dari reservoir overlook zone melalui kajian ulang lapangan-lapangan gas yang telah ditemukan.
Upaya mengembangkan lapangan-lapangan gas marjinal secara komersial melalui proyek terpadu Kesinambungan pembangunan infrastruktur produksi gas secara terpadu
Peningkatan kandungan teknologi lokal pada industri hulu gas bumi.
Pengawasan/monitoring Transmisi dan Distribusi Gas Bumi
Mempertahankan besar cadangan gas kategori proven yang dapat menjamin target produksi gas nasional
Tercapainya pengembangan semua potensi cadangan gas dari lapangan-lapangan marjinal Tersedianya infrastruktur produksi gas terpadu sehingga semua lapangan gas dapat dikembangkan secara ekonomis
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah (2011-2015)
Pengembangan teknologi eksploitasi lapangan gas di laut dalam (deep offshore)
Implementasi teknologi pengembangan lapanganlapangan gas di laut dalam
Penelitian potensi cadangan gas inkonvensional (coalbed methane and gas hydrate ) serta pelaksanaan proyek pilot. Eksplorasi gas di daerah frontier & laut dalam di Cekungan berpotensi mengandung gas, di wilayah Indonesia bagian Barat & Timur Persiapan & implementasi: kajian teknis penentuan wilayah eksplorasi, inventarisasi dan kemudahan akses data
Uji komersialisasi produksi gas inkonvensional dari coalbed methane dan gas hidrat. Evaluasi dan monitoring kegiatan eksplorasi lanjut untuk keperluan pelaksanaan pengembangan lapangan gas
Jangka Panjang (2016-2025)
Terciptanya standard baku (good engineering practices) pengembangan lapangan gas di laut dalam Pengembangan lapangan coalbed methane dan gas hidrat secara komersial skala penuh Monitoring pengembangan prospek-prospek berpotensi mengandung gas secara ekonomis di cekungan-frontier & laut dalam.
Peran Industr i
Pengujian/percontohan Optimasi & Kelayakan sumber-sumber gas, peningkatan teknologi produksi Gas Bumi Pilot proyek Penerapan teknologi pengawasan/keamanan pipa gas, konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat) Berperan aktif dalam pelaksanaan pengembangan cadangan gas nasional melalui program kerja dan investasi yang tepat.
Penerapan teknologi peningkatan produksi Gas Bumi
Pengembangan & Penerapan teknologi pengawasan/keamanan pipa gas, teknologi konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat) Pembentukan konsorsium dan kerjasama yang saling menguntungkan diantara stakeholders dalam upaya optimalisasi pengembangan cadangan gas nasional Perencanaan, program kerja Implementasi pembentukan dan pelaksanaan Speculative konsorsium antar instansi survey dan pemboran terkait (pemerintah & industri eksplorasi migas di Cekungan migas) untuk kegiatan frontier & laut dalam eksplorasi lanjut
Tercapainya pengembangan semua potensi cadangan gas nasional dalam upaya memenuhi target produksi gas Pengembangan dan komersialisasi lapanganlapangan gas daerah frontier & laut dalam untuk menjamin pasokan gas jangka panjang
Peluang Pasar Peran Pemerint ah
Kajian Pasar Gas Nasional & Internasional Penyusunan peta dan rencana strategis pengembangan industri pemakai gas
Pengembangan Pasar Gas Nasional & Internasional Evaluasi Rencana strategis pengembangan industri pemakai gas 89
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangk a Menengah (2011-2015)
Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Transportasi Kajian Kebutuhan dan pelelangan Infrastruktur Gas Bumi/LPG (Rencana Induk Transmisi dan Distribusi Gas Bumi) Perencanaan, Monitor dan kendali Implementasi Substitusi BBM oleh Gas/LPG Penyusunan Peta Pembangkit Gas bumi, dan kajian pengembangan PLTG, FC. Kajian peningkatan kandunga lokal sistem PLTG dan FC. Penetapan kebijakan prioritas pemanfaatan produksi gas Pengembangan teknologi pemanfaatan gas skala kecil dan menengah
Evaluasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Rumah Tangga Evaluasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Transportasi Evaluasi/review dan monitoring Infrastruktur Gas Bumi/LPG (Rencana Induk Transmisi dan Distribusi Gas Bumi) Evaluasi Monitor dan kendali Implementasi Substitusi BBM oleh Gas/LPG Evaluasi dan Review Peta Pembangkit Gas bumi, dan kajian pengembangan PLTG, FC. Meningkatkan kandungan lokal sistem PLTG dan FC. Strukturisasi harga gas yang tepat sehingga lebih kompetitif Pengembangan peluang pasar domestik dalam pemanfaatan gas secara ekonomis Peningkatan sarana dan prasarana sebagai upaya berkesinambungan dari rencana sebelumnya Pemanfaatan potensi gas untuk pengembangan gas & peningkatan produksi gas
Pembangunan sarana dan prasarana untuk pemasaran gas kepada konsumen Penyusunan peta sebaran potensi gas Penyiapan dan melaksanakan penawaran wilayah kerja eksplorasi gas daerah froniter dan laut dalam
Intensifikasi penawaran wilayah kerja eksplorasi gas
Jangka Panjang (2016-2025)
Terciptanya pemanfaatan gas secara nasional Terciptanya peluang pasar gas domestik secara nasional Terciptanya sarana dan prasarana pemasaran gas
Mempertahankan pengembangan gas untuk menambah peningkatan produksi gas
Peran Industr i
Implementasi rencana induk pengembangan industri pemakai gas Distribusi Gas Bumi/LPG ke Pengguna Implementasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga Pembangunan Infrastruktur Gas Bumi/LPG 90
Pengembangan industri pemakai gas Perluasan distribusi gas bumi ke pengguna Peningkatan/perluaan substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga Pengembangan infrastruktur gas bumi
Pengembangan industri lokal peralatan teknologi
Jangka Pendek (2005-2010)
Pelaksanaan produksi gas dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar melalui rencana kerja dan investasi yang tepat Penggunaan teknologi eksplorasi gas daerah frontier dan laut dalam
Jangk a Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Upaya mempertahankan Terpenuhinya kebutuhan produksi gas untuk memenuhi pasar gas baik domestik kebutuhan pasar maupun ekspor Mempercepat pelaksanaan investasi eksplorasi gas
Meningkatkan pelaksanaan investasi eksplorasi gas
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerint ah
Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program peningkatan penggunaan gas di dalam negeri Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi Gas Perumusan dan penetapan regulasi dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional Perumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian dalam pengembangan lapangan gas marjinal serta lapangan gas inkonvensional. Menciptakan kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas Penentuan regulasi insentif eksplorasi gas daerah frontier dan laut dalam
Penentuan regulasi kemudahan akses dan akuisisi data, serta penyiapan lahan eksplorasi gas Menyusun dan melaksanakan rencana strategis eksplorasi sumberdaya gas
Mendukung standar nasional dan international yang relevan untuk penggunaan gas bumi Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi Gas Upaya perbaikan regulasi untuk menarik investor berpartisipasi dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional Perbaikan rumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian yang saling menguntungkan bagi pemerintah dan investor Mempertahankan kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas Evaluasi dan monitoring regulasi insentif, akses data dan akuisisi data untuk tujuan meningkatkan investasi di bidang eksplorasi gas Menjalin kerjasama dengan investor disektor hulu
Melanjutkan pelaksanaan renstra eksplorasi sumberdaya gas
Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainnya dalam pengem- bangan dan pemanfaatan Gas/LPG
Terciptanyan regulasi yang baku sebagai acuan bagi investor dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional Terciptanya rumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian yang memiliki daya tarik bagi investor Terciptanya kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas
Peningkatan kerjasama dengan investor disektor hulu Melanjutkan pelaksanaan renstra eksplorasi sumberdaya gas 91
Jangka Pendek (2005-2010)
Percontohan/Long-term test teknologi kendaraan BBG, SPBG, tangki dan industri pemakai gas Pengujian dan Piloting teknologi PLTG dan FC lokal.
Jangk a Menengah (2011-2015) Peran Industr i
Membangun infrastruktur jaringan Transmisi dan distribusi gas
Peningkatan kandungan lokal pada teknologi industri pemakai gas komponen automotif BBG, SPBG, PLTG dan FC untuk pembangkitan listrik Mendukung terciptanya pasar Melanjutkan kegiatan yang kompetitif serta penyuluhan kepada meningkatkan pengertian dan masyarakat dan memberikan kepedulian masyarakat pelatihan. terhadap pelaku bisnis dan pengguna Gas Bumi Berperan aktif dalam Meningkatkan besar dan pengembangan semua status cadangan gas melalui potensi cadangan gas program kerja dan investasi nasional secara komersial yang berkesinambungan baik yang berskala kecil, serta pemanfaatan menengah maupun besar perkembangan teknologi Transfer teknologi akuisisi Eksplorasi dan data eksplorasi pengembangan gas secara komersial
92
Jangka Panjang (2016-2025)
Mendorong berlakunya mekanisme pasar Gas/LPG yang kompetitif dan terbuka
Menjamin terpenuhinya kebutuhan gas nasional baik domestik maupun ekspor melalui konsep usaha yang saling menguntungkan Melanjutkan eksplorasi dan pengembangan gas secara komersial
17. Roadmap Sektor Minyak Bumi 2005-2010
TAHUN PASAR
Residential
2011-2015
Commercial
Industry
Electricity
2016-2025
Transportation
Crude oil supply Clean Petroleum Fuels & Blend with Biofuels& synfuels
PRODUK
Reliable Petroleum Logistic
TEKNOLOGI
Exploration & Production Logistic System Low grade crude oil utilization
LITBANG
Otimization Logistic
Integrated Refinery Refinery Clean Fuels Technology Blending with bio-fuels and synthetic fuels Energy efficiency & Improve Process E-P Offshore/Deep Water Enhancement Oil Recovery
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
93
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015)
Jangka Panjang (2016-2025)
Penelitian dan Pengmbangan (litbang) Peran Pemerint ah Explorasi dan Produk si •
•
Melaksanakan Libang Enhanced Oil Recovery (EOR) Melaksanakan Litbang Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water
Melaksanakan litbang EOR Melaksanakan Litbang Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water
Melaksanakan litbang EOR Melaksanakan Litbang Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water
•
•
•
•
Logistik Minyak Bumi
Litbang optimisasi sistem Meningkatkan kehandalan logistik minyak mentah sistem logistik minyak bumi baik dan bahan bakar Litbang minimisasi emisi disisi wholesale maupun retail polutan sistem distribusi BBM di sisi retail (SPBU) Kilang Minyak
•
•
Meningkatkan kehandalan sistem logistik minyak bumi baik disisi wholesal e maupun retail
•
Meningkatkan kinerja kilang baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan Feasibility study (FS) pembangunan kilang baru dan revamping yang memenuhi kebutuhan BBM domestik dan spesifikasi bahan bakar ramah lingkungan
Meningkatkan kinerja kilang baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan Intensifikasi proses kilang via bio-process
Meningkatkan kinerja kilang baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan Intensifikasi proses kilang via bio-process
•
•
•
•
•
•
Bahan bakar b ersih
Studi peningkatan kualitas Meningkatkan kualitas BBM BBM dalam negeri melalui dalam negeri pembangunan kilang modern dan blending dengan biofuels dan synfuels Peran Industri Eksplorasi dan Produk si Bekerjasama dengan Bekerjasama dengan institusi institusi litbang pemerintah litbang pemerintah melaksanakan riset dan melaksanakan riset dan pengembangan EOR & pengembangan EOR & deep deep water/offshore water/offshore technology technology
94
Meningkatkan kualitas BBM dalam negeri
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset dan pengembangan EOR & deep water/offshore technology
Logistik Minyak Bumi
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset pengembangan logistik minyak yang handal
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan FS pembangunan infrastruktur (kilang, transportasi, penyimpanan)
Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan FS pembangunan infrastruktur (kilang, transportasi, penyimpanan)
Kilang Minyak Bumi
Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan benchmarking kinerja kilang minyak nasional FS pembangunan kilang baru dan revamping
•
•
•
•
Bekerjasama dengan institusi litbang, melaksanakan studi Life Cycle Analysis (LCA) kilang minyak Bekerjasama dengan institusi litbang, melaksanakan studi intensifikasi proses untuk meningkatkan kinerja kilang dan mereduksi limbah
Bekerjasama dengan institusi litbang studi intensifikasi proses untuk meningkatkan kinerja kilang dan mereduksi limbah
•
Bahan bakar b ersih
Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels dan synfuels Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset blending BBM dengan biofuels dan synfuels
•
•
Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels dan synfuels
Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels, dan synfuels
•
•
Peluang Pasar Peran Pemerint ah Mendorong
•
Mempercepat
•
•
industri dalam meningkatkan intensifikasi melalui EOR, dan eksplorasi – produksi potensi migas deep water/offshore
•
pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional Menetapkan target minimum kinerja kilang Mendorong industri dalam pembangunan kilang modern baru
•
•
Mendorong industri dalam Mendorong industri dalam meningkatkan intensifikasi meningkatkan intensifikasi melalui EOR, dan eksplorasi – melalui EOR, dan produksi potensi migas deep eksplorasi – produksi potensi migas deep water/offshore water/offshore •
Mempercepat pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional
•
Mendorong industri dalam pembangunan kilang modern baru
Mempercepat pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional Mendorong produksi bahan bakar bersih
•
•
95
Menetapkan standar Mendorong produksi bahan kualitas bahan bakar yang bakar bersih lebih bersih Peran Industri
•
•
•
Meningkatkan produksi minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water
Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi Produksi bahan bakar bersih
Meningkatkan produksi minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water
•
Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi
•
•
•
Produksi bahan bakar bersih
•
Meningkatkan produksi minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water
•
Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi
•
•
Produksi bahan bakar bersih
Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerint ah •
•
Paket insentif untuk meningkatkan produksi minyak melalui EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore Kebijakan skema financial percepatan pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional
Menetapkan
•
•
Kebijakan skema financial percepatan pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional
standar Paket Insentif untuk kualitas bahan bakar yang meningkatkan produksi bahan lebih bersih bakar bersih termasuk biofuels dan synfuels
Meningkatkan
•
•
•
96
produksi minyak melalui investasi di kegiatan EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore/deep water
Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending
•
Peran Industri Meningkatkan produksi minyak melalui investasi di kegiatan EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore /deep water
•
Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending
Paket Insentif untuk meningkatkan produksi bahan bakar bersih termasuk biofuels dan synfuels
•
Meningkatkan produksi minyak melalui investasi di kegiatan EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore/deep water
•
Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending
•
•
•
•
18. Roadmap Konservasi Energi
Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi
97
Jangka Pendek (2005-2010)
Jangka Menengah (2011-2015) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerint ah
Kajian Teknologi Konservasi Energi di sektor pemakai energi; Industri, Bangunan dan Rumah Tangga: Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi Pengembangan metode analisis Energi/Exergi untuk menentukan potensi penghematan energi Pengembangan metode Integrasi Proses di Industri Kajian Disain Sistem Teknologi Energi: Analisis Optimasi Sistem & Komponen/Peralatan Energi Kajian Penyempurna Daya Listrik Kajian sistem Kendali/ Automatisation Kajian Bangunan Hemat Energi Kajian Pemanfaatan Kalor Buang/Sisa, Optimasi Disain Boiler Multifuel skala menengah-kecil. Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi
Kajian Teknologi Konversi Energi Baru:
Litbang Analisis/Audit Energi & Benchmarking: Pengembangan Manajemen Energi Pemetaan potensi penghematan energi melalui analisis/audit energi sektor pemakai energi
Melanjutkan Analisis/Audit Energi & Benchmarking; Evaluasi Indikator energi nasional & sektoral (Elastisitas Energi, Intensitas Energi
•
Prototipe Adv. Conversion/ Generating Syst.: Fuel Cell, Hybrid, EBT
Jangka Panjang (2016-2020)
Litbang Teknologi Disain Rekayasa & Manufaktur Sistem Energi: Prototipe komersial Adv. Conversion/ Generating Syst.: Fuel Cell, Hybrid, EBT •
Litbang Optimasi Sistem & Komponen/Peralatan Energi: Litbang Teknologi Disain Rekayasa & Manufaktur Sistem Energi Kajian Disain Sistem & Proses Konversi Energi
Melanjutkan Kajian Disain Sistem & Proses Konversi Energi Kajian Teknologi Konservasi Energi di sektor Industri, Bangunan, Rumah Tangga & Transportasi Prototipe Komersial
Evaluasi Penerapan dan Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi
Melanjutkan Evaluasi Penerapan & Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi Melanjutkan dan Mengembangkan Analisis/Audit Energi & Benchmarking
Peran Industr i
Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait
Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan inisiatif melakukan investasi untuk produksi peralatan hemat energi atau implementasi teknologi yang lebih efisien.
Inisiatif melakukan investasi untuk produksi peralatan hemat energi atau implementasi teknologi yang lebih efisien.
98
Inisiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang guna meningkatkan kinerja perusahaan
Sosialisasi: Kampanye, Konsultasi, Pelatihan, Pendidikan, Penghargaan, DSM (Rumah tangga, PJU) Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi dan penggunaan energi alternatif untuk substitusi BBM
Inisiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang guna meningkatkan kinerja perusahaan Peluang Pasar Peran Pemerin tah Sosialisasi:
Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target penurunan elastisitas energi nasional.
Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi
Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi
Insentif/Disinsentif: Reduksi Pajak Dana Investasi berbunga rendah Kebijakan Tarif Energi Menyediakan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Program Demand Side Management
Insentif/Disinsentif: Reduksi Pajak Dana Investasi berbunga rendah Kebijakan Tarif Energi Mengembangkan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Program Demand Side Management
Sosialisasi:
Insentif/Disinsentif: Reduksi pajak Dana Investasi berbunga rendah
Pemberian audit energi yang free of charge, workshop dan pelatihan Menyediakan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Penerapan Program Demand Side Management
Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat energi) Menerapkan Manajemen Energi di perusahaan Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM)
Peran Industr i Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat energi) Menerapkan & mengembangkan Manajemen Energi di perusahaan Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM)
Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat energi) Menerapkan & mengembangkan Manajemen Energi di perusahaan Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM) 99