BUKU INFORMASI INFORMASI
MEMASANG INSTALASI OTOMASI LISTRIK INDUSTRI KTL.IK02.234.01
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS PROD UKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ------------------------------------------------ ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 2 BAB I
PENDAHULUAN -------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------- 5 A. Tujuan Umum -------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------- 5 B. Tujuan Khusus ------------------------------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------ 5
BAB II MERENCANAKAN PEKERJAAN ---------------------------------------------------- ------------------------------------------------------ 6 A. Pengetahuan
yang
Diperlukan
dalam
Merencanakan
pekerjaan
memasang Instalasi otomasi listrik industri ------------------------------------------------- ---------------- 6 1.
Rencana kerja ---------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------ 6
2.
Menghubungi pihak terkait -------------------------------------------------- -------------------------------------------- 6
3.
Merencanakan alat kerja material, K3 -------------------------------------------------------- ------------- 6
4.
Merencanakan perlengkapan utama ------------------------------------------------------ ------------------- 7
B. Keterampilan
yang
Diperlukan
dalam
Merencanakan
pekerjaan
memasang Instalasi Instalasi otomasi listrik industri industri --------------------------------------------------- ---------------- 7 C. Sikap Kerja dalam Merencanakan pekerjaan memasang Instalasi otomasi listrik industri -------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------- 8 BAB III MEMPERSIAPKAN MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN---------------------------------------------------- ------------------------------------------------------ 9 A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan memasang instalasi otomasi Industri ------------------------------------------------------ ------------------------ 9 1.
Prosedur perakitan perakitan dan dan pemasangan pemasangan Instalasi listrik fasa tunggal-- 9
2.
Macam-macam alat kerja, material, K3 --------------------------------------------------- ---------------- 9
3.
Gambar pengawatan listrik fasa tunggal tunggal --------------------------------------------------- ---------- 38
4.
Jenis sistem perlengkapan perlengkapan utama ------------------------------------------------------ ------------------------ 42
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan memasang instalasi otomasi Industri ------------------------------------------------------ ------------------------ 47 C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan memasang instalasi otomasi Industri ------------------------------------------------------ ------------------------ 48 BAB IV MEMASANG INSTALASI LISTRIK --------------------------------------------------- ------------------------------------------------- 49 A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memasang instalasi Listrik Otomasi Industri ------------------------------------------------ ----------------------------------------------------------------------------- 49 1.
Peraturan dan prosedur prosedur keselamatan keselamatan dan kesehatan kerja ---------- 49
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 2 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
2.
Cara merakit peralatan peralatan /material Instalasi Listrik Listrik ---------------------- 50
3.
Pengertian IP dan fungsi fungsi IP ------------------------------------------------ -------------------------------------------- 57
4.
Cara pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan-- 58
5.
Cara menguji setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian ------------------------------------------------------------------ 59
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaporkan Data yang Bisa Digunakan Sebagai Sebagai Informasi Informasi Penyelenggaraan Penyelenggaraan Pelatihan ---------------- 59 C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaporkan Data yang Bisa Digunakan Sebagai Sebagai Informasi Informasi Penyelenggaraan Penyelenggaraan Pelatihan ---------------- 60 BAB V MEMERIKSA MEMERIKSA PEKERJAAN ------------------------------------------------------ ----------------------------------------------------------------- 26 A. Pengetahuan yang Diperlukan Diperluk an dalam Memeriksa Pekerjaan
instalasi
Listrik Otomasi Otomasi Industri ------------------------------------------------ ----------------------------------------------------------------- 61 1. Cara pengidentifikasi pengidentifikasi penyimpangan -------------------------------------------------- ------------------------ 61 2. Pemecahan penyimpangan ------------------------------------------------- 61 3. Alternatif yang yang di pilih memeriksa memeriksa pekerjaan pekerjaan-------------------------------------------- ------------- 61 B.
Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa pekerjaan--------------- 61
C.
Sikap kerja yang dibperlukan dalam memeriksa pekerjaan ---------------- 62
BAB VI MEMBUAT LAPORAN -------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------- 63 A. Pengetahuan yang diperlukan diperlukan dalam dalam membuat laporan ------------------------------------ - 63 1. Cara membuat laporan ------------------------------------------------------ 64 2. Cara membuat berita berita acara ---------------------------------------------------- -------------------------------------------- 65
B. Keterampilan yang yang diperlukan diperlukan dalam membuat membuat laporan ------------------------------------ - 65 C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam membuat laporan --------------------------------------- ---- 65 DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 66 A. Dasar Perundang-undangan --------------------------------------------------- 66 B. Buku Referensi ---------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------- 66 C. Majalah atau atau Buletin ------------------------------------------------------ ----------------------------------------------------------------- 66 D. Referensi Lainnya ---------------------------------------------------------------- 66 DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN -------------------------------------------------- 67 A. Daftar Peralatan/Mesin Peralatan/Mesin ------------------------------------------------ ----------------------------------------------------------------- 67 B. Daftar Bahan---------------------------------------------------------------------- 67 Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 3 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
LAMPIRAN --------------------------------------------------------------------------------------- 68 Lampiran 1 Contoh Kuesioner ------------------------------------------------------ 68 DAFTAR PENYUSUN --------------------------------------------------------------------------- 70
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 4 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
BAB I PENDAHULUAN MEMASANG INSTALASI OTOMASI LISTRIK INDUSTRI
A.
Tujuan Umum Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri
B.
Tujuan Khusus Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Merencanakan pekerjaan Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri baik gambar pengawatan instalasi listrik, alat-alat instalasi, perlengkapan bantu, bahan-bahan instalasi dan perlengkapan K3 sesuai dengan kaidah dan persyaratan pemasangan; 2. Mempersiapkan Pekerjaan Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri baik gambar pengawatan instalasi listrik, alat-alat instalasi, perlengkapan bantu, bahan-bahan instalasi dan perlengkapan K3 sesuai dengan kaidah dan persyaratan pemasangan; 3. Memasang Instalasi listrik Otomasi Listrik Industri dipasang sesuai dengan spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku serta dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (IP) yang
telah ditetapkan, menguji setiap rangkaian untuk memastikan tahanan
pembumian, tahanan isolasi dan polaritas sesuai dengan peraturan dan konstruksi, prosedur pemasangan dan K3 4. Memeriksa hasil pemasangan instalasi listrik Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri dan melakukan pemecahan apabila terdapat penyimpangan sesuai dengan persyaratan pemasangan; 5. Membuat laporan yang dibutuhkan pada pemasangan instalasi listrik Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 5 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
BAB II MERENCANAKAN PEKERJAAN
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam merencanakan pekerjaan memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri 1. Rencana kerja Rencana adalah
hasil proses
perencanaan berupa
daftar
ketetapan
tentang
langkah tindakan pada masa depan menyangkut kegiatan apa, siapa pelaksananya, di mana, kapan jadualnya dan berapa sumberdaya yang akan digunakan, serta pelbagai keterangan mengenai tolok ukurnya, dalam rangka mencapai hasil. Rencana digunakan manajemen untuk pedoman pengarahan kegiatan dan juga sebagai titik tolak proses pengendalian. 2. Menghubungi pihak terkait Menguhubungi personil yang berwenang adalah untuk koordinasi agar pekerjaan Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya . Koordinasi itu melibatkan personil-personil : a. Pengawas pekerjaan b. Penanggung jawab Panel Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri c. Kepala bagian lain yang menggunakan tenaga listrik d. Pekerja yang menggunakan tenaga listrik. 3. Merencanakan alat kerja material, K3 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan kerja adalah usaha – usaha yang dapat menjamin keadaan dan kesempurnaan pekerja beserta hasil karya dan alat – alat kerjanya di tempat kerja. Sedangkan kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha – usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit – penyakit atau gangguan kesehatan yang timbu;ll oleh faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit – penyakit umum. Perlindungan Sengatan Listrik ( Electrical Shock ) a.
Bahaya Sengatan Listrik
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 6 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Tubuh manusia dapat menghantarkan listrik. Bahkan arus lemah pun dapan mengakibatkan efek berat bagi kesehatan. Kejang-kejang, terbakar, kelumpuhan otot atau bahkan kematian, tergantung pada seberapa besar arus yang mengalir pada tubuh, sirkulasi aliran arus dan durasi waktu sengatannya. Simbol Peringatan Bahaya
Gambar 1 Simbol Peringatan Bahaya
4. Merencanakan perlengkapan utama Perlengkapan utama dalam merencanakan pekerjaan pemasangan Instalasi otomasi industri : a. Memilih peralatan tombol b. Merencanakan PLC menggunakan Input Output berapa sesuai mesin yang mau dikontrol, Merk plc. c. Rencanakan jenis kabel yang digunakan ukurannya sesuai dengan yang dibutuhkan pada pemasangan instalasi otomasi industri d. Rencanakan jenis Kontaktor menggunakan 24 Volt DC.
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam merencanakan pekerjaan memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri 1. Menyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwa yang di tetapkan. 2. Menghubungi pihak terkait bawa pekerjaan dikoordinasikan secara fektif. 3. Merencanakan alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan dengan benar
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 7 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
4. Merencanakan perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhk an disesuaikan dengan prosedur dan diperiksa sesuai dengan persyaratan yang berlaku. C. Sikap kerja Harus bersikap secara: 1. cermat, erapnteliti,taat azas. 2. cermat, erapnteliti,taat azas. 3. cermat dan teliti 4. cermat dan teliti
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 8 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
BAB III MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan memasang instalasi otomasi Industri 1. Prosedur perakitan dan pemasangan Instalasi listrik fasa tunggal Sebelum mengerjakan pemasangan Instalasi Bangunan Gedung perlu dipersiapkan terlebih dahulu prosedur pemasangan Instalasi yang meliputi : -
menyiapkangambar denah bangunan atau gambar situasi bangunan
-
Menentukan kapasitas daya listrik beban terpasang, ukuran kabel dan kapasitas peralatan proteksi
-
Menyiapkan peralatan APD dan peralatan/perkakas kerja
-
Menyiapkan seluruh kebutuhan bahan
-
Menyiapkan gambar kerja pemasangan instalasi sesuai standar SNI
-
Menyiapkan peralatan inspeksi untuk memeriksa kelaikan operasi
2. Macam-macam alat kerja, material, K3 a. Menyiapkan K3 Sebelum mengerjakan perakitan dan pemasangan instalasi otamasi listrik industri perlu dipersiapkan peralatan kerja yang meliputi peralatan kerja K3 atau APD (Alat K3 dan Pelindung Diri), peralatan kerja mekanik dan peralatan kerja listrik. Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L 'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan') Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) tidak hanya ditujukan kepada orang yang melakukan pekerjaan saja, akan tetapi juga ditujukan untuk keamanan peralatan kerja serta lingkungan kerja, antara lain : -
Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
-
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 9 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
-
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
Penyebab Kecelakaan Kerja Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak baik, seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD) misalnya ; helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan lain sebagainya. Tabel peralatan K3 (APD) Fisik NamaPeralatan
1.Helm pelindung
2.Pakaian kerja
3.Kaca mata pengaman
4.Sarung tangan
5.Sepatu pelindung
Gambar 6 : Macam-macam Alat Pelindung Diri (APD) untuk K3
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 10 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
b. Peralatan kerja mekanik
Tabel peralatan kerja mekanik Fisik Nama Peralatan
1.Hand bor impact 1mm sd 13 mm Tegangan 220 V/50 Hz
2. Mata bor 5mm sd 13 mm
3.Ramset 10 mm
4. Kunci shock rachet kit 4 sd 21 mm
5. Key hole saw 1 Inchi
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 11 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
6.Kunci pas/ring 8,9,10,11,12,13,14,15mm
7.Gergaji besi
8.Palu besi 1 kg
9.Senter punch
11. Mistar baja
12. Tangga Allumunium lipat 2 kaki, tinggi 1,5 m
c.
Peralatan Listrik
Peralatan kerja listrik
adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai kebutuhan kerja yang menuntut pekerjaan pemasangan instalasi seperti Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 12 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
pengerjaan memotong kabel, mengupas isolasi , harness kabel, pemasangan sepatu kabel, pemasangan end sleeve kabel, terminasi, pemeriksaan rangkaian listrik dan pengujian. Semua jenis peralatan listrik harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis pekerjaanya dan keselamatan kerjanya. Tabel peralatan listrik Nama Peralatan
Fisik
1. Obeng plat 1,2x 6,5x150 mm 2. Obeng plus 6 x 100 mm
3. Obeng plat 1x4x82 mm
4. Tes pen
5. Tang kombinasi 8 x 56 mm
6. Tang pemotong 64 mm
7. Tang pengupas kabel 0,5 sd 10 mm²
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 13 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
8. Tang pemotong kabel sd10 mm²
9. Tang press kabel end sleeve Sd 2,5 mm²
10. Tang press sepatu kabel 1,5 , 2,5 , 6 , 10, 16 mm²
11. Multi meter Analog ACV : 10V, 50V, 250V, 750V DCV : 0,25V, 2,5V, 10V, 50V, 250V, 1000V mA : 50µA sd 250 mA Ω : 1x, 10x, x100, x1k
13. Tang Amper Arus : 6, 15, 60, 150, 300 A ACV : 150, 300, 750 V
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 14 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
d. Material 1)
Macam-macam titik kontak.
Titik kontak merupakan sejenis sakelar untuk membuka-menutup atau menghubungkan-memutuskan, sebagian atau seluruh rangkaian listrik, seperti terlihat pada gambar dibawah. Titik kontak pada sebuah switch terdiri dari bagian yang bergerak (mobile) dan bagian yang diam (fixed), seperti pada gambar 2.
Gambar 2 Titik kontak
Berdasarkan cara kerjanya, titik kontak dibagi menjadi tiga macam, yaitu: titik kontak a, titik kontak b dan titik kontak c. 2). Titik Kontak a Titik kontak a ialah titik kontak yang menutup/terhubung apabila diberi energi dari luar dan terbuka/terputus apabila tidak mendapatkan energi dari luar. Energi ini dapat berupa energi listrik, energi mekanis, energi elektromagnetis, energi panas, atau pun sentuhan tangan.
Gambar 3 Titik kontak a.
Adapun kerja dari titik kontak a dapat dilihat pada gambar berikut. Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 15 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 4 Kerja titik kontak a.
Sedangkan simbol dari titik kontak a dapat dilihat pada gambar dibawah, dimana kontak gerak (bagian yang bergerak) diperlihatkan terpisah disebelah kanan dari lingkaran terminal (kontak diam).
Gambar 5 Simbol dari titik kontak a (NO).
Dikarenakan sifat titik kontak a yang pada kondisi normal berada dalam kondisi terbuka, titik kontak a dinamakan juga titik kontak NO (Normally Opened).
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 16 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
3) Titik Kontak b Titik kontak b merupakan titik kontak yang berada dalam kondisi terbuka apabila diberi energi dari luar dan berada dalam posisi tertutup dalam keadaan normal atau tidak mendapat energi dari luar. Dengan kata lain kontak b merupakan kontak pemutus.
Gambar 6 Titik kontak b.
Kerja dari kontak b dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7 Kerja titik kontak b.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 17 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Adapun simbol untuk kontak b diperlihatkan diperlihatkan pada gambar dibawah ini, dimana bagian yang bergerak (kontak gerak) diperlihatkan bersentuhan dengan bagian kiri dari titik terminal (kontak diam).
Gambar 8 Simbol titik kontak b (NC).
Dikarenakan sifat titik kontak b yang pada kondisi normal berada dalam kondisi tertutup, titik kontak b dinamakan juga titik kontak NC (Normally Closed). 4) Titik Kontak c Titik kontak c merupakan gabungan dari titik kontak a dan titik kontak b. Titik kontak ini mempunyai 3 terminal yaitu: terminal C (Common), Terminal NC (kontak b) dan dan terminal NO (kontak a). Pada keadaan keadaan normal C-NC terhubung dan C-NO berada dalam kondisi terputus. Dan apabila titik kontak ini mendapat energi dari luar, C-NO akan terhubung dan C-NC menjadi terputus. Oleh karena itu kontak c dinamakan juga kontak ganti.
Gambar 9 Titik kontak c.
Kerja dari kontak c dapat dilihat pada gambar berikut.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 18 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 10 Kerja titik kontak kontak c.
Sedangkan simbol gambar dari kontak c diperlihatkan seperti gambar dibawah, dimana kontak gerak bersentuhan dengan terminal NC dan akan beralih ke terminal NO apabila diberi energi.
Gambar 11 Simbol Titik kontak c.
5)
Button Switch
Switch button ini digunakan untuk pengendalian/pengaturan peralatan guna memberikan tanda-tanda hubung putus dsb. dan sakelar terhubung/terputus dengan cara menekan/menarik dengan tangan.
a)
Macam-macam Button Switch dan Simbolnya
Ditinjau dari titik kontaknya, ada 3 jenis button switch yaitu Normally Open (NO) button switch, Normally Close (NC) button switch, dan NO/NC button switch. b)
NO Button Switch.
NO Button Switch sesuai dengan namanya berada dalam posisi Open (terbuka) pada keadaan normal (button switch tidak ditekan) dan baru akan tersambung apabila ditekan (lihat gambar).
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 19 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 12: Ker a dan simbol NO Button c) NC Button Switch. NC Button Switch sesuai dengan namanya berada dalam posisi Closed (tertutup/tersambung) pada keadaan normal (button switch tidak ditekan) dan akan terputus/terbuka terputus/terbuka apabila ditekan (lihat gambar).
Gambar 13 Ker a dan simbol NC Button Switch d) NO/NC Button Switch. NO/NC Button merupakan gabungan dari NO dan NC button switch.
Gambar Gambar 14 Ker a dan simbol simbol NO NC Button Button Switch Switch
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 20 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
e) Bentuk tombol Ditinjau dari bentuk tombolnya, ada banyak type button switch seperti pada gambar dibawah:
Gambar 15 Bermacam bentuk Button switch. f) Penggunaan Contoh penggunaan button switch sesuai dengan typenya (bentuk tombolnya). Type Button
Penggunaanya
Switch Type Flat
Type konvensional dan banyak digunakan untuk start, stop dsb.
Type Proyek
Dapat
digunakan
dengan
beban,
seperti
diproyeksikan untuk start dan stop Type Mushroom
Mudah
ditempatkan
dan mudah
dijalankan,
untuk penghentian mendadak (emergency stop) Type Pull
Untuk tempat seperti pengoperasian dengan menghindarkan pengerjaan yang salah, seperti interlocking dsb.
Contoh penggunaan button switch sesuai dengan klasifikasi warna. Warna
Fungsi
Pemakaian Satu atau sebagian motor stop, tanpa
Merah
Stop
menggunakan chuk magnet, untuk penghenti, penghenti putaran
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 21 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kuning
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Emergenci Stop
Semua stop
Start kembali
Kembali pada putaran start pada
urutan normal
keadaan putaran belum sempurna
Start kembali dari henti mendadak
Dapat merusak fungsi lain Star putaran pada urutan tertentu,
Hitam / Hijau
Star
start sebuah atau sebagian dengan peralatan tambahan pada rangkaian, unit start, menambah chuk magnetik
Putih
Keadaan lain selain warna diatas
6) Select Switch
Switching kontak ini dilakukan melalui perputaran pada sudut batas tertentu dari bagian push button (bagian yang bergerak).
a.
Bentuk nyata dan simbolnya:
CS
COS
Gambar 16 Bentuk dan simbol dari select switch.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 22 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
b.
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Jumlah notch:
Ditinjau dari penggunaan/pembuatannya select switch ada yang mempunyai 2 atau 3 notchs seperti pada gambar dibawah. Off
Interlock
Indenpendent
On
Automatic
Gambar 17 notchs pada select switch c.
Kegunaan
Select switch dapat digunakan sebagai switch control (CS), yaitu untuk ON dan OFF sumber daya dsb. Selain itu dapat sebagai pemilihan tempat pengoperasian (change over switch / COS), contoh pemilihan methode pengerjaan seperti manual, otomatis, interlock atau independent.
7)
Rele Magnet
Gambar 18 Rele Magnet
Rele magnet merupakan switch yang bekerja secara otomatis karena efek medan magnet. Ada dua type rele magnet yaitu rele type hinge , dimana titik kontaknya type C (change over contact) dan rele type plunger, dimana titik kontaknya type A / B (NO / NC).
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 23 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
a. Rele Type Hinge
b. Coil ON
a. Coil OFF
R
R
R
coil Kontak A Kontak B
c. Simbol
Gambar 19 Rele Magnet type hinge.
b. Rele Type Plunger
(kontak gerak) (kontak diam/tetap) (kontak gerak)
(per)
(kumparan magnet) (inti diam/tetap)
a. Structur Relay type plunger
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 24 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
B contact
A contact
c. Coil ON
b. Coil OFF
R
R
R
Kontak B
coil
Kontak A
d. Simbol
Gambar 20 Rele Magnet type plunger.
Contoh penggambaran dan rangkaian control memakai rele Gambar berikut menggambarkan contoh pemakaian rele untuk mengontrol lampu (SL), serta penggambaran diagram rangkaian kontrol nya.
a. Wiring
b. Diagram
Gambar 21 Rangkaian nyata dan penggambaran simbolnya. Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 25 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Pada rangkaian ini, apabila button switch BS ditekan arus akan mengalir ke coil dari rele dan mengakibatkan titik kontak R terhubung sehingga lampu SL akan menyala.
8) Magnetic Kontaktor Magnetic Kontaktor adalah switch magnetik yang serupa dengan rele magnet dan biasanya digunakan untuk rangkaian kontrol yang menggunakan tegangan dan arus yang cukup besar dibandingkan rele.
Gambar 22 Magnetic kontaktor. Tegangan yang digunakan oleh magnit kontaktor adalah tegangan satu phasa (220V) dan tegangan 3 phasa (380 V). Simbolnya dapat dilihat pada gambar dibawah. a. Struktur dan prinsip kerja kontaktor Struktur kontaktor magnet adalah mirip dengan rele magnet type plunger seperti terlihat pada gambar dibawah. Hal yang berbeda dari rele magnet adalah bagian kontak utama (main contact) dan kontak tambahan (auxiliary contact) adalah untuk kapasitas arus yang besar yang dapat men-switch rangkaian utama supaya berdiri sendiri.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 26 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 23 Struktur dari magnetic kontaktor.
Cara kerja kontaktor magnet adalah sama sebagaimana rele magnet type plunger dan hal ini untuk menggambarkan inti kontak gerak (mobile core) dengan gaya magnetisasi dari kontak diam/fixed core (rangsangan kumparan magnet kontaktor) bila arus input dialirkan ke dalam coil (arus dialirkan dengan adanya tegangan listrik). Selanjutnya kontak gerak bergerak bersama dengan inti gerak (mobile core) yang mengakibatkan kontak diam (fixed contact) menjadi ON. Bila arus yang mengalir ke coil di putus, gaya magnet akan hilang dan mengakibatkan inti gerak dan kontak gerak kembali ke posisi semula akibat pengaruh dorongan pegas dan akibatnya kontak diam (fixed contact) menjadi OFF kembali.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 27 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
(kontak gerak) (kontak bantu)
(kontak diam) (inti gerak)
(kontak diam)
Gambar 24 Struktur dari magnetik kontaktor.
b. Simbol dan cara kerja Magnetik Kontaktor Gambar simbol suatu kontaktor magnet juga dinyatakan secara terpisah ke dalam kumparan dan kontaknya. Gambar simbol kumparan sama dengan pada rele magnet, tetapi kontak bantu diberikan berlainan dengan kontak utamanya (kontak utama untuk kapasitas besar, kontak bantu untuk rangkaian kontrol). Gambar berikut memperlihatkan kondisi kerja kontak dan coilnya. coil
Main contact
Aux. contact
MC
MC
MC
MC
arus
MC
MC
a. Coil OFF
b. Coil ON
Gambar 25 Simbol dan kerja magnetik kontaktor.
9)
Pengaman Arus lebih.
Pengaman arus lebih yang biasa digunakan dalam praktek sequence kontrol mekanik ini adalah Miniature Circuit Breaker (MCB) dan Thermal Over load (TOR).
Keduanya
mempunyai
fungsi
yang
sama
yaitu
memutuskan/
mengamankan rangkaian dari arus yang berlebihan. Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 28 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Sebagai pemutus rangkaian MCB dan TOR dilengkapi dengan pengaman thermis (bimetal) yang digunakan untuk beban atau hubung singkat. Berbeda di pemakaiannya, TOR lebih khusus digunakan untuk mengamankan arus lebih pada motor, sedangkan MCB dipakai pada instalasi umum.
10) Miniature Circuit Breaker (MCB) MCB memiliki dua komponen utama, yaitu bimetal dan coil. Pada prinsipnya MCB bekerja berdasarkan panas yang ditimbulkan oleh arus dan elektromagnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik. a.
MCB yang pemutusannya berdasarkan panas.
MCB ini memiliki bimetal yang berfungsi sebagai pemutus/penyambung. Untuk lebih jelasnya, lihat Thermal Overload Rele yang cara kerja nya sama dengan MCB type ini. b.
MCB yang pemutusannya berdasarkan elektro magnetik
Pemutusan dengan elektromagnetik bekerja dengan memanfaatkan medan magnet yang timbul akibat adanya arus listrik yang mengalir ke coil sehingga coil tersebut bersifat magnet. Reaksi yang ditimbulkan oleh coil menjadi magnet sangat cepat bilamana terjadi hubung singkat, karena arus yang ditimbulkan sangat besar sehingga coil dapat mengakibatkan terbukanya kontak MCB. Dalam hal ini menyebabkan aliran arus ke beban terputus.
11)
Thermal Overload Relay (TOR)
bimetal
I1
as
pegas
kontaktor Is
Gambar 26 TOR. TOR merupakan rele untuk mengamankan rangkaian/motor terhadap gangguan beban lebih. Beban lebih/arus lebih yang mengalir ke motor dapat menyebabkan Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 29 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
motor menjadi panas, bahkan motor akan terbakar. Beban lebih dapat diakibatkan diantaranya karena : a.Terlalu besar beban mekanik dari kemampuan motor. b. Arus start yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak. c. Terjadinya hubung singkat pada lilitan motor. d. Terputusnya salah satu phase dari motor 3 phase.
a. Prinsip kerja TOR Pada TOR terdapat bimetal, yaitu dua logam yang mempunyai titik muai yang berbeda. Jika arus yang mengalir ke motor melebihi harga nominalnya maka bimetal akan panas dan melengkung sehingga akan menggerakkan sakelar/titik kontak/pengungkit yang ada pada TOR itu sendiri (lihat gambar dibawah) yang mengakibatkan rangkaian terputus. TOR dapat direset secara manual setelah bimetal/heater dingin kembali.
a. TOR dalam keadaan normal
b. Terjadi kelebihan beban
Gambar 27 Kerja dari TOR.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 30 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
b. Struktur dan simbol TOR TOR mempunyai tiga buah plat bimetal yang dililit oleh kawat pemanas yang dihubungkan sesuai dengan phasa R, S, T. Struktur dan simbol dari TOR dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 28: Simbol TOR.
B. Lampu tanda (Indikator) Lampu tanda digunakan untuk perhatian bagi operator/pekerja akan indikasi sumber tenaga, kondisi switching dari pemutus/breaker dan penghubung, kondisi kerja peralatan-peralatan lain seperti start, stop, sedang beroperasi dsb.
a. Macam-macam lampu tanda Terdapat 3 macam jenis lampu sinyal yaitu: dengan transformator, dengan tahanan dan type tegangan total, seperti terlihat pada gambar dibawah
Gambar 29 Macam-macam lampu tanda.
Type yang menggunakan transformator dan tahanan bekerja dengan cara mengurangi tegangan yang diberikan kepada bohlamnya sampai 6-28 volt guna memperpanjang waktu pakai. Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 31 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Sedangkan type tegangan total digunakan pada tempat dimana cahaya terang dibutuhkan dan tegangan diatur oleh sumber daya (100 v /200 V) langsung dialirkan kepada bohlamnya. b. Simbol gambar dan klassifikasi warna Simbol gambar dari suatu lampu tanda diperlihatkan pada gambar dibawah dan pada umumnya simbol a. yang paling banyak digunakan. Simbol huruf dalam gambar (SL) dimaksudkan sebagai singkatan simbol lampu tanda (Signal Lamp).
SL
X
(a)
(b)
(c)
Gambar 30 Simbol dari lampu tanda.
Sebagai pembeda untuk bermacam type lampu tanda, orisinalnya penggambaran simbol lampu tanda dapat dilihat pada gambar berikut.
a. dengan transformator
b. dengan resistor c. tegangan total
Gambar 31 Simbol-simbol lampu tanda.
Warna dari bola lampu sinyal berbeda-beda dan klassifikasi warna dibuat dengan memasukkan simbol huruf kedalam lingkaran putih dari gambar simbol seperti terlihat pada daftar berikut ini. Agar tidak terjadi kesalahan dalam klassifikasi warna, setiap warna mempunyai arti tertentu. Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 32 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Klassifikasi warna Kuning
Tanpa
Warna
Merah
Hijau
Simbol huruf
RL
GL
YL (OL)
WL
CL
Close
Open
Sedang
Break
Ground
Penggunaan utama
Putih
Orange
warna
operasi operasi
Stop
Starting
Medium power source
12) Konversi Simbol-simbol Kontrol JIS-EIC (Japan International Standard International Electronic Comission)
Simbol-simbol dari komponen yang dipakai pada rangkaian kontrol berbeda antara standar jepang dengan standar eropa. Agar tidak terjadi kebingungan sewaktu membaca dan mendesign rangkaian kontrol, tabel berikut memperlihatkan konversi simbol-simbol komponen rangkaian kontrol antara standar Jepang (JIS) dan standar Eropa (IEC).
NO
Nama komponen
1.
Kontak NO
2.
Kontak NC
3.
Button Switch/saklar tombol
Simbol JIS
NO
4.
Lampu Tanda
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
GL
RL
Simbol IEC
NO
NC
YL WL
X
NC
X
X
X
Halaman: 33 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
5.
Kumparan Rele
6.
Titik kontak rele NO
7.
Titik kontak rele NC
8.
Kumparan magnet kontaktor
9.
Kontak bantu kontaktor
Kode Modul KTL.IK02.234.01
X
K
x
K
MC
Kontak utama
11.
Bimetal dari TOR
12.
Titik kontak TOR
MC
THR
X THR
T NC
Kontak langsung timer
T
T NO
16.
Kumparan Timer
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
THR
T NO
15.
X
NC
Kontak waktu / timer
K
NC
NO
13.
K
MC NO
10.
K
NC
T
NO
K NC
F
K NO
K NC
K NO
K NC
K NO
K NC
K
Halaman: 34 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
13)
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Motor Satu Phasa Dan Motor Tiga Phasa a.
Belitan Motor 1 Phasa
Gambar 32 Motor 1 phasa. Motor satu phasa mempunyai tiga terminal yaitu: common, starting dan running. Setiap kumparan mempunyai nilai-nilai tersendiri yang sudah ditentukan. Letak dan susunan ketiga terminal tsb. tidak sama untuk tiap model motor. Ada yang satu baris mendatar dan ada juga yang berbentuk segitiga, sebelum kita mencoba motor secara langsung kita harus terlebih dahulu mencari common, running dan starting dari terminal-terminal tsb. Untuk mencari terminal tsb. kita harus memakai AVO meter dengan skala yang kecil, karena hambatan dari kumparan motor kecil. Sebelum kita mulai mengukur dengan AVO meter semua hubungan kabel dari terminal dengan sumber tegangan harus dilepas terlebih dahulu. Seperti contoh dibawah ini adalah rangkaian terminal motor satu phasa jenis hermetik.
C
10 Ω 50 Ω
x
60 Ω
10 Ω
50 Ω
C
S
x
R
z
Kum. pembantu
Kum. utama
Kum. pembantu 60 Ω
S
Kum. utama
z
R
Gambar 33 Terminal motor. Misalnya pada terminal diatas yang tertera pada gambar kita ukur antara common dengan starting sebagai contoh didapat dengan nilai 50 Ohm. Kemudian kita ukur Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 35 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
lagi antara common dengan running diperoleh nilai 10 Ohm. Maka apabila kita ukur antara kumparan starting dengan running adalah hasil penjumlahan antara kumparan starting dan running atau 50 Ohm + 10 Ohm = 60 Ohm. Apabila kita menemukan motor yang tidak ada nama-nama terminalnya kita bisa menentukan
nama
terminal-terminal
motor
tsb.
dengan
cara
melakukan
pengukuran hambatan dari masing-masing terminal. Dari hasil pengukuran itu kita biasanya memperoleh tiga jenis hasil pengukuran. Langkah pertama adalah menentukan terminal common, yaitu berada didepan nilai hambatan yang paling besar. Sedangkan kumparan starting adalah urutan terbesar kedua. Dan untuk hambatan kumparan running adalah nilainya terkecil. b. Belitan Motor 3 Phasa
Gambar 34 Motor 3 phasa. Motor induksi 3 phasa mempunyai tiga buah belitan, sehingga ujung-ujung belitannya ada 6 buah, dan ujung-ujung belitan ini dinotasikan dengan huruf seperti gambar dibawah ini: U
V
W
U1
V1
W1
U2
V2
W2
atau
X
Y
Z
Gambar 35 Notasi belitan motor 3 phasa.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 36 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
c. Hubungan bintang-segitiga (Star-Delta)
Untuk menjalankan motor 3 phasa belitan motor dapat dihubungkan secara bintang (Y) atau segitiga (Δ). Untuk motor dengan daya yang kecil biasanya hanya dihubungkan bintang, sedangkan motor yang besar (≥5 PK) dihubungkan bintang segitiga (hubungan Y untuk start dan hubungan Δ untuk running dengan alasan untuk memperkecil arus mula (arus start) ). Hubungan Y dan hubungan Δ dari belitan motor dapat dilihat seperti gambar sbb: S
R
U
V
R
T
U
W
Y X Z V
S
X
Y
W
Z T
Gambar 36 Belitan Motor 3 Phasa Dalam hubungan Bintang (Y) R
U
S
V
S
R
T
U
W
V
T
W
atau
X
Y
R
S
Y
X
Z
Z
U Z
X
W V
Y
T
Gambar 37 Belitan Motor 3 Phasa Dalam Hubungan Segi Tiga (Δ)
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 37 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
d. Membalik putaran motor 3 phasa
Untuk membalik/merubah arah putaran motor 3 phasa dapat dilakukan dengan jalan merubah atau menukar hubungan dari 2 phasa ( 2 phasa ditukar hubungannya dan 1 phasa tetap ). Untuk masing-masing putaran (putaran kanan dan putaran kiri) ada 3 kemungkinan hubungan seperti pada tabel dibawah ini. PUTAR KANAN
PUTAR KIRI
U – R
U – T
V – S
V – S
W – T
W – R
U – T
U – T
V – S
W – R
W – R
W – S
U – S
U – T
V – T
V – S
W – R
W – R
3. Gambar pengawatan listrik fasa tunggal dan fasa tiga Otomasi Industri a. Gambar Rangkaian ON_OFF
Gambar 38 Rangkaian ON-OFF b. Rangkaian AND
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 38 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 39 Rangkaian AND c. Rangkaian OR
Gambar 40 Rangkaian OR
d. Rangkaian Interlock
Gambar 41 Rangkaian interlock e. Rangkaian ON delay Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 39 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 42 Rangkaian ON delay f. Rangkaian Self Holding
Gambar 43 Rangkaian Self Hoding g. Rangkaian Kontrol Motor sistim DOL
Gambar 44 Kontro motor system DOL
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 40 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
h. Rangkaian Kontrol Motor Forward-Reverse
Gambar 45 Forward-Reverse i. Rangkaian Bintang-Delta manual
Gambar 46 Bintang-Delta manual
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 41 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
j. Rangkaian Bintang delta otomatis
Gambar 47 Bintang delta otomatis 4.Jenis sistem perlengkapan utama Otomasi Industri PLC (Programmable Logic Controller) Sebuah PLC ( Programmable Logic Controller ) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses Konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan ( melalui sensor-sensor terkait ). Selanjutnya melakukan proses dan tindakan sesuai yang dibutuhkan, berupa menghidupkan atau mematikan keluaran ( logik 0 atau 1, hidup atau mati). Program ( yang umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram ) dirancang oleh pengguna yang disimpan dan dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 42 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 48 PLC OMRON CPM1A PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri
misalnya pada proses
pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik membutuhkan PLC. Contoh penggunan PLC ini, misalnya diinginkan kontrol menghidupkan sebuah solenoida selama 5 detik maka diperlukan saklar ON yang dikendalikan oleh pewaktu atau timer. Tetapi bagaimana jika yang dibutuhkan 10 saklar dan 10 solenoida, maka dibutuhkan 10 pewaktu. Kemudian bagaimana jika kemudian dibutuhkan informasi berapa kali masing-masing saklar dalam kondisi ON. Tentu saja akan membutuhkan pencacah eksternal, demikian seterusnya sehingga makin lama makin kompleks. Dengan demikian, semakin kompleks proses yang harus ditangani, semakin penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut ( sekaligus menggantikan beberapa alat yang di perlukan). Selain itu sistem kontrol proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain
(1)
:
1. Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan. 2. Kesulitan saat dilakukan penggantian dan perubahan. 3. Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan 4. Saat terjadi masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya lama.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 43 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sisem kontrol Proses konvensional, antara lain
(2)
:
1. Dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang dibutuhkan bisa berkurang hingga 80% 2. PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional ( berbasis relay). 3. Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat. 4. Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dlakukan dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian program, baik melalui terminal konsol maupun komputer. 5. Tidak membutuhkan spare part yang banyak, 6. Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional prosesnya cukup kompleks. 7. Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relay outo-mekanik. Selain keuntungan yang telah di sebutkan di atas maka ada kerugian yang di miliki oleh PLC, yaitu
(3)
:
1. Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau relay ke konsep komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang. 2. Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali dilakukan perubahan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi akan memboroskan biaya. 3. Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan yang tinggi,vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 44 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
4. Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan peralatan kontrol lainnya.PLC akan menjadi lebih efektif bila program pada proses tersebut di- upgrade secara periodik. Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut (4); 1. Programmable Menunjukan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya. 2. Logic Menunjukan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic ,yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya. 3. Controller Menunjukan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan. PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. Alasan utama perancangan PLC adalah untuk menghilangkan beban ongkos perawatan dan penggantian sistem kontrol mesin berbasis relay. Bedford Associates ( Bedford, MA
)
mengajukan usulan yang diberikan nama MODICON (Modular Digital C ontroller ) untuk perusahaan-perusahaan mobil di Amerika. Sedangkan perusahaan lain mengajukan sistem berbasis komputer (PDP-8). MODICON 084 merupakan PLC pertama di dunia yang digunakan pada produk komersial. Saat kebutuhan produksi berubah maka sistem kontrolnya pun berubah. Hal ini menjadi sangat mahal jika perubahannya terlalu sering. Karena relay merupakan alat mekanik, maka tentu saja memiliki umur hidup atau masa penggunaan yang terbatas, yang akhirnya membutuhkan jadwal perawatan yang ketat. Pelacakan kerusakan atau kesalahan menjadi cukup membosankan jika banyak relay yang digunakan. Bayangkan saja sebuah panel kontrol yang dilengkapi dengan monitor ratusan hingga ribuan relay yang terkandung pada sistem kontrol tersebut. Bagaimana kompleksnya melakukan pengkabelan pada relay-relay tersebut. Dengan demikian ’pengontrol baru’ ( the new controller) ini harus memudahkan para teknisi perawatan dan teknisi lapangan melakukan pemrograman. Umur alat harus menjadi lebih panjang dan program proses dapat dimodifikasi atau di ubah Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 45 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
dengan lebih mudah. Serta harus mampu bertahan dalam lingkungan industri yang keras. Kemampuan komunikasi pada PLC mulai muncul pada awal-awal tahun 1973. Sistem yang pertama adalah Modbus-nya MODICON. Dengan demikian PLC bisa melakukan komunikasi dengan PLC lain dan bisa ditempatkan lebih jauh di lokasi mesin sesungguhnya yang dikontrol. Sekarang, kemampuan komunikasi ini dapat digunakan untuk mengirimkan dan menerima berbagai macam tegangan untuk membolehkan dunia analog ikut terlibat. Pada tahun 1980-an dilakukan usaha untuk menstandarisasi komunikasi dengan protokol otomasi pabrik milik General Motor ( General Motor’s Manufacturing Automation Protocol ( MAP ). Juga merupakan waktu untuk memperkecil ukuran PLC dan pembuatan perangkat lunak pemrograman melalui pemrograman simbolik dengan komputer PC dari pada terminal pemograman atau menggunakan pemrogramam ( Handheld program). Sekarang, PLC terkecil seukuran sebuah kontrol relay ( seperti produk Zelio yang di gunakan dalam tugas akhir ini ). Pendekatan sistematik dalam Perancangan sistem kontrol Proses. Pertama, Anda perlu memilih suatu instrumen atau sistem yang hendak dikontrol; Sistem yang terotomasi bisa berupa sebuah mesin atau suatu proses yang kemudian disebut sebagai sistem kontrol proses. Fungsi dari sistem kontrol proses ini secara terus menerus akan mengamati sinyal-sinyal yang berasal dari piranti-piranti masukan (sensor) dan tanggapannya berupa suatu sinyal yang diberikan ke piranti keluaran eksternal yang secara langsung mengontrol bagaimana suatu sistem beroperasi atau bekerja. Kedua, Anda perlu menentukan semua instrumen masukan dan keluaran yang akan dihubungkan ke PLC: Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor dan lain sebagainya.
Sedangkan
piranti
keluaran
dapat
berupa
solenoida,
kran
elektromagnet, motor, telai, stater magnet begitu juga dengan instrumen lain yang bisa menghasilkan suara atau cahaya (lampu) dan lain sebagainya. Setelah menentukan kebutuhan semua piranti masukan dan keluaran, dilanjutkan dengan menentukan penggunaan jalur-jalur masukan dan keluaran pada PLC untuk piranti-piranti masukan dan keluaran yang sudah ditentukan tadi.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 46 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Ketiga, membuat program yang lebih di kenal dengan diagram tangga (untuk PLC) sesuai dengan jalannya proses yang diinginkan. Dalam hal ini bisa digunakan terminal konsol yang langsung berhubungan dengan PLC yang bersangkutan atau melalui komputer PC yang memiliki saluran komunikasi yang dibutuhkan untuk mentransfer porgram dari komputer PC ke PLC maupun sebaliknya. Keempat, Program disimpan ke dalam PLC; baik dilakukan secara langsung melalui terminal konsol maupun melalui komputer PC. Komponen-komponen PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang diadaptasi untuk keperluan aplikasi dalam dunia industri. Elemen-elemen dasar sebuah PLC ditunjukkan pada Gambar 49
Gambar 49 Elemen-elemen dasar PLC
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan memasang instalasi otomasi Industri 1. Menyiapkan prosedur perakitan dan pemasangan Instalasi
listrik fasa tunggal
dan atau fasa tiga sesuai dengan persyaratan yang berlaku 2. Memeriksa macam alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan untuk memastikan berfungsi baik dan aman 3. Menyiapkan gambar pengawatan Listrik fasa tunggal dan/atau fasa tiga untuk diserahkan pada personal yang tepat. 4. Menyiapkan jenis sistem perlengkapan utama dan perlengkapan yang dibutuhkan dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang dibutuhkan Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 47 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan memasang instalasi otomasi Industri 1. Harus bersikap cermat, teliti,taat azas dalam menyiapkan prosedur perakitan dan pemasangan Instalasi listrik fasa tunggal 2. Harus bersikap cermat dan teliti dalam memeriksa macam alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan untuk memastikan berfungsi baik dan aman 3. Harus cermat,teliti dalam Menyiapkan gambar pengawatan Listrik fasa tunggal 4. Harus cermat,teliti dalam menyiapkan jenis sistem perlengkapan utama dan perlengkapan yang dibutuhkan dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang dibutuhkan
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 48 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
BAB IV MEMASANG INSTALASI LISTRIK A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memasang Instalasi Listrik Otomasi Industri 1. Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan atau tidak suatu kegiatan pekerjaan yang mungkin dapat terjadi kepada si pekerja maupun kepada orang lain, mesin, alat dan lingkungan kapan saja dan dimana saja. Alat-alat keselamatan kerja antara lain: a.
Pakaian kerja atau baju pelindung;
b.
Safety shoes
c.
Topi atau helm
d.
Sarung tangan (Gloves)
e.
Kacamata
f. Masker Pencegahan terjadinya kecelakaan ditempat kerja/praktek harus memperhatikan beberapa factor antara lain :
Pastikan sempurna alat-alat
Pastikan sempurna pakaian kerja
Harus disiplin dalam menggunakan alat-alat
Harus hati-hati dan konsentrasi pada pekerjaan
Pastikan sudah memahami & menguasai cara kerja suatu mesin atau alat
Pastikan kondisi tubuh sebelum bekerja dalam keadaan sehat
Disiplin pribadi saat kerja Setiap pekerja (siswa), dalam suatu industri maupun institusi pendidikan harus mempunyai disiplin terutama pribadinya sendiri seperti :
Disiplin terhadap waktu kerja
Disiplin terhadap janji baik pribadi ataupun dalam pekerjaan
Disiplin dalam menempatkan suatu kebenaran dalam tempatnya
Tidak menyimpang dari apa yang ditugaskan
Hormat pada atasan maupun bawahan
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 49 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Tanggung jawab pekerja atau siswa terhadap K3 Pekerja atau siswa mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
Harus mentaati peraturan dan intruksi yang benar dari atasannya
Bertindak benar dan tepat pada waktu terjadinya kecelakaan
melaporkan segera, bila mana terjadi kecelakaan
menyelidiki dan menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan atau kerusakan pada mesin
Bekerja dengan penuh konsentrasi dan hati-hati
2. Cara merakit peralatan /material Instalasi Listrik Siapkan peralatan pendukung sesuai kebutuhan. Cara menyiapkan peralatan Lakukan pemeriksaan secara seksama terhadap semua peralatan yakinkan semua peralatan yang berbasis mekanik maupun berbasis listrik dalam kondisi siap pakai atau baik. a. Cara merakit rangkaian ON-OFF 1) Siapkan gambar kendali ON-OFF ( gambar 38 rangkaian ON OFF) 2) Identifikasi rangkaian ON-OFF apa saja yang termasuk Input maupun Output
3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 50
Gambar 50 Wiring Rangkaian On-Off
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 50 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
b. Cara merakit rangkaian AND 1) Siapkan gambar kendali AND ( gambar 39 rangkaian AND) 2) Identifikasi rangkaian AND apa saja yang termasuk Input maupun Output 3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 51
Gambar 51 Wiring Rangkaian AND c. Cara merakit rangkaian OR 1) Siapkan gambar kendali OR ( gambar 40 rangkaian OR) 2) Identifikasi rangkaian OR apa saja yang termasuk Input maupun Output 3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 52
Gambar 52 wiring rangkaian OR Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 51 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
d. Cara memasang wiring rangkaian Interlock 1) Siapkan gambar kendali Interlock ( gambar 41 rangkaian Interlock) 2) Identifikasi rangkaian Interlock apa saja yang termasuk Input maupun Output 3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 53
Gambar 53 Wiring rangkaian interlock e. Cara memasang wiring rangkaian ON Delay 1) Siapkan gambar kendali on delay ( gambar 42 rangkaian on delay) 2) Identifikasi rangkaian ON-delay apa saja yang termasuk Input maupun Output 3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 54
Gambar 54 Wiring rangkaian On delay
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 52 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
f. Cara memasang wiring rangkaian self holding 1) Siapkan gambar kendali self holding ( gambar 43 rangkaian self holding) 2) Identifikasi rangkaian self holding apa saja yang termasuk Input maupun Output 3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 55
Gambar 55 Wiring rangkaian self holding g. Cara memasang wiring rangkaian DOL 1) Siapkan gambar kendali DOL ( gambar 44 rangkaian DOL) 2) Identifikasi rangkaian DOL apa saja yang termasuk Input maupun Output 3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 56 4) Memasang rangkaian daya gambar 57
Gambar 56 Wiring rangkaian DOL Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 53 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 57 Rangkaian Daya DOL h. Cara memasang wiring rangkaian Pembalik Putaran 1) Siapkan gambar kendali Pembalik Putaran ( gambar 45 rangkaian Pembalik Putaran) 2) Identifikasi rangkaian Pembalik Putaran apa saja yang termasuk Input maupun Output 3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 58 4) Memasang rangkaian daya gambar 59
Gambar 58 Pembalik Putaran
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 54 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 59 rangkaian daya pembalik putaran i. Cara memasang wiring rangkaian Bintang Delta 1) Siapkan gambar kendali Bintang Delta ( gambar 46 rangkaian Bintang Delta) 2) Identifikasi rangkaian Bintang Delta apa saja yang termasuk Input maupun Output 3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 60 4) Memasang rangkaian daya gambar 61
Gambar 60 Wiring PLC Bintang Delta
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 55 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 61 Rangkaian Daya Bintang Delta j. Cara memasang wiring rangkaian Bintang Delta Otomatis 1) Siapkan gambar kendali Bintang Delta Otomatis ( gambar 47 rangkaian Bintang Delta Otomatis) 2) Identifikasi rangkaian Bintang Delta apa saja yang termasuk Input maupun Output 3) Berikutnya Pemasangan instalasi Otomasi seperti gambar 62 4) Memasang rangkaian daya gambar 63
Gambar 62 Pemasangan Wiring PLC Bintang delta otomatis
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 56 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Gambar 63 Pemasangan Wiring PLC Bintang delta otomatis 3. Pengertian IP dan fungsi IP Dalam memasang peralatan dan material harus sesuai dengan Indeks Proteksi (IP) yang telah ditetapkan. Kode IP ini terdiri dari dua digit dan selalu tercantum pada body peralatan dan material yang telah dikeluarkan oleh pabrik.
Klasifikasi dari Indeks Proteksi adalah sebagai berikut:
Angka pertama
Angka kedua
Perlindungan terhadap benda padat
Perlindungan terhadap benda cair
IP
Test
IP
Test
0
Tanpa perlindungan
0
Tanpa perlindungan
1
Perlindungan terhadap benda
1
Perlindungan terhadap air yang jatuh
padat hingga 50mm seperti
secara vertikal
tersentuh oleh tangan tanpa sengaja
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 57 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
2
Perlindungan terhadap benda
Kode Modul KTL.IK02.234.01
2
Perlindungan terhadap semprotan air langsung hingga 15 0 dari arah vertikal
padat hingga 12mm seperti tersentuh oleh jari jari tangan tanpa sengaja 3
Perlindungan terhadap benda
3
padat lebih dari 2,5mm (alat
Perlindungan terhadap semprotan 60 0 dari arah vertikal
alat kerja + kabel kabel kecil) 4
Perlindungan terhadap benda
5
Perlindungan terhadap air yang
padat lebih dari 1mm (alat alat
disemprotkan dari segala arah pada
kerja + kabel kabel kecil)
batas yang diizinkan
Perlindungan terhadap debu –
6
4
5
Perlindungan terhadap air jet
terbatas pada unsur yang
bertekanan rendah dari segala arah
diizinkan ( tidak berbahaya)
pada batas yang diizinkan
Perlindungan total terhadap
6
debu
Perlindungan terhadap air jet bertekanan rendah seperti untuk penggunaan pada dek kapal pada batas yang diizinkan.
7
Perlindungan terhadap efek pembenam antara 15cm dan 1m
8
Perlindungan terhadap pembenaman dibawah tekanan dalam waktu yang lama.
Tabel Indeks Proteksi 4. Cara pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan a.
Periksa apakah memasang instalasi otomasi industri yang dirakit sudah sesuai dengan gambar kerja
b. Periksa apakah peralatan pengaman yang terpasang sudah laik operasi c.
Periksa apakah kabel yang digunakan sudah laik operas
d. Periksa titik-titik koneksinya sudah laik operasi
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 58 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
e. Periksa terminal penghantar netral apakah pada satu titik koneksi ada kabel masukan dan kabel keluaran yang bertumpuk f.
Periksa apakah semua fungsi kendali otomasi industri, metering, signaling sudah laik operasi
g. Periksa apakah sudah memenuhi kewajiban criteria AMAN, AMDAL dan AKRAB LINGKUNGAN. 5. Cara menguji setiap rangkaian listrik otomasi industriuntuk memastikan tahanan pembumian.
Cara penyambungan kabel Grounding ke rangkaian Otomasi industri a. Kawat BC 10 mm² dipotong dengan ukuran yang sudah ditentukan. b. Pada kedua ujung kabel dipasangkan kabel skun 10 mm², setiap skun kabel dikuatkan dengan menggunakan tang pres dengan prosedur yang tepat dan benar. c. Salah satu ujung kawat BC disambungkan ke bar grounding pada box control grounding, dan ujung yang lainnya disambungkan ke bar grounding pada Motor. Kuatkan setiap sambungan dengan cara mengencangkan baut pada terminal. d. Kawat BC 10 mm² dipotong dengan ukuran yang sudah ditentukan. e. Pada kedua ujung kabel dipasangkan kabel skun 10 mm², setiap skun kabel dikuatkan dengan menggunakan tang pres dengan prosedur yang tepat dan benar. f. Salah satu ujung kawat BC disambungkan ke bar grounding Motor, dan ujung yang lainnya disambungkan ke bagian PLC.
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam memasang Instalasi Listrik Otomasi Industri 1. menerapkan prosedur K3 dengan benar 2. merakit peralatan / material Instalasi Listrik dengan spesifikasi rancangan dan persyaratan yang berlaku. 3. merakit Instalasi listrik dengan tingkat pengamanan yang ditetapkan 4. memeriksa kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan sesuai prosedur 5. menguji setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 59 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam memasang Instalasi Listrik Otomasi Industri 1. Harus bersikap cermat, teliti, taat azas dalam menerapkan prosedur K3 dengan benar 2. Harus bersikap termat, teliti, dan taat asas dalam merakit peralatan / material Instalasi Listrik dengan spesifikasi rancangan dan persyaratan yang berlaku. 3. Harus bersikap termat, teliti, dan taat asas dalam Pengertian IP dan fungsi IP 4. Harus bersikap cermat, teliti, ,taat asas Cara pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan 5. Harus bersikap cermat, teliti, ,taat asas dalam Cara menguji setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 60 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
BAB V MEMERIKSA PEKERJAAN A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa Pekerjaan
instalasi Listrik
Otomasi Industri 1. Cara pengidentifikasi penyimpangan Setelah melakukan pemeriksaan terhadap unjuk kerja PLC dan peralatannya, jika unjuk kerjanya belum sesuai dengan yang diharapkan segera lakukan identifikasi terhadap penyimpangan yang terjadi dan catat dalam sebuah laporan singkat. Langkah memeriksa penyimpangan pada plc : h. PLC dikomunikasikan dengan Komputer dengan menggunakan kabel RS-23. i. PLC di jalankan dengan memilih ikon RUN j. Setelah komunikasi periksa dengan layar monitor, periksa mana output atau input yang tidak bekerja. k. Catat komponen apa yang terjadi pada penyimpangan, program atau peralatan input atau output. l. Setelah di ketahui terjadi penyimpangan kalau program maka program harus di edit dan PLC harus dalam keadaan stop. m. Kalau Hardware peralatan output maka harus di ganti n. Kalau program sudah diedit maupun hardware Output diganti maka plc harus kembali di RUN. 2. Pemecahan penyimpangan Setelah PLC diprogram, langkah selanjutnya adalah jalankan PLC dan peralatannya kemudian amati dan periksa apakah PLC dan peralatannya telah beroperasi dengan benar sesuai dengan unjuk kerja kendali yang diharapkan.
3. Alternatif yang di pilih memeriksa pekerjaan Berdasarkan catatan yang telah dibuat tentang penemuan penyimpangan unjuk kerja yang terjadi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa untuk menemukan alternatif pemecahan atau solusi untuk mengatasi penyimpangan penyimpangan tersebut.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 61 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
B. Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa pekerjaan instalasi Listrik Otomasi Industri 1. pengidentifikasian penyimpangan yang terjadi yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dan melakukan pemeriksaan. 2. menetapkan alternatif pemecahan penyimpangan yang terjadi sesuai prosedur yang berlaku. 3. menerapkan alternatif yang dipilih sesuai dengan persyaratan
C. Sikap kerja yang dibperlukan dalam memeriksa pekerjaan instalasi Listrik Otomasi Industri 1. Harus bersikap cermat, teliti, ,taat asas dalam pengidentifikasian penyimpangan yang terjadi yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dan melakukan pemeriksaan 2. Harus bersikap cermat, teliti, ,taat asas dalam menetapkan alternatif pemecahan penyimpangan yang terjadi sesuai prosedur yang berlaku. 3. Harus bersikap cermat, teliti, ,taat asas dalam menerapkan alternatif yang dipilih sesuai dengan persyaratan
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 62 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
BAB VI MEMBUAT LAPORAN
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam membuat laporan 1. Cara membuat laporan Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan / menyajikan informasi-informasi faktual secara ringkas ( concise ) dan akurat, tanpa rincian-rincian yang tidak relevan. Tujuannya untuk membantu dalam pengambilan keputusan, menetapkan perubahan dan atau peningkatan (improvement) serta pemecahan masalah. Laporan memuat fakta logis yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan personal dan dipengaruhi oleh subjektivitas penulisnya.
Susunan suatu laporan Jika membuat laporan, maka maka harus jelas dalam pikiran anda, apa yang akan disampaikan dan bagaimana susunannya Susunan suatu laporan dapat terdiri atas:
Heading
Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementara kepada pembaca, tentang apa laporan tersebut. Dengan heading juga ada catatan kecil yang menyatakan kepada siapa laporan tersebut ditujukan.
Pendahuluan
Meskipun tidak terlalu panjang, pendahuluan suatu laporan adalah sangat penting, karena akan memberikan “over view”
tentang isi laporan, dan pembaca akan
mengetahui apakah laporan tersebut berkenaan
dan berkepentingan dengannya.
Rangkuman harus akurat dan tidak boleh menyimpang, dan menyatakan secara singkat isi dan maksud laporan
Isi laporan
Isi laporan biasanya merupakan bagian terbesar dari suatu laporan, yang secara jelas menyatakan masalah dan segala sapek yang berkaitan dan juga berisinkan analisis masalah, sifat masalah dan penyebabnya. Karena masalah yang dilaporkan berbeda-beda, maka tidak ada ketentuan yang baku untuk menulis isi laporan.
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 63 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Masing-masing laporan mempunyai kepentingan yang berbeda, jika perlu dibagi kedalam judul dan sub-judul. Laporan mungkin berkenaan dengan: »
Suatu test/pemeriksaan yang telah dilakukan
»
Suatu dimensi yang telah diambil berkenaan dengan produk
»
Mungkin sketch untuk menglklarifikasi atau menjelaskan
»
Jumlah komponen atau memerlukan komponen dari supplier
Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat banyak hal, jangan ragu-ragu untuk membuat judul-judul dan sub judul, sehingga jelas bagi yang membuatnya maupun yang harus membaca dan memahaminya.
Kesimpulan
Kesimpulan akan menyimpulkan semua informasi yang telah dikumpulkan di dalam isi laporan. Kadang-kadang kesimpulan dapat diitemasi, sehingga pembaca dapat lebih mudan menemukan dan mengikutinya serta memahaminya. Yang penting adalah bahwa kesimpulan harus konsisten dengan apa yang telah ditulis dalam laporan.
Jika tidak, laporan akan kehilangan kredibilatasnya. Jika laporan cukup
singkat dan hanya berkenaan dengan satu masalah yang sederhana, maka kesimpulannya mungkin termasuk rekomendasi dan saran-saran. Tetapi jika laporan cukup panjang, dan berkaitan dengan sejumlah masalah dan kemungkinan, maka rekomendasi dapat ditempatkan pada judul lain yang terpisah. Jika ada saran-saran berkenaan dengan sejumlah point dan digabungkan dengan kesimpulan, laporan akan nampak kacau balau dan pembaca tidak akan memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang ingin anda sampaikan.
Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran. Rekomendasi yang anda buat haruslah menyuarakan dan berdasarkan pada fakta yang ada pada isi laporan. Rekomendasi dapat diitemasi . Saran yang anda ajukan harus didefinisikan dengan baik, ringkas dan menyampaikan ide secara tepat.
Penutup laporan
Penutup laporan adalah penanda tanganan. Anda harus menuliskan nama dan seksi/bagian dari mana anda berasal, kemudian tanda tangan atas nama anda sendiri. Jika laporan telah selesai dibuat/ditulis, baca kembali untuk memeriksa Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 64 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
kesalahan ejaan, dan ketidak tepatan tata bahasa. Adalah hal yang baik jika orang lain suruh membaca dan memeriksa. Orang lain biasanya lebih objektif dari pada penulisnya sendiri. Jika anda tidak puas dengan tulisan laporan anda, tulislah ulang dan yakinkan tulisan anda bersih dan rapih.
Anda dapat mengeditnya sendiri pada komputer atau
menyuruh orang lain. Jika laporan lebih dari satu lember, berilah halaman untuk setiap halamannya dan distaple bersama-sama. Sebelum menyampaikan laporan kepada orang yang dituju, buatlah salinan/copi untuk arsip anda sendiri.
2. Cara membuat berita acara Berita acara kegiatan adalah laporan suatu kegiatan yang memuat keterangan meliputi; nama kegiatan, orang yang melaksanakannya, waktu pelaksanaan, dan tahap tahap kegiatan yang dilakukan dari awal hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut.
B. Keterampilan yang diperlukan dalam membuat laporan 1. membuat laporan perakitan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku 2. membuat berita acara perakitan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam membuat laporan 1. Harus bersikap cermat, teliti dalam membuat laporan perakitan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku 2. Harus bersikap termat dalam membuat berita acara perakitan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 65 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
DAFTAR PUSTAKA A. Dasar Perundang-undangan 1. B. Buku Referensi 1. ________,2006 Program Controleer Instructions Reference manual Japan omron 2. ________, Afianto Eko Putra, 2007 : PLC Konsep, Pemograman dan Aplikasi, Yogyakarta,
3. ________, Setio Ibn Yatmin, 2009 : Keuntungan dan kerugian PLC 4. _________,Ervan Haryanto, 2010 : Pengembangan Perangkat lunak pengendali motor servo dengan berbasis PLC dengan HMI Touchscreen
C. Majalah atau Buletin 1. – D. Referensi Lainnya 1. Browsing Internet, mariankurniawan24.blogspot.com/.../kontrol-star-delt. 2. Browsing Internet, https://royers.wordpress.com/.../mengoperasikan-motor 3. Browsing Internet, https://www.ia.omron.com/products/.../programmablecontrollers/
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 66 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN A. Daftar Peralatan/Mesin No.
Nama Peralatan/Mesin
1.
Komputer
2.
Tang
3.
Pengupas Kabel
4.
PLC
5.
Rel PLC
6. 7. 8.
Keterangan Untuk di ruang teori
Avo Meter Tang Potong Obeng
9. 10. 11.
B. Daftar Bahan No.
Nama Bahan
1.
Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, buku penilaian)
2.
Kertas HVS A4
3.
Spidol whiteboard
4.
Spidol marker
5.
Kertas chart (flip chart)
6.
Kabel NYAF
7.
Terminal Kabel
8.
Kabel NYA
9.
Skrup
10.
Sepatu Kabel
11.
Kabel Tea
12.
Kontaktor
13.
Relay
14.
Lampu
15.
MCB
16.
Tombol
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Keterangan Setiap peserta
Halaman: 67 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
LAMPIRAN Lampiran 1 Contoh Kuesionr\er
Contoh Kuesioner Kejuruan
:
Mulai Diklat
: Tgl. Bln.
Thn. 200…
Akhir Diklat
: Tgl. Bln.
Thn. 200…
: Tgl. Bln.
Thn. 200…
Pengisian Angket
Peserta diklat yang kami hormati, Dalam rangka meningkatkan pelayanan kami terhadap peserta diklat, maka kami sangat memerlukan masukan, komentar dan tanggapan dari Anda sebagai bagian dari evaluasi terhadap proses penyelenggaraan diklat di lembaga ini. Mohon dibaca dan disimak pernyataan / pertanyaan pada kolom pernyataan / pertanyaan di bawah ini, lalu pilih salah satu dari 5 (lima) kemungkinan jawaban yang tersedia, yaitu yang paling sesuai dengan yang Anda rasakan / alami. Berilah tanda cek/cakra pada kotak yang tersedia ( X ). Makin ke kiri letak pilihan yang dicakra berarti Anda semakin puas atau semakin baik. Demikian juga sebaliknya jika semakin ke kanan berarti semakin tidak puas atau semakin kurang. Demikian, atas partisipasi Anda mengisi angket ini terlebih dahulu kami ucapkan banyak terima kasih.
NO
BERKENAAN DENGAN PROGRAM
1
3 4 5
Program diklat yang diberikan Kemanfaatan program diklat (mencari kerja atau mandiri) Kelengkapan materi pelajaran teori yang diberikan Kelengkapan materi praktek yang diberikan Kelengkapan modul diklat yang diberikan
NO
BERKENAAN DENGAN FASILITAS
2
1 2
a
Saya merasa b c d
e
a
Saya merasa b c d
e
Kelengkapan alat Bantu belajar di ruang teori atau di kelas Kelengkapan bahan, alat dan mesin untuk prakter di workshop
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 68 dari 70
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan Listrik sub. Bidang Otomasi Industri
Kode Modul KTL.IK02.234.01
Kenyamanan dan keteraturan belajar di ruang teori / kelas 4 Kenyamanan dan keteraturan praktek di workshop Fasilitas umum berupa toilet, tempat istirahat, dan 5 lingkungan Akomodasi / asrama (sarana belajar, toilet, alat 6 kebersihan dll:)* 7 Pelayanan dan nilai gizi konsumsi* 3
NO
BERKENAAN DENGAN MANAJEMEN
1 2 3
Pelayanan informasi dan pendaftaran Pelayanan administrasi Pelayanan kesehatan (bila sakit) Perhatian terhadap masalah yang dihadapi (bila ada) Penegakan disiplin bagi siswa dan instruktur/pelatih Keamanan, kenyamanan dan ketertiban lingkkungan
4 5 6
Judul Modul: Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri Buku Informasi Versi: 2015
a
Saya merasa b c d
e
Halaman: 69 dari 70