BUDIDAYA LELE
I. Pendahuluan. Pendahuluan. Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu petani lele dengan paket produk dan teknologi. II. Pembenihan Lele. Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele. III. Sistem Budidaya. Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu : 1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan j antan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan,
sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya. 2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk. 3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi). Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele. IV. Tahap Proses Budidaya. A. Pembuatan Kolam. Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai : Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain. Kolam pemeliharaan induk . Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari
sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya. 2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk. 3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi). Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele. IV. Tahap Proses Budidaya. A. Pembuatan Kolam. Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai : Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain. Kolam pemeliharaan induk . Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari
ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya. B. Pemilihan Induk Induk jantan mempunyai tanda : - tulang kepala berbentuk pipih - warna lebih gelap - gerakannya lebih lincah - perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung - alat kelaminnya berbentuk runcing. Induk betina bertanda : - tulang kepala berbentuk cembung - warna badan lebih cerah - gerakan lamban - perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat. C. Persiapan Lahan. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi : - Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit. - Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan. - Pemasukan Air . Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele. Pada tipe kolam berupa bak, bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah : - Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya. - Penjemuran bak agar kering dan bibit bibi t penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama D. Pemijahan. Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele. E. Pemindahan. Cara pemindahan : - kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang. - samakan suhu pada kedua kolam - pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring. - pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air. F. Pendederan. Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini. V. Manajemen Pakan. Pakan anakan lele berupa : - pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 4 hari. - Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya. - Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung
berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal. VI. Manajemen Air. Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik : - air harus bersih - berwarna hijau cerah - kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm). Ukuran kualitas air secara kimia : - bebas senyawa beracun seperti amoniak - mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C). Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2. VI. Manajemen Kesehatan. Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi
lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai. 23:43:00 | |
Senin, 26 April 2010
PENTINGNYA SELEKSI BIBIT LELE (GRADING)
Seperti halnya pemeliharaan bibit ikan gurame, pada usaha pembibitan lele pun diperlukan adanya tahapan seleksi bibit pada setiap interval waktu tertentu. Di kalangan para pembudidaya ikan, aktifitas ini dikenal dengan istilah 'grading' . Prakteknya adalah dengan memisahkan bibit ikan menjadi beberapa golongan berdasarkan ukurannya. Pada dasarnya seleksi bibit memang perlu dilakukan agar tercapai tingkat keseragaman ukuran (sesuai umur ikan) sekaligus untuk mendapatkan bibit yang berkualitas ; sehat, tidak cacat dan memiliki laju pertumbuhan yang baik. Alasan rasional lainnya adalah bahwa lele tergolong ikan yang bersifat... kanibal sehingga jika tidak segera diseleksi dan dipisahkan ruang pemeliharaannya maka lele yang tumbuh lebih cepat (lebih besar) cenderung akan memangsa lele-lele lainnya yang berukuran lebih kecil.
Seleksi bibit lele dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya para pembudidaya memilih cara manual yang cukup praktis menggunakan peralatan sederhana yakni berupa susunan saringan benih lele yang terbuat dari ember plastik berlubang-lubang (perforated). Ember jenis
ini biasanya banyak tersedia di pasar-pasar ikan tradisional ataupun di beberapa poultry yang menyediakan peralatan dan perlengkapan budidaya perikanan. Diameter lubang-lubang penyaring pada setiap ember biasanya telah dibuat seragam, sesuai dengan ukuran standar benih lele. Dalam prakteknya terkadang diperlukan 2 sampai 3 susunan ember yang berbeda dalam satu kali proses penyaringan terutama jika ukuran bibit lele yang dikehendaki ternyata cukup bervariasi. Saat dilakukan proses seleksi bibit, ember-ember penyaring ini disusun berdasarkan ukuran diameter lubang-lubang penyaringnya. Ember dengan ukuran diameter lubang-lubang penyaring terbesar berada pada urutan teratas dan ember dengan ukuran lubang-lubang penyaring yang lebih kecil berada pada urutan berikutnya. Demikian seterusnya hingga ember dengan diameter lubang penyaring paling kecil yang sesuai dengan kebutuhan dan variasi ukuran bibit yang dikehendaki.
Variasi ukuran bibit lele 2/3 hingga 4/6
Proses seleksi bibit lele melalui penyaringan
Bibit yang berukuran lebih besar atau kecil dipisahkan
Awal seleksi bibit lele biasanya dimulai pada rentang waktu 12 hingga 17 hari setelah fase penetasan telur. Telur-telur yang gagal menetas dan benih yang mati hendaknya dipisahkan sesegera mungkin dari lingkungan bak tetas agar tidak menjadi sumber penyakit bagi benih-benih lainnya. Setelah 4 - 6 hari kemudian atau setelah kantung kuning telur (yolksack) pada setiap larva lele habis terserap maka benih akan terlihat lincah bergerak mencari makanan alami yang ada di sekitarnya. Selama 12-17 hari berikutnya benih lele ini telah dapat diberi makanan alami berupa cacing sutera (tubifex) dan pakan buatan (pellet) yang berbentuk serbuk (halus) yang diberikan secara berangsur-angsur hingga benih lele mencapai ukuran standar 2/2 dan 2/3. Pada saat inilah pertama kalinya seleksi (grading) bibit
lele mulai dilakukan. Dalam proses seleksi, bibit lele yang berukuran lebih kecil (kerdil atau 'krucilan' ) disisihkan dan dipelihara di tempat terpisah, demikian pula halnya dengan bibit yang berukuran lebih besar ('bongsor' atau 'longgoran' ), bibit yang terserang penyakit atau bahkan bibit yang cacat.
Jika dikehendaki, bibit lele hasil seleksi pertama ini sebenarnya telah dapat dijual namun jika tidak maka bibit lele dapat dipelihara lagi selama lebih kurang 21 hari untuk kemudian dilakukan seleksi (grading) kembali. Seleksi bibit lele pada tahap kedua ini akan menghasilkan dua ukuran standar yakni 3/5 dan 4/6. Sama halnya dengan proses seleksi pertama, masingmasing ukuran standar 3/5 dan 4/6 ini dipisahkan demikian pula dengan bibit yang berukuran 'krucilan' maupun 'longgoran' . Bagi pembudidaya ikan di Kulon Progo yang menekuni segmen pembibitan, seleksi bibit (grading) pada ukuran 3/5 atau 4/6 ini merupakan saat panen karena ukuran bibit inilah yang paling banyak diminati oleh pembudidaya pada segmen pembesaran atau yang menekuni pemeliharaan lele hingga mencapai
ukuran konsumsi (8-12 ekor/ kilogram). Namun ada pula beberapa pembudidaya segmen pembibitan yang memilih memelihara kembali bibit lele berukuran 3/5 atau 4/6 tersebut hingga mencapai ukuran 5/7 dan 7/9 selama lebih kurang 15 dan 21 hari masa pemeliharaan. Umumnya hal ini dilakukan untuk memenuhi pesanan bibit dari para pembudidaya lele di luar daerah Yogyakarta terutama yang berada di luar pulau Jawa.
Pada budidaya ikan lele di segmen pembesaran khususnya media kolam terpal, proses seleksi (grading) ini tidak perlu lagi dilakukan karena pertumbuhan lele umumnya telah mencapai tingkat keseragaman yang dapat dikatakan relatif merata.
Dengan menerapkan pola budidaya secara intensif pada media kolam terpal berukuran standar 4m x 6m dan 4m x 8m dengan jumlah tebaran bibit berkualitas ukuran standar 4/6 dan 5/7 sebanyak 3000 dan 4000 ekor per kolam maka lele ukuran konsumsi akan dapat dipanen setelah 60 hingga 70 hari masa pemeliharaan.
Lele ukuran konsumsi siap dipanen
Sebagian hasil panen lele ukuran konsumsi
*[admin] Label: bibit, Budidaya bibit Lele, grading, segmen pembesaran, segmen pembibitan, Seleksi Bibit (Grading) post 17:48
61 komentar: nto mengatakan...
Saya Supriyanto, tinggal di daerah Jakarta, Saya sangat berterima kasih dengan adanya Blog ini, jd semangat untuk mencoba berternak ikan, yg ingin saya
tanyakan: 1. kalau pemasangan terpal dengan cara diatas tanah (Tanah tidak digali) bisa tidak?, apakah ada bedanya dengan cara di gali? 2. berapa lama panen ikan konsumsi untuk Lele dan gurame (dimulai dr ukuran 3 jari)? 3. apakah ada pakan alternatif untuk lele selain pelet? Terima kasih saya ucapkan untuk blognya dan saya tunggu jawabannya!! Wassalam. 27 April 2010 02:04
Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...
@Supriyanto Wa 'alaikum salam Wr wb. Salam kenal mas Supriyanto di Jakarta. Berikut jawaban yang Anda tunggu : 1. Tentu bisa. Anda dapat memanfaatkan tonggak2 bambu atau kayu sebagai kerangka utama dan beberapa belahan bambu (dipasang secara paralel pada posisi horisontal mengelilingi tonggak2 yang ada) yang berfungsi sebagai 'dinding luar' bagi kolam terpal nya. Ketinggian effektif kerangka maupun 'dinding luar' sebaiknya kurang dari 1 m (agar memudahkan pemantauan kondisi air kolam dan ikan yang dipelihara nantinya). Kedalaman genangan air kolam dipertahankan pada kisaran 50-70 cm (tergantung pada kekuatan rangka kayu /bambu yang Anda buat). Semakin tinggi elevasi genangan air dalam kolam terpal (diukur dari permukaan dasar kolam) maka 'konstruksi' kerangka dan 'dinding luar' pun harus dibuat lebih kuat /kokoh. Cara pemasangan terpal tidak banyak beda dengan terpal pada kolam galian, hanya saja Anda harus ekstra hati2 dlm
merawatnya karena terpal berada dalam kondisi 'terbuka' alias tidak terlindungi. Jika pada kolam galian bahan terpal dapat bertahan 3-4 tahun (bahkan dengan perawatan yang bagus dan tepat, bisa sampai 5 tahun) maka kolam terpal di permukaan (di atas tanah) mungkin hanya bertahan kurang dari 3 tahun, terlebih lagi jika berada di lahan terbuka dan tak terlindung langsung dari teriknya cahaya matahari maupun hujan maka usia efektif bahan terpal bakal lebih singkat lagi. :( Alternatif lain adalah dengan menggunakan susunan bata atau batako sebagai 'dinding' kolam terpal. Hanya saja biaya pembuatannya menjadi lebih mahal. 2. Untuk lele sangkuriang lk 60 - 70 hari (bibit 3/5 atau 4/6), dengan perlakuan khusus lele bisa dipanen antara 50 - 60 hari. Untuk gurami soang lk 10 - 11 bulan, dengan ketentuan : menerapkan pola budidaya yang intensif (sangat memperhatikan kualitas : air kolam, bibit ikan dan pakan !!) 3. Ada beberapa alternatif pakan buatan yang dapat Anda ramu sendiri, misal : ikan rucah, cacahan siput, keong mas (jangan lupa direbus dahulu), jeroan ayam, itik, bebek dll yang bisa diperoleh di pasar2 tradisional (dan sebaiknya juga direbus dulu), bungkil kacang2an sebagai sumber protein, dedak/ katul, jagung & ampas tahu dsb sebagai sumber karbohidrat. Tambahkan pula beberapa supplemen dan vitamin C & B complex yang khusus diperuntukkan bagi budidaya perikanan yang bisa diperoleh di poultry2 terdekat di tempat Anda. Mohon maaf jika informasi lebih lanjut ttg pembuatan pakan alternatif (yang dapat diramu sendiri) untuk sementara ini belum dapat kami sampaikan. Semoga Anda dan rekan2 maklum adanya. :)
Terima kasih atas atensinya pada blog kami. Selamat MENCOBA, tetap SEMANGAT dan semoga BERHASIL !! 27 April 2010 13:31 Anonim mengatakan...
Bermanfaat infonya, Saya mau nanyak, apa aja penyakit atau hama bagi ikan lele dan gurami? terimakasih naldi 27 April 2010 17:18
Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...
@naldi Hama dari jenis pemangsa (predator) : Pada Lele dan gurame (dewasa) : kelelawar, beberapa dari jenis burung pemakan daging (ikan) seperti kuntul/ bangau, garangan (sejenis musang) dll. Pada fase telur (baik lele maupun gurame) hingga ukuran larva /benih : cese (sejenis kumbang air kecil hingga berukuran sebesar kecoa), larva kinjeng (sejenis capung besar), kodok, ular dan beberapa jenis burung serta kalelawar kecil (kalong). Jenis penyakit : penyakit pada budidaya ikan air tawar umumnya disebabkan oleh parasit (mikroorganisme dari jenis jamur atau cacing) dan bakteri, sedangkan virus (pada lele dan gurame) sampai saat ini memang belum banyak diketahui. Tentu terlalu panjang untuk menjelaskan
satu persatu perihal jenis2 penyakit ikan namun kami sampaikan beberapa saja, penyebabnya, terutama gejala umum dari ikan yang terserang penyakit berikut cirinya yang dapat dikenali langsung. 1a. Parasit : mikro organisme dari jenis cacing Gejala awal : ikan turun nafsu makannya Cirinya : ikan tampak pucat, gerakan lamban (tidak tampak lincah seperti ikan sehat), laju pertumbuhan melambat, timbul bercak putih pada beberapa bagian tubuh terutama di sekitar mulut dan insang (terkadang sampai membengkak), bercak kemerahan dibawah sirip terutama sekitar dada dan perut, ikan juga lebih sering muncul ke permukaan (untuk mengambil oksigen langsung dari udara) atau bergerombol di sekitar titik pengisian air (pancuran) yang kandungan oksigennya lebih tinggi dari bagian kolam lainnya. 1b. Parasit : mikro organisme dari jenis jamur Gejala awal : sama dengan point 1a Cirinya : timbul selaput putih tipis (seperti kapas) pada insang dan pada beberapa bagian tubuh yang terluka karena berbagai sebab 2. Bakteri : mikro organisme pathogen penyebab infeksi Gejala awal : sama dengan point 1a Cirinya : pada ikan lele terjadi luka (borok kecil) pada kulit yang cenderung mudah menyebar, pada ikan gurame terjadi luka dibawah sisik, pangkal sirip dan insang (jika sudah akut) 3. Virus : mikro organisme yg juga bersifat pathogen Sejauh ini jenis penyakit yang disebabkan oleh virus diketahui lebih banyak terjadi pada ikan2 hias, ikan mas dan budidaya udang sedangkan pada ikan lele dan
gurame (di Indonesia khususnya) sampai saat ini memang belum banyak ditemukan. Mohon maaf jika penjelasan kami terasa kurang lengkap. Terima kasih kembali. 28 April 2010 05:38 saledreams mengatakan...
mau nanya pak, untuk pakan lele apakah bisa menggunakan sisa-sisa makanan dari warung makan ? kebetulan paman saya punya warung makan sunda, jadi sekalian memanfaatkan limbahnya thx, Ina 28 April 2010 11:34
Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...
@Ina. Boleh saja asalkan sifatnya hanya sebagai pakan tambahan (extra) sedangkan pakan utama tetap diberikan sesuai kebutuhan standar nutrisi budidaya ikan. Semoga lelenya tetap sehat dan optimal pertumbuhannya sehingga bisa cepat panen. O ya, sukses juga untuk usaha RM Sunda nya. Blog Anda sangat menarik dan informatif. Terima kasih kembali. :) 28 April 2010 13:29
andri mengatakan...
pak, saya tinggal di wonosari gunungkidul. apakah air pam bisa digunakan, bagaimana caranya agar tidak mengganggu pertumbuhan ikan lele. iks 29 April 2010 15:58 bisma mengata kan...
salam kenal pak, Saya Bisma jakarta. saya ingin sekali memelihara lele dgn kolam terpal. saya ada lahan sedikit di halaman yang kebetulan sudah disemen (bekas garasi tanpa atap), tapi saya tdk ingin menggali kembali. ada yg bilang nanti suhu air kolam akan terlalu panas, dan sebaiknya sebelum terpal dipasang harus di beri alas dengan serutan kayu gergaji atau sekam padi, bagaimana saran bapak ? satu lagi pak, katanya lele rentan dgn air hujan karena menyertakan virus, apa sebaiknya atap kolam saya beri Fiber transparan, bagaimana dgn sinar matahari..? atas penjelasan bapak saya ucapkan terima kasih. 30 April 2010 16:26
B u d i d a
y a I k a n K o l a m T e r p a l ( I K T ) m e n g a t a k a n .
. .
@Andri di Wonosari, Kab.Gunungkidul-DIY. Boleh saja, walaupun demikian ada baiknya air pam dicermati dulu kualitasnya, bisa jadi ada lumpur halus kehitaman (jawa: lendut) yang terbawa serta atau kadar kaporit yang kelewat tinggi. Jika demikian halnya maka air pam pun perlu di-treatment, setidaknya melalui tahap pengendapan dan penyaringan. Disarankan proses pengisian air ke kolam terpal dilakukan dengan cara pancuran sederhana dari beberapa titik (jika memungkinkan). Hal ini dimaksudkan sebagai proses aerasi (pengayaan kandungan oksigen terlarut) sebelum tahapan pre-conditioning. Semoga lelenya tetap sehat dan optimal pertumbuhannya. 30 April 2010 21:57
Budi ya Ik Kola Terp (IKT) men takan
@Bisma di Jakarta Kami sarankan Anda menggunakan sekam karena lebih mampu meredam fluktuasi suhu atau 'goncangan suhu' (meminjam istilah Pak Wagiran ketua pokdakan Trunojoyo, Wates KP) air kolam terpal terutama di saat musim kemarau nanti. Proses penguraian (dekomposisi) sekam di bawah terpal justru akan menghasilkan panas yang dapat 'menghangatkan' air kolam di malam hari sehingga
perbedaan temperatur antara air permukaa dan dasar kolam tidak terlalu besar. Jika tidak dibantu adanya sekam ini maka temperatur air di dasar kolam cenderung anjlok (turun dngan cepat) di malam hari, ikan menjadi mudah stress dan mudah sekali muncul jamur (parasit) & bakteri pathogen di sekitar dasar kolam. Sekam padi pun cukup awet, dapat bertahan sampai 4-5 tahun, tetap lentur (kenyal) dan tidak akan mengeras/ kaku walau ditekan atau 'di-press' terus-menrus oleh air kolam seberat puluhan ton selama bertahun-tahun. (di Jakarta sulit nggak ya mendapatkan sekam?) Sampai saat ini kami belum pernah memakai serutan kayu. Yang pernah kami coba adalah menggunakan bahan serbuk gergaji karena seorang rekan kami di IKT (namanya Pak Kasil) kebetulan memiliki usaha pembuatan meubel berbahan kayu jati. Serbuk gergaji dari proses pemotongan kayu inilah yang kemudian dicoba untuk dimanfaatkan sebagai 'alas' kolam terpal pengganti bahan sekam. Namun ternyata dalam jangka waktu tak terlalu lama setelah di 'press' oleh beratnya air dalam kolam terpal, serbuk gergaji berubah menjadi kaku (nyaris sekeras papan !) dan juga bersifat getas sehingga mudah sekali patah ( lbh tepatnya 'pecah' ) jika terinjak saat dilakukan proses penambalan dasar kolam terpal yang sobek beberapa bulan kemudian. Akhirnya rekan2 di IKT sependapat bahwa sekam adalah pilihan terbaik, setidaknya sampai saat ini. :) Oya, atap fiber cukup bagus digunakan sebagai penutup kolam (karena masih memungkinkan sinar matahari masuk ke kolam) sehingga benih lele yang Anda tebar akan terlindung dari air hujan secara langsung. Akhir2 ini air hujan jika diamati memang terlihat lebih kotor dan cenderung bersifat asam, pH < 7. :( Kami sarankan beberapa lembaran fiber tidak terpasang permanen (masih dapat dibuka dengan mudah, misalnya
dengan cara digeser ke posisi lembaran di sebelahnya). Hal ini dimaksudkan agar di saat cuaca pagi dan siang cukup bagus maka sebagian permukaan air kolam dapat memperoleh cahaya matahari secara langsung. Lembaran fiber ini baru dikembalikan ke posisi semula dan sementara di 'kunci' saat turun hujan atau malam hari (mencegah debu polusi dan kotoran lain yang menempel pada setiap tetes embun malam hari yang dapat mengotori air kolam). Semoga jawaban ini melegakan Anda. Selamat mencoba & jika Anda tak keberatan, cerita + pengalamannya bisa dshare buat rekan2 lainnya di sini terutama saat panen nanti.. :) Terima kasih kembali. 30 April 2010 23:41 faiz men
yg dimaksud "perlakuan khusus dlm pembesaran lele agar bisa panen 50-60 hr" itu gimana pak? 11 Mei 2010 00:26 Age
Assalamualaikum wr wb Perkenalkan nama saya wage, sekarang ini saya tinggal dan bekerja di Bandung-Jabar, saya punya rencana wirausaha bebek dan lele di Blitar-Jatim, lahan dan kolam tembok sudah tersedia disana. Barangkali ada yang mau joint venture dalam hal pengadaan bibit juga operasional, nanti hasilnya profit sharing. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas informasinya. 13 Mei 2010 17:41
Budi (IKT)
@Faiz - bibit yang berkualitas (sangkuriang dari pembibitan sesama kolam terpal), kepadatan tebar 125 ekor/m3, kedalaman genangan air kolam tidak kurang dari 90cm, air kolam selalu terjaga kualitasnya, pakan full pellet type apung & kwalitas bagus (nutrisi lengka & kandungan protein > 32%), probiotik jenis Lacto (dicampur pd pakan), pola pemberian pakan 3x sehari (pagi, petang dan menjelang tengah malam), vit C, B1 dan B2 (B complex jika ada), suplemen enzym amilase & protease (6 minggu pertama), sirkulasi air rutin 10 hari sekali (lk 40% vol max air kolam). 14 Mei 2010 05:26
Budi men
@age (Wage) Wa 'alaikum salam wr wb Salam kenal pak Wage. Terima kasih telah mengunjungi blog kami. Bagi rekan2 yang tertarik dengan tawaran pak Wage silakan di lanjut.. OK, Semoga sukses ya pak. 15 Mei 2010 13:53
Budi
Assalammualaikum Wr. Wb Kenalkan pak nama saya Budi Hendrawan saat ini saya
tinggal di kepanjen daerah arah selatan dari kota malang, Jawa Timur. Pertama tama saya ucapkan selamat sukses atas kiprah bapak di dunia perikanan, yang nggak tanggung-tanggung berangkat dari suatu daerah yang minim fasilitas air yang justru sanggat dibutuhkan dalam usaha budidaya ikan ini, dan juga nggak sedikit orang yang berminat, baik dari sekitar lokasi maupun seluruh nusantara yang mengikuti jejak bapak usaha didunia perikanan, baik itu untuk coba-coba, iseng, maupun untuk usaha bisnis, Selamat pak saya salut. Entahlah niatan apa namanya hingga saya tulis pos komentar tanya jawab ini, sebenarnya saya menyukai mungkin juga hobi yang sampai akhirnya saya punya dua kolam terpal ukuran 2mx3m di belakng rumah Alhamdulilah sampai saat ini berhasil itu juga barusan, ini juga gak lepas dari seseorang yang kebetulan tetangga saya, beliau punya usaha pembibitan ikan lele sangkuriang, beliau juga yang ikut bantu saya untuk menekuni usaha perikanan air tawar ini. Kebetulan minat berinternet saya bisa dikatakan sering, sehingga barusan saja coba-coba saya iseng juga buat tulisan di internet ( http://www.refagrobis.co.cc ) ya hasilnya nggak sebagus punya blog bapak, monggo pak kalo ada waktu bisa di tengok, tapi terus terang saya bayak sekali mendapatkan pelajaran, info untuk belajar lebih baik lagi dari blog bapak, sekali lagi saya ucapkan terima kasih, Salam Kenal dan sukses selalu. Wassalammualaikum Wr. Wb. 17 Mei 2010 19:48
Arief
Sangat informatif blog ini, terima kasih
17 Mei 2010 22:14
Budi
@Budi Hendrawan di Kepanjen, Malang Wa 'alaikum salam wr wb. Terima kasih atas atensinya pada blog ini. Senang rasanya bisa berbagi info dengan rekan2 sekalian sambil menjalin silaturahim sekaligus menambah wawasan ttg budidaya perikanan bagi kita semua. Menarik sekali informasi yang tersaji di Refagrobis terutama artikel tentang indukan, proses pemijahan dan pembibitan lele sangkuriang yang juga disertai ilustrasi foto-foto yang menarik. Salam juga untuk Bpk H. Jaenal (Abah). Semoga budidaya perikanan di kawasan Ngadilangkung, Kepanjen, Malang pun semakin mantap, maju dan berkembang pesat. Wassalammualaikum wr. wb. 19 Mei 2010 16:19
Budi
@Arief Mawardi Matur nuwun mas, sudah sempatkan mampir kesini. Bagaimana kabar kota Blitar? Apa bulan Mei ini masih sering hujan juga? :) 19 Mei 2010 16:26 Anon
Assalammualaikum Wr. Wb Salam kenal pak..
Saya erick di jakarta, ada sedikit pertanyaan dan mohon jawabannya. 1. Saya baru mau buat kolam terpal untuk pembesaran dg uk. 2x5 m, rencananya dibuat sebagian didalam tanah dan sisanya diluar dab di tahan dengan bambu, untuk ukuran terpal 2x5m berapa maksimal bibit yang bisa di tanam. 2. Apa perbedaan bibit sangkuriang dengan bibit biasa dan di mana saya bisa mendapatkannya dan untuk pembesaran ukuran berapa bibit yang sesuai. 3. Saya pernah di informasikan untuk pakan pertama yang diberikan adalah pelet dan untuk pemberatan selain pelet ditambah dengan sosis/nugget yg kadaluarsa, apakah bisa? bisakan marus diberikan sebagai pakan tambahan?. Atas jawaban bapak saya ucapkan terima kasih 20 Mei 2010 15:47 faiz
ditempat bpk apa menjual bibit sangkuriang?terbesar uk.berapa n harganya berapa?suwun. 20 Mei 2010 21:58
Budi
@erick di Jakarta Wa 'alaikumsalam wr. wb. Salam kenal juga pak Erick. Maaf karena berbagai kesibukan maka pertanyaan Anda baru sempat kami jawab saat ini.. 1. Sebagai awalan boleh dicoba padat tebar 100 ekor/ m3. Untuk segmen pembesaran, nilai tingkat padat tebar yg lebih tinggi sebaiknya hanya untuk ukuran kolam terpal yg lebih besar ( >15 m2 & kedalaman genangan tidak kurang
dari 80 cm) 2. Dibanding dengan bibit lele dumbo biasa, pada usia yang sama bibit lele sangkuriang terlihat sedikit lebih panjang, sekitar 1,25 - 1,5 kalinya. Bibit yang berkualitas bisa diperoleh di UPR (Unit Perbenihan Rakyat) yg telah melaksanakan CPIB atau bisa juga ke BBI (Balai Benih & Indukan) terdekat. Anda bisa menebar bibit lele ukuran 4/6 atau 5/7. 3. Silakan saja sepanjang pakan tambahan tsb cukup higienis dan sifatnya hanya melengkapi pakan pellet yang merupakan sumber nutrisi utama. Terima kasih kembali. 25 Mei 2010 13:57
Budi
@Faiz Benar mas, hanya saja semua stock yang ada sekarang adalah pesanan rekan2 pembudidaya dari luar daerah. Mungkin 1-1,5 bulan kedepan baru tersedia lagi bibit ukuran 4/6 dan 5/7 untuk melayani pemesanan bibit dalam jumlah tertentu. Terima kasih. 29 Mei 2010 06:21 sujad
assalamu alaikum wwb nama saya jadno: saya mencoba usaha pembenihan lele sekitar 3-4 bulan ini tetapi hasil yang saya dapat tidak maksimal atau belum di katakan berhasil. jadi saya mohon informasi lengkap dari bapak bagai mana cara2 pemberian makanan & perawatan benih lele dari meenetas hingga dapat di panen.terima kasih. email :
[email protected]
31 Mei 2010 11:25
Budi
@Sujadno Wa 'alaikum salam wr wb. Secara garis besar & singkatnya saja, urutannya sbb : fase, umur atau ukuran, jenis pakan & takarannya, suplemen (jika ada), dan cara pemberiannya I. Larva, umur 4-6 hari stlh mnetas (kantung telur kempes), pakan bawaan (dalam yolksack), blm perlu dberi pakan tambahan II. Larva, setelah yolksack habis hingga 2 minggu berikutnya, dberikan pakan alami berupa cacing sutera (tubifex) yg berukuran kecil (blm dewasa) atau lebih dianjurkan Artemia jika tersedia, diletakkan dalam wadah yg mudah dibersihkan (piring/ nampan kecil) di beberapa tempat di dasar kolam. III. Benih 2/2 atau 2/3, selama 21 hari kedepan, pakan butiran halus/ serbuk (D-nol atau yg setara kndungan proteinnya 40an%), takaran 8kg per 20ribu ekor bibit, setiap 3 hari sekali tambahkan enzym amilase & protease pada pakan, cara pemberian pakan sedikit demi sedikit secara merata (tak perlu berlebihan), 3 - 4 kali sehari. IV. Benih 3/5 dan 4/6, selama 15 - 21 hari berikutnya, pakan butiran kecil (1mm) misal F999 atau yg setara, takaran 2zak per 20ribu ekor bibit, bila perlu tambahkan mollase setiap 3 hari sekali dan probiotik (jenis lacto, dosis 1 cc per kg pakan), cara pemberian sama dengan point III, berselang-seling antara pemberian probiotik lacto, vit C, Vit B1 dan B2 serta probiotik nitro (dipercikkan pada permukaan air kolam, dosis normal 10 ml/m3, setidaknya 7-10 hari sekali) V. Bibit 5/7 dan 7/9, selama 50 - 60an hari, pakan butiran
sedang (2mm), misal SPLA-2 atau yg setara, suplemen & probiotik sama dng point IV. VI. Lele ukuran 10 - 12 ekor/ kg, selama 2 - 3 minggu dibesarkan lagi ke ukuran 6 - 8ekor/ kg, pakan butiran 3mm, misal SPLA-3 atau yg setara catatan : - grading (sortir) dilakukan sampai ukuran 3/5 atau 4/6 - dianjurkan padat tebar normal 100 - 125 ekor/m3, kpadatan yg lbh tinggi hanya u/ luasan kolam > 15 m2, kedalaman genangan tdk kurang dari 80cm - pemeriksaan kondisi air kolam 3 - 7 hari sekali, kesehatan & pertumbuhan lele minimal 2 minggu sekali - pen-siphon-an minimal sebulan sekali + sirkulasi 30%50% air kolam (tergantung kondisi air kolam saat itu) - penggaraman dosis normal 1 ons/ m3 setiap selesai pensiphon-an & penggantian air serta saat turun hujan (u/ kolam yg tak terlindungi) terutama saat pergantian musim seperti saat ini. Semoga berhasil ya pak Sujadno. Terima kasih kembali. 5 Juni 2010 07:35
pak saya mw tanya.. saya masih awam dengan dunia lele, dan saya berencana untuk mencoba untuk membudidayakan lele., pertanyaan saya dengan kolam terpal ukuran 3x4, berapa banyak bibit lele yang bisa saya tebar?? bagusnya untuk saya yang masih awam, beli bibit untuk di besarkan atau saya langsung membeli biangan untuk di pijahkan.. trimakasih... 11 Juni 2010 17:09
@Arie - bibit 2/2 sampai ukuran mencapai 3/5 padat tebarnya 500-700 ekor/ m3, ketinggian genangan air tidak kurang dari 30an cm - bibit 3/5 sampai ukuran mencapai 5/7 padat tebarnya 250-350 ekor/ m3, ketinggian effektif genangan air 50-60an cm - bibit 5/7 dst hingga ukuran konsumsi, padat tebar optimal 100-125 ekor/ m3, ketinggian genangan air kolam selalu dijaga tidak kurang dari 80 cm untuk mendapatkan jumlah bibit lele yang ditebar, Anda tinggal mengalikan saja angka kepadatan tebar tsb dengan volume tampungan air kolam yang direncanakan. Ada baiknya dicoba dulu tebaran bibit ukuran 5/7 dan sangat disarankan untuk memilih bibit lele yang berkualitas serta jelas asal-usulnya agar hasil panennya nanti tidak mengecewakan. Info ttg hal ini telah beberapa kali dibahas oleh rekan2 lainnya dibagian Forum Diskusi & Tanya Jawab di blog ini. Terima kasih kembali dan semoga berhasil ya pak Arie. 12 Juni 2010 11:20
assalammualaikum Wr.Wb saya irza dimedan, saya sangat trbantu dengan adanya blog ini, saat ni saya sedang mencoba budidaya lele kebetulan ada lahan kosong dblakang rumah. saya menggunakan kolam terpal ukr 4x6M.pertanyaan saya ; 1. bisa tidak padat terbarnya 200 E/M2 2. bagaimana membedakan bibit sangkuriang dgn bibit lele lain ukrn 5-7cm. 3. untuk pakan alami katanya selain pupuk kandang ada lagi cara lain dengan meclupkan ayam kedalam wadah air
hingga beberapa hari hingga air brwarna hijau.atau ada alternatif lain yang lebih mudah.. mohon bantuannya... 13 Juni 2010 15:23
@Theza di Medan Wa 'alaikum salam wr wb 1. Untuk ukuran kolam tsb lebih disarankan Anda memilih tingkat kepadatan tebar sedang (150 - 175 ekor/m3) dengan kedalaman air tidak kurang dari 80 cm. 2. Pernah dibahas di sini. Ciri lainnya yg mudah terlihat adalah ukuran kepala bibit lele sangkuriang mencapai lk 1/4 panjang total tubuhnya. 3. Maaf mungkin yang Anda maksud adalah kotoran ayamnya atau memang ayamnya yang dicelup ? Menurut pengalaman kami selama ini cara yang paling praktis adalah dengan menggunakan katalis plankton. Biasa kami gunakan pada saat pre-conditioning air kolam (sebelum penebaran bibit ikan) maupun selama masa pemeliharaan bibit ikan hingga mencapai usia panen. Fungsi utamanya adalah menjaga cukupnya ketersediaan pakan alami (plankton) sehingga laju pertumbuhan bibit ikan berlangung optimal. Penjelasan lebih lanjut tentang hal ini dapat dilihat di sini dan di bagian ini. :-) Semoga jawaban ini dapat membantu Anda. Selamat mencoba & semoga hasilnya nanti sesuai harapan. Amin. 13 Juni 2010 23:55
mau nanya boz.. 1.pakan iken lele yang efektif truz bisa terjangkua pake ap y? 2.ikan lele di kasih makane berapa kali dalam sehari dan waktunya kapan? tks 17 Juni 2010 13:10
@Anonim (17 Juni 2010 13:10) 1. Praktisnya pakan yg berbentuk pellet. Jika pakan buatan pabrik masih dirasakan cukup mahal maka Anda bisa mencoba membuat ramuan pakan sendiri. dengan menggunakan bahan2 yang mungkin banyak tersedia di sekitar tempat Anda dengan harga relatif murah. 2. Di tahap pembesaran biasanya cukup 2 kali sehari (pagi dan petang). Untuk budidaya intensif dianjurkan 3 kali sehari (pagi, petang dan menjelang tengah malam) jika memang memungkinkan. 18 Juni 2010 15:44
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Nama saya Taufik, salam kenal pak.... Saya punya keinginan untuk budi daya lele sangkuriang yang nantinya mungkin akan menjadi penyokong ekonomi keluarga, saya tinggal di malang di area perumahan dan saya punya tanah di sebelah rumah dengan ukuran 12m x 16 m, yang saya tanyakan adalah : 1. apakah tidak menggangu apabila saya melakukan
budidaya di lahan tersebut soalnya ada yang bilang dampaknya adalah menimbulkan bau yang tidak enak kebetulan tanah tersebut untuk sisi kanan berbatasan dengan rumah orang lain sedang unutuk belakang tanah kosong dan sisi depan adalah jalan. 2. apabila bisa, berapa ukuran terpal yang paling besar yang bisa saya pakai. 3. dengan ukuran lahan tersebut setelah dipotong untuk jalan masuk mungkin 2 meter (sisa tanah 10m x 16 m)berapa kapasitas lele yang bisa saya pelihara dan kirakira berapa biaya yang harus saya keluarkan mulai dari awal sampai panen. 4. disisi kanan dan kiri lahan tersebut ada tembok setinggi 3 meter (tembok rumah tetangga) apakah tidak berpengaruh terhadap matahari yang masuk. tolong bantuannya dan mohon maaf sebelumnnya kalo pertanyaan saya banyak, Terimakasih. wassalamu'alaikum Wr.Wb. Email :
[email protected] 27 Juni 2010 20:14
Permisi sebelumnya,,perkenalkan nama sy nasa graha di bandung.... sy ingin memulai usaha pembesaran lele...kebetulan di belakang rumah sy ada lahan ssekitar 300m2-an.... namun sy punya keterbatasan modal ( kira2 10jt)... menurut bapak,,kira2 jenis kolam mana yang sy pilih??? (tembok,,tanah,,,atau terpal???)
atas jawabannya sy ucapkan terima kasih....
[email protected] fb : nasa graha wiguna 28 Juni 2010 23:31
@Taufik di Malang, Jawa Timur Wa 'alaikumsalam wr wb. 1. Cara untuk mengurangi aroma air kolam yg tak sedap bisa dilihat di sini. 2. Kolam berukuran standar 4m x 6m atau 4m x 8m dengan kedalaman genangan air maks 90an cm (kedalaman kolam lk 1 m) ukuran terpalnya masing2 adalah 6m x 8m atau 6m x 10m. Bisa juga menggunakan ukuran terpal 6m x 6m u/ kolam-kolam berukuran 4m x 4m dengan kedalaman yg sama. 3. Kapasitas per kolam dihitung dari tingkat padat tebar bibit lele. disarankan memilih tingkat kepadatan normal (lk 100 ekor/m3). Harga bahan terpal di kota Yogyakarta saat ini u/ kualitas A5 (0,5 mm) sekitar 5-6 ribu-an/m2 sedangkan kualitas A6 (0,6 mm) lk 6-8 ribu-an/m2. Contoh analisa usaha bd daya per 3000 ekor lele di kolam terpal dapat dilihat di bagian ini.. Anda tinggal menyesuaikan angka2 tsb dngan jumlah kolam yg akan dibuat, total bibit yg akan ditebarkan dan kebutuhan pakan dan perawatannya. Perbedaan harga bibit lele, pakan (pellet) dan bahan terpal mungkin tidak terpaut jauh antara kota2 di wilayah Jatim, Jateng dan DIY. 4. Tembok tsb mungkin akan sedikit menghalangi cahaya matahari pagi namun tampaknya tidak terlalu mengganggu terutama jika saat siang hari kolam bisa mendapat sinar
matahari yg cukup. Terima kasih kembali. 29 Juni 2010 01:38
@Nasa Graha Wiguna di Bandung. Salam kenal kembali pak Nasa. Untuk memilih jenis kolam apa yg akan dibuat, Anda bisa membandingkan waktu yg diperlukan untuk pembuatan 1 kolam permanen (tembok semen) dibandingkan kolam terpal (sistem 1/2 galian), masing2 u/ ukuran standar yg sama yakni; lebar=4m, panjang=6m dan kedalaman=1m, sbb : I. Kolam permanen : - pembuatannya akan memerlukan waktu setidaknya 2 minggu - masih perlu direndam air + batang2 pisang (atau bahan penyerap kotoran lainnya) terlebih dahulu selama 1-2 minggu u/ me-'netralisir' zat2 kimia (dari proses pengerasan semen) yg menempel pd dinding & dasar kolam & setelah itu air ini harus segera dibuang dan diganti air baru (segar) - perlu waktu 7-10 hari pada tahap preconditioning air kolam (pengisian air, penggaraman, pemupukan awal dsb) sebelum bibit ikan ditebarkan - total biaya pembuatan adalah sekitar 4 - 5 juta rupiah per kolam, belum termasuk biaya pengadaan air baku - dengan dana 10jt hanya dpt dibuat 2 atau max 3 kolam permanen berukuran standar II. Kolam terpal : - pembuatan kolam cukup 3 hari, meliputi; penggalian, pembuatan tanggul, pengisian sekam di bagian dasar galian, pemasangan terpal dst
- terpal cukup dijemur di terik matahari atau dibersihkan dengan air + larutan anti hama (desinfektan) yg diperuntukkan u/ kegiatan bd daya - preconditioning, normalnya cukup 6-7 hari sebelum bibit ikan ditebar - total biaya pembuatan hanya 700rb - 800rb rupiah, sudah termasuk biaya pengadaan air baku bd daya. - dengan jumlah dana yg sama dapat dibuat paling tidak 10 kolam terpal ukuran standar Semoga jawaban ini dapat membantu Anda. Terima kasih kembali. 1 Juli 2010 03:09
assalamualaikum... saya mau nanyak lagi pak,,, 1.apa boleh pak bibit yang bukan berasal dari kolam terpal di ternakkan dalam kolam terpal ? 2.trus bagaimana caranya untuk mencari jalan keluar padahal yang ada didaerah kamu kebanyakan bibit tersebut berasal dari kolam alami. 3.bahayakah jika lele itu bukan berasal dari bibit kolam terpal? 4.cara untuk menebarr benih pada kolam terpal yang buka berasal dari kolam terpal? maaf pak banyak nanyak nih, yang ada yang bilang bibit yang bukan berasal dari kolam terpal kmudian di budidayakan akan mati pak. terima kasih pak,,, mohon saran nya.. 11 Juli 2010 10:14
@Achmad Suroyono Wa 'alaikumsalam wr wb. Mohon maaf info ttg pembuatan pipa shipon dalam bentuk video belum dapat kami penuhi dalam waktu dekat. Sebagai gantinya Insya Allah akan kami post dalam bentuk artikel plus foto2 yg menjelaskan cara pembuatan & aplikasinya. Mohon kesabarannya ya.. :-) Berikut jawaban atas pertanyaan nya : 1. boleh2 saja (walau tidak kami anjurkan) 2. ya.. dalam hal ini Anda harus extra cermat dan hati2 dalam memilih terutama saat merawatnya nanti.. atau mungkin ada baiknya jika Anda mulai mencoba memelihara indukan dan memijahkan di kolam terpal Anda sendiri?? 3. bukan berbahaya (dalam pengertian ancaman atau serangan lho..) hanya saja berdasarkan pengalaman kami (mungkin juga rekan2 lain) selama ini bahwa bibit dari kolam terpal/ full permanen memiliki tingkat adaptasi lingkungan yg cukup baik sehingga dapat dibudidayakan pada media kolam jenis lainnya termasuk kolam tradisionil namun tidak untuk hal yg sebaliknya 4. ada tahapan2 yg akan sedikit merepotkan karena bakal menyita waktu dan tenaga, misalnya melalui tahap 'karantina' dahulu sebelum bibit tsb ditebar ke kolam terpal atau kolam permanen. Semoga hasilnya nanti dapat memenuhi harapan Anda. ;-) Terima kasih kembali. 13 Juli 2010 05:12
Pak, saya anton dari jember. Tertarik untuk pembesaran ikan lele dumbo menggunakan kolam terpal. Yang saya ingin tanyakan bagaimana membuat lubang pembuangan
air bagian atas dari kolam terpal, karena saya rencananya tidak menggali tanah. Lubang itu dimaksudkan untuk pembuangan air waktu hujan sehingga air dikolam tidak melimpah tapi tetap terkontrol. Terimakasih Sukses selalu 13 Juli 2010 11:52
@Anton dari Jember Walaupun kolam terpalnya dibuat di atas permukaan tanah sebaiknya lubang pembuangan (pembilas) tetap terletak di bagian dasar kolam karena akan lebih awet & stabil. Hanya saja perlu ditambahkan pipa paralon vertikal yang ditancapkan pd lubang pembilas tsb. Pipa pembilas dirancang sedemikian rupa sehingga ketinggiannya dapat diatur sesuai dengan kedalaman maks genangan air kolam yg dikehendaki. Pipa pembilas ini sebaiknya terdiri dari 2 atau 3 potongan pipa seukuran yang saling sambung tanpa perlu di-lem secara permanen shg sewaktu-waktu dapat dilepas dan dipasang kembali dengan mudah. Dengan adanya pipa pembilas ini maka air kolam tidak akan meluber (saat hujan deras atau karena proses pengisian yg kurang terkontrol) shg kedalaman genangan air kolam pun dpt terjaga. Contoh pemnggunaan pipa pembilas vertikal ini dapat anda lihat pd gmbr 17 & 18 di Cara Singkat dan Praktis Membuat Lubang Saluran Pembilas Pada Kolam Terpal. Terima kasih kembali. 15 Juli 2010 01:35
saya sangat senang menemukan blog ini, saya dari kaltim memelihara lele dan ingin menanyakan kepada bapa bagaimana ciri-ciri ikan lele kolam terpal kekurangan oksigen sekian mohon bantuannya. emailku
[email protected] 27 Juli 2010 13:40
n...
@Atjo di Kaltim Lele terlihat sering 'menggantung' secara bergerombol di permukaan u/ mengambil oksigen langsung dari udara. Biasanya air kolam terlihat berwarna coklat keruh bahkan pekat dan berbau menyengat. 31 Juli 2010 06:00
ass... saya khothib dari riau,sebelumnya terima kasih,karna dengan adanya blog ini banyak membantu saya..... saya mau nanya pak.. apakah air aliran dari sumur bor bisa di pakai untuk air di kolam terpal?? sebelumny terima kasih 3 Agustus 2010 21:22
@khothib dari riau terima kasih dengan adanya blog ini ssaya sangat
terbantu.. saya mau nanya pak.. apakah air aliran sumur bor cocok untuk meingisi atau dijadikan air yam\ng mengaliri kolam terpal... sebelumnya saya ucapkan terima kasih. 3 Agustus 2010 21:27
Assalamualaikum Pak Mursidi,saya tertarik dengan blog yang bapak buat, sebelumnya saya ucapkan terima kasih karena sudah mau share ilmunya kepada khalayak umum dengan blog bapak, saya mau mencoba usaha ternak ikan lele juga bapak, saya baru mempersiapkan pembuatan kolam terpalnya. Saya rencana ingin membuat kolamnya dari bambu yang disusun kemudian dilandasi dengan terpal. Bagaimana menurut bapak ? 4 Agustus 2010 17:42 gatakan...
[email protected] pa saya baru mencoba membesarkan bibit lele.. orang bilang 1 liter lele ukuran korek. bila di besarkan se ukuran jari tangan maka hasil nya menjadi 10 liter bahkan lebih.. tapi kenyataan nya saya hanya bisa mendapatkan 2-3 liter saja apa dan bagaimana caranya ? pakan full sortir oke tapi tetap hasilnya tidak maksimal.. apa yang salah ya ? 19 Agustus 2010 02:12 im mengatakan...
Salam knal pak,sy ovan dr tsik...mo tnya,jenis probiotik apa saja yg d pakai utk lele dr ukuran bibit (sbsar kelingking) sampai ukuran konsumsi (7-10 ekor per kg)..trimakasih sblm'y.. 4 September 2010 17:48 denny mengatakan...
assalamualaikum pak, saya ingin bertanya pak, apa budi daya lele di kolam terpal mesti di lakukan proses penyifonan juga seperti budi daya gurami? apa ada alternatif lain pak untuk melakukan proses ini, karena yang saya tahu mesin diesel yang digunakan untuk proses penyifonan lumayan mahal pak. terima kasih pak sebelum nya. 28 September 2010 10:14 firnandi mengatakan...
sebelumnya saya sangat berterima kasih terhadap blog ini.. saya mau nanya: probiotik apa saja yang bagus buat ikan lele dan tolong berikan perincian harganya dan cara pemakaiannya terima kasih 30 September 2010 13:21 triyanto mengatakan...
permisi numpang mampir pak, salam kenal kulo tri saking jogja mau tanya apa pembesaran lele di kolam terpal harus
terkena cahaya matahari?soalnya saya punya bekas kandang sapi semi permanen (atap genteng,lantai semen dan cuma terbuka di satu sisi) apakah masih memenuhi syarat pak? klo masih apakah lantainya harus dikasih sekam(mrambot) dulu atau bisa langsung digelari terpal? dimana saya bisa beli terpal dan alatnya(ph meter)? mohon maaf klo terlalu banyak tanya n matur suwun atas bimbingan dari bapak 24 Oktober 2010 22:01 Anonim mengatakan...
eric malang, pak saya baru berusaha pembenihan benih lel ukuran 2-3 cm , saya tinggal di daerah kabupaten, akhir2 ini kan sering hujan,,, dan kolam saya tidak mempunyai pelindung, bagaimana pak ? 29 Oktober 2010 22:20 Anonim mengatakan...
salam saya windu, surabaya pengen belajar ternak lele jika berkenan mohon dibantu informasi bibit dan penjualan hasil panen untuk daerah surabaya salam matur nuwun sanged
[email protected] 1 November 2010 02:12 end mengatakan...
saya mau nanya. apa air hujan berpengaruh pada ikan lele?seandainya air hujan dibiarkan jatuh ke kolam. terima kasih atas tanggapanya 3 November 2010 20:05 P.H.T meng ataka n...
saya mau tanya om,,, maksud ukuran bibit 4/6 atau 5/7 itu apaya??? trimakasih...^^ 16 November 2010 13:35 A n o n i m m e n g
a t a k a n ...
saya wiwied dr karimun blog yg sangat bermanfaat pak..mksh sakderengipun... sy belajar ternak lele, cuma lahan sempit,sy buat kolam 6x2 meter yg disekat jadi 3 petak..rencana satu untuk bibit, 1 untuk dewasa, 1 lagi untuk induk dewasa pak.. mohon panduan bapak, bagaimana sebaiknya, mengingat lahan sempit dan tinggal di rumah dinas.. terimakasih sebelumnya pak.. email saya :
[email protected] 12 Desember 2010 22:09 Anon men an...
assalam saya Arief dari medan, saya bersukur menemukan Blog anda,blog anda sangat membantu. ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan 1. saya memiliki 2 buah kolam terpal uk 2x3m dan kolam tanah uk 10x2m saya berniat memelihara lele pada kolam terpal lalu memindahnya kekolam tanah pada masa sortir. bagai mana menurut anda? 2. bagai mana jika kolam terpal tidak di atap seberapa beswar pengaruhnya ? 3. di sini agak sulit menemukan bibit lele sangkuriang apa bapak punya rekan di sini yang menyediakannya? 4. saat ini saya membesarkan lele dumbo dengan pakan
pelet buatan pabrik merek 871-1 hyprofit. tp harganya sangat mahal apa anda punya saran untuk pakan penggantinya? terimakasih sebelumnya....... 21 Desember 2010 00:53 Anon men
saya, husnan dari banyuwangi, sya punya permasalahan tentang pengobatan ikan lele, ikan lele yg sya budidayakan tubuhnya penuh dengan warna kuning,,, mohon infonya tentang cara pengobatannya 17 Januari 2011 10:12 Anon
assalamu'alaikum.. saya Amry dari Bantul, saya sangat berterima kasih atas info-info yang bermanfaat. Tapi ada pertanyaan yang ingin saya utarakan. 1. Bagaimana bila selama pembesaran lele air kolam sama sekali tak di ganti? 2. Bila harus di ganti, bolehkah kita pake air langsung dari sumur? atas jawabannya saya ucapkan terima kasih.. 19 Januari 2011 05:45 Anon
Riza
[email protected] Saya senang menemukan blog ini,karena saya baru saja
(sekitar 2mggu) berkecimpung di usaha pembesaran Lele, Saya mempunyai dua kolam yang pertama kolam terpal ukuran 11x4 m2 sy isi bibit 2/3 sbanyak 25.000 yang rencananya dalam waktu 2bulan akan saya sortir untuk pembesaran berikutnya. Yang kedua kolam alami dg ukuran 15x5 m2 saya isi bibt 5/7 sbnyk 20.000 yg saya harapkan panen dlm waktu 2bulan. Yang ingin saya tanyakan bgmn tkt kematian yang wajar untuk dua kolam tersebut? krn setelah saya analisa untuk kolam terpal saya selam 1 mgu tk.kematiannya mencapai 3.500 selama satu mgu. Sedangkan kolam alami sebanyak 1.500 dlm 1 mggu. Apakah itu masih wajar krn menurut info yg saya dapatkan dalam 1mggu Lele mengalami fase kritis. Untuk info saya memberi pakan 2x sehari pagi & petang. Untuk bibit 2/3 sy beri pelet udang halus. Untuk yg 5/7 pelet SP-1. MOhon info dan saran bapak. Thanx... 27 Januari 2011 11:29 Anon
asslamualaikum... saya mahasiswa dan saya sangat tertarik dengan budidaya ikan lele ini...n saya berterimakasih kepada blog ini karena blog ini sangat bermanfaat bagi saya...ada hal yang menjanggal di pikiran saya pak begini misalnya kita membuat kolamnya pakai terpal truz apakah kolam terpal itu harus terkena matahari?? misalnya saya buat kolamya di teras yang tidak terkena
matahari langsung...itu gmn ya pak?? mohon bantuannya.... 21 Februari 2011 11:39 Anon
Saya rufy seorang pelajar,.pengen tanya,. 1. kalau kolam ukuran 2x3 di kasih bibit ukur 6-7 baiknya berapa ekor ya? 2. trus kira-kira sampai masa panen habis pakan berapa kg? 3. Baiknya air kolam diganti apa tidak dari pertama sampai panen? 4. Kalau dari awal sampai panen pakannya pelet terus baik gak? pelet sekarang harganya berapa ya? maaf, baru belajar, baru mau mulai, jadi masih belum banyak mengerti,.mohon informasinya pak,. Terima kasih banyak 25 Februari 2011 04:11 syafe
assalamuallaikum.wr.wb pak saya punya kolam di belakang rumah kalo misalnya ikan lele sama gurame disatu tmp bisa gag....? assalamualaikum.wr.wb 25 Februari 2011 18:33 Anon
[email protected] dengan adanya blog ini dapat mengurangi pengangguran