Budaya Akademik dan Etos Kerja Dalam Islam 25 10 2010
1.
1. BUDAYA AKADEMIK
1.
a. Pengertian Budaya Akademik. Akademik.
Budaya akademik (Academic culture) culture),, Budaya Akademik dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian. ehidupan dan kegiatan akademik diharapkan selalu berkembang, bergerak ma!u bersama dinamika perubahan dan pembaharuan sesuai tuntutan "aman. #erubahan dan pembaharuan dalam kehidupan dan kegiatan akademik menu!u kondisi yang ideal senantiasa men!adi harapan dan dambaan setiap insan yang mengabdikan dan mengaktualisasikan diri melalui dunia pendidikan tinggi dan penelitian, terutama mereka yang menggenggam idealisme dan gagasan tentang tenta ng kema!uan. #erubahan dan pembaharuan ini hanya dapat ter!adi apabila digerakkan dan didukung oleh pihak$pihak yang saling terkait, memiliki komitmen dan rasa tanggung!awab yang tinggi terhadap perkembangan dan kema!uan budaya akademik. Budaya akademik sebenarnya adalah budaya uni%ersal. Artinya, dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan dirinya dalam akti%itas a kti%itas akademik. &embanggun budaya akademik bukan perkara yang mudah. 'iperlukan upaya upaya sosialisasi terhadap kegiatan akademik, sehingga ter!adi kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan norma$norma kegiatan akademik tersebut. #emilikan budaya akademik ini seharusnya men!adi idola semua insan akademisi perguruaan tinggi, yakni dosen dan mahasiswa. 'era!at akademik tertinggi bagi seorang dosen adalah dicapainya kemampuan akademik pada tingkat guru besar (proesor). edangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu mencapai prestasi akademik yang setinggi$tingginya. husus bagi mahasiswa, aktor$aktor yang dapat menghasilkan prestasi akademik tersebut ialah terprogramnya kegiatan bela!ar, kiat untuk berburu reerensi actual dan mutakhir, diskusi substansial akademik, dsb. 'engan melakukan akti%itas seperti itu diharapkan dapat dikembangkan budaya mutu (*uality culture) yang secara bertahap dapat men!adi kebiasaan dalam perilaku tenaga akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan proses pendidikan di di perguruaan tinggi. +leh karena itu, tanpa melakukan kegiatan$kegiatan akademik, mustahil seorang akademisi akan memperoleh nilai$nilai normati%e akademik. Bias sa!a ia mampu berbicara tentang norma dan nilai$nilai akademik tersebut didepan orum namun tanpa proses bela!ar dan latihan, norma$norma tersebut tidak akan pernah terwu!ud dalam praktik kehidupan sehari$ hari. Bahkan sebaliknya, ia tidak segan$segan melakukan pelanggaran dalam wilayah tertentu baik disadari ataupun tidak. iranya, dengan mudah disadari bahwa perguruan tinggi berperan dalam mewu!udkan upaya dan pencapaian budaya akademik tersebut. #erguruan tinggi merupakan wadah pembinaan
intelektualitas dan moralitas yang mendasari kemampuan penguasaan -#/ dan budaya dalam pengertian luas disamping dirinya sendirilah yang berperan untuk perubahan tersebut. 1.
b. Pembahasan entang Budaya Akademik
'ari berbagai orum terbuka tentang pembahasan Budaya Akademik yang berkembang d -ndonesia, menegaskan tentang berbagai macam pendapat di antaranya
1! Konse" dan #iri$#iri Perkembangan Budaya Akademik 'alam situasi yang sarat idealisme, rumusan konsep dan pengertian tentang Budaya Akademik yang disepakati oleh sebagian besar (1343,2) responden adalah 6Budaya atau sikap hidup yang selalu mencari kebenaran ilmiah melalui kegiatan akademik dalam masyarakat akademik, yang mengembangkan kebebasan berpikir, keterbukaan, pikiran kritis$analitis7 rasional dan obyekti oleh warga masyarakat akademik8 onsep dan pengertian tentang Budaya Akademik tersebut didukung perumusan karakteristik perkembangannya yang disebut 69iri$9iri #erkembangan Budaya Akademik8 yang meliputi berkembangnya (1) penghargaan terhadap pendapat orang lain secara obyekti7 (2) pemikiran rasional dan kritis$analitis dengan tanggung!awab moral7 (:) kebiasaan membaca7 (;) penambahan ilmu dan wawasan7 (5) kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat7 () penulisan artikel, makalah, buku7 (3) diskusi ilmiah7 (<) proses bela!ar$menga!ar, dan (=) mana!emen perguruan tinggi yang baik
%! radisi Akademik #emahaman mayoritas responden (1:43;,;) mengenai radisi Akademik adalah, 6radisi yang men!adi ciri khas kehidupan masyarakat akademik dengan men!alankan proses bela!ar$menga!ar antara dosen dan mahasiswa7 menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta mengembangkan cara$cara berpikir kritis$analitis, rasional dan ino%ati di lingkungan akademik8 radisi menyelenggarakan proses bela!ar$menga!ar antara guru dan murid, antara pandito dan cantrik, antara kiai dan santri sudah mengakar se!ak ratusan tahun yang lalu, melalui lembaga$lembaga pendidikan seperti padepokan dan pesantren. Akan tetapi tradisi$tradisi lain seperti menyelenggarakan penelitian adalah tradisi baru. 'emikian pula, tradisi berpikir kritis$analitis, rasional dan ino%ati adalah kemewahan yang tidak ter!angkau tanpa ter!adinya perubahan dan pembaharuan sikap mental dan tingkah laku yang harus terus$menerus diinternalisasikan dan disosialisasikan dengan menggerus sikap mental paternalistik dan ewuh$pakewuh yang berlebih$lebihan pada sebagian mas yarakat akademik yang mengidap tradisi lapuk, terutama dalam paradigma patron$client relationship yang mendarah$daging.
&! Kebebasan Akademik #engertian tentang 6ebebasan Akademik8 yang dipilih oleh 1;; orang (5,3) res ponden adalah
ebebasan yang dimiliki oleh pribadi$pribadi anggota si%itas akademika (mahasiswa dan dosen) untuk bertanggung!awab dan mandiri yang berkaitan dengan upaya penguasaan dan pengembangan -ptek dan seni yang mendukung pembangunan nasional. ebebasan akademik meliputi kebebasan menulis, meneliti, menghasilkan karya keilmuan, menyampaikan pendapat, pikiran, gagasan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni, dalam kerangka akademis (istanto, et. al., 2000 <). 6ebebasan Akademik8 berurat$berakar mengiringi tradisi intelektual masyarakat akademik > tetapi kehidupan dan kebi!akan politik acapkali mempengaruhi dinamika dan perkembangannya. 'alam re"im pemerintahan yang otoriter, kiranya kebebasan akademik akan sulit berkembang. 'alam kepustakaan internasional kebebasan akademik dipandang sebagai inti dari budaya akademik dan berkaitan dengan kebebasan berpendapat (lihat 9+'/?-A 1==, orum 1==;, 'aedalus @inter 1==3, #och 1==:, @atch 1==<, @orgul 1==2). 'alam masyarakat akademik di -ndonesia, kebebasan akademik yang berkaitan dengan kebebasan berpendapat telah mengalami penderitaan yang pan!ang, selama puluhan tahun diwarnai oleh pelarangan dan pembatasan kegiatan akademik di era pemerintahan uharto (lihat @atch 1==<). ini kebebasan akademik telah berkembang seiring ter!adinya pergeseran pemerintahan dari uharto kepada abibie, dan makin berkembang begitu bebas pada pemerintahan Abdurrahman @ahid, bahkan hampir tak terbatas dan 6tak bertanggung!awab,8 sampai pada pemerintahan &egawati, yang makin sulit mengendalikan perkembangan kebebasan berpendapat. elain itu, kebebasan akademik kadangkala !uga berkaitan dengan sikap$sikap dalam kehidupan beragama yang pada era dan pandangan keagamaan tertentu menimbulkan hambatan dalam perkembangan kebebasan akademik, khususnya kebebasan berpendapat. 'apat dikatakan bahwa kebebasan akademik suatu masyarakat$bangsa sangat tergantung dan berkaitan dengan situasi politik dan pemerintahan yang dikembangkan oleh para penguasa. #elarangan dan pembatasan kehidupan dan kegiatan akademik yang menghambat perkembangan kebebasan akademik pada la"imnya meliputi (1) penerbitan buku tertentu7 (2) pengembangan studi tentang ideologi tertentu7 dan (:) pengembangan kegiatan kampus, terutama demonstrasi dan diskusi yang bertentangan dengan ideologi dan kebi!akan pemerintah atau negara. 1.
'. (tonomi Keilmuan
'alam ## o. :0 h. 1==0 terdapat konsep mengenai 6+tonomi eilmuan8 yang disebut 6merupakan pedoman bagi perguruan tinggi dan si%itas akademika dalam penguasaan dan pengembangan -#/ dan seni.8 ## tersebut tidak memberikan pen!elasan lebih lan!ut mengenai 6+tonomi eilmuan8 tetapi memberikan arahan yang pen!abarannya tampaknya diserahkan kepada # masing$masing, antara lain 1) #elaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan berpedoman pada norma dan kaidah keilmuan, diarahkan untuk memantapkan terwu!udnya penguasaan, pengembangan -#/ dan seni7
2) enat perguruan tinggi berkewa!iban merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan perwu!udan otonomi keilmuan dalam kerangka pemantapan terwu!udnya penguasaan, pengembangan -#/, seni, dan pembangunan nasional. /mpat pilihan !awaban yang dia!ukan dalam butir kuesioner tentang 6+tonomi eilmuan8 tidak secara eksplisit memungut dari ## o. :04h. 1==0, melainkan lebih dari hasil sur%ei pendahuluan yang dilaksanakan sebelumnya pada tingkat lokal yang berbunyi sebagai berikut •
ewenangan bagi perguruan tinggi untuk merumuskan pelaksanaan pengembangan kegiatan$kegiatan akademik di kampus masing$masing.
•
+tonomi lembaga$lembaga keilmuan (perguruan tinggi) untuk menggali, menemukan dan mengembangkan -#/.
•
+tonomi pengembangan keilmuan yang dimiliki dosen dan mahasiswa sesuai kaidah$ kaidah dan norma$norma keilmuan
1.
d. Kesadaran Kritis Dan Budaya Akademik
&eru!uk pada redaksi CC ?- o. 20 ahun 200: tentang isdiknas Bab D- bagian ke empat pasal 1= bahwasanya mahasiswa itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk siswa4 murid yang telah sampai pada !en!ang pendidikan tertentu dalam masa pembela!arannya. edangkan secara hariah, mahasiswa8 terdiri dari dua kata, yaitu &aha yang berarti tinggi dan iswa yang berarti subyek pembela!ar sebagaimana pendapat Bobbi de porter, !adi kaidah etimologis men!elaskan pengertian mahasiswa sebagai pela!ar yang tinggi atau seseorang yang bela!ar di perguruan tinggi4 uni%ersitas. amun !ika kita memaknai mahasiswa sebagai subyek pembela!ar sa!a, amatlah sempit sebab meski diikat oleh suatu deinisi study, akan tetapi mengalami perluasan makna mengenai eksistensi dan peran yang dimainkan dirinya. emudian pada perkembangan selan!utnya, mahasiswa tidak lagi diartikan hanya sebatas subyek pembela!ar (study), akan tetapi ikut mengisi definisi learning . &ahasiswa adalah seorang pembela!ar yang tidak hanya duduk di bangku kuliah kemudian mendengarkan tausiyah dosen, lalu setelah itu pulang dan menghapal di rumah untuk menghadapi u!ian tengah semester atau C!ian Akhir semester. &ahasiswa dituntut untuk men!adi seorang simbol pembaharu dan inisiator per!uangan yang respect dan tanggap terhadap isu$isu sosial serta permasalahan umat manusia. Apabila kita melakukan kilas balik, melihat se!arah, peran mahasiswa acapkali mewarnai per!alanan bangsa -ndonesia, mulai dari pen!a!ahan hingga kini masa reormasi. mahasiswa bukan hanya menggendong tas yang berisi buku, tapi mahasiswa turut angkat sen!ata demi kedaulatan bangsa -ndonesia. 'an telah men!adi rahasia umum, bahwasanya mahasiswa lah yang men!adi pelopor restrukturisasi tampuk kepemimpinan ?- pada saat reormasi 1==<. #eran yang diberikan mahasiswa begitu dahsyat, sehingga sendi$sendi bangsa yang telah rapuh, tidak lagi bisa ditutup$tutupi oleh re"im dengan status *uonya, tetapi bisa dibongkar dan dihancurkan oleh &ahasiswa. &encermati alunan se!arah bangsa -ndonesia, hingga kini tidak terlepas dari peran mahasiswa, oleh karena itu mahasiswa dapat dikategorikan sebagai Agent of social change ( -stilah August comte) yaitu perubah dan pelopor ke arah perbaikan suatu bangsa. endatipun demikian, paradigma semacam ini belumlah men!adi kesepakatan bersama antar mahasiswa
( Plat form ), sebab masih ada sebagian madzhab mahasiswa yang apriori ( cuek ) terhadap eksistensi dirinya sebagai seorang mahasiswa, bahkan ia tak mau tahu menahu tentang keadaan sekitar lingkungan masyarakat ataupun sekitar lingkungan kampusnya sendiri. Eang terpenting buat mereka adalah duduk dibangku kuliah men!adi kambing conge dosen, lantas pulang duluan ke rumah. -nikah mahasiswa F #adahal, mahasiswa adalah sosok yang semestinya kritis, logis, berkemauan tinggi, respect dan tanggap terhadap permasalahan umat dan bangsa, mau beker!a keras, bela!ar terus menerus, mempunyai nyali (keberanian yang tinggi) untuk menyatakan kebenaran, aplikati di lingkungan masyarakat serta spiritualis dan konsisten dalam mengaktualisasikan nilai$nilai ketauhidan kepada uhan Eang &aha /sa. 'engan onsep itulah, mahasiswa semestinya bergerak dan menyadari dirinya akan eksistensi ke$mahahasiswaan nya itu. Bela!ar tidaklah hanya sebatas menge!ar gelar akademis atau nilai indeks prestasi ( -# ) yang tinggi dan mendapat penghargaan cumlaude, lebih dari itu mahasiswa harus bergerak bersama rakyat dan pemerintah untuk membangun bangsa, atau paling tidak dalam lingkup yang paling mikro, ada suatu kemauan untuk mengembangkan ci%itas4 perguruan tinggi dimana ia kuliah. &isalnya dengan ikut serta4 akti di +rganisasi &ahasiswa, baik itu +rganisasi intra kampus ( B/& dan C& ) ataupun +rganisasi /kstra kampus, serta akti dalam kegiatan$kegiatan lain yang mengarah pada pembangunan bangsa. 1.
%. E() KE*+A DA,AM I),AM
1.
a. Pengertian
/tos berasal dari bahasa Eunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. ikap ini tidak sa!a dimiliki oleh indi%idu, tetapi !uga oleh kelompok bahkan masyarakat . 'alam kamus besar bahasa -ndonesia etos ker!a adalah semangat ker!a yang men!adi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok. ecara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. 'igunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu •
suatu aturan umum atau cara hidup
•
suatu tatanan aturan perilaku.
•
#enyelidikan tentang !alan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku .
'alam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita$cita yang positi. Akhlak atau etos dalam terminologi #ro. 'r. Ahmad Amin adalah membiasakan kehendak. esimpulannya, etos adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatan$ perbuatan dengan mudah dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya . 'ari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang indi%idu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi guna mewu!udkan sesuatu keinginan atau cita$cita. /tos ker!a adalah releksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos ker!a pada dasarnya !uga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai$nilai yang
berdimensi transenden. &enurut .. oto asmara etos ker!a adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high #erormance) . 'engan demikian adanya etos ker!a pada diri seseorang pedagang akan lahir semangat untuk men!alankan sebuah usaha dengan sungguh$sungguh, adanya keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan didapat tentunya maksimal pula. 'engan etos ker!a tersebut !aminan keberlangsungan usaha berdagang akan terus ber!alan mengikuti waktu. 1.
b. Konse" Kerja dalam Islam
emuliaan seorang manusia itu bergantung kepada apa yang dilakukannya. 'engan itu, sesuatu amalan atau peker!aan yang mendekatkan seseorang kepada Allah adalah sangat penting serta patut untuk diberi perhatian. Amalan atau peker!aan yang demikian selain memperoleh keberkahan serta kesenangan dunia, !uga ada yang lebih penting yaitu merupakan !alan atau tiket dalam menentukan tahap kehidupan seseorang di akhirat kelak, apakah masuk golongan ahli syurga atau sebaliknya. -stilah ‘kerja’ dalam -slam bukanlah semata$mata meru!uk kepada mencari re"eki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan waktu siang maupun mala m, dari pagi hingga sore, terus menerus tak kenal lelah, tetapi ker!a mencakup segala bentuk amalan atau peker!aan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga dan masyarakat sekelilingnya serta negara. 'engan kata lain, orang yang berker!a adalah mereka yang menyumbangkan !iwa dan enaganya untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat dan negara tanpa menyusahkan orang lain. +leh karena itu, kategori ahli yurga seperti yang digambarkan dalam Al$GurHan bukanlah orang yang mempunyai peker!aan4!abatan yang tinggi dalam suatu perusahaan4instansi sebagai mana!er, direktur, teknisi dalam suatu bengkel dan sebagainya. etapi sebaliknya Al$Guran menggariskan golongan yang baik lagi beruntung (al$alah) itu adalah orang yang banyak ta*wa kepada Allah, khusyu sholatnya, baik tutur katanya, memelihara pandangan dan sikap malunya pada$ya serta menunaikan tanggung !awab sosialnya seperti mengeluarkan "akat dan lainnya (QS Al Mu’minun : 1 11! Iolongan ini mungkin terdiri dari pegawai, supir, tukang sapu ataupun seorang yang tidak mempunyai peker!aan tetap. iat$siat di ataslah sebenarnya yang men!amin kebaikan dan kedudukan seseorang di dunia dan di akhirat kelak. Jika membaca hadits$hadits ?asulullah A@ tentang ciri$ciri manusia yang baik di sisi Allah, maka tidak heran bahwa diantara mereka itu ada golongan yang memberi minum an!ing kelaparan, mereka yang memelihara mata, telinga dan lidah dari perkara yang tidak berguna, tanpa melakukan amalan sunnah yang banyak dan seumpamanya. 'alam satu hadits yang diriwayatkan oleh Cmar r.a., berbunyi ’Bahwa setiap amal itu bergantung pada niat, dan setiap individu itu dihitung berdasarkan apa yang diniatkannya … ’ Dalam ri-ayat
lain *asulullah )A/ bersabda 0
‘ Binasalah orang-orang slam kecuali mereka yang berilmu! "aka binasalah golongan berilmu, kecuali mereka yang beramal dengan ilmu mereka! #an binasalah golongan yang beramal dengan ilmu mereka kecuali mereka yang ikhlas! $esungguhnya golongan yang ikhlas ini juga masih dalam keadaan bahaya yang amat besar …
’ edua hadist diatas sudah cukup men!elaskan betapa niat yang disertai dengan keikhlasan itulah inti sebenarnya dalam kehidupan dan peker!aan manusia. Alangkah baiknya kalau umat -slam hari ini, dapat bergerak dan beker!a dengan tekun dan mempunyai tu!uan yang satu, yaitu mardatillah2 (keridhaan Allah) itulah yang dicari dalam semua urusan. 'ari situlah akan lahir nilai keberkahan yang sebenarnya dalam kehidupan yang penuh dengan curahan rahmat dan nikmat yang banyak dari Allah. -nilah golongan yang diistilahkan sebagai golongan yang tenang dala m ibadah, ridha dengan kehidupan yang ditempuh, serta optimis dengan !an!i$!an!i Allah. 1.
'. Meneladani Etos Kerja *asulullah )A/
?asulullah A@ men!adikan ker!a sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan. ?asul beker!a bukan untuk menumpuk kekayaan duniawi. Beliau beker!a untuk meraih keridaan Allah @. uatu hari ?asulullah A@ ber!umpa dengan aHad bin &uHad" Al$Anshari. etika itu ?asul melihat tangan aHad melepuh, kulitnya gosong kehitam$hitaman seperti terpanggang matahari. 6enapa tanganmuF,8 tanya ?asul kepada aHad. 6@ahai ?asulullah,8 !awab aHad, 6anganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nakah keluarga yang men!adi tanggunganku8. eketika itu beliau mengambil tangan aHad dan menciumnya seraya berkata, 6-nilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka8. 'alam kisah lain disebutkan bahwa ada seseorang yang ber!alan melalui tempat ?asulullah A@. +rang tersebut sedang beker!a dengan sangat giat dan tangkas. #ara sahabat kemudian bertanya, 6@ahai ?asulullah, andaikata beker!a semacam orang itu dapat digolongkan "ihad fi sabilillah, maka alangkah baiknya.8 &endengar itu ?asul pun men!awab, 6alau ia beker!a untuk menghidupi anak$anaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah7 kalau ia beker!a untuk menghidupi kedua orangtuanya yang sudah lan!ut usia, itu adalah fi sabilillah7 kalau ia beker!a untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta$minta, itu !uga fi sabilillah.8
34* Ath$habrani!.
Beker!a adalah maniestasi amal saleh. Bila ker!a itu amal saleh, maka ker!a adalah ibadah. 'an bila ker!a itu ibadah, maka kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari ker!a. Bukankah Allah @ menciptakan manusia untuk beribadah kepada$yaF idak berlebihan bila keberadaan seorang manusia ditentukan oleh akti%itas ker!anya. isah di awal menggambarkan betapa besarnya penghargaan ?asulullah A@ terhadap ker!a. er!a apapun itu selama tidak menyimpang dari aturan yang ditetapkan agama. 'emikian besarnya penghargaan beliau, sampaisampai dalam kisah pertama, manusia teragung ini 6rela8 mencium tangan aHad bin &uHad" Al$Anshari yang melepuh lagi gosong. ?asulullah
A@, dalam dua kisah tersebut, memberikan moti%asi pada umatnya bahwa beker!a adalah perbuatan mulia dan termasuk bagian dari !ihad. ?asulullah A@ adalah sosok yang selalu berbuat sebelum beliau memerintahkan para sahabat untuk melakukannya. al ini sesuai dengan tugas beliau sebagai ushwatun hasanah7 teladan yang baik bagi seluruh manusia. &aka saat kita berbicara tentang etos ker!a islami, maka beliaulah orang yang paling pantas men!adi ru!ukan. 'an berbicara tentang etos ker!a ?asulullah A@ sama artinya dengan berbicara bagaimana beliau men!alankan peran$peran dalam hidupnya. Ada lima peran penting yang diemban ?asulullah A@, yaitu 1) sebagai rasul. #eran ini beliau !alani selama 2: tahun. 'alam kurun waktu tersebut beliau harus berdakwah menyebarkan -slam7 menerima, menghapal, menyampaikan, dan men!elaskan tak kurang dari ayat Al*uran7 men!adi guru (pembimbing) bagi para sahabat7 dan men!adi hakim yang memutuskan berbagai pelik permasalahan umat$dari mulai pembunuhan sampai perceraian. 2) sebagai kepala negara dan pemimpin sebuah masyarakat heterogen. atkala memegang posisi ini ?asulullah A@ harus menerima kun!ungan diplomatik 6negara$negara sahabat8. ?asul pun harus menata dan menciptakan sistem hukum yang mampu menyatukan kaum &uslimin, asrani, dan Eahudi, mengatur perekonomian, dan setumpuk masalah lainnya. :) sebagai panglima perang. elama hidup tak kurang dari 2< kali ?asul memimpin pertempuran melawan kair Guraisy. ebagai panglima perang beliau harus mengorganisasi lebih dari 5: pasukan ka%eleri bersen!ata. arus memikirkan strategi perang, persedian logistik, keamanan, transportasi, kesehatan, dan lainnya. sebagai kepala rumahtangga. 'alam posisi ini ?asul harus mendidik, membahagiakan, dan memenuhi tanggung !awab$lahir batin$terhadap para istri beliau, tu!uh anak, dan beberapa orang cucu. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat perhatian terhadap keluarganya. 'i tengah kesibukannya ?asul pun masih sempat bercanda dan men!ahit sendiri ba!unya. ;) sebagai seorang pebisnis. e!ak usia 12 tahun pamannya Abu halib sudah menga!aknya melakukan per!alanan bisnis ke yam, negeri yang saat ini meliputi yria, Jordan, dan Kebanon. 'ari usia 13 hingga sekitar 20 tahun adalah masa tersulit dalam per!alanan bisnis ?asul karena beliau harus mandiri dan bersaing dengan pemain pemain senior dalam perdagangan regional. Csia 20 hingga 25 tahun merupakan titik keemasan entrepreneurship ?asulullah A@ terbukti dengan 6terpikatnya8 konglomerat &ekah, hadi!ah binti huwailid, yang kemudian melamarnya men!adi suami. A"alurrahman dalam bukunya, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang (20005$12), mencatat bahwa ?asul pun sering terlibat dalam per!alanan bisnis ke berbagai negeri seperti Eaman, +man, dan Bahrain. 'an beliau mulai mengurangi kegiatan bisnisnya ketika mencapai usia :3 tahun. Adalah kenyataan bila ?asulullah A@ mampu men!alankan kelima perannya tersebut dengan sempurna, bahkan men!adi yang terbaik. ak heran bila para il muwan, baik itu yang
&uslim maupun non$&uslim, menempatkan beliau sebagai orang yang paling berpengaruh, paling pemberani, paling bi!aksana, paling bermoral, dan se!umlah paling lainnya. 1.
d. *ahasia kesuksesan karier dan "ekerjaan *asulullah )A/
1) ?asul selalu beker!a dengan cara terbaik, proesional, dan tidak asal$asalan. Beliau bersabda, 6esungguhnya Allah menginginkan !ika salah seorang darimu beker!a, maka hendaklah meningkatkan kualitasnya8. 2) 'alam beker!a ?asul melakukannya dengan mana!emen yang baik, perencanaan yang !elas, pentahapan aksi, dan adanya penetapan skala prioritas. :) ?asul tidak pernah menyia$nyiakan kesempatan sekecil apapun. 6Barangsiapa yang dibukakan pintu kebaikan, hendaknya dia mampu memanaatkannya, karena ia tidak tahu kapan ditutupkan kepadanya,8 demikian beliau bersabda. ;) 'alam beker!a ?asul selalu memperhitungkan masa depan. Beliau adalah sosok yang %isioner, sehingga segala akti%itasnya benar$benar terarah dan terokus. 5) ?asul tidak pernah menangguhkan peker!aan. Beliau beker!a secara tuntas dan berkualitas. ) ?asul beker!a secara ber!amaah dengan mempersiapkan (membentuk) tim yang solid yang percaya pada cita$cita bersama. 3) ?asul adalah pribadi yang sangat menghargai waktu. idak berlalu sedetik pun waktu, kecuali men!adi nilai tambah bagi diri dan umatnya. 'an yang terakhir, ?asulullah A@ men!adikan ker!a sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan. ?asul beker!a bukan untuk menumpuk kekayaan duniawi. Beliau beker!a untuk meraih keridhaan Allah @. -nilah kunci terpenting. 1.
e. 5ungsi dan ujuan Etos Kerja
ecara umum, etos ker!a berungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan indi%idu. &enurut A. abrani ?usyan, ungsi etos ker!a adalah •
#endorang timbulnya perbuatan.
•
#enggairah dalam akti%itas.
•
#enggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya moti%asi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan .
er!a merupakan perbuatan melakukan peker!aan atau menurut kamus @.J. #urwadaminta, ker!a berarti melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan . er!a memiliki arti luas dan sempit dalam arti luas ker!a mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non materi baik bersiat intelektual maupun isik, mengenai keduniaan
maupun akhirat. edangkan dalam arti sempit, ker!a berkonotasi ekonomi yang persetu!uan mendapatkan materi. Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan dalam beker!a yang disertai semangat yang tinggi untuk mewu!udkan cita$cita. ilai ker!a dalam -slam dapat diketahui dari tu!uan hidup manusia yang kebahagiaan hidup di dunia untuk akhirat, kebahagian hidup di akhirat adalah kebahagiaan se!ati, kekal untuk lebih dari kehidupan dunia, sementara kehidupan di dunia dinyatakan sebagai permainan, perhiasan lading yang dapat membuat lalai terhadap kehidupan di akhirat. &anusia sebelum mencapai akhirat harus melewati dunia sebagai tempat hidup manusia untuk sebagai tempat untuk mancari kebahagiaan di akhirat. Ahli$ahli asawu mengatakan Cntuk mencapai kebahagiaan di akhirat, manusia harus mempunyai bekal di dunia dan di manapun manusia menginginkan kebahagiaan. &anusia berbeda$beda dala m mengukur kebahagiaan, ada yang mengukur banyaknya harta, kedudukan, !abatan, wanita, pengetahuan dan lain$lain. Eang kenyataannya keadaan$keadaan lahiriah tersebut tidak pernah memuaskan !iwa manusia, bahkan !ustru dapat menyengsarakannya. Jadi dian!urkan di dunia tapi tidak melupakan kehidupan akhirat.
O7 ? > O7 ? ` >C >?> CS >9 G >c > 6 7 89 : < >R > C > X9 L >H >9 > Z > >F G 9H < > J> > L > 89 N > Q <>R CS >T > <9Q > [ < > J> > \>] >^9_ ; >?V 7F? N 9 ; <=> < ? @9 >C 9 > 7 < < > >V99 S OF ? W f9 O J N?. Artinya0
#an carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu %kebahagiaan& negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari %keni'matan& duniawi dan berbuat baiklah %kepada orang lain& sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di %muka& bumi! $esungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan! %(!$! Al-(ashash) **&
#andangan -slam mengenai etos ker!a, di mulai dari usaha mengangkap sedalam$dalamnya sabda nabi yang mengatakan bahwa niali setiap bentuk ker!a itu tergantung pada niat$niat yang dipunyai pelakunya, !ika tu!uannya tinggi (mencari keridhaan Allah) maka ia pun akan mendapatkan nilai ker!a yang tinggi, dan !ika tu!uannya rendah (seperti misalnya hanya bertu!uan memperoleh simpati sesama manusia belaka) maka setingkat pula nilai ker!anya . 1.
. Etos kerja Islami
'alam kehidupan pada saat sekarang, setiap manusia dituntut untuk beker!a guna memenuhi kebutuhan hidup sehari$hari. 'engan beker!a seseorang akan menghasilkan uang, dengan uang tersebut seseorang dapat membelan!akan segala kebutuhan sehari$hari hingga akhirnya ia dapat bertahan hidup. Akan tetapi dengan beker!a sa!a tidak cukup, perlu adanya peningkatan, moti%asi dan niat. etiap peker!a, terutama yang beragama islam, harus dapat menumbuhkan etos ker!a secara -slami, karena peker!aan yang ditekuni bernilai ibadah. asil yang diperoleh dari peker!aannya !uga dapat digunakan untuk kepentingan ibadah, termasuk didalamnya menghidupi ekonomi keluarga. +leh karena itu seleksi memililih peker!aan menumbuhkan etos ker!a yang islami men!adi suatu keharusan bagi semua peker!aan. Adapun etos ker!a yang islami tersebut adalah niat ikhlas karena Allah semata, ker!a keras dan memiliki cita$ cita yang tinggi. &enurut Al$Iha"ali dalam bukunya 6-hya$u ulumuddin yang dikutip Ali umanto Al$hindi dalam bukunya Beker!a ebagai -badah, men!elaskan pengertian etos (khuluk) adalah suatu siat yang tetap pada !iwa, yang dari padanya timbul perbuatan$ perbuatan dengan mudah dengan tidak membutuhkan pemikiran. 'engan demikian etos ker!a -slami adalah akhlak dalam beker!a sesuai dengan nilai$nilai islam sehingga dalam
melaksanakannya tidak perlu lagi dipikir$pikir karena !iwanya sudah meyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. &enurut 'r. &usa AsyHarie etos ker!a islami adalah ra!utan nilai$nilai khaliah dan abd yang membentuk kepribadian muslim dalam beker!a. ilai$nilai khaliah adalah bermuatan kreati, produkti, ino%ati, berdasarkan pengetahuan konseptual, sedangkan nilai$nilai Labd bermatan moral, taat dan patuh pada hukum agama dan masyarakat oto asmara mengatakan bahwa semangat ker!a dalam -slam kaitannya dengan niat semata$ mata bahwa beker!a merupakan kewa!iban agama dalam rangka menggapai ridha Allah, sebab itulah dinamakan !ihad isabilillah. 9iri$ciri orang yang memiliki semangat ker!a, atau etos yang tinggi, dapat dilihat dari sikap dan tingkah lakunya, diantaranya •
+rientasi kemasa depan. Artinya semua kegiatan harus di rencanakan dan di perhitungkan untuk menciptakan masa depan yang ma!u, lebih se!ahtera, dan lebih bahagia daripada keadaan sekarang, lebih$lebih keadaan di masa lalu. Cntuk itu hendaklah manusia selalu menghitung dirinya untuk mempersiapkan hari esok.
•
er!a keras dan teliti serta menghargai waktu. er!a santai, tanpa rencana, malas, pemborosan tenaga, dan waktu adalah bertentangan dengan nilai -slam, -slam menga!arkan agar setiap detik dari waktu harus di isi dengan : (tiga) hal yaitu, untuk meningkatkan keimanan, beramal sholeh (membangun) dan membina komunikasi sosial, irman Allah
O @9F > 6 >C f ] 9H < 7 89 .] 9 7 FCc 9 ? < > ? > > > > F ? > > > 9Cf >F9C 7 F? ? OS9p> > ?[ OX >?> >q9F 7? J789 .] < >F >. < ^ > <9 < ? 6 Artinya0 Demi masa. )esungguhnya manusia itu benar$benar berada dalam kerugian ke'uali orang$orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati su"aya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati su"aya meneta"i kesabaran. 3.). Al$Ashr0 1$&! •
Bertanggung !awab. emua masalah diperbuat dan dipikirkan, harus dihadapi dengan tanggung !awab, baik kebahagiaan maupun kegagalan, tidak berwatak mencari perlindungan ke atas, dan melemparkan kesalahan di bawah. Allah berirman
> > CS >T > V >x O V < >F9 > | O O ?O v > 7>R wO O^ > ?} >~ 9 > C• > > > < O€ < < S >F ? O^ O >F9 \9] >^9_ V Op< > >C| > >R 6 <89 > 9 < O[ < > Q <>R < O[ < > Q <>R 6 <89 9 ?] ‚H 9 < > ? < >p> CX > ?] OH > OF9 > \] 7X >. Artinya) +ika kamu berbuat baik %berarti& kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi %kejahatan& yang kedua, %ami datangkan orang-orang lain& untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai!%(!$! Al-sra’) *& •
emat dan sederhana. eseorang yang memiliki etos ker!a yang tinggi, laksana seorang pelari marathon lintas alam yang harus berlari !auh maka akan tampak dari
cara hidupnya yang sangat eesien dalam mengelola setiap hasil yang diperolehnya. 'ia men!auhkan sikap boros, karena boros adalah sikapnya setan. •
Adanya iklim kompetisi atau bersaing secara !u!ur dan sehat. etiap orang atau kelompok pasti ingin ma!u dan berkembang namun kema!uan itu harus di capai secara wa!ar tanpa merugikan orang lain.
>7 ? 6 O7 ? Oz Oc 9 9€ < > ? Oz O > CX > > <>R 9?] > <ˆ > † T O ‡ >p> N > F ?‰ OH 9 > ] ƒV9„ > @ 7 89 C ‚S9| > N < 9 † ‹z OF9 >. < C > C• >F >X O >{O Š ƒ• >| < … Artinya) #an bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya %sendiri& yang ia menghadap kepadanya! "aka berlomba-lombalah kamu %dalam berbuat& kebaikan! #i mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian %pada hari kiamat&! $esungguhnya Allah "aha uasa atas segala sesuatu! %(!$! Al-Baarah) ./0&
ebagai orang yang ingin men!adi winner dalam setiap pertandingan eMercise atau latihan untuk men!aga seluruh kondisinya, menghitung asset atau kemampuan diri karena dia lebih baik mengetahui dan mengakui kelemahan sebagai persiapan untuk bangkit. 'ari pada ia bertarung tanpa mengetahui potensi diri. arena hal itu sama dengan orang yang bertindak nekat. erukir sebuah motto dalam dirinya he best ortune that 'an 'ome to a man is that he 'orre'ts his dee'ts and makes u" his ailings (eberuntungan yang baik akan datang kepada seseorang ketka dia dapat mengoreksi kekurangannya dan bangkit dari kegagalannya) #ercayalah .
KE)IMPU,AŒ 1.
1. BUDAYA AKADEMIK
tanpa melakukan kegiatan$kegiatan akademik, mustahil seorang akademisi akan memperoleh nilai$nilai normati%e akademik. Bias sa!a ia mampu berbicara tentang norma dan nilai$nilai akademik tersebut didepan orum namun tanpa proses bela!ar dan latihan, norma$norma tersebut tidak akan pernah terwu!ud dalam praktik kehidupan sehari$hari. Bahkan sebaliknya, ia tidak segan$segan melakukan pelanggaran dalam wilayah tertentubaik disadari ataupun tidak. iranya, dengan mudah disadari bahwa perguruan tinggi berperan dalam mewu!udkan upaya dan pencapaian budaya akademik tersebut. #erguruan tinggi merupakan wadah pembinaan intelektualitas dan moralitas yang mendasari kemampuan penguasaan -#/ dan budaya dalam pengertian luas disamping dirinya sendirilah yang berperan untuk perubahan tersebut. &eru!uk pada redaksi CC ?- o. 20 ahun 200: tentang isdiknas Bab D- bagian ke empat pasal 1= bahwasanya mahasiswa itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk siswa4 murid yang telah sampai pada !en!ang pendidikan tertentu dalam masa pembela!arannya. edangkan secara hariah, mahasiswa8 terdiri dari dua kata, yaitu &aha yang berarti tinggi dan iswa yang berarti subyek pembela!ar sebagaimana pendapat Bobbi de porter, !adi kaidah etimologis men!elaskan pengertian mahasiswa sebagai pela!ar yang tinggi atau seseorang yang bela!ar di perguruan tinggi4 uni%ersitas. Banyak ekali pembahasan yang mengarah dalam Budaya Akademik di antaranya
1.
a. Konse" dan #iri$#iri Perkembangan Budaya Akademik
2.
b. radisi Akademik
:.
'. Kebebasan Akademik
;.
d. (tonomi Keilmuan
1.
%. E() KE*+A DA,AM I),AM
/tos berasal dari bahasa Eunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. ikap ini tidak sa!a dimiliki oleh indi%idu, tetapi !uga oleh kelompok bahkan masyarakat . 'alam kamus besar bahasa -ndonesia etos ker!a adalah semangat ker!a yang men!adi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok. ecara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. 'igunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu •
suatu aturan umum atau cara hidup
•
suatu tatanan aturan perilaku.
•
#enyelidikan tentang !alan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku .
'alam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita$cita yang positi. ecara umum, etos ker!a berungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan indi%idu. &enurut A. abrani ?usyan, ungsi etos ker!a adalah •
#endorang timbulnya perbuatan.
•
#enggairah dalam akti%itas.
•
#enggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya moti%asi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan .
er!a merupakan perbuatan melakukan peker!aan atau menurut kamus @.J. #urwadaminta, ker!a berarti melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan . er!a memiliki arti luas dan sempit dalam arti luas ker!a mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non materi baik bersiat intelektual maupun isik, mengenai keduniaan maupun akhirat. edangkan dalam arti sempit, ker!a berkonotasi ekonomi yang persetu!uan mendapatkan materi. Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan dalam beker!a yang disertai semangat yang tinggi untuk mewu!udkan cita$cita. ilai ker!a dalam -slam dapat diketahui dari tu!uan hidup manusia yang kebahagiaan hidup di dunia untuk akhirat, kebahagian hidup di akhirat adalah kebahagiaan se!ati, kekal untuk lebih
dari kehidupan dunia, sementara kehidupan di dunia dinyatakan sebagai permainan, perhiasan lading yang dapat membuat lalai terhadap kehidupan di akhirat. &anusia sebelum mencapai akhirat harus melewati dunia sebagai tempat hidup manusia untuk sebagai tempat untuk mancari kebahagiaan di akhirat. Ahli$ahli asawu mengatakan Cntuk mencapai kebahagiaan di akhirat, manusia harus mempunyai bekal di dunia dan di manapun manusia menginginkan kebahagiaan. &anusia berbeda$beda dala m mengukur kebahagiaan, ada yang mengukur banyaknya harta, kedudukan, !abatan, wanita, pengetahuan dan lain$lain. Eang kenyataannya keadaan$keadaan lahiriah tersebut tidak pernah memuaskan !iwa manusia, bahkan !ustru dapat menyengsarakannya. Jadi dian!urkan di dunia tapi tidak melupakan kehidupan akhirat. Beberapa urat Eang &engarah dalam /tos er!a dalam -slam di antaranya (Q#S# Al$%a&arah: 1'! (Q#S# Al$)sra’: *! (Q#S# Al$Ashr: 1$+! (Q#S# Al$Qashash: **! (Q#S# Al$,a"m::-.+/:+0! (Q#S# Ar$a’d-1+/: 11! (Q#S Al Mu’minun : 1 11! (Q#S# At$2abah30 : 14.! (Q#S# Al An’am (5!:1+. •
•
Al uran dan terjemahnya Akhlak Œabi Muhammad )A/ 3Keluhuran dan kemuliaannya! Ahmad Muhammad Al$4uy
•
Konse" Kerja dalam Islam Dr. Asyra 4j Ab *ahman
•
Ar$*oyyan$&Ž‘ Meneladani Etos Kerja *asulullah )A/ Agus *asidi
•
Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam
Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam •
&as!id pada umumnya hanya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah khusus seperti shalat, padahal mas!id mestinya berungsi lebih luas dari pada sekedar sebagai tempat shalat. e!ak awal berdirinya mas!id belum bergeser dari ungsi utamanya, yaitu sebagai pusat penyelenggaraan peribadatan pada umumnya,
disamping tempat shalat. &as!id pada "aman abi di!adikan sebagai pusat membangun peradaban -slam. abi &uhammad saw. &ensucikan !iwa kaum muslimin, menga!arkan Al$GurHan dan Al$ikmah, bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan kaum muslimin, membina sikap dasar kaummuslimin terhadap orang yang berbeda agama atau ras, hingga upaya$upaya meningkatkan kese!ahteraan umat !ustru melaui &as!id. &as!id di!adikan simbol kesatuan dan persatuan umat -slam. elama sekitar 300 tahun se!ak abi mendirikan mas!id pertama, ungsi mas!id masih kokoh orisinal sebagai pusat peribadatan dan peradaban. ekolah$sekolah dan Cni%ersitas$Cni%ersitas pun kemudian bermunculan, !ustru dari mas!id. &as!id Al$A"har di &esir merupakan salah satu contoh yang sangat dikenal luas kaum muslimin -ndonesia. &elalui mas!id ini tercetak intelektual -slam dari berbagai belahan dunia, !uga mampu memberikan beasiswa bagi para pela!ar dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinan merupakan program utama mas!id. •
•
• •
#ada saat ini kita akan sangat sulit menemukan mas!id yang memiliki program nyata dibidang pencerdasan keberagamaan umat. ita (mungkin) tidak menemukan mas!id yang memiliki kurikulum terprogram dalam pembinaan keberagamaan umat,terlebih$ lebih menyediakan beasiswa dan upaya pengentasan kemiskinan. 'alam perkembangan mas!id berikutnya muncul kelompok$kelompok yang sadar untuk mengembalikan ungsi mas!id sebagaimana mestinya. ini mulai tumbuh kesadaran umat akan pentingnya peranan mas!id untuk mencerdaskan dan mense!ahterakan !amaahnya. &enurut a!aran islam, mas!id memiliki dua ungsi yang utama, yaitu (1) sebagai pusatibadah ritual dan7 (2) berungsi sebagai pusat ibadah sosial. 'ari kedua ungsitersebut titik sentralnya bahwa ungsi utama mas!id adalah sebagai pusat pembinaan umat -slam.