PEMANFAATAN BUAH MERAH UNTUK PENYEMBUHAN PENYAKIT MAUT
KARYA TULIS
Disusun untuk memnuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia
Oleh : Wahyu Faizal Ardy XI.IIA.3 / 35
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS B ANYUMAS SMA NEGERI 2 PURWOKERTO Tahun Ajaran 2009/2010
i
PENGESAHAN
Karya Tulis yang berjudul “PEMANFAATAN BUAH MERAH UNTUK PENYEMBUAHAN PENYAKIT MAUT” telah disahkan oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tanggal 14 April 2010.
Purwokerto,
April 2010
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia,
Dewi Retnaningsih, S. Pd.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabil’alamin, Alhamdulillahhirabil’a lamin, puji syukur penulis panjatkan kepada
kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul dengan judul “Pemanfaatan Buah Merah Merah Untuk Penyembuahan Penyakit Maut”. Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia. Selain itu karya tulis ini bertujuan untuk memberi tahu pembaca tentang buah merah yang akhir akhir ini diperbincangkan di masyarakat. Penulis menyadari dalam pembuatan karya tulis ini perlu bimbingan, dan uluran tangan. Maka penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap yang membatu dalam penulisan karya tulis ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN ....................... ........................... ............
ii
KATA PENGANTAR ........................... ........................... ...................
iii
DAFTAR ISI .......................... .............................. ......................... ..... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ........................ ........................... ..
1
B. Identifikasi Masalah ....................... ..................... ................
2
C. Pembatasan Masalah ........................ ........................... ......
2
D. Rumusan Masalah ....................... ........................... ...........
2
E. Tujuan ...................... .............................. ............................ ................ ............
3
F. Manfaat .......................... ......................... ...........................
3
G. Metode Penelitian ......................... ............................ .........
3
BAB II ISI A. Deskripsi Tanaman ............................................ ..............
4
B. Tempat Tumbuh ( Habitat ) .............................. ................
5
C. Khasiat dan Efek Samping ....................... ........................
6
D. Kegunaan Buah Merah ........................ ........................... .
8
E. Cara Pengolahan dan Mengonsumsi Sari Buah Merah ...
9
F. Penilaian Kualitas Buah Merah .......................... .............
10
G. Kandungan Kimia Sari Buah Merah ........................ ........
11
iv
H. Saksi dari Orang-orang yang Tersembuhkan ...................
13
1. Kanker Rahim Rontok Berkat Minyak Buah Merah ....
13
2. Hepatitis vs Sari Buah Merah ........................ ............
14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................... ........................... ............ DAFTAR PUSTAKA ...................... ........................... ......................
15 16
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Belakang Masalah Beberapa tahun ini, kita banyak mendengar tentang khasiat dari buah merah. Tanaman buah merah ini adalah tanaman yang masih satu famili dengan tanaman pandan. Habitat aslinya adalah pegunungan Wamena, Jayawijaya, Papua. Buah merah berbentuk panjang lonjong atau agak persegi. Umumnya berwarna merah, merah kecoklatan, ada pula yang berwarna kuning. Kulit buah merah bagian luar menyerupai buah nangka. Buah yang menjadi kontroversi ini masih belum jelas khasiat dan efek sampingnya. Hingga sering orang yang ingin mengkonsumsinya mengkonsumsinya perlu berpikir ulang. Pro dan kontra para pakar dan ahli juga masih berlangsung, ada beberapa pakar yang mengatakan bahwa buah merah merupakan suplemen, ada juga yang mengatakan bahwa buah merah adalah obat. Ruang lingkup bahan kajian karya tulis ini meliputi m eliputi aspek kandungan, khasiat dan efek samping dari buah merah, pendapat serta kesaksian dari orang-orang yang telah tersembuhkan berkat buah yang sering disebut-sebut sebagai buah darah ini.
1
B. Identifikasi Masalah 1.
Banyak diperbincangkannya diperbincangkannya buah merah di muka umum.
2.
Belum tahunya masyarakat akan khasiat buah merah untuk penyembuhan penyakit .
3.
Banyaknya efek samping yang diperoleh setelah mengonsumsi buah merah.
C. Pembatasan Masalah Dari sejumlah masalah yang telah disebutkan. Penulis membatasi dalam karya tulis ini utuk mengetahui efek samping dan khasiat serta kandungan buah merah.
D. Rumusan Masalah Banyak pertanyaan yang muncul pada pembahasan karya ilmiah ini, seperti : Apa buah merah itu? Di mana tempat tumbuhnya? Apa khasiat dan efek sampingnya? sampingnya? Apa kegunaan kegunaan buah merah? Bagaimana cara mengolah dan mengonsumsi sari buah merah? Bagaimana cara menilai kualitas minyak buah merah? Apa kandungan yang ada di dalam dalam buah tersebut? Siapa saja orang-orang yang telah tersembuhkan oleh buah tersebut?
2
E. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan dibuatnya karya ilmiah ini adalah agar pembaca mengetahui khasiat, efek samping, serta kandungan dari buah merah. 2. Tujuan Khusus Agar buah merah lebih dikenal dikenal masyarakat dan masyarakat masyarakat tidak takut untuk mengkonsumsinya. mengkonsumsinya.
F. Manfaat Manfaat dari karya tulis ini adalah menambah wawasan wawasan bagi penulis dan pembaca. pembaca. Agar masyarakat bisa memanfaatkan buah merah secara optimal dan tanpa ragu. Bagi para pengidap penyakit akut yang sulit tersembuhkan, dapat menggunakan buah merah ini sebagai suplemen untuk penyembuhan penyakitnya.
G. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka serta pencarian informasi dengan internet.
3
BAB II ISI
A. Deskripsi Tanaman Tanaman buah merah adalah tanaman yang masih sefamili dengan tanaman pandan. Pandanus conoideus ini memiliki habitat asli di Papua. Buah merah memiliki nama lain kuansu, tawi, atau sauk
ekendi. Tersebar dari dataran rendah dekat pantai hingga dataran tinggi. Tumbuh bergerombol dan hidup hidup baik dengan suhu di bawah 17o C, curah hujan rata-rata 186 mm/bulan, dan penyinaran matahari 75%. Tanaman ini tumbuh bercabang hingga memiliki lima cabang. Bentuk daunnya menyerupai pita yang pinggirnya berduri-duri kecil. Tinggi tanaman bisa mencapai 15 meter. Akarnya berbentuk akar udara yang menggantung. Buah merah ini berbentuk panjang lonjong atau agak persegi. Panjangnya 30 – 30 – 120 cm. Diameter buah 10 – 10 – 25 cm. Warnanya merah, merah kecoklatan, atau ada pula yang berwarna kuning. Kulitnya menyerupai buah nangka. Kulit buah ini terdiri dari kumpulan biji yang tersusun di empulur atau hati yang berada di bagian dalam buah.
4
B. Tempat Tumbuh (habitat) Buah merah memilki habitat asli di Pulau Papua, tanaman buah merah tumbuh baik di dataran rendah dengan ketinggian 40 meter dpl (diatas permukaan laut) sampai dataran tinggi dengan ketinggian 2000 meter dpl. Namun populasi terbanyak terdapat di dataran dengan ketinggian 1200-2000 meter dpl. Tanah tempat hidup berupa tanah lempung dan tanah berpasir. Buah merah banyak tumbuh di tanah dengan derajat keasaman atau pH 5-7. Tanaman ini biasanya banyak tumbuh di dataran terbuka dan terkena sinar matahari langsung tanpa terhalang tanaman lain. Meskipun demikian, ada juga yang tumbuh di sela-sela tanaman hutan. Tanaman buah merah biasa hidup atau tumbuh bergerombol dalam suatu areal, jarang tumbuh secara tunggal atau menyendiri. Tanaman buah merah banyak tumbuh di lereng-lereng bukit dan gunung di hutan yang terjal di sepanjang pinggir sungai, dan di kebunkebun penduduk atau sekitar pekarangan honai (rumah adat Papua). Budidaya tanaman ini dipelopori oleh seorang warga lokal yaitu Nicolaas Maniagasi sejak tahun 1983, dan atas jerih payahnya tersebut mendapatkan penghargaan lingkungan hidup Kehati Award 2002. Sampai saat ini buah merah banyak dijumpai di Jayapura, Manokwari, Nabire dan Wamena.
5
C. Khasiat dan Efek Samping Samping Buah yang berasal dari Papua ini memiliki khasiat kha siat sebagai suplemen dalam penyembuhan penyakit-penyakit maut. Banyak orang salah mengartikan antara obat dan suplemen. Padahal dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri dijelaskan arti kata ”obat” adalah bahan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit”. Sementara itu ”suplemen” diartikan sebagai ”tambahan” atau ” sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi”. Karenanya dalam dunia kesehatan atau pengobatan, kedua kata tersebut dibedakan secara jelas. Buah merah sampai saat ini diklaim sebagai suplemen oleh para ahli. Karena belum ada pengujian efektivitasnya secara klinis mengikuti serangkaian prosedur. Lebih lanjut Dr. Elvina Karyadi, M. Sc. ahli gizi masyarakat masyarakat pada SEAMEO Tropmed, Tropmed, Universitas Indonesia Indonesia menyatakan bahwa sampai saat ini jenis nutraceutical boleh dijual secara bebas, tapi tidak boleh diklaim memiliki khasiat untuk mengobati penyakit seperti halnya obat-obatan. Dalam membantu proses penyembuhan penyakit kronis atau akut tertentu, selain obat-obatan dari dokter, suplemen juga bisa dimanfaatkan. Meskipun demikian, pemanfaatan suplemen harus selalu dikonsultasikan dengan dokter karena penggunaan yang tidak tepat dikhawatirkan bisa menyebabkan gangguan penyerapan obat-
6
obatan tertentu atau interaksi antara obat dan suplemen akan menimbulkan efek yang merugikan. Seperti halnya jamu dan obat-obatan modern, pemanfaatan sari buah merah untuk membantu proses penyembuhan penyakit, juga mempunyai efek samping. Sampai saat ini efek samping yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi buah merah adalah lemas, mual, dan mengantuk. Rasa mengantuk ini disebabkan oleh efek penenang dari buah merah. Ada pula yang merasakan gatal-gatal di tenggorokan dan mengalami diare. Hal tersebut karena sari buah merah yang dikonsumsi kotor atau kurang higienis dan banyak mengandung bakteri akibat pengolahan yang salah. Gatal di tenggorokan juga bisa disebabkan sebelum dan sesudah mengkonsumsi sari buah merah tidak minum air terlebih dahulu. Efek lain mengonsumsi sari buah merah yang ditemukan menyerupai pijat refleksi. Yaitu akan merasakan sakit pada organ yang bermasalah. Efek ini terjadi pada hari pertama atau hari kedua setelah meminun sari buah merah. Efek yang paling berbahaya adalah jika penderita terlalu banyak mengkonsumsi sari buah merah atau over dosis . Tokoferol yang terkandung di dalam buah merah mempunyai efek mengencerkan darah. Karenanya, pasien atau konsumen yang mengonsumsi buah merah dianjurkan tidak mengonsumsi obat-obatan sejenis warfarin seperti Aspirin, Ascardia, atau Aspilet. Mengonsumsi buah merah
7
bersama warfarin bisa jadi bagus untuk penderita blood clotting (darah kental) tekanan darah tinggi atau stroke akibat penggumpalan darah tetapi jika berlebihan bisa mengakibatkan pembuluh darah pecah. Masyarakat juga disarankan tidak mengonsumsi buah merah berlebihan karena buah merah mengandung zat besi. Zat besi yang berlebihan bisa membahayakan kesehatan karena tidak bisa dikeluarkan melalui kotoran (urine dan feses).
D. Kegunaan Buah Merah Merah Buah merah memiliki peran dalam membantu penyembuhan penyakit-penyakit kronis dan penyakit-penyakit maut. Salah satunya adalah kanker dan tumor yang merupakan salah satu penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Penyakit ini terjadi akibat ketidakteraturan perjalanan hormon yang mengakibatkan tumbuhnya daging di jaringan tubuh normal. Kanker ini bisa menyerang bagian tubuh mana pun seperti rahim, payudara bahkan otak. Penyakit kanker yang sudah parah bisa menyebabkan kematian. Pemanfaatan sari buah merah untuk membantu proses penyembuhan kanker sebaiknya dikombinasikan dengan herbal lain seperti temu putih, temu mangga dan keladi tikus yang bisa membunuh sel kanker. Penyakit HIV/AIDS juga dapat dibantu penyembuhannya dengan buah merah. Salah satu senyawa yang ada dalam sari buah
8
merah adalah tokoferol atau vitamin E dan betakaroten. Tokoferol dan betakaroten tersebut berkombinasi untuk memecah senyawa asam amino yang dibutuhkan oleh HIV sehingga virus tersebut t ida memperoleh makanan untuk kelangsungan hidupnya. Penyakit darah tekanan darah tinggi disebabkan kerja jantung yang berfungsi sebagai pemompa darah tidak t idak berjalan sebagaimana mestinya. Tekanan darah tinggi yang dibarengi dengan penyempitan pembuluh darah bisa mengakibatkan stroke. Tokoferol alami dalam buah merah inilah yang kemudian bekerja mengencerkan darah dan memperlancar sirkulasi darah, sehingga kandungan oksigen dalam darah menjadi normal. Sehingga tekanan darah menjadi turun atau normal kembali.
E. Cara Pengolahan dan Mengonsumsi Mengonsumsi Sari Buah Buah Merah Dalam pengolahan buah merah banyak cara yang orang gunakan antara lain membuat seperti minyak ataupun membuatnya dalam bentuk kapsul. Untuk pembuatan dalam bentuk minyak, para pembuat mengolahnya gengan merebusnya terlebih dahulu, lalu di saring agar dapat terambil sari dari buah merah tersebut. Setelah diambil sarinya lalu dimasukkan ke dalam botol lalu di jual. Adapun pengolahan yang kedua bedanya buah merah dibuat di buat menjadi sebuk lalu dimasukkan ke dalam kapsul. Namun, biasanya warga setempat mengolah buah merah dengan cara dibakar lalu diperas buah tersebut
9
lalu dimakan bersama ubi, sayuran dan bahan makanan yang lain. Lalu buah merah yang tersisa diberikan kepada hewan peliharaannya peliharaannya yang berupa babi. Dalam mengosumsi sari buah merah orang orang masih belum mengetahui takaran yang pas untuk mengonsumsinya. Saat ini ada orang yang mengonsumsi satu sendok makan dengan interval 2-3 kali sehari dan ada pula yang mengonsumsi satu sendok teh dengan interval 2-3 kali sehari. Meskipun demikian, penderita suatu penyakit dianjurkan untuk mengonsumsi sari buah merah sebanyak satu sendok teh, 2-3 kali sehari dan orang yang sedang sehat untuk mengonsumsinya mengonsumsinya satu sendok teh, 1-2 1 -2 kali sehari. Untuk menghilangkan rasa mual dan merasa tidak enak di tenggorokan, sebelum minum sari buah merah, sebaiknya minum air putih hangat begitu juga sesudahnya. sesudahnya.
F. Penilaian Kualitas Buah Merah Sari buah merah yang berkualitas tidak terdapat endapan atau pasta. Hal ini bisa diketahui dengan cara melihatnya. Sari buah merah yang ada di dalam botol transparan bisa langsung diketahui dengan cara menyorotkan lampu senter atau lampu lain dan melihat bagian sisi sebaliknya. Jika terlihat ada endapan, kualitas sari buah merah tersebut patut dipertanyakan karena kemungkinan endapan tersebut adalah pasta atau campuran minyak goreng.
10
Jika dituang di dalam piring atau sendok, sari buah merah berwarna merah tua. Sari buah merah yang berwarna hitam menandakan gosong atau hangus saat proses pembuatannya. Sementara itu, sari buah merah yang berwarna kekuningan menandakan proses pemasakannya pemasakannya terlalu lama dan merupakan minyak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan. Minyak yang keruh menendakan masih banyak campuran pasta dan perlu diendapkan lagi. Sari buah merah yang berkualitas tidak mempunyai bau sama sekali atau hanya ada bau gurih seperti bau pandan. Sari buah merah yang baik jika dirasakan dengan lidah tidak mempunyai rasa sama sekali. Jika terasa asam, berarti sari buah merah sudah busuk.
G. Kandungan Kimia Sari Buah Merah Sampai saat ini senyawa kimia yang terkandung di dalam sari buah merah masih tidak seragam, terutama tokoferol dan betakarotennya. Beberapa sampel sari buah merah yang diteliti menunjukkan kadar tokoferol dan betakaroten yang berbeda-beda. Tokoferol dan betakaroten yang tinggi diperoleh dari buah yang berasal dari tanaman dataran tinggi melalui proses yang benar. Proses pemasakan dan pemanasan tinggi dalam waktu lama akan menurunkan kedua kandungan. Sampel sari buah merah barugum dan
yanggiru (buah kuning) yang berhasil diteliti oleh fakultas pangan dan
11
gizi ITB menunjukkan kandungan kandungan senyawa kimia seperti yang tertera pada tabel G.1 sampai dengan G.3 berikut.
Tabel G.1 Kandungan Senyawa Sari Buah Merah No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Bahan Kimia Tokoferol Alfatokoferol Betakaroten Protein Kalsium Besi Fosfor Vitamin C Asam Palmitoleat Asam Oleat Asam Linoleat Asam Alfa Linoleat
Kandungan 511 ppm 351ppm 59,7 ppm 0,27 % 9,37 mg 17,885 mg 0,774 % 0,088 ug/g 1091 mg 66057 mg 5532 mg 589 mg
Tabel G.2 Kandungan Senyawa Sari Buah Merah yanggiru /kuning /kuning No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Bahan Kimia Tokoferol Alfatokoferol Betakaroten Protein Kalsium Besi Fosfor Vitamin C Asam Palmitoleat Asam Oleat Asam Alfa Linoleat
Kandungan 410 ppm 6250 ppm 167 ppm 0,35 % 15,269 mg 16,382 mg 1,662 % 0,464 ug/g 676 mg 40296 mg 819 mg
12
Tabel G.3 Kandungan Nutrisi per 100 gram Buah Merah No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Bahan Nutrisi Energi Protein Lemak Serat Kalsium Fosfor Besi Vitamin B1 Vitamin C Niasin Air
Kandungan 396 kal 3300 mg 28100 mg 20900 mg 54000 mg 30 mg 2,44 mg 0,9 mg 25,7 mg 1,8 mg 34,9 mg
H. Saksi dari Orang-orang Orang-orang yang Tersembuhkan 1. Kanker Rahim Rontok Berkat Minyak Minyak Buah Merah Ny. Rosdiati Arif, 48 th, Jl. Kaliprogo II RT 09 RW 3, Padang Harapan, Bengkulu. Tahun 2002, dokter memvonis Rosdiati menderita kanker rahim stadium 2B. Hal ini i ni tentu mengejutkan Rosdiati. Setelah berobat ke RSU Palembang, ia harus menjalani operasi dan kemoterapi. Penyembuhan yang dilakukan sepanjang tahun ini tidak banyak mengurangi penderitaan perempuan ini. Pada bulan Februari 2003 Ny. Rosdiati mendapat kiriman buah merah dar i keponakannya keponakannya yang tinggal di Wamena, Papua. Tanpa berpikir panjang, ia segera meminum minyak buah merah tersebut tiga kali sehari.
13
Kemudian pada bulan Desember sering keluar cairan berwarna putih kental bercampur dengan bintik merah berbau anyir. Sejak saat itu, kondisi Ny. Rosdiati berangsur membaik. Saat ini kondisi fisiknya jauh lebih baik dibandingkan dengan 2-3 tahun lalu. Meskipun demikian, Ny. Rosdiati belum melakukan pemeriksaan medis ke dokter untuk melihat kondisi kanker rahimnya. Hal ini disebabkan keyakinannya bahwa kanker yang dideritanya sembuh.
2. Hepatitis vs Sari Buah Merah Pria kelahiran 27 Maret 1988 ini adalah jago fisika. Heru terkena hepatitis yang biasa kita sebut sebagai penyakit kuning. Menurut dokter ia harus berpantang makanan yang mengandung minyak. Hal ini tentu saja agak memutuskan harapannya karena ia mendapat sari buah merah yang berupa minyak. Namun akhirnya ia nekat meminumnya. Satu sendok teh sari buah merah diminumnya 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Setelah meminumnya, badan memang agak terasa lemas, tetapi Heru diam saja, takut disalahkan orang tuanya. Ternyata badan lemas tersebut dialami oleh semua orang yang mengonsumsi sari buah merah. Ajaib, dari hari ke hari badan dan wajahnya segar dan kelopak matanya jernih tidak berwarna kuning lagi.
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Buah merah yang banyak diperbincangkan ternyata memiliki banyak keguanaan yang dapat membantu dalam penyembuhan penyakit penyakit maut, contohnya adalah kanker, hepatitis dan yang lain sebagainya. Namun dalam pengunaanya harus melihat efek samping yang ditimbulkan setelah mengonsumsinya. mengonsumsinya. Yaitu, badan lemas, mual, muntah. Maka dalam penggunaanya harus memperhatikan dosis yang dianjurkan untuk mengonsumsinya, agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
15
Daftar Pustaka
Redaksi Agromedia. 2005. Pro & Kontra Buah Merah Pendapat Pakar &
Praktisi. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Siswadi. 2006. Budidaya Tanaman Obat. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama. Wiryanta, Bernard T. Wahyu. 2005. Keajaiban Buah Merah: Kesaksian
dari Mereka yang Tersembuhkan. Jakarta: Agro Media Pustaka.
16