B ed Si de T eaching chi ng
Pitiriasis Versikolor
OLEH :
Nadia Anisah Putri Putri 1210313011
PRESEPTOR : dr. Qaira Anum, Sp.KK, FINSDV
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2017
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA I. DEFINISI
Pitiriasis versikolor (nama lainnya tinea versikolor, kromofitosis, dermatomikosis, liver spots, tinea flava, pitiriasis versikolor flava, panau) adalah penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan, dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala yang berambut.
II. EPIDEMIOLOGI
Pitiriasis versikolor merupakan penyakit yang universal, dan terutama sering ditemukan di daerah tropis. Penyakit ini sering ditemukan pada remaja terbanyak pada usia 16-40 tahun, walaupun anak-anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi.Tidak ada perbedaan kejadian antara pria dan wanita.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi infeksi, yaitu faktor herediter, penderita yang sakit kronik, penderita yang mendapat pengobatan steroid, dan malnutrisi.
III. ETIOLOGI
Pitiriasis versikolor disebabkan oleh Malessezia furfur / Pityrosporum orbiculare / Pityrosporum ovale.
2
IV. PATOGENESIS
Pada kulit tedapat flora normal yang berhubungan dengan timbunya pitiriasis versikolor yaitu Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau Pityrosporum ovale yang berbentuk oval. Keduanya merupakan organisme yang sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya, misalnya suhu, media, dan kelembaban. Pitiriasis versikolor timbul jika Malessezia furfur berubah bentuk menjadi bentuk miselia karena adanya faktor predisposisi baik dari endogen maupun eksogen. Faktor endogen dapat berupa malnutrisi, terapi imunospuresan, riwayat keluarga yang positif.Faktor eksogen dapat berupa suhu, kelembaban udara, dan keringat.
V. MANIFESTASI KLINIS
Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superfisial dan ditemukan terutama di badan.Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni atau makula hipopigmentasi, hiperpigmentasi, atau eritematosa, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus, dengan skuama halus diatasnya.Ukuran dan bentuk lesi biasanya sangat bervariasi tergantung lama sakit dan luasnya lesi.Bercak-bercak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan lampu Wood.Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimptomatik sehingga kadang penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut.
3
Gambar 5.1: Lesi Pitiriasis Versikolor
Penderita
kadang
dapat
merasakan
gatal
ringan
yang
merupakan
alasan
berobat.Pseudoakromia akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksis jamur terhadap pembentukan pigmen sering dikeluhkan penderita.
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit dengan lampu Wood, dan sediaan langsung.Pada gambaran klinis ditemukan adanya makula hipopigmentasi, hiperpigmentasi, atau eritematosa yang berbatas tegas dengan skuama halus di atasnya.Pada pemeriksaan lampu Wood fluoresensi lesi kulit nampak berwarna kuning keemasan. Pada sediaan langsung kerokan kulit dengan larutan KOH 20% terlihat campuran hifa pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok (gambaran spaghetti and meatballs).
Gambar 6.1: Pemeriksaan Wood’s Lamp
Gambar 6.2: Gambaran Spaghetti and Meatballs
VII. DIAGNOSIS BANDING
Pitiriasis versikolor ini harus dibedakan dengan dermatitis seboroika, eritrasma, sifilis stadium II, morbus Hansen, pitiriasis alba, pitiriasis rosea, hipopigmentasi pasca inflamasi serta vitiligo. 4
VIII. PENGOBATAN
Pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh, tekun, dan konsisten.obat-obatan yang digunakan bisa berupa obat topikal maupun obat sistemik. Obat topikal yang merupakan obat pilihan adalah sampo selenium sulifide (selsun) 1,8%-2,5% digosokkan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit sebelum mandi, dapat digunakan setiap hari atau 2-3 kali seminggu. Obat topikal alternatif yang dapat dipilih yaitu salisil spiritus 10%, mikonazol krim 2%, ketoko nazol krim 2%, terbinafine krim 1%. Obat-obatan sistemik yang bias diberikan yaitu ketokonazol 1x200 mg/hari selama 7-10 hari; Itrakonazol 1x200-400 mg/hari selama 3-7 hari; dan Flukonazol 400 mg single dose.
IX. PROGNOSIS
Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten.Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu Wood, dan sediaan langsung negatif.
5
BAB 2 LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN
Nama
: An FA
Umur
: 9 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Siswa SD
Alamat
: Jln Gajah Mada No 41B Padang (Panti Asuhan)
Status perkawinan
: Belum Menikah
Negeri asal
: Mentawai
Agama
: Islam
Suku
: Minang
Tgl pemeriksaan
: 13 Februari 2017
No. RM
: 970299
No.telp
: 082283455370
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 13 Februari 2017 dengan:
Keluhan Utama
Bercak-bercak putih yang disertai rasa gatal pada lengan dan tungkai atas bertambah banyak dan gatal sejak 1 bulan yang lalu.
6
Riwayat Penyakit Sekarang
Awalnya bercak-bercak putih yang gatal dirasakan pada kedua lengan atas dan tungkai sejak 5 bulan yang lalu, kecil – kecil, dan semakin lama semakin banyak dan gatal sejak 1 bulan yang lalu.
Bercak-bercak putih tersebut terasa gatal terutama ketika pasien b erkeringat.
Bercak putih tersebut jika digaruk, maka bercak semakin jelas.
Pasien adalah seorang pelajar SD, suka berbermain bola bersama teman-temannya, dan sering berkeringat sehingga pakaian pasien lembab, namun pasien tidak segera mengganti pakaiannya.
Pasien mandi 1 kali dalam sehari dan mengganti baju setelah mandi 1 kali sehari.
Tidak ada teman panti dan sekolah pasien yang menderita penyakit seperti ini.
Pasien tinggal di panti dan sering memakai handuk bersama.
Pasien sering makan makanan berminyak.
Pasien tidak ada mengeluhkan mati rasa atau kurang berasa pada bercak-bercak putih tersebut.
Pasien sering tidur larut malam.
Tidak terdapat riwayat trauma atau penyakit kulit sebelumnya pada pasien.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama tidak ada.
Ibu pasien pernah mengoleskan daun-daun (nama daun tidak tahu), namun bercak putih menetap.
Pasien belum pernah mengobati keluhan ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami bercak-bercak putih yang disertai rasa gatal pada lengan dan tungkai atas bertambah banyak seperti ini sebelumnya.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mengobati keluhan ini sebelumnya.
7
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita bercak-bercak putih yang disertai rasa gatal dan bertambah banyak seperti ini.
Riwayat Atopi / Riwayat Alergi
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat bersin-bersin pada pagi hari.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat asma.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi makanan.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi obat.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat mata merah, gatal dan berair.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat kaligata.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat pipi merah saat kecil.
Riwayat Sosio-Ekonomi
Pasien seorang siswa SD.
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis
Keadaan Umum
: Tidak tampak sakit
Kesadaran
: Komposmentis kooperatif
Status Gizi
: BB: 23 kg TB: 120 cm Kesan: gizi baik
Nadi
: Reguler, kuat angkat
Nafas
: 18x/menit
Suhu
: 37oC
Kepala
: Tidak terdapat kelainan 8
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung
: Diharapkan dalam batas normal
Thorak
: Cor dan pulmo diharapkan dalam batas normal
Abdomen
: Diharapkan dalam batas normal
Ekstremitasl
: Diharapkan dalam batas normal
Status Dermatologikus
Lokasi
: lengan atas kiri dan kanan, tungkai atas kiri dan kanan.
Distribusi
: regional.
Bentuk
: tidak khas.
Susunan
: tidak khas.
Batas
: tegas.
Ukuran
: Plakat.
Efluoresensi
: makula hipopigmetasi dengan skuama putih halus di atasnya.
Kelainan selaput
: tidak ditemukan kelainan
Kelainan kuku
:tidak ditemukan kelainan
Kelainan rambut
: tidak ditemukan kelainan
9
Status Venereologikus
: tidak ada kelainan.
10
RESUME
Seorang pasien laki-laki berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 13 Februari 2017 dengan keluhan bercak-bercak putih yang disertai rasa gatal pada lengan dan tungkai atas bertambah banyak dan gatal sejak satu bulan yang lalu. Awalnya bercak-bercak putih dirasakan pada kedua lengan atas dan tungkai sejak 5 bulan yang lalu, kecil – kecil, dan semakin lama semakin banyak dan gatal sejak 1 bulan yang lalu. Bercak-bercak putih tersebut terasa gatal terutama ketika pasien berkeringat, dan jika digaruk maka bercak semakin jelas. Pasien adalah seorang pelajar SD, suka bermain bola, dan sering berkeringat sehingga pakaian pasien lembab, namun pasien tidak segera mengganti pakaiannya. Pasien mandi 1 kali sehari, sering memakai handuk bersama. Pasien tidak mengeluhkan mati rasa atau kurang rasa dan tidak ada riwayat trauma atau penyakit kulit lain sebelumnya. Pasien tidak pernah mengobati keluhan ini sebelumnya. Ibu pasien pernah mengoleskan daun-daun (nama daun tidak tahu) namun bercak putih menetap. Pada
pemeriksaan
fisik
generalisata
dalam
batas
normal,
pada
pemeriksaan
dermatologikus ditemukan lesi pada lengan atas kiri dan kanan serta tungkai atas kiri dan kanan dengan distribusi regional, bentuk ada tidak khas, susunan tidak khas, batas tegas, dan ukuran plakat, dengan efluoresensi makula hipopigmentasi dengan skuama putih halus di atasnya.
Diagnosis Kerja
Pitiriasis Versikolor
Diagnosis Banding
Morbus Hansen Hipopigmentasi Pasca Inflamasi Pitiriasis alba
11
PEMERIKSAAN RUTIN
Mikologi: -
Wood’s lamp
: fluoresensi kuning keemasan (+)
-
Kerokan kulit + KOH 10%
: hifa pendek dan spora-spora bulat berkelompok
(spaghetti and meatballs) (+)
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis
Pitiriasis Versikolor
Terapi
Umum:
Hindari suasana lembab dan keringat berlebihan, jika pakaian lembab segera mengganti pakaian.
Jaga hygiene pribadi dengan mandi dua kali sehari.
Tidak menggunaakan barang pribadi bersama-sama dengan orang lain.
Pengobatan dilakukan rutin dan teratur karena angka kekambuhan tinggi (±50% pasien).
Pasien datang kembali setelah 1 minggu untuk follow up gejala klinis dan pemeriksaan rutin.
Infeksi jamur dapat dibunuh dengan cepat tetapi membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengembalikan pigmentasi ke normal.
Khusus:
Sistemik: ketokonazol tablet selama 5-7 hari, dosis : o
Anak dengan berat badan <15 kg : 20mg 3 kali sehari.
o
Anak dengan berat badan 15-30 kg : 100 mg sehari sekali sehari diminum malam
o
Anak dengan berat badan >30kg : dosis sama dengan dewasa.
Topikal: sampo selenium sulfide 1,8%, digosokkan pada bagian yang terdapat bercak putih (lengan dan tungkai atas), 15 – 30 menit sebelum mandi, 2 – 3 kali seminggu. 13
Prognosis
Quo Ad vitam
: bonam
Quo Ad sanationam
: dubia ad bonam
Quo Ad fungsionam : bonam Quo Ad cosmeticum : dubia ad bonam Resep
dr. Nadia Anisah Putri Praktek Umum SIP : 1210313011 Hari : Senin- Jum’at Jam: 19.00 – 21.00 Alamat : Jl. Minahasa no. 10, Padang No Telp : (0751) 64582 Padang, 13 Februari 2017
R/ ketokonazol tab 200 mg
No. IV
---------malam hari) ʃ 1 dd tab ½ (diminum
R/ selenium sulfide 1,8% shampoo fls. c
No. I
ʃ ue (2-3 kali/minggu, digosok pada lesi, 15 – 30 menit sebelum mandi)
Pro
: An. FA
Umur
: 9 Tahun
Alamat
: Jalan Gajah Mada No 41B Padang (Panti Asuhan)
BAB III
14
BAB 3 DISKUSI Seorang pasien laki-laki berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 13 Februari 2017 dengan keluhan bercak-bercak putih yang disertai rasa gatal pada lengan dan tungkai atas bertambah banyak dan gatal sejak satu bulan yang lalu. Awalnya bercak-bercak putih dirasakan pada kedua lengan atas dan tungkai sejak 5 bulan yang lalu, kecil – kecil, dan semakin lama semakin banyak dan gatal sejak 1 bulan yang lalu. Bercak-bercak putih tersebut terasa gatal terutama ketika pasien berkeringat, dan jika digaruk maka bercak semakin jelas. Pasien adalah seorang pelajar SD, suka bermain bola, dan sering berkeringat sehingga pakaian pasien lembab, namun pasien tidak segera mengganti pakaiannya. Pasien mandi 1 kali sehari, sering memakai handuk bersama. Pasien tidak mengeluhkan mati rasa atau kurang rasa dan tidak ada riwayat trauma atau penyakit kulit lain sebelumnya. Pasien tidak pernah mengobati keluhan ini sebelumnya. Ibu pasien pernah mengoleskan daun-daun (nama daun tidak tahu) namun bercak putih menetap. Pada
pemeriksaan
fisik
generalisata
dalam
batas
normal,
pada
pemeriksaan
dermatologikus ditemukan lesi pada lengan atas kiri dan kanan serta tungkai atas kiri dan kanan dengan distribusi regional, bentuk ada tidak khas, susunan tidak khas, batas tegas, dan ukuran plakat, dengan efluoresensi makula hipopigmentasi dengan skuama putih halus di atasnya. Berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik, diagnosis yang mungkin ditegakkan adalah pitiriasis versikolor. Berdasarkan teori, lesi pitiriasis versikolor berupa bercak atau makula berwarna putih (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal yang ringan yang umumnya muncul saat berkeringat. Ukuran dan bentuknya bervariasi, dan biasanya memiliki batas yang tegas sampai tidak tegas, bentuknya bisa bulat, oval sampai tidak khas dan terdapat squama halus di atasnya. Untuk menunjukkan adanya squamasi dapat dilakukan garukan dengan kuku dan akan tampak batas yang jelas antara lesi dan kulit normal.
15
Berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik, diagnosis banding yang mungkin adalah pitiriasis alba, yang ditandai dengan terdapatnya lesi warna merah muda atau sewarna kulit disertai skuama halus diatasnya, setelah eritema menghilang, lesi yang dijumpai hanya depigmentasi dengan skuama halus. Diagnosis banding lainnya adalah morbus Hansen, dimana pada kasus ini dapat disingkirkan karena pasien tidak ada mengeluhkan mati rasa atau kurang berasa pada bercak-bercak putih tersebut. Diagnosis banding hipopigmentasi paska inflamasi juga dapat disingkirkan karena pasien mengatakan bahwa tidak terdapat riwayat trauma maupun penyakit kulit lain sebelumnya. Berdasarkan pemeriksaan Wood’s lamp, didapatkan fluoresensi kuning keemasan, dan pada pemeriksaan kerokan kulit + KOH 10% ditemukan campuran hifa pendek dan spora-spora bulat berkelompok (gambaran spaghetti and meatballs) yang mengarahkan diagnosa pada pasien ini adalah pitiriasis versikolor. Untuk penatalaksaan pasien hendaknya menghindari suasana lembab dan keringat berlebihan, segera mengganti pakaian apabila berkeringat, mengusahakan badan tetap kering, berpakaian longgar dan menyerap keringat serta melakukan pengobatan secara rutin dan teratur. Pada pasien ini diberikan pengobatan sistemik yaitu ketokonazol yang menghambat sitokrom P450 jamur, dengan mengganggu sintesis ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur dan sampo selenium sulfide sebagai terapi topikal.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Budimulja U. Pitiriasis Versikolor. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin 6th Edition, Balai Penerbit FKUI Jakarta; 2013. p.100-101 2. Janik MP, Heffernan MP. Yeast infections Tinea (pityriasis) Versicolor, In: Wolff K, Goldsmith AL, Katz IS, Gilchrest AB, Paller SA, Leffel
JD editors. Fitzpatrick’s
Dermatology In General Medecine 7th Edition. New York: Mc Grew Hill Medical; p.1828-1830 3. Hay RJ, Ashbee HR.Mycology , In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C editors. Rook’s Textbook of Dermatology. 8th Edition.Willey-Blackwell; p. 36.10-36.12 4. Madariaga MG, Youker SR.Diseases resulting from fungi and yeast (Tinea Versicolor) . In: Andrew’s Disease of The Skin. 3rd Edition, Elsvier Saunders; p.313-314 5. Sobera JO, Elewski BE. Fungal Diseases. In: Callen PJ, Horn DT, Mancini JA, Salache JS, Stone SM editors. Dermatology 2nd Edition, British Library Cataloguing; chap. 76 6. Petry V, Weiss L, Mezzari A, Tanhausen F, Milan T, Weber MB. Identification of Malassezia yeast species isolated from patients with pityriasis versicolor, An Bras Dermatol 2001;86(4):803-6. http://www.scielo.br/pdf/abd/v86n4/en_v86n4a32.pdf . 7. McNally B, McGraw T. Tinea Versikolor, J Spec Oper Med 2010 Winter;10(1):10710.http://www.jsomonline.org/Publications/20101107McNally.pdf .
17