Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012
B UK UKU U PUT PUTIH IH SA SANI NITA TASI SI K A B UP UPA A TEN TANGE TANGERANG RANG PROVINSI PROV INSI BA B A NTEN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini dapat diselesaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Tangerang. Anggota Pokja AMPL Kabupaten Tangerang terdiri dari SKPD terkait dan unsur masyarakat memberikan masukan signifikan terhadap penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini. Disamping itu masukan dan saran dari para fasilitator Kabupaten maupun Propinsi melalui KMW (Koordinator Manajemen wilayah) menjadikan buku putih sanitasi ini menuju perbaikan dan penyempurnaan. Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini merupakan tahapan ke-3 dari 6 tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Tahapan ini pada dasarnya merupakan awal dari rangkaian kegiatan penyusunan dokumen perencanaan sanitasi yang ada dalam program PPSP. Penentuan Are Area a Priori iorita tas s (Priority Setting) Setting) pembangunan sanitasi dalam Buku Putih Sanitasi ini didasarkan atas hasil analisis study Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Assessment (EHRA) dan data sekunder yang tersedia serta persepsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang secara langsung menangani pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Tangerang. Melalui penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Ini diharapkan ada peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi skala Kabupaten yang berkelanjutan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini dapat diselesaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Tangerang. Anggota Pokja AMPL Kabupaten Tangerang terdiri dari SKPD terkait dan unsur masyarakat memberikan masukan signifikan terhadap penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini. Disamping itu masukan dan saran dari para fasilitator Kabupaten maupun Propinsi melalui KMW (Koordinator Manajemen wilayah) menjadikan buku putih sanitasi ini menuju perbaikan dan penyempurnaan. Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang ini merupakan tahapan ke-3 dari 6 tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Tahapan ini pada dasarnya merupakan awal dari rangkaian kegiatan penyusunan dokumen perencanaan sanitasi yang ada dalam program PPSP. Penentuan Are Area a Priori iorita tas s (Priority Setting) Setting) pembangunan sanitasi dalam Buku Putih Sanitasi ini didasarkan atas hasil analisis study Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Assessment (EHRA) dan data sekunder yang tersedia serta persepsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang secara langsung menangani pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Tangerang. Melalui penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Ini diharapkan ada peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi skala Kabupaten yang berkelanjutan.
Daftar Isi Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.2 Demografi 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.4 Tata Ruang Wilayah 2.5 Sosial dan Budaya 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga 3.1.2 Tatanan Sekolah 3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.2.1 3.2.1 Kelem Kelembagaan bagaan 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK 3.2.4 “Pemetaan” Media 3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha
Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 5.1 Area Berisiko Sanitasi 5.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Bagian B | Penjelasan Rinci Outline Buku Putih Sanitasi 29
Daftar Tabel Daftar Peta ─ Peta Wilayah ─ Peta Struktur Ruang ─ Peta Pola Ruang Wilayah Daftar Gambar Daftar Istilah Daftar Singkatan : Millenium Development Goals ─ MDGs : Pemerintah Daerah ─ Pemda : Perusahaan Daerah Air Minum ─ PDAM : Satuan Kerja Perangkat Daerah ─ SKPD : Status Lingkungan Hidup Daerah ─ SLHD : Musyawarah Perencanaan Pembangunan ─ Musrenbang : Methodology for Participatory Assessment ─ MPA : Methodology for Participatory Approach ─ MPA PAMSIMAS : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Milennium Development Goals (MDGs) memuat Delapan (8) butir komitmen untuk tujuan pembangunan milennium sebagai bentuk kepedulian atas permasalahan global yang ditanda tangani oleh 147 kepala negara pada UN Milennium Summit bulan september tahun 2000. Delapan (8) butir komitmen tersebut terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur oleh 60 indikator. Salah satu target sasaran MDGs butir ke 7c adalah menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015, dengan indikator proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum dan sarana sanitasi berkualitas. Pencapaian target MDGs poin 7c menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia hingga 2015 yang dituangkan dalam RPJMN 2010-2014. Diharapkan pada tahun 2015 sebesar 68,87% penduduk Indonesia telah memiliki akses teradap air miunum yang aman dan 62,41% telah memiliki akses terhadap sanitasi yang berkualtas. Pencapaian target MGDs ini bukanlah semata-mata tugas pemerintah pusat akan tetapi merupakan tugas seluruh komponen bangsa. Salah satu upaya untuk memenuhi tujuan-tujuan Milennium Development Goals pada tahun 2015, pemerintah Indonesia menetapkan Open Defecation Free melalui program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) dengan mengintegrasikan sumber daya baik dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik dari kalangan pemerintah maupun non pemerintah diseluruh tingkatan. Program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) adalah sebuah roadmap pembangunan sanitasi diIndonesia yang digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan mempromosikan Buku Putih Sanitasi Kota/Kabupaten dan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) sesuai dengan kebutuhan pemerintah
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
1.2. Landasan Gerak. Selanjutnya, agar pelaksanaan PPSP di daerah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah untuk membentuk lembaga koordinasi bersifat ad-hoc berbentuk Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) di mana pembentukan pokja ini merupakan implementasi PPSP tahap 2 dan diharapkan dapat menjadi pengelola program PPSP didaerah. Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menyumbang capaian target MDGs 2015, Pemerintah Kabupaten Tangerang mengeluarkan Surat Keputusan Pembentukan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Tangerang (POKJA AMPL) Nomor 539.1/kep. 45–HUK/2012 sebagai landasan gerak Pokja AMPL Kabupaten Tangerang dalam melaksanakan tugasnya sesuai arahan Pokja AMPL Nasional diantaranya menyusun Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Tangerang serta melaksanakan tugas lainnya. Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, sejalan dengan aspirasi dan persepsi masyarakat yang berkembang, maka Visi Pemerintah Kabupaten Tangerang pada Tahun 2008 – 2013 adalah: “Menuju Masyarakat Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri, dan Berwawasan Lingkungan” Dalam rangka mewujudkan Visi maka perlu disusun Misi Kabupaten Tangerang periode 2008 – 2013, sebagai berikut : 1. 2. 3.
Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat; Membangun sumberdaya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan diseluruh jenjang secara bertahap serta peningkatan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat; Meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan usaha di bidang industri, agribisnis, agro industri, dan jasa, serta memberikan akses lebih besar pengembangan koperasi,
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
dapat menjadi embrio entitas suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kabupaten Tangerang. 1.4. Metodologi. Secara umum metode yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih ini terdiri dari beberapa langkah, sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penyusunan buku putih ini, yaitu: •
•
•
Data gambaran umum wilayah meliputi: Kondisi demografis, adsminitratif dan kondisi fisik, kondisi keuangan dan perekonomian daerah, kondisi sosial budaya, kondisi tata ruang wilayah dan kondidi kelembagaan pemerintah daerah. Data terkait profil sanitasi wilayah meliputi: kelembagaan dan cakupan layanan sub sektor air limbah domestik, kelembagaan dan cakupan layanansub sektor persampahan, kelembagaan dan cakupan layanan sub sektor drainase. Data terkait PMJK dan promosi hygiene, pelibatan dunia usaha, komunikasi dan media.
2. Pendalaman data Sekunder. Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan, pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan: •
•
Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja AMPL yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Tangerang selaku Ketua Pokja; Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survey dan observasi);
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
6) 7)
8) 9)
10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18)
19) 20) 21) 22)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438); Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Umum; Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 4725); Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Propinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59); Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindugan Taman; Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam; Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Daerah ; Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
BAB II GAMBARAN UMUM KA BUPATEN TANGERANG Geografis, Administr atif dan Kondisi Fisik.
2.1.
2.1.1.
Geografis.
Kabupaten Tangerang terletak pada posisi cukup strategis berada dibagian timur Provinsi Banten pada koordinat 106°20’-106°43’ Bujur Timur dan 6°00’-6°00-6°20’ Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Tangerang 959,61 km² atau 95,961 hektar, ditambah kawasan reklamasi pantai dengan luas ± 9.000 hektar, dengan garis pantai sepanjang ± 51 kilometer dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : a. b. c. d.
Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Laut Jawa (dengan garis pantai ± 50 Km2); : Berbatasan dengan DKI Jakarta dan Kota Tangerang; : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok; : Berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak
Jarak antara Kabupaten Tangerang dengan Pusat Pemerintahan Republik Indonesia (DKI Jakarta) sekitar 30 km, yang bisa ditempuh dengan waktu setengah jam. Keduanya dihubungkan dengan lajur lalu lintas darat bebas hambatan (jalan TOL) Jakarta - Merak yang menjadi jalur utama lalu lintas perekonomian antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Kedudukan geografis Kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan DKI Jakarta menjadi salah satu potensi Kabupaten Tangerang untuk berkembang menjadi daerah penyangga Ibukota Negara. Kedekatan dengan Ibukota dan sebagai pintu gerbang antara Banten dan DKI Jakarta, maka akan menimbulkan interaksi yang menumbuhkan fenomena interdepedensi yang kemudian berdampak pada timbulnya pertumbuhan di suatu wilayah.
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Peta Kabupaten Tangerang
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
kelabu dan paluosol. Daerah bagian utara kabupaten Tangerang merupakan daerah yang sedikit bergelombang lemah, daerah ini termasuk dalam ketegori bentuk lahan bentukan asal pengendapan (alluvial). 2.1.3.3.
Klimatologi.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Geofisika Klas I Tangerang temperatur udara di Kabupaten Tangerang tahun 2008 – 2010 berada pada suhu 25,90 ⁰C – 28,50 ⁰C, suhu maksimum terjadi pada bulan September 2009 yaitu 28.50 ⁰C dan suhu minimum pada bulan pebruari 2008 yaitu 25.90 ⁰C. rata-rata suhu udara diKabupaten Tangerang dalam kurun waktu tahun 2008 – 2010 yaitu 27,50⁰C. Keadaan curah hujan tertinggi pada tahun 2008 - 2010 terjadi pada bulan pebruari tahun 2008 yaitu sebesar 664 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam 3 tahun terakhir tahun 2008 – 2010 yaitu sebesar 159,3 mm. Sedangkan rata-rata hari hujan pada tahun 2008 - 2010 yaitu sebesar 11,6 hari hujan. Keterangan lebih jelas dapat dilihat dalam grafik 2.3.3.1 dan 2.3.3.2 dibawah ini: Grafik. 2.3.3.1 Suhu / Temperatur Udara Kabupaten Tangerang Tahun 2008, 2009, 2010
Grafik. 2.3.3.2. Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Tangerang Tahun 2008, 2009, 2010
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
2. Di SWS Cisadane-Cikuningan, belum ada data pengukuran jangka panjang, pengukuran dilakukan sesaat menggunakan current meter dan didapat debit aliran terkecil sebesar 0,078 m³/dt diwakli oleh pengukuran di Sungai Cikoncang, stasiun Cikeusik pada tanggal 5 September 2002, sedang debit terbesar adalah 2,454 m³/dt diwakili oleh pengukuran di Sungai Cimadur, stasiun Sukajaya pada tanggal 6 September tahun 2002. 3. Air hujan yang setelah dianalisis dengan perhitungan neraca air menunjukan bahwa Kabupaten Tangerang mengalami defisit air pada bulan Maret sampai bulan November (8 bulan) sementara suplus air hanya terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari (3 bulan). 4. Air tanah, debit air tanah di KabupatenTangerang berkisar antara 3 – 10 liter/detik/Km2. Air tanah ini cenderung diambil secara berlebihan di sepanjang jalan Jakarta – Tangerang oleh industri-industri, sehingga terjadi penurunan muka air tanah yang cukup drastis. Di bagian utara kabupaten air tanah umumnya tidak dapat digunakan karena asin/payau. Potensi sumberdaya air tanah-dalam di Kabupaten Tangerang terdapat 5 buah CABT di Kabupaten Tangerang dengan potensi air tanah secara total cukup besar. Potensi tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Potensi sebagai imbuhan air tanah bebas (Q1) sebesar 3.278 juta m³/tahun dan 2. Potensi sebagai aliran air tanah tertekan (Q2) sebesar 100 juta m³/tahun. Selain sungai dan air tanah di Kabupaten Tangerang juga banyak dijumpai badan air permukaan berupa situ dan rawa yang tersebar hampir di wilayah Kabupaten Tangerang sebagai berikut: 1 2 3 4 5
Situ Pondok Situ Cilongok Situ Pasir Gadung Situ Kelapa Dua Situ Cihuni
Sukaharja Sukamantri Pasir Gadung Kelapa Dua Cihuni
Sindang Jaya Pasar Kemis Cikupa Kelapa Dua Pagedangan
27.7 23 7.3 37.5 32.34
ha ha ha ha ha
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Titik Pengambilan Sampel Sungai Cimanceuri yaitu di Jembatan Kutruk (Desa Pasir Barat, Jl. Kutruk, Kec. Jambe), Jembatan Surya Toto (Jl. Arya Jaya Santika, Ds. Pasir Bolang, Kec.Tigaraksa), Jembatan Balaraja (Jl. Raya Serang Km. 24, Ds. Talaga Sari, Kec.Balaraja), Jembatan Barong (Ds. Ranca Labuh, Kec.Kemiri) dan Jembatan Lontar (Jl. Raya Kronjo-Mauk, Ds. Kronjo, Kec.Kronjo). Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cimanceuri yaitu : Residu Tersupensi (TSS), Belerang sebagai H 2S,BOD5, COD,Kadmium,Khlorida Bebas (Cl),Khrom Hexavalent (Cr 6+),Nitrit sebagai N (NO2-N),pH,Seng (Zn),Senyawa Fenol sebagai Fenol,Sianida, Tembaga (Cu). 2. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cirarab Jembatan Blokeng (Jl. Serdang kulon, Ds. Serdang Kulon, Kec. Panongan), Jembatan Cukang Galih (Jl. Cukang Galih, Ds. Cukang Galih, Kec.Curug), Jembatan Blunder (Kampung Blunder, Kec.Cikupa), Jembatan Pasar Kemis (Jl. Raya Pasar Kemis, Ds. Kuta Jaya, Kec.Pasar Kemis), Jembatan Cadas (Jl. Raya Cadas, Desa Dukun, Kec.Sepatan).Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cirarab yaitu; Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S,BOD5,COD,Kadmium (Cd),Khlorida Bebas (Cl),Khrom Heksavalen (Cr 6+),Nitrit sebagai N (NO2-N),pH,Senyawa Fenol sebagai Fenol,Sianida (CN),Tembaga (Cu),Timbal (Pb). 3. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cisadane Jembatan Cihuni (Jl. Cihuni, Kec. Pagedangan), Jembatan Eretan Kajangan (Desa Gaga, Kec. Pakuhaji), Desa Tanjung Burung, Kec. Teluk Naga. Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cirarab yaitu : Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S, BOD5, COD, Khlorida Bebas (Cl), Khrom Hexavalen (Cr 2+), Nitrit sebagai N (NO2-N), pH, Seng (Zn), Senyawa Fenol sebagai Fenol, Sianida (CN), Tembaga (Cu), Timbal (Pb). 4. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cidurian Bendungan Ranca Sumur Desa Pasanggrahan Kec. Solear, Desa Carenang Kopo Kec. Cisoka, Jl. Raya Serang Km. 36 Kamp. Kajangan Ds. Cikande Kec. Jayanti, Desa Kresek, Kecamayan Kresek, Bendungan Ranca Sumur Desa Pasanggrahan Kec. Solear, Desa Carenang Kopo, Kec. Cisoka, Jl. Raya Serang Km. 36 Kamp. Kajangan
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Tingkat kepadatan penduduk rata-rata menurut kecamatan berdasarkan indeks luas permukiman di Kabupaten Tangerang mencapai 61 Jiwa / Ha. Kepadatan penduduk tertinggi berada diwilayah kecamatan Pasar kemis sejumlah 187,5 jiwa/ha, kemudian kecamatan Kelapa Dua 149,0 jiwa/ha dan tingkat kepadatan penduduk terendah berada di kecamatan Kemiri sebesar 15,3 jiwa/ha . Grafik 2.2.2. Tingkat Kepadatan Penduduk
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Tingkat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 mencapai 7,45 % sedangkan tingkat inflasi pada tahun 2012 mencapai 4,30 %. Grafik. 2.3.1.1.
Grafik. 2.3.1.2.
Grafik 2.3.1. Ekonomi Makro Kabupaten Tangerang
2.3.2.
Kemampuan Fiskal.
Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Tangerang dalam mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan cukup besar. Selain fakta diatas, grafik Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) dibawah ini juga menunjukan hal yang serupa. Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) sendiri merupakan ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah, untuk menyediakan sumber daya atau kebijakan
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Perolehan pendapatan Kabupaten Tangerang pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 10 % dibandingkan pendapatan pada tahun 2009 yang mencapai Rp. 1.827.049.317.250,-., sedangkan bila dibandingkan dengan perolehan pendapatan pada tahun 2008 penurunan pendapatan pada tahun 2010 mencapai 13,8 % dikarenakan pemekaran wilayah bagian selatan Kabupaten Tangerang menjadi Kota Tangerang Selatan. APBD Kabupaten Tangerang Tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami defisit rata-rata 10 % dibandingkan dengan total belanja daerah. Grafik. 2.3.3.1. Realisasi APBD Tahun 2008 - 2012
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Proporsi belanja modal sanitasi Kabupaten Tangerang rata-rata hanya 1.16 % dari total belanja modal APBD atau . Rp. 22,784,973,916,- per tahun yang dilaksanakan oleh beberapa SKPD yang memiliki tugas, fungsi dan kewenangan dalam sektor sanitasi yaitu Dinas Cipta Karya, Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Kesehatan, Dinas Bina Marga dan Pengairan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah. Grafik. 2.3.3.2.2. Proporsi Belanja Modal Sanitasi Total
Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total APBD (%) Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (%) 1,44 1,12
1,43
1,12 0,76
2008
2009
2010
2011
2012
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Grafik. 2.3.3.2.4. Belanja Modal Sanitasi Per-penduduk.
Belanja Modal Sanitasi Perpenduduk Belanja Modal Sanitasi Perpenduduk 11.252 9.938 7.579
8.391 4.777
2008
2.4.
2.4.1.
2009
2010
2011
2012
Sosial Budaya. Sarana Kesehatan.
Jumlah sarana Kesehatan Kabupaten Tangerang seluruhnya terdapat 5.732 unit yang terdiri dari Rumah Sakit sampai pelayanan kesehatan masyarakat pada tingkat desa dalam tabel sebagai berikut:
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
2.4.2.
Sarana Pendid ikan.
Jumlah sarana pendidikan Kabupaten Tangerang pada seluruh jenjang (SD, SLTP, SMA, SMK, PT) sejumlah 1806 unit sekolah terdiri dari SD Negeri dan Swasta sejumlah 884 unit , SLTP Negeri dan Swasta sejumlah 206 unit, SMA Negeri dan Swasta sejumlah 106 unit, SMK Negeri dan Swasta sejumlah 80 unit , MI 276 unit, MTs 193 unit, MA 59 unit dan 2 unit Perguruan Tinggi swasta. Grafik 2.4.2. Jumlah Sarana Pendidikan
Jumlah Sarana Pendidikan Di Kabupaten Tangerang Jumlah Sekolah 884
276
206
SD
SLTP
106
SMA
Sumber : BPS Kab. Tangerang
193
80
SMK
59
Mi
MTs
Ma
2 PT
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Tata Ruang Wilayah.
2.5.
2.5.1.
Rencana Pola Ruang Wilayah
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2010 – 2030 merupakan rencana penyebaran peruntukkan ruang dalam wilayah Kabupaten Tangerang yang meliputi rencana peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tangerang berfungsi : 1. 2. 3. 4.
Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten Tangerang; Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang; Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan Sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Tangerang.
Penetapan pola ruang ini bersifat dinamis, sesuai dengan dinamika pembangunan, bukan berarti selalu mengarah pada perubahan fungsi suatu ruang tetapi harus sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung yang telah ditetapkan. Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) ruang agar mendekati kondisi optimal, maka pendekatan perencanaan dilakukan dengan menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan ruang dan potensi sumberdaya alam yang berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut serta didasari oleh Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional dan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 54 tahun 2008 tentang penataan ruang kawasan JABODETABEKPUNJUR, maka penataan ruang diarahkan untuk :
P o kj a A M P L Ka b u p a t e n Ta n g e r a n g
Gambar 2.5.1. Rencana Pola Ruang Kabupaten Tangerang
2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang
Halaman -
17
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
2.5.2. Rencana Sistem Pusat Pelayanan. Rencana Sistem Pusat Pelayaan Kabupaten Tangerang pada tahun 2010 – 2030 mengacu pada aspek kondisi wilayah, aksesibilitas, tingkat pelayanan dan kebijakan pengembangan yang ada yaitu meliputi : 1. 2. 3. 4.
Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Pusat Kegiatan Lokal Propomosi (PKLp) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Tabel 2.5.2. Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Tangerang. No 1
Kecamatan Balaraja
Hirarki Pelayanan PKWp
Fungsi • • • •
2
Teluknaga
PKWp
• • • • •
3
Curug
PKWp
• • •
Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi
Keterangan Dipromosikan untuk dijadikan PKW Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKW
Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKW
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
No 10
Kecamatan Gunungkaler
Hirarki Pelayanan PPK
Fungsi • • •
11
Kresek
PPK
• • •
12
Kemiri
PPK
• • • • •
13
Sukamulya
PPK
• • •
14
Sindang Jaya
PPK
• • • • •
15
Jayanti
PPK
• • •
Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau Pusat pemerintahan kecamatan Permukiman kepadatan sedang Pertanian Pusat pemerintahan kecamatan Permukiman kepadatan tinggi Permukiman kepadatan sedang Pertanian industri Pusat pemerintahan kecamatan Industri Permukiman kepadatan tinggi
Keterangan
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
No
Kecamatan
Hirarki Pelayanan
Fungsi • •
24
Rajeg
PPK
• • •
25
Sepatan Timur
PPK
• • •
26
Pakuhaji
PPK
• • • • • •
27
Sukadiri
PPK
• • • • •
28
Kosambi
PKLp
• • •
Permukiman kepadatan sedang Pertanian Pusat pemerintahan kecamatan Permukiman kepadatan sedang Pertanian Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan sedang Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian industri Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Permukiman kepadatan rendah Permukiman kepadatan sedang Kawasan pantai berhutan bakau Pusat pemerintahan kecamatan Pertanian Industri
Keterangan
Dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKL
P o kj a A M P L Ka b u p a t e n Ta n g e r a n g
Gambar 2.5.2. Peta Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Tangerang
2012
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang
Halaman -
21
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
2.6.
Kelembagaan Pemerint ah Daerah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Tugas penyusunan dan pengaturan di bidang kelembagaan ini dilaksanakan oleh Bagian Organisasi pada Sekretariat Daerah. Selanjutnya di tindak lanjuti melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang dengan susunan kelembagaan sebagai berikut: 1. Sekretariat Daerah 2. Sekretariat DPRD 3. Inspektorat Kabupaten 4. Badan Kepegawaian Daerah 5. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 6. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu 7. Dinas Pendapatan Daerah 8. RSUD Kabupaten Tangerang 9. Satuan Polisi Pamong Praja 10. Dinas daerah yang meliputi : a. b. c. d. e. f. g.
Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Pertanian dan Peternakan Dinas Perikanan dan Kelautan
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
a) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dilaksanakan oleh Dinas kesehatan Kabupaten Tangerang b) Pengelolaan sumberdaya air dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang; c) Pengelolaan Perencanaan Pembangunan dilaksanakan oleh Lembaga Teknis Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang; d) Pengelolaan Limbah Domestik, Limbah Industri dan Limbah Medis dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang; e) Pengelolaan Sampah dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang; f) Pengelolaan penyediaan Air bersih dilaksanakan oleh BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tangerang.
2.6.2.
Struktur Organisasi Perangkat Daerah.
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
BAB III PROFIL SANITASI KAB UPATEN TANGERANG 3.1. Perilak u Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene. Berdasarkan hasil analisa study EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang pada Tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang memiliki jamban pribadi sebanyak 57 %, jumlah rumah tangga yang menggunakan MCK umum 9 %, WC Helikopter 11 %, Sungai 6 %, Kebun/Pekarangan 14 % dan Selokan 3 %. Grafik 3.1.1. Kondisi Sanitasi Rumah Tangga Kabupaten Tangerang
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.1.1.
Tatanan Rumah Tangga
3.1.1.1. Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada 5 + 1 waktu Penting. Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun pada 5+1 waktu penting hanya sebesar 13,1 % dan sisanya sebesar 86,9 % belum melakukan CTPS pada 5+1 waktu penting, dengan rincian yang belum melakukan CTPS pada 5 waktu penting pada Klaster 0 sebesar 97 %, Klaster 1 sebesar 92,5 %, Klaster 2 sebesar 75,9 % dan Klaster 3 sebesar 82,1%. Selengkapnya dapat terlihat pada Grafik berikut ini : Grafik 3.1.1.1. Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada 5 + 1 Waktu penting 100% 90% 80% 70% 75,9%
60% 50%
97,0%
92,5%
82,1%
86,9%
40%
CTPS di 5 waktu Penting
30% 20% 24,1%
10% 0%
Tidak CTPS di 5 waktu Penting
3,0%
7,5%
17,9%
13,1%
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.1.1.3. Pola Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) Pola Kebiasaan CTPS mulai dari yang terbesar yaitu pada saat sebelum makan sebesar 80 %, Setelah buang air besar 52 %, setelah memegang hewan 28,5 %, sebelum menyiapkan masakan 25,4 %, setelah menceboki anak 25,3 % dan sebelum menyuapi anak sebesar 24,4 %. Grafik 3.1.1.3. Pola Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS)
28,5% Setelah Memegang Hewan
25,4%
Sebelum Menyiapkan Masakan
24,4%
80,0%
Sebelum Menyuapi Anak Sebelum Makan 52,0%
Setelah Buang Air Besar 25,3%
Setelah Menceboki Anak 0%
20%
40%
60%
80%
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.1.1.5. Kebiasaan Membuang Tinja Anak.
Pola kebiasan membuang tinja anak pada rumah tangga di Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil analisa study EHRA menunjukkan sebesar 19,60 % di jamban, 5,10 % di tempat sampah, 6,30 % di kebun, 6,70 % di Sungai , 3,30 % ditempat lainnya dan 59 % tidak tahu. Grafik 3.1.1.5. Kebiasaan Membuang Tinja Anak
WC/Jamban; 19,60%
Tempat Sampah; 5,10%
Tdk tahu; 59% Kebun/Pekaran gan; 6,30% Sungai/Selokan ; 6,70% Lainnya; 3,30%
. 3.1.2.
Tatanan Sanitasi Sekolah.
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Grafik. 3.1.2.2. Jumlah SD/MI berdasarkan Kepemilikan WC
Jumlah SD/MI Berdasarkan Kepemilikan WC 980 180
MEMILIKI WC
TIDAK MEMILIKI WC
Berdasarkan jumlah siswa dan jumlah toilet SD/MI tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa cakupan layanan sanitasi Sekolah Dasar dan Madarasah Ibtidaiyah di Kabupaten Tangerang yang belum terlayani baru 16 % dari total SD/MI sedangkan sisanya 84 % sudah terlayani. Grafik. 3.1.2.3. Cakupan Layanan Sanitasi SD/MI di Kabupaten Tangerang
Cakupan Layanan Sanitasi SD/MI Terlayani 16%
Belum Terlayani
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Kondisi sanitasi di sekolah dasar tersebut berdasarkan data dinas pendidikan Kabupaten Tangerang menunjukkan sejumlah 255 SMP/MTS telah memliki WC/toilet dan sejumlah 190 SMP/MTS tidak memiliki WC/toilet. Grafik. 3.1.2.3. Jumlah SMP/MTS berdasarkan Kepemilikan WC.
Jumlah SMP/MTS Berdasarkan Kepemilikan WC 255 190
MEMILIKI WC
TIDAK MEMILIKI WC
Berdasarkan jumlah siswa dan jumlah toilet SMP/MTS tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa cakupan layanan sanitasi di Sekolah Menengah Pertama dan Madarasah Stanawiyah di Kabupaten Tangerang yang belum terlayani baru 43 % dari total SD/MI sedangkan sisanya 57 % sudah terlayani Grafik. 3.1.2.4. Cakupan Layanan Sanitasi SMP/MTS di Kabupaten Tangerang
Cakupan Layanan Sanitasi SMP/MTS
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Kondisi saluran akhir pembuangan tinja rumah tangga di Kabupaten Tangerang berdasarkan analisa study EHRA 2012 pada grafik 3.2.2. menunjukan bahwa ke tangki septik 39,80 %, ke Pipa sawer 1,20 %, ke cubluk 15,80%, ke drainase 3,50 %, ke sungai 4,80 %, ke kolam /sawah 10,50 %, ke kebun 6,90 % lainnya 7,80 % dan tidak tahu 9,70 %. Grafik 3.2.2. Saluran Akhir Pembuangan Tinja Tdk tahu; 9,70% Lainnya; 7,80% Kebun; 6,90%
Tangki Septick; 39,80%
Kolam/Sawah; 10,50% Sungai; 4,80% Drainase; 3,50%
Cubluk; 15,80%
Pipa Sewer; 1,20%
Kondisi pengelolaan air limbah selain tinja (Grey Water) di Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil analisa study EHRA menunjukan bahwa 69 % dibuang ke saluran drainase dan 31 % dibuang ke halaman, sawah dan empang. Grafik.3.2.1. Kondisi Pengelolaan Air Limbah Domistik Selain Tinja.
Kondisi Pengolahan Air Limbah Selain Tinja (Grey Water)
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.2.1. Kelembagaan. Secara kelembagaan Kebijakan mengenai pengelolaan air limbah domestik adalah merupakan tugas Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang yang secara legal formal diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010. Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang diberikan kewenangan memungut retribusi pengelolaan limbah domistik melalui peraturan daerah Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pelayanan Sedot Kakus dan Pelayanan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang mencakup Jasa pelayanan Niaga, Non niaga dan Sosial. Selanjutnya berdasarkan analisa kelembagaan yang memiliki kepentingan terhadap pengelolaan air limbah domestik diKabupaten Tangerang adalah BAPPEDA, BLHD, Dinas Cipta Karya, Swasta dan NGO. 3.2.2. Cakupan Dan Sistem Pelayanan Air Limbah Domestik. Cakupan pelayanan air limbah domestik yang telah terlayani sebesar 67 % mencakup jamban pribadi 57,5 % dan MCK umum 9,1 %, sedangkan yang belum terlayani sebesar 33 %. Grafik 3.2.2.1 Cakupan Layanan Air Limbah Domistik.
CAKUPAN PELAYANAN AIR LIMBAH DOMESTIK Terlayani
Belum Terlayani
33% 67%
P o kj a A M P L Ka b u p a t e n Ta n g e r a n g
Tabel. 3.2.2.2. Diagram Sistem Sanitasi Black water Dan Grey water (sistem setempat - on site system)
2012
Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang
Halaman -
32
P o kj a A M P L Ka b u p a t e n Ta n g e r a n g
Tabel. 3.2.2.3. Diagram Sistem Sanitasi Black water Dan Grey water (sistem terpusat – of site system)
2012
Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang
Halaman -
33
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK. Kondisi Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat Jender Dan Kemiskinan berdasarkan survey PMJK yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa semua wilayah pernah mengalami kejadian luar biasa yaitu wabah penyakit diantaranya 29% Demam Berdarah 19% Diare dan 14% Cacar, Cikungunya dan Campak. Grafik 3.2.3.1. Kejadian Penyakit
Kejadian Luar Biasa 14%
29%
14%
Demam Berdarah Diare Cacar
14% 29%
Cikungunya Campak
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Peran laki-laki dan perempuan dalam pembangunan sebagian besar menjawab memiliki peran yang sama. Grafik 3.2.3.3. Peran Laki-Laki dan Perempuan Dalam Pembangunan
Keseimbangan dalam penyampaian pendapat antara laki-laki dan perempuan sebagian besar menjawab seimbang Grafik. 3.2.3.4. Keseimbangan Dalam Penyampaian Pendapat
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.3. Pengelolaan Persampahan. Sistem pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan study EHRA 2012 menunjukkan bahwa sampah sampah rumah tangga yang diolah sebesar 1,4 %, dibuang ke TPS 9,6 %, kemudian 69 % dibakar dan sisanya 20 % sampah dibuang sembarangan. Grafik 3.3.1. Sistem Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
1%
Daur Ulang
0% 4%
3%
12%
1%
10%
Dibuang Ke TPS Dibakar
0%
Dibuang Kelubang tertutup 69%
Dibuang kelubang terbuka Dibuang Kesungai Dibiarkan Dibuang ke kebun Tidak tahu
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Pengelolaan persampahan di bagi lingkungan yang telah terlayani berdasarkan hasil studi EHRA menunjukkan bahwa pengelolaan sampah diangkut sebesar 86,80 % dan sisanya 13,20 % sampah belum/tidak diangkut. Grafik. 3.3.3. Pengelolaan Sampah bagi lingkungan yang terlayani
Tidak Diangkut; 13,20%
Diangkut; 86,80%
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil studi EHRA bagi lingkungan yang belum terlayani menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di tinjau dari penanganan setempat 17 % diolah dan sisanya 83 % sampah belum/tidak diolah. Grafik 3.3.4. Kondisi Pengelolaan Sampah Pada LIngkungan Yang Belum Terlayani
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.3.2. Sistem d an Cakupan Pelayanan Persampahan. Jumlah timbulan sampah di Kabupaten Tangerang berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tangerang mencapai 5.512, 28 m³/hr, jumlah sampah yang terangkut sebesar 1.485,00 m³/hr. Sedangkan pelayanan sampah oleh swasta sebesar 401,00 m³/hr. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cakupan pelayanan sampah di Kabupaten Tangerang sebesar 27 % terlayani oleh DKPP, 7 % terlayani oleh swasta dan sisanya 66 % belum terlayani . Grafik. 3.3.2.1. Cakupan Pelayanan Sampah kabupaten Tangerang
CAKUPAN PELAYANAN SAMPAH KABUPATEN TANGERANG
27% Terlayani DKPP 66%
7%
Terlayani Swasta Belum Terlayani
P o kj a A M P L Ka b u p a t e n Ta n g e r a n g
3.3.2.1. Diagram Sistem Pengolahan Sampah Domistik KabupatenTangerang
2012
Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang
Halaman -
39
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan. Berdasarkan hasil studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) menunjukkan bahwa 69% rumah tangga di Kabupaten Tangerang telah memiliki saluran drainase yang digunakan untuk membuang air limbah selain tinja dan 31 % rumah tangga membuang air limbah selain tinja ke halaman/pekarangan atau dapat diartikan tidak memiliki saluran drainase. Grafik. 3.5.1. Kondisi Sarana Pengolahan Air Limbah Domistik Selain Tinja
3.4.1. Kelembagaan
P o kj a A M P L Ka b u p a t e n Ta n g e r a n g
Tabel. 3.4.2.1. Diagram Sistem Drainase Lingkungan Kabupaten Tangerang
2012
Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang
Halaman -
41
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.5. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi. Pengelolaan komponen terkait sanitasi merupakan penunjang perilaku higiene /sehat yaitu terkait kebiasaan menggunakan sabun, berdasarkan hasil study EHRA yang dilaksanakan tahun 2012 menunjukkan bahwa 96,9 % masyarakat Kabupaten Tangerang telah terbiasa menggunakan sabun setiap harinya dan hanya 3,1 % yang belum terbiasa menggunakan sabun. Grafik. 3.5.1. Kebiasaan Menggunakan Sabun
Perilaku Higiene / Sehat Kebiasaan Menggunakan Sabun
96,9
3,1 ya Tidak
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
3.5.1.
Pengelolaan Air Bersih.
Berdasarkan hasil studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) menunjukkan bahwa 55 % sumber air bersih yang dikonsumsi rumah tangga di Kabupaten Tangerang berasal dari sumber air yang tidak aman dan 45 % sumber air bersih yang dikonsumsi berasal dari sumber air yang aman. Grafik 3.5.1.1.
Kondisi Sumber Air Bersih Sumber Air Aman
Sumber Air Tidak Aman
45% 55%
3.5.1.1. Kelembagaan. Secara kelembagaan kebijakan mengenai pengelolaan sumber air adalah merupakan tugas Dinas Bina Marga dan Pengairan yang secara legal formal diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010, sedangkan penyediaan air bersih telah dibentuk Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dalam bidang penyediaan
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Cakupan layanan air minum berdasarkan hasil studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) menunjukkan bahwa Cakupan layanan air minum di Kabupaten Tangerang 61% dari sektor swasta, 1 % dari PDAM dan sisanya 38 % belum terlayani. Grafik 3.5.1.2.1. Cakupan Layanan Air Minum
Cakupan Layanan Air Minum swasta
PDAM
Tidak Terlayani
38% 61% 1%
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
4.1. Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene. 4.1.1.Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Saat Ini: Grafik 4.1.1.
Kegiatan Pengelolaan PHBS Saat ini (Th. 2012)
1.812.275.000
150.000.000
MOM INVESTASI
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
9
10 11 12
13
14
15
16
Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Penyuluhan Kebersihan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan JUMLAH
APBD
KRESEK
KECAMATAN
Mom
APBD
MAUK
KECAMATAN
Mom
APBD
TELUKNAGA
KECAMATAN
Mom
APBD
JAYANTI
KECAMATAN
Mom
APBD
SUKADIRI
KECAMATAN
Mom
APBD
CISAUK
KECAMATAN
Mom
APBD
KELAPA DUA
KECAMATAN
Mom
APBD
GUNUNG KALER
KECAMATAN
Mom
21.825.000
25.000.000 13.690.000 20.000.000
20.000.000
20.000.000
30.000.000
25.000.000
1.962.275.000
4.1.2. Pengembangan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Yang direncanakan Tahun 2013 Grafik 4.1.2.
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Tabel. 4.1.2. Rencana Pengembangan Pengelolaan PHBS dan Pr omosi Higiene Tahun 2013 NO
NAMA KEGIATAN
1
Pemantauan kesehatan lingkungan sarana pelayanan kesehatan
2 3
4
Pemantauan kesling tempattempat umum(TTU) Pengawasan kualitas air bersih di masyarakat ( Inspeksi sanitasi dan pemeriksaan) Lomba sekolah sehat tk kabupaten
BIAYA (Rp)
SUMBER APBD
16.560.000 APBD 6.660.000 APBD 35.100.000
LOKASI KEGIATAN puskesmas dan saryankes swasta
SKPD PELAKSANA DINKES
pasar, salon, kolam renang
DINKES
Air perpipaan dan non perpipaan
DINKES
Mom Mom
Mom APBD
Kab Tangerang
DINKES
Mom
120.000.000 5
Lomba Sekolah sehat tk provinsi
APBD
Kab Tangerang
DINKES
Mom
80.000.000 6
Lomba sekolah sehat tk nasional
APBD
Kab Tangerang
DINKES
Mom
30.000.000 7 8 9 10 11 12
Promosi kesehatan melalui Talkshow promosi kesehatan melalui Radio Spot Promosi kesehatan melalui Media Masa Promosi kesehatan melalui Tabloid Intan Promosi kesehatan melalui Pameran kesehatan Kampanye Anti Merokok dan
KET
APBD
Kab Tangerang
DINKES
Mom
50.000.000 APBD
Kab Tangerang
DINKES
Mom
20.000.000 APBD
Kab Tangerang
DINKES
Mom
50.000.000 APBD
Kab Tangerang
DINKES
Mom
50.000.000 APBD
Kab Tangerang
DINKES
Mom
25.000.000 APBD
Kab Tangerang
DINKES
Mom
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
23
24
25
26
27
28
29 30
31
32
Program Upaya Kesehatan Masyarakat (Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan) Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan penyuluhan kesehatan keluarga dan kesehatan lingkungan Pembinaan penyuluhan kesehatan keluarga dan kesehatan lingkungan Pembinaan penyuluhan kesehatan keluarga dan kesehatan lingkungan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Lingkungan dan Keluarga Pembinaan Penyuluhan Kesehatan keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan Pembinaan Penyuluhan Kesehatan
APBD 35.000.000
7 Desa 1 KelurahanKec.Pano ngan
Kecamatan Panongan
Mom APBD
Legok
35.000.000
Kecamatan Legok
Mom APBD
KEC.KRESEK
21.825.000
Kecamatan Kresek
Mom APBD
Kec Kosambi
30.000.000
Kecamatan Kosambi
Mom APBD
Kel. Medang
25.000.000
Kecamatan Pagedangan
Mom APBD
Kec. Pagedangan
25.000.000
Kecamatan Pagedangan
Mom APBD
Kec. Jayanti
25.000.000 APBD
Kecamatan Sukadiri
25.000.000
Kecamatan Jayanti
Mom
Kecamatan Sukadiri
Mom APBD
Kecamatan Cisauk
50.000.000
Kecamatan Cisauk
Mom APBD
Kecamatan Mekar
Kecamatan
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Tabel 4.2.1. Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Saat Ini NO 1
NAMA KEGIATAN
BIAYA (Rp)
Pembangunan MCK Umum
SUMBER DANA
LOKASI KEGIATAN DESA
APBD
KECAMATA N
KRESEK
124.000.000 2 3 4 5
Pembangunan MCK (P2WKSS)
96.400.000
Penataan tempat air bersih (MCK) dan lingkungan
100.000.000
Penataan SPAL
DINAS CIPTA KARYA
APBD
DINAS CIPTA KARYA
APBD
Rt.01/02 Ds.Rajeg,
RAJEG
DINAS CIPTA KARYA
APBD
Kp Ranca Bango Rt 10/03
RAJEG
DINAS CIPTA KARYA
APBD
Kp. Kayu Bongkok RT 04/01 Ds. Kayu Bongkok Rt. 01 /02, Kayu agung
SEPATAN
DINAS CIPTA KARYA
SEPATAN
DINAS CIPTA KARYA
APBD
Rt. 01/03 Kp. Cadas, Karet
SEPATAN
DINAS CIPTA KARYA
APBD
rt.01/04 desa sangiang
SEPATAN TIMUR
DINAS CIPTA KARYA
APBD
Kp Utan Jati
SEPATAN
DINAS CIPTA
100.000.000 6
Pembangunan SPAL 65.000.000
7
Pembangunan SPAL
APBD 65.000.000
8
Pembangunan SPAL 100.000.000
9
Lanjutan pembangunan SPAL 70.000.000
10
Lanjutan pembangunan SPAL
DINAS CIPTA KARYA
APBD 148.000.000
Pembangunan SPAL (P2WKSS)
SKPD PELAKSANA
KET
B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
23
24 25
Biaya Operasional dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Lumpur Tinja
APBD
SEPATAN
Mom APBD
DKPP
201.350.000
Pembangunan SPAL
APBD
Kp. Kaliasin
APBD
Rt.06/03 Pasir
DINAS BINA MARGA
72.075.000 26
DKPP
252.892.000
Pembangunan SPAL
KRONJO
KECAMATAN
KRONJO
KECAMATAN
MAUK
KECAMATAN
49.000.000 27
Pembangunan SPAL
APBD 29.275.000
28
Bangunan MCK
APBD 33.806.250
29
Bangunan MCK
Kp.Gabral Rt.14-16/04 Muncung SDN Banyu Asih
APBD
SDN Mauk IV
MAUK
KECAMATAN
APBD
Rt 03 Rw 09 desa karet kec. Sepatan kp. Sarakan rt.03/03 desa pisangan jaya Kp. Sepatan Dukuh RT 05/01 Kel. Sepatan Kp. Blok
SEPATAN
KECAMATAN
SEPATAN
KECAMATAN
SEPATAN
KECAMATAN
33.806.250 30
Penataan SPAL 49.000.000
31
Penataan SPAL
APBD 49.000.000
32
Rehabilitasi SPAL
APBD 46.725.000
33
Pembangunan SPAL
APBD
Mom B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal
PAKUHAJI
KECAMATAN
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
44
Pembangunan SPAL
APBD
Gintung Tugu Rt.18/03, gintung Gg Mesra Rt.01/01, gintung Kebon Nangka Rt.04 / 02, karang serang Rt. 14 / 03, Sukadiri
SUKADIRI
KECAMATAN
SUKADIRI
KECAMATAN
SUKADIRI
KECAMATAN
SUKADIRI
KECAMATAN
APBD
Rt. 03 / 01, Sukadiri
SUKADIRI
KECAMATAN
APBD
Rt. 013/04 Ds. Kosambi
SUKADIRI
KECAMATAN
APBD
Ds. Jati Mulya Rt. 01/01
KOSAMBI
KECAMATAN
APBD
Kp. Jayanti Rt. 15/03 Ds. Cikande
JAYANTI
KECAMATAN
KOSAMBI
KECAMATAN
Kel Balaraja Kp. Baru RT. 04/04
BALARAJA
KECAMATAN
Desa Kaliasin
SUKAMUL
34.000.000 45
Pembangunan SPAL
APBD 30.000.000
46
Pembangunan SPAL
APBD 34.000.000
47
Pembangunan SPAL
APBD 20.000.000
48
Pembangunan SPAL 20.000.000
49
Pembangunan SPAL 45.000.000
50
Pembangunan SPAL 61.175.000
51
Pembangunan SPAL 98.495.000
52
Pembangunan SPAL
APBD 169.495.000
53
Rehabilitasi Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) Total APBD
APBD 208.845.000
B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal B. Modal Mom
3.821.517.500 54
Pembangunan MCK melalui
DAK
DINAS CIPTA
B.
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
4.2.2. Rencana Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Domistik Tahun 2013 Grafik 4.2.2. Rencana Kegiatan Sektor Air Limbah Domistik Tahun 2013
175.575.000
100.000.000
B. Modal
Mom
Tabel 4.2.1. Rencana Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 NO
NAMA KEGIATAN
BIAYA (Rp)
SUMBER DANA
LOKASI KEGIATAN DESA
KECAMATAN
SKPD PELAKSANA
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Tabel 4.3.1. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Persampahan Saat Ini NO 1 2 3
4 5
NAMA KEGIATAN Pemeliharaan rutin kendaraan operasional Kebersihan Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan
BIAYA (Rp)
SUMBER DANA APBD
LOKASI KEGIATAN Kabupaten
SKPD PELAKSANA DKPP
APBD
Kabupaten
DKPP
APBD
MAUK
DKPP
B. Modal MOM
APBD
Kabupaten
DKPP
MOM
APBD
Kabupaten
DKPP
APBD
Kabupaten
DKPP
B. Modal MOM
APBD
Kabupaten
DKPP
MOM
Kabupaten
DKPP
APBD
Kabupaten
DKPP
B. Modal mom
APBD
Kabupaten
DKPP
MOM
376.000.000 4.983.900.000
46.900.000
Pengadaan Gerobak Sampah
7 8
Biaya Operasional dan Pemeliharaan TPA Sampah ( Jatiwaringin dan Pasir Muncang ) Biaya OPerasional Peningkatan Pelayanan Kebersihan
100.000.000
2.155.292.000
Pengadaan Truck Operasional 1.200.000.000
9
MOM
7.869.251.200
195.000.000 6
KET
Koordinasi Penanganan Sampah 200.000.000
10
Fasilitasi Pengendalian dan
Po k ja ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Tabel 4.3.2 Rencana Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013 NO
1
NAMA KEGIATAN PengadaanTongsampah Gantung
2
PengadaanBakPickUp AnggkutanSampah
3
PelatihanPengembangan SDMdibidangTeknologi
SUMBER DANA
BIAYA (Rp)
APBD 25.000.000
LOKASI KEGIATAN
SKPD PELAKSANA DKPP
B. Modal
DKPP
B. Modal
DKPP
B. Modal
DKPP
B. Modal
Desa Tobat
DKPP
B. Modal
Taman Pasar
DKPP
B. Modal
DKPP
B.
Kab. Tangerang
APBD 15.000.000
Kab. Tangerang
APBD 145.000.000
KET
Kab. Tangerang
Persampahan
4
PengadaanGerobak Sampah
5
PembangunanBak SampahKp.SagaRt.04/04
APBD 160.100.000
Kab. Tangerang
APBD 20.000.000
Ds.Tobat
6
Pengadaan Tong Sampah
APBD 10.000.000
Ceplak,Kp. Ceplak RT.01/01Ds. Kaliasin
7
PengadaanGerobak
APBD
Kp. Ceplak
Po k ja ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
4.4. Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan 4.4.1.Kegiatan 4.4.1. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Drainase Lingkungan Saat Ini
NO
NAMA KEGIATAN
1
Pembangunan PembangunanDrainase Drainase Puspem Tigaraksa
2
Drainase Jalan
3
Pembuatan Gorong - Gorong dan Pintu Air
4
Pembuatan Saluran Air/ Drainase
5
Pembuatan Pembuatan Saluran Air
6
Pembangunan Jaringan Irigasi Jalan Desa (Drainase)
7
Pembangunan Jaringan Irigasi (Drainase)
BIAYA (Rp)
1.982.945.000 1.982.945.000 89.949.000 70.775.000 70.775.000
109.495.000
55.775.000
55.775.000
55.775.000
SUMBER DANA AP APBD AP APBD
LOKASI KEGIATAN KECAMA DESA TAN TIGARAK SA Ds. Bojon jong
AP APBD
AP APBD
AP APBD
AP APBD
AP APBD
Ds. Salembaran Jaya Rt. 01, 02 /02 Ds. Kosambi Barat Rt. 03/01 Kp. Kelapa Rt. 01/02 Ds. Pangkat Kp. Saradan Hilir Rt. 06/01 Ds. Pangkat
SKPD PELAKSANA
KET
DINAS BINA MARGA
B. Modal
CIKU IKUPA
DINAS BINA MARGA
B. Modal
KOSAMB I
DINAS BINA MARGA
B. Modal
KOSAMB I
DINAS BINA MARGA
B. Modal
KOSAMB I
DINAS BINA MARGA
B. Modal
JAYANTI
DINAS BINA MARGA
B. Modal
JAYANTI
DINAS BINA MARGA
B. Modal
Po k ja ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
NO
NAMA KEGIATAN
BIAYA (Rp)
16
Perbaikan dan Normalisasi Saluran Air
66.625.000 66.625.000
17
Perbaikan dan Normalisasi Saluran Air
67.375.000 67.375.000
18
Pembuatan Pembuatan Saluran Air Utama
19
Pembuatan Pembuatan Saluran Air
20
Rehabilitasi Saluran Tersier BR dan Tengah
21
Pembangunan Pembangunan Saluran Air
22
Lanjutan Lanjutan Drainase
23
Perbaikan Saluran Air Pembangunan Pembangunan Drainase dan
85.775.000
70.275.000 95.775.000
115.000.000
80.000.000
75.000.000
SUMBER DANA AP APBD
AP APBD
AP APBD
AP APBD AP APBD
AP APBD
AP APBD
AP APBD
LOKASI KEGIATAN DESA KEC. Kel Bojong KELAPA Nangka Rw DUA 025 Kel Bojong Nangka Rt KELAPA 006-07 ke RT DUA 02, RT 24 Kel. KELAPA Pakulonan DUA Barat Kel. KELAPA Pakulonan DUA Barat Rw 002 GUNUNG Ds. Sido idoko KALER Kp. Kawidaran Rt CIKUPA 016/05 Ds. Cibadak Kp. Kosambi Rt. 03/01 Ds. CIKUPA Cibadak Kp. Saredang TIGARAK Rt. 01/03 Ds. SA Matagara
SKPD PELAKSANA
KET
DINAS BINA MARGA
B. Modal
DINAS BINA MARGA
B. Modal
DINAS BINA MARGA
B. Modal
DINAS BINA MARGA
B. Modal
DINAS BINA MARGA
Mom
DINAS BINA MARGA
B. Modal
DINAS BINA MARGA
B. Modal
DINAS BINA MARGA
B. Modal
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
NO
NAMA KEGIATAN
32
Pembuatan Saluran Air
33
Pembuatan Saluran Air
34
Pembuatan Saluran Air
35
Pembangunan Drainase
36
Pembuatan Plat Duiker/Gorong-Gorong
Jumlah
BIAYA (Rp)
39.949.000
49.287.000
49.287.000
2.470.212.500
50.500.000
SUMBER DANA
APBD
APBD
APBD
LOKASI KEGIATAN DESA Kp. Sungapan RW. 013 Kelurahan Dadap (110 m x 40 cm) RT. 05/02, Kedaung Barat RT 04/02, Kedaung Barat
APBN
KAB. TANGERANG
APBN
KAB. TANGERANG
10.353.927.628
4.4.2.Rencana Pengembangan Pengelolaan Drainase Lingkungan.
SKPD PELAKSANA
KET
KOSAMB I
KECAMATAN
B. Modal
SEPATA N TIMUR
KECAMATAN
B. Modal
SEPATA N TIMUR
KECAMATAN
B. Modal
PNPM MANDIRI
B. Modal
PNPM MANDIRI
B. Modal
KEC.
KAB. TANGER ANG KAB. TANGER ANG
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
NO
NAMA KEGIATAN
12
Drainase Lingkungan Mekar Asri II RT.04/06
13
Pembuatan Saluran Air Cileutik Pembangunan saluran pembuangan air limbah ( SPAL ) Pembuatan Drainase
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
BIAYA (Rp)
SUMBER DANA APBD
DESA Kel.Mekarbakti Kec.Panongan
KEC PANONGAN
APBD
Kel.Curug Kulon
APBD
SKPD PELAKSANA
KET
Kecamatan Panongan
B. Modal
CURUG
DBM
B. Modal
Desa Cangkudu, Kp. Ciapus Rt. 01/02 Kel. Balaraja, Kp. Bakung Rt. 04/01
CISOKA
DBM
B. Modal
Kecamatan Balaraja
B. Modal
APBD
Kp.Pag.udik Rt.02/01
PAGEDANGAN
DBM
B. Modal
APBD
Kp.Kapuran Rt.02/04 Kp.daon Rt.22/04
DBM
B. Modal
DBM
B. Modal
DBM
B. Modal
DBM
B. Modal
DBM
B. Modal
DBM
B. Modal
DBM
B. Modal
DBM
Mom
40.000.000 125.000.000 135.575.000 APBD 15.000.000
Peningkatan Gorong-Gorong dan Normalisasi Saluran Pembuang Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Pembangunan Sal.Air/Drainase Normalisasi
LOKASI KEGIATAN
80.000.000
100.000.000 APBD
BALARAJA
RAJEG
100.000.000 APBD 90.000.000 APBD 90.000.000 APBD
Pasilian Anyar Rt.04/02 Kp.Gagunung Rt.11/02 Kp.Pasilian
SUKAMULYA
182.000.000 APBD 140.000.000 APBD 60.000.000 APBD
Kp.Pagenjahan Rt.06/03 Kp.Pag.ilir Rt.04/02 Pasar Lama Desa
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
NO
NAMA KEGIATAN
36
Normalisasi dan Pasangan Turap Batu kali pada Saluran Tersier MIN Sukamulya Normalisasi/Penurapan saluran irigasi pembuang Depan Abdul Fatah Penurapan Saluran Air
37 38 39 40 41 42
BIAYA (Rp)
SUMBER DANA APBD
95.000.000
LOKASI KEGIATAN DESA Desa Tobat,Kp. Iwul Rt. 01/02
KEC
SKPD PELAKSANA
KET
DBM
Mom
APBD
Kp.Pasilian anyar Rt.03/02
DBM
Mom
APBD
Ketapang
DBM
B. Modal
APBD
Kelurahan Cisauk
B. Modal
APBD
B. Modal
APBD
Kp. Gerobogan Pulo RT. 03/03 Ds. Sukamulya DBMP
Kecamatan Cisauk DBM
DBM
Mom
APBD
Kp.Kronjo
DBM
B. Modal
APBD
Kecamatan Kresek
DBM
Mom
APBD
Kecamatan Tigaraksa
DBM
Mom
APBD
Kec. Pasar Kemis
Kecamatan Pasar Kemis
Mom
APBD
Kec. Pasar Kemis
Kecamatan Pasar Kemis
Mom
APBD
D
Kecamatan
Mom
140.000.000
150.000.000 Turap tepi saluran Kp. Cicayur Rt.01/01 Penurapan Saluran Irigasi Tersier Perencanaannormalisasi saluran sungai Pembangunan Saluran Dan Pintu Irigasi Tandon
40.000.000 162.000.000
400.000.000 180.000.000
43
Rehabilitasi Saluran Sekunder Leuweung Gede Kec. Kresek
200.000.000
44
Rehabilitasi Saluran D.I Kecil Ranca Buaya Kec. Tigaraksa
200.000.000
45
Normalisasi Saluran di Kelurahan Kutabumi
30.000.000
46
Normalisasi Saluran di Desa Gelam Jaya
30.000.000
4
Normalisasi Saluran di
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
4.5. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Tabel 4.5.1. Kegiatan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Saat Ini NO
NAMA KEGIATAN
1
Penataan sarana air bersih dan lingkungan kp. Sumur daon rt.02/05 desa sukamanah kec. Rajeg Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin Koordinasi perencanaan air minum, drainase dan sanitasi perkotaan Penelitian sumber air baku di Kabupaten Tangerang Perencanaan Masterplan Sistem Drainase Kab. Tangerang Sosialisasi Perda Kerjasama dan Penyediaan Air minum Daerah Operasionalisasi Mobil IPA
2
3 4 5 6 7
BIAYA (Rp)
SUMBER LOKASI DANA 100,000,000 APBD KAB. TANGERANG 124,000,000
APBD
KAB. TANGERANG
75,000,000
APBD
300,000,000
APBD
750,000,000
APBD
56,000,000
APBD
200,000,000
APBD
KAB. TANGERANG KAB. TANGERANG KAB. TANGERANG KAB. TANGERANG KAB. TANGERANG
SKPD PELAKSANA DINAS CIPTA KARYA DINAS CIPTA KARYA BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA BPMD BLHD
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DA N POSISI PENGELOLAAN SA NITASI
5.1. Area Beresiko Sanitasi -
Sampah berserakan sebesar 64 % dengan sebagian besar sampah tidak diolah yaitu sebesar 82,70 %.
-
Pengelolaan limbah domestik yang menggunakan jamban pribadi sebanyak 57,5 % dan yang menggunakan tangki septick sebanyak 39,8 %, sedangkan jumlah keluarga yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah yaitu 69 %.
-
Keluarga yang mengalami banjir sebanyak 9,9 % dan drainase dengan sistem terbuka sebanyak 69,9 %.
-
Air Bersih masyarakat menggunakan Sumur bor / Pompa mesin sebesar 57,3 % dan untuk air minum sebagian besar masyarakat mendapatkannya dengan cara direbus sebanyak 97,9 %.
-
Perilaku hygiene sebanyak 86,9 % tidak melakukan CTPS di lima waktu penting, kebiasaan pengolahan sampah dengan cara dibakar sebanyak 68,9% dan di halamannya masih ada sampah sebanyak 39 %.
-
Angka kesakitan diare masih cukup tinggi yaitu sebesar 33,4 % pada orang dewasa
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
Clustering Jumlah Desa Wilayah Survey Jumlah Desa
11 7 4
Cluster 0
3
Cluster 1
Cluster 2
Cluster 3
Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Tangerang 2012 300
250
P o kj a A M P L Ka b u p a t e n Ta n g e r a n g
Tabel. 5.1.1. Area Bersiko Skor
NO
Kelurahan
berdasarkan persepsi
bobot
Skor
Skor
berdasarkan
berdasarkan
data sekunder
bobot
Skor bobot
data EHRA
Skor
yg disepakati
hasil kunjungan
SKPD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
2012
Pabuaran Cileles Taban Cibetok Pasir Muncang Tigaraksa Kayuagung Pondok jaya Binong Dangdang Rancagede Mekarbaru Waliwis Kosambi dalam Gandaria Mekarjaya Sarakan Cukanggalih Cibogo Sampora Onyam Jenggot Cikande Pasir gintung Gunungkaler
lapangan
30%
pembobotan
30%
40%
100
2
0,6
4
1,2
4
1,6
3,40
4
2
0,6
2
0,6
4
1,6
2,80
3
2
0,6 0,6
4
1,2
4
1,6
4
1,2
4
1,6
3,40 3,40
4
2 2
0,6
3
0,9
2
0,8
2,30
2
2
0,6
1
0,3
2
0,8
1,70
1
2
3
0,9
2
0,8
3
0,9
2
0,8
2,30 2,60
2
3
0,6 0,9
1
0,3
1
0,3
2
0,8
1,40
1
2
2
0,6
2
0,8
2
0,6
2
0,8
2,00 2,00
2
2
0,6 0,6
2
0,6
3
0,9
2
0,8
2,30
2
2
0,6
3
0,9
2
0,8
2,30
2
2
0,6
3
0,9
2
0,8
2,30
2
2
0,6 0,6
3
0,9
2
0,8
2
3
0,9
1
0,4
2,30 1,90
3
0,9
1
0,4
1
0,3
1
0,4
1,90 1,30
2
2
0,6 0,6
1
0,3
2
0,6
1
0,4
1,30
1
1
0,3
2
0,6
1
0,4
1,30
1
2
0,6
2
0,6
1
0,4
1,60
1
2
0,6 0,6
2
0,6
1
0,4
1
4
1,2
3
1,2
1,60 3,00
0,6 0,6
4
1,2
3
1,2
4
3
0,9
3
1,2
3,00 2,70
2 2
2 2 2
Draf Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang
Halaman -
62
4
3
2
2 1
4 3
Po k ja A M PL Ka b u p a t e n Ta n g e ra n g
5.2. Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini