BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KLATEN Kondisi Umum merupakan gambaran kondisi wilayah Kabupaten Klaten secara keseluruhan. Kondisi umum dilihat dari profil geografi, demografi, ekonomi dan profil sosial dan budaya. 2.1 Geografis, Topografis dan Geohidrologi 2.1.1
Letak Geografis
Kabupaten Klaten terletak secara geografis antara 110˚26’14’’ - 110˚48’33’’ Bujur TImur dan 7˚32’19’’ - 7˚48’33’’ Lintang Selatan. Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan langsung dengan kota Surakarta, yang merupakan salah satu pusat perdagangan dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dan kota wisata. Wilayah Kabupaten Klaten berbatasan dengan beberapa Kabupaten :
Sebelah Utara
: Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur
: Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan
: Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta)
Sebelah Barat
: Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta)
Dari sisi bentangan garis katulistiwa, Kabupaten Klaten terletak antara 7032`19” Lintang Selatan sampai 7048`33” Lintang Selatan dan antara 110026`14” Bujur Timur sampai 110047`51” Bujur Timur. 2.1.2
Kondisi Topografi
Kondisi Fisik dasar Kabupaten Klaten digambarkan melalui beberapa kondisi, yang diuraikan sebagai berikut : a)
Kondisi Topografi Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten diapit oleh Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 76 – 1.60 m dpl (di atas permukaan laut). Kabupaten Klaten, secara geografis terbagi ke dalam 3 (tiga) wilayah, yaitu:
BUKU B UKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 1
1.
Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi Kecamatan Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung.
2.
Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah kecamatan–kecamatan Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo.
3.
Wilayah berbukit / gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya meliputi sebagian Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno.
Dari sisi topografi wilayah Kabupaten Klaten, dapat dirinci sebagai berikut: 1.
Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan laut (dpl) meliputi sebagian dari kecamatan-kecamatan: Juwiring, Karangdowo dan Cawas.
2.
Wilayah dengan ketinggian antara 100 – 200 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan: Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas (di bagian barat), Trucuk, Kalikotes, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Klaten Utara, Kebonarum (di bagian selatan), Ngawen (di bagian selatan dan timur), Ceper, Pedan, Karanganom (di bagian timur), Polanharjo (di bagian timur), Delanggu, Juwiring (di bagian barat) dan Wonosari (di bagian barat).
3.
Wilayah dengan ketinggian antara 200 – 400 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan Manisrenggo, Jogonalan (di bagian utara), Karangnongko , Kebonarum (di bagian utara), Ngawen (di bagian utara), Jatinom, Karanganom (di bagian barat), Tulung (sebagian besar) dan Polanharjo (bagian barat).
4.
Wilayah dengan ketinggian antara 400 – 1000 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan: Kemalang (sebagian besar), Manisrenggo (sebagian besar), Jatinom ( sebagian kecil) dan Tulung (sebagian kecil).
5.
Wilayah dengan ketinggian 1.000 – 2000 m dpl berada di Kecamatan Kecamatan Kemalang.
Gambaran Luas Daerah di Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan Laut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Luas Daerah di Kabupaten Klaten Berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan Laut (dalam Ha dan meter dpl) Luas (Ha) Berdasar Ketinggian (meter dpl) No.
Kecamatan
100
200-
400-
1000-
1500-
200
400
1000
1500
2000
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah
2000
(1)
(2)
1
Prambanan
0
2.168
275
0
0
0
0
2.443
2
Gantiwarno
0
2.564
0
0
0
0
0
2.564
BUKU B UKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
(3)
100-
(9)
(10)
II - 2
1.
Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi Kecamatan Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung.
2.
Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah kecamatan–kecamatan Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo.
3.
Wilayah berbukit / gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya meliputi sebagian Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno.
Dari sisi topografi wilayah Kabupaten Klaten, dapat dirinci sebagai berikut: 1.
Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan laut (dpl) meliputi sebagian dari kecamatan-kecamatan: Juwiring, Karangdowo dan Cawas.
2.
Wilayah dengan ketinggian antara 100 – 200 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan: Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas (di bagian barat), Trucuk, Kalikotes, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Klaten Utara, Kebonarum (di bagian selatan), Ngawen (di bagian selatan dan timur), Ceper, Pedan, Karanganom (di bagian timur), Polanharjo (di bagian timur), Delanggu, Juwiring (di bagian barat) dan Wonosari (di bagian barat).
3.
Wilayah dengan ketinggian antara 200 – 400 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan Manisrenggo, Jogonalan (di bagian utara), Karangnongko , Kebonarum (di bagian utara), Ngawen (di bagian utara), Jatinom, Karanganom (di bagian barat), Tulung (sebagian besar) dan Polanharjo (bagian barat).
4.
Wilayah dengan ketinggian antara 400 – 1000 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan: Kemalang (sebagian besar), Manisrenggo (sebagian besar), Jatinom ( sebagian kecil) dan Tulung (sebagian kecil).
5.
Wilayah dengan ketinggian 1.000 – 2000 m dpl berada di Kecamatan Kecamatan Kemalang.
Gambaran Luas Daerah di Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan Laut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Luas Daerah di Kabupaten Klaten Berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan Laut (dalam Ha dan meter dpl) Luas (Ha) Berdasar Ketinggian (meter dpl) No.
Kecamatan
100
200-
400-
1000-
1500-
200
400
1000
1500
2000
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah
2000
(1)
(2)
1
Prambanan
0
2.168
275
0
0
0
0
2.443
2
Gantiwarno
0
2.564
0
0
0
0
0
2.564
BUKU B UKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
(3)
100-
(9)
(10)
II - 2
Luas (Ha) Berdasar Ketinggian (meter dpl) No.
Kecamatan
(1)
(2)
100
(3)
100-
200-
400-
1000-
1500-
200
400
1000
1500
2000
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah
2000
(9)
(10)
3
Wedi
0
2.438
0
0
0
0
0
2.438
4
Bayat
0
3.943
0
0
0
0
0
3.943
5
Cawas
232
1.125
0
0
0
0
0
3.447
6
Trucuk
62
3.319
0
0
0
0
0
3.381
7
Kalikotes
0
1.298
0
0
0
0
0
1.298
8
Kebonarum
0
472
495
0
0
0
0
967
9
Jogonalan
0
2.240
430
0
0
0
0
2.670
10 Manisrenggo
0
20
2.318
358
0
0
0
2.696
11 Karangnongko
0
22
2.224
428
0
0
0
2.674
12 Ngawen
0
816
881
0
0
0
0
1.697
13 Ceper
0
2.445
0
0
0
0
0
2.445
14 Pedan
176
1.741
0
0
0
0
0
1.917
15 Karangdowo
2.828
95
0
0
0
0
0
2.923
16 Juwiring
1.042
1.937
0
0
0
0
0
2.979
17 Wonosari
1.054
2.060
0
0
0
0
0
3.114
18 Delanggu
0
1.878
0
0
0
0
0
1.878
19 Polanharjo
0
2.030
354
0
0
0
0
2.384
20 Karanganom
0
882
1.524
0
0
0
0
2.406
21 Tulung
0
0
2.612
588
0
0
0
3.200
22 Jatinom
0
0
2.948
605
0
0
0
3.553
551
0
554 554
3062
975
325 325
250
5.166
24 Klaten Selatan
0
1.407
15
0
0
0
0
1.443
25 Klaten Tengah
0
892
0
0
0
0
0
892
26 Klaten Utara
0
1.038
0
0
0
0
0
1.038
5.945
36.830
14.630
5.041
975
325
250
65.556
23 Kemalang
Jumlah
Sumber : Klaten Dalam Angka tahun 2010.
b)
Kondisi Struktur Geologi/Jenis Tanah Klasifikasi Tanah di Kabupaten Klaten, terdiri dari 5 ( lima) ma cam, yaitu : a. Litosol : Bahan induk dari skis kristalin dan batu tulis terdapat di daerah kecamatan Bayat. b. Regosol Kelabu : Bahan induk abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di kecamatan Cawas, Trucuk, Klaten Tengah, Kalikotes, Kebonarum, Klaten Selatan, Karangnongko, Ngawen, Klaten Utara, Ceper, Pedan Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Tulung dan Jatinom.
BUKU B UKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 3
c. Grumusol Kelabu Tua : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di Kecamatan Bayat, Cawas sebelah selatan. d. Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua : Bahan induk berupa batu kapur napal terdapat di daerah Kecamatan Klaten Tengah dan kalikotes sebelah selatan. e. Regosol Coklat Kekelabuan : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, dan Wedi. Dari kondisi Kabupaten Klaten wilayahnya dapat ditemui 2 endapan yaitu : a. Endapan Vulaknik Gunung Merapi Endapan ini merupakan hasil erupsi Gunung Merapi yang menghampar sampai ke tenggara Kabupaten Klaten. Ketebalan endapan di bagian puncak berkisar antara 0,1 – 6,5 meter, sedangkan pada lerengnya berkisar antara 0,5 – 1,0 meter. Endapan vuklanik ini umumnya berupa pasir, krikil, berangkal dan bongkah-bongkah batuan beku. Daerah penyebaran endapan vulkanik ini relative sangat subur. b. Endapan Alluvial Secara umum endapan ini berupa sungai maupun endapan hasil transportasi yang berasal dari pelapukan batu-batuan yang lebih tua. Penyebaran endapan sungai ini terdapat di kali Dengkeng dan sekitarnya berupa : lempung, pasir kerikil dan kerakal. 2.1.3
Hidrologi
Suplai air tanah maupun air tawar seluruhnya datang dari hujan yang berasal dari penguapan air laut, yang merupakan bagian dari proses siklus hidrologi. Hujan yang jatuh akan meresap ke dalam tanah, sebagian menjadi air tanah yang mengisi aguifer (formasi tanah yang mengandung dan menghantarkan air tanah) dan sebagian besar mengalir di permukaan sebagai run off (surface flow dan sub surface flow ), ), dalam kenyatannya siklus hidrologi ini sangat rumit meskipun pada dasarnya
hidrologi adalah bagian dari ilmu bumi, namun pada hakekatnya hidrologi harus berhubungan dengan atmosfir sebagai medium yang meneruskan air ke muka bumi maupun dari muka bumi. Wilayah kabupaten Klaten termasuk dalam wilayah DAS D AS Bengawan Solo yaitu Sub DAS Bengawan Solo hulu. Ada beberapa sumber air yang terdapat di Kabupaten Klaten dan sangat bermanfaat untuk keperluan rumah tangga, irigasi, industry serta kepentingan-kepentingan lainnya. Sungaisungai besar yang mengalir dari atas/pegunungan menuju dan bermuara di Bengawan Solo diantaranya : Kali Dengkeng, Kali Simping, Kali Pusur, Kali Brambang, dan Kali Soko. Sungaisungai tersebut mempunyai beberapa anak sungai pada bagian hulunya. Kecuali pemanfaatan air beserta sumber-sumber air tersebut, terutama ditujukan untuk menjaga kelestarian serta mencegah BUKU B UKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 4
pencemaran terhadapnya. Dengan adanya banyak sungai (air permukaan) yang mengalir diwilayah Kabupaten Klaten tersebut akan membawa manfaat dan pengaruh terhadap kedalaman air tanah. Adanya sungai-sungai tersebut merupakan suatu cara untuk menaikkan kedalaman air tanah sebagai discharge atau sebagai pengisi yang merupakan suplai air tanah, di samping untuk kegiatan pengairan serta kegiatan-kegiatan lainnya. 2.2
Administratif
Secara Administrasi, Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 ( dua puluh enam ) Kecamatan, 391 ( tiga ratus sembilan puluh satu ) desa dan 10 ( sepuluh ) Kelurahan. Jumlah Rukun Tetangga
(
RT ) sebanyak 9.559 RT, dan Rukun Warga ( RW ) sebanyak 3.663 RW . Sedangkan berdasarkan luas wilayah Desa/Kelurahan. Pedukuhan , Blok Sensus menurut kecamatan pada tahun 2010 dapat dilihat dalam table berikut : Tabel. 2.2 Luas Wilayah, Desa / Kalurahan, Pedukuhan, Blok Sensus Menurut Kecamatan Di Kabupaten Klaten Tahun 2010
Sub District
Desa / Village
Kalurahan
Dukuh
BS Biasa / Cencus Block
BS Khusus /Cencus Block
LuasWilayah ( Km2 ) / Area ( Km2 )
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Kecamatan /
No
(1) 1.
Prambanan
16
-
183
147
-
24,43
2.
Gantiwarno
16
-
149
122
-
25,64
3.
Wedi
19
-
178
164
-
24,38
4.
Bayat
18
-
228
174
-
39,43
5.
Cawas
20
-
238
189
-
34,47
6.
Trucuk
18
-
171
239
-
33,81
7.
Kalikotes
7
-
99
99
-
12,98
8.
Kebonarum
7
-
65
61
-
9,67
9.
Jogonalan
18
-
202
160
-
26,70
10.
Manisrenggo
16
-
252
113
-
26,96
11.
Karangnongko
14
-
35
97
-
26,74
12.
Ngawen
13
-
124
121
-
16,97
13.
Ceper
18
-
42
184
-
24,45
14.
Pedan
14
-
151
143
-
19,17
15.
Karangdowo
19
-
161
135
-
29,23
16.
Juwiring
19
-
208
182
-
29,79
17.
Wonosari
18
-
149
175
-
31,14
18.
Delanggu
16
-
37
130
-
18,78
19.
Polanharjo
18
-
44
125
-
23,84
20.
Karanganom
19
-
48
141
-
24,06
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 5
No
Sub District
Desa / Village
Kalurahan
Dukuh
BS Biasa / Cencus Block
BS Khusus /Cencus Block
LuasWilayah ( Km2 ) / Area ( Km2 )
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Kecamatan /
(1) 21.
Tulung
18
-
185
141
-
32,00
22.
Jatinom
17
1
207
157
-
35,53
23.
Kemalang
13
-
214
105
-
51,66
24.
Klaten Selatan
11
1
112
117
1
14,43
25.
Klaten Tengah
3
6
97
117
1
8,92
26.
Klaten Utara
6
2
124
120
-
10,38
391
10
3.703
3.658
2
655,56
2009
391
10
3.703
3.658
2
655,56
2008
391
10
3.703
3.192
5
655,56
2007
391
10
3.703
3.192
5
655,56
2006
391
10
3.703
3.192
5
655,56
Jumlah / Total 2010
Sumber: BPS KabupatenKlaten 2010
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 6
n e t a l K n e t a p u b a K h a y a l i W a t e P 1 . 2 r a b m a G
7 I I
I S A N E T I T N A A L S K H I N T E U T P A P U U K B U A B K
2.3 Kependudukan
Penduduk Kabupaten Klaten pada tahun 2010 sebesar 1.307.562 jiwa, naik sebesar 3.652 jiwa atau 0,28% bila dibandingkan tahun 2009. Kenaikkan penduduk ini, menyebabkan kepadatan penduduk di Kabupaten Klaten sebesar 1.995 per Kilo meter persegi. Apabila dilihat dari jenis kelamin, penduduk laki – laki sebesar 640.187 jiwa, naik sebesar 0,35%, perempuan sebesar 667.375 jiwa, naik sebesar 0,21 bila dibandingkan terhadap tahun 2009. Apabila dilihat dari kelompok umur, maka kelompok umur 15 - 19 sebesar 134.644 jiwa mendo-minasi penduduk Kabupaten Klaten. Jumlah kepala keluarga tahun 2010 sebesar 377.234 kepala keluarga. Keadaan ini menyebabkan rata - rata jiwa per keluarga sebesar 3,47 orang per keluarga. Sedangkan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk kabupaten Klaten dapat dilihat dalam table berikut : Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Klaten Tahun 1983 - 2010 Tahun / Year
Jumlah Penduduk ( Jiwa ) / Populatio ( Person )
Pertumbuhan Penduduk ( Jiwa ) / Growth of Populati ( Person )
Persentase / Persentage
(1)
(2)
(3)
(4)
1983
1.124.869
12.334
1,10
1984
1.138.542
13.673
1,20
1985
1.149.171
10.269
0,89
1986
1.154.788
5.617
0,49
1987
1.161.255
6.437
0,55
1988
1.166.618
5.393
0,46
1989
1.172.976
6.358
0,54
1990
1.179.047
6.071
0,51
1991
1.184.619
5.572
0,47
1992
1.189.964
5.345
0,45
1993
1.196.501
6.537
0,55
1994
1.202.742
6.241
0,52
1995
1.216.009
13.267
1,09
1996
1.223.439
7.430
0,61
1997
1.228.640
5.201
0,42
1998
1.234.113
5.473
0,44
1999
1.242.711
8.598
0,69
2000
1.257.682
14.971
1,19
2001
1.265.295
7.613
0,60
2002
1.271.530
6.235
0,49
2003
1.277.297
5.767
0,45
2004
1.281.786
4.489
0,35
2005
1.286.058
4.272
0,33
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 8
Tahun / Year
Jumlah Penduduk ( Jiwa ) / Populatio ( Person )
Pertumbuhan Penduduk ( Jiwa ) / Growth of Populati ( Person )
Persentase / Persentage
(1)
(2)
(3)
(4)
2006
1.293.242
7.184
0,56
2007
1.296.987
3.745
0,29
2008
1.300.494
3.507
0,27
2009
1.303.910
3.416
0,26
2010
1.307.562
3.652
0,28
Sumber : Klaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten, 2010
Jumlah Kepala Keluarga, Penduduk akhir tahun dan rata-rata anggota Kepala Keluarga menurut kecamatan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.4. Kepala Keluarga, Penduduk Akhir Tahun dan Rata-rata Anggota Kepala Keluarga Menurut Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010
Sub District
Kepala Keluarga / Head of Family
Penduduk Akhir Tahun / Last Year Population
Rata-rata Jiwa / KK (%)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kecamatan /
No
(1) 1.
Prambanan
17.008
49.393
2,90
2.
Gantiwarno
14.058
41.111
2,92
3.
Wedi
14.382
56.025
3,90
4.
Bayat
20.628
64.214
3,11
5.
Cawas
18.247
66.196
3,63
6.
Trucuk
22.695
82.778
3,65
7.
Kalikotes
10.159
38.003
3,74
8.
Kebonarum
6.791
21.496
3,17
9.
Jogonalan
16.109
58.402
3,63
10.
Manisrenggo
12.938
42.210
3,26
11.
Karangnongko
12.011
37.912
3,16
12.
Ngawen
15.364
44.825
2,92
13.
Ceper
20.611
63.985
3,10
14.
Pedan
13.802
48.989
3,55
15.
Karangdowo
13.792
51.077
3,70
16.
Juwiring
14.997
61.348
4,09
17.
Wonosari
17.372
62.859
3,62
18.
Delanggu
14.364
44.889
3,13
19.
Polanharjo
13.131
46.305
3,53
20.
Karanganom
12.739
49.245
3,87
21.
Tulung
14.328
54.708
3,82
22.
Jatinom
14.930
57.592
3,86
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 9
Sub District
Kepala Keluarga / Head of Family
Penduduk Akhir Tahun / Last Year Population
Rata-rata Jiwa / KK (%)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kecamatan /
No
(1) 23.
Kemalang
11.399
35.106
3,08
24.
Klaten Selatan
11.657
42.204
3,62
25.
Klaten Tengah
13.748
44.045
3,20
26.
Klaten Utara
9.974
42.645
4,28
Jumlah / Total 2010
377.234
1.307.562
3,47
2009
367.585
1.303.910
3,55
2008
352.949
1.300.494
3,68
2007
336.588
1.293.242
3,84
2006
340.091
1.286.058
3,78
Sumber : Klaten dalam angka, 2010
Sedangkan jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Klaten Tahun 2010 Kecamatan /
No
Sub District
Laki – Laki / Male
Wanita / Female
Jumlah / Total
Rasio Jenis Kelamin / Sex Ratio
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1) 1.
Prambanan
23.661
25.732
49.393
91,95
2.
Gantiwarno
19.603
21.508
41.111
91,14
3.
Wedi
27.082
28.943
56.025
93,57
4.
Bayat
31.458
32.756
64.214
96,04
5.
Cawas
32.358
33.838
66.196
95,63
6.
Trucuk
41.081
41.697
82.778
98,52
7.
Kalikotes
18.676
19.327
38.003
96,63
8.
Kebonarum
10.355
11.141
21.496
92,94
9.
Jogonalan
29.178
29.224
58.402
99,84
10.
Manisrenggo
20.367
21.843
42.210
93,24
11.
Karangnongko
18.436
19.476
37.912
94,66
12.
Ngawen
22.299
22.526
44.825
98,99
13.
Ceper
31.472
32.513
63.985
96,80
14.
Pedan
24.198
24.791
48.989
97,61
15.
Karangdowo
25.205
25.872
51.077
97,42
16.
Juwiring
30.063
31.285
61.348
96,09
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 10
Kecamatan /
No
Sub District
Laki – Laki / Male
Wanita / Female
Jumlah / Total
Rasio Jenis Kelamin / Sex Ratio
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1) 17.
Wonosari
30.230
32.629
62.859
92,65
18.
Delanggu
22.356
22.533
44.889
99,21
19.
Polanharjo
22.715
23.590
46.305
96,29
20.
Karanganom
24.183
25.062
49.245
96,49
21.
Tulung
26.945
27.763
54.708
97,05
22.
Jatinom
28.116
29.476
57.592
95,39
23.
Kemalang
17.328
17.778
35.106
97,47
24.
Klaten Selatan
20.601
21.603
42.204
95,36
25.
Klaten Tengah
21.408
22.637
44.045
94,57
26.
Klaten Utara
20.813
21.832
42.645
95,33
Jumlah / Total 2010
640.187
667.375
1.307.562
95,93
2009
637.939
665.971
1.303.910
95.79
2008
635.528
664.966
1.300.494
95.50
2007
633.552
663.435
1.296.987
95.50
2006
631.231
662.011
1.293.242
95.50
Sumber : Klaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten, 2010 Proyeksi Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data perkembangan penduduk wilayah Kabupaten Klaten 5 tahun terakhir, memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,363 % per tahun, dan proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Klaten pada tahun 2010 hingga 2030 dengan menggunakan rumus bunga berganda, yaitu sebesar 1.403.361 jiwa, dan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Mendasarkan proyeksi penduduk serta penyediaan ruang pengembangan sebesar 429 ha, maka kepadatan bruto rata-rata sebesar 21 jiwa/ha dan kepadatan netto sebesar 69 jiwa/ha.
Tabel 2.6 Proyeksi Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010-2030 No
Kecamatan
2010
2015
2020
2025
2029
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Prambanan
49.636
50.361
51.282
52.220
53.175
2
Gantiwarno
41.292
41.895
42.662
43.442
44.237
3
Wedi
55.920
56.737
57.774
58.831
59.907
4
Bayat
64.317
65.256
66.450
67.665
68.903
5
Cawas
66.613
67.586
68.822
70.081
71.363
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 11
No
Kecamatan
2010
2015
2020
2025
2029
6
Trucuk
82.890
84.100
85.639
87.205
88.800
7
Kalikotes
37.661
38.211
38.910
39.622
40.346
8
Kebonarum
21.498
21.812
22.211
22.618
23.031
9
Jogonalan
58.298
59.150
60.232
61.333
62.455
10
Manisrenggo
42.070
42.684
43.465
44.260
45.070
11
Karangnongko
38.435
38.996
39.709
40.436
41.175
12
Ngawen
44.743
45.397
46.227
47.073
47.934
13
Ceper
64.299
65.239
66.432
67.647
68.884
14
Pedan
49.218
49.936
50.850
51.780
52.727
15
Karangdowo
51.391
52.142
53.096
54.067
55.056
16
Juwiring
61.661
62.562
63.706
64.872
66.058
17
Wonosari
63.119
64.041
65.212
66.405
67.620
18
Delanggu
44.840
45.495
46.327
47.174
48.037
19
Polanharjo
46.382
47.060
47.920
48.797
49.689
20
Karanganom
49.437
50.159
51.077
52.011
52.962
21
Tulung
54.973
55.776
56.796
57.835
58.893
22
Jatinom
57.755
58.599
59.671
60.762
61.873
23
Kemalang
34.933
35.444
36.092
36.752
37.424
24
Klaten Selatan
41.829
42.440
43.216
44.007
44.812
25
Klaten Tengah
44.197
44.843
45.663
46.498
47.349
26
Klaten Utara
42.548
43.170
43.959
44.763
45.582
Jumlah
1.309.957
1.329.090
1.353.400
1.378.154
1.403.361
Sumber: Perda RTRW
2.4 Pendidikan
Masalah pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan nasional maupun daerah. Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sarananya merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik itu pembangunan manusia sendiri ataupun pembangunan ekonomi. Pendidikan ataupun pengetahuan diakui secara luas sebagai unsur mendasar dari pembangunan manusia.
Data mengenai pendidikan
merupakan salah satu
komponen yang sangat penting untuk melihat kualitas penduduk. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan di suatu daerah dikaitkan oleh beberapa komponen yang di antaranya adalah angka partisipasi sekolah, angka putus sekolah dan angka melek huruf.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 12
Sebagaimana dikemukakan di muka, aspek pendidikan dapat dilihat dari berbagai faktor, diantaranya angka partisipasi sekolah yang ditampilkan dalam kelompok umur, yakni kelompok 712 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun dan 19-24 tahun. Walaupun tidak merupakan sesuatu yang mutlak, kelompok partisipasi sekolah 7-12 tahun akan dapat diparalelkan sebagai angka partisipasi sekolah untuk SD/MI. Kelompok 13-15 tahun akan mempresentasikan angka partisipasi sekolah untuk tingkat SLTP/MTs, kelompok umur 16-18 tahun akan menunjukkan angka partisipasi sekolah untuk tingkat SMU/SMK/MA. Sedangkan kelompok umur 19-24 tahun akan menunjukkan angka partisipasi sekolah untuk tingkat perguruan tinggi/akademi dengan berbagai jenjang pendidikan S-0 (D-I, D-II, D-III), D-IV,
S-1. Berikut ini adalah beberapa indikator pendidikan di Kabupaten Klaten
selama tahun 2007-2009. Tabel 2.7 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 No.
Sekolah, Guru dan Murud
(1) 01.
(2)
2007
03
2009
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah Sekolah
a. SD
02.
2008
772
27
769
37
766
40
b. SMP
65
43
65
41
65
42
c. SMA
16
15
16
15
16
15
d. SMK
9
43
9
42
10
42
a. SD
8.373
334
8.393
449
7.615
460
b. SMP
3.084
776
3.083
722
3.074
746
c. SMA
1.017
363
1.039
353
1.042
343
d. SMK
545
1.410
580
1.382
657
1.352
103.226
4.938
102.244
5.927
102.017
6.446
b. SMP
41.460
7.958
40.953
40.361
7.110
c. SMA
12.175
2.951
12.147
2.588
12.024
2.053
d. SMK
6.641
18.980
7.388
18.838
8.476
18.002
Jumlah Guru
Jumlah Murid
a. SD
7.418
Sumber : Klaten Dalam Angka,2009
Bila dilihat pada tabel tersebut terjadi penurunan jumlah SD Negeri dari 772 pada Tahun 2007 menjadi 766 di tahun 2009. sementara disisi lain, terjadi peningkatan SD swasta dari 27 pada Tahun 2007 menjadi 40 SD di Tahun 2009. Untuk tingkatan pendidikan menengah, baik SMP maupun SMK swasta, terjadi penurunan jumlah sekolah. Jumlah SMP swasta di tahun 2007
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 13
sebanyak 43 menjadi 42 pada tahun 2009. Demikian halnya dengan SMK swasta menurun dari sebanyak 43 menjadi 42 pada Tahun 2009. Beberapa indikator pendidikan yang lain, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.8 Beberapa Indikator Pendidikan di Kabupaten Klaten Tahun 2007–2009 INDIKATOR PENDIDIKAN
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
Penduduk Usia 7 – 12 tahun (persen) Tidak / Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi
0,4 99,3 0,3
0,0 99,3 0,7
0,0 99,5 0,5
0,6 96,3 3,1
0,0 96,0 4,0
0,4 91,8 7,8
1,2 71,3 27,5
0,8 70,8 28,4
0,4 73,0 26,6
0,4 12,5 87,1
0,0 11,5 88,5
0,3 14,5 85,2
Penduduk Usia 13 – 15 tahun (persen) - Tidak / Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi Penduduk Usia 16 – 18 tahun (persen) - Tidak / Belum Pernah Sekolah - Masih Sekolah - Tidak Sekolah Lagi Penduduk Usia 19 – 24 tahun (persen) Tidak / Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.
Tabel 2.9 Angka Putus Sekolah di Kabupaten Klaten Selama Tahun 2007 - 2009 Sekolah
Tingkat Pendidikan
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
SD SMP SMU SMK
53 105 5 20
57 21 8 55
46 42 6 50
Jumlah di Negeri
183
141
144
SD SMP SMU SMK
2 74 14 358
2 17 19 138
3 42 11 338
Jumlah di swasta
448
212
394
Keseluruhan
541
353
538
Negeri
Swasta
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Klaten Tahun 2009.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 14
Pada Indeks pendidikan seperti yang telah diungkapkan di bagian sebelumnya, terjadi sedikit penurunan dari 76,74 di tahun 2008 menjadi 76,33 di tahun 2009. Turunnya Indeks Pendidikan ini dipengaruhi oleh Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf dimana angka Rata-rata Lama Sekolah sedikit turun dibanding tahun 2008 yaitu dari 7,75 menjadi 7,38, sedangkan Angka Melek Huruf meningkat dari 89,28 menjadi 89,9 persen. Gambaran rerata lama sekolah dan angka melek huruf di Kabupaten Klaten, selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.2
Rerata Lama Sekolah di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 (dalam tahun)
Sumber :
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.
Gambar 2.3
Tingkat Melek Huruf Orang Dewasa di Kabupaten Klaten Tahun 20072009 (dalam persen)
Sumber :
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 15
2.5 Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, sebagaimana pada kalimat pembuka pada Human Development Report (HDR): “…tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif” (BPS Kab. Klaten (2010). IPM Kabupaten Klaten Tahun 2009). Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Klaten selama ini. Di antaranya dengan memberikan penyuluhan kesehatan agar semua anggota keluarga berperilaku hidup sehat, penyediaan berbagai fasilitas umum seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa, pondok bersalin desa serta penyediaan fasilitas air bersih. Salah satu indikator kesehatan dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH), dimana Angka Harapan Hidup saat lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Variabel AHH diharapkan dapat mencerminkan “Lama Hidup” sekaligus “Hidup Sehat” suatu masyarakat dan estimasi umur yang bisa dicapai oleh bayi yang baru dilahirkan. Usia hidup panjang tanpa ditunjang oleh kesehatan tentunya hanya akan menjadi beban, sehingga membicarakan masalah usia harapan hidup, tidak dapat dilepaskan dari upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. AHH di Kabupaten Klaten tahun 2009 adalah 71,40 tahun, lebih tinggi dibanding tahun 2008 yang sebesar 71,14 tahun. Angka harapan hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR) dimana pada tahun 2009 ini IMR lebih rendah dibanding tahun 2008 yaitu dari 7,3 / 1000 kelahiran hidup menjadi 6,5 / 1000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan keberhasilan pemerintah menekan angka kematian bayi di Kabupaten Klaten. Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat. Tingginya kematian ibu melahirkan merupakan cerminan dari ketidaktahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan. Gambaran perkembangan UHH di Kabupaten Klaten selama tahun 20072009 selengkapanya dapat dilihat pada bagian berikut.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 16
Gambar 2.4
Usia/Angka Harapan Hidup (UHH / AHH) di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 (dalam satuan tahun)
Sumber :
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan Angka/Usia Harapan Hidup (AHH / UHH) penduduk dari suatu wilayah. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya akses terhadap pelayanan kesehatan, terpenuhinya kebutuhan gizi dan kalori, kemampuan mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Dalam hal ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Klaten, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.10 Sarana Kesehatan di Kabupaten Klaten Tahun 2 007-2009 Sarana Kesehatan
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
- Rumah Sakit
7
7
7
- Rumah sakit jiwa
1
1
1
- Puskesmas
34
34
34
- Puskesmas Pembantu
82
86
86
- Rumah Bersalin Swasta
18
19
19
- Balai Pengobatan Swasta
6
28
28
Sumber: Klaten Dalam Angka Tahun 2009
Selain jumlah fasilitas kesehatan, kualitas kesehatan juga diukur dari jumlah kematian bayi lahir dan ibu melahirkan. Selama 3 (tiga) tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah ibu melahirkan. Pada BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 17
tahun 2007 sebanyak 17.584 orang, kemudian menjadi 18.932 di Tahun 2008, dan pada Tahun 2009 meningkat menjadi 19.459. Peningkatan ini tentu menyebabkan jumlah bayi lahir juga meningkat. Jumlah kelahiran bayi pada Tahun 2007 sebanyak 17.584 jiwa, kemudian naik di tahun 2008 menjadi 18.794 jiwa dan pada Tahun 2009 meningkat menjadi 19.334 bayi lahir. Peningkatan jumlah kelahiran bayi ini ternyata diimbangi dengan penurunan angka kematian bayi dari 253 di tahun 2007, kemudian menurun menjadi 138 bayi meninggal di tahun 2008, dan menurun lagi pada Tahun 2009 menjadi sebanyak 125 kematian bayi. Demikian halnya, juga terjadi penurunan kematian ibu melahirkan selama 3 tahun terakhir. Pada Tahun 2007 jumlah kematian ibu melahirkan sebanyak 23 orang, menurun di tahun 2008 menjadi 7 orang dan pada Tahun 2009 menjadi 4 orang. Gambaran beberapa indikatir kesehatan di Kabupaten Klaten, selengkapnya daoat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.11 Jumlah Kelahiran, Kematian Bayi, Ibu Melahirkan dan Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2009 Uraian Indikator Kesehatan
(1) Jumlah Kelahiran Jumlah Kematian Bayi Jumlah Ibu Melahirkan Jumlah Kematian Ibu maternal
2007
2008
2009
(2)
(3)
(4)
17.515 253 17.515 23
18.794 138 18.932 7
19.334 125 19.459 4
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten ,2009
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Angka Kematian Ibu Bersalin (MMR) turun pada tahun 2009 dibanding tahun 2008 mengalami penurunan, dari sejumlah 7 kematian menjadi 4 kematian. Meskipun demikian, masih adanya kematian ibu bersalin tetap perlu menjadi perhatian, mengingat usaha pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi maupun kematian ibu melahirkan dihadapkan pada kemampuan mengatasi permasalahan status ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas yang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pendidikan dan pengetahuan serta status gizi dan pelayanan kesehatan. Status gizi berkaitan erat dengan perbaikan gizi masyarakat dengan sasaran: Balita Kekurangan Energi Protein (KEP), Balita Kekurangan Vitamin A (KVA), Ibu hamil KEK, Ibu hamil kekurangan Zat Besi, Penderita GAKY anak Sekolah, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Wanita Usia Subur Anemia.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 18
2.6 Sosial Masyarakat a.
Kesejahteraan Masyarakat
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap beberapa indikator sosial, yang mencakup: (1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM); (2) Tingkat Kemiskinan; dan (3) Rasio Penduduk yang Bekerja. Gambaran rincian terhadap fokus kesejahteraan sosial di Kabupaten Klaten, secara umum adalah sebagai berikut: 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Berbagai program pembangunan khususnya dalam pembangunan manusia yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Klaten selama ini telah menunjukkan hasil yang cukup baik, salah satunya diukur dari indikator Indek Pembangunan Manusia (IPM). Pemanfaatan IPM sebagai alat pemantauan juga merupakan alat paling penting dalam manajemen pembangunan, karena IPM dapat memperlihatkan dampak pembangunan yang dilakukan pada periode sebelumnya. IPM sebagai suatu ukuran yang mengkaitkan pertumbuhan ekonomi dengan kualitas fisik untuk mengambarkan tingkat kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat merupakan alat ukur yang sensitif karena juga dapat mengukur dampak krisis ekonomi pada kehidupan penduduk. IPM merupakan suatu indeks komposit yang disusun dari 3 (tiga) komponen esensial untuk kehidupan manusia, yaitu: (i) Usia hidup panjang dan sehat (diukur dengan Angka Harapan Hidup ketika lahir), (ii) Pengetahuan (knowledge) yang diukur dengan Angka Melek Huruf (literacy rate) dan Rata-rata lama sekolah yang ditempuh oleh penduduk usia 15 tahun ke atas (Mean years of schooling ), dan (iii) Standar hidup layak yang diukur dengan komsumsi perkapita riil yang sesuaikan (PPP – Purchasing Power Parity – dalam rupiah). Hasil penghitungan IPM Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel berikut.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 19
Tabel 2.12 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Klaten Tahun 2007 - 2009 Uraian Komponen Pembentuk IPM
Tahun 2007
2008
2009
(2)
(3)
(4)
Usia Harapan Hidup (Tahun)
70,93
71,15
71,40
Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
7,70
7,75
7,38
Angka Melek Huruf (Persen)
89,28
89,28
89,90
638.070
641.860
645.700
Indeks Harapan Hidup (IHH)
76.55
76,92
77,33
Indeks Pendidikan (IP)
76,63
76,74
76,33
Indeks Kemampuan Daya Beli (PPP)
64,26
65,13
66,20
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
72,48
72,93
73,29
(1)
Pengeluaran Perkapita yang telah disesuaikan (Rupiah)
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Klaten Tahun 2009.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa bahwa IPM di Kabupaten Klaten pada tahun 2009 secara total mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 72,48 pada tahun 2007; menjadi sebesar 72,93 pada tahun 2008 dan meningkat lagi menjadi 73,29 pada tahun 2009. Dilihat dari 3 (tiga) komponen pendukungnya maka terjadi peningkatan pada beberapa indeks, yaitu Indeks Harapan Hidup (IHH) dari sebesar 76,55 pada tahun 2007, menjadi sebesar 76,92 di tahun 2008 dan tahun 2009 naik lagi menjadi sebesar 77,33. Indeks Pendidikan (IP) justru mengalami penurunan dari 76,74 pada tahun 2008 menjadi sebesar 76,33 pada tahun 2009, sedangkan Indeks Daya Beli Masyarakat mengalami peningkatan dari 64,26 pada tahun 2007 menjadi sebesar 65,13 pada tahun 2008, selanjutnya untuk tahun 2009 meningkat lagi menjadi sebesar 66,20. 2. Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu fokus utama dalam Tujuan Pembangunan Global atau Millenium Development Goals (MDGs). Jika dilihat berdasarkan pentahapan Keluarga
Sejahtera (KS), menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2009 terjadi penurunan keluarga Pra Sejahtera dan peningkatan dalam Keluarga Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus (KS III dan KS Plus). Jumlah keluarga Pra Sejahtera yang pada tahun 2007 sebanyak 89.881 KK turun menjadi 78.179 KK di Tahun 2009. Peningkatan terjadi di kelompok jumlah Keluarga Sejahtera I (KS I) yang pada tahun 2007 sebanyak 69.923 KK, pada tahun 2009 bertambah menjadi sebesar 72.997 KK. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 20
120,000.00 100,000.00 80,000.00 60,000.00 40,000.00 20,000.00 0.00
2007
2008
2009
Pra Sejahtera
89,881.00
83,723.00
78,179.00
KS I
69,923.00
71,948.00
72,997.00
KS II
113,411.00
113,821.00
113,293.00
KS III+III Plus
57,426.00
69,815.00
78,940.00
Pra Sejahtera
KS I
KS II
KS III+III Plus
Gambar 2.5
Perkembangan Jumlah Tahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2009 (dalam satuan Kepala Keluarga / KK )
Sumber:
Klaten Dalam Angka, 2009
Jumlah Penduduk Miskin, yang biasa diartikan sebagai penjumlahan penduduk dalam kategori Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) juga bisa dilihat menurut kecamatan di Kabupaten Klaten. Dari Gambar 2.12 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin, untuk kategori peringkat 5 besar, masing-masing ada di Kecamatan Bayat, Kecamatan Trucuk, Kecamatan Jatinom, Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Cawas. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Miskin (Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I) Berdasar Kecamatan (dalam satuan KK) No
Kecamatan
Pra sejahtera
KS I
KS II
KS III
KS II+
Jumlah
PS+KSI Ranking
1.
Prambanan
3,222
3,733
3,040
2,188
605
12,788
6,955
6
2.
Gantiwarno
3,571
2,902
2,138
2,563
203
11,377
6,473
9
3.
Wedi
3,212
2,668
3,039
4,634
906
14,459
5,880
13
4.
Bayat
13,574
2,152
623
245
133
16,727
15,726
1
5.
Cawas
4,495
3,161
7,731
1,975
53
17,415
7,656
5
6.
Trucuk
6,034
6,500
5,309
2,027
311
20,181
12,534
2
7.
Kalikotes
2,098
1,918
2,990
1,991
142
9,139
4,016
20
8.
Kebonarum
815
1,463
1,990
1,137
229
5,634
2,278
26
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 21
No
Kecamatan
Pra sejahtera
KS I
KS II
KS III
KS II+
Jumlah
PS+KSI Ranking
9.
Jogonalan
2,460
4,434
3,480
4,883
126
15,383
6,894
7
10.
Manisrenggo
3,383
2,734
3,567
945
52
10,681
6,117
12
11.
Karangnongko
2,589
2,181
1,681
3,042
143
9,636
4,770
18
12.
Ngawen
1,883
2,190
4,098
2,119
788
11,078
4,073
19
13.
Ceper
2,374
4,007
6,777
3,162
433
16,753
6,381
11
14.
Pedan
2,166
3,031
4,847
2,720
262
13,026
5,197
15
15.
Karangdowo
4,014
1,213
4,584
3,245
145
13,201
5,227
14
16.
Juwiring
2,879
3,509
6,882
2,349
410
16,029
6,388
10
17.
Wonosari
2,886
3,998
7,125
2,008
224
16,241
6,884
8
18.
Delanggu
1,331
2,192
3,649
3,478
378
11,028
3,523
21
19.
Polanharjo
484
2,624
7,128
734
74
11,044
3,108
23
20.
Karanganom
2,771
2,132
4,114
3,442
243
12,702
4,903
16
21.
Tulung
2,452
2,392
6,307
1,640
104
12,895
4,844
17
22.
Jatinom
6,786
2,121
3,377
1,830
874
14,988
8,907
3
23.
Kemalang
4,825
2,915
1,349
537
2
9,628
7,740
4
24.
Klaten Selatan
1,244
1,563
7,774
1,555
303
12,439
2,807
25
25.
Klaten Tengah
1,104
1,814
5,728
3,248
1,407
13,301
2,918
24
26.
Klaten Utara
1,071
2,401
3,494
2,616
951
10,533
3,472
22
Jumlah 2008
83,723
71,948
112,821
60,313
9,501
338,306
155,671
Jumlah 2006
89,881
69,923
113,411
49,278
8,145
330,638
159,804
Sumber : Klaten Dalam Angka, 2010
3. Rasio Penduduk yang Bekerja
Kualitas dan efektifitas Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai korelasi positif yang cukup erat dengan suksesnya program-program pembangunan. Dalam hal ini gambaran profil SDM merupakan suatu informasi masukan untuk mengevaluasi pembangunan ekonomi pada tahap sebelumnya, dan merencanakan tahapan pembangunan berikutnya. Masalah angkatan kerja adalah masalah yang perlu mendapat perhatian besar dalam melakukan perencanaan pembangunan, karena di dalam kelompok angkatan kerja ini terdapat kelompok penduduk yang bertindak sebagai pelaku ekonomi. Karakteristik angkatan kerja ini sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan penduduk, terutama jika dilihat secara ekonomi makro. Semakin besar jumlah tenaga kerja dalam satu negara, maka semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja) maka pengangguran akan terjadi. Di samping itu, semakin besar
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 22
jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif, sehingga nilai ratio ketergantungan akan cenderung menurun. Namun semua ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi. Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Di samping itu, trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Secara teori, penduduk dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu: (i) penduduk usia kerja, dan (ii) penduduk bukan usia kerja, Gambaran beberapa indikator kependudukan dan ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten selama tahun 2007 - 2009, selengkapnya dapat dilihat seperti pada tabel berikut. Tabel 2.14 Beberapa Indikator Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten Tahun 2007 - 2009 Indikator Ketenagakerjaan
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
4)
954.888
954.433
957.307
58,89 2,25 11,45 15,67 11,74
66,7 2,2 6,8 15,3 9,0
59,53 2,40 16,26 14,96 6,85
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja / TPAK (%)
61,14
68,9
61,93
Tingkat Pengangguran Terbuka / TPT (%)
3,68
3,19
3,88
23,34 1,06 24,20 0,15 8,13 23,94 1,81 0,72 16,65
23,3 1,8 22,3 0,7 6,5 22,4 2,6 1,1 19,2
23,65 1,38 22,36 0,09 8,09 24,31 2,25 2,06 15,80
20,04 20,06 3,18 45,63 11,09
22,4 16,3 2,7 48,6 10,0
23,93 13,92 1,99 48,33 11,83
Jumlah Penduduk Usia Kerja (jiwa/orang) Kegiatan utama penduduk usia kerja (%) -
Bekerja Mencari pekerjaan Sekolah Mengurus rumah tangga Lainnya
Lapangan Pekerjaan Penduduk yang Bekerja (%) -
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Angkutan Lembaga Keuangan Jasa dan Lainnya
Status Pekerjaan Penduduk yang Bekerja (%) -
Berusaha sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap Berusaha Dibantu Buruh Tetap Buruh/karyawan dan Pekerja Bebas Pekerja Keluarga
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009 BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 23
b.
Agama
Kehidupan keagamaan yang harmonis, sangat didambakan oleh seluruh umat beragama di Kabupaten Klaten. 93,19% penduduk Kabupaten Klaten memeluk agama Islam, 3,17% memeluk agama Katholik, 2,83% beragama Kristen Protestan, 0,75 beragama Hindu dan sebanyak 0,05% beragama Budha. Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Klaten, yang bertambah hanya masjid, naik sebesar 2,53% bila dibandingkan terhadap tahun 2009, sedangkan jumlah sarana ibadah yang lain tidak mengalami perubahan. Tabel 2.15 Penduduk Menurut Kecamatan dan Pemeluk Agama Di Kabupaten Klaten Tahun 2010 Kecamatan / Sub District
Islam / Moslem
Katholik /Katholik
Protestan / Christian
Hindu
Budha
Jumlah /Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1.
Prambanan
46.750
1.172
1.215
88
168
49.393
2.
Gantiwarno
37.280
2.023
1.300
508
-
41.111
3.
Wedi
51.627
2.051
1.630
717
-
56.025
4.
Bayat
62.376
1.440
331
67
-
64.214
5.
Cawas
64.008
1.222
868
98
-
66.196
6.
Trucuk
81.432
432
888
24
2
82.778
7.
Kalikotes
37.003
601
378
14
7
38.003
8.
Kebonarum
15.748
2.838
1.843
1.067
-
21.496
9.
Jogonalan
49.664
4.986
2.022
1.705
25
58.402
10.
Manisrenggo
40.995
287
782
146
-
42.210
11.
Karangnongko
32.653
2.033
1.657
1.569
-
37.912
12.
Ngawen
41.900
1.532
723
670
-
44.825
13.
Ceper
60.166
2.800
923
43
53
63.985
14.
Pedan
46.927
516
1.265
266
15
48.989
15.
Karangdowo
48.142
210
1.887
838
-
51.077
16.
Juwiring
59.540
849
702
256
1
61.348
17.
Wonosari
59.950
1.194
1.675
26
14
62.859
18.
Delanggu
42.315
643
1.836
66
29
44.889
19.
Polanharjo
45.376
371
512
46
-
46.305
20.
Karanganom
48.423
321
501
-
-
49.245
21.
Tulung
54.263
184
261
-
-
54.708
22.
Jatinom
55.846
813
314
619
-
57.592
23.
Kemalang
33.707
705
532
162
-
35.106
24.
Klaten Selatan
34.252
3.505
3.951
432
64
42.204
No
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 24
No
Kecamatan / Sub District
Islam / Moslem
Katholik /Katholik
Protestan / Christian
Hindu
Budha
Jumlah /Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
25.
Klaten Tengah
32.618
5.417
5.680
117
213
44.045
26.
Klaten Utara
35.621
3.368
3.368
263
25
42.645
Jumlah / Total 2010
1.218.582
41.513
37.044
9.807
616
1.307.562
2009
1.215.352
41.726
37.044
9.340
448
1.303.910
2008
1.211.422
42.142
36.756
9.608
567
1.300.494
2007
1.210.877
37.814
36.104
11.507
684
1.296.987
2006
1.204.526
41.970
34.989
11.221
536
1.293.242
Sumber / Source : Departemen Agama Kabupaten Klaten / Diolah Kembali Tabel 2.16 Sarana Ibadah Menurut Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010
Sub District
Masjid /Moscue
Surau /Mushola
Gereja Khatolik / Kapel / Church
Gereja Kristen Ptotestan / Church
Pure dan Vihara / Vihara
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
Kecamatan /
No
(1) 1.
Prambanan
94
92
6
8
2
2.
Gantiwarno
76
45
3
3
3
3.
Wedi
131
49
2
2
3
4.
Bayat
132
103
2
1
2
5.
Cawas
128
130
4
5
1
6.
Trucuk
148
117
6
-
-
7.
Kalikotes
74
26
1
-
-
8.
Kebonarum
36
39
1
1
-
9.
Jogonalan
100
84
5
8
4
10.
Manisrenggo
86
112
2
-
-
11.
Karangnongko
69
90
4
4
1
12.
Ngawen
117
47
2
2
4
13.
Ceper
102
120
3
1
1
14.
Pedan
79
68
9
1
2
15.
Karangdowo
72
87
4
-
6
16.
Juwiring
118
104
1
3
2
17.
Wonosari
101
86
5
3
-
18.
Delanggu
78
69
5
1
1
19.
Polanharjo
165
101
1
2
1
20.
Karanganom
103
96
3
1
-
21.
Tulung
165
36
4
-
-
22.
Jatinom
117
67
4
4
2
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 25
Sub District
Masjid /Moscue
Surau /Mushola
Gereja Khatolik / Kapel / Church
Gereja Kristen Ptotestan / Church
Pure dan Vihara / Vihara
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
Kecamatan /
No
(1) 23.
Kemalang
58
54
1
1
1
24.
Klaten Selatan
90
23
6
8
3
25.
Klaten Tengah
62
35
11
7
2
26.
Klaten Utara
97
35
3
2
3
Jumlah Total 2010
2.598
1.915
98
68
44
2009
2.534
2.101
98
70
44
2008
2.507
1.892
68
92
41
2007
2.486
1.770
68
92
49
2006
2.386
1.847
60
100
49
Sumber / Source : Departemen Agama Kabupaten Klaten,2010 2.7 Perekonomian 2.7.1
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Klaten selama tahun 2010 dapat dilihat pada pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas dasar harga konstan 2000 yaitu sebesar 1,73%. Dibandingkan tahun 2009, pertumbuhan tahun 2010 lebih rendah, hal ini disebabkan karena adanya serangan hama wereng coklat yang menyerang tanaman padi hingga 4.409 Ha. Cuaca ekstrim yang terjadi pada tahun 2010 juga merupakan salah satu penyebab turunnya PDRB di sektor Pertanian. Demikian juga, dengan telah diselesaikannya pembangunan infrastruktur pada tahun 2010, menyebabkan penurunan di sektor Bangunan / Konstruksi. 3 ( tiga ) sektor yang pertumbuhannya paling tinggi yairu sektor Jasa – jasa sebesar 8,23%, Listrik dan Air Minum sebesar 7,89% dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 7,30%. Sedangkan 3 ( tiga ) sektor yang mengalami pertumbuhan yang paling kecil yaitu sektor Bangunan / Konstruksi sebesar -10,18%, Sektor Pertanian sebesar 9,15% dan Angkutan dan Komunikasi sebesar 5,36%. Tabel 2.17 Pertumbuhan ekonomi Agregat Tahun 2000-2010 Berlaku
Konstan Tahun Dasar 2000
Tahun Nilai (juta Rp)
% Pertumbuhan
Nilai (juta Rp)
% Pertumbuhan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2000
3.332.343,53
-
3.332.343,53
-
2001
3.837.399,33
15,16
3.477.045,38
4,34
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 26
Berlaku
Konstan Tahun Dasar 2000
Tahun Nilai (juta Rp)
% Pertumbuhan
Nilai (juta Rp)
% Pertumbuhan
2002
4.404.119,84
14,77
3.612.899,26
3,91
2003
4.915.533,76
11,61
3.791.474,35
4,94
2004
5.475.849,75
11,40
3.975.792,87
4,86
2005
6.520.828,29
19,08
4.158.205,16
4,59
2006
7.504.499,43
15,09
4.253.788,00
2,30
2007
8.349.253,36
11.,26
4.394.688,02
3,31
2008
9.491.601,49
13,68
4.567.200,96
3,93
2009
10.358.526,02
9,13
4.761.018,67
4,24
2010
11.272.386,97
8,82
4.843.247,28
1,73
Sumber : Klaten Dalam Angka, 2010
Perbandingan PDRB Provinsi Jawa Tengah dan Solo Raya tahun 2010 dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.18 Perbandingan PDRB Provinsi Jawa Tengah dan Solo Raya Tahun 2010 ( Jutaan Rupiah ) Rincian
Berlaku
Konstan 2000
1
2
3
Propinsi
444.396.468,19
186.995.480,65
Klaten
11.272.386,97
4.843.247,28
Sukoharjo
9.911.509,17
4.978.263,31
Surakarta
9.941.136,57
5.103.886,25
Karanganyar
9.223.851,60
5.452.435,49
Boyolali
8.101.684,50
4.248.048,20
Wonogiri
6.302.822,89
2.998.123,41
Sragen
6.746.779,80
3.068.863,66
Sumber : Klaten dalam Angka ,2010
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 27
4,5 4
4,24
3,93
3,5
3,31
3 2,5
2,3
2
1,73
1,5 1 0,5 0 2006
Gambar 2.6.
2007
2008
2009
2010
Pertumbuhan Ekonomi Agregat Tahun 2006 – 2010
( Atas Dasar Harga Konstan 2000 ) Sumber :
Klaten dalam Angka ,2010 Tabel 2.19.
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut L apangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Klaten T ahun 2009 – 2010 ( % ) Lapangan Usaha
2009
(1)
2010
(2)
(3)
1. Pertanian
4,81
– 9,15
2. Penggalian
7,19
6,85
3. Industri Pengolahan
3,30
6,35
4. Listrik dan Air Minum
7,61
7,89
5. Bangunan / Konstruksi
-2,72
- 10,18
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
3,82
8,85
7. Angkutan dan Komu-nikasi
8,63
5,36
6,77
7,30
8,10
8,23
4,25
1,73
8. Keuangan, Persewaan Perusahaan
&
Jasa
9. Jasa – jasa PDRB
Sumber : Klaten dalam Angka ,2010
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 28
2.7.2
Struktur Ekonomi Kabupaten Klaten.
Perekonomian Kabupaten Klaten tahun 2010, menurut Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku didominasi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 26,51%, sektor Indu stri Pengolahan sebesar 20,59% dan sektor Pertanian sebesar 18,30%. Sedangkan sektor – sektor yang kontribusinya kecil adalah sektor Listrik dan Air Minum sebesar 1,15%, sektor Penggalian sebesar 1,81% dan sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 3,23%. Tabel 2.20. Struktur Ekonomi Kabupaten Klaten Atas Dasar Harga B erlaku Tahun 2009 – 2010 ( % ) Lapangan Usaha
(1)
2009
2010
(2)
(3)
1. Pertanian
19,64
18,30
2. Penggalian
1,75
1,81
3. Industri Pengolahan
20,05
20,59
4. Listrik dan Air Minum
1,12
1,15
5. Bangunan / Konstruksi
8,63
7,46
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
25,68
26,51
7. Angkutan dan Komu-nikasi
3,21
3,23
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
3,90
4,05
9. Jasa – jasa
16,02
16,91
Sumber : Klaten Dalam Angka, 2010 2.7.3
Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto.
Inflasi merupakan salah satu alat untuk melihat perubahan harga. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto tahun 2010 diperoleh dengan membagi antara Indeks Implisit tahun 2010 dan tahun 2009. Indeks Implisit merupakan hasil bagi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku dengan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000. Indeks Implisit tahun 2010 sebesar 232,74%, sedang tahun 2009 sebesar 217,57%, jadi inflasi PDRB tahun 2010 = 6,97%.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 29
Tabel 2.21. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Klaten Tahun 2009 – 2010 ( % ) Lapangan Usaha
2009
(1)
2010
(2)
(3)
1. Pertanian
194,51
217,11
2. Penggalian
278,35
292,19
3. Industri Pengolahan
225,67
237,05
4. Listrik dan Air Minum
338,58
349,03
5. Bangunan / Konstruksi
227,00
238,01
201,20
213,54
7. Angkutan dan Komu-nikasi
241,88
251,16
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
226,83
238,63
9. Jasa – jasa
250,01
265,30
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sumber : Klaten Dalam Angka 2010 2.7.4
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita.
Produk Domestik Regional Bruto per Kapita merupakan hasil bagi PDRB dan penduduk pertengahan tahun. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita menurut harga berlaku tahun 2010 sebesar Rp. 8.635.310,07 naik sebesar 8,57% bila dibandingkan terhadap tahun 2009. Sedang jika dilihat atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 3.710.211,70 naik sebesar 1,50% bila dibandingkan terhadap tahun 2009. Tabel 2.22. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Tahun 2000 - 2010 Berlaku
T ahun
Konstan 2000
Nilai (Rupiah)
% Pertum- buhan
Nilai (Rupiah)
% Pertum- buhan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2000
2.656.913,59
-
2.656.913,59
-
2001
3.040.848,95
14,45
2.755.295,68
3,70
2002
3.472.177,09
14,18
2.848.384,33
3,38
2003
3.856.046,44
11,06
2.974.265,23
4,42
2004
4.279.722,86
10,99
3.107.333,54
4,47
2005
5.078.862,92
18,67
3.238.691,91
4,23
2006
5.805.021,37
14,30
3.290.470,00
1,60
2007
6.444.304,16
11,01
3.392.004,66
3,09
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 30
Berlaku
T ahun
Konstan 2000
Nilai (Rupiah)
% Pertum- buhan
Nilai (Rupiah)
% Pertum- buhan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2008
7.380.450,42
14,53
3.516.704,93
3,68
2009
7.953.322,11
7,76
3.655.531,20
3,95
2010
8.635.310,07
8,57
3.710.211,70
1,50
Sumber : Klaten dalam Angka, 2010 2.8 Visi Dan Misi
Belajar dari sejarah, dan berangkat dari potensi yang dimiliki, maka visi pembangunan daerah Kabupaten Klaten yang dirumuskan dalam RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 adalah: “Terwujudnya Klaten Yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo. Visi tersebut mengandung makna: 1.
Masyarakat Klaten yang TOTO TITI : terwujudnya tatanan kehidupan yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan sosial yang harmonis, kehidupan perekonomian yang dinamis, kehidupan politik yang demokratis dan kondusif serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kepemerintahan yang menerapkan 10 prinsip Tata Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good Governance dan Clean Goverment ) meliputi: Partisipasi, Penegakan Hukum, Transparansi, Kesetaraan, Daya tanggap, Wawasan kedepan, Akuntabilitas, Pengawasan, Efisiensi dan Efektivitas, Profesionalisme. 2.
Masyarakat Klaten yang TENTREM: Klaten yang TENTREM merupakan terwujudnya
tatanan kehidupan yang aman dan damai sebagai prasyarat bagi berlangsungnya pembangunan yang merupakan proses dalam rangka mewujudkan cita-cita masyarakat yang adil dan sejahtera. 3.
Masyarakat yang KERTORAHARJO : Klaten yang KERTO RAHARJO merupakan
terwujudnya tatanan kehidupan yang sejahtera, tercukupinya kebutuhan material dan spiritual dalam naungan Rahmat dan Ridho Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk mewujudkan visi tersebut dijabarkan dan diindikasikan sebagai berikut : 1.
“WAREG” dalam arti terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi masyarakat secara menyeluruh.
2.
“WARAS” dalam arti terpenuhinya tingkat kesehatan masyarakat yang lebih bermutu dan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Klaten.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 31
3.
“WASIS” dalam arti terwujudnya pendidikan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh kemampuan ekonomi masyarakat sehingga secara signifikan akan mendorong terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berwatak.
4.
“WUTUH” dalam arti terpenuhinya kebutuhan sandang dengan segala manifestasinya bagi masyarakat sehingga semakin mampu mewujudkan tingkat peradaban yang baik.
5.
“WISMA” dalam arti terpenuhinya papan/perumahan yang lebih layak dan semakin bermutu serta dapat terjangkau bagi lapisan masyarakat, baik di wilayah perkotaan dan pedesaan serta didukung oleh terwujudnya lingkungan yang sehat , tertata dan BERSINAR.
Dengan rumusan visi yang mempunyai jangka menengah dan rumusan misi yang diharapkan dapat mewujudkan visi diperlukan suatu arah dan strategi pembangunan daerah, untuk mengimplementasikannya dengan menyusun langkah-langkah yang berisikan tujuan, sasaran dan program indikatif. Program indikatif tersebut juga dapat dirumuskan dalam suatu agenda daerah, yang akan dijabarkan dalam program- kegiatan pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan. Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut: 1.
Misi 1:
Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat (Wareg, Waras, Wasis, Wisma dan Wutuh).
2.
Misi 2:
Mengupayakan terpenuhinya sarana prasarana kebutuhan sosial dasar masyarakat.
3.
Misi 3:
Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan materiil dan spiritual dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4.
Misi 4:
Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri dalam pembangunan.
5.
Misi 5:
Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya lokal, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi kemiskinan.
6.
Misi 6:
Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi pemerintahan.
7.
Misi 7:
Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 32
8.
Misi 8:
Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya yang memadai.
9.
Misi 9:
Mendorong proses kemandirian desa untuk mampu memenuhi kebutuhan pemerintahan, ekonomi, sosial dan budaya.
2.9 Aspek Strategis Organisasi
Bersandar pada prinsip – prinsip otonomi daerah bahwa pemerintah daerah memiliki hak, wewenang dan kewajiban mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang mendukung tugas – tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas – tugas pembantuan lainnya yang terejawantahkan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor .... Tahun ... tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Klaten. Pemerintah Kabupaten Klaten dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya selalu mengedepankan pola pendekatan partisipastif (partisipatory approach) yang diharapkan penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan daerah selalu berkembang dinamis dan sejalan dengan aspirasi masyarakat, sehingga akan terjadi atau tumbuh timbal balik (feed back ) antara pemerintah daerah, masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya secara selaras, sinergi dan berkesinambungan. Pemerintah Daerah terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang meliputi : a.
Sekretariat Daerah
b.
Staf Ahli
c.
Sekretariat DPRD
d.
Dinas Daerah
e.
Lembaga Teknis Daerah
f.
Satpol PP
g.
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
h.
Kecamatan
i.
Kelurahan
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 33
n e t a l K a d m e P K T O S n a g a B 7 . 2 r a b m a G
4 3 I I
I S A N E T I T N A A L S K H I N T E U T P A P U U K B U A B K
Dalam penyelenggaraan urusan sanitasi, berdasarkan SOTK Perangkat Daerah Kabupaten Klaten telah terjabarkan pada tugas pokok dan fungsi beberapa SKPD terkait yaitu : a. Satuan Kerja Perangkat Daerah Koordinatif dan Perencanaan Pembangunan adalah Badan Perencana Pembangunan Daerah yaitu pada Bidang Fisik Prasarana dan Bidang Sosial dan Budaya. b. Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Teknis, meliputi : 1. Dinas Pekerjaan Umum yaitu pada Bidang Cipta Karya dan Bidang Kebersihan dan Pertamanan dan Bidang SDA. 2. Dinas Kesehatan yaitu pada Bidang pengendalian Penyakit, Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat, dan Bidang Promosi Kesehatan. 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana yaitu pada bidang Pengembangan SDA, Lingkungan dan TTG. 4. Dinas Pendidikan terkait dengan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan non formal. 5. Badan Lingkungan Hidup yaitu pada Seksi pengendalian Kerusakan Lingkungan. 6. SKPD lainnya yang terkait dalam koordinasi pelaksanaan program kegiatan sanitasi yaitu Bagian Kesra, Bagian Administrasi Pembangunan dan Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Klaten. 7. Perangkat Daerah Kewilayahan yang terdiri dari Kecamatan, KeJelurahan dan Desa. 8. UPTD Puskemas 9. Jabatan Fungsional yaitu Sanitarian Kecamatan 10. PDAM Klaten yang melaksanakan tugas pokok dana fungsi penyediaan air minum yang mendukung program AMPL. Dalam upaya percepatan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) yang sejalan dengan kebijakan nasional pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan, di Kabupaten Klaten sejak tahun 2007 telah dibentuk Tim Koordinasi yang beranggotakan para pinpinan SKPD terkait penyelenggaraan pembangunan AMPL dan Pokja AMPL yang bertugas membantu Tim Koordinasi AMPL yang beranggotakan personil pejabat eselon III, IV dan staf yang berasal dari SKPD terkait. Tugas pokok dari Pokja AMPL adalah :
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 35
a. Melaksanakan kegiatan dalam rangka penyusunan rencana kerja Operasionalisasi Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat, termasuk Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan Sanitasi oleh Masyarakat (SANIMAS); b. Melaksanakan kegiatan sosialisasi, observasi, pengolahan data dan sinkronisasi Operasionalisasi Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL); c. Memfasilitasi proses penyusunan program, kegiatan dan pemilihan /penentuan desa yang akan menerima bantuan; d. Memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat bagi terselenggaranya keberlanjutan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat; e. Memberikan bantuan teknis pada masyarakat penerima program kegiatan; f.
melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi hasil program kegiatan.
2.10 Tata Ruang Wilayah 2.10.1 Rencana Struktur Ruang A.
Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten
Penetapan sistem pusat pelayanan (perkotaan) tersebut dimaksudkan untuk menentukan kawasan-kawasan yang berperan sebagai pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan sesuai dengan jangkauan pelayanannya. Sistem pusat kegiatan di Kabupaten Klaten sebagai berikut: a.
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan perkotaan Klaten (Ibukota Kabupaten Klaten) yang melayani wilayah Kabupaten Klaten dan wilayah kabupaten sekitarnya, yaitu Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Gunungkidul dan sebagian Kabupaten Sleman.
b.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu kawasan perkotaan yang melayani beberapa wilayah kecamatan, yaitu: 1. Kawasan perkotaan Prambanan dan 2. Kawasan perkotaan Delanggu.
c.
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), yaitu kawasan perkotaan yang melayani beberapa wilayah kecamatan yang diproyeksikan menjadi Pusat Kegiatan Lokal, yaitu: 1. Kawasan perkotaan Wedi, 2. Kawasan perkotaan Pedan dan 3. Kawasan perkotaan Jatinom
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 36
d.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu kawasan perkotaan yang melayani kecamatan yang bersangkutan serta beberapa kecamatan sekitarnya, meliputi:
Kawasan perkotaan
Gantiwarno, Kawasan perkotaan Bayat, Kawasan perkotaan Trucuk, Kawasan perkotaan Kalikotes, Kawasan perkotaan Jogonalan, Kawasan perkotaan Kebonarum, Kawasan perkotaan Manisrenggo, Kawasan perkotaan Karangnongko, Kawasan perkotaan Ngawen, Kawasan perkotaan Cawas, Kawasan perkotaan Karangdowo, Kawasan perkotaan Juwiring, Kawasan perkotaan Wonosari, Kawasan perkotaan Polanharjo, Kawasan perkotaan Ceper, Kawasan perkotaan Karanganom, Kawasan perkotaan Tulung, Kawasan p erkotaan Kemalang B. Rencana Sistem Perdesaan
Desa dan kelurahan yang yang tidak termasuk dalam sistem perkotaan, akan dikembangkan pusat pelayanannya secara berjenjang sesuai dengan karakter dan potensi yang dimiliki oleh masingmasing desa/kelurahan. Sistem perdesaan disusun berdasarkan pelayanan perdesaan secara berhierarki, meliputi: a.
Pusat pelayanan lingkungan (PPL) yang melayani beberapa wilayah administrasi desa;
b.
Pusat pelayanan setiap desa;
c.
Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.
Hierarki pusat pelayanan desa yang dimaksud adalah sebagai berikut: a.
Pusat Pelayanan Lingkungan Pusat pelayanan lingkungan adalah desa yang memiliki peran selain melayani wilayah desanya sendiri juga melayani beberapa desa di sekitarnya. Kriteria penetapan desa pusat pertumbuhan adalah: 1.
Tidak termasuk dalam kawasan perkotaan
2.
Jarak dari kawasan perkotaan > 5 km
3.
Tidak termasuk dalam kawasan rawan bencana
4.
Memiliki skor/nilai yang relatif lebih tinggi dari desa lainnya, yang diukur dengan indikator: a)
Proporsi penduduk yang bekerja di sektor selain pertanian
b)
Banyaknya jenis fasilitas perkotaan yang dimiliki
c)
Tingkat aksesibilitas
d)
Jumlah dan kepadatan penduduk
Berdasarkan pertimbangan kriteria di atas, pusat pelayanan lingkungan di Kabupaten Klaten ditetapkan meliputi: Desa Randusari Kecamatan Prambanan, Desa Mutihan Kecamatan Gantiwarno, Desa Gentan Kecamatan Gantiwarno, Desa Trotok Kecamatan Wedi, Desa Wiro BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 37
Kecamatan Bayat, Desa Ngerangan Kecamatan Bayat, Desa Bogor Kecamatan Cawas, Desa Karangasem Kecamatan Cawas, Desa Sajen Kecamatan Trucuk, Desa Jimbung Kecamatan Kalikotes, Desa Sapen Kecamatan Manisrenggo, Desa Ngemplak Kecamatan Karangnongko, Desa Banyuaeng Kecamatan Karangnongko, Desa Drono Kecamatan Ngawen, Desa Srebegan Kecamatan Ceper, Desa Bakungan Kecamatan Karangdowo, Desa Bolopleret Kecamatan Juwiring, Desa Serenan Kecamatan Juwiring, Desa Bulan Kecamatan Wonosari, Desa Teloyo Kecamatan Wonosari, Desa Tegalgondo Kecamatan Wonosari, Desa Janti Kecamatan Polanharjo, Desa Jeblok Kecamatan Karanganom, Desa Pomah Kecamatan Tulung, Desa Kayumas Kecamatan Jatinom, Desa Randulanang Kecamatan Jatinom, Desa Somopuro Kecamatan Jogonalan, Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang, Desa Temuwangi Kecamatan Pedan, Desa Kaligawe Kecamatan Pedan, dan Desa Mendak Kecamatan Delanggu. b.
Pusat desa biasa Yaitu pusat pelayanan yang hanya melayani wilayah desa itu sendiri, dengan kriteria:
c.
1.
Tidak termasuk dalam kawasan perkotaan
2.
Tidak sebagai DPP
Pusat dukuh Yaitu pusat pelayanan yang hanya melayani dukuh itu sendiri.
C. Rencana Sistem Jaringan Prasarana
Untuk mengembangkan sarana dan prasarana wilayah, maka diprediksikan terlebih dahulu jumlah, distribusi dan kepadatan penduduk di kabupaten Klaten hingga akhir tahun rencana, yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2029. D. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air di Kabupaten Klaten terdiri atas: a.
Pengembangan sungai, waduk, dan embung, meliputi: 1. Pengelolaan sumber daya air dalam wilayah Kabupaten sebagai bagian dari pengelolaan
Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Sebagian Wilayah Sungai Progo-Opak-Serang; 2. Pengelolaan sumber daya air merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Bengawan
Solo dan sebagian Daerah Aliran Sungai Progo-Opak-Serang meliputi: a) Sub Daerah Aliran Sungai Dengkeng; b) Sub Daerah Aliran Sungai Opak; dan c) Sub Daerah Aliran Sungai Pusur-Brambang.
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 38
3. pengembangan dan pengelolaan waduk adalah Waduk/Rawa Jombor berada di Desa
Krakitan Kecamatan Bayat; 4. pelestarian bentuk dan fungsi sungai dan rawa dengan pengawasan ruang sempadan
secara ketat; 5. pengembangan embung di beberapa wilayah kecamatan meliputi: Kecamatan Kemalang,
Kecamatan
Karangnongko,
Kecamatan
Manisrenggo,
Kecamatan
Gantiwarno,
Kecamatan Prambanan, Kecamatan Tulung, Kecamatan Jatinom, Kecamatan Karanganom,Kecamatan Polanharjo, Kecamatan Wedi, Kecamatan Bayat dan Kecamatan Cawas. b.
Pengembangan jaringan irigasi meliputi: 1.
Peningkatan jaringan irigasi dari sistem setengah teknis dan sederhana ditingkatkan menjadi irigasi teknis;
2.
Pembangunan bendung dan cek dam untuk meningkatkan suplai air pada jaringan irigasi;
3.
Meningkatkan elevasi air dan volume tampungan air di sungai-sungai yang belum dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi;
4.
Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi dalam Kabupaten terdiri atas: a)
Daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah sebanyak 2 daerah irigasi;
b)
Daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah provinsi sebanyak 6 daerah irigasi; dan
c)
Daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah Kabupaten sebanyak 476 daerah irigasi.
5.
Mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi;
6.
Melibatkan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A), Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) dalam pengelolaan jaringan irigasi;
c.
7.
Rehabilitasi dan pemeliharaan kerusakan jaringan irigasi; dan
8.
Pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air.
Pengembangan jaringan air minum meliputi: 1.
Pengembangan jaringan air bersih perpipaan pada kawasan perkotaan;
2.
Pengembangan sistem air bersih difokuskan kepada upaya pengelolaan sumber air yang ada, pemanfaatan sumber air baru dan peningkatan jaringan distribusi;
3.
Pengembangan jaringan air bersih di wilayah yang rawan kekurangan air bersih meliputi: Kecamatan Kemalang, Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Karangnongko, Kecamatan
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 39
Jatinom, Kecamatan Gantiwarno, dan Kecamatan Bayat. 4.
pembangunan jaringan perpipaan mandiri di perdesaan dengan
mengoptimalkan
pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah. d.
Pengembangan sistem pengendalian banjir meliputi: 1. Pembangunan tanggul dan talud permanen disepanjang sungai; 2. Normalisasi sungai; 3. Pembangunan embung; 4. Reboisasi kawasan resapan air; 5. Pengendalian kawasan resapan air; dan 6. Pengendalian kawasan lindung sempadan sungai.
E. Sistem Jaringan prasarana lainnya.
Pengembangan Sistem jaringan prasarana lainnya berupa pengelolaan lingkungan yang terdiri atas: a.
Pengembangan sistem jaringan persampahan meliputi: 1.
Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah berada di Desa Troketon Kecamatan Pedan;
2.
3.
Pengembangan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah sementara meliputi: a)
Desa Joho Kecamatan Prambanan;
b)
Desa Candirejo Kecamatan Ngawen; dan
c)
Desa Jomboran Kecamatan Klaten Tengah.
pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) berada di sekitar pusatpusat lingkungan yang strategis;
4.
Pengembangan tong sampah berada di setiap rumah dan bangunan lainnya di kawasan perkotaan, serta di sepanjang jalan utama kawasan perkotaan;
5.
Pengembangan teknologi pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse, Reduce, Recycle); dan
6.
b.
Peningkatan jaringan pelayanan sampah berada di seluruh kawasan perkotaan.
Pengembangan sistem pengelolaan limbah meliputi: 1.
Pengelolaan limbah industri kecil dan rumah tangga yang dikembangkan melalui pengelolaan hasil limbah yang berupa biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif;
2.
pengembangan prasarana pengolahan limbah industri, limbah medis, limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) secara mandiri pada fasilitas tertentu maupun secara
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 40
terpadu untuk pelayanan skala Kabupaten; dan 3.
c.
Pengembangan instalasi pengelolaan limbah B3 di kawasan peruntukan industri.
Pengembangan sistem jaringan sanitasi meliputi: 1.
Pemenuhan fasilitas septic tank pada masing-masing Kepala Keluarga (KK) pada wilayah perkotaan dan perdesaan;
2.
Pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat masyarakat berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum;
3.
Pengembangan Instalasi Pengolah Limbah Tinja (IPLT) di beberapa kecamatan meliputi:
4.
a)
Kecamatan Klaten Tengah;
b)
Kecamatan Jogonalan;
c)
Kecamatan Delanggu; dan
d)
Kecamatan Pedan.
Pengembangan instalasi pengolah limbah domestik dan limbah tinja dengan sistem perpipaan pada kawasan perkotaan; dan
5.
Mewajibkan pengembang pemukiman baru untuk menyediakan jaringan sanitasi, yang terpadu dengan sistem jaringan wilayah.
d.
Pengembangan sistem jaringan drainase meliputi: 1.
Pembangunan sistem drainase secara terpadu dengan Sungai Dengkeng sebagai jaringan drainase induk, dan berjenjang sesuai dengan ordo sungai yang ada;
2.
Normalisasi jaringan drainase yang ada;
3.
Mengembangkan sumur resapan pada tiap bangunan;
4.
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang drainase;
5.
Pembangunan saluran drainase memperhatikan kontur dan daerah tangkapan air;
6.
Pembuatan saluran drainase tersendiri pada setiap kawasan fungsional seperti kawasan industri, perdagangan, perkantoran dan pariwisata, yang terhubung ke saluran primer tanpa membebani saluran di wilayah permukiman; dan
7.
Mengoptimalkan daya serap air ke dalam tanah untuk mengurangi beban saluran drainase dengan penghijauan dan kewajiban pembuatan sumur resapan pada kawasan-kawasan tertentu.
e.
Pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana terdiri atas: 1.
Ruang evakuasi bencana gempa bumi meliputi: a)
Lapangan olahraga setempat;
BUKU PUTIH PUTIH SANITASI KABUPATEN KLATEN
II - 41