PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALAN
G www.serpihanilmuku.blogspot.com
201 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hamil merupakan idaman setiap wanita yang sudah menikah, ketika wanita hamil maka wanita akan ak an mengalami mengalami proses proses persalinan. Pe rsalinan dan dan kelah kel ahiran iran merupakan kejadian fisiologis yang normal yaitu proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). Persalinan akan terasa menyenangkan karena janin yang selama selama sembil embila an bu bulan lan berada di dalam dalam perut akan te rlahir lahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang mengeluarkan energi yang begitu banyak, sebuah perjuangan yang cukup melelahkan, dan menyakitkan karena nyeri yang sangat luar biasa. Nyeri dengan persalinan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahwa pada masyarakat masyarakat primitive, persalin persalina annya nn ya lebih lama dan dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin dengan nyeri yang minimal dan dan sebagian besar (90%) di di sertai rasa nyeri yang yang tid ti dak terhindarkan. terhinda rkan. Berbagai Be rbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Ketika proses persalinan berjalan maka nyeri itu akan muncul akibat dari kontraksi uterus. Meski bersifat alami, banyak calon ibu hamil takut terhadap proses nyeri persalinan sehingga mempertimbangkan menggunakan teknologi pereda nyeri secara medis. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibandingkan dengan metode nonfarmakologi namun metode farmakologi lebih mahal dan berpotensi menimbulkan efek yang kurang baik juga tidak semua fasilitas kesehatan menyediakan layanan tersebut. Sehingga banyak terapi nonfarmakologi yang muncul untuk mengurangi nyeri pada persalinan dimana setiap lapisan masyarakat dapat melakukannya serta pelayanan kesehatan dapat memfasilitasi, bersifat murah, simple, efektif dan tanpa efek yang merugikan. Salah satu metode nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pers pe rsalinan alinan adalah terapi birth ba b all. Birth Ball memiliki arti bola lahir dimana metode ibu menduduki bola saat proses Npersalinan yang memiliki manfaat membantu ibu dalam mengurangi rasa nyeri saat persalinan dimana birth ball sangat baik mendorong tenaga kuat ibu yang diperlukan saat melahirkan, posisi postur tubuh yang tegak, akan menyokong dengan bagus proses kelahiran serta membantu posisi janin berada di posisi optimal sehingga memudahkan melahirkan dengan kon disi normal.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengulas pengaruh pengaruh Birth Ball terhadap pengurangan rasa nyeri saat persalinan lebih dalam dengan harapan meningkatkan wawasan serta salah satu upaya alternativ dalam membantu ibu hamil meng men gurangi rasa nyer n yerii saat sa at persalinan.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum. Untuk mengetahui pengaruh terapi birthball terhadap nyeri persalinan kala I 2. Tujuan Khusus.
a. Meng Men getahui fisiolo fisiolog gi nyer n yerii persalinan persalinan b. Meng Men getahui metode terapi birth birth ball untuk persalinan c. Mengetahui aplikasi dan mekanisme birthball terhadap nyeri persalinan kala I
1.3 Manfaat
1. Bagi Ibu hamil dan Keluarga Menambah wawasan terhadap terhadap metode terapi birthball dalam meng men gurangi nyeri persalinan. 2. Bagi Pelayanan Pelayanan Kesehatan. Kesehatan. Sebagai
sumber
data
masukan
bagi
pelayanan
kesehatan
meningkatkan pelayanan pelayanan dan fasilitas terhadap persalin persalinan an ibu melahi melahi rkan.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan 2.1.1 Definisi
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir lahi r secara spont spontan an dengan dengan presentasi presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi.
2.1.2 Etiologi
Sebab – sebab sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah : 1. Penurunan kadar progesteron Menjelang Menje lang persalinan, persalinan , progrest progre steron eron tubuh
menurun dan est rogen
meningkat. Pada trimester ketiga, progresteron dan prostaglandin banyak terdapat
di
myometrium.
Progresteron
menyebabkan
relaksasi
pada
myometrium, sedangkan estrogen menyebabkan kontraksi myometrium dan prodeksi prostaglan prostagland din. in . 2. Teori oxytocin oxytocin Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari yang berperan penting yang menyebabkan onset persalinan dan mempertahankan kontraksi uterus selama proses persalinan. 3. Ketegangan otot -otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya ter te rengga en ggang ng oleh k arena arena isinya. isin ya. 4. Cortisol Hormon cortisol diproduksi dalam kelanjar adrenal janin sebelum persalinan dan menyebabkan onset persalinan dengan meningkatkan produksi estrogen dari plasenta. Hormon ini menyebabkan uterus menjadi lebih sensitif ter te rhadap oksitosin dan prostaglandin. 5. Plaenta menua Penuaan plasenta menyebabkan menyebabkan insufisiensi nutrisi ke fetus 6. Teori prostaglan prostagland din
www.serpihanilmuku.blogspot.com
Prostaglandin menyebabkan jaringan serviks lebih lunak, tipis dan membuka saat persalinan. Hormon ini banyak dijumpai pada darah ibu dan janin, dan cairan amnion pada akhir kehamilan dan selama proses persalinan.
2.1.3 Tanda dan Gejala
Gejala persalin persalina an sebagai sebagai berikut : 1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. 2. Dapat terjad terj adii peng en geluaran pembawa embawa tanda, t anda, yaitu : • pengeluaran lendir • lendir bercampur darah 3. Dapat disertai ketuban pecah. 4. Pada pemer eme riksaan dalam, dijumpai dijumpai perubahan perubahan serviks : • Perlukaan cervix • Pendataran cervix • Pembukaan cervix
2.1.4 Fase Partus
Partus dibagi menjadi menjadi 4 kala, yaitu : 1. KALA I Batasan persalinan kala I (satu) dimulai dari pembukaan 1cm sampai 10cm (leng (len gkap). Fase-fase persalin persalinan an kala I: a. Kala I fase laten : • pembukaan cervix kurang dari 3 cm • cerv ce rvix ix membuka membuka perlahan selama fase ini • fase laten biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam b. Kala I fase aktif : • pembukaan cervix 4 cm sampai 10 cm. • his dalam fase ini lebih kuat dan cervix membuka lebih cepat. • Fase aktif tidak boleh berlangsung dari 7 jam
www.serpihanilmuku.blogspot.com
Gambar dilatasi dan penipisan servik 2. KALA II Batasan persalinan kala II dimulai ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh janin. Tanda dan gejala persalinan kala II didapatkan halhal berikut ini: a. ibu ingin meneran b. perineum menonjol c. vulva vulva dan dan anus anus membuka membuka d. meningkatnya pengeluaran pengeluaran darah dan lendir lendi r e. kepa ke pala la telah turun tu run di dasar dasar panggul. panggul. Diagnosis pasti persalinan kala II adalah bila saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan: • pembukaan cervix lengkap • kepala bayi terlihat pada introitus vagina.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
3. KALA III Batasan Persalinan kala III (tiga) dimulai setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. lahi r. Normalnya Normalnya pelepasan plasent plasenta a berkisar ± 15-30 15 -30 menit menit setelah bay b ayii lahir. l ahir. Pada persalinan kala III myometrium akan berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Pengurangan ukuran uterus ini menyebabkan pula berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlepas dari dinding uteri setelah plasenta terpisah, ia akan turun ke segmen bawah rahim. Tanda-tanda pelepasan plasenta: • Bentuk uterus globuler • Tali T ali pusat bertambah panjang panjang (tanda (tand a afeld) • Semburan darah tiba-tiba. tiba -tiba. 4. KALA IV Batasan Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah itu. Pem Pe mantauan antauan pada kala kala IV : • keleng k elengkapan kapan plasenta dan selaput ketuban • perkiraan pengeluaran darah • laserasi atau luka episi epi siotomi otomi pada perineum perineum denga en gan n perdarahan aktif. akti f. • Keadan umum dan tanda-tanda tanda -tanda vital ibu.
2.2 Nyeri Persalinan 2.2.1 Definisi
Nyeri adalah sensasi yang penting bagi tubuh. Menurut International Associatio Association n for Study of Pain (IASP), (IASP), nyeri nyeri adalah adalah sensori sensori subyektif ubyektif dan emosional emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Nyeri bertindak sebagai tanda peringatan terjadinya kerusakan jaringan dan bersifat subjektif. Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri bisa terjadi bersama proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan, demikian juga dengan proses persalinan. Menurut Prawirohardjo (2008), ibu bersalin akan merasakan nyeri sepanjang proses persalinan berlangsung. Nyeri yang timbul merupakan suatu tanda awal proses persalinan dan akan berlanjut sampai dengan kala IV persalinan.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
2.2.2 Fisiologi
Pada kala I persalinan, nyeri disebabkan oleh adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks dan iskemia pada uterus. Nyeri akibat dilatasi serviks dan iskemia pada uterus ini adalah nyeri viseral yang dirasakan oleh ibu pada bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbar, punggung, dan paha. Nyeri tersebut dirasakan ibu saat kontraksi dan menurun atau menghilang pada interv inte rval al kontraksi. Pada akhir kala I dan kala II persalinan, nyeri yang dirasakan ibu adalah nyeri somatik yang dirasakan pada daerah perineum akibat peregangan pada jaringan perineum, tarikan peritonium dan daera dae rah h uter ute roserv ose rvikal ikal saat s aat kontraksi, at au penekanan penekanan kand kan dung kemih, usus, dan str st ruktur sensitif pangg pan ggul ul oleh bagian terendah janin (Bobak, 2005) Nyeri yang dirasakan ibu terjadi karena adanya transmisi impuls nyeri melalui saraf tertentu. Pada kala I persalinan, impuls saraf nyeri berasal dari serviks dan corpus corpus uteri. u teri. Impuls nyeri yang berasal dari serviks dan korpus uteri ditransmisikan oleh serabut syaraf aferent melalui pleksus uterus, pleksus pelvis, pleksus hipogastrik i nferior, nferior , middle, posterior posterio r dan dan masuk ke ke lumbal yang kemud ke mudii an masuk masuk ke spinal melalui L1, L 1, T12, T11, dan T 10. Nyeri yang yang dira di rasakan sakan pada daerah perut bag b agian ian ba b awah dan pinggang yang terjadi pada kala I persalinan. Sumber nyeri pada akhir kala I dan kala II berasal dari saluran genital bawah, antara lain perineum, anus, vulva dan klitoris. Impuls nyeri ditransmisikan melalui saraf pudendal menuju S4, S3 dan S2. Nyeri yang dirasakan terutama pada daerah vulva da dan sekitarnya sekitarnya serta daera daerah h pingga pinggang. ng.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
gambar impuls impuls nyer n yerii saat persalinan persalinan
gambar lokasi ny n yeri pada awal awal kala k ala I persalinan persalinan
www.serpihanilmuku.blogspot.com
gambar lokasi ny n yeri pada akhir kala I persalinan
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi
1. Umur dan paritas Serviks pada wanita multipara mengalami perlunakan sebelum onset persalinan, namun tidak demikian halnya dengan serviks pada wanita primipara yang menyebabkan nyeri pada primipara lebih berat daripada multipara. Intensitas kontraksi uterus yang dirasakan pada primipara lebih besar daripada multipara terutama, pada akhir kala I dan permulaan kala II persalinan. Wanita dengan usia muda mengalami nyeri tidak seberat yang dirasakan pada wanita yang lebih tua. 2. Ras, budaya dan etnik Berbagai data menyebutkan bahwa ras, budaya dan etnik berpengaruh terhadap
cara
orang
mengekspresikan
nyeri.
Ekspresi
nyeri
tersebut
berdasarkan perilaku lingkungan disekitarnya. Pengkajian yang akurat tentang kemajuan persalinannya dan tingkat toleransi terhadap nyeri ibu membantu perawat dalam menentukan kemungkinan komplikasi persalinan sebagai dampak dari sua suatu tu kebiasaa kebi asaan n ata atau u kultural tertentu. te rtentu. 3. Mekanisme Koping Setiap manusia mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi stress akibat nyeri yang dialaminya. Namun ketika nyeri menjadi sesuatu yang mengancam integritas indivudu maka akan sulit bagi individu tersebut untuk mengontrol rasa nyerinya. Dalam hal ini peran perawat adalah mengobservasi bagaimana ibu dapat menurunkan rasa nyerinya dan mengkaji efektivitas metode yang digunakannya. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi www.serpihanilmuku.blogspot.com
perawat untuk memberikan alternatif metode penanganan nyeri yang familiar bagi ibu.
4. Metode relaksasi yang digunakan Apabila Apabila seorang ibu yang bersalin bersalin mampu mampu melakukan elakukan relaksasi elaksasi sela el ama kontraksi maka ibu tersebut akan merasakan kenyamanan selama proses persalinannya. Penggunaan teknik relaksasi yang benar akan meningkatkan kemampuan ibu dalam mengontrol rasa nyeri, menurunkan cemas, menurunkan kadar katekolamin, menstimulasi aliran darah menuju uterus, dan menurunkan ketegangan otot. 5. Cemas dan takut Cemas dan takut menyebabkan peningkatan tegangan otot dan gangguan aliran darah darah menuju otak dan otot. Hal terse t ersebut but meny en yebabkan tegangan tegangan pada otot pelvis, kontraksi uterus yang terganggu, dan hilangnya tenaga pendorong ibu selama kala II persalinan. Ketegangan yang lama akan menyebabkan kelelahan pada ibu dan meningkatkan persepsi nyeri serta menurunkan kemampuan ibu untuk mengontrol rasa nyerinya. 6. Kelelahan Ibu bersalin yang kelelahan tidak akan mampu mampu menoleransi menoleransi rasa nyeri dan dan ti dak mampu menggunakan koping untuk mengat mengatasinya asinya karena ibu tidak dapat fokus saat relaksasi yang diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri tersebut. Kelelahan juga menyebabkan ibu merasa tersiksa oleh kontraksi sehingga tidak dapat mengontrol keinginannya untuk meneran. Pada akhir kehamilan, kelelahan lebih banyak disebabkan oleh gangguan istirahat dan kurang tidur, kurangnya cairan dan kalori yang dikonsumsi, serta ketidakmampuan ibu dalam mengelola energinya saat persalinan. Kadang kal ibu memerlukan medukasi untuk memfasilitasi istirahat ibu saat kala I persalinan. 7. Lama persalinan Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami stress dan kelelahan lebih lama sehingga rasa nyeri akan meningkat . Lamanya waktu persalinan bisa disebbkan oleh bayi yang besar atau kelainan pada pelvis yang mengakibatkan rasa nyeri dan kelelahan yang semakin meningkat seiring lamanya proses persalinan. 8. Posisi Po sisi mate materrnal dan dan fetal fetal Posisi supinasi pada ibu bersalin menyebabkan rasa tidak nyaman pada ibu, konraksi uterus yang tidak efektif dan menyebabkan sindrom hipotensi supinasi. Sindrom tersebut disebabkan oleh penekanan uterus dan fetus pada
www.serpihanilmuku.blogspot.com
vena cava inferior dan dan aorta abdomen abdomen yang mengakibatka engakibatkan n penuru penurunan nan tekanan tekanan darah ibu dan penurunan suplai oksigen pada bayi. Dengan demikian, perlu adanya ambulasi pada ibu bersalin untuk mengurangi kelelahan dan menurunkan persepsi nyeri. Posisi oksiput posterior pada bayi menyebabkan penekanan oksiput bayi pada area sakrum ibu di setiap kontraksi yang mengakibatkan nyeri pada daerah punggung ibu, dimana nyeri tersebut tidak hilang pada saat bebas konraksi. Posisi oksiput posterior bayi menyebabkan persalinan lama, sedangkan nyeri punggung ibu dapat menurun apabila bayi dapat dapat melakukan rotasi menjadi posisi oksip ok siput ut anterior a nterior dan proses persalinan men menga galami lami kemajuan.
2.2.4 Nyeri persalinan pada primipara dan multipara
Intensitas nyeri persalinan pada primipara sering kali lebih berat daripada nyeri persalinan pada multipara. Hal itu karena multipara mengalami effacement (penipisan serviks) bersamaan dengan dilatasi serviks, sedangkan pada primipara proses effacement biasanya terjadi lebih dahulu daripada dilatasi serviks. Proses ini
menyebabkan intensitas kontraksi yang dirasakan primipara lebih berat daripada multipara terutama pada kala I persalinan (Sher (She rwen, Scolo Scolov veno, & Weingarten, 1999) 1999) Multipara mempunyai pengalaman tentang nyeri pada persalinan sebelumnya sehingga multipara telah mempunyai mekanisme untuk mengatasi nyeri persalinannya. Tidak demikian halnya pada primipara dimana proses persalinan yang dialaminya merupakan pengalaman pertama yang menyebabkan ketegangan emosi, cemas, dan takut yang dapat memperberat persepsi nyeri. Nyeri atau kemungkinan nyeri dapat meng men ginduksi ketakutan sehingga sehingga timbul ke cemasan cemasan yang berakhir pada kepanikan. kepanikan. Primipara juga mengalami proses persalinan lebih lama daripada proses persalinan pada multipara sehingga primipara mengalami kelelahan yang lebih lama. Kelelahan berpengaruh terhadap peningkatan persepsi nyeri. Hal itu menyebabkan pening penin gkatan ny n yeri seperti s eperti suatu lingkaran setan (Bobak, 2005). Kebanyakan primipara merespon nyeri dengan rasa takut dan cemas yang dapat meningkatatkan
aktivitas
sistem
saraf
simpatis
sehingga
meningkatkan
sekresi
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin). Epinefrin akan menstimulasi reseptor α dan β, sedangkan norefinefrin akan menstimul menstimula asi resep rese ptor to r α. Stimulasi pada reseptor α menyebabkan seluruh bagian uterus berkontraksi dan meningkatkan tonus otot uterus yang dapat menurunkan aliran darah pada uterus. Sementara itu, stimulus pada reseptor β menyebabkan uterus relaksasi dan vasodilatasi pembuluh darah pada uterus dan menyebabkan penurunan aliran darah ke plasenta. Dengan demikian, sekresi katekolamin yang berlebih akan menyebabkan penurunan
www.serpihanilmuku.blogspot.com
aliran darah ke dan dari plaenta sehingga fetus kekurangan oksigen dan menurunkan efektifitas kontraksi uterus yang mengakibatkan proses persalinan menjadi lebih lama (Gorr (Go rrie ie,, Mc Kinney, Kinney, & Murray, 1998). Proses persalinan menyebabkan peningkatan metabolisme dan peningkatan kebutuhan oksigen, jika ibu mengalami nyeri dan cemas maka dapat meningkatkan metabolisme tubuhnya yang ditandai dengan pernafasan cepat untuk mengkompensasi peningkatan kebutuhan oksigen dan melepaskan karbondioksida secara berlebihan. Perubahan pada respirasi maternal dan metabolisme menyebabkan gangguan pada plasenta sehingga fetus kekurangan oksigen dan berlanjut pada terjadinya metabolisme anaerob. Asidosis metabolik ini tidak dapat boleh segera setelah persalinan yang berbeda dengan asidosis respiratorik yang dapat segera pulih setelah proses persalinan (Gorr (Go rrie ie,, Mc Kinney, Kinney, & Murray, 1998). Sementara
menurut
Sherwen,
Scoloveno,
&
Weingarten
(1999)
nyeri
menyebabkan peningkatan cardiac output, penurunan aliran darah ke uterus, takikardia, aritmia, tak t akipnea, ipnea, hipervet h ipervetil il asi, dan berkeringat banyak. banyak.
2.3 Birth Ball 2.3.1 Definisi
Birth Ball adalah terapi fisik atau latihan sederhana menggunakan bola. Kata birth ball dapat diartikan ketika latihan dengan menggunakan bola diterapkan untuk ibu hami h amil, l, ibu i bu melahi melahirrkan dan dan ibu i bu pasca melahirkan melahirkan..
2.3.2 Tujuan
Tujuan dilakukan terapi birthball adalah mengontrol, mengurangi dan meng men ghilangkan ny n yeri pada persalinan persalinan terut terutam ama a kala I
2.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
- Ibu inpartu yang merasakan nyeri - Pem Pe mbukaan yang la l ama - Penurunan kepala bayi yang lama b. Kontraindikasi
- Janin malpres malpresentas entasii - Perdara Pe rdarahan han antepartum - Ibu hamil dengan hip hi pertensi erten si - Penurunan kesadaran
www.serpihanilmuku.blogspot.com
American American Col Colle leg ge of Obstetr Obstetrician ician dan dan Gynecolog Gynecologist ist memi memiliki liki rekom rekomendasi endasi berikut tentang tent ang olah olah raga dan kehamilan kehamilan untuk u ntuk menghentikan menghentikan l atihan atihan ata at au olah raga ini apabila berada dalam situasi berikut:
-
Faktor risiko untuk persalinan persalinan prematur
-
Perdara Pe rdarahan han pervaginam pervaginam
-
Ketuban pecah dini
-
Serviks incopetent incopetent
-
Janin tumb tumbuh uh lambat lambat
Sedangkan bagi ibu hamil dengan kondisi berikut ini diharapkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau bidan yang merawat
-
Hipertensi
-
Diabetes gestational
-
Riwayat penyakit jantun jantung g atau kond kon disi pernapasan pernapasan (a ( asma)
-
Riwayat persalinan prematur
-
Plasenta previa
-
Preeklamsia
2.3.4 Persiapan
a. Alat dan dan Bahan Bahan
1. Bola Ukuran bola disesuaikan dengan tinggi badan ibu hamil. Ibu hamil dengan tinggi badan 160 – 170 cm dianjurkan menggunakan bola dengan diameter 55-65 cm. wanita dengan tinggi badan diatas 170 cm cocok mengg men ggunakan unakan bola dengan diameter diameter 75 cm.
2. Matras 3. Kursi 4. Bantal atau pengalas yang empuk b. Lingkungan Lingkungan yang nyaman dan kondusif dengan penerangan yang cukup merangsang turunnya stress pada ibu. Pastikan lantai yang digunakan untuk terapi birthball tidak licin dan anti selip. Privasi ruangan membantu ibu hamil termotivasi dalam
latihan
Birth
Ball.
Dengan
lingkungan
yang
mendukung
tersebut
mengoptimalkan keefektifan dari latihan ini yaitu nyeri yang dirasakan klien berkurang bahkan hilang hil ang sehingga sehingga klien dapat fokus pada kelah kel ahiran iran bay bayinya. inya. c. Peserta Latihan Peserta latihan yang dimaksud adalah ibu yang akan melahirkan yang mengalami nyeri menjelang persalinannya. Klien dipersiapkan latihan dengan
www.serpihanilmuku.blogspot.com
kondisi yang tidak capek dan tidak dalam keadaan gaduh gelisah akibat nyeri yag hebat. Jika ibu dalam kondisi capek, maka tenaga yang terkuras semakin banyak dan mengalami kecapekan saat meneran. Keadaan gaduh gelisah menghambat konsentrasi ibu dalam meredakan nyerinya. Lebih baik jika ibu bertelanjang kaki untung mencegah tergelinci tergelincir. r.
d. Pelaksanaan Kebanyakan ahli menyarankan agar mematuhi panduan yang disarankan yaitu sebagai berikut :
-
Frekuensi latihan 3 sampai 5 kali per minggu
-
Intensitas sedang sedang
-
Waktu latihan maksimum 40 menit per sesi
2.3.5 Jenis 2.3.5 Jenis Gerakan Gerakan a. Duduk di atas bola
1. Duduklah di atas bola seperti halnya duduk di kursi dengan kaki sedikit membuka agar keseimbangan badan di atas bola terjaga. 2. Dengan tangan di pinggang atau di lutut, gerakkan pinggul ke samping kanan dan ke samping kiri mengikuti aliran gelinding bola. Lakukan secara berulang minimal 2 x 8 hitungan. 3. Tetap dengan tangan di pinggang, lakukan gerakan pinggul ke depan dan kebelakang
mengikuti
aliran
menggelinding
bola.
Lakukan
secara
berulang minimal 2 x 8 hitungan. 4. Dengan tetap duduk di atas bola, lakukan gerakan memutar pinggul searah jarum jam dan sebaliknya seperti membentuk lingkaran atau hula hoop. 5. Kemudian lakukan gerakan pinggul seperti spiral maju dan mundur.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
b. Duduk di atas bola bersandar ke depan
1. Setelah mengg en ggerakkan erakkan pinggul pinggul mengikuti alira ali ran n menggelin enggelinding ding bola, lakukan fase isti rahat rahat denga en gan n bers be rsandar andar ke depa de pan n pada kursi kursi atau pendamping (bisa instruktur instruktur ata atau u sal salah ah satu angg an ggot ota a keluarga). keluarga). 2. Sisipkan latihan tarikan nafas dalam. 3. Lakukan teknik ini selama 5 menit.
c. Berdiri bersandar di atas bola
1. Letakkan bola di ata atas s kursi. 2. Berdiri dengan kaki sedikit dibuka dan bersandar ke depan pada bola seperti merangkul bola. 3. Lakukan gerakan gerakan ini selama selama 5 menit.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
d. Berlutut dan bersandar di atas bola
1. Letakkan bola di lantai. 2. Deng Den gan menggunakan menggunakan bantal atau pengalas yang empuk lakukan posisi berlutut. 3. Kemudian posisikan badan bersandar ke depan di atas bola seperti merangkul bola. 4. Deng Den gan tetap tet ap pada posisi merangkul bola, ge gera rakkan kkan bada b adan n ke samping samping kanan dan kiri mengikuti mengikuti aliran menggelinding bola. 5. Deng Den gan tetap tet ap merangkul merangkul bola, b ola, minta pendamp en damping ing untuk memijat ata atau u melakukan tekanan hal h alus us pada punggung punggung bawah. Lakukan tindakan ini selama 5 menit.
e. Jongkok bersanda bersandarr pada bola
1. Letakkan bola menempel pada tembok atau papan sandaran. 2. Ibu duduk di lantai dengan posisi jongkok dan membelakangi atau menyandar pada bola. 3. Sisipkan la l atihan tarikan nafas dalam pada posisi ini. 4. Lakukan selama 5-10 menit menit..
www.serpihanilmuku.blogspot.com
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Mekanisme Efek Birth Ball
a. Membantu ibu dalam posisi tegak Tetap tegak ketika dalam proses persalinan akan memungkinkan rahim untuk bekerja seefisien mungkin dengan membuat bidang panggul lebih luas dan terbuka. Dengan kata lain dapat merangsang dilatasi dan memperlebar outlet panggul. Duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi bumi akan membantu janin atau bagian terendah janin untuk se gera tur tu run ke panggul. panggul. b. Sokongan Menyeimbangkan dan memperkuat punggung karena bentuknya yang dapat menyesuaikan bentuk tubuh sehingga dapat mengurangi resiko cedera punggung. Dengan duduk di atas birthball ini dapat mengurangi stres pada kaki dan pergelangan kaki. c. Distraksi Gerakan padaterapi birthball dapat menghibur dan mengalihkan perhatian selama persalinan. Dengan posisi yang dapat dikontrol oleh ibu dan beberapa gerakan ringa rin gan n dapat dapat mengurangi mengurangi kecem ke cemasan asan dan nyer nye ri pada persalinan. persalinan. Birthing Birthin g Ball
dapat
memfasilitasi
perubahan
posisi
dan
digunakan
sebagai
alat
kenyamanan bagi seorang ibu yang masuk dalam proses persalinan. d.
Relaksasi Dengan posisi duduk dan bentuk bola yang dapat menyesuaikan bentuk tubuh maka akan membuat lebih mudah untuk beristirahat dan tetap dalam posisi tegak. te gak. Posisi Posis i pada birthball birth ball dapat membantu membantu ibu ibu tetap tet ap bersantai dan menjaga ligamen dan otot tetap santai dan kencang sehingga akan membantu tubuh untuk beradaptasi beradaptasi denga en gan n perubahan dramatis dramatis ter te rjadi saat persalin persalinan. an. Posisi pada terapi birthball dapat mengurangi tekanan pada sendi sacroiliac , pembuluh darah di daerah sekitar rahim, dan tekanan di kandung kemih, ke mih, pungg un ggun ung, g, pinggang, pinggan g, tulang tulan g ekor eko r
dan mengurang menguran gi tekan tekanan an perineum
juga mengend mengendurkan urkan otot panggu panggul. l. Posisi pada pada birthbal birthbal juga dapa dapat digunaka digunakan n untuk istirahat dian di antara tara kon k ontrak traksi si
3.2 Hasil Penelitian
Salah satu penelitian tentang birth ball yang dilakukan oleh Winny SC Kwan, RN,BSCN, BCM, yaitu evaluasi penggunaan Birth ball intrapartum. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Desember Juli- Desember 2010 lalu pada wanita dengan usia kehamilan ≥
www.serpihanilmuku.blogspot.com
36 minggu di departemen obstetrik dan ginekologi, Queen Elizabeth Hospital, Kowloon, Hongkong. Penelitian ini dilakukan pada 267 wanita dengan durasi pemakaian rata-rata 40 menit. Sebanyak 66% melaporkan penurunan tingkat nyeri setelah menggunakan bir bi rthball, 8 % melaporkan ny n yeri yang yang lebih dari sebelumnya, 26% 26% melap mel apork orka an tidak ada perubahan dalam tingkat nyerinya. Dalam hal kepuasan pemakaian, 84% menyatakan birthball dapat meredakan nyeri kontraksi, 79% dapat meredakan nyeri punggung dan 95% meyatakan nyaman ketika menggun enggun akan birthball. Dalam pencapaia fetal, 96% 96% dan 99% dari total 267 bayi memperoleh memperoleh APGAR APGAR skor ≥8 dalam 1 menit menit dan 5 menit pertama. pertama. Ha ini i ni membuktik embuktika an bahwa pengg en ggunaan unaan birthba birthb all tidak menimbulkan efek yang merugikan pada bayi selama tetap memperhatikan kontraindikasi untu penggunaannya. Sebagai pereda nyeri persalinan, birthball dapat digunakan secara simultan simultan denga en gan n metode nonfarm non farmakologi akologi yang lain se perti pijat, aroma terapi, terapi musik dan kompres hangat atau dingin. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk tingkat penurunan nyeri karena sifat nyeri persalinan yang cenderung semakin meningkat. Penerapan Birth Ball di Indonesia
Nyeri persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam persalinan. Nyeri persalinan perlu diatasi karena semakin lama nyeri bisa menyebabkan stress dan ketakutan sehingga akan meningkatkan sekresi adrenalin yang berperan dalam konstriksi pembuluh darah. Akibatnya aliran darah ke uterus berkurang, uterus iskemik dan semakin nyeri. Nyeri semakin bertambah tanpa diikuti pembukaan serviks, sehingga dapat memperpanjang persalinan. Salah satu metode pengurangan nyeri adalah birth ball . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian terapi birth ball terhadap penurunan intensitas nyeri ibu inpartu kala I fase aktif di Polindes XX. Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental one group pre test post test dengan time series dengan populasinya adalah seluruh ibu inpartu di polindes XX yaitu 29 ibu inpartu. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 15 ibu inpartu kala I fase aktif. Terapi birth ball dilakukan dengan cara responden duduk di atas bola, berlutut atau berdiri sambil memeluk bola pada saat his. Pengukuran nyeri menggunakan skala nyeri VDS dan uji analisa data dengan Wilcoxon Sign Rank Test. Intensitas nyeri diukur 3 kali setiap 10 menit sebelum dan sesudah ses udah perlakuan ketika ketika timbul tim bul his. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden setelah dilakukan terapi birth ball sebanyak 10 responden (66,7%) mengalami penurunan intensitas nyeri dan 5 responden (33,3%) tidak mengalami perubahan intensitas nyeri. Dari hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test , didapatkan z hitung 3,162 dimana z tabel 1,96 dengan taraf signifikansi 0,002. Sehingga z hitung > z tabel jadi kesimpulannya Ha diterima yang berarti ada pengaruh pemberian terapi birth ball terhadap penurunan intensitas nyeri ibu inpartu kala I fase aktif.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
3.3 Aplikasi Birth Ball
Pelayanan Pel ayanan kep ke perawatan merupakan
pedoman pelayanan el ayanan kesehatan keseh atan yang
bermutu serta berperan dalam menentukan kepuasan pasien. Mutu pelayanan keperawatan mempunyai peranan yang strategis untuk menciptakan kepuasan dan kenyamanan pelanggan. Dalam proses persalinan salah satu pelayanan keperawatan yang
utama
adalah
untuk
manajemen
nyeri
persalinan
sebagai
upaya
untuk
meningkatkan kenyamanan ibu dalam bersalin sehingga proses persalinan menjadi nyaman dan tidak menyakitkan serta ibu dan bayi selamat. Nyeri persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam persalinan. Nyeri persalinan perlu diatasi karena semakin lama nyeri bisa menyebabkan stress dan ketakutan sehingga akan meningkatkan sekresi adrenalin yang berperan dalam konstriksi pembuluh darah. Akibatnya aliran darah ke uterus berkurang, uterus iskemik dan semakin semakin nyer n yeri. i. Ny Nyeri eri semaki s emakin n bertambah bertambah tanpa t anpa diikuti diikuti pembukaan serviks, sehingga dapat memperpanjan memperpanjang g persalin persalina an. Dengan Dengan adanya adanya metode birthball ini i ni manajemen anajemen nyer n yerii persalinan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien karena selain efeknya yang sangat bermanfaat bagi proses persalinan ibu juga metode yang mudah dilakukan, aman dan dengan biaya bia ya yang yang minimal.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Birthball memiliki manfaat yang sangat penting bagi kenyamanan dan psikologis ibu saat persalinan dimana birth ball ini mampu mengurangi nyeri persalinan sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan baik. Selain itu mampu memberikan kenyamanan bagi bayi di dalam perut dan memudahkan bayi untuk mencari jalan lahir dengan posisi yang optimal sehingga memudahkan melahirkan secara normal selama ibu melakukan terapi birthball secara benar, tepa te patt dan dan optimal. optimal. Birthball Bi rthball juga merupakan metode terapi yang sangat mudah, aman dan yang paling terpenting adalah setiap lapisan masyarakat dapat menggunakan dan melakukannya karena biaya yang sangat minimal dibanding metode modern lain yang membutuhkan biaya yang cukup banyak.
4.2 Saran
Sebagai tenaga tena ga kesehatan kesehatan sangatlah penting bag b agii kita untuk meng men gerti, memahami terlebih mampu mengamplikasikannya serta memfasilitasi metode terapi birthball yang membantu memberikan kenyamanan saat persalinan pada ibu melahirkan khususnya dalam mengurangi mengurangi nyer n yerii persalin persalinan. an.
www.serpihanilmuku.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Anonymous. 2011. 2011. Birthing http://mynaturalchildbirth.org/birthin irthing-ball g-ball/. /. Diakses 6 Birthing Ball Ball . http://mynaturalchildbirth.org/b juni 2012:15 2012:15.11 .11 Anonymous. Anonymous. 2011. 2011. Activitie Activitiess for fetal fetal Positionin Positioning g . http://spinningbabies.com/techniques/activities-for-fetal-positioning/birth-balls. Diakses 6 Juni 2012: 15.06 Keperawatan Maternit Maternitas as Edisi 4. Jakarta EGC. Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Rencana Perawatan Perawatan Maternal/Bayi: Maternal/Bayi: Doenges, Marilynn E. & Mary F. Moorhouse. 2001. Rencana Pedoman Pedoman untuk untuk Perencanaan Perencanaan dan Dokumentasi Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Diter Dite rjemahkan oleh Monica Ester, dkk. Jakarta: EGC
Gorrie, Mc Kinney, & Murray. 1998. Foundation of Maternal Newborn Nursing. 2nd . United State of o f America: W.B. Sanders Sanders Company
Birthing Ball Ball Exercise: Exercise: Baby Move Down. Hop Ho pewell, Nikki. Nikki . 2012. Birthing http://www.livestrong.com/articl http://www.livestrong.com/article/ e/125330125330-bi birrthing-ball-exercises-ba thing-ball-exercises-baby-moveby-movedown/. Diakses 6 Juni 2012: 14.47
Pritchard, Jack A., Paul C. Mac Donald. 1991. Obstetri Williams. Edisi 17 . Diterjemahkan oleh R. Hariadi, dkk. Surabaya: Airl Airla angga University Press Medikal Bedah. Edisi 1. Diterjemahkan Reev Ree ves, Charlene J, dkk. 2001. Keperawatan Medikal Diterjemahkan oleh Joko Setyono. Setyono. Jakarta: Jakarta: Sa Salemba Medika Medika Exercise e Birthing Birthing Ball . Rodri guez, Ali . 2011. Labor Exercis http://www.ehow.com/way_5 http://www.ehow.com/way_5316835_ 316835_labor-exercises-birthing-ba labor-exercises-birthing-ball.html ll.html.. Diakses 6 Juni 2012: 14.37 panduan praktis praktis pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan maternal maternal dan Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku panduan neonatal neonatal . Jakarta: J akarta: Yaya Y ayasan san Bina Pustaka Sarwo Prawirohardjo. Prawirohardjo.
Widyaswara, Pradnya et et all. 2012. Pengaruh Pengaruh Terapi Terapi Birth Birth Ball Ball Terhadap Terhadap Nyeri Persalin Persalinan an Kala I. Makalah Seminar, Disajikan dalam seminar departemen Maternitas Univ Uni versitas Brawijaya Malan Malang g
www.serpihanilmuku.blogspot.com