Biomekanik dan Kinesiologi
Pada Kasus Piriformis Syndrome
DISUSUN OLEH :
Kholidah Gustiyani (201310490311048)
S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENDAHULUAN
Sering kita merasakan sakit tajam di area bokong misalnya pada saat kita berlari. Rasa sakit yang tidak mau hilang ketika berusaha untuk terus berlari. Hamstring terasa kencang dan pegal. Biasanya rasa sakit akan berkurang bila mengurangi kecepatan berlari. Saat duduk beristirahat, kamu merasa kesemutan di bagian belakang paha dan betis. Gangguan tersebut merupakan Piriformis Syndrome yaitu radang yang menyerang area otot piriformis. Otot ini berawal dari sacrum (tulang kelangkang), melewati pembukaan di tulang panggul atau sciatic notch dan menempel pada bagian tulang samping paha (greater trochanter).
Stuktur Anatomi
Stuktur Tulang
Tulang pinggul sendiri tersusun oleh empat tulang, yaitu os sacrum, os coccygis dan os coxae. Tulang pinggul membentuk hubungan antara os sacrum dan os femur.
Os Sacrum dan Os Coccygis
Os sacrum dibentuk oleh persatuan lima vertebra sacralis. Bentuk dari os sacrumseperti segitiga yang puncaknya menghadap kebawah dan terletak sedemikian rupa seperti suatu baji di antara os coxae kanan dan kiri. Os sacrum membentuk dinding belakang rongga pelvis. Promotorium adalah titik pusat tepi atas bertebra sacralis pertama dengan dasar (basis) vertebra lumbalis ke-5, dan menonjol di atas cekung sacrum. Os coccygisdibentuk dari empat vertebra yang bersatu. Os coccygis merupakan bangunan berbentuk seigitiga dengan dasar (basis) di bagian atas dan bersendi dengan sacrum. Otot-otot dan ligament melekat pada puncaknya.
Os Coxae
Os coxae membentuk suatu baji yang terletak diantara os sacrum kanan dan kiri. Pada orang dewasa os coxae tampak sebagai satu tulang besar yang tidak teratur bentuknya. Sesungguhnya, os coxae terbentuk dari tulang-tulang yang berkembang dari tigas pusat penulangan primer. Ketiga bagian ttersebut disebut ilium (os illi), ischium (os ischii), dan pubis (os pubis). Ketiga tulang tersebut bertemu pada cekungan yang berbentuk mangkok yang disebut acetabulum.
Ilium
Ilium dibagian atas dibatasi oleh crista iliaca yang dapat diraba denngan budah apabila tangan diletakkan pada pinggang. Cirsta iliaca berakhir di dengan pada spina iliaca anterior yang pada bagian bawahnya terletak spina iliaca anterior inferior. Di sebelah belakang, crista iliaca berakhir pada spina iliaca posterior superior. Dua cekungan kanan dan kiri tepat di atas celah gluteus merupakan tanda letak kedua spina tersebut. Spina iliaca posterior inferior menandai tepi atas incisura ischiadica major yang dilewati oleh nervus ischiadicus. Ilium sendiri membentuk dua perlima bagian atas acetabulum dan merupakan bagian atas os coxae. Permukaan dalamnya halus dan ckung, tetapi permukaan luarnya kasar dan merupakan tempat pelekatan otot-otot pada gluteus
Ischium
Ischium yang terletak pada bagian paling bawah dari os coxae membentuk dua perlima bagian bawah acetabulum. Tuber ischiadicum merupakan daerah tulang yang menebal dari tulang yang membentuk corpus ossis ischii. Berat tubuh tertumpu pada tuber ischiadium apabila seseorang dalam posisi duduk. Spina ischiadica terletak di atas tuber ischiadicum, memisahkan ischiadica major dan minor.
Pubis
Pubis merupakan komponen yang paling kecil dari ketiga komponen yang membentukos coxae , dan membentuk seperlima bagian bawah acetabulum. Pubis kana dan kiri bersatu di bagian depan pada corpus osis pubis yang bentuknya segi empat. Tulang-tulang terseut disatukan oleh bantalan cartilago yang disebut symphysis pubis. Ramus superior, bersatu dengan ilium pada eminentia illiopectinea. Ramus inferior meluas kebawah untuk bersatu dengan ischium. Ramus inferior (desendens) kanan dan kiri membentuk arcus pubis. Suatu foramen yang dikelilingin oleh ischium dan pubis disebut foramen obrturatorium.
Stuktur Ligament
Seperti semua sendi sinovial, pinggul memiliki kapsul sendi berserat. Hal ini kuat, tebal, dan mencakup sendi panggul dalam mode silinder. Itu menempel proksimal sekitar bibir dari acetabulum dan distal ke leher femur. Membentuk lengan silinder yang membungkus sendi dan sebagian besar leher femoralis.
Kapsul sendi diperkuat oleh 3 ligament yaitu iliofemoral, ischiofemoral, dan ligamen pubofemoral. Di tambah dengan Ligament Teres yang merupakan ligament intrakapsular yg kecil.
Ligamentum iliofemoral ini memperkuat kapsul anterior dengan melampirkan proksimal ke anterior rendah spina iliaka dan melintasi sendi anterior.
Ligamentum pubofemoral mencakup sendi panggul medial dan inferior, melampirkan dari bagian medial dari tepi acetabular dan ramus superior pubis, mengalir dan kembali ke menempel pada leher femur. Seperti ligamen iliofemoral, itu juga membatasi hiperekstensi. Selain itu, membatasi abduksi.
Ligamentum ischiofemoral meliputi kapsul posterior. Menempel pada bagian ischial dari acetabulum, melintasi sendi dalam arah lateral dan superior, dan menempel pada leher femoralis. serat yang membatasi hiperekstensi dan juga rotasi medial.
Otot-otot pada HIP
Pinggul memiliki sekelompok otot satu-sendi otot yang menyediakan sebagian besar kontrol dan dua sendi otot yang menyediakan rentang gerak. Otot-otot ini juga dapat dikelompokkan sesuai dengan lokasi dan fungsinya. Sebagai contoh, otot-otot anterior cenderung fleksor, otot lateral yang cenderung abduktor, otot posterior cenderung ekstensor, dan otot medial cenderung menjadi adductor. Mengklasifikasikan otot pinggul berdasarkan lokasi dan fungsi. Otot yang terdapat di Hip yaitu Otot iliopsoas, Otot rektus femoris, Otot sartorius, Otot pectineus, Otot adductor longus, Otot adductor brevis, Otot adductor magnus, Otot gracilis, Otot gluteus maximus, Otot deep rotator (Anterior dan Posterior), Otot hamstring, Otot Gluteus medius, Otot Gluteus minimus, Otot Iliotibialband.
Osteokinematika dan Artrokinematika
Hip joint memiliki 3 bidang gerak yaitu : bidang gerak sagital (fleksi – ekstensi), frontal (abduksi – adduksi) & trans-versal (internal – eksternal rotasi).
ROM Gerakan
Abduksi 0 – 40o, Adduksi 0 – 25o
Eksorotasi 0 – 45o, Endorotasi 0 – 30o
Fleksi 0 – 120o, Ekstensi 0 – 15o
Fungsi Biomekanik
Hip joint merupakan triaxial joint, karena me-miliki 3 bidang gerak. Hip joint juga merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. Dibandingkan dengan shoulder joint yang konstruksinya untuk mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk menumpuh be-rat badan. Selama berjalan, gaya dari extremitas inferior ditransmisikan keatas melalui hip ke pelvis & trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya. Dalam suatu gerak fungsional, terjadi hubu-ngan antara pelvic girdle dan hip joint à pelvic girdle akan mengalami tilting dan rotasi selama gerakan femur. Hubungan tersebut hampir sama dengan hubu-ngan scapula dengan shoulder joint, perbedaan-nya adalah scapula kiri & kanan dapat bergerak bebas sedangkan pelvic hanya dapat bergerak sebagai satu unit.
Hip joint dibentuk oleh caput femur yang kon-veks bersendi dengan acetabulum yang konkaf. Hip joint adalah ball and socket (spheroidal) triaxial joint. Acetabulum terbentuk dari penyatuan os ilium, ischium, dan pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, & pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran synovial.
Jaringan fibrokartilago yang melingkar datar di acetabulum disebut dengan labrum acetabular, yang melekat disekeliling margo acetabulum. Labrum acetabular menutup cartilago hyaline & sangat tebal pada sekeliling acetabulum dari-pada pusatnya à hal ini menambah kedalaman acetabulum. Acetabulum terletak di bagian lateral pelvis, menghadap ke lateral, anterior & inferior.
Caput femur secara sempurna ditutup oleh cartilago hyaline. Pada pusat caput femur terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis à tidak ditutup oleh cartilago hyaline. Caput femur membentuk sekitar 2/3 dari suatu bola. Caput femur berbentuk spherical dan mengha-dap kearah anterior, medial dan superior. Hip joint diperkuat oleh kapsul sendi yang kuat, ligamen iliofemoral, pubofemoral, dan ischiofemoral. Hip joint juga diperkuat oleh ligamen transver-se acetabular yang kuat & bersambung dengan labrum acetabular. Ligamen teres femoris merupakan ligamen triangular yang kecil, melekat pada apex fovea capitis dekat pusat caput femur ke tepi ligamen acetabular. Ligamen teres femoris berfungsi sebagai pe-ngikat caput femur ke bagian bawah acetabu-lum dan memberikan stabilisator yang kuat didalam sendi (intraartikular). Stabilisator bagian luar dihasilkan oleh 3 liga-men yang melekat pada collum/neck femur yaitu : ligamen iliofemoral, pubofemoral & is-chiofemoral. Ligamen iliofemoral disebut juga ligamen "Y", karena arah serabut mirip huruf Y terbalik. Ligamen iliofemoral memperkuat kapsul sendi bagian anterior. Ligamen pubofemoral terdiri dari ikatan serabut yang kecil pada kapsul sendi bagian medial anterior dan bawah. Ligamen ischiofemoral merupakan ligamen triangular yang kuat pada bagian belakang kapsul.
Biomekanik kasus / cedera
Pengertian
Sindrom piriformis adalah gangguan neuromuskular yang terjadi N.Ischiadicus terkompresi atau teriritasi oleh M.Piriformis. Secara khas, sindrom piriformis meningkat dengan adanya kontraksi pada otot piriformis, duduk yang lama atau tekanan langsung pada otot. Nyeri pada pantat adalah gejala utamanya.Sindrom piriformis dapat menyebabkan kesulitan berjalan karena adanya nyeri pada pantat atau ekstremitas bawah. Sindrom piriformis adalah salah satu yang menyebabkan kondisi siatika.
Etiologi dan Faktor Resiko
Berdasarkan etiologi, sindrom piriformis dapat dibagi atas penyebab primer dan sekunder. Penyebab primer terjadi akibat kompresi saraf langsung akibat trauma atau faktor intrinsik musculus piriformis, termasuk variasi anomali anatomi otot, hipertrofi otot, inflamasi kronik otot, dan perubahan sekunder akibat trauma semacam perlengketan. Penyebab sekunder termasuk gejala yang terkait lesi massa dalam pelvis, infeksi anomali pembuluh darah atau simpai fibrosis yang melintasi saraf, bursitis tendon piriformis, inflamasi sacroiliaca, dan adanya titik-titik picu myofascial.
Penyebab lain dapat berasal dari : pseudoaneurysma arteri gluteus inferior, sindrom piriformis bilateral terkait dengan posisi duduk yang berkepanjanga, cerebral palsy terkait dengan hipertonus dan kontraktur arthroplasti panggul total dan myositis ossificans. Berdasarkan penyebabnya dapat diklasifisiasikan sebagai berikut:
Primer
Sekunder
Trauma
Pyomyositis
Myositis ossificans
Dystonia musculorum
Deformans
Hipertrofi
Adhesi
Fibrosis
Variasi anatomi
Hematoma
Bursitis
Pseduoaneurisma
Pronasi berlebihan
Massa
Anomali Vassa
Simpai Fibrosis
Patofisiologi
Hiperlordosis lumbal dan kontraktur panggul pada posisi fleksi meningkatka regangan musculus piriformis juga cenderung menyebabkan gejala sindrom piriformis. Pasien dengan kelemahan otot-otot abductor atau ketimpangan panjang tungkai bawah juga cenderung mengalami sindrom ini.
Perubahan biomekanika gaya berjalan (gait) sebagai penyebab hipertrofi musculus piriformis dan inflamasi kronik, juga akan memunculkan sindrom piriformis. Dalam proses melangkah, saat fase berdiri (stance phase) musculus piriformis teregang sejalan dengan beban pada panggul yang dipertahankan dalam posisi rotasi internal. Saat panggul memasuki fase ayun (swing phase ), musculus piriformis berkontraksi dan membantu rotasi eksternal. Musculus piriformis tetap dalam kondisi teregang selama proses melangkah dan cenderung lebih hipertrofi dibanding otot lain di sekitarnya. 8,9 setiap abnormalitas proses melangkah yang melibatkan panggul dengan posisi rotasi internal atau adduksi yang meningkat dapat semakin meregangkan musculus piriformis.
Trauma tumpul dapat menyebabkan hematom dan fibrosis di antara nervus ishiadicus dan otot-otot rotator eksternal pendek, salah satu pemicu gejala sindrom ini. Radikulopati lumbal bagian bawah mengakibatkan iritasi sekunder musculus piriformis yang nantinya akan memperumit diagnosis dan memperlamabat fisioterapi metode peregangan punggung bawah dan panggul karena memperberat gejala-gejala sindrom piriformis.
Gambaran Klinis
Keluhan yang khas adalah kram atau nyeri di pantat atau di area hamstring, nyeri ischialgia di kaki tanpa nyeri punggung dan gangguan sensorik maupun motorik sesuai distribusi nervus ishiadicus. Keluhan pasien dapat pula berupa nyeri yang semakin menjadi saat membungkuk, berlama-lama duduk, bangun dari duduk atau saat merotasi internal paha juga nyeri saat miksi/defekasi dan dispareunia.
Pemeriksaan
Beatty Maneuver
Dilakukan dalam posisi berbaring menyamping dengan sisi yang terkena piriformis
Positive Freiberg test
terdiri atas rotasi internal kaki yang pasif dengan gerakan pinggul
FAIR Test
FAIR (fleksi, adduksi, dan rotasi internal) dilakukan dalam posisi tidur miring dengan tungkai yang terlibat di sisi atas, kemudian fleksikan hip 60o dan fleksi knee 60o- 90o . Sambil menstabilisasi hip, pemeriksa melakukan internal rotasi dan adduksi hip dengan mengaplikasikan tekanan ke bawah pada knee.
Biomekanik Latihannya
Piriformis stretch
Berbaring telentang dengan kedua lutut ditekuk, mengistirahatkan pergelangan kaki yang cedera, di atas lutut kaki terluka Anda. Pegang paha kaki terluka dan tarik lutut ke arah dada yang Anda.Anda akan merasakan peregangan di sepanjang bokong dan mungkin sepanjang bagian luar pinggul anda pada sisi yang terluka. Tahan ini selama 15 sampai 30 detik. Ulangi 3 kali.
Standing hamstring stretch
Tempatkan tumit kaki Anda di bangku sekitar 15 inci tinggi.Tetap lurus lutut Anda.Bersandar ke depan, membungkuk di bagian pinggul sampai Anda merasakan peregangan ringan di bagian belakang paha Anda. Pastikan anda tidak menggulung bahu dan tekuk di pinggang ketika melakukan hal ini atau anda akan meregangkan punggung bawah sebagai gantinya. Tahan peregangan selama 15 sampai 30 detik. Ulangi 3 kali.
Hip abduction (with elastic tubing)
Berdiri samping dekat pintu dengan sisi terluka Anda paling dekat dengan pintu. Ikat tabung elastis di pergelangan kaki pada sisi yang terluka Anda. Simpul ujung pipa dan menutup simpul di pintu.Memperpanjang kaki Anda ke samping, menjaga lurus lutut Anda. Kembali ke posisi awal. Lakukan 3 set 10. Untuk menantang diri, bergerak lebih jauh dari pintu.
Partial curl
Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan kaki Anda rata di lantai. Kencangkan otot perut dan meratakan punggung Anda terhadap lantai. Menyelipkan dagu Anda ke dada Anda. Dengan tangan terentang di depan Anda, meringkuk tubuh bagian atas Anda ke depan sampai bahu Anda membersihkan lantai. Tahan posisi ini selama 3 detik. Jangan menahan nafas. Ini membantu untuk bernapas keluar saat mengangkat bahu Anda ke atas. Santai Saja. Ulangi 10 kali. Membangun 3 set 10. Untuk menantang diri, bertepuk tangan Anda di belakang kepala dan menjaga siku Anda ke samping.
Prone hip extension (bent leg)
Berbaring pada perut anda dengan bantal di bawah pinggul Anda. Tekuk lutut Anda terluka, kencangkan otot bokong, dan angkat kaki Anda dari lantai sekitar 6 inci. Tetap lurus lutut anda. Tahan selama 5 detik. Kemudian turunkan kaki anda dan rileks. Lakukan 3 set 10. Ulangi latihan ini untuk kaki lainnya.
Quadruped Arm/Leg Raises
Luruskan tangan anda dan lutut. Kencangkan otot perut kaku tulang belakang anda. Sementara menjaga perut ketat, menaikkan satu lengan dan kaki yang berlawanan menjauh dari anda. Tahan posisi ini selama 5 detik. Turunkan lengan dan kaki perlahan-lahan dan sisi alternatif.Lakukan ini 10 kali di setiap sisi.
2