Makalah Ilmu Hadits BIOGRAFI SINGKAT BEBERAPA PERAWI HADIS
OLEH :
KELOMPOK 6 KARTINI (60800114072) DHIYA FITHIYANI AZHARI (60800114069) A.MUH.SUTAMI (60800114071) DHIAURRAHMA (60800114070)
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2014
BIOGRAFI SINGKAT BEBERAPA PERAWI HADIS A. Di Kalangan Sahabat Para sahabat tidak sama banyak dalam periwayatan hadis. Diantara mereka ada yang lebih banyak dalam periwayatan hadis daripada yang lain, bergantung dari ketekunan dan keahlian masing-masing, karena tidakseluruh sahabat menekuni dalam satu bidang. Diantara mereka ada yang leih menekuni dalam satu bidang. Diantara mereka ada yang lebih menekuni dalam bidang Tafsir seperti Abdullah bin Mas’ud dan d an Abdullah bin Abbas. Diantara mereka ada pula yang menekuni dalam bidang faraid seperti Zaid bin Tsabit, dan diantara mereka juga aada yang menekuni dalam bidang hadis, dan lain-lain. Bahkan diantara
mereka
ada
yang
lebih
banyak
berkecimpung
dalam
politik,
pertanian/perkebunan, pertanian/perkebunan, dan peternakan. Pada makalah ini akan dipaparkan diantara para sahabat yang banyak meriwayatkan hadis. Maksud banyak disini lebih dari seribu hadis yang mereka riwayatkan. Mereka itu adalah sebagai berikut : 1. Abu Hurairah Nama asal Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakhr ad-Dawsi (salah satu kabilah di Yaman), nama islam yang diberikan Nabi , sebagai pengganti nama masa Jahiiah yaitu Abdusysyams bin Shakhr. Kemudian dipanggil Abu Hurairah oleh Rasulullah juga yang berarti bapaknya kucing pada saat beliau melihatnya membawa kucing kecil. Memang ia sangat menyayangi kucing, disetiap hari ia selalu membawanya ke mana ia pergi dan malam hari ditempatkan di sebuah pepohonan. Nama kesayangan yang diberikan Rasulullah kemudian menjadi nama panggilan yang terkenal sehingga nama aslinya sangat langka terdengar. Abu Hurairah masuk islam pada tahun ke 7 Hijriyah pada tahun perang Khaibar dan meninggal dunia pada 57 H di Al-Aqiq menurut pendapat yang kuat. Dia adalah komandan penghuni shuffah, yang menghabiskan waktunya untuk beribadah. Suffah adalah suatu tempat perlindugan para sahabat yang zahid di masjid Nabawi. Abu Hurairah salah seorang sahabat yang mendapat doa dari Rasulullah agar dapat menghafal apa yang ia dengar . Dalam salah satu hadis
yang diriwayatkan oleh Al-Buhkhari, Muslim, dan At-Tirmidzi, ia berkata : “Aku berkata Ya Rasulullah ! Aku mendengar dari padamu beberapa perkara (hadis), tetapi aku tidak hapal.” Nabi bersabda : “Bentangkan selendangmu, “ aku pun membentangkannya. Setelah itu, beliau banyak memberitakan hadis padaku dan aku tidak pernah lupa sedikit pun.” Abu Hurairah memiliki sifat-sifat yang terpuji diantaranya, wara’, takwa, danzuhud. Ia juga seorang candais dan humoris yang bermanfaat. Ketika bertemu dengan anak-anak kecil banyak humor dan ketika bertemu dengan teman-temannya di pasar, ia suka cerita dengan cerita yang menghibur. Tetapi pada malam hari ia selalu melaksanakan shalat tahajjud sepanjang malam secara khusyu’ Dia pernah diangkat menjadi gubernur Bahrain pada masa Umar bin AlKhaththab dan pada masa Ali juga pernah akan diangkat menjadi Gubernur tetapi ia keberatan, kemudian pada masa mu;awiyah ia diangkat menjadi Gubernur Madinah. Sebagaimana karaktet Umar bin Al-Khaththab yang berhatihati dan tegas dalam memperkecil periwayatan hadis dari Rasulullah, Umar pernah mengingkari periwayatan Abu Hurairah yang banyak itu. Umar berkata : “Sungguh engkau tinggalkan hadis atau kamu saya pulangan ke desa asalmu Daws. Tetapi setelah Abu Hurairah meriwayatkan hadis : “Barang siapa yang mendustakan padaku dengan sengaja, maka hendak siaplah tempat tinggallnya dalam neraka.” Umar mengakuinya dan berkata : “adapun jika demikian, pergilah dan beritakanlah hadis.” Sebagian kritikus hadis menuduh bahwa Abu Hurairah melakukan tadlis (menyembunyikan cacat) karena ia tidak bisa membedakan periwayatan hadis dari nabi dan hadis dari Ka’ab Al-Ahbar. Kritikan itu dibantah oleh Bisyr bin Sa’id : “Takutlah kepada Allah dan peliharalah hadis. Demi Allah aku melihat ketika duduk bersama Abu Hurairah dia meriwayatkan hadis dari Rasulullah dan memberitakan hadis kepada kita dari Ka’ab Al-Ahbar. Jika disana terdapat tadlis bukan dilakukan Abu Hurairah tetapi dilakukan oleh orang-orang yang meriwayatkanhadsi darinya.” Asy-Syafi’I berkata : bahwa Abu Hurairah orang yang paling hapal hadis dan masanya. Salim Abu Za’ya’ah seorang gubernur dan mengundang Abu Hurairah dan dipersilahkan duduk di belakang singgasanana.
Ia ditanya oleh Marwan dan aku mencatatnya sehingga setahun kemudian dipanggil kembali dan dipersilahkan duduk di belakang hijab, kemudian ia ditanya kembali tentang periwayatan yang sama. Abu Hurairah menjawab persis dengan catatanku tidak menambah dan mengurangi, tidak mendahulukan sesuatu kata dan tidak mengakhirinya. Abu Hurairah adalah diantara sahabat yang terbanyak dalam periwayatan hadis. Menurut Baqi’ binMukhallad sebanyak 5374 buah hadis. Dia mengambi l hadis dari sekitar 800 orang para sahabat dan tabi’in. Kemudian diriwayatkan oleh para perawi dalam buku induk 6 hadis dan Imam Malik dalam Al- Muwaththa’ dan Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari padanya sebanyak 93 buah hadis dan Muslim 189 buah hadis. Abu Ishak Ibrahimbin Harb Al-‘Askari (w.282 H) menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah dalam Musnad-nya dan naskhnya masih ada di perpustakaan Turki sebagaimana disebutkan Tarikh Al-Adab Al-‘Arabi Ada beberapa factor banyaknya periwayatan yang diperoleh Abu Hurairah antara lain sebagai berikut : a. Rajin menghadiri majlis-majlis nabi b. Selalu menemani Rasulullah, karena ia sebagai penghuni Shuffah di Masjid Nabawi c. Kuat ingatannya, karena ia salah seorang sahabat yang mendapat doa dari Nabi sehingga hapalannya dan tidak pernah lupa apa yang ia dengar dari Rasulullah d. Banya berjumpa dengan para sahabat senior sekalipun Nabi telah wafat. Ia berusia cukup panjang yaitu 78 tahun dan masih hidup 47 tahun setelah Nabi Wafat Abu Hurairah wafat di Madinah pada tahun 57 H dalam usia 78 tahun segala waktunya dihabiskan untuk berkhidmah pada hadis Rasulullah 2. Abdullah bin Umar Abdullah bin Umar lahir pada tahun kedua atau ketiga dari kenabian, masuk Islam ketika ia masih dalam usia 10 tahun bersama ayahnya. Ia berhijrah ke Madinah lebih dahulu dari pada ayahnya. Pada masa perang UHud ia masih
kecil usianya, sehingga tidak diizinkan Rasulullah untuk mengikutinya kecuali peperangan-peperangan berikutnya. Ia selalu ikut bertempur bersama Nabi dalam perang Khandaq dan peperangan sesudahnya. Bhkan sesudah Nabi wafat, ia masih aktif dalam berbagai peperangan untuk kepentingan Islam antara lain di Mesir dan di negeri-negeri Afrika lainnya. Ia anak Khalifah kedua Umar bin Al-Khaththab dan saudara kandung Hfsah Umm Al-Mu’minin. Meskipun ayahnya menjadi Khalifah yang sangat luas kekuasaanya, namun ia tidak punya ambisi kedudukan atau kekhalifahan. Hal ini disebabkan
disamping
sikap
ayahnya
yang
tidak
nepotism,
ia
selalu
mencurahkan segala perhatiannya untuk mencari ilmu dan beribadah. Oleh karena itu, ia tidak terlibat dalam pergolakan politik yang terjadi di kalangan sahabat yang mengakibatkan perang saudara baik pada masa pemerintahan Utsman, Ali, dan sesudahnya Abdullah bin Umar termasuk seorang sahabat yang tekun dan berhati-hati dalam periwayatan hadis. Abu Ja’far berkata : “Tidak ada seorang sahabat Nabi yang mendengar hadis dari Rasulullah yang lebih berhati-hati dari pada Ibnu Umar ia tidak mengurangi dan tidak menambah periwayatan.” Menurut Imam Malik, selama 60 tahun sesudah wafat Nabi, Ibnu Umar member fatwa dan meriwayatkan hadis. Ibnu Al-Bakkar juga mengatakan, Ibnu Umar menghafal semua yang ia dengar dari Rasulullah dan bertanya kepada orang-orang yang menghadiri
majlis-majlis
Rasululllah
tentang
segala
perkataan
dan
perbuatannya.” Ibnu Hazm menilainya sebagai seorang sahabat yang banyak memeri fatwa dan meriwayatkan hadis. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa Ashahhu Al-Asanid (Sanad yang paling shahih) yang disebut Silsilat AdzDzahab adalah hadis yang diriwayatkan dari Malik dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar. Ia juga seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis. Jumlah hadis yang diriwayatkan sekitar 2.630 buah hadis. Ia meriwayatkan hadis dari Nabi dan dari para sahabat, diantaranya dari ayahnya sendiri Umar, pamannya Zaid, saudara kandungnya Hafsah, Abu Bakar, Umar, Ali, Bilal, Ibn Mas’ud, Abu Dzarr, dan Mu’adz. Demikian juga tidak sedikit para sahabat dan tabi’in yang meriwayatkan hadis dari padanya. Diantara sahabat adalah Jabir bin Abdullah,
Ibnu Abbas, putra-putra beliau sendiri yaitu Salim, Abdullah, Hamzah, Bilal, dan Zaid. Diantara tabi’in adalah Nafi’, Sa’id bin Musayyab, Alqamah bin Waqqash Al Laytsi, Abdurrahman bin Abu Layla, dan lain-lain. Imam Al-Bukhari meriwayatkan sekitar 81 buah hadis, dan yang disepakati antara keduanya sebanyak 1700 buah hadis. Banyaknya periwayatan Abdullah bin Umar karena disebabkan beberapa faktor, antara lain : a. Ia tergolong sahabat pendahulu masuk islam dan berusia panjang mencapai 87 tahun b. Selalu hadir di majlis-majlis Nabi dan mempunyai hubungan dekat dengan beliau, karena menjadi iparnya c. Tidak punya mabisi kedudukan atau jabatan dalam pemerintahan dan tidak melibatkan diri dalam berbagai konflik politik di kalangan sahabat Ia meninggal dunia di mekkah pada tahun 73 H.693 M dalam usia 87 tahun 3. Anas bin Malik Anas bin Malik adalah khadim (pelayan) Nabi yang terpercaya, bapaknya bernama Malik bin An-Nadhar dan ibunya bernama Ummu Sulaim yang pernah membawanya kepada Nabi ketika berusia 10 tahun dan ia mohon hendaknya beliau berkenan menerima anaknya sebagai khadimnya dan Nabi pun menerimanya. Ia sering membawakan sandal dan ember Rasulullah. Ia mendapat doa Rasulullah : Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya dan masukkanlah ke surge. Anas berkaa : Sungguh aku melihat dua orang wanita dan aku mengharapkan wanita yang ketiga. Demi Allah, hartaku melimpah ruah dan sungguh jumlah anak-anakkku dan anak cucuku pada hari ini mencapai 100 orang Nabi sering mengajak canda dan humor dengan Anas dengan panggilan : “Ya dza al-udzunayn” (Hai anak yang memiliki tilinga dua) sehingga tidak terkesan sebagai pergaulan tuan dan budaknya. Anas menceritakan selama pergaulannya dengan Nabi : Beliau tidak pernah mempersoalkan apa yang aku lakukan ; mengapa kamu lakukan begini, mengapa kamu tinggalkan begini atau mengapa kau tidak tinggalkan begini ? dan seterusnya. Tetapi beliau
mengatakan : apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendak-Nya tidak terjadi.” Pada saat Perang Badar Anas masih berusia muda maka belum mengikuti peperangan ini, tetapi setelah itu ia banyak melibatkan diri dalam berbagai pertempuran.
Ketika
Abu
bakar
bermusyawarah
dengan
Umar
tentang
pengangkatannya sebagai gubernur Bahrain, Umar memujinya; dia adalah seorang pemuda yang cerdas dan penulis. Dia seorang wara’ dan takwa sebab telah lama pergaulannya dengan nabi. Abu Hurairah berkata : Aku tidak melihat seorang yang shalatnya serupa dengan Nabi dari pada Ibnu Sulaim yakni Anas bin Malik. Ibnu Sirin juga berkata : Anas adalah manusia yang paling baik shalatnya baik dalam shalat hadhar (mukmin di rumah) maupun safar (bepergian jauh) Ia dibesarkan di tengah-tengah keluarga Nabi selama 9 tahun dan beberapa bulan sehingga ia banyak mengetahui hal ihwal Nabi baik berupa perkataan, perbuatan dan pengakuan beliau. Ia dikaruniai cukup panjang umu sehingga ia masih hidup selama 83 tahun setelah wafat beliay. Hal inilah di antaranya yang menyebabkan ia banyak meriwayatkan hadis dari beliau baik secara langsung dari beliau mapun melalui sesame para sahabat kemudian disampaikan kepada umat. Diantasa sahabat yang diambil hadisnya adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdullah bin Rahawaih, Fathimah Az- Zahra’, Tsabit bin Qais, Abdurrahman bin Auf, Ibnu Mas’ud, Al-Hasan Al-Bashri, Sulaiman AtTamimi, Abu Qilabah, Abdul Aziz bin Suhaib, Ishaz bin Abi Thalhah dan lain-lain Jumlah hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik mencapai 2.286 buah hadis Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari padanya sebanyak 83 buah hadis dan Muslim sebanyak 71 buah hadis. Sanad yang paling shahih adalah hadis yang diriwayatkan dari Malik dari Az-Zuhri dari Anas bin Malik Pada akhir hayatnya ia berpindah ke Bashrah dan salah seorang sahabat yang terakhir wafatnya di Bashrah. Wafat pada tahun 93 H dalam usia lbeih 103 tahun
4. Aisyah Aisyah putri Abu Bakar Ash-Shiddiq teman dekat Rasulullah. Ia lahir dua tahun setelah Nabi diutus sebagai Rasul, dinikahi Nabi pada usia enam tahun dan berkumpul sebagai suami istri pada usia 9 tahun, yaitu pada bulan Syawal tahun 1 H. Dialah satu-satunya istri Nabi yang masih gadis. Inilah diantara hikmahnya mengapa Nabi mengawini seorang gadis yang masih kecil. Karena ia seorang anak yang cerdas, jernih, dan polos pikirannya sehingga ia banyak membawa agama dan banyak meriwayatkan hadis untuk disampaikan kepada umat. Ia selain jenius, keras kemauannya untuk mengetahui hukum-hukum agama juga sebagai istri Nabi yang sangat intim hubungannya dengan Nabi sehingga
banyak
dan
luas
pengetahuannya
tentang
ilmu
agama
yang
bersumberkan dari Al-quran dan hadis. Ia juga menjadi tempat bertanya sebagai persoalan agama di kalangan sahabat. Ia masih hidup selama 39 tahun setelah wafat Nabi Diantara sifat keistimewaan yang dimilikinya adalah mempelajari bahasa, syair, ilmu kedokteran, ansab (keturunan), dan hari-hari Arab. Az-Zhuhri berkata : Jika ilmu Aisyah digabungkan dengan ilmu-ilmu semua istri Nabi dan seluruh wanita tentu Ilmu Aisyah lebih utama. Urwah juga berkata : aku tidak melihat seorang sahabat yang lebih mengetahui tentang ilmu kedokteran, Syair, dan Fikih daripada Aisyah. Jumlah hadis yang diriwayatkan aisyah sebanyak 2.210 buah hadis, Imam Al-Bukhari meriwayatkan darinya sebanyak 54 buah hadis dan Muslim meriwayatkan sebanyak 68 buah hadis. Dia banyak meriwayatkan hadis dari para sahabat seperti bapaknya sendiri Abu Bakar, Umar, Sa’ad bin Abi Waqqash, Usaidi bin Khudhair, dan lain-lain. Demikian juga banyak kalangan sahabat dan tabi’in yang mengambil hadis dari padanya, diantaranya dari kalangan sahabat wanita adalah Aisyah binti Thalhah, Amrah binti Abdurrahman dan Hafsah binti Sirin. Ia meninggal pada tahun 57 H/668 M pada bulan Ramadhan sesudah melakukan shalat witir
5. Abdullah bin Abbas Abdullah bin Abbas adalah saudara sepupu Rasulullah, atau anak paman Nabi yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib. Ia lahir 3 tahun sebelum Hijriyah dan ia baru berumur 13 tahun pada waktu Nabi wafat. Sekalipun demikian, ia seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis bahkan ia dipandang sebagai ahli tafsir Al-Quran dan ahli fikih kenamaan. Khalifah Umar sendiri ketika menghadapi persoalan agama yang rumit bertanya kepada Abdullah bin Abbas. Ia diberi gelar Al-Hijr dan Al-Bahr karena keluasan ilmunya Ia salah seorang sahbat yang mendapat doa dari Nabi ketika beliau di rumah Maimunah kemudian disediakan air wudhu, Nampaknya doa Nabi dikabulkan Allah, ia dikenal sebagai ilmuan, ahli fikih, fatwa, dan periwayatan. Ia sebagai mufti (pemberi advis) 35 tahun setelah Abdullah bin Mas’ud. Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah berkata : Aku tidak melihat seorang yang lebih alim dari pada Ibnu Abbas tentang fikih, tafsir, bahasa, syair, ilmu hisab, dan fara’id. Dia duduk satu hari mengajar fikih, satu hari untuk tafsir, satu hari tentang peperangan, satu hari tentang syair dan satu hari lagi tentang hari-hari Arab. Aku tidak melihat seorang alim yang duduk di hadapannya melainkan tunduk hormat kepadanya dan tidak ada seorang penanya melainkan mendapat ilmu darinya Jumlah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas sebanyak 1.660 buah hadis. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari padanya sebanyak 120 buah hadis dan Imam Muslima sebanyak 49 buah hadis. Beliau banyak menerima hadis dari Rasul dan dari para sahabat. Diantara para sahabat itu ialah ibunya sendiri
Al-Fadhil,
bibinya
Maimunah,
Abu
Bakar,
Umar,
Utsman,
Ali,
Abdurrahman bin Auf, Mu’adz bin Jabal, dan lain-lain. Diantara sahabat yang meriwayatkan dari padanya adalah Abdullah bin Umar, Umar bin al-Khaththab, Tsa’labah bin Hakam, Abu Thufail, dan lain -lain. Dan diantara tabi’in adalah Abu Umamag bin Sahl, Sa’ad bin Al-Musayyab, Abdullah bin Harts, Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf, dan lain-lain Beberapa factor yang menyebabkan ia banyak meriwayatkan hadis adalah sebagai berikut :
a. Hubungan keluarga dengan Nabi sangat dekat b. Keras kemauannya untuk menuntut ilmu-ilmu agama terutama hadis dari Rasulullah c.
Rajin
menemui
para
sahabat
untuk
mendapatkan
hadis-hadisdari
Rasulullah d. Mendapat doa dari Rasulullah : Ya Allah ajarkan dia akan hikmah e. Sesudah wafat Nabi ia masih hidup dalam tempo waktu yang lama yaitu 58 tahun Ia banyak mengikuti berbagai peristiwa dan peperangan diantaranya perang Hunaian, Thaif, Fath Makkah, dan haji wada’. Dan bersama Abu Sarah dalam penaklukan Afrika dan pada pihak Ali pada perang Jamal dan Shifin. Pada masa pemerintahan Ali ia pernah diangkat menjadi Gubernnur Bashrah, tetapi ia kemudian meninggalkan Bashrah dan menuju ke Hijaz sebelum Ali terbunuh. Kemudian menjelang hari wafatnya ia mengajar di Mekah dan meninggal dunia di Thaif pada tahun 68 H dalam usia 71 tahun setelah terkena sakit mata beberapa waktu sebagaimana ayah dan kakeknya 6. Jabir bin Abdullah Jabir bin Abdullah bin Amr bin Haram Al-Anshari. Dia bersama ayahnya pernah menghadiri perjanjian Al- ‘Aqabah kedua bersama 70 orang Anshar yang membaiat Nabi dan berjanji akan menolong, membantu, dan membela Rasulullah dalam membela agama serta menyebarkan islam. Ia diantara sahabat yang paling kecil pada waktu itu. Ia juga banyak menghadiri peperangan bersama Rasulullah tetapi tidak mengikuti perang Badar dan Uhud. Menurutnya : Aku ikut berperang bersama Rasulullah sebanyak 19 kali, tetai aku tidak ikut dalam perang Badar dan Uhud karena aku dilarang oleh ayahku. Setelah ayahku terbunuh aku tidak pernah ketinggalan dalam peperangan apapun Ayahnya gugur dalam medan perang Uhud dan meninggalkan beberapa anak perempuan yang masih kecil dan hutang banyak. Sekalipunbanyak beban dan tanggung jawab yang berat, ia dapat menyelesaikannya berkat perhatian Nabi. Dalam suatu riwayat ayahnya memiliki tanggungan hutaang pada orang Yahudi Khaibar, kemudian Rasulullah hadir membayarkan hutang-hutangnya itu. Lalu Rasulullah meletakkan tangannya yang mulia di atas kurma untuk
membayarkan hutang, tetapi kurma itu masih lebih dari pembayar hutang dan cukup dalam tempo waktu yang lama Jabir banyak menghadiri majlis-majlis Nabi dan banyak bertemu para sahaba senior di samping usianya yang panjang setelah wafat Nabi sehingga memungkinkan
untuk
mendapatkan
banyak
hadis
dari
Nabi
sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan banyak hadis dari Nabi. Ia mengambil beberapa hadis dari Nabi, Abu Bakar, Umar, Ali, Abu Ubaidah, Thalhah, Mu’adz bin Yasir, Khalid bin Walid, Abu Hurairah, Abu Sa’id, dan Ummi Syarik. Demikian juga, tidak sedikit para sahabat dan tabi’in yang meriwayatkan hadis dari Jabir bin Abdullah ini. Misalnya Abdurrahman, Uqail, Muhamm ad, Sa’ad bin AlMusayyab, Mahmud bin Labid, Abu Az-Zubay, AMr bin Dinar, Abu Ja’far Al-Baqir, dan lain-lain Jumlah hadis yang diriwayatkan Jabir sebanyak 1.540 buah hadis. AlBukhari dan Muslim sepakat meriwayatkan dari padanya sebanyak 160 buah hadis Al-Bukhari sendiri meriwayatkannya sebanyak 26 buah hadis dan Muslim meriwayatkan sebanyak 126 buah hadis Ia pernah tinggal di Mesir dan Siria, banyak orang yang akan mengambil ilmu atau mengambil hadis dari padanya di mana saja ia tinggal. Di Masjid Nabawi ia mempunyai halaqah pengkajian yang didatangi banyak murid untuk mengambil ilmu dan takwanya. Ia wafat di Madinah pada tahun 74 H dalam usia 94 tahun dan dia adalah sahabat yang terakhir meninggal di Madinah. Hadis yang paling shahih sanad-nya adalah hadis yang diriwayatkan dari penduduk Mekah melalui jalur Sufyan bin Uyaynah dari Amr bin Dinar dari Jabir bin Abdullah
B. Di Kalangan Perawi Hadis Terkenal
1. Al-Bukhari (194 H/810 M-256 H/870 M) Nama Al-Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Bardizbah Al-Yafi’I Al-Bukhari.beliau dilahirkan pada hari jum’at 13 Syawal 194 H (810 M) di sebuah kota bernama Bukhara. Pada waktu remajanya ia
bermukim di Madinah dan menyusun kitab Tarikh Al-Kabir. Beliau mempelajari hadis dari para guru hadis di berbagai negeri di antaranya Khurrasan, Irak, Mesir, Mekah, Asqalan, dan Syam. Dia salah seorang yang sangat kuat daya hapalannya, sebagian riwayat menjelaskan bahwa diantara kecerdasan beliau sekali melihat dapat mengingat atau menghapal dengan sempurna. Beliau seorang yang zahid, wara’, pemberani, pemurah, dan sebagai mujtahid dalam fikih Beliau mulai belajar hadis sejak dibawah usia 10 tahun pada tahun 210 dan mendengarnya lebih dari 1000 orang guru. Beliau hapal sebanyak 100.000 buah hadis shahih dan 200.000 buah hadis yang tidak shahih. Diantaranya yang shahih dimasukkan ke dalam kitab Shahihnya dan beliaulah pertama kali yang menghimpun hadis shahih ke dalam sebuah buku yang diberi nama Al- Jami’ Ash-Shahih li Al-Bukhari. Buku ini ditulis selama 16 tahun yang beliau dengar dari lebih 70.000 perawi melalui penelitian yang tekun dan berhati-hati kemudian diajukan ke hadapan para gurunya diantaranya Imam Ahmad, Yahya bin Ma’in, Ali Al-Madini, dan lain-lain. Mereka menilai keshahihannya. Setiap akan menulis hadis beliau mandi dan shalat istikharah 2 rakaat terlebih dahulu dan tidak menulisnya kecuali hadis yang shahih, sanad yang muttashil dan para perawinya telah memenuhi syarat keadilan dank e-dhabith-an. Buku hadis ini menurut sebagian ulama berisikan 7.397 buah hadis shahih memasukkan hadis yang berulang-ulang atau 2.067 hadis shahih tanpa berulang-ulang Kitab Al-Jami’ ini diberikan banyak syarah oleh para ulama, dalam kitab Kasyf Azh-Zhunum disebutkan mencapai 82 kitab syarah yang paling menonjol adalah Ibnu Hajar Al-‘Asqalani yang diberi nama Fath Al-Bari, Syarah AlQathalani yang diberi nama Irsyad As-Sari, Syarah Al-Aini yang diberi nama ‘Umdah Al-Qari. Banyak sekali tulisan Al-Bukhari selain Al-Jami’ diantaranya tiga kitab At-Tarikh yaitu Al-Kabir, Al-Awsath, dan Ash-Ashghar, kitab Al-Kuna, kitab Al-Wuhdan, dan kitab Al-Adab Al-Mufrad Kitab Al-Bukhari diterima (qabul) oleh para ulama secara aklamasi di setiap masa dan banyak sekalikeistimewaan kitab Al-Bukhari yang ungkapkan oleh para ulama, diantaranya :
a. At-Tirmidzi berkata : Aku tidak melihat dalam ilmu ‘Ilal (cacat yang tersembunti dalam hadis) dan para tokoh Hadis seorang yang lebih mengetahui dari Al-Bukhari b. Ibn Khuzaimah berkata : Aku tidak melihat di bawah kolong langit seorang yang lebih mengetahui hadis Rasulullah dan yang lebih hapal daripada Muhammad bin Ismail Al-Bukhari c. Al-Hafizh Adz-Dzahabi berkata : Dia adalah kitab Islam yang paling agung setelah kitab Allah Diantara kelebihan daya ingat (dhabith) dan k ecerdasan Imam Al-Bukhari mampu mengembalikan dan menerapkan kembali 100 pasangan sanad hadis pada matan yang sengaja diacak (hadis maqlub) oleh 10 ulama Baghdad dalam rangka menguji kapabilitas daya ingat dan intelektual Al-Bukhari dalam periwayatan hadis. Semua itu dapat dijawab oleh Al-Bukhari dengan lugas dan dikembalikan sesuai dengan proporsinya semula Para ulama yang mengambil hadis darinya banyak sekali diantarana yang popular adalah At-Tirmidzi, Muslim, An-Nasai, Ibrahim bin Ishak Al-Hurri, Muhammad bin Ahmad Ad-Daulabi, Manshur bin Muhammad Al-Bazdawi, dan lain-lain. Beliau meninggal dunia 1 syawal 256 H/31 Agustus 870 M pada hari jum’at malam Sabtu malam Hari Raya Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari di Samarkand 2. Muslim (204 H/820 M-261 H/875 M) Nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Quraysyi An-Naysaburi. Beliau dilahirkan di Naisabur pada tahun2014 H/820 M yaitu kota kecil yang terletak di Negara iran. Beliau salah seorang ahli hadis terkemuka dan murid Al-Bukhari. Sejak kecil beliau belajar hadis ke beberapa guru di berbagai Negara antaranya ke Hijaz, Syam, Irak, Mesir dan lain-lain seperti gurunya AlBukhari. An-Nawawi berkata : Imam Muslim seorang yang sangat berhati-hati, teguh pendirian, wara’, dan makhrifah
Diantara buku hadis yang beliau tulis adalah Shahih Muslim berisikan 4.000 Hadis yang merupakan hasil penyeleksian dari 12.000 buah hadis yang dihitung secara berulang, atau pendapat lain sebanyak 7.275 buah hadis secara terulang-ulang. Menurut Fuad Abdul Baqi sebanyak 3.033 buah hadis tanpa diulang. Buku itu disusun selama 12 tahun. Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, keduanya kitab yang paling shahih setelah Al-Quran, para ulama menerimanya secara aklamasi (qabul) dan mayoritas mereka menilai Al-Bukhari lebih shahih, tetapi Shahih Muslim lebih indah sistemika penulisannya. Imam Muslim berkata : “Seandainya ahli hadis menulis hadis selama 100 tahun, maka intinya pada kitab shahih-nya” Menurut penelitian para ulama, persyaratan yang ditetapkan Muslim dalam kitabnya pada dasarnya sama dengan penetapan Shahih Al-Bukhari. Ibnu Ash-Shalah mengatakan bahwa persyaratan Muslim dalam kitab Shahih-nya adalah : a. Hadis itu bersamung sanad-nya b. Hadis diriwayatkan oleh orang kepercayaan (tsiqah) dari generasi permulaan sampai akhir c. Terhindar dari syudzudz dan ‘illah Persyaratan di atas sama juga dipergunakan oleh Al-Bukhari, hanya apa yang dimaksud dengan ………….. (bersambung sanad) ada sedikit perbedaan. Menurut Al-Bukhari, seorang perawi harus benar- benar bertemu (…..) dengan pemberi hadis kendati hanya sekali. Diantara lambing periwayatannya atau serah terima hadis dengan ungkapan : ……. (memberitakan kepada kami), ….. (aku mendengar) dan lain-lain. Dalam arti guru membaca murid mendengar secara langsung. Sementara menurut Imam Muslim, asal mereka itu semasa (……/ al mu’asharah = hidup satu masa) sudah dinilai bersambung sanad -nya. Tampaknya, hal inilah yang menyebabkan para ulama menilai Shahih Al -Bukhari lebih tinggi tingkat keshahihannya disbanding dengan Shahih Muslim. Tetapi diantara ulama Maghribi berpendapat Shahih Muslim lebih unggul dalam hal sistematikanya lebih bagus. Kitab-kitab lain yang ditulis oleh Muslim, diantaranya Al- ‘Ilal, Awham AlMuhadditsin, Man Laisa lahu illa Rawin Wahid, Thabaqat At-Tabi’in, Al-
Mukhadhramin, Al-Musnad Al-Kabir ala Asma’ Ar -Rijal dan Al-Jami’ al Kabir ‘ala Al-Abwab Banyak para ulama yang mengambil hadis dari padanya diantaranya AtTirmidzi, Abu Hatim Ar-Razi, Ahmad bin Salamah, Musa bin Harun, Yahya bin Sa’id, Muhammad bin Mukhallad, Abu ‘uwanah Ya’qub bin Ishaq Al -Isfarayini, Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Farra’, Ali bin Al-Husain, dan lain-lain. Beliau meninggal di Naisabur pada tahun 261 H/875 M dalam usia 55 tahun 3. Abu Dawud (202 H/817 M-275 H/889) Nama lengkapnya Abu Dawud Sulaiman bin Al- Asy’ats bin Ishaq AsSijistani. Sijistani suatu daerah yang terletak antara Iran dan Afghanistan, tempat kelahiran beliau pada tahun 202 H/817 M. Sama halnya Al-Bukhari dan Muslim beliau juga berkelana dan berkeliling mencari ilmu dan berguru hadis dari beberapa ulama hadis. Diantaranya ke Khurrasan, Rayy, Harat, Kufah, Baghdad, Tarsus, Damaskus, Mesir, dan Bashrah. Beliau mengambil hadis dari Abdullah bin Maslamah Al-Qa’nabi, Abu Al-Walid Ath –Thayalisi Abu Amar Al-Hawdhi, Ibrahim bin Musa Al-Farra’, Abu Bakar bin Abu Syaibah, Ahmad bin Hanbal, dan lain-lain. Sedangkan hadisnya diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, An- Nasa’I, Abu ‘Awanah, Ya’qub bin Ishaq Al-Isfirayini, dan lain-lain Beliau menghabiskan waktunya di Tursus kurang lebih 20 tahun. Beliau seorang hafizh, lautan ilmu, terpercaya, dan memiliki keilmuan yang tinggi terutama dalam bidang hadis. Para ulama sangat menghormati kemampuan, kejujuran, dan ketakwaan beliau yang luar biasa. Abu Dawud tidak hanya sebagai seorang perawi, penghimpun, dan penyusun hadis, tetapi juga sebagai seorang ahli hukum yang handal dan kritikus hadis yang baik Diantara karyanya Sunan Abi Dawud yang beliau perlihatkan ke hadapan Imam Ahmad. Dengan bangga Imam Ahmad memujinya. Didalamnya teknik pembahasannya seperti fikih, yaitu banyak bicara tentang hukum dan tidak dibahas masalah kisah dan mau’izhah. Buku ini berisikan 5.274 buah hadis secara berulang-ulang (mukarrar) yang disaring dan teliti sebanyak 500.000 hadis kemudian diseleksi lagi menjadi 4.800 buah hadis. Didalamnya terdapat shahih, hasan, dan dha’if. Beliau berkata : “Aku sebutkan yang shahih, yang
serupa, dan yang mendekatinya. Hadis yang sangat lemah aku jelaskan.” Kedudukannya dalam Buku Induk Hadis menempati rengking pertama dalam empat kitab sunan dan mendektai dua kitab Shahihayn Para ulama sepakat menetapkan bahwa beliau seorang hafizh yang sempurna, pemilik ilmu yang melimpah, muhaddits yang terpercaya, wara’, dan memiliki pemahaman yang tajam, baik dalam bidang ilmu hadis maupun lainnya. Al-Khaththabi berpendapat, bahwa tidak ada susunan kitab ilmu agama yang setara dengan kitab Sunan Abi Dawud. Para ulama menerimanya dan dia menjadi hakim antara Fuqaha yang berlainan madzhab Dalam sejarah hidupnya beliau bermukim di Bashrah dan mengajarkan hadis kepada umat islam di sana sampai meninggal pada tanggal 16 syawal 275 H/889 M 4. At-Tirmidzi (200 H/824 M-279 H/892 M) Nama lengkapnya Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah dilahirkan di Tirmidz, sebuah kota kecil di pinggir utara Sungai Amudaria sebelah utara Iran. Beliau lahir di kota tersebut pada bulan Dzulhijjah 200 H/824 M. beliau meninggalkan kampong halamannya untuk mencari ilmu ke Khurrasan, Irak dan Hijaz. Al-Bukhari salah seorang gurunya baik dalam hadis dan fikih. Beliau banyak meriwayatkan hadis dari ulama hadis pada masanya, diantaranya AlBukhari, Muslim, Isma’il bin Musa As-Sudi Diantara karyanya adalah Kitab Sunan atau yang disebut Jami’ At Tirmidzi. Didalam kitab ini ia mengklasifikasikan kualitas hadis menjadi shahih, hasan, dhaif. Setelah selesai menulis kitab ini beliau memperlihatkannya kepada para ulama Hijaz, Irak, dan Khurrasan. Mereka bersenang hati dan bangga melihatnya. Beliau berkata : “Aku tulis bukuku ini dan telah aku sodorkan kepada para ulama Hijaz, Irak, dan Khurrasan dan mereka menyenanginya. Barang siapa di rumahnya terdapat kitab Sunan ini, maka seakan-akan rumahnya ada seorang Nabi yang berbicara.” Buku inilah sumber pertama hadis hasan. Kualitas hadisnya terbagi 4 macam : yaitu sebagian dipastikan keshahihannya, sebagian lain shahih atas syarat Abu Dawud dan An- Nasa’I, sebagian lain dijelaskan
‘illatnya dan sebagian lagi beliau terangkan : Aku tidak keluarkan suatu hadis dalam kitabku ini kecuali yang diamalkan oleh sebagian Fuqaha Buku-buku karya lainnya seperti Al-‘Ilal, Asy-Syamail, Asma’ AshShahabah, Al- Asma’ wa Al-Kuna, dan lain-lain. Beliau meninggal dunia pada tahun 279 H/892 M bulan Rajab di Tirmidz setelah sakit mata pada akhir hayatnya 5. An-Nasa’I (215/839 M-303 H/915 M) Nama lengkappnya Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Sinan Al -Khurrasani An-Nasa’I Abu Abdurrahman. Beliau dilahirkan di kota Nasa’ suatu kota msuk wilayah Khurrasan pada tahun 215 H. beliau mengembara ke berbagai kota besar untuk mencari hadis, antara lain ke Khurrasan, Hijaz, Irak, dan Mesir kemudian menetap di Mesir. Beliau juga seorang faqih bermadzhab AsySyafi’iahli
ibdah,
berpegang
teguh
pada
sunnah,
dan memiliki
wibawa
kehormatan yang besar. Setelah melaksanakan ibadah haji ia menetap di Mekkah sampai menghadapa ke hadirat ilahi pada tahun 303 H/915 M. beliau meninggal di Ramalah dan dimakamkan di Baitul Maqdis Cukup banyak karangan beliau kurang lebih 15 buku, yang paling popular adalan As-Sunan yang disusun seperti bab Fiqh. Didalamnya tidak ada seorang perawi yang disepakati kritikus untuk ditinggalkannya. Dari segi kualitas hadisnya terdapat hadis shahih, hasan, dan dha’if. Beliauberi nama kitab As -Sunan AlKubra, kemudian diajukan kepada seorang Amir di Ramalah, kemudian beliau ditanya : “Apakah semua hadis didalamnya shahih ? Beliau mejawab : “Didalamnya ada yang shahih, hasan dan yang mendekatinya.” “Tuliskan yang shahih saja dari padanya!” sahut Amir. Maka beliau menyaring dari kitab itu hadis-hadis shahih saja yang kemudian disebut As-Sunan As-Sughra dan diberi nama Al-Mujtaba min As-Sunan yaitulah yang sampai di tangan kita. Para ahli hadis banyak yang berpedoman periwayatan dari An- Nasa’I, ia bagian dari kitab induk enam yang sedikit kedha’ifannya dan seimbang atau dekat dengan Sunan Abi Dawud kitab kedua dari 4 Sunan
6. Ibnu Majah (207 H/ 824 M-273 H/887 M) Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Mubammad bin Yazid AlQazwini, lahir di Qazwin salah satu kota di Iran pada tahun 207 H/824 M. beliau belajar hadis di berbagai kota diantaranya Irak, Hijaz, Mesir, dan Syam. Banyak karyanya dalam tafsir, hadis, dan tarikh. Diantara karyanya yang popular adalah kitab Sunan Ibnu Majah yang disusun seperti bab fikih, jumlah hadisnya sebanyak 4.341 buah hadis. 3002 hadis diantaranya diriwayatkan oleh Ashhab Al-Khamsah dan 1.339 buah hadis diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Didalamnya terdapat shahih, hasan, dha’if, dan wahi. Oleh karenanya para ulama sebelum abad 6 belum memasukkanya ke dalam Buku Induk Hadis Enam (Ummahat AlKutub As-Sittah) kemudian dimasukkannya setingkat Al- Muwaththa’ karya Imam Malik. Para ulama mendahulukan Sunan Ibnu Majah daripada Al- Muwaththa’ dalam gabungan Buku Induk Hadis Enam tersebut, karena didalamnya terdapat beberapa hadis yang tidak disepakati dalam kitab lima, dan didapatkan lebih banyak dari Al-Muwaththa’, bukan berarti ia lebih unggul dari Al -Muwaththa’. Beliau meninggal dunia pada tanggal 22 Ramadhan 273 H 7. Imam Malik (96H/712 M-179 H/798 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Malik bin Anas bin Amir bin Amru bin AlHarits. Beliau salah seorang pendiri madzhab empat yang kedua yang disebut madzhab Imam Malik. Beliau dilahirkan di Madinah 96 H/712 M. dalam satu riwayat beliau dalam kandungan sang ibunya selama 3 tahun dan dilahirkan dalam keluarga dan masyarakat yang banyak mengenal hadis. Beliau telah hafal Al-Quran sejak usia kanak-kanak. Diantara guru-gurunya Abdurrahman bin Hurmuz dan Ibnu Syihab Az-Zuhri dan diantara murid-muridnya adalah Al- Auza’I, Sufyan Ats-Tsauri, Sufya bin Uyainah, Ibnu Al-Mubarak, Imam Asy-Syafi’I, dan lain-lain Diantara karyanya Al-Muwaththa’ disusun dalam rangka memenuhi permintaan Al-Manshur untuk menjadi pegangan seluruh lapisan masyarakat di bawah kekuasaannya. Beliau himpun 100.000 hadis dari lebih 1000 ahli hadis selama 40 tahun dan dipresentasikan 70 ulama ahli fikih di Madinah dan diakuinya (Al-Muwaththa’ = dimudahkan). Sebagian ulama berpendapat bahwa Buku Induk Hadis ada 7 yaitu enam ditambah satu yakni Al- Muwaththa’ atau Ad-
Darimi menurut sebagian pendapat. Ibnu Hazm berkata : “Al -Muwaththa’ adalah sebuah kitab fikih dan hadis dan aku tidak melihat perbandingannya.” Kualitas hadis didalamnya tidak seluruhnya shahih tetapi terdapat mursal, mu’dhal, munqathi,
mawquf,
dan
yang
lain
sesuai
dengan
awal
perkembangan
pembukuan hadis Guru Malik banyak diantaranya Nu’aim Al-Mujmir, Zaid bin Aslam, Nafi’, Syuraikbin Abdillah, Az-Zuhri, Abi Az-Zanad, Sa’id Al-Maqburi, dan Humayd AthThawil. Sedang murid-muridnya yang mengambil hadis dari beliau diantaranya Az-Zuhri, Yahya bin Sa’id, Al- Auza’I, Ats-Tsauri, Sufyan Ibnu Al-Mubarak, Ibnu Wahbin, Ibnu Mahdi, dan Al-Qathan. Beliau meninggal pada tahun 179 H/798 M di Madinah 8. Imam Ahmad (164 H/780 M-241 H/855 M) Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Ahmad bin Hanbal bin Hilal AlSyaybani, salah satu pendiri madzhab Hanbali. Beliau dilahirkan di Baghdad pada tahun 164 H/780 M. beliau lebih banyak mencari ilmu di Baghdad kemudian mengembara ke berbagai kota untuk menuntut ilmu fikih fan hadis seperti ke Syam, Hijaz, Yaman, dan lain-lain, sehingga banyak pengetahuannya tentang atsar sahabat dan tabi’in. beliau memiliki sifat wara’ (berhati -hati dalam masalah haram) dan dhabith (memiliki memori daya ingat ) yang sempurna. Abu Zur’ah berkomentar tentang hapalan dan daya ingatnya yang sangat tinggiitu, bahwa Imam Ahmad hapal 1.000.000 buah hadis. Oleh karena itu, beliau dipanggil sebagai Amir Al-Mu’minin fi Al-hadits. Ibnu Hibban juga mengatakan, bahwa Imam Ahmad adalah seorang ahli fikih, hafizh, dan teguh pendiriannya, selalu wara’ dan beribadah sekalipun dicambuk dalam peristiwa mihan h (ujian kemakhlukan Al-Quran). Dia sebagai imam yang diteladani dan menjadi tempat perlindungan Diantara gurunya Sufyan bin Uyainah, Asy-Syafi’I, Yahya bin Sa’id AlQathan. Abdurrazaq Ath-Thayalisi, dan lain-lain. Sedang para ulama yang meriwayatkan hadis darinya, diantaranya Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Waki’ bin Al-Jarrah, Aki bin Al-Madini, Ibnu Mahdi, dan lain-lain
Pada masa Al-Mu’tashim beliau dipenjara 28 bulan atas perintah Khalifah karena tidak mau mengatakan bahwa Al-Quran makhluk yang merupakan keyakinan Mu’’tazilah yang sedang jaya pada masa itu. Ketika 220 H dan mendapat keistimewaan dari masyarakat sehingga mendapat julukan Tempat Raja Berunding Banyak karya beliau, diantaranya Al-‘Ilal, Az-Zuhd, At-Tafsir, An-Nasikh wa Al-Mansukh, Fadha’il As-Sahabah, Asy- Asy’ribah, dan lain-lain. Diantara karyanya yang besar dan popular adalah Musnad Imam Ahmad yang berisikan 30.000 buah hadis dan 10.000 buah hadis secara berulang-ulang. Beliau tulis sejak berusia 16 tahun, tetapi belum sempat menyeleksi hadis yang shahih dan yang tidak shahih sebab meninggal dunia pada tahun 241 H/855 M di Baghdad dalam usia 77 tahun. Kemudian diterbitkan oleh putranya Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dan kemudian diterbitkan secara alphabet (abjad) kitab Mu’jam oleh Al-Hafizh Abu Bakar Muhammad bin Abdullah Al-Maqdisi. Ibnu hajar Al-Asqalani dalam pembelaanya mengatakan tidak ada hadis mawdhu’ di dalamnya. Dalam kitabnya Ta’jil Al-Manfa’ah bi Rijal Al- Arba’ah, Al-‘Asqalani berkata : tidak ada sebuah hadis yang tidak ada dasarnya dalam kitab Musnad keculai 3 atau 4 buah hadis saja 9. Ath-Thabarani (260 H/873 M-360 H/973 M) Nama beliau Al-Imam Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad Asy-Syami, seorang ulama yang banyak mengembara mempelajari hadis ke berbagai kota dan daerah. Beliau lahir di Thabariyah sebuah kota di Palestina pada tahun 260 H/873 M. beliau mulai belajar hadis sejak berumur 13 tahun. Beliau melakukan perjalanan ke berbagau negeri untuk menaari hadis antara lain ke Syria, Mesir, Yaman, Semenanjung Saudi Arabia dan Iran. Ath-Thabrani menghabiskan waktun 30 tahun untuk mempelajari hadis dari lebih seribu orang guru Banyak sekali karya Ath-Thabarani yang dipublikasikan, antara lain : Musnad Al- Asy’ari, Musnad Asy-Syamiyin, An-Nwadir, Munad Abi terkenal AlMu’jam Al-Kabir yang berjumlah 12 jilid. Menurut hajji Khalifah buku tersebut berisikan kurang lebih 520.000 buah hadis, al- Mu’jam Al-Awsath berisikan 30.000 buah hadis, dan Al-Mu;jam Ash-Shaghir berisikan 1.500 hadis. Ketiga kitab ini mendapat sambutan hangat dari umat Islam di kala itu. Al-Hafizh Abu Bakar Al-
Haitami dengan isyarat gurunya Al-Firaqi menghimpun tambahan Al- Mu’jam AlKabir daripada Buku Enam (Al-Kutub As-Sittah) yang diberi nama Al-Badr AlMunir
fi
Zawaid
Al-Mu’jam
Al-Kabir,
kemudian
dibuang
sanadnya
dan
digabungkan dengan Al-Mu’ jam Ash-Shaghir dan Al-Awsath, Musnad Ahmad, AlBazzar, dan Al- Maushili dalam kitabnya Majma’ Al-Zawaid wa Manba’ Al-Fawaid juga melalui isyarat Al-Iraqi pula. Beliau meninggal di Ishfahan pada tahun 360 H/973 M pada usia 100 tahun lebih 10 bulan 10. Ad-Daruquthni (306 H/919 M-385 H/995 M) Nama beliau Abu Al-Hasan Ali bin Umar bin Ahmad Ad-Daruquthni AlBaghdadi. Beliau dilahirkan di Daruquthni sebuha kota di Baghdad pada tahun 306 H/919 M. Beliau mengembara ke Mesir dan Baghdad untuk mencari ilmu dan hadis. Beliau bukan saja terkenal dengan hadisnya saja, tetapi juga dalam fikih dan nahwu sharaf (Tata Bahasa) Banyak sekali karya beliau diantaranya kitab As-Sunan yang dicetak di India disertai komentar oleh Syams Al-Haqq bin Ahmad bin Ali Al-Abadi. Teknik pembukuannya seperti fikih dan dijelaskan kualitas shahih atau kedhai’fannya. Al-Baghdadi mengatakan : Kitab Sunan Ad-Daruquthni menunjukkan dalam fikih dan
perhatiannya
pada
fikih,
karena
seseorang
tidak mungkin
mampu
menghimpun kandungan kitab itu selain orang yang terlebih dahulu banyak pengetahuannya tentang perbedaan hukum. Didalamnya terdapat hadis shahih, hasan dan dha’if, sangat sedikit mawdhu’nya. B uku lain Al-‘Ilal dan yang terkenal lagi kitab Al-Ilzamat. Beliau meninggal pada tahun 385 H/995 M 11. Ibnu Khuzaimah (405 H/838 M-311 H/924 M) Nama lengkap beliau adalah Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah As-Salam An-Naisaburi, lahir di Naisabur pada tahun 223 H/838 M, ia adalah seorang ahli Hadis dan mujtahid yang popular di Naisabur, seorang hafizh yang bergelar Imam Al- A’immah (Imamnya para Imam) Beliau belajar hadis dan mengadakan penelitian tentang nilainya dari beberapa ulama kenamaan, diantaranya Ishaq bin Rahawaih, Muhammad bin Hamid Ar-Razi, Muhammad bin Basyar, Muhammad bin Sayyar Al-Marwazi, dan lain-lain. Demikian juga banyak para ulama yang meriwayatkan hadis dari
padanya antara lain Ibnu Hibban Al-Busti, Sulaiman bin Ahmad Ath-Thabarani, Abdullah bin Adi Jurjani, dan lain-lain Cukup banyak karya beliau kurang lebih 140 buku, diantaranya yang paling bagus dan lengkap adalah Shahih Ibn Khuzaymah, tetapi saying sebagian naskahnya hilang. Kitab ini salah satu kitab yang menghimpun hadis-hadis shahih yang tidak terdapat dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. AsSuyuthi berkata : “Shahih Ibn Khuzaimah lebih tinggi tingkatannya dari pada Shahih Ibn Hibban, karena sangat teliti dan berhati-hati dalam menentukan suatu keshahihan hadis ia mengatakan : shahih jika khabar shahih.” Ar-Rabi’ berkata, bahwa kami lebih banyak mengambil ilmu dari Ibnu Khuzaimah daripada ilmu yg diperoleh dari kami. Abu Ali bin An-Naisaburi juga mengatakan, saya belum pernah melihat orang setara Ibnu Khuzaimah. Beliau menghapal hukum-hukum fikih serta hadis-hadisnya seperti seorang qari’ dan penghapal Al-Quran. Beliau meninggal pada tahun 311 H/924 M 12. Ibnu Hibban (270-an H-354 H/924 M Nama beliau adalah Abu Hatim Muhammad bin Hibban bin Ahmad AtTamimi Al-Busti. Beliau dilahirkan di Busti satu kampong di Sijistan pada tahun 270 lebih H. beliau seorang ahli sejarah, bahasa Arab, Ilmu bumi, kedokteran, perbintangan, ilmu kalam, dan filsafat. Karena kepandaiannya dalam filsafat beliau pernah dituduh zindiq dan hamper dihukum mati. Beliau juga seorang pengembara terkenal dan menjadi qadhi di Samarkand dan kemudian kembali ke negeri asalnya. Al-Manawi berkata : Ibnu Hibban telah berjasa besar dalam mengeluarkan ilmu hadis yang tak sanggup dikeluarkan oleh imam-imam lain. Menurut Al-Hakim : ia adalah salah seorang bendaharawan imu bidang fikih, bahasa, dan dakwah Beliau meriwayatkan hadis dari An- Nasa’I, Ahmad bin Al-Hasan bin Abdul Jabbar Ash-Shufi Ali bin Al-Mutsanna At-Tamimi, Ibnu Khuzaimah, dan lain-lain. Sedangkan
hadis-hadisnya
diriwayatkan
oleh
Al-Hakim,
Abu
Abdullah
Muhammad bin Abdullah An-Naisaburi, Muhammad bin Harun, dan lain-lain Di antara karyanya yang terkenal Shahih Ibn Hibban yang semula dinamakan Al-Musnad Ash-Shahih ‘ala At-Taqasim wa Al-Anwa. As-Suyuthi
mengatakan, bahwa sistematika Shahih Ibn Hibban lebih indah karena tidak sama dengan kitab Al-Abwab dan kitab Al-Musnad, karenanya dinmakan AtTaqasim wa Al-Anwa. Al-Hazimi berkata : Shahih Ibn Hiban dan Shahih Ibn Khuzaimah lebih shahih dari pada Al-Mustadrak karya Al-Hakim, karena lbih korek dan lebih bersih baik dari segi sanad dan matan dari padanya. Beliau meninggal pada tahun 354 H/928 M
DAFTAR PUSTAKA Khon, Abdul Majid. 2010.
ULUMUL HADIS.
Jakarta : Amzah.
Shalih, Subhinas. 1993.
ILMU-ILMU HADIS .
Soetari, Endang . 2005.
ILMU HADITS .
Khon, Abdul Majid. 2010. Soetari, Endang. 2009.
Pustaka Firdaus
Bandung : Mimbar Pustaka
ULUMUL HADIS Edisi Kedua.
ULUMUL HADIS.
Jakarta : Amzah.
Bandung : Pustaka Setia