BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar be belakang
Mata Mata adal adalah ah orga organ n foto fotosen sensit sitif if yang yang komp komplek lekss dan dan berk berkem emban bang g lanj lanjut ut yang yang memu memung ngki kink nkan an anal analis isis is cerm cermat at tent tentan ang g bent bentuk uk,, inte intens nsita itass cahay cahaya, a, dan dan warn warnaa yang yang dipantulkan obyek. Mata adalah organ penglihatan berupa struktur yang sangat khusus dan komplek kompleks, s, menerim menerimaa dan mengir mengirimk imkan an data data ke kortek kortekss serebr serebral.Ma al.Mata ta terletak terletak di dalam dalam struktu strukturr tengko tengkorak rak yang yang melind melindung unginy inya, a, yaitu yaitu orbita. orbita. Banyak Banyak sekali sekali penya penyakit kit yang yang bisa bisa menyerang menyerang pada mata, walaupun mata berukuran berukuran sangat kecil dibandingkan dibandingkan dengan ukuran bagian tubuh yang lain. Penyakit mata ini sangat mengganggu penderitanya karena dapat menyebabkan hilangnya penglihatan. Salah satu penyakit mata adalah glaucoma dimana mata merah dengan penglihatan turun mendadak, terjadi aposisi iris dengan jalinan trabekular pada sudut bilik mata. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol kedepan maka outflow akuos humor akan terhambat, keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Jika penutupan sudut terjadi secara s ecara mendadak, maka gejala yang akan timbul sangat berat seperti nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, haloe, mual, muntah. Dalam pengobatan pengobatan berbagai berbagai penyakit
dan kondisi pada mata, ada beberapa bentuk
sediaan pada obat mata, dimana masingmasing obat mata tersebut memiliki mekanisme kerja tertentu. Salah satunya bentuk sediaan obatnya obatnya adalah tetes mata. !amun salah satu bentuk sediaan obat obat mata kon"ension kon"ensional al ini dianggap tidak lagi cukup untuk untuk memerangi memerangi penyakit penyakit mata. #etersediaan hayati obat sering menjadi tantangan besar untuk diatasi. Penghantaran obat ke mata juga terhambat oleh ada barier yang melindungi mata. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi sediaan obat mata. $aktorfaktor yang mempengaruhi dibagi menjadi % kategori yaitu & '. $akt $aktor or fisi fisiol olog ogii (. $akt $aktor or fis fisik ikok okim imia ia %. $akt $aktor or form formul ulas asii
'.2.
Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca mengenai faktor fisiologis yang mempengaruhi penghantaran sediaan obat mata dalam terapi penyakit mata.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Anatom !ata
Mata Mata merup merupaka akan n organ organ yang yang peka peka dan pentin penting g dalam dalam kehidu kehidupan pan,, terletak terletak dalam dalam ling lingka karan ran bertu bertulan lang g yang yang berfu berfung ngsi si untu untuk k membe memberi ri perli perlind ndun unga gan n maks maksim imal al sebag sebagai ai pertahanan yang baik dan kokoh. Mata mempunyai pertahanan terhadap infeksi, karena sekret mata mengandung en)im liso)im yang dapat menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu mengeliminasi organisme dari mata Mata adalah organ penglihatan yang mana memiliki struktur yang sangat khusus dan kompleks. Menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral. *ndra penglihatan yang terletak pada mata + organ "isus terdiri dari organ okuli assesoria +alat bantu mata dan okulus +bola mata.
"ambar 1. Anatom mata normal 2.1.1. 2.1.1. #rgan #rgan #ku #kul l A$$e$ A$$e$or ora a -rgan okuli assesoria +alat bantu mata, terdapat disekitar bola mata yang sangat erat
hubungannya dengan mata dan terdiri dari & a. #a"um orbi rbita Merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya mengara mengarah h ke depan depan dan ke dalam. dalam. Dindin Dinding g rongga rongga mata mata dibent dibentuk uk oleh oleh tulang tulang&& os.frontalis, os. igomatikum, os. Sfenoidal, os. /tmoidal, os. Palatum, os. 0akrimal, rongga rongga mata mata mempun mempunya yaii beberap beberapaa celah celah yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan rongga rongga otak, otak, rongga hidung, rongga etmoidalis, rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otak, fasia, saraf dan pembuluh darah.
b. Supersilium + alis mata
Merupakan batas orbita dan potongan kulit tebal yang melengkung, dan ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar matahari. c. Palpebra + kelopak mata Merupakan ( buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak didepan bulbus okuli. #elopak mata berfungsi sebagai pelindung mata terhadap gangguan yang datang dari luar misalnya serangga, melindungi bola mata dari trauma, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Pada bagian kelopak mata yang berlipatlipat terhadap tarsus, yang mana pada kedua tarsus terdapat kelenjar tarsalia. Pada kelopak mata terdapat beberapa bagian antara lain1 kelenjar sebasea, kelenjar keringat atau kelenjar Moll, kelenjar )eis pada pangkal rambut bulu mata, serta kelenjar meibom pada tarsus.#elopak mata merupakan pelindung mata yang paling baik dengan membasahi mata da melakukan penutupan mata bila terjadi rangsangan dari luar d. 2paratus lakrimalis +air mata 2ir mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus konjungti"a. Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal yang terletak di bagian depan rongga orbita, air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior. e. Muskulus okuli +otot mata Merupakan otot ekstrinsik mata, yang terdiri dari 3 buah otot, dimana 4 buah otot diantaranya melekat dengan os. #a"um orbitalis dan ' buah mengangkat kelopak mata ke atas. Muskulus le"ator palpebris superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak mata. • Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata. • Muskulus rektus okuli medial + otot disekitar mata , fungsinya menggerakkan bola • •
mata. Muskulus obli5ues okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah
•
dank e dalam. Muskulus obli5ues okuli superior, fungsinya memutar bola mata ke atas, ke bawah dan ke luar.
f.
#onjungti"a Merupakan membran mukosa yang melapisi bagian dalam kelopak mata +palpebra dan kemudian berlanjut ke batas korneosklera permukaan anterior bola mata +bulbar. #onjungti"a mengandung kelenjar musin yang bersifat membasahi bola mata terutama kornea dihasilkan oleh sel 6oblet. 7erdapat tiga bagian konjungti"a yaitu 1 konjungti"a tarsal yang menutup tarsus, konjungti"a bulbi
membungkus bulbi okuli serta menutupi sklera, dan konjungti"a forniks sebagai tempat peralihan konjungti"a tarsal dengan konjungti"a bulbi. 2.1.2. #kulu$ -kulus + mata meliputi bola mata + bulbus okuli a. 7unika okuli 7unika okuli terdiri dari & #ornea, merupakan selaput yang tembus cahaya. #ornea merupakan selaput •
•
bening mata dan bagian terdepan dari sklera yang bersifat transparan sehingga memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. #ornea berperan meneruskan dan memfokuskan cahaya ke dalam bola mata. #ornea terdiri dari beberapa lapis jaringan yang menutup bola mata bagian depan yaitu epitel, membran bowman, stroma, membran descement dan endotel. Saraf sensoris yang mempersarafi kornea yaitu saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke 8 saraf siliar longus berjalan suprakoroid yang masuk ke dalam stroma korneamenembus membran Bowman dan melepaskan selubung Schwannya. Sklera, merupakan lapisan fibrosa yang elastis yang merupakan bagian putih mata. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata serta bagian putih pada bola mata yang bersama kornea sebagai pembungkus dan pelindung isi bola mata. #ekakuan tertentu pada sklera mempengaruhi tekanan bola mata. Bola mata terbagi menjadi ( bagian, masingmasing terisi oleh cairan& '. Segmen anterior & mulai dari kornea sampai lensa. Segmen anterior sendiri terbagi menjadi ( bagian& a. Bilik anterior & mulai dari kornea sampai iris b. Bilik posterior & mulai dari iris sampai lensa. Dalam keadaan normal, humor a5ueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris. (. Segmen posterior & mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina. Segmen anterior berisi humor a5ueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor "itreus. 9airan tersebut membantu menjaga bentuk bola mata.
b. 7unika "askulosa okuli 7unika "askuli okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka oleh rangsangan pembuluh darah. 0apisan ini menurut letaknya terbagi % bagian, yaitu & #oroid, merupakan selaput yang tipis dan lembab. Dimana fungsinya • •
memberikan nutrisi pada tunika. #orpus siliaris, merupakan lapisan yang tebal dan berfungsi dalam terjadinya akomodasi.
•
*ris, merupakan bagian terdepan tunika "askuola okuli, yang berwarna karena mengandung pigmen. Di bagian tengah terletak bagian yang berlubang yang di
sebut pupil. Pupil berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. c. 7unika ner"osa 7unika ner"osa merupakan lapisan terdalam bola mata yang disebut retina. :etina dibagi atas % bagian & Pars optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan • • •
khatulistiwa bola mata. Pars siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpussiliar Pars iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.
Didalam mata terdapat dua macam cairan yaitu& '. 25ueus humor 9airan ini berada di depan lensa.25ueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. 8olumenya adalah sekitar (;< =0 dan kecepatan pembentukannya yang memiliki "ariasi diurnal adalah (,; =0>mnt. 7ekanan osmotiknya lebih tinggi sedikit dari plasma. #omposisi a5ueous humor sama dengan plasma, kecuali konsentrasi askorbat, piru"at, dan laktat yang lebih tinggi, protein, urea dan glukosa yang lebih rendah. 25ueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Setelah masuk ke bilik mata belakang, a5ueous humor mengalir melalui pupil ke bilik mata depan lalu ke anyaman trabekular di sudut bilik mata depan.. selain itu terjadi pertukaran diferensial komponenkomponen a5ueous dengan darah di iris.
(. 8itreus humor 9airan albumin berwarna keputihputihan seperti agaragar yang berada dibelakang mata, mulai dari lensa hingga retina. +/"elin 9 Pearce& %'3. Dalam hal ini ciran yang mengalami gangguan yang dihubungkan dengan penyakit glaukoma adalah a5ueus humor, dimana cairan ini berasal dari badan sisiari mengalir kea rah bilik anterior melewati iris dan pupil dan diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut antara
iris
dan
kornea
melalui
"ena
halus
yang
dikenal
sebagai
saluranschlemm. +/"elin 9. Pearce & %'3. Secara normal 7*- '<(' mm?g karena adanya hambatan abnormal terhadap aliran a5ueus humor mengakibatkan produksi berlebih badan silier sehingga terdapat cairan terse but. 7*- meningkat kadangkadang mencapai tekanan ;<3< mm?g.
"ambar 2. Alran &umor a'ueu$ (a%a mata normal 2.2.
Struktur Peln%ung !ata Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas
ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, irus, jamur dan bahanbahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk. Struktur yang melindungi mata antara lain adalah& a Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otototot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata. b Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. #elopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang. #etika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. 7anpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering dan terluka. Bagian dalam kelopak mata adalah konjungti"a yang merupakan membran mukosa tipis yang "askular dan transparan, yang juga membungkus permukaan mata. c Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier +penghalang. d Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer. 2ir mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui ( duktus lakrimalis1 setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. 2ir mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi. 2ir mata adalah kelenjar yang diproduksi
oleh
proses
lakrimasi
+ bahasa
*nggris&
lacrimation atau
lachrymation1 +dari bahasa 0atin lacrima, artinya @air mata@ untuk
membersihkan dan melumasi mata. Sistem lakrimal berfungsi menjaga kelicinan mata, melindungi kornea dari penguapan dan menetralkan efek sediaan tetes mata. Pada manusia, selaput air mata yang membungkus mata, dikenal sebagai selaput prekorneal + precorneal film, terdiri dari % lapisan yang berbeda, dari permukaan paling luar sampai ke dalam& ' 0apisan 0emak + Lipid layer berfungsi membungkus lapisan berair +aqueous layer 1 memberikan halangan tahan air +hydrophobic barrier yang membungkus air mata dan mencegahnya meluap ke pipi. #elenjar ini dijumpai di antara lempengan tarsal +tarsal plates pada pelupuk mata +tarsus. Jadi, cairan mata disimpan di antara bola mata dan lapisan minyak pada pelupuk mata. ( 0apisan berair + Aqueous layer berfungsi meningkatkan penyebaran selaput air mata1 meningkatkan penanganan atas penyebab infeksi1 meningkatkan pengaturan osmosis. % 0apisan mukosa + Mucous layer berfungsi membungkus kornea1 meningkatkan lapisan tahan air1 meratakan penyebaran air mata1 menutupi kornea e /nam otot ekstraokular mengelilingi tiap bola mata dan menggerakan mata. #ekuatan dan presisi yang diperlukan di sini benarbenar merupakan hal yang mengagumkan. Selama melakukan gerakan mata yang berlangsung sekitar '>'< per detik, bola mata bergerak dengan kecepatan luar biasa dan berhenti hampir
seketika.
Antuk
menghasilkan
kekuatan
yang
cukup
untuk
melakukannya, otot ekstraokular memiliki kekuatan (<< kali lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk memutar mata dalam soketnya . 2.).
"ejala Pen*akt Pa%a !ata 6ejala penyakit pada mata antara lain sebagai berikut & ' #ehilangan Penglihatan Bila pasien mengeluh tentang hilangnya penglihatan sangat penting untuk
memastikan sifat akut hilangnya penglihatan dan ada tidaknya perasaan nyeri. ?ilangnya penglihatan mendadak tanpa rasa nyeri dapat terjadi akibat oklusi pembuluh darah retina atau ablastio retina. ?ilangnya penglihatan mendadak dengan disertai rasa nyeri terdapat pada serangan glaukoma sudut sempit akut. ?ilangnya penglihatan yang berangsur tanpa rasa sakit biasanya pada glaukoma simpleks menahun. ( !yeri mata
!yeri dimata banyak penyebabnya. !yeri mungkin dirasakan seperti terbakar, berdenyut, nyeri tekan, atau perasaan tertarik yang kemungkinan hal tersebut berkaitan dengan etiologinya. !yeri dalam mata sewaktu berkedip terdapat pada abrasi kornea dan benda asing di dalam mata. $otofobia adalah nyeri mata yang berhubngan dengan cahaya, seperti terdapat pada radang iris. :adang konjungti"a +konjungti"itis menimbulkan rasa gatal. Penyakit pada kornea disertai nyeri yang agak berat karena kornea mempunyai persyarafan yang luas. !yeri kepala dan nyeri pada mata sering dijumpai pada glaukoma sudut sempit. % Diplopia Diplopia atau penglihatan ganda merupakan keluhan yang umum. Diplopia terjadi akibat penyesuaian yang keliru dari mata. Biasanya bila mata mengamati suatu objek, objek ini terlihat jelas. Bayangan yang agak berbeda tersebut disatukan oleh otak1 penyatuan ini yang menghasilkan penglihatan binokuler atau persepsi kedalaman.
Mata berair atau kering 7erlalu banyak air mata atau kekeringan merupakan keluhan yang umum. 2ir mata yang berlebihan mungkin disebabkan produksi airmata yang berlebihan atau oleh karena bendungan>obstruksi aliran keluarnya. #ekeringan terjadi akibat gangguan sekresi kelenjar lakrimal. Penyebab umum ialah Sindrom Sjogren, kegagalan umum kelenjar sekretoris. ; Mata mengeluarkan secret Sekret dari mata mungkin sekret berair, agak berlendir atau bernanah. Cang bersifat cair atau mukoid seringkali berhubungan dengan keadaan alergi atau penyakit "irus, sedangkan yang purulen terdapat pada infeksi bakteri. 4 Mata merah Mata merah seringkali dijumpai. Mata mungkin tampak merah Mata mungkin tampak merah darah. #emerahan tersebut dapat terjadi karena trauma, infeksi, alergi atau peningkatan tekanan dalam mata. Banyak batuk, muntah berulang dapat berakibat perdarahan subkonjungti"al.
2.+.
Se%aan #bat !ata Sediaan obat mata terdiri dari & ' 7etes mata
7etes mata menurut $armakope *ndonesia edisi *** adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada
selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata. 7etes mata steril harus memenuhi syarat sterilitas, berupa larutan jernih, bebas partikel asing serat dan benang, isotonis dan isohidris Pada dasamya komponen tetes mata steril adalah & a. at aktif b. 9airan pembawa berair c. at pengawet seperti & fenilraksa +** nitrat atau fenilraksa +** asetat <,<<(b>", ben)alkonium klorida <,<' b>" atau klorheksidina asetat <,<' b>" yang pilihannya didasarkan atas ketercampuran )at pengawet terhadap obat yang terkandung di dalamnya selama waktu tetes mata itu dimungkinkan untuk digunakan, sebagai contoh ben)alkonium tidak cocok digunakan sebagai pengawet untuk tetes mata yang mengandung anestetik local. ( Salep mata Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang cocok. 9ara pembuatannya bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau sebagai serbuk steril termikronisasi pada sar salep steril, hasil akhir dimasukkan secara aseptic dalam tube steril . Bahan obat dan dasar salep disterilkan dengan cara yang cocok, sedangkan tube disterilkan dalam otoklaf pada suhu antara ''; E sampai ''4 E selama tidak kurang dari %< menit. Salep mata steril harus memenuhi syarat& a. ?omogenitas , tidak boleh mengandung bagian yang kasar yang dapat teraba. b. Sterilitas
BAB III PE!BAHASAN
Setiap pengobatan yang tersedia untuk mencegah penyakit mata salah satunya glaukoma progresif melibatkan sejumlah resiko dan biaya keuangan. Pengobatan lini pertama kon"ensional glaukoma biasanya dimulai dengan menggunakan topikal selektif atau nonselektif Fblocker atau analog prostaglandin topikal. -bat pilihan lini kedua termasuk G agonis dan inhibitor topikal karbonat anhydrase. 2gen parasympathomimetic, paling sering pilocarpine, dianggap sebagai pilihan pengobatan lini ketiga. Antuk pasien yang tidak menanggapi obatobatan antiglaucoma, laser trabeculoplasty dan bedah insisional adalah metode lebih lanjut yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan intraokular. Penghantaran obat mata terhambat oleh adanya barrier yang melindungi mata. #etersediaan hayati )at aktif obat ini sering menjadi rintangan besar untuk diatasi. Bentuk sediaan obat mata kon"ensional, termasuk tetes mata, tidak lagi cukup untuk memerangi penyakit mata. 2da dua barier yaitu, barier statis dan dinamis yang membatasi pengiriman okular obat. Barier Statis terdiri dari segmen yang berbeda dari mata seperti kornea, sclera, retina dan barier
darahretina
sedangkan hambatan dinamis
terdiri dari
aliran darah
neo"askularisasi dan konjungti"a, limfatik clearance, dan pengenceran air mata. ?ambatan ini akhirnya mempengaruhi ketersediaanhayati berbagai obat yang disampaikan melalui rute ini. Beberapa faktor dapat mempengaruhi ketersediaan obat tetes mata topikal yaitu& '. pengeluaran obat dengan lapisan air mata 2ir mata keluar sekitar '4 per menit, kecuali selama waktu tidur atau selama anestesi. 8olume air mata normal adalah hanya 3 mikroliter, sehingga menyebabkan obat hilang (. terbatasnya kapasitas konjungti"a Daerah precorneal dapat menyimpan sekitar %< mikroliter, termasuk air mata ketika mata tidak berkedip. 8olume berkurang
sampai '< mikroliter pada mata berkedip. -leh
karena itu, kelebihan "olume yang diteteskan atau cepat mengalir dari mata ke duct nasolacrimal dengan berikutnya penyerapan ke dalam sirkulasi sistemik. Pengeringan larutan yang diteteskankan dari mata bertanggung jawab atas hilangnya obat dan karenanya mempengaruhi akti"itas biologis obat di mata. 7ingkat drainase ini berkaitan dengan "olume larutan obat yang diteteskan dan peningkatant dengan meningkatkan "olume. 7ingkat drainase adalah sekitar '<< kali lebih cepat daripada tingkat penyerapan kornea. semakin rendah tingkat drainase dan lebih besar tingkat penyerapan oftalmik. %. pengenceran oleh air mata dan a5ueous humor berdasarkan fungsi dari air mata yang dapat menetralkan efek sediaan obat mata, maka air mata dianggap sebagai salah satu penghambat penghantaran obat mata sehingga penggunaan obat mata tidak memberikan efek farmakologis karena obat mengalami pengenceran. 2ir mata juga mengandung antibodi sehingga dapat mencegah masuknya benda asing ke dalam mata. /liminasi dari mata terjadi biasanya selama aliran a5ueous humor atau bagian melintasi barier darahokular. . drainase ke saluran nasolakrimalis Permukaan konjungti"a besar dan mukosa hidung memungkinkan sebagian obat topikal yang tidak diserap ke dalam mata untuk memasuki sirkulasi sistemik. ;. mengikat protein 2ir mata biasanya, mengandung sekitar <,3 protein dan tingkat protein meningkat selama infeksi atau peradangan. 7idak seperti darah, dimana kompleks obatprotein terusmenerus beredar, air mata diganti dengan cepat dengan demikian memindahkan senyawa bebas dan obat terikat. 4. metabolisme dalam jaringan mata. metabolisme obat dalam mata merupakan aspek penting dari aksi obat. obat yang dirusak oleh oksidasi atau reduksi kecil kemungkinannya untuk dapat dimetabolisme di mata daripada mereka yang dirusak oleh hidrolisis. #ornea epithelium dan iris tubuh cilliary aktif secara metabolik karena kehadiran reduktase esterase, aminopeptidases dan keton. 7erbatasnya ketersediaanhayati obat dari bentuk sediaan okular adalah terutama karena faktor precorneal, yang mencakup drainase larutan, lakrimasi, aliran>pergerakan air mata, pengenceran oleh air mata, pergantian air mata, penyerapan konjungti"a, penyerapan non produktif, waktu tinggal sementara di culdesac, dan impermeability relatif membran epitel kornea adalah tantangan besar untuk penghantaran obat pada bagian anterior mengikuti rute topikal. #arena keterbatasan fisiologis dan anatomi ini, hanya sebagian kecil dari obat tersebut, secara ' efektif atau bahkan kurang dari dosis digunakan, adalah diserap
pada okular. Antuk efektifitas secara klinis, formulasi topikal harus memiliki keseimbangan antara lipofilitas dan hidrofilisitas yang lebih tinggi dengan kontak waktu. Pasien dengan kornea tipis +struktur jelas di depan mata berada pada peningkatan risiko glaukoma.?al ini karena obatobatan yang ditempatkan di mata diserap ke dalam pembuluh darah konjungti"a pada permukaan mata itu. Persentase tertentu dari bahan aktif obat, meskipun kecil, akan masuk ke aliran darah dan mungkin dapat mempengaruhi fungsi seperti detak jantung dan pernapasan. Penyerapan obat di mata sering diasumsikan bahwa obatobatan yang diberikan dalam mata sepenuhnya dan dengan cepat diserap namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi penghantaran obat pada mata. Penyerapan obat berlangsung di route kornea atau nonkornea. :ute nonkornea melibatkan penyerapan di sclera dan konjungti"a yang menahan masuknya obat ke a5ueous humor. Maksimum penyerapan berlangsung di kornea yang mengarahkan obat ke
a5ueous humor. Sebagian besar obat yang diberikan untuk mata telah hilang
sehingga ketersediaanhayati okular berkurang. /liminasi obat dari cairan lachrymal, obatobatan terutama dieliminasi dari cairan lachrymal precorneal oleh pengeringan larutan, lacrimasi dan penyerapan non produktif oleh konjungti"a mata. ?anya sedikit persentase dosis yang diterapkan sampai ke dalam jaringan intra okular, sementara sebagian besar +;<'<< dosis yang diserap secara sistemik. #endala prakornea meliputi& ' ( %
pengenceran obat oleh selama aliran pengenceran obat oleh air mata penyerapan saluran !asolachrymal conjuncti"al Metabolisme en)im , Berbagai en)im hadir dalam jaringan okular +protease, peptidase dan esterase mungkin dapat memetabolisme banyak obatobatan okular selama atau setelah penyerapan. Penetrasi 7ranskornea dipengaruhi oleh barier kornea, sifat fisikokimia obat dan
sistem transportasi ion aktif pada kornea. /pitel #ornea adalah barier utama untuk penyerapan obat di mata. /pitel #ornea berlapis bertindak sebagai barier pelindung terhadap masuknya molekul asing dan juga barier untuk ion transportasi. Pada saluran sempit epitel kornea transseluler yang sehat benarbenar mengelilingi kebanyakan permukaan selsel. Sebuah saluran sempit berfungsi sebagai penghalang selektif untuk molekul kecil dan mereka benarbenar mencegah difusi makromolekul melalui rute Para selular, seperti molekul kecil mampu menembus ruang interselular epitel kornea. #ornea stroma adalah jaringan sangat hidrofil sebagian besar berisi air, dan adalah sebuah struktur yang relatif terbuka. 7ingkat penetrasi kornea stroma adalah membatasi tingkat langkah untuk obat lipofilik. -bat ?idrofil
terutama menembus jalur Para selular yang melibatkan difusi pasif dan aktif, sementara obat lipofilik lebih suka rute 7ransseluler. Antuk obat topikal difusi pasif dengan cara 7rans seluler > Paraseluler adalah mekanisme utama permeasi. 0ipofilitas, kelarutan, ukuran molekul, dan derajat ionisasi juga mempengaruhi rute penetrasi dalam kornea. epitel #ornea berisi saluran ion yang selektif untuk kation anion dan juga nampaknya meralat saluran anion dalam membran apikal dan saluran konduktif tinggi kalium. Penyerapan !onkornea, rute ini melibatkan penetrasi obat melintasi konjungti"a yg berhubungan dengan bengkak dan mendasari sclera di saluran u"eal dan "itreous humor. :ute ini penting bagi molekul hidrofil besar dan dengan permeabilitas kornea kecil. Saluran sempit dari epitel konjungti"a bulat merupakan barier utama penetrasi obat. permeabilitas konjungti"a dari obat tertentu memiliki jarak lebih besar daripada penetrasi kornea melalui sclera yang terutama melalui ruang peri"ascular, melalui media berair gel seperti mucopolysaccharide atau melalui ruang antara jaringan kolagen. Sclera memiliki permeabilitas lebih dibandingkan kornea. Batasan penghantaran obat okular kon"ensional untuk penyakit mata, administrasi topikal biasanya lebih disukai daripada administrasi sistemik sehingga untuk menghindari toksisitas sistemik, untuk tindakan onset cepat, dan untuk penurunan dosis yang diperlukan. Meskipun penghantaran topikal menawarkan banyak keuntungan untuk mengobati gangguan mata bagian anterior, itu dapat kerugian serius dari ketersediaanhayati yang sedikit karena beberapa faktor biologis yang ada untuk melindungi mata dan akibatnya membatasi masuknya obatobatan okular. #elemahan dari formulasi oftalmik topikal •
Mereka memiliki ketersediaanhayati yang sedikit
karena cepatnya eliminasi
precorneal, penyerapan konjungti"a, pengeringan larutan oleh gra"itasi, disebabkan •
lacrimasi, Pergantian air mata normal. penggunaan terkonsentrasi obat yang sering diperlukan untuk mencapai efek terapeutik. Penyerapan obat secara sistemik dan pengeringan )at melalui saluran
•
nasolachrymal dapat mengakibatkanefek yang tidak diinginkan. Jumlah obat yang disampaikan selama aplikasi eksternal dapat ber"ariasi. Akuran tetesan obat okular ini tidak seragam dan dosis yang disampaikan umumnya tidak
•
benar. Persyaratan sistem penghantaran obat okular terkendali Antuk mengatasi efek samping dari pemberian dosis dan konsentrasi tinggi yang diproduksi oleh sistem kon"ensional.
• •
Menyediakan penghantaran obat berkelanjutan dan dikendalikan. Meningkatkan ketersediaanhayati obat okular oleh meningkatkan waktu kontak cornea.
#elebihan dari formulasi optalmik topikal #emudahan kenyamanan, pengobatan dilakukan sendiri, kepatuhan pasien ditingkatkan dan peningkatan penetrasi hidrofil dan berat molekul obat rendah. Penyerapan cepat dan onset cepat , menghindari metabolisme lintas pertama melewati hepatic.
BAB I, KESI!PULAN
Berdasarkan peninjauan jurnal -pthalmic Drug Deli"ery in 6laucoma dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut, '. 6laukoma adalah gangguan okular yang ditandai dengan perubahan pada pusat saraf optik +lempeng optik dan kehilangan sensiti"itas "isual dan jarak pandang. (. #etersediaan hayati )at aktif obat ini sering menjadi rintangan besar untuk diatasi. Bentuk sediaan obat mata kon"ensional, termasuk tetes mata, tidak lagi cukup untuk memerangi penyakit mata seperti glaukoma. %. Beberapa faktor dapat mempengaruhi ketersediaan obat tetes mata topikal& pengeluaran obat dengan lapisan air mata, terbatasnya kapasitas konjungti"a, pengenceran oleh air mata dan a5ueous humor, drainase ke saluran nasolakrimalis, mengikat protein, metabolisme dalam jaringan mata.
DA-TA PUSTAKA
2khtar,!ida.(<'%.8esicular -cular drug Deli"ery System &Preclinical and 9linical Perspekti"e
-f
Drugs
Deli"ered
8ia
!iosomes. International
Journal
of
Biopharmaceutics Page %H. *ndia &*$7M Ani"ersity. *ngrida, Janule"iciene et al .(<'(.-phthalmic Drug Deli"ery *n 6laucoma. /ye 9linic of 0ithuanian Ani"ersity of ?ealth Sciences.0ithuania Sidarta, *lyas,dkk.'IH'.Sari Ilmu enyakit Mata. Jakarta & 6aya Baru 8aughan D. and :iordan/"a P. 6laucoma. *n& 8aughan D, 2sbury 7, :iordan/"a P, editors. !eneral ophtalmolo"y. ';th edition. AS2& 2ppleton and 0ange1 'III. p. (<<'. ijaya, !ana.'IH%. Ilmu enyakit Mata. Jakarta https&>>kpsfkunmul.files.wordpress.com>(<'><(>trapmedpemeriksaanmatafunduskopi blok'4.pdf
!AKALAH BI#-A!ASI
-AKT# PAT#-ISI#L#"I SEDIAAN !ATA /PEN"HANTAAN #BAT TETES !ATA PADA "LAUK#!A0
D$u$un ole& KEL#!P#K 2
'. (. %. . ;. 4. 3. H.
2rif Sarifudin !andika Putri 7risani Monica Prabawati :i)ky $arouk $. Sugeng :achmanto unita 2risma S. $itriani 2waliah Septyana #umalasari
+<44'''
Do$en Pengam(u
Septia 2ndini, M.$arm.,2pt.
P#"A! STUDI -A!ASI -AKULTAS !ATE!ATIKA ALA! UNI,ESITAS PAKUAN B#"# 21+
DAN IL!U PEN"ETAHUAN
02MP*:2!
TETES MATA OBAT PENGIRIMAN DI GLAUKOMA Abstrak
Glaukoma merupakan penyakt mata !mana tekanan "aran bola mata men#a! tn$$% Tekanan yan$ berleb& !alam bola mata ter#a! karena terbatasnya permeabltas anteror mata' pen$eluaran kembal !an !ranase% Tetes mata men$an!un$ se#umla& besar (at akt)% Penn$katan penetras yan$ e)ekt) menmbulkan
rtas
se&n$$a
menyebabkan
ket!aknyamanan
okular%
Meskpun k&asat obat !tentukan ole& (at akt)' namun (at akt) #u$a !apat mempen$aru& tolerans !an !apat menyebabkan rtas kon#un$t*a !an &yperema +kon#un$t*tas akut serta mempen$aru& kualtas &!up pasen%
,% Perkenalan 6laukoma adalah neuropati optik progresif dan terapi medis merupakan pilihan awal untuk pengobatan kondisi yang berpotensi kebutaan ini. Penetesan tetes mata topikal dari botol adalah bentuk pemberian obat tetes mata umum. 7etes mata biasanya menembus melalui kornea atau rute sclera, meskipun beberapa kontribusi konjungti"a dicatat. Pemberian senyawa farmakologis dari botol tetes kadangkadang dapat menjadi masalah bagi berbagai alasan. Pertama, permukaan okular anterior memiliki permeabilitas yang terbatas dan terus dicuci dengan air mata. Bagian lakrimal dan saluran nasolakrimalis pengeluaran air mata dan )at lain dari mata ke rongga hidung. #arena permeabilitas yang terbatas dari permukaan okular anterior, pembersihan dan pengeringan alami, tetes mata mengandung banyak bahan bahan inaktif. Peningkat penetrasi yang efektif dikenal sebagai iritasi menyebabkan ketidaknyamanan ocular. #elemahan lain dari tetes mata topical yang digunakan termasuk permasalahan jadwal dan kesulitan dalam penerapan tetes mata. Berbagai efek samping yang berkaitan dengan obat topikal dapat memiliki efek negatif pada kepatuhan pasien terhadap pengobatan medis, hubungan dokterpasien dan kualitas hidup pasien. !amun, obat topikal memiliki kelebihan pemberian topikal yang jelas dan merupakan cara yang lebih nyaman administrasi serta menghindari metabolisme lintas pertama oleh hati. Perangkat penghantaran obat implan saat ini menangani pasien yang tidak patuh dan masalah fluktuasi tekanan intraokular +7*-, bagaimanapun, juga memiliki keterbatasan yang jelastidak mungkin untuk mengubah, menambah atau mengurangi, atau menghentikan penghantaran obat setelah itu dimasukkan ke mata . Antuk kondisi kronis seperti glaukoma, akan optimal untuk mengatur pemberian obat tergantung pada respon terapi dan
perkembangan penyakit. #esulitan lain dengan sistem penghantaran obat implan adalah prosedur pembedahan untuk menanamkan in"asif dan membutuhkan ahli bedah "itreoretinal yang terampil. Aji klinis disediakan untuk elusi pemasukan punctal obat diteliti sebagai berkelanjutanrelease sistem pengiriman obat untuk beberapa obat glaukoma. Penelitian belum dipublikasikan, namun data awal dari salah satu uji coba menunjukkan bahwa perangkat tidak secara signifikan menurunkan 7*- K ; L.
-% Aspek .solo$s topkal Obat Pen$rman ke Mata #onsentrasi obat di lokasi reseptor adalah penentu penting tingkat onset, intensitas dan durasi efek farmakologis. /fek obat tergantung pada akti"itasnya, afinitas untuk reseptor atau en)im dan kemampuan untuk mencapai lokasi aksi dalam konsentrasi yang cukup. $armakokinetik obat menyelidiki penyerapan obat, distribusi dan eliminasi dalam tubuh K ' , 4 L. 7opikal obat pada pengiriman ke situs media aksi muka dengan "askularisasi yang berbeda +dari retina yang sangat "asculari)ed lensa a"ascular atau kornea, serta jaringan konsistensi beraneka ragam, dari a5ueous humor cair lensa padat, sehingga menentukan berbeda difusi obat K ( L. Setelah pemberian topikal melalui proses penyerapan, obat memasuki a5ueous humor.Penyerapan dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air mata dan permeabilitas permukaan mata.#onjungti"a dan jaringan scleral memiliki permeabilitas yang mirip dengan obat hidrofilik, sementara kornea adalah ';(; kali lebih permeabel K 3 L. Bioa"ailabilitas dalam oftalmologi mengacu pada jumlah obat yang masuk a5ueous humor. -bat ini lebih ditransfer dan didistribusikan dalam jaringankonjungti"a intraokular, kornea, lensa, iris, tubuh ciliary, koroid, badan "itreous, retina dan saraf optik. Beberapa faktor dapat mempengaruhi ketersediaan obat tetes mata topikal& siram dengan air mata film, terbatasnya kapasitas konjungti"a culdesac, pengenceran oleh air mata dan a5ueous humor, drainase ke saluran nasolakrimalis, mengikat melatonin atau protein, metabolisme dalam jaringan mata. Semua jaringan mata yang mampu mengakumulasi obat. Permukaan konjungti"a besar dan mukosa hidung memungkinkan sebagian obat topikal yang tidak diserap ke dalam mata untuk memasuki sirkulasi sistemik. Penghapusan dari mata terjadi biasanya selama omset humor berair atau bagian melintasi penghalang darahokular. Berbagai pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan bioa"ailabilitas obat tetes mata dengan meningkatkan penetrasi kornea atau tetes "iskositas. Penyerapan mata meningkat dengan menambahkan siklodekstrin, sisipan padat dan sistem koloid terhadap obat tetes
mata. 7etes "iskositas yang lebih tinggi merupakan molekul dengan berat molekul tinggi tidak melintasi membran biologis. Memiliki panjang mencuciout dari film air mata tetes kental tinggal lebih lama di permukaan periokular dan meningkatkan pemberian obat pada struktur mata yang lebih dalam K ( L. Di sisi lain, "iskositas tinggi mengganggu gerakan kelopak mata, "isi K H L dan kenyamanan pasien. Situasi ekonomi mewajibkan mencari pilihan pengobatan yang lebih murah dan umumnya kon"ensional.Masih beberapa keraguan ada jika obat generik yang persis seperti yang efektif dan ditoleransi dengan obat bermerek. Bahkan memiliki bahan aktif yang sama, bioeki"alensi, bagaimanapun, tidak dapat guarantied.Akuran yang berbeda dari partikulat obat dan p? dapat mengubah farmakokinetik dan distribusi dalam jaringan. Selain itu bahan bahan aktif yang berbeda dan pengawet dapat menentukan penetrasi yang berbeda, penyerapan dan ketersediaan bahan aktif di lokasi aksi K I L. Sensiti"itas permukaan mata untuk bahan aktif dan pengawet dalam persiapan mata, yang diketahui ber"ariasi antara obat generik bermerek dan agen, mungkin jauh mengubah distribusi obat dalam jaringan dan tolerabilitas. Perubahan kecil dalam kemanjuran *-P penurun obat antiglaukoma dapat memiliki efek merusak pada mata dalam jangka panjang, seperti yang terkenal bahwa bahkan sedikit peningkatan 7*- dapat memperburuk perkembangan glaukoma hilangnya lapang pandang.
/% Pentn$nya .lm Ar Mata $ilm air mata sangat penting untuk menjaga kesehatan kornea dan konjungti"a. #arena air mata film adalah permukaan pembiasan pertama dan paling kuat dari mata, penyimpangan dalam ketebalan film air mata dapat menyebabkan penyimpangan optik pada mata. Antuk menjaga permukaan mata yang sehat kuantitas air mata adalah penting, tetapi juga komposisi kimia yang tepat untuk memelihara dan melindungi selsel permukaan mata. $ilm air mata terdiri dari& +' komponen lipid yang mengandung ester lilin, ester sterol, asam lemak dan alkohol lemak1 +( komponen mukosa terdiri dari mucin yang merupakan sebagian besar dari gula1 +% komponen berair, yang merupakan sebagian besar dari film air mata, yang terdiri dari IH air, tetapi juga garam, mucins, dan protein termasuk ?yaluronan, liso)im, laktoferin, lipocalin, dan imunoglobulin sekretorik K '< L. 6angguan homeostasis dari hasil film air mata dalam peradangan permukaan mata, yang dapat menyebabkan kerusakan
sel. #elainan komponen air mata dapat mengakibatkan ketidakstabilan film air mata dan hyperosmolarity K '' , '( , '% L. P? air mata yang sehat dilaporkan berkisar 3,%3,3, hal ini dipengaruhi oleh )at terlarut, terutama oleh bikarbonat karbon dioksida sistem penyangga. P? air mata terendah setelah wakening karena produk sampingan asam yang terkait dengan penutupan kelopak mata berkepanjangan. #etika kelopak mata terbuka, p? meningkat cepat karena karbon dioksida kerugian K ' L. ?al ini diketahui mata yang turun dalam p? 4I kisaran tidak menyebabkan ketidaknyamanan, sementara tetes dengan p? di luar tingkat ini meningkatkan produksi cairan air mata karena iritasi dan menurunkan bioa"ailabilitas oleh meluap obat K (L. -smolaritas adalah ukuran dari konsentrasi )at terlarut, didefinisikan sebagai jumlah osmol +-sm dari )at terlarut per liter +0 larutan +osmol > 0 atau -sm > 0 K '; L. Sebagai ukuran kimia film air mata, osmolaritas dapat berguna untuk menge"aluasi kualitas air mata pasien. Secara umum, osmolaritas menggambarkan jumlah )at terlarut dalam suatu larutan1 menangis, secara khusus mengacu pada konsentrasi protein kecil dan elektrolit, termasuk
sodium,
potasium,
dan
klorida. Meskipun
mengukur
osmolaritas
tidak
mengungkapkan komposisi kimia yang tepat dari air mata, itu mengkuantifikasi bagaimana terkonsentrasi mereka, dan penelitian telah menunjukkan bahwa pengetahuan film osmolaritas air mata dapat secara klinis berharga untuk menilai penyakit mata kering. $ilm osmolaritas air mata bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi. Menurut konsep yang berlaku umum, air mata yang isoosmotik dengan ', persen larutan natrium klorida, dan rekomendasi untuk menyesuaikan konsentrasi osmotik collyriums untuk tonisitas diduga ini telah ditemukan di seluruh dunia penerimaan. 2ir mata manusia film %<; %'< m-sm > 0. ?yperosmolarity menyebabkan kerusakan sel permukaan mata, yang dapat dilihat oleh mata pewarnaan permukaan. #erusakan ini terjadi karena membran sel permukaan mata yang permeabel1 ketika mereka terkena air mata hyperosmotic, air mengalir keluar dari selsel dalam upaya untuk menyeimbangkan osmolaritas cairan intraseluler dengan osmolaritas air mata di sekitarnya. #etika ini terjadi, selsel permukaan mata bisa mengalami dehidrasi, kerusakan membran sel yang dan mengubah cara protein melindungi permukaan mata. Sebuah hypoosmolarity dari ';< m-sm > 0 subyektif diterima dengan baik oleh pasien, tapi 3; m-sm > 0 menghasilkan iritasi mata. 7he hypoosmolarity mutlak +< m-sm > 0 air destilasi, yang menyebabkan gatalgatal dan pembengkakan epitel.
0% Persara)an Permukaan okuler Permukaan terkena mata yang kaya diiner"asi oleh serabut saraf sensorik berasal di neuron ganglion trigeminal. Mereka mencapai kornea dan konjungti"a bulbar tipis mielin atau unmyelinated serabut saraf kurang dari morfologi spesialisasi terminal. !amun, penelitian elektrofisiologi menunjukkan bahwa neuron sensorik inner"ating mata secara fungsional heterogen. Berdasarkan tanggapan mereka terhadap rangsangan tertentu, jenis fungsional yang berbeda dari serabut saraf sensorik telah diidentifikasi dalam kornea dan konjungti"a bulbar. Serat Mechanonociceptor + (< dari total bereaksi hanya terhadap kekuatan mekanik1 Serat nociceptor polimodal + 3< menanggapi kekuatan mekanik, tetapi juga panas, iritasi kimia eksogen dan mediator inflamasi endogen1 serat dingin sensitif + '<'; menampilkan suatu kegiatan yang sedang berlangsung impuls pada suhu basal kornea dan meningkatkan frekuensi nyata menembak mereka dengan pendinginan moderat. Selama peradangan, luka bedah, kekeringan akti"itas permukaan mata serabut saraf sensorik mata perubahan nyata sebagai akibat dari perubahan jangka pendek dalam ion ekspresi saluran sekunder untuk rilis lokal agen inflamasi dan faktor pertumbuhan, dan modifikasi tahan lama dalam gen ekspresi. ?al ini menyebabkan perkembangan akti"itas spontan dan respon abnormal terhadap rangsangan alami. Selain peran mereka dalam produksi sadar sensasi berbahaya dan beracun disebut permukaan mata, serat sensorik tampaknya memainkan peran dalam pemeliharaan homeostasis permukaan mata, termasuk basal dan modulasi refleks robek dan pemeliharaan trofik dari kornea dan konjungti"a jaringan K '4 L.
1% Pen$aru& Obat topkal pa!a Okuler Permukaan -bat glaukoma topikal telah dikaitkan dengan penyakit permukaan mata seperti setelah tetes berangsurangsur berinteraksi dengan jaringan permukaan mata. *nteraksi
ini dapat
melibatkan agen aktif sendiri atau pengawet yang digunakan untuk menyimpan botol steril dan > atau untuk menstabilkan agen aktif dalam larutan. #ebanyakan pengawet bertindak seperti deterjen dan mungkin juga mempengaruhi permeabilitas kornea obat topikal dengan menyebabkan pemisahan epitel K '3 L. Pengawet yang paling populer adalah surfaktan kationik termasuk ben)alkonium klorida banyak digunakan +B2#. Sebagai surfaktan, B2# dapat meningkatkan kelarutan obat yang hidrofilik dan mengerahkan efek bakterisida mereka dengan emulsifikasi dinding sel bakteri. #erusakan mata dari agen ini kemungkinan besar
karena emulsifikasi dari lipid membran sel K 'H L. B2# telah terbukti menjadi racun bagi conjucti"al K 'I L dan kornea sel endotel K(< L. ?al ini juga telah terbukti menyebabkan kekeruhan peningkatan hidrasi dan ketebalan kornea K (' L dan juga menyebabkan iritasi dan kemerahan mata. B2# menjadi deterjen kationik menyebabkan toksisitas epitel dan juga bertanggung jawab untuk pemendekan film air mata breakup waktu, gangguan lapisan sel permukaan dan memperlambat proses penyembuhan epitel. Penelitian telah menunjukkan bahwa bahan pengawet lain memiliki efek yang sama pada permukaan mata K (( L. Secara keseluruhan, tampaknya pengawet merusak epitel kornea tetapi mereka meningkatkan permeabilitas kornea pada saat yang sama. Penetrasi obat yang lebih tinggi biasanya berhubungan dengan efek farmakologis yang lebih baik. !amun, penyerapan sistemik obat melalui konjungti"a atau lapisan mukosa hidung juga meningkatkan K (% L. /fek ini sering bermasalah untuk obat dengan akti"itas sistemik kuat, seperti timolol.Dapat dikatakan untuk penggunaan hatihati dari senyawa ini. Saat ini wadah dosis tunggal yang tersedia yang tidak mengandung bahan pengawet. *ni dapat meningkatkan kepatuhan pasien untuk mereka yang memiliki mata sensitif atau kering tapi harus dipertimbangkan untuk pasien yang lebih tua atau dengan pembatasan gerakan lengan, tangan atau jari. Salah satu cara untuk meningkatkan penetrasi kornea adalah dengan meningkatkan lipofilisitas obat. 0atanoprost +Nalatan, tra"oprost +7ra"atan adalah contoh prodrugs dikembangkan untuk tujuan ini. #elompok ester dalam senyawa ini meningkatkan lipofilisitas mereka dan meningkatkan permeabilitas kornea. Prodrugs ini kemudian diubah menjadi obat aktif, bentuk asam, oleh en)im esterase di kornea. Prodrugs memungkinkan meningkatkan penetrasi ke dalam bilik anterior dan dapat mengurangi efek samping lokal dan sistemik dengan mengurangi konsentrasi obat yang dibutuhkan K ( L. Penyakit permukaan mata menjadi semakin lebih umum dengan usia dan glaukoma juga lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua. 0ansia pasien pengobatan glaukoma jangka panjang dengan beberapa obat topikal pada akhirnya memiliki penyakit permukaan mata peningkatan risiko yang mungkin berkontribusi terhadap kepatuhan pasien miskin dan perkembangan penyakit K (; L. ?al ini juga penting untuk dicatat bahwa dengan usia ada akti"asi glia dalam kepala saraf optik, peningkatan matriks ekstraselular penurunan sel ganglion retina, menyebabkan perkembangan percepatan proses glaukoma dan pengobatan lebih agresif diperlukan.
2% Mekansme Aks topkal &potens Obat
Antuk pengobatan glaukoma *-P dapat diturunkan dengan tiga mekanisme dasar& penekanan pembentukan a5ueous humor, peningkatan outflow trabekular dan peningkatan outflow u"eal. Antuk mempengaruhi arus jalur kon"ensional, obat harus disampaikan kepada trabecular meshwork dan bagian memanjang dari otot siliaris dan mungkin ke pembuluh episcleral dan myofibroblast dari memacu scleral. Antuk mempengaruhi obat keluar u"eoscleral harus sampai ke jaringan interstitial otot siliaris. Antuk mempengaruhi obat sekresi air harus ditargetkan untuk proses silia, yang merupakan target utama dari beta blocker. Beta adrenergik reseptor +F' dan F( tersebar luas di mata. Mereka ditemukan di permukaan mata, di pembuluh mata, trabecular meshwork, epitel lensa, tubuh ciliary dan retina. O( reseptor mendominasi dalam jaringan mata, termasuk proses silia, di mana mereka mewakili 3;I< atau lebih dari reseptor F K(4 L. Beta blockers adalah antagonis kompetitif dari reseptor Fadrenergik. Mereka menghambat akti"asi reseptor ini dalam proses silia dengan menghalangi pengikatan neurotransmiter adrenergik endogen.Dengan blokade siklik ini tingkat 2MP menurun dan akibatnya produksi humor a5ueous ditekan K (3 L. #arbon anhidrase di mata adalah yang paling melimpah dalam tubuh silia, terutama tipe ** dan *8, tetapi dapat ditemukan dalam jaringan mata lain juga. *nhibitor anhydrase karbonat +92* menghambat karbonat anhidrase dalam epitel silia dan mengurangi produksi ion bikarbonat, yang merupakan komponen penting untuk transportasi ion aktif dalam pembentukan air. Penurunan bikarbonat membatasi natrium dan transportasi cairan di epitel silia dan menurunkan produksi humor a5ueous K (3 L. Mekanisme utama dimana sebagian prostaglandin +P6 mengurangi 7*- adalah dengan meningkatkan aliran, terutama melalui jalur keluar u"eoscleral, mungkin dengan relaksasi dari otot siliaris dan lisis dari ekstraselular matriks jaringan ikat K (H , (I L, bukan dengan mengurangi a5ueous humor produksi K %< L.P6 mengikat reseptor khusus untuk P6 hadir di hampir semua jaringan mata.
3% okuler Irtas !an Alran Dara& Stimulasi ganglion kompleks sphenopalatina, sebuah fenomena yang dikenal selama iritasi mata dapat menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan karena ganglion sphenopalatina adalah ganglion parasimpatis yang mengirimkan serat pascaganglionik ke kelenjar lakrimal,
disarankan bahwa stimulasi serat yang membentuk dahan eferen dari sekresi refleks air mata yang disebabkan kenaikan diamati ini aliran darah okuler K %' L. Masih harus die"aluasi apakah iritasi selain ketidaknyamanan subjektif mungkin berguna dan memiliki efek positif pada sirkulasi mata. 2liran darah mata dapat dibagi menjadi choroidal, retrobulbar, dan aliran darah retina. Dengan usia, perubahan dalam pembuluh darah sebagai penebalan membran arteriol basement, penurunan elastin, mungkin menyebabkan penurunan aliran darah, meningkatkan resistensi terhadap aliran dan penurunan akti"itas oksida nitrat. Pembuluh darah choroidal menunjukkan
kepadatan
menurun,
diameter
lumen
dan
"olume
darah
dengan
usia. Dikombinasikan dengan peningkatan kekakuan scleral dan tekanan darah sistemik, ini menyebabkan penurunan suplai darah mata. Sirkulasi retrobulbar mengalami penurunan kecepatan aliran dan peningkatan resisti"itas. 2liran darah retina menunjukkan penurunan yang sama dalam "olume dan kecepatan, yang mengarah ke penurunan optik sirkulasi kepala saraf K %( L. *ni masih harus dilihat apa efek dari obat mata dan sistemik pada aliran darah mata. Sebagian besar obat topikal dalam penurunan kon"ensional berukuran diserap ke dalam sistem darah di konjungti"a atau saluran nasolakrimal atau sistem pencernaan, dan dari situ dapat menembus jaringan mata dari kedua mata. Penetrasi dikendalikan oleh darah retina penghalang K %% L. :ute sistemik penetrasi dapat menyediakan sebagian besar dari jumlah yang sangat kecil dari obat yang ditemukan dalam "itreous atau retina setelah pemberian topikal dan efek kontralateral signifikan juga telah dilaporkan pada manusia.#etika molekul obat memasuki "itreous, kemungkinan besar di )ona anterior, mereka dapat berkembang lebih lanjut untuk fundus dengan difusi melalui gel ketika dibentuk atau kon"eksi ketika cair. 6erakan ini dapat di"isualisasikan oleh pelacak neon atau M:* K % L. #ebanyakan tetes mata yang sangat terikat pada u"eal dan jaringan retina. *ni membatasi jumlah obat bebas yang tersedia untuk bertindak pada reseptor pembuluh darah pada tahap awal penetrasi obat ke dalam segmen posterior. Pengikatan obat harus sesuai dengan memperluas "olume "itreous, sehingga konsentrasi terikat bentuk aktif farmasi di dalamnya akan berkurang selama tahap masuknya administrasi dan berkepanjangan ketika pengobatan terganggu atau dihentikan. Pada konsentrasi obat sisi lain dalam "itreous belum tentu merupakan indikasi tindakan pada retina& mungkin mewakili adanya reseptor "asomoti"e dalam jaringan retina atau kurangnya akses kepada mereka K %;L
4% Kesmpulan 6laukoma adalah penyakit yang mengancam "isi yang membutuhkan pengobatan seumur hidup dan kepatuhan pasien. 7opical *-P Menurunkan telah menjadi standar emas dalam terapi glaukoma selama beberapa dekade. Memiliki keuntungan yang jelas dari dosis yang mudah dan aplikasi, bersamasama dengan penyerapan sistemik minimum, namun kelemahan utamanya adalah kepatuhan pasien miskin dan kontrol ketekunan. ?al ini masih akan menyelidiki apakah obat glaukoma topikal dapat meningkatkan hemodinamik okular dan fungsi "isual yang sangat penting dalam pengelolaan glaukoma.