Berikut ini analisis usaha budidaya buah naga pada lahan 1 hektare berisi 1600 tiang dan 4 tanaman pertiang ( 6400 tanaman ). Analisis usaha ini menganut asas maksimal dalam pembiayaan dan minimal untuk pendapatan.
PENGELUARAN A. Biaya Investasi - Sewa lahan 1 hektare selama 5 tahun : 5 x Rp. 3.000.000,00 = Rp.15.000.000,00 - Pembuatan tiang beton penyangga : 1600 x Rp. 15.000,00 = Rp.24.000.000,00 - Mulsa penutup permukaan tanah : 4 x Rp. 300 .000,00 = Rp.1.200.000,00 - Pompa air dan instalasi mikro irigasi : 1 x Rp. 5.000.000,00 = Rp.5.000.000,00 Total investasi = Rp. 45.200.000,00
B. Biaya Operasional - Pembelian bibit buah naga daging merah : 6400 x Rp. 10.000.00 = Rp.64.000.000,00 - Tenaga kerja 4 orang @ Rp. 300.000,00 : 4 x 24 x Rp. 300.000 = Rp.28.000.000,00 - Pupuk organik 64.000 kg @ Rp. 150,00 : 64.000 x Rp. 150,00 = Rp.9.600.000,00 - Dolomite 32.000 kg @ Rp. 100,00 : 32.000 x Rp. 100,00 = Rp.3.200.000,00 - Sarana produksi, dll : Rp. 5.000.000,00 Total biaya operasional : Rp.109.800.000,00 Total biaya yang harus dikeluarkan : Rp.155.000.000,00
PEMASUKAN A. Hasil Panen tahun ke 1 : 5 x 6400 x 0,4 kg x Rp.20.000,00 = Rp. 256.000.000,00
B. Hasil Panen tahun ke 2 : 10 x 6400 x 0,5 kg x Rp.20.000,00 = Rp.640.000.000,00 Total Pemasukan = Rp.896.000.000,00
LABA SEBELUM PAJAK Laba sebelum pajak adalah seluruh biaya pengeluaran dikurangi dengan total pemasukan : Rp. 896.000.000,00 – Rp. 155.000.000,00 = Rp. 741.000.000,00
KELAYAKAN USAHA 1. Break Event Point ( BEP ) A. BEP untuk volume produksi : Rp.155.000.000,00 : Rp. 20.000,00/ kg = 7.750 kg ( Titik balik modal tercapai jika produksi buah naga merah daging merah mencapai 7.750 kg ) B. BEP untuk harga produksi : Rp.155.000.000,00 : 44.800 kg = Rp. 3.550,00/ kg ( Titik balik modal tercapai jika harga jual buah naga merah daging merah adalah Rp.3.550,00/ kg )
2. B/C Ratio ( Perbandingan antara penerimaan dan biaya ) B/C = Rp. 741.000.000,00 : Rp. 155.000.000,00 = 4.78 ( Artinya, setiap penambahan biaya sebesar Rp. 1,00 memperoleh penerimaan Rp.4,78 )
Keterangan : 1. Bibit yang dipakai adalah dari jenis naga merah daging merah ( Hylocereus costaricensis ) yang bisa berbuah pada umur 8 bulan sejak penanamannya. 2. Bibit dalam keadaan sudah berakar sehingga langsung bisa tumbuh. 3. Pada panen tahun pertama diasumsikan jumlah buah hanya 5 biji per tanaman dengan berat hanya 400 gram/ buah, sehingga hasil panennya : 5 x 6400 x 0,4 kg = 12.800 kg. 4. Panen tahun ke 2, diasumsikan dalam satu pohon menghasilkan 10 buah dengan berat 500 gram, sehingga hasil panennya mencapai : 10 x 6.400 x 0,5 kg = 32.000 kg 5. Harga jual buah naga merah daging merah lebih tinggi daripada daging putih : Rp. 25.000/ kg. 6. Umur tanaman bisa mencapai 20 tahun. Perhitungan ini hanya pada tahun pertama dan kedua. 7. Tiang beton yang dipakai berpenampang segi tiga sehingga biayanya lebih murah dan jika ingin lebih menekan biaya investasi bisa menggunakan tiang dari tanaman lain (hidup) yang berbatang kayu lurus. 8. Satu hektare berisi 1600 tiang dengan jarak antara tiang 2.50 m, tiap tiang berisi 4 tanaman sehingga satu hektare bisa terisi 6.400 tanaman buah naga.
Pembudidayaan buah naga untuk usaha produksi dilakukan dikebun. Untuk menghasilkan produksi yang maksimal tentu saja harus dengan persiapan yang matang, perawatan yang baik dan penanggulangan gangguan penyakit yang tepat. Berikut ini kegiatan pembudidayaan diulas secara lengkap :
Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman buah naga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga memerlukan tanah yang gembur karena perakarannya merayap dipermukaan tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, akar tidak bisa tumbuh baik pada tanah.
Sebelum digemburkan sebaiknya tanah dibersihkan dari gulma dan rerumputan untuk menghindari penyakit. Setelah itu tanah digemburkan dengan mencangkul sedalam satu cangkulan dengan dibolak-balik. Setelah itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai dengan cara tanamnya apakah menggunakan system panjatan tunggal atau sistem kelompok Pada sistem panjatan tunggal pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar lubang tanam saja, berbeda dengan sistem kelompok pengolahan tanah dilakukan pada seluruh alur barisan tempat penanaman. Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian diberi pasir sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering 10 kg dan dolomit 300 g kemudian dicampur sampai merata. Pada model sistem tanam berkelompok untuk setiap alur sepanjang 4 m media tanamnya yaitu pasir 8 kg, pupuk kandang 20 kg dan bisa ditambahkan bubuk bata merah sebanyak 10 kg apabila tanah terlalu porous. Jika tidak menggunakan bubuk bata merah , jumlah pupuk kandang ditambahkan 10 kg lagi jadi total 30 kg. Ditambah dolomit yang mengandung magnesium sebanyak 600g. Bahan-bahan tersebut dicampur merata pada tanah galian. Setelah penyiapan media tanam selesai kemudian disiram dan biarkan terkena matahari sampai kering. Pengeringan ini bertujuan agar tanah terbebas dari racun dan penguapan lain. Sistem Pengairan Untuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, system cara tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara pengairan tradisional yaitu system leb yaitu menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat disekitar barisan tanaman. Atau juga bisa menggunakan system pengairan pipa yang dibuat sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman. Penanaman Pada Lahan Penanaman bibit lahan tanam yang harus diperhatikan adalah kedalaman yang terlalu dalam malah akan menghambat pertumbuhannya. Kedalaman penanaman adalah 20% dari panjang bibit. Misal bibit yang mau ditanam berukuran panjang 50-80 cm maka kedalamannya sekitar 10-15 cm. Sebelum ditanam sebaiknya bibit setek diolesi Ridomil sebanyak 40 g yang dicampur dengan 1 liter air untuk mencegah kebusukan pada pangkal batang setek.
Buah naga Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari
Buah naga Hylocereus undatus di Taiwan. Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).
Daftar isi [sembunyikan]
1 Varietas 2 Morfologi 3 Pembudidayaan buah naga 4 Manfaat buah naga 5 Rujukan
[sunting] Varietas
Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:
Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih. Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah. Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih. Hylocereus costaricensis, buah naga dengan warna buah yang sangat merah.
[sunting] Morfologi
Hylocereus undatus sedang berbuah.
Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri, bunga, dan buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut yang berkembang dalam tanah pada batang atas sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga. Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak mencolok, sehingga sering dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah berukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam, karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming cereus. Saat mekar penuh, buah naga menyebar bau yang harum. Aroma ini untuk memikat kelelawar, agar menyerbuki bunga buah naga.
[sunting] Pembudidayaan buah naga Pada umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara stek atau penyemaian biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38-40° C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah
pada umur 11-17 bulan. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat cocok untuk budidaya buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang cukup sejuk, namun mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan syarat pertumbuhan buah naga merah. Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, namun tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannya akan baik. Dalam waktu 1 tahun, pohon buah naga dapat mencapai ketinggian 3 meter lebih. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di Indonesia. Sementara ini, daerah Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Ponorogo, dan Batam merupakan daerah yang telah membudidayakan tanaman ini.
[sunting] Manfaat buah naga Selain rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Belum ada penelitian tentang manfaat buah ini, namun karena asalnya dari jenis buah kaktus dipercaya buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium, dan karbohidrat. Buah naga mengandung serat yang tinggi sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan.
Penanaman Bibit Naga Di Makasar 1. Penggalian Lubang Tiang Patok.
2. Pemancangan Tiang Patok.
3. Penggemburan Media Tanam
4. Pemberian Pupuk Kandang Tahap Awal
5. Menutup Kembali Media Tanam Yang telah diberi Pupuk Kandang.
6. Pemasangan Batu Penahan Media Tanam.
7. Penanaman Bibit Pohon Naga.
8. Penyiraman Bibit Pohon Naga.
by Nama : AKHMAD SUMARLING. di Selasa, Agustus 18, 2009
0 komentar
Senin, 08 Juni 2009 Budidaya Buah Naga SEKILAS TENTANG BUAH NAGA
I. ASAL USUL. Pohon Naga atau Buah Naga ini berasal dari Negara Mexico Selatan, Costa Rica, Pasifik Guatemala dan El Salvador. Tanaman ini dibawa ke Vietnam dan pertama kali ditanam secara kormersil di Vietnam, lalu Taiwan dan Thailand bagian Utara. Pada saat itu kebanyakan buah naga yang ditanam yaitu jenis yang berwarna putih. Di Indonesia sendiri buah naga mulai ditanam secara kormersil sejak awal tahun 2000. Tanaman satu ini belakangan makin digemari. Konon, buahnya punya khasiat menyembuhkan banyak penyakit. Selain itu, penampilannya tak kalah menawan dibanding tanaman hias. Namanya belakangan j adi buah bibir. Kenapa? Penampilannya, jelas memang menarik. Bulat mengerucut dengan batang segitiga yang tak lazim. Biasanya, segi empat atau malah banyak segi. Tubuhnya dihiasi duri, m eski pendek dan tidak mencolok. Sepintas, mirip kaktus. Bobot tubuhnya lumayan, per buah mencapai setengah kilo. Pohon buah naga yang dtanam dari spesis isi bewarna merah karena paling sesuai dengan cuaca di Indonesia serta rasanya yang enak dan pembudidayaannya tidak terlalu sulit sehingga sangat digemari di Indonesia.
II. JENIS.
Buah Naga atau nama latinnya Hylocereus Undatus tergolong kedalam keluarga Cactacea atau kaktus. Buah ini terbagi tiga jenis yaitu Varietas Putih (Hylocereus Undatus), Varietas Merah (Hylocereus Polyrhizus ), dan Varietas Kuning (Hylocereus Megalanthus), akan tetapi hanya dua varietas yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu Varietas Merah dan Putih. Varietas ini mempunyai sifat tanaman yang berlainan antara satu dengan yang lainnya. Varietas Putih mempunyai batang yang berwarna hijau putih, bahu yang tinggi dan permukaan batang lebih kasar dibanding dengan varietas merah. Tanaman buah naga termasuk dalam kumpulan jenis kaktus yang yang mudah tumbuh dikawasan tropika yang mempunyai sistem saluran yang baik. Pohon ini merupakan salah satu daripada spesis kaktus tetapi buah naga mengeluarkan buah dan bunga yang cantik. Juga dikenali sebagai cereus atau bunga malam yang mana bunganya cuma mekar pada waktu malam hari. Buah naga isi putih pertama kali diperkenalkan di Indonesia tetapi ianya kurang berkembang karena harganya lebih rendah dan rasanya kurang manis dan sedap jika dibandingkan dengan buah naga isi merah. Buah naga isi kuning pula mempunyai buah dan isi yang kecil sehingga tidak sesuai untuk dikormersilkan. Buah naga isi merah adalah spesis yang paling banyak diminati dan ditanam secara besar-besaran di Indonesia. Rasanya lebih manis dan lebih berair serta dari segi pembudidayaannya tidak terlalu sulit jika dibandingkan dengan jenis isi kuning. III. KHASIAT BUAH NAGA.
Selain bentuknya unik dan rasanya yang enak, buah naga mempunyai beberapa khasiat diantaranya : Penyeimbang Gula Darah. Membersihkan darah. Menguatkan ginajal. Menyehatkan lever. Perawatan kecantikan. Menguatkan daya kerja otak. Meningkatkan ketajaman Mata. Mengurangi keluhan panas dalam dan sariawan. Menstabilkan Tekanan Darah. Mengurangi Keluhan Keputihan. Mengurangi Kolesterol dan mencegah Kanker usus. Mencegah Sembelit dan Memperlancar Feses. IV. PROSPEK USAHA BUDIDAYA BUAH NAGA.
Kehadiran buah naga yang masih baru di Indonesia langsung menjadi buah idola masyarakat karena selain rasa buahnya yang enak juga banyaknya khasiat yang terkandung didalam buah naga itu sendiri. Tingginya permintaan pasar saat ini belum mampu disupply sepenuhnya oleh pengusaha buah naga dalam negeri sehingga masih mengimpor buah dari luar negeri. Mengingat
besarnya biaya investasi awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan bubidaya buah naga ini sehingga belum banyak masyarakat melakukan usaha budidaya buah naga. Hal ini merupakan suatu peluang bagi investor yang ingin menanamkan m odal karena masih banyaknya lahan kosong serta dengan jangka usia produksi buah naga yang mencapai 15 – 20 tahun unuk melakukan pengembangan usaha budidaya buah naga. MELIHAT PELUANG YANG BEGITU BESAR MENGAPA KITA TIDAK MENCOBA UNTUK MENGEMBANGKANNYA …?????
TEKHNIS BUDIDAYA BUAH NAGA
I. PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA.
Sebelum pelaksanaan budidaya buah naga beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain : Lokasi tersebut mudah dijangkau sehingga pendistribusian sarana dan prasaran pendukung budidaya lebih mudah. Tidak terendam air karena akan mengakibatkan pembusukan batang dan harus mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhan. Sumber air pada daerah tersebut dapat tersedia setiap waktu. Pada dasarnya pohon naga dapat hidup pada semua jenis tanah akan tetapi pertumbuhan buah naga akan lebih maksimal apabila : Mengandung unsur organik dan unsur hara yang banyak. Kondisi tanah gembur, porous dan berpasir. pH tanah 5 – 7. II. PERSIAPAN LOKASI BUDIDAYA.
Setelah lokasi pelaksanaan budidaya buah naga ditetapkan maka langkah selanjutnya lokasi tersebut harus dipersiapkan untuk pelaksanaan budidaya. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan persiapan lahan adalah sebagai berikut : Membersihkan lahan dari tanaman dan pohon serta akar-akar pohon tersebut kemudian membakarnya untuk menghilangkan hama-hama pengganggu pada saat pelaksanaan budidaya. Pasang patok/tiang penyangga bibit pohon naga dengan ukuran 10 cm X 10 cm dengan tinggi 200 cm ( Bisa menggunakan dari beton atau dari kayu, tergantung kemampuan modal ) sebagai media tempat merambatnya pohon naga. Agar terlihat rapi dan seragam jarak tanamnya sebaiknya dilakukan pengukuran dalam pemasangan patok/tiang. Membuat bedeng yang berfungsi sebagai saluran drainase agar media tanam lebih tinggi dan tidak tersendam air. Lebih kurang 2 minggu sebelum penanaman bibit buah naga buat lubang dengan ukuran lebih kurang 40 cm X 40 cm dibagian bawah patok/tiang sebagai tempat penanaman buah naga.
Apabila kondisi tanah kurang subur maka lubang tersebut diisi media tanam dengan campuran : pupuk kandang + tanah gembur + pasir + abu sekam. Lokasi tersebut telah siap untuk ditanami bibit buah naga. III.
PENANAMAN BIBIT POHON NAGA
Setelah kegiatan persiapan lahan dilakukan maka kegiatan selanjutnya adalah penanaman bibit pohon naga. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit pohon naga diantaranya : Bibit berasal dari pohon yang sudah tua dan berbuah. Berwarna hijau tua dan batangnya mulus. Ukuran bibit lebih kurang 25 – 30 cm. Bibit yang telah disemaikan tersebut ditanam dengan jarak tanam lebih kurang 30 cm dari patok/tiang sebanyak 3-4 pohon pertiang/patok. IV. PEMELIHARAAN POHON NAGA.
Pada dasarnya proses pemeliharaan pohon naga sangat mudah karena tidak terlalu membutuhkan banyak air. Secara umum kegiatan pemeliharaan pohon naga meliputi sebagai berikut : Penyiraman/pengairan. Kegiatan penyiraman dalam budidaya buah naga pada tahap awal pertumbuhan dilakukan sebaiknya setiap 3 hari sekali, karena apabila terlalu sering dilakukan dapat mengakibatkan pembusukan pada batang pohon naga. Pemupukan. Dalam masa pertumbuhan pemupukan dapat dilakukan setiap 10 – 15 hari sekali dengan pupuk organik cair atau pupuk yang banyak mengandung unsur N untuk mempercepat proses pertumbuhan batang. Apabila telah memasuki umur 7 –8 bulan dapat diberikan pupuk kimia perangsang buah yg banyak mengandung unsur P dan K. Pemangkasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemangkasan yaitu Batang utama (Primer) dipangkas, setelah tinggi mencapai tiang penyangga (sekitar 2 meter), untuk menumbuhkan 2 cabang sekunder, kemudian dari masing-masing cabang sekunder dipangkas lagi dan ditumbuhkan 2 cabang tersier yang berfungsi sebagai cabang produksi. Hal tersebut perlu dijaga agar pertumbuhannya lebih maksimal dan karena apabila terlalu banyak cabang dapat mempengaruhi hasil produksi. d. Pemasangan ban dan besi palang. Pemasangan besi palang dan ban diatas tiang/patok sebenarnya bisa dilakukan sebelum penanaman bibit atau setelah pohon telah mencapai setinggi tiang. Karena fungsi besi dan ban tersebut untuk menopang batang pohon naga yang menjuntai. e. Pengendalian penyakit dan organisme tanaman pengganggu.
Berdasarkan pengalaman yang telah dirasakan oleh penulis hingga saat ini belum ditemukan adanya penyakit serius. Khusus untuk tanaman pengganggu biasanya yang timbul hanya berupa rumput liar. Untuk mengatasinya cukup dilakukan pembersihan atau menyemprot dengan pestisida V. PANEN
Setelah pohon naga memasuki umur 8 – 1 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri – ciri warna kulit merah mengkilap, jumbai / sisik berubah warna dari hijau menjadi kernerahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar. Pohon naga apabila telah berbuah maka secara terus menerus setiap bulan akan berbuah hingga usia 15 – 20 tahun. Hal ini jugalah yang menjadi salah satu keuntungan menbudidayakan pohon naga karena jangka waktu produksinya sangat lama.