Soalan Topikal Matematik Tingkatan 4 Bab 1 : Bentuk PiawaiFull description
Full description
h
sop anestesi infiltrasiFull description
yfjhfFull description
YUSUF TANTO KUSWANTO 2115030085
Full description
Full description
Full description
Deskripsi lengkap
Full description
bentuk-bentuk sperma dan kelainannyaDeskripsi lengkap
bentuk-bentuk sperma dan kelainannya
Bentuk dan Cara Topikal Topikal Anestesi Gigi Sediaan Anastesi Anastesi topikal Gigi : 1.
Semprotan (spray (spray form) form) Mengandung agen anestesi lokal tertentu dapat digunakan untuk tujuan ini karena aksinya berjalan cukup cepat. Bahan aktif yang terkandung dalam larutan adalah lignokain hidroklorida 10 dalam basis air yang dikeluarkan dalam jumlah kecil kontainer aerosol.
!enamb !enambaha ahan n berbag berbagai ai rasa buah"b buah"buah uahan an dimaksu dimaksudka dkan n untuk untuk membua membuatt prepar preparat at tersebut tersebut lebih dapat ditolerir oleh anak# namun sebenarnya sebenarnya dapat menimbulkan menimbulkan masalah kare karena na mera merang ngsan sang g terja terjadi diny nyaa sali$ sali$as asii berle berlebi biha han. n. Bila Bila anest anestesi esi dila dilaku kuka kan n deng dengan an menggunakan semprotan# larutan umumnya dapat didistribusikan dengan lebih mudah dan efeknya akan lebih luas daripada yang kita inginkan. %aktu timbulnya anastesi adalah 1 menit dan durasinya adalah adalah 10 menit. &. Salep Mengandung lignokain hidroklorida ' juga juga dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk tujuan tujuan yang yang sama# namun diperlukan (aktu )"* menit untuk memberikan efek anastesi. Beberapa industri farmasi bahkan menyertakan en+im hialuronidase dalam hialuronidase dalam produknya dengan harapan dapat membantu penetrasi agen anastesi lokal dalam jaringan. Amethocaine dan Amethocaine dan benzocaine umumnya ditambahkan dalam preparat ini. ).
*.
Emulsi Mengandung lignokain hidroklorida hidroklorida & & juga dapat digunakan. ,mulsi ini akan sangat bermanfaat bila kita ingin mencetak seluruh rongga mulut dari pasien yang sangat mudah mual. -esendok teh emulsi dapat digunakan pasien untuk kumur"kumur disekitar rongga mulut dan orofaring dan kemudian dibiarkan satu sampai dua menit# sisanya diludahkan tepat sebel sebelum um penc pencet etaka akan. n. ,mul ,mulsi si ini ini juga juga dapa dapatt berm berman anfaa faatt untu untuk k meng mengur uran angi gi rasa rasa nyeri nyeri pascaoperatif seperti setelah gingi$ektomidan tidak berbahaya bila tertelan secara tidak disengaja. Etil klorida,
isemprotkan pada kulit atau mukosa akan menguap dengan cepat sehingga dapat menimb menimbulk ulkan an anastes anastesii melalui melalui efek pendin pendingin ginan. an. Manfaat Manfaat klinis klinis hanya hanya bila bila sempro semprotan tan diarahkan pada daerah terbatas dengan kapas atau cotton bud sampai timbul uap es.
Cara melakukan anastesi topikal adalah : 1. Membran mukosa dikeringkan untuk mencegah larutnya bahan anastesi topikal. &. Bahan anastesi topikal dioleskan melebihi area yang akan disuntik / 1' detik tergantung petunjuk pabrik kurang dari (aktu tersebut# obat tidak efektif.
). Anastesi topikal harus dipertahankan pada membran mukosa minimal & menit# agar obat bekerja efektif. -alah satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian anastesi topikal adalah kegagalan operator untuk memberikan (aktu yang cukup bagi bahan anastesi topikal untuk menghasilkan efek yang maksimum.
Gambaran Umum
!rinsip pencabutan gigi sulung tidak berbeda dengan gigi permanen# tidak memerlukan tenaga besar# tetapi harus diingat bah(a di ba(ah gigi sulung terdapat gigi permanen yang mahkotanya sangat dekat dengan gigi sulung terutama gigi molar dua sulung atau kadang" kadang penggantinya yaitu premolar dua terjepit diantara akar gigi sulung molar dua tersebut. -ehingga (aktu pencabutan gigi molar dua sulung# premolar dua dapat terganggu atau ikut terangkat# sehingga pada akar yang resorbsinya tidak sempurna terutama pada molar dua sulung pencabutannya harus hati"hati. -ebelum melakukan pencabutan gigi perlu dilakukan anastesi lebih dulu. !ada umumnya diberikan anastesi lokal# tetapi pada keadaan tertentu dilakukan anastesi umum yang dilakukan oleh spesialis anastesi. *. Topikal anesthesia
Teknik ini dilakukan dengan cara mengoleskan larutan anestesi pada permukaan mukosa atau kulit dengan tujuan untuk meniadakan stimulasi pada ujung"ujung saraf bebas free ner$e endings. Anestesi topikal dapat digunakan pada tempat yang akan diinjeksi untuk mengurangi rasa sakit akibat insersi jarum.
Berdasarkan tepat insersi jarum# teknik injeksi anestesi lokal dapat dibedakan menjadi2
1. -ubmucosal injection
3arum diinsersikan dan cairan anestesi dideponir ke dalam jaringan di ba(ah mukosa sehingga larutan anestesi mengadakan difusi pada tempat tersebut.
&. !araperiosteal injection
3arum diinsersikan sampai mendekati atau menyentuh periosteum# dan setelah diinjeksikan larutan anestesi mengadakan difusi menembus periosteum dan porositas tulang al$eolar.
). 4ntraosseous injection
4njeksi dilakukan ke dalam struktur tulang# setelah terlebih dahulu dibuat suatu jalan masuk dengan bantuan bur.
*. 4nterseptal injection
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik intraosseous# dimana jarum disuntikkan ke dalam tulang al$eolar bagian interseptal diantara kedua gigi yang akan dianestesi. Teknik ini biasanya dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan injeksi intraosseou Teknik Anastesi Blok
1. a.
Teknik"teknik
anastesi
blok 4njeksi
pada
maksila
2 5igomatik
Titik suntikan terletak pada lipatan mukosa tertinggi diatas akar distobukal molar kedua atas. Arahkan jarum ke atas dan ke dalam dengan kedalaman kurang lebih &0 mm. ujung jarum harus tetap menempel pada periosteum untuk
menghindari
masuknya
jarum
ke
dalam
ple6us
$enosus
pterygoideus.
!erlu diingat bah(a injeksi +igomatik ini biasanya tidak dapat menganestesi akar mesiobukal molar pertama atas. 7arena itu# apabila gigi tersebut perlu dianestesi untuk prosedur operatif atau ekstraksi# harus dilakukan injeksi supraperiosteal yaitu di atas premolar kedua. 8ntuk ekstraksi satu atau semua gigi molar# lakukanlah injeksi n.palatinus major.
b. 4njeksi 4nfraorbital
!ertama"tama tentukan letak foramen infraorbitale dengan cara palpasi. 9oramen ini terletak tepat diba(ah crista infraorbitalis pada garis $ertikal yang menghubungkan pupil mata apabila pasien memandang lurus ke depan. Tarik pipi# posisi jari yang mempalpasi jangan dirubah dan tusukkan jarum dari seberang gigi premolar ke dua# kira"kira ' mm ke luar dari permukaan bukal. Arahkan jarum sejajar dengan aksis panjang gigi premolar kedua sampai jarum dirasakan masuk kedalam foramen infraorbitale di ba(ah jari yang mempalpasi foramen ini. 7urang lebih & cc anestetikum dideponir perlahan"lahan.
Beberapa operator menyukai pendekatan dari arah garis median# dalam hal ini# bagian yang di tusuk adalah pada titik refleksi tertinggi dari membran mukosa antara incisi$us sentral dan lateral. engan cara ini# jarum tidak perlu melalui otot"otot (ajah.
8ntuk memperkecil resiko masuknya jarum ke dalam orbita# klinisi pemula sebaiknya mengukur dulu jarak dariforamen infraorbitale ke ujung tonjol bukal gigi premolar ke dua atas. 7emudian ukuran ini dipindahkan ke jarum. Apabila ditransfer pada siringe jarak tersebut sampai pada titik perbatasan antara bagian yang runcing dengan bagian yang bergigi. !ada (aktu jarum diinsersikan sejajar dengan aksis gigi premolar kedua# ujungnya akan terletak tepat pada foramen infraorbitale jika garis batas tepat setinggi ujung bukal bonjol gigi premolar kedua. 3ika foramen diraba perlahan# pulsasi pembuluh darah kadang bisa dirasakan. )
c. 4njeksi :. :asopalatinus
Titik suntikan terletak sepanjang papilla incisi$us yang berlokasi pada garis tengah rahang# di posterior gigi insici$us sentral. 8jung jarum diarahkan ke atas pada garis tengah menuju canalis palatina anterior. %alaupun anestesi topikal bisa digunakan untuk membantu mengurangi rasa sakit pada daerah titik suntikan# anestesi ini
mutlak harus digunakan untuk injeksi nasopalatinus. i anjurkan juga untuk melakukan anestesi permulaan pada jarigan yang akan dilalui jarum.
4njeksi ini menganestesi mukoperosteum sepertiga anterior palatum yaitu dari kaninus satu ke kaninus yang lain. Meskipun demikian bila diperlukan anestesi daerah kaninus# injeksi ini biasanya lebih dapat diandalkan daripada injeksi palatuna sebagian pada daerah kuspid dengan maksud menganestesi setiap cabang n.palatinus major yang bersitumpang.
d. 4njeksi :er$us !alatinus Major
Tentukan titik tengah garis kayal yang ditarik antara tepi gingi$a molar ketiga atas di sepanjang akar palatalnya terhadap garis tengah rahang. 4njeksikan anestetikum sedikit mesial dari titik tersebut dari sisi kontralateral. 7arena hanya bagian n.palatinus major yang keluar dari foramen palatinum majus foramen palatinum posterior yang akan dianestesi# jarum tidak perlu diteruskan sampai masuk ke foramen. 4njeksi ke foramen atau deponir anestetikum dalam jumlah besar pada orifisium foramen akan menyebabkan teranestesinya n.palatinus medius sehingga palatum molle menjadi keras. 7eadaan ini akan menyebabkan timbulnya gagging. 4njeksi ini menganestesi mukoperosteum palatum dari tuber ma6illae sampai ke regio kaninus dan dari garis tengah ke crista gingi$a pada sisi bersangkutan.
e. 4njeksi -ebagian :er$us !alatinus
4njeksi ini biasanya hanya untuk ekstraksi gigi atau pembedahan. 4njeksi ini digunakan bersama dengan injeksi supraperiosteal atau +igomatik.
7adang"kadang bila injeksi upraperiosteal dan +igomatik digunakan untuk prosedur dentistry operatif pada regio premolar atau molar atas# gigi tersebut masih tetap terasa sakit. isini# anestesi bila dilengkapi dengan mendeponir
sedikit
anestetikum
di
dekat
gigi
tersebut
sepanjang
perjalanan
n.palatinus
major.
&. Teknik"teknik anastesi blok pada mandibula 2
a. Anestesi blok n.mentalis
:er$us mentalis merupakan cabang dari :.Al$eolaris 4nferior yang berupa cabang sensoris yang berjalan keluar melalui foramen mentale untuk menginer$asi kulit dagu# kulit dan membrana mukosa labium oris inferior. Teknik Anestesi Blok :.Mentalis
Tentukan letak apeks gigi"gigi premolar ba(ah. 9oramen biasanya terletak di dekat salah satu apeks akar gigi premolar tersebut.
7etika blok ner$us ma6ilaris atau al$eolaris inferior sukses# maka tidak perlu dilakukan injeksi. 3arum pendek yang berukuran &' gauge dimasukkan setelah jaringan yang akan dipreparasi diberikan antiseptik dalam mucobuccal fold di dekat foramen mentale dengan be$el di arahkan ke tulang. 9oramen dapat diraba atau dapat terlihat dengan menggunakan sinar 6 dan biasanya berada di antara gigi premolar. !asien mungkin saja merasakan sakit ketika ner$us telah teraba pada foramen.' ;akukan penembusan jaringan dengan kedalaman ' mm# lakukan aspirasi dan injeksikan anestetikum sebanyak 0#< cc. Teknik ini menyebabkan efek anestesi pada jaringan
buccal
bagian
anterior
di
depan
foramen#
bibir
bagian
ba(ah#
dan
dagu.
Tariklah pipi ke arah bukal dari gigi premolar. Masukkan jarum ke dalam membrana mukosa di antara kedua gigi premolar kurang lebih 10 mm eksternal dari permukaan bukal mandibula. !osisi syringe membentuk sudut *'===0 terhadap permukaan bukal mandibula# mengarah ke apeks akar premolar kedua. Tusukkan jarum tersebut sampai menyentuh tulang. 7urang lebih > cc anestetikum dideponir# ditunggu sebentar kemudian ujung jarum digerakkan tanpa menarik jarum keluar# sampai terasa masuk ke dalam foramen# dan deponirkan kembali > cc anestetikum dengan hati"hati.
-elama pencarian foramen dengan jarum# jagalah agar jarum tetap membentuk sudut *'o terhadap permukaan bukal mandibula untuk menghindari melesetnya jarum ke balik periosteum dan untuk memperbesar kemungkinan masuknya jarum ke foramen.
4njeksi ini dapat menganestesi gigi premolar dan kaninus untuk prosedur operatif. 8ntuk menganestesi gigi insisi$us# serabut saraf yang bersitumpang dari sisi yang lain juga harus di blok. 8ntuk ekstraksi harus dilakukan injeksi lingual.
b. Teknik Anestesi Blok :. Bucalis
Teknik 4njeksi :.Buccalis
:er$us buccal tidak dapat dianestesi dengan menggunakan teknik anaestesi blok ner$us al$eolaris inferior. :er$us buccal menginer$asi jaringan dan buccal periosteum sampai ke molar# jadi jika jaringan halus tersebut diberikan pera(atan# maka harus dilakukan injeksi ner$us buccal. 4njeksi tambahan tidak perlu dilakukan ketika melakukan pengobatan untuk satu gigi. 3arum panjang dengan ukuran &' gauge digunakan karena injeksi ini biasanya dilakukan bersamaan dengan injeksi blok ner$us al$eolaris inferior# jadi jarum yang sama dapat digunakan setelah anestetikum terisi. 3arum disuntikan pada membran mukosa bagian disto bucal sampai pada molar terakhir dengan be$el menghadap ke arah tulang setelah jaringan telah diolesi dengan antiseptik. 3ika jaringan tertarik kencang# pasien lebih merasa nyaman. Masukkan jarum & atau * mm secara perlahan"lahan dan lakukan aspirasi.* -etelah melakukan aspirasi dan hasilnya negatif# maka depositkan anestetikum sebanyak & cc secara perlahan"lahan.
Masukkan jarum pada lipatan mukosa pada suatu titik tepat di depan gigi molar pertama. !erlahan"lahan tusukkan jarum sejajar dengan corpus mandibulae# dengan be$el mengarah ke ba(ah# ke suatu titik sejauh molar ketiga# anestetikum dideponir perlahan"lahan seperti pada (aktu memasukkan jarum melalui jaringan. !asien harus berada dalam posisi semisupine. ?perator yang menggunakan tangan kanan berada dalam posisi searah dengan jarum jam delapan sedangkan operator yang kidal berada pada posisi searah dengan jarum jam empat. 4njeksi ini menganestesi jaringan bukal pada area molar ba(ah. Bersama dengan injeksi lingual# jika diindikasikan# dapat melengkapi blok n.al$eolaris inferior untuk ekstraksi semua gigi pada sisi yang diinjeksi. 4n jeksi ini tidak selalu diindikasikan dalam pembuatan preparasi ka$itas kecuali jika ka$itas bukal dibuat sampai di ba(ah tepi gingi$al.
).1.) 4nstrumen 8ntuk Anastesi ;okal
A. -yringe Anastesi -yringe# Cartridge
-yringe obat bius gambar 1"1' dirancang untuk mendukung dan mengusir solusi anestesi dari tabung kaca komersial yang disusun disebut carpuletm. nama merek dagang# carpule. 3arum cartridge yang tersedia untuk
anestesi lokal memiliki cincin yang menangani ibu jari pada akhir luar dan tombak pada akhir cartridge dari plunger. -eruit ini dirancang untuk melibatkan plunger karet penyumbat cartridge. Cincin"ibu jari digunakan untuk menarik kembali plunger serta menentukan apakah jarum telah menembus pembuluh darah. !rosedur ini disebut @aspirating@ dan syringenya adalah syringe aspirating.
B. isposable :eedles :eedles# isposable
3arum sekali pakai dikemas untuk menjaganya dalam kondisi steril. -etelah digunakan# jarum akan dibuang. 3arum ini melekat pada syringe yang dihubungkan oleh plastic"hub yang merupakan bagian dari jarum sekali pakai.
8mumnya
jarum
tersedia
dalam
ukuran
1)1<
inci
dan
1
)
inci.
3arum sekali pakai selalu steril# selalu tajam# dan cenderung mudah patah daripada yang lain jarum. 3arum hipodermik harus dibuang agar tidak dapat melukai operator maupun menguhindari kejadianlain yang tidak diinginkan.
).1.* !ersiapan 4nstrument Anastesi
A. -terilisasi 4nstrumen
-eperti dalam pemeriksaan dasar# anestesi juga memerlukan persiapan tertentu. -alah satu instrumen dalam persiapan yang selalu membutuhkan# yaitu penyterilan syringe. 4tem lainnya disterilisasi oleh produsen dan dikemas dalam kondisi steril.
B. Anastesi Topical
4tem pertama saat persiapan adalah topikal 6ylocaine. Anastesi ini diproduksi dalam bentuk jelly atau salep. al ini paling sering digunakan untuk menganastesi daerah tempat suntikan yang sebenarnya harus dilakukan. ua kasa 1"& inci atau cotton tip aplicator akan diperlukan bila menggunakan topikal 6ylocaine. -ejumlah kecil ditempatkan pada aplikator dan diaplikasikan di atas area yang akan disuntikkan. Tujuan anestesi topikal adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada pasien selama injeksi berlangsung.
C. -yringe.
-yringe sisi"loading jarum suntik cartridge adalah satu"satunya item dalam persiapan yang memerlukan penyterilan setelah digunakan pada setiap pasien. -yringe ini digunakan untuk mengaplikasikan anestesi lokal. 3arum syringe merupakan jenis sekali pakai. !anjang dan jarum gauge yang digunakan akan ber$ariasi# tergantung kebutuhan operator. ?perator akan menangani dua jarum yang berbeda2 sebuah infiltrasi dan jarum konduktif. 3arum infiltrasi memiliki panjang 1)1< inci dan digunakan untuk injeksi maksilaris# untuk membius daerah kecil sekitar dua hingga tiga gigi. -edangkan# jarum konduktif memiliki panjang 1 ) inci panjang. 4njeksi blok dibuat dengan menggunakan jarum tersebut# anastesi daerah menyeluruh.
. Anastesi ;okal.
-aat ini# dua jenis obat bius l okal yang banyak tersedia# yaitu lidokain hidroklorida 6ylocaine dengan epinefrin 12'0.000 hingga 12100.000 dan mepi$acaine hidroklorida carbocaine tanpa epinefrin. 3enis ini dapat diidentifikasi dengan (arna tutup dan dengan (arna (adah. -ebagai contoh2 lidokain hidroklorida dengan epinefrin 12'0.000# ditandai dengan tutup hijau dan garis hijau di (adahD lidokain hidroklorida dengan epinephrine 12100.000 memiliki tutup merah dan bergaris"garis merahD dan hidroklorida mepi$acaine memiliki tutup putih dan (adah cokelat. ,pinefrin adalah faktor pengendali untuk berapa lama anestesi akan berlangsung. !enambahan epinefrin mengakibatkan semakin lama daerah tersebut akan teranastesi. ,pinefrin adalah $asokonstriktor yang menyebabkan jaringan di sekitar kapiler membengkak# sehingga akan mengkonstriksi kapiler dan memperlambat aliran darah. Aliran darah yang menurun menyebabkan lambatnya difusi anastesi di seluruh tubuh# sehingga memperpanjang aksinya. al ini juga dapat membantu dalam mengontrol pendarahan.
,. Aspirasi
!erakitan dan penggunaan syringe aspirasi cukup sederhana. -yringe ini dilengkapi dengan perangkat yang memungkinkan operator untuk menentukan apakah operator telah menginjeksi ke dalam aliran darah. !enginjeksian agen ke dalam sistem peredaran darah dapat menimbulkan gejala yang tidak diinginkan atau kematian. !erhatikan cincin jempol dan plunger berpentil. !entil itu menembus tutup karet cartridge anestesi# yang memungkinkan aspirasi ketika operator menarik plunger melalui jarum suntik pada cincin jempol.
9. 4nstrument
8ntuk
instrumen
yang
biasa
digunakan
pada
anastesi
lokal#
dapat
dilihat
pada
).1.'
gambar
).
!rosedur
A.
!engisian
Tabung
-yringe
7etika jarum sekali pakai digunakan# hub plastik berulir ke syringe tanpa merusak segel atau memindahkan silinder plastik pelindung luar. ;angkah pertama adalah memasukkan jarum yang tepat. ;angkah berikutnya adalah untuk menarik plunger dari jarum suntik dan masukkan carpuletm cartridge dari obat bius. -etelah memasukkan carpuletm# lepaskan plunger dan amankan pentil pada stopper karet dengan menyolok cincin jempol di telapak tangan. !elindung silinder dapat dilepas tergantung kebutuhan dan kenyamanan operator dalam bekerja. al ini biasanya akan dilakukan setelah carpuletm larutan anestesi telah dan disisipkan tepat sebelum injeksi diberikan. ub dan jarum dan dibuang setelah digunakan# berikut pencegahan standar# dan sesuai
dengan
kebijakan
lokal.
B. 4njeksi.
7etika operator siap menyuntikkan larutan anestesi# daerah injeksi kerja harus dikeringkan dengan kain kasa. ?perator dapat mengaplikasikan antiseptik ke daerah tersebut dengan aplikator# sehingga jaringan tersebut siap untuk
di
injeksi.
Anestesi lokal tidak diragukan lagi adalah obat yang paling sering digunakan dalam praktek kedokteran gigi. 3arum anestesi tersedia dalam ukuran gauge yang berbeda dan panjang. 3arum dengan ukuran panjang biasanya digunakan terutama untuk injeksi @blok@ dan jarum pendek untuk tipe injeksi infiltrasi. :amun# tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan jarum panjang pada kedua jenis injeksi. Gauge &' merupakan jarum panjang
yang
disediakan
dalam
bidang
C.
gigi. 7omplikasi
Meskipun telah mengikuti teknik# dan obat"obatan yang digunakan memiliki batas keselamatan yang sangat tinggi# dan peralatan yang digunakan efisien dan mudah disterilkan# komplikasi masih dapat terjadi. 7omplikasi paling umum adalah sinkop pingsan yang disebabkan oleh anemia otak yang biasanya psikogenik di alam dan biasanya berlangsung dari )0 detik sampai & menit. 7adang"kadang# reaksi alergi terhadap obat yang dipakai
mungkin
timbul#
tetapi
ini
sangat
jarang.
2.2 Anastesi Lokal
Anastesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit untuk sementara pada satu bagian tubuh dengan cara mengaplikasikan bahan topikal atau suntikan tanpa menghilangkan kesadaran. !encegahan rasa sakit selama prosedur pera(atan gigi dapat membangun hubungan baik antara dokter gigi dan pasien# membangun kepercayaan# menghilangkan rasa takut# cemas dan menunjukkan sikap positif dari dokter gigi. Teknik anastesi lokal merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam pera(atan pasien anak. 7etentuan umur# anastesi topikal# teknik injeksi dan analgetik dapat membantu pasien mendapatkan pengalaman positif selama mendapatkan anastesi lokal. Berat badan anak harus dipertimbangkan untuk memperkecil kemungkinan terjadi reaksi toksis dan lamanya (aktu kerja anastetikum# karena dapat menimbulkan trauma pada bibir atau lidah. Anak"anak dapat ditangani secara anastesi lokal dengan kerja sama dari orangtua dan tidak ada kontra indikasi. Anak"anak diberitahu dengan kata"kata sederhana apa yang akan dilakukan# jangan membohongi anak. -ekali saja anak kece(a# sulit untuk membangun kembali kepercayaan anak. ;ebih aman mengatakan kepada anak"anak bah(a dia akan mengalami sedikit rasa tidak nyaman seperti tergores pensil atau digigit nyamuk daripada menjanjikan tidak sakit tetapi tidak mampu memenuhi janji tersebut. Bila seorang anak mengeluh sakit selama injeksi pertimbang kembali situasinya# injeksikan kembali bila perlu tapi jangan minta ia untuk menahan rasa sakit. -ebelum melakukan penyuntikan# sebaiknya operator berbincang dengan pasien# dengan menyediakan (aktu untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan dan mengenal pasien lebih jauh dokter gigi dapat meminimaliskan rasa takut. 2.2. !a"am Anastesi Lokal
&.&.1.1
Anastesi Topikal
Menghilangkan rasa sakit di bagian permukaan saja karena yang dikenai hanya ujung"ujung serabut urat syaraf. Bahan yang digunakan berupa salf. &.&.1.&
Anastesi 4nfiltrasi
-ering dilakukan pada anak"anak untuk rahang atas ataupun rahang ba(ah. Mudah dikerjakan dan efektif. aya penetrasi anastesi infiltrasi pada anak"anak cukup dalam karena komposisi tulang dan jaringan belum begitu kompak.
&.&.1.)
Anastesi Blok
igunakan untuk pencabutan gigi molar tetap. 2.# Anastesi $n%iltrasi
Anestesi infiltrasi adalah anestesi yang bertujuan untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa dikulit dan jaringan yang terletak lebih dalam misalnya daerah kecil dikulit atau gusi pencabutan gigi. Anasstesi ini sering dilakukan pada anak"anak untuk rahang atas ataupun rahang ba(ah. Mudah dikerjakan dan efektif. aya penetrasi anastesi infiltrasi pada anak"anak cukup dalam karena komposisi tulang dan jaringan belum begitu kompak. 2.& $ndikasi dan 'ontra $ndikasi dari Anastesi $n%iltrasi 2.&. $ndikasi Anastesi $n%iltrasi
Ada beberapa indikasi yang ditujukan untuk pemakaian anestesi infiltrasi# antara lain2 1.
:atal toothneonatal tooth
:atal tooth 2 gigi erupsi sebelum lahir :eonatal tooth 2 gigi erupsi setelah 1 bulan lahir dan biasanya gigi2
•
Mobiliti
•
apat mengiritasi 2 menyebabkan ulserasi pada lidah
•
Mengganggu untuk menyusui 1.
Gigi dengan karies luas# karies mencapai bifurkasi dan tidak dapat direstorasi sebaiknya dilakukan pencabutan. 7emudian dibuatkan space ma intainer.
&.
4nfeksi di periapikal atau di interradikular dan tidak dapat disembuhkan kecuali dengan pencabutan.
).
Gigi yang sudah (aktunya tanggal dengan catatan bah(a penggantinya sudah mau erupsi.
*.
Gigi sulung yang persistensi
'.
Gigi sulung yang mengalami impacted# karena dapat menghalangi pertumbuhan gigi tetap.
<.
Gigi yang mengalami ulkus dekubitus
E.
8ntuk pera(atan ortodonsi
.
-upernumerary tooth.
10. Gigi penyebab abses dentoal$eolar 11. 3ika penderita atau ahli bedah atau ahli anestesi lebih menyukai anestesi lokal serta dapat meyakinkan para pihak lainnya bah(a anestesi lokal saja sudah cukup 1&. Anestesi lokal dengan memblok saraf atau anestesi infiltrasi sebaiknya diberikan lebih dahulu sebelum prosedur operatif dilakukan dimana rasa sakit akan muncul 2.&.2 'ontra $ndikasi Anastesi $n%iltrasi
Ada beberapa kasus dimanana penggunaan anestesi infiltrasi tidak di perbolehkan# kasus" kasus ini perlu diketahui sehingga gejala"gejala yang tidak menyenangkan dan akibat yan tidak diinginkan bisa dihindari. 7ontra indikasi antara lain 2 1.
Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya. Misalnya akut infektions stomatitis# herpetik stomatitis. 4nfeksi ini disembuhkan dahulu baru dilakukan pencabutan.
&.
Blood dyscrasia atau kelainan darah# kondisi ini mengakibatkan terjadinya perdarahan dan infeksi setelah pencabutan.
).
!ada penderita penyakit jantung.
Misalnya 2 Congenital heart disease# rheumatic heart disease yang akut.kronis# penyakit ginjalkidney disease. 1.
!ada penyakit sistemik yang akut pada saat tersebut resistensi tubuh lebih rendah dan dapat menyebabkan infeksi sekunder.
&.
Adanya tumor yang ganas# karena dengan pencabutan tersebut dapat menyebabkan metastase.
).
!ada penderita iabetes Mellitus M# tidaklah mutlak kontra indikasi.
*.
7urangnya kerjasama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita.
2. Alat dan ahan Anastesi $n%iltrasi
Alat dan bahan yang digunakan untuk anestesi infiltrasi pada gigi sulung saat pencabutan antara lain 2 2.. S*ringe
Adalah peralatan anestesi lokal yang paling sering digunakan pada praktek gigi. Terdiri dari kotak logam dan plugger yang disatukan melalui mekanisme hinge spring. 2..2 Cartridge
Biasanya terbuat dari kaca bebas alkali dan pirogen untuk mengindari pecah dan kontaminasi dari larutan. -ebagaian besar cartridge mengandung & ml atau 1# ml larutan anestesi lokal. Cartridge dengan kedua ukuran tersebut dapat dipasang pada syringe standart namun umumnya larutan anestesi sebesar 1# ml sudah cukup untuk prosedur pera(atan gigi rutin. 2..# +arum
!emilihan jarum harus disesuaikan dengan kedalaman anastesi yang akan dilakukan. 3arum suntik pada kedokteran gigi tersedia dalam ) ukuran sesuai standar American ental Association F AA D panjang )& mm# pendek &0 mm# dan superpendek 10 mm. 3arum suntik yang pendek yang digunakan untuk anestesi infiltrasi biasanya mempunyai panjang & atau ' cm. 3arum yang digunakan harus dapat melakukan penetrasi dengan kedalaman yang diperlukan sebelum seluruh jarum dimasukan ke dalam jaringan. Tindakan pengamanan ini akan membuat jarum tidak masuk ke jaringan# sehingga bila terjadi fraktur pada hub# potongan jarum dapat ditarik keluar dengan tang atau sonde. !etunjuk2 1.
alam pelaksanaan anastesi lokal pada gigi# dokter gigi harus menggunakan syringe sesuai standar AA.
&.
3arum pendek dapat digunakan untuk beberapa injeksi pada jaringan lunak yang tipis# jarum panjang digunakan untuk injeksi yang lebih dalam.
).
3arum cenderung tidak dipenetrasikan lebih dalam untuk mencegah patahnya jarum.
*.
3arum yang digunakan harus tajam dan lurus dengan be$el yang relatif pendek# dipasangkan pada syringe. Gunakan jarum sekali pakai disposable untuk menjamin ketajaman dan sterilisasinya. !enggunaan jarum berulang dapat sebagai transfer penyakit.
2..& Lido"ain
-ejak diperkenalkan pada tahun 1* deri$at amida dari 6ylidide ini sudah menjadi agen anestesi lokal yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi bahkan menggantikan prokain sebagai prototipe anestesi lokal yang umumnya digunakan sebagai pedoman bagi semua agen anestesi lainnya. ;idokain dapat menimbulkan anestesi lebih cepat dari pada procain dan dapat tersebar dengan cepat diseluruh jaringan# menghasilkan anestesi yang lebih dalam dengan durasi yang cukup lama. ?bat ini biasanya digunakan dalam kombinasi dengan adrenalin 120.000 atau 12 100.000. !engunaan lidocain kontraindikasi pada penderita penyakit hati yang parah. 2.. !epia"ain
eri$at amida dari 6ilidide ini cukup populer yang diperkenalkan untuk tujuan klinis pada akhir tahun 10an. 7ecepatan timbulnya efek#durasi aksi# potensi dan toksisitasnya mirip dengan lidocain. Mepi$acain tidak mempunyai sifat alergenik terhadap anestesi lokal tipe ester. Agen ini dipasarkan sebagai garam hidroklorida dan dapat digunakan anestesi infiltrasi regional. Bila mepi$acain dalam darah sudah mencapai tingkatan tertentu # akan terjadi eksitasi sistem saraf sentral bukan depresi# dan eksitasi ini dapat berakhir berupa kon$ulsi dan depresi respirasi. 2..- rilo"ain
Merupakan deri$at toluidin dengan tipe amida pada dasarnya mempunyai formula kimia(i dan farmakologi yang mirip dengan lidocain dan mepi$acaine. !rolocain biasanya menimbulkan aksi yang lebih cepat daripada lidocain namun anestesi yang ditimbulkan tidak terlalu dalam. !rolocain juga kurang mempunyai efek $asodilator bila dibandingkan dengan lidocain dan bisanya termetabolisme lebih cepat. ?bat ini kurang toksis dibanding dengan lidocaine tapi dosis total yang dipergunakan sebaiknya tidak lebih dari *00mg. 2../ 0asokonstriktor
!enambahan sejumlah kecil agen $asokonstriktor pada larutan anestesi lokal dapat memberi keuntungan berikut ini2 1.
mengurangi efek toksik melalui efek menghambat absorpsi konstituen.
&.
Membatasi agen anestesi hanya pada daerah yang terlokalisir sehingga dapat meningkatkan kedalaman dan durasi anastesi.
).
Menimbulkan daerah kerja yang kering bebas bercak darah untuk prosedur operasi.
Hasokonstriktor yang biasa digunakan adalah2 1.
Adrenalin epinephrine# suatu alkaloid sintetik yang hampir mirip dengan sekresi medula adrenalin alami.
&.
9elypressin octapressin# suatu polipeptida sintetik yang mirip dengan sekresi glandula pituutari posterior manusia. Mempunyai sifat $asokonstriktor yang dapat diperkuat dengan penambahan prilokain.
2.- 1eknik Anastesi $n%iltrasi
!ada anak"anak bidang al$eolar labio"bukal yang tipis umumnya banyak terperforasi oleh saluran $askuler. 8ntuk alasan inilah# maka teknik infiltrasi dapat digunakan dengan efektif untuk mendapat efek anastesi pada gigi"gigi susu atas tanpa perlu mendepositkan lebih dari 1 ml larutan secara perlahan"lahan dijaringan. !ada anak yang masih muda# rasa tidak enak dari suntikan palatum yang digunakan untuk prosedur pencabutan gigi atau pemasangan matriks# dapat dihindari dengan cara sebagai berikut. -etelah efek suntikan supraperiosteal pada sulkus labiobukal diperoleh# jarum diinsersikan dari aspek labio"bukal# melaluiruang interproksimal# setinggi jaringan gingi$a yang melekat pada periosteum diba(ahnya. 8jung jarum harus tetap berada pada papila dan tidak boleh menyentuh tulang. -ejumlah kecil larutan anastesi local didepositkan perlahan sampai mukoperiosteum palatal atau lingal memucat. -ejumlah kecil larutan anastesi yang didepositkan dengan cara ini akan memberikan efek anastesi yang memadai pada jaringan palatum. Teknik ini dikenal sebagai suntikan interpapila dan sering digunakan oleh para ahli pedodonti. !ara ahli lainnya umumya lebih suka menggunakan suntikan jet atau suntikan intraligamental.
Masuknya jarum ke dalam mukosa / & I ) mm# ujung jarum berada pada apeks dari gigi yang dicabut. -ebelum mendeponir anastetikum# lakukan aspirasi untuk melihat apakah pembuluh darah tertusuk. Bila se(aktu dilakukan aspirasi dan terlihat darah masuk ke dalam karpul# tarik karpul. Buang darah yang berada di karpul dan lakukan penyuntikan pada lokasi lain yang berdekatan. Masukkan obat dengan perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak / 0#<0 ml 1) karpul. 2./.2 aerah palatal3lingual.
Masukkan jarum sampai menyentuh tulang. Masukkan obat perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak / 0#& I 0#) cc. Akan terlihat mukosa daerah tersebut putihpucat.
2./.# aerah $nterdental apil
Masukkan jarum pada daerah papila interdental# masukkan obatnya sebanyak / 0#& I 0#) cc. Akan terlihat mukosa daerah tersebut memucat. 2./.& Anastesi $ntraligamen
-untikan intraligamen dilakukan ke dalam periodontal ligamen. -untikan ini menjadi populer belakangan ini setelah adanya syringe khusus untuk tujuan tersebut. -untikan intraligamen dapat dilakukan dengan jarum dan syringe kon$ensional tetapi lebih baik dengan syringe khusus karena lebih mudah memberikan tekanan yang diperlukan untuk menyuntikan ke dalam periodontal ligamen. 2.5 1eknik Anastesi $n%iltrasi
1.
ilangkan semua kalkulus dari tempat penyuntikan# bersihkan sulkus gingi$a dengan rubber cup dan pasta profilaksis dan berikan desinfektan dengan menggunakan cotton pellet kecil.
&.
Masukkan jarum ke dalam sulkus gingi$a pada bagian mesial distal gigi dengan be$el jarum menjauhi gigi.
).
Tekan beberapa tetes larutan ke dalam sulkus gingi$a untuk anastesi jaringan di depan jarum 4njeksi intra ligamen pada anak.
*.
Gerakkan jarum ke apikal sampai tersendat diantara gigi dan crest al$eolar biasanya kira"kira & mm.
'.
Tekan perlahan"lahan. 3ika jarum ditempatkan dengan benar harus ada hambatan pada penyuntikan dan jaringan di sekitar jarum memutih. 3ika tahanan tidak dirasakan# jarum mungkin tidak benar posisinya dan larutan yang disuntikkan akan mengalir ke dalam mulut.
<.
-untikan perlahan"lahan# banyaknya 0#& ml.
E.
8ntuk gigi posterior# berikan suntikan di sekitar tiap akar.
.
apat pula diberikan penyuntikan di bagian mesial dan distal akar tetapi dianjurkan bah(a tidak lebih dari 0#* ml larutan disuntikan ke tiap akar.
.
Cartridge harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pasien yang lain# (alaupun sedikit sekali larutan yang digunakan.