1. Benih Hibrida dan 1 contoh memproduksi benih hibrida Hibrida adalah hasil perkawinan dua tetua yang berbeda genotipenya. Melalui perkawinan itulah terkumpul gen-gen yang keberadaannya secara bersamaan memberikan efek heterosis, yaitu fenomena di mana tanaman yang tumbuh dari benih hasil persilangan dua genotipe yang berbeda (disebut generasi F1) memiliki sifat lebih baik dari tetuanya.
Produksi benih jagung hibrida dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya yaitu (Mugnisyah,1990):
1. Produksi hibrida persilangan tunggal jagung 2. Produksi hibrida persilangan ganda dan tiga jagung 3. Produksi hibrida jagung menggunakan faktor pemulih sterilitas (Restorer) Produksi benih bertujuan bertujua n untuk menghasilkan benih dengan de ngan mutu yang memenuhi syarat sertifikasi benih. Dalam produksi benih diperlukan prinsip-prinsip berikut:
Benih sumber yang akan digunkan haruslah bermutu tinggi dan jelas asal usulnya.
y
Isolasi
waktu dan jarak
Isolasi
waktu dan jarak merupakan perlindungan t erhadap penyerbukan silang oleh oleh varietas
lain, baik dari dalam maupun dari sekitar lahan produksi
y
Teknik
budidaya dan produksi benih
Teknik
produksi benih berbeda dengan produksi non benih yang terletak pada prinsip
genetiknya, dimana asp ek ekmurnian genetikn ya menentukan kelulusan kelul usan dalam sertifikasi. Teknik
budidaya secara internal dilakkukan oleh penangkar benih dalam bentuk roguing dan
secara eksternal dilaksanakan oleh balai pengawas dan sertifikasi benih (BPSB) dalam bentuk pengawasan di lapang. Teknik budidaya budida ya mulai dari pengolahan pengolahan tanah sa mpai panen antara teknik budidaya produksi benih dan non benih relatif sama. Jagung merupakan tanaman menyerbuk silang, oleh karena itu isolasi jarak atau pun waktu merupakan hal yang sangat penting dalam memproduksi benih jagung bersertifikat. Isolasi jarak seluas 200meter sedangkan isolasi waktu minimal 3 minggu. Teknik
y
budidaya produksi jagung hibrida sehingga menghasilkan benih hibrida adalah:
Persiapan lahan Persiapan lahan meliputi pemilihan lahan ta nam dan pengolahan pengola han lahan tanam, serta penentuan penentuan jarak tanam. Lahan yang akan ditanami harus memenuhi isolasi jarak dan waktu. Hal ini dimaksudkan agar antar tanaman jagung tidak terjadi penyerbukan silang. Isolasi jarak yang diperbolehkan adalah adala h tidak kurang dari d ari 200 meter, sedangkan isolasi waktu waktu yang
diperbolehkan adalah 3 minggu. Jarak tanam antara antan adalah 15 cm dan jarak tanam antara betina adalah 20 cm. pengolahan lahan dilakukan supaya lahan yang akan ditanami menjadi gembur. y
y
Persiapan benih sumber Persiapan benih sumber ini meliputi pemilihan benih dan menghitung kebutuhan benih. Benih yang dipakai pada praktikum adalah berasal dari perusahaan penangkar benih Sang Hyang Sri yang tidak perlu dipertanyakan lagi kualitasnya. Penanaman dan perawatan Sebelum dilakukan penanaman, tanah dilubangi sedalam 2-5 cm terlebih dahulu. Masingmasing lubang di tanami 2-3 benih. Dalam pembuatan benih hibrida ini, di gunakan tiga tetua, 2 betina dan satu jantan. Waktu tanam antara benih jantan dan betina berbeda dikarenakan benih betina lebih cepat tumbuh daripada benih jantan. Jarak antara jantan dan betina adalah 30 cm. hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyerbukan silang .Benih yang telah ditanam perlu dirawat supaya perkembangannya lebih baik. Perawatannya berupa pemberian pupuk, penyiangan dan pembumbunan. Penyiangan dilakukan seperlunya, yaitu apabila ada gulma yang tumbuh. Pembumbunan dilakukan supaya tanaman yang telah tinggi tidak rebah. Pembumbunan biasanya dilakuakn 15 hari setelah tanam.
y
Pengamanan kemurnian genetis Untuk menjaga kemurnian genetis, produksi benih hibrida dilakuiakn dengan cara:
y
Isolasi
y
Roguing Roguing dilakukan dengan cara membuang tanaman yang diragukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyerbukan tanaman tetua betina oleh tanaman yang tidak dikehendaki, damn pembentukan benih bukan dari tanaman tetua yang diinginkan.
y
Penggunaan tanaman induk steril Tanaman
induk steril merupakan tanaman tetua betina yang steril bunga jantannya, baik
secara alamiah maupun buatan. Tanaman tetua yang steril j antan, maka tidak akan terjadi persilangan sendiri.Steril jantan merujuk kepada suatu bunga atau tanaman yang tidak menyebarkan serbuk sari hidup. Sterilitas sitoplasmik ditentukan oleh kondisi sitoplasma tetua betina. Sitoplasma steri Cms menghasilkan keturunan steril jantan. Tanaman yang bersitoplasma normal menghasilkan serbuk sari yang normal tetapi tidak memulihkan kembali fertilitas dari tanaman Cms. Sterilisasi jenetik sitoplas mik, faktor pemulih (restorer) yang dikendalikan secara genetis yaitu Rf , akan memulihkan kembali fertilitas kepada keturunan Cmsx Rf . Semua tanaman yang RfRf dan Rfrf akan fertil jantan tanpa memandang kondisi sitoplasmanya. Galur-galur fertil jantan yang tidak memulihkan fertilitas disebut galur pemelihara (maintaner lines). Karena galur-galur steril jantan dan pemelihara sa ma secara genetis, kecuali untuk sifat steril jantan benih yang dihasilkan bukanlah hibrida. y
Emaskulasi/Detaseling
Yaitu pembuangan bunga jantan dari tanaman tetua betina yang belum dewasa. y
Menutup bunga betina Bunga betina tanaman tetua ditutup agar tidak diserbuki oelh serbuk sari lain yang tidak dikehendaki.
y
Penataan letak tanaman induk Tata
letak pertanaman induk disesuaikan dengan jenis hibrida yang akan dihasilkan. Untuk
menghasilkan hibrida jagung persilangan tunggal, tat letakl pertanaman mengikuti pola 2:1, yaitu setiap dua baris tanaman tetua betina jagung berselang dengan 1 tetua jantan jagung. y
Panen Ciri tanaman jagung sudah waktunya dipanen adalah kelobotnya sudah berwarna putih kecoklatan dan tidak meninggalkan bekas apabila bijnya ditekan menggunakan kuku. Praktikum pembuatan benih hibrida jagung yang dilakukan di lahan SRDC (Soybean Research Devel opment Center ) ini telah dilakukan selama ±4 bulan dengan hasil yang kurang memuaskan. Benih hibrida yang diharapkan ternyata hanya sedikit. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah terlambatnya pemotongan bunga jantan pada tetua betina (detaseling) sehingga terjadi penyerbukan sendiri.Detaseling seharusnya dilakukan ketika bunga jantan baru muncul sebagian supaya tidak terjadi penyerbukan yang tidak diinginkan. Pada saat detaseling praktikan harus teliti memeriksa perbaris tanaman agar tidak ada satu pun bunga jantan yang terlewati. Selain itu, pada saat musim muncul bunga jantan, praktikan harus mengecek tiap saat, karena pemunculan bunga jantan tidak serentak. Detaeling bisa dilakukan dalam kurun waktu 5-10 hari.Detaseling biasanya dilakukan secara mekanis dengan mesin pertanian, sedangkan dengan cara pencabutan biasanya dilakukan dengan tangan. Praktek di lapangan, pencabutan dilakukan terhadap sisa bunga jantan yang tidak terpotong mesin pertanian karena ketidakseragaman waktu pemunculan bunga.Teknik pembuatan benih hibrida yang telah dilakukan tidak memenuhi syarat. Salah satu syarat yang tidak terpenuhi tersebut adalah tidak adanya isolasi jarak dan waktu. Isolasi jarak pada pembuatan benih hibrida seharusnya 100 meter dari lokasi lahan dan isolasi waktu sebaiknya 3 minggu. Selain isolasi jarak dan waktu, pertanaman jag ung juga tidak dirawat dengan baik dan benar.
2. Benih inhibrida dan 1 contoh memproduksi benih inhibrida Inhibrida adalah tanaman yang menyerbuk sendiri, sehingga secara alami varietas yang terbentuk berupa galur murni (inhibrida). Jika semua lokus (tempat gen) pada tanaman tersebut telah homosigot (terisi oleh gen yang sama), maka dikatakan galur tersebut telah murni (galur murni) dan akan melakukan penyerbukan sendiri menghasilkan keturunan yang seragam dan sama persis dengan pertanaman generasi sebelumnya. Galur-galur murni terbaik sesuai dengan tujua n pemuliaan dilepas sebagai varietas unggul. Untuk dapat mengelola produksi benih padi bersertifikat terdapat beberapa proses yang harus dilakukan dengan seksama dan teliti. a. Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan, dapat bekas tanaman padi, asalkan varietas yang ditanam sama dengan varietas yang ditanam sebelumnya, Ketinggian lahan disesuaikan dengan daya adaptasi varietas tanaman, umumnya padi beradaptasi di dataran rendah, Lahan relatif subur, Ph 5 ,4-6, dan memiliki lapisan keras sedalam 30 cm agar sawah tidak lekas kering. b. Benih Sumber Benih sumber yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Kebutuhan benih sumber per hektar diperkirakan sebanyak 10 k g benih penjenis untuk menghasilkan benih dasar, 25 kg benih dasar untuk menghasilkan benih pokok; dan 25 kg benih pokok untuk menghasilkan benih
sebar. Varietas yang ditanam hendaknya selain disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, memperhatikan pula aspek kecocokan lahan, umur tanaman, dan ketahanan terhadap hama serta penyakit. c. Penyemaian Ukuran bedeng pesemaian umumnya 5% dari luas lahan penanaman. Misalnya, lahan penanaman direncanakan seluas satu hektar maka bedengan persemaian yang diperlukan sekitar 500m2. d. Penyiapan lahan dan penanaman Penanaman padi menghendaki tanah sawah yang berstruktur lumpur dengan kedalaman sekitar 15-30 cm. untuk memperoleh struktur tanah demikian, lahan beberapa kali direndam dengan air. Kegiatan selanjutnya yaitu pengaturan jarak tanam jarak tanam dibuat 22 cm x 22 cm bila penanaman pada musim kemarau dan 30 cm x 15 cm bila penanaman pada musim hujan. Sebelum ditanam, bibit dipotong kira-kira 20 cm dari pangkal batang. Tujuannya untuk mengurangi penguapan agar bibit tidak lekas layu. Penanaman bibit sebaiknya 2-4 tanaman per rumpun sedalam ± 2-3 cm. e. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemupukan, penyulaman, penyiangan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit serta rouging yaitu melakukan penyeragaman dengan cara membuang bagian tanaman yang berbeda. f. Pemanenan dan perlakuan pasacapanen Pemanenan padi untuk benih dilakukan setelah pemeriksaan lapangan terakhir dan telah dinyatakan lulus oleh BPSB. Waktu panen ditentukan jika umur berbunga telah mencapai optimal. g. Perlakuan PascaPanen Padi yang telah dipanen masih ada beberapa tahap perlakukan agar siap digunakan sebagai benih. Perlakuan tersebut antara lain perontokan, pengeringan, pengolahan, serta penyimpanan. Proses pengolahan b enih merupakan proses yang cukup kritis. Jika saat di lahan, orientasi p roduksi maksimal merupakan tujuan utama, maka pada proses pengolahan benih, orientasi mutu maksimal merupakan prioritasnya. Jika produksi di lapang harus lulus standar lapang maka proses pengolahan benih pun harus lulus standar laboratorium. Benih yang telah kering dan bersih dikemas dalam karung atau kemasan siap salur dan kemudian disimpan di dalam ruang penyimpanan. Ruang penyimpan benih diusahakan mempunyai ventilasi yang baik agar kualitas benih dapat terjaga. Lama penyimpangan benih hendaknya memperhatikan masa berlakunya label benih. Masa berlakunya label benih padi 6 bulan sejak selesainya pengujian dan paling lama 9 bulan setelah tanggal panen. Sebelum disimpan, pada umumnya benih diberi berbagai perlakuan pelapisan benih (seed coating),kemudian benih-benih tersebut akan diuji dengan berbagai peralatan modern. 3. Mengapa perusahaan tertarik mengembangakan benih hibrida? Karena jika tanaman dari benih hibrida tersebut tumbuh dan secara alami melakukan kawin sendiri, akan terjadi segregasi gen-gen di dalamnya, sehingga keturunan yang dihasilkan tidak akan seragam. Hal ini membuat petani terus membeli benih hibrida yang diproduksi produsen dan produsen akan mendapatkan keuntungan . 4. Contoh ± contoh benih hibrida dan atau varietas, misalnya tanaman padi dan jagung Padi : Rokan, Maro, Miki 1 , Miki 2, Miki 3,Longping Pusaka 1, Longping Pusak a 2, Hibrindo R1, Hibrindo R-2, BatangSamo, Hipa 3, Hipa 4, PP1, Adirasa, Mapan 4, Manis 5, Bernas Super, dan BernasPrima. Jagung : Bisi-12 dan Bisi-16, hibrida P- 1 d a n P- 2
TUGAS MANAJEMEN PRODUKSI BENIH ³Benih Hibrida´
Nama : Dewi Ratih R. D. NIM : 0810483028 Kelas :A
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011