TUGAS MAKALAH PATOLOGI IKAN
BAKTERI VIBRIO SP. PADA IKAN
Disusun oleh Kelompok II: NUR ASTUTI
NURUL INAYAH
UMI KALSUM
CITRA A. AMBATODING
SAIPUL SAPARUDDIN
SRI REZEKI WASISTHA ALI
FADLI INSANI IHSAN
DEBY SALFIA MALIA
FAEDIL AMRI DJONENG
NUR MAYA
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehaditat Tuhan yang Maha Esa karena kasih dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan, adapun judul makalah ini adalah Bakteri vibrio sp pada ikan. Dalam penulisan makalah ini penulis mencoba menyajikan materi sebaik-baiknya, oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini penulis berharap dapat mengembangkan potensi bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam pembentukan generasi muda yang cerdas dan berbakat.
Makassar, Oktober 2014
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bakteri merupakan jasad renik yang kira-kira duapuluh kali lebih kecil dari sel-sel jamur, protozoa atau sel daging ikan. Biasa terdapat di udara, dalam tanah maupun dalam air dan benda padat lainnya. Sebagian besar bakteri sebenarnya tidak menyebabkan penyakit. Namun bakteri mempunyai kemampuan memperbanyak diri sangat cepat, sehingga apabila bakteri tersebut berada dalam bagian tubuh hewan. Bakteri ini bermacam-macam jenisnya. Yang menyerang manusia, berbeda dengan jenis yang menyerang ikan dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi ada pula jenis-jenis yang dapat menyerang manusia dan hewan sekaligus (Alfarico, 2012). Vibrio merupakan jenis bakteri yang hidupnya saprofit di air, air laut, dan tanah. Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang relatif tinggi. Sebagian besarjuga bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Genus Vibrio adalah agen penyebab penyakit vibriosis yang menyerang hewan laut seperti ikan, udang, dan kerang-kerangan. Spesies Vibrio umumnya menyerang larva udang dan penyakitnya disebut penyakit udang berpendar. BakteriVibrio menyerang larva udang secara sekunder yaitu pada saat dalam keadaan stress dan lemah, oleh karena itu sering dikatakan bahwa bakteri ini termasuk jenisopportunistic pathogen yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan (Soliha, 2013). Terdapatnya bakteri pathogen Vibrio di perairan laut menandakan adanya kontak dengan buangan limbah industri dan rumah tangga seperti tinja manusia atau sisa bahan makanan lainnya, di mana bakteri tersebut secara langsung akan tumbuh dan berkembang bila kondisi perairan tersebut memungkinkan. Selanjutnya dari keadaan ini kemudian akan berpengaruh terhadap biota perairan dan akhirnya pada manusia. Bakteri dari spesies Vibrio secara langsung akan menimbulkan penyakit (pathogen), yang dapat menyebabkan kematian biota laut (Soliha,2013).
I.2 Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penulisan makalah ini adalah mengetahui bakteri vibrioyang menyerang ikan baik ikan tawar maupun ikan payauatau ikan laut.. I.3 Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dari makalah Patologi Ikan ini adalah: 1. Mengetahui marfologi bakteri vibrio 2. Mekanisme penyerangan vibrio pada ikan 3. Penampakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri vibrio
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Morfologi bakteri vibrio
Bakteri Vibrio sp adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi. Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0.Vibrio sp merupakan salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam divisi bakteri, klas Schizomicetes, ordo Eubacteriales, Famili Vibrionaceae. Bakteri ini bersifat gram negatif, fakultatif anaerob, fermentatif, bentuk sel batang yang melengkung dengan ukuran panjang antara 2-3 µm, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak dengan satu flagella pada ujung sel (Soliha, 2013). Vibrio merupakan jenis bakteri yang hidupnya saprofit di air, air laut, dan tanah. Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang relatif tinggi. Sebagian besar juga bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 2040‰. Genus Vibrio adalah agen penyebab penyakit vibriosis yang menyerang hewan laut seperti ikan, udang, dan kerang-kerangan. Spesies Vibrio umumnya menyerang larva udang dan penyakitnya disebut penyakit udang berpendar. Bakteri Vibrio menyerang ikan secara sekunder yaitu pada saat dalam keadaan stress dan lemah, oleh karena itu sering dikatakan bahwa bakteri ini termasuk jenis opportunistic pathogen yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan (Sari, 2013).
II.2 SIFAT BIOKIMIA ATAU FISIOLOGIS Pada biakkan, dapat dilihat bahwa Vibrio membentuk koloni yang cembung (convex), bulat, smooth, opak, dan tampat bergranula bila diamati dibawah sinar cahaya. Bersifat halofilik dan dapat tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 2040‰ tetapi tidak tahan asam sehingga bakteri Vibrio dapat tumbuh pada pH 4 – 9 dan
tumbuh
optimal
pada
pH
6,5 – 8,5
atau
kondisi alkali
dengan
pH 9,0 .Vibrio juga bersifat aerob atau anaerob facultative yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Sifat biokimia Vibrio adalah dapat meragikan sukrosa, glukosa, dan manitol menjadi asam tanpa menghasilkan gas, sedangkan laktosa dapat diragikan tetapi lambat.Vibrio juga dapat meragikan nitrat menjadi nitrit. Pada medium pepton (banyak mengandung triptofan dan nitrat) akan membentuk indol, yang dengan asam sulfat akan membentuk warna merah sehingga tes indol dinyatakan positif. Dari hasil penelitian terhadap isolat bakteri Vibrio sp, ditemukan enam spesies bakteri patogen Vibrio sp, yaitu : a. Vibrio Anguillarum Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan berkilau. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red dan H2S negatif. b. Vibrio alginolyticus. Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif. c. Vibrio cholera Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif. Vibrio cholera menimbulkan penyakit cholera asiatica. Masa inkubasi dari 5 jam sampai beberapa hari. d. Vibrio salmonicida Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase,
glukosa positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif. e. Vibrio vulnificus. Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif. Vibrio vulnificus dapat menyebabkan infeksi luka parah, bekteremia, dan mungkin gastroenteritis. Bakteremia dengan infeksi yang tidak focus terjadi pada orang yang memakan tiram yang terinfeksi dan orang yang gemar minum alcohol atau berpenyakit hati. Luka
bisa
menjadi
terinfeksi
pada
orang
normal
atau
yang
imunokompromistik yang berhubungan dengan air dimana bakteri terdapat. Proses infeksi seringkali terjadi dengan cepat, dengan perkembangan penyakit yang parah. Sekitar 50% pasien dengan bakteremia meninggal. f. Vibrio parahaemolyticus. Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni berwarna hijau tua. Karak-teristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif. Vibrio parahaemolyticus (Vp) merupakan bakteri halofilik Gram negatif, yang menyebabkan gastroenteritis akut sebagai akibat makan makanan seafood yang terkontaminasi seperti ikan mentah atau kerang. Setelah periode inkubasi selama 12 – 24 jam, terjadi mual dan muntah, kram perut, demam dan diare air dan darah. Lekosit pada feces sering terlihat. Enteritis cenderung sembuh sendiri dalam 1 – 4 hari tanpa pengobatan, selain restorasi air dan keseimbangan elektrolit. Enterotoksin yang di isolasi dari organisme. Dalam usaha budidaya ikan secara umum, ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan / udang terserang penyakit meliputi, yaitu : Faktor-faktor kimia dan fisika, antara lain: Perubahan salinitas air secara mendadak; pH yang terlalu
rendah
(air
asam),
dan
pH
yang
terlalu
tinggi
(air
basa/alkalis);
Kekurangan oksigen dalam air; Zat beracun, pestisida (insektisida, herbisida dan sebagainya); Perubahan suhu air yang mendadak; Kerusakan mekanis (lukaluka); Perairan terkena polusi. Makanan yang tidak baik : Kekurangan vitamin dan komposisi gizi yang buruk; Bahan
makanan
yang
busuk
dan
mengandung
kuman-kuman.
Stres, Stres yang terjadi pada ikan berkaitan dengan timbulnya penyakit pada ikan tersebut. Stres merupakan suatu rangsangan yang menaikkan batas keseimbangan psikologis dalam diri ikan terhadap lingkungannya. Penyebab penyakit di atas tergolongkan kedalam faktor intern (dari dalam), maksudnya penyebab penyakit itu masih di sebabkan oleh spesies itu sendiri. Kematian ikan akibat dari serangan penyakit menjadi hal yang tidak diinginkan oleh para pembudidaya ikan, karena serangan penyakit baik bakteri maupun viral sangat mematikan organisme yang dibudidayakan dalam tempo waktu yang relatif sangat singkat dan ganas. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek organisme penyakit ini sangat membantu dalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi tingkat pathogenitas penyakit yang ditimbulkannya. Beberapa Vibrio sp. penyebab penyakit pada populasi ikan laut, baik yang dibudidaya maupun ikan liar. Sindrom penyakit vibriosis adalah salah satu dari penyakit ikan laut yang utama (Sindermann, 1970; House, 1982). Sekarang, telah dipahami untuk penyakit bakterial ikan laut, telah ditambahkan dalam daftar penyakit baru yang disebabkan oleh Vibrio spp. Jenis penyakit bakterial yang ditemukan pada ikan, diantaranya adalah penyakit borok pangkal strip ekor dan penyakit mulut merah. Hasil isolasi dan identifikasi bakteri ditemukan beberapa jenis bakteri yang diduga berkaitan erat dengan kasus penyakit bakterial, yaitu Vibrio alginolyticus, V. algosus, V. anguillarum dan V. fuscus. Diantara jenis bakteri tersebut bakteri V. alginolyticus dan V. fuscus merupakan jenis yang sangat patogen pada ikan kerapu tikus. Bakteri Vibrio yang patogen dapat hidup di bagian tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan menempel, maupun pada organ tubuh bagian dalam seperti
hati, usus dan sebagainya. Menurut Wagiyo (1975) dampak langsung bakteri patogen dapat menimbulkan penyakit, parasit, pembusukan DNA toksin yang dapat menyebabkan kematian biota yang menghuni perairan tersebut. Pada pemeriksaan organ eksternal maupun internal ikan yang dilakukan secara histologi (pewarnan H&E) dengan pengamatan mikroskop cahaya pada pembesaran 400x dapat dilihat bahwa pada kulit ikan kerapu tikus yang terinfeksi bakteri V. Alginoliticus terjadi nekrosis/kerusakan sel kulit baik pada infeksi hari ke-1, hari ke-2 maupun hari ke-3, selain itu juga terlihat kehadiran bakteri V. alginoliticus pada sel kulit.
Pada organ insang menunjukan terjadinya kerusakan sel baik/nekrosis
maupun edema pada lamella insang serta terdapat bakteri pada filament insang sekunder . Selain itu pada organ hati menunjukan kehadiran bakteri pada sel hati yang terinfeksi serta terjadi peradangan pada sel hati . Sedangkan pada usus ikan kerapu tikus yang terinfeksi menunjukkan terjadinya sel usus yang mengalami nekrosis. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rajan, et al (2001) yang menemukan
bakteri
otot,dan insang pada
bentuk ikan
tongkat
pada
Cobia
sel
kulit,
dibawah
(Rachycentron
permukaan
canadum), serta
menemukan hyperplasia pada insang, lamella insang yang menyatu dan juga ditemukan
perembesan haemocytic. Bailey
(1982)
menjelaskan bahwa
kulit
merupakan portal of entry dari bakteri. Dengan mudah bakteri akan terpenetrasi melalui sel epitel untuk masuk ke dalam sel inang sebelum secara sistemik menyebar ke organ termasuk lien. Wang dan Leung (2000) mengatakan Vibriosis menyebabkan gejala septicemia dengan luka menyebar pada kulit, terjadi nekrosis pada liver, speen, ginjal dan jaringan yang lain. Vibrio alginoliticus menyerang ikan dan organisme lainnya dimulai dari bagian lendir (mucus) yang diproduksi oleh tubuh, sebab lendir dapat menjadi media yang baik untuk perkembangan koloni bakteri sebab terdapat nutrisi yang dibutuhkan oleh vibrio ini. Selanjutnya menurut Irianto (2005) dikatakan bahwa tanda-tanda klinis infeksi vibrio adalah terjadi septikemia, hemoragik pada kulit, insang dan ekor, borok pada kulit, hemorhagik pada jaringan otot, dan permukaan serosal. Limpa ikan yang terinfeksi akan mengalami pembengkakan dan mungkin
berwarna merah cerah. Secara histologis hati, ginjal, limpa dan mukosa usus mengalami nekrosis. Penyakit vibriosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio spp. Bakteri ini tergolong dalam famili Vibrionaceae, yang mempunyai tubuh berbentuk batang dan mempunyai kemampuan untuk bergerak karena dilengkapi dengan flagel (Kordi, 2003). Vibriosis ditandai oleh perubahan warna kulit (melanosis), munculnya luka nekrotik hemorragik pada jaringan otot abdominal, dan eritema pada pangkal sirip, celah insang dan mulut, sedangkan intestinum dan rectum mungkin membesar dan berisi cairan bening, dimungkinkan pula terjadi eksotalmia Bakteri vibrio diketahui sebagai bakteri oportunistik dan merupakan bakteri yang sangat ganas dan berbahaya pada budidaya ikan laut karena dapat bertindak sebagai patogen primer dan sekunder. Sebagai patogen primer bakteri masuk tubuh ikan melalui
kontak
langsung, sedangkan
sebagai
patogen
sekunder
bakteri
menginfeksi ikan yang telah terserang penyakit lain, misalnya oleh parasit. Penyakit yang disebabkan oleh vibrio juga merupakan masalah yang sangat serius dan umum menyerang ikan-ikan budidaya laut dan payau. Penularannya dapat melalui air atau kontak langsung antar ikan dan menyebar sangat cepat pada ikan-ikan yang dipelihara dengan kepadatan tinggi. Gejala klinis awal dari ikan yang terinfeksi penyakit ini adalah anorexia atau hilang nafsu makan yang disertai dengan warna tubuh menghitam . Ikan yang terinfeksi juga akan mengalami kehilangan keseimbangan dan menunjukkan perilaku berenang yang tidak normal. Bakteri vibrio yang menginfeksi ikan laut pada stadia juvenil selain lemah dan berwarna kehitaman, juga akan merangsang produksi lendir yang berlebihan.
Pada
tingkat
akut,
sirip punggung dan sirip ekor gripis dengan
permukaan kulit menghitam seperti terbakar