PERKULIAHAN XI, XII DAN XIII TIK : Mahasiswa dapat menghitung biaya pengadaan dan penggunaaan alat berat.
Pokok Bahasan Bahasan : Perhi Perhi tun gan Biaya Peralata Peralatan. n.
Deskr Deskr ips i Singkat Mata Kuli ah : Akan dibahas jenis dan fungsi fungsi alat berat, perhitungan kapasitas kapasitas dan biaya peralatan serta manajemen peralatan untuk pekerjaan konstruksi.
I.
Bahan Bacaan
1.
Anonim : Tim Penyusun, Pemindahan Tanah Mekanik, Bagian Penerbit Institut Teknologi Nasional Malang, 1998 Anonim: Data Peralatan di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Penerbit BP PU Partanto Prodjosumarto, Ir. Diktat Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan ITB Bandung 1993 Rochmanhadi, Ir. Alat Berat Berat dan Penggunaannya, Penggunaannya, penerbit Badan Penerbit PU Rochmanhadi, Ir. Perhitungan Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Dengan Menggunakan Alat Berat, penerbit Badan Penerbit PU, 1994 Susy Fatena Rostiyanti, Ir.M.Sc. Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
2. 3. 4. 5. 6.
II.
Pertanyaan Pertanyaan Ku nci/Tugas
1.
Jelaskan
langkah-langkah
perhitungan
biaya
pengadaan
dan
penggunaan alat berat. 2.
Hitung biaya pengadaan dan penggunaan masing-masing alat berat.
III. Tugas : Kerjakan soal-soal uji kompetensi dan tugas kelompok pada bagian akhir bab VI dan jawaban dikumpul sebelum perkuliahan berikutnya.
VI - 0
BAB VI PERHIT PERHITUNG UNGAN AN BIAYA B IAYA PERAL ATAN. ATA N.
A. A .
PENDAHULUAN PENDAHUL UAN
Prasyarat : Lulus Semester II Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Standar Standar Kom petensi : Mampu menghitung kapasitas produksi alat berat.
Komp etensi etensi Dasar Dasar : 1. Mampu menjelaskan menjelaskan langkah-langkah langkah-langkah perhitungan biaya pengadaan pengadaan dan penggunaan alat berat. 2. Mampu menghitung biaya pengadaan dan dan penggunaan masing-masing alat berat.
B.
PENYAJIAN Biaya-biaya Penggunaan Peralatan adalah semua biaya yang
dikeluarkan untuk pelaksanaan operasional termasuk sewa peralatan. Untuk memperinci biaya-biaya penggunaan peralatan, maka akan dianalisa sebagai berikut : -
Biaya pemilikan (termasuk asuransi
-
Biaya operasi
-
Biaya tak langsung
-
Biaya mobilisasi dan demobilisasi
-
Biaya pajak dan besarnya keuntungan.
VI - 1
6.1.
BIAYA PEMILIKAN Biaya Pemilikan adalah biaya yang dikeluarkan untuk dapat memiliki
peralatan. Ada beberapa komponen harga didalam biaya pemilikan yang meliputi :
1.
Harga poko k peralatan. Harga pokok peralatan dalam pengadaan peralatan ada bebrapa istilah mengenai harga pemilikan peralatan diantaranya adalah : a. Harga FOB (Free on Board). Adalah harga barang yang dibeli dari negara lain yang merupakan harga
barang dipabrik pembuatannya; Ditambah biaya-biaya
pengangkutan
setempat,
biaya
pemuatan,
biaya-biaya
pembongkaran dan biaya-biaya lainnya yang ditanggung oleh pabrik pembuat, atau oleh perusahaan penjual, hanya sampai diatas kapal pengangkut. b. Harga CIF adalah harga barang merupakan biaya-biaya
harga
dibeli dari negara lain yang
barang di pabrik pembuatannya
pengangkutan,
biaya
pembongkaran, biaya angkutan laut
pemuatan, dan
ditambah biaya-biaya
biaya-biaya lainnya
yang ditanggung oleh pabrik pembuat atau oleh perusahaan penjual sampai pelabuhan tujuan dari pembeli. c. Harga agen tunggal adalah harga yang ada atauyang ditetapkan oleh agen tunggal. Pembeli tinggal mengangkut dari gudang agen tunggal sampai pada gungan pembeli.
VI - 2
2.
Biaya Penyus utan (Depreciation) Biaya Penyusutan adalah besar biaya modal yang hilang untuk suatu peralatan yang disebabkan umur pemakaian. Untuk menghitung biaya tersebut di atas harus diketahui terlebih dahulu umur ekonomis dari peralatan tersebut. Ada tiga cara guna menentukan nilai harga penyusutan :
a.
Staight lin e.
Turunnya nilai modal dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama besar sepanjang umur ekonomis dari peralatan. Contoh : Sebuat bulldozer dengan harga pokok Rp. 50.000.000,- disusut ( di depresiasi ) menjadi nilai sisa 10 % dari harga pokok peralatan, umur ekonomis dari peralatan 5 tahun. 1). Hitunglah harga penyusutan (depresiasi) 2). Harga penyusutan tiap tahun Perhitungan : 1). Harga penyusutan = Harga Pokok – Nilai sisa = Rp. 50.000.000,- ( 10 % x Rp. 50.000.000,-) = Rp. 45.000.000,2). Harga Penyusutan tiap tahun : = 1/5 x Rp. 45.000.000,= Rp. 9.000.000,-
VI - 3
b.
Sum of the years digits
Memungkinkan penyusutan yang lebih cepat pada thun-tahun produksi mula-mula dari peralatan, karena pengurangan dilakukan dengan urutan faktor yang terbalik dengan menggunakan perbandingan umur pemakaian dalam tahun dengan jumlah digitnya. Contoh : Sebuah bulldozer dengan harga pokok Rp. 50.000.000,- disusut (di depresiasi) menjadi nilai sisa 10 % dari harga pokok peralatan, umur ekonomis dari peralatan 5 tahun. 1) Hitunglah harga penyusutan (depresiasi) 2) Harga penyusutan tiap tahun. Perhitungan : 1) Harga penyusutan = Harga pokok – Nilai sisa = Rp. 50.000.000,- - ( 10 % x Rp. 50.000.000,-) = Rp. 45.000.000,============== 2) Harga penyusutan tiap tahun :
Tahun Faktor x
0 1 2 3 4 5
5/15 4/15 3/15 2/15 1/15
x x x x x
Harga Penyusutan
Rp. 45.000.000,00 Rp. 45.000.000,00 Rp. 45.000.000,00 Rp. 45.000.000,00 Rp. 45.000.000,00
Harga Penyusutan Tiap tahun 15,000,000.00 12,000,000.00 9,000,000.00 6,000,000.00 3,000,000.00
Harga Buku 50,000,000.00 35,000,000.00 23,000,000.00 14,000,000.00 8,000,000.00 5,000,000.00
VI - 4
c.
Double declin g Balance
Memungkinkan penyusutan yang lebih cepat pada tahun-tahun produksi mula-mula dari harga
pokok peralatan. Harga penyusutan
adalah dua kali prosentase cara stright line, dikalikan dengan harga pembelian dari alat untuk pajak pada tahun tersebut. Contoh : Sebuah bulldozer dengan harga pabrik Rp. 50.000.000,- Umur ekonomis dari peralatan 5 tahun. Hitunglah harga penyusutan peralatan ? Perhitungan : Harga penyusutan peralatan : Catatan : Disini terlampir bahwa dengan cara double declining balance nilai sisatidak muncul dalam perhitungan. \tetapi jika dikehendaki adanya nilai sisa 10 % harga peralatan, maka dapat digunakan 5*). Cara perhitungan yang digunakan dalam buku ini adalah straigt line, dengan terlebih dahulu harga pokok peralatan dikurangi dengan harga sisa ( salvage value) peralatan, harga ban (untuk peralatan yang menggunakan ban) atau harga perlengkapan pipa-pipa untuk kapal keruk. Hrg.Pk – (Hrg. Sisa + Hrg. Bos/pipa2 Penyusutan / jam = ----------------------------------------------Umur ekonomis peralatan (jam)
VI - 5
3.
Nilai sisa (salvage value) Besarnya nilai sisa pada umumnya diperkirakan sebesar 10 % dari harga peralatan.
4.
Bung a, Pajak, Biaya Gudang dan Asur ansi a. Bunga. Perhitungan ini dapat menggunakan Average Investment Concept ataupun grafik Guide for estimating hourly cost of interespt insurance, taxes. - Perhitungan dengan menggunakan average invesment concept - Bunga (Interest) Konsep
yang
dipakai
adalah
Average
Investment
Interest
pertahun. Average Investment Interest / tahun : N+1 = i x ( ------------ ) x Harga Pokok 2n
Dimana : n = Umur ekonomis peralatan. i = interest rata per tahun. Besarnya ( i ) agar disesuaikan dengan interest rate dari Negara pemberi Loan yang bersangkutan (biasanya (i) diambil rata-rata 15 %. Untuk mendapatkan Bunga per jam, tinggal membagi bunga pertahun dengan jam pemakaian pertahun.
VI - 6
b. Pajak (taxes) Besarnya pajak yang diperhitungkan (PPN) biasanya 10 % dari average investment (pajak 10 % dikenal dengan sebutan PPH). n+1 Pajak per tahun = 0,10 x ------------- x Harga Pokok 2n c. Biaya Gudang Besarnya jasa penyimpanan dalam gudang diambil 1 % dari average investment. n+1 Biaya gudang / tahun = 0,01 x ------------ x Harga Pokok 2n Guna mendapatkan biaya per jam, tinggal membagi biaya pertahun dengan jam penggunaan per tahun. d. Asuransi Besar premi / asuransi biasanya diambil 1 %. n+1 Premi / Asuransi = 0,01 x ------------ x Harga Pokok 2n Perhitungan dengan menggunakan grafik Guide for Estimating Hourly cost insterest, Insurance, Taxes. Untuk menggunakan cara ini haruslah ditentukan terlebih dahulu lama penggunaan peralatan tersebut setiap tahun. Dimana :
- Bunga / interest …………………………
15 %
- Pajak / taxes
………………………...
10 %
- Biaya gidamg
…………………… ….
1 %
- Asuransi
………………………..
1 %
--------------------------------------------------Jumlah :
27 %
VI - 7
Jika lama penggunaan peralatan tersebut 2000 jam/tahun, maka pada sumbu mendatar (absis) tertarik garis tengah lurus (vertikal) dari angka 20, yang memotong garis operasi (kurva) yang sesuai yaitu 2000 jam per tahun, kemudian dari titik potong pada kurva tersebut ditarik garis mendatar (horisontal) sampai memotong sumbu tegak (ordinat), maka multiplier faktor yang diperlukan dapat diketahui dan besarnya biaya-biaya bunga : Biaya bunga, pajak, biaya Gudang dan asuransi per Jam
6.2.
=
Multippler faktor x Harga pk -------------------------------------1.000
BIAYA OPERASI (OPERATION COST) Biaya operasi yang dimaksudkan disini adalah termasuk biaya –
biaya untuk : 1.
Pemeliharaan / Perbaikan kecil. Termasuk biaya service peralatan, suku cadang dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan.
2.
Pemakaian bahan bakar . Pemakaian bahan bakar per jam, tertanggung dari daya mesin (PK) dan jenis bahan bakar yang digunakan. Pemakaian bahan bakar spesifik (spesific fuel Consumption = s.f.c). Untuk Bensi = 0,3 liter / PK / Jam Untuk Solar = 0,2 liter / PK / Jam Untuk peralatan yang telah diketahui s.f.c.nya. Maka data s.f.c tersebut dapat dipergunakan dengan catatan mempunyai operating faktor 100%.
VI - 8
Bilamana mesin bekerja dengan kekuatan : 80 % dan 45 menit dalam satu jam, maka operating faktor 60 % dan 45 menit dalam satu jam, maka operating faktor (OF) = 80%x45/60x100% = 60 %
Atau
Untuk Bensin
= OF x 0,3 Liter / PK/ Jam.
Untuk Solar
= OF x 0,2 liter / PK / jam.
Untuk Bensi n
= 0,6 x 0,3 = 0,18 li ter /PK/Jam.
Untuk Solar = 0,6 x 0,2 = 0,12 liter/PK/Jam 3.
Pemakaian min yak pelumas Dapat dihitung dengan menggunakan rumus umum : DK x F C G = -------------- + ----330 t
( liter / jam )
Dimana : g
= Pemakaian minyak pelumas ( 1/jam )
DK = Daya mesin (PK) F
= Faktor
C
= Kapasitas (isi) karter, transmisi dll (liter)
t
= Jangka waktu penggantian minyak pelumas (jam)
Diperoleh dari angka-angka praktek besarnya Faktor (F) adalah pada tabel di bawah ini :
No.
Jenis alat
1 2 3 4 5
Peralatan beroda ban "On Road" Peralatan beroda ban "On Road" Track type tractors Dragline & Shovels Dredgers
kondisi lapangan Ringan Sedang Berat 0,25 0,50 0,50 0,50 0,25
0,30 0,55 0,55 0,55 0,50
0,40 0,60 0,75 0,60 0,60
VI - 9
4.
Pemakaian min yak hid rol ik Dapat dihitung dengan menggunakan rumus umum : C H = ------ x 1,2 t Dimana : H C t
5.
( liter/Jam )
= Pemakaian minyak hidrolis ( 1 / jam ) = Kapasitas (isi) pada sistem (liter) = Jangka waktu penggantian minyak Hidrolis ( jam )
Penggu naan gemuk Pemakaian gemuk dapat diperoleh pada tabel dibawah ini :
No.
Jenis Alamat
1 2 3 4 5 6 7 8
6.
Kondisi Lapangan Ringan Sedang Berat (Kg/jam) (Kg/jam) (Kg/jam)
Tractor type : 100 PK (Track) 75 - 100 PK 60 - 75 PK 25 - 50 PK Wheel type : 100 - 150 PK Tractor Unit yang ditarik Dredger
0,2 0,15 0,1 0,05 0,05
0,3 0,25 0,2 0,15 0,15
0,5 0,45 0,4 0,25 0,25
0,05 1,0
0,1 2,0
0,15 3,0
Bahan-bahan pelengkap Bahan-bahan pelengkap yang dimaksudkan disini adalah : Air accu, majun, sabun, kabel baja, balok, tali temali, matting dan sebagainya.
7.
Pemakaian ban Biaya
pemakaian
ban
hanya
berlaku
untuk
peralatan
yang
menggunakan ban, dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya ban/jam
=
Harga ban luar & dalam ------------------------------Umur ban (jam)
VI - 10
Untuk umur ban adalah yang paling sulit ditentukan karena banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, tabel dibawah ini menunjukkan perubahan umur ban. Daftar perkiraan umur ban : No.
Jenis Alat
1
Self propelled scarper
2
Off highway truck
3
Motor grader
4
Wheel Loader
Catatan :
Kondisi medan / jalan Ringan Sedang Berat km/jam km/jam km/jam 120.000/ . 4.000 140.000/ 3.000 80.000/ 4.000 5.000
90.000/ 3.500 80.000/ 2.000 50.000/ 2.500 -
6.0000/ 2.000 20.000/ 500 30.000/ 1.500 1.000
Umur bervarisi dengan pabrik pembuatnya dan tergantung dari bahan/ materal yang dipergunakan untuk membuat ban. Dengan demikian maka umur ban kemungkinan dapat berada dibawah angka-angka tersebut dalam tabel diatas. Ringan : Peralatan bervariasi pada jalan yang terawat baik, yaitu jalan tanah atau pasir dan keausan ban adalah normal. Sedang : Peralatan
beroperasi
pada
jalan
dengan
permukaan batu kerikil bercampur dengan batu pecah, dimana keausan ban adalah normal. Berat :
Peralatan
beroperasi
permukaan
batu
pada
pecah,
yang
jalan
dengan
menyebabkan
keausan ban dan memungkinkan ban sering mengalami pecah.
8.
Pemakaian pi pa-pipa kapal. Pada umumnya kapal keruk sudah diperlengkapi dengan pipa isap dan pipa buang yang berada didalam kapal (on board pipes). Guna
VI - 11
pembuangan lumpur, diperlukan perlengkapan pipa-pipa yang diluar kapal (misalnya \floating dan shore pipes). Dalam kondisi umur, perkiraan dari umur perlengkapan pipa ini dapat dihitung dengan rumus praktek sebagai berikut :
2 d (133 t – d) T = ---------------------133 p Dimana :T = Perkiraan umur pemakaian pipa-pipa kapal (tahun) d = Diameter pipa rata-rata ( ich ). t
= Tabel pipa ( inch )
p = Perkiraan produksi per tahun x 10-6
9.
Biaya operator dan mekanik Biaya operator atau mekanik, tergantung kepada jenis pekerjaan dan pengaturan penggajian yang telah ditentukan. Faktor – faktor yang dapat diperhitungkan adalah :
6.3.
-
Gaji Operator
-
Gaji Pembatu Operator
-
Gaji Mekanik
-
Biaya lembur
-
Sucial security.
BIAYA PERBAIKAN ( REPAIR ) Besarnya biaya perbaikan selama umur ekonomis dari peralatan
berdasarkan pengalaman biasanya dapat dinyatakan dalam prosentase
VI - 12
tertentu terhadap besarnya harga pokok atau terhadap penyusutan (depresiasi). Sejak ditentukan bahwa ban atau pipa-pipa adalah merupakan bagian peralatan yang atau pipa-pipa adalah merupakan bagian peralatan yang mengalami keausan, maka ban atau pipa-pipa tidak perlu disusutkan ( di depresiasi ). Untuk peralatan yang menggunakan ban atau pipa-pipa, maka besarnya biaya perbaikan adalah merupakan prosentase tertentu seperti tersebut diatas, terhadap harga pokok yang telah dikurangi harga ban atau pipa-pipa, yang dapat dilihat pada tabel prosentase dibawah ini : Tabel prosentase kebutuhan biaya perbaikan peralatan.
No.
Jenis Peralatan
% terhadap Harga Pokok
1 2 3 4 5
Drag line Shovel dan Hoe Tactors Grader Scraper
50 s/d 80 60 s/d 100 90 s/d 100 70 s/d 100 80 s/d 100
6 7 8
Truck Crane Dredger
40 s/d 70 40 s/d 60 60 s/d 100
Keterangan
Untuk peralatan yang menggunakan ban atau pipa-pia, maka prosentase tersebut adalah terhdap harga pokok dikurangi harga ban atau pipa-pipa.
Catatan : Makin berat kondisi medan/lapangan makin besar prosentase yang harus dialokasikan.
Seperti diketahui bawha selama tahun-tahun pertama dari umur peralatan, biaya peralatan dan perbaikan adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun selanjutnya sehingga untuk menentukan biaya perbaikan dapat dipergunakan cara “Sum of the years digits “ karena cara ini mendekati kenyataan.
VI - 13
Dengan demikian di contoh-contoh perkiraan biaya perbaikan (repair) pertahun, yang masing-masing sangat tergantung dengan jumlah jam kerja per tahun dan umur ekonomis dari peralatan tersebut. Contoh-contoh perhitungan kebutuhan biaya suku cadang peralatan. 1. Untuk peralatan umur ekonomis 2 (dua) tahun (4.000 jam operasi) Besarnya biaya suku cadang Tahun
I
1
Tahun
II
2 3
a. Besarnya biaya untuk peralatan yang mempunyai umur ekonomis 2 (dua) tahun (4.000 jam operasi) dengan biaya 90 % dari harga pokok peralata, maka menyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun I = 1/3 x 90% = 30,00% dari harga pokok peralatan - Tahun II = 2/3 x 90% = 60,00% dari harga pokok peralatan. b. Apabila dengan biaya 65% dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun I = 1/3 x 65% = 21,66% dari harga pokok peralatan - Tahun II = 2/3 x 65% = 43,32% dari harga pokok peralatan. 2. Untuk peralatan umur ekonomis 3 (tiga) tahun (6.000 jam operasi). Besarnya biaya suku cadang Tahun I
1
Tahun II
2
Tahun III
3
.
6
VI - 14
a. Besarnya biaya untuk peralatan yang mempunyai umur ekonomis 3 ( tiga ) tahun ( 6.000 jam operasi) dengan biaya 90 % dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun
I = 1/6 x 90 % = 15 % dari harga pokok peralatan
- Tahun
II = 2/6 x 90 % = 30 % dari harga pokok peralatan
- Tahun III = 3/6 x 90 % = 45 % dari harga pokok peralatan b. Apabila dengan biaya 65 % dari Harga Pokok Peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun I = 1/6 x 65 % = 10,83 % dari harga pokok peralatan - Tahun II = 2/6 x 65 % = 21,66 % dari harga pokok peralatan - Tahun III = 3/6 x 65 % = 32,49 % dari harga pokok peralatan 3. Untuk peralatan umur ekonomis 4 (empat) tahun (8.000 jam operasi) dengan biaya 90 % dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang sebagai berikut : Besarnya biaya suku cadang Tahun I
1
Tahun II
2
Tahun III
5
Tahun IV
2
.
10
a. Besarnya biaya untuk peralatan yang mempunyai umur ekonomis 4 ( empat ) tahun ( 8.000 jam operasi ) dengan biaya 90 % dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun
I
= 1/10 x 90 %
= 9 % dari harga pokok peralatan
- Tahun II = 2/10 x 90 % = 18 % dari harga pokok peralatan
VI - 15
- Tahun III = 5/10 x 90 % = 45 % dari harga pokok peralatan - Tahun IV = 2/10 x 90 % = 18 % dari garga pokok peralatan b. Apabila dengan biaya 65 % dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun
I = 1/10 x 65 % = 6,5 % dari harga pokok peralatan
- Tahun II = 2/10 x 65 % = 13 % dari harga pokok peralatan - Tahun III = 5/10 x 65 % = 32,5 % dari harga pokok peralatan - Tahun IV = 2/20 x 65 % = 13 % dari harga pokok peralatan 4. Untuk peralatan umum ekonomis 5 (lima) tahun ( 10.000 jam operasi ) dengan biaya 90 % dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang sebagai berikut : Besarnya biaya suku cadang Tahun
I
1
Tahun
II
2
Tahun
III (akhir tahun ke 3 over haul)
3 4
Tahun
IV
2
Tahun
V
3
.
15
a. Besarnya biaya untuk peralatan yang mempunyai umur ekonomis 5 (lima) tahun (10.000 jam operasi) dengan biaya 90 % dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun I = 1/15 x 90 % =
6 % dari harga pokok peralatan
- Tahun II = 2/15 x 90 % = 12 % dari harga pokok peralatan - Tahun III = 7/15 x 90 % = 42 % dari harga pokok peralatan - Tahun IV = 2/15 x 90 % = 24 % dari harga pokok peralatan
VI - 16
- Tahun V = 3/15 x 90 % = 18 % dari harga pokok peralatan b. Apabila dengan biaya 60 % dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun I = 1/15 x 65% = 4,33% dari harga pokok peralatan - Tahun II = 2/15 x 65% = 8.66% dari harga pokok peralatan - Tahun III = 7/15 x 65% = 30,31% dari harga pokok peralatan - Tahun IV = 2/15 x 65% = 8,66% dari harga pokok peralatan - Tahun V = 3/15 x 65% = 12,99% dari harga pokok peralatan 5. Untuk kebutuhan ekonomis 6 (enam) tahun (12.000 jam operasi) dengan biaya 90 % dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang sebagai berikut : Besarnya biaya suku cadang Tahun
I
1
Tahun
II
2
Tahun
III (akhir tahun ke III awal tahun ke IV)
3
Tahun
IV
7
Tahun
V
3
Tahun
VI
4
.
20
a. Besarnya biaya untuk peralatan yang mempunyai umur ekonomis 6 (enam) tahun ( 12.000 jam operasi) dengan biaya 90 % dari harga pokok peralatan, maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun I
= 1/20 x 90% = 4,5% dari harga pokok peralatan
- Tahun II
= 2/20 x 90% = 9% dari harga pokok peralatan
- Tahun III
= 3/20 x 90% = 13,5% dari harga pokok peralatan
- Tahun IV
= 7/20 x 90% = 31,5% dari harga pokok peralatan
VI - 17
- Tahun V
= 3/20 x 90% = 9% dari harga pokok peralatan
- Tahun VI
= 4/20 x 90% = 18% dari harga pokok peralatan
b. Apabila dengan biaya 65 % dari harga pokok peralatan maka penyediaan biaya kebutuhan suku cadang : - Tahun I = 1/20 x 65% = 3.25 % dari harga pokok peralatan - Tahun II = 2/20 x 65% = 6,50% dari harga pokok peralatan - Tahun III = 3/20 x 65% = 9,75% dari harga pokok peralatan - Tahun IV = 7/20 x 65% = 22,75% dari harga pokok peralatan - Tahun V = 3/20 x 65% = 9,75% dari harga pokok peralatan - Tahun VI = 4/20 x 65% = 13%
dari harga pokok peralatan
Untuk peralatan yang mempunyai umur ekonomi lebih dari 6 (enam) tahun dapat dihitung secara periadik 5 tahun atau 6 tahun. Dalam penyediaan biaya kebutuhan suku cadang ini, tidak termasuk komponen. Komponen atau bahan penggantinya pada saat tertentu dengan jumlah biaya yang besar seperti : 1. Pipa-pipa dan replating badan kapal keruk 2. Ban (luar + dalam) peralatan beoda dua 3. Jaw stone – Chrusher Biaya perbaikan ini adalah termasuk semua biaya suku cadang dan mekanik (labour cost), dimana menurut pengalaman besarnya perbandingan antara biaya suku cadang dan biaya mekanik adalah berbanding 2 : 1 .
VI - 18
6.4.
BIAYA TIDAK LANGSUNG Biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk keperluan
overhead, biaya pengawasan pemborong, biaya gudang/pooling, force majeure dan sebagainya 5 % sampai 15 % dari biaya langsung.
6.5.
KEUNTUNGAN DAN PAJA K Biaya keuntungan dan pajak ini muncul, jika pekerjaan tersebut
dilaksanakan dengan cara diborongkan, dimana besarnya keuntungan menurut ketentuan pada waktu ini adalah 10 % dari jumlah biaya-biaya langsung dan tidak langsung. Demikianlah pula pajak pendapatan yang besarnya pada waktu ini adalah 1,5 % dari jumlah biaya langsung, tidak langsung dan keuntungan.
C.
Penutup
Soal-soal latihan uji kompetensi : 1.
Jelaskan
langkah-langkah
perhitungan
biaya
pengadaan
dan
penggunaan alat berat. 2.
Hitung biaya pengadaan dan penggunaan masing-masing alat alat berat yang digunakan pada pekerjaan berikut ini : -
Pekerjaan timbunan tanggul untuk bendung
-
Pekerjaan perkerasan jalan
-
Pekerjaan beton untuk gedung bertingkat
Tugas Kelompok: Jawaban soal di atas didiskusikan dalam kelas dipandu oleh pengajar.
VI - 19
VI - 20