BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Peng Penget etah ahua uan n
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1. Tahu Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari. Tahu merupak merupakan an tingkat tingkat pengetah pengetahuan uan yang yang paling paling rendah. rendah. Kata kerja untuk mengukur mengukur bahwa orang tahu t ahu tentang tenta ng apa yang dipelajari antara lain lain menyeb menyebutk utkan an,,
mendef mendefin inisi isikan kan,,
mengu menguraika raikan, n,
dan
menya menyatak takan. an.
Contoh: dapat menyebutkan apa kepanjangan USG. 2. Memahami Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrepertasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan
mengapa
pemeriksaan pemerik saan USG itu it u perlu dilakukan. 3. Aplikasi asi Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi materi yang yang
telah
dipela dipelajari jari
pada pada
situasi situasi
dan
kondi kondisi si
sebena sebenarny rnya. a.
Misalnya seorang ibu melakukan pemeriksaan USG selama masa kehamilan. 4. Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaita nnya satu sama lain. Analisis dapat dinilai dari penggunaan kata kerja seperti
dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan. 5. Sin Sintes tesis Sintesis Sintesis menunju menunjukka kkan n suatu suatu kemampuan kemampuan untuk untuk meletakka meletakkan n atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya Misaln ya dapat menyusun, dapat merencanakan, merencanaka n, dapat meringkas dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Misalnya dapat membandingkan anak yang kurang gizi dengan anak yang cukup gizi.
B. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil.Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infeksi.Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan berisiko tinggi. 2. Janin a. Pengertian Janin Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan.Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). b. Pertumbuhan janin Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa. Sedangkan dalam Microsoft Encarta 2006 disebutkan bahwa janin merupakan suatu hewan bertulang belakang yang belum lahir pada suatu fase dimana semua ciri struktural orang
dewasa sudah dapat dikenal, terutama keturunan manusia yang belum lahir setelah delapan minggu pertumbuhan.
c. Proses Pembentukan Janin 1) Spermatogenesis Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone. a)
Tahapan Meiois Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma
makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan
lewat
suatu
jembatan
(Interceluler
bridge).
Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap. b) Tahapan Spermiogenesis Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari : (1) Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup
oleh
akrosom
yang
mengandung
enzim
hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum. (2) Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan. (3) Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
(4) Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.
2)
Oogenesis a) Sel-Sel Kelamin Primordial Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri.Masing-masing
sel
kelamin
primordial
(oogonium)
dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial. b) Folikel Primordial Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000.Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer. c) Oosit Primer Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n).Satu
pasang
kromosom
merupakan
kromosom
yang
menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosomkromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin.Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA. d) Pembelahan Meiosis Pertama Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini
dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda. e) Oosit Sekunder Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum).Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda.Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi.Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional. 3)
Fertilisasi Fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum.Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru. Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja.Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum.Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).
4) Perkembangan Janin di Rahim
Pada manusia pembelahan terjadi secara holobastik tidak teratur. Dimana bidang dan waktu tahap-tahap pembelahan tidak sama dan tidak serentak pada berbagai daerah zigot. Awalnya zigot membelah menjadi 2 sel, kemudian terjadi tingkat 3 sel, kemudian tingkat 4 sel, diteruskan tingkat 5 sel, 6 sel, 7 sel, 8 sel, dan terus menerus hingga terbentuk balstomer yang terdiri dari 60-70 sel, berupa gumpalan massif yang disebut morula. Pembelahan atau segmentasi terjadi setelah pembelahan.Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer. Pembelahan itu bias meliputi seluruh bagian, bias pula hanya sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara mitosis.Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus-menerus menjadi banyak sel, disebut bidang pembelahan. a) Blastulasi dan Nidasi Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi. Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapungapung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136) b) Gastrulasi Setelah
tahap
blastula
selesai
dilanjutkan
dengan
tahap
gastrulasi.Gastrula berlangsung pada hari ke 15.Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo.Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu.Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat
merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan. c) Tubulasi Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan.Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga.Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerahdaerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia. d)
Organogenesis Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8.Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus.Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada
periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu.Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu.
C. Ultrasonografi
1. Definisi Ultrasonografi : Ultrasonografi adalah visualisasi struktur dalam tubuh yang bekerja merekam pantulan (gema)
denyutan gelombang
ultrasonik
yang diarahkan ke jaringan tubuh (Dorland, 2002). Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan. 2. Tujuan ultrasonografi Menurut Surirah (2008) dalam bukunya, menyebutkan bahwa ada beberapa macam tujuan USG, seperti : a. Mengkonfirmasi kehamilan. USG dapat mendeteksi kehamilan usia 6 minggu dan memperlihatkan detak jantung janin pada kehamilan 7-8 minggu. Adanya gambaran janin pada USG merupakan tanda pasti adanya kehamilan. b. Mengetahui usia kehamilan, USG dapat menilai usia kehamilan dengan menggunakan ukuran tubuh fetus, sehingga dapat memperkirakan tanggal persalinan. c. Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan d. Mengetahui adanya ancaman keguguran. Jika terjadi perdarahan vagina awal, USG dapat menilai kesehatan fetus. Jika detak jantung janin jelas, berarti prospeknya baik untuk melanjutkan kehamilan. e. Mengetahui lokasi dan ukuran plasenta. USG dapat menilai kondisi plasenta dan menilai adanya masalah-masalah seperti plasenta previa (plasenta letak rendah yang menutupi jalan lahir) atau plasenta letak rendah. f. Mengetahui jumlah janin dalam kandungan. USG dapat memastikan
apakah ada lebih dari satu janin dalam Rahim. g. Mengukur jumlah cairan ketuban. Masalah timbul bila kandungan mempunyai cairan ketuban berlebihan datau terlalu sedikit. Volume (jumlah cairan) ketuban dapat dinilai dengan USG. h. Mengetahui kelainan letak jenin. Bukan saja kelainan letak janin dalam Rahim tapi juga kelainan jenin yang dapat diketahui dengan USG, seperti hidrosephalus (ukuran kepala bayi membesar karena kegagalan sirkulasi absorpsi cairan otak, atau akibat produksi cairan otak yang berlebihan), anensefali (gangguan pertumbuhan tulang tengkorak kepala, biasanya tidak memiliki tempurung kepala yang melindungi otaknya, hanya dilapisi selaput tipis dan transparan), sumbing, kelainan jantung, dan kelainan kromosom ( syndrome down). i.
Mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungan. USG dapat juga digunakan untuk menilai jenis kelamin bayi, tetapi penilaian tergantung dari posisi bayi saat dilakukan USG.
3. Komponen Ultrasonografi (Ksuheimi, 2008): Dalam ultrasonografi terdapat beberapa peralatan, seperti : a. Transduser Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa,
seperti dinding perut
atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam
transduser
menangkap
terdapat
pantulan
kristal
yang
digunakan
gelombang
yang
disalurkan
transduser. Gelombang yang gelombang
akusitik
diterima
(gelombang
untuk oleh
masih dalam bentuk
pantulan) sehingga fungsi
kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik
yang dapat
dibaca
oleh
komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar. b. Monitor Monitor yang digunakan dalam USG c. Mesin USG Mesin
USG
merupakan
bagian
dari
fungsinya untuk mengolah data yang diterima
USG
dimana
dalam bentuk
gelombang. Mesin USG kalau dimisalkan, seperti CPU dari
USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC. 4.
Jenis-jenis Ultrasonografi : Adapun jenis pemeriksaan USG ada 4 jenis yaitu sebagai berikut : (Ksuheimi,2008) a. USG 2 Dimensi Menampilkan
gambar
dua
bidang
(memanjang
dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. b. USG 3 Dimensi Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar). c. USG 4 Dimensi Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim. d. USG Doppler Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan
janin.
Penilaian kesejahteraan
meliputi: 1) Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit). 2) Tonus (gerak janin). 3) Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm). 4) Doppler arteri umbilikalis. 5) Reaktivitas denyut jantung janin.
janin
ini
5.
Cara Pemeriksaan Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (Ksuheimi, 2008) a. Pervaginam 1) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakuka n pemeriksaan dalam. 2) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu. 3) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing. 4) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim. 5) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi. 6) Tidak menyebabkan keguguran. b. Perabdominan 1) Probe USG di atas perut. 2) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu. 3) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.
6. Prinsip USG Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik Hz).
Pemeriksaan
USG
ini
=
menggunakan gelombang suara yang
frekuensinya 1 – 10 MHz ( 1 – 10 juta Hz )(Boer, 2005). Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kr istal yang terdapat dalam suatu a lat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut merupakan dasar
efek
piezo-electric,
yang
perkembangan USG, selanjutnya. Bentuk kristal
juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan
dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi
(Boer, 2005). 7.
Cara Kerja Alat Ultrasonografi
Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transduser, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang
akan
menimbulkan
bermacam-macam
eko
sesuai dengan
jaringan yang dilaluinya (Rasad, 2005). Pantulan eko yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transduser, lalu diperkuat pada
layar
dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik
dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya
osiloskop.
Dengan demikian bila transduser digerakkan
seolah-olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian
tubuh
yang
diinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat di layar monitor (Rasad, 2005). Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance acustic tertentu. Dalam
jaringan
yang
heterogen
akan
ditimbulkan
bermacam- macam eko, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang pada jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada eko, disebut berisi
anechoic atau echofree atau bebas eko.
cairan bersifat
anechoic,
Suatu
rongga
misalnya: kista, asites, pembuluh
darah besar, perikardial atau pleural effusion. Dengan demikian kista dan suatu massa solid akan dapat dibedakan (Rasad, 2005). 8. Indikasi Pemeriksaan USG Obstetri Menurut
Wiknjosastro
(2007)
sebenarnya
belum
ada
keseragaman mengenai indikasi pemeriksaan USG dalam kehamilan. Di rutin
beberapa
negara
sedikitnya
1-2
Eropa, pemeriksaan USG dikerjakan secara kali
selama
masa kehamilan.
Di Amerika
Serikat pemeriksaan USG tidak dikerjakan secara rutin, melainkan atas indikasi klinis, yaitu bila dalam pemeriksaan klinis dijumpai keadaan yang meragukan atau mencurigakan adanya kelainan dalam kehamilan. Indikasi tersebut antara lain : a. Usia kehamilan yang tidak jelas b. Didapati kehamilan multipel c. Perdarahan dalam kehamilan
d. Didapati kematian janin e. Didapati kehamilan ektopik f. Didapati kehamilan mola g. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea h. Presentase janin yang tidak jelas i.
Didapati pertumbuhan janin terhambat
j.
Didapati janin besar
k. Didapati oligohidramnion atau polihidramnion l.
Penentuan profil biofisik janin
m. Evaluasi letak dan keadaan plasenta n. Adanya risiko atau tersangka cacat bawaan o. Sebagai alat bantu dalam tindakan obstetrik p. Didapati kehamilan dengan IUD q. Didapati kehamilan dengan kelainan bentuk uterus r. Didapati kehamilan denagn tumor pelvik s. Sebagai
alat
bantu
dalam
kehamilan,seperti amniosentesis,
tindakan biopsi
intervensi
villi koriales,
dalam transfusi
intrauterin, fetoskopi, dan sebagainya 9. Efek Biologik gelombang Ultrasonik Pada peristiwa perambatan gelombang ultrasonik, di dalam medium terjadi perubahan siklik berupa getaran partikel, perubahan tekanan, perubahan densitas, dan perubahan suhu. Semua perubahan ini bersifat sementara dan reversibel, artinya dihentikan
maka
semua
Pengaruh perubahan ini
perubahan
itu
bila
juga
sumber
getar
akan menghilang.
terhadap jaringan tubuh sangat kecil dan
praktis dapat diabaikan. Umumnya efek yang merusak dari gelombang ultrasonik baru 2 terlihat bila intensitasnya melebihi 100 miliWatt/cm . Pada intensitas yang tinggi, gelombang ultrasonik dapat merusak DNA, kromosom, sel darah, permeabilitas dinding sel, dan epidemiologi,
pengaruh
yang
sebagainya.
merugikan
Tetapi
secara
pada manusia akibat
penggunaan alat diagnostik USG tidak terbukti. Alat diagnostik USG yang banyak dipakai saat
ini
mempunyai intensitas
di
bawah
10mW/cm2, sehingga aman untuk digunakan. USG sudah digunakan selama bertahun-tahun dan tidak ada angka kejadian yang menunjukka n bahwa USG menyebabkan gangguan pada ibu ataupun bayi (Suririnah, 2008). USG berbeda dengan sinar rontgen karena USG tidak menggunakan radiasi apapun (MacDougall, 2003). Menurut Wiknjosastro (Dalam obstetri ada beberapa faktor lain
yang menambah segi keamanan penggunaan alat USG, baik
terhadap ibu maupun janin, yaitu: a. Gelombang
ultrasonik
yang
digunakan
adalah
jenis
pulsa,
sehingga efek kumulatif di dalam jaringan sangat kecil. b. Dinding
abdomen
transabdominal)
akan
ibu
(pada pemeriksaan
mengabsorpsi
sebagian
intensitas
gelombang ultrasonik. c. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan tubuh janin akan menetralisir efek panas dari gelombang ultrasonik. d. Pemakaian USG jenis real-time (sering menggerakkan probe selama
pemeriksaan)
dan
adanya
gerakan
janin,
akan
menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada suatu organ terlalu lama.