BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penya Penyakit kit Tuberc Tuberculo ulosis sis TBC merupa merupakan kan salah salah satu satu penya penyakit kit menul menular ar yang yang masih masih menja menjadi di masalah kesehatan di Indonesia. Penularan kuman tuberculosis pada orang sehat dan risiko kematian pada penderita yaitu salah satu masalah yang perlu ditangani oleh segenap lapisan masyarakat dan petugas kesehatan. (Depkes,2002) 1. Pengertia tian Peny Penyak akit it
Tube Tuberk rkul ulos osis is::
adal adalah ah
peny penyak akit it
menu menula larr
lang langsu sung ng
yang yang
dise diseba babk bkan an oleh oleh kuma kuman n TB (Mycobacterium Tuberculosis Tuberculosis), ), sebagian sebagian besar besar kuman kuman TB menyerang menyerang Paru, Paru, tetapi tetapi dapat dapat juga mengenai mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2008).
2. Etiologi Mycobacterium Mycobacterium Tuberculosis Tuberculosis adalah adalah sejenis sejenis kuman kuman berbentu berbentuk k batang, berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar besar kompone komponen n M.Tubercu M.Tuberculosi losis s adalah adalah berupa berupa lemak/lip lemak/lipid id sehingga sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta tahan terhadap zat kimia dan faktor faktor fisik. fisik. Mikroorg Mikroorganis anisme me ini adalah adalah bersifat bersifat aerob aerob yakni yakni menyukai menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu M. Tuberculosis senang tinggal tinggal di daerah daerah apeks apeks paru-paru paru-paru yang kandunga kandungan n oksigenn oksigennya ya tinggi. tinggi. Daer Daerah ah
ters terseb ebut ut
menj menjad adii
tuberkulosis tuberkulosis (Somantri, 2008).
temp tempat at
yang yang
kond kondus usif if
untu untuk k
peny penyak akit it
Kuman ini mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), (BTA), kuman kuman TB cepat cepat mati mati dengan dengan sinar sinar matah matahari ari langsu langsung, ng, tetapi tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam Dalam jaringan jaringan tubuh kuman kuman ini dapat dorman, tertidur ur lama lama selama selama dorman, tertid beberapa tahun. Karakteristik Mycobacterium Tuberculosis adalah sebagai berikut (Darmajono, (Darmajono, 2001) : 1. Merupaka Merupakan n jenis jenis kuman berbe berbentuk ntuk batang batang beruku berukuran ran panjan panjang g 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. 2. Bakteri Bakteri tidak tidak berspora berspora dan tidak berkapsu berkapsul. l.
3. Pewarnaan Ziehl-Nellsen tampak tampak berwa berwarna rna merah merah denga dengan n
latar latar
belakang biru. 4. Bakter Bakterii sulit sulit diwarna diwarnaii dengan dengan Gram tapi jika jika berha berhasil sil hasil hasilnya nya Gram positif. 5. Pemeri Pemeriksa ksaan an mengg mengguna unakan kan mikros mikroskop kop elekt elektron ron dindin dinding g sel tebal, tebal, meso mesoso som m meng mengan andu dung ng lema lemak k (lip (lipid id)) deng dengan an kand kandun unga gan n 25%, 25%, kandungan lipid memberi sifat yang khas pada bakteri yaitu tahan terh terhad adap ap keke kekeri ring ngan an,, alko alkoho hol, l, zat zat asam asam,, alka alkali lis s dan dan germ germis isid ida a tertentu. 6. Sifa Sifatt taha tahan n asam asam kare karena na adan adanya ya pera perang ngka kap p fuks fuksin in intr intras asel el,, suat suatu u pert pertah ahan anan an yang yang diha dihasi silk lkan an dari dari komp komple lek k miko mikola latt fuks fuksin in yang yang terbentuk di dinding.
7. Pertumbuhan sangat lambat, dengan waktu pembelahan 12-18 jam dengan suhu optimum 37 oC.
8. Kuman Kuman kering kering dapat hidup hidup di tempat tempat gelap gelap berbula berbulan-bul n-bulan an dan tetap tetap virulen. 9. Kuman Kuman mati dengan dengan penyin penyinaran aran langs langsung ung mataha matahari. ri.
Gambar 2.1 Mycobacterium tuberculosis
3. Gejala Gejala-ge -gejal jala a Tuberk Tuberkul ulosi osis s (TB) Menurut Crofton,et Crofton,et al (1992) al (1992) pedoman untuk menegakkan diagnosis diagnosis didasarkan atas gejala klinis dan kelainan fisik (Idris, 2004) 1) Geja Gejala la uta utama Gejala Gejala klini klinis s yang yang penti penting ng dari dari TB dan dan serin sering g diguna digunakan kan untuk untuk menegakkan diagnosis klinik adalah batuk terus menerus selama 3 (tiga) minggu atau lebih yang disertai dengan keluarnya sputum dan berkurangnya berat badan.(Idris,2004) 2) Gejala Gejala tamba tambahan han Gejala tambahan yang sering dijumpai, yaitu: a.
dahak bercampur darah
b.
batuk darah
c.
sesak na nafas dan rasa nyeri dada
d.
bad badan le lemah mah, nafs nafsu u mak makan menu menuru run n, bera beratt bad badan turu turun, n,
rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa tanpa kegiat kegiatan, an, demam demam meria meriang ng lebih lebih dari dari sebula sebulan n (Depk (Depkes, es, 2005).
4. Cara Penularan Menurut Nur Nasri, 1997 dalam Woro (1997), penularan penularan penyakit TB dapat terjadi secara: 1) Penul Penulara aran n langsun langsung g Penulara Penularan n yang terjadi terjadi dengan dengan cara penularan penularan langsung langsung dari orang ke orang yaitu dalam bentuk droplet nuclei pada orang yang berada pada jarak yang sangat berdekatan. 2) Penular Penularan an melalui melalui udara udara Penularan ini terjadi tanpa kontak dengan penderita dan dapat terjadi terjadi dalam dalam bentuk bentuk droplet yang kelua keluarr dari dari mulut mulut atau atau droplet nuclei nuclei yang hidung, maupun dalam bentuk dust (debu). Penularan melalui udara memegang peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit TB. Droplet nuclei merupakan nuclei merupakan partikel yang sangat kecil sebagai sisa droplet droplet yang mengering. mengering. Sedangka Sedangkan n Dust adalah adalah bentuk bentuk partikel partikel dengan berbagai ukuran sebagai hasil dari resuspensi partikel yang terletak di lantai, di tempat tidur serta yang tertiup angin bersama debu lantai/ tanah.
3) Penularan melalui makanan/minuman makanan/minum an Penul Penulara aran n TB dalam dalam hal ini dapat dapat melal melalui ui susu susu ( milk borne borne disease) disease ) karena karena susu susu merup merupaka akan n media media yang yang palin paling g baik baik untuk untuk pertumbuhan dan perkembangan mikro organisme penyebab, juga karena susu sering diminum dalam keadaan segar tanpa dimasak atau dipasteurisasi, sedangkan pad a
susu susu yang yang meng mengal alam amii
kont kontam amin inas asii
oleh oleh bakt bakter erii
tida tidak k
memperlihatkan memperlihatkan tanda-tanda tertentu.
Gambar 2.2 Cara Penularan Mycobacterium tuberculosis
5.
Sumber Pen Penularan Sumber Sumber penulara penularan n adalah adalah penderita penderita TBC BTA (+) Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan (percikan dahak). dahak). Droplet yang yang mengan mengandun dung g kuman kuman dapat dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya,
melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.(Depkes,2008) Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Semakin tinggi derajat positif hasil peme pemeri riks ksaa aan n daha dahak, k, maki makin n menu menula larr pend pender erit ita a ters terseb ebut ut.. Bila Bila hasi hasill pemeriksaan negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut tidak diangga dianggap p menular. menular. Kemungki Kemungkinan nan seseoran seseorang g terinfeksi terinfeksi TBC ditentuka ditentukan n oleh konsentrasi droplet dalam dalam udara udara dan lamanya lamanya menghiru menghirup p udara udara tersebut. Selain itu, kontak jangka panjang dengan penderita TB dapat menyeba menyebabkan bkan tertulari tertulari,, seorang
penderi penderita ta tetap menular menular sepanjang sepanjang
ditemukan basil TB didalam sputum mereka. Penderita yang tidak diobati atau yang diobati tidak sempurna dahaknya akan tetap mengandung basil TB
selama selama bertah bertahunun-tah tahun un.(C .(Chin hin,20 ,2006) 06)..
Tingka Tingkatt
penula penularan ran sanga sangatt
tergan tergantun tung g pada pada hal-h hal-hal al sepert seperti: i: jumla jumlah h basil basil TB yang yang dikel dikeluar uarkan kan,, virulens virulensii dari basil TB, terpajan terpajannya nya basil basil TB dengan dengan sinar sinar ultra violet, violet, terjadinya aerosolisasi pada saat batuk, bersin, bicara atau pada saat bernyanyi, tindakan medis dengan risiko tinggi seperti pada waktu otopsi, intub intubasi asi atau atau pada pada saat saat waktu waktu melaku melakukan kan bronko bronkosko skopi. pi. Faktor Faktor yang yang mempeng mempengaruh aruhii kemungki kemungkinan nan seseoran seseorang g menjadi menjadi penderita penderita TB adalah adalah daya daya tahan tahan tubuh tubuh yang yang rendah rendah,, dianta diantaran ranya ya karena karena gizi gizi buruk buruk atau atau HIV/AIDS (Utama, 2007).
6. Risiko Penularan Resiko penularan setiap tahun ( Annual Risk of TB paru Infection = ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-2%.
Pada daerah dengan ARTI sebesar 1% berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk penduduk,, 10 orang orang akan terinfeksi. terinfeksi. Sebagian Sebagian besar besar dari orang yang terinf terinfeks eksii tidak tidak akan akan terjad terjadii pender penderita ita TB paru, paru, hanya hanya 10% 10% dari dari yang yang terinfeksi yang akan menjadi penderita TB paru. Masa inkubasi inkubasi adalah adalah mulai mulai saat masuknya masuknya bibit penyakit penyakit sampai sampai timbul gejala adanya lesi primer atau reaksi tes tuberkulosis positif kirakira kira memaka memakan n waktu waktu 2-10 2-10 mingg minggu. u. Risik Risiko o menja menjadi di TB paru paru dan dan TB ekstrapul ekstrapulmone monerr progresi progresiff setelah setelah infeksi infeksi primer primer biasany biasanya a terjadi terjadi pada tahun pertama dan kedua. Infeksi laten dapat berlangsung seumur hidup. Infe Infeks ksii
HIV
dapa apat
meni eningkat gkatka kan n
risi risiko ko
terh terha adap
infe infek ksi
dan
memperpendek masa inkubasi (Chin, 2006). Menurut Coberly, 2005 yang dikutip dari Mahpudin (2006) Sebagian besar besar tuberkul tuberkulosis osis paru aktif, berkemba berkembang ng dalam dalam dua tahun tahun pertama pertama sesudah infeksi terjadi. Tb lebih lebih mudah mudah menula menularr pada pada orang orang denga dengan n kondis kondisii tubuh tubuh yang yang lemah, seperti kelelahan, kurang gizi, terserang penyakit atau terkena pengaruh obat-obatan tertentu. Risiko tertular TB semakin tinggi pada masyarakat golongan sosial ekonomi rendah yang tinggal di lingkungan perumahan yang padat penduduk dan kurang cahaya dan ventilasi udara (koal (koalisi isi). ). Infeks Infeksii TB rentan rentan terja terjadi di pada pada kelomp kelompokok- kelomp kelompok ok khusus khusus seperti: para Perempuan, anak, manula, dan orang-orang dengan risiko penularan tinggi seperti para tahanan dan kaum pendatang.(Tuberkulosis, pendatang.(Tuberkulosis, 2008) Mereka yang paling berisiko terpajan Mycobacterium Mycobacterium Tuberculosis Tuberculosis ini adalah adalah mereka mereka yang tinggal berdekata berdekatan n dengan dengan orang orang yang terinfeksi terinfeksi
aktif, aktif, seperti seperti gelanda gelandangan ngan yang tinggal tinggal di tempat tempat penampun penampungan gan yang terdapat penderita tuberkulosis, dan pengguna fasilitas kesehatan dan pekerja kesehatan yang merawat pasien tuberkulosis (Corwin, 2000).
7. Perja Perjala lanan nan Alam Alamia iah h Penyak Penyakit it TB Paru Paru Pre-Patogenesa 1) Tahap Pre-Patogenesa Tube Tuberc rcul ulos osis is disebabkan
oleh
adal adalah ah kuman
peny penyak akit it TBC
menu menula larr
lang langsu sung ng
(Mycobacte Mycobacterium rium
yang yang
tuberculo tuberculosis sis). ).
Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi juga mengenai orga organ n
tubu tubuh h
lain lainny nya. a.
Kuma Kuman n
tube tuberc rcul ulos osis is
berb berben entu tuk k
bata batang ng,,
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh Oleh karen karena a itu diseb disebut ut pula pula sebaga sebagaii Basil Basil Tahan Tahan Asam Asam (BTA). (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab. Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif. Pada waktu waktu batuk batuk dan bersin, penderita penderita menyebarkan menyebarkan kuman ke udara udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman kuman dapat dapat berta bertahan han hidup hidup di udara udara pada pada suhu suhu kamar kamar selama selama beberapa jam. 2) Tahap Tahap Patog Patogene enesa sa a)
Inkubasi Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara
pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau kalau drople droplett terseb tersebut ut terhir terhirup up kedal kedalam am salura saluran n perna pernafas fasan. an. Setel Setelah ah kuman kuman TBC masuk masuk kedal kedalam am tubuh tubuh manusi manusia a melalu melaluii
pernafasan, kuman TBC tersebut dapat menyebar dari peru ke bagian bagian tubuh tubuh lainnya lainnya,, melalui melalui sistem sistem peredara peredaran n darah, darah, sistem sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagianbagian tubuh lainnya. Dalam Dalam jaringan jaringan tubuh kuman ini dapat dormant , tertidur lama selama beberapa tahun. Masa inkubasi yaitu waktu yang diperlu diperlukan kan mulai mulai terinfek terinfeksi si sampai sampai menjadi menjadi sakit, sakit, diperkira diperkirakan kan sekitar 6 bulan. b)
Penyakit Dini Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan oleh
banyakny banyaknya a kuman kuman yang dikeluarkan dikeluarkan dari parunya. parunya. Makin Makin tinggi tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. tersebut. Bila hasil hasil pemeriks pemeriksaan aan dahak dahak negative negative (tidak (tidak terlihat terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap dianggap tidak t idak menular. Kemungki Kemungkinan nan seseoran seseorang g terinfeks terinfeksii TBC ditentuka ditentukan n oleh oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali kali deng dengan an kuma kuman n TBC. TBC. Drop Drople lett yang yang terh terhir irup up sang sangat at keci kecill ukur ukuran anny nya, a,
sehi sehing ngga ga
dapa dapatt
mele melewa wati ti
syst system em
pert pertah ahan anan an
mukosiler bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. disana. Infeksi Infeksi dimulai dimulai saat kuman kuman TBC berhasil berhasil berkem berkemban bang g biak biak denga dengan n cara cara pembel pembelaha ahan n diri diri di paru, paru, yang yang mengakib mengakibatkan atkan peradang peradangan an didalam didalam paru. paru. Saluran Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelejar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi
samp sampai ai peme pemebe bent ntuk ukan an komp komple leks ks prim primer er adal adalah ah seki sekita tarr 4-6 4-6 minggu. Adan Adanya ya
infe infeks ksii
dapa dapatt
dibu dibukt ktik ikan an
deng dengan an
terj terjad adin inya ya
perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. c)
Penyakit Lanjut Kela Kelanj njut utan an
sete setela lah h
infe infeks ksii
prim primer er
terg tergan antu tung ng
dari dari
banyaknya kuman kuman yang masuk dan dan besarnya respon daya tahan tahan tubuh (imunitas seluler). seluler). Pada umumnya umumnya reaksi daya daya tahan tubuh ters terseb ebut ut
dapa dapatt
meng menghe hent ntik ikan an
perk perkem emba bang ngan an
kuma kuman n
TBC. TBC.
Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister kuman persister atau atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu mengentikan perkembangan kuman, akibatnya dala dalam m
bebe bebera rapa pa
bula bulan, n,
yang yang
bers bersan angk gkut utan an
akan akan
menj menjad adii
terj terjad adii
sete setela lah h
penderita TBC. Tube Tuberk rkul ulos osis is
pasc pasca a
prim primer er
bias biasan anya ya
beberapa bulan atu tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusaka kerusakan n paru yang luas dengan terjadinya terjadinya kavitas kavitas atau efusi pleura. d)
Taha Tahap p akh akhir ir peny penyak akit it •
Sembuh sempurna Penyakit TBC akan sembuh secara sempurna bila penderita tela telah h
meny menyel eles esai aika kan n
peng pengob obat atan an
seca secara ra
leng lengka kap, p,
dan dan
pemeri pemeriksa ksan n ulang ulang dahak dahak ( follo follow w up) up) pali paling ng sedi sediki kitt 2 kali kali
berturut-turt hasilnya negatif yaitu pada akhir dan/atau sebulan sebelum akhir pengobatan, dan pada satu pemeriksaan follow up sebelumnya. •
Sembuh tapi cacat Komp Kompli lika kasi si
beri beriku kutt
seri sering ng
terj terjad adii
pada pada
pend pender erit ita a
stadium lanjut : −
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
−
Kolaps dari lobus akibat retraksi bonkial.
−
Bronkiek Bronkiektasi tasis s (peleba (pelebaran ran bronkus bronkus setempat) setempat) dan fibrosis fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
−
Pneu Pneumo moto tora rak k (ada (adany nya a udar udara a dida didala lam m rong rongga ga pleu pleura ra)) spontan : kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
−
Penye Penyeba baran ran infeks infeksii ke organ organ lain lain sepert sepertii otak, otak, tulang tulang,, persedian, persedian, ginjal dan sebagainya.
−
Insufisiensi
Kardio
Pulmoner
(Card Cardio io
Pulm Pulmon onar ary y
Insufficiency ) Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah sakit. Penderita TBC paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah telah sembuh sembuh (BTA (BTA negat negatif) if) masih masih bisa bisa menga mengalam lamii batuk batuk dara darah. h. Kead Keadaa aan n ini ini seri sering ngka kali li dike dikeli liru ruka kan n deng dengan an kasu kasus s semb sembuh uh.. Pada Pada kasu kasus s ini, ini, peng pengob obat atan an deng dengan an OAT OAT tida tidak k
diperluka diperlukan, n, tapi cukup cukup diberika diberikan n pengoba pengobatan tan simtomati simtomatis. s. Bila Bila perdarahan berat, penderita harus dirujuk ke unit spesialistik. •
Karier Penderita Penderita yang telah telah menyele menyelesaik saikan an pengobata pengobatannya nnya secara secara lengkap tapi tidak ada hasil pemeriksaan ulah dahak 2 kali bertur berturutut-tur turut ut negat negatif. if. Tindak Tindak lanju lanjutt : pender penderita ita diber diberita itahu hu apabil apabila a gejal gejala a muncul muncul kemba kembalili supaya supaya memer memeriks iksaka akan n diri diri deng dengan an meng mengik ikut utii pros prosed edur ur teta tetap. p. Seha Seharu rusn snya ya terh terhad adap ap semua semua penderi penderita ta BTA positif positif harus harus dilakuka dilakukan n pemeriksa pemeriksaan an ulang dahak.
•
Kronik Penderita BTA positif yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap tetap positi positiff atau atau kemba kembalili menjad menjadii positi positiff pada pada satu satu bulan bulan sebel sebelum um akhir akhir pengob pengobata atan n atau atau pada pada akhir akhir pengo pengobat batan. an. Tindak lanjut : Penderita BTA positif baru dengan kategori 1 diberi diberikan kan kateg kategori ori 2 muali muali dari dari awal. awal. Pender Penderita ita BTA positi positif f pengobatan ulang ulang dengan kategori 2 dirujuk ke UPK spesialistik atau diberikan INH seumur hidup. Penderita BTA negatif yang hasil pemeriksaan dahaknya pada akhir bulan kedua menjadi positif. Tindak lanjut : berikan pengobatan kategori 2 muali dari awal.
•
Meninggal Dunia Penderita Penderita yang dalam dalam usia masa pengobata pengobatan n diketahu diketahuii meninggal karena sebab apapun. Tanpa pengobatan, setelah lima tahun 50% dari penderita TBC akan meninggal, 25% akan
sembuh sembuh sendi sendiri ri denga dengan n daya daya tahan tahan tubuh tubuh tingg tinggi, i, dan 25% 25% sebagai kasus kronik yang tetap menular (WHO, 1996)
7. Riwayat Terjadinya Tuberkulosis Tuberkulosis 1) Infeksi Primer Infeksi Infeksi primer primer terjadi terjadi saat seseoran seseorang g terpapar terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus terus berja berjala lan n sehin sehingga gga sampa sampaii di alveo alveolu lus s dan meneta menetap p disan disana. a. Infeksi Infeksi dimulai dimulai saat kuman TBC berhasil berhasil berkembang berkembang biak biak dengan dengan cara pembelahan pembelahan diri di paru, paru, yang mengakibatk mengakibatkan an peradang peradangan an di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC di sekitar hilus paru paru,, dan dan ini ini dise disebu butt seba sebaga gaii komp komple leks ks prim primer er.. Wakt Waktu u anta antara ra terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4-6 minggu. Infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas selule seluler). r). Pada Pada umumn umumnya ya reaksi reaksi daya daya tahan tahan tubuh tubuh terseb tersebut ut dapat dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian, ada bebe bebera rapa pa kuma kuman n akan akan mene meneta tap p seba sebaga gaii kuma kuman n persister atau dormant (tid (tidur ur). ).
Terk Terkad adan ang g
daya daya
taha tahan n
tubu tubuh h
tida tidak k
mamp mampu u
menghen menghentikan tikan perkemba perkembangan ngan kuman, kuman, akibatnya akibatnya dalam dalam beberap beberapa a bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
2) Tuberkulosis Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TBC ) Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari dari tuberk tuberkul ulosi osis s pasca pasca primer primer adala adalah h kerus kerusaka akan n paru paru yang yang luas luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura (Depkes, 2005).
8. Komplikasi Komplikasi yang sering terjadi pada penderita stadium lanjut: 1) Hemoptisi Hemoptisis s berat (pendara (pendarahan han dari salura saluran n nafas bawah) bawah) yang yang dapat mengakibatkan mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas. 2) Kolaps Kolaps dari dari lobus lobus akiba akibatt retraksi retraksi bronkial bronkial
3) Bronkiektasis
(pe (pelebura buran n
bronk ronkus us
setem tempat) pat)
dan
fibrosis
(pembentu (pembentukan kan jaringa jaringan n ikat pada proses proses pemulih pemulihan an atau retraktif) retraktif) pada paru.
4) Pneumotorak (adanya Pneumotorak (adanya udara didalam rongga pleura) spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru. 5) Penyeb Penyebara aran n infeks infeksii ke organ organ lain seperti seperti otak, tulang tulang,, persen persendi dian, an, ginjal dan sebagainya.
6) Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio ( Cardio Pulmonary Insufficiency ). ). Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah sakit. Penderita TBC paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus sembuh. Pada kasus seperti ini,
peng pengob obat atan an deng dengan an OAT OAT
tida tidak k
dipe diperl rluk ukan an,,
tapi tapi cuku cukup p
dibe diberi rika kan n
pengobatan simtomatis. simtomatis. Bila pendarahan pendarahan berat, penderita harus dirujuk ke unit spesialistik (Depkes, 2005).
9. Diagnosis TBC Penderita Dewasa Suspek TBC Periksa dahak SPS BTA +++ ++-
BTA
BTA
+--
---
+ Ro/ dada Men dukun g
Antibiotik 1-2 mgg
Tdk ada perbai kan
Tdk Men dukug
+
+
Ada Perbai kan Ulang SPS
BTA +++ +++--
TBC BTA Pos
+
BTA --Ulang SPS
Men dukung
TBC BTA Neg Ro/ Pos
Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB Paru pada orang dewasa
Tdk Men dukung Bukan TBC
Penegakk Penegakkan an diagnos diagnosis is pasti pasti TB tidak tidak berdasar berdasarkan kan pemeriksa pemeriksaan an rontge rontgen. n. Akan Akan tetapi tetapi,, diagn diagnosi osis s TB Paru Paru pada pada orang orang dewasa dewasa dapat dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen spesimen SPS (Sewaktu(Sewaktu-Pagi Pagi-Sew -Sewaktu) aktu) BTA hasilnya hasilnya positif. positif. Bila hanya 1 spesimen spesimen yang positif positif perlu perlu diadakan diadakan pemeriksaan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan SPS ulang. Kalau hasil rontgen mendukung TB maka penderita didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif. Jika hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan dahak SPS diulangi. (Crofton, 2002) Apab Apabil ila a
fasi fasili lita tas s
tida tidak k memu memung ngki kink nkan an maka maka dapa dapatt
dila dilaku kuka kan n
pemer pemeriks iksaan aan lain lain misal misalnya nya pemeri pemeriksa ksaan an biakan biakan.. Bila Bila ketiga ketiga dahak dahak hasi hasiln lnya ya
nega negati tif, f,
dibe diberi rika kan n
anti antibi biot otik ik
spek spektr trum um
luas luas
(mis (misal alny nya a
kotrimoksasol atau amoxicilin) selama 1-2 minggu. Bila ada perubahan namun gejala klinis masih mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS. SPS. Kalau Kalau hasil hasil SPS positi positif, f, didia didiagno gnosis sis sebaga sebagaii pende penderit rita a TB BTA positif. Jika Jika hasil hasil SPS tetap tetap negat negatif if,, lakuk lakukan an pemeri pemeriksa ksaan an foto foto rontge rontgen n dada, untuk mendukung diagnosis TB. Bila hasil rontgen mendukung TB, didiagno didiagnosis sis sebagai sebagai penderita penderita TB BTA positif. positif. Bila Bila hasil hasil rontgen rontgen tidak mendukung, mendukung, penderita tersebut t ersebut bukan TB. Diag Diagnos nosis is pasti pasti untuk untuk TB paru paru adala adalah h ditemu ditemukan kannya nya BTA pada pada pemeriksa pemeriksaan an hapusan hapusan sputum sputum secara secara mikrokopi mikrokopis.(De s.(Depkes pkes,200 ,2002) 2) Untuk Untuk itu, setiap pasien yang dicurigai TB paru dengan gejala-gejala tersebut, harus dilakukan pemeriksaan sputum (Idris, 2004)
B. Faktor-faktor yang yang berhubungan dengan dengan kejadian TB paru 1.
Umur Beber Beberap apa a faktor faktor resik resiko o penul penulara aran n penya penyakit kit tuberk tuberkulo ulosis sis yaitu yaitu umur, jenis kelamin, serta infeksi AIDS. Penelitian yang dilakukan di Panti pena penamp mpun unga gan n
oran orangg-or oran ang g
gela geland ndan anga gan n
menu menunj njuk ukka kan n
bahw bahwa a
kemung kemungkin kinan an mendap mendapat at infek infeksi si tuberk tuberkulo ulosis sis aktif aktif mening meningkat kat secara secara berma bermakna kna sesuai sesuai denga dengan n umur. umur. Inside Insiden n tertin tertinggi ggi tuberk tuberkulo ulosis sis paru paru biasanya mengenai usia dewasa muda. Di Indonesia diperkirakan 75% penderita penderita TB Paru adalah kelompok kelompok usia produktif produktif yaitu 15-50 tahun. Pada Pada usia usia ters terseb ebut ut meru merupa paka kan n masa masa yang yang pali paling ng prod produk ukti tiff untu untuk k melakukan berbagai kegiatan (Prabu,2008).
2.
Jenis Kelamin Kemat Kematia ian n wanit wanita a karena karena TB lebih lebih banyak banyak dari dari pada pada kemati kematian an karena kehamilan, persalinan serta nifas (WHO). TB Paru merupakan penyakit menular paling ganas yang menyerang dan membunuh kaum wani wanita ta,, lebi lebih h dari dari 900 900 juta juta wani wanita ta tertu tertula larr oleh oleh kuma kuman n TB. TB. 1 juta juta diantaranya akan meninggal dan 2,5 juta akan segera menderita penyakit tersebut pada tahun ini, wanita yang menderita TB paru ini berusia antara 15 - 44 tahun. Wanita dalam usia reproduksi lebih rentan terhadap TB paru dan lebih mungkin terjangkit oleh penyakit TB Paru dibandingkan pria pria dari dari kelomp kelompok ok usia usia yang yang sama sama sehing sehingga ga stigma stigma atau atau rasa rasa malu malu akib akibat at TB Paru Paru meny menyeb ebab abka kan n terj terjad adin inya ya isol isolas asi, i, peng penguc ucil ilan an dan dan perceraian bagi kaum wanita.
3.
Tingkat Pendidikan Pend Pendid idik ikan an
meru merupa paka kan n
sala salah h
satu satu
fakt faktor or
risi risiko ko
terj terjad adin inya ya
penularan penyakit TB paru. Sehingga tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi mempengaruhi terhadap pengetahuan pengetahuan tentang penyakit TB diantaranya mengenai mengenai rumah yang memenuh memenuhii syarat syarat kesehata kesehatan n dan pengetahu pengetahuan an mengenai mengenai faktor-fak faktor-faktor tor yang berhubungan berhubungan dengan dengan TB Paru sehingga sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersin dan sehat. Selain itu tingkat pedidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis pekerjaannya.
4.
Keadaan Sosial Ekonomi Keada Keadaan an sosial sosial ekono ekonomi mi berka berkaita itan n erat erat denga dengan n pendid pendidika ikan, n, kead keadaa aan n sani sanita tasi si ling lingku kung ngan an,, gizi gizi,, peke pekerj rjaa aan n dan dan akse akses s terh terhad adap ap pelayanan pelayanan kesehatan. Salah satu faktor yang berkaitan dengan penularan penyakit TB adalah jenis pekerjaan. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang yang berd berdeb ebu u
papa papara ran n
part partik ikel el
debu debu
di
daer daerah ah
terp terpap apar ar
akan akan
mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Paparan kronis kronis udara udara yang tercemar tercemar dapat dapat meningka meningkatkan tkan morbidita morbiditas, s, terutama terutama terjadinya gejala penyakit saluran pernafasan dan umumnya TB Paru. Jenis Jenis pekerjaa pekerjaan n seseoran seseorang g juga juga mempenga mempengaruhi ruhi terhadap terhadap pendapat pendapatan an keluarga yang akan mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari diantara konsumsi makanan dan pemeliharaan kesehatan selain itu juga akan akan mempe mempenga ngaruh ruhii terhad terhadap ap kepemi kepemilik likan an rumah rumah (kontr (kontruks uksii rumah rumah). ). Kepa Kepala la kelu keluar arga ga yang yang memp mempun unya yaii pend pendap apat atan an diba dibawa wah h UMR UMR akan akan mengkons mengkonsumsi umsi makanan dengan kadar kadar gizi yang tidak tidak sesuai sesuai dengan dengan
kebutuhan bagi setiap anggota keluarga sehingga mempunyai status gizi yang yang kura kurang ng dan dan akan akan memu memuda dahk hkan an untu untuk k terk terken ena a peny penyak akit it infe infeks ksii diantaranya TB Paru. Dalam hal jenis kontruksi rumah dengan mempunyai pend pendap apat atan an yang yang kura kurang ng maka maka kont kontru ruks ksii ruma rumah h yang yang dimi dimili liki ki tida tidak k memenuhi memenuhi syarat syarat kesehata kesehatan n sehingga sehingga akan mempermu mempermudah dah terjadiny terjadinya a penularan penyakit TB Paru.
5.
Kebiasaan Merokok Hubungannya Dengan Penyakit Tb paru Asap rokok mengandung mengandung ribuan bahan kimia kimia beracun dan bahanbahanbahan bahan yang dapat dapat menimbul menimbulkan kan kanker kanker (karsino (karsinogen) gen).. Bahkan Bahkan bahan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kese keseha hata tan n pada pada oran orang g yang yang mero meroko kok, k, namu namun n juga juga kepa kepada da oran orang g disekitarnya yang tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi, anakanak dan ibu-ibu yang teraksa menjadi perokok pasif oleh karena salah satu anggota keluarga merokok di rumah.
6.
Adanya Kontak Dengan Penderita TB Kontak, adalah orang yang tinggal serumah atau berhubungan langsung dengan orang yang menderita TB. Di dalam ruangan dengan ventilasi yang baik,tetesan kecil tersebut akan terbawa aliran udara, tetapi di ruangan tertutup (sempit), tetesan tersebut melayang di udara dan akan bertambah jumlahnya setiap kalli orang tersebut batuk.(Kurnia,2006) batuk.(Kurnia,2006) Orang yang berada di ruangan yang sama dengan orang batuk tersebut dan menghirup udara yang sama berisiko menghirup kuman tuberculosis, dan risiko paling tinggi adalah bagi mereka yang berada paling dekat
dengan orang yang batuk. Kedua orang tua dapat berbahaya yang tinggal atau tidur di ruangan sempit.(Crofton,2002) sempit.(Crofton,2002) Terjadinya pemaparan pemaparan oleh kuman TB tersebut bias dimana saja antara lain di dalam rumah, sekitar rumah, tempat-tempat umum, seperti sekolah, pasar, rumah sakit, sarana angkutan umum, dan lainnya. Sehingga harus dilindungi dilindungi dengan melakukan pengawasan pengawasan sistematis pada individu, yang karena pekerjaannya berhubungan dengan orang lain. Adapun penderita tuberculosis dewasa yang dapat menularkan adalah orang dewasa penderita tuberculosis tuberculosis aktif, yaitu pada pemeriksaan dahak secara mikroskop terlihat BTA positif, dan orang tersebut harus segera diobati. Selain itu orang yang didiagnosis sebagai tuberkulosis BTA negatifdengan negatifdengan rontgen positifdan tuberculosis ekstra paru, yang diberikan pengobatan. (Kurnia, 2006) 7.
Kebia Kebiasa saan an Mengg Mengguna unaka kan n Peralat Peralatan an Makan Makan Pend Penderi erita ta
8.
Kebiasaan Tidur Bersama Dengan Penderita TB
Kerangka Teoritis TBC
Lingkungan Rumah : Angka Kuman Pencahayaan Rumah Ventilator Kelembaban rumah Ke adatan
• •
• •
•
Karakteristik Individu : Umur Jenis Kelamin • • • • •
Pendidikan Pekerjaan Status Gizi
Perilaku : Kebiasaan Merokok Kebiasaan Membuang Dahak Sembarangan Kebiasaan tidur Sekamar Dengan Penderita Kebiasaan Tidak Menutup Mulut Bila Batuk Kebiasaan Menggunakan Peralatan Makan •
•
•
•
•
Genetik & Imunologi
Penyakit lain Gambar 2.4 Kerangka Teoriti TB
Pejamu Pejamu yang Rentan yang Rentan
Terjadinya Penderita TBC BTA (+)
Sumber : Vinata 2004 (dalam Wiganda, 2006) dalam modifikasi
Sbr. Modifikasi Tesis Hery Vinata, 2004