BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Masalah penyalahg penyalahgunaan unaan NAPZA semakin banyak dibicaraka dibicarakan n baik di
kota kota besar besar maupun maupun kota keci kecill di seluru seluruh h wilaya wilayah h Republ Republik ik Indonesia. Peredaran NAPZA sudah sangat mengkhawatirkan sehingga cepat atau lambat generasi bangsa bangsa atau disebut disebut penyalahgunaan penyalahgu naan NAPZA akan menghancurkan menghanc urkan generasi dengan lost generation (Joewana !""#$. %aktor indi&idu yang tampak lebih pada kepribadian indi&idu tersebut' aktor keluarga lebih pada hubungan indi&idu dengan keluarga misalnya kurang
perhatian keluarga terhadap indi&idu kesibukan keluarga dan lainnya' aktor lingku lingkunga ngan n lebih lebih pada pada kuran kurang g positi positiny nyaa sikap sikap masyarak masyarakat at terhada terhadap p masalah masalah tersebut misalnya ketidakpedulian masyarakat tentang NAPZA ()awari !""*$.
+ampak yang ter,adi dari (aktor-(aktor di atas adalah indi&idu mulai melaku melakukan kan
penyala penyalahgu hgunaa naan n
dan
keterg ketergant antunga ungan n
akan akan
at. at.
)al
ini
ditun,ukkan dengan makin banyaknya indi&idu yang dirawat di rumah sakit karena penyalahgunaan dan ketergantungan at yaitu mengalami intoksikasi at dan withdrawal.
Peran
penting
tenaga
kesehatan
dalam
upaya
menanggulangi
penyalahgunaan penyalahgunaan dan ketergantungan ketergantungan NAPZA di rumah sakit khususnya khususnya upaya terapi dan rehabilitasi sering tidak disadari kecuali mereka yang berminat pada penangg penanggulan ulangan gan NAPZA NAPZA (+ep/es (+ep/es !""0$. !""0$. 1erdasarkan permasalahan yang ter,adi di atas maka perlunya peran serta tenaga kesehatan khususnya tenaga keperawatan dalam membantu membantu masyarakat pengetahuan dan yang yang sedang sedang dirawa dirawatt di rumah rumah sakit sakit untuk untuk mening meningkat katkan kan pengetahuan kemam emampu puan an
mas masy yarak arakat at
tent tentan ang g
pera perawa wata tan n
dan dan pencegahan
kembali
penyalahgunaan NAPZA pada klien. 2ntuk itu dirasa dirasakan kan perlu perlu perawa perawatt meningkatkan kemampuan merawat klien dengan menggunakan pendekatan
0
proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan
klien
penyalahgunaan
dan
ketergantungan NAPZA (sindroma putus at$.
B. Rumusan Masalah
0. !. *. 4. #. 5. 6. 7. 8.
Apa Apa yang yang dim dimak aksu sud d NAPZ NAPZA A3 Apa Apa sa,a sa,a ,enis ,enis-,e -,eni niss NAPZ NAPZA A3 1agaim 1agaimana ana peny penyalah alahgun gunaan aan NAPZ NAPZA A3 Apa sa,a tahapa tahapan n pemak pemakaian aian NAPZA NAPZA 3 Apa sa,a sa,a aktor aktor risiko risiko peny penyalah alahgun gunaan aan NAPZA NAPZA 3 Apa sa,a sa,a dampak dampak peny penyalah alahgun gunaan aan NAPZA NAPZA 3 1agaim 1agaimana ana penceg pencegahan ahan penya penyalah lahgun gunaan aan NAPZA3 NAPZA3 Apa sa,a sa,a terapi terapi dan dan rehabil rehabilitas itasii pasien pasien NAPZA NAPZA 3 1agaimana 1agaimana asuhan asuhan keperawatan keperawatan pada pasien pasien penyalahgu penyalahgunaan naan NAPZA NAPZA 3
C. Tujuan
0. !. *. 4. #. 5. 6. 7. 8.
2ntuk 2ntuk meng mengetah etahui ui peng pengert ertian ian NAPZA NAPZA 2ntuk 2ntuk menge mengetah tahui ui ,enis-, ,enis-,eni eniss NAPZA NAPZA 2ntuk 2ntuk menget mengetahu ahuii penyalahgu penyalahgunaan naan NAPZA NAPZA 2ntuk 2ntuk menget mengetahu ahuii tahapan tahapan pemakaian pemakaian NAPZA NAPZA 2ntuk 2ntuk meng mengetah etahui ui aktor aktor risiko penyala penyalahgun hgunaan aan NAPZA NAPZA 2ntuk 2ntuk meng mengetah etahui ui dampak dampak penyalahgu penyalahgunaan naan NAPZA NAPZA 2ntuk 2ntuk meng mengetah etahui ui pencegahan pencegahan penyalahgu penyalahgunaan naan NAPZA NAPZA 2ntuk 2ntuk meng mengetah etahui ui terapi terapi dan rehabili rehabilitasi tasi pasien pasien NAPZA NAPZA 2ntuk 2ntuk menge mengetah tahui ui asuhan keperawatan keperawatan pada pada pasien penyalahgun penyalahgunaan aan NAPZA
BAB II TINJAUAN PUSTAA
A. Peng Penger ert! t!an an NAP"A NAP"A NAPZA adalah singkatan dari narkotika psikotropika dan bahan adikti
lainnya meliputi at alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan
!
perubahan ungsi isik dan psikis serta menimbulkan ketergantungan (1NN !""4$. NAPZA adalah at yang memengaruhi struktur atau ungsi beberapa bagian tubuh orang yang mengonsumsinya. Manaat maupun risiko penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa ban yak seberapa sering cara menggunakannya dan bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi (/emenkes RI !"0"$.
B. Jen!s#Jen!s NAP"A NAPZA dibagi dalam * ,enis yaitu narkotika psikotropika dan bahan adikti
lainnya. 9iap ,enis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok. 0. Narkotika Narkotika adalah at atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun bukan sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan$ yang sangat berat. Narkotika ,uga memiliki daya toleran (penyesuaian$ dan daya habitual (kebiasaan$ yang sangat tinggi. /etiga siat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika tidak dapat lepas dari :cengkraman;-nya.
1erdasarkan 2ndang-2ndang No.*# 9ahun !""8 ,enis narkotika dibagi ke dalam * kelompok yaitu narkotika golongan I golongan II dan golongan III. a. Narkotika golongan I adalah < narkotika yang paling berbahaya. +aya adiktinya sangat tinggi. =olongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apapun kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. >ontohnya gan,a heroin kokain morin opium dan lain-lain.
*
b. Narkotika golongan II adalah < narkotika yang memiliki daya adikti kuat tetapi bermanaat untuk pengobatan dan penelitian. >ontohnya adalah petidin dan turunannya benetidin betametadol dan lain-lain. c. Narkotika golongan III adalah < narkotika yang memiliki daya adikti ringan
tetapi
bermanaat
untuk
pengobatan
dan
penelitian.
>ontohnya adalah kodein dan turunannya.
!. Psikotropika Psikotropika adalah at atau obat bukan narkotika baik alamiah maupun sintetis yang memiliki khasiat psikoakti melalui pengaruh selekti pada susunan sara pusat yang menyebabkan perubahan khas pada akti&itas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan ,iwa ( psyche$. 1erdasarkan 2ndang-2ndang No.# tahun 0886 psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan yaitu < a. =olongan I adalah < psikotropika dengan daya adikti yang sangat kuat belum diketahui manaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. >ontohnya adalah M+MA ekstasi ?@+ dan @9P. b. =olongan II adalah < psikotropika dengan daya adikti kuat serta berguna untuk
pengobatan
dan
penelitian.
>ontohnya adalah
ametamin metametamin metakualon dan sebagainya. c. =olongan III adalah < psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. >ontohnya adalah lumibal buprenorsina leenitraepam dan sebagainya. d. =olongan I adalah < psikotropika yang memiliki daya adikti ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. >ontohnya adalah nitraepam (1/ mogadon dumolid$ diaepam dan lain-la in.
*. 1ahan Adikti ?ainnya =olongan adikti lainnya adalah at-at selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. >ontohnya <
4
a.
Rokok
b.
/elompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
c.
9hinner dan at-at lain seperti lem kayu penghapus cair aseton cat bensin yang bila dihisap dihirup dan dicium dapat memabukkan. Jadi alkohol rokok serta at-at lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan ,uga tergolong NAPZA (Partodihar,o !""7$.
C. Pen$alahgunaan NAP"A Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA yang bersiat
patologis paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan dalam peker,aan dan ungsi sosial. @ebetulnya NAPZA
banyak
dipakai
untuk
kepentingan
pengobatan
misalnya
menenangkan klien atau mengurangi rasa sakit. 9etapi karena eeknya :enak; bagi pemakai maka NAPZA kemudian dipakai secara salah yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapatkan rasa nikmat. Penyalahgunaan NAPZA secara tetap ini menyebabkan pengguna merasa ketergantungan pada obat tersebut sehingga menyebabkan kerusakan isik ( @umiati !""8$. Menurut Pasal 0 22 RI No.*# 9ahun !""8 /etergantungan adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terusmenerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan eek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi danBatau dihentikan secara tiba-tiba menimbulkan ge,ala isik dan psikis yang khas. /etergantungan terhadap NAPZA dibagi men,adi ! yaitu (@umiati !""8$< a. /etergantungan isik adalah keadaan bila seseorang mengurangi atau menghentikan penggunaan NAPZA tertentu yang biasa ia gunakan ia akan mengalami ge,ala putus at. @elain ditandai dengan ge,ala putus at ketergantungan isik ,uga dapat ditandai dengan adanya b.
toleransi. /etergantungan psikologis adalah suatu keadaan bila berhenti menggunakan
NAPZA
tertentu
#
seseorang
akan
mengalami
kerinduan yang sangat kuat untuk menggunakan NAPZA tersebut walaupun ia tidak mengalami ge,ala isik. D. Taha%an Pemaka!an NAP"A Ada beberapa tahapan pemakaian NAPZA yaitu sebagai berikut < 0. 9ahap pemakaian coba-coba (eksperimental$ /arena pengaruh kelompok sebaya sangat besar rema,a ingin tahu
atau coba-coba. 1iasanya mencoba mengisap rokok gan,a atau minumminuman beralkohol. Jarang yang langsung mencoba memakai putaw atau minum pil ekstasi. !. 9ahap pemakaian sosial 9ahap pemakaian NAPZA untuk pergaulan (saat berkumpul atau pada acara tertentu$ ingin diakuiBditerima kelompoknya. Mula-mula NAPZA diperoleh secara gratis atau dibeli dengan murah. Ia belum secara akti mencari NAPZA. *. 9ahap pemakaian situasional 9ahap pemakaian karena situasi tertentu misalnya kesepian atau stres. Pemakaian NAPZA sebagai cara mengatasi masalah. Pada tahap ini pemakai berusaha memperoleh NAPZA secara akti. 4. 9ahap habituasi (kebiasaan$ 9ahap ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur (sering$ disebut ,uga penyalahgunaan NAPZA ter,adi perubahan pada aal tubuh dan gaya hidup. 9eman lama berganti dengan teman pecandu. Ia men,adi sensiti mudah tersinggung pemarah dan sulit tidur atau berkonsentrasi sebab narkoba mulai men,adi bagian dari kehidupannya. Minat dan cita-citanya semula hilang. Ia sering membolos dan prestasi sekolahnya merosot. Ia lebih suka menyendiri daripada berkumpul bersama keluarga. #. 9ahap ketergantungan Ia berusaha agar selalu memperoleh NAPZA dengan berbagai cara. 1erbohong menipu atau mencuri men,adi kebiasaannya. Ia sudah tidak dapat mengendalikan penggunaannya. NAPZA telah men,adi pusat kehidupannya. )ubungan dengan keluarga dan teman-teman rusak. Pada ketergantungan tubuh memerlukan se,umlah takaran at yang dipakai agar ia dapat berungsi normal. @elama pasokan NAPZA cukup ia tampak sehat meskipun sebenarnya sakit. Akan tetapi ,ika
5
pemakaiannya dikurangi atau dihentikan timbul ge,ala sakit. )al ini disebut ge,ala putus at (sakaw$. =e,alanya bergantung pada ,enis at yang digunakan. Crang pun mencoba mencampur berbagai ,enis NAPZA agar dapat merasakan pengaruh at yang diinginkan dengan risiko meningkatnya kerusakan organ-organ tubuh. =e,ala lain ketergantungan adalah toleransi suatu keadaan di mana ,umlah NAPZA yang dikonsumsi tidak lagi cukup untuk menghasilkan pengaruh yang sama seperti yang dialami sebelumnya. Cleh karena itu ,umlah yang diperlukan meningkat. Jika ,umlah NAPZA yang dipakai berlebihan (overdosis$ dapat ter,adi kematian ()arlina !""7$. E. &akt'r R!s!k' Pen$alahgunaan NAP"A Menurut @oet,iningsih (!""4$ aktor
risiko
yang
menyebabkan
penyalahgunaan NAPZA antara lain aktor genetik lingkungan keluarga pergaulan (teman sebaya$ dan karakteristik indi&idu.
0. %aktor =enetik Risiko aktor genetik didukung oleh hasil penelitian bahwa rema,a dari orang tua kandung alkoholik mempunyai risiko *-4 kali sebagai peminum alkohol dibandingkan rema,a dari orang tua angkat alkoholik. Penelitian lain membuktikan rema,a kembar monoigot mempunyai risiko alkoholik lebih besar dibandingkan rema,a kembar diigot. !. ?ingkungan /eluarga Pola asuh dalam keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap penyalahgunaan NAPZA. Pola asuh orang tua yang demokratis dan terbuka mempunyai risiko penyalahgunaan NAPZA lebih rendah dibandingkan dengan pola asuh orang tua dengan disiplin yang ketat. %akta berbicara bahwa tidak semua keluarga mampu menciptakan kebahagiaan bagi semua anggotanya. 1anyak keluarga mengalami problem-problem tertentu. @alah satunya ketidakharmonisan hubungan keluarga. 1anyak keluarga berantakan yang ditandai oleh relasi orangtua yang tidak harmonis dan matinya komunikasi antara mereka.
6
/etidakharmonisan
yang
terus
berlan,ut
sering
berakibat
perceraian. /alau pun keluarga ini tetap dipertahankan maka yang ada sebetulnya adalah sebuah rumah tangga yang tidak akrab dimana anggota keluarga tidak merasa betah. Crangtua sering minggat dari rumah atau pergi pagi dan pulang hingga larut malam. /e mana anak harus berpaling3 /ebanyakan diantara penyalahguna NAPZA mempunyai hubungan yang biasa-biasa sa,a dengan orang tuanya. Mereka ,arang menghabiskan waktu luang dan bercanda dengan orang tuanya (Jehani dkk !""5$. *. Pergaulan (9eman @ebaya$ +i dalam mekanisme ter,adinya penyalahgunaan NAPZA teman kelompok sebaya ( peer group$ mempunyai pengaruh yang dapat mendorong atau mencetuskan penyalahgunaan NAPZA pada diri seseorang. Menurut )awari (!""5$ perkenalan pertama dengan NAPZA ,ustru datangnya dari teman kelompok. Pengaruh teman kelompok ini dapat
menciptakan
keterikatan
dan
kebersamaan sehingga yang
bersangkutan sukar melepaskan diri. Pengaruh teman kelompok ini tidak hanya pada saat perkenalan pertama dengan NAPZA melainkan ,uga menyebabkan seseorang tetap menyalahgunakan NAPZA dan yang menyebabkan kekambuhan (relapse$. 1ila hubungan orangtua dan anak tidak baik maka anak akan terlepas ikatan psikologisnya dengan orangtua dan anak akan mudah ,atuh dalam pengaruh teman kelompok. 1erbagai cara teman kelompok ini memengaruhi si anak misalnya dengan cara membu,uk ditawari bahkan sampai di,ebak dan seterusnya sehingga anak turut menyalahgunakan NAPZA dan sukar melepaskan diri dari teman kelompoknya. Marlatt dan =ordon (087"$ dalam penelitiannya terhadap para penyalahguna NAPZA yang kambuh menyatakan bahwa mereka kembali kambuh karena ditawari oleh teman-temannya yang masih menggunakan NAPZA (mereka kembali bertemu dan bergaul$. /ondisi pergaulan sosial dalam lingkungan yang seperti ini merupakan kondisi yang dapat
7
menimbulkan kekambuhan. Proporsi pengaruh teman kelompok sebagai penyebab kekambuhan dalam penelitian tersebut mencapai *4D. 4. /arakteristik Indi&idu a. 2mur 1erdasarkan penelitian kebanyakan penyalahguna NAPZA adalah mereka yang termasuk kelompok rema,a. Pada umur ini secara ke,iwaan masih sangat labil mudah terpengaruh oleh lingkungan dan sedang mencari identitas diri serta senang memasuki kehidupan kelompok. )asil temuan 9im /elompok /er,a Pemberantasan Penyalahgunaan
Narkoba
+epartemen
Pendidikan
Nasional
menyatakan sebanyak 6"D penyalahguna NAPZA di Indonesia adalah anak usia sekolah (Jehani dkk !""5$. )asil penelitian yang dilakukan oleh @iregar (!""4$ proporsi penyalahgunaan NAPZA tertinggi pada kelompok umur 06-08 tahun (#4D$. b. Pendidikan Menurut %riedman (!""#$ belum ada hasil penelitian yang menyatakan apakah pendidikan mempunyai risiko penyalahgunaan NAPZA. Akan tetapi pendidikan ada kaitannya dengan cara berikir kepemimpinan pola asuh komunikasi serta pengambilan keputusan dalam keluarga. )asil penelitian Prasetyaningsih (!""*$ menun,ukkan bahwa pendidikan penyalahguna NAPZA sebagian besar termasuk kategori tingkat pendidikan dasar (#"6D$. Asumsi umum bahwa semakin tinggi pendidikan semakin mempunyai wawasanBpengalaman yang luas dan cara berpikir serta bertindak yang lebih baik. Pendidikan yang rendah memengaruhi tingkat pemahaman terhadap inormasi yang sangat penting tentang NAPZA dan segala dampak negati yang dapat ditimbulkannya karena pendidikan rendah berakibat sulit untuk berkembang menerima inormasi baru serta mempunyai pola pikir yang sempit. c. Peker,aan
8
)asil studi 1NN dan Pusat Penelitian /esehatan 2ni&ersitas Indonesia tahun !""8 di kalangan peker,a di Indonesia diperoleh data bahwa penyalahguna NAPZA tertinggi pada karyawan swasta dengan pre&alensi 57D PN@B9NIBPC?RI dengan pre&alensi 0*D dan karyawan 12MN dengan pre&alensi 00D (1NN !"0"$. &. Dam%ak Pen$alahgunaan NAP"A 0. 9erhadap kondisi isik a. Akibat at itu sendiri 9ermasuk di sini gangguan mental organik akibat at misalnya
intoksikasi yaitu suatu perubahan mental yang ter,adi karena dosis berlebih yang memang diharapkan oleh pemakaiannya. @ebaliknya bila pemakaiannya terputus akan ter,adi kondisi putus at. >ontohnya < 0$=an,a < pemakaian lama menurunkan daya tahan sehingga mudah terserang ineksi. =an,a ,uga memperburuk aliran darah koroner. !$/okain < bisa ter,adi aritmia ,antung ulkus atau perorasi sekat hidung ,angka pan,ang ter,adi anemia dan turunnya berat badan. *$Alkohol < menimbulkan banyak komplikasi misalnya < gangguan lambung kanker usus gangguan hati gangguan pada otot ,antung dan sara gangguan metabolisme cacat ,anin dan gangguan seksual. b. Akibat bahan campuranBpelarut < bahaya yang mungkin timbul < ineksi Emboli. c. Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril Akan ter,adi ineksi ber,angkitnya AI+@ atau hepatitis. d. Akibat pertolongan yang keliru Misalnya dalam keadaan tidak sadar diberi minum. e. Akibat tidak langsung Misalnya ter,adi stroke pada pemakaian alkohol atau malnutrisi karena gangguan absorbsi pada pemakaian alkohol. . Akibat cara hidup pasien 9er,adi kurang gii penyakit kulit kerusakan gigi dan penyakit kelamin. !. 9erhadap kehidupan mental emosional Intoksikasi alkohol atau sedati-hipnotik menimbulkan perubahan pada kehidupan mental emosional yang bermaniestasi pada gangguan perilaku tidak wa,ar. Pemakaian gan,a yang berat dan lama menimbulkan
0"
sindrom
amoti&asional.
Putus
obat
golongan
ametamin
dapat
menimbulkan depresi sampai bunuh diri. *. 9erhadap kehidupan social =angguan mental emosional pada penyalahgunaan obat akan mengganggu ungsinya sebagai anggota masyarakat beker,a atau sekolah. Pada umumnya prestasi akan menurun lalu dipecatBdikeluarkan yang berakibat makin kuatnya dorongan untuk menyalahgunakan obat. +alam posisi demikian hubungan anggota keluarga dan kawan dekat pada umumnya terganggu. Pemakaian yang la ma akan menimbulkan toleransi kebutuhan akan at bertambah. Akibat selan,utnya akan memungkinkan ter,adinya tindak kriminal keretakan rumah tangga sampai perceraian. @emua pelanggaran baik norma sosial maupun hukumnya ter,adi karena kebutuhan akan at yang mendesak dan pada keadaan intoksikasi yang bersangkutan bersiat agresi dan impulsi (Alatas dkk !""5$. (. Pen)egahan Pen$alahgunaan NAP"A Pencegahan penyalahgunaan NAPZA meliputi (1NN !""4$ < 0. Pencegahan primer Pencegahan primer atau pencegahan dini yang ditu,ukan kepada
mereka indi&idu keluarga kelompok atau komunitas yang memiliki risiko tinggi terhadap penyalahgunaan NAPZA untuk melakukan inter&ensi agar indi&idu kelompok dan masyarakat waspada serta memiliki ketahanan agar tidak menggunakan NAPZA. 2paya pencegahan ini dilakukan se,ak anak berusia dini agar aktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik. !. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder ditu,ukan pada kelompok atau komunitas yang sudah menyalahgunakan NAPZA. +ilakukan pengobatan agar mereka tidak menggunakan NAPZA lagi. *. Pencegahan tersier Pencegahan tersier ditu,ukan kepada mereka yang sudah pernah men,adi penyalahguna NAPZA dan telah mengikuti program terapi dan rehabilitasi untuk
men,aga
agar tidak
kambuh lagi.
@edangkan
pencegahan terhadap penyalahguna NAPZA yang kambuh kembali adalah
00
dengan melakukan pendampingan yang dapat membantunya untuk mengatasi masalah perilaku adiksinya detoksiikasi maupun dengan melakukan rehabilitasi kembali. H. Tera%! *an Reha+!l!tas! 0. 9erapi 9erapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan detoksiikasi.
+etoksiikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan ge,ala putus at dengan dua cara yaitu< a. +etoksiikasi 9anpa @ubsitusi /lien ketergantungan putau (heroin$ yang berhenti menggunakan at yang mengalami ga,ala putus at tidak diberi obat untuk menghilangkan ge,ala putus at tersebut. /lien hanya dibiarkan sa,a sampai ge,ala putus at tersebut berhenti sendiri. b. +etoksiikasi dengan @ubstitusi Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan ,enis opiat misalnya kodein buremorin dan metadon. @ubstitusi bagi pengguna sedati-hipnotik dan alkohol dapat dari ,enis anti ansietas misalnya diaepam. Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis secara bertahap sampai berhenti sama sekali. @elama pemberian substitusi dapat ,uga diberikan obat yang menghilangkan ge,ala simptomatik misalnya obat penghilang rasa nyeri rasa mual dan obat tidur atau sesuai dengan ge,ala yang ditimbulkan akibat putus at tersebut (Purba !""7$. !. Rehabilitasi Fang dimaksud dengan rehabilitasi adalah upaya memulihkan dan mengembalikan kondisi para mantan penyalahguna NAPZA kembali sehat dalam arti sehat isik psikologik sosial dan spiritual. +engan kondisi sehat tersebut diharapkan mereka akan mampu kembali berungsi secara wa,ar dalam kehidupannya sehari-hari.
Menurut )awari (!""5$ ,enis-,enis rehabilitasi antara lain < a. Rehabilitasi Medik +engan rehabilitasi medik ini dimaksudkan agar
mantan
penyalahguna NAPZA benar-benar sehat secara isik. 9ermasuk dalam
0!
program rehabilitasi medik ini ialah memulihkan kondisi isik yang lemah tidak cukup diberikan gii makanan yang bernilai tinggi tetapi ,uga kegiatan olahraga yang teratur disesuaikan dengan kemampuan masing-masing yang bersangkutan. b. Rehabilitasi Psikiatrik Rehabilitasi psikiatrik ini dimaksudkan agar peserta rehabilitasi yang semula bersikap dan bertindak antisosial dapat dihilangkan sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan baik dengan sesama rekannya maupun personil yang membimbing atau mengasuhnya. 9ermasuk rehabilitasi psikiatrik ini adalah psikoterapiBkonsultasi keluarga yang dapat dianggap sebagai :rehabilitasi; keluarga terutama bagi keluarga-keluarga broken home. /onsultasi keluarga ini penting dilakukan agar keluarga dapat memahami aspek-aspek kepribadian anaknya yang terlibat penyalahgunaan NAPZA bagaimana cara menyikapinya bila kelak ia telah kembali ke rumah dan upaya pencegahan agar tidak kambuh. c. Rehabilitasi Psikososial +engan rehabilitasi psikososial ini dimaksudkan agar peserta rehabilitasi dapat kembali adapti bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya yaitu di rumah di sekolahBkampus dan di tempat ker,a. Program ini merupakan persiapan untuk kembali ke masyarakat. Cleh karena itu mereka perlu dibekali dengan pendidikan dan keterampilan misalnya berbagai kursus ataupun balai latihan ker,a yang dapat diadakan di pusat rehabilitasi. +engan demikian diharapkan bila mereka telah selesai men,alani program rehabilitasi dapat melan,utkan kembali ke sekolahBkuliah atau beker,a. d. Rehabilitasi Psikoreligius Rehabilitasi psikoreligius memegang peranan penting. 2nsur agama dalam rehabilitasi bagi para pasien penyalahguna NAPZA mempunyai arti penting dalam mencapai penyembuhan. 2nsur agama yang mereka terima akan memulihkan dam memperkuat rasa percaya diri harapan dan keimanan. Pendalaman penghayatan dan pengamalan keagamaan
atau
keimanan
0*
ini
akan
menumbuhkan
kekuatan
kerohanian pada diri seseorang sehingga mampu menekan risiko seminimal mungkin terlibat kembali dalam penyalahgunaan NAPZA. e. %orum @ilaturahmi %orum silaturahmi merupakan program lan,utan ( pasca rehabilitasi$ yaitu program atau kegiatan yang dapat diikuti oleh mantan penyalahguna NAPZA (yang telah selesai men,alani tahapan rehabilitasi$ dan keluarganya. 9u,uan yang hendak dicapai dalam orum silaturahmi ini adalah untuk memantapkan terwu,udnya rumah tanggaBkeluarga sakinah yaitu keluarga yang harmonis dan religius sehingga dapat memperkecil kekambuhan penyalahgunaan NAPZA. . Program 9erminal Pengalaman menun,ukkan bahwa banyak dari mereka sesudah men,alani program rehabilitasi dan kemudian mengikuti orum silaturahmi mengalami kebingungan untuk program selan,utnya. /hususnya bagi pela,ar dan mahasiswa yang karena keterlibatannya pada penyalahgunaan NAPZA di masa lalu terpaksa putus sekolah men,adi pengangguran' perlu men,alani program khusus yang dinamakan program terminal (re-entry program$ yaitu program persiapan untuk kembali melan,utkan sekolahBkuliah atau beker,a. I. Asuhan e%era,atan a$ Pengka,ian @etiap melakukan pengka,ian tulis tempat klien dirawat dan tanggal
dirawat.
•
Identitas klien Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang< nama klien panggilan klien ,enis kelamin (pria G wanita$ usia (biasanya pada usia produkti$ pendidikan (segala ,enisB tingkat pendidikan beresiko menggunakan NAPZA$ peker,aan (tingkat keseriusanB tuntutan dalam peker,aannya dapat menimbulkan masalah$ status (belum menikah menikah atau bercerai$ kemudian
04
nama perawat tu,uan waktu tempat pertemuan topik yang akan •
dibicarakan. Alasan masuk 1iasanya karena timbul ge,ala-ge,ala penyalahgunaan NAPZA (sikososial$ atau mungkin klien mengatakan tidak tahu karena yang membawanya ke R@ adalah keluarganya. Alasan masuk tanyakan
•
kepada klien dan keluarga. %aktor Predisposisi /a,i hal-hal yang menyebabkan perubahan perilaku klien men,adi
•
pecanduB pengguna NAPZA baik dari pasien maupun keluarga. %isik Pengka,ian isik diokuskan pada sistem dan ungsi organ akibat ge,ala yang biasa timbul dari ,enis NAPZA yang digunakan seperti
•
tanda-tanda &ital berat badandll. Psikososial 0. =enogram 1uatlah genogram minimal tiga gcncrasi !. /onsep diri =ambaran diri < /lien mungkin merasa tubuhnya baik-baik sa,a < /lien mungkin kurang puas terhadap dirinya Identitas sendiri Peran
< /lien merupakan anak pertama dari dua
bersaudara Ideal diri
< /lien menginginkan keluarga dan orang lain
menghargainya )arga diri < /urangnya penghargaan keluarga terhadap
perannya *. )ubungan social /lien penyalahgunaan NAPZA biasanya menarik diri dari akti&itas keluarga maupun masyarakat. /lien sering menyendiri menghindari kontak mata langsung sering berbohong dan lain sebagainya. 4. @piritual Nilai dan keyakinan < Menurut masyarakat NAPZA tidak baik
untuk kesehatan. /egiatan ibadah
<
menggunakan NAPZA.
0#
9idak
men,alankan
ibadah
selama
#. @tatus Mental Penampilan Penampilan tidak rapi tidak sesuai dan cara berpakaian
tidak seperti biasanya di,elaskan. Pembicaraan o Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien apakah o
cepat keras gagap membisu apatis dan atau lambat 1iasanya klien menghindari kontak mata langsung
berbohog atau memanipulasi keadaan bengongBlinglung. Akti&itas motoric /lien biasanya menun,ukkan keadaan lesu tegang gelisah agitasi 9ik grimasen termor dan atau komulsi akibat penggunaan atau tidak menggunakan NAPZA
Alam perasaan /lien bisa menun,ukkan ekspresi gembira berlebihan pada saat mengkonsumsi ,enis psikotropika atau mungkin gelisah
pada pecandu shabu. Aek Pada umumnya aek yang muncul adalah emosi yang tidak terkendali. Aek datar muncul pada pecandu morin karena
mengalami penurunan kesadaran. lnteraksi selama wawancara @ecara umum sering menghindari kontak mata dan mudah tersingung. Pecandu ametamin menun,ukkan perasaan curiga. Persepsi Pada pecandu gan,a dapat mengalami halusinasi pengelihatan Proses pikir /lien pecandu gan,a mungkin akan banyak bicara dan tertawa sehingga menun,ukkan tangensial. 1eberapa NAPZA menimbulkan penurunan kesadaran sehingga klien mungkin
kehilangan asosiasi dalam berkomunikasi dan berpikir. lsi pikir a. Pecandu gan,a mudah percaya mistik sedangkan ametamin menyebabkan paranoid sehingga menun,ukkan perilaku phobia.
05
b. Pecandu ametamin dapat mengalami waham curiga akibat
paranoidnya. 9ingkat kesadaran Menun,ukkan perilaku bingung disoreientasi dan sedasi
akibat pengaruh NAPZA. Memori =olongan NAPZA yang
menimbulkan
penurunan
kesadaran mungkin akan menun,ukkan gangguan daya ingat
,angka pendek. 9ingkat konsentrasi dan berhitung @ecara umum klien NAPZA
mengalami
penurunan
konsentrasi. Pecandu gan,a mengalami penurunan berhitung. /emampuan penilaian Penurunan kemampuan menilai terutama dialami oleh klien alkoholik. =angguan kemampuan penilaian dapat ringan
maupun bermakna. +aya tilik diri Apakah mengingkari
penyakit
yang
diderita
atau
menyalahkan hal-hal diluar dirinya. 5. /ebutuhan Persiapan Pulang ?akukan obser&asi tentang< Makan , 1A1B1A/ Mandi 1erpakaian lstirahat dan tidur Penggunaan obat Pemeliharaan kesehatan /egiatan di dalam rumah /egiatan di luar rumah 6. Mekanisme /oping Maladapti. 7. Masalah Psikososial dan ?ingkungan /lien NAPZA tentu bermasalah dengan psikososial maupun lingkungannya. 8. Pengetahuan /urang 1iasanya tentang
mekanisme
koping
penyalahgunaan NAPZA 0". Aspek Medik @esuaikan dengan terapi medik yang diberikan.
06
dan
akibat
+- P'h'n masalah Rest! Per!laku ekerasan
Int'ks!kas!
Pen$alahgunaan at
Harga D!r! Ren*ah
(angguan 'nse% D!r! '%!ng Ine/ekt!/ )- D!agn'sa e%era,atan Dar! %'h'n masalah0 *!agn'sa $ang mungk!n t!m+ul 1
0
Resiko tinggi perilaku kekerasan
!
Intoksikasi
*
Penyalahgunaan at
4
)arga diri rendah
#
=angguan konsep diri
5
/oping indi&idu ineekti
*- T!n*akan e%era,atan
07
D!agn'sa1 Res!k' %er!laku kekerasan
Pasien 9u,uan
Inter&ensi SP 2
a. Mengidentiikasi tanda dan ge,ala penyebab
dan
akibat
perilaku
kekerasan b. Men,elaskan perilaku
cara
mengontrol
kekerasan
dengan cara
isik 0< tarik naas dalam dan isik !< pukul kasurB bantal c. Malatih perilaku
klien
cara
kekerasan
mengontrol dengan cara
isik 0< tarik naas dalam dan isik !< pukul kasurBbantal d. Melatih memasukkan kegiatan tarik naas dalam dan pukul kasurB bantal ke dalam ,adwal kegiatan harian a. Pasien dapat mengidentiikasiSP 3 penyebab perilaku kekerasan b. Pasien dapat mengidentiikasi tanda-tanda
a. Men,elaskan
perilaku
kekerasan c. Pasien dapat menyebutkan
cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan cara
minum
obat
secara
teratur
menggunakan prinsip 5 benar
,enis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya d. Pasien dapat menyebutkan
b. Mendiskusikan
manaat
minum
obat dan kerugian tidak minum obat
akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya e. Pasien dapat menyebutkan cara
mencegah
mengendalikan
kekerasannya
teratur
atau
menggunakan
prinsip
5
benar
perilaku
kekerasannya . Pasien dapat mencegah atau mengendalikan
c. Melatih cara minum obat secara
d. Melatih
isik
kegiatan
minum obat secara teratur ke dalam
perilaku secara
memasukkan
,adual kegiatan harian 08
e$ E5aluas! E&aluasi pada klien< 0. E&aluasi perasaan (sub,ekti$' !. E&aluasi kemampuan klien (ob,ekti$' *. Rencana latihan klien' 4. Rencana tindakan keperawatan lan,utan. E&aluasi pada keluarga< 0. E&aluasi perasaan (sub,ekti$' !. E&aluasi kemampuan keluarga (ob,ekti$' *. Rencana asuhan keluarga kepada klien< 4. Menyepakati rencana pertemuan berikutnya.
!"
BAB III PENUTUP A. es!m%ulan NAPZA adalah singkatan dari narkotika psikotropika dan bahan adikti
lainnya meliputi at alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan ungsi isik dan psikis serta menimbulkan ketergantungan (1NN !""4$. NAPZA dibagi dalam * ,enis yaitu narkotika psikotropika dan bahan adikti lainnya. Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA yang bersiat patologis paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan dalam peker,aan dan ungsi sosial. Ada beberapa tahapan pemakaian NAPZA yaitu tahap pemakaian coba-coba (eksperimental$ tahap pemakaian social tahap pemakaian situasional tahap habituasi (kebiasaan$ tahap ketergantungan. +ampak penyalahgunaan napa yaitu terhadap kondisi isik terhadap kehidupan mental emosional dan terhadap kehidupan social. Pencegahan penyalahgunaan NAPZA meliputi (1NN !""4$ < pencegahan primer pencegahan sekunder pencegahan tersier. 2ntuk pasien penyalahgunaan NAPZA yaitu bisa diberikan terapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan detoksiikasi dan dilakukan rehabilitasi. Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan gangguan penggunaan NAPZA yaitu resiko tinggi perilaku kekerasan intoksikasi
!0
penyalahgunaan at harga diri rendah gangguan konsep diri koping indi&idu ineekti. B. Saran 0. 1agi klien dan keluarga +apat mengenal tentang NAPZA sedini mungkin • Mengetahui tentang pencegahan penyalahgunaan NAPZA • @egera berobat ke asilitas kesehatan terdekat • !. 1agi perawat 9erus bela,ar tentang konsep asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan penggunaan NAPZA sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan proessional kepada klien.
!!