BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini aka akan mengurai raikan tentang konsep lansi ansiaa,
konsep teori
keperawatan keperawatan konsekuen konsekuensi si fungsional fungsional,, konsep konsep keseimbang keseimbangan an postural, postural, konsep latihan latihan keseimbanga keseimbangan, n, konsep konsep pemeriksaan pemeriksaan keseimbangan keseimbangan Berg Balance Scale (BBS) Orem. 2.1 Konsep Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia
Menu Menuaa adal adalah ah suat suatu u pros proses es meng menghi hilan langn gnya ya secar secaraa perl perlah ahan an–l –lah ahan an kema kemamp mpua uan n ari aring ngan an untu untuk k mamp mamper erba baik ikii
diri diri atau atau meng mengga gant ntii diri diri dan dan
mempertahan mempertahankan kan struktur struktur dan fungsi fungsi normalnya normalnya sehingga sehingga tidak dapat bertahan bertahan terhad terhadap ap eas eas (termas (termasuk uk infeksi infeksi)) dan memper memperbai baiki ki kerusa kerusakan kan yang yang diderit dideritaa (!armoo, "##$). Sedangkan menurut %awari (&'''), lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan dari seseorang mempertahankan keseimbangan terhadap kond kondis isii stress stress fisio fisiolo logi gik. k. ega egaga gala lan n ini ini berk berkai aita tan n deng dengan an penu penuru runa nan n daya daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan seca ra indiidual. 2.1.2 Batasan Lansia
Berikut adalah batasan lansia (*ugroho, "###)+ &. Menurut rut % %O (World (World Health Organization) Organization ) &.
-sia pertengahan (middle age) age)
+ /0/' tahun.
".
1anut usia (elderly) elderly)
+ $#02
1anut usia tua (old )
+ 2/0'#
tahun. 3. tahun. .
-sia sangat tua (very old ) tahun.
+
di d iatas
'# '#
/
". Menu Menuru rutt -- *o.& *o.&3 3 th th &'' &''4 4 !alam B5B 6 pasal & ayat " berbunyi 71anut usia adalah seseorang yang mencapai usia $# (enam puluh) tahun keatas8. 3. Birr Birren en and and 9enn 9enner er (&'2 (&'22) 2) meng mengus usul ulka kan n untu untuk k memb membed edak akan an anta antara ra usia usia biologis, usia psikologis, dan usia sosial. &)
-sia Biologis.
-sia yang yang menun menunuk uk pada pada angka angka waktu waktu seseora seseorang ng seak seak lahirny lahirnyaa berada berada dalam keadaan hidup tidak mati. ")
-sia :sikologis.
-sia -sia yang ang menu menunu nuk k pada pada kema kemamp mpua uan n seseo seseoran rang g untu untuk k meng mengad adak akan an penyesuaian0penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya. dihadapinya. 3) -sia -sia Sos Sosial ial.. -sia yang yang menun menunuk uk kepada kepada peran0p peran0peran eran yang yang diharap diharapkan kan atau atau diberi diberikan kan masyarakat kepada ses seseorang eorang sehubungan dengan usianya. 2.1.3 Perubahan fisiologis ang ter!a"i pa"a lan!ut usia
:ada :ada lans lansia ia ter terad adii peru peruba baha han n pada pada ham hampir pir semu semuaa aspe aspek, k, adap adapun un perubahan sistem yang mempengaruhi keseimbangan keseimbangan adalah + 1.
Siste# Persarafan
Berat otak menurun "#;.
$
3. Siste# $estibuler $estibuler
:ada sistem estibuler, teradi degenerasi sel – sel rambut dalam macula sebesar #; dan sel saraf. :roses degeneratif di dalam otolit sistem estibuler dapat menyebabka menyebabkan n ertigo ertigo posisional posisional dan ketidakseimb ketidakseimbangan angan waktu beralan beralan (5lonso 95, &''). %. Siste# Penglihatan
:eru :eruba baha han n pada pada sistem sistem peng pengli liha hata tan n yang meny menyeb ebab abka kan n gang ganggu guan an keseim keseimban bangan gan adalah adalah adany adanyaa penuru penurunan nan cahay cahayaa yang yang dihant dihantark arkan an ke retina, retina, sehing sehingga ga ambang ambang isual isual mening meningkat kat dan daya daya adapta adaptasi si terang terang gelap gelap menur menurun. un. :enuru :enurunan nan taam taam pengli penglihat hatan an teradi teradi karena karena katara katarak, k, degene degenerasi rasi makule makulerr dan penglihatan perifer menghilang. &. Siste# Kar"io'as(uler
>lastisitas dinding aorta menurun, katup antung menebal dan menadi kaku, kemampuan antung memompa darah menurun &; setiap tahun sesudah berumur "# tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan olumenya. ema emamp mpua uan n arter arterii dala dalam m men menal alan anka kan n fung fungsi siny nyaa berk berkur uran ang g samp sampai ai /#;. /#;. :embul :embuluh uh darah darah kapile kapilerr mengal mengalami ami peruba perubahan han elastisi elastisitas tas dan permea permeabil bilita itas. s. :enurunan sensitiitas baroreseptor menyebabkan hipotensi postural, begitu uga aritmia dan drop semua itu itu secar secaraa tida tidak k lang langsu sung ng meng mengga gang nggu gu drop attack attackss semua keseimbangan pada lansia (
Otot0otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menadi kaku, menurunnya aktii aktiitas tas dari dari silia, silia, paru0p paru0paru aru kehila kehilanga ngan n elastis elastisita itass sehing sehingga ga kapasit kapasitas as residu residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedala kedalaman man bernaf bernafas as menuru menurun. n. 5leo 5leoli li ukuran ukuranny nyaa meleba melebarr dari dari biasa biasa dan umlahnya berkurang, O " pada arteri menurun menadi 2/ mm%g, kemampuan untuk batuk berkurang, penurunan kekuatan otot pernafasan. +. Siste# ,us(ulos(eletal. ,us(ulos(eletal.
2
?aktor muskuloskeletal merupakan faktor yang berperan besar terhadap kead keadia ian n atuh atuh pada pada lans lansia. ia. :eru :eruba baha han n fung fungsi sion onal al pada pada lan lanut ut usia usia beru berupa pa kehilangan lean muscle mass, mass, atrofi otot dan penurunan kekuatan otot. :ada lanut usia ukuran otot mengecil dan penurunan massa otot lebih banyak teradi pada ekstremitas bawah. Sel otot yang mati digantikan oleh aringan ikat dan lemak. Serabut fast Serabut fast twich tipe twich tipe 66 berkurang lebih cepat daripada tipe 6. :ada myoneural junction myoneural junction teradi teradi penurunan umlah motor unit dan serabut bermyelin (
4
onsekuensi fungsional adalah efek dari tindakan, faktor risiko, dan perubahan yang mempengaruhi kualitas kehidupan atau kegiatan sehari0hari lansia berkaitan dengan usia. ?aktor risiko dapat berasal dari lingkungan, pengaruh fisiologis dan psikososial. onsekuensi fungsional yang positif akan teradi ika memfasilitasi tingkat kinera tertinggi. Sebaliknya, konsekuensi fungsional yang negatif akan teradi ika lansia mengalami ketergantungan atau penurunan kualitas hidup . onsekuensi fungsional negatif biasanya teradi karena kombinasi dari perubahan yang berkaitan dengan usia dan faktor risiko misalnya kinera isual terganggu. Selain itu konsekuensi fungsional negatif uga dapat disebabkan oleh interensi yang yang merupakan faktor risiko dari tindakan. @ontoh konsekuensi fungsional disebabkan oleh respon negatif adalah sembelit yang dihasilkan dari obat antidepresant. !alam hal ini, obat ini sebagai interensi untuk depresi dan faktor risiko yang didapat adalah gangguan fungsi usus. onsekuensi fungsional positif biasanya disebabkan oleh interensi yang diprogramkan. Sering kali, lansia membawa konsekuensi fungsional positif ketika mereka mengimbangi perubahan yang berkaitan dengan usia tanpa disengaa. Misalnya, lansia dapat meningkatkan umlah cahaya untuk membaca atau mulai memakai kacamata hitam tanpa menyadari bahwa tindakan ini adalah kompensasi untuk perubahan yang berkaitan dengan usia. !alam kasus lain, interensi yang dimulai sebagai tanggapan terhadap kebutuhan yang dirasakan. :ada contoh di atas akan lebih baik kemungkinan hasil interensi yang disengaa, seperti perubahan lingkungan atau operasi katarak. 2.2.1 Ko#ponen Teori Konse(uensi ungsional &. onsekuensi fungsional + efek dari tindakan, faktor risiko dan perubahan
yang berkaitan dengan usia yang mempengaruhi kualitas hidup dan kegiatan sehari0hari lansia. ". onsekuensi fungsional negatif + semua hal yang dapat mempengaruhi tingkat ketergantungan atau kualitas hidup lansia. 3. onsekuensi fungsional positif + segala hal yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia atau menurunkan tingkat ketergantungan lansia.
'
. :erubahan yang berkaitan dengan usia + perubahan yang progresif dan ireersibel, yang teradi selama proses kehidupan dan kondisi ekstrinsik yang independen atau patologis. /. ?aktor risiko+ kondisi yang meningkatkan kerentanan lansia terhadap konsekuensi fungsional negatif. ?aktor0faktor risiko tersebut adalah penyakit, obat0obatan, lingkungan, gaya hidup, sistem pendukung, keadaan psikososial dan sikap berdasarkan kurangnya pengetahuan. $. 6ndiidu + indiidu yang kemampuan fungsionalnya dipengaruhi oleh perubahan yang berhubungan dengan usia dan faktor risiko. etika lansia dipengaruhi oleh perubahan yang berhubungan dengan usia dan faktor risiko mereka bergantung pada indiidu lain untuk kebutuhan sehari0hari, pemberi asuhan dianggap sebagai pendekatan integral untuk keperawatan gerontik. 2.
yang berkaitan
dengan
usia
dan
faktor
risiko,
serta
mempromosikan dampak fungsional positif. %al ini dilakukan melalui proses keperawatan, dengan menekankan interaksi antara lansia dan pemberi perawatan pada lansia yang tergantung untuk menghilangkan faktor risiko atau meminimalkan efek yang teradi. 4. esehatan+ kemampuan lansia berfungsi pada kapasitas penuh, meskipun terdapat perubahan yang berkaitan dengan usia dan faktor risiko.
pemberi
asuhan
yang
mempengaruhi fungsi lansia. ondisi ini merupakan faktor risiko ketika lingkungan mengganggu peningkatan fungsi. 2.2.2 Asu#si /asar Teori Konse(uensi ungsional
:erubahan yang terkait usia dan faktor risiko merupakan konsep penting bagi teori konsekuensi fungsional karena membedakan aspek perawatan lansia dari perawatan populasi lainnya. Selain itu, penting untuk membedakan antara perubahan yang berhubungan dengan usia dan faktor risiko serta perubahan usia0 berkaitan dengan interensi faktor risiko yang berbeda. %al ini tidak mungkin untuk memodikasi efek dari perubahan terkait usia, tetapi mungkin untuk
mengkompensasi efek perubahan yang teradi sehingga teradi konsekuensi fungsional yang positif. Sebaliknya, faktor risiko sering dapat dimodifikasi dan dampaknya dapat diminimalkan melalui interensi. Aang penting adalah bahwa perubahan yang berkaitan dengan usia harus dibedakan dari faktor risiko, sehingga pendekatan interensi yang tepat dapat dilakukan. erangka kera yang dikembangkan oleh perawat adalah membantu dalam memahami perbedaan antara perubahan fungsional dan faktor risiko. =isiko dikonseptualisasikan sebagai faktor lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, termasuk yang berada di sekitar lansia baik langsung atau tidak langsung. =ose dan illien menyarankan bahwa salah satu implikasi dari model ini adalah bahwa interensi untuk meningkatkan kondisi kesehatan dapat diarahkan untuk mengurangi risiko perubahan tingkat kerentanan seseindiidu. Mereka menyarankan bahwa sering kali lebih layak untuk memodifikasi lingkungan daripada mengubah tingkat seseorangtentang kerentanan, terutama ika kerentanan tersebut terutama disebabkan faktor genetik atau konstitusional. Meskipun teori mereka berfokus pada modifikasi faktor risiko, mereka uga menekankan bahwa tingkat kerentanan tidak statis. :erspektif ini kongruen dengan pendekatan fungsional terhadap konsekuensi keperawatan gerontik. &.
6ndiidu Mendasari konseptualisasi konsekuensi fungsional indiidu sebagai fokus
asuhan keperawatan adalah teori keperawatan 6mogene ing (&'4&). 6ndiidu menurut teori ing adalah makhluk rasional dan sosial, makhluk yang menggunakan bahasa untuk mengkomunikasikan pikiran, tindakan, kebiasaan dan keyakinan. Selanutnya, mereka ditandai dengan kemampuan untuk merasa, berpikir, merasa, menetapkan tuuan, membuat keputusan, memilih antara program alternatif tindakan, dan cara pilih untuk mencapai tuuan. arena mereka memiliki karakteristik ini, mereka bereaksi. :erspektif ini relean dengan teori konsekuensi fungsional karena penekanannya pada kemampuan indiidu yang bertanggung awab untuk mengembangkan dan mencapai tuuan. !alam konsekuensi fungsional lansia dipandang mempunyai kemampuan mencapai konsekuensi fungsional positif, meskipun perubahan usia dan faktor risiko yang terkait. Selanutnya, lansia dipandang sebagai indiidu yang unik yang mampu
&&
mencapai fungsional positif.
konsekuensi fungsional didasarkan pada
pendekatan holistik untuk perawatan, yang dilihat lansia sebagai indiidu yang unik dan kompleks, yang dipengaruhi oleh hubungan antara faktor internal dan eksternal. Menurut teori konsekuensi fungsional, seseorangdianggap lansia ketika ia mewuudkan satu atau lebih konsekuensi fungsional yang timbul dari perubahan0 perubahan terkait umur dalam diri mereka sendiri atau dalam kombinasi dengan faktor0faktor risiko yang berkaitan dengan usia. 1ansia hidup di lingkungan yang akan secara aktif berpengaruh terhadap kondisinya. %al ini penting bagi lansia , karena sebagian besar gangguan fungsional seseorangdapat mempengaruhi sumber daya pendukung. etika teradi fungsional negatif karena lansia sangat tergantung pada indiidu lain untuk kebutuhan sehari0hari, maka perawat dapat memberikan asuhan keperawatan. ". eperawatan Menurut teori konsekuensi fungsional, tuuan keperawatan gerontik adalah untuk meminimalkan dampak merugikan konsekuensi fungsional dan meningkatkan fungsi positif pada lansia.
Melalui proses perubahan keperawatan yang
berhubungan dengan usia dan faktor risiko interensi direncanakan dan diimplementasikan dan diealuasi hasil fungsional. Seringkali, tuuan ini dicapai melalui pendidikan pada lansia dan pemberi asuhan pada lansia tergantung pada interensi yang akan dilaksanakan. 5spek pendidikan yang sangat penting ketika pandangan dan kesalahpahaman berkontribusi konsekuensi fungsional negatif. 3. esehatan onsekuensi fungsional mendefinisikan kesehatan sebagai kemampuan lansia berfungsi pada kapasitas penuh, meskipun adanya perubahan yang berkaitan dengan usia dan faktor risiko. 6ni meliputi fungsi psikososial, fisiologis dan uga kualitas hidup indiidu. Oleh karena itu, menurut teori kesehatan ditentukan secara indiidual, berdasarkan pada kemampuan fungsional yang dianggap penting.
&"
Assessmen t
Age-Related
Negative Functional
Additional Positive Functional Consequenc es
Interventions Changes
ambar ".& erangka konseptual
Consequences Risk factors onsekuensi ?ungsional
@arol 5 Miller
(&''/) 2.2.3 Apli(asi Teori Konse(uensi ungsional Pa"a ,asalah ,obilisasi &. :erubahan yang terkait usia + 1) Massa otot berkurang 2) :erubahan degeneratif aringan ikat 3) Osteoporosis 4) :erubahan dalam sistem saraf pusat 2. onsekuensi fungsional negatif &) ekuatan otot berkurang, daya tahan dan koordinasi ") eterbatasan rentang gerak sendi 3) Meningkatkan kerentanan untuk atuh ) Meningkatkan kerentanan untuk fraktur 3. ?aktor resiko &) =esiko osteoporosis+ enis kelamin perempuan, usia lanut, imobilitas, asupan kalsium tidak memadai, tulang kecil, ketipisan ") =esiko untuk atuh dan patah tulang+ osteoporosis, perubahan usia yang berhubungan dengan fungsi sensorik, dan sistem saraf pusat, kondisi medis, obat, depresi, dimentia , dampak lingkungan . :engkaian pada sistem muskuloskeletal &) 5pakah lansia mempunyai kesulitan dalam beraktiitas berkaitan dengan ") 3) ) /)
kekakuan sendiC 5pakah lansia mengeluh nyeri pada sendiC 5pakah lansia mengalami kesulitan untuk beralan atau berpindahC 5pakah lansia perlu alat bantu untuk beralanC 5pakah ada aktiitas yang tidak bisa anda laksanakan karena anda kesulitan berpindahC
&3
$) 5pakah lansia berolah ragaC 2) Obserasi gaya beralan 4) Obserasi kemampuan fungsional lansia /. 6nterensi &) Olah raga ringan setiap hari ") 5supan nutrisi yang memadai 3) Modifikasi lingkungan 2.3 Konsep Kesei#bangan Postural 2.3.1 /efinisi
eseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan untuk memelihara pusat dari massa tubuh agar tetap berada pada landasan penopang (Shumway0@ook D oollacott, "##&). 2.3.2 Klasifi(asi Kesei#bangan Postural
eseimbangan :ostural diklasifikasikan menadi " yaitu+ &. eseimbangan statik. eseimbangan statik adalah suatu keadaan dimana indiidu dapat memelihara keseimbangan tubuhnya pada suatu posisi tertentu selama angka waktu tertentu.
". eseimbangan dinamik. eseimbangan dinamik merupakan keseimbangan pada saat tubuh melakukan gerakan atau saat berdiri di atas landasan yang bergerak ( dynamic standing ) yang akan menempatkannya dalam kondisi yang tidak stabil, dan pada keadaan ini kebutuhan akan kontrol keseimbangan postural semakin meningkat (@handler 9, "###). 2.3.3 isiologi Kesei#bangan
&
ertebra sakralis kedua, diatas dasar penyanggah ("ase of support E BoS) yaitu area disekeliling kaki yang araknya antara kaki ketika berdiri sekitar / – cm. Berikut adalah ilustrasi dari pusat massa tubuh (center of "ody massE @oM) dalam hubungan dengan dasar penyanggah dalam keadaan berdiri normal (a) dan menggunakan alat bantu (b). eseimbangan atau kontrol postural adalah suatu proses – proses yang rumit yang meliputi mekanisme afferen atau sistem sensoris (isual, estibuler dan proprioseptif) dan mekanisme efferen atau sistem motorik (kekuatan otot – otot anggota gerak atas dan bawah dan fleksibilitas sendi). =espon – respon afferen dan efferen diatur melalui mekanisme pusat atau fungsi SS: yang menerima dan mengatur informasi sensoris dan respon program sistem motorik yang tepat (@handler, 9, "###). eseimbangan diatur oleh 3 hal pokok yaitu mekanisme afferen, mekanisme efferen dan SS:, adapun penelasannya adalah + &. Mekanisme 5fferen Sistem isual memberikan informasi mengenai tempat dan arak obyek dalam lingkungannya, tipe permukaan stabil atu tidak stabil dimana gerakan akan dilakukan dan posisi bagian tubuh dalam hubungan dengan faktor tersebut dan dengan lingkungan sekitarnya. Saat berdiri penglihatan membantu merasakan perubahan postur dengan memberikan informasikan ke SS: tentang gerakan – gerakan dan posisi bagian tubuh dalam hubungan dengan lingkungan luar. omponen fungsi isual dianggap penting untuk keseimbangan statik dan dinamik, sensitiitas kontras, persepsi dalam dan penglihatan perifer. 6nput proprioseptif timbul dari reseptor – reseptor otot dan tendon, mekanoreseptor persendian dan reseptor tekanan dalam pada aspek plantar kaki uga menyediakan data sensoris penting untuk kontrol postural. :roprioseptif mensuplai tubuh dengan informasi pada lingkungan yang tiba – tiba, memungkinkan tubuh berorientasi sendiri apakah berdiri atau bergerak berkenaan dengan sandaran atau permukaan tanah dan dalam relasi dengan bagian tubuh (
&/
komponen sensoris perifer, komponen pengolahan pusat dan komponen kontrol motorik (
menerima
dan
menggabungkan
tanda
–
tanda
ini
lalu
mengkombinasikannya dengan input isual dan proprioseptif, mengirim informasi ini ke komponen motorik. Sebagai awaban dua refleks penting digunakan oleh tubuh untuk mengatur kontrol postural G reflek estibulo0okular (FO=) dan reflek estibulospinal EFS= ( @handler,9, "###). FO= mengontrol stabilitas okuler (menaga mata tetap pada lapang pandang) dan orientasi dari gerakan kepala.
&$
tubuh, maka komponen efektor yang normal harus ada supaya dapat melakukan gerakan keseimbangan postural yang normal. omponen efektor yang dibutuhkan adalah 1S (1ingkup erak Sendi), kekuatan dan ketahanan ( endurance) dari kelompok otot kaki, pergelangan kaki, lutut, pinggul, punggung, leher, dan mata. angguan pada komponen efektor akan mempengaruhi kemampuan dalam mengontrol postur sehingga akan teradi gangguan keseimbangan postural (Suhartono, "##/). 3. Sistem Saraf :usat (SS:) Sistem ini dibutuhkan dalam memelihara respon postural. Central #erves System (@*S) melalui aras0arasnya menerima informasi sensoris perifer dari sistem visual , vesti"ular , dan proprioseptif di gyrus post central lo"us parietal kontralateral . Selanutnya informasi ini diproses dan diintegrasikan pada semua tingkat sistem syaraf. 5khirnya dalam waktu latensi H &/# mEdet akan terbentuk suatu respon postural yang benar secara otomatis dan akan diekspresikan secara mekanis melalui efektor dalam suatu rangkaian pola gerakan tertentu.
&2
postural tidak menentu. :eran sistem estibuler dalam memelihara keseimbangan sulit ditetapkan karena sistem ini hanya melengkapi satu bagian dari input yang diperlukan. oordinasi dan pelaksanaan dari strategi kontrol postural dipengaruhi usia. :ermulaan respon muskuler postural atau latensi (kecepatan aktifitas otot kaki bagian bawah) terhadap perpindahan keseimbangan telah teradi penurunan kecepatan sekitar "# – 3# milidetik pada lansia sehat. eterlambatan dalam permulaan olunter aktifitas otot postural dalam respon terhadap antisipasi gangguan keseimbangan dipengaruhi oleh penurunan deingt perhatian. :eningkatan usia menyebabkan teradi kemunduran kekuatan pada otot ekstremitas bawah. Otot yang mengalami penurunan adalah otot – otot antigraitasi seperti Iuadriceps, ekstensor hips dan dorsifleksor pergelangan kaki.
1atihan pada lanut usia memegang peran penting dalam memelihara tingkat kapasitas fungsional. 9atuh yang disebabkan kelemahan otot ekstremitas bawah dapat dicegah dengan latihan penguatan otot, meningkatkan ketahanan otot, mempertahankan dan memperbaiki postur gerak sendi dan kompetensi
&4
postural. 1atihan yang teratur telah terbukti memberikan perbaikan pada kardioaskuler, metabolik, endokrin dan kesehatan psikologis. 1atihan penguatan dapat menghasilkan "/ sampai #; pencapaian kekuatan pada usia lanut dengan cara hipertrofi otot dan peningkatan motor unit recruitment$ ekuatan merupakan faktor intrinsik dalam melaksanakan aktiitas sehari – hari bagi lanut usia. :erbedaan kecepatan beralan pada lanut usia berhubungan dengan kekuatan kaki maka dengan peningkatan kekuatan akan memperlihatkan perbaikan ketahanan beralan dan kemampuan naik tangga. riteria gerakan latihan untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia adalah gerakan propulsif baik pada bidang horiJontal maupun ertikal dan aktiitas yang melibatkan ketahanan serta gerakan berpindah cepat seperti dalam gerakan spesifik ambulasi, jogging , dansa aerobik dan gerakan sit to stand . 1atihan keseimbangan merupakan aktiitas fisik yang dilakukan untuk meningkatkan kestabilan tubuh dengan meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah. :ada penelitian ini latihan keseimbangan dilaksanakan dengan olah pernapasan sehingga diharapkan keadaan fisik lansia meningkat. Olah napas yang tepat dan benar dapat meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh. !alam kehidupan sehari hari kebanyakan indiidu hanya menggunakan "#03#; dari kapasitas paru parunya untuk bernapas. Mayoritas indiidu melakukan pernapasan pendek – pendek. @ara bernapas seperti ini mengakibatkan paru paru tidak bekera maksimal. Sebagian besar kapasitas paru paru tidak terpakai. Bagian paru paru yang arang digunakan lama kelamaan menadi rusak dan tidak mampu lagi mensuplai oksigen kedalam darah. *apas menadi sesak dan pendek, badan menadi cepat lelah, suplai oksigen keseluruh bagian tubuh adi berkurang. 5kibatnya tubuh menadi lemah dan rentan terhadap berbagai penyakit. 6ndiidu yang tidak melatih cara bernapas dengan baik dan benar pada usia diatas # tahun kondisi tubuhnya menurun dan mudah dihinggapi berbagai penyakit.
&'
diangkat keatas. emudian hembuskan napas dimulai dengan mengempiskan perut dilanutkan dengan menurunkan dada dan pundak. etika menarik napas indiidu akan merasakan bahwa seluruh ruang paru0paru dipenuhi oleh udara, dan sebaliknya ketika menghembuskan napas paru 0 paru akan dikosongkan dengan sempurna. 2.%.1
0era(an Kesei#bangan
erakan latihan keseimbangan terdiri dari / macam gerakan, yaitu hip e%tension& partial s'uats& knee e%tension&walk heel to toe dan single stam" with chair ( (ldergym Senior )itness "##', Senior *lanning Services, "#)$ erakan0 gerakan ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot pada anggota tubuh bagian bawah (lower+e%ercise) yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keseimbangan postural pada lansia . &.
Hip e%tension
"#
ambar ".3 Hip e%tension
".
*artial s'uats
ambar ". *artial S'uats 3. ,nee e%tension
"&
&. ". 3. . /. $.
:osisi duduk tegak 5mbil nafas perlahan dari hidung :erlahan – lahan angkat kaki kanan lurus ke depan embali ke posisi semula sambil menghembuskan nafas dari mulut 1akukan gerakan kali -langi gerakan pada kaki kiri
ambar "./ ,nee e%tension
. Beralan dengan uung ari kaki menyentuh mata kaki
ambar ".$ Walk heel to toe /. Berdiri satu kaki dengan berpegangan
""
ambar ".2 Berdiri dengan satu kaki.
"3
2.& Pe#eri(saan Kesei#bangan BBS re# 6nstrumen yang digunakan untuk pemeriksaan dalam penelitian ini
merupakan
modifikasi
dari
teori
keperawatan
Orem
dan
pemeriksaan
keseimbangan Berg Balance Scale.
dan dilakukan oleh indiidu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan keseahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit.
kehidupannya. Self Care -eficit .
"
3. #ursing System.
pasien
untuk
menalani
aktiitas
self
care.
Orem
mengidentifikasikan klasifikasi #ursing System + &) .he Wholly compensatory system merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi, serta adanya manipulasi gerakan. ") .he *artly compensantory system merupakan sistem dalam memberikan perawatan diri secara sebagian saa dan dituukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal . 3) .he supportive (ducative system. !ukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelaari, agar mampu melakukan perawatan mandiri. Metode bantuan yang digunakan dalam teori ini adalah dengan membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima metode bantuan yang meliputi + &) 0cting atau melakukan sesuatu untuk klien ") Mengaarkan klien 3) Mengarahkan klien ) Mensuport klien /) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang (
kebutuhan
yang
umumnya
kehidupannya seperti
dibutuhkan oleh manusia
kebutuhan
fisiologis
selama siklus
dan psikososial
termasuk
kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktiitas, istirahat, kebersihan diri, sosial, dan pencegahan bahaya. %al tersebut dibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
"/
".
-evelopment self care re'uisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan)+ kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang teradi selama ariasi tahap dalam siklus kehidupan dan keadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. %al ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan
sepanang siklus hidup. 3. Health deviation self
care
re'uisites
(kebutuhan
perawatan
diri
penyimpangan kesehatan)+ kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau keturunan,
kerusakan
atau
penyimpangan
cara,
struktur
norma,
penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care. 2.&.3 Tu!uan Uta#a Asuhan Kepera-atan ,o"el re#
klien
dapat
".
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit . Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
3.
tuntutan self care. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan dependen ika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care
.
deficit apapun dihilangkan. 9ika ketiganya di atas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan0kebutuhan self care klien. 2.&.% Konsep pe#eri(saan Berg Balance Scale BBS Berg Balance Scale (BBS) adalah suatu pemeriksaan yang bersifat obyektif
terhadap
kemampuan
keseimbangan
(Canadian
*hysiotherapy
0ssociation, &'').) BBS sebagai suatu alat ukurEskala yang terdiri dari & item yang dipakai untuk mengukur keseimbangan pada lansia dalam tatanan klinis (=iddle and Stratford, &'''). :emeriksaan ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi dan mengealuasi keseimbangan postural tubuh pada lansia (owland, &''). BBS dapat menggambarkan keseimbangan dengan baik.
"$
transfers& standing with eyes closed& standing with feet together& reaching forward with outstretched arm& retrieving o"ject from floor& turning to look "ehind& turning 234 degrees& placing alternate foot on stool& standing with one foot in front& standing on one foot (Berg et al, &''")$ 1ama dari pemeriksaan Berg Balance Scale 5BBS! berkisar antara &/0"# menit, dengan kriteria penilaian yang sederhana sehingga tidak memerlukan pelatihan khusus bagi pemeriksa. 6tem yang diui adalah kemampuan untuk memelihara posisi atau gerakan dengan mengurangi landasan penunang ("ase of support ). !imulai dari landasan penunang yang lebih besar yaitu duduk, lalu meningkat ke landasan penunang yang lebih kecil yaitu berdiri sampai berdiri dengan satu kaki.
2.&.& Apli(asi Teori Kepera-atan re# "an BBS
:enurunan BBS berhubungan dengan ketidakmampuan dalam pelaksanaan 5!1. :enelitian yang dilakukan oleh Setiaharda 5S("##/), menyatakan ada hubungan keseimbangan dengan 5S pada lansia dengan menggunakan Berg Balance Scale dan 6ndeks Barthel yang dimodifikasi. Orem mengklasifikasikan kebutuhan manusia menadi tiga yaitu universal self care re'uisites, development self care re'uisites& health deviation self care re'uisites$ 1niversal self care re'uisites merupakan pemenuhan kebutuhan dasar pada lansia fisik dan psikologis misalnya makan, tidur, aktiitas, istirahat, eliminasi dan pemenuhan kebersihan diri.
penurunan.
Berdasarkan
teori
diatas
maka
peneliti
ingin
menggabungkan konsep self care dan BBS. 6nterpretasi skor total BBS adalah # – "# + resiko tinggi atuh, "& – # + resiko sedang, & – /$ + resiko rendah. :ada
"2
penelitian ini dilakukan modifikasi yaitu skor # – "# + wholly compensatory yang berarti lansia memerlukan bantuan maksimal dalam pemenuhan 5!1, "& – # + partly compensatory yang berarti lansia memerlukan bantuan sebagian dan & – /$ supportive education yang berarti lansia memerlukan dukungan untuk meningkatkan kemampuan dalam pemenuhan 5!1. 2.)
Konsep 4ipertensi
2.).1
/efinisi
%ipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke aringan tubuh yang membutuhkan. %ipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap 5Silent ,iller!, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan geala0 gealanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (1anny Sustrani, dkk, "##). %ipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal berariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu teradinya hipertensi, walaupun sebagian besar ('#;) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). :enyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut antung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan olume aliran darah (urniawan, "##"). :enyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan antung yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terangkit penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit0penyakit lain seperti stroke, dan penyakit antung (=usdi dan *urlaela, "##'). !ari definisi0definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menadi naik karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke aringan tubuh yang membutuhkannya.
"4
2.).2 Klasifi(asi 4ipertensi Pa"a Lansia 1. Ber"asar(an etiologina5 hipertensi "ibagi #en!a"i 6 6! Hipertensi primer atau esensial :enyebab pasti masih belum diketahui. 9enis ini adalah yang terbanyak,
yaitu
sekitar
'#0'/;
dari
seluruh
pasien
hipertensi.
=iwayat
keluarga,obesitas,diit tinggi natrium,lemak enuh dan penuaan adalah faktor pendukung. alaupun faktor genetik sepertinya sangat berhubungan dengan hipertensi primer, tapi mekanisme pastinya masih belum diketahui. ") Hipertensi sekunder %ipertensi sekunder akibat penyakit ginal atau penyebab
yang
terindentifikasi lainya. %ipertensi yang penyebabnya diketahui seperti hipertensi renoaskuler, feokromositoma, sindrom cushing, aldosteronisme primer, dan obat0obatan, yaitu sekitar "0 dari seluruh pasien hipertensi. 2. Klasifi(asi 4ipertensi Ber"asar(an Pe"o#an Joint National Committee + Kategori
Sistoli( ##4g
/iastoli( ##4g
Optimal
&&/ atau kurang
2/ atau kurang
*ormal
K &"#
K 4#
:rehipertensi
&"#0&3'
4#04'
%ipertensi stage 6
�&/'
'#0''
%ipertensi stage 66
L &$#
L #
Berdasarkan klasifikasi dari 9*@0F6 maka hipertensi pada usia lanut dapat dibedakan+ &) %ipertensi sistolik saa ( 7solated systolic hypertension), terdapat pada $0&"; penderita di atas usia $#th, terutama pada wanita. 6nsioden meningkat seiring bertambahnya umur. ") %ipertensi diastolic saa ( -iastolic hypertension), terdapat antara &"0&; penderita di atas usia $#th, terutama pada pria. 6nsidensi menurun seiring bertambahnya umur. 3) %ipertensi sistolik0diastolik+ terdapat pada $04; penderita usia di atas $#th, lebih banyak pada wanita. Menningkat dengan bertambahnya umur. 2.).3 7tilologi 4ipertensi pa"a Lansia !engan perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain meliputi diabetes ras riwayat keluarga enis kelamin faktor gaya hidup seperti obesitas asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan.
"'
?aktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain+ 1. a(tor resi(o ang ti"a( "apat "i(ontrol ?aktor risiko yang tidak dapat diubah, seperti riwayat keluarga (genetik kromosomal), umur (pria + // tahunG wanita + $/ tahun), enis kelamin pria atau wanita pasca menopause. &) 9enis kelamin :realensi teradinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.*amun wanita terlindung dari penyakit kardioaskuler sebelum menopause. anita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High -ensity 8ipoprotein (%!1). adar kolesterol %!1 yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah teradinya proses aterosklerosis.
>fek
perlindungan estrogen dianggap sebagai penelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. :ada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. :roses ini terus berlanut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai teradi pada wanita umur /0// tahun. !ari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berenis kelamin wanita sekitar /$,/;.%ipertensi lebih banyak teradi pada pria bila teradi pada usia dewasa muda.
3#
%anns :eter ("##') mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri0 arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. !engan mengerasnya arteri0arteri ini dan menadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. 3) eturunan (enetik) 5danya faktor genetik pada keluarga tertentu akanmenyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. %al ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium 6ndiidu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan 2.
hipertensi ika orang tuanya adalah penderita hipertensi. a(tor resi(o ang "apat "i(ontrol &) Obesitas :ada usia N /# tahun dan dewasa lanut asupan kalori mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktiitas. 6tu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia. elompok lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, antung dan pembuluh darah, hipertensi. 6ndeks masa tubuh (6M<) berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. =isiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes / kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. :ada penderita hipertensi ditemukan sekitar "#03#; memiliki berat badan lebih. ") urang Olahraga Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot antung sehingga menadi terbiasa apabila antung harus melakukan pekeraan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu urangnya aktiitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menadi gemuk. Orang0orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak antung lebih cepat dan otot antung mereka
3&
harus bekera lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering antung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri. 3) ebiasaan Merokok Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. :erokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko teradinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. ) Mengkonsumsi garam berlebih Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (%O) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko teradinya hipertensi. adar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari # mmol (sekitar ", gram sodium atau $ gram garam) perhari. onsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. -ntuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga olume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya
olume
cairan
ekstraseluler
tersebut
menyebabkan meningkatnya olume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. /) Minum alkohol Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak antung dan organ0organ lain, termasuk pembuluh darah. ebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi. $) Minum kopi ?aktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 2/ – "## mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah / 0 mm%g. 2) Stress %ubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktiitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten
(tidak
menentu).
Stress
yang
berkepanangan
dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. alaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka keadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. %al ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota. Menurut 5nggraini ("##') mengatakan stres akan meningkatkan resistensi
3"
pembuluh darah perifer dan curah antung sehingga akan menstimulasi aktiitas saraf simpatis. 5dapun stres ini dapat berhubungan dengan pekeraan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal. 2.).%
,anifestasi Klinis Seperti penyakit degeneratif pada lanut usia lainnya, hipertensi sering
tidak memberikan geala apapun atau geala yang timbul tersamar (insidious) atau tersembunyi (occult ). Menurut =okhaeni ( "##& ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu + mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun. 2.).& Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat asomotor, pada medulla diotak. !ari pusat asomotor ini bermula aras saraf simpatis, yang berlanut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. =angsangan pusat asomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. :ada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang asokonstriksi. 6ndiidu dengan hipertensi sangat sensiti terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan elas mengapa hal tersebut bisa teradi. :ada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenar adrenal uga terangsang, mengakibatkan tambahan aktiitas asokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan asokonstriksi. orteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons asokonstriktor pembuluh darah. Fasokonstriksi yang
mengakibatkan
penurunan
aliran
ke ginal,
menyebabkan pelepasan rennin. =enin merangsang pembentukan angiotensin 6 yang kemudian diubah menadi angiotensin 66, suatu asokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. %ormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginal, menyebabkan
33
peningkatan olume intra askuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan gerontologis dimana teradi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungawab pada perubahan tekanan darah yang teradi pada usia lanut. :erubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas aringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. onsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi olume darah yang dipompa oleh antung (olume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang antung dan peningkatan tahanan perifer (SmeltJer, "##&). :ada usia lanut perlu diperhatikan kemungkinan adanya 7hipertensi palsu8 disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (!armoo, &'''). Renin
Angiotensin I Angiotensin I Converting 'n.+me (AC') Angiotensin II
↑ Sekresi hormone ADH rasa haus
Urin sedikit !ekat " ↑osmolaritas
Stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal
& 'kskresi NaCl (garam) dengan merea*sor!sin+a di tu*ulus gin,al
#engentalkan
#enarik cairan intraseluler ekstraseluler
$olume darah ↑
2.).)
Pe#eri(saan Penun!ang ↑ %ekanan darah Bagan ". :atofisiologi hipertensi (Sumber+ =usdi D*urlaela, "##')
↑ -onsentrasi NaCl di !em*uluh darah
Diencerkan dengan ↑ volume ekstraseluler ↑ $olume darah
↑ %ekanan darah
3
&.
%emoglobin E hematokrit -ntuk mengkai hubungan dari sel – sel terhadap olume cairan (iskositas) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
".
B-* + memberikan informasi tentang perfusi ginal
3.
lukosa %iperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi).
.
alium serum %ipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menadi efek samping terapi diuretik.
/.
alsium serum :eningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
$.
olesterol dan trigliserid serum :eningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk E adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardioaskuler )
2.
:emeriksaan tiroid. %ipertiroidisme dapat menimbulkan asokonstriksi dan hipertensi.
4.
adar aldosteron urinEserum -ntuk mengkai aldosteronisme primer ( penyebab ).
'.
-rinalisa !arah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginal dan atau adanya diabetes.
. 5sam urat
3/
%iperurisemia telah menadi implikasi faktor resiko hipertensi. &&. Steroid urin enaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme &". 6F: !apat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginal, batu ginal E ureter. &3. ?oto dada Menunukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran antung. &. @< scan -ntuk mengkai tumor serebral, ensefalopati. &/. > !apat menunukkan pembesaran antung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang : adalah salah satu tanda dini penyakit antung hipertensi. 2.).+
Ko#pli(asi 4ipertensi
:asien dengan hipertensi dapat meninggal dengan cepatG penyebab tersering kematian adalah penyakit antung, sedangkan stroke dan gagal ginal sering ditemukan, dan sebagian kecil pada pasien dengan retinopati. &.
omplikasi pada Sistem ardioaskuler ompensasi akibat penambahan kera antung dengan peningkatan tekanan sistemik adalah hipertrofi entrikel kiri, yang ditandai dengan penebalan dinding
entrikel. %al ini menyebabkan fungsi entrikel memburuk,
kapasitasnya membesar dan timbul geala0geala dan tanda0tanda gagal antung. 5ngina pektoris dapat timbul sebagai akibat dari kombinasi penyakit arteri koronaria dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard karena penambahan massanya. :ada pemeriksaan fisik, didapatkan pembesaran
3$
antung dengan denyut entrikel kiri yang menonol. Suara penutupan aorta menonol dan mungkin ditemukan murmur dari regurgitasi aorta. Bunyi antung presistolik (atrial, keempat) sering terdengar pada penyakit antung hipertensif, dan bunyi antung protodiastolik (entrikuler, ketiga) atau irama gallop mungkin saa ditemukan. :ada elektrokardiogram, ditemukan tanda0 tanda hipertrofi entrikel kiri. Bila penyakit berlanut, dapat teradi iskemi dan infark. Sebagian besar kematian dengan hipertensi disebabkan oleh infark miokard atau gagal antung kongestif. !ata0data terbaru menduga bahwa kerusakan miokardial mungkin lebih diperantarai oleh aldosteron pada a supan garam yang normal atau tinggi dibandingkan hanya oleh peningkatan tekanan ".
darah atau kadar angiotensin 66. >fek *eurologik >fek neurologik pada hipertensi lanut dibagi dalam perubahan pada retina dan sistem saraf pusat. arena retina adalah satu0satunya aringan dengan arteri dan arteriol yang dapat langsung diperiksa, maka dengan pemeriksaan optalmoskopik berulang memungkinkan pengamatan terhadap proses dampak hipertensi pada pembuluh darah retina. >fek pada sistem saraf pusat uga sering teradi pada pasien hipertensi. Sakit kepala di daerah oksipital, paling sering teradi pada pagi hari, yang merupakan salah satu dari geala0geala awal hipertensi. !apat uga ditemukan keleyengan, kepala terasa ringan, ertigo, tinitus dan penglihatan menurun atau sinkope, tapi manifestasi yang lebih serius adalah oklusi askuler, perdarahan atau ensefalopati. :atogenesa dari kedua hal pertama sedikit berbeda. 6nfark serebri teradi secara sekunder akibat peningkatan aterosklerosis pada pasien hipertensi, dimana perdarahan serebri adalah akibat dari peningkatan tekanan darah dan perkembangan mikroaneurisma askuler serebri (aneurisma @harcot0Bouchard). %anya umur dan tekanan arterial diketahui berpengaruh terhadap perkembangan mikroaneurisma. >nsefalopati hipertensi terdiri dari geala0geala + hipertensi berat, gangguan kesadaran, peningkatan tekanan intrakranial, retinopati dengan papiledem dan keang. :atogenesisnya tidak elas tapi kemungkinan tidak berkaitan dengan spasme arterioler atau udem serebri.
32
%ipertensi atau tekanan darah tinggi memberikan kelainan pada retina berupa retinopati hipertensi, dengan arteri yang besarnya tidak beraturan, eksudat pada retina, edema retina dan perdarahan retina. elainan pembuluh darah dapat berupa penyempitan umum atau setempat, percabangan pembuluh 3.
darah yang taam, fenomena crossing atau sklerosis pembuluh darah. >fek pada inal 1esi aterosklerosis pada arteriol aferen dan eferen serta kapiler glomerulus adalah lesi askuler renal yang paling umum pada hipertensi dan berakibat pada penurunan tingkat filtrasi glomerulus dan disfungsi tubuler. :roteinuria dan hematuria mikroskopik teradi karena lesi pada glomerulus dan H ; kematian disebabkan oleh hipertensi akibat gagal ginal. ehilangan darah pada hipertensi teradi tidak hanya dari lesi pada ginalG epitaksis, hemoptisis
dan metroragi uga sering teradi pada pasien0pasien ini. 2.).8 Penatala(sanaan 4ipertensi
harapan
memperpanang
umur
dan
mengurangi
timbulnya
3.
komplikasi. -paya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat
.
antihipertensi. :engobatan hipertensi adalah pengobatan angka panang, bahkan mungkin
/.
seumur hidup. :engobatan dengan menggunakan standart triple therapy (stt) menadi dasar
pengobatan hipertensi. :emakaian obat pada lanut usia perlu dipikirkan kemungkinan adanya + &. angguan absorsbsi dalam alat pencernaan ". 6nteraksi obat 3. >fek samping obat.
34
.
angguan akumulasi obat terutama obat0obat yang ekskresinya melalui
ginal. :rinsip pemberian obat anti hipertensi pada lansia+ &.
!imulai dengan & macam obat dengan dosis kecil (S.09. 8OW O S8OW )
".
:enurunan tekanan darah sebaiknya secara perlahan, untuk penyesuaian autoregulasi guna mempertahankan perfusi ke organ ital.
3.
=egimen obat harus sederhana dan dosis sebaiknya sekali sehari
.
5ntisipasi efek samping obat0obat antihipertensi
/.
:emantauan tekanan darah untuk ealuasi efektiitas pengobatan
$.
Setelah tercapai target maka pemberian obat harus disesuaikan kembali untuk maintenance
:ada pengobatan hipertensi ada tiga hal ealuasi menyeluruh terhadap kondisi penderita adalah + a. b. c.
:ola hidup dan indentifikasi ada tidaknya faktor resiko kardioaskuler. :enyebab langsung hipertensi sekunder atau primer. Organ yang rusak karena hipertensi.
penatalaksanaan hipertensi dengan menggunakan
antihipertensi mengalami kegagalan, yang
dapat
obat0obat
disebabkan oleh hal0hal di
bawah ini + &.
etidakpatuhan penderita
".
:eningkatan olume oleh karena peningkatan asupan natrium, kerusakan ginal, dan kurangnya pemberian diuretik
3.
Obesitas
.
!osis yang tidak adekuat
3'
/.
6nteraksi obat
$.
ontrasepsi oral
2.
:enggunaan obat0obat steroid
4.
%ipertensi sekunder
2.+
Konsep Asuhan Kepera-atan
2.+.1
Peng(a!ian
&.
:engkaian &) 5ktiitas (&) eala + kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. (2)
=iwayat %ipertensi,
aterosklerosis,
penyakit antung
koronerEkatup dan penyakit cebroaskuler, episode palpitasi. (") go (&) eala + =iwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple (hubungan,keuangan, yang berkaitan dengan pekeraan. (")
meledak,otot
muka
tegang,
pernafasan
menghela,
peningkatan pola bicara. ) >liminasi eala + angguan ginal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginal padamasa yang lalu). /) MakananEcairan (&) eala+ Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak sertakolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini (meningkatEturun), =iwayatpenggunaan diuretic (")
(teradi
saatbangun
dan
menghilangkan
secara
#
spontansetelah beberapa am), angguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis). (")
dengan adanya tahanan pembuluh darah 6ntoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output atau kelemahan angguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala urangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik. ecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi
yang diderita klien 2. urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang hipertensi 2.+.3 N
&
Inter'ensi Kepera-atan /iagnosa
*yeri akut (!omain &", kelas &, ##&3") !efinisi + Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan aringan atau menggambarkan adanya kerusakan (5sosiasi Studi *yeri 6nternasional)+
Tu!uan "an Kriteria 4asil Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama &P"am, nyeri berkurang atau hilang N9 6
:ain 1eel, :ain control, @omfort leel Kriteria 4asil 6
&. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
Inte'ensi NI9 6 Pain ,anage#ent
&. 1akukan pengkaian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi ". Obserasi reaksi nonerbal dari ketidaknyamanan 3. unakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
&
serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari $ bulan.
".
Batasan karakteristik + &.
1aporan secara erbal atau non erbal ". ?akta dari obserasi 3. :osisi antalgic untuk menghindari nyeri . erakan melindungi /.
3.
.
/.
nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manaemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
. ai kultur yang mempengaruhi respon nyeri /. >aluasi pengalaman nyeri masa lampau $. ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 2. urangi faktor presipitasi nyeri 4. :ilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) '. ai tipe dan sumber nyeri untuk menentukan interensi . 5arkan tentang tekEnik non farmakologi &&. aluasi efektiitas analgesik, tanda dan geala (efek samping)
"
&. :erubahan dalam nafsu makan dan minum
?aktor yang berhubungan +
"
5gen inuri (biologi, kimia, fisik, psikologis) :erfusi aringan tidak efektif bEd menurunnya curah antung, hipoksemia aringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
N9 6
NI9 6
@irculation status
Peripheral Sensation ,anage#ent ,ana!e#en sensasi perifer
(!omain , elas , ##"#&)
Kriteria 4asil 6
!efinisi +
&. Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan +
:enurunan pemberian oksigen dalam kegagalan memberi makan aringan pada tingkat kapiler Batasan karakteristik + @erebral &. 5bnormalitas bicara ". elemahan ekstremitas atau paralis 3. :erubahan status mental . :erubahan pada respon motorik /. :erubahan reaksi pupil $. esulitan untuk menelan 2. :erubahan kebiasaan 4. ardiopulmonar '. :erubahan frekuensi respirasi di luar batas parameter . :enggunaan otot pernafasan tambahan &&. Balikkan kapiler 3 detik (@apillary refill) &". 5bnormal gas darah arteri &3. :erasaan 86mpending !oom8 (
&)
&. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panasEdinginEtaamEtumpul ". Monitor adanya paretese 3. 6nstruksikan keluarga untuk mengobserasi kulit ika ada lsi atau laserasi . unakan sarun tangan untuk proteksi /. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung $. Monitor kemampuan B5B 2. olaborasi pemberian analgetik 4. Monitor adanya tromboplebitis '. !iskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
3
&4. =etraksi dada &'. *yeri dada
?aktor0faktor yang berhubungan + &. ". 3. . /. $. 2.
3
%ipoolemia %iperolemia 5liran arteri terputus >Pchange problems 5liran ena terputus %ipoentilasi =eduksi mekanik pada ena dan atau aliran darah arteri 4. erusakan transport oksigen melalui aleolar dan atau membran kapiler '.
!efinisi + etidakcukupan energu secara fisiologis maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas sehari hari.
N9 6
NI9 6
>nergy conseration
7nerg ,anage#ent
Self @are + 5!1s
&. Obserasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktiitas ". !orong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan 3. ai adanya factor yang menyebabkan kelelahan . Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat /. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan $. Monitor respon kardiaskuler terhadap aktiitas 2. Monitor pola tidur dan lamanya tidurEistirahat pasien
Kriteria 4asil 6
&. Berpartisipasi dalam aktiitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan == ". Mampu melakukan aktiitas sehari hari (5!1s) secara mandiri
A:ti'it Therap
Batasan karakteristik + &. Melaporkan secara
&. olaborasikan dengan
erbal adanya kelelahan atau kelemahan. ". =espon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas 3. :erubahan > yang menunukkan aritmia atau iskemia . 5danya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktiitas.
?aktor factor yang berhubungan + &.
urang pengetahuan
N9 6
(!omain /, elas , ##&"$)
owlwdge + disease process
!efinisi +
Batasan karakteristik + memerbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
?aktor yang berhubungan + keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah,
owledge + health Behaior
terapi yang tepat. ". Bantu klien untuk mengidentifikasi aktiitas yang mampu dilakukan 3. Bantu untuk memilih aktiitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social . Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktiitas yang diinginkan /. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktiitas seperti kursi roda, krek $. Bantu untu mengidentifikasi aktiitas yang disukai 2. Bantu klien untuk membuat adwal latihan diwaktu luang 4. Bantu pasienEkeluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktiitas '. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktiitas . Bantu pasien untuk mengembangkan motiasi diri dan penguatan &&. Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual NI9 6
Kriteria 4asil 6
&. :asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan ". :asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dielaskan secara benar 3. :asien dan keluarga mampu menelaskan kembali apa yang dielaskan perawatEtim
". 9elaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. 3. ambarkan tanda dan geala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat . ambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat /. 6dentifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat $. Sediakan informasi pada