LAPORAN TUTORIAL BLOK XXIV KEDARURATAN MEDIK SKENARIO II “ADAKAH YANG YANG BISA MENOLONG SAYA?” SAYA?”
KELOMPOK A2 YAASIN YAASIN RACHMAN NOOR
G0012231
MAHARDHIKA K
G0012123
PARADA PARADA JIWANGGANA JIWANGGANA
G00121!
"ADHLI RAHMAN
G00120#3
DENATA DENATA SIENVIOLINCIA SIENVIOLIN CIA
G00120
PRATIWI RETNANINGSIH RETNANING SIH
G00121$3
RI"AATUL RI"AATUL MAHMUDAH
G00121%3
BERLIAN MAYA DEWI
G00120&3
DITA MAYASARI
G00120$3
NELSI MA MARINTAN TA TAMPUBOLON
G00121
RUSMITA HARDINASARI
G00121!#
DEVITA MAHAJANA
G00120#
TUTOR ' BRIANDANI S( DR "AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 201
BAB I PENDAHULUAN
Pada diskusi turorial minggu ke-II blok kedaruratan medik, kami mendapat skenario sebagai berikut : “A)*+*, -*./ B* M.4./ S*-*?”
Seorang laki-laki berusia 15 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit dengan keadaan tidak sadar. erdsarkan alloanamnesis dari keluarga pasien, pasien tenggelam !" menit #ang lalu saat berenang di kolam renang. $etika diangkat dari kolam renang, pasien sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Pada pemeriksaan %isik didapatkan pasien tampak lemah, kesadaran G&S '!(!)*, tekanan darah +"5" mmg, lau nadi 1/" 0menit, %rekuensi napas ! 0menit, napas tampak lemah, saturasi oksigen " 2, suhu tubuh */,3 o&. ibir dan mukosa pasien tampak sianosis, terdengar gurgling. 4uskultasi pasru terdengar rhonki kasar di kedua hemithoraks. 4bdomen tampak distensi, ekstremitas pasien tampak keriput dan teraba dingin. '$G sinus takikardi normoaksis. Setelah pemeriksaan '$G, pasien tiba-tiba apneu. $emudian dokter melakukan tindakan resusitasi dengan prinsip-prinsip patient sa%et#.
BAB II DISKUSI
4. S'(' 67)P 15 L*./+*, I' M67*8* +.*9 )*. 66*,*6 :./9;*. 779*:* ;4*, )*4*6 +.*95 25 L*./+*, II ' M..;<+*.=6.)>.+*. :96**4*,*.
Permasalahan pada skenario ini #aitu sebagai berikut : 35 L*./+*, III' M./*.*4 :96**4*,*. )*. 667<*; :.-*;**. 6.;*9* 6./.* :96**4*,*.5 &5 L*./+*, IV' M./..;*9* :96**4*,*. 8*9* ;6*; )*. :9.-*;**. 6.;*9* 6./.* :96**4*,*. :*)* 4*./+*, 35
5 L*./+*, V' M9<6<+*. ;<@<*. :674*@*9*.
$5 L*./+*, VI' M./<6:<4+*. .>96* 7*9<
#5 L*./+*, VII' M4*:9+*.( 667*,* )*. 6.*;* +67*4 .>96* 7*9< -*./ ):94,
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A K6:<4*.
erdasarkan hasil diskusi #ang telah kami laksanakan dapat disimpulkan bahwa pasien adalah seorang anak laki-laki berusia 15 tahun. $eadian tenggelam pada pria kira-kira / kali lebih sering daripada wanita. Risiko ini sehubungan dengan makin meningkatn#a kebiasaan mengambil tindakan berisiko pada pria. 4nak-anak kurang dari / tahun dan remaa usia antara 15-1+ tahun memiliki risiko paling tinggi. Distribusi ini sebagian besar diamati pada pria, #ang memiliki angka keadian submerse lebih tinggi selama remaa daripada wanita. Pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit dengan keadaan tidak sadar. $ondisi ini merupakan kegawatdarurtan karena pasien tidak sadar setelah tenggelam. erdsarkan alloanamnesis dari keluarga pasien, pasien tenggelam !" menit #ang lalu saat berenang di kolam renang. $etika diangkat dari kolam renang, pasien sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Prognosis pada pasien tenggelam sulit diperkirakan. eberapa %a8tor berpengaruh terhadap prognosis tenggelam, #aitu laman#a berada di dalam air, lma dan deraat hipotermia, umur penderita, tipe kontaminan pada air, laman#a henti napas dan henti antung, 8epat dan e%ekti%itasn#a pertolongan. 9S#arani dan Siagian, !"11. &edera s#stem sara% tetap menadi penentu kelangsungan hidup selanutn#a dan morbiditas angka panang pada ksus tenggelam. $erusakan otak #ang ire;ersibel biasan#a teradi setelah /-< menit. Sebagian besar anakanak #ang selamat ditemukan selama ! menit saat tenggelam. Sebagian besar anak-anak #ang meninggal ditemukan setelah 1" menit 9&antwell, !"1*. Pada kasus ini, pasien tenggelam di kolam renang #ang termasuk air tawar. 4ir tawar lebih hipotonis bila dibandingkan dengan plasma darah. 4ir #ang teraspirasi dan berada dalam al;eoli segera pindah ke sirkulasi darah karena perbedaan tekanan tersebut. al ini men#ebabkan peningkatan ;olume darah, hemodilusi dan hemolisis. emolisis men#ebabkan kalium intrasel darah merah keluar sehingga teradi hiperkalemia. =;erload ;olume,
hiperkalemia, dan hipoksia otot antung men#ebabkan penurunan tekanan sistolik antung #ang dengan 8epat diikuti %ibrilasi ;entrikel. 4ir tawar uga dapat merusak sur%aktan #ang ada pada al;eolus sehingga mengganggu %ungsi normal paru. &airan #ang teraspirasi dan rusakn#a sur%aktan akan mengurangi kemampuan ;entilasi paru 9)eds8ape, !"1* Pada korban tenggelam uga teradi laringospasme #ang dipi8u oleh adan#a 8airan #ang masuk ke oro%aring atau laring. al ini men#ebabkan pasien tidak dapat bernapas di air sehingga teradi penurunan kadar oksigen dan peningkatan kadar &= !. $eadaan ini men#ebabkan hilangn#a mekanisme laringospasme
#ang
diikuti
dengan
hiper;entilasi
sehingga
teradi
kemungkinan aspirasi seumlah 8airan saat tenggelam. Pada pemeriksaan %isik didapatkan pasien tampak lemahletargi #ang menandakan terdin#a penurunan kesadaran dan
G&S '!(!)* termasuk
soporokomatous. Penurunan kesadaran #ang tidak memberikan respon terhadap rangsang ;erbal, dan tidak dapat dibangunkan sama sekali, tapi re%lek kornea dan pupil masih baik. Respon n#eri tidak adekuat. >ekanan darah +"5" mmg, teradi peningkatan tekanan nadi 9sistol-diastol karena teradi pengen8eran darah, sehinggan tahnan peri%er menurun. ?au
nadi 1/"
0menit, teradi peningkatan untuk kompensasi peningkatan ;olume darah. @rekuensi napas ! 0menit, napas tampak lemah, teradi peningkatan %rekuensi pernapas untuk kompensasi karena teradi hipoksia tapi pernapasan tidak dapat dilakukan se8ara adekuat. Saturasi oksigen " 2, teradi penurunan karena sedikitn#a hemoglobin #ang mengikat oksigen karena teradi hipoksia saat tenggelam. Suhu tubuh */,3 o&, teradi penurunan karena pembuluh darah peri%er ;asokonstriksi untuk mempertahankan suhu inti dan metabolisme organ penting. ibir dan mukosa pasien tampak sianosis teradi karena oksigenasi peri%er menuru. >erdengar gurgling menandakan adan#a 8airan di oro%aring karena aspirasi akibat lringospasme. 4uskultasi pasru terdengar rhonki kasar menandakan adan#a 8airan did lam al;eolus di kedua hemithoraks. 4bdomen tampak distensi karena pasien menelan air terlalu ban#ak saat tenggelam.
'kstremitas pasien tampak keriput dan teraba dingin karena terllu lama terendam air, sehingga stratum korneum men#erap air sehingga luas permukan n#a bertambaah. '$G sinus takikardi normoaksis menandakan peningkatn den#ut nadi tapi tidak ada perubahan aksis antung. Setelah pemeriksaan '$G, pasien tiba-tiba apneu. $emudian dokter melakukan tindakan resusitasi dengan prinsip-prinsip patient sa%et#. >indakan melakukan resusitasi setelah '$G kurang tepat karena itu uatru akan memperburuk keadaan. Pada keadaan darurat, tindakan terpenting dalam setiap peristiwa tenggelam adalah mengembaikan %ungsi ;entilasi #ang e%ekti% dn mempertahankan sirkulasi. Dalam guideline 44 !"1", men#ebutkan bahwa pasien harus segera melakukan &PR, khususn#a pen#elamatan pernapasa ;entilasi se8epat mungkin ika tidak ditemukan den#ut nadi pada arteri karotisarteri %emoralis.
B S*9*.
eberapa saran untuk diskusi tutorial skenario ! blok kedaruratan medik ini antara lain dalam melakukan kegiatan diskusi tutorial, seharusn#a kami lebih akti% lagi dalam mengemukakan pendapat dan men8antumkan sumber in%ormasi #ang dapat diper8a#a berdasarkan prinsip ';iden8e ased )edi8ine 9') setiap kali kami men#ampaikan pendapat. Selain itu, kami sebaikn#a dapat menggunakan waktu se8ara e%isien supa#a waktu #ang dialokasikan untuk diskusi dapat diman%aatkan dengan sebaik-baikn#a.
DA"TAR PUSTAKA
&antwell,
G
Patri8ia.
!"1*.
Drowning.
http:emedi8ine.meds8ape.8omarti8le33!53*-o;er;iewAa"1"/ B Diakses )ei !"15 S#arani, @arinur. Siagian, Parluhutan. !"11. Pulmonr# 'mergen8# )edi8ine. http:o8w.usu.8.id8oursedownload111""""1*"-emergen8#medi8ineemd1<
P*;.; S*>;-
$omite $eselamatan Pasien Rumah Sakit 9$$PRS mendorong RS di Indonesia untuk menerapkan + solusi ?i%e-Sa;ingE $eselamatan Pasien Rumah Sakit langsung atau bertahap sesuai dengan kemampuan dan kondisi RS masingmasing. 1. perhatikan nama obat, rupa dan u8apan mirip ama obat rupa dan u8apan mirip 9=R7) #ang membingungkan star pelaksana adalah salah satu pen#ebab #ang paling sering dalam kesalahan obat. Solusi norum ditekankan pada penggunaan proto8ol unutk pengurangan risiko dan memastikan terba8an#a resep, label, atau penggunaan perintah #ang di8etak lebih dulu, maupun pembuatan resep se8ara elektronik !. pastikan identi%ikasi pasien
$egagalan untuk mengident%iksi pasien se8ara benar sering mengarah kepada kesalahan pengobatan, trans%use, maupun pemeriksaanF pelaksanaan prosedur #ang keliru orangF pen#erahan ba#i kepada bukan keluargan#a, dsb. Rekomendasi ditekankan pada metode untuk ;eri%ikasi terhadap identitas pasien termasuk keterlibatan pasien dalam proses ini, stndarisasi dalam metode identi%ikasi di semua rumah sakt dalam suatu s#stem la#anan kesehatan, dan partisipasi pasien dalam kon%irmsi iniF serta penggunaan proto8ol untuk membedakn identi%ikasi pasien dengan nama #ang sama. *. komunikasi se8ara benar saat serah terimapengoperan pasien $esenangan dalam komunikasi st serah terimapengoperan pasien bias mngakibatkan terputusn#a kesinambungn la#nn, pengobatan #ang tidak tepat, dan potensi 8edera terhadap pasien. Rekomendasi dituukn untuk memperbaiki pola
serah-terima
pasien
termasuk
penggunaan
proto8ol
untuk
mengkomunikasikan in%ormasi #ang bersiat kritisF memberikan kesempatan bagi para praktisi untukbertan#a dan me#ampaikan pertan#aan-pertan#aan pada saat serah-terima, dan melibatkan para pasien serta keluarga dalam proses serah-terima. /. pastikan tindakan #ang benar pada sisi tubuh #ang benar @a8tor #ang paling ban#ak kontribusin#a terhadap kesalahan ma8am ini adalah tidak adan#a atau kurangn#a proses prabedah #ang terstandarisasi. Rekomendasin#a
adalah untuk men8egah enis-enis kekeliruan #ang
tergantung pada pelaksanaan proses ;eri%iksi prepembedahanF pemberian tanda pada sisi #ang akan dibedah dan adan#a tim #ang terlibat dalam prosedur time outE sesaat sebelum memulai prosedur untuk mengon%irmasi identitas pasien, prosedur dan sisi #ang akan dibedah. 5. kendalikan 8airan elektrolit pekat Semua obat-obatan, ;aksin, media kontras, dan 8airan elekrolit adalah berbaha#a. Rekomendasin#a adalah membuat standarisasi dosis, unit ukuran
dan istilahF dan pen8egahan atas 8ampur adukbingung tentang 8airn elektrolit pekat #ang spesi%ik. <. pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan Rekomendasin#a adalah men8iptakan suatu da%tar #ang paling lengkap dan akurat dan seluruh medikasi #ang sedang diterima pasien uga disebut sebagai home medi8ation listE, sebagai perbandingan dengan da%tar saat admisi, pen#erahan danatau perintah pemulangan bilamana menuliskan perintah medikasiF dan komunikasikan da%tar tersebut kepada petugas la#anan #ang berikut dimana pasien akan ditrans%er atau dilepakan. 3. hindar/i salah kateter dan salah sambung slang 9tube Slang, kateter, dan spuit #ang digunakan harus didesain sedemikian rupa agar men8egah kemungkinan teradin#a keadian tidak diharapkan 9$>D #ang bias men#ebabkan 8edera atas pasien melalui pen#ambungan slangkateter #ang salah, serta memberikn medikasi atau 8airan melalui alur #ang keliru. Rekomendasin#a adalah menganurkan perlun#a perhatian atas medikasi se8ara mendetailrin8i bila sedang mengerakan pemberikan medikasi serta pemberian makan 9misaln#a slang #ang benar dan bilamana men#ambung alat-alat kepada pasien 9misaln#a menggunakan sambungan slang #ang benar . gunakan alat ineksi sekli pakai Rekomendasin#a adalah melarang pemakaian ulang arum di %asilitas la#anan kesehatan,F pelatihan periodi8 para petugas di lembaga-lembaga la#anan kesehatan khususn#a tentang prinsip-prinsip pengendalian in%eksi, edukasi terhadap pasien dan keluarga mengenai penularan in%eksi melalui darah, dan penggunaan arum sekali pakai. +. tingkatkan kebersihan tangan 9hnd h#giene untuk pen8egahan in%eksi nosokomial
$ebersihan tangan #ang e%ekti% adalah ukuran pre;enti% #ang primer untuk menghindarkan Rekomendasin#a
masalah adalah
in%eksi
#ang
mendorong
diperoleh
implementasi
dari
rumah
sakit.
penggunaan
8airan
al8ohol-based hand rubsE tersedia pada titik-titik pela#an tersedian#a sumber air pada semua kran, pendidikan sta% mengenai teknik kebersihan tangan, #ang benar, mengingatkan penggunaan tangan bersih ditempat keraF dan penguuran kepatuhan penerapan kebersihan tangan melalui pemantauanobser;asi dan teknik-teknik #ang lain.
E+;96;* +9:<;
erendam terlalu lama mengakibatkan pembesaran pada lapisan terluar kulit 9stratum korneum hingga dua atau tiga kalin#a. Pembesaran ini menimbulkan kerutanlengkungan karena luas permukan bertambah. $ulit akan kembali normal begitu seseorang keluar dari air. @ilament keratin akan terisis air dan mengembang dengan bentuk susunan geometris. $andungan air pada %ilament keratin akan segera menguap dan susunan tersebut kembali menadi bentuk awa setelah seseorang kembali ke darat. >idak semua bagian kulit #ang terendam menadi keriput karena lapisan kulit luar menempel pada lapisan kulit dibawahn#a #ang bersi%at tidak men#erap air. 4ir #ang masuk berada di antara stratum korneum dan stratum lusidum. >elapak kaki dan telapak tangan memiliki stratum korneum #ang 8ukup tebal sehingga kedua tempat ini lebih mengerut dibandingkan bagian tubuh lain.