BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Kasus 1 “Tumpatan pada gigi geraham kanan bawah terasa tidak nyaman dan kadangkadang terasa nyeri setelah 1 bulan dilakukan penumpatan. Setelah dilakukan pemeriksaan intra oral ditemukan bahwa tumpatan komposit pada gigi 46 goyang mau lepas dan terdapat kavitas yang dalam dekat pulpa.” Pada kasus ini, kemungkinan tidak menggunakan primer. Karena perbedaan besar antara tidak menggunakan primer adalah hidrofobik resin akan beradaptasi dengan lemah pada hidrofilik dentin sehingga tumpatan menjadi goyang dan lepas. Ketika primer digunakan, aksinya untuk membuat permukaan dentin semakin hidrofobik, dengan demikian mencegah resin menyusut dari dinding dalam tubulus dentin. Permukaan dentin is thus thoroughly sealed dengan resin yang terikat pada dentin melalui coupling agent pada primer. Sealer ini akan dengan mudah mengikat resin komposit (North, 2008). Kemungkinan kedua yaitu diindikasikan tidak terdapat liner dalam restorasi yang dilakukan. Apabila nantinya diberikan liner, bahan yang cocok adalah kalsium hidroksida karena cocok dengan segala jenis bahan restorasi, bida digunakan pada kavitas dekat dengan pulpa, serta kalsium hidroksida mampu merangsang pembentukan dentine reparative dan dentinal bridge. Kemudian, gigi yang telah dilakukan tumpatan kadang merasa nyeri akibat tidak adanya basis, sehingga panas akan langsung merangsang pulpa. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan basis pada timpatan dengan bahan Kalsium Hidroksida. Basis Kalsium Hidroksida dapat mengurangi kepekaan pulpa terhadap rangsangan panas dari luar sehingga pasien tidak akan merasa nyeri saat mengkonsumsi makanan atau minuman panas maupun dingin. Selain itu, basis ini memiliki daya iritasi yang rendah dan banyak keuntungan lainnya. Kemunginan selanjutnya adalah karena ketidak adanya etsa asam, maka dari itu tumpatan gigi menjadi goyang dan mau lepas karena fungsi etsa asam adalah agar terjadi perlekatan yang baik antara resin konposit dengan jaringan gigi. Karena
tidak melekat, maka lubang gigi terbuka dan terdapat kavitas yang dalam dekat pulpa. Teknik Sandwich Restorasi Sandwich dapat digunakan pada semua kavitas dan bertujuan antara lain: 1. Untuk fungsi estetis, 2. Mengunyahan, 3. Mencegah celah mikro, serta 4. Untuk kekuatan gigi. Prosedur penumpatan pada resorasi Sandwich sangat sederhana. Teknik preparasi pada semua kavitas sama tergantung lokasi karies. Prosedur penumpatan pada restorasi Sandwich harus dilakukan dalam keadaan kering agar didapat perlekatan yang baik antara resin komposit dan permukaan dentin yang dilapisi glass ionomer. Tata Laksana Restorasi Sandwich: 1. Preparasi dan Lining Kavitas dipreparasi, semua jaringan karies dibuang dengan menggunakan bur diamond. Diamond stone yang rata atau tungsten karbid bertujuan untuk menyelesaikan tepi email. Linier kalsium hidroksida digunakan hanya apabila terlihat keadaan dentin yang hampir terbuka dengan perkiraan dentin yang menutupinya hanya sekitar 1 mm atau kurang. Walaupun demikian, ia tidak boleh menutupi daerah yang besar yang dapat mengganggu bonding (ikatan) glass ionomer. Setelah kavitas dipreparasi, kemudian tepi email dibevel. 2. Perawatan Permukaan Setelah kavitas dibersihkan, dikeringkan kemudian dioleskan kondisioner pada permukaan kavitas ikatan semen ionomer kaca ke gigi dapat diperkuat dengan menggunakan larutan yang mengandung asam poliakrilik, asam tannik atau dodicin. 3. Pemberian Semen Kavitas dibersihkan dan dikeringkan. Semen ionomer kaca diinjeksikan ke dalam kavitas dan dibirakan menutupi tepi kavosurface. Alternatifnya,
pencampuran dengan tangan secara standard dapat digunakan dan semen tersebut diaduk sampai menyerupai plastik yang berkilau sebelum digunakan. Warna semen harus dipilih agar sesuai dengan warna dentin. Pengerasan semen yang dianjurkan adalah dalam waktu 5 menit. 4. Preparasi Semen Tepi Email Setelah mengeras selama 5 menit, semen yang berlebihan dilepaskan dari tepi - tepi email dan dikamfer ke dinding dentin. 5. Pemberian Resin Bonding Salah satu bonding yang dipakai adalah agen bonding resin liquid dioleskan segera ke basis semen dan dinding-dinding kavitas, harus hati-hati untuk memastikan bahwa lapisan tersebut tipis. 6. Pemberian Resin Komposit Tumpatan resin dimasukkan dan dikontur ke posisinya. Bahan tersebut tidak boleh berlebihan, dan adaptasi yang tepat dapat dicapai dengan pemakaian matriks plastik bening. 7. Penyelesaian Setelah disinari, restorasi tersebut diselesaikan dengan bur diamond rata atau bur karbid. Pemolesan restorasi dapat diselesaikan dengan menggunakan "cup polishing" karet abrasif dan bubuk aluminium oxida yang halus.
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada kasus 1, tumpatan gigi 46 goyang dan terasa nyeri pulpa dapat disebabkan oleh tidak tepatnya pemilihan bahan resin komposit, atau tidak digunakannya etsa dan bonding, atau bisa karena tidak adanya basis/liner, sehingga dalam kasus 1 ini diperlukan tumpatan resin komposit nano hybrid yang tahan terhadap oklusi, diperlukannya etsa dan bonding agar terjadi perlekatan baik antara restorasi dengan gigi. Selain itu, apabila terasa nyeri berarti dibutuhkan basis/liner. Karena liner dan atau basis memiliki fungsi sebagai pelindung pulpa dari iritasi kimia yang dapat menyebabkan rasa nyeri. Basis yang dapat digunakan adalah kalsium hidroksida, selain itu adalah basis glass ionomer dengan menggunakan teknik sandwich (glass ionomer-resin composite). Liner yang dapat digunakan juga kalsium hidroksida. Pada kasus 2, pasien datang dengan keluhan mahkota lepas setelah sebulan, kemudian dilakukan pembesaran intra oral dan diduga akibat kesalahan treatment pada saat luthing mahkota. Sehingga dilakukan perawatan ulang dan dilakukan untuk semen luting menggunakan semen resin composite dan dilakukan prosedur bonding dengan tepat sehingga melekat sempurna pada permukaan gigi dan restorasi / protesa. Pada kasus 3, penderita mengalami nyeri pada gigi geraham kiri bawah 36 saat melakukan aktivitas makan dan minum dingin atau panas dimana saat pemeriksaan intraoral ditemukan gigi adalah hasil preparasi yang baik/tidak ada kesalahan tetapi terdapat kavitas dalam dan penyelesaiannya adalah pasien diberikan basis pada tumpatan logam dengan menggunakan semen polikarboksilat dengan luting menggunakan semen zinc phosphate. 5.2 Saran Penulisan makalah ini sudah dilakukan secara maksimal dan kedepannya akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas mengenai
“Semen Kedokteran Gigi” dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang lebih terpercaya dapat di pertanggung jawabkan. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah di kemudian hari.