Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
BA B
2 DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN
1.1
Letak Geografis Wila Wilaya yah h pere perenc ncan anaa aan n bera berada da di Kota Kota Pada Padang ng.. Kota Kota Pada Padang ng adalah ibukota Propinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai barat pulau Sumatera dan berada antara 0 o 44' 00" dan 1 o 08' 35" Lintang Selatan serta antara 100 o 05' 05" dan 100o 34' 09" Bujur Timur. Menurut PP No. 17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah 694,96 km2 atau setara dengan 1,65 persen dari luas Propin Propinsi si Sumate Sumatera ra Barat. Barat. Panjan Panjang g pantai pantai (di (di luar luar pulau pulau pulau pulau kecil) adalah 68,123 Km dengan kelilingnya 165.188 Km.
Kota Padang menjadi ibukota ibukota Sumatera Sumatera Barat ditandai dengan keluarnya
UU
No.5
tahun
1 9 74
tentang
Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah, dengan Kotamadya Padang dijadikan
PT. Reka Prima Consultants
II - 1
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
daerah daerah otonom otonom dan wilayah wilayah admini administr strati atiff yang yang dikepala dikepalaii oleh oleh seorang Walikota.
Seca Secara ra geogr geograf afis is Kota Kota Pada Padang ng meru merupa paka kan n perpa perpadu duan an dari dari data datara ran n renda rendah, h, perb perbuk ukit itan an dan dan alira aliran n su sung ngai ai.. Kota Kota Pada Padang ng terletak pada dataran alluvial yang terbentuk oleh luapan aliran sungai Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin.
Luas Luas Daerah Daerah Ali Aliran ran Sungai Sungai (DAS) (DAS) Batang Batang Arau Arau (174,3 (174,30 0 Km2), Batang Kuranji (202,7 Km2) dan Batang Air Dingin (143,08 Km 2) yang yang bers bersum umber ber dari dari Gunu Gunung ng Balok Balok (Bat (Batan ang g Arau Arau), ), Gunu Gunung ng Bungsu (Batang Kuranji) dan Gunung Lantik (Batang Air Dingin), yang yang kemudi kemudian an bermuar bermuara a di Lautan Lautan Hindia Hindia serta serta mempun mempunyai yai karakteristik sungai dan pola hujan relatif fluktuatif. Selain itu Kota Padang masih dilintasi oleh 18 sungai kecil lainnya.
Daerah Daerah perenc perencana anaan an relati relatiff datar datar (flat ), ), yang yang rawan rawan terhad terhadap ap genang genangan an air, air, akibat akibat huluny hulunya a merupa merupakan kan daerah daerah ketingg ketinggian ian (berbu (berbukit) kit),, sehing sehingga ga apabila apabila hujan hujan turun turun terjad terjadii pening peningkat katan an aliran permukaan yang cukup tinggi. Lokasi perencanaan master teknis drainase dapat dilihat pada Gambar 2.1
PT. Reka Prima Consultants
II - 2
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Gambar 2.1. Peta Indexs Provinsi Sumatera Barat Lokasi Pekerjaan Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
1.2
Penduduk Dan Wilayah Administrasi Luas wilayah administrasi Kota Padang adalah 694,96 Km2 dengan batas-batas administrasi sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Padang Pariaman 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Pesisir Selatan 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Solok 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kep. Mentawai
PT. Reka Prima Consultants
II - 3
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan dan 104 kelurahan, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Koto Tangah seluas 232,25 km2.
Penduduk Kota padang pada tahun 2009 adalah sebesar 875.750 jiwa (Padang Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kota
Padang).
Kepadatan
rata-rata
mencapai
1.260,14
orang/Km2.
Berdasarkan jumlah penduduk Kota Padang tersebut, maka Kota Padang dikatagorikan sebagai Kota Besar yaitu kota yang mempunyai jumlah penduduk antara 500.000 Jiwa – 1.000.000 Jiwa.
Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 PT. Reka Prima Consultants
II - 4
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Penduduk Dan Wilayah Administrasi Kota Padang Tahun 2009 Jumlah Jumlah N
Luas
Penduduk
Kepadata
(jiwa)
n (Org/Km2)
24.417
242,28
44.552 109.793 64.458 88.510 62.010 77.509 59.851 123.771 54.846
518,11 3.552,02 6.426,52 10.860,12 8.858,57 9.592,70 7.416,48 2.155,91 374,91
166.033 875.750
714,89 1.260,14
Kecamatan Keluraha
o
Kawasan
n (Km2) 1
6 100,78 Bungus Teluk Kabung 2 Lubuk Kilangan 7 85,99 3 Lubuk Begalung 15 30,91 4 Padang Selatan 12 10,03 5 Padang Timur 10 8,15 6 Padang Barat 10 7,00 7 Padang Utara 7 8,08 8 Nanggalo 6 8,07 9 Kuranji 9 57,41 10 Pauh 9 146,29 11 Koto Tangah 13 232,25 104 696,96 Jumlah Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2009
Konsentrasi penduduk terutama pada bagian pusat kota lama yaitu Kecamatan Padang Timur, Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara, serta Kecamatan Padang Selatan. Seterusnya penyebaran penduduk di Kecamatan Nanggalo, Kecamatan Kuranji, Kecamatan Pauh serta penduduk yang paling banyak adalah Kecamatan
Koto Tangah mencapai
166.033 jiwa dan terendah adalah Kecamatan Bungus Teluk Kabung sebanyak 24.417 jiwa tahun 2009.
1.3
Topografi
PT. Reka Prima Consultants
II - 5
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Kota Padang terletak pada dataran rendah yang memanjang dengan arah Selatan sampai Utara merupakan Kota Pantai yang memiliki garis pantai sepanjang 68.123 Km (diluar pulau-pulau kecil) dengan ketinggian rata – rata 0-10 m di atas permukaan laut. Bentuk permukaan topografi Kota Padang secara umum dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Daerah dataran landai (lereng 0-2 %) seluas 21.036 Ha atau 30.27 % dari luas wilayah kota. 2. Daerah landai bergelombang (lereng 2-15 %) seluas 5.098 Ha atau 7. 34 % dari luas wilayah kota. 3. Daerah bergelombang berbukit (lereng 15-40 %) seluas 12.474 Ha atau 17.95 % dari luas wilayah kota. 4. Daerah pegunungan atau perbukitan (lereng diatas 40 %) seluas 30.888 Ha atau 44.45 % dari luas wilayah kota.
Kawasan dengan kelerengan lahan antara 0 – 2% umumnya terdapat di Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo,
sebagian
Kecamatan
Kuranji, Kecamatan
Padang Selatan, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Koto Tangah.
Kawasan dengan kelerengan lahan antara 2 – 15% tersebar di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada pada bagian tengah Kota Padang.
PT. Reka Prima Consultants
II - 6
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Kawasan dengan kelerengan lahan 15% – 40% tersebar di Kecamatan Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji, Pauh dan Kecamatan Koto Tangah.
Sedangkan kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40% tersebar di bagian Timur Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, dan bagian Selatan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung dan sebagian besar Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kawasan
dengan
kelerengan
lahan
>40%
ini
merupakan
kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.
1.4
Klimatologi Daerah studi beriklim tropis yang dicirikan dengan adanya musim penghujan dan musim kemarau pada setiap tahunnya. Suhu udara rata – rata Kota Padang sepanjang tahun 2009 berkisar 22,83ºC – 30,84ºC dan kelembaban udara rata-rata berkisar 81%.
Curah hujan tahunan Kota Padang pada tahun 2009 sebesar 4412,4 mm, dengan curah hujan rata-rata 367,7 mm/bulan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan curah hujan 668,6 mm dan terendah pada bulan Januari dengan curah hujan 97,5 mm. Kondisi Iklim Kota Padang Tahun 2009 dapat dijelaskan pada tabel 2.2
PT. Reka Prima Consultants
II - 7
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
BULAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember JUMLAH Rata-rata
Tabel 2.2 Kondisi Iklim Kota Padang Tahun 2009 Curah Hari Kelembaba Kec. Suhu Udara ( C) Hujan Hujan n Angin RataMaks. Min. (mm) (hari) Udara (knots) rata 97,50 12 80% 6 31,1 22,7 26,6 413,00 12 73% 5 31,0 22,6 26,8 554,30 21 81% 5 30,4 22,7 26,1 271,10 17 81% 5 30,9 23,5 26,8 190,00 11 80% 6 31,5 22,5 26,5 492,50 15 83% 5 30,8 22,8 26,2 436,60 17 83% 6 30,0 22,2 26,2 234,10 18 82% 5 30,9 22,5 25,8 305,30 18 84% 5 30,8 23,1 26,2 351,60 21 84% 5 31,0 23,3 26,5 397,80 21 82% 5 31,2 23,1 26,6 25 83% 5 30,5 23,0 26,3 668,60 4412,4 208 976% 63 370.1 274 316.6 367,7 17,33 81% 5.25 30.84 22.83 26.38
Sumber : Padang Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kota PadangTahun 2009
1.5
Daerah Aliran Sungai Di Kota Padang Di Wilayah Kota Padang terdapat beberapa daerah aliran sungai, baik berupa Banda Bakali (Kanal) ataupun beberapa sungai dan anak – anak sungai yang belum diketahui secara jelas namanya. Saat ini terdapat kurang lebih 21 daerah aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 87,90 Km ( 5 sungai besar dan 16 sungai kecil).
Umumnya sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda tinggi permukaan laut. Kondisi ini yang mengakibatkan cukup banyak wilayah Kota Padang yang rawan terhadap banjir/genangan air. Karakteristik sungai utama yang terdapat di wilayah Kota Padang dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3
PT. Reka Prima Consultants
II - 8
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Daerah Aliran Sungai di Kota Padang Nama
No
Luas
Daerah Aliran
Elevasi
DAS
Sungai
(m dpml)
(Km2)
Upper
Persentase (%)
Stream 1
Batang Timbulun
10 - 20
8,23
1,24%
2
Batang Bungus
15 - 25
45,34
6,81%
3 4 5 6
Batang Batang Batang Batang
15 - 25 10 -30 10 - 25 15 -25
174,30 202,70 143,08 91,73
26,20% 30.46% 21,50%
Arau Kuranji Air Dingin Anai
13,79%
Sub DAS Batang Kandis-Kasang Jumlah
665,38
100 %
Sumber: Balai Wilayah Sungai Sumatera V Propinsi Sumatera Barat 2010
Banyaknya sungai, curah hujan yang relatif tinggi, topografi yang relatif datar pada daerah tengah dan muara serta pasang naik laut merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya banjir di Kota Padang. Nama sungai, panjang/lebar dan daerah yang dilaluinya di wilayah Kota Padang, dapat dilihat pada tabel 2.4
Tabel 2.4. Nama Sungai, Panjang / Lebar Dan Daerah Yang Dilaluinya Di Wilayah Kota Padang Panjan Nama Sungai / Lebar No g Kecamatan Yang Dilalui Batang (m) (Km) 1 Batang Kuranji 17,00 60 Kec. Pauh, Kuranji, Nanggalo dan Padang
PT. Reka Prima Consultants
II - 9
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
No
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Sungai / Batang
Panjan Lebar g (m) (Km)
Batang Belimbing 5,00 Batang Guo 5,00 Batang Arau 5,00 Batang Muar 0,40 Sungai Banjir 5,50 Kanal Batang Logam 15,00 Batang Kandis 20,00 Batang Tarung 12,00 Batang Dagang 11,00 Sungai Gayo 3,00 Sungai Padang Aru 5,00 Sungai Padang 4,50 Idas Batang Kampung 2,50 Jua Batang Aru 6,00 Batang Kayu Aro 5,00 Sungai Timbalun 3,00 Sungai Sarasah 2,00 Sungai Pisang 3,00 Bandar Jati 2,00 Sungai Koto 2,00 Sungai Lareh 5,00 Batang Jirak 6,00 155,4 Total 0
Kecamatan Yang Dilalui
10 8 60 24 30
Utara Kec. Kuranji Kec. Kuranji Kec. Padang Selatan Kec. Padang Utara Kec. Padang Timur dan Kec. Padang Utara
25 20 12 11 12 30 6
Kec. Koto Tangah Kec. Koto Tangah Kec. Koto Tangah Kec. Naggalo Kec. Pauh Kec. Lubuk Kilangan Kec. Lubuk Kilangan
30
Kec. Lubuk Begalung
30 15 8 7 6 6 6 11 30
Kec. Lubuk Begalung Kec. Bungus Teluk Kabung Kec. Bungus Teluk Kabung Kec. Bungus Teluk Kabung Kec. Bungus Teluk Kabung Kec. Bungus Teluk Kabung Kec. Padang Timur Kec. Koto Tangah Kec. Padang Selatan
Sumber : Padang Dalam Angka 2008, BAPPEDA dan BPS Kota Padang Tahun 2009 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat
1.6
Sejarah Drainase Kota Padang
PT. Reka Prima Consultants
II - 10
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Sistem drainase Kota Padang telah dibangun dan dikelola sejak Pemerintahan Kolonial Belanda. Permasalahan luapan sungai Batang Arau yang menyebabkan banjir pada daerah Kota Padang lama. Kota Padang lama mencakup wilayah Pondok, Seberang
Padang,
Palinggam,
Jati,
Purus
dan
pusat
pemerintahan Kota Padang sendiri.
Wilayah tersebut dilalui dan terletak di Daerah Aliran Sungai Batang Arau. Untuk mengurangi beban aliran pada sungai Batang Arau, Pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1918 telah membuat banjir kanal guna mengatasi banjir yang terjadi di kawasan Batang Arau.
Banjir kanal yang dibangun/ dibuat tersebut biasa disebut oleh warga kota adalah Banda Bakali. Banjir kanal tersebut dimulai dari
daerah
tengah
(middle
stream)
DAS
Batang
Arau
seterusnya melingkar ke arah Lubuk Begalung seterunya ke Jati dan bermuara di Purus. Ilustrasi dari penanganan drainase Kota Padang pada daerah aliran sungai Batang Arau masa Kolonial Belanda dapat dilihat pada Gambar 2.2
PT. Reka Prima Consultants
II - 11
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Dibuat Tahun 1918 Kanal Banjir (Banda Bekali) Batang Arau
Kota Padang Lama
Gambar 2.2. Ilustrasi Penanganan Drainase Kota Padang Masa Kolonial Belanda
II - 12
PT. Reka Prima Consultants
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
1.7
Pola Aliran Sungai Di Kota Padang Pola aliran di Kota Padang dipengaruhi oleh topografi, kekerasan batuan, struktur, sejarah geologi dan geomorfologi daerah aliran sungai di Kota Padang.
Sungai – sungai besar di Kota Padang berhulu di daerah perbukitan
yang
biasa
disebut
Bukit
barisan
selanjutnya
bermuara ke pantai barat pulau Sumatera.
Sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda dari tinggi permukaan laut. Kondisi ini yang mengakibatkan cukup banyak wilayah Kota Padang yang rawan terhadap banjir/genangan air.
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
1.7
Pola Aliran Sungai Di Kota Padang Pola aliran di Kota Padang dipengaruhi oleh topografi, kekerasan batuan, struktur, sejarah geologi dan geomorfologi daerah aliran sungai di Kota Padang.
Sungai – sungai besar di Kota Padang berhulu di daerah perbukitan
yang
biasa
disebut
Bukit
barisan
selanjutnya
bermuara ke pantai barat pulau Sumatera.
Sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda dari tinggi permukaan laut. Kondisi ini yang mengakibatkan cukup banyak wilayah Kota Padang yang rawan terhadap banjir/genangan air.
Banyaknya sungai, curah hujan yang relatif tinggi, topografi yang relatif datar pada daerah middle stream dan muara serta pengaruh pasang naik laut merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya banjir di Kota Padang. Pola aliran di Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 2.3
PT. Reka Prima Consultants
II - 13
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
LEGENDA:
Sungai
jalan k o l o S e K
Jalan KA
Batas Kodya Padang
Arah Aliran
i n a n P a K e
n a t a l e S r i s i s e P
. b a K
S. B ungus
u a r
A . B ij n a r u K . B
S .P i san g
B . Lar as
B . K a la b u
H C A P A R A I E S A N I R A L D E A R A
n a m a i r a P g n a d a P . b a K
s i d n a K . B
s a
AREAL DRAI NASE SAWAH LIAT
DING BAS IN LARAS R ET AL
B . A i r D i n g in
r i A a t a M . B
B . B e iml b ni g
h r a a L r . e B M . B
E AS A IN BE
G N O L O L
E S A N I A R D L A E R A
l n a a K r i j n a B
M LA E SA N IA R D AL E RA
AREAL DRAINASE AUR D U R I
AREAL DRAI NASE RAWANG BARAT
AREAL DRAINASE JATI
A T R I D S LA E RA
AREAL DRAINASE OLO NIPAH
AREAL DRAINASE LAPAI S U
AREAL DRAINASE AIRPORT
R U P E S A
AREAL DRAINASE ULAK KARANG
AREAL DRAINASE U J U N GG U R U N
N I A R D L A E R A
AREAL DRAINASE KALIMATI
AREAL DRAINASE TABING AREAL DRA INASE BALINPANJALINAK
n a g
n u t n i B . B
Ke
A R E A P L D A S R I R A N I P U A S T I H E
Bulittinggi
S A M U D E R AH I N D I A B. Anai
PETA ARAH ALIRAN KODYA PADANG
SKALA:
5
1 02
2
5
2
7 0
5 0 6 2 0
Km
Gambar 2.3. Pola Aliran Di Kota Padang
II - 14
PT. Reka Prima Consultants
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
1.8
Geologi Berdasarkan peta geologi lembar Padang, Sumatera (Kastowo, Gerhard W.Leo.S, Gafoer dan TC Amin 1996);. Geologi wilayah Kota
Padang
dibentuk
oleh
endapan
permukaan,
batuan
vulkanik dan intrusi serta batuan sedimen dan metamorf. Secara garis besar
jenis batuan tersebut adalah sebagai
berikut :
Aliran yang tidak teruraikan (Qta)
Meliputi seluruh Bukit Barisan yang ada di Kota Padang dan disekitar Gunung Padang serta Bukit Air Manis, jenis batuan terluas yang ada di Kota Padang adalah batuan hasil gunung api yang tidak teruraikan.
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
1.8
Geologi Berdasarkan peta geologi lembar Padang, Sumatera (Kastowo, Gerhard W.Leo.S, Gafoer dan TC Amin 1996);. Geologi wilayah Kota
Padang
dibentuk
oleh
endapan
permukaan,
batuan
vulkanik dan intrusi serta batuan sedimen dan metamorf. Secara garis besar
jenis batuan tersebut adalah sebagai
berikut :
Aliran yang tidak teruraikan (Qta)
Meliputi seluruh Bukit Barisan yang ada di Kota Padang dan disekitar Gunung Padang serta Bukit Air Manis, jenis batuan terluas yang ada di Kota Padang adalah batuan hasil gunung api yang tidak teruraikan.
Alluvium (Qal)
Merupakan
satuan
stratigrafi
batuan
geologi
terluas
berikutnya di Kota Padang yang menyebar dari Utara ke Selatan di seluruh dataran rendah Kota Padang. Aluvium ini berumur kuarteresen, umumnya terdiri dari lanau, lempung, pasir, kerikil pasir, lempung pasiran dan bongkahan batuan andesit.
Kipas Alluvium (Qt) Tersingkap
di
bawah
lorong-lorong
pegunungan
dan
perbukitan di sekitar Bukit Nago dan Limau Manis.
Tufa Kristal (QTt)
PT. Reka Prima Consultants
II - 15
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Tufa Kristal yang telah mengeras ini tersingkap di bagian bawah Barisan
lereng-lereng dan
pegunungan dan
perbukitan Bukit
bersebelahan dengan Kipas
Alluvium dan
setempat terdapat di Bukit Air Manis.
Andesit dan Tufa (Qtta & QTp) Qtta tersingkap setempat-satempat yaitu diperbukitan yang berdekatan dengan Pegambiran dan Tarantang, berwarna hitam keabu-abuan hingga keputihan. Andesit ini berselingan dengan tufa dan diperkirakan andesit tersebut sebagai inklusi di dalam tufa. Qtp tersingkap setempat di perbukitan sekitar Air Dingin di Kecamatan Koto Tangah, Bersebelahan dengan batu gamping.
Batu Gamping (PTLs) Batu gamping hablur tersingkap baik di Indarung, yaitu disekitar Bukit Karang Putih. Batu gamping ini umumnya berwarna putih hingga keabu-abuan pada singkapan yang masih segar dan berwarna kotor atau gelap pada singkapan yang telah melapuk. Batu gamping yang berumur Karbonperm ini digunakan sebagai bahan dasar Semen Padang di Indarung.
Filit, Batu Pasir, Batu Lanau Meta (pTls) Tersingkap baik disekitar Koto Lalang (jalan ke arah Solok). Umumnya mendasari bukit-bukit dan pegunungan landai.
1.9
Sosial Ekonomi Komposisi penduduk menurut lapangan kerja di Kota Padang terbanyak adalah perdagangan yaitu 39,11 %, pelayanan jasa
PT. Reka Prima Consultants
II - 16
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
sebesar 25,50 % dan pertanian sebesar 10,49 %. Sedangkan yang terkecil adalah pertambangan dan galian sebesar 0,74 % dan dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Dengan
struktur
mata pencaharian
tersebut
menunjukkan
bahwa Kota Padang telah tumbuh dan berkembang sebagai pusat
kota
perdagangan
dan
kecendrungan tersebut akan
pelayanan
jasa,
dimana
memberikan implikasi terhadap
kebutuhan kota akan sarana dan prasarana yang memadai.
Mengingat
kecilnya
mata
pencaharian
penduduk
dibidang
pertambangan dan galian menujukkan bahwa sumber daya alam (SDA) kurang menjajikan untuk menunjang perekonomian kota. Namun potensi keindahan alam dan pantai Kota Padang sangat menjanjikan
untuk
dikembangkan
sebagai
penunjang
perekonomian kota.
Berdasarkan pencaharian
analisa dan
usaha
konsultan, penduduk
kecendrungan dibidang
mata
perdagangan
hanyalah memasarkan produk bukan merupakan penghasil produk (produsen). Hal ini sangat beresiko tinggi karena sangat dipengaruhi
oleh
transportasinya.
tempat
Untuk
itu
asal masalah
produk
barang
transportasi
dan
menjadi
perhatian guna menunjang perekonomian kota.
Tabel 2.5. PT. Reka Prima Consultants
II - 17
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kota Padang Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mata Pencaharian Pertanian Pertambangan dan Galian Aneka Industri Listrik dan Air Konstruksi Perdagangan Komunikasi Keuangan Jasa-jasa Lainnya Jumlah
Persentase (%)
Keterangan
10.49 0.74 9.42 0.87 4.70 39.11 6.19 1.77 25.20 1.21 100
Sumber: Data Pokok Perencanaan Pembangunan Tahun 2008 Kota Padang
1.10 Sarana Dan Prasarana Perkotaan Keadaan
sarana
dan
prasarana
suatu
perkotaan
dengan
menggambarkan jumlah dan kondisi sosial ekonomi pada kota tersebut. Makin besar jumlah penduduk maka makin besar jumlah sarana dan prasarana yang harus disediakan. Kondisi sarana yang akan digambarkan disini secara umum meliputi sarana pemukiman, fasilitas komersial dan perdagangan, jalan, limbah, listrik, telepon, drainase dan air bersih.
2.10.1.
Sarana Pemukiman/ Perumahan Dengan
asumsi tiap 1 unit rumah dihuni oleh 5 orang, maka
penyediaan fasilitas perumahan adalah hasil bagi
5 dari total
jumlah penduduk.
PT. Reka Prima Consultants
II - 18
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Diperkirakan akhir tahun 2010 kebutuhan terhadap perumahan di Kota Padang sebanyak 206.272 unit rumah dengan proyeksi penduduk 1.031.358 jiwa.
Komposisi rumah untuk masing-masing kavling (besar, sedang dan
kecil) digunakan komposisi
standar
Perum Perumnas
dengan komposisi 1 : 3 : 6 dengan arti kata konsep ini mampu memberikan pengembangan yang proporsional serta manusiawi.
Berdasarkan proyek unit fasilitas perumahan yang diproyeksikan hingga akhir tahun 2010 dibutuhkan lahan seluas 915.297,2 Ha yang meliputi untuk rumah sederhana 392.274 Ha dan unit rumah menengah 326.895 Ha serta unit perumahan mewah 196.128 Ha.
Perindustrian
pembangunan
lingkungan
perumahan
baru
terutama diarahkan ke pinggiran Kota.
2.10.2.
Listrik Dan Komunikasi
Kebutuhan
listrik
dilayani
sebagian
besar
oleh
PT
PLN,
sedangkan kebutuhan komunikasi dilayani oleh PT Telkom dan perusahaan komunikasi lainnya.
2.10.3.
Jaringan Jalan
Sistem transportasi jalan raya terdiri dari jallan raya, pelayanan angkutan kota (armada) dan jalan pengolahannya (trayek, rute tempuh, tepat waktu, tempat pelayanan dan bagaimana modal operasionalnya serta terminal).
PT. Reka Prima Consultants
II - 19
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Sistem jaringan jalan di Kota Padang dalam rencana tata ruang kota secara sistematis dengan hirarkinya terdiri dari sistem jaringan primer, sekunder dan jalan lokal serta jalan lingkungan. Sistem jaringan arteri primer Kota Padang membentang dari arah Utara ke pusat Kota (CBD), dan selanjutnya ke arah timur menuju
ke Kabupaten
Solok
dan
kearah
selatan
menuju
Kabupaten Pesisir Selatan.
Sedangkan sistem jaringan kolektor primer dan masing-masing sub pusat pengembangan ke pusat-pusat pelayanan lingkungan dihubungkan oleh sistem jaringan jalan kota dan untuk dalam lingkungan pemukiman dihubungkan oleh jalan lingkar.
Panjang ruas jalan yang ada di Kota Padang yang sudah terdata sampai tahun 2008 adalah sepanjang ± 747.818 Km yang terdiri dari : -
Jalan Arteri Primer
= 107.069 Km
-
Jalan Kolektor Primer
= 877.01 Km
-
Jalan Arteri Sekunder
= 5.663.276 Km
-
Jalan Kolektor Sekunder
= 27.182.175 Km
-
2.10.4.
Jalan Lokal
= 316.311 Km
Sampah
Kota Padang telah memiliki TPA yang berlokasi didaerah Utara, dikelurahan Air Dingin Kecamatan Koto Tangah.
Sarana dan prasarana persampahan yang ada di Kota Padang berupa gerobak sampah 436 buah, kontainer 118 buah, armrol truk 39 buah. PT. Reka Prima Consultants
II - 20
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
2.10.5.
Limbah
Pengelolaan limbah dilakukan oleh pemerintah kota bersama masyarakat.
Kota
Padang
sudah
memiliki
IPLT
(Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja) yang berlokasi di Kurao Nanggalo. Untuk mengangkut limbah rumah tangga digunakan mobil tinja dimana mobil tinja tersebut sekarang dikelola oleh pihak swasta.
1.11 Kebijakan Pembangunan Kota Padang Sebagai upaya untuk memadukan program pembangunan Kota Padang di bidang sarana dan prasarana drainase, diperlukan pedoman pengembangan perkotaan.
Rencana tata ruang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan dalam pengendalian pemanfaatan ruang serta telah menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders di daerah.
Informasi tentang pengembangan tata ruang di Kota Padang diperoleh dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2008 – 2028.
Penataan Ruang dijadikan sebagai salah-satu pedoman dalam mempercepat
pembangunan
ekonomi
daerah
serta
mendayagunakan sumberdaya alam secara seimbang. Program penataan ruang diarahkan untuk: 1.
Meningkatkan
penyelenggaraan
kegiatan
perencanaan tata ruang yang efektif, transparan dan partisipatif. PT. Reka Prima Consultants
II - 21
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
2.
Mengembangkan
penyelenggaraan
kegiatan
pemanfaatan ruang yang tertib berdasarkan rencana tata ruang. 3. untuk
Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang menjamin
efektifitas
dan
efisiensi
kegiatan
pembangunan secara berkelanjutan.
2.11.1.
Penggunaan Lahan
Berdasarkan data dari Dinas Kominfo Kota Padang, penggunaan lahan di Kota Padang tahun 2007 dan 2008, terjadi perubahan peggunaan lahan. Perubahan yang terjadi untuk penggunaan lahan tanah perumahan, tanah perusahaan dan tanah kosong.
Banyak wilayah di Kota Padang yang baru terbangun, wilayah baru ini merupakan penambahan pembangunan di wilayah yang sebelumnya belum terbangun/kosong. Hal ini berkaitan dengan pembangunan perumahan atau industri. Penambahan wilayah yang terbangun menjadi daerah baru dapat diketahui dari pembangunan perumahan/real estate dan industri baru yang dibangun di Kota Padang.
Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan/tanah di Kota Padang tahun 2007 dan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5. Luas Lahan Kota Padang Menurut Jenis Penggunaannya Tahun 2007 dan 2008
No.
Jenis Penggunaan
PT. Reka Prima Consultants
Luas Lahan Tahun Tahun 2007 2008 (Ha) (Ha) II - 22
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tanah Perumahan Tanah Perusahaan Tanah Industri Termasuk PT Semen Padang Tanah Jasa Sawah Beririgasi Teknis Sawah Non Irigasi Ladang / Tegalan Perkebunan Rakyat Kebun Campuran Kebun Sayuran Peternakan Kolam Ikan Danau Buatan Tanah Kosong Tanah Kota Semak Rawa / Hutan Mangrove Jalan Arteri dan Jalan Kolektor Hutan Lebat Sungai dan Lain-lain
Jumlah
6.315,53 234,75
6.625,24 242,51
702,25
702,25
715,32 4.934,00 278,50 952,75 2.147,50 13.920,32 1.343,00 26,83 100,80 2,25 158,00 16,00 1.565,75 120,00 135,00 35.448,00 379,45 69.496, 00
715,32 4.934,00 200.03 952,75 2.147,50 13.829,92 1.343,00 26,83 100,80 2,25 28,67 16,00 1.565,75 120,00 135,00 35.448,00 379,45
69.496,00
Sumber : Dinas Kominfo Kota Padang, 2010
Dari tabel 2.5 terlihat bahwa penggunaan lahan di Kota Padang didominasi oleh hutan seluas 35.448 Ha (51,01%). Penggunaan lain yang dominan untuk perkebunan rakyat / kebun / ladang / tegalan / semak berjumlah 19.819,65 Ha / (28,52%). Serta perumahan berjumlah 6.625,24 Ha / 9,54%, sawah yang irigasi teknis 4.934 Ha / (7,1%).
Perubahan yang mendasar dari penggunaan lahan Tahun 2008 adalah untuk tanah perumahan, pada Tahun 2007 hanya 6.315,53 Ha tejadi peningkatan 309,71 Ha (4,91%) hal ini dengan berkurangnya tanah kosong, sawah non irigasi, semak, kebun campuran.
PT. Reka Prima Consultants
II - 23
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
2.11.2.
Sistem
Perwilayahan
Pembangunan
Kota
Padang Pembagian
wilayah
kota
dalam
beberapa
Wilayah
Pengembangan (WP) menjadi strategi pengembangan struktur ruang wilayah kota. Sistem perwilayahan pembangunan akan tergambar struktur ruang kota dan terlihat keterkaitan antara satu
pusat
pengembangan
dengan
pusat
pengembangan
lainnya. Pengembangan masing-masing Wilayah Pengembangan (WP) sesuai dengan potensi dan daya-dukungnya yang dikaitkan dengan skenario dan prioritas pengembangan kota dalam jangka panjang. Memperhatikan karakteristik dan prioritas pengembangan kota dalam jangka panjang, Kota Padang dibagi menjadi 6 (enam) Wilayah Pengembangan, yaitu:
WP-I :
mencakup
wilayah
Kecamatan
Padang
Kecamatan Timur,
Padang
Kecamatan
Barat, Padang
Utara, dan Kecamatan Nanggalo dengan luas 31,30 Km².
WP-II
:
mencakup wilayah Kecamatan Padang Selatan,
dan Kecamatan Lubuk Begalung dengan luas 40,94 Km².
WP-III
:
mencakup wilayah
Kecamatan
Koto
Tangah
Kecamatan
Kuranji,
dengan luas 232,25 Km².
WP-IV
:
mencakup
wilayah
dan
Kecamatan Pauh dengan luas 203,70 Km².
PT. Reka Prima Consultants
II - 24
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
WP-V
:
mencakup wilayah Kecamatan Lubuk Kilangan
dengan luas 85,99 Km².
WP-VI
:
mencakup wilayah Kecamatan Bungus Teluk
Kabung dengan luas 100,78 Km². Pada masing-masing Wilayah Pengembangan (WP) diarahkan pengembangan karaktristiknya
fungsi-fungsi yang
secara
tertentu keseluruhan
sesuai akan
dengan mendorong
perkembangan kota secara keseluruhan. Arahan pengembangan masing-masing WP adalah sebagai berikut:
WP-I
yaitu
Kawasan
Pusat
Kota
diarahkan
untuk
pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal, regional dan internasional, permukiman perkotaan dengan kepadatan sedang sampai tinggi, serta kegiatan wisata bahari, wisata budaya dan wisata belanja.
WP-II
diarahkan
untuk
pengembangan
kegiatan
transportasi laut, perikanan dan kelautan, pariwisata, serta permukiman dengan kepadatan rendah sampai sedang.
WP-III
pada
kawasan
budidaya
diarahkan
untuk
pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal dan regional, transportasi darat skala regional, pendidikan,
permukiman
dengan
kepadatan
rendah
sampai sedang. Sedangkan pada kawasan lindung dapat dikembangkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan evakuasi bencana.
PT. Reka Prima Consultants
II - 25
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
WP-IV
pada
kawasan
budidaya
diarahkan
untuk
pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal, pendidikan tinggi, permukiman dengan kepadatan rendah sampai sedang. lindung
Sedangkan
pada kawasan
dapat dikembangkan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan penelitian dan evakuasi bencana.
WP-V
pada
kawasan
budidaya
diarahkan
untuk
pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal, pertambangan, permukiman dengan kepadatan rendah sampai sedang. lindung
Sedangkan
pada kawasan
dapat dikembangkan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan penelitian dan evakuasi bencana.
WP-VI
pada
kawasan
budidaya
diarahkan
untuk
pengembangan kegiatan transportasi laut, perikanan dan kelautan, pariwisata, perdagangan dan jasa skala lokal dan regional, industri dan pergudangan, permukiman dengan kepadatan rendah. lindung
Sedangkan pada kawasan
dapat dikembangkan kegiatan-kegiatan yang
tidak mengurangi fungsi lindung. Peta Sistem Perwilayahan Pembangunan Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 2.4.
PT. Reka Prima Consultants
II - 26
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Gambar 2.4. Peta Sistem Perwilayahan Pembangunan Kota Padang
2.11.3.
Arahan
Pengembangan
Sistem
Prasarana
Pengendalian Banjir Dan Drainase Pengembangan prasarana Pengendalian Banjir dan Drainase diarahkan pada:
Pengembangan kolam penampungan air hujan buatan
sebagai penampungan air sementara sebelum dialirkan pada jaringan drainase kota pada pengembangan kawasan
PT. Reka Prima Consultants
II - 27
Laporan Antara (Interim) Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
skala besar, terutama pada WP-III dan WP-IV yang memiliki kondisi topografi relatif datar;
Penataan kawasan sempadan sungai-sungai besar
dengan
pendekatan
pengembangan
water-front ,
serta
penataan anak-anak sungai yang dapat difungsikan sebagai bagian dari sistem jaringan drainase sekunder/tersier kota;
Peningkatan kapasitas saluran sungai-sungai besar
sebagai badan penerima drainase serta saluran drainase kota melalui pengerukan secara berkala;
Pembangunan
danau/waduk
penampung
sebagai
sarana pengendali banjir di Kecamatan Koto Tangah (WP-III) dan Kecamatan Kuranji (WP-IV) dan mengintegrasikannya dengan pengembangan kegiatan pariwasata dan rekreasi.
PT. Reka Prima Consultants
II - 28