Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Supported by Nugraha Corporation
BAB 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Biaya pekerja merupakan sumbangan tenaga manusia kepada produksi, dan dalam kebanyakan sistem akuntansi hal tersebut merupakan faktor biaya penting yang memerlukan pengukuran, pengendalian, dan analisis yang konstan. Biaya pekerja terdiri dari gaji pokok dan berbagai tunjangan. Gaji pokok untuk suatu pekerjaan yang dilaksanakan disebut tarif dasar atau tarif pekerjaan (base rate or job rate). Tarif dasar harus ditetapkan untuk setiap operasi dalam suatu pabrik atau kantor dan dikelompokkan menurut tingkatan operasi. Tarif upah atau struktur gaji yang adil memerlukan analisis, uraian, dan evaluasi atas setiap pekerjaan di pabrik atau kantor. Tunjangan (fringe benefits) juga merupakan unsur yang penting dari biaya pekerja. Contoh-contoh tunjangan, tunjangan hari raya, tunjangan cuti, premi lembur, tunjangan asuransi, dan dana pensiun, harus ditambahkan pada tarif dasar untuk memperoleh biaya pekerja yang menyeluruh. Walaupun tunjangan-tunjangan ini umumnya dimasukkan ke dalam overhead, namun hal ini tidak boleh diabaikan dalam tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajemen, dalam analisis pengambilan keputusan, atau dalam perundingan upah antara pekerja dan manajemen. • PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PEKERJA
Semua pembayaran upah secara langsung atau tidak didasarkan pada dan dibatasi oleh produktivitas dan keahlian para pekerja. Oleh karena iru, perencanaan, motivasi, pengendalian, dan akuntansi yang tepat untuk faktor biaya tenaga manusia ini merupakan salah satu masalah yang sangat penting dalam manajemen sebuah perusahaan. Pekerja yang kooperatif dan antusias, yang loyal pada perusahaan dan segala kebijakan, dapat memberi sumbangan yang sangat besar terhadap operasi yang efisien dan berbiaya rendah. Produktivitas tenaga kerja kerja didefinisikan sebagai pengukuran pekerjaan produksi dengan menggunakan pengeluaran usaha manusia sebagai ujung tombaknya. Ini adalah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh pekerja. Perencanaan Produktivitas Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yang cermat, yang berdiri sendiri dengan berbagai upaya yang terkandung di dalamnya. Rencana harus menggariskan tanggung jawab langsung atas tindakan untuk meningkatkan produktivitas dan merinci saling keterkaitan dengan rencana lainnya (misalnya, anggaran operasi, investasi modal, penelitian dan teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia). Lazimnya rencana tersebut menjawab pertanyaan berikut: 1. Bagaimana perusahaan mendefinisikan produktivitas dan mutu ke-hidupan kerja? 2. Apa prioritas sehubungan dengan peningkatan produktivitas? Siapa yang bertanggung jawab? 3. Dengan cara apa komitmen komitmen manajemen eksekutif eksekutif akan dikomunikasikan? 4. Sampai seberapa jauh keseragaman lamaran yang diinginkan?
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
5. Sampai seberapa jauh sebaiknya keterlibatan karyavvan dalam perencanaan
dan implementasinya? 6. Bagaimana mengukur kemajuannya?1 Mengukur Produktivitas Tujuan pengukuran produktivitas adalah untuk menyuguhkan suatu indeks yang ringkas dan akurat kepada manajemen. Pengukuran objektifitas adalah untuk menyediakan index yang ringkas dan akurat untuk diperbandingkan antara hasil aktual dengan standar hasil. Pengukuran produktivitas harus mengakui setiap kontribusi dari faktor-faktor seperti karyawan (termasuk manajemen), pabrik dan peralatan yang digunakan dalam produksi, produk dan jasa yang terpakai dalam produksi, modal yang tertanam, dan jasa pemerintah yang dimanfaatkan (seperti ditunjukkan oleh pajak). Menetapkan standar prestasi karyawan tidak mudah, karena hal itu sering dibarengi pertikaian antara manajemen dengan serikat pekerja (atau dengan pekerja itu sendiri). Tingkat kecepatan kerja yang diamati terhadap karyawan (laju prestasi atau tingkat prestasi) diterapkan pada tugas tertentu untuk memperoleh waktu normal, yaitu yang dibutuhkan dari seseorang untuk melakukan pekerjaan tersebut tingkat kecepatan yang normal. Waktu cadangan untuk hal-hal pribadi, istirahat, dan penundaan-penundaan yang mungkin terjadi juga diperhitungkan.Hasil akhirnya adalah waktu standar untuk pekerjaan tersebut, yang dinyatakan dalam jumlah waktu (menit, jam) untuk melakukan suatu pekerjaan atau dalam jumlah unit yang dihasilkan per jam. Rasio efisiensi-produktivitas (productivity-efficiency ratio) mengukur keluaran atau output dari setiap pekerja dalam perbandingannya terhadap standar prestasi. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur hasil operasi relatif dari suatu mesin, operasi, departemen, atau keseluruhan organisasi. Ilustrasi, seandainya 4.000 jam kerja merupakan standar untuk sualu departemen dan jika digunakan 4.400 jam kerja, maka terdapat suatu rasio yang kurang menguntungkan, yaitu 90,9% (4.000 : 4.400). Dampak Produktivitas terhadap Perekonomian Apabila produktivitas bertambah, maka laba usaha dan pendapatan riil dari para pekerja seharusnya juga bertambah. Peningkatan produktivitas akan memungkinkan masyarakat untuk mencapai hasil yang lebih banyak dan baik dari sumber daya dasar perekonomian. Untuk mempertahankan harga yang tetap, kenaikan upah tidak boleh melampaui suatu jumlah yang mencerminkan penurunan biaya per unit akibat kenaikan produktivitas. Meningkatkan Produktivitas dengan Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang Lebih Baik Manajemen sumber daya manusia yang lebih baik akan menawarkan prospek kenaikan produksi sebaik memacu kualitas produk dengan memungkinkan pekerjapekerja untuk berpartisipasi secara langsung dalam manajemen kerja mereka dan keseluruhan tujuan perusahaan. Perspektif jangka panjang jauh lebih penting daripada perspektif jangka pendek mencakup pelatihan yang ekstensif dan pandangan jangka panjang atas hasil-hasilnya. Empat asumsi dasar menandai pengelolaan sumber daya manusia yang lebih baik. 1. Mereka yang menjalankan tugas tersebut sangat mampu meningkatkan mutunya. 2. Pengambilan keputusan harus disebar sedapat mungkin ke tingkat terbawah.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
3. Partisipasi pekerja meningkatkan baik kepuasan kerja maupun ko-mitmen terhadap tujuan perusahaan. 4. Ada banyak gagasan terpendam di benak karyawan yang ingin diajukan. diajukan. Pasangan yang diperlukan untuk manajemen yang lebih baik dalam partisipasi adalah pekerja yang terlatih lebih baik. Untuk masa yang akan datang sistem teknologi manufaktur membutuhkan tingkat ketrampilan yang tinggi untuk semua karyawannya. RENCANA UPAH INSENTIF Dalam perusahaan industri modern dengan produksi massal dan banyak karyawan, upah pekerja dihitung berdasarkan kontrak kerja yang dirundingkan, telaah produktivitas, evaluasi pekerja, pembagian laba, perencanaan upah insentif, dan upah tahunan yang terjamin. Karena semua upah dibayar untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan, maka sebenarnya unsur insentif dalam semua perencanaan gaji. Berbeda dengan pembayaran per jam, per minggu, atau per bulan, perencanaan insentif akan menaikkan upah pekerja dalam perbandingan langsung dengan kenaikan keluarannya. Suatu standar kerja harian yang adil harus ditetapkan agar pekerja dapat mencapainya sehingga memperoleh manfaat penuh dari rencana upah insentif tersebut. Pembentukan dan pengoperasian rencana upah insentif tidak hanya menuntut usaha terpadu dari departemen personalia, serikat pekerja, teknisi pabrik, dan para akuntan, tetapi juga kebijakan dan kesediaan setiap pekerja. Agar berhasil, rencana upah insentif harus: (1) diterapkan pada situasi di mana seorang pekerja dapat memperbesar keluarannya, (2) memberikan balas jasa yang lebih besar untuk keluaran atau hasil di atas standar, dan (3) menetapkan standar yang adil sehingga upaya ekstra akan menghasilkan bonus. Di samping halhal pokok ini, rencana tersebut harus sederhana dan dapat dimengerti baik oleh karyawan maupun manajer. Tujuan Rencana Upah Insentif Mendorong pekerja lebih produktif Memperoleh upah yang tinggi Mengurangi biaya per unit Rencana atau program ini berusaha untuk menjamin kenaikan jumlah keluaran, memperketat pengendalian atas biaya pekerja dengan menetapkan biaya-biaya per unit yang lebih seragam, dan mengubah dasar penggajian dari jam kerja yang tersisa menjadi pekerjaan yang diselesaikan. Dengan begitu, produksi akan meningkat sehingga biaya per unit biaya tenaga kerja dan overhead akan menurun. Sebagai ilustrasi, suatu operasi pabrik dilaksanakan dalam suatu bangunan yang disewa seharga $2.400 per bulan ($80 per hari atau $10 per jam) dan bahwa penyusutan, asuransi, dan pajak kekayaan berjumlah $64 per hari atau $8 per jam. Selanjutnya, asumsikan bahwa 10 pekerja untuk 8 jam per hari dibayar $6 per jam dan setiap pekerja menghasilkan 40 unit produk per hari (tingkat produksi masingmasing adalah 5 unit per jam). Para pekerja dan manajemen sepakat bahwa tarif per jam sebesar $6,60 akan dibayarkan jika seorang pekerja menghasilkan 48 unit per hari, artinya meningkatkan keluaran per jam dari 5 menjadi 6 unit. Tabel berikut ini memperlihatkan biaya per jam dan per unit untuk kedua sistem, dan menunjukkan bagaimana insentif dapat mengurangi biaya per unit dan sekaligus memungkinkan pekerja memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. Efek rencana upah upah insentif pada biaya per unit Sistem lama, $6 per jam (10 Sistem baru, $6.60 per jam (10
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Faktor biaya Tenaga kerja Sewa Penyusutan, asuransi, dan pajak bangunan TOTAL
Jumlah per jam $60 $10 $ 8
pekerja) Unit per jam 50 50 50
Biaya per unit $1.20 $ .20 $ .16
$78
50
$1.56
Jumlah per jam $66 $10 $ 8
pekerja) Unit per jam 60 60 60
Biaya per unit $1.1000 $ .1667 $ .1333
$84
60
$1.4000
Walaupun biaya pekerja per jam untuk para pekerja bertambah dari $60 menjadi $66, namun biaya per unit produk yang telah selesai berkurang dari $1,56 menjadi $1,40. Penurunan biaya per unit itu disebabkan oleh dua faktor (1) unit keluaran setiap pekerja naik sebesar 20% dengan pertambahan upah 10%, dan (2) jumlah overhead pabrik yang sama dibagi rata pada 60 unit, bukan 50 unit produk per jam. Agar lebih tepat, analisis semacam itu harus mencakup pula biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerja, seperti pajak gaji majikan serta semua overhead pabrik relevan lainnya yang akan mempengaruhi biaya per unit. Dalam contoh ini, baik biaya pekerja per unit maupun overhead pabrik per unit sama-sama berkurang. Tetapi sekiranya pun upah insentif mengakibatkan biaya pekerja per unit meningkat, namun penurunan biaya overhead pabrik per unit mungkin cukup besar untuk mengakibatkan penurunan biaya per unit, sehingga menyokong diberlakukannya rencana upah insentif. Pendapatan diferensial yang berkaitan dengan tambahan keluaran dan biaya diferensial untuk melaksanakan rencana upah insentif merupakan dua faktor yang dapat mempengaruhi keputusan mana-jemen guna membentuk suatu rencana. Metode-metode Upah Insentif Dalam praktiknya, perbedaan antara upah jam kerja dan upah atas keluaran tidak jelas dan tegas. Rencana insentif biasanya melibatkan tarif upah yang didasarkan pada berbagai kombinasi keluaran dan jam kerja.
Metode Has i l K erj a L ang s ung . Metode hasil kerja langsung (straight piecework plan), adalah :
Metode upah insentif yang membayar upah tambahab di atas tarif standar untuk produksi di atas standar. Standar produksi dihitung per unit. efektif bila para pekerja mengendalikan tingkat keluaran mereka mereka Insentif akan efektif sendiri dan bukan diatur oleh mesin. Jika telaah waktu (time studies) menentukan bahwa 2,5 menit merupakan waktu standar yang diperlukan untuk menghasilkan 1 unit, maka tarif standarnya adalah 24 unit per jam. Seandainya upah dasar seorang pekerja berjumlah $7,44 per jam, maka tarif per urtitnya (piece rate) adalah $0,31. Para pekerja umumnya dijamin untuk menerima upah dasar, seandainyapun mereka tidak berhasil mencapai unit keluaran standar. Sebaliknya, jika ia berhasil melampaui jumlah produksi 24 unit per jam, maka ia tetap menerima upah, $0,31 per unit.
Metode bonus 100% (100 perc ent bonus plan)
Merupakan variasi dari metode hasil kerja langsung. Standar dinyatakan dinyatakan dalam waktu per unit keluaran. Pada setiap peiode pembayaran upah dihitung rasio sefisiensi sebelum sebelum dilakukan perhitungan penghasilan bagi tiap pekerja
Angka rasio efisiensi = Produksi/jam : kuantitas standar Penghasilan per jam = Angka rasio efisiensi X tarif dasar pekerja Bila seorang pekerja menghasilkan 100 unit dalam giliran kerja 8 jam sedangkan waktu standarnya ditetapkan 80 unit per gilir kerja (atau 10 unit per jam),
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
maka pekerja itu akan dibayar upah dengan tarif per jam untuk 10 jam. Dalam variasi lainnya dari metode bonus 100% ini, penghematan waktu dibagi bersama dengan penyelia dan/ atau dengan perusahaan. Metode bonus 100% menjadi terkenal karena seringnya terjadi kenaikan upah. Standar ini, yang dinyatakan dalam satuan waktu dan kuantitas keluaran, tidak memerlukan penyesuaian bila terjadi perubahan tarif upah. Karena sistem ini lebih menekankan waktu daripada uang, maka rencana ini membantu pengembangan standar pengendalian dan efisiensi.
Metode Bonus Kelompok
Dalam operasi di pabrik terkadang memerlukan karyawan bekerja dalam kelompok atau regu. Metode ini mendorong produksi di atas standar standar minimum. minimum. Setiap pekerja dalam kelompok akan menerima menerima tarif upah/jam untuk produksi sampai taraf standar keluaran. Unit yang dihasilkan dihasilkan di atas standar akan menerima pembayaran bonus dan dibagi sesuai dengan jumlah uang pokok tiap anggota dalam kelompok. Metode ini untuk mengurangi jumlah klerikal untuk menghitung biaya pekerja dan daftar upah. Menghemat penyeliaan Akan ada kontrol di antara anggota agar tidak malas bekerja. bekerja.
Tabel berikut ini menggambarkan penerapan metode bonus kelompok 100%. Suatu kelompok yang terdiri dari 10 pekerja, yang menggunakan peralatan yang mahal, masing-masing dibayar upah $10 per jam untuk satu gilir kerja (shift) tiap selama 8 jam. Produksi Prod uksi standar adalah 50 5 0 unit un it per jam, atau a tau 400 4 00 unit u nit per p er gilir g ilir kerja; overhead berjumlah $320 per giliran kerja 8 jam atau $40 per jam. Dalam contoh ini, bonus dihitung untuk setiap hari. Dalam metode kelompok atau individual lain, ini dapat dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan hasil dalam satu minggu, satu bulan atau periode yang lama lainnya. Metode Bonus kelompok 100% Unit yang Jam Jam diproduksi standar aktual
350 400 425 450 475 500
70 80 85 90 95 100
80 80 80 80 80 80
Upah group reguler 800 800 800 800 800 800
Bonus (simpana n jam @$10) 0 0 50 100 150 200
Pendapata n total group
Biaya TK per unit
800 800 850 900 950 1000
2286 2000 2000 2000 2000 2000
Biaya overhea d per unit .914 .800 .753 .711 .674 .640
Biaya konversi per unit 3200 2800 2753 2711 2674 2640
Rencana Insentif Organisasional (Andil atas Keuntungan) Pihak manajemen harus mengevaluasi pro dan kontra dari rencana insentif perorangan maupun kelompok untuk menentukan apa yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan organisasi. Kesesuaian rencana insentif perorangan atas rencana insentif kelompok tergantung pada pandangan, tujuan-tujuan, dan cara manajemen mengelola organisasi. Karakteristik : semua orang mempunyai kemampuan untuk memberikan kontribusi yang berharga bagi organisasi.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Menggunakan jenis manajemen yang berpusat pada pekerja (employeecentered) yang menekankan pada keterlibatan dan keikutsertaan seluruh pekerja. Memerlukan manajemen yang memiliki sifat partisipatif partisipatif dan sangat dipercaya. Saran-saran karyawan merupakan jantung dari rencana andil atas keuntungan yang dibagikan di antara pemilik dan karyawan dalam organisasi. Faktor-faktor keberhasilan meliputi biaya biaya pekerja normal yang yang dapat diukur, rasio nilai penjualan produksi yang relatif stabil terhadap biaya pekerja, dan kewajaran insentif dan kebijakan yang ditetapkan. Faktor-faktor ini penting karena persamaan (equation) insentif biasanya didasarkan pada beberapa rasio biaya pekerja terhadap nilai yang ditambahkan ke penjualan sebagai hasil dari perbaikan produktivitas.
Salah satu bentuk andil atas keuntungan yang terkenal adalah rencana Scanlon. Scanlon. Dalam rencana ini, perusahaan terlebih dahulu menentukan rurnus yang berisi faktor-faktor yang diterangkan di atas. Jika terjadi peningkatan di atas jumlah tertentu, maka karyawan akan memperoleh insentif. Pembayarannya merupakan bagian tertentu dari keuntungan yang dihasilkan. Semua karyawan, termasuk manajemen dan pekerja, biasa menikmatinya sebagai bonus. Rencana andil atas keuntungan menekankan pada kerja kelompok dan keterlibatan pekerja. Apakah rencana insentif itu berbentuk perorangan, kelompok, maupun organisasional, semuanya dapat menjadi lebih penting bagi peningkatan produktivitas, memperkuat hubungan antara pihak manajemen dan pekerja, serta meningkatkan iklim perekonomian perusahaan secara keseluruhan. STANDAR WAKTU MELALUI TEORI KURVA BELAJAR Teori kurva belajar (learning curve theory) menyatakan bahwa setiap kali jumlah
kumulatif unit yang dihasilkan dilipatgandakan, maka waktu rata-rata kumulatif per unit akan berkurang dengan suatu persentase tertentu. Jika pengurangan ini sebesar 20 persen, maka ini berarti untuk unit yang kedua diperlukan 80 persen dari waktu rata-rata kumulatif per unit yang diperlukan untuk unit pertama; unit keempat memerlukan 80 persen waktu rata-rata kumulatif dari dua unit pertama; dan seterusnya. Berdasarkan teori ini, tabel nilai di bawah ini dapat digunakan untuk menghitung kurva belajar 80%, (dengan menganggap bahwa diperlukan 10 jam kerja langsung untuk memproduksi unit pertama). unit 1 2 4 8 16 32 64
Rata-rata kumulatif jam yang diperlukan per unit 10.0 jam 8.0 (10.0 X 80%) 6.4 (8.0 X 80%) 5.1 (6.4 X 80%) 4.1 (5.1 X 80%) 3.3 (4.1 X 80%) 2.6 (3.3 X 80%)
Total estimasi jam yang diperlukan untuk mengerjakan tugas 10.0 jam 16.0 25.6 40.8 65.6 105.6 166.4
Hasil-hasilnya menunjukkan bahwa 80% laju kenaikannya konstan se-tiap kali terjadi pelipatgandaan jumlah kerja kumulatif yang dilaksanakan. Angka-angka pada kolom ketiga adalah jam rata-rata kumulatif dikalikan dengan jumlah unitnya. Untuk menaksir jumlah waktu yang diperlukan untuk melak-sanakan tugas 32 kali yang pertama, kalkulasinya adalah 32 x 3,3 jam = 105,6 jam. Persentase aktualnya akan tergantung pada keadaan tertentu. Umumnya, untuk tugas yang lebih rumit dalam kaitan dengan keterampilan pekerja, ada banyak
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
kesempatan untuk belajar sehingga makin besar kemungkinan bahwa persentase masukan *Rumus kurva belajar (learning curve) yang mendasari adalah y = ax y = waktu rata-rata kumulatif jam kerja yang diburuhkan per unit. a = unit waktu yang pertama kali. x = jumlah unit, dan b = pangkat kurva belajar, yang dihitung sebagai berikut: b = log (% learning) log (2) Selain. itu, dapat digunakan model kurva belajar waktu per unit inkremental, di mana y didefinisikan sebagai waktu yang digunakan untuk memproduksi unit yang terakhir tidak seperti pada model waktu rata-rata kumulatif per unit. Model ini memerlukan perhitungan atas setiap kenaikan waktu per unit unruk menjumlahkan hasil yang diperoleh dalam mencari total waktu kumulatif. Total waktu untuk sejumlah unit kemudian dibagi dengan jumlah unit yang berkaitan untuk mendapatkan waktu rata-rata kumulatif per unit. Keuntungan dari model unit inkremental adalah model ini memberikan perkiraan waktu untuk unit yang terakhir dibuat, yang mungkin merupakan dasar yang terbaik untuk meramalkan kebutuhan waktu di masa-masa mendatang begitu tercapai keadaan yang mantap. Model waktu per unit inkremental rnemperkirakan total waktu kumulatif yang lebih tinggi yang diperlukan untuk memproduksi dua unit atau lebih dibandingkan jika digunakan model waktu rata-rata kumulatif. Model yang dipilih adalah yang paling akurat mendekati perilaku yang sebenamya. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai pilihan model lihat Shu S. Liao, The Learning Curve: Wright's Model vs. Crawford's Model," Issues m Accounting Education, Vol. 3, No. 2, hal. 302-315.
Kurva belajar 80% digunakan untuk berbagai tujuan. Persentase aktual tergantung pada situasi yang berhubungan. Kurva belajar dengan persentase yang rendah, yaitu tarif belajar dengan laju yang tinggi, akan meningkatkan efisiensi dalam memproduksi unit-unit kumulatif. Pada titik-titik ekstrem, rentangnya dapat berkisar antara 100% (jika tidak ada proses belajar) dan 50%. Pada tingkat 50%, jika waktu kumulatif rata-rata untuk unit pertama adalah 100 menit, maka waktu untuk unit kedua harus sama dengan nol (yaitu: 100 menit x 50% = 50 menit = waktu kumulatif rata-rata per unit tugas pada tingkat 2 unit tugas, atau total 100 menit untuk 2 unit). Jadi, tingkat 50% merupakan batas maksimum untuk belajar — taraf yang mustahil tercapai. Sekiranya periode produksinya lama atau kegiatan pekerja bersifat rutin, maka akan tercapai suatu titik di mana setiap penyempurnaan melalui pelaksanaan kerja yang berulang-ulang tidak akan kelihatan lagi, dan kurva belajarnya akan mendatar pada suatu kondisi yang mantap. Pada proses pabrikasi modern yang serba otomat, tidak ada kurva belajar karena tingkat efisiensi sama. penyimpangan waktu yang yang ditetapkan dalam kurva Kondisi yang mengakibatkan penyimpangan belajar mencakup : perubahan rancangan produk, perubahan antara komponen yang dibuat sendiri dan yang dibeli, serta perubahan peralatan. Apabila produksi dihentikan dalam jangka waktu lama dan terdapat perubahan personel, maka akan diperlukan proses belajar kembali. Lebih jauh lagi, mungkin terdapat suatu unsur yang mempengaruhi perilaku kurva belajar yang dapat dihubungkan dengan variasi waktu kerja dari karyawan, seperti perubahan produktivitas sementara yang diakibatkan oleh masalah kesehatan atau emosional, atau penurunan produktivitas pada hari Jum'at siang lantaran mendekatnya akhir minggu. Perilaku produktivitas dari kelompok-kelompok pekerja juga merupakan suatu hal yang mempengaruhi.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Dengan adanya kurva belajar, standar waktu yang digunakan untuk menentukan penghasilan para pekerja sekarang berubah menjadi standar waktu variabel, sebagai pengganti standar waktu yang bersifat tetap. Dengan demikian standar waktu variabel itu secara adil memenuhi kebutuhan akan sistem upah insentif. Fenomena penyempumaan, serta model matematikanya, yakni kurva belajar, memberikan pemahaman mengenai kemampuan manusia yang langsung menyangkut kemampuan pekerja untuk melaksanakan tugasnya dan waktu yang diperlukan untuk mempelajari keterampilan baru. Suatu kurva belajar yang sebenamya dapat menunjukkan penyimpangan kecil; namun hal ini akhimya akan mengikuti karakteristik alami yang alami yang mendasari kegiatan kebmpok atau perorangan.
Segera setelah para pekerja selesai menempuh tahap belajar dan mulai memproduksi jumlah unit yang diharapkan (yakni mencapai keterampilan standar), mereka akan mulai menerima pembayaran bonus bila pekerjaannya diselesaikan dalam waktu yang kurang daripada waktu standar, atau melampaui standar itu dan menerima bonus tanpa perlu terlalu bersusah payah. Badan ketenagakerjaan pemerintah telah menggunakan kurva belajar sebagai alat untuk melakukan evaluasi biaya dalam merundingkan harga kontrak. Apabila ada pengajuan penawaran untuk suatu kontrak, biasanya dilakukan penaksiran biaya pekerja per unit. Kurva belajar memungkinkan penentuan berbagai biaya untuk berbagai tahap produksi. Dengan kemajuan produksi, biaya pekerja ratarata per unit kumulatif akan menurun. Dengan membandingkan biaya yang dianggarkan dengan biaya pekerja aktual pada tahap awal produksi, kecenderungan biaya pekerja dapat ditentukan. Misalnya, jika hendak dicapai biaya pekerja rata-rata sebesar $20 per unit, maka dapat dibuat tabel keluaran dan biaya berikut dengan kurva belajar masing-masing 80%, 85%, dan 90%. Kuantitas Kumulatif 25 50 100 200 400 800
80% 61.02 48.82 39.06 31.25 25.00 20.00
Kurva Belajar 85% 45.06 38.30 32.56 27.68 23.53 20.00
90% 33.86 30.47 27.43 24.69 22.22 20.00
Kurva belajar ini memungkinkan dilakukannya proyeksi biaya rata-rata per unit kumulatif pada setiap tahap produksi dan meramalkan jam kerja dengan akurat dan dapat diandalkan, menetapkan jam kerja, dan memungkinkan pengendalian produksi untuk mengambil manfaat dari pengurangan waktu kerja per unit dengan menambah besar partai (lot sizes), sehingga dapat dipertahankan tingkat angkatan kerjanya. Di samping itu, kurva ini memberikan dasar bagi kalkulasi varians biaya standar yang memungkinkan penilaian prestasi kerja seorang manajer dalam kaitannya dengan target departemen, serta menyediakan suatu dasar untuk pengendalian biaya melalui analisis mengenai pergeseran kurva yang tidak diinginkan.
ORGANISASI UNTUK AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN BIAYA PEKERJA Prosedur kalkulasi atau penetapan biaya pekerja mencakup: 1. Riwayat kerja dari setiap karyawan — tanggal diterima, tarif upah, tugas pertama, promosi, keterlambatan masuk kerja, penyakit, dan libur.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
2. Informasi yang memadai memadai yang dituntut kontrak serikat pekerja, jaminan sosial, peraturan upah dan jam kerja, pemotongan pajak peng-hasilan, serta persyaratan lain dari pemerintah lokal, negara bagian, dan federal. 3. Penetapan standar waktu dan biaya biaya untuk perbandingan. 4. Produktivitas dalam kaitannya dengan jenis pembayaran pembayaran gaji, yang menciptakan menciptakan sistem balas jasa yang paling cocok untuk setiap jenis pekerjaan. 5. Jumlah jam kerja, tarif tarif upah, dan total penghasilan bagi masing-masing pekerja pada setiap periode pembayaran upah. 6. Perhitungan pemotongan dari upah kotor bagi setiap setiap karyawan. karyawan. 7. Keluaran atau prestasi kerja dari setiap setiap karyawan. karyawan. 8. Jumlah biaya dan jam kerja langsung yang harus dibebankan ke setiap pekerjaan, partai, proses, atau departemen, dan jumlah biaya pekerja tidak langsung. Informasi mengenai biaya atau jam kerja langsung itu dapat dipakai sebagai dasar untuk menerapkan overhead pabrik. 9. Total biaya pekerja dalam setiap departemen untuk setiap periode pembayaran upah. 10. Penyusunan rincian penghasilan dan d an potongan potong an secara kumulatif bagi setiap set iap karyawan. Prinsip, prosedur, dan rujuan akuntansi dalam kalkulasi biaya pekerja secara relatif cukup mudah, walaupun mungkin banyak mengalami kesulitan dalam penerapannya dengan jumlah pekerja yang besar atau bila para pekerja berganti jenis pekerjaannya pada berbagai kondisi pabrik. Pada dasarnya, diselenggarakan dua perangkat catatan yang terinci, satu untuk keperluan akuntansi keuangan dan yang lain untuk akuntansi biaya. Akuntansi Keuangan Catatan jumlah total waktu kerja dan total jumlah yang diperoleh oleh pekerja Penghasilan yang diperoleh tiap pekerja harian atau mingguan dimasukkan dalam catatan penggajian Setiap periode gaji, jumlah total utang upah dimasukkan dalam jurnal :
Akuntansi Biaya Catatan untuk menyimpan waktu kerja setiap pekerjaan, proses atau departemen setiap pekerja dan biaya asosiasi Jam kerja langsung pekerja dan biaya dimasukkan tersendiri dalan kartu biaya atau laporan produksi; upah tak langsung dimasukkan dalam kertas analisis biaya departemen Jurnal mingguan atau bulanan untuk distribusi tenaga kerja sebagai berikut :
D K Gaji dan Upah Utang Pajak penghasilan kary Utang pajak FICA Utang Gaji
XX XX XX XX
D Barang Dalam Proses Overhead Pengendali Tenaga kerja tak langsung Gaji dan Upah
K
XX XX XX XX
Pengendalian biaya pekerja diawali dengan suatu skedul rencana produksi yang memadai dan didukung oleh jam kerja yang diperlukan dan dilengkapi dengan biaya pekerja. Skedul ini disusun secara cermat sebelum dimulainya produksi. Dalam kebanyakan pabrik, lazimnya bisa dilakukan penetapan suatu rasio yang cukup akurat dari jam kerja dan jumlah pekerja terhadap nilai penjualan menurut lini produk, dan dengan mengaitkan rasio ini pada prakiraan penjualan dapat ditaksir kebutuhan akan pekerja untuk masa mendatang. Hubungan antara volume penjualan dan kebutuhan personel barangkali lebih bersifat langsung dan dapat diprakirakan pada perusahaan perdagangan besar, eceran, keuangan, dan jasa. Keseluruhan proses pengendalian biaya pekerja, dimulai dengan perancangan suatu produk dan berlanjut sampai produk tersebut terjual. Departemen yang harus bekerja sama dalam proses ini mencakup departemen personalia, perencanaan produksi, pencatatan waktu, pembayaran gaji, dan departemen biaya.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Departemen Personalia Fungsi utama : yang efisien, bertanggung jawab untuk menjamin Menyediakan angkatan kerja yang agar seluruh organisasi perusahaan mengikuti kebijakan kepegawaian yang baik. Menangani sumber daya manusia dalam organisasi perusahaan, mencakup prosedur peneimaan pegawai baru, pendidikan/pelatihan, penyusunan uraian tugas (job description) , evaluasi kerja, dan telaah waktu dan gerak. Departemen Perencanaan Produksi Tanggung jawab : Menyusun jadwal kerja masing-masing departemen produksi Penyerahan pesanan kerja kepada masing-masing Pengaturan pekerjaan di pabrik. Keterlambatan yang disebabkan oleh kekurangan bahan baku, kerusakan mesin, atau diperlukan instruksi tambahan dapat menyebabkan keluhan pekerja dan menyebabkan penambahan biaya tenaga kerja. Jadwal produksi yang dipersiapkan beberapa minggu sebelumnya, dengan menggunakan standar jam kerja untuk masing-masing departemen produksi, akan menghasilkan pengendalian biaya melalui penggunaan anggaran biaya pekerja per departemen seperti terlihat pada tabel di atas. Departemen Pencatatan Waktu Menjamin tersedianya catatan yang akurat mengenai waktu kerja yang dibeli dari setiap karyawan merupakan langkah awal dalam penetapan biaya pekerja. Untuk maksud ini perlu disediakan: 1. Kartu hadir (clock card) atau kartu jam kerja (time card) sebagai bukti yang kuat tentang kehadiran karyawan di pabrik, mulai dari saat masuk sampai meninggalkan pabrik. 2. Tiket jam kerja/pekerja (time ticket/job ticket) untuk mencatat informasi tentang jenis pekerjaan yang dilaksanakan. Kedua formulir (kartu dan tiket) tersebut, diawasi, dikendalikan, dan dikumpulkan oleh departemen pencatatan waktu. Karena penghasilan karyawan terutama ditentukan oleh kedua formulir tersebut dan petugas pencatat waktu memrosesnya sebagai langkah pertama menuju ke pembayaran upah maka departemen pencatatan waktu merupakan mata rantai yang palin penting dalam hubungan yang serasi antara pekerja dengan manajemen. Kenyataannya, bagi kebanyakan karyawan, petugas pencatat waktu kerj itu dianggap sebagai pimpinan. Acap kali cara kerja petugas pencatat wakh itu memberi gambaran dasar mengenai perusahaan bagi pekerja tersebut. Alat pencatat jam kerja (time clock/time recorder merupakan suatu alat mekanis untuk mencatat saat seorang karyawan masut atau keluar kantor dan pabrik. Nomor jam hadir digunakan untuk peng-identifikasian pada daftar gaji dan untuk membebankan gilimya jam kerja ke departemen dan pesanan produksi.
Kartu hadir atau kartu jam kerja menyediakan tempat untuk mengisi nama dan nomor karyawan, dan biasanya mencakup suatu periode pembayaran upah. Setelah selesai diisi, kartu hadir itu memperlihatkan saat pekerja memulai dan mengakhiri pekerjaan setiap hari atau setiap gilir kerja selama periode pembayaran upah tersebut, dengan menunjukkan pula semua jam lembur dan jam kerja lain yang mendapat premi.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Alat pencatat jam kerja mungkin dapat dihubungkan secara elektronik sebagai bagian dari sistem yang terkomputerisasi, sehingga tidak lagi diperlukan kartu hadir salinan asli. Karyawan memasukkan kartu melalui celah yang ada pada alat pencatat jam kerja, yang secara otomatis mencatat waktu masuk dan keluar, langsung ke pusat data komputer.
Tiket Jam Kerja atau Laporan (Time Ticket or Report). Dalam akuntansi untuk bahan, laporan penerimaan dan faktur merupakan bukti bahwa bahan telah diterima sehingga harus disiapkan pembayarannya. Dalam akuntansi untuk pekerja, kartu hadir merupakan bukti bahwa jam kerja itu telah dibeli dan ini dapat dipersamakan dengan laporan penerimaan barang. Tiket jam kerja (time ticket) memperlihatkan penggunaan khusus dari jam kerja tersebut dan hal ini bisa dibandingkan dengan surat permintaan bahan. Bila digunakan tiket jam kerja perseorangan, maka formulir itu harus dibuat untuk setiap tugas yang dikerjakan sepanjang hari itu. Karena prosedur ini mengakibatkan digunakannya banyak tiket oleh pekerja yang sama, maka beberapa pabrik menggunakan laporan jam kerja harian, di mana pekerja mencatat pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan selama sehari. Semakin meningkat, pusat pengendali komputer digunakan untuk melaporkan pembagian waktu dengan memasukkan langsung ke komputer, menghilangkan salinan asli tiket jam kerja atau laporan harian. Prosedur yang paling tepat untuk mengisi kartu jam kerja ini bergantung pada banyak faktor yang khas pada operasi sebuah usaha. Dalam beberapa pabrik, para karyawan menyiapkan tiket jam kerjanya sendiri, yang disahkan oleh penyelianya, atau penyelia itu sendiri yang menyiapkannya. Pada pabrik yang lain, para pegawai pencatat wakru, petugas penata kerja (dispatch clerk), dan para penyelia diberi meja kerja di dekat lokasi kerja. Apabila berganti tugas, karyawan melapor pada pegawai pencatat waktu, mengambil surat tugas baru dari petugas penata kerja, meminta instruksi pada meja penyelia, dan mengambil perkakas yang diperlukan pada tempat perkakas. Sehingga dicapai perubahan yang lancar dari saru pekerjaan ke pekerjaan lain, dengan pembagian waktu yang dimasukkan oleh pegawai pencatat waktu dengan persetujuan penyelia. Total waktu yang dilaporkan pada masing-masing tiket jam kerja dibandingkan dengan jumlah jam kerja pada kartu hadir seriap karyawan. Jika ada perbedaan, maka dibuat penyesuaian. Sebaliknya, jika tiket jam kerja mencatat jam kerja melebihi catatan pada kartu hadir, maka kesalahan ini diperbaiki setelah diadakan perembukan dengan penyelia dan pekerja yang bersangkutan. Tingkat ketelitian dalam pelaporan jam kerja itu berlainan pada setiap pabrik, namun umumnya ketelitian laporan sampai menit yang tepat tidak diperlukan dan tidak pula dapat dilaksanakan. Tugas pembagian waktu dipermudah jika seluruh waktu pekerja berkaitan hanya dengan satu pekerjaan atau jika waktu pekerja dibebankan ke proses atau departemen tunggal. Teknologi Kode Bar Kode bar adalah simbol-simbol yang dapat diproses secara elektronik untuk mengidentifikasi angka-angka, surat, dan karakter spesial. Teknologi ini membantu sistem akuntansi internal untuk menyediakan informasi secara tepat, akurat dan relevan.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Kode bar karyawan mengidentifikasikan kartu atau papan nama menggantikan kartu jam kerja dan tiket waktu untuk mengumpulakan data upah dan untuk mengukur aktivitas pakerja dan mesin. Sekarang supervisor menerima laporan kerja dari karyawan dalam departemen pada hari terjadinya transaksi. Informasi ini juga digunakan oleh bagian upah upa h dan departemen akuntansi akuntan si biaya.
Departemen Pembayaran Upah Data mengenai pembayaran upah diproses dalam dua langkah: (1) menghitung dan menyiapkan daftar serta (2) membagikan pembebanan upah kepada masing-masing pekerjaan, proses, dan departemen. Langkah-langkah ini dapat dilaksanakan oleh sebuah departemen upah atau penggajian tergantung pada besar dan kompleksnya perusahaan bersangkutan. Tugas departemen administrasi upah : klasifikasi pekerjaan, departemen, dan tarif tarif upah setiap karyawan. karyawan. mencatat klasifikasi yang diterima. diterima. Mencatat jam kerja dan upah yang Mengatur pemotongan upah Menentukan jumlah upah yang harus diterima Mengatur pemotongan upah masing-masing pakerja Menyelenggarakan catatan permanen untuk setiap pekerja. Menyiapkan cek gaji. Menyediakan catatan yang diperlukan oleh kasir untuk melakukan pembayaran dan menyiapkan pembagian beban upah. Penghitungan Upah dan Penyiapan Pembayaran. Pembayaran. Daftar upah suatu perusahaan disusun berdasarkan kartu hadir (clock card). Catatan tersebut harus menunjukkan upah total, potongan upah, dan upah bersih. Perlu pula diselenggarakan catatan mengenai penghasilan dan potongan upah masing-masing karyawan. Di negara maju lazimnya upah karyawan dibayar dengan cek. Cek upah itu dapat ditarik dari rekening bank umum ataupun dari rekening deposito yang dikhususkan untuk upah. Penggunaan rekening deposito bank khusus untuk pembayaran upah akan sangat menguntungkan apabila jumlah karyawan sangat banyak. Jika dana untuk upah disetor ke bank, departemen pembayaran upah menentukan jumlah yang diperlukan untuk tanggal pembayaran upah tertentu, lantas dikeluarkan satu cek untuk memindahkan rekening umum ke rekening pembayaran upah sebesar jumlah tersebut. Dengan menggunakan prosedur ini, hanya satu cek yang ditarik dari rekening bank umum perusahaan dan ini akan muncul pada jurnal pada jurnal pembayaran kas untuk setiap periode pembayaran upah. Untuk setiap karyawan, petugas pembayaran menarik cek dari rekening khusus dana upah. Apabila menggunakan metode komputer untuk akuntansi pembayaran upah, maka jurnal upah, semua cek, register cek, dan catatan penghasilan masing-masing pekerja biasanya dikerjakan sekaligus dalam suatu operasi. Pelayanan tambahan yang diberikan melalui daftar gaji memungkinkan karyawan mengotorisasikan deposit elektronik langsung dari pembayaran bersihnya terhadap perkiraan cek pribadinya. Distribusi Pembebanan Upah (Payroll Distribution) . Setiap tiket jam kerja atau laporan kerja harian menunjukkan cara penggunaan jam kerja yang dibeli dari
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
masing-masing pekerja pabrik. Tiket jam kerja dari setiap pekerja harus cocok dengan jumlah penghasilan pekerja itu selama seminggu. Tiket jam kerja itu disortir menurut pekerjaan, departemen, dan jenis upah pekerja tidak langsung, agar dapat dilakukan distribusi beban upah tersebut ke perkiraan Barang dalam Proses dan ke kartu analisis beban departemen, yang dikendalikan oleh perkiraan Pengendali Overhead Pabrik. Distribusi beban upah tersebut dapat dipercepat dengan memakai metode otomasi. Jika departemen pembayaran upah tidak membuat ikhtisar distribusi, maka tiket jam kerja itu dikirimkan ke departemen biaya yang harus melaksanakan tugas tersebut. Biaya pekerja yang dibebankan ke setiap pekerjaan, proses, atau departemen harus cocok dengan jumlah yang tercatat pada perkiraan upah. Ikhtisar distribusi biaya upah itu bisa juga memperlihatkan jumlah jam kerja bila angka ini merupakan dasar bagi penerapan overhead pabrik. Pada pabrik yang sangat terotomasi, biaya pekerja langsung mungkin relatif kecil dibandingkan dengan biaya produksi lainnya dan/atau tidak mudah ditelusuri ke pekerjaan atau lini produksi. Dalam kasus demikian, biaya pekerja langsung dapat dibebankan ke Pengendali Overhead Pabrik dan dimasukkan sebagai bagian dari tarif overhead pabrik dan bukan dibebankan secara langsung ke Barang dalam Proses. Jika biaya pekerja yang dibebankan ke persediaan akhir barang dalam proses dan barang jadi dijumpai dalam lingkungan produksi just-in-time, biaya-biaya tersebut dapat dibebankan secara langsung ke Harga Pokok Penjualan pada saat terjadinya. Penyesuaian akhir periode akan dibuat terhadap perkiraan persediaan pada bagian biaya pekerja dan biaya produksi lainnya sesuai dengan unit dalam persediaan dengan cara mengimbangi ke perkiraan harga pokok penjualan, dengan prosedur kalkulasi biaya back-flush. Departemen Biaya Berdasarkan ikhtisar distribusi upah ataupun tiket jam kerja, departemen biaya mencatat biaya pekerja langsung pada kartu biaya produksi atau pada laporan produksi, sedangkan biaya pekerja tidak langsung dicatat pada kartu analisis beban departemen yang bersangkutan. Pada beberapa pabrik, kegiatan akuntansi biaya didesentralisasi, sehingga penghitungan biaya sebagian besar merupakan masalah pengorganisasian dan pengarahan dalam hal pengimplementasian suatu sistem untuk mencatat informasi pembayaran upah dan biaya pekerja. Dalam keadaan demikian, para pegawai administrasi upah bisa ditempatkan pada masing-masing departemen produksi untuk membantu pekerja mengumpulkan dan mengklasifikasikan biaya pekerja, yaitu menggunakan tiket jam kerja untuk menghitung biaya produksi dan jasa bagi setiap pesanan produksi, unit keluaran, operasi departemen, dan jenis-jenis produk. Pada pabrik-pabrik lain, departemen biaya mungkin sangat tersentralisasi dan mungkin tidak mengarahkan atau mengendalikan kegiatan pencatatan waktu atau penyusunan daftar upah.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
P11-10 (tambahan) Pajak upah. upah. Pajak Liburan, dan Upah. Hari kerja normal di Walfe City Publishing Inc adalah Senin sampai Jumat, dengan hari pembayaran upah di hari selasa. Pada tanggal 1 April, setelah jurnal pembalikan diposting, rekening upah menunjukkan saldo kredit $2,230, sebagai hasil penggunaan tenaga kerja selama 2 hari terakhir bulan Maret. (lihat kalender berikut).
APRIL
Sun
Mon
Tue
Wed Thu Fri Sat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Pengurangan 7,5% untuk pajak FICA dan 9,5% untuk pajak penghasilan yang dipotong dari setiap cek upah. Ringkasan biaya tenaga kerja untuk bulan April sebesar $16,400 untuk tenaga kerja langsung dan $5,600 tenaga kerja tak langsung. Upah cuti ditambahkan ke produksi saat ini 8% dari total upah. Pembayaran upah sebagai berikut : April 7 $5,890 14 $4,920 21 $5,900 28 $4,880 Pertanyaan : 1) Buat jurnal untuk mencatat setiap setiap upah. 2) Buat jrnal pada tanggal 30 April untuk mendistribusikan upah dan untuk mencatat pajak upah karyawan untuk upah yang diperoleh selama bulan April, pajak upah karyawan dan pembayaran liburan dimasukkan ke dalam overhead pabrik. Tarif pajak pengangguran negara bagian sebesar 1% dan pajak pengangguran federal sebesar .8%. Catat juga rekening pembantu secara detil. 3) Siapkan rekening T untuk Gaji dan Upah dan Utang Upah dan jurnal yang mencatat utang upah pada akhir bulan April. C11-1 Penentuan Standar Produktivitas. Produktivitas. Anvil Inc berniat untuk memperluas Departemen Mesin Pelubang di pabriknya dengan membeli 3 (tiga) mesin pengepres yang baru dari Presco Inc. Studi mekanik menunjukkan bahwa untuk kebutuhaban tersebut, tingkat keluaran untuk satu mesin harus sebesar 1.000 unit per jam. Saat ini perusahaan tersebut memiliki mesin-mesin serupa yang beroperasi rata-rata 600 unit per jam. Rata-rata ini diperoleh dari keluaran masing-masing karyawan. Nama Karyawan Allen. W Miller, G Salermo, J Velasquez, E Underwood, P
Keluaran per jam (dalam unit) 750 750 600 500 550
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Keppinger, J Total Keluaran rata-rata per jam
450 3.600 600
Manajemem Anvil juga berniat membentuk suatu sistem akuntansi biaya dalam waktu dekat. Para ahli rekayasa perusahaan mendukung penetapan standar berdasarkan 1.000 unit per jam; Departemen Akuntansi mengusulkan standar 750 unit per jam; sedangkan penyelia Departemen Mesin Pelubang menghendaki standar 600 unit per jam. Diminta : 1) Berikan rincian rincian argumen yang dapat dikemukakan dikemukakan oleh masing-masing pihak. 2) Tentukan pilihan yang paling tepat untuk menyesuaikan kebutuhan pengendalian biaya dan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja, disertai penjelasan atas pilihan yang diambil. (diadaptasi dari ICMA) C11-2 Rencana Insentif Upah. Perusahaan Upah. Perusahaan industri Morac adalah perusahaan yang berkembang cepat selama 10 tahun spesialisasi dalam penyediaan timah. Perusahaan memperkerjakan 100 orang. Terdiri dari 25 karyawan kantor dan posisi manajemen. Sisanya 75 karyawan dalam berbagai fungsi lini produksi dan dibayar berdasarkan jam kerja. Penjualan untuk tahun 19A diperkirakan sebesar $3 juta. Manajemen sangat ingin mencapai tujuan pertumbuhan dan stabilitas keuangan dan mengabaikan hubungan pekerja. Banyak pekerja jam-an yang tidak percaya atas penyesuaian upah mereka sebagai langkah standar dengan industri lain atau inflasi. Tambahan, pekerja yang sama tidak percaya penyamaan imbalan atas kontribusi mereke kepada perusahaan meningkatkan produktivitas dan kinerja. Tien Li, presiden Morac, percaya bahwa program upah insentif dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi sekarang. Li, bersama dengan pengawaas perusahaan dan wakil perusahaan , mengembangkan sebuah rencana upah insentif baru yang diharapkan dapat sesuai dengan yang diinginkan pekerja. Rencana ini akan diterapkan kepada pekerja setiap mereka menyelesaikan program pelatihan 6 bulan perusahaan. Sekarang, pekerja yang tidak terlatih akan diupah $5 per jam dan segera dimasukkan dalam program pelatihan. Di akhir pelatihan, pekerja akan diberi pekerjaan spesifik dan dihadiahi kenaikan upah sekitar $2 per jam. Dalam rencana yang diajukan, kenaikan jasa upah kemudian akan disetujui oleh pekerja dan akan bekerja sebagai berikut : a) pekerja yang percaya bahwa mereka patut mendapatkan kenaikan upah akan didata dalam formulir permintaan kenaikan. Formulir ini menunjukkan tingkat upah sekarang, jumlah kenaikan upah yang diinginkan, dan penyesuaian kenaikan. b) setiap permintaan pekerja akan dikumpulkan untuk satu minggu, memberi perluasan waktu pengamatan untuk mempelajari dan meneliti pekerjaan. Selama minggu ini, catatan-catatan latar belakang pekerja, produktivitas, dan pertanggungjawaban pekerjaan akan tersedia untuk pekerja lain. c) Para pekerja akan akan memilih setiap imbalan imbalan upah masing-masing melalui surat pemilihan rahasia. Jika kebanyakan yang dipilih itu menguntungkan, permintaan imbalan jasa akan disetujui. Diminta : Diskusikan keuntungan dan kerugian perusahaan Morac atas rencana baru untuk menyetujui kenaikan upah. Khususnya ditinjau dari : (1) motivasi pekerja.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
(2) Produktivitas pekerja. (3) Tujuan yang selaras antara pekerja dan perusahaan. (4) Administrasi atas rencana. (diadaptasi dari ICMA)
Pekerja: Akuntansi untuk Biaya yang Berkaitan dengan Pekerja Selama empat puluh tahun yang lalu, para pekerja di Amerika telah menikmati kenaikan besar dalam tunjangan yang tidak berbentuk upah karena (1) tunjangan-tunjangan baru telah diperkenalkan (misalnya, asuransi kesehatan mata, gigi, dan jaminan hukum), (2) biaya tunjangan telah meningkat, (3) jangka waktu tunjangan telah makin panjang, dan (4) makin banyak karyawan yang memperoleh tunjangan. Dalam tahun-tahun belakangan ini, tunjangan-tunjangan tersebut cenderung makin stabil dan menurun di beberapa perusahaan. Meskipun demikian, tunjangan pekerja masih me-rupakan hal yang penting. Lebih-lebih lagi, majikan menawarkan perencanaan perencanaan kantin (cafeteria plan) di mana sejumlah uang tertentu diberikan kepada se-tiap pekerja, yang dapat dibagi untuk membayar sebagian atau keseluruhan biaya dari berbagai tunjangan yang tersedia, seperti berbagai jenis tanggungan asuransi. Sebagai tambahan atas penghasilan pokok yang dihitung berdasarkan jam kerja atau jumlah unit yang dihasilkan, tunjangan bukan upah merupakan unsurunsur biaya yang termasuk dalam biaya pekerja. Biaya berikut ini, yang mungkin berkaitan dengan pekerja, dinyatakan sebagai persentase dari penghasilan jam kerja biasa langsung (straight-time), namun tidak akan dimasukkan dalam upah pokok: Pajak FICA untuk karyawan berusia lanjut, asuransi keselamatan dan kecelakaan, serta program asuransi kesehatan Pajak asuransi pengangguran federal (FUTA) Pajak asuransi pengangguran negara bagian (yang menunjukkan tarif tertentu, dengan kebanyakan perusahaan membayar maksimum kurang dari 5,4%) Asuransi tunjangan karyawan negara bagian (tarifnya bervariasi menurut bahaya yang,dihadapi sekitar 1% sampai 3% lebih) Upah cuti dan hari libur libur (cuti setama dua minggu dan hari libur libur sebanyak 7 sampai 10 hari dikalikan 40 jam kerja dalam 52 minggu setahun) luran dana pensiun (kemungkinan rata-rata) Rekreasi, jasa kesehatan, asuransi jiwa. rumah Jompo, pelayanan kesehatan, perawatan medis luran pelengkap dana pengangguran Waktu yang terbuang untuk pemilihan suara, tugas juri. penyelesaian keluhan Jasa-jasayang berkaitan dengan tempat parkir, pajak penghasilan, tuntutan hukum,uang makan, pakalan seragam Total
7.5% 0,8 4,0 1,0 8,0 8.0 5,5 2,0 1,3 1.5 43.1%
Sebagian dari persentase tersebut, seperti untuk FICA, FUTA, dan pajak asuransi pengangguran negara bagian, dikenakan pada jumlah tertentu yang mungkin lebih kecil daripada upah tahunan total, sehingga cenderung memperkecil persentase tahunan rata-rata.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Di samping unsur-unsur yang telah disebutkan di atas, biaya pekerja lazimnya mencakup pula upah lembur; upah premi untuk hari libur, Sabtu, dan Minggu di luar premi lembur, jika ada; bonus atau perbedaan bayaran untuk gilir kerja (misalnya, antara gilir kerja malam dengan siang); bonus atas kehadiran, panjangnya masa dinas, kehati-hatian dalam bekerja, dan bonus akhir tahun; biaya selama permulaan kerja atau pendidikan dan pelatihan; dan biaya untuk pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja. UPAH LEMBUR UU "Perburuhan" di A.S. (The Fair Labor Standars Act of 1938), yang lebih sering disebut sebagai Peraturan Jam Kerja dan Gaji Federal (Federal Wage and Hour Law), menetapkan upah minimum per jam untuk 40 jam kerja dalam seminggu dan minimum satu setengah kali upah untuk waktu selebihnya. Selanjutnya undangundang tersebut diubah, dengan memperluas cakupan-nya dan menaikkan upah minimum. Ada beberapa pembayaran upah yang diwajibkan dalam Peraturan Jam Kerja dan Gaji Federal. Bagi setiap karyawan harus disediakan catatan yang menunjukkan: 1. Jumlah jam kerja yang yang dipenuhi untuk setiap hari kerja dan jumlah keseluruhan untuk setiap minggu. 2. Dasar pembayaran upah. 3. Total penghasilan harian atau mingguan untuk jam kerja biasa. 4. Total bayaran ekstra untuk lembur setiap minggu. 5. Total upah yang dibayar untuk setiap periode pembayaran upah dan periode kerja yang tercakup dalam pembayaran upah tersebut. Upah lembur terdiri dari dua unsur: (1) upah biasa atau upah dasar untuk jam kerja lembur dan (2) premi lembur, yaitu upah tambahan untuk jam kerja yang melebihi 40 jam per minggu atau 8 jam per hari (sebagaimana tercantum dalam beberapa perjanjian kerja serikat pekerja). Bagi kebanyakan pekerja, majikan minimal harus membayar tarif biasa ditambah dengan separuh dari tarif tersebut untuk jam lembur. Misalnya, jika pekerja dibayar $8 per jam untuk 40 jam kerja biasa mingguan, tetapi dia bekerja selama 45 jam, maka penghasilan kotornya adalah: Jam kerja biasa per minggu ....... 40 Jam @ $8 = $320 Lembur...........................................5 jam @ 8 = 40 Premi lembur................................ 5 jam @ 4 = 20 Penghasilan kotor........................ $ 380 Pembebanan premi lembur, baik ke pekerjaan atau produk tertentu maupun ke overhead pabrik, sebagian besar akan tergantung pada penyebab timbulnya jam lembur tersebut. Dalam harga kontrak atas suatu pekerjaan khusus yang merupakan suatu pesanan mendesak dan diketahui akan memerlukan kerja lembur, dapat diperhitungkan premi lembur yang akan dibebankan ke pekerjaan tersebut. Apabila pesanan-pesanan tidak dapat diselesaikan pada jam-jam kerja biasa, maka premi lembur harus dimasukkan sebagai overhead pabrik dalam perhitungan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dulu, karena hal itu tidak dapat dialokasikan secara tepat kepada pekerjaan yang sedang diproses ketika terjadi jam lembur. PEMBAYARAN BONUS Pembayaran bonus dapat berupa suatu jumlah tetap bagi setiap karyawan atau klasifikasi kerja, suatu persentase dari laba, bagian tertentu dari upah bulanan, atau perhitungan-perhitungan lain. Bonus merupakan biaya produksi, beban pemasaran, atau beban administrasi. Bila penghasilan mingguan rata-rata dari seorang pekerja langsung adalah $250 dan perusahaan ingin memberi bonus sebesar gaji dua minggu pada akhir tahun, maka jumlah penghasilan sesungguhnya
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
adalah $260 per minggu, tetapi tambahan 510 per minggu dibayar dalam jumlah bulat sebesar $500 pada akhir tahun (S10 x 50 minggu, dengan asumsi waktu cuti dua minggu). Untuk membagi biaya bonus tersebut pada produksi sepanjang tahun melalui tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu, maka ayat jurnal mingguan akan menjadi: Catatan Tambahan Barang dalam Proses Pengendali Overhead Pabrik Bonus Upah Kewajiban Bonus
Dr. 250 10
Kr.
10 250 10
Pada saat bonus tersebut dibayar, perkiraan kewajiban didebet dan Kas serta perkiraan pemotongan/gaji (withholding (withholding accounts) dlkredit. Menurut teori, bonus ini dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan pekerja langsung, harus dibebankan ke perkiraan Barang dalam Proses. Namun dalam praktiknya, prosedur seperti itu biasanya tidak praktis, dan umumnya biaya-biaya ini dimasukkan "dalam tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu, seperti diilustrasikan dalam ayat jurnal terdahulu. UPAH CUTI Upah cuti (vacation pay) menyajikan masalah biaya yang hampir serupa dengan bonus. Bila seorang karyawan berhak mengambil cuti dua minggu dan tetap dibayar, maka upah cuti akan "bertambah sedikit demi sedikit" sejalan dengan berlalunya 50 minggu kerja produktif (bersifat akrual). Misalnya, anggaplah bahwa seorang pekerja langsung dengan upah pokok sebanyak $300 per minggu berhak atas cuti 2 minggu yang dibayar penuh. Maka biaya pekerja tersebut akan berjumlah $300, ditambah $12 per minggu. Dalam 50 minggu dengan $12 per minggu, upah akrual iru akan berjumlah $600, yaitu sama dengan upah cuti yang diperkirakan. Ayat jumal untuk mencatat biaya upah mingguan, termasuk penyisihan untuk upah cuti adalah sebagai berikut : Catatan Tambahan Barang dalam Proses Pengendali Overhead Pabrik Upah cuti Upah Upah cuti akrual
Dr. 300 12
Kr.
12 300 12
Pada waktu karyawan mengambil cuti, perkiraan kewajiban didebet, Kas dan satu perkiraan pemotongan upah dikredit. Sistem akrual semacam itu harus dilakukan pula bagi kewajiban majikan berkenaan dengan cuti sakit, hari libur, latihan militer, atau kegiatan lain di mana pekerja berhak menerima kompensasi. Jika ternyata perlu menggunakan pegawai sernentara untuk melaksanakan tugas karyawan yang sedang cuti, biaya tambahan ini harus dibebankan ke departemen yang memerlukan penggantian tersebut. Pernyataan FASB No. 43, "Akuntansi untuk Kompensasi Cuti" (Accounting for Compensated Absences), menghendaki seorang majikan memikul kewajiban akrual atas hak karyawan untuk menerima kompensasi bagi cutinya di masa depan bila kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi: (1) hak tersebut dapat ditetapkan menurut jasa para pegawai yang telah diberikan, (2) hak tersebut terhimpun atau terkumpul, (3) pembayarannya sangat mungkin, dan (4) jumlahnya dapat ditaksir dengan tepat. Kendati pernyataan ini menghendaki "pengakuan akrual" atas tunjangan cuti, namun pada umumnya hal itu tidak mengharuskan
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
"pengakuan akrual" atas kewajiban untuk tunjangan sakit di masa depan (kecuaii hak tersebut terhimpun), hari libur, dan jenis cuti serupa yang menerima kompensasi, kecuaii jika para pegawai benar-benar tidak hadir. Dalam akuntansi untuk kontrak dengan pemerintah, peraturan CASB mengharuskan pengakuan akrual atas kewajiban majikan untuk biaya-biaya yang berkaitan dengan ketidakhadiran pekerja.2 Sebaliknya, pembayaran cuti yang dihimpun tidak diizinkan untuk rujukan perhitungan pajak penghasilan.3 Pengecualian yang diperbolehkan hanyalah untuk perencanaan ditanamkan (vest), yang dapat dihimpun jumlah pembayarannya selama dua setengah bulan setelah akhir tahun. RENCANA UPAH TAHUNAN YANG TERJAMIN Kendati rencana upah tahunan yang terjamin (guaranteed annual wage plans) belum dapat direalisasi untuk seluruh karyawan industri, suatu langkah ke arah itu sudah diambil dalam perjanjian kerja yang mensyaratkan bahwa perusahaan harus membayar upah bagi pekerja yang dirumahkan (laid off, tidak mendapat pekerjaan). Pembayaran oleh perusahaan merupakan tambahan pada asuransi pengangguran negara bagian. Misalnya, anggaplah bahwa seorang karyawan yang dirumahkan dijamin akan menerima bayaran sebanyak 60% dari upah normal "yang diterima langsung" (take-home pay), yang mulai dibayar pada minggu kedua masa dirumahkan, untuk jangka selama 26 minggu. Untuk menyediakan dana agar pembayaran itu dapat dilakukan dalam periode pengangguran, sejumlah tertentu, misalnya $0,15 per jam Pernyataan FASB No. 43, "Akuntansi untuk Kompensasi Cuti" (Accounting for Compensated Absences), menghendaki seorang majikan memikul kewajiban akrual atas hak karyawan untuk menerima kompensasi bagi cutinya di masa depan bila kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi: (1) hak tersebut dapat ditetapkan menurut jasa para pegawai yang telah diberikan, (2) hak tersebut terhimpun atau terkumpul, (3) pembayarannya sangat mungkin, dan (4) jumlahnya dapat ditaksir dengan tepat. Kendati pernyataan ini menghendaki "pengakuan akrual" atas tunjangan cuti, namun pada umumnya hal itu tidak mengharuskan "pengakuan akrual" atas kewajiban untuk tunjangan sakit di masa depan (kecuali hak tersebut terhimpun), hari libur, dan jenis cuti serupa yang menerima kompensasi, kecuali jika para pegawai benar-benar tidak hadir. Dalam akuntansi untuk kontrak dengan pemerintah, peraturan CASB mengharuskan pengakuan akrual atas kewajiban majikan untuk biaya-biaya yang berkaitan dengan ketidakhadiran pekerja.2 Sebaliknya, pembayaran cuti yang dihimpun tidak diizinkan untuk rujuan perhirungan pajak penghasilan.3 Pengecualian yang diperbolehkan hanyalall untuk perencanaan ditanamkan (vest), yang dapat dihimpun jumlah pembayarannya selama dua setengah bulan setelah akhir tahun. Nilai yang diharapkan dari sumber daya yang bersangkutan kemudian dikalikan dengan suatu faktor diskonto guna mendapatkan nilai sekarang dari jasa yang diharapkan pada masa mendatang.4 PROGRAM PENSIUN Program Pensiun merupakan suatu tata cara yang dibuat perusahaan untuk
menyediakan jaminan hari tua bagi seluruh karyawan sebagai penghargaan atas jasa-jasa yang disumbangkan kepada perusahaan. Program pensiun barangkali merupakan faktor yang paling penting, dan juga paling rumit, yang berkaitan dengan pekerja dan biaya pekerja. Estimasi Biaya Pensiun Biaya seluruhnya dari suatu dana pensiun perusahaan tergantung pada berbagai faktor yang berkaitan: 1. Banyaknya karyawan yang mencapai usia pensiun setiap tahun. 2. Jumlah rata-rata jaminan hari tua yang harus dibayar pada setiap karyawan yang pensiun.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
3. 4. 5. 6. 7.
Periode rata-rata pembayaran jaminan pensiun itu. Pendapatan yang diperoleh dari investasi dana pensiun. Penyisihan untuk pajak penghasilan. Beban administrasi. Perlakuan terhadap tunjangan bagi karyawan yang berhenti dari perusahaan sebelum mencapai usia pensiun.
Alokasi Biaya Pensiun Dalam kasus bonus dan cuti yang dibayar, sebagian dari total penghasilan seorang karyawan dipotong atau diakrualkan atau ditumpuk selama berbulan-bulan, kemudian dibayar dalam jumlah penuh. Dalam hal pembayaran pensiun, upah telah dihasilkan dan biaya upah telah dikeluarkan selama bertahun-tahun sebelum bagian upah tersebut dibayarkan. Pada prinsipnya, jika seorang pekerja dibayar upah pokok untuk 40 jam kerja seminggu dan jika biaya pensiun pekerja tersebut berjumlah $1,50 pei jam, maka biaya pensiun yang dikeluarkan berjumlah $60 seminggu, dan bisa dibebankan ke overhead pabrik, beban pemasaran, atau beban administrasi. Jika pembayaran sangat dimungkinkan dan jumlahnya dapat dihitung sebelumnya, majikan bisa mengakmalkan (memperhitungkan sedikit demi sedikit) tunjangan pasca pensiun, seperti tunjangan kesehatan selama masa kerja karyawan, bukan membebankannya secara langsung pada saat karyawan tersebut meninggalkan perusahaan.6 UU Jaminan Pensiun Karyawan Tahun 1974 di Amerika Serikat UU Pembaharuan Pensiun tahun 1974, merupakan suatu UU yang bercakupan luas. Berikut ini disajikan beberapa hal yang relevan dengan biaya pekerja. Persyaratan-persyaratan penting yang menyangkut majikan dan karyawan antara lain: 1. Partisipasi karyawan baru tidak boleh ditunda lebih dari setahun, kecuali jika jika usianya belum mencapai dua puluh lima tahun, atau jika tunjangan pensiun sudah disediakan sepenuhnya pada akhir masa tunggu selama tiga tahun. UU tersebut juga melarang pengecualian pensiun bagi seorang karyawan karena bekerja pada usia lanjut, asal saja ia mulai bekerja paling sedikit lima tahun sebelum mencapai usia pensiun yang normal. 2. Kontribusi tahunan minimum minimum dari majikan pada umumnya harus mencakup biaya normal untuk tahun bersangkutan ditambah dengan amortisasi dari kevvajiban terhadap masa dinas awal pada masa lampau, kewajiban yang timbul karena perubahan dan a pensiun, dan laba atau rugi yang dialami. Amortisasi harus dikalkulasi-kan berdasarkan pembayaran yang merata. 3. Dalam hal aktiva dari dana pensiun dihentikari atau tidak tidak mencu-kupi untuk membayar tunjangan yang ditanggung, maka Perusahaan Penjamin Tunjangan Pensiun (Pension Benefit Guaranty Corporation — PBGC) akan menjamin tunjangan dari peraturan pensiun yang dihcntikan sampai jumlah tertentu, untuk setiap peserta atau ahli warisnya. Untuk membiayai program pertanggungan ini. 4. PBGC memungut iuran premi dari semua dana pensiun yang dicakupnya. 5. Uraian mengenai dana pensiun dan informasi keuangan tahunan, aktuaris, dan lain-lain harus disediakan bagi setiap peserta/anggota dan ahli warisnya, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Keuangan, serta bagi PBGC. 6. Penjaminan Hak (Vesting). Setiap peserta dana pensiun dijamin untuk menerima tunjangan di masa mendatang melalui suatu program pensiun bila hak untuk tunjangan tersebut terjamin. jaminan hak berarti bahwa tunjangan itu tidak akan hilang, bahkan bila pekerjanya berhenti atau perusahaan menghentikan kegiatan usahanya. Karyawan yang diminta berhenti tetap akan berhak pada saat mencapai usia pensiun untuk menerima tunjangan yang disertai dengan hak yang terjamin. Undang-undang tersebut di atas menetapkan standar minimum
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
untuk penjaminan hak pensiun, yang harus dipatuhi oleh setiap dana pensiun yang tercakup oleh standar partisipasi. 7. Pendanaan (Funding). Undang-undang tersebut juga menetapkan standar minimum sehubungan dengan penyediaan dana bagi rencana tunjangan tertentu. Standar ini berperan dalam menetapkan batas waktu untuk mengumpulkan aktiva yang mencukupi untuk membayar tunjangan pensiun kepada para peserta. Lazimnya, majikan harus membayar iuran untuk biaya normal program pensiun untuk tahun bersangkutan ditambah penyediaan dana yang merata, termasuk bunga, untuk masa dinas yang lampau serta beberapa biaya lainnya. UU tersebut tidak mengizinkan penggunaan metode pembayaran langsung pada saat pensiun "pay-as-you-go" di mana majikan membayarkan pensiun periodik secara langsung kepada karyawan yang telah pensiun. 8. Nilai Sekarang. Sekarang. Dasar untuk semua metode penyediaan dana adalah konsep nilai sekarang (present value, PV), yang ada kalanya disebut juga nilai tunai atau nilai kapitalisasi. Prinsip nilai sekarang tersebut memperkenankan dinyatakannya nilai pada waktu tertentu sebagai nilai ekuivalen pada waktu yang lain di masa mendatang dalam kondisi tertentu. Prinsip ini khususnya berfaedah dalam menyelenggarakan transaksi keuangan yang melibatkan suatu urutan waktu (time series) seperti kontribusi periodik dan anuitas pensiun. Cara ini memungkinkan penjabaran seluruh urutan transaksi keuangan selama suatu periode tertentu untuk dinyatakan sebagai nilai tunggal pada titik waktu manapun. Peranan Aktuaris. Semua perhitungan yang berkaitan dengan biaya dana pensiun, kontribusi, dan uang tunjangan dibuat oleh seorang aktuaris, yaitu seorang ahli urusan pensiun, asuransi jiwa, dan segala hal berkenaan dengan masa hidup seseorang. Seorang aktuaris menggunakan teknik-teknik matematika, statistik, keuangan, dan teknik lain untuk menghitung biaya atau tunjangan, untuk menyeimbangkan biaya dengan uang tunjangan, dan untuk mengevaluasi .serta memproyeksikan pengalaman aktuarial dalam program pensiun tertentu. Keanggotaan dalam American Academy of Actuaries, atau salah satu organisasi ahli aktuaris yang disahkan, merupakan petunjuk bahwa orang tersebut merupakan anggota profesi aktuaris. Masalah Administratif. UU Pembaharuan Pensiun AS tahun 1974 mengadakan perubahan besar-besaran dalam struktur dan administrasi dari semua jenis program jaminan karyawan yang berlaku. Di samping itu, UU tersebut menetapkan segala macam persyaratan yang serba rumit dalam permasalahan itu, seperti pengungkapan, pelaporan, investasi, dan asuransi. Misalnya, seorang majikan harus rnelapor kepada empat instansi pernerintah, yaitu Depar-temen Ketenagakerjaan, PBGC (Perusahaan Penjamin Tunjangan Pensiun), Dinas Perpajakan, dan Mcntcri Tenaga Keria. Suatu laporan penjelasan ringkas juga harus dibuat dan dikirimkan kepada setiap peserta dan ahii waris. Standar Biaya Pensiun CASB Pada tahun 1975, CASB (Cost Accounting Standards Board — Dewan Perumus Norma Akuntansi Biaya) menerbitkan Standar No. 412, "Standar Akuntansi Biaya untuk Penyusunan dan Pengukuran Biaya Pensiun", yang menetapkan beraneka unsur biaya pensiun, dasar pengukuran biaya tersebut, dan kriteria untuk membebankan biaya pensiun ke periode akuntansi biaya. Standar ini harus digunakan dalam akuntansi untuk kontrak-kontrak pemerintah, yang termasuk dalam ketentuan CASB itu. Standar ini selaras dengan persyaratan dan ketentuan UU Pembaharuan Pensiun tahun 1974, walaupun ada beberapa ketentuan dalam standar tersebut lebih ketat daripada UU Pembaharuan Pensiun. Lebih jauh lagi, standar CASB, kendati tetap berupaya untuk berada dalam batasan-batasan prinsip akuntansi yang diterima umum (generally accepted accounting principles — GAAP},
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
namun secara rinci beberapa ciri khas dari GAAP tersebut dipandang kurang tepat untuk rujuan perhitungan biaya kontrak-kontrak pemerintah. Dalam tahun 1977, CAS No. 413, "Penyesuaian dan Alokasi Biaya Pensiun", menyatakan bahwa keun-tungan dan kerugian aktuarial harus diperhitungkan dan memberikan kriteria untuk membebankan biaya pensiun ke periode dan segmen akuntansi tertentu, demikian pula untuk menilai aktiva dana pensiun. PERUNDANGAN LAIN (DI AMERIKA SERIKAT) YANG MEMPENGARUHI BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PEKERJA Prosedur kalkulasi biaya pekeria dan penyelenggaraan pencatatan administrasi upah masih sederhana sebelum dikeluarkannya Undang-undang jaminan sosial yang pertama. Undang-undang tersebut mewajibkan banyak majikan untuk mengadakan atau mengubah rancangan prosedur administrasi upahnya agar dapat lebih akurat dalam menghitung berbagai potongan upah. Kemudian, perundangan negara bagian dan federal lainnya memberlakukan persyaratan tambahan yang mempengaruhi akuntansi untuk upah dan gaji. Misalnya, Federal Insurance Contribution Act (UU Sumbangan Asuransi Federal), peraturan pajak pengangguran negara bagian dan federal, peraturan kompensasi untuk pekerja, dan peraturan pajak penghasilan federal, negara bagian, dan kota mengharuskan berbagai laporan periodik.7 Akibat banyaknya formulir dan peraturan, diperlukan pegawai yang kompeten di departemen pembayaran upah suatu perusahaan. UU Sumbangan Asuransi Federal (Federal Insurance Contributions Act, FICA) Undang-undang mi diberlakukan dan dilaksanakan sepenuhnya olch pemerintah federal AS. UU mi, yang diundangkan pertama kaii dalam bulan Agustus 1935 dan mulai berlaku awaJ Januari 1936, menetapkan bahwa maji-kan dalam perusahaan-perusahaan yang diatur oleh UU ini harus memotong 1% dari upah yang dibayar kepada seu'ap pegawai sampai batas maksimum pendapatan $3.000 setiap tahun, artinya batas maksimum pajak FICA adalah $30. Majikan diharuskan untuk membayar kontnbusi dalam jumlah yang sama. Yang tidak termasuk dalam undangundang tahun 1935 ini adalah para pekerja domestik dan pertanian; federal, negara bagian, dan karyawan kotapraja; karyawan organisasi nirlaba; dan banyak lainnya, termasuk bekerja sendiri. UU FICA itu telah mengalami perubahan beruiang kaii sejak tahun 1935, dan setiap amandemen cenderung memperbesar golongan karyawan yang tercakup dan meningkatkan tunjangan sosial, tarif pajaknya, serta upah pokok yang dikenakan pungutan tersebut.*5 Kemudian dengan amandemen UU FICA tahun 1965 telah diundangkan Program Asuransi Rumah sakit (Medicare)." Setiap majikan, kecuali yang termasuk golongan pekerja yang dibebas-kan, diwajibkan membayar pajak atas upah yang dibayar dalam jumlah yang sama besamya dengan jumlah yang dibayar oleh para pekerja. Selanjutnya, pihak majikan diminta untuk memungut pajak FICA dari para pekerja, dengan memotong persentase yang berlaku dari upah yang dibayarkan pada setiap hari pembayaran upah sampai pada batas tahunan atau dasar vang berlaku dalam pengenaan pajak tersebut. Pajak penghasilan federal vang dipotong dari upah karyawan, dan pajak FICA dari karyawan dan majLkan, harus disetor pada suatu bank komersial yang berwenang atau kepada Federal Reserve Bank secara periodik, dan laporan triwulan harus diisi. UU Pajak Pengangguran Federal (Federal Unemployment Tax Act, FUTA) Asuransi tunjangan pengangguran merupakan fase yang lain dari perundangan jaminan sosial yang mempengaruhi biaya pekerja dan catatan upah. Tidak seperti PICA, yang semata-mata merupakan program pemerintah federal, FUTA menyediakan kerjasama antara pemerintah negara bagian dengan federal dalam penetapan dan pengelolaan asuransi pengangguran. Ketika UU ini mulai diundangkan pemerintah federal dalam bulan Agustus 1935, ketentuan-ketentuan
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
dalam FUTA memaksa berbagai negara bagian untuk memberlakukan UU pengangguran yang memadai. Menurut ketentuan FUTA, seorang majikan dalam bidang usaha yang diatur oleh UU tersebut diwajibkan membayar pajak asuransi pengangguran sebesar 6,2%. Dasar penghasilan tahunan adalah $7.000 dari setiap upah karyawan yang dibayar dengan 0,8% terhutang kepada pemerintah federal, dan 5,4% kepada pemerintah negara bagian. Lazimnya negara bagian menyediakan suatu peringkat pengalaman (experience rating) di mana seorang majikan yang angkatan kerjanya mantap bisa membayar hutang dari 5,4% pada instansi pemerintah negara bagian dengan kemungkinan pembayaran sampai 0%. Peraturan negara bagian memberikan tarif yang tinggi atau dasar penghasilan tahunan yang lebih besar dalam menghitung porsi negara bagian atas pajak. Kendati UU federal tidak mengharuskan iuran dari karyawan, namun beberapa negara bagian juga mengenakan pajak asuransi pengangguran kepada karyawan.10 Departemen personalia dan pembayaran upah bekerja secara bersama-sama untuk menghasilkan peringkat pengalaman yang akan meminimumkan pajak pengangguran negara bagian. Kesadaran akan pengaruh klaim atas tarif dapat memberikan insentif yang lebih kuat unruk lebih menstabilkan angkatan kerja, kondisi yang diinginkan para karyawan. Pembayaran Pajak FUTA. Pajak pengangguran yang merupakan bagian pemerintah federal dibayar setiap tiga bulan. Akan tetapi, jika hutang pajak majikan (ditambah hutang pajak untuk triwulan-triwulan sebelumnya) ber-jumlah $100 atau kurang unruk tahun fiskal bersangkutan, maka hanya diwajibkan melakukan pembayaran sekali saja, yaitu pada tanggal 31 Januari tahun berikutnya. Surat pemberitahuan pajak yang berkaitan dengan hal iru harus diserahkan setiap tahun pada tanggal 31 Januari. Laporan dan Pembayaran Pajak Pengangguran Negara Bagian. Berbagai un-dangundang mengenai kompensasi pengangguran negara bagian mewajib-kan majikan menyampaikan laporan untuk menentukan kewajibannya masing-masing guna membayar kontribusi, jumlah pajak yang harus dibayar, dan jumlah tunjangan yang menjadi hak karyawan bila menjadi penganggur. Meskipun judul dan benruk laporanlaporan itu bervariasi pada berbagai negara bagian, namun persyaratan yang lebih penting adaJah: 1. Laporan Status (Status Report). Laporan status ini akan menentukan apakah seorang majikan diwajibkan membayar kontribusi kepada dana asuransi pengangguran negara bagian bersangkutan. 2. Laporan luran dan Upah (Contribution and Wage Report). Semua majikan yang diatur oleh undang-undang jaminan pengangguran negara bagian diwajibkan menyampaikan laporan iuran dan upah setiap triwulan. Laporan ini memuat ikhtisar upah yang dibayar selama triwulan yang bersangkutan, perhitungan pajak, nama setiap karyawan, dan upah yang dibayar kepada setiap karyawan selama triwulan itu. 3. Laporan Pemutusan Hubungan Kerja (Separation Report). Jika keada-an memaksa dilakukannya pemutusan hubungan kerja, disediakan berbagai formulir oleh komisi ketenagakerjaan negara bagian, yang memuat keterangan untuk karyawan mengenai cara memperoleh lapangan kerja baru, dan cara mengajukan permohonan untuk mene-rima tunjangan pengangguran. Seorang karyawan yang berhenti bekerja tanpa alasan wajar, atau belum bekerja dalam beberapa minggu tertentu, atau yang diberhentikan karena alasan yang sah, atau hanya menganggur dalam waktu singkat, barangkali tidak berhak menerima tunjangan pengangguran. Dalam hal demikian, majikan dapat menyampaikan surat pemberitahuan pemutusan hubungan kerja kepada komisi ketenagakerjaan negara bagian. Lantaran setiap pembayaran tunjangan pengangguran kepada seorang bekas pega-wainya dapat memngkatkan tarif iuran negara bagian bagi majikan bersangkutan, maka perlu
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
diajukan surat pemberitahuan tersebut, untuk mencegah pembebanan balik yang dilakukan oleh komisi ketenagakerjaan negara bagian tersebut. Laporan yang dikirimkan ke negara bagian itu harus diperiksa oleh majikan untuk mengecek ketepatannya.
Asuransi Balas Jasa Pekerja Undang-undang asuransi balas jasa pekerja menyediakan tunjangan asuransi bagi pekerja atau bagi ahli warisnya atas kerugian yang diderita sebagai akibat kecelakaan atau penyakit yang dialami karyawan dalam melaksanakan rugas. Di kebanyakan negara bagian, undang-undang ini telah lama ber-laku. Kendati tunjangan, biaya premi, dan rincian lainnya berbeda pada berbagai negara bagian, namun total biaya asuransinya menjadi tanggungan pihak majikan. Majikan bebas memilih untuk menjamin dengan sebuah peru-sahaan asuransi yang disahkan atau melalui dana asuransi negara bagian. Dalam beberapa hal, jika perusahaannya cukup besar dan mempunyai sumber keuangan yang memadai, perusahaan tersebut boleh menanggung risikonya sendiri. Pemotongan Pajak Penghasilan Federal, Negara Bagian, dan Kotapraja. Majikan diwajibkan memotong pajak penghasilan federal dan pajak penghasilan negara bagian serta kotapraja jika berlaku dari upah dan gaji yang cUbayarkan kepada pegawainya, dan untuk melengkapi informasi yang disampaikan kepada Dinas Perpajakan serta kepada instansi pajak negara bagian dan kotapraja, yang menunjukkan jumlah balas jasa yang dibayarkan pada setiap karyawan, serta jumlah potongan pajak penghasilan.11 pe-mungutan pajak penghasilan karyawan dan penyetoran uang pajak itu akan mempengaruhi akuntansi pembayaran upah. Sebelum pekerja baru mulai bekerja, pekerja tersebut diharuskan mengisi sertifikat keringanan pajak penghasilan (formulir W-4). Pajak penghasilan itu dipotong dari setiap pembayaran upah sesuai dengan jumlah penghasilan masing-masing karyawan, dan da n keringanan pajak yang ditentukan pada formulir W-4. Pihak majikan diwajibkan untuk meleng-kapi suatu pernyataan tertulis atau tanda terima yang dikenakan potongan pajak, yang menunjukkan jumlah upah yang menjadi hak pekerja dan jumlah pajak yang dipotong (pajak penghasilan dan iuran PICA) selama suatu tahun kalender. Pernyataan pemotongan pajak itu (formulir W-2) harus disampaikan kepada karyawan bersangkutan paling lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya. Seandainya hubungan kerja telah diputuskan sebelum tanggal 31 December, maka formulir VV-2, bila diminta oleh karyawan bersangkutan, harus diserahkan kepadanya paling iambat 30 hari dari (1) tanggal permin-taan formulir tersebut, (2) tanggal pembayaran upah terakhir, mana yang terkemudian. Jika tidak diminta oleh karyawan bersangkutan, biasanya diterapkan tanggal jatuh tempo, yaitu 31 Januari. Seperti disinggung di atas, setiap majikan harus menyetor pajak penghasilan federal yang dipotong dan pajak PICA secara periodik. Penyesuaian surat pemberitahuan pajak terhadap salinan formulir W-2 yang telah disampaikan kepada karyawan juga harus diserahkan setiap tahun. Oleh karena itu, catatan adminisrrasi upah harus memperhitungkan nama-nama karyawan yang telah dipekerjakan selama setahun, masa kerjanya masing-masing, jumlah dan tanggal pembayaran upahnya, dan jumlah potongan pajak pada setiap hari pembayaran upah. Negara bagian juga dapat memungut pajak penghasilan yang harus dipotong dari upah karyawan. Jumlah pajak yang dipotong itu harus diserahkan pada instansi pajak negara bagian bersangkutan, dengan disertai laporan yang diwajibkan. Kepada karyawan juga harus diberikan informasi tersebut. Pemerintah kotapraja atau kotamadya juga dapat memungut pajak penghasilan dari seorang karyawan yang bekerja dalam kawasannya, walaupun
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
karyawan tersebut bukan penduduk kawasan itu. Dalam hal ini, majikan tidak hanya harus memberi laporan dan melakukan pembayaran pajak kepada instansi perpajakan lokal, tetapi juga harus memberi informasi kepada pekerja yang bersangkutan.
Penyimpanan Catatan Instansi perpajakan federal, negara bagian, dan kotapraja mensyaratkan majikan untuk menyimpan catatan pajak upah, atas pekerjanya, yang berisi: 1. Nama, alamat, alamat, nomor jaminan sosial, dan kedudukan. 2. Jumlah dan tanggal pembayaran upah serta periode jasa yang diper-oleh dari setiap pembayaran. 3. Jumlah dan tanggal pembayaran pembayaran anuitas dan pensiun. 4. Jumlah pembayaran yang yang menunjukkan upah kena pajak. 5. Jumlah dan tanggal pemotongan pajak. 6. Jumlah pembayaran dan tanggal yang yang menerangkan tidak masuk kerja (absen) karena sakit atau kecelakaan. 7. Salinan sertifikat tunjangan yang dipotong. 8. Catatan tunjangan yang diberikan 9. Jumlah dan tanggal penyetoran pajak yang yang dilakukan oleh majikan. majikan. 10. Jumlah kontribusi yang dibayarkan ke dalam dana tunjangan t unjangan pe-ngangguran pe -ngangguran setiap negara bagian, yang menunjukkan secara terpisah (a) pembayaran yang dilakukan dan tidak dikurangkan dari pembayaran upah pekerja dan (b) pembayaran yang dilakukan dan dikurangkan dari pembayaran upah pekerja. 11. Salinan berkas surat pemberitahuan pajak majikan, juga catatan mengenai semua informasi yang diperlukan untuk dilampirkan pada surat pemberitahuan pajak yang dimaksud. Meskipun instansi perpajakan itu tidak memerintahkan, menyarankan, atau memberitahukan formulir atau rincian-rincian untuk pengamanan informasi yang diperlukan, majikan harus menyimpan catatan yang memungkin-kan badan pemerintah yakin bahwa pajak-pajak yang menjadi kewajiban majikan telah dihitung dan dibayarkan dengan benar. Catatan ini harus disimpan paling tidak selama empat tahun setelah pajak menjadi kadaluarsa atau sejak tanggal pajak yang terakhir dibayarkan. Para pekerja tidak perlu menyimpan catatan-catatan, tetapi setiap pekerja harus menyimpan catatan-Critatan yang benar dan permanen yang menunjukkan nama dan alamat setiap majikan, tanggal permulaan dan pemberhentian kerja, gaji yang diterima, dan pajak yang ditanggung selama bekerja. POTONGAN UPAH YANG BERKAITAN DENGAN PEKERJA Di samping potongan upah yang wajib, berbagai macam potongan lain dapat dipotong dari upah bersih yang diterima pekerja (take-home pay) dengan izin pekerja bersangkutan. Asuransi Banyak perusahaan menyediakan berbagai tunjangan bagi karyawannya, seperti asuransi kesehatan, kecelakaan, rumah sakit, dan asuransi jiwa. Lazim-nya, biayanya dipikul bersama oleh majikan dan karyawan, dengan iuran pihak karyawan dipotong dari upah pada setiap periode pembayaran upah, atau pada selang waktu tertentu. Jika perusahaan mendahulukan pembayaran premi asuransi, termasuk bagian dari karyawan, maka suatu perkiraan aktiva, seperti Asuransi Kesehatan dan Kecelakaan yang Dibayar di Muka, akan didebet pada saat dilakukan pembayaran. Bagian pihak majikan kemudian akan dikredit ke perkiraan aktiva tersebut, dan didebet ke perkiraan biaya, lalu perkiraan aktiva akan dikredit dengan bagian
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
karyawan untuk pembayaran premi ketika dilakukan pemotongan upah bersangkutan. Dalam hal pemotongan upah ini, seperti dalam semua kasus lainnya yang serupa, diperlukan buku besar tambahan yang menunjukkan kontribusi yang dibayar oleh masing-masing karyawan, dan dibuka satu atau beberapa perkiraan buku besar umum. Kelompok biaya premi asuransi jiwa perusahaan yang merupakan bagian tanggungan pekerja melebihi $50.000 hams dimasukkan sebagai bagian dari pendapatan kotor untuk tujuan pajak penghasilan; meskipun demikian, tidak termasuk dalam pajak penghasilan yang dibayarkan oleh majikan.12 Biaya ini juga dianggap sebagai upah untuk tujuan pajak PICA, bukan untuk pajak pengangguran. Selain itu, Peraturan Perpajakan mengharuskan majikan untuk menunjukkan bahwa tunjangan kepada para pekerja yang sangat terkompen-sasi tidak dikecualikan dari para pekerja lainnya. Peraturan tanpa pengecua-lian ini haruslah dipenuhi. Persyaratan ini berlaku tidak hanya untuk perenca-naan asuransi tetapi juga untuk tunjangan-tunjangan lain yang diberikan oleh majikan. Perusahaan yang tidak memenuhi peraturan ini harus melapor-kan tunjangan tambahan yang dibayarkan sebagai pendapatan kena pajak dari para pekerjanya, dan para pekerja ini harus membayar pajak tersebut.13 luran Serikat Pekerja Banyak perusahaan yang mempekerjakan anggota serikat pekerja sepakat dengan organisasi tersebut untuk memotong uang pangkal dan uang iuran tetap anggota dari upah karyawan. Untuk memperhitungkan potongan upah ini, diadakan lajur khusus pada jumal pembayaran upah, dan dibuka sebuah perkiraan buku besar umum yang berjudul Hutang Iuran Serikat Pekerja, yang menunjukkan hutang iuran yang dipotong dari upah/gaji karyawan. Pada selang waktu tertentu, perusahaan menyusun laporan dan menyerahkan uang iuran yang telah dipotong kepada bendahara serikat pekerja. Obligasi Tabungan Pemerintah Amerika Serikat Dalam rangka kerja sama dengan pemerintah federal, majikan dan karyawan kerap kali setuju mengadakan rencana sistematik unruk memotong se-jumlah tetap dari upah karyawan dengan maksud membeli Obligasi Tabungan AS (U.S. Savings Bonds). Pada buku harian atau buku jumal upah disediakan lajur khusus, dan dalam buku besar umum dibuka perkiraan khusus dengan judul "Hutang Obligasi Tabungan AS" unruk menunjukkan adanya kewajiban berkenaan dengan pemotongan gaji untuk tujuan tersebut. Sekiranya jumlah uang yang dipotong dari upah itu sudah memadai untuk membeli Obligasi Tabungan, maka dibuat ayat jumal dengan mendebet "Hutang Obligasi Tabungan AS" dan mengkredit perkiraan Kas. Prosedur serupa bisa digunakan untuk rencana tabungan dan investasi lainnya bagi karyawan. Pembayaran di Muka untuk Gaji atau Upah Karena berbagai alasan, dapat dilakukan pembayaran di muka untuk gaji kepada karyawan. Bayaran itu dapat berupa uang tunai, bahan baku, atau barang jadi. Untuk keperluan pengendalian, diperlukan suaru formulir pengesahan bayaran di muka yang ditandatangani oleh seorang pejabat yang berwewenang, dan harus dikirimkan kepada departemen pembayaran upah. Perkiraan aktiva akan didebet untuk semua pembayaran di muka yang merupakan piutang bagi perusahaan dan bisa diberi judul "Pembayaran di Muka untuk Gaji dan Upah". Apabila pembayaran di muka tersebut dapat diberi dalam bentuk barang, maka akan dikredit Perkiraan Bahan atau Barang Jadi. Jika barang itu dibeban-kan kepada karyawan dengan harga di atas harga pokok, maka dapat dikredit ke perkiraan Penjualan. Sekiranya harganya di atas harga pokok, namun jauh di bawah harga penjualan biasa, dapat dibuka perkiraan khusus berjudul "Penjualan kepada Karyawan". Pada hari pembayaran upah, jumlah peng-hasilan karyawan dimasukkan dalam jurnal pembayaran upah seperti biasa, dan pembayaran di muka dipotong dari jumlah upah
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
yang harus dibayar. Jumlah pembayaran di muka yang dipotong itu dikredit ke perkiraan "Pembayaran di Muka untuk Gaji dan Upah". PENCATATAN BIAYA PEKERJA Prinsip dasar dari kalkulasi biaya pekerja sebenarnya sederhana dan bersifat langsung. Catatan mengenai jam kerja yang "dibeli" dibuat dengan menggunakan kartu hadir; catatan mengenai prestasi kerja yang diterima dibuat dengan menggunakan tiket jam kerja atau laporan jam kerja harian. Dokumen-dokumen ini dapat berbentuk elektronik maupun salinan asU. Ayat jurnal akuntansi yang diperlukan adalah: 1. Mencatat pembayaran upah yang terhutang (akrual) kepada para pekerja serta kewajiban untuk semua jumlah yang dipotong dari upah iru. 2. Membebankan total biaya biaya pekerja ke pekerjaan, proses, dan departemen yang tepat. Setiap minggu, dua kali atau sekali sebulan, atau setiap kali dilakukan pembayaran upah, maka jumlah upah yang menjadi hak pekerja didebet ke perkiraan Upah, dan dikredit ke Upah Akrual dan ke perkiraan pemotongan upah. Biaya pekerja yang "dibeli" diikhtisarkan dan dicatat sebagai debet ke Barang dalam Proses, Pengendali Overhead Pabrik, Pengendali Beban Pemasaran, dan ke Pengendali Beban Administrasi, dan sebagai kredit ke perkiraan Upah. Pajak Upah yang ditanggung majikan dan biaya upah pekerja lainnya dicatat pula, dan pada saat yang tepat dilakukan pembayaran untuk melunasi berbagai kewajiban berkenaan dengan upah. Akuntansi untuk biaya pekerja dan kewajiban upah diilustrasikan dalam bentuk jumal umum pada halaman 340-342, yang didasarkan pada asumsiasumsi berikut: 1. Periode pembayaran upah adalah untuk bulan Januari 19B. 2. Upah dibayar berturut-turut pada tanggal 9 Januari, dan 23 Januari 19B, masingmasing mencakup upah yang berhak diterima sampai pada hari Sabru sebelumnya. Perhatikan bahwa upah untuk minggu terakhir bulan Desember 19A dibayar pada tanggal 9 Januari, dan bahwa pembayaran upah pada tanggal 23 Januari mencakup pekerjaan yang dilakukan sampai dengan tanggal 19 Januari. Lihat kalender berikut ini: JANUARI 19B Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Sab tu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 3. Jumlah upah yang berhak diperoleh selama bulan Januari 19B adalah: Pekerja pabrik langsung.................................... $38.500 Pekerja pabrik tidak langsung .......................... 18.000 Gaji bagian penjualan ...................................... 20.000 Gaji bagian kantor dan administrasi................. 12.000 Total upah $88.500 4. Upah yang dibayar selama bulan Januari 19B adalah: $50.000 pada tanggal 9 Januari, dan $40.000 pada tanggal 23 Januari. Potongan pajak penghasilan federal berjumlah $6.000 untuk pembayaran upah tanggal 9 Januari dan $5.500 untuk pembayaran tanggal 23 Januari. 5. Jumlah upah yang berhak diterima dan belum dibayar pada tanggal 31 Desember 19A berjumlah $26.000. Sedangkan yang berhak diterima dan belum dibayar pada tanggal 31 Januari berjumlah $24.500.
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
6. Biaya pajak upah yang yang ditanggung majikan dicatat pada waktu dibuat ayat ayat jurnal pembebanan biaya upah pada akhir bulan, dengan perkiraan kewajiban terpisah untuk instansi federal dan instansi negara bagian. Sesuai dengan peraturan, pajak PICA karyawan dicatat pada saat dipotong pada tanggal pembayaran total pajak PICA (bagian majikan dan karyawan) didasarkan pada tanggal pembayaran upah. 7. Pajak penghasilan karyawan, pajak PICA karyawan, karyawan, pembayaran penyesuaian pajak PICA oleh majikan, iuran serikat pekerja, dan pembayaran Tabungan Obligasi AS dibayarkan pada tanggal yang sama dengan pembayaran upah karyawan. Tidak ada kewajiban yang berkaitan dengan upah untuk bulan Januari yang dibayarkan pada bulan tersebut. Asumsi-asumsi tambahan: Pajak PICA: 7,5% Kompensasi pekerja, 1% dari seluruh jumlah upah. Asuransi pengangguran: federal 0,8%, negara bagian 5,4%. Estimasi biaya pensiun: S4.000 per bulan, (dengan rincian sebagai berikut: pekerja langsung $1.540; pekerja tidak langsung $900; gaji bagian penjualan $1.000; gaji bagian kantor dan administrasi $560). Pembayaran upah di muka, dipotong sebanyak $2.200 pada tanggal 9 Januari dari jumlah upah. Iuran serikat pekerja ditagih sejumlah $1.000 pada setiap tanggal pembayaran upah. Potongan untuk Obligasi Tabungan Pemerintah AS: $1.200 pada tanggal 9 Januari; dan $900 pada tanggal 23 Januari. Asuransi kesehatan dan kecelakaan: 2% dari jumlah upah, ditanggung sama rata antara pekerja-majikan (tanggungan pekerja dipotong pada saat pembayaran upah, tanggungan majikan pada saat upah menjadi hak). Biaya untuk tunjangan pengangguran tambahan berjumlah 2% dan upah yang menjadi hak pekerja pabrik. Catatan Tambahan Gaji/Upah Akrual Gaji/Upah Ayat Jurnal Pembalik Hautang Gaji Gaji/Upah Akrual Gaji/Upah Hutang Pajak Pengahasilan Kary. Hutang Pajak FICA Pembayaran di Muka untuk Upah dan Gaji Hutang luran Serikat Pekerja .............. Hutang Obligasi Tabungan Pemerintah AS Asuransi Kesehatan dan Kecelakaan Dibayar di Muka............................... Gaji/Upah Akrual...................................... Hutang Pajak Penghasilan Karyawan..... Hutang Pajak FICA.................................. Hutang luran Serikat Pekerja.................. Hutang Obligasi Tabungan Pemerintah AS Kas ...................................................... Gaji/Upah Gaji/Upah Akrual.................................... Akrual...................................... .. Hutang Pajak Penghasilan Karyawan..... Hutang Pajak FICA.................................. Hutang luran Serikat Pekerja.................. Hutang Obligasi Tabungan Pemerintah AS
Supported by Nugraha Corporation
Dr.
Kr.
26.000 26.000
50.000 35.350 6.000 3.750 2.200 1.000 1.200 500 35.350 6.000 7.500 1.000 1.200 51.050 40.000 29.200 5.500 3.000 1.000 900
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
Asuransi Kesehatan dan Kecelakaan Dibayar di Muka...............................
400
SOAL-SOAL P11-1 Evaluasi Rencana Upah Insentif. Pekerja dibagian perkaitan dari Bell Instrument co. dibayar $10 per jam untuk 8 jam kerja shift. Untuk beberapa minggu, produksi ratarata 5 uit per jam per pekerja. Biaya FOH departemen ini $12 per jam kerja kerja langsung. Pekerja dan manajemen mempertimbangkan proposal ini :
Unit yang dirakit per 8 jam/ hari Sampai dengan 44 45-49 50-54 55-59 60 keatas
Tarif per bagian kerja seluruh unit produksi / hari $ 2.00 2.12 2.20 2.30 2.40
Diminta : 1. Siapkan analisis jadwal untuk proposal, proposal, asumsikan level setiap produksi :40,45,50, dan 60 unit per 8 jam sehari. Hitung biaya per unit pada sen terdekat. 2. Apakah proposal itu menguntungkan pekerja atau manajemen manajemen ? P11-2 Evaluasi Rencana Upah Insentif. Hughes Company, sebuah perusahaan supplier suku cadang komputer sedang memproduksi sebuah komponen sensor komputer baru. Perusahaan sudah memproduksi 150 unit per minggu. Dan biaya FOH diperkirakan $ 1.200 per minggu. Berikut adalah jadwal tarif upah atas tiga pekerja yang ditugaskan untuk membuat komponen baru : Pekerja Clancy, D Luken, T Schott
Tarif/jam $ 6.00 8.00 7.00
Pelanggan telah memesan produk tambahan, tetapi manajemen tidak ingin menambah 40 jam kerja baru. Untuk memotivasi pekerjanya agar memproduksi lebih banyak, perusahaan memutuskan untuk memberikan insentif upah. Dalam rencana tiap pekerja akan dibyar berdasarkan tarif per jam, seperti diatas dan ditambah $ 1 setiap melebihi jumlah pruduksi 150 unit. Pekerja Tarif Clancy, D $ 3.50 Luken, T 5.50 Schott 4.50 Minggu pertama pelaksanaan renacana baru, produksi meningkat menjadi 165 unit. Pengawas toko mempelajari mempelajari dan mempertimbangkan mempertimbangkan bahwa rencana itu itu terlalu
Supported by Nugraha Corporation
Carter-Usry: Cost Accounting 13th ed. Ch 11 Pekerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Pekerja
memakan biaya. Produkasi meningkat 10 % tetapi biaya pekerja meningkat 23,2 %. Pengawas meminta merancang kembali rencana agar kenaikan biaya pekerja proporsional dengan kenaikan produksi. Diminta : 1. Hitung jumlah dollar dollar dari kenaikan biaya pekerja sebesar 23,2 %. 2. Berikan opini didukung dengan hasil diatas apakah keputusan pengawas toko benar dalam asumsi terlalu besar biaya pekerja dan diskusikan faktor lain. P 11-6 Rencana Bonus Kelompok. Pekerja Dysson Enterprise bekerja dalam lima grup. Produksi standar satu grup adalah 400 Unit per 40 jam/ minggu. Pekerja dibayar $ 6 per jam smapai produksi 400 unit kemudian $1,2/unit jika lebih. Dengan $ 1 dibagi sama antara 5 pekerja dan sisanya dibayarkan ke pimpinan grup (yang digaji $300/minggu) Biaya FOH adalah $7 /jam kerja langsung termasuk pendapatan pimpinan grup. Catatan produksi satu satu grup sebagai berikut :
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Jam Kerja 40 40 40 40 40
Unit Produksi 72 81 95 102 102
Diminta : 1. Hitung pendapatan tiap minggu / kelompok tidak termasuk pimpinan, biaya pekerja per unit FOH/unit, dan biaya konversi/unit. Berdasarkan data diatas dan rencana bonus, asumsikan bonus dihitung berdasrkan hasil keseluruhan/ minggu. 2. Siapkan jadwal yang menunjukkan pendapatan per hari dari tiap kelompok tidak termasuk pimpinan, biaya pekerja per unit FOH/unit, dan biaya konversi/unit, asumsikan bahwa perusahaan menggunakan rencana bonus kelompok pada hal 269 (engl) dan asumsikan bonus diberikan dihitung (a) per hari (b) per minggu.
Supported by Nugraha Corporation