BAB 11 INTELJENSI MORAL AGENDA MASA DEPAN PEMIMPIN GLOBAL
A. Gary O’Hagen adalah satu contoh contoh dari sekian pemimpin global di dunia dunia yang yang mempunyai intelligence “kecerdasan moral”. Dia melakukan melakukan yang terbaik dan dan berpedoman pada moral. Ketika para pemimpin konsisten bertindak sejajar dengan prinsip dan nilai mereka, maka mereka akan menghasilkan kinerja yang tinggi seperti pada peningkatan profit, refutasi perusahaan, dan kepuasan konsumen. Pemimpin yang berhasil selalu mengabungkan kepandaian dalam berbisnis dengan ketaatan mereka terhadap kode moral. Seperti diketahui bahwa banyak dari kita yang sudah paham dengan jenis dari kecedasan, seperti pada kecerdasan kognitip (intelectual quotient-IQ) dan kecerdasan teknis. Kedua Kedua jenis ini sangat sangat penting bagi keberhasilan keberhasilan seorang pemimpin. Pemimpin perluh memiliki kecerdasan intertektual yang baik dan yang mempunyai pengalaman dalam area bisnis tertentu ( technical quotient- TQ). Kedua jenis kercerdasan ini disebut dengan threshold competencies dan merupakan syarat mutlat jika ingin menduduki jenjang kepemimpinan. Pemimpin masa depan dalam MSDM internasional dalam berkompetensi, harus memperkuat berbagai jenis kecerdasan yang disebut dengan differential compentency. Kecerdasan moral dan kecerdasan emosional merupakan 2 jenis merupakan kecerdasan yang sulit untuk ditiru dapat berkompetisi. Banyak pimpinan perusahaaan multinasional maupun dosmetik yang mengabaikan diffrentiating competencies karena kecerdasan kecerdasan ini merupakan soft skill yang sulit untuk diukur. B. Definisi dan konsep serta pengukuran yang terkait dengan kecerdasan moral .penulis mereview dan menderispikan ulang konswep kecerdasan moral yang di bahas dalam bukau moral intelligence karangan lennick dan kiel (2005). Kecerdasan moral adalah kemampuan menetal untuk menentukan seberapa besar universal prinsip kemenusian harus diterapkan pada nilai pribadi, tujuan dan tindakan . Ada 4 prinsip yang penting bagi kesuksesan pribadi dan organisasi yang dapat terus bertahan yaitu: 1.integritas 2.tanggung jawab 3.rasa iba (compassion) 4.memanfaatkan (forgiveness) C.Definisi awal awal kecerdasan moral adalah “kemempuan untuk memeonitor perasaan kita sendiri atau orang lain, membedekan anatara keduanya, dan mengunakan
informasi sebagai peyunjuk dari pikiran dan tindakan kita”. Dengan demikian komponen dari kecerdasan yang ada dalam diri kita dan orang lain serta menggunakan emosi yang baik. Salovey kemudian mengembangkan mengembangkan ke dalam 5 area, yaitu:
Mengetahui emosi seseorang (self-awareness) Mengatur emosi Memotivsai diri sendiri Mengenali emosi orang lain dan Menangani hubungan.
Pada taun 1997, salovey dan mayer menggolongkan kembali kecerdasan emosi sebagai kemeampuan untuk merasakan, menilai dan mengekspresikan emosi dengan akurat dan sesuai , kemampuan memahami emosi dan pengetahuan emosional, kemampuan mengakses dan menghasilkan perasaan ketika parasaan memudahkan pikiran, pikiran, kemampuan untuk mengatur emosi dengan cara yang dapat membantu pikiran . sehingga komponennya terdiri dari: merasakan dan mengekpresikan perasaan, menggunakan emosi di dalam kegiatan kognitif, memahami emosi dan mengatur emosi. D. kecerdasan moral adalah kemampuan mental untuk menentukan seberapa universal prinsip kemanusiaan harus diterapkan pada nilai pribadi, tujuan dan tindakan. Adapun 4 prinsip yang penting bagi kesuksesan pribadi dan organisasi yang dapat terus bertahan yaitu: 1.integritas merupakan tanda dari orang orang yang mempunyai kecerdasan kecerdasan moral. Jika Jika seseorang bertindak dengan integritas, berarti seseorang menyukaikan perilakunya agar sesuai dengan prinsip kemanusiaan. 2. tanggung jawab merupakan atribut utama lainnya dari orang lain yang mempunyai kecerdasan moral. Hanya orang yang bersedia bertanggung jawab atas tindakan dan konsekuensinya yang mampu memastikan bahwa tindakannya sesuai dengan prinsip kemanusiaan. 3. rasa iba sangat penting,karena peduli terhadap orang lain tidak hanya mengkomunikasikan rasa hormat kita kepada orang lain, tetapi juga menciptakan suasana dimana orang lain akan merasakan iba jika kita sedang membutuhkan bantuan. 4. memanfaatkan juga penting, karena tanpa adanya toleransi akan kesalahan dan pengetahuan akan ketidaksempurnaan seseorang, maka seseorang akan menjadi orang yang kaku,tidak luwes dan tidak mampu terikat dengan orang lain dalam cara yang dapat mengutamakan kebaikan bersama.
rasa iba dan maafkan berjalan dalam 2 tahap: 1.bagaimana seseorang berhubungan dengan dirinya sendiri dan, 2.bagaimana seseorang berhungan dengan orang lain. karena belum ditemukan orang mempunyai kecerdasan moral yang sempurna, maka ketika perilaku sesorang gagal menyesuaikan dengan prinsip kemanusian yang universal maka seseoarang perluh memperlakukan diri denga rasa iba dan memaafkan. Jika seseoran g tidak berani memaafkan diri sendiri, seseorang tidak akan mempunyai energi untuk melangkah membangun kapasitas moral. Sama halnya, untuk menginspirasi orang lain agar meningkatkan kapasitas moral mereka, kita perluh memperlakukan orang lain dengan rasa iba dan m emaafkan. Penelitian mengatakan bahwa kecerdasan emosional menyumbang lebih banyak pada kesuksesan hidup dibandingkan kompetensi intelektual atau tehnical kecerdasan emosi dapat membantu berpilaku dengan kontrol diri yang besar dan pemahaman antar personal. Beberapa kompetensi emesional mempunyai ciri morel tertentu (dari Goleman dalam bukunya “working “ working with emetional Intelligence” Intelligence”), yaitu:
daniel
Mempunyai kecerdasan akan nilai dan tujuan yang menuntun Pandangan yang tidak disenangi dan berbuat sesuatu untuk kebenaran Bertindak secara etika (tidak tercela) Mengakui kesalahan dan menghadapi menghadapi tindakan tindakan orang orang lain yang tidak sesuai sesuai dengan etika Memegang teguh prinsipmeskipun tidak disenangi. Meskipun kecerdasan kecerdasan emosional dan dan kecerdasan kecerdasan moral berperan berperan dalam pengambilan keputusan, tetapi kedua definisi tersebut tidaklah sama. Perbedaan diantaranya adalah: Kecerdasan emosional bebas dari nilai, tetapi kecerdasan moral tidak. Keahlian emosional dapat diterapkan diterapkan untuk kebaikan atau kejelekan. kejelekan. Keahlian moral diarahkan kepada perbuatan baik.
Tetapi,meskipun berbeda, tidak ada satupun pekerjaan yang berhasil tanpa adanya ketergantungan satu sama lain. Tanpa moral,pemimpin dapat menjadi karismatik dan berpengaruh dalam cara yang merugikan, karena pemimpin yang berhasil adalah mereka yang disadari oleh nilai-nilai yang konstruktif.tanpa adanya nilai-nilai tersebut (kecerdasan moral), maka keahlian dari kecerdasan emosional menjadi tidak berhasil dalam meningkatkan kinerja. Kecerdasan moral tidak saja penting untuk terciptanya pemimpin pemimpin yang berhasil, tetapi juga merupakan “kecerdasan pusat” bagi semua manusia. Hal ini karena kecerdasan moral mengarahkan bentuk kecerdasan seseorang yang lain untuk melakukan sesuatu yang berharga. Tanpa kecerdasan moral, apa yang dilakukan
seorang atau yang dialami tidak akan mempunyai arti apa-apa dan seseorang tidak mengetahui mengapa dia melakukan apa yang dia lakukan. E. kecerdasan moral sebagai aset perusahaan Karyawan yang memiliki kecerdasan moral dapat dianggap sebagai aset yang sangat berharga buat perusahaan. Semakin karyawan mengenbangkan kecerdasan moral, maka semakin positif perusahaan yang akan terjadi pada pekerjaan dan juga padakesejahteraan pribadi. Dengan berpegang pada pendoman moral, karyawan tidak hanya akan menghilangkan konflik hidup yang tidak dapat dihindari tetapi juga akan memnberikan kepuasan pribadi yang luar biasa dan penghargaan yang profesional. Kecerdasan moral dapt memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki oleh seorang karyawan; kecerdasan emosional, kecerdasan tehnical dan kecerdasan kognitif, untuk mencapai tujuan yang paling penting bagi perusahaan. Kecerdasan moral bukan merupakan modal pilihan. Tapi merupakan modal dasar bagi individu yang ingin mencapai potensi kreatif terbaik serta bagi pimpinan bisnis yang ingin mencapai usaha terbaik dari tenaga kerjanya. Banyak dari pemimpin yang berhasil memiliki moral sebagai bakar sejak lahir tetapi sedikit dari mereka yang cerdas tentang moral. Mereka semua melakukan kesalahan dari waktu ke waktu bahkan pada kariernya, mereka lebih sering membuat kesalahan moral. Tetepi karenaa kecerdasan moral yang tinggi, mereka capat belajar. Mereka bertanggung jawab terhadap terhadap kesalahan atau penyelewengan penyelewengan moral yang terjadi, belajar dari kesalahan tersebut dan berjalan terus. Tidak ada penelitian kuantitatif yang secara khusus mempelajari kecerdasan moral terhadap bisnis. Tetapi terdapat petunjuk obyektif bahwa kecerdasan moral sangat penting untuk kinerja keuangan dari bisnis. Satu ukuran dari npengaruh kecerdasan moral terhadap hasil bisnis datang dari american express financial advisor yang melaksanakan program pelatiahna kecerdasan moral. American express menentukan emotional competency sebagai kemampuan dalam menciptakan keselarasan antara tujaun, tindakan dan niali. Hasil dari penelitian ini menemukan pentingnya kecerdasan moral terhadap kinerja keuangan. Semua orang setuju bahwa orang yang mempunyai bakat merupakan asset perusahaan yang utama apapun bentuk perekonomiannya. Karyawan terbaik dari perusahaan dapat saja keluar dari perusahaan dimana dia bekerja sebagai reaksi terhadap perusahaan jika perusahaan tersebut tidak menjunjung prinsip kemanusiaan yang universal. Pada saat yang lain, karyawan yang berbakat dapat keluar dari pekerjaannya karena supevisor atau pimpinannya kurang mempunyai kecerdasan moral. Tidak hanya karyawan yang telah bekerja lama yang berharap tempat kerja dengan kecerdasan moral, tetapi pekerja yang mencari kerja untuk pertama kali menilai karakter etika dari karyawan sebagai dasar dalam mengambil keputusan dimana mereka ingin bekerja.
Keuntungan bisnis yang yang dapatkan karena kecerdasan kecerdasan moral sulit sulit untuk dihitung, tetapi biaya bisnis yang disebabkan karena pengabaian moral tidak dapat dielakkan. Salah satu contoh dari pengabaian masalah moral adalah skandal enron, dimana CEOnya Ken Lays dituntut atas tuduhan beberapa kejahatan. Disfungsi moral tidak saja mempengaruhi kinerja saham perusahaan tetapi juga pada tingkat penjualan. Karena konsumen cendrerung enggan membeli produk dari perusahaan yang dijalankan tanpa etika. Bukti telah bahwa, kecerdasan moral memaikan peran besar didala keberhasilan perusahaan. Tanpa adanya kecerdasan moral, perusahaan akan mengalami masalah finansial yang sangat besar. Implikasi terhadp efektivitas kepemimpinan adalah jika peduli dengan kecerdasan moral dan mendorong perkembangannya di organisasi perusahaan, maka akan memberikan inspirasi bagi semua orang untuk berusaha dan kinerja akan jauh melebihi pesaing.tentu saja moral bukan satusatunya penentu dari keberlangsungan keberlangsungan kinerja perusahaan. Ada beberapa faktor lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 1.petunjuk moral model